You are on page 1of 5

Nama : Cintiya Ayu Saputri

Kelas : M

NIM : 10201244031

BELAJAR

1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi
individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Belajar menurut :

Santrock dan Yussen (1994) mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif
permanen karena adanya pengalaman.

Reber (1988) mendefinisikan menjadi 2 :

1.Belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan.

2.Belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan
yang diperkuat.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan belajar merupakan suatu proses
memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan
kemampuan bereaksi yang relatif permanen karena adanya interaksi individu dan
lingkungannya.

2. Jenis-jenis belajar :

1. Belajar arti kata-kata

Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai menangkap arti yang terkandung

dalam kata-kata yang digunakan. Pada mulanya suatu kata sudah dikenal, tetapi belum tahu

artinya. Misalnya, pada anak kecil, dia sudah mengetahui kata “kucing” atau “anjing”, tetapi

dia belum mengetahui bendanya, yaitu binatang yang disebutkan dengan kata itu. Namun lam

kelamaan dia mengetahui juga apa arti kata “kucing” atau “anjing”,. Dia sudah tahu bahwa
kedua binatang itu berkaki empat dan dapat berlari. Suatu ketika melihat seekor anjing dan

anak tadi menyebutnya “kucing”. Koreksi dilakukan bahwa itu bukan kucing, tetapi anjing.

Anak itu pun tahu bahwa anjing bertubuh besar dengan telinga yang cukup panjang, dan

kucing itu bertubuh kecil dengan telinga yang kecil dari pada anjing.

2. Belajar Kognitif

Tak dapat disangkal bahwa belajar kognitif bersentuhan dengan masalah mental.

Objek-objek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan, atau

lambang yang merupakan sesuatu bersifat mental. Misalnya, seseorang menceritakan hasil

perjalanannya berupa pengalamannya kepada temuannya. Ketika dia menceritakan

pengalamannya selama dalam perjalanan, dia tidak tidak dapat menghadirrkan objek-objek

yang pernah dilihatnya selama dalam perjalanan itu di hadapan temannya itu, dia hanya dapat

menggambarkan semua objek itu dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Gagasan atau

tanggapan tentang objek-objek yang dilihat itu dituangkan dalam kata-kata atau kalimat yang

disampaikan kepada orang yang mendengarkan ceritanya.

3. Belajar Menghafal

Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal dalam ingatan,

sehingga nantinya dapat diproduksikan {diingat} kembali secara harfiah, sesuai dengan

materi yang asli, dan menyimpan kesan-kesan yang nantinya suatu waktu bila diperlukan

dapat diingat kembali kealam dasar.

Dalam menghafal, ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan, yaitu mengenai

tujuan, pengertian, perhatian, dan ingatan. Efektif tidaknya dalam menghafal dipengaruhi

oleh syarat-syarat tersebut. Menghafal tanpa tujuan menjadi tidak terarah, menghafal tanpa
pengertian menjadi kabur, menghafal tanpa perhatian adalah kacau, dan menghafal tanpa

ingatan adalah sia-sia.

4. Belajar Teoritis

Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta {pengetahuan}

dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat difahami dan digunakan untuk

memecahkan problem, seperti terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah. Maka, diciptakan

konsep-konsef, relasi-relasi di antara konsep-konsep dan struktur-struktur hubungan.

5. Belajar Konsep

Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang

mempunyai ciri-ciri yang sama, orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi

terhadap objek-objek yang dihadapinya, sehingga objek ditempatkan dalam golongan

tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran orang dalam bentuk repressentasi mental

tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam bentuk suatu kata {lambang

bahasa}.

6. Belajar Kaidah

Belajar kaidah {rule} termasuk dari jenis belajar kemahiran intelektual {intellectual

skill}, yang dikemukakan oleh Gagne. Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih

dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang mereprensikan suatu keteraturan.

Orang yang telah mempelajari suatu kaidah, mampu menghubungkan beberapa konsep.

Misalnya, seseorang berkata, “besi dipanaskan memuai”, karena seseorang telah menguasai

konsep dasar mengenai “besi”, “dipanaskan” dan “memuai”, dan dapat menentukan adanya
suatu relasi yang tetap antara ketiga konsep dasar itu {besi, dipanaskan, dan memuai}, maka

dia dengan yakin mengatakan bahwa “besi dipanaskan memuai”.

3. Faktor yang Mempengaruhi Belajar :


1.Faktor Internal

a.Faktor jasmaniah

>faktor kesehatan dan cacat tubuh

b.Faktor psikologis

>intelegensi

>perhatian

>minat

>bakat

>motif

>kematangan

>kelelahan

2.Faktor ekstern

a.Faktor keluarga

 Cara orang tua mendidik


 Relasi antar anggota keluarga
 Suasana rumah
 Keadaan ekonomi keluarga
 Pengertian orang tua
 Latar belakang kebudayaan

b.faktor sekolah

 Metode mengajar
 Kurikulum
 Relasi guru dengan siswa
 Relasi antar siswa
 Disiplin sekolah
 Pelajaran dan waktu sekolah
 Standar pelajaran
 Keadaan gedung
 Metode belajar
 Tugas rumah

c. faktor masyarakat

kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan dalam masyarakat dan
media masa.

Menurut Muhibbinsyah (1997) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjad


tiga macam :
1. Faktor internal, yang meliputi keadaan jasmani dan rokhani siswa
2. Faktor eksternal, yang merupakan kondisi lingkungan di sekitar siswa
3. Faktor pendekatan belajar yang merupakan jenis upaya belajar siswa meliputi strategi
dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi
pelajaran.
Ditinjau dari faktor pendekatan belajar terdapat tiga bentuk dasar pendekatan belajar
siswa menurut hasil penelitian Biggs (1991) yaitu,
a. Pendekatan Surface (permukaan / bersifat lahiriah) yaitu kecenderungan
belajar siswa karen adanya dorongan dari luar (eksterinsik).
b. Pendekatan deep (mendalam) yaitu, kecenderungan belajar siswa karena
adanya dorongan dari dalam (intrinsik)
c. Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi) yaitu, kecenderungan
belajar siswa karena adanya dorongan untuk mrwujudka ego enhancement
yaitu ambisi pribadi dalam meningkatkan prestasi ke akuan dirinya dengan
cara meraih prestasi setinggi-tingginya.

Sumber : Buku Psikologi Pendidikan


http://udhiexz.wordpress.com/2008/08/13/jenis-jenis-belajar/

You might also like