You are on page 1of 152

Daftar Isi

1. Skenario................................................................................................ 2

2. Embriologi Sistem Saraf....................................................................... 3

3. Anatomi Sistem Saraf........................................................................... 18

4. Histologi Sistem Saraf.......................................................................... 43

5. Tumbuh Kembang Anak....................................................................... 48

6. Gangguan Perkembangan Psikologis

a. Gangguan Perkembangan Khas Berbicara & Berbahasa................. 48

b. Gangguan Perkembangan Belajar Khas........................................... 58

c. Gangguan Perkembangan Motorik yang Khas................................. 61

d. Gangguan Perkembangan Khas Campuran...................................... 64

e. Gangguan Perkembangan Pervasif................................................... 64

f. Eneuresis.......................................................................................... 68

g. Enkorporesis..................................................................................... 71

h. Pika................................................................................................... 73

i. Gangguan Tingkah Laku.................................................................. 74

j. Retardasi Mental.............................................................................. 80

k. Insomnia pada anak.......................................................................... 84

7. Neurologi Anak

a. Kejang.............................................................................................. 93

b. Cerebral Palsy.................................................................................. 97

1
c. Epilepsi ............................................................................................ 102

d. Ikterus Neonatorum.......................................................................... 111

e. Meningitis........................................................................................ 118

f. Encephalitis...................................................................................... 123

g. Meningochele .................................................................................. 129

h. Hydrocephalus.................................................................................. 136

i. Mikrocephalus.................................................................................. 140

2
Skenario 1: Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak

Seorang ibu membawa anak laki-lakinya berusia 3 tahun ke dokter dengan


keluhan belum bisa berjalan dengan baik, yaitu masih berjalan dengan berjingkat-
jingkat. Selain itu juga belum bisa berbicara dengan lancar, hanya dapat
mengeluarkan kata-kata yang sulit dimengerti. Akhir-akhir ini juga tidak bisa
diam dan sulit tidur. Ibu sudah berupaya untuk melatih dan menjaga anaknya
dengan baik tapi anak kurang merespon ibunya.
Dokter segera melakukan pemeriksaan fisik dan motorik anak tersebut,
serta menanyakan riwayat kehamilan, perkembangan dan kesehatan anak tersebut
mulai bayi

Peta Konsep

3
Embriologi Sistem Saraf

Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang
(Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi
yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas
tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran
ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.

Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.

1. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.

2. Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di


dalamnya terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi
sela sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan
untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.

3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan
permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan
nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme.

Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:


1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di
dalam sistem saraf pusat

Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya
(korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang
bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian
korteks berupa materi putih.

4
Embriologi Sistem Saraf Pusat ( OTAK )

Sistem saraf pusat (SSP) berasal dari ektoderm dan tampak sebagai lempeng saraf
pada pertengahan minggu ke-3.

Setelah tepi-tepi lempeng ini melipat, lipatan saraf ini saling mendekat satu sama
lain digaris tengah kemudian bersatu menjadi tabung saraf.

5
Ujung cranial menutup kurang lebih pada hari ke-25, dan ujung kaudalnya
pada hari ke-27. SSP selanjutnya membentuk sebuah struktur tubuler dengan
bagian sefalik yang lebar, otak, dan bagian kaudal yang panjang, medulla spinalis.
Kegagalan tabung saraf untuk menutup menyebabkan cacat seperti spina bifida
dan anensefalus.

Medulla spinalis membentuk ujung kaudal SPP dan ditandai dengan


lamina basalis yang mengandung neuron motorik; lamina alaris untuk neuron
sensorik; dan lempeng lantai serta lempeng atap sebagai lempeng penghubung
antara kedua sisi.

6
Ciri-ciri dasar ini dapat dikenali pada sebagian besar gelembung otak. Otak
membentuk bagian cranial SSP dan asalnya terdiri dari tiga gelembung otak.;
rhombensefalon (otak belakang), mesensefalon (otak tengah), dan prosensefalon
(otak depan).

Rhombensefalon dibagi menjadi:

1. Myelensefalon yang membentuk medulla oblongata (daerah ini mempunyai


lamina basalis untuk neuron eferen somatic dan visceral, dan lamina alarisnya
mempunyai neuron aferen somatic dan visceral).

7
2. Metensefalon dengan lamina basalis (eferen) dan lamina alaris (aferen) yang
khas. Selain itu, gelembung otak ini ditandai dengan pembentukan serebelum,
pusat koordinasi sikap tubuh dan pergerakan, dan fons, jalur untuk serabut-serabut
saraf antara medulla spinalis dan korteks serebri serta korteks serebeli.

8
Mesensefalon (otak tengah) adalah gelembung otak yang paling primitive dan
sangat mirip medulla spinalis dengan lamina basalis eferennya serta lamina alaris
aferennya. Lamina alarisnya membentuk colliculus inferior dan posterior sebagai
stasiun relai untuk pusat reflex pendengaran dan penglihatan.

9
Diensefalon, bagian posterior otak depan, terdiri atas sebuah lempeng atap tipis
dan lamina alaris yang tebal tempat berkembangnya thalamus dan hypothalamus.

10
11
Diensefalon ikut berperan dlam pembentukan kelenjar hipofisis, yang juga
berkembang dari kantong ratkhe membentuk adenohipofisis, lobus intermedius,
dan pars tuberalis, diensefalon membentuk lobus posterior yang mengadung
neuroglia dan menerima serabut-serabut saraf dari hypothalamus.

12
Telensefalon, gelembung otak yang paling rostral, terdiri dari dua kantong lateral,
hemisfer serebri, dan bagian tengah lamina terminalis.

13
Lamina terminalis ini digunakan oleh commissural sebagai suatu jalur
penghubung untuk berkas-berkas serabut antara hemisfer kanan dan kiri. Hemisfer
serebri, yang semula berupa dua kantong kecing, secara berangsur-angsur
mengembang dan menutupi permukaan lateral diensefalon, mesensefalon dan
metensefalon. Akhirnya, daerah-daerah inti telensefalon sangat berdekatan dengan
daerah-daerah inti diensefalon.

14
Sistem ventrikel yang berisi cairan cerebrospinal, membentang dari lumen
medulla spinalis hingga ke ventrikel ke-4 di dalam rhombensefalon, melalui
saluran kecil di mesensefalon, dan selanjutnya ke ventrikel ketiga dalam
diensefalon. Melalui foramina monro, sistem ventrikel meluas dari ventrikel ke-3
ke ventrikel lateral hemisfer. Cairan serebrospinal dihasilkan diplexus choroideus
ventrikel ke-4, ke-3 dan ventrikel lateral. Sumbatan cairan otak baik di dalam
sistem ventrikel maupun diruang subarachnoid, dapat menimbulkan hidrosefalus.

SUMSUM TULANG BELAKANG (MEDULLA SPINALIS)

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar


berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna
kelabu.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap
yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut
tanduk ventral.

15
Medulla Spinalis merupakan bagian dari Susunan Syaraf Pusat.
Terbentang dari foramen magnum sampai dengan L1, di L1 melonjong dan agak
melebar yang disebut conus terminalis atau conus medullaris. Terbentang dibawah
conu terminalis serabut-serabut bukan syaraf yang disebut filum terminale yang
merupakan jaringan ikat.
Terdapat 31 pasang syaraf spinal: 8 pasang syaraf servikal, 12 Pasang syaraf
Torakal, 5 Pasang syaraf Lumbal, 5 Pasang syaraf Sakral dan 1 pasang syaraf
koksigeal. Akar syaraf lumbal dan sakral terkumpul yang disebut dengan Cauda
Equina. Setiap pasangan syaraf keluar melalui Intervertebral foramina. Syaraf
Spinal dilindungi oleh tulang vertebra dan ligamen dan juga oleh meningen spinal
dan CSF.

DASAR ANATOMI MEDULA SPINALIS

Medulla Spinalis merupakan bagian dari Susunan Syaraf Pusat. Terbentang dari
foramen magnum sampai dengan L1, di L1 melonjong dan agak melebar yang
disebut conus terminalis atau conus medullaris. Terbentang dibawah conu
terminalis serabut-serabut bukan syaraf yang disebut filum terminale yang
merupakan jaringan ikat.
Terdapat 31 pasang syaraf spinal: 8 pasang syaraf servikal, 12 Pasang syaraf
Torakal, 5 Pasang syaraf Lumbal, 5 Pasang syaraf Sakral dan 1 pasang syaraf
koksigeal. Akar syaraf lumbal dan sakral terkumpul yang disebut dengan Cauda
Equina. Setiap pasangan syaraf keluar melalui Intervertebral foramina. Syaraf
Spinal dilindungi oleh tulang vertebra dan ligamen dan juga oleh meningen spinal
dan CSF.

MENINGEN SPINAL
Meningen Spinal terdiri atas tiga lapis yaitu: Dura mater, arachnoid dan piamater.
Duramater yang merupakan lapisan yang kuat, Membran fibrosa, Bersatu dengan
filum terminale. Piamater berupa lapisan tipis, kaya pembuluh darah, nyambung
dengan medula spinalis. Rongga antara periosteum dengan duramater disebut

16
dengan epidural yang merupakan area yang mengandung banyak pembuluh darah
dan lemak. Rongga antara duramater dengan arachnoid disebut dengan subdural.
Sub dural tidak mengandung CSF. Rongga antara Arachnoid dan Piamater disebut
dengan Subarachnoid. Pada rongga ini terdapat Cerebro Spinal Fluid, Pembuluh
Darah dan akar-akar syaraf

CAIRAN SEREBRO SPINAL


Cairan Serebro Spinal merupakan Cairan bening hasil ultrafiltrasi dari pembuluh
darah di kapiler otak. Cairan ini selalu dipertahankan dalam keadaan seimbangan
antara produksi dan reabsorpsi oleh pembuluh darah. CSF engandung air, protein
dalam jumlah kecil, oksigen dan karbondioksida, Na,K,Ca,Mg,Cl, glukosa, Sel
darah putih dalam jumlah kecil, dan material organik lainnya.

Struktur Internal
Terdapat substansi abu abu dan substansi putih. Substansi Abu-abu membentuk
seperti kupu-kupu dikelilingi bagian luarnya oleh substansi putih. Terbagi
menjadi bagian kiri dan kanan oleh anterior median fissure san median septum
yang disebut dengan posterior median septum.
Keluar dari medula spinalis merupakan akar ventral dan dorsal dari syaraf spinal.
Substansi abu-abu mengandung badan sel dan dendrit dan neuron efferen, akson
tak bermyelin, syaraf sensoris dan motoris dan akson terminal dari neuron.
Substansi abu-abu membentuk seperti huruf H dan terdiri dari tiga bagian yaitu:
anterior, posterior dan Comissura abu-abu. Bagian Posterior sebagai input
/afferent, anterior sebagai Output/efferent, comissura abu-abu untuk refleks silang
dan substansi putih merupakan kumpulan serat syaraf bermyelin.

PERAN MEDULA SPINALIS


1. Pusat prosesing data
2. Jalur sensoris
3. Sistem piramidal dan ekstrapiramidal

17
REFLEKS SPINAL
Refleks merupakan respon bawah sadar terhadap adanya suatu stimulus internal
ataupun eksternal untuk mempertahankan keadaan seimbang dari tubuh. Refleks
yang melibatkan otot rangka disebut dengan refleks somatis dan Refleks yang
melibatkan otot polos, otot jantung atau kelenjar disebut refleks otonom atau
visceral.

CEDERA MEDULA SPINALIS


Cedera medula spinalis merupakan salah satu penyebab utama disabilitas
neurologis akibat trauma. Pusat Data Nasional Cedera Medula Spinalis (The
National Spinal Cord Injury Data Research Centre) memperkirakan ada 10.000
kasus baru cedera medula spinalis setiap tahunnya di Amerika Serikat. Angka
insidensi paralisis komplet akibat kecelakaan diperkirakan 20 per 100.000
penduduk, dengan angka tetraplegia 200.000 per tahunnya. Kecelakaan kendaraan
bermotor merupakan penyebab utama cedera medula spinalis(1). Cedera medula
spinalis dapat dibagi menjadi komplet dan tidak komplet berdasarkan
ada/tidaknya fungsi yang dipertahankan di bawah lesi(2). Pembagian ini penting
untuk meramalkan prognosis dan penanganan selanjutnya. Teknik yang paling
sering digunakan adalah pemeriksaan sacral sparing(2,3). Data di Amerika
Serikat menunjukkan urutan frekuensi disabilitas neurologis karena cedera medula
spinalis traumatika sbb : (1) tetraplegi inkomplet (29,5%), (2) paraplegi komplet
(27,3%), (3) paraplegi inkomplet (21,3%), dan (4) tetraplegi komplet (18,5%)(4).

18
Klasifikasi
Cedera medula spinalis dapat dibagi menjadi komplet dan tidak komplet
berdasarkan ada/tidaknya fungsi yang dipertahankan di bawah lesi.

Terdapat 5 sindrom utama cedera medula spinalis inkomplet menurut


American Spinal Cord Injury Association yaitu : (1) Central Cord Syndrome, (2)
Anterior Cord Syndrome, (3) Brown Sequard Syndrome, (4) Cauda Equina
Syndrome, dan (5) Conus Medullaris Syndrome. Lee (6) menambahkan lagi
sebuah sindrom inkomplet yang sangat jarang terjadi yaitu Posterior Cord
Syndrome.
Central Cord Syndrome (CCS) biasanya terjadi setelah cedera
hiperekstensi. Sering terjadi pada individu di usia pertengahan dengan spondilosis
cervicalis. Predileksi lesi yang paling sering adalah medula spinalis segmen
servikal, terutama pada vertebra C4-C6. Sebagian kasus tidak ditandai oleh
adanya kerusakan tulang. Mekanisme terjadinya cedera adalah akibat penjepitan
medula spinalis oleh ligamentum flavum di posterior dan kompresi osteofit atau
material diskus dari anterior. Bagian medula spinalis yang paling rentan adalah
bagian dengan vaskularisasi yang paling banyak yaitu bagian sentral. Pada
Central Cord Syndrome, bagian yang paling menderita gaya trauma dapat
mengalami nekrosis traumatika yang permanen. Edema yang ditimbulkan dapat
meluas sampai 1-2 segmen di bawah dan di atas titik pusat cedera.

19
Gambaran khas Central Cord Syndrome adalah kelemahan yang lebih
prominen pada ekstremitas atas dibanding ektremitas bawah. Pemulihan fungsi
ekstremitas bawah biasanya lebih cepat, sementara pada ekstremitas atas
(terutama tangan dan jari) sangat sering dijumpai disabilitas neurologik permane.
Hal ini terutama disebabkan karena pusat cedera paling sering adalah setinggi
VC4-VC5 dengan kerusakan paling hebat di medula spinalis C6 dengan ciri
LMN. Gambaran klinik dapat bervariasi, pada beberapa kasus dilaporkan
disabilitas permanen yang unilateral.

20
Anatomi Sistem Saraf

SISTEM SARAF secara anatomi dibagi menjadi:


1. Sistem Saraf Pusat, terdiri dari:
- Otak
- Medulla spinalis
2. Sistem Saraf Tepi
- 12 pasang saraf cranialis
- 31 pasang saraf spinalis
Secara fungsional dibagi menjadi:
1. Sistem saraf somatik  mengontrol aktifitas secara sadar
2. Sistem saraf otonom (viseral)  mengontrol aktivitas secara tidak sadar

SISTEM SARAF PUSAT


1. OTAK
Otak berukuran jauh lebih besar dibandingkan medulla spinalis.
Otak hampir memenuhi semua ruang yang tersedia di dalam cavum cranii
sehingga struktur permukaan tertentu membentuk crista. Otak berhubungan
dengan medulla spinalis melalui foramen magnum dan dibagi menjadi lima
bagian utama yaitu secara berurutan:
A. Batang otak, terdiri dari:
1. Medulla oblongata
2. Pons
3. Mesencephalon
B. Cerebellum
C. Cerebrum (hemispherium cerebri)
Tapi ada juga yang membagi otak menjadi tiga bagian yaitu:
A. Otak depan (prosensefalon), dibagi menjadi dua:
1. Telensefalon (ujung otak)
2. Diensefalon (jembatan otak)

21
B. Otak tengah (mesensefalon)
C. Otak belakang (rombensefalon), dibagi menjadi dua:
1. Metensefalon (after brain)
2. Mielensefalon (otak sumsum)
A. BATANG OTAK
1. MEDULLA OBLONGATA
Merupakan lanjutan dari medulla spinalis dengan panjang kira-
kira 1 inchi, berbentuk konus, dan terletak pada dua per tiga canalis
dimulai pada ketinggian foramen magnum serta berakhir pada ujung
bawah spons. Anterior berhubungan dengan pars basilaris ossis
occipitalis. Permukaan lateralnya mempunyai pembengkakan oval
(oliva) yang berhubungan dengan substantia grisea dari nukleus
olivarius inferior. Di depan oliva antara oliva dan fissura mediana
anterior terdapat crista longitudinal tempat lewatnya fibrae
corticospinale yang disebut pyramis.
Nervus cranialis yang keluar dari permukaan medulla dalam
hubungannya dengan oliva yaitu:
- N. Hypoglosus (N. XII) keluar secara linier antara oliva dan
pyramis
- N. Glossopharingeus (N. IX), N. Vagus (N. X), N. Accesorius
(N. XI) keluar berurutan dari atas ke bawah pada sulcus di
belakang tonjolan oliva.
2. PONS
Pons terletak di antara medulla dan linea media di sebelah
anterior cerebellum. Beberapa serabutnya berjalan horizontal
melintasi linea media, menghubungkan kedua hemispherium
cerebelli. Pada daerah dimana pons berhubungan dengan substantia
cerebellum disebut horizontal akan membentuk bundle yang
berbatas jelas disebut pedunculus cerebellaris medius, yang
kelihatan pada penampang transversal sebagai tiga lingkaran besar,
berseberangan dengan nucleus nervi facialis, nucleus nervi cranialis

22
ketujuh dan nucleus salivatorius. Lingkaran yang kecil terletak pada
sisi medial pedunculus medius dan disebut pedunculus cerebellaris
inferior dan superior yang juga mengeluarkan serabut saraf yang
menghubungkan batang otak.
Pons varoli dibagi menjadi bagian dorsal (tegmentum) dan
bagian basal yang dibentuk oleh nuclei dan serat-serat penghubung.
Pada bagian dorsal terdiri atas nuclei nn. Cranialis yang terdiri dari:
- Nuclei motoris n. trigemini, terletak di tengah-tengah pons
veroli berkualitas brachiomotorik yang memelihara otot-otot
masticatorica dengan axon keluar dari sebelah ventrolateral pons
sebagai portio minor
- Nuclei abducen, terletak di bagian bawah pons yang berkualitas
somatomotorik dan memelihara salah satu otot ekstrinsik
dengan axonnya keluar dari permukaan ventral pons dekat garis
mediana dan perbatasan antara pons dengan medulla oblongata
- Nuclei facialis, terletak kira-kira setinggi nuclei n. abducens tapi
agak ke ventral. Berkualitas brachiomotorik yang memelihara
otot-otot mimik dan axonnya keluar dari permukaan lateral
setelah mengelilingi n. abducen sebagai genu internum n.
facialis
- Nuclei salivatorius superior, terletak dalam formatio reticularis
dorsolateral dari ujung caudal nuclei n. facialis. Berkualitas
viseromotorik umum yang memelihara glandula lacrimalis,
sublingualis, lingualis, labialis, dan buccales. Axonnya keluar
dari permukaan lateral pons dekat n. facialis yang mengikuti n.
intermedius yang kemudian dalam canalis n. facialis bergabung
dengan n. facialis
- Nuclei sensoris n. trigeminus, merupakan nuclei principalis
sebagai kelanjutan dari begian caudal neclei mesencephalis dan
berkualitas somatosensorik umum untuk rangsangan epikritik
dan bagian rostral nuclei tractus spinalis yang merupakan

23
lanjutan dari nuclei principitalis yang berkualitas
somatosensorik umum untuk rangsangan protopatik
- Nuclei vestibularis dan cochlearis, terletak pada perbatasan
antara pons dan medulla oblongata. Nuclei vestibularis
berkualitas propioseptif khusus dan terletak di daerah paling
lateral. Sedangkan nuclei cochlearis berkualitas somatosensorik
khusus dan terletak bersama-sama nuclei vestibularis.
- Nuclei lainnya adalah nuclei olivaris superior yang merupakan
modifikasi dari formatio reticularis. Nuclei corporis trapezoidi
yang juga merupakan modifikasi formatio reticularis. Kedua
nuclei ini terletak pada bagian caudal dan berhubungan dengan
fungsi pendengaran. Formatio reticularis tergabung sepanjang
batak otak. Nuclei lemnicus lateralis modifikasi dari formatio
reticularis yang letaknya dekat lemnicus lateralis.
Serat-serat penghubung dari dorsal ke ventral terdiri atas
fasciculus lungitudinal dorsalis, fasciculus longitudinal medialis,
tractus rubrospinalis, tractus tectospinalis dan yractus
reticulospinalis.
Permukaan dorsalis terdiri dari pons bersama dengan
permukaan dorsalis dari medulla oblongata membentuk fossa
rhomboidea yang merupakan dasar dari ventriculus quartus. Bagian
tengahnya terdapat sulcus mediana dorsalis yang sebelah kanan
kirinya terdapat penonjolan yang disebut eminentia mediana yang di
caudalnya terdapat colliculus facialis yang disebabkan adanya serat-
serat dari nuclei facialis yang mengelilingi n. abducen yang disebut
genu internum. Bagian caudal ada penonjolan area cochlearis dan
vestibularis akibat adanya nuklei cochlearis dan vestibularis. Bagian
bawah terdapat stria medullaris yang disebabkan karena adanya
serat-serat yang berasal dari nuclei arcuatus menuju cerebellum ialah
fibrae arcuatae externae dalam medulla oblongata.

24
Bagian basal dari pons terdiri serat penghubung transversal
dan longitudinal yang diantaranya terdapat nuclei pontes. Serat
transversal dari nuclei ini menuju cerebellum dan disebut tractus
pontocereballaris dan serat longitudinal disebut tractus
corticobulbaris dan corticospinalis.
3. MESENCEPHALON
Mesencephalon membentuk bagian atas batang otak,
panjangnya sekitar 1 inchi dan terperforasi oleh canalis centralis atau
aquaductus. Di sebelah rostral berhubungan dengan diencephalons
dan di sebelah caudal berhubungan dengan pons varoli dan dibagi
menjadi beberapa bagian yaitu:
- Tectum mesencephali
- Tegmen mesencephali
- Basis mesencephali (basis Pedunculi)
Beberapa nn. Cranialis yang keluar dari permuaan
mesencephali adalah n. trochearis atau nn. Cranialis keempat yang
keluar dari aspek posterior mesencephalon tepat di bawah corpora
quadrigemina inferior. Satu-satunya nn. Cranialis ketiga yang keluar
dari mesencephalon pada fossa interpeduncularis tepat di atas pons.
Nuclei mesencephali adalah nuclei snsorik yang erat hubungannya
dengan n. trigemini.

B. CEREBELLUM
Cerebellum adalah bagian otak yang mempunyai fungsi untuk:
1. Ikut dalam pengintegrasian fungsi motorik, terutama koordinasi
gerakan-garakan dan membentuk fungsi keseimbangan
2. Ikut dalam pengintegrasian sistem sensorik dan motorik dalam arti
rangsangan dapat diteruskan ke cerebellum yang kemudian diolah
akhirnya keluar sebagai gerakan.
Cerebellum dapat dibagi menjadi:
- Bagian tengah (vermis)

25
- Bagian lateral (hemispheria cerebelli)
Permukaan keduanya menunjukkan adanya lipatan-lipatan kecil
transversal yang disebut folia. Seluruh lapisan bagian cerebellum
mempunyai lapisan yang sama, berbeda dengan hemispheria dari cerebri.
Bagian luarnya dibentuk oleh substantia alba (corpus medullare) yang di
dalamnya terdapat kelompok nuclei dan mempunyai serat-serat
penghubungnya merupakan serat penghubung intrinsik yang terdiri dari
serat-serat assosiasi, komissura dan proyeksi. Untuk serat proyeksi
afferens berasal dari sel-sel purkinye cortex cerebelli menuju nuclei
cerebelli. Serat komisurra menghubungkan bagian yang identik kanan
kiri dan serat assosiasi menghubungkan daerah yang setingkat
hemispheria yang sam atau vermis saja. Cortex cerebelli umumnya
mempunyai pkica dan terdiri dari tiga lapisan yaitu:
- Stratum moleculare
- Lapisan sel-sel purkinya
- Lapisan sel-sel granular
Cerebellum dihubungkan dengan bagian otak lainnya melalui ketiga
pedunculi cerebelli yaitu:
- Pedenculus cerebelli inferior, menghubungkan dengan medulla
spinalis dan medulla oblongata
- Pedenculus cerebelli medius, menghubungkan dengan pons varoli
- Pedenculus cerebelli superior, menghubungkan dengan
mesencephalon
Pada pedunculus cerebellaris terdapat nucleus dentatus yang juga
berhubungan dengan thalamus melalui fibrae dentate rubrales.

C. CEREBRUM
Adalah bagian anterior atau cephalic dari sistem nervosum
centrale membentuk lebih dari tiga per empat bagian otak dan terbagi
menjadi dua hemispheria cerebri yang besarnya setara. Bagian otak
depan ini terbagi menjadi telencephalon dan diencephalon.

