Professional Documents
Culture Documents
1. Skenario................................................................................................ 2
f. Eneuresis.......................................................................................... 68
g. Enkorporesis..................................................................................... 71
h. Pika................................................................................................... 73
j. Retardasi Mental.............................................................................. 80
7. Neurologi Anak
a. Kejang.............................................................................................. 93
b. Cerebral Palsy.................................................................................. 97
1
c. Epilepsi ............................................................................................ 102
e. Meningitis........................................................................................ 118
f. Encephalitis...................................................................................... 123
h. Hydrocephalus.................................................................................. 136
i. Mikrocephalus.................................................................................. 140
2
Skenario 1: Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak
Peta Konsep
3
Embriologi Sistem Saraf
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang
(Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi
yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas
tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran
ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan
permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan
nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme.
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya
(korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang
bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian
korteks berupa materi putih.
4
Embriologi Sistem Saraf Pusat ( OTAK )
Sistem saraf pusat (SSP) berasal dari ektoderm dan tampak sebagai lempeng saraf
pada pertengahan minggu ke-3.
Setelah tepi-tepi lempeng ini melipat, lipatan saraf ini saling mendekat satu sama
lain digaris tengah kemudian bersatu menjadi tabung saraf.
5
Ujung cranial menutup kurang lebih pada hari ke-25, dan ujung kaudalnya
pada hari ke-27. SSP selanjutnya membentuk sebuah struktur tubuler dengan
bagian sefalik yang lebar, otak, dan bagian kaudal yang panjang, medulla spinalis.
Kegagalan tabung saraf untuk menutup menyebabkan cacat seperti spina bifida
dan anensefalus.
6
Ciri-ciri dasar ini dapat dikenali pada sebagian besar gelembung otak. Otak
membentuk bagian cranial SSP dan asalnya terdiri dari tiga gelembung otak.;
rhombensefalon (otak belakang), mesensefalon (otak tengah), dan prosensefalon
(otak depan).
7
2. Metensefalon dengan lamina basalis (eferen) dan lamina alaris (aferen) yang
khas. Selain itu, gelembung otak ini ditandai dengan pembentukan serebelum,
pusat koordinasi sikap tubuh dan pergerakan, dan fons, jalur untuk serabut-serabut
saraf antara medulla spinalis dan korteks serebri serta korteks serebeli.
8
Mesensefalon (otak tengah) adalah gelembung otak yang paling primitive dan
sangat mirip medulla spinalis dengan lamina basalis eferennya serta lamina alaris
aferennya. Lamina alarisnya membentuk colliculus inferior dan posterior sebagai
stasiun relai untuk pusat reflex pendengaran dan penglihatan.
9
Diensefalon, bagian posterior otak depan, terdiri atas sebuah lempeng atap tipis
dan lamina alaris yang tebal tempat berkembangnya thalamus dan hypothalamus.
10
11
Diensefalon ikut berperan dlam pembentukan kelenjar hipofisis, yang juga
berkembang dari kantong ratkhe membentuk adenohipofisis, lobus intermedius,
dan pars tuberalis, diensefalon membentuk lobus posterior yang mengadung
neuroglia dan menerima serabut-serabut saraf dari hypothalamus.
12
Telensefalon, gelembung otak yang paling rostral, terdiri dari dua kantong lateral,
hemisfer serebri, dan bagian tengah lamina terminalis.
13
Lamina terminalis ini digunakan oleh commissural sebagai suatu jalur
penghubung untuk berkas-berkas serabut antara hemisfer kanan dan kiri. Hemisfer
serebri, yang semula berupa dua kantong kecing, secara berangsur-angsur
mengembang dan menutupi permukaan lateral diensefalon, mesensefalon dan
metensefalon. Akhirnya, daerah-daerah inti telensefalon sangat berdekatan dengan
daerah-daerah inti diensefalon.
14
Sistem ventrikel yang berisi cairan cerebrospinal, membentang dari lumen
medulla spinalis hingga ke ventrikel ke-4 di dalam rhombensefalon, melalui
saluran kecil di mesensefalon, dan selanjutnya ke ventrikel ketiga dalam
diensefalon. Melalui foramina monro, sistem ventrikel meluas dari ventrikel ke-3
ke ventrikel lateral hemisfer. Cairan serebrospinal dihasilkan diplexus choroideus
ventrikel ke-4, ke-3 dan ventrikel lateral. Sumbatan cairan otak baik di dalam
sistem ventrikel maupun diruang subarachnoid, dapat menimbulkan hidrosefalus.
15
Medulla Spinalis merupakan bagian dari Susunan Syaraf Pusat.
Terbentang dari foramen magnum sampai dengan L1, di L1 melonjong dan agak
melebar yang disebut conus terminalis atau conus medullaris. Terbentang dibawah
conu terminalis serabut-serabut bukan syaraf yang disebut filum terminale yang
merupakan jaringan ikat.
Terdapat 31 pasang syaraf spinal: 8 pasang syaraf servikal, 12 Pasang syaraf
Torakal, 5 Pasang syaraf Lumbal, 5 Pasang syaraf Sakral dan 1 pasang syaraf
koksigeal. Akar syaraf lumbal dan sakral terkumpul yang disebut dengan Cauda
Equina. Setiap pasangan syaraf keluar melalui Intervertebral foramina. Syaraf
Spinal dilindungi oleh tulang vertebra dan ligamen dan juga oleh meningen spinal
dan CSF.
Medulla Spinalis merupakan bagian dari Susunan Syaraf Pusat. Terbentang dari
foramen magnum sampai dengan L1, di L1 melonjong dan agak melebar yang
disebut conus terminalis atau conus medullaris. Terbentang dibawah conu
terminalis serabut-serabut bukan syaraf yang disebut filum terminale yang
merupakan jaringan ikat.
Terdapat 31 pasang syaraf spinal: 8 pasang syaraf servikal, 12 Pasang syaraf
Torakal, 5 Pasang syaraf Lumbal, 5 Pasang syaraf Sakral dan 1 pasang syaraf
koksigeal. Akar syaraf lumbal dan sakral terkumpul yang disebut dengan Cauda
Equina. Setiap pasangan syaraf keluar melalui Intervertebral foramina. Syaraf
Spinal dilindungi oleh tulang vertebra dan ligamen dan juga oleh meningen spinal
dan CSF.
MENINGEN SPINAL
Meningen Spinal terdiri atas tiga lapis yaitu: Dura mater, arachnoid dan piamater.
Duramater yang merupakan lapisan yang kuat, Membran fibrosa, Bersatu dengan
filum terminale. Piamater berupa lapisan tipis, kaya pembuluh darah, nyambung
dengan medula spinalis. Rongga antara periosteum dengan duramater disebut
16
dengan epidural yang merupakan area yang mengandung banyak pembuluh darah
dan lemak. Rongga antara duramater dengan arachnoid disebut dengan subdural.
Sub dural tidak mengandung CSF. Rongga antara Arachnoid dan Piamater disebut
dengan Subarachnoid. Pada rongga ini terdapat Cerebro Spinal Fluid, Pembuluh
Darah dan akar-akar syaraf
Struktur Internal
Terdapat substansi abu abu dan substansi putih. Substansi Abu-abu membentuk
seperti kupu-kupu dikelilingi bagian luarnya oleh substansi putih. Terbagi
menjadi bagian kiri dan kanan oleh anterior median fissure san median septum
yang disebut dengan posterior median septum.
Keluar dari medula spinalis merupakan akar ventral dan dorsal dari syaraf spinal.
Substansi abu-abu mengandung badan sel dan dendrit dan neuron efferen, akson
tak bermyelin, syaraf sensoris dan motoris dan akson terminal dari neuron.
Substansi abu-abu membentuk seperti huruf H dan terdiri dari tiga bagian yaitu:
anterior, posterior dan Comissura abu-abu. Bagian Posterior sebagai input
/afferent, anterior sebagai Output/efferent, comissura abu-abu untuk refleks silang
dan substansi putih merupakan kumpulan serat syaraf bermyelin.
17
REFLEKS SPINAL
Refleks merupakan respon bawah sadar terhadap adanya suatu stimulus internal
ataupun eksternal untuk mempertahankan keadaan seimbang dari tubuh. Refleks
yang melibatkan otot rangka disebut dengan refleks somatis dan Refleks yang
melibatkan otot polos, otot jantung atau kelenjar disebut refleks otonom atau
visceral.
18
Klasifikasi
Cedera medula spinalis dapat dibagi menjadi komplet dan tidak komplet
berdasarkan ada/tidaknya fungsi yang dipertahankan di bawah lesi.
19
Gambaran khas Central Cord Syndrome adalah kelemahan yang lebih
prominen pada ekstremitas atas dibanding ektremitas bawah. Pemulihan fungsi
ekstremitas bawah biasanya lebih cepat, sementara pada ekstremitas atas
(terutama tangan dan jari) sangat sering dijumpai disabilitas neurologik permane.
Hal ini terutama disebabkan karena pusat cedera paling sering adalah setinggi
VC4-VC5 dengan kerusakan paling hebat di medula spinalis C6 dengan ciri
LMN. Gambaran klinik dapat bervariasi, pada beberapa kasus dilaporkan
disabilitas permanen yang unilateral.
