Professional Documents
Culture Documents
PROPOSAL TESIS
DISUSUN OLEH:
DWI ANGGRAENI
NIM. 09370234
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER KEBIJAKAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
2003).
mengenai tujuan, isi, dan bahan juga metode pembelajaran. Kurikulum digunakan
tujuan pendidikan.
Nasional disingkat UN) merupakan salah satu alat evaluasi yang dikeluarkan oleh
No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (pasal 58 ayat 1 dan pasal
59 ayat 1). Dimana dinyatakan bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik
dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil
pendidikan.
berdampak terhadap bergesernya orientasi anak dalam belajar. Tujuan anak didik
belajar tidak lagi dalam bingkai mengasah potensi dan kemampuan, tetapi
sebaliknya belajar untuk tujuan agar lulus dalam UN. Sementara, ditinjau dari
aspek paritas pendidikan, bahwa kondisi mutu sekolah yang sangat beragam,
adalah sangat tidak dimungkinkan dilakukan evaluasi secara seragam dan bahkan
tidak adil jika harus diukur dengan menggunakan ukuran (standar) yang sama.
maka UN juga tidak sejalan dengan salah satu prinsip yang dianut dalam
masing.
Pemerintah Daerah. Hal ini dapat dipahami sebagai berikut: Pertama, kebijakan
Pada saat yang sama juga dikenalkan kebijakan otonomi sekolah melalui
manajemen berbasis sekolah. Evaluasi sudah seharusnya menjadi hak dan
yang diatur dari pusat. Kedua, UN yang juga bagian dari bentuk evaluasi
dilakukan hanya melalui tes akhir pada beberapa mata pelajaran. Hal ini tidak
evaluasi tersebut diberlakukan pada peserta didik yang berada pada Satuan
pada dunia kerja. Karena siswa SMK memang disiapkan untuk menjadi tenaga
kerja yang berkualitas dengan kompetensi yang dimilikinya. Hal tersebut juga
Normatif, adaptif dan Kejuruan, dimana seharusnya materi normatif dan adaptif
memperhatikan keterkaitan antara normatif, adaptif dengan kejuruan. Hal ini yang
juga menyebabkan kompetensi yang dimiliki siswa tidak maksimal dan ketika
harus masuk dunia kerja banyak siswa yang tidak bisa diterima bekerja.
menderita mengajar di SMK. Hal ini terjadi karena ternyata minat-minat siswa
SMK sudah terlanjur di sedot oleh pelajaran keahlian. Ketidaklulusan siswa SMK
banyak terjadi karena terganjal nilai mata pelajaran dasar seperti Bahasa
diharapkan kedepannya ada peninjauan ulang terhadap materi ujian untuk SMK.
Sebaiknya mata pelajaran (BIN, MAT dan BING) dijadikan ujian lokal
dan tidak menjadi materi UN di SMK, sementara untuk UN adalah mata pelajaran
kan sebenarnya mata pelajaran dasar yang tidak relevan diterapkan jika siswa
lagi pada tataran dasar tetapi pelaksaannya pun sudah banyak merugikan
keberadaan dan dedikasi tenaga pendidik, apalah artinya ilmu yang kita peroleh
selama 3 tahun harus kandas pada 3 hari pelaksanaan UN? Akankah siswa SMK
yang tidak lulus kemudian harus menempuh kejar paket C dengan tidak
Akankah UN tetap terus dilaksanakan meskipun banyak korban yang secara tidak
langsung berdampak pada masa depan peserta didik dan kualitas pendidikan di
pada satuan pendidikan kejuruan yang prinsipnya peserta didik pada akhirnya
masyarakat di berbagai kesempatan, ada opini kuat yang terbangun bahwa kalau
Tanpa UN, pendidikan tidak akan bermutu. Dan apabila kelulusan hanya
ditentukan oleh sekolah dan guru, berarti semua peserta didik akan lulus. Kalau
semua peserta didik lulus, maka itu artinya pendidikan tersebut tidak bermutu.
tingkah laku belajar peserta didik dipengaruhi oleh perkiraan tentang apa yang
(1) Peserta didik akan mempelajari, umumnya menghafal, tentang apa yang akan
diujikan;
(2) Guru akan mengajarkan peserta didik cara menjawab berbagai macam soal;
Nasional;
(5) Pemerintah daerah dalam rangka menjaga nama baik wilayahnya, ikut
pembahasannya.
sebagai penentu kelulusan, tidak sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan
nasional yang tertera dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Dari setiap tahun,
sebagai evaluasi akhir bagi seluruh siswa yang akan melanjutkan pendidikan pada
jenjang yang lebih tinggi. Parahnya lagi hasil kelulusan yang diharapkan pada tiap
ditentukan oleh pusat dan bukan ditentukan oleh sekolah yang menyelenggarakan
pendidikan.
menghasilkan siswa yang akan melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih
tinggi tetapi juga mencetak tenaga kerja yang siap pakai. Siswa yang berorientai
dunia usaha/industri sebagai tenaga kerja yang handal dengan kualitas baik.
Namun justru kemampuan kejuruan yang mereka miliki sirna tatkala kelulusan
hanya ditentukan oleh tiga mata diklat (Matematika, Bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris), yang pada dasarnya hasil UAN tidak pernah menjadi syarat bagi mereka
bekerja.
Dengan menjadikan SMK sebagai media peserta didik untuk menggali
sekolah menjadi permasalahan yang multi dimensi. Satu sisi pihak du/di
terkalahkan dengan adanya standar minimal yang harus disampaikan pada siswa.
Dan terkadang materi adaptif yang disampaikan tidak mendukung sama sekali
siswa Praktik Industri, mereka mengatakan bahwa siswa Praktik Industri banyak
yang tidak siap bekerja. Dimulai dari kedisiplinan yang kurang sampai pekerjaan
yang tidak sanggup mereka kerjakan. Hal ini menjadi sebuah keniscayaan
ilmu dan teknologi, perkembangan siswa serta kemajuan dan tuntutan masyarakat
pertanyaan: (1) Akan dibawa kemana arah Sekolah Menengah Kejuruan yang
pada prinsip orientednya adalah mencetak tenaga kerja siap pakai?, (2) Kurikulum
Tata Busana”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, masalah yang perlu dicari
2. Upaya apa yang harus dilakukan untuk mengatasi dampak yang disebabkan
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini ada tiga tujuan yang ingin dicapai, yaitu:
2. Mampu mengatasi dampak yang terjadi akibat dari kebijakan Ujian Nasional
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
dapat:
mengajar.
Pendidikan (KTSP)
keahlian
produktif
guru
b. Bagi Siswa
1) Meningkatkan minat belajar
produktif.
d. Bagi Peneliti
E. Batasan Istilah
Dalam hal ini yang menjadi batasan penelitian kami adalah kemampuan
siswa dalam program keahlian kejuruan dengan daya dukung program keahlian
peningkatan kualitas lulusan SMK sampai saat ini masih belum banyak dilakukan
oleh para peneliti, hal ini disebabkan pemerintah belum paham tentang fungsi
Adapun hasil penelitian yang agak berkaitan dengan judul di atas adalah
sebagai berikut :
relevansi dengan arah kebijakan ristek antara lain : (1) Teknik Bangunan,
(2) Pariwisata, (3) Tata Busana, (4) Tata Kecantikan, (5) Pekerjaan Sosial,
(6) Seni Rupa dan Kerajinan, dan (7) Seni Pertunjukan. Hal ini
menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum SMK perlu
Beberapa masalah terlihat saling berkaitan, dan masalah lain seperti berdiri
harus dihapuskan atau ditiadakan. Tapi jika hal ini salah, maka UU
Sisdiknas harus direvisi isinya. Dalam hal ini haruslah dilihat secara bijak,
tersebut, atau materi UN tidak sesuai dengan apa yang diperoleh siswa
permasalahan yang terkait dengan kebijakan UN, dan yang mana yang
tidak terkait atau terkait secara tidak langsung. Masalah yang terkait
2.2.2. Kebijakan UN
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
tertentu. Kurikulum dapat dilihat dalam tiga dimensi yaitu, sebagai ilmu
rancangan atau desain kurikulum. Kurikulum sebagai rencana ada yang bersifat
menyeluruh untuk semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan dan ada pula yang
rencana yang dibuat untuk membimbing anak belajar di sekolah, disajikan dalam
generalisasi dapat diaktualisasikan dalam kelas, dapat diamati oleh pihak yang
rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang
pendidikan adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi
dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh karena itu
program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada didaerah. (Badan
ditentukan sesuai dengan latar belakang institusi atau lembaga tersebut, serta
faktor-faktor pendukung lainnya. Oleh karena itu, pada tahun 2006 pemerintah
maka secara otomatis menuntut dunia pendidikan untuk lebih fleksibel dalam
menerima perubahan sesuai dengan kebutuhan pada dunia industri, terutama pada
dunia kerja. Oleh sebab itu, Depdiknas memberikan keleluasaan kepada SMK
desainnya ditetapkan oleh BSNP dengan tujuan agar lulusan SMK mempunyai
muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan
yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
program kejuruannya. Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta
pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi, dan mampu
dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 192
2. Pendidikan Kewarganegaraan 192
3. Bahasa Indonesia 192
4. Bahasa Inggris 440 a)
5. Matematika
5. 1 Matematika Kelompok Seni, Pariwisata, dan
Teknologi Kerumahtanggaan 330 a)
5. 2 Matematika Kelompok Sosial, Administrasi
Perkantoran dan Akuntansi 403 a)
5. 3 Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan, dan
Pertanian 516 a)
6. Ilmu Pengetahuan Alam
6. 1 IPA 192 a)
6. 2 Fisika
6. 2. 1 Fisika Kelompok Pertanian 192 a)
6. 2. 2 Fisika Kelompok Teknologi 276 a)
6. 3 Kimia
6. 3. 1 Kimia Kelompok Pertanian 192 a)
6. 3. 2 Kimia Kelompok Teknologi dan Kesehatan 192 a)
6. 4 Biologi
6. 4. 1 Biologi Kelompok Pertanian 192 a)
6. 4. 2 Biologi Kelompok Kesehatan 192 a)
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 128 a)
8. Seni Budaya 128 a)
9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 192
10. Kejuruan
10. 1 Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi 202
10. 2 Kewirausahaan 192
10. 3 Dasar Kompetensi Kejuruan b) 140
10. 4 Kompetensi Kejuruan b) 1044 c)
B. Muatan Lokal 192
C. Pengembangan Diri d) (192)
(Sumber BSNP)
Keterangan notasi:
a) Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap
program keahlian. Program keahlian yang memerlukan waktu lebih jam
tambahannya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sama, di luar
jumlah jam yang dicantumkan.
b) Terdiri dari berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan
kebutuhan setiap program keahlian.
c) Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan
standard kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh
kurang dari 1044 jam.
d) Ekuivalen 2 jam pembelajaran.
N Alokasi
Komponen
O Waktu (Jam)
A. Mata Pelajaran
1. Normatif
1.1 Pendidikan Agama 192
1.2 Pendidikan Kewarganegaraan 192
1.3 Bahasa Indonesia 192
1.4 Pendidikan Jasmani Olahraga dan
192
Kesehatan
1.5 Seni Budaya 128
2. Adaptif
2.1 Matematika 330
2.2 Bahasa Inggris 440
2.3 Ilmu Pengetahuan Alam 192
N Alokasi
Komponen
O Waktu (Jam)
2.4 Ilmu Pengetahuan Sosial 128
2.5 Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan
202
Informasi
2.6 Kewirausahaan 192
3. Produktif
3.1 Dasar Kompetensi Kejuruan
(140)
3.1.1 Mengikuti prosedur kesehatan,
keselamatan dan keamanan dalam 20
bekerja
3.1.2 Menggambar busana 30
3.1.3 Menjahit dengan mesin 60
3.1.4 Mengukur tubuh pelanggan sesuai
10
dengan desain
3.1.5 Memilih/membeli bahan baku busana
20
sesuai desain
3.2 Kompetensi Kejuruan (1044)
3.2.1 Membuat pola busana dengan teknik
220
konstruksi
3.2.2 Membuat pola busana dengan teknik
48
drapping
3.2.3 Memilih/membeli bahan baku busana
36
sesuai desain
3.2.4 Memotong bahan 50
3.2.5 Melakukan pengepresan 46
3.2.6 Menjahit dengan mesin 292
3.2.7 Menyelesaikan busana dengan jahitan
50
tangan
3.2.8 Membuat hiasan pada busana 80
3.2.9 Melakukan penyelesaian akhir busana 56
3.2.10 Memelihara alat jahit 56
3.2.11 Membuat desain busana 60
3.2.12 Mengawasi mutu pekerjaan di
50
lingkungan busana
B. Muatan Lokal (192)
1. Pembuatan Batik 192
C. Pengembangan Diri(192)
1. Bimbingan dan konseling 42
2. Bimbingan kreativitas (Peragaan Busana) 42
3. Bahasa Jepang 108
(**
Expressi
Jumlah
on is
faulty **)
(Sumber BSNP)
Matematika.
STANDAR KOMPETENSI
NO. INDIKATOR
LULUSAN
1. Memecahkan masalah yang Menyelesaikan permasalahan yang
berkaitan dengan konsep berkaitan dengan perbandingan.
operasi bilangan real. Menyelesaikan permasalahan yang
berkaitan dengan skala.
Menyelesaikan operasi hitung
bilangan berpangkat.
Menentukan nilai suatu logaritma
dengan menggunakan sifat-sifat
logaritma.
Menyederhanakan operasi bilangan
bentuk akar.
Menyederhanakan pecahan bentuk
akar dengan cara merasionalkan
penyebutnya.
2. Menyelesaikan masalah yang Menyelesaikan persamaan linear
berkaitan dengan persamaan satu variabel.
dan pertidaksamaan, matrik, Menentukan himpunan
dan program linear. penyelesaian suatu pertidaksamaan
linear satu variabel.
Menyelesaikan permasalahan yang
berkaitan dengan sistem persamaan
linear dua variabel.
Menyelesaikan permasalahan yang
berhubungan dengan kesamaan
matriks.
Menentukan hasil operasi matriks.
Menentukan invers matriks berordo
2 x 2.
Menentukan daerah penyelesaian
dari sistem pertidaksamaan linear.
Menentukan model matematika
suatu permasalahan program linear.
Menentukan nilai optimum suatu
permasalahan program linear.
STANDAR KOMPETENSI
NO. INDIKATOR
LULUSAN
3. Menyelesaikan masalah yang Menentukan keliling dan luas
berkaitan dengan keliling dan bangun datar.
luas daerah bangun datar. Menyelesaikan permasalahan yang
berkaitan dengan keliling dan luas
bangun datar.
4. Menerapkan konsep barisan dan Menentukan suku ke-n suatu deret
deret dalam pemecahan aritmetika dan geometri.
masalah. Menentukan jumlah n suku pertama
suatu deret aritmetika dan geometri.
Menyelesaikan permasalahan yang
berkaitan dengan deret aritmetika
dan geometri.
Menentukan jumlah deret
aritmetika dan geometri tak hingga.
5. Menerapkan aturan konsep Membaca diagram lingkaran atau
statistika dalam pemecahan batang.
masalah. Menyelesaikan soal yang berkaitan
dengan hitung rata-rata data.
Menentukan rata-rata hitung dari
data tunggal berbobot.
Menentukan ukuran pemusatan
data berkelompok.
Menentukan rata-rata harmonis
data.
Menentukan nilai desil dari data
berkelompok.
Menentukan simpangan baku dari
data tunggal.
Menentukan angka baku.
Menentukan koefisien variasi suatu
data.
(Sumber: BSNP)
yang terbaik adalah proses yang meliputi banyak hal yakni: (1) kemudahan-
kemudahan suatu analisis tujuan, (2) rancangan suatu program, (3) penerapan
seutuhnya.
penyorotnya.
pengembangan kurikulum.
(empat) komponen dasar (1) aims, goals, and objective, (2) content, (3)
adalah tujuan, isi atau materi, proses atau sistem penyampaian, serta evaluasi.
menjadi dua macam, yaitu relevansi ke luar maksudnya tujuan, isi, dan
dan kondisi setempat dan waktu yang selalu berkembang tanpa merombak
tujuan pendidikan yang harus dicapai (Depdikbu, 1982). Selain itu, perlu
untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang, di sini dan di tempat
lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan berbeda
berubah.
pengembangan kurikulum yang paling awal dan mungkin yang paling dikenal
(Zais, 1976). Model pengembangan kurikulum ini didasarkan pada cara kerja
berikut ini :
inisiatif, dan arahan dari atas ke bawah, maka akan memerlukan waktu
tersebut.
bawah–ke atas) dan model ini cenderung berlaku dalam sistem pendidikan
prinsip seperti yang dikemukakan oleh Smith, Stanly, dan Shores (1957
(ii) Kompetensi guru akan menjadi bertambah baik hanya kalau guru-
c. Model Beauchamp
ahli, misal ahli kurikulum atau ahli bidang studi (disiplin ilmu), (b)
kelompok terpilih yang terdiri dari ahli pendidikan dan guru-guru terpilih,
menilai kurikulum yang sedang berlaku, (c) studi awal tentang isi
memutuskan hal-hal yang dapat masuk dalam kurikulum baru, (e) tim
kurikulum.
lima langkah :
untuk menguji ulang unit-unit yang telah digunakan oleh guru yang
membuatnya di kelas guru itu sendiri, di kelas lain atau kelas yang
berbeda.
dapat digunakan lebih luas atau tidak. Untuk itu, perlu dilakukan
kurikulum.
5. Memasang dan mendiseminasi unit-unit baru, yakni kegiatan untuk
e. Model Rogers
pengalaman kelompok yang intensif bagi satu kelas atau unit pelajaran, dan
(4) melibatkan orang tua dalam pengalaman kelompok yang intensif. Rogers
suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang
keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sember dana, sumber belajar dan
kebutuhan setempat.
terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
2006:5).
(KTSP)
Nasional (Sisdiknas).
(19); pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35
ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal
2) Standar proses
7) Standar pembiayaan
(5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat
(1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal
17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20.
Kompetensi Lulusan (SKL), dan standar isi (SI). SKL adalah kualifikasi
Sedangkan standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus yang harus dipenuhi
Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar,
kelompok, yaitu :
tentang standar isi yang mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi
2) Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan
menengah;
menengah;
dengan standar yang lebih tinggi dari yang telah ditetapkan, dengan
(BSNP).
Sementara bagi satuan pendidikan dasar dan menengah yang belum atau
kurikulum.
satuan pendidikan dan peserta didik dengan mengacu pada tujuan pendidikan
nasional.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
kualitatif dengan desain penelitian kebijakan. Pada konteks ini peneliti berupaya
dari itu penelitian ini juga menggunakan penelitian kualitatif kepustakaan, yang
dokumentasi.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa kata-kata lisan, tulisan
atau tindakan. Oleh karena itu, jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah jenis
atau literatur berupa jurnal, koran, artikel dan lainnya yang membahas tentang
Menurut Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-
kata lisan, tulisan, tindakan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data adalah
Sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari 2 (dua)
sumber yaitu data primer dan data sekunder. Data primer (sumber data utama)
adalah data yang diperoleh peneliti melalui sumber-sumber pokok sebagai data
Sedangkan data sekunder adalah data tertulis, seperti buku, majalah ilmiah,
jurnal, koran, arsip-arsip resmi dan sebagainya, yang berkaitan dengan kebijakan
2002:56).
untuk memperoleh data yang valid, perlu adanya metode yang dipakai
penelitian ini adalah metode dokumentasi dalam wujud data tertulis ataupun
catatan, transkip, buku, surat kabar (koran), majalah, prasasti, notulen rapat,
agenda serta foto-foto kegiatan. Data yang digunakan dalam penelitian ini
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan
dunia pendidikan.
sama. Dan sering pula muncul kalimat yang panjang dan singkat dengan
maksud yang sama pula dan masih banyak pula ragamnya. Karena itu,
diperlukan pelacakan kembali arti dan maksudnya. Data kalimat verbal yang
penelitian ini adalah metode content analysis (analisis isi). Budd dalam
sistematik untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan. Analisis isis
kualitatif ini merujuk pada metode analisis yang integratif dan lebih secara
Referensi Target
Gejala Riil
Penelitian ini dilaksanakan di sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3
dari seluruh proses yang terjadi dalam pelaksanaan kurikulum yang digunakan pada
Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sample dari satu populasi
kuisioner tidak ditujukan untuk menguji suatu hipotesis tetapi untuk mendapatkan
kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, kepala jurusan tata busana,
dan para guru mata diklat produktif pada jurusan tata busana.
Ada tiga teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mendapatkan data yang akurat, yaitu teknik wawancara, observasi, dan analisis
Wawancara:
kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, ketua jurusan tata
Observasi:
Observasi penelitian ini dilakukan sejak dikeluarkannya KTSP pada tahun
Analisis Dokumen:
usaha/industri.
tersimpan dan tercatat dalam dokumen tertulis untuk selanjutnya dianalisis. Untuk
sumber dengan cara membandingkan data hasil observasi, hasil wawancara dan
analisis dokumen.
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.
Selain itu, pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini dilakukan juga
mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran. Hal ini pun digunakan untuk