26
- Telencephalon
Merupakan bagian yang paling rostral dan menempati sebagian besar
cavum cranii kecuali fossa cranii posterior. Telencephalon
seluruhnya terletak di atas tentorium cerebelli dan terbagi menjadi 2
belahan yang masing-masing disebut sebagia hemispherium cerebri
kiri dan kanan yang dipisahkan oleh fissura cerebri
sagitalis/longitudinalis satu terhadap yang lainnya. Tiap
hemispherium cerebri terdiri atas cortex cerebri (pallium), corpus
medullare dan basal ganglia. Bagian yang dibentuk oleh kortex
cerebri dan corpus medullare dapat dibagi menjadi:
a. Lobus frontalis, terletak di depan sulcus centralis dan di atas
sulcus lateralis
b. Lobus parietalis, terletak di belakang sulcus centralis dan di atas
sulcus lateralis
c. Lobus occipitalis, terletak di belakang sulcus parietoocccipitalis
d. Lobus temporalis, terletak di depan incisura preoccipitalis dan di
bawah sulcus lateralis
Cortex cerebri pada telencephalon mempunyai lapisan
berwarna keabu-abuan dan disebut sebagai substantia grisea (gray
mater) yang terdiri dari sel-sel saraf dan sedikit serat-serat
penghubung. Disini terletak pusat-pusat tertinggi fungsi-fungsi
dalam tubuh. Permukaan cortex berlekuk-lekuk dan permukaan
dalam lekukan jauh lebih luas dari yang luar. Lekukan tersebut ada
yang dangkal (sulcus) dan ada pula yang dalam (fissura). Tebal rata-
rata cortex cerebri rataa-rata 2,5 mm dan pada umumnya yang ada
dipermukaan lebih tebal. Luas permukaan cortex cerebri antara
200.000-250.000 cm2 dan pembagiannya adalah
- 41% lobus frontalis
- 21% lobus parietalis
- 17% lobus occipitalis
- 21% lobus temporalis

27
Sulci dan fissura dari telencephalon antara lain:
- Sulcus longitudinal cerebri
- Sulcus lateral cerebri (sylvius)
- Sulcus calcarinus
- Sulcus perietooccipitalis
- Sulcus hippocampi
Sulcus-sulcus lain yang memiliki arti fungsional dan topografik yang
penting antara lain:
- Sulcus centralis (Rolandi)
- Sulcus precentralis
- Sulcus postcentralis
- Sulcus frontalis superior dan inferior
- Sulcus intra parietalis
- Sulcus temporalis inferior, medius, dan superior
- Sulcus lunatus
- Sulcus cinguli
- Sulcus collateralis
Berdasarkan pertumbuhan fungsi secara filogenik dan ontogenetic
dapat dibedakan beberapa macam cortex cerebri yaitu:
- Archiocortex/archipallium
- Paleocortex/palleopallium
- Mesocortex/mesopallium
- Neocortex/neopallium
Secara struktural keempat macam cortex tersebut juga berbeda yaitu
mengenai susunan sel-selnya. Neocortex terdiri atas 6 lapisan yang
berturut-turut dari luar ke dalam diberi nama menurut brodman:
- Lamina molecullaris, yang terdiri dari sel cagal dan sel galgi
type II
- Lamina granularis enterna, banyak mengandung sel pyramida
kecil dan sel granular

28
- Lamina pyramidalis, lebih banyak mengandung sel pyramida
daripada sel granular dan terdapat pula sel stelatta
- Lamina granularis interna, sebagian besar terdiri dari sel
granular sedikit sel pyramida, stellata, dan sel martinotti
- Lamina ganglionare (pyramidalis internus), terutama
mengandung sel pyramida besar (giant cell of betz) dan sedikit
sel stellata, dan sel martinotti
- Lamina multiforme, terdiri atas sel multiforme atau polymorf
dan mengandung sedikit sel stellata dan sel martinotti
Serat-serat eferens yang keluar dari cortex cerebri
sebagian besar dibentuk oleh axon-axon sel-sel pyramidan yang
sebagian besar berupa serat-serat proyeksi menuju ke pusat-pusat
subcortical dan hanya sebagian kecil yang berupa serat-serat
assosiasi atau serat commisura menuju cortex lainnya. Selain itu
dibentuk pula oleh axon-axon sel-sel spindle/polymorf yang berupa
serat-serat asosiasi atau serat-serat commisura.
Sedangkan serat aferens yang masuk ke dalam cortex
cerebri berupa serat-serat proyeksi spesifik yang berasal dari bagian
thalamus yang spesifik dan berakhir pada lapisan granularis interna
dan bercabang-cabang pada bagian ini. Serta proyeksi yang tidak
spesifik yang berasal dari bagian thalamus yang tidak spesifik dan
formatio reticularis bercabang-cabang di berbagai lapisan sampai
pada lamina molecularis.
Daerah-daerah fungsional cortex cerebri terdiri dari:
- Lobus frontalis
a. Area motoris primaries atau area 4 Brodmann, terletak di
belakang lobus frontalis
b. Area premotorius, terletak di depan area 4 dan area 6 Brodmann,
bagian belakang merupakan gerakan halus dan terlatih,
berlainan dengan bagian depan yang merupakan pusat gerakan
kasar

29
c. Area 8 Brodmann atau daerah optokinetik frontal (frontal eye
field), terletak di sebelah frontalis cortex area premotoris dan
bersangkutan dengan gerakan bulbus oculi di bawah
pengendalian kemauan (pergerakan konjugasi atau asosiasi) dan
pusat gerakan otot kasar.
d. Pusat bicara motorik broca
Meliputi area 44 dan 45 yang meliputi bagian pars opercularis
dan pars triangularis gyrus frontalis inferior pada hemispherium
cerebri yang dominan oleh karena pada manusia sebagian besar
juga terletak di sebelah kiri. Daerah ini merupakan pusat bicara
motorik.
e. Cortex prefrontalis
Area ini meliputi area 9, 10, 11, dan 12 merupakan cortex
asosiasi yang terletak di depan area 4, 6, dan 8 yang bersifat
motorik, pusat asosiasi tertinggi untuk fungsi intelektual dan
fungsi kejiwaan yang membentuk kepribadian (personality)

- Lobus parietalis
Korteks parietalis mempunyai peran utama pada kegiatan
memproses dan mengintegrasi informasi sensorik yg lebih tinggi
tingkatnya. Area somestetik primer (area 1-3)terletak pada gyrus
postcentralis, paralel korteks motorik dan posterior sulkus centralis.
Bagian ini tersusun somatotopik dg menyirip, tapi tidak identik dg
korteks motorik primer. Sensasi semua bagian tubuh diterima
korteks sensorik primer dan disinilah menggapai kesadaran. Sensasi
ini mencakup nyeri, suhu, raba, tekan, proprioseptik. Lesi bagian ini
menyebabkan ggn sensorik kontralateral.
Area asosiasi somestetik (area 5 &7) menduduki lobus parietalis
superior meluas sampai permukaan medial hemisfer. Mempunyai
banyak hub dg area lain korteks sensorik. Korteks asosiasi sensorik
menerima dan mengintegrasi modalitas sensorik. Kualitas, bentuk,

30
tekstur, berat, dan suhu berkaitan dg pengalaman sensorik masa lalu,
shg informasi dpt ditanggapi dandiinteprestasikan. Kesadaran akan
bentuk tubuh, letak anggota tubuh, sikap tubuh, bahasa. Lesi girus
angularis (area 39) hemisfer dominant mengakibatkan aleksia
(ketdkmampuan memahami bhsa tulisan) dan agrafia (tdk mampu
menulis) meski dapat bicara normal. Lesi gyrus supramarginalis
(area 40) korteks parietalis mengakibatkan astereognosis
(ketdkmampuan mengenal benda lewat sentuhan) selain
memungkinkan stroke dan ggn kesadaran tbuh terhadap sisi
kontralateral lesi

- Lobus temporalis
Adalah area sensorik reseptif unt impuls pendengaran. Korteks
pendengaran primer (area 41&42) sebagai penerima suara, sedang
korteks asosiasi pendengaran (area 22/ area Wernick)sbg proses
pemahaman. Selain memiliki peranan unt ingatn tertentu. Korteks
area Werniks penting untmengerti bhsa ucap, lesi mengakibatkan
sulit unt mengerti bahasa ucap(afacia sensorik/afacia Wernics), atau
mungkin ucapan penderita scr fonetik dan tata bhs benar tapi kata-
kata yg dipilih tdk sesuai dan terdiri atas kata yg tak bermakna.

- Lobus occipitalis
Korteks penglihatan primer (area 17) menerima informasi
penglihatan dan sensasi warna, dikelilingi korteks asosiasi visual
(area 18&19) yg berperan dlm refleks gerak mata bila sedang
memandang atau mengikuti objek. Lesi sisi dominan mengakibatkan
kehilangan kemampuan mengenali benda dan kegunaannya, tp masih
tetap mampu mengenali wajah, lesi sisi tak dominan tjd kegagalan
mengenali wajah. Korteks asosiasi visual disebelah area 39 lobus
temporalis berfungsi unt memahami simbol-simbol bahasa, jk rusak

31
mengakibatkan aleksia sensorik/ hilangnyakemampuan memahami
apa yg dibaca

Susunan Substansia Alba Hemispherium Cerebralis


Mengisi daerah antara corteks cerebri dan subcorticales dan derat antara
berbagai nuklei subcorticales. Serat yg membentuk substansia alba
hemispherium cerebri berselubung myelin dibagi3 : serat proyeksi , serat
asosiasi, serat cimmisura.
I. serat-serat proyeksi, merupakan gab:
1. corona radiata
2. capsula interna
a. crus anterior
b. genu
c. crus posterior
3. Capsula eksterna
II. serat-serat commisura
terutama menghub pusat/daerah yg sama pd kedua hemisfer:
a. corpus callosum
b. commisura anterior
c. commisura hipocampi
III. serat-serat asosiasi
menghub daerah korteks yg berbeda satu dg lainnya pd hemisfer yg
sama, beberapa berkas asosiasi:
a. cingulum yg membentuk sebagian substansia alba gyrus
cinguli
b. fasciculus uncinatus
c. fasciculus fronto-occipitalis superior dan inferior

Basal ganglia
Sekelompok substansis grisea yg terletak basal dari corpus medullare yg sebagian
bsrdibentuk sel-sel sarafdan serat penghubung. Terdiri atas 3 bagian:

32
1. corpus striatum
2. claustrum
3. nukleus amydaloid
secara phylogenetika ganglia basalis tdd:
a. neostriatum meliputi nucleus caudatus dan putamen
b. paleostriatum yg meliputiglobus pallidus
c. archistriatum yg meliputi amygdala
bekerja untuk integrasi dan ekspresi emosi, perasaan, hasrat.

Rhinencephalon
Meliputi struktur susunan saraf pusat yg menerima serat-serat dari bulbus
olfactorius

- DIENCEPHALON
Adalah struktur disekitar ventrikel ke-3 dan membentuk inti bag
dlm cerebrum. Memproses rangsang sensorik dan membantu
memulai atau memodifikasi reaksi tubuh terhadap rangsang tersebut.
Dibagi jd 4 wilayah:
a. talamus
terdiri atas 2 struktur ovoid yg besar , masing-masing
mempunyai kompleks nukleus yg slg berhub dg korteks ipsilateral ,
serebelum & dg berbagai kompleks nuklear subkortikal. Merupakan
stasiun relai yg penting dlm otak & merupakan pengintegrasi
subkortikal yg penting semua jaras sensorik kec sist olfactorius
membentuk sinaps dg nukleus talamus dalam perjalanan menuju
korteks cerebri. Berfungsi sbg pusat sensorik primitif (individu dpt
merasakan samar-samar nyeri, tekan, raba, getar, suhu ekstrim) dan
integrasi ekspresi motorik oleh karena hub fungsinya terhadap pusat
motorik utama dalam korteks serebri, serebelum, ganglia basalis.

33
b. hipotalamus
di bawah talamus, berkaitan dg pengaturan rangsang dr SS
otonom perifer yg menyertai ekspresi tingkahlaku dan emosi.
Hipotalamus juga berfungsi dlm pengaturan hormon-hormon,
pengaturan cairan tubuh, suhu tubuh, lapar, haus.
c. subtalamus
merupakan nukleus ekstrapiramidal diencephalon yg penting,
mempunyai hub dg nuklus ruber, substansia nigra, globus palidus
dari ganglia basalis. Jika lesi menyebabkan diskineksia dramatis
(hemibasalismus) ditandai dg gerakan kaki/tangan yg terhempas kuat
pd satu sisi tubuh
d. epitalamus
berupa pita sempit yg membentuk atap diensephalon, berhub dg
sist limbik, berperan pd dorongan emosi dasar dan integrasi
informasi olfactorius, mensekresi melatonin dan membantu irama
sirkardian tubuh dan menghambat hormon gonadotropin.

D. MENINGEN
Terdiri atas 3 lapisan:
1. piamater
terletak erat dg permukaan otak & medspin. Mempunyai perluasan ke lateral
antara radix dorsal dan ventral saraf spinal (lig dentikulata/dentate). Menyertai
pembuluh darah pada permukaan otak dan medspin (piamater spinalis
vaskularisasinya lebih sedikit dari cerebralis)

2. Arakhnoid
Adl lapisan spt film, transparan, spt jala dan dihub ke piamater oleh trabekulasi
seperti lilin. Mempunyai satium (subarakhnoid) yg merup interval antara
arakhnoid dg piamater & diisi CSF, terdapat granulasiones arakhnoid yg
merupakan kumpulan spt bulu dg sangat mendekap arakhnoid yg berproyeksi ke
duramater

34
3. Duramater
Lapisan luar meningen yg keras dan fibrosa. Terdapat spatium epidural
mengandung pleksus venosus vertebralis dan a meningea media pd cavitas
cranialis. Mempunyai 2 lapisan stratum periostealis dan stratum meningealis.
Membentuk sinus-sinus venosus duralis antara 2 stratum atau antara duplikasi
strtum meningeal

E. CSF dan ventrikulus otak


Terletak dlm spatium subarakhnoid, dibentuk pleksus koroid dalam ventrikel
otak. Sirkulasinya melalui ventrikel memasuki spatium subarakhnoid dan
akhirnya disaring ke sistem venosa.
Tekanan CSF biasanya 100 dan 200 mmH2O, diukur melalui punksi lumbal,
diambil untuk pemeriksaan kandungan kimia dan selnya.
Ventrikulus otak adl kavitas dlm jar otak yg merup mpembesaran canalis
centralis tubulus neuralis embryonicus. Cavitas ini adl ventriculus lateralis, tertius,
quartus.
Ventriculus lateralis terletak di dlm subtantia hemisfer cerebri dan tdd pars
centralis dan 3 buah cornu anterior, posteior, inferius. Ventrikulus lateralis berhub
dg ventrikulus tertius melelui foramen interventrikularis dari mUNRO yg terletak
pd bag antrior dinding lateral ventrikulus tertius di bawah ujung anterior fornix.
Ventrikulus quartus adl cavitas spt tenda dg dasar spt intan. Beberapa nn
cranialess terletak pd regio ini. Ventrikulus berhub dg ruang sub arakhnoid pd
meningen melalui apertura mediana ventriculi quarti dan 2 apertura lateralis
ventriculi quarti (foramina luschka). Apertura mediana (foramen magendi)
membuka ke cavum subarakhnoid yg membesar disebut cisterna magna (antar
cerebellum dan medula)

F. Vaskularisasi
Oleh a carotis interna dan a vertebralis cabang cerebral sedang mening
divaskularisasi a mxillaris cabang meningea media. Medspin dan akarnya
divaskularisasi cabang-cabang kecil sepanjang saraf tsb

35
SUMSUM TULANG (MEDULLA SPINALIS)

Merupakan kelanjutan dari otak dimulai setinggi foramen occipitalis


magnum melanjutkan ke bawah di dalam canalis spinalis dan beakhir pada conus
medullaris setinggi V.Lumbalis I. Kemudian hanya berupa serabut-serabut saraf
yang disebut caudal aquina. Medulla spinalis ini mempunyai bentuk seperti
tabung silindris dan didalamnya terdapat lubang atau canalis centralis. Bagian tepi
atau cortex mengandung serat-serat saraf (white matter) dan bagian
tengahnya berwarna gelap (grey matter) yang mengandung sel-sel body
dan bentuknya seperti kupu-kupu. Dari medulla spinalis ini keluar masuk
serabut saraf sebanyak 31 pasang yang melalui foramen intervertebralis.
Sebagaimana otak medulla spinalis juga dilapisi oleh selaput meningen dan
mengandung cairan otak.
Pada medulla spinalis terdapat rute utama pada setiap ketiga columna alba.
Pada tractus asendens terdiri atas tiga tractus yaitu:
1. Tractus spinothalamicus anterior atau ventralis
Meneruskan impuls taktil dan tekanan dari medulla ke thalamus. Serabutnya
dimulai pada collumna posterior substantia grisea dari sisi berseberangan dan
melintas diatas commisura alba anterior sebelum naik pada columna alba
anterior.
2. Tractus spinothalamicus lateralis
Membawa impuls sakit dan temperatur ke thalamus. Serabutnya
bergabung pada medulla dengan serabut dari tractus spinothalamicus
anterior untuk membentuk lemnicus spinalis. Serabut keluar dari sel
yang terletak pada cornu posterior subatantia grisea sisi seberangannya
dan terutama berjalan naik pada columna lateralis.
3. Tractus spinothalamicus anterior posterior atau ventralis
dorsalis
Meneruskan informasi ke cerebellum yang dapat membantu
koordinasi otot (aktivitas sinergik) dan tonus otot juga sentuhan dan
tekanan. Serabut-serabut saraf mulai keluar pada cornu posterius dari sisi

36
yang sama dan berjalan menuju columna alba lateralis.

Tractus desendens terdiri atas:


1. t r a c t u s c o r t i c o s p i n a l i s a t a u cerebrospinalis anterior atau
ventralis atau disebut juga tractus pyramidalis direk
Tersusun atas serabut-serabut yang berjalan turun melalui otak dari
cortex cerebri. Medulla terletak didekat fissura antero-media dan
berhubungan dengan kontrol voluntaris dari otot skeletal. Tractus
menjadi lebih kecil ketika berjalan naik dan hampir hilang pada regio
thoracis media karena pada ketinggian ini sebagian besar serabut
pembentuknya sudah menyeberang ke sisi berlawanan untuk berakhir
dengan cara membentuk sinaps di sekitar cornu anterior dari neuron
motoris inferior. Beberapa serabut yang masih tersisa akan berakhir
pada columna anterior substantia grisea pada sisi chorda yang sama.
2. Tractus lateralis atau tractus pyramidalis transverse
Mengandung sejumlah besar serabut untuk mengontrol gerak otot
volunter. Serabutnya keluar pada cortex motoris dan melintang
diatas atau bergabung dengan tractus sisi seberangnya pada
medulla.
3. Tractus vestibulospinalis
Juga berjalan turun pada columna anterior substantia alba. Tractus ini
mempunyai hubungan dengan fungsi keseimbangan dan postur.
Serabut saraf mulai keluar pada medulla di sisi yang sama dari
gabungan sel-sel yang disebut nucleus vestibularis.
4. Tractus rubrospinalis
Terletak tepat di depan tractus corticospinalis lateralis,
serabutnya dimulai pada mesenchepalon dan berjalan turun untuk
berakhir di sekitar sel-sel cornu anterius. Berhubungan dengan kontrol aksi
otot dan merupakan bagian utama dari sistem extrapyramidal.

37
Tractus motoris dan sensoris merupakan tractus yang paling penting
di dalam otak dan medulla spinalis dan mempunyai hubungan yang erat
untuk gerakan motoris voluntaris, sensasi rasa sakit, temperatur dan sentuhan dari
organ-organ indera pada kulit dan impuls propioseptif dari otot dan sendi.
Tractus corticospinalis atau pyramidalis atau motoris berasal dari
cortex motoriius precentralis, serabutnya berjalan turun melalui capsula interna
pada genu dan duapertiga anterior limbus posterior.
Tractus cortico ventralis mengendalikan neuron-neuron motorik yang
melayani otot-otot pada truncus termasuk mm.intercostalis dan
abdominalis. Semua neuron yang menyalurkan impul-impuls motorik ke
nuclei motorii di dalam batang otak dan medulla spinalis dapat disebut sebagai
neuron motor atas (upper motor neuron). Impuls-impuls motorik ini dapat disalurkan
melalui jalur-jalur saraf yang termasuk dalam susunan pyramidal dan susunan
ekstrapyramidal oleh karena itu dalam area yang luas sel-sel neuron yang
membentuk jalur desendens pyramidal (tractus corticobulbaris dan
corticospinalis) dan ekstrapyramidal (tractus reticulospinalis dan
rubrospinalis) dapat disebut sebagai neuron motor atas sedangkan neuron-neuron
motorik di dalam nuclei motorii di dalam batang otak dan medulla spinalis dapat
disebut neuron motor bawah (lower motor neuron).

38
SISTEM SARAF TEPI

Saraf yang kasat mata adalah kumpulan serabut saraf. Serabut ini
diikat jadi satu oleh jaringan ikat. Masing-masing serabut yang hanya
terlihat dengan mikroskop ini dikelilingi oleh sarung yang terdiri dari sel-
sel neurilema (identik dengan sel glia di sistem saraf pusat). Dalam setiap
saraf terdapat ratusan atau ribuan serabut saraf. Jadi tergantung banyaknya
serabut saraf yang terkandung, saraf dapat halus atau tebal. Saraf diselaputi
oleh sarung jaringan ikat yang disebut epineurium. Jaringan ikat ini bercabang
ke dalam menyelubungi berkas-berkas serabut yang disebut funikuli. Jaringan
ikat yang menyelimuti funikuli disebut perineurium. Permukaan dalam
perineurium yang halus dibentuk oleh membran sel mesotelia yang gepeng.
Saraf yang kecil mungkin hanya mengandung satu funikulus. Akhirnya setiap
serabut saraf dibungkus oleh sarung jaringan ikat yang disebut endoneurium.
Jaringan ikat ini memberi kekuatan pada saraf dan mengandung
pembuluh darah yang memasok darah untuk saraf. Akar spinal tidak memiliki
sarung yang baik sehingga lebih rapuh.
Terdapat 12 pasang saraf cranial yang meninggalkan otak dan
melewati foramina pada tengkorak.Terdapat 31 pasang saraf spinal yang
meninggalkan medulla spinalis melalui foramina intervertebralis pada
columna vertebralis dimana mereka ditemukan 8 saraf cervical, 12 thoracal, 5
lumbal, 5 sacral dan 1 coccegeal.

A. Saraf Cranial
1. N.I atau N.Olfactorius
Berfungsi untuk mempersarafi pembauan, dan ujungnya beakhir
pada atap cavum nasi.
2. N.II atau Opticus
Penting untuk persarafan penglihatan dan ujungnya berakhir di retina

39
bola mata.

3. N.III atau N.Oculomotorius

Memberikan persarafan untuk otot-otot penggerak bola mata

4. N.IV atau N.Trochlearis

Merupakan saraf terkecil dari nervi cranialis yang juga mempersarafi


otot mata.
5. N.V atau N.Trigeminal
Merupakan saraf paling besar dari nervi cranialis yang mempersarafi
daerah muka sebagai saraf sensorik dan saraf motorik untuk otot
masticatorii. Saraf ini bercabang 3 yaitu

1). N. Ophtalmicus, nervus ini masuk ke dalam rongga mata /cavum


orbita t e r u s k e l u a r u n t u k m e m b e r i k a n p e r s a r a f a n s e ns o r i k
p a d a k u l i t dahi, hidung, sekitar mata dan mukosa (selaput lendir)
dari hidung, sinus para nasalis, dan sensori mata.
2).N.Maxillaris, memberikan persarafan sensoris pada kulit muka
bagian tengah /pipi, bawah mata, lateral hidung, mukosa
nasopharing, palatum molle, tonsil, gigi dan gingival atas serta bibir
atas.

3).N.Mandibularis, memberikan persarafan sensoris pada


daerah temporal, telinga, dagu, bibir bawah dan mukosa pipi,
gingival, gigi bawah dan lidah.
6.
N.VI atau N.Abducens
Memberikan persarafan motoris otot bola mata.
7.
N.VII atau N.Facialis
Nervus yang cabang motorisnya paling besar dan untuk persarafan otot-otot
mimik (expression muscle) dan sensoris 2/3 depan lidah, palatum
molle, dari pharynx.

40
8. N.VIII atau N.Accusticus
Terdiri dari N.Cochlearis dan N. Vestibularis
9. N.IX atau N.Glossopharingeus
Bersifat sensoris pada 1/3 belakang lidah, mukosa pharing dan tonsil.
Sedangkan persarafan motorisnya untuk kelenjar parotis dan kelenjar
mulut lainnya.

10. N. X atau N.Vagus

Merupakan nervus cranialis yang terpanjang dari cavum cranii ke leher,


ke cavum thoracalis clan terus ke abdomen. Saraf ini memberikan persarafan
sensori pada muka, mukosa pharynx, laring, jantung, paru-paru, oesophagus,
gaster, usus, ginjaI dan kulit telinga dan lubangnya. Sedangkan persarafan
motoris untuk otot laring, pharynx, otot-otot palatum molle. Spesial
motoris bersama nervus parasimpatis.
11. N. XI atau N. Accesorius
Saraf motorius untuk otot-otot larynx dan pharynx serta otot-otot leher.
12. N.XII atau N. Hypoglossal
Merupakan saraf motorik untuk otot-otot intrinsic.

B. Saraf Spinal
Masing-masing saraf spinal dihubungkan dengan medulla spinalis
oleh 2 radix, radix anterior clan radix posterior. Radix anterior terdiri atas berkas
serabut saraf yang membawa impuls saraf menjauhi susunan saraf pusat.
Serabut saraf seperti ini dinamakan serabut saraf efferens. Serabut efferens yang
menuju ke otot bercorak dan menyebabkan otot ini berkontraksi dinamakan
serabut motoris. Sel asalnya terletak pada cornu anterius medulla spinalis.
Radix posterior terdiri atas berkas serabut-serabut saraf yang membawa impuls

41
ke susunan saraf pusat dan dinamakan serabut afferens. Karena serabut ini
berkaitan dengan penghantran informasi tentang substansi raba, nyeri, suhu
dan vibrasi maka disebut serabut sensoris. Badan selnya terletak pada suatu
pembesaran pada radix posterior yang disebut ganglion radix posterior.

Pada setiap foramen intervertebralis radix anterior dan posterior bersatu


menjadi saraf spinalis. Di sini serabut motoris dan sensoris bercampur
menjadi satu sehingga saraf spinal dibentuk oleh campuran serabut
motoris dan sensoris. Waktu keluar dari foramen saraf spinalis dibagi
menjadi ramus ventralis yang besar dan ramus dorsalis yang lebih kecil.
Ramus dorsalis berjalan ke posterior mengelilingi columna vertebralis untuk
mempersarafi otot-otot dan kulit punggung. Ramus ventralis terus berjalan ke
anterior untuk mempersarafi otot-otot dan kulit sekitar dinding
anterolateral tubuh dan semua otot dan kulit ekstremitas. Dengan kata
lain setiap saraf spinal memiliki pola sebaran yang biasa disebut bersifat meruas
atau sesuai dermatom. Suatu dermatom adalah daerah kulit yang dipersarafi
serabut sensorik dari satu akar dorsal melalui cabang dorsal dan ventral saraf
spinal.
Pada pangkal ekstremitas rami ventralis satu sama lainnya
bersatu membentuk plexus saraf yang rumit. Pada pangkal lengan atas
terdapat plexus cervicalis dan brachialis dan pada pangkal tungkai atas
terdapat plexus lumbalis dan sacralis.

42
SUSUNAN SARAF OTONOM

Susunan saraf otonom merupakan bagian susunan saraf yang berhubungan


dengan persarafan struktur involunter seperti otot jantung, otot polos dan kelenjar
di seluruh tubuh. Susunan saraf otonom tersebar di seluruh susunan saraf pusat
dan perifer. Susunan saraf otonom dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
susunan saraf simpatis dan susunan saraf parasimpatis. Kedua bagian saraf
ini terdapat saraf aferens dan. eferens.
Aktivitas bagian simpatis susunan saraf otonom menyiapkan tubuh untuk
keadaan gawat. Simpatis mempercepat frekuensi jantung, kontriksi
pembuluh darah perifer, dan meningkatkan tekanan darah. Bagian parasimpatis
susunan saraf otonom melakukan redistribusi darah sehingga darah meninggalkan
kulit dan usus menuju otak, jantung, dan otot bercorak. Pada saat yang
bersamaan ia juga menghambat peristaltic saluran pencernaan dan menutup
sfingter.
Beda saraf simpatis dan parasimpatis
No. Aspek Simpatis Parasimpatis
mengikuti nukleus dari nn.
pada cornu lateralis medulla Cranialis III, VII, IX, dan
1. nukleus spinalis segmen Th1-L2, X dan cornu lateralis
disebut intermedio lateralis medula spinalis segmen
S2-S3
2. disebut juga sistem Thoraco-lumbal sistem cranio-sacral
3. ganglion jauh dari organ dekat organ
4. kerjanya saat kerja keras istirahat
fungsi pada organ
jantung mempercepat memperlambat
menyempitkan, kecuali a.
p.d. melebarkan
5. coronaria pada jantung
intestinum melemahkan peristaltik memperkuat
uterus/vu kontraksi menurun kontraksi bertambah
bronchus paru melebarkan menyempitkan
pupil mata melebarkan menyempitkan
Sistem Saraf Simpatis

43
• Nukleus intermediolateralis, cornu lateralis segmen Th1-L2
• Ganglion para vertebralis, akan keluar serat-serat preganglioner yang
sesuai dengan segmennya menuju ganglion Th1-L2
• Serat2 postganglioner berjalan mengikuti n. intercostalis
• Ganglionnya :
1. Daerah cerviks 3 ganglion :
 Ganglion cervicalis superior
 Ganglion cervicalis medius
 Ganglion cervicalis inferior
2. Daerah thorax (11 pasang)
3. Daerah lumbal (4 pasang)
4. Daerah sacral (4 pasang)
• Karena di daerah cervical tidak ada nukleus intermediolateralis, maka
serat-serat preganglioner berasal dari segmen Th1-Th4, yang bergabung
menjadi satu dan naik ke atas mengikuti jalannya trunchus sympaticus
sehingga akhirnya synaps dengan ganglion cervical superior, medius dan
inferior.
• Dan juga di daerah L2 ke bawah tidak terdapat nukleus
intermediolateralis, maka serat-serat preganglioner berasal dari segmen L1-
L2, yang turun ke bawah ikut trunchus sympaticus sehingga akhirnya synaps
dengan ganglion S2-S4.
2. Truncus sympaticus adalah rangkaian ganglion paravertebralis yang
dihubungkan oleh saraf interganglionelis yang dibagi menjadi :
 Segmen/pars cervical
 Segmen/pars thoracal
 Segmen/pars lumbal
 Segmen/pars sacral

Sistem Saraf Parasimpatis


• Untuk organ thorax dilayani oleh n. vagus/n. X

44
• Nukleusnya disebut nukleus dorsalis n. vagus, keluar serat preganglioner
yang mengikuti n. vagus
• Pada thorax n. vagus terletak di kiri (ventral oesophagus) dan kanan
(dorsal oesophagus)
• Di daerah cervical bercabang:
 N. laryngicus superior
 N. laryngicus inferior
Di sekitar oesophagus membentuk plexus oesophagus
Cabang untuk jantung : r. cardiacus
pulmo : r. pulmonalis
oesophagus : r. oesophagus
• Serat preganglioner dari n. vagus akan synaps pada ganglion-ganglion
parasimpatis yang berada di dekat atau dalam dinding organ.
• Pada oesophagus s.d. colon sigmoid terdapat ganglia parasimpatis yang
berada dalam plexus submucosa dari Meisner dan plexus intramural dari
Aurbuch.
• N. vagus melayani organ2 thorax dan abdomen s.d. intestinum yang
disebut colon tranversum atau tepatnya berhenti pada flexura coli sinistra.
• Dari flexura ke bawah asalnya dari nn. Pelvicus (pars sacralis)

45
Histologi Sistem Saraf

Jaringan saraf terdiri atas : sel saraf ( neuron ) , dan jaringan penyangga.
NEURON
Neuron terdiri atas : 1. Badan sel saraf / cell body neuron / perikaryon
2. Juluran sitoplasma ( dendrit dan akson )
1. PERIKARYON
a) Inti seperti gelembung ( vesikuler ) dengan nucleolus yang jelas ( open
face type )
b) Sitoplasma mengandung bentukan-bentukan khas :
1. Badan dari Nissl / Nissl’s body / chromidial substance
 Kumpulan ribosom, polysome, dan E.R. kasar
 Tampak sebagai granula kasar, warna basofil
 fungsi : sintesa protein sitoplasma
 terdapat pada sitoplasma dari perikaryon dan dendrit, tidak terdapat
pada akson dan akson hillock
 pada trauma neuron akan menghilang ( chromatolysis )
2. Neurofibril
 Kumpulan mikrotubulus dan mikrofilamen
 Tampak seperti sabut-sabut halus
 Fungsi : sarana transportasi intraselluler dan sebagai penyangga
agar bentuk neuron tidak mudah berubah
 Terdapat pada sitoplasma perikaryon, akson, dendrite
Bentukan lain dalam sitoplasma :
 Mitokondria dan apparatus golgi yang tampak dengan pengecatan
khusus
 Inklusi : lipofusin  makin tua, makin banyak
Melanin  pada substansi nigra
Besi  pada globus palidus

46
Peri-neural space : rongga yang terdapat di sekeliling perikaryon

2.AKSON
 juluran panjang dimulai dari akson hillock, biasanya tunggal
meneruskan rangsang dari perikaryon ke perifer ( eferen )

3.DENDRIT
 juluran pendek ≥ 1
menghantar rangsang dari perifer ke perikaryon ( aferen )

JENIS NEURON
A. Menurut jumlah juluran sitoplasmanya
1. Neuron unipoler
 punya 1 akson. Terdapat pada neuron embryonal
2. Neuron pseudounipoler
 punya 1 akson yang bercabang jadi 2, cabang yang 1 sebagai
dendrit dan yang lain sebagai akson. Terdapat pada sel ganglion
spinalis
3. Neuron bipolar
 punya 1 akson dan 1 dendrit. Terdapat pada sel pembau, sel bipolar
pada retina
4. Neuron multipoler
 punya 1 akson dan beberapa dendrit. Terdapat pada sel pyramid,
sel tanduk depan, sel ganglion otonom
5. Sel purkinje
 punya 1 akson dan 1 dendrit yang bercabang-cabang dalam 1
bidang ( seperti kipas ). Terdapat pada sel purkinje di dalam serebelum
B. Menurut panjang aksonnya
1. Golgi tipe I : aksonnya panjang
2. Golgi tipe II : aksonnya pendek

47
C. Menurut fungsinya
1. Neuron aferen : perikaryonnya di dalam ganglion spinalis, dendritnya
panjang. Bersifat sensoris
2. Neuron eferen : perikaryonnya di dalam SSP, dendritnya pendek.
Bersifat motoris.

SEL PENYANGGA PADA JARINGAN SARAF


Pada SST : sel Schwann, sel satelit ( sel amfisit )
Pada SSP : sel neuroglia

PEMBAGIAN JARINGAN SARAF


1. Sistem saraf tepi ( SST )
2. Sistem saraf pusat ( SSP )

SISTEM SARAF TEPI


a) Ganglion
b) Sabut-sabut saraf
c) Akhiran saraf
Jaringan ikat yang membungkus saraf tepi :
1. Endoneurium
Terdiri atas jaringan ikat kendor yang terlatak antara sabut saraf satu
dengan lainnya
2. Perineurium
Terdiri atas jaringan ikat padat yang membungkus 1 fasikel saraf tepi / 1
berkas sabut saraf tepi. Hubungan antar selnya berupa hubungan okludens
yang berfungsi sebagai barier. Mempunyai sekat-sekat yang menjorok ke
dalam ( trabekulae perineurium )
3. Epineurium
Jaringan ikat kendor yang membungkus beberapa fasikel saraf tepi

48
SYNAPS
 Kontak khusus antar membran dari sel saraf dengan sel saraf yang lain /
sel saraf dengan organ efektor
Jenis synaps :
1. Akso-dendritik : synaps antara akson dengan dendrit yang lain
2. Akso-somatik : synaps antara akson dengan perikaryon yzng lain
3. Akso-aksonik : synaps antara akson dengan akson yang lain
4. Synaps antara akson dengan organ efektor : motor end plates

SISTEM SARAF PUSAT


1. Medula spinalis / spinal cord
2. Cerebrum
3. Cerebellum

NEUROGLIA / SEL GLIA


 Sel-sel penyangga di dalam SSP yang analog dengan sel Schwann
pada SST dan sel amfisit pada ganglion
Macamnya ;
1. Makroglia
2. Mikroglia
3. Sel epindem

MENINGES
 Jaringan ikat yang membungkus organ-organ pada SSP
Terdiri atas 3 lapis, yaitu :
1. Durameter
2. Arachnoid / arachnoidmeter
3. Piameter

49
PLEXUS KOROIDEUS
 Lipatan-lipatan piameter yang sangat vaskuler dan menembus
sampai atap ventrikel 3, atap ventrikel 4 dan pada dinding ventrikel
lateral
Fungsi epitel plexus koroideus :
 Menghasilkan cairan serebro spinal ( CSS )
 Absorbs kembali dari CSS yang berlebih
Fungsi CSS :
 Media untuk metabolisme SSP
 Protektif terhadap trauma
CSS ini mengisi ventrikel otak, ruang sub-arachnoid, kanalis sentralis,
ruang perivaskuler
Sifat CSS :
• Cairan yang jernih
• Bila keruh / purulent  ada infeksi dalam SSP
• Bila aliran terganggu  pada janin : hydrocephalus
Pada dewasa : penekanan pada SSP
dengan segala akibatnya
DEGENERASI DAN REGENERASI
1. Neuron tidak dapat membelah diri
2. Sabut saraf perifer dapat regenerasi asal perikaryonnya tidak rusak
3. Sabut saraf pusat sulit regenasi meskipun perikaryonnya masih baik
4. Yang dapat membelah diri : sel glia, sel Schwann, sel amfisit. Sel ini akan
mengisi ruang bekas sel saraf yang mati, tapi tidak bisa menggantikan
fungsi sel saraf.

50
Tumbuh Kembang Anak

TUMBUH KEMBANG ANAK

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,


jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur
dengan ukuran berat (gram, kilogram, pound), ukuran panjang (cm, meter), umur
tulang dan keseimbangan metabolic (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam


struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Di sini menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system
organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.

Perkembangan kepribadian menurut Freud:

☼ Fase oral ialah fase pertama yang menunjukkan bahwa bayi itu mendapat
kepuasan melalui mulutnya. Rasa lapar mendorongnya mengenal dunia
luar melalui mulutnya. Menelan sesuatu berarti member kepuasan dan
memuntahkan sesuatu mengakibatkan ketegangan  mulai lahir sampai
tahun kedua

☼ Fase anal menunjukkan kesenangan dalam mengeluarkan tinja dan


kencing. Bila dalam masa oral bayi itu sangat pasif dan bergantung pada
ibunya, maka dalam fase anal dia dituntut agar melepaskan salah satu
aspek kebebasannya, yaitu dia harus menyetujui keinginan ibunya dengan
mengeluarkan tinja dan air seninya pada waktu dan tempat yang tertentu
 umur 2 sampai 4 tahun

☼ Fase falik dilalui dengan pergolakan pencarian obyek cinta. Dalam fase ini
diletakkan dasar untuk pola pemilihan obyek di kemudian hari

51
☼ Fase latent mulai umur 5 tahun, perkembangan seksual berhenti hingga
anak itu masa pubertas

☼ Fase pubertas mulai kira-kira umur 11 tahun. Waktu pubertas alat kelamin
mulai tumbuh dan berkembang dan dorongan seksual mulai muncul lagi.
Anak puber memulai dengan persiapan untuk peranan seksual dewasa.

52
Umur Perilaku motorik Perilaku penyesuaian diri Bahasa Perilaku pribadi dan sosial
Di bawah 4 Melakukan gerakan pelan2 Bereaksi terhadap suara kertak2 Suara2 kecil dari tenggorok Menjadi tenang bila
minggu bolak-balik mainan yang tidak dapat dibeda- diangkat
Memiringkan kepala Memandang sebentar pada barang bedakan Roman muka yang tenang
yang sedang bergerak

4 minggu Reflek kuduk tonik yang Mengikuti barang yang bergerak Mulai membentuk suara Memperhatikan muka dan
menonjol sampai ke depannya seperti mendengkut mengurangi aktivitas
Tangan menggenggam Tak menunjukkan minat dan (seperti burung merpati), Bereaksi terhadap bicara
berdeguk dan mendengkur
Kepala jatuh ke belakang tetapi segera menjatuhkan barang
dapat menahannya untuk
beberapa detik
16 minggu Sikap simetris menonjol Mengikuti dengan baik suatu Tertawa keras Senyum ‘sosial’ yang
Mempertahankan kepala yang barang yang bergerak Dapat mendengkut dan spontan
lurus Lengan digerakkan bila melihat berdeguk lebih lama Sadar akan keadaan yang
Kepala diangkat sampai 900 bila barang yang terjuntai (bergoyang) asing
tiarap di atas lengan bagian
bawah
28 minggu Duduk stabil, bersandar ke Dengan satu tangan memegang Mengatakan ‘m-m-m’ bila Memasukkan kaki ke mulut
depan pada tangan mainan menangis Menepuk bayangannya di
Melambangkan kaki secara Menggoyangkan mainan Membuat suara terbuka dalam kaca
aktif bila diberdirikan Memberi ke orang lain mainaanya seperti ‘ah’
40 minggu Duduk sendiri dengan Mencocokkan dua benda di depan Mengatakan ‘da-da’ atau Bereaksi terhadap

53
koordinasi yang baik mukanya seperti itu permainan social spt
menyembunyikan muka
Merangkak Meniru tulisan cakar ayam Bereaksi terhadap namanya
Memasukkan sendiri kue
Menarik diri sampai berdiri
ke dalam mulutnya,
memegang botol susunya
52 minggu Berjalan dengan dipegang pada Memakai logat khusus Membentu bila dipakaikan
satu tangan untuk mengekspresikan bajunya
sesuatu
Berdiri sendiri sebentar
Memberikan mainannya
bila diminta
15 bulan Bertatih (berjalan selangkah Mengatakan 3-5 kata Menunjuk atau bersuara
demi selangkah) dengan ada artinya untuk meminta sesuatu
Merangkak naik tangga Menepuk gambar dalam Melempar barang bila
buku bermain atau bila tidak
Memperlihatkan sepatu mau
bila diminta
18 bulan Berjalan, jarang jatuh Menyusun 3-4 buah kubus Mengatakan 10 buah kata, Makan sendiri sebagian,
menjadi menara termasuk nama dan menumpahkan
Melemparkan bola
Berjalan naik tangga dengan Menulis spontan secara cakar Mengenal satu benda yang Menarik mainan pada
ayam dan meniru gerakan menulis biasa dalam buku gambar talinya
dipegang pada satu tangan
Menjalankan dua buah Membawa atau menyeret
petunjuk. Umpamanya suatu mainan khusus, misal
‘taruh di atas meja’ boneka
2 tahun Berlari baik, tanpa terjatuh Membangun menara dari 6-7 Memakai kalimat 3 buah Memakai sendiri baju yang

54
kubus kata sederhana
Menyepak bola besar Mengatur kubus menjadi rentetean Menjalankan 4 buah Meniru pekerjaan rumah
seperti kereta api petunjuk sederhana tangga
Naik turun tangga sendiri
Meniru gerakan menggaris vertical Menunjuk pada dirinya
atau lingkaran sendiri dengan namanya
3 tahun Naik sepeda roda 3 Membangun menara dari 9-10 Mengatakan jenis Memakai sepatu
kubus kelaminnya dan nama
Meloncat dari anak tangga Membuka baju yang
lengkapnya
paling bawah Meniru jembatan dengan 3 kubus dikancing
Memakai kata majemuk
Berganti-ganti kaki naik tangga Menyalin lingkaran Makan sendiri dengan baik
Memerikan apa yang Mengerti menunggu
sedang terjadi dalam buku gilirannya
bergambar
4 tahun Turun tangga selangkah demi Mengulangi bilangan 4 angka Menamakan warna, paling Mencuci dan
selangkah sedikit 1 betul mengeringkan mukanya
Menghitung 3 buah benda dengan
Berdiri pada 1 kaki untuk 4-8 menunjuk tanpa salah Mengerti 5 buah kata sendiri
detik depan ‘atas, bawah, di Menggosok gigi
dalam, di belakang, di Bermain dengan anak2 lain
depan dan di samping’ secara kooperatif
5 tahun Meloncat dengan kaki berganti- Menyalin bujur sangkar Menamakan warna2 primer Memakai dan membuka
ganti baju sendiri
Menggambar orang scr dpt dikenal Menamakan uang
Biasa sudah dapat mengontrol dg kepala, badan dan ekstremitas Menulis beberapa huruf
Menanyakan arti kata2
sfingter dengan baik Menghitung 10 benda tanpa salah Bersaing dlm permainan

55
Gangguan Perkembangan Khas Berbicara & Berbahasa

Gangguan bicara merupakan salah satu masalah yang sering terjadi pada
anak - anak. Diperkirakan sekitar 4-5% anak - anak menderita gangguan bicara
dan bahasa. Deteksi dini perlu ditegakkan agar penyebabnya dapat segera dicari
sehingga pengobatan serta pemulihannya dapat dilakukan seawal mungkin.
Penyebab gangguan perkembangan bahasa sangat banyak dan luas, semua
gangguan mulai dari proses pendengaran, penerusan impuls ke otak, otak, otot
atau organ pembuat suara. Adapun beberapa penyebab gangguan atau
keterlambatan bicara adalah gangguan pendengaran, kelainan organ bicara,
retardasi mental, kelainan genetik atau kromosom, autis, mutism selektif,
keterlambatan fungsional, afasia reseptif dan deprivasi lingkungan. Deprivasi
lingkungan terdiri dari lingkungan sepi, status ekonomi sosial, tehnik pengajaran
salah, sikap orangtua. Gangguan bicara pada anak dapat disebabkan karena
kelainan organik yang mengganggu beberapa sistem tubuh seperti otak,
pendengaran dan fungsi motorik lainnya.
Terdapat tiga penyebab keterlambatan bicara terbanyak diantaranya adalah
retardasi mental, gangguan pendengaran dan keterlambatan maturasi.
Keterlambatan maturasi ini sering juga disebut keterlambatan bicara
fungsional.Keterlambatan bicara fungsional merupakan penyebab yang cukup
sering dialami oleh sebagian anak. Keterlambatan bicara fungsional sering juga
diistilahkan keterlambatan maturasi atau keterlambatan perkembangan bahasa.
Keterlambatan bicara golongan ini disebabkan karena keterlambatan maturitas
(kematangan) dari proses saraf pusat yang dibutuhkan untuk memproduksi
kemampuan bicara pada anak. Gangguan ini sering dialami oleh laki-laki dan
sering terdapat riwayat keterlambatan bicara pada keluarga. Biasanya hal ini
merupakan keterlambatan bicara yang ringan dan prognosisnya baik. Pada
umumnya kemampuan bicara akan tampak membaik setelah memasuki usia 2
tahun.

56
Anak yang mengalami gangguan pendengaran pada usia dibawah 3 tahun
yang terlambat untuk ditangani atau diberi alat bantu dengar akan kehilangan
kesempatan untuk mengembangkan system komunikasi non verbal oleh dirinya
sendiri, maka kesempatan untuk mengajarinya agar mampu berbicara yang dapat
dimengerti telah hilang.
Aram DM (1987) dan Towne (1983), mengatakan bahwa dicurigai adanya
gangguan perkembangan kemampuan bahasa pada anak, kalau diketemukan
gejala - gejala sebagai berikut :
1. Pada usia 6 bulan anak tidak mampu memalingkan mata serta
kepalanya terhadap suara yang datang dari belakang atau
samping.
2. Pada usia 10 bulan anak tidak memberi reaksi terhadap panggilan
namanya sendiri.
3. Pada umur 15 bulan tidak mengerti dan memberi reaksi terhadap
kata - kata jangan, da -da, dan sebagainya.
4. Pada usia 18 bulan tidak dapat menyebut sepuluh kata tunggal.
5. Pada usia 21 bulan tidak memberi reaksi terhadap perintah
(misalnya duduk, kemari, berdiri).
6. Pada usia 24 bulan tidak dapat menyebut bagian - bagian tubuh.
7. Pada usia 24 bulan belum mampu mengetengahkan ungkapn
yang terdiri dari 2 buah kata.
8. Setelah usia 24 bulan hanya mempunyai perbendaharaan kata
yang sangat sedikit/tidak mempunyai kata - kata hurf z pada
frase.
9. Pada usia 30 bulan ucapannya tidak dapat dimengerti oleh
anggota keluarga.
10. Pada usia 36 bulan belum dapat mempergunakan kalimat -
kalimat sederhana.
11. Pada usia 36 bulan tidak bisa bertanya dengan menggunakan
kalimat Tanya yang sederhana.

57
12. Pada usia 36 bulan ucapannya tidak dimengerti oleh orang di luar
keluarganya.
13. Pada usia 3,5 tahun selalu gagal untuk menyebutkan kata akhir
(ca untuk cat, ba untuk ban dan lain - lain ).
14. Setelah usia 4 tahun tidak lancar berbicara ( gagap).
15. Setelah usia 7 tahun masih ada kesalahan ucapan.
16. Pada usia berapa saja terdapat hipernasalitas atau hiponasalitas
(sengau/bindeng) yang nyata atau mempunyai suara yang
monoton tanpa berhenti, sangat keras dan tidak dapat didengar
serta terus menerus memperdengarkan suara serak.

58
GANGGUAN BELAJAR

DEFINISI
Gangguan belajar meliputi kemampuan untuk memperoleh, menyimpan,
atau menggunakan keahlian khusus atau informasi secara luas, dihasilkan dari
kekurangan perhatian, ingatan, atau pertimbangan dan mempengaruhi performa
akademi.
Gangguan belajar sangat berbeda dari keterlambatan mental dan terjadi
dengan normal atau bahkan fungsi intelektual tinggi. Gangguan belajar hanya
mempengaruhi fungsi tertentu, sedangkan pada anak dengan keterlambatan
mental, kesulitan mempengaruhi fungsi kognitif secara luas. Terdapat tiga jenis
gangguan belajar : gangguan membaca, gangguan menuliskan ekspresi, dan
gangguan matematik. Dengan demikian, seorang anak dengan gangguan belajar
bisa mengalami kesulitan memahami dan mempelajari matematika yang
signifikan, tetapi tidak memiliki kesulitan untuk membaca, menulis, dan
melakukan dengan baik pada subjek yang lain. Diseleksia adalah gangguan
belajar yang paling dikenal. Gangguan belajar tidak termasuk masalah belajar
yang disebabkan terutama masalah penglihatan, pendengaran, koordinasi, atau
gangguan emosional.

PENYEBAB
Meskipun penyebab gangguan belajar tidak sepenuhnya dimengerti.
Mereka termasuk kelainan pada proses dasar yang berhubungan dalam memahami
atau menggunakan ucapan atau penulisan bahasa atau numerik dan pertimbangan
ruang.
Kebanyakan anak dengan masalah tingkah laku tampak kurang baik di
sekolah dan diperiksa dengan psikologis pendidikan untuk gangguan belajar.
Meskipun begitu, beberapa anak dengan jenis gangguan belajar tertentu

59
menyembunyikan gangguan mereka dengan baik, menghindari diagnosa, dan oleh
karena itu pengobatan, perlu waktu yang lama.

GEJALA
Anak kecil kemungkinan lambat untuk mempelajari nama-nama warna
atau huruf, untuk menyebutkan kata-kata untuk objek yang dikenal, untuk
menghitung, dan untuk kemajuan pada awal keahlian belajar lain. Belajar untuk
membaca dan menulis kemungkinan tertunda. Gejala-gejala lain dapat berupa
perhatian dengan jangka waktu yang pendek dan kemampuan yang kacau,
berhenti bicara, dan ingatan dengan jangka waktu yang pendek. Anak tersebut
bisa mengalami kesulitan dengan aktifitas yang membutuhkan koordinasi motor
yang baik, seperti mencetak dan mengkopi.
Anak dengan gangguan belajar bisa mengalami kesulitan komunikasi.
Beberapa anak mulanya menjadi frustasi dan kemudian mengalami masalah
tingkah laku, seperti menjadi mudah kacau, hiperaktif, menarik diri, malu, atau
agresif.

DIAGNOSA
Anak yang tidak membaca atau belajar pada tingkatan yang diharapkan
untuk kemampuan verbal atau kecerdasan harus dievaluasi. Pemeriksaan
pendengaran dan penglihatan harus dijalankan, karena masalah pikiran sehat ini
bisa juga berhubungan dengan keahlian membaca dan menulis.
Dokter meneliti anak tersebut untuk berbagai gangguan fisik. Anak
tersebut melakukan rangkaian tes kecerdasan, baik verbal maupun non verbal, dan
tes akademik pada membaca, menulis, dan keahlian aritmatik.

PENGOBATAN
Pengobatan yang paling berguna untuk gangguan belajar adalah
pendidikan yang secara hati-hati disesuaikan dengan individu anak. Cara seperti
membatasi makanan aditif, menggunakan vitamin dalam jumlah besar, dan

60
menganalisa sistem anak untuk trace mineral seringkali dicoba tetapi tidak
terbukti. Tidak ada obat-obatan yang cukup efektif pada pencapaian akademis,
intelegensi, dan kemampuan pembelajaran umum. Karena beberapa anak dengan
gangguan belajar juga mengalami ADHD, obat-obatan tertentu, seperti
methylphenidate, bisa meningkatkan perhatian dan konsentrasi, meningkatkan
kemampuan anak untuk belajar.

61
Gangguan Perkembangan Motorik yang Khas

Tic” / Habit spasm  suatu gerakan motorik (yang lazimnya mencakup suatu
kelompok otot khas tertentu) yang tidak di bawah pengendalian, berlangsung
cepat, dan berulang-ulang tidak berirama (misalnya gerakan kepala
mengelakkan atau menundukkan, mengerutkan dahi, kedua / satu mata
berkedip), ataupun suatu hasil vocal yang timbul mendadak dan tidak ada
tujuannya yang nyata. “Tic” jenis motorik dan jenis vocal mungkin dapat
dibagi dalam golongan yang sederhana dan yang kompleks, sekalipun
penggarisan batasannya kurang jelas.
• Ciri khas terpenting yang membedakan “Tic” dari gangguan motorik
lainnya ialah gerakan motorik yang mendadak, cepat, sekejab dan terbatasnya
gerakan, tanpa bukti gangguan neurologis yang mendasari; sifatnya yang
berulang-ulang; (biasanya terhenti saat tidur); dan mudahnya gejala itu
ditimbulkan kembali atau ditekan dengan kemauan. Kurang beriramanya “tic”
itu yang membedakannya dari gerakan yang stereotipik berulang yang tampak
pada beberapa kasus autisme dan retardasi mental. aktivitas motorik
manneristik yang tampak pada gangguan ini cenderung mencakup gerakan
yang lebih rumit dan lebih bervariasi daripada gejala "tic". Gerakan obsesif-
kompulsif sering menyerupai "tic" yang kompleks namun berbeda karena
bentuknya cenderung ditentukan oleh tujuannya (misalnya menyentuh atau
memutar benda secara berulang) daripada oleh kelompok otot yang terlibat;
walaupun demikian acapkali sulit juga untuk membedakannya.
• "Tic" seringkali terjadi sebagai fenomena tunggal namun tidak jarang
disertai variasi gangguan emosional yang luas, khususnya, fenomena obsesi
dan hipokondrik. Namun ada pula beberapa hambatan perkembangan khas
disertai "tic". Tidak terdapat garis pemisah yang jelas antara gangguan "tic"
dengan berbagai gangguan emosional dan gangguan emosional disertai "tic".
Diagnosisnya mencerminkan gangguan utamanya.

62
• Penyebab: genetic.
Pada neurochemistry & neuroimaging  ditemukan interaksi abnormal
dopaminergic-excitatory asam amino pada bagian jembatan kortex frontal,
basal ganglia, thalamus.

Gangguan "tic" sementara


- Gangguan ini pada umumnya memenuhi criteria untuk diagnosis gangguan
“tic”, tetapi tidak melampui 12 bulan.
- Bentuk ini paling sering dijumpai pada anak usia 4-5 tahun; biasanya
berupa kedipan mata, muka menyeringai, atau kedutan kepala. Pada
sebagian kasus hanya berupa episode tunggal, namun pada beberapa kasus
lain hilang timbul selama beberapa bulan.

Gangguan “Tic” Motorik atau Vokal Kronik


- Umumnya memenuhi criteria untuk suatu gangguan “tic” motorik atau
vocal (namun bukan kedua-duanya) dan berlangsung lebih dari setahun.
- Dapat tunggal atau multiple (lebih sering multiple).

Gangguan Campuran “tic” motorik dan vocal multiple (syndrome de la Tourette)


- “ tic” motorik multiple dengan satu atau beberapa “tic” vocal yang tidak
harus timbul secara serentak dan dalam riwayatnya hilang timbul.
- Onset hampir selalu ada pada masa kanak dan atau remaja. Lazimnya ada
riwayat “tic” motorik sebelum timbulnya “tic” vocal; sindrom ini sering
memburuk pada usia remaja dan lazim pula menetap sampai usia dewasa.
- “tic vocal sering bersifat multiple dengan letupan vocal yang berulang-
ulang, seperti suara mendehem, bunyi ngorok, dan ada kalanya diucapkan
kata-kata atau kalimat cabul. Ada kalanya diiringi gerakan isyarat
ekopraksia, yang dapat juga bersifat cabul (copropraxia). Seperti juga pada
“tic” motorik, “tic” vocal mungkin ditekan dengan kemauan untuk jangka
waktu singkat, bertambah parah saat stress dan berhenti saat tidur.

63
Pengobatan
Ialah menyelidiki keadaan emosional anak. Sejumlah anak segera menunjukkan
perbaikan, akan tetapi segolongan lain sukar disembuhkan. Dapat juga diberi
haloperidol.

64
Gangguan perkembangan khas campuran

• Keadaan ini merupakan sisa kategori gangguan yang batasannya tak jelas,
konsepnya tidak adekuat (tetapi perlu) dengan gangguan perkemabnagn
khas campuran dari berbicara dan berbahasa, keterampilan skolastik,
dan/atau fungsi motorik, tetapi tidak ada satu gejala yang cukup dominant
untuk dibuat sebgai diagnosisi utama

Gangguan perkembangan pervasive


• Kelompok gangguan ini ditandai dengan kelainan kualitatif dalam
interaksi social yang timbale balik dan dalam pola komunikasi, serta minat
dan aktivitas yang terbatas, stereotipik, berulang. Kelainan kualitatif ini
menunjukkan gambaran yang pervasive dari fungsi-fungsi individu dalam
semua situasi, meskipun dapat berbeda dalam derajat keparahannya.

Autisme masa anak


Pedoman diagnostic:
• Gangguan perkembangan pervasive yang ditandai oleh adanya kelainan
dan/atau hendaya perkembangan yang muncul sebelum usia 3tahun, dan
dengan cirri kelainan fungsi dalam tiga bidang: interaksi social,
komunikasi, dan perilaku yang terbatas dan berulang.
• Biasanya tidak jelas ada periode perkembangan yang normal sebelumnya,
tetapi bila ada, kelainan perkembangan sudah menjadi jelas sebelum usia 3
tahun, sehingga diagnosis sudah dapat ditegakkan. Tetapi gejal-gejalanya
(sindrom) dapat di diagnosis pada semua kelompok umur.
• Selalu ada hendaya kualitatif dalam interaksi social yang timbale balik
(reciprocal social interaction). Ini berbentuk apresiasi yang tidak adekuat
terhadap isyarat sosio-emosional, yang tampak sebagai kurangnya respon
terhadap perilaku dalam konteks social; buruk dalam menggunakan isyarat

65
social dan integrasi yang lemah dalam perilaku social, emosional dan
komunikatif; dan khususnya, kurangnya respons timbale balik sosio-
emosional.
• Demikian juga terdapat hendaya kualitatif dalm komunikasi. Ini berbentuk
kurangnya penggunaan keterampilan bahsa yang dilmiliki di dalam
hubungan sosial; hendaya dalam permainan imaginatif dan imitasi timbal
balik dalam percakapan; buruknya keluwesan dalam bahasa ekspresif dan
kreativitas dan fantasi dalam proses pikir yang relatif kurang; kurangnya
respons emosional terhadap ungkapan verbal dan non-verbal orang lain;
hendaya dalam menggunakan variasi irama atau penekanan sebagai
modulasi komunikatif; dan kurangnya isyarat tubuh untuk menekankan
atau memberi arti tambahan dalam komunikasi lisan.
• Kondisi ini juga ditandai oleh pola perilaku, minat dan kegiatan yang
terbatas, berulang dan stereotipik. Ini berbentuk kecenderungan untuk
bersikap kaku dan rutin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari; ini
biasanya berlaku untuk kegiatan baru dan juga kebiasaan sehari-hari serta
pola bermain. Terutama sekali dalam masa kanank yang dini, dapat terjadi
kelekatan yang khas terhadap benda-benda yang aneh, khususnya benda
yang tidak lunak. Anak dapat memaksakan suatu kegiatan rutin dalam
ritual yang sebetulnya tidak perlu; dapat terjadi preokpasi yang stereotipik
terhdap suatu minat seperti tanggal, rute atau jadwal; sering terdapat
stereotipi motorik; sering menunjukkan minat khusus terhadap segi-segi
non fungsional dari benda-benda (misalnya bau atau rasanya); dan terdapat
penolakan terhadap perubahan dari rutinitas atau dalam detil dari
lingkungan hidup pribadi (seperti perpindahan mebel atau hiasan dalam
rumah).
• Semua tingkatan IQ dapat ditemukan dalam hubungannya dengan autisme,
tetapi pada tiga perempat kasus secara signifikan terdapat retardasi mental.

Autisme tak khas

66
Pedoman diagnostik
• Gangguan perkembangan pervasif yang berbeda, dari autisme dalam hal
usia onset maupun tidak terpenuhinya ketiga kriteria diagnostik. Jadi
kelianan dan atau hendaya perkembangan menjadi jelas untuk pertama
kalinya pada usia setelah 3 tahun; dan/atau tidak cukup menunjukkan
kelaianan dalam satu atau dua dari tiga bidang psikopatologi yang
dibutuhkan untuk diagnosis autisme (interaksi sosial timbal-balik,
komunikasi, dan perilaku terbatas, stereotipik, dan berulang) meskipun
terdapat kelaiana yang khas dalam bidang lain.
• Autisme tidak khas sering muncul pada individu dengan retardasi mental
yang berat, yang sangat rendah kemampuannya, sehingga pasien tidak
mampu menampakkan gejala yang cukup untuk menegakkan diagnosis
autisme; ini juga tampak pada individu dengan gangguan perkembangan
yang khas dari bahasa reseptif yang berta.

Gangguan disintegratif masa kanak lainnya


Pedoman diagnostik
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan suatu perkembangan normal yang jelas
sampai usia minimal 2 tahun, yang diikuti dengan kehilangan yang nyata
dari keterampilan yang sudah diperoleh sebelumnya;disertai dengan
kelainan kualitatif dalam fungsi-fungsi sosial
• Biasanya terjdai regresi yang berta atau kehilangan kemampuan
berbahasa, regresi dalam kemampuan bermain, keterampilan sosial, dan
perilaku adaptif, dan sering dengan hilangnya pengendalian BAB atau
BAK, kadang-kadang disertai dengan kemerosotan pengendalian motorik.
• Yang khas, keadaan tersebut bersamaan dengan hilangnya secara
menyeluruh perhatian/minat terhadap lingkungan, adanya mannerisme
motorik yang stereotipik dan berulang, serta hendaya dalam interaksi
sosial dan komunikasi yang mirip dengan autisme.

67
Dalam hal-hal tertentu sindrom ini mirip dengan dementia pada orang dewasa,
tetapi berbeda dalam tiga hal: biasanya tidak ada bukti penyakit atau kerusakan
organik yang dapat ditemukan (walaupun beberapa tipe disfungsi otak organik
dapat ditelusuri); kehilangan keterampialan dapat diikuti dengan beberapa derajat
perbaikan; hendaya dalam fungsi sosial dan komunikasi mempunyai kualitas lebih
berciri autistik daripada kemunduran intelektual.

68
Enuresis
Definisi
Suatu keadaan tidak dapat menahan kencing sesudah umur 3-4 tahun tanpa
gangguan organik.Enuresis nokturna terjadi pada malam hari dan enuresis diurna
pada siang hari.
Epidemiologi
Prevalensi pada usia 5 tahun adalah 7% untuk laki-laki dan 3% untuk wanita.Pada
usia 10 tahun adalah 3% untuk laki-laki dan 2% untuk wanita. Dan pada usia 18
tahun adalah 1% untuk laki-laki dan sangat jarang pada wanita.
Manifestasi Klinik
Enuresis ini dapat dibagi menjadi tipe menetap (primer),dimana pada malam hari
anak tidak pernah kering (selalu mengompol) dan tipe regresif (sekunder),dimana
anak yang telah dapat mengendalikan untuk sekurang-kurangnya 1 tahun mulai
ngompol lagi.Sekitar 75% dari semua anak yang enuretik adalah enuresis
primer.Namun lebih dari 50% dari anak usia sekolah akhir yang enuretik
menderita enuresis sekunder.Enuresis tetap pada malam hari sering akibat
pelatihan untuk buang air tidak tepat atau tidak memadai.Orang tua yang
menuntut secara paksa anak dilatih buang air segera dapat menimbulkan respon
marah;anak secara tidak sadar menentangnya dengan mengompol.Sebaliknya
orang tua yang tidak cukup dekat pada kebutuhan anak untuk memberi dukungan
secara tepat latihan buang air,dapat mengurangi upaya untuk menahan
kencing.Stres sosial seperti kepadatan penghuni yang berlebihan kadang
dihubungkan dengan ngompol Enuresis juga terkait dengan
imigrasi,ketidakberuntungan sosioekonomi,dan kondisi psikopatologi keluarga.
Tipe ngompol regresif dipercepat oleh peristiwa-peristiwa lingkungan yang penuh
tekanan,seperti pindah ke rumah baru,konflik perkawinan,kelahiran saudara
kandung atau kematian dalam keluarga.Ngompol yang seperti ini adalah
intermitten dan sementara;prognosisnya lebih baik dan penatalaksanaanya lebih
mudah daripada ngompol primer.

69
Penelitian terbaru memberi kesan bahwa enuresis menggambarkan perkembangan
imatur.Banyak anak yang enuresis ternyata mempunyai kapasita kandung kemih
yang kurang,mungkin karena latihan yang tidak adekuat dan predisposisi
genetik.Faktor lingkungan memberi stres tambahan.
Pada kedua tipe ngompol,kondisi patologi organik dapat ditemukan hanya pada
sejumlah kasus yang sangat kecil.Namun ada kenaikan yang nyata infeksi saluran
kencing pada anak yang enuretik.Pemeriksaan fisik dan analisis urin
terindikasi,namun prosedur seperti urografi dan sitoskopi biasanya tidak
dibenarkan dan tidak harus dilakukan kecuali kalau ada beberapa indikasi lesi
organik.
Penanganan
Bagaiman sikap kita terhadap anak dengan enuresis
1. Mencari faktor irganik,misalnya iritasi lokal:balanitis,fimosis,sistitis atau
anomali SSP seperti spina bifida.Atau adanya irritable bladder yang
biasanya familial
2. Mencari gangguan emosional,misalnya keadaan di rumah atau di sekolah
yang tidak memuaskan sehingga menimbulkan ketegangan.
Berikut ini adalah beberapa saran umum :
1. Penting untuk membantu kerja sama anak untuk mengatasi
masalahnya.Pemberian imbalan pada anak yang tidak mengompol pada
malam hari,hadiah kecil dapat diberikan.Hadiah yang lebih besar harus
diberikan untuk keberhasilan yang semakin meningkat
2. Anak yang lebih tua diharapkan untuk mencuci seprei dan piamanya
sendiri yang dikotori.
3. Setelah makan malam,anak tidak tidak boleh diberi makanan cair
4. Sebelum tidur,anak harus buang air
5. Membangunkan anak secara berulang untuk mengantarkannya ke kamar
mandi adalah berguna hanya pada beberapa anak dan lebih lanjut dapat
menimbulkan dan membangkitkan amarah pada anak atau orang tua.

70
6. Hukuman atau penghinaan terhadap anak oleh orang tua atau orang lain
harus benar-benar dihindari.
Penggunaan alat-alat pembantu (misalnya ,alarm yang berbunyi apabila ank
membasahi sprei ) biasanya tidak perlu dan harus dicadangkan untuk kasus-kasus
menetap dan refrakter dimana rasa harga diri anak terkikis secara
serius.Persetujuan anak untuk penggunaan alat tersebut merupakan syarat
mutlak.Selain itu juga bisa diberikan imipramin (tofranil 25mg/24 jam sebelum
waktu tidur).Ada yang mengatakan obat ini untuk meninggikan tonus
sfingter,tetapi menurut pediatri yang lain,obat ini cepat membuat anak masuk ke
dalam tingkat tidur lebih dalam sehingga ia tidak sempat ngompol,karena
ngompol biasanya terjadi pada waktu tingkat tidur ringan.Di samping ini tentu
juga dicari sumber ketegangan dan diusahakan untuk menghilangkannya bila ada.

71
Enkopresis
Definisi
Adalah lewatnya tinja pada tempat yang tidak semestinya pada setiap usia (2-3
tahun) setelah kontrol usus seharusnya telah mapan.Gangguan organik jarang
ditemukan.Enkopresis menunjukkan gangguan emosi yang lebih serius daripada
ngompol dan sering terkait dengan amarah.
Epidemiologi
Gangguan ini terutama pada laki-laki mengenai sedikit lebih dari 1% anak usia
sekolah.Gangguan ini lebih lazim ditemukan pada anak dari latar belakang
sosioekonomi rendah.
Etiologi
- Adanya gangguan organik atau retardasi mental
- Latihan yang salah : ibu yang tergesa-gesa melatih anaknya sebelum
waktu (sebelum umur 1tahun seorang anak memang belum dapat
mengontrol sfingternya),sehingga anak menjadi bingung dan takut.Atau
anak itu kurang diperhatikan sehingga juga kurang dilatih.
- Adanya gangguan emosional,misalnya rasa iri hati terhadap adik yang
baru lahir.

Manifestasi Klinik
Pengotoran kronis dapat berlangsung lama dari masa bayi (primer) dan
selanjutnya atau dapat muncul sebagai fenomena regresif (sekunder).Kelainan ini
sering terkait dengan konstipasi kronis,tinja keras,dan mencret terus menrus (pada
sekitar 2/3 kasus) dan dapat memperburuk ke megacolon psikogenik.Enkopresis
biasanya menggambarkan amarah dan tantangan yang tidak disadari pada
anak,dan orang tua dapat merespon dengan pembalasan,tindakan
hukuman.Kinerja sekolah dan kehadiran mungkin terpengaruh karena anak

72
menjadi sasaran cemoohan dan ejekan teman sekolahnya akibat bau yang
menusuk hidung.
Penanganan
Tindakan sejenis dengan tindakan yang digunakan untuk penanganan enuresis
mungkin berguna,namun sifat gejala tertentu dan cacat sering kali memerlukan
intervensi psikoterapik pada anak dan keluarga.Penanganan enkopresis sekunder
dapat dipermudah dengan penggunaan minyak mineral yang tepat dan diet serat
yang tinggi.Meringankan konstipasi dan mengambil tinja yang keras
menghasilkan perbaikan yang berarti pada sekitar 3/4 dari semua kasus.Duduk
pada toilet 10-15 menit setiap selesai makan sering diperlukan.Hadiah untuk yang
taat harus diberikan.
Enkopresis primer lebih sulit ditangani.Pada mulanya enema mungkin diperlukan
untuk mengosongkan kolon.Namun penggunaan enema dan obat pencahar
(laksatif) yang lama harus dihindari.Umpan balik biologis,yang digunakan untuk
melatih otot sfingter ani,telah membantu.Anak didorong untuk menggunakan
kamar mandi pada saat-saat tertentu dan diberi hadiah yang
Sesuai.Jika anak tidak mengeluarkan sejumlah bahan tinja yang layak,mungkin
diperlukan supositoria gliserin.Perlu pemeriksaan pakaian anak yang tidak
memalukan di akhir hari.Hadiah diberikan bagi yang tidak mengotori
ringan,konsekuensi tanpa pendapat digunakan bagi yang kotor .Angka respon
terapetik dikatakan menjadi 80-90%.

73
Pika
Gangguan makanan ini melibatkan penelanan berulang atau kronis bahan bukan
nutrien,yang meliputi plester,arang,tanah liat,wool,abu,cat,dan tanah.Umur
mulainya biasanya pada umur 1-2 tahun,tetapi mungkin lebih awal.Pika biasanya
berhenti pada masa anak-anak,tetapi dapat berlanjut sampai pada masa remaja dan
dewasa.Retardasi mental dan tiadanya perawatan orang tua (psikologis dan
nutrisi) merupakan faktor predisposisi.Meskipun pengecapan (rasa) dan
pengunyahan obyek adalah normal pada bayi dan anak yang baru belajar
jalan,pika setelah umur tahun kedua memerlukan pemeriksaan.Sering ada gejala
disorganisasi keluarga,pengawasan yang jelek dan pengabaian akan kasih
sayang.Pika muncul lebih menonjol pada kelas sosioekonomi lebih rendah.Anak-
anak dengan pika menambah resiko keracuna timah dan infeksi parasit.Diagnosis
banding meliputi autisme,skizofrenia,dan gangguan fisik tertentu seperti sindrom
Kleine-Levin.

74
Gangguan Tingkah Laku
Gangguan tingkah laku berciri khas dengan adanya suatu pola tingkah laku
yang dissosial, agresif atau menentang, yang berulang dan menetap.
Penilaian adanya gangguan tingkah laku perlu memperhitungkan tingkat
perkembangan anak. Contoh perilaku yang menjadi dasar diagnosis mencakup
hal-hal berikut: perkelahian; kejam terhadap hewan atau sesama manusia;
perusakan yang hebat atas barang milik orang; membakar; mencuri; pendustaan
berulang-ulang; membolos dari sekolah; lari dari rumah; perilaku provokatif yang
berlebihan; sikap menetang yang berat. Masing-masing dari kategori ini, apabila
ditemukan, adalah cukup untuk menjadi alasan bagi diagnosis ini, namun
demikian perbuatan dissosial bukan merupakan alasan kuat.
Diagnosis ini tak dianjurkan kecuali bila tingkah laku seperti yang
diuraikan berlanjut selama 6 bulan atau lebih.
Klasifikasi gangguan tingkah laku:
1. Gangguan tingkah laku yang terbatas pada lingkungan keluarga
Pedoman diagnostiknya apabial memenuhi kriteri yang dijelaskan
pada gangguan tingkah laku secar menyeluruh. Selain itu tidak ada
gangguan tingkah laku yang signifikan diluar lingkungan keluarga dan
juga hubungan sosial ank di luar lingkungan keluarga masih berada dalam
batas-batas normal.
2. Gagguan tingkah laku tak berkelompok
Ciri khas adanya gagguan tingkah laku tak berkelompok adalah
adanya kombinasi perilaku dissosial dan agresig berkelanjutan, dengan
sifat kelainan pervasif yang bermakna dalam hubungan anak yang
bersangkutan dengan anak-anak lainnya.
Tiadanya keterpaduan yang efektif dengan kelompok sebaya merupakan
perbedaan penting dengan gangguan tingkah laku yang berkelompok dan
ini diutamakan diatas segala perbedaan lainnya.

75
Rusaknya hubungan dengan kelompok sebaya terutama dibuktikan
dengan keterkucilan atau kurang disenanginya oleh anak-anak sebayanya,
dan karena ia tak punya sahabat karib atau hubungan empatik maka
hubungan dengan orang dewasa ditandai dengan perselisihan, dendam, dan
permusuhan.
Tindak kejahatan lazim dilakukan sendirian. Perilaku yang khas
terdiri dari: tingkah laku menggertak, sering berkelahi, dan sering
melakukan pemerasan, membangkang, berbuat kasar, tak mau kerjasama,
sering menentang otoritas. Namun ada pula anak yang terisolasi, juga
dapat terlibat pada tindak kejahatan berkelompok.
3. Gagguan tingkah laku berkelompok
Kategori ini berlaku terhadap gangguan tingkah laku yang ditandai
oleh perilaku dissosial atau agresif berkelanjutan yang terjadi pada anak
yang umumnya cukup terintegrasi di dalam kelompok sebayanya.
Kunci perbedaan terpenting adalah terdapatnya ikatan persahabatan
langgeng dengan anak yang seusia. Sering kali, namun tak terlalu,
kelompok sebaya itu terdiri atas anak-anak yang juga terlibat dalam
kegiatan kejahatan atau dissosial. Namun hal ini bukan merupakan hal
yang mutlak untuk diagnosisnya; bisa saja anak itu menjadi warga
kelompok sebaya yang tidak terlibat dalam tindak kejahatan sementara
prilaku dissosialnya dilakukan di luar lingkungan kelompok itu. Bila
perilaku dissosial itu pada khususnya, merupakan penggertakan terhadap
anak lain, boleh jadi hubungan dengan korbannya atau beberapa anak lain
terganggu. Perlu ditegaskan lagi, bahwa hal ini tidak membatalkan
diagnosisnya, asal saja anak itu memang termasuk dalam kelompok sebaya
dan ia merupakan anggota yang setia dan mengadakan ikatan persahabatan
yang langgeng.
4. Gangguan sikap menentang
Ciri khas dari jenis gangguan tingkah laku ini ialah berawal pada
anak dibawah usia 9 dan 10 tahun. Ditandai oleh adanya perilaku

76
menentang, ketidakpatuhan, perilaku provokatif dan tidak adanya tindakan
dissosial dan agresif yang lebih berat yang melanggar hukum ataupun
melanggar hak asasi orang lain.
Pola perilaku nagativistk, bermusushan, menentang, provokasi, dan
merusak tersebut berlangsung secara berkelanjutan. Anak dengan
gangguan ini cenderung sering kali dan secara aktif membangkang
terhadap permintaan atau peraturan dari orang dewasa serta dengan
sengaja mengusik orang lain.
5. Gagguan tingkah laku lainnya
6. Gagguan tingkah laku YTT
Hanya digunakan untuk gangguan yang memenuhi kriteria umum
untuk Gagguan tingkah laku, namun tidak memenuhi kriteria untuk salah
satu subtipe lainnya.

Gangguan Campuran Tingkah Laku dan Emosi


Ciri khas dari gangguan kelompok ini adalah adanya gabungan dari
perilaku agresif, dissosial, atau menentang yang menetap dengan gejala yang
nyata dari depresi, anxietas atau gangguan emosi lainnya.
Gangguan ini harus cukup berat untuk memenuhi kriteria gangguan
tingkah laku pada masa kanak dan gangguan emosional pada masa kanak atau
bentuk gangguan neurotik pada masa dewasa atau gangguan suasan perasaan.
Macam-macam Gangguan campuran tingkah laku dan emosi:
1. Gangguan tingkah laku depresif
Kombinasi dari gangguan tingkah laku pada masa kanak dengan
keadaan depresif yang berkelanjutan dan menetap, yang dinyatakan dalam
hejala seperti rasa duka nestapa yang berlebihan, hilangnya minat dan
kesenangan terhadap kegiatan sehari-hari, sikap menyesali diri sendiri dan
keputus asaan. Sering juga mengalami susah tidur atau kurang nafsu
makan.
2. Gangguan campuran tingkah laku dan emosi lainnya

77
Kombinasi dari gangguan tingkah laku pada masa kanak dengan
gejala emosional menetap dan nyata seperi anxietas, takut, obsesi,
depersonalisasi, berbagai fobia.
3. Gangguan campuran tingkah laku dan emosi YTT

Gangguan Emosional dengan Onset khas pada Masa Kanak


1. Gangguan Anxietas Perpisahan Masa Kanak
Ciri diagnostik yang terpenting ialah anxietas yang berlebihan yang
terfokus dan berkaitan dengan perpisahan dari tokoh yang akrab
hubungannya dengan si anak, yang bukan hanya bagian dari anxietas
umum berkenaan dengan aneka situasi.
Anxietas dapat berbentuk sebagai berikut:
a. Tidak realistik, kekhawatiran yang mendalam kalau-kalau ada bencana
yang akan menimpatokoh yang lekat atau kekhawatiran orang itu akan
pergi dan tidak kembali lagi.
b. Tidak realistik, kekhawatiran yang mendalam akan terjadi peristiwa
buruk, seperti misalnya anak akan kesasar, diculik, atau dimasukkan
dalam rumah sakit, atau terbunuh, yang akan memisahkannya dari
tokoh yang lekat dengan dirinya.
c. Terus menerus enggan atau menolak masuk sekolah, semata-mata
karena takut akan perpisahan.
d. Terus menerus enggan untuk tidur tanpa ditemani oleh tokoh
kesayangannya.
e. Terus menerus takut untuk ditinggalakan seorang diri, atau ditemani
oleh orang yang akarab dirumah pada siang hari.
f. Berulang mimpi buruk tentang perpisahan.
g. Sering timbulnya gejala fisik ( rasa mual, sakit perut, sakit kepala,
muntah, dsb.) pada peristiwa perpisahan dari tokoh yang akrab dengan
dirinya.

78
h. Mengalami rasa susah berlebihan pada saat sebelum, selama, atau
sehabis berlangsungnya perpisahan dengan tokoh yang akrab
dengannya.
Diagnosis ini mengisyaratkan tidak adanya gangguan umum pada
perkembangan fungsi kepribadian.
2. Gangguan Anxietas Fobik Masa Kanak
Kategori ini hanya berlaku terhadap rasa takut yang khas timbul
pada suatu fase perkembangan yang spesifik pada ank.
Kriteria gangguan ini:
a. Onset pada masa usia perkembangan yang sesuai
b. Taraf anxietas itu secara klinis tidak normal
c. Anxietas itu tidak merupakan bagian dari suatu gangguan yang
menyeluruh.
3. Gangguan Anxietas Sosial Masa Kanak
Kategori ini hanya berlaku pada gangguan yang timbul sebelum usia
6 tahun, yang tak lazim derajatnya dan disertai aneka masalah berkenaan
dengan fungsi secara sosial, dan yang tidak merupakan bagian dari
gangguan emosional yang bersifat lebih menyeluruh.
Anak dengan gangguan ini senantiasa dan berulang kali mengalami
rasa waswas dan takut dan menghindari orang yang tak dikenal.
Kecenderungan menghindar atau rasa takut terhadap perpisahan sosial
melebihi batas normal bagi anak seusia itu dan berhubungan dengan
masalah fungsi sosial yang secara klinis bermakna.
4. Gangguan Persaingan Antar Saudara
Ciri khas dari gangguan ini mencakup gabungan dari:
a. Bukti adanya rasa persaingan dan iri hati terhadap saudara
b. Onset selama beberapa bulan setelah kelahiran adik
c. Gangguan emosional melampaui taraf normal dan berkelanjutan dan
berhubungan dengan masalah psikososial

79
Rasa persaingan antara saudara mungkin ditandai oleh upaya
bersaing yang nyata antar saudara untuk merebut perhatiaan orang tuanya
5. Gangguan Emosional Masa Kanak Lainnya
6. Gangguan Emosional Masa Kanak YTT

80
Retardasi Mental
Bukanlah suatu penyakit, melainkan gangguan fungsi intelek pada masa
perkembangan yang bermanifestasi pd gangguan belajar dan gangguan
penyesuaian diri dengan lingkungannya. Fungsi intelektual umum dinyatakan
sebagai IQ yang di peroleh dengan mengadakan pengkajian satu atau lebih tes
inteligensia umum secara individual. Fungsi intelektual dibawah rata-rata
dinyatakan bermakna apabila IQ sama dengan atau dibawah 70.
DIAOGNOSA
Gambaran utama terdiri dari :
1. Fungsi intelektual umum dibawah rata-rata
2. Mengakibatkan atau berhubungan dengan kekurangan atau hendaya dalam
perilaku adaptif.
3. Timbul sebelum usia 18 tahun.
KLASIFIKASI
1. Retardasi Mental Ringan ;
IQ sekitar 50 sampai mendekati 70 ( umur mental dewasa 8 – 9 th sampai
dibawah 12 th ). Penggunaan pengertian bahasa sering terlambat, kesulitan
berbicara sering menyebabkan kesulitan mandiri pada masa dewasa, sering
disebut golongan mampu didik. Pada usia balita, keterampilan komunikasi dan
sosial secara umum berkembang, hanya dijumpai gangguan minimal dari fungsi
sensori-motorik, baru kemudian sesudah kelas 5 atau 6 tampak nilai akademiknya
berkurang dan dijumpai kesukaran belajar. Pada saat dewasa dapat mencapai
kedudukan sosial dan kemampuan kerja minimal untuk dapat hidup secara
mandiri.
2. Retardasi Mental Sedang.
IQ sekitar 35 – 49 ( umur mental dewasa sekitar 6 sampai < 9 th ).
Kemampuan kognitif sangat bervariasi, beberapa diantaranya mempunyai
kemampuan visiospatial lebih tinggi dari kemampuan berbahasanya. Beberapa
diantaranya menunjukkan inkoordinasi motorik tetapi secara sosial masih dapat

81
melakukan pembicaraan sederhana. Perkembangan berbahasa sangat bervariasi,
dari kemampuan untuk berpartisipasi konversasi sederhana sampai kemampuan
terbatas melakukan komunikasi untuk kebutuhan dasar, atau mengerti perintah
yang sederhana atau menggunakan isyarat untuk mengkompensasikan kesukaran
bicaranya. Selain itu terdapat pula keterbatasan dalam merawat dirinya dan
keterampilan motoriknya. Kemampuan membaca,menulis, dan berhitung terbatas
setingkat dengan kelas 2 SD. Pada saat dewasa sering mendapat kesukaran
berhubungan dengan masyarakat, tetapi mereka masih dapat mengerjakan
pekerjaan praktis yang sederhana dengan pengawasan. Kehidupan mandiri pada
waktu dewasa jarang dicapai.

3. Retardasi Mental Berat.


IQ sekitar 25 – 34 ( usia mental dewasa 3 sampai < 6 th ). Dijumpai
adanya abnormalitas otak dengan gejala sisa yang menyulitkan. Tampak adanya
kelainan motorik yang jelas pada masa balita dan sulit berkomunikasi. Pada masa
sekolah hanya mampu belajar bicara dan dasar-dasar perawatan diri dan
melakukan tugas-tugas sederhana dengan pengawasan melekat.

4. Retardasi Mental Sangat Berat.


IQ sekitar dibawah 20 ( usia mental dewasa < 3 th ). Penggunaan bahasa
sangat terbatas untuk dapat mengerti perintah dan mengajukan permintaan yang
sederhana. Kelainan otak dan gangguan neurologis tampak jelas., kejang,
gangguan penglihatan dan pendengaran dapat mempengaruhi mobilitasnya.

PENYEBAB
Retardasi Mental harus ditinjau dari 3 faktor di bawah ini :
1. Predisposisi genetik seseorang, termasuk kepekaan genetik yang unik
terhadap pengaruh ekologi.

82
2. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan organisme,
termasuk keadaan nutrisi, pengaruh bahan-bahan kimia endogen dan
eksogen, mikroorganisme, radiasi dan status psikososial.
3. Waktu yang potensial dimana bahan itu dapat memberikan pengaruh pada
pertumbuhan; misal infeksi virus rubella pada semester pertama kehamilan
sangat mempengaruhi morfogenesis janin, sedang pada akhir masa
kehamilan atau pada periode pasca natal Hanya berpengaruh sedikit pada
janin atau bayi.

PEMERIKSAAN
Pengambilan riwayat yang komperhensif dan pemeriksaan fisik yang teliti
merupakan sarana untuk mendiagnosa penyebab dari retardasi mental.
1. Pemeriksaan Fisik :
• Parameter pertumbuhan (berat, tinggi, lingkar kepala)
• Kulit (angioma, fibroma, perubahan pigmentasi)
• Rambut (tekstur, warna, distribusi)
• Mata (ukuran dan celah fissura palpebralis, lekukan epikantus bagian luar
dan dalam, hiper dan hipotelorisme, bintik Brushfields)
• Telinga (perkembangan heliks, letak daun telinga)
• Hidung (datar dan lebar batang hidung, ukuran, lubang hidung)
• Mulut (ukuran, bentuk, bibir, konfigurasi palatum, posisi dan panjang
frenulum, ukuran dan bentuk gigi)
• Leher (pendek, “webbed neck”)
• Ekstrimitas (panjang, ketebalan jari kaki dan tangan, klinodaktili,
perkembangan kuku)
• Genitalia (perkembangan dan ukuran)
• Tengkorak (ukuran dan bentuk, posisi fontanela, garis sutura)
• Bau tubuh dan urine

83
Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan darah (gula darah, asam amino dan organik, asam urat,
amoniak, laktat, piruvate, timah, tembaga, ceruloplasmin, asam lemak
rantai panjang.
• Enzim lisosomal
• Pemeriksaan urine (ketoasid,mukopolisakarida)
• Analisa kromosom, teknik genetik molekuler

TATA LAKSANA
• Penanganan Retardasi Mental seharusnya dilakukan secara komprehensif,
multi disiplin karena faktor yang menyebabkan, yang menyertai dan
mempersulit kehidupan penderita yang harus ditangani secara semestinya
(melibatkan partisipasi pemerintah dan masyarakat).
• Program pendidikan meliputi ketrampilan sosial, komunikasi, vakasional
dan adaptasi dengan tujuan mengurangi perilaku maladaptasi pada
penderita.
• Psikoterapi, hanya digunakan pada penderita dengan Retardasi Mental
yang ringan.
• Intervensi perilaku, prosedur ini dapat meningkatkan kemampuan
beradaptasi, sosialisasi, mengurangi perilaku maladaptasi dan
meningkatkan ketrampilan melalui latihan dan pendidikan
Psikofarmakologi, masih merupakan terapi yang controversial.

84
Insomnia pada anak

Aktifitas tidur merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia


khususnya usia anak. Banyak pendapat baik dari masyarakat awam dan sebagian
klinisi atau dokter yang masih mengatakan bahwa gangguan tidur adalah hal yang
biasa pada anak yang nantinya pada usia tertentu akan membaik dengan
sendirinya. Pendapat seperti itu timbul karena sampai sekarang gangguan tidur
pada anak masih belum terungkap dengan jelas. Padahal gangguan ini bila tidak
tertangani dengan baik dapat mengganggun tumbuh dan berkembangnya anak.

Sebelumnya banyak dipercaya bahwa saat tidur berbagai organ tubuh yang
penting juga istirahat. Hal lain yang diyakini bahwa saat seseorang tidur terjadi
restorasi tubuh dan fungsi homeostasis. Ternyata hal tersebt tidak sepenuhnya
benar. Menurut berbagai penelitian, justru saat tidur berbagai fungsi oragan tubuh
meningkat pesat, seperti fungsi otak, metablolisme hormon dan berbagai fungsi
tubuh lainnya. Telah dilaporkan bahwa berbagai hormon penting ternyata
meningkat pesat yang juga berakibat meningkatkan fungsi otak selama tidur.
Meski demikian sampai saat ini masih diyakini bahwa tenaga yang hilang karena
aktivitas sehari-hari dipulihkan kembali, pelemasan otot dan pelepasan
ketegangan. Keadaan tidur juga diyakini sebagai regulasi panas tubuh dan
konservasi energi.

Lama tidur tergantung dari usia, semakin bertambah usia seseorang


kebutuhan untuk tidurnya semakin berkurang. Pada bayi dan anak kecil sebagian
besar waktu digunakan untuk tidur, sedang pada lanjut usia sebaliknya.
Gelombang otak (EEG) seseorang pada waktu terjaga berbentuk gelombang alpha
dengan volage rendah dalam berbagai frekuensi, sedang pada waktu tertidur
gelombang alpha menghilang.

85
Pola tidur normal

Bayi baru lahir biasanya tidur selama 16-20 jam yang dibagi menjadi 4-5 periode.
Pola tidur bayi masih belum teratur, hal ini bisa disebabkan karena banyak faktor.
Tetapi perlahan-lahan akan bergeser sehingga lebih banyak waktu tidur di malam
hari dibandingkan dengan siang hari.

Kebutuhan tidur normal pada anak

• usia 1-4 bulan : 14 ½ – 15 ½ jam per hari


• usia 4-12 bulan : 14 – 15 jam per hari
• usia 1-3 tahun : 12 – 14 jam per hari
• usia 3-6 tahunn : 10 ¾ – 12 jam per hari
• usia 7-12 tahunn : 10 - 11 jam per hari
• usia 12-18 tahun : 8 ¼ – 9 ½ jam per hari

Gangguan Tidur pada Anak

Gangguan tidur pada anak ternyata cukup sering dialami oleh orangtua
tetapi sayangnya kondisi ini jarang ditangani secara serius dan dianggap biasa.
Diduuga sekitar 20-40 anak usia di bawah 3 bulan mengalami ganggan tidur.
Dalam usia 6 bulan sampai 2 tahun sekitar 30% anak diduga mengalami gangguan
tidur dan sekitar 20% anak usia 2-5 tahun mengalaminya. Bi;a gangguan ini tidak
tertangani serius ternyata dapat disertai berbagai gangguan perilaku dan gangguan
belajar di sekolah

Membedakan apakah pola tidur anak normal atau merupakan ganggan tidur
dapat ditentukan oleh berbagai hal. Untuk mengetahui tidur pada anak sudah
bukan merupakan keadaan yang normal apabila :

86
• Anak bangun selama 3 kjali atau lebih dalam satu malam atau beberapa
malam. Atau sedikitnya empat kali dalam seminggu gangguan tersebut
ada.
• Dalam aktifitas tidurnya diluar biasanya, dimana anak berpindah tidur ke
tempat tidur orang tua
• Anak menolak tidur sedikitnya 30 menit saat waktu tidur, untuk memulai
tidur diawali sedikitv tantrum, marah atau gelisah. .
• Dalam memulai tidur harus dibutuhkan bantuan orangtua padahal
sebelumnya bisa tidur sendiri.

Gangguan tidur yang sering terjadi adalah insomia adalah gangguan untuk
memulai tidur dan mempertahankan tidur yang baik. Gangguan tidur tersebut
menimbulkan penderitaan dan gangguan dalam berbagai fungsi sosial,
pertumbuhan dan perkembangan anak, maupun gangguan pada fungsi lainnya.
Terdapat berbagai jenis insomnia tergantung beberapa kondisi dan penyakit yang
melatarbelakangi gangguan tidur tersebut.

Gangguan tidur pada anak seperti malam gelisah, tidur bolak-balik dari ujung
ke ujung, sering terbangun, rewel dan mengigau lebih sering terjadi pada usia 6
bulan sampai dengan 2 tahun. Di atas usia 3 hingga 5 tahun semkian berkurang.
Sedangkan diatas usia 7 tahun semakin jarang. Pada beberapa kasus gangguan
tidur ini menetap hingga dewasa. Parasomnia seperti ini disebut night terror,
sleep terror, pavor nocturnus atau teror malam. Penderitanya berusia antara 2 – 5
tahun, dan biasanya hilang dengan sendirinya saat berusia 7 tahun. Insomnia
adalah gangguan untuk memulai tidur dan mempertahankan kualitas tidur yang
disebabkan berbagai faktor.

GEJALA INSOMNIA PADA ANAK

• Sulit untuk memulai tidur :


o Sebelum tidur posisi anak bolak-balik mencari posisi yang nyaman

87
o Tidak bisa memejamkan mata
o Menolak untuk tidur
o Rewel atau tantrum sebelum tidur
o Gangguan mempertahankan kualitas tidur
 Saat tengah malam terbangun duduk kemudian tidur lagi
(seringkali dikira minta minum atau haus)
 Mengigau, menangis atau berteriak saat tidur
 Bolak balik tidur dari ujung kasur ke ujung yang lain
(lasak)
 Mimpi buruk pada malam hari (nightmare)
 Berjalan saat tidur

PENYEBAB GANGGUAN TIDUR

Ilmu pengetehauan dan penelitian tentang tidur berkembang cukup pesat.


Meski demikian penelitian tentang masalah tidur pada anak, masih belum banyak
terungkap. Sehingga masih belum jelas terungkap penyebab gangguan tidur pada
anak. Berbagai dugaan dan asumsi berkembang dalam menyikapi gangguan tidur
pada anak. Berbagai penyebab sering disebut adalah gangguan keadaan emosial-
psikologi, demam yang tinggi, stres atau posisi tidur yang terganggu.

Insomnia Alergi makanan

Menurut penelitian penulis gangguan tidur pada anak seringkali


disebabkan karena insomnia Alergi makanan. Insomnia Alergi makanan adalah
gangguan untuk memulai tidur dan mempertahankan kualitas tidur yang
disebabkan akibat manifestasi atau respon karena alergi makanan. The
International Classification of Sleep Disorders mencamtukan Food Allergy
Insomnia dengan klasifikasi ICSD : 780.52-2, sedangkan ICD 10 menggolongkan
dalam G47.0+T78.4 sebagai Disorders of Initiating and Maintaining Sleep

88
(Insomnias), sedangkan DSM IV menggolongkan dalam kelompok 780.52
sebagai Sleep Disorder Due to a General Medical Condition: Insomnia Type.

Penelitian yang telah dilakukan Widodo Judarwanto tahun 2004 yang


telah diajukan dalam acara ilmiah internasional 24th International Congress of
Pediatric Cancun Mexico August 15th-20th 2004, menunjukkan bahwa dari 64 anak
dengan gangguan alergi makanan dan gangguan tidur, setelah dilakukan eliminasi
makanan penyebab alergi selama 3 minggu didapatkan perbaikan. Didapatkan
97% anak perbaikkan dari pola tidurnya. Didapatkan 42 (66%) anak mengalami
insomnia food allergy, 12 (19%) anak dengan somnambulisme, 8 (13%) anak
dengan night terror, 32(50%) anak dengan nocturnal myoclonus.

Penyebab gangguan tidur lain yang selama ini diyakini banyak orang
sebagai penyebab gangguan tidur banyak masih diragukan. Kondisi tersebut
adalah karena siang terlalu lelah bermain, terlalu keras tertawa atau bersendau
gurau, karena kehausan atau seiring minta minum. Ternyata setelah dilakukan
penghindaran makanan yang beresiko alergi maka gangguan tersebut menghilang
meskipun berbagai penyebab tersebut tidak dilakukan intervensi.

Berbagai perilaku meningkat yang sering dilaporkan adalah

• agresifitas anak
• Emosi meningkat
• Anak sangat aktif tidak bisa diam
• gangguan konsentrasi
• gangguan belajar
• Pada penderita Autism dan ADHD, saat terjadi gangguan tidur ternyata
membuat gangguan perilaku juga meningkat

Tetapi banyak penelitian menunjukkan bahwa gangguan tersebut terutama bukan


karena akibat langsung gangguan tidur itu sendiri tetapi lebih disebabkan karena
pengaruh alergi makanan yang terjadi.
89
Gangguan pada organ tubuh penderita alergi yang diduga dapat mengganggu tidur
pada anak adalah :

• Gangguan saluran cerna. Nyeri perut pada anak yang mengalami gangguan
saluran cerna karena alergi diduga sebagai penyebabnya. Namun
sayangnya pada usia di bawah 2 tahun keluhan ini tidak bisa diungkapkan
anak. Tetapi petunjuk klinis yang bisa diungkapkan sebagai nyeri perut,
biasanya anak dengan gangguan perut tidak nyaman sering disertai posisi
tyidur yang nungging (seperti orang sujud) atau tengkurap. Gejala saluran
cerna biasanya berupa kembung, sering buang angina, muntah, sulit
BAB(ngeden, tidak tiap hari) berak hitam, hijau, bau dan bulat.
• Gangguan saluran napas : hidung buntu, napas tersumbat, batuk dan sesak.
Keadaan ini terjadi pada anak dengan rhinitis aleri dan asma.
• Gangguan kulit. Penderita dermatitis alergi sering timbul keluhan gatal
pada malam hari.
• Nyeri otot, tulang dan fibromyalgia. Pada penderita alergi makanan sering
mengalami nyeri otot dan tulang.
• Gangguan aliran listrik di otak. Pada pemeriksaan EEG pada penderita
alergi dan asma didapatka aktifitas gelombang tertentu yang meningkat
saat malam hari.

JENIS GANGGUAN TIDUR LAIN

• Somnambulisme adalah suatu keadaan perubahan kesadaran, fenomena


tidur-bangun terjadi pada saat bersamaan. Sewaktu tidur penderita kadang
melakukan aktivitas motorik yang biasa dilakukan seperti berjalan,
berpakaian atau pergi ke kamar mandi, berbicara, menjerit, bahkan
mengendarai mobil. Akhir kegiatan tersebut kadang penderita terjaga,
kemudian sejenak kebingungan dan tertidur kembali. Ia tidak ingat
kejadian tersebut.

90
• Night terror biasanya terjadi pada sepertiga awal tidur, dengan gejala tiba-
tiba terbangun tengah malam disertai teriakan, kepanikan atau menangis
disertai ketakutan dan kecemasan dengan menangis histeris dan pandangan
yang mengarah ke satu titik seolah-olah takut akan sesuatu yang tak
terlihat, pada kejadian seperti ini banyak sekali yang menghubungkan
dengan hal-hal mistis. Penderita kadang terjaga tetapi mengalami
kebingungan dan disorientasi. Pada saat serangan sulit dibangunkan atau
ditenangkan.
• Sedang nightmare adalah tidur dengan mimpi yang menakutkan. Akibat
mimpinya yang menakutkan itu penderita akan terbangun dalam keadaan
ketakutan. Mereka yang sering mengalami episode nightmare dalam
hidupnya mempunyai risiko yang lebih besar untuk mengalami gangguan
skizofrenia, namun juga mereka ini adalah orang yang kreatif dan artistik.
• Mudah Tertidur (Hipersomnia) Gangguan akibat tidur yang berlebihan
disebut hipersomnia. Yang termasuk kelompok ini antara lain sleep apnea,
narkolepsi, nocturnal myoclonus, OSA, dan sebagainya. Jika seseorang
tidak dapat tidur dalam, tahap REM pun tidak akan terjadi, ketika bangun
merasa lelah. Gejala utamanya mengantuk di siang hari.
• Narkolepsi merupakan keinginan tidur yang tidak tertahankan pada siang
hari, meski tidur malamnya cukup.Bisa menyerang laki-laki maupun
perempuan dewasa dan muda.
• Nocturnal myoclonus adalah keadaan dimana terdapat pergerakan periodik
dari tungkai ke bawah ketika tidur

PENATALAKSANAAN

• Penanganan gangguan tidur pada anak , harus dilakukan pendekatan


pencarian penyebab dan mengatasi penyebabnya
• Penanganan gangguan tidur karena alergi makanan pada anak haruslah
dilakukan secara benar, paripurna dan berkesinambungan. Pemberian obat
terus menerus bukanlah jalan terbaik dalam penanganan gangguan tersebut
91
tetapi yang paling ideal adalah menghindari penyebab yang bisa
menimbulkan keluhan alergi tersebut.
• Penghindaran makanan penyebab alergi pada anak harus dicermati secara
benar, karena beresiko untuk terjadi gangguan gizi. Sehingga orang tua
penderita harus diberitahu tentang makanan pengganti yang tak kalah
kandungan gizinya dibandingklan dengan makanan penyebab alergi.
Penghindaran terhadap susu sapi dapat diganti dengan susu soya, formula
hidrolisat kasein atau hidrolisat whey., meskipun anak alergi terhadap susu
sapi 30% diantaranya alergi terhadap susu soya. Sayur dapat dipakai
sebagai pengganti buah. Tahu, tempe, daging sapi atau daging kambing
dapat dipakai sebagai pengganti telur, ayam atau ikan. Pemberian
makanan jadi atau di rumah makan harus dibiasakan mengetahui
kandungan isi makanan atau membaca label makanan.
• Obat-obatan simtomatis anti histamin dapat digunakan dalam keadaan
yang tidak ringan dan sulit untuk diatasi dengan pendekatan biasa.
Penggunaan obat sebaiknya digunakan hanya sementara dan bila sangat
perlu bukan untuk digunakan jangka panjang
• Konsumsi obat-obatan, konsumsi susu formula yang mengklaim bisa
membuat nyenyak tidur, terapi tradisional ataupun beberapa cara dan
strategi untuk membuat tidur nyenyak pada anak tidak akan berhasil
selama penyebab utama gangguan tidur pada anak karena alergi makanan
tidak diperbaiki.
• Orang tua secara psikologis harus memberi perhatian dan dorongan baik
langsung maupun dari sikap kita seperti menciptakan keharmonisan,
menjaga hubungan antara anggota keluarga yang baik.
• Bagi orangtua hal penting lainnya adalah memperhatikan jadwal tidurnya.
• Untuk mencegah dari bahaya yang dapat terjadi sebaiknya di kamar
penderita sleepwalking dihindarkan dari barang-barang yang mudah pecah
dan tajam. Usahakan untuk mengunci rapat semua pintu dan jendela saat
hendak tidur, dan sebaiknya menaruh kunci-kunci yang sedikit susah

92
untuk dijangkau. Karena biasanya penderita dapat mengenali pintu dan
jalan-jalan dalam rumah.
• Secara medis, parasomnia tidak memiliki standar cara pengobatan yang
baku. Namun ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari oleh penderita,
seperti porsi tidur yang kurang. Seorang anak karena asyik bermain akan
melupakan tidurnya.
• Berbagai terapi non medis dan alternative yang biasa dilakukan adalah
terapi yang dapat dilakukan seperti psikoterapi, relaksasi, hipnotis dan
meditasi.

93
Kejang
DEFINISI
Kejang merupakan respon terhadap muatan listrik abnormal di dalam otak.

Dua pertiga orang yang pernah mengalami kejang, di kemudian hari tidak pernah
mengalami kejang lagi. Sepertiganya mengalami kejang kambuhan (suatu
keadaan yang disebut epilepsi).

Secara pasti, apa yang terjadi selama kejang tergantung kepada bagian otak yang
memiliki muatan listrik abnormal.
Jika hanya melibatkan daerah yang sempit, maka penderita hanya merasakan bau
atau rasa yang aneh; jika melibatkan daerah yang luas, maka akan terjadi sentakan
dan kejang otot di seluruh tubuh.
Penderita juga bisa merasakan perubahan kesadaran, kehilangan kesadaran,
kehilangan pengendalian otot atau kandung kemih dan menjadi linglung.

Kejang seringkali didahului oleh aura, yang merupakan sensasi yang tidak biasa
dari penciuman, rasa atau penglihatan atau perasaan yang kuat bahwa akan terjadi
kejang.
Kadang sensasi ini menyenangkan dan kadang sangat tidak menyenangkan.
Sekitar 20% penderita epilepsi mengalami aura.

Kejang biasanya berlangsung selama 2-5 menit.


Sesudahnya penderita bisa merasakan sakit kepala, sakit otot, sensasi yang tidak
biasa, linglung dan kelelahan.
Penderita biasanya tidak dapat mengingat apa yang terjadi selama dia mengalami
kejang.

2 jenis kejang yang paling sering terjadi pada anak-anak adalah Kejang Infantil

94
dan Kejang Demam.

KEJANG INFANTIL

Seorang anak yang berbaring terlentang tiba-tiba bangun dan melipat lengannya,
lehernya ditekuk dan badannya membungkuk, sedangkan tungkainya lurus.
Serangan berlangsung hanya selama beberapa detik tetapi bisa terjadi beberapa
kali dalam sehari.

Kejang ini biasanya terjadi pada anak-anak berusia kurang dari 3 tahun, dan
banyak yang berkembang menjadi bentuk kejang lainnya di kemudian hari.

Sebagian anak yang mengalami kejang infantil mengalami gangguan intelektual


atau perkembangan sarafnya tertunda; keterbelakangan mental biasanya terus
berlanjut sampai dewasa.

Kejang ini sulit dihentikan dengan obat anti-epilepsi.

KEJANG DEMAM

Kejang demam terjadi karena demam pada anak-anak yang berusia 3 bulan-5
tahun.
Kejang ini terjadi pada 4% anak-anak dan cenderung diturunkan.
Biasanya berlangsung kurang dari 15 menit.
Anak-anak yang mengalami kejang demam lebih mudah menderita epilepsi.

PENYEBAB

1. Demam tinggi (heatstroke, infeksi)

95
2. Infeksi otak
- AIDS
- Malaria
- Meningitis
- Rabies
- Sifilis
- Tetanus
- Toksoplasmosis
- Ensefalitis karena virus
3. Kelainan metabolik
- Hipoparatiroidisme
- Kadar gula atau natrium yang tinggi di dalam darah
- Kadar gula, kalsium, magnesium atau natrium yang rendah di dalam
darah
- Gagal ginjal atau gagal hati
- Fenilketonuria
4. Otak kekurangan oksigen
- Keracunan karbon monoksida
- Berkurangnya aliran darah ke otak
- Hampir tenggelam
- Hampir tercekik
- Stroke
5. Kerusakan jaringan otak
- Tumor otak
- Cedera kepala
- Perdarahan intrakranial
- Stroke
6. Penyakit lainnya
- Eklamsi

96
- Ensefalopati hipertensif
- Lupus eritematosus
7. Pemaparan oleh obat atau bahan beracun
- Alkohol (dalam jumlah besar)
- Amfetamin
- Kapur barus
- Klorokuin
- Overdosis kokain
- Timah hitam
- Pentilenetetrazol
- Striknin
8. Gejala putus obat
- Alkohol
- Obat tidur
- Obat penenang
9. Reaksi balik terhadap obat-obat yang diresepkan
- Seftazidim
- Klorpromazin
- Imipenem
- Indometasin
- Meperidin
- Fenitoin
- Teofilin

97
Cerebral Palsy
DEFINISI
Cerebral Palsy (CP, Kelumpuhan Otak Besar) adalah suatu keadaan yang
ditandai dengan buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan dan
gangguan fungsi saraf lainnya.

CP bukan merupakan penyakit dan tidak bersifat progresif (semakin memburuk).


Pada bayi dan bayi prematur, bagian otak yang mengendalikan pergerakan otot
sangat rentan terhadap cedera
CP terjadi pada 1-2 dari 1.000 bayi, tetapi 10 kali lebih sering ditemukan pada
bayi prematur dan lebih sering ditemukan pada bayi yang sangat kecil.

PENYEBAB
CP bisa disebabkan oleh cedera otak yang terjadi pada saat:
- bayi masih berada dalam kandungan
- proses persalinan berlangsung
- bayi baru lahir
- anak berumur kurang dari 5 tahun.
Tetapi kebanyakkan penyebabnya tidak diketahui.

10-15% kasus terjadi akibat cedera lahir dan berkurangnya aliran darah ke otak
sebelum, selama dan segera setelah bayi lahir.
Bayi prematur sangat rentan terhadap CP, kemungkinan karena pembuluh darah
ke otak belum berkembang secara sempurna dan mudah mengalami perdarahan
atau karena tidak dapat mengalirkan oksigen dalam jumlah yang memadai ke
otak.

Cedera otak bisa disebabkan oleh:

 Kadar bilirubin yang tinggi di dalam darah (sering ditemukan pada bayi baru
98
lahir), bisa menyebabkan kernikterus dan kerusakan otak
 Penyakit berat pada tahun pertama kehidupan bayi (misalnya ensefalitis,
meningitis, sepsis, trauma dan dehidrasi berat)
 Cedera kepala karena hematom subdural
 Cedera pembuluh darah.

GEJALA
Gejala biasanya timbul sebelum anak berumur 2 tahun dan pada kasus yang berat,
bisa muncul pada saat anak berumur 3 bulan.
Gejalanya bervariasi, mulai dari kejanggalan yang tidak tampak nyata sampai
kekakuan yang berat, yang menyebabkan perubahan bentuk lengan dan tungkai
sehingga anak harus memakai kursi roda.

CP dibagi menjadi 4 kelompok:

1. Tipe Spastik (50% dari semua kasus CP), otot-otot menjadi kaku dan
lemah.
Kekakuan yang terjadi bisa berupa:
- Kuadriplegia (kedua lengan dan kedua tungkai)
- Diplegia (kedua tungkai)
- Hemiplegia (lengan dan tungkai pada satu sisi tubuh)
2. Tipe Diskinetik (Koreoatetoid, 20% dari semua kasus CP), otot lengan,
tungkai dan badan secara spontan bergerak perlahan, menggeliat dan tak
terkendali; tetapi bisa juga timbul gerakan yang kasar dan mengejang.
Luapan emosi menyebabkan keadaan semakin memburuk, gerakan akan
menghilang jika anak tidur
3. Tipe Ataksik, (10% dari semua kasus CP), terdiri dari tremor, langkah
yang goyah dengan kedua tungkai terpisah jauh, gangguan koordinasi dan
gerakan abnormal.
4. Tipe Campuran (20% dari semua kasus CP), merupakan gabungan dari 2
jenis diatas, yang sering ditemukan adalah gabungan dari tipe spastik dan

99
koreoatetoid.

Gejala lain yang juga bisa ditemukan pada CP:


- Kecerdasan di bawah normal
- Keterbelakangan mental
- Kejang/epilepsi (terutama pada tipe spastik)
- Gangguan menghisap atau makan
- Pernafasan yang tidak teratur
- Gangguan perkembangan kemampuan motorik (misalnya menggapai sesuatu,
duduk, berguling, merangkak, berjalan)
- Gangguan berbicara (disartria)
- Gangguan penglihatan
- Gangguan pendengaran
- Kontraktur persendian
- Gerakan menjadi terbatas.

DIAGNOSA
Pada pemeriksaan akan ditemukan tertundanya perkembangan kemampuan
motorik.
Refleks infantil (misalnya menghisap dan terkejut) tetap ada meskipun seharusnya
sudah menghilang.
Tremor otot atau kekakuan tampak dengan jelas, dan anak cenderung melipat
lengannya ke arah samping, tungkainya bergerak seperti gunting atau gerakan
abnormal lainnya.

Berbagai pemeriksaan laboratorium bisa dilakukan untuk menyingkirkan


penyebab lainnya:

 MRI kepala menunjukkan adanya kelainan struktur maupun kelainan bawaan


 CT scan kepala menunjukkan adanya kelainan struktur maupun kelainan
bawaan

100
 Pemeriksaan pendengaran (untuk menentukan status fungsi pendengaran)
 Pemeriksaan penglihatan (untuk menentukan status fungsi penglihatan)
 EEG
 Biopsi otot.

PENGOBATAN
CP tidak dapat disembuhkan dan merupakan kelainan yang berlangsung seumur
hidup. Tetapi banyak hal yang dapat dilakukan agar anak bisa hidup semandiri
mungkin.

Pengobatan yang dilakukan biasanya tergantung kepada gejala dan bisa berupa:
- terapi fisik
- braces (penyangga)
- kaca mata
- alat bantu dengar
- pendidikan dan sekolah khusus
- obat anti-kejang
- obat pengendur otot (untuk mengurangi tremor dan kekakuan)
- terapi okupasional
- bedah ortopedik
- terapi wicara bisa memperjelas pembicaraan anak dan membantu mengatasi
masalah makan
- perawatan (untuk kasus yang berat).

Jika tidak terdapat gangguan fisik dan kecerdasan yang berat, banyak anak dengan
CP yang tumbuh secara normal dan masuk ke sekolah biasa.
Anak lainnya memerlukan terapi fisik yang luas, pendidikan khusus dan selalu
memerlukan bantuan dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari.

Pada beberapa kasus, untuk membebaskan kontraktur persendian yang semakin


memburuk akibat kekakuan otot, mungkin perlu dilakukan pembedahan.
101
Pembedahan juga perlu dilakukan untuk memasang selang makanan dan untuk
mengendalikan refluks gastroesofageal.

PROGNOSIS

Prognosis biasanya tergantung kepada jenis dan beratnya CP.


Lebih dari 90% anak dengan CP bisa bertahan hidup sampai dewasa.

102
Epilepsi
DEFINISI
Epilepsi adalah suatu penyakit yang ditandai dengan kecenderungan untuk
mengalami kejang berulang.

2% dari penduduk dewasa pernah mengalami kejang.


Sepertiga dari kelompok tersebut mengalami epilepsi.

PENYEBAB
Epilepsi adalah suatu penyakit yang ditandai dengan kecenderungan untuk
mengalami kejang berulang.

2% dari penduduk dewasa pernah mengalami kejang.


Sepertiga dari kelompok tersebut mengalami epilepsi.

GEJALA
Kejang parsial simplek dimulai dengan muatan listrik di bagian otak tertentu dan
muatan ini tetap terbatas di daerah tersebut.
Penderita mengalami sensasi, gerakan atau kelainan psikis yang abnormal,
tergantung kepada daerah otak yang terkena.
Jika terjadi di bagian otak yang mengendalikan gerakan otot lengan kanan, maka
lengan kanan akan bergoyang dan mengalami sentakan; jika terjadi pada lobus
temporalis anterior sebelah dalam, maka penderita akan mencium bau yang
sangat menyenangkan atau sangat tidak menyenangkan.
Pada penderita yang mengalami kelainan psikis bisa mengalami déjà vu (merasa
pernah mengalami keadaan sekarang di masa yang lalu).

Kejang Jacksonian gejalanya dimulai pada satu bagian tubuh tertentu (misalnya
tangan atau kaki) dan kemudian menjalar ke anggota gerak, sejalan dengan
penyebaran aktivitas listrik di otak.
103
Kejang parsial (psikomotor) kompleks dimulai dengan hilangnya kontak
penderita dengan lingkungan sekitarnya selama 1-2 menit.
Penderita menjadi goyah, menggerakkan lengan dan tungkainya dengan cara yang
aneh dan tanpa tujuan, mengeluarkan suara-suara yang tak berarti, tidak mampu
memahami apa yang orang lain katakan dan menolak bantuan.
Kebingungan berlangsung selama beberapa menit, dan diikuti dengan
penyembuhan total.

Kejang konvulsif (kejang tonik-klonik, grand mal) biasanya dimulai dengan


kelainan muatan listrik pada daerah otak yang terbatas. Muatan listrik ini segera
menyebar ke daerah otak lainnya dan menyebabkan seluruh daerah mengalami
kelainan fungsi.
Epilepsi primer generalisata ditandai dengan muatan listrik abnormal di daerah
otak yang luas, yang sejak awal menyebabkan penyebaran kelainan fungsi.
Pada kedua jenis epilepsi ini terjadi kejang sebagai reaksi tubuh terhadap muatan
yang abnormal. Pada kejang konvulsif, terjadi penurunan kesadaran sementara,
kejang otot yang hebat dan sentakan-sentakan di seluruh tubuh, kepala berpaling
ke satu sisi, gigi dikatupkan kuat-kuat dan hilangnya pengendalian kandung
kemih.
Sesudahnya penderita bisa mengalami sakit kepala, linglung sementara dan
merasa sangat lelah. Biasanya penderita tidak dapat mengingat apa yang terjadi
selama kejang.

104
Kejang petit mal dimulai pada masa kanak-kanak, biasanya sebelum usia 5
tahun.
Tidak terjadi kejang dan gejala dramatis lainnya dari grand mal.
Penderita hanya menatap, kelopak matanya bergetar atau otot wajahnya berkedut-
kedut selama 10-30 detik.
Penderita tidak memberikan respon terhadap sekitarnya tetapi tidak terjatuh,
pingsan maupun menyentak-nyentak.

Status epileptikus merupakan kejang yang paling serius, dimana kejang terjadi
terus menerus, tidak berhenti.
Kontraksi otot sangat kuat, tidak mampu bernafas sebagaimana mestinya dan
muatan listrik di dalam otaknya menyebar luas.
Jika tidak segera ditangani, bisa terjadi kerusakan jantung dan otak yang menetap
dan penderita bisa meninggal.

Gejala kejang berdasarkan sisi otak yang terkena

105
Sisi otak yg terkena Gejala
Lobus frontalis Kedutan pada otot tertentu
Lobus oksipitalis Halusinasi kilauan cahaya
Mati rasa atau kesemutan di bagian tubuh
Lobus parietalis
tertentu
Halusinasi gambaran dan perilaku repetitif
Lobus temporalis yang kompleks
misalnya berjalan berputar-putar
Lobus temporalis anterior Gerakan mengunyah, gerakan bibir mencium
Lobus temporalis anterior Halusinasi bau, baik yg menyenangkan
sebelah dalam maupun yg tidak menyenangkan

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala yang disampaikan oleh orang lain
yang menyaksikan terjadinya serangan epilepsi pada penderita.

EEG (elektroensefalogram) merupakan pemeriksaan yang mengukur aktivitas


listrik di dalam otak.
Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak memiliki resiko.
Elektroda ditempelkan pada kulit kepala untuk mengukur impuls listrik di dalam
otak.

Setelah terdiagnosis, biasanya dilakukan pemeriksaan lainnya untuk menentukan


penyebab yang bisa diobati.
Pemeriksaan darah rutin dilakukan untuk:
- mengukur kadar gula, kalsium dan natrium dalam darah
- menilai fungsi hati dan ginjal
- menghitung jumlah sel darah putih (jumlah yang meningkat menunjukkan
adanya infeksi).

106
EKG (elektrokardiogram) dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan irama
jantung sebagai akibat dari tidak adekuatnya aliran darah ke otak, yang bisa
menyebabkan seseorang mengalami pingsan.

Pemeriksaan CT scan dan MRI dilakukan untuk menilai adanya tumor atau kanker
otak, stroke, jaringan parut dan kerusakan karena cedera kepala.

Kadang dilakukan pungsi lumbal utnuk mengetahui apakah telah terjadi infeksi
otak.

PENGOBATAN
Jika penyebabnya adalah tumor, infeksi atau kadar gula maupun natrium yang
abnormal, maka keadaan tersebut harus diobati terlebih dahulu.
Jika keadaan tersebut sudah teratasi, maka kejangnya sendiri tidak memerlukan
pengobatan.

Jika penyebabnya tidak dapat disembuhkan atau dikendalikan secara total, maka
diperlukan obat anti-kejang untuk mencegah terjadinya kejang lanjutan.
Sekitar sepertiga penderita mengalami kejang kambuhan, sisanya biasanya hanya
mengalami 1 kali serangan. Obat-obatan biasanya diberikan kepada penderita
yang mengalami kejang kambuhan.

Status epileptikus merupakan keadaan darurat, karena itu obat anti-kejang


diberikan dalam dosis tinggi secara intravena.

Obat anti-kejang sangat efektif, tetapi juga bisa menimbulkan efek samping.
Salah satu diantaranya adalah menimbulkan kantuk, sedangkan pada anak-anak
menyebabkan hiperaktivitas.
Dilakukan pemeriksaan darah secara rutin untuk memantau fungsi ginjal, hati dan
sel -sel darah.

107
Obat anti-kejang diminum berdasarkan resep dari dokter.
Pemakaian obat lain bersamaan dengan obat anti-kejang harus seizin dan
sepengetahuan dokter, karena bisa merubah jumlah obat anti-kejang di dalam
darah.

Keluarga penderita hendaknya dilatih untuk membantu penderita jika terjadi


serangan epilepsi.
Langkah yang penting adalah menjaga agar penderita tidak terjatuh,
melonggarkan pakaiannya (terutama di daerah leher) dan memasang bantal di
bawah kepala penderita.
Jika penderita tidak sadarkan diri, sebaiknya posisinya dimiringkan agar lebih
mudah bernafas dan tidak boleh ditinggalkan sendirian sampai benar-benar sadar
dan bisa bergerak secara normal.

Jika ditemukan kelainan otak yang terbatas, biasanya dilakukan pembedahan


untuk mengangkat serat-serat saraf yang menghubungkan kedua sisi otak (korpus
kalosum).
Pembedahan dilakukan jika obat tidak berhasil mengatasi epilepsi atau efek
sampingnya tidak dapat ditoleransi.

Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati kejang

Obat Jenis epilepsi Efek samping yg mungkin terjadi


Generalisata, Jumlah sel darah putih & sel darah
Karbamazepin
parsial merah berkurang
Jumlah sel darah putih & sel darah
Etoksimid Petit mal
merah berkurang
Gabapentin Parsial Tenang
Lamotrigin Generalisata, Ruam kulit

108
parsial
Generalisata,
Fenobarbital Tenang
parsial
Generalisata,
Fenitoin Pembengkakan gusi
parsial
Generalisata,
Primidon Tenang
parsial
Kejang infantil, Penambahan berat badan, rambut
Valproat
petit mal rontok

PENCEGAHAN
Obat anti-kejang bisa sepenuhnya mencegah terjadinya grand mal pada lebih dari
separuh penderita epilepsi.

109
A. Kern Ikterus
Adalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada
otak. Kern Ikterus ialah ensefalopati bilirubin yang biasanya
ditemukan pada neonatus cukup bulan dengan ikterus berat (bilirubin
lebih dari 20 mg %) dan disertai penyakit hemolitik berat dan pada
autopsy ditemukan bercak bilirubin pada otak. Kern ikterus secara
klinis berbentuk kelainan syaraf spatis yang terjadi secara kronik.

B. Jenis Bilirubin
Menuru Klous dan Fanaraft (1998) bilirubin dibedakan menjad dua jenis
yaitu:
1. Bilirubin tidak terkonjugasi atau bilirubin indirek atau bilirubin bebas
yaitu bilirubin tidak larut dalam air, berikatan dengan albumin untuk
transport dan komponen bebas larut dalam lemak serta bersifat toksik
untuk otak karena bisa melewati sawar darah otak.
2. bilirubin terkonjugasi atau bilirubin direk atau bilirubin terikat yaitu
bilirubin larut dalam air dan tidak toksik untuk otak.

C. Etiologi
Etiologi hiperbilirubin antara lain :
1. Peningkatan produksi
• Hemolisis, misalnya pada inkompalibilitas yang terjadi bila terdapat
ketidaksesuaian golongan darah dan anak pada penggolongan rhesus dan
ABO.
• Perdarahan tertutup misalnya pada trauma kelahiran
• Ikatan bilirubin dengan protein terganggu seperti gangguan metabolic
yang terdapat pada bayi hipoksia atau asidosis
• Defisiensi G6PD (Glukosa 6 Phostat Dehidrogenase)
• Breast milk jaundice yang disebabkan oleh kekurangannya pregnan 3
110
(alfa), 20 (beta), diol (steroid)
• Kurangnya enzim glukoronil transferase, sehingga kadar bilirubin indirek
meningkat misalnya pada BBLR
• Kelainan congenital
2. Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan
misalnya hipoalbuminemia atau karena pengaruh obat-obat tertentu
misalnya sulfadiazine.
3. Gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme
atau toksin yang dapat langsung merusak sel hati dan darah merah seperti
infeksi, toksoplasmasiss, syphilis.
4. Gangguan ekskresi yang terjadi intra atau ektra hepatic.
5. Peningkatan sirkulasi enterohepatik, misalnya pada ileus obstruktif.

D. Patofisiologi
Peningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan.
Keadaan yang sering ditemukan adalah apabila terdapat penambahan
beban bilirubin pada sel hepar yang berlebihan. Hal ini dapat ditemukan
bila terdapat peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia.
Gangguan pemecahan bilirubin plasma juga dapat menimbulkan
peningkatan kadar bilirubin tubuh. Hal ini dapat terjadi apabila kadar
protein Y dan Z berkurang, atau pada bayi hipoksia, asidosis. Keadaan lain
yang memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin adalah apabila
ditemukan gangguan konjugasi hepar atau neonatus yang mengalami
gangguan ekskresi misalnya sumbatan saluran empedu.
Pada derajat tertentu bilirubin ini akan bersifat toksik dan merusak
jaringan tubuh. Toksisitas terutama ditemukan ada bilirubin indirek yang
bersifat sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam lemak. Sifat ini
memungkinkan terjadinya efek patologis pada sel otak apabilabilirubin
tadi dapat menembus darah otak. Kelainan yang terjadi pada otak disebut
Kernikterus. Pada umumnya dianggap bahwa kelainan pada syaraf pusat
tersebut mungkin akan timbul apabila kadarbilirubin indirek lebih dari 20
111
mg/dl.
Mudah tidaknya kadar bilirubin melewati darah otak ternyata tidak hanya
tergantung pada keadaan neonatus. Bilirubin indirek akan mudak melewati
darah otak apabila bayi terdapat keadaan Berat Badan Lahir Rendah,
hipoksia, dan hipolikemia.

E. Tanda dan Gejala


Menurut Surasmi (2003) gejala hiperbilirubinemia dikelompokkan
menjadi :
a. Gejala akut : gejala yang dianggap sebagai fase pertama kernikterus
pada neonatus adalah letargi, tidak mau minum dan hipotoni.
b. Gejala kronik : tangisan yang melengking (high pitch cry) meliputi
hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya menderita gejala
sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis, gengguan pendengaran,
paralysis sebagian otot matadan displasia dentalis).
Sedangakan menurut Handoko (2003) gejalanya adalah warna kuning
(ikterik) pada kulit, membrane mukosa dan bagian putih (sclera) mata
terlihat saat kadar bilirubin darah mencapai sekitar 40 µmol/l.

F. Komplikasi
Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin
indirek pada otak. Pada kern ikterus gejala klinik pada permulaan tidak
jelas antara lain : bayi tidak mau menghisap, letargi, mata berputar-
putar, gerakan tidak menentu (involuntary movements), kejang tonus
otot meninggi, leher kaku, dn akhirnya opistotonus.

G. Pemeriksaan Penunjang
Bila tersedia fasilitas, maka dapat dilakukan pemeriksaan penunjang
sebagai berikut :
• Pemeriksaan golongan darah ibu pada saat kehamilan dan bayi pada saat
kelahiran

112
• Bila ibu mempunyai golongan darah O dianjurkan untuk menyimpan
darah tali pusat pada setiap persalinan untuk pemeriksaan lanjutan yang
dibutuhkan
• Kadar bilirubin serum total diperlukan bila ditemukan ikterus pada 24
jam pertama kelahiran

H. Penilaian Ikterus Menurut Kramer


Ikterus dimulai dari kepala, leher dan seterusnya. Dan membagi tubuh
bayi baru lahir dalam lima bagian bawah sampai tumut, tumit-
pergelangan kaki dan bahu pergelanagn tangan dan kaki seta tangan
termasuk telapak kaki dan telapak tangan.
Cara pemeriksaannya ialah dengan menekan jari telunjuk ditempat
yang tulangnya menonjol seperti tulang hidung, tulang dada, lutut dan
lain-lain. Kemudian penilaian kadar bilirubin dari tiap-tiap nomor
disesuaikan dengan angka rata-rata didalam gambar di bawah ini :

Tabel hubungan kadar bilirubin dengan ikterus


Derajat
Ikterus Daerah Ikterus Perkiraan kadar Bilirubin (rata-rata)
Aterm Prematur
1 Kepala sampai leher 5,4 -
2 Kepala, badan sampai dengan umbilicus 8,9 9,4
3 Kepala, badan, paha, sampai dengan lutut 11,8 11,4
4 Kepala, badan, ekstremitas sampai dengan tangan dan kaki 15,8 13,3
5 Kepala, badan, semua ekstremitas sampai dengan ujung jari

I. Diagnosis Banding Ikterus


Anamnesis Pemeriksaan Pemeriksaan penunjang atau diagnosis lain
yang sudah diketahui Kemungkinan diagnosis
• Timbul saat lahir hari ke-2
• Riwayat ikterus pada bayi sebelumnya

113
• Riwayat penyakit keluarga: ikterus, anemia, pembesaran hati,
pengangkatan limfa, defisiensi G6PD Sangat ikterus
Sangat pucat
Hb<13 g/dl, Ht<39% Bilirubin>8 mg/dl pada hari ke-1 atau kadar
Bilirubin>13 mg/dl pada hari ke-2 ikterus/kadar bilirubin cepat
Bila ada fasilitas: Coombs tes positif
Defisiensi G6PD
Inkompatibilitas golongan darah ABO atau Rh Ikterus hemolitik akibat
inkompatibilitas darah
• Timbul saat lahir sampai dengan hari ke2 atau lebih
• Riwayat infeksi maternal Sangat ikterus
Tanda infeksi/sepsis: malas minum, kurang aktif, tangis lemah, suhu
tubuh abnormal Lekositosis, leukopeni, trombositopenia Ikterus diduga
karena infeksi berat/sepsis
• Timbul pada hari 1
• Riwayat ibu hamil pengguna obat
• Ikterus hebat timbul pada hari ke2
• Ensefalopati timbul pada hari ke 3-7
• Ikterus hebat yang tidak atau terlambat diobati
• Ikterus menetap setelah usia 2 minggu

• Timbul hari ke2 arau lebih


• Bayi berat lahir rendah Ikterus

Sangat ikterus, kejang, postur abnormal, letragi

Ikterus berlangsung > 2 minggu pada bayi cukup bulan dan > 3
minggu pada bayi kurang bulan

Bayi tampak sehat

Bila ada fasilitas: Hasil tes Coombs positif


114
Faktor pendukung: Urine gelap, feses pucat, peningkatan bilirubin
direks Ikterus akibat obat

Ensefalopati

Ikterus berkepenjangan (Prolonged Ikterus)

Ikterus pada bayi prematur

J. Penatalaksanaan
Berdasarkan pada penyebabnya maka manajemen bayi dengan
hiperbilirubinemia diarahkan untuk mencegah anemia dan membatasi
efek dari hiperbilirubinemia. Pengobatan mempunyai tujuan :
1. Menghilangkan anemia
2. Menghilangkan antibody maternal dan eritrosit teresensitisasi
3. Meningkatkan badan serum albumin
4. Menurunkan serum bilirubin
Metode terapi hiperbilirubinemia meliputi : fototerapi, transfuse
pangganti, infuse albumin dan therapi obat.
a. Fototherapi
Fototerapi dapat digunakan sendiri atau dikombinasi dengan transfuse
pengganti untuk menurunkan bilirubin. Memaparkan neonatus pada
cahaya dengan intensitas yang tinggi ( a bound of fluorescent light
bulbs or bulbs in the blue light spectrum) akan menurunkan bilirubin
dalam kulit. Fototerapi menurunkan kadar bilirubin dengan cara
memfasilitasi ekskresi bilirubin tak terkonjugasi. Hal ini terjadi jika
cahaya yang diabsorpsi jaringan merubah bilirubin tak terkonjugasi
menjadi dua isomer yang disebut fotobilirubin. Fotobilirubin bergerak
dari jaringan ke pembuluh darah melalui mekanisme difusi. Di dalam
darah fotobilirubin berikatan dengan albumin dan di kirim ke hati.
Fotobilirubin kemudian bergerak ke empedu dan di ekskresikan
kedalam duodenum untuk di buang bersama feses tanpa proses
115
konjugasi oleh hati. Hasil fotodegradasi terbentuk ketika sinar
mengoksidasi bilirubin dapat dikeluarkan melalui urine.
Fototerapi mempunyai peranan dalam pencegahan peningkatan kadar
bilirubin, tetapi tidak dapat mengubah penyebab kekuningan dan
hemolisis dapat menyebabkan anemia.
Secara umum fototerapi harus diberikan pada kadar bilirubin indirek 4-
5 mg/dl. Noenatus yang sakit dengan berat badan kurang dari 1000
gram harus difototerapi dengan konsentrasi bilirubin 5 mg/dl.
Beberapa ilmuwan mengarahkan untuk memberikan fototerapi
profilaksasi pada 24 jam pertama pada bayi resiko tinggi dan berat
badan lahir rendah.
Tabel Terapi
Berikut tabel yang menggambarkan kapan bayi perlu menjalani
fototerapi dan penanganan medis lainnya, sesuai The American
Academy of Pediaatrics (AAP) tahun 1994
Bayi lahir cukup bulan (38 – 42 minggu)
Usia bayi (jam) Pertimbangan terapi sinar Terapi sinar Transfuse tukar
bila terapi sinar intensif gagal Transfuse tukar dan terapi sinar intensif
Kadar bilirubin Indirek serum Mg/dl
<24
25 -48 >9 >12 >20 >25
49 – 72 >12 >15 >25 >30
>72 >15 >17 >25 >30

Bayi lahir kurang bulan perlu fototerapi jika:


Usia (jam) Berat lahir < 1500 g kadar bilirubin BL 1500 – 2000 g
kadar bilirubin BL >2000 g kadar bilirubin
< 24 > 4 > 4 > 5
25 - 48 > 5 > 7 > 8
49 - 72 > 7 > 8 > 10
> 72 > 8 > 9 > 12
116
Panduan terapi sinar berdasarkan kadar bilirubin serum
Saat timbul ikterus Bayi cukup bulan sehat kadar bilirubin, mg/dl:
(µmol/l) Bayi denagn factor resiko (kadar bilirubin, mg/dl:µmol/l)
Hari ke 1 Setiap terlihat ikterus Setiap terlihat ikterus
Hari ke 2 15 (260) 13 (220)
Hari ke 3 18 (310) 16 (270)
Hari ke 4 dst 20 (340) 17 (290)

b. Transfusi Pengganti
Transfuse pengganti atau imediat didindikasikan adanya faktor-faktor :
1. Titer anti Rh lebih dari 1 : 16 pada ibu
2. Penyakit hemolisis berat pada bayi baru lahir
3. Penyakit hemolisis pada bayi saat lahir perdarahan atau 24 jam
pertama
4. Kadar bilirubin direk labih besar 3,5 mg/dl di minggu pertama
5. Serum bilirubin indirek lebih dari 20 mg/dl pada 48 jam pertama
6. Hemoglobin kurang dari 12 gr/dl
7. Bayi pada resiko terjadi kern Ikterus
Transfusi pengganti digunkan untuk:
1. Mengatasi anemia sel darah merah yang tidak susceptible (rentan)
terhadap sel darah merah terhadap antibody maternal
2. Menghilangkan sel darah merah untuk yang tersensitisasi
(kepekaan)
3. Menghilangkan serum ilirubin
4. Meningkatkan albumin bebas bilirubin dan meningkatkan
keterikatan dangan bilirubin
Pada Rh Inkomptabilitas diperlukan transfuse darah golongan O segera
(kurang dari 2 hari), Rh negative whole blood. Darah yang dipilih
tidak mengandung antigen A dan antigen B. setiap 4 -8 jam kadar
bilirubin harus di cek. Hemoglobin harus diperiksa setiap hari sampai
stabil
117
c. Therapi Obat
Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang
meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya. Obat ini
efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai
beberapa minggu sebelum melahirkan. Penggunaan Phenobarbital
pada post natal masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya
(letargi). Coloistrin dapat mengurangi bilirubin dengan
mengeluarkannya lewat urine sehingga menurunkan siklus
enterohepatika

118
Meningitis

Infeksi pada sistem saraf pusat (SSP) dapat terjadi di beberapa tempat.
Bagian SSP yang sering terinfeksi adalah otak (encephalitis), membran yang
membungkus otak dan medula spinalis (meningitis), rongga-rongga di otak
(ventriculitis) serta peradangan kombinasi pada medula spinalis dan otak(
myeloencephalitis).Kerusakan sistem saraf pusat sebenarnya tidak hanya karena
adanya mikroorganisme, tetapi lebih diakibatkan oleh proses inflamasi sebagai
respon adanya mikroorganisme tersebut. Penyakit meningitis dapat terjadi pada
semua tingkat, usia,namun kalangan usia muda lebih rentan terserang penyakit ini.
A.Definisi
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi
otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ
jamur(Smeltzer, 2001).
Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan
oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok,
Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal
dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat
(Suriadi & Rita, 2001).

B.Etiologi
1.Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae
(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus
haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia
coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa
2.Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia
3.Faktor predisposisi : jenis kelamin lakilaki lebih sering dibandingkan
dengan wanita
4.Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu
119
terakhir kehamilan
5.Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.
6.Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan
dengan sistem persarafan

C.Klasifikasi
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada
cairan otak, yaitu :
1.Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan
otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa.
Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
2.Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan
medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae
(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss,
Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella
pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.

C.Patofisiologi
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan
septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media,
mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf
baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui
nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan
dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong
perkembangan bakteri.
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi
radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan
trombus dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami
120
gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi.
Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang
juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri
dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari
peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema
serebral dan peningkatan TIK.
Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi
meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps
sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada
sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel
dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.

D.Manifestasi klinis
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
1.Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
2.Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan
koma.
3.Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb:
a)Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami
kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.
b)Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam
keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.
c)Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan
fleksi lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada
salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang
berlawanan.
4.Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
5.Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat
eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik
tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak
teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat kesadaran.
121
6.Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
7.Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba
muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler
diseminata

E.Pemeriksaan Diagnostik
1.Analisis CSS dari fungsi lumbal :
a)Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel
darah putih dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap
beberapa jenis bakteri.
b)Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah
putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif,
kultur virus biasanya dengan prosedur khusus.
2.Glukosa serum : meningkat ( meningitis )
3.LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )
4.Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil ( infeksi
bakteri )
5.Elektrolit darah : Abnormal .
6.ESR/LED : meningkat pada meningitis
7.Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat
infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi
8.MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak
ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor
9.Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial.

F.Komplikasi
1.Hidrosefalus obstruktif
2.MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
3.Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)
4.SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )
5.Efusi subdural
122
6.Kejang
7.Edema dan herniasi serebral
8.Cerebral palsy
9.Gangguan mental
10.Gangguan belajar
11.Attention deficit disorder

123
Ensefalitis

Infeksi jaringan otak oleh berbagai macam mikro organisme

I. Etiologi: Infeksi – virus


II. Infeksi non virus
III. Para-infeksi-post-infeksi, alergi
IV. Penyakit “Slow-virus”
V. Penyebab tidak diketahui (50%)

Klasifikasi Steigman, 1981

I. Infeksi langsung

A. Antar manusia
1. Virus RNA
Mumps, Morbili, Rubella, Enterovirus
2. Virus DNA
Herpes virus, Varisella-zooster, CMV, Virus EP
B. Melalui serangga
1. Arbovirus
2. Flafivirus
C. Melalui mamalia
Rabies, Virus B Limpositik, Kloriomeningitis

II. Para-infeksius – post infeksius, alergi

A. Penyakit morbilli, rubela, mump, varisella zoster, influensa


B. Vaksinasi : Rabies, morbili, influenza, vaksinia

III. “Slow virus”

124
A. SSPE
B. Progresif multifokal lekoensepalopati

PATOGENESIS

Virus  tubuh  susunan limfatik berkembang biak  darah  susunan saraf


pusat  kelainan neurologis

Antigen virus (virusnya sendiri sudah tidak ada di otak)

Reaksi jaringan saraf  demielinisasi, kerusakan vaskuler & perivaskuler

PATOGENE

125
Perjalanan penyakit bergantung dari :

1. Virus
2. Lokalisasi lesi
3. Luas lesi
4. Faktor imunitas
5. Faktor umur

R
6. Gangguan metabolik
7. Penyakit penyerta

Gejala Klinis: Gejala umum

• Panas mendadak
• Hiperpireksia
• Sakit kepala
• Mual
• Muntah

126
GEJALA NEUROLOGIK

 Kesadaran : Apatis, somnolen, sopor, koma


 Kejang : Twitching

Focal/umum, lama

 Saraf otak : Ptosis, diplopia, strabismus, nistagmus


 Piramidal : Hemiparesis
 Ekstrapiramidal : Khorea, Athetosis, Rigiditas

LABORATORIUM

 Cairan serebrospinal kadang-kadang normal / peninggian sel / glukosa


sedikit

 Virologik dan serologik


 Autopsi post mortem

DIAGNOSIS

1. Gejala klinis – anamnesis


2. Biakan darah / CSF
3. Serologik, serum / CSF
4. Biopsi otak
5. Patologi anatomi

DIAGNOSIS BANDING/DD:

1. Ensefalitis Non-virus
2. Penyakit metabolik, hipoglikemia, uremia ensefalopati

127
3. Intoksikasi – Reye sindrom
4. Tumor / Abses otak
5. Perdarahan subaraknoid
6. Multipel sklerosis akut
7. Status epileptikus

PENGOBATAN

Simptomatik

1. Membrantas kejang

Valium I.V Dosis : 0,3 – 0,5 mg/kgbb

Rektal Dosis : 5 – 10 mg

Penobarbital

Awal 8-10 mg/kgbb/hari

Maintenance 4-5 mg/kgbb/hari

2. Hiperpireksia

 Surface cooling
 Khlorpromazine 2-4 mg/kgbb/hari
 Prometazine 4-6 mg/kgbb/hari

3. Edema otak

 Deksametason 0,5 mg/kgbb/hari

4. Keseimbangan air dan elektrolit

 Glukosa 5-10 % + NaCl Fisiologis 3 : 1


 KCl dan “Base Corrector”
128
5. Tekanan intrakranial

 Manitol
 Gliserol

6. Infeksi sekunder

 Antibiotik

PENGOBATAN ETIOLOGIK

1. Adenosin Arabinoside (ARA-A)

 Dosis 15 mg/kgbb/hari I.V. – 10 hari

2. Acyclovir (ACV)

 Dosis 10 mg/kgbb tiap 8 jam I.V dalam infus, perlahan, 10 hari

PROGNOSIS

 Angka kematian 35% - 50%


 Gejala sisa 20% - 40% yang hidup berupa :
 Paresis / paralisis
 Epilepsi
 Retardasi mental
 Gangguan tingkah laku
 Gerakan khoreo athetoid
 Gangguan penglihatan
 Gangguan pendengaran

PENCEGAHAN

129
 Vaksinasi : a. morbili b. mump c. rubella

 Pembasmian vektor serangga

Meningocele

Definisi

- meningocele adalah anomali perkembangan dari unsur meningothelial pengungsi


ke dalam kulit dan jaringan subkutan. Ini adalah cacat tabung saraf, struktur
embrionik yang memunculkan sumsum tulang belakang dan tulang punggung. Hal
ini menyebabkan cacat penonjolan tulang belakang dan penutup melalui cacat
pada kulit.

Sebuah perbaikan meningocele adalah prosedur bedah dilakukan untuk


memperbaiki pembukaan abnormal di tulang belakang (disebut spina bifida)
dengan mengeringkan kelebihan cairan dan menutup lubang.

- Menurut spina bifida Association of America, spina bifida adalah kedua yang
paling umum dan cacat tabung saraf yang paling sering mengakibatkan cacat lahir
cacat tetap. Diperkirakan bahwa sekitar 40% dari Amerika telah spina bifida
occulta. Namun, beberapa orang yang memiliki hal itu mungkin karena tidak ada
gejala dan karenanya mungkin tidak menyadari kondisi mereka, sehingga
persentase adalah sebuah perkiraan. Meningocele dan myelomeningocele yang
terlihat pada saat kelahiran dan dipasangkan bersama sebagai spina bifida
manifesta. Spina bifida manifesta terjadi pada sekitar satu dalam 1.000 kelahiran,
dengan 4-5% menjadi 95-96% meningocele dan menjadi myelomeningocele

- Meningocele adalah suatu istilah yang dapat digunakan untuk merujuk pada
lebih dari satu syarat. Spina bifida adalah suatu cacat lahir tabung saraf yang
melibatkan pembukaan yang abnormal di tulang belakang. Hal ini terjadi ketika
janin tulang belakang tidak menutup dengan benar selama bulan pertama

130
perkembangan janin. Dalam spina bifida occulta pembuka tulang di tulang
belakang ada, tapi jaringan saraf dan membran yang menutupi tulang belakang
(meninges) tidak terekspos. Karena tidak ada pembukaan, cacat mungkin muncul
sebagai sebuah lesung pipi, atau depresi, di dasar tulang punggung (sakrum).
Tanda lain dari spina bifida occulta adalah keberadaan gumpalan rambut di
sakrum. Ada kemungkinan bahwa sementara tidak ada pembukaan, vertebra
hilang dan ada kerusakan pada jaringan saraf.

- meningocele adalah kantung menonjol dari kolom tulang belakang, yang berisi
beberapa cairan tulang belakang dan meninges. Kantung tersebut dapat
dilindungi dengan kulit atau dengan meninges, dan tidak mengandung jaringan
saraf. Ini mungkin terletak di dekat otak atau di sepanjang tulang belakang.
Hydrocephalus jarang hadir, dan pemeriksaan neurologis mungkin saja normal.
Karena jaringan saraf tetap utuh, dapat diperbaiki oleh ahli bedah saraf yang
berpengalaman, dengan hasil yang sangat baik.

- myelomeningocele adalah jenis yang paling parah spina bifida karena sumsum
tulang belakang yang menonjol herniated ke dalam kantung. Jaringan saraf dan
saraf mungkin terkena. Sekitar 80% dari myelomeningoceles terjadi pada
punggung bagian bawah, di mana daerah lumbalis dan sakral bergabung.
Beberapa orang menyebut myelomeningocele spina bifida. Karena jaringan saraf
terkena, gejala penting hadir.

Gejala-gejala ini dapat mencakup:

• kelemahan atau kelumpuhan otot di pinggul dan tungkai bawah


• tidak ada sensasi di bagian tubuh di bawah cacat
• kurangnya fungsi usus dan kandung kemih
• cairan build-up di otak, yang dikenal sebagai hidrosefalus

Karena risiko kerusakan jaringan saraf, pembengkakan, dan infeksi dalam cairan
tulang belakang dan otak dengan sebuah lubang di tulang belakang, pembedahan
131
untuk memperbaiki meningocele atau myelomeningocele biasanya dilakukan
dalam waktu 24 jam setelah kelahiran. Namun, meskipun pembukaan ditutup,
kerusakan apa pun yang telah dilakukan ke jaringan saraf permanen. Jika
hidrosefalus adalah berkembang, yang meningocele dapat dilakukan perbaikan
terlebih dahulu. Kemudian, beberapa hari kemudian, shunt dapat dimasukkan
untuk menyelesaikan hidrosefalus.

Jika hidrosefalus hadir pada saat lahir, kedua operasi dapat dilakukan pada waktu
yang sama untuk mengurangi risiko yang terkait dengan peningkatan tekanan
pada otak. Untuk mencegah pengeringan dari kantung, hal itu mungkin akan terus
basah dengan perban steril sampai operasi dimulai. Setelah anestesi telah
meletakkan bayi tidur dan operasi bebas rasa sakit, sebuah sayatan bedah dibuat
ke dalam kantung. Kelebihan fluida dikeringkan, dan meninges dibungkus di
sekitar tulang belakang untuk melindunginya.. Pembukaan, kemudian ditutup
dengan jahitan

Kondisi ini sering dikaitkan dengan gangguan dari jalur cairan serebrospinal
dengan akibat hidrosefalus. Tingkat defisit neurologis secara langsung
berhubungan dengan tingkat cacat sumsum tulang belakang dan sejauh mana.
Kalau saja bagian bawah tulang belakang yang terlibat (Conus), mungkin ada
hanya disfungsi usus dan kandung kemih, sedangkan yang paling luas lesi dapat
mengakibatkan total kelumpuhan kaki disertai disfungsi usus dan kandung kemih

Epidemiologi KARAKTERISTIK
INSIDEN 1 / 1000 kelahiran hidup
Patogenesis Karakterisasi
Embrio cacat Dimulai sebelum minggu ke-4 kehamilan sejak
neurulation (proses penutupan normal janin otak dan
sumsum tulang belakang) biasanya lengkap pada saat itu

Pasti apakah gangguan ini merupakan kegagalan

132
neurulation di dasar tulang belakang, atau pecah di sana
setelah neurulation telah menjadi lengkap

Histologis JENIS Karakterisasi


Umum
Varian
Arch Dermatol 2001; 137:45-50

Meningeal sering mensimulasikan jaringan vaskular atau


jaringan ikat. Jaringan longgar ruang pseudovascular
Langka tubuh psammoma mungkin ada
Rudimenter
Meningocytes dapat mengepung bundel kolagen
meningocele
Penurunan atau peningkatan adnexal struktur, mirip
dengan epidermis Nevi atau aplasia Cutis

Kadang-kadang sel-sel raksasa syncytial disebabkan oleh


fusi meningocytes
Prognosis DAN
Karakterisasi
PERAWATAN
Suplementasi Am J Epidemiol 1999 Oktober 1; 150 (7) :675-82 Abstrak
multivitamin dan kutipan
risiko cacat lahir.
Diterima secara luas bahwa suplementasi dengan asam
Werler MM, Hayes folat, vitamin B, mengurangi risiko cacat tabung saraf
C, Louik C, Shapiro S, (NTDs).
Mitchell AA.
Ini studi kasus kontrol menguji hipotesis bahwa
Epidemiologi Slone multivitamin mengurangi risiko cacat lahir yang dipilih
Unit, School of Public selain NTDs.
Health, Boston
Bayi dengan dan tanpa cacat lahir dan diaborsi janin
University, MA,

133
Amerika Serikat. dengan cacat lahir yang dipastikan di wilayah
metropolitan yang lebih besar dari Boston, Philadelphia,
dan Toronto selama 1993-1996. Ibu yang diwawancarai
dalam waktu 6 bulan setelah melahirkan mengenai
berbagai faktor, termasuk rincian tentang penggunaan
vitamin. Delapan kelompok kasus disertakan: bibir
sumbing dengan atau tanpa langit-langit sumbing,
sumbing langit-langit mulut saja, conotruncal cacat, cacat
septum ventrikel, cacat saluran kemih, cacat reduksi
tungkai, hidrosefalus kongenital, dan stenosis pilorus (n's
berkisar 31-186). Kontrol adalah 521 bayi lahir tanpa
cacat (nonmalformed kontrol) dan 442 bayi dengan cacat
selain yang dari kasus (cacat kontrol).

Suplemen multivitamin harian yang dievaluasi sesuai


dengan waktu kehamilan kategori, termasuk
periconceptional gunakan (28 hari sebelum lewat 28 hari
setelah menstruasi terakhir). Odds ratio (ORS) di bawah
1,0 yang diamati untuk semua kelompok kasus kecuali
cacat jantung, terlepas dari jenis kontrol. Untuk
periconceptional digunakan, ORS dengan 95% confidence
interval yang diperkirakan 1,0 dikecualikan untuk
pengurangan cacat anggota tubuh menggunakan kedua
nonmalformed kontrol (OR = 0,3) dan kelainan bentuk
kontrol (OR = 0.2) dan untuk cacat saluran kemih
menggunakan kedua nonmalformed kontrol (OR = 0,6)
dan kelainan bentuk kontrol (OR = 0,5). ORS signifikan
secara statistik untuk digunakan yang dimulai setelah
periode yang diamati periconceptional untuk langit-langit

134
sumbing saja dan cacat saluran kemih.

Data ini mendukung hipotesis bahwa suplemen vitamin


periconceptional dapat memperpanjang manfaat melebihi
pengurangan risiko NTD. Namun, selain asam folat yang
melindungi terhadap NTDs, tidak jelas apa yang gizi atau
kombinasi zat gizi yang mungkin mempengaruhi resiko
cacat spesifik lainnya

Diagnosis

Jika seseorang mempunyai spina bifida occulta, tanpa tanda-tanda luar dari cacat
tabung saraf dan tidak ada gejala, kondisi mungkin tak terdeteksi. Kantong yang
menonjol keluar yang terkait dengan meningocele dan myelomeningocele cukup
terlihat saat lahir. Untuk memahami sejauh mana cacat x ray, ultrasound,
computed tomography (CT) scan, atau Magnetic Resonance Imaging (MRI)
tulang belakang dapat diambil.

Spina bifida dapat didiagnosis pada masa ibu masih hamil, melalui penyaringan
pralahir. Jika spina bifida ditunjukkan, tes darah akan menunjukkan peningkatan
fetoprotein alfa. Namun, peningkatan kadar dapat hadir tanpa spina bifida,
sehingga tes lebih lanjut harus dilakukan jika tes positif. Ada peningkatan
fetoprotein alfa tingkat di sekitar 85% dari perempuan dengan janin dengan spina
bifida. USG dapat diandalkan mengungkapkan struktur tulang belakang janin.
Seorang bisa dilakukan amniosentesis untuk memeriksa kelainan kromosom.
Dalam amniosentesis, jarum suntik yang panjang digunakan untuk menarik cairan
ketuban keluar dari rahim melalui perut ibu. Karena kantung menonjol dari
meningocele dan myelomeningocele bisa terlihat sama di luar, penting untuk
diagnosis yang jelas, sebagai hasil yang diantisipasi dari dua kondisi ini sangat
berbeda
135
Alternatif Penatalaksanaan

Ada alternatif untuk bedah perbaikan. Risiko infeksi dan kerusakan pada tulang
belakang dan otak tinggi dengan bukaan ke tulang belakang, sehingga diperlukan
pembedahan untuk menutup pembukaan dan menguras kelebihan cairan yang
dapat memberikan tekanan pada otak. Spina bifida the Association of America
merekomendasikan bahwa semua wanita usia subur mengambil 0,4 mg asam folat
setiap hari, karena jumlah ini telah terbukti mengurangi kemungkinan cacat
tabung saraf. Sekali seorang wanita menyadari sedang hamil, kritis bulan pertama
tabung saraf pembangunan sudah masa lalu, dan asam folat tidak dapat
menyembuhkan kerusakan apapun yang telah dilakukan.

136
Hydrocephalus

Definisi

- Hidrosefalus adalah keadaan saat cairan otak (cairan jernih yang mengelilingi
otak dan susunan saraf dan sebagai bantalan) tidak dapat dialirkan keluar dari
otak. Cairan tersebut menumpuk di dalam otak.
- Hidrosefalus dapat menyebabkan kepala bayi dan anak kecil membesar karena
cairan otak yang berlebih. Pada anak besar yang ubun-ubun sudah tertutup,
hidrosefalus dapat menyebabkan sakit yang amat sangat di kepala karena
peningkatan tekanan dalam rongga kepala.
- Jika tidak dilakukan tindakan maka hidrosefalus dapat menyebabkan kerusakan
otak, gangguan fisik dan mental bahkan kematian. Dengan diagnosis dini dan
pengobatan yang tepat maka anak dengan hidrosefalus dapat pulih kembali.

Etiologi hidrosefalus
Cairan otak normalnya akan mengalir melalui saluran (ventrikel) dan keluar
melalui penampungan kecil (sisterna) yang berada di dasar otak. Cairan otak
berfungsi mengalirkan makanan dan membuang hasil metabolisme dari otak dan
disalurkan ke dalam pembuluh darah.
Jika ada sumbatan di ventrikel maka cairan otak akan menumpuk mengakibatkan
hidrosefalus. Penumpukan cairan otak juga bisa terjadi jika pleksus
koroidales/korodeus (penghasil cairan otak) memproduksi cairan otak secara
berlebihan atau cairan otak tidak dapat disalurkan ke pembuluh darah.

Manifestasi klinis
Tanda dari hidrosefalus tergantung dari usia bayi atau anak.
Bayi di bawah 1 tahun akan memberikan gejala pembesaran kepala karena tulang
tengkorak belum bersatu (ubun-ubun belum menutup). Selain kepala yang
membesar, tanda lainnya :

137
• Ubun-ubun membonjol
• Ada celah antara tulang tengkorak
• Peningkatan lingkar kepala
• Pembuluh darah yang membesar di kulit
• Mata yang turun ke dalam kelopak mata bawah (sehingga tidak terlihat
seluruhnya)
Bayi/anak dapat juga mengalami muntah, kejang, tidur terus-menerus, rewel. Pada
kasus yang berat anak dapat gagal tumbuh atau tidak berkembang sesuai usianya.

- Pada anak yang sudah tertutup ubun-ubunnya maka tidak mudah mengenali
pembesaran kepala karena penumpukan cairan di dalamnya. Pada keadaan ini
peningkatan tekanan pada otak menyebabkan sakit kepala berat pada tengah
malam atau pagi hari. Sakit kepala dapat disertai :
• Mual dan muntah
• Tidur terus menerus
• Gangguan keseimbangan dan motorik
• Pandangan ganda
• Juling
• Kejang
Perubahan perilaku, kehilangan kemampuan seperti berjalan atau berbicara dan
gangguan ingatan dapat muncul pada keadaan yang sudah lanjut.

Diagnosis
Anak yang menunjukkan tanda dan gejala di atas sebaiknya diperiksa oleh dokter
sesegera mungkin. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan pemeriksaan
tambahan seperti USG (bila ubun-ubun kepala belum tertutup), CT scan dan MRI
untuk mendapat gambaran di kepala.
Proses USG dan CT scan memancarkan frekuensi atau radiasi atau gelombang
suara yang sangat rendah dan tidak berbahaya.

138
Penatalaksaan

1. Pembuatan saluran (shunt)


Jika diagnosis ditegakkan hidrosefalus maka tatalaksana akan disesuaikan dengan
usia anak dan penyebab penumpukan cairan otak, apakah karena sumbatan,
produksi berlebihan atau penyebab lainnya, dan kondisi kesehatan anak secara
keseluruhan Proses pembuatan saluran untuk mengalirkan cairan otak dilakukan
dengan pembedahan dengan memasang selang (kateter) ke dalam saluran cairan
otak (ventrikel) dan ujung lainnya di tanam di rongga perut, rongga jantung atau
ruang di sekitar paru-paru tempat cairan dapat diserap oleh pembuluh darah.
Katup pada sistem saluran tersebut untuk mengatur alirannya, mencegah agar
tidak berlebihan atau kekurangan dalam aliran pengeluaran cairan otak.
Pembuatan saluran adalah tatalaksana yang efektif untuk hidrosefalus, namun
terdapat kemungkinan kegagalan dan komplikasi. Sekitar 30% saluran yang
dibuat dapat berhenti bekerja dalam 1 tahun dengan kegagalan sekitar 5% setiap
tahun berikutnya. Infeksi terjadi 5-10% pembuatan saluran. Tanda infeksi seperti
demam dan kaku leher (kuduk) dan merasakan nyeri tekan pada saluran yang
dipasang dan perut. Infeksi umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama setelah
pemasangan saluran dan memerlukan pencopotan saluran untuk sementara dan
anak mendapat antibiotik selama 2 minggu.

2. Ventrikulektomi
Pembedahan minimal dengan membuat saluran/lubang pengeluaran cairan otak
yang baru di ventrikel. Langkah ini sebagai pilihan pada anak >6 bulan dengan
angka keberhasilan yang lebih tinggi dan angka infeksi yang lebih rendah.

Dengan tatalaksana yang tepat maka anak dengan hidrosefalus dapat hidup
dengan normal. Pada anak dengan masalah kesehatan yang kompleks seperti spina
bifida atau perdarahan dalam otak pada prematuritas dapat mengalami komplikasi

139
karena penyakit yang mendasarinya. Pada anak-anak dengan kondisi kesehatan
tersebut tatalaksana dini dapat meningkatkan kemungkinan pemulihan.

140
MIKROSEFALUS

DEFINISI

Mikrosefalus adalah suatu keadaan dimana ukuran kepala (lingkar puncak


kepala) lebih kecil dari ukuran kepala rata-rata pada bayi berdasarkan umur dan
jenis kelamin. Dikatakan lebih kecil jika ukuran lingkar kepala kurang dari 42 cm
atau lebih kecil dari standar deviasi 3 dibawah angka rata-rata.

Mikrosefalus seringkali terjadi akibat kegagalan pertumbuhan otak pada


kecepatan yang normal. Berbagai keadaan dan penyakit yang mempengaruhi
pertumbuhan otak bisa menyebabkan mikrosefalus. Mikrosefalus seringkali
berhubungan dengan keterbelakangan mental.

Mikrosefalus bisa terjadi setelah infeksi yang menyebabkan kerusakan


pada otak pada bayi yang sangat muda (misalnya meningitis dan
meningoensefalitis).

ETIOLOGI

Penyebab utama:

141
• Sindroma Down
• Sindroma cri du chat
• Sindroma Seckel
• Sindroma Rubinstein-Taybi
• Trisomi 13
• Trisomi 18
• Sindroma Smith-Lemli-Opitz
• Sindroma Cornelia de Lange

Penyebab sekunder:

• Fenilketonuria pada ibu yang tidak terkontrol


• Keracunan metil merkuri
• Rubella congenital
• Toksoplasmosis congenital
• Sitomegalovirus congenital
• Penyalahgunaan obat oleh ibu hamil
• Kekurangan gizi (malnutrisi).

TERAPI
Perawatan pada mikrosefalus tergantung kepada penyebabnya. Bayi yang
menderita mikrosefalus seringkali bisa bertahan hidup tetapi cenderung
mengalami keterbelakangan mental, gangguan koordinasi otot dan kejang.

142
SINDROM ASPERGER

DEFINISI

Kondisi yang dikenal sebagai sindrom Asperger ( juga dikenal sebagai


Pervasive Developmental Disorder) ditandai dengan ketidakmampuan berfungsi
normal dalam interaksi sosial dgn orang lain.

Orang yang menderita Asperger s menunjukkan kemampuan komunikasi


nonverbal yang lemah, tidak sukses mengembangkan hubungan dengan teman
sebaya, tidak memberikan reaksi yang tepat dalam situasi sosial, dan tidak
memiliki kemampuan untuk ikut gembira saat yang lain gembira.

INSIDENSI

Sindrom ini lebih banyak diderita pria. Sering terjadi, penderita sindrom
Asperger s tampak janggal dalam lingkungannya. Tapi saat dites, banyak
penderita yang memiliki tingkat intelektual di atas rata-rata dan mereka sering
sukses dalam bidang-bidang sains, membuat program komputer, dan musik.

Ciri - cirinya termasuk :

 Komunikasi nonverbal yang abnormal, bermasalah dgn melakukan kontak


mata, ekspresi sosial, postur tubuh, atau gerakan-gerakan yang tak
terkendali.
 Ketidakmampuan membangun hubungan dengan teman sebaya, bahkan
sulit berinteraksi dengan lawan jenis.
 Oleh anak-anak lain dijuluki aneh atau culun.
 Kurangnya respons kepada sosial atau perasaan emosional.
143
 Ketidakmampuan yang sangat mencolok untuk ikut bergembira saat orang
lain gembira.
 Ketidakmampuan mengabaikan kesalahan-kesalahan kecil.
 Secara kontinue mengetukkan jari tangan, atau menggerakkan tangan,
menggerakkan lutut, atau seluruh tubuh.
 Perhatian atau ketertarikan obsesif pada subjek-subjek seperti sejarah
dunia, atau cenderung mengkoleksi sesuatu.
 Perhatian obsesif pada satu bagian objek dan bukan keseluruhan.
 Tingkah laku repetitif, kadang suka melukai diri sendiri.

Ciri-ciri yang tidak termasuk dalam Asperger s :

 Tidak ada indikasi dari retardasi bahasa atau retardasi dalam rasa ingin
tahu yang tipikal pada usianya.

Pertama kali di identifikasikan tahun 1944 sebagai Autistic Psychopathy oleh


Hans Asperger, penyebab penyakit ini masih belum diketahui pasti. Sindrom ini
mungkin berhubungan dengan autisme. Tidak ada obat yang tepat bagi penderita
ini, dan memang dalam bbrp kasus mereka yang menderita ini sama sekali tidak
menganggap kelainan ini sebagai sesuatu yang mengganggu.

144
SINDROMA RETT

DEFINISI

Gangguan Rett atau dikenal dengan Rett syndrome (RS) merupakan


gangguan genetika yang mengakibatkan adanya gangguan perkembangan otak.
Gangguan ini muncul lebih banyak pada anak perempuan dibandingkan pria.
Gangguan ini mirip sekali dengan gangguan autis, sehingga sindrom Rett juga
dikenal sebagai gangguan spektrum autisme (autism spectrum disorders; ASDs).

American Psychiatric Association (APA) mengklasifikasikan gangguan


Rett dalam gangguan perkembangan pervasif (pervasive development disorders;
PDD) bersama dengan beberapa gangguan lain; gangguan autisme, sindrom
Asperger, gangguan disintegratif pada anak, dan gangguan perkembangan
pervasif yang tidak terdefinisikan.

ETIOLOGI

Penyebab gangguan ini tidak diketahui dengan pasti, kebanyakan kasus


disebabkan oleh faktor mutasi genetik yang terjadi secara tiba-tiba. Sampai saat
ini masih terus dilakukan penelitian yang lebih mendalam penyebab dan
pencegahan terjadinya gangguan ini.

Bayi dengan sindrom Rett pada awal perkembangannya terlihat normal,


akan tetapi gangguan ini sebenarnya sudah dibawa sejak lahir, selama itu,
gangguan berkembang lambat namun gangguan barulah akan tampak jelas pada
usia anak menjelang 18 bulan kemudian. Gangguan yang muncul berupa fungsi
motorik dalam menggunakan tangan, berjalan, berbicara, mengunyah dan bahkan
adanya gangguan dalam bernafas.

145
Gangguan tersebut merupakan kemunduran dalam perkembangan, bayi
dengan gangguan Rett pada awalnya terlihat normal layaknya bayi-bayi normal
lainnya, gangguan tersebut mulai terlihat nyata ketika usia mencapai 5 bulan dan
tahun-tahun berikutnya. Bentuk-bentuk kemunduran dapat berupa gerakan tangan
menjadi tak terkendali, gerakan yang terarah hilang, disertai dengan gangguan
komunikasi dan penarikan diri secara sosial. Gerakan-gerakan otot tampak makin
tidak terkoordinasi.

MANIFESTASI KLINIS

Gejala kemunculan adanya gangguan Rett sifatnya sangat bervariatif


antara satu anak dengan anak yang lainnya. Beberapa bayi kadang secara
langsung menunjukkan adanya gangguan pada awal kelahiran, sementara lainnya
beberapa bayi dapat diketahui adanya gangguan dikemudian hari.

Gangguan Rett atau Rett sindrom terdiri dari beberapa tahap gangguan :

 Stage I

Gejala gangguan ini dimulai pada usia 6 sampai 18 bulan usia bayi.
Pada tahap ini bayi mulai menghindari kontak mata dan kehilangan minat
pada benda-benda mainan. Pada tahap ini bayi mengalami keterlambatan
dalam merangkak dan duduk.

 Stage II

Gejala gangguan dimulai pada usia 1-4 tahun. Beberapa gangguan


yang muncul :

• Kehilangan kemampuan untuk berbicara


• Mengulang-ulang perbuatan yang sama
146
• Suka menggerakan tangan seperti sedang mencuci
• Menangis atau menjerit tanpa adanya provokasi
• Hambatan atau kesulitan dalam berjalan

 Stage III

Gejala gangguan dimulai berkisar antara usia 2-10 tahun.


Meskipun gangguan gerak terus berlanjut, anak dengan gangguan Rett
masih mengalami perkembangan perilaku. Beberapa gangguan lain pada
tahap ini :

• Sering menangis atau menjerit tanpa sebab yang jelas


• Perilaku waspada
• Permasalahan atensi
• Hambatan dalam komunikasi nonverbal

 Stage IV

Tahap gangguan ini merupakan lanjutan dari stage sebelumnya,


gejala yang muncul pada usia relatif terutama pada ebilitas (kemampuan)
mobilitas diri. Gangguan yang muncul berupa gangguan komunikasi,
kesulitan dalam memahami bahasa, gangguan psikomotorik pada tangan.
Penderita gangguan Rett terlihat lemah dan beberapa diantaranya
didiagnosa mengidap scoliosis. Beberapa fakta, pada tahap ini terjadinya
penurunan perilaku mengulang ―bermain-main jari-jari tangan seperti
mencuci.

Banyak pasien dengan gangguan Rett meninggal secara tiba-tiba pada saat
tidur. Diperkirakan adanya kerusakan syaraf otak yang berhubungan dengan
sistem pernafasan., kondisi ini disebut dengan sudden infant death syndrome
147
(SIDS). Rata-rata usia pasien dengan sindrom Rett dapat bertahan hidup 40-50
tahun. Hampir keseluruhan hidup pasien membutuhkan pertolongan dari orang
lain.

KOMPLIKASI

Kebanyakan anak dengan gangguan Rett memiliki permasalahan dalam


makan, sehingga anak dengan gangguan ini memiliki berat badan dibawah rata-
rata anak normal. Untuk mendapatkan makanan bergizi, beberapa anak harus
mendapatkan makanan melalui infus.
Beberapa komplikasi anak dengan gangguan Rett :

1. Perubahan bentuk tubuh kurang normal dibandingkan anak / orang


seusiany
2. Gangguan pernafasan (cardiac dysrhythmias)
3. Rapuh tulang
4. Scoliosis

ETIOLOGI

Penyebab utama gangguan ini tidak diketahui secara pasti, namun banyak
kasus yang terdeteksi disebabkan oleh mutasi dari gen MECP2, merupakan gen
yang terlibat dalam pembuatan protein untuk perkembangan otak secara normal.
Gen MECP2 terbentuk dari kromosom X, satu dari dua kromosom sebagai
pembeda jenis kelamin seseorang.

Pada wanita terdapat 2 kromosom X dalam setiap sel, mutasi gen


disebabkan oleh ketidakmampuan sel-sel dalam tubuh untuk bekerja atau tidak
berfungsi salah satu kromosom tersebut. Sehingga sel-sel tersebut gagal
memutasikan dirinya untuk memiliki 2 kromosom yang sama setiap selnya.
Sekitar 20% wanita yang memiliki RS mengalami gangguan mutasi gen MECP2.

148
Menurut penelitian ditemukan perbedaan dalam setiap sel yang ada. Perbedaan
antar sel ini masih dalam penelitian para ahli.

Beda halnya pada anak laki-laki yang memiliki kromosom X dan Y.


Gangguan disebabkan oleh tidak berfungsinya kromosom X, sehingga anak laki-
laki memiliki dampak yang lebih parah dibandingkan anak perempuan,
kebanyakan dari mereka (anak laki-laki) meninggal lebih dahulu pada masa
perkembangan kehamilan atau awal-awal kelahiran.

Beberapa anak laki-laki dengan gangguan Rett yang dapat bertahan hidup
karena memiliki mutasi gen MECP2 dengan kromosom X lebih. Sangat sedikit
dari anak laki-laki dapat memutasikan gen tersebut hanya beberapa sel saja,
diantaranya dapat bertahan hingga usia dewasa.

Sindrom Rett merupakan penyimpangan genetik, sangat sedikit kasus yang


muncul akibat faktor turunan, mutasi genetik tersebut sifatnya random dan terjadi
dengan spontan saat konsepsi terjadi.

TEST dan DIAGNOSIS

Diagnosa RS dilakukan dengan hati-hati, observasi perkembangan dan


pertumbuhkan, juga didalam catatan medis serta latar belakang keluarga perlu
dilakukan. Anak juga diharuskan mengikuti beberapa tes sebagai studi banding
dari beberapa simtom yang hampir serupa.

Disebabkan karena gangguan RS ini mulai tampak pada usia-usia awal


kelahiran, orangtua mestilah memperhatikan tanda-tanda yang tidak lazim yang
tampak pada anak seusianya. Setidaknya orangtua mengetahui pola-pola
perkembangan anak baik secara fisik maupun mental (lihat: Tingkat
Perkembangan Mental dan Fisik Anak, Developmental Milestones) untuk
mendeteksi secara dini adanya gangguan tersebut.

149
Anak yang diduga mengidap RS juga perlu mengikuti tes darah dan urin,
pemetaan susunan syaraf dan uji imajinasi anak dengan CT scan (computerized
tomography) atau MRI (magnetic resonance imaging) serta beberapa tes lainnya
untuk diagnosa yang lebih tepat.

Beberapa diagnosa banding lainnya :

• Petunjuk perkembangan normal untuk usia 6 bulan


• Perkembangan otak normal pada usia 3-4 bulan
• Penggunaan bahasa
• Kebiasaan pergerakan tangan
• Gerakan kerangka badan
• Cara berjalan
• Bentuk tubuh
• Kesulitan tidur
• Kesulitan dalam pernafasan
• Uji genetik, seperti MECP2

TREATMENT

Sejauh ini belum diketemukan treatment yang dapat menyembuhkan dari


gangguan Rett, dalam keseharian anak RS memerlukan bantuan dalam melakukan
tugas-tugas rutin, hampir semua pekerjaan anak dengan diagnosa RS memerlukan
bantuan dari orang lain seperti makan, berjalan dan menggunakan kamar mandi.
Banyak orangtua merasa tertekan dan mengalami stres sepanjang harinya dalam
anak dengan gangguan ini.

Dibutuhkan biaya sangat besar untuk perawatan anak dengan sindrom Rett
sehingga kebanyak anak dengan RS lebih banyak dirawat di rumah. Orangtua
haruslah memonitor anak secara lengkap dengan bantuan para ahli; dokter anak,
ahli syaraf dan ahli perkembangan anak.

150
Sampai saat ini tidak ada obat-obatan yang dapat menyembuhkan sindrom
Rett, oleh karenanya tidak ada obat-obatan khusus untuk penderita gangguan ini,
dokter hanya memberikan obat-obatan terntentu dari simtom yang muncul.

Terapi fisik diberikan untuk mengurangi dampak dari scoliosis, latihan


berjalan, keseimbangan dan fleksibiltas badan, dan penggunaan fungsi-fungsi
tangan. Terapi ini juga membantu anak mengurangi dampak-dampak pengurangan
kebiasaan mengulang.

Terapi bahasa dan bicara dilatih pada anak dengan RS bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan berbahasa dan mengenal komunikasi nonverbal.

Disamping itu anak dengan RS juga mendapatkan diet makanan yang


sehat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan sehingga anak
meningkat kemampuan sosial dan sehat secara fisik dan mental. Beberapa anak
RS mendapatkan kebutuhan makanan bergizi melalui suntikan infus melalui
selang sepanjang hidupnya.

151
Daftar Pustaka
Soetjiningsih.1998. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Sadock,BJ and Sadock VA.Synopsis of Psychiatri, 10thedition. Wiliam & Wilkins


Lippincot.2007

Richard E. Behrman., Robert M. Kliegman. dan Hal B. Jenson., editor. 2003.


Nelson Textbook of Pediatrics. 17th edition. USA: W B Saunders.
PPDGJ III
W.F. Maramis,Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi Ke-6, Airlangga Universty
Press, Surabaya 1995

152

You might also like