20
Anatomi Sistem Saraf
21
B. Otak tengah (mesensefalon)
C. Otak belakang (rombensefalon), dibagi menjadi dua:
1. Metensefalon (after brain)
2. Mielensefalon (otak sumsum)
A. BATANG OTAK
1. MEDULLA OBLONGATA
Merupakan lanjutan dari medulla spinalis dengan panjang kira-
kira 1 inchi, berbentuk konus, dan terletak pada dua per tiga canalis
dimulai pada ketinggian foramen magnum serta berakhir pada ujung
bawah spons. Anterior berhubungan dengan pars basilaris ossis
occipitalis. Permukaan lateralnya mempunyai pembengkakan oval
(oliva) yang berhubungan dengan substantia grisea dari nukleus
olivarius inferior. Di depan oliva antara oliva dan fissura mediana
anterior terdapat crista longitudinal tempat lewatnya fibrae
corticospinale yang disebut pyramis.
Nervus cranialis yang keluar dari permukaan medulla dalam
hubungannya dengan oliva yaitu:
- N. Hypoglosus (N. XII) keluar secara linier antara oliva dan
pyramis
- N. Glossopharingeus (N. IX), N. Vagus (N. X), N. Accesorius
(N. XI) keluar berurutan dari atas ke bawah pada sulcus di
belakang tonjolan oliva.
2. PONS
Pons terletak di antara medulla dan linea media di sebelah
anterior cerebellum. Beberapa serabutnya berjalan horizontal
melintasi linea media, menghubungkan kedua hemispherium
cerebelli. Pada daerah dimana pons berhubungan dengan substantia
cerebellum disebut horizontal akan membentuk bundle yang
berbatas jelas disebut pedunculus cerebellaris medius, yang
kelihatan pada penampang transversal sebagai tiga lingkaran besar,
berseberangan dengan nucleus nervi facialis, nucleus nervi cranialis
22
ketujuh dan nucleus salivatorius. Lingkaran yang kecil terletak pada
sisi medial pedunculus medius dan disebut pedunculus cerebellaris
inferior dan superior yang juga mengeluarkan serabut saraf yang
menghubungkan batang otak.
Pons varoli dibagi menjadi bagian dorsal (tegmentum) dan
bagian basal yang dibentuk oleh nuclei dan serat-serat penghubung.
Pada bagian dorsal terdiri atas nuclei nn. Cranialis yang terdiri dari:
- Nuclei motoris n. trigemini, terletak di tengah-tengah pons
veroli berkualitas brachiomotorik yang memelihara otot-otot
masticatorica dengan axon keluar dari sebelah ventrolateral pons
sebagai portio minor
- Nuclei abducen, terletak di bagian bawah pons yang berkualitas
somatomotorik dan memelihara salah satu otot ekstrinsik
dengan axonnya keluar dari permukaan ventral pons dekat garis
mediana dan perbatasan antara pons dengan medulla oblongata
- Nuclei facialis, terletak kira-kira setinggi nuclei n. abducens tapi
agak ke ventral. Berkualitas brachiomotorik yang memelihara
otot-otot mimik dan axonnya keluar dari permukaan lateral
setelah mengelilingi n. abducen sebagai genu internum n.
facialis
- Nuclei salivatorius superior, terletak dalam formatio reticularis
dorsolateral dari ujung caudal nuclei n. facialis. Berkualitas
viseromotorik umum yang memelihara glandula lacrimalis,
sublingualis, lingualis, labialis, dan buccales. Axonnya keluar
dari permukaan lateral pons dekat n. facialis yang mengikuti n.
intermedius yang kemudian dalam canalis n. facialis bergabung
dengan n. facialis
- Nuclei sensoris n. trigeminus, merupakan nuclei principalis
sebagai kelanjutan dari begian caudal neclei mesencephalis dan
berkualitas somatosensorik umum untuk rangsangan epikritik
dan bagian rostral nuclei tractus spinalis yang merupakan
23
lanjutan dari nuclei principitalis yang berkualitas
somatosensorik umum untuk rangsangan protopatik
- Nuclei vestibularis dan cochlearis, terletak pada perbatasan
antara pons dan medulla oblongata. Nuclei vestibularis
berkualitas propioseptif khusus dan terletak di daerah paling
lateral. Sedangkan nuclei cochlearis berkualitas somatosensorik
khusus dan terletak bersama-sama nuclei vestibularis.
- Nuclei lainnya adalah nuclei olivaris superior yang merupakan
modifikasi dari formatio reticularis. Nuclei corporis trapezoidi
yang juga merupakan modifikasi formatio reticularis. Kedua
nuclei ini terletak pada bagian caudal dan berhubungan dengan
fungsi pendengaran. Formatio reticularis tergabung sepanjang
batak otak. Nuclei lemnicus lateralis modifikasi dari formatio
reticularis yang letaknya dekat lemnicus lateralis.
Serat-serat penghubung dari dorsal ke ventral terdiri atas
fasciculus lungitudinal dorsalis, fasciculus longitudinal medialis,
tractus rubrospinalis, tractus tectospinalis dan yractus
reticulospinalis.
Permukaan dorsalis terdiri dari pons bersama dengan
permukaan dorsalis dari medulla oblongata membentuk fossa
rhomboidea yang merupakan dasar dari ventriculus quartus. Bagian
tengahnya terdapat sulcus mediana dorsalis yang sebelah kanan
kirinya terdapat penonjolan yang disebut eminentia mediana yang di
caudalnya terdapat colliculus facialis yang disebabkan adanya serat-
serat dari nuclei facialis yang mengelilingi n. abducen yang disebut
genu internum. Bagian caudal ada penonjolan area cochlearis dan
vestibularis akibat adanya nuklei cochlearis dan vestibularis. Bagian
bawah terdapat stria medullaris yang disebabkan karena adanya
serat-serat yang berasal dari nuclei arcuatus menuju cerebellum ialah
fibrae arcuatae externae dalam medulla oblongata.
24
Bagian basal dari pons terdiri serat penghubung transversal
dan longitudinal yang diantaranya terdapat nuclei pontes. Serat
transversal dari nuclei ini menuju cerebellum dan disebut tractus
pontocereballaris dan serat longitudinal disebut tractus
corticobulbaris dan corticospinalis.
3. MESENCEPHALON
Mesencephalon membentuk bagian atas batang otak,
panjangnya sekitar 1 inchi dan terperforasi oleh canalis centralis atau
aquaductus. Di sebelah rostral berhubungan dengan diencephalons
dan di sebelah caudal berhubungan dengan pons varoli dan dibagi
menjadi beberapa bagian yaitu:
- Tectum mesencephali
- Tegmen mesencephali
- Basis mesencephali (basis Pedunculi)
Beberapa nn. Cranialis yang keluar dari permuaan
mesencephali adalah n. trochearis atau nn. Cranialis keempat yang
keluar dari aspek posterior mesencephalon tepat di bawah corpora
quadrigemina inferior. Satu-satunya nn. Cranialis ketiga yang keluar
dari mesencephalon pada fossa interpeduncularis tepat di atas pons.
Nuclei mesencephali adalah nuclei snsorik yang erat hubungannya
dengan n. trigemini.
B. CEREBELLUM
Cerebellum adalah bagian otak yang mempunyai fungsi untuk:
1. Ikut dalam pengintegrasian fungsi motorik, terutama koordinasi
gerakan-garakan dan membentuk fungsi keseimbangan
2. Ikut dalam pengintegrasian sistem sensorik dan motorik dalam arti
rangsangan dapat diteruskan ke cerebellum yang kemudian diolah
akhirnya keluar sebagai gerakan.
Cerebellum dapat dibagi menjadi:
- Bagian tengah (vermis)
25
- Bagian lateral (hemispheria cerebelli)
Permukaan keduanya menunjukkan adanya lipatan-lipatan kecil
transversal yang disebut folia. Seluruh lapisan bagian cerebellum
mempunyai lapisan yang sama, berbeda dengan hemispheria dari cerebri.
Bagian luarnya dibentuk oleh substantia alba (corpus medullare) yang di
dalamnya terdapat kelompok nuclei dan mempunyai serat-serat
penghubungnya merupakan serat penghubung intrinsik yang terdiri dari
serat-serat assosiasi, komissura dan proyeksi. Untuk serat proyeksi
afferens berasal dari sel-sel purkinye cortex cerebelli menuju nuclei
cerebelli. Serat komisurra menghubungkan bagian yang identik kanan
kiri dan serat assosiasi menghubungkan daerah yang setingkat
hemispheria yang sam atau vermis saja. Cortex cerebelli umumnya
mempunyai pkica dan terdiri dari tiga lapisan yaitu:
- Stratum moleculare
- Lapisan sel-sel purkinya
- Lapisan sel-sel granular
Cerebellum dihubungkan dengan bagian otak lainnya melalui ketiga
pedunculi cerebelli yaitu:
- Pedenculus cerebelli inferior, menghubungkan dengan medulla
spinalis dan medulla oblongata
- Pedenculus cerebelli medius, menghubungkan dengan pons varoli
- Pedenculus cerebelli superior, menghubungkan dengan
mesencephalon
Pada pedunculus cerebellaris terdapat nucleus dentatus yang juga
berhubungan dengan thalamus melalui fibrae dentate rubrales.
C. CEREBRUM
Adalah bagian anterior atau cephalic dari sistem nervosum
centrale membentuk lebih dari tiga per empat bagian otak dan terbagi
menjadi dua hemispheria cerebri yang besarnya setara. Bagian otak
depan ini terbagi menjadi telencephalon dan diencephalon.
26
- Telencephalon
Merupakan bagian yang paling rostral dan menempati sebagian besar
cavum cranii kecuali fossa cranii posterior. Telencephalon
seluruhnya terletak di atas tentorium cerebelli dan terbagi menjadi 2
belahan yang masing-masing disebut sebagia hemispherium cerebri
kiri dan kanan yang dipisahkan oleh fissura cerebri
sagitalis/longitudinalis satu terhadap yang lainnya. Tiap
hemispherium cerebri terdiri atas cortex cerebri (pallium), corpus
medullare dan basal ganglia. Bagian yang dibentuk oleh kortex
cerebri dan corpus medullare dapat dibagi menjadi:
a. Lobus frontalis, terletak di depan sulcus centralis dan di atas
sulcus lateralis
b. Lobus parietalis, terletak di belakang sulcus centralis dan di atas
sulcus lateralis
c. Lobus occipitalis, terletak di belakang sulcus parietoocccipitalis
d. Lobus temporalis, terletak di depan incisura preoccipitalis dan di
bawah sulcus lateralis
Cortex cerebri pada telencephalon mempunyai lapisan
berwarna keabu-abuan dan disebut sebagai substantia grisea (gray
mater) yang terdiri dari sel-sel saraf dan sedikit serat-serat
penghubung. Disini terletak pusat-pusat tertinggi fungsi-fungsi
dalam tubuh. Permukaan cortex berlekuk-lekuk dan permukaan
dalam lekukan jauh lebih luas dari yang luar. Lekukan tersebut ada
yang dangkal (sulcus) dan ada pula yang dalam (fissura). Tebal rata-
rata cortex cerebri rataa-rata 2,5 mm dan pada umumnya yang ada
dipermukaan lebih tebal. Luas permukaan cortex cerebri antara
200.000-250.000 cm2 dan pembagiannya adalah
- 41% lobus frontalis
- 21% lobus parietalis
- 17% lobus occipitalis
- 21% lobus temporalis
27
Sulci dan fissura dari telencephalon antara lain:
- Sulcus longitudinal cerebri
- Sulcus lateral cerebri (sylvius)
- Sulcus calcarinus
- Sulcus perietooccipitalis
- Sulcus hippocampi
Sulcus-sulcus lain yang memiliki arti fungsional dan topografik yang
penting antara lain:
- Sulcus centralis (Rolandi)
- Sulcus precentralis
- Sulcus postcentralis
- Sulcus frontalis superior dan inferior
- Sulcus intra parietalis
- Sulcus temporalis inferior, medius, dan superior
- Sulcus lunatus
- Sulcus cinguli
- Sulcus collateralis
Berdasarkan pertumbuhan fungsi secara filogenik dan ontogenetic
dapat dibedakan beberapa macam cortex cerebri yaitu:
- Archiocortex/archipallium
- Paleocortex/palleopallium
- Mesocortex/mesopallium
- Neocortex/neopallium
Secara struktural keempat macam cortex tersebut juga berbeda yaitu
mengenai susunan sel-selnya. Neocortex terdiri atas 6 lapisan yang
berturut-turut dari luar ke dalam diberi nama menurut brodman:
- Lamina molecullaris, yang terdiri dari sel cagal dan sel galgi
type II
- Lamina granularis enterna, banyak mengandung sel pyramida
kecil dan sel granular
28
- Lamina pyramidalis, lebih banyak mengandung sel pyramida
daripada sel granular dan terdapat pula sel stelatta
- Lamina granularis interna, sebagian besar terdiri dari sel
granular sedikit sel pyramida, stellata, dan sel martinotti
- Lamina ganglionare (pyramidalis internus), terutama
mengandung sel pyramida besar (giant cell of betz) dan sedikit
sel stellata, dan sel martinotti
- Lamina multiforme, terdiri atas sel multiforme atau polymorf
dan mengandung sedikit sel stellata dan sel martinotti
Serat-serat eferens yang keluar dari cortex cerebri
sebagian besar dibentuk oleh axon-axon sel-sel pyramidan yang
sebagian besar berupa serat-serat proyeksi menuju ke pusat-pusat
subcortical dan hanya sebagian kecil yang berupa serat-serat
assosiasi atau serat commisura menuju cortex lainnya. Selain itu
dibentuk pula oleh axon-axon sel-sel spindle/polymorf yang berupa
serat-serat asosiasi atau serat-serat commisura.
Sedangkan serat aferens yang masuk ke dalam cortex
cerebri berupa serat-serat proyeksi spesifik yang berasal dari bagian
thalamus yang spesifik dan berakhir pada lapisan granularis interna
dan bercabang-cabang pada bagian ini. Serta proyeksi yang tidak
spesifik yang berasal dari bagian thalamus yang tidak spesifik dan
formatio reticularis bercabang-cabang di berbagai lapisan sampai
pada lamina molecularis.
Daerah-daerah fungsional cortex cerebri terdiri dari:
- Lobus frontalis
a. Area motoris primaries atau area 4 Brodmann, terletak di
belakang lobus frontalis
b. Area premotorius, terletak di depan area 4 dan area 6 Brodmann,
bagian belakang merupakan gerakan halus dan terlatih,
berlainan dengan bagian depan yang merupakan pusat gerakan
kasar
29
c. Area 8 Brodmann atau daerah optokinetik frontal (frontal eye
field), terletak di sebelah frontalis cortex area premotoris dan
bersangkutan dengan gerakan bulbus oculi di bawah
pengendalian kemauan (pergerakan konjugasi atau asosiasi) dan
pusat gerakan otot kasar.
d. Pusat bicara motorik broca
Meliputi area 44 dan 45 yang meliputi bagian pars opercularis
dan pars triangularis gyrus frontalis inferior pada hemispherium
cerebri yang dominan oleh karena pada manusia sebagian besar
juga terletak di sebelah kiri. Daerah ini merupakan pusat bicara
motorik.
e. Cortex prefrontalis
Area ini meliputi area 9, 10, 11, dan 12 merupakan cortex
asosiasi yang terletak di depan area 4, 6, dan 8 yang bersifat
motorik, pusat asosiasi tertinggi untuk fungsi intelektual dan
fungsi kejiwaan yang membentuk kepribadian (personality)
- Lobus parietalis
Korteks parietalis mempunyai peran utama pada kegiatan
memproses dan mengintegrasi informasi sensorik yg lebih tinggi
tingkatnya. Area somestetik primer (area 1-3)terletak pada gyrus
postcentralis, paralel korteks motorik dan posterior sulkus centralis.
Bagian ini tersusun somatotopik dg menyirip, tapi tidak identik dg
korteks motorik primer. Sensasi semua bagian tubuh diterima
korteks sensorik primer dan disinilah menggapai kesadaran. Sensasi
ini mencakup nyeri, suhu, raba, tekan, proprioseptik. Lesi bagian ini
menyebabkan ggn sensorik kontralateral.
Area asosiasi somestetik (area 5 &7) menduduki lobus parietalis
superior meluas sampai permukaan medial hemisfer. Mempunyai
banyak hub dg area lain korteks sensorik. Korteks asosiasi sensorik
menerima dan mengintegrasi modalitas sensorik. Kualitas, bentuk,
30
tekstur, berat, dan suhu berkaitan dg pengalaman sensorik masa lalu,
shg informasi dpt ditanggapi dandiinteprestasikan. Kesadaran akan
bentuk tubuh, letak anggota tubuh, sikap tubuh, bahasa. Lesi girus
angularis (area 39) hemisfer dominant mengakibatkan aleksia
(ketdkmampuan memahami bhsa tulisan) dan agrafia (tdk mampu
menulis) meski dapat bicara normal. Lesi gyrus supramarginalis
(area 40) korteks parietalis mengakibatkan astereognosis
(ketdkmampuan mengenal benda lewat sentuhan) selain
memungkinkan stroke dan ggn kesadaran tbuh terhadap sisi
kontralateral lesi
- Lobus temporalis
Adalah area sensorik reseptif unt impuls pendengaran. Korteks
pendengaran primer (area 41&42) sebagai penerima suara, sedang
korteks asosiasi pendengaran (area 22/ area Wernick)sbg proses
pemahaman. Selain memiliki peranan unt ingatn tertentu. Korteks
area Werniks penting untmengerti bhsa ucap, lesi mengakibatkan
sulit unt mengerti bahasa ucap(afacia sensorik/afacia Wernics), atau
mungkin ucapan penderita scr fonetik dan tata bhs benar tapi kata-
kata yg dipilih tdk sesuai dan terdiri atas kata yg tak bermakna.
- Lobus occipitalis
Korteks penglihatan primer (area 17) menerima informasi
penglihatan dan sensasi warna, dikelilingi korteks asosiasi visual
(area 18&19) yg berperan dlm refleks gerak mata bila sedang
memandang atau mengikuti objek. Lesi sisi dominan mengakibatkan
kehilangan kemampuan mengenali benda dan kegunaannya, tp masih
tetap mampu mengenali wajah, lesi sisi tak dominan tjd kegagalan
mengenali wajah. Korteks asosiasi visual disebelah area 39 lobus
temporalis berfungsi unt memahami simbol-simbol bahasa, jk rusak
31
mengakibatkan aleksia sensorik/ hilangnyakemampuan memahami
apa yg dibaca
Basal ganglia
Sekelompok substansis grisea yg terletak basal dari corpus medullare yg sebagian
bsrdibentuk sel-sel sarafdan serat penghubung. Terdiri atas 3 bagian:
32
1. corpus striatum
2. claustrum
3. nukleus amydaloid
secara phylogenetika ganglia basalis tdd:
a. neostriatum meliputi nucleus caudatus dan putamen
b. paleostriatum yg meliputiglobus pallidus
c. archistriatum yg meliputi amygdala
bekerja untuk integrasi dan ekspresi emosi, perasaan, hasrat.
Rhinencephalon
Meliputi struktur susunan saraf pusat yg menerima serat-serat dari bulbus
olfactorius
- DIENCEPHALON
Adalah struktur disekitar ventrikel ke-3 dan membentuk inti bag
dlm cerebrum. Memproses rangsang sensorik dan membantu
memulai atau memodifikasi reaksi tubuh terhadap rangsang tersebut.
Dibagi jd 4 wilayah:
a. talamus
terdiri atas 2 struktur ovoid yg besar , masing-masing
mempunyai kompleks nukleus yg slg berhub dg korteks ipsilateral ,
serebelum & dg berbagai kompleks nuklear subkortikal. Merupakan
stasiun relai yg penting dlm otak & merupakan pengintegrasi
subkortikal yg penting semua jaras sensorik kec sist olfactorius
membentuk sinaps dg nukleus talamus dalam perjalanan menuju
korteks cerebri. Berfungsi sbg pusat sensorik primitif (individu dpt
merasakan samar-samar nyeri, tekan, raba, getar, suhu ekstrim) dan
integrasi ekspresi motorik oleh karena hub fungsinya terhadap pusat
motorik utama dalam korteks serebri, serebelum, ganglia basalis.
33
b. hipotalamus
di bawah talamus, berkaitan dg pengaturan rangsang dr SS
otonom perifer yg menyertai ekspresi tingkahlaku dan emosi.
Hipotalamus juga berfungsi dlm pengaturan hormon-hormon,
pengaturan cairan tubuh, suhu tubuh, lapar, haus.
c. subtalamus
merupakan nukleus ekstrapiramidal diencephalon yg penting,
mempunyai hub dg nuklus ruber, substansia nigra, globus palidus
dari ganglia basalis. Jika lesi menyebabkan diskineksia dramatis
(hemibasalismus) ditandai dg gerakan kaki/tangan yg terhempas kuat
pd satu sisi tubuh
d. epitalamus
berupa pita sempit yg membentuk atap diensephalon, berhub dg
sist limbik, berperan pd dorongan emosi dasar dan integrasi
informasi olfactorius, mensekresi melatonin dan membantu irama
sirkardian tubuh dan menghambat hormon gonadotropin.
D. MENINGEN
Terdiri atas 3 lapisan:
1. piamater
terletak erat dg permukaan otak & medspin. Mempunyai perluasan ke lateral
antara radix dorsal dan ventral saraf spinal (lig dentikulata/dentate). Menyertai
pembuluh darah pada permukaan otak dan medspin (piamater spinalis
vaskularisasinya lebih sedikit dari cerebralis)
2. Arakhnoid
Adl lapisan spt film, transparan, spt jala dan dihub ke piamater oleh trabekulasi
seperti lilin. Mempunyai satium (subarakhnoid) yg merup interval antara
arakhnoid dg piamater & diisi CSF, terdapat granulasiones arakhnoid yg
merupakan kumpulan spt bulu dg sangat mendekap arakhnoid yg berproyeksi ke
duramater
34
3. Duramater
Lapisan luar meningen yg keras dan fibrosa. Terdapat spatium epidural
mengandung pleksus venosus vertebralis dan a meningea media pd cavitas
cranialis. Mempunyai 2 lapisan stratum periostealis dan stratum meningealis.
Membentuk sinus-sinus venosus duralis antara 2 stratum atau antara duplikasi
strtum meningeal
F. Vaskularisasi
Oleh a carotis interna dan a vertebralis cabang cerebral sedang mening
divaskularisasi a mxillaris cabang meningea media. Medspin dan akarnya
divaskularisasi cabang-cabang kecil sepanjang saraf tsb
35
SUMSUM TULANG (MEDULLA SPINALIS)
36
yang sama dan berjalan menuju columna alba lateralis.
37
Tractus motoris dan sensoris merupakan tractus yang paling penting
di dalam otak dan medulla spinalis dan mempunyai hubungan yang erat
untuk gerakan motoris voluntaris, sensasi rasa sakit, temperatur dan sentuhan dari
organ-organ indera pada kulit dan impuls propioseptif dari otot dan sendi.
Tractus corticospinalis atau pyramidalis atau motoris berasal dari
cortex motoriius precentralis, serabutnya berjalan turun melalui capsula interna
pada genu dan duapertiga anterior limbus posterior.
Tractus cortico ventralis mengendalikan neuron-neuron motorik yang
melayani otot-otot pada truncus termasuk mm.intercostalis dan
abdominalis. Semua neuron yang menyalurkan impul-impuls motorik ke
nuclei motorii di dalam batang otak dan medulla spinalis dapat disebut sebagai
neuron motor atas (upper motor neuron). Impuls-impuls motorik ini dapat disalurkan
melalui jalur-jalur saraf yang termasuk dalam susunan pyramidal dan susunan
ekstrapyramidal oleh karena itu dalam area yang luas sel-sel neuron yang
membentuk jalur desendens pyramidal (tractus corticobulbaris dan
corticospinalis) dan ekstrapyramidal (tractus reticulospinalis dan
rubrospinalis) dapat disebut sebagai neuron motor atas sedangkan neuron-neuron
motorik di dalam nuclei motorii di dalam batang otak dan medulla spinalis dapat
disebut neuron motor bawah (lower motor neuron).
38
SISTEM SARAF TEPI
Saraf yang kasat mata adalah kumpulan serabut saraf. Serabut ini
diikat jadi satu oleh jaringan ikat. Masing-masing serabut yang hanya
terlihat dengan mikroskop ini dikelilingi oleh sarung yang terdiri dari sel-
sel neurilema (identik dengan sel glia di sistem saraf pusat). Dalam setiap
saraf terdapat ratusan atau ribuan serabut saraf. Jadi tergantung banyaknya
serabut saraf yang terkandung, saraf dapat halus atau tebal. Saraf diselaputi
oleh sarung jaringan ikat yang disebut epineurium. Jaringan ikat ini bercabang
ke dalam menyelubungi berkas-berkas serabut yang disebut funikuli. Jaringan
ikat yang menyelimuti funikuli disebut perineurium. Permukaan dalam
perineurium yang halus dibentuk oleh membran sel mesotelia yang gepeng.
Saraf yang kecil mungkin hanya mengandung satu funikulus. Akhirnya setiap
serabut saraf dibungkus oleh sarung jaringan ikat yang disebut endoneurium.
Jaringan ikat ini memberi kekuatan pada saraf dan mengandung
pembuluh darah yang memasok darah untuk saraf. Akar spinal tidak memiliki
sarung yang baik sehingga lebih rapuh.
Terdapat 12 pasang saraf cranial yang meninggalkan otak dan
melewati foramina pada tengkorak.Terdapat 31 pasang saraf spinal yang
meninggalkan medulla spinalis melalui foramina intervertebralis pada
columna vertebralis dimana mereka ditemukan 8 saraf cervical, 12 thoracal, 5
lumbal, 5 sacral dan 1 coccegeal.
A. Saraf Cranial
1. N.I atau N.Olfactorius
Berfungsi untuk mempersarafi pembauan, dan ujungnya beakhir
pada atap cavum nasi.
2. N.II atau Opticus
Penting untuk persarafan penglihatan dan ujungnya berakhir di retina
39
bola mata.
40
8. N.VIII atau N.Accusticus
Terdiri dari N.Cochlearis dan N. Vestibularis
9. N.IX atau N.Glossopharingeus
Bersifat sensoris pada 1/3 belakang lidah, mukosa pharing dan tonsil.
Sedangkan persarafan motorisnya untuk kelenjar parotis dan kelenjar
mulut lainnya.
B. Saraf Spinal
Masing-masing saraf spinal dihubungkan dengan medulla spinalis
oleh 2 radix, radix anterior clan radix posterior. Radix anterior terdiri atas berkas
serabut saraf yang membawa impuls saraf menjauhi susunan saraf pusat.
Serabut saraf seperti ini dinamakan serabut saraf efferens. Serabut efferens yang
menuju ke otot bercorak dan menyebabkan otot ini berkontraksi dinamakan
serabut motoris. Sel asalnya terletak pada cornu anterius medulla spinalis.
Radix posterior terdiri atas berkas serabut-serabut saraf yang membawa impuls
41
ke susunan saraf pusat dan dinamakan serabut afferens. Karena serabut ini
berkaitan dengan penghantran informasi tentang substansi raba, nyeri, suhu
dan vibrasi maka disebut serabut sensoris. Badan selnya terletak pada suatu
pembesaran pada radix posterior yang disebut ganglion radix posterior.
42
SUSUNAN SARAF OTONOM
43
• Nukleus intermediolateralis, cornu lateralis segmen Th1-L2
• Ganglion para vertebralis, akan keluar serat-serat preganglioner yang
sesuai dengan segmennya menuju ganglion Th1-L2
• Serat2 postganglioner berjalan mengikuti n. intercostalis
• Ganglionnya :
1. Daerah cerviks 3 ganglion :
Ganglion cervicalis superior
Ganglion cervicalis medius
Ganglion cervicalis inferior
2. Daerah thorax (11 pasang)
3. Daerah lumbal (4 pasang)
4. Daerah sacral (4 pasang)
• Karena di daerah cervical tidak ada nukleus intermediolateralis, maka
serat-serat preganglioner berasal dari segmen Th1-Th4, yang bergabung
menjadi satu dan naik ke atas mengikuti jalannya trunchus sympaticus
sehingga akhirnya synaps dengan ganglion cervical superior, medius dan
inferior.
• Dan juga di daerah L2 ke bawah tidak terdapat nukleus
intermediolateralis, maka serat-serat preganglioner berasal dari segmen L1-
L2, yang turun ke bawah ikut trunchus sympaticus sehingga akhirnya synaps
dengan ganglion S2-S4.
2. Truncus sympaticus adalah rangkaian ganglion paravertebralis yang
dihubungkan oleh saraf interganglionelis yang dibagi menjadi :
Segmen/pars cervical
Segmen/pars thoracal
Segmen/pars lumbal
Segmen/pars sacral
44
• Nukleusnya disebut nukleus dorsalis n. vagus, keluar serat preganglioner
yang mengikuti n. vagus
• Pada thorax n. vagus terletak di kiri (ventral oesophagus) dan kanan
(dorsal oesophagus)
• Di daerah cervical bercabang:
N. laryngicus superior
N. laryngicus inferior
Di sekitar oesophagus membentuk plexus oesophagus
Cabang untuk jantung : r. cardiacus
pulmo : r. pulmonalis
oesophagus : r. oesophagus
• Serat preganglioner dari n. vagus akan synaps pada ganglion-ganglion
parasimpatis yang berada di dekat atau dalam dinding organ.
• Pada oesophagus s.d. colon sigmoid terdapat ganglia parasimpatis yang
berada dalam plexus submucosa dari Meisner dan plexus intramural dari
Aurbuch.
• N. vagus melayani organ2 thorax dan abdomen s.d. intestinum yang
disebut colon tranversum atau tepatnya berhenti pada flexura coli sinistra.
• Dari flexura ke bawah asalnya dari nn. Pelvicus (pars sacralis)
45
Histologi Sistem Saraf
Jaringan saraf terdiri atas : sel saraf ( neuron ) , dan jaringan penyangga.
NEURON
Neuron terdiri atas : 1. Badan sel saraf / cell body neuron / perikaryon
2. Juluran sitoplasma ( dendrit dan akson )
1. PERIKARYON
a) Inti seperti gelembung ( vesikuler ) dengan nucleolus yang jelas ( open
face type )
b) Sitoplasma mengandung bentukan-bentukan khas :
1. Badan dari Nissl / Nissl’s body / chromidial substance
Kumpulan ribosom, polysome, dan E.R. kasar
Tampak sebagai granula kasar, warna basofil
fungsi : sintesa protein sitoplasma
terdapat pada sitoplasma dari perikaryon dan dendrit, tidak terdapat
pada akson dan akson hillock
pada trauma neuron akan menghilang ( chromatolysis )
2. Neurofibril
Kumpulan mikrotubulus dan mikrofilamen
Tampak seperti sabut-sabut halus
Fungsi : sarana transportasi intraselluler dan sebagai penyangga
agar bentuk neuron tidak mudah berubah
Terdapat pada sitoplasma perikaryon, akson, dendrite
Bentukan lain dalam sitoplasma :
Mitokondria dan apparatus golgi yang tampak dengan pengecatan
khusus
Inklusi : lipofusin makin tua, makin banyak
Melanin pada substansi nigra
Besi pada globus palidus
46
Peri-neural space : rongga yang terdapat di sekeliling perikaryon
2.AKSON
juluran panjang dimulai dari akson hillock, biasanya tunggal
meneruskan rangsang dari perikaryon ke perifer ( eferen )
3.DENDRIT
juluran pendek ≥ 1
menghantar rangsang dari perifer ke perikaryon ( aferen )
JENIS NEURON
A. Menurut jumlah juluran sitoplasmanya
1. Neuron unipoler
punya 1 akson. Terdapat pada neuron embryonal
2. Neuron pseudounipoler
punya 1 akson yang bercabang jadi 2, cabang yang 1 sebagai
dendrit dan yang lain sebagai akson. Terdapat pada sel ganglion
spinalis
3. Neuron bipolar
punya 1 akson dan 1 dendrit. Terdapat pada sel pembau, sel bipolar
pada retina
4. Neuron multipoler
punya 1 akson dan beberapa dendrit. Terdapat pada sel pyramid,
sel tanduk depan, sel ganglion otonom
5. Sel purkinje
punya 1 akson dan 1 dendrit yang bercabang-cabang dalam 1
bidang ( seperti kipas ). Terdapat pada sel purkinje di dalam serebelum
B. Menurut panjang aksonnya
1. Golgi tipe I : aksonnya panjang
2. Golgi tipe II : aksonnya pendek
47
C. Menurut fungsinya
1. Neuron aferen : perikaryonnya di dalam ganglion spinalis, dendritnya
panjang. Bersifat sensoris
2. Neuron eferen : perikaryonnya di dalam SSP, dendritnya pendek.
Bersifat motoris.
48
SYNAPS
Kontak khusus antar membran dari sel saraf dengan sel saraf yang lain /
sel saraf dengan organ efektor
Jenis synaps :
1. Akso-dendritik : synaps antara akson dengan dendrit yang lain
2. Akso-somatik : synaps antara akson dengan perikaryon yzng lain
3. Akso-aksonik : synaps antara akson dengan akson yang lain
4. Synaps antara akson dengan organ efektor : motor end plates
MENINGES
Jaringan ikat yang membungkus organ-organ pada SSP
Terdiri atas 3 lapis, yaitu :
1. Durameter
2. Arachnoid / arachnoidmeter
3. Piameter
49
PLEXUS KOROIDEUS
Lipatan-lipatan piameter yang sangat vaskuler dan menembus
sampai atap ventrikel 3, atap ventrikel 4 dan pada dinding ventrikel
lateral
Fungsi epitel plexus koroideus :
Menghasilkan cairan serebro spinal ( CSS )
Absorbs kembali dari CSS yang berlebih
Fungsi CSS :
Media untuk metabolisme SSP
Protektif terhadap trauma
CSS ini mengisi ventrikel otak, ruang sub-arachnoid, kanalis sentralis,
ruang perivaskuler
Sifat CSS :
• Cairan yang jernih
• Bila keruh / purulent ada infeksi dalam SSP
• Bila aliran terganggu pada janin : hydrocephalus
Pada dewasa : penekanan pada SSP
dengan segala akibatnya
DEGENERASI DAN REGENERASI
1. Neuron tidak dapat membelah diri
2. Sabut saraf perifer dapat regenerasi asal perikaryonnya tidak rusak
3. Sabut saraf pusat sulit regenasi meskipun perikaryonnya masih baik
4. Yang dapat membelah diri : sel glia, sel Schwann, sel amfisit. Sel ini akan
mengisi ruang bekas sel saraf yang mati, tapi tidak bisa menggantikan
fungsi sel saraf.
50
Tumbuh Kembang Anak
☼ Fase oral ialah fase pertama yang menunjukkan bahwa bayi itu mendapat
kepuasan melalui mulutnya. Rasa lapar mendorongnya mengenal dunia
luar melalui mulutnya. Menelan sesuatu berarti member kepuasan dan
memuntahkan sesuatu mengakibatkan ketegangan mulai lahir sampai
tahun kedua
☼ Fase falik dilalui dengan pergolakan pencarian obyek cinta. Dalam fase ini
diletakkan dasar untuk pola pemilihan obyek di kemudian hari
51
☼ Fase latent mulai umur 5 tahun, perkembangan seksual berhenti hingga
anak itu masa pubertas
☼ Fase pubertas mulai kira-kira umur 11 tahun. Waktu pubertas alat kelamin
mulai tumbuh dan berkembang dan dorongan seksual mulai muncul lagi.
Anak puber memulai dengan persiapan untuk peranan seksual dewasa.
52
Umur Perilaku motorik Perilaku penyesuaian diri Bahasa Perilaku pribadi dan sosial
Di bawah 4 Melakukan gerakan pelan2 Bereaksi terhadap suara kertak2 Suara2 kecil dari tenggorok Menjadi tenang bila
minggu bolak-balik mainan yang tidak dapat dibeda- diangkat
Memiringkan kepala Memandang sebentar pada barang bedakan Roman muka yang tenang
yang sedang bergerak
4 minggu Reflek kuduk tonik yang Mengikuti barang yang bergerak Mulai membentuk suara Memperhatikan muka dan
menonjol sampai ke depannya seperti mendengkut mengurangi aktivitas
Tangan menggenggam Tak menunjukkan minat dan (seperti burung merpati), Bereaksi terhadap bicara
berdeguk dan mendengkur
Kepala jatuh ke belakang tetapi segera menjatuhkan barang
dapat menahannya untuk
beberapa detik
16 minggu Sikap simetris menonjol Mengikuti dengan baik suatu Tertawa keras Senyum ‘sosial’ yang
Mempertahankan kepala yang barang yang bergerak Dapat mendengkut dan spontan
lurus Lengan digerakkan bila melihat berdeguk lebih lama Sadar akan keadaan yang
Kepala diangkat sampai 900 bila barang yang terjuntai (bergoyang) asing
tiarap di atas lengan bagian
bawah
28 minggu Duduk stabil, bersandar ke Dengan satu tangan memegang Mengatakan ‘m-m-m’ bila Memasukkan kaki ke mulut
depan pada tangan mainan menangis Menepuk bayangannya di
Melambangkan kaki secara Menggoyangkan mainan Membuat suara terbuka dalam kaca
aktif bila diberdirikan Memberi ke orang lain mainaanya seperti ‘ah’
40 minggu Duduk sendiri dengan Mencocokkan dua benda di depan Mengatakan ‘da-da’ atau Bereaksi terhadap
53
koordinasi yang baik mukanya seperti itu permainan social spt
menyembunyikan muka
Merangkak Meniru tulisan cakar ayam Bereaksi terhadap namanya
Memasukkan sendiri kue
Menarik diri sampai berdiri
ke dalam mulutnya,
memegang botol susunya
52 minggu Berjalan dengan dipegang pada Memakai logat khusus Membentu bila dipakaikan
satu tangan untuk mengekspresikan bajunya
sesuatu
Berdiri sendiri sebentar
Memberikan mainannya
bila diminta
15 bulan Bertatih (berjalan selangkah Mengatakan 3-5 kata Menunjuk atau bersuara
demi selangkah) dengan ada artinya untuk meminta sesuatu
Merangkak naik tangga Menepuk gambar dalam Melempar barang bila
buku bermain atau bila tidak
Memperlihatkan sepatu mau
bila diminta
18 bulan Berjalan, jarang jatuh Menyusun 3-4 buah kubus Mengatakan 10 buah kata, Makan sendiri sebagian,
menjadi menara termasuk nama dan menumpahkan
Melemparkan bola
Berjalan naik tangga dengan Menulis spontan secara cakar Mengenal satu benda yang Menarik mainan pada
ayam dan meniru gerakan menulis biasa dalam buku gambar talinya
dipegang pada satu tangan
Menjalankan dua buah Membawa atau menyeret
petunjuk. Umpamanya suatu mainan khusus, misal
‘taruh di atas meja’ boneka
2 tahun Berlari baik, tanpa terjatuh Membangun menara dari 6-7 Memakai kalimat 3 buah Memakai sendiri baju yang
54
kubus kata sederhana
Menyepak bola besar Mengatur kubus menjadi rentetean Menjalankan 4 buah Meniru pekerjaan rumah
seperti kereta api petunjuk sederhana tangga
Naik turun tangga sendiri
Meniru gerakan menggaris vertical Menunjuk pada dirinya
atau lingkaran sendiri dengan namanya
3 tahun Naik sepeda roda 3 Membangun menara dari 9-10 Mengatakan jenis Memakai sepatu
kubus kelaminnya dan nama
Meloncat dari anak tangga Membuka baju yang
lengkapnya
paling bawah Meniru jembatan dengan 3 kubus dikancing
Memakai kata majemuk
Berganti-ganti kaki naik tangga Menyalin lingkaran Makan sendiri dengan baik
Memerikan apa yang Mengerti menunggu
sedang terjadi dalam buku gilirannya
bergambar
4 tahun Turun tangga selangkah demi Mengulangi bilangan 4 angka Menamakan warna, paling Mencuci dan
selangkah sedikit 1 betul mengeringkan mukanya
Menghitung 3 buah benda dengan
Berdiri pada 1 kaki untuk 4-8 menunjuk tanpa salah Mengerti 5 buah kata sendiri
detik depan ‘atas, bawah, di Menggosok gigi
dalam, di belakang, di Bermain dengan anak2 lain
depan dan di samping’ secara kooperatif
5 tahun Meloncat dengan kaki berganti- Menyalin bujur sangkar Menamakan warna2 primer Memakai dan membuka
ganti baju sendiri
Menggambar orang scr dpt dikenal Menamakan uang
Biasa sudah dapat mengontrol dg kepala, badan dan ekstremitas Menulis beberapa huruf
Menanyakan arti kata2
sfingter dengan baik Menghitung 10 benda tanpa salah Bersaing dlm permainan
55
Gangguan Perkembangan Khas Berbicara & Berbahasa
Gangguan bicara merupakan salah satu masalah yang sering terjadi pada
anak - anak. Diperkirakan sekitar 4-5% anak - anak menderita gangguan bicara
dan bahasa. Deteksi dini perlu ditegakkan agar penyebabnya dapat segera dicari
sehingga pengobatan serta pemulihannya dapat dilakukan seawal mungkin.
Penyebab gangguan perkembangan bahasa sangat banyak dan luas, semua
gangguan mulai dari proses pendengaran, penerusan impuls ke otak, otak, otot
atau organ pembuat suara. Adapun beberapa penyebab gangguan atau
keterlambatan bicara adalah gangguan pendengaran, kelainan organ bicara,
retardasi mental, kelainan genetik atau kromosom, autis, mutism selektif,
keterlambatan fungsional, afasia reseptif dan deprivasi lingkungan. Deprivasi
lingkungan terdiri dari lingkungan sepi, status ekonomi sosial, tehnik pengajaran
salah, sikap orangtua. Gangguan bicara pada anak dapat disebabkan karena
kelainan organik yang mengganggu beberapa sistem tubuh seperti otak,
pendengaran dan fungsi motorik lainnya.
Terdapat tiga penyebab keterlambatan bicara terbanyak diantaranya adalah
retardasi mental, gangguan pendengaran dan keterlambatan maturasi.
Keterlambatan maturasi ini sering juga disebut keterlambatan bicara
fungsional.Keterlambatan bicara fungsional merupakan penyebab yang cukup
sering dialami oleh sebagian anak. Keterlambatan bicara fungsional sering juga
diistilahkan keterlambatan maturasi atau keterlambatan perkembangan bahasa.
Keterlambatan bicara golongan ini disebabkan karena keterlambatan maturitas
(kematangan) dari proses saraf pusat yang dibutuhkan untuk memproduksi
kemampuan bicara pada anak. Gangguan ini sering dialami oleh laki-laki dan
sering terdapat riwayat keterlambatan bicara pada keluarga. Biasanya hal ini
merupakan keterlambatan bicara yang ringan dan prognosisnya baik. Pada
umumnya kemampuan bicara akan tampak membaik setelah memasuki usia 2
tahun.
56
Anak yang mengalami gangguan pendengaran pada usia dibawah 3 tahun
yang terlambat untuk ditangani atau diberi alat bantu dengar akan kehilangan
kesempatan untuk mengembangkan system komunikasi non verbal oleh dirinya
sendiri, maka kesempatan untuk mengajarinya agar mampu berbicara yang dapat
dimengerti telah hilang.
Aram DM (1987) dan Towne (1983), mengatakan bahwa dicurigai adanya
gangguan perkembangan kemampuan bahasa pada anak, kalau diketemukan
gejala - gejala sebagai berikut :
1. Pada usia 6 bulan anak tidak mampu memalingkan mata serta
kepalanya terhadap suara yang datang dari belakang atau
samping.
2. Pada usia 10 bulan anak tidak memberi reaksi terhadap panggilan
namanya sendiri.
3. Pada umur 15 bulan tidak mengerti dan memberi reaksi terhadap
kata - kata jangan, da -da, dan sebagainya.
4. Pada usia 18 bulan tidak dapat menyebut sepuluh kata tunggal.
5. Pada usia 21 bulan tidak memberi reaksi terhadap perintah
(misalnya duduk, kemari, berdiri).
6. Pada usia 24 bulan tidak dapat menyebut bagian - bagian tubuh.
7. Pada usia 24 bulan belum mampu mengetengahkan ungkapn
yang terdiri dari 2 buah kata.
8. Setelah usia 24 bulan hanya mempunyai perbendaharaan kata
yang sangat sedikit/tidak mempunyai kata - kata hurf z pada
frase.
9. Pada usia 30 bulan ucapannya tidak dapat dimengerti oleh
anggota keluarga.
10. Pada usia 36 bulan belum dapat mempergunakan kalimat -
kalimat sederhana.
11. Pada usia 36 bulan tidak bisa bertanya dengan menggunakan
kalimat Tanya yang sederhana.
57
12. Pada usia 36 bulan ucapannya tidak dimengerti oleh orang di luar
keluarganya.
13. Pada usia 3,5 tahun selalu gagal untuk menyebutkan kata akhir
(ca untuk cat, ba untuk ban dan lain - lain ).
14. Setelah usia 4 tahun tidak lancar berbicara ( gagap).
15. Setelah usia 7 tahun masih ada kesalahan ucapan.
16. Pada usia berapa saja terdapat hipernasalitas atau hiponasalitas
(sengau/bindeng) yang nyata atau mempunyai suara yang
monoton tanpa berhenti, sangat keras dan tidak dapat didengar
serta terus menerus memperdengarkan suara serak.
58
GANGGUAN BELAJAR
DEFINISI
Gangguan belajar meliputi kemampuan untuk memperoleh, menyimpan,
atau menggunakan keahlian khusus atau informasi secara luas, dihasilkan dari
kekurangan perhatian, ingatan, atau pertimbangan dan mempengaruhi performa
akademi.
Gangguan belajar sangat berbeda dari keterlambatan mental dan terjadi
dengan normal atau bahkan fungsi intelektual tinggi. Gangguan belajar hanya
mempengaruhi fungsi tertentu, sedangkan pada anak dengan keterlambatan
mental, kesulitan mempengaruhi fungsi kognitif secara luas. Terdapat tiga jenis
gangguan belajar : gangguan membaca, gangguan menuliskan ekspresi, dan
gangguan matematik. Dengan demikian, seorang anak dengan gangguan belajar
bisa mengalami kesulitan memahami dan mempelajari matematika yang
signifikan, tetapi tidak memiliki kesulitan untuk membaca, menulis, dan
melakukan dengan baik pada subjek yang lain. Diseleksia adalah gangguan
belajar yang paling dikenal. Gangguan belajar tidak termasuk masalah belajar
yang disebabkan terutama masalah penglihatan, pendengaran, koordinasi, atau
gangguan emosional.
PENYEBAB
Meskipun penyebab gangguan belajar tidak sepenuhnya dimengerti.
Mereka termasuk kelainan pada proses dasar yang berhubungan dalam memahami
atau menggunakan ucapan atau penulisan bahasa atau numerik dan pertimbangan
ruang.
Kebanyakan anak dengan masalah tingkah laku tampak kurang baik di
sekolah dan diperiksa dengan psikologis pendidikan untuk gangguan belajar.
Meskipun begitu, beberapa anak dengan jenis gangguan belajar tertentu
59
menyembunyikan gangguan mereka dengan baik, menghindari diagnosa, dan oleh
karena itu pengobatan, perlu waktu yang lama.
GEJALA
Anak kecil kemungkinan lambat untuk mempelajari nama-nama warna
atau huruf, untuk menyebutkan kata-kata untuk objek yang dikenal, untuk
menghitung, dan untuk kemajuan pada awal keahlian belajar lain. Belajar untuk
membaca dan menulis kemungkinan tertunda. Gejala-gejala lain dapat berupa
perhatian dengan jangka waktu yang pendek dan kemampuan yang kacau,
berhenti bicara, dan ingatan dengan jangka waktu yang pendek. Anak tersebut
bisa mengalami kesulitan dengan aktifitas yang membutuhkan koordinasi motor
yang baik, seperti mencetak dan mengkopi.
Anak dengan gangguan belajar bisa mengalami kesulitan komunikasi.
Beberapa anak mulanya menjadi frustasi dan kemudian mengalami masalah
tingkah laku, seperti menjadi mudah kacau, hiperaktif, menarik diri, malu, atau
agresif.
DIAGNOSA
Anak yang tidak membaca atau belajar pada tingkatan yang diharapkan
untuk kemampuan verbal atau kecerdasan harus dievaluasi. Pemeriksaan
pendengaran dan penglihatan harus dijalankan, karena masalah pikiran sehat ini
bisa juga berhubungan dengan keahlian membaca dan menulis.
Dokter meneliti anak tersebut untuk berbagai gangguan fisik. Anak
tersebut melakukan rangkaian tes kecerdasan, baik verbal maupun non verbal, dan
tes akademik pada membaca, menulis, dan keahlian aritmatik.
PENGOBATAN
Pengobatan yang paling berguna untuk gangguan belajar adalah
pendidikan yang secara hati-hati disesuaikan dengan individu anak. Cara seperti
membatasi makanan aditif, menggunakan vitamin dalam jumlah besar, dan
60
menganalisa sistem anak untuk trace mineral seringkali dicoba tetapi tidak
terbukti. Tidak ada obat-obatan yang cukup efektif pada pencapaian akademis,
intelegensi, dan kemampuan pembelajaran umum. Karena beberapa anak dengan
gangguan belajar juga mengalami ADHD, obat-obatan tertentu, seperti
methylphenidate, bisa meningkatkan perhatian dan konsentrasi, meningkatkan
kemampuan anak untuk belajar.
61
Gangguan Perkembangan Motorik yang Khas
Tic” / Habit spasm suatu gerakan motorik (yang lazimnya mencakup suatu
kelompok otot khas tertentu) yang tidak di bawah pengendalian, berlangsung
cepat, dan berulang-ulang tidak berirama (misalnya gerakan kepala
mengelakkan atau menundukkan, mengerutkan dahi, kedua / satu mata
berkedip), ataupun suatu hasil vocal yang timbul mendadak dan tidak ada
tujuannya yang nyata. “Tic” jenis motorik dan jenis vocal mungkin dapat
dibagi dalam golongan yang sederhana dan yang kompleks, sekalipun
penggarisan batasannya kurang jelas.
• Ciri khas terpenting yang membedakan “Tic” dari gangguan motorik
lainnya ialah gerakan motorik yang mendadak, cepat, sekejab dan terbatasnya
gerakan, tanpa bukti gangguan neurologis yang mendasari; sifatnya yang
berulang-ulang; (biasanya terhenti saat tidur); dan mudahnya gejala itu
ditimbulkan kembali atau ditekan dengan kemauan. Kurang beriramanya “tic”
itu yang membedakannya dari gerakan yang stereotipik berulang yang tampak
pada beberapa kasus autisme dan retardasi mental. aktivitas motorik
manneristik yang tampak pada gangguan ini cenderung mencakup gerakan
yang lebih rumit dan lebih bervariasi daripada gejala "tic". Gerakan obsesif-
kompulsif sering menyerupai "tic" yang kompleks namun berbeda karena
bentuknya cenderung ditentukan oleh tujuannya (misalnya menyentuh atau
memutar benda secara berulang) daripada oleh kelompok otot yang terlibat;
walaupun demikian acapkali sulit juga untuk membedakannya.
• "Tic" seringkali terjadi sebagai fenomena tunggal namun tidak jarang
disertai variasi gangguan emosional yang luas, khususnya, fenomena obsesi
dan hipokondrik. Namun ada pula beberapa hambatan perkembangan khas
disertai "tic". Tidak terdapat garis pemisah yang jelas antara gangguan "tic"
dengan berbagai gangguan emosional dan gangguan emosional disertai "tic".
Diagnosisnya mencerminkan gangguan utamanya.
62
• Penyebab: genetic.
Pada neurochemistry & neuroimaging ditemukan interaksi abnormal
dopaminergic-excitatory asam amino pada bagian jembatan kortex frontal,
basal ganglia, thalamus.
63
Pengobatan
Ialah menyelidiki keadaan emosional anak. Sejumlah anak segera menunjukkan
perbaikan, akan tetapi segolongan lain sukar disembuhkan. Dapat juga diberi
haloperidol.
64
Gangguan perkembangan khas campuran
• Keadaan ini merupakan sisa kategori gangguan yang batasannya tak jelas,
konsepnya tidak adekuat (tetapi perlu) dengan gangguan perkemabnagn
khas campuran dari berbicara dan berbahasa, keterampilan skolastik,
dan/atau fungsi motorik, tetapi tidak ada satu gejala yang cukup dominant
untuk dibuat sebgai diagnosisi utama
65
social dan integrasi yang lemah dalam perilaku social, emosional dan
komunikatif; dan khususnya, kurangnya respons timbale balik sosio-
emosional.
• Demikian juga terdapat hendaya kualitatif dalm komunikasi. Ini berbentuk
kurangnya penggunaan keterampilan bahsa yang dilmiliki di dalam
hubungan sosial; hendaya dalam permainan imaginatif dan imitasi timbal
balik dalam percakapan; buruknya keluwesan dalam bahasa ekspresif dan
kreativitas dan fantasi dalam proses pikir yang relatif kurang; kurangnya
respons emosional terhadap ungkapan verbal dan non-verbal orang lain;
hendaya dalam menggunakan variasi irama atau penekanan sebagai
modulasi komunikatif; dan kurangnya isyarat tubuh untuk menekankan
atau memberi arti tambahan dalam komunikasi lisan.
• Kondisi ini juga ditandai oleh pola perilaku, minat dan kegiatan yang
terbatas, berulang dan stereotipik. Ini berbentuk kecenderungan untuk
bersikap kaku dan rutin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari; ini
biasanya berlaku untuk kegiatan baru dan juga kebiasaan sehari-hari serta
pola bermain. Terutama sekali dalam masa kanank yang dini, dapat terjadi
kelekatan yang khas terhadap benda-benda yang aneh, khususnya benda
yang tidak lunak. Anak dapat memaksakan suatu kegiatan rutin dalam
ritual yang sebetulnya tidak perlu; dapat terjadi preokpasi yang stereotipik
terhdap suatu minat seperti tanggal, rute atau jadwal; sering terdapat
stereotipi motorik; sering menunjukkan minat khusus terhadap segi-segi
non fungsional dari benda-benda (misalnya bau atau rasanya); dan terdapat
penolakan terhadap perubahan dari rutinitas atau dalam detil dari
lingkungan hidup pribadi (seperti perpindahan mebel atau hiasan dalam
rumah).
• Semua tingkatan IQ dapat ditemukan dalam hubungannya dengan autisme,
tetapi pada tiga perempat kasus secara signifikan terdapat retardasi mental.
66
Pedoman diagnostik
• Gangguan perkembangan pervasif yang berbeda, dari autisme dalam hal
usia onset maupun tidak terpenuhinya ketiga kriteria diagnostik. Jadi
kelianan dan atau hendaya perkembangan menjadi jelas untuk pertama
kalinya pada usia setelah 3 tahun; dan/atau tidak cukup menunjukkan
kelaianan dalam satu atau dua dari tiga bidang psikopatologi yang
dibutuhkan untuk diagnosis autisme (interaksi sosial timbal-balik,
komunikasi, dan perilaku terbatas, stereotipik, dan berulang) meskipun
terdapat kelaiana yang khas dalam bidang lain.
• Autisme tidak khas sering muncul pada individu dengan retardasi mental
yang berat, yang sangat rendah kemampuannya, sehingga pasien tidak
mampu menampakkan gejala yang cukup untuk menegakkan diagnosis
autisme; ini juga tampak pada individu dengan gangguan perkembangan
yang khas dari bahasa reseptif yang berta.
67
Dalam hal-hal tertentu sindrom ini mirip dengan dementia pada orang dewasa,
tetapi berbeda dalam tiga hal: biasanya tidak ada bukti penyakit atau kerusakan
organik yang dapat ditemukan (walaupun beberapa tipe disfungsi otak organik
dapat ditelusuri); kehilangan keterampialan dapat diikuti dengan beberapa derajat
perbaikan; hendaya dalam fungsi sosial dan komunikasi mempunyai kualitas lebih
berciri autistik daripada kemunduran intelektual.
68
Enuresis
Definisi
Suatu keadaan tidak dapat menahan kencing sesudah umur 3-4 tahun tanpa
gangguan organik.Enuresis nokturna terjadi pada malam hari dan enuresis diurna
pada siang hari.
Epidemiologi
Prevalensi pada usia 5 tahun adalah 7% untuk laki-laki dan 3% untuk wanita.Pada
usia 10 tahun adalah 3% untuk laki-laki dan 2% untuk wanita. Dan pada usia 18
tahun adalah 1% untuk laki-laki dan sangat jarang pada wanita.
Manifestasi Klinik
Enuresis ini dapat dibagi menjadi tipe menetap (primer),dimana pada malam hari
anak tidak pernah kering (selalu mengompol) dan tipe regresif (sekunder),dimana
anak yang telah dapat mengendalikan untuk sekurang-kurangnya 1 tahun mulai
ngompol lagi.Sekitar 75% dari semua anak yang enuretik adalah enuresis
primer.Namun lebih dari 50% dari anak usia sekolah akhir yang enuretik
menderita enuresis sekunder.Enuresis tetap pada malam hari sering akibat
pelatihan untuk buang air tidak tepat atau tidak memadai.Orang tua yang
menuntut secara paksa anak dilatih buang air segera dapat menimbulkan respon
marah;anak secara tidak sadar menentangnya dengan mengompol.Sebaliknya
orang tua yang tidak cukup dekat pada kebutuhan anak untuk memberi dukungan
secara tepat latihan buang air,dapat mengurangi upaya untuk menahan
kencing.Stres sosial seperti kepadatan penghuni yang berlebihan kadang
dihubungkan dengan ngompol Enuresis juga terkait dengan
imigrasi,ketidakberuntungan sosioekonomi,dan kondisi psikopatologi keluarga.
Tipe ngompol regresif dipercepat oleh peristiwa-peristiwa lingkungan yang penuh
tekanan,seperti pindah ke rumah baru,konflik perkawinan,kelahiran saudara
kandung atau kematian dalam keluarga.Ngompol yang seperti ini adalah
intermitten dan sementara;prognosisnya lebih baik dan penatalaksanaanya lebih
mudah daripada ngompol primer.
69
Penelitian terbaru memberi kesan bahwa enuresis menggambarkan perkembangan
imatur.Banyak anak yang enuresis ternyata mempunyai kapasita kandung kemih
yang kurang,mungkin karena latihan yang tidak adekuat dan predisposisi
genetik.Faktor lingkungan memberi stres tambahan.
Pada kedua tipe ngompol,kondisi patologi organik dapat ditemukan hanya pada
sejumlah kasus yang sangat kecil.Namun ada kenaikan yang nyata infeksi saluran
kencing pada anak yang enuretik.Pemeriksaan fisik dan analisis urin
terindikasi,namun prosedur seperti urografi dan sitoskopi biasanya tidak
dibenarkan dan tidak harus dilakukan kecuali kalau ada beberapa indikasi lesi
organik.
Penanganan
Bagaiman sikap kita terhadap anak dengan enuresis
1. Mencari faktor irganik,misalnya iritasi lokal:balanitis,fimosis,sistitis atau
anomali SSP seperti spina bifida.Atau adanya irritable bladder yang
biasanya familial
2. Mencari gangguan emosional,misalnya keadaan di rumah atau di sekolah
yang tidak memuaskan sehingga menimbulkan ketegangan.
Berikut ini adalah beberapa saran umum :
1. Penting untuk membantu kerja sama anak untuk mengatasi
masalahnya.Pemberian imbalan pada anak yang tidak mengompol pada
malam hari,hadiah kecil dapat diberikan.Hadiah yang lebih besar harus
diberikan untuk keberhasilan yang semakin meningkat
2. Anak yang lebih tua diharapkan untuk mencuci seprei dan piamanya
sendiri yang dikotori.
3. Setelah makan malam,anak tidak tidak boleh diberi makanan cair
4. Sebelum tidur,anak harus buang air
5. Membangunkan anak secara berulang untuk mengantarkannya ke kamar
mandi adalah berguna hanya pada beberapa anak dan lebih lanjut dapat
menimbulkan dan membangkitkan amarah pada anak atau orang tua.
70
6. Hukuman atau penghinaan terhadap anak oleh orang tua atau orang lain
harus benar-benar dihindari.
Penggunaan alat-alat pembantu (misalnya ,alarm yang berbunyi apabila ank
membasahi sprei ) biasanya tidak perlu dan harus dicadangkan untuk kasus-kasus
menetap dan refrakter dimana rasa harga diri anak terkikis secara
serius.Persetujuan anak untuk penggunaan alat tersebut merupakan syarat
mutlak.Selain itu juga bisa diberikan imipramin (tofranil 25mg/24 jam sebelum
waktu tidur).Ada yang mengatakan obat ini untuk meninggikan tonus
sfingter,tetapi menurut pediatri yang lain,obat ini cepat membuat anak masuk ke
dalam tingkat tidur lebih dalam sehingga ia tidak sempat ngompol,karena
ngompol biasanya terjadi pada waktu tingkat tidur ringan.Di samping ini tentu
juga dicari sumber ketegangan dan diusahakan untuk menghilangkannya bila ada.
71
Enkopresis
Definisi
Adalah lewatnya tinja pada tempat yang tidak semestinya pada setiap usia (2-3
tahun) setelah kontrol usus seharusnya telah mapan.Gangguan organik jarang
ditemukan.Enkopresis menunjukkan gangguan emosi yang lebih serius daripada
ngompol dan sering terkait dengan amarah.
Epidemiologi
Gangguan ini terutama pada laki-laki mengenai sedikit lebih dari 1% anak usia
sekolah.Gangguan ini lebih lazim ditemukan pada anak dari latar belakang
sosioekonomi rendah.
Etiologi
- Adanya gangguan organik atau retardasi mental
- Latihan yang salah : ibu yang tergesa-gesa melatih anaknya sebelum
waktu (sebelum umur 1tahun seorang anak memang belum dapat
mengontrol sfingternya),sehingga anak menjadi bingung dan takut.Atau
anak itu kurang diperhatikan sehingga juga kurang dilatih.
- Adanya gangguan emosional,misalnya rasa iri hati terhadap adik yang
baru lahir.
Manifestasi Klinik
Pengotoran kronis dapat berlangsung lama dari masa bayi (primer) dan
selanjutnya atau dapat muncul sebagai fenomena regresif (sekunder).Kelainan ini
sering terkait dengan konstipasi kronis,tinja keras,dan mencret terus menrus (pada
sekitar 2/3 kasus) dan dapat memperburuk ke megacolon psikogenik.Enkopresis
biasanya menggambarkan amarah dan tantangan yang tidak disadari pada
anak,dan orang tua dapat merespon dengan pembalasan,tindakan
hukuman.Kinerja sekolah dan kehadiran mungkin terpengaruh karena anak
72
menjadi sasaran cemoohan dan ejekan teman sekolahnya akibat bau yang
menusuk hidung.
Penanganan
Tindakan sejenis dengan tindakan yang digunakan untuk penanganan enuresis
mungkin berguna,namun sifat gejala tertentu dan cacat sering kali memerlukan
intervensi psikoterapik pada anak dan keluarga.Penanganan enkopresis sekunder
dapat dipermudah dengan penggunaan minyak mineral yang tepat dan diet serat
yang tinggi.Meringankan konstipasi dan mengambil tinja yang keras
menghasilkan perbaikan yang berarti pada sekitar 3/4 dari semua kasus.Duduk
pada toilet 10-15 menit setiap selesai makan sering diperlukan.Hadiah untuk yang
taat harus diberikan.
Enkopresis primer lebih sulit ditangani.Pada mulanya enema mungkin diperlukan
untuk mengosongkan kolon.Namun penggunaan enema dan obat pencahar
(laksatif) yang lama harus dihindari.Umpan balik biologis,yang digunakan untuk
melatih otot sfingter ani,telah membantu.Anak didorong untuk menggunakan
kamar mandi pada saat-saat tertentu dan diberi hadiah yang
Sesuai.Jika anak tidak mengeluarkan sejumlah bahan tinja yang layak,mungkin
diperlukan supositoria gliserin.Perlu pemeriksaan pakaian anak yang tidak
memalukan di akhir hari.Hadiah diberikan bagi yang tidak mengotori
ringan,konsekuensi tanpa pendapat digunakan bagi yang kotor .Angka respon
terapetik dikatakan menjadi 80-90%.
73
Pika
Gangguan makanan ini melibatkan penelanan berulang atau kronis bahan bukan
nutrien,yang meliputi plester,arang,tanah liat,wool,abu,cat,dan tanah.Umur
mulainya biasanya pada umur 1-2 tahun,tetapi mungkin lebih awal.Pika biasanya
berhenti pada masa anak-anak,tetapi dapat berlanjut sampai pada masa remaja dan
dewasa.Retardasi mental dan tiadanya perawatan orang tua (psikologis dