You are on page 1of 8

EFEK FOTO LISTRIK

Apa Itu Efek Foto Listrik?

Efek foto listrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan suatu zat (logam), bila
permukaan logam tersebut disinari cahaya (foton) yang memiliki energi lebih besar dari energi
ambang (fungsi kerja) logam.

Efek fotolistrik ini ditemukan oleh Albert Einstein, yang menganggap bahwa cahaya (foton)
yang mengenai logam bersifat sebagai partikel.

Tidak ada elektron yang dilepaskan oleh radiasi di bawah frekuensi ambang, karena elektron
tidak mendapatkan energi yang cukup untuk mengatasi ikatan atom. Elektron yang dipancarkan
biasanya disebut fotoelektron dalam banyak buku pelajaran.

Efek fotolistrik banyak membantu penduaan gelombang-partikel, dimana sistem fisika (seperti
foton dalam kasus ini) dapat menunjukkan kedua sifat dan kelakuan seperti-gelombang dan
seperti-partikel, sebuah konsep yang banyak digunakan oleh pencipta mekanika kuantum. Efek
fotolistrik dijelaskan secara matematis oleh Albert Einstein yang memperluas kuanta yang
dikembangkan oleh Max Planck.

Hukum emisi fotolistrik:

1. Untuk logam dan radiasi tertentu, jumlah fotoelektro yang dikeluarkan berbanding lurus
dengan intensitas cahaya yg digunakan.
2. Untuk logam tertentu, terdapat frekuensi minimum radiasi. di bawah frekuensi ini
fotoelektron tidak bisa dipancarkan.
3. Di atas frekuensi tersebut, energi kinetik yang dipancarkan fotoelektron tidak bergantung
pada intensitas cahaya, namun bergantung pada frekuensi cahaya.
4. Perbedaan waktu dari radiasi dan pemancaran fotoelektron sangat kecil, kurang dari 10-9
detik.
Proses kebalikan foto listrik adalah proses pembentukan sinar X yaitu proses perubahan energi
kinetik elektron yang bergerak menjadi gelombang elektromagnetik (disebut juga proses
Bremmsstrahlung).

Einstein says : “Ketika cahaya ditembakkan ke suatu permukaan logam, foton-fotonnya akan
menumbuk elektron-elektron pada permukaan logam tersebut sehingga elektron itu dapat lepas.
Peristiwa lepasnya elektron dari permukaan logam itu dalam fisika disebut sebagai efek
fotolistrik.

Einstein menemukan bahwa setiap foton mempunyai energi yang sangat besar, bergantung pada
frekuensi. Dalam fisika, energi dari foton dituliskan sebagai E = h x f, simbol f adalah frekuensi
dan h adalah konstanta Planck

Teori gelombang menyarankan bahwa tenaga kinetik dari foto elektron harus semakin besar jika
sinar cahaya dibuat makin rapat

Jika tenaga fotoelektron dikumpulkan dari gelombang yang masuk oleh plat logam, maka
tidaklah cenderung bahwa luas sasaran efektif untuk sebuah elektron di dalam logam akan jauh
lebih besar dari pada beberapa diameter atom. Jadi jika cahaya tersebut cukup lemah, maka harus
ada ketinggalan waktu yang dapat diukur pada pengenaan cahaya pada permukaan dan
pelemparan.

BAGAIMANA BISA TERJADI EFEK FOTO LISTRIK ?

Ketika seberkas cahaya dikenakan pada logam, ada elektron yang keluar dari permukaan logam.
Gejala ini disebut efek fotolistrik. Efek fotolistrik diamati melalui prosedur sebagai berikut. Dua
buah pelat logam (lempengan logam tipis) yang terpisah ditempatkan di dalam tabung hampa
udara. Di luar tabung kedua pelat ini dihubungkan satu sama lain dengan kawat. Mula-mula tidak
ada arus yang mengalir karena kedua plat terpisah. Ketika cahaya yang sesuai dikenakan kepada
salah satu pelat, arus listrik terdeteksi pada kawat. Ini terjadi akibat adanya elektron-elektron
yang lepas dari satu pelat dan menuju ke pelat lain secara bersama-sama membentuk arus listrik.

Hasil pengamatan terhadap gejala efek fotolistrik memunculkan sejumlah fakta yang merupakan
karakteristik dari efek fotolistrik. Karakteristik itu adalah sebagai berikut.

1. hanya cahaya yang sesuai (yang memiliki frekuensi yang lebih besar dari frekuensi
tertentu saja) yang memungkinkan lepasnya elektron dari pelat logam atau menyebabkan
terjadi efek fotolistrik (yang ditandai dengan terdeteksinya arus listrik pada kawat).
Frekuensi tertentu dari cahaya dimana elektron terlepas dari permukaan logam disebut
frekuensi ambang logam. Frekuensi ini berbeda-beda untuk setiap logam dan merupakan
karakteristik dari logam itu.
2. ketika cahaya yang digunakan dapat menghasilkan efek fotolistrik, penambahan
intensitas cahaya dibarengi pula dengan pertambahan jumlah elektron yang terlepas dari
pelat logam (yang ditandai dengan arus listrik yang bertambah besar). Tetapi, Efek
fotolistrik tidak terjadi untuk cahaya dengan frekuensi yang lebih kecil dari frekuensi
ambang meskipun intensitas cahaya diperbesar.
3. ketika terjadi efek fotolistrik, arus listrik terdeteksi pada rangkaian kawat segera setelah
cahaya yang sesuai disinari pada pelat logam. Ini berarti hampir tidak ada selang waktu
elektron terbebas dari permukaan logam setelah logam disinari cahaya.

Karakteristik dari efek fotolistrik di atas tidak dapat dijelaskan menggunakan teori gelombang
cahaya. Diperlukan cara pandang baru dalam mendeskripsikan cahaya dimana cahaya tidak
dipandang sebagai gelombang yang dapat memiliki energi yang kontinu melainkan cahaya
sebagai partikel.

Perangkat teori yang menggambarkan cahaya bukan sebagai gelombang tersedia melalui konsep
energi diskrit atau terkuantisasi yang dikembangkan oleh Planck dan terbukti sesuai untuk
menjelaskan spektrum radiasi kalor benda hitam. Konsep energi yang terkuantisasi ini digunakan
oleh Einstein untuk menjelaskan terjadinya efek fotolistrik. Di sini, cahaya dipandang sebagai
kuantum energi yang hanya memiliki energi yang diskrit bukan kontinu yang dinyatakan sebagai
E = hf.

Konsep penting yang dikemukakan Einstein sebagai latar belakang terjadinya efek fotolistrik
adalah bahwa satu elektron menyerap satu kuantum energi. Satu kuantum energi yang diserap
elektron digunakan untuk lepas dari logam dan untuk bergerak ke pelat logam yang lain. Hal ini
dapat dituliskan sebagai

Energi cahaya = Energi ambang + Energi kinetik maksimum elektron

E = W0 + Ekm

hf = hf0 + Ekm

Ekm = hf – hf0
Persamaan ini disebut persamaan efek fotolistrik Einstein. Perlu diperhatikan bahwa W0 adalah
energi ambang logam atau fungsi kerja logam, f0 adalah frekuensi ambang logam, f adalah
frekuensi cahaya yang digunakan, dan Ekm adalah energi kinetik maksimum elektron yang lepas
dari logam dan bergerak ke pelat logam yang lain. Dalam bentuk lain persamaan efek fotolistrik
dapat ditulis sebagai

Dimana m adalah massa elektron dan ve adalah dan kecepatan elektron. Satuan energi dalam SI
adalah joule (J) dan frekuensi adalah hertz (Hz). Tetapi, fungsi kerja logam biasanya dinyatakan
dalam satuan elektron volt (eV) sehingga perlu diingat bahwa 1 eV = 1,6 × 10−19 J.

Energi kinetik foto elektron yang terlepas:

Ek = h f - h fo

Ek maks = e Vo

hf = energi foton yang menyinari logam


h fo = Fo frekuensi ambang = fungsi kerja
  = energi minimum untuk melepas elektron
e = muatan elektron = 1.6 x 10-19C
Vo = potensial penghenti

FENOMENA EFEK FOTO LISTRIK


Ini merupakan suatu temuan dimana pada masa itu Heinrich Rudolf Hertz menemukan
fenomena efek Fotolistrik yang membingungkan para Fisikawan waktu itu. Namun seiringnya
waktu, fenomena itu dapat di jawab oleh seorang Fisikawan Einstein.

Sebuah logam ketika diberi cahaya akan melepaskan elektron, yang akan menghasilkan arus
listrik jika disambung ke rangkaian tertutup.

Jika cahaya adalah gelombang seperti yang telah diprediksikan oleh Fisika klasik, maka
seharusnya semakin tinggi intensitas cahaya yang diberikan maka semakin besar arus yang
terdeteksi. Namun hasil eksperimen menunjukkan bahwa walaupun intensitas cahaya yang
diberikan maksimum, elektron tidak muncul juga dari plat logam.

Tetapi ketika diberikan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih pendek (frekuensi lebih
tinggi, ke arah warna ungu dari spektrum cahaya) dari sebelumnya, tiba-tiba elektron lepas dari
plat logam sehingga terdeteksi arus listrik, padahal intensitas yang diberikan lebih kecil dari
intensitas sebelumnya. Berarti, energi yang dibutuhkan oleh plat logam untuk melepaskan
elektronnya tergantung pada panjang gelombang. Fenomena ini tidak dapat dijelaskan oleh para
Fisikawan pada waktu itu. Kalau cahaya itu memang benar-benar gelombang, yang memiliki
sifat kontinyu, bukankah seharusnya energi yang bisa diserap darinya bisa bernilai berapa saja ?
Tapi ternyata hanya jumlah energi tertentu saja yang bisa diserap untuk melepaskan elektron
bebas.

Teka-teki ini akhirnya dijawab oleh Albert Einstein, yang mengemukakan bahwa cahaya
terkuantisasi dalam gumpalan, gumpalan partikel cahaya yang disebut foton. Energi yang dibawa
oleh foton sebanding dengan frekuensi cahaya dan tetapan yang disebut konstanta Planck.
Dibutuhkan sebuah foton dengan energi yang lebih tinggi dari energi ikatan elektron untuk
melepaskan elektron keluar dari plat logam. Ketika frekuensi cahaya yang diberikan masih
rendah, maka walaupun intensitas cahaya yang diberikan maksimum, foton tidak memiliki cukup
energi untuk melepaskan electron dari ikatannya. Tapi ketika frekuensi cahaya yang diberikan
lebih tinggi, maka walaupun terdapat hanya 1 foton saja (intensitas rendah) dengan energi yang
cukup, foton tersebut mampu untuk melepaskan 1 elektron dari ikatannya. Intensitas cahaya
dinaikkan berarti akan semakin banyak jumlah foton yang dilepaskan, akibatnya semakin banyak
elektron yang akan lepas. Einstein menjawab teka-teki mengenai fotolistrik.

Potensial Penghenti

Gerakan elektron yang ditandai sebagai arus listrik pada gejala efek fotolistrik dapat dihentikan
oleh suatu tegangan listrik yang dipasang pada rangkaian. Jika pada rangkaian efek fotolistrik
dipasang sumber tegangan dengan polaritas terbalik (kutub positif sumber dihubungkan dengan
pelat tempat keluarnya elektron dan kutub negatif sumber dihubungkan ke pelat yang lain),
terdapat satu nilai tegangan yang dapat menyebabkan arus listrik pada rangkaian menjadi nol.
Arus nol atau tidak ada arus berarti tidak ada lagi elektron yang lepas dari permukaan logam
akibat efek fotolistrik. Nilai tegangan yang menyebabkan elektron berhenti terlepas dari
permukaan logam pada efek fotolistrik disebut tegangan atau potensial penghenti (stopping
potential). Jika V0 adalah potensial penghenti, maka

Ekm = eV0

Persamaan ini pada dasarnya adalah persamaan energi. Perlu diperhatikan bahwa
e adalah muatan elektron yang besarnya 1,6 × 10−19 C dan tegangan dinyatakan dalam satuan volt
(V).

Aplikasi Efek fotolistrik

Efek fotolistrik merupakan prinsip dasar dari berbagai piranti fotonik (photonic device) seperti
lampu LED (light emitting dioda) dan piranti detektor cahaya (photo detector).

You might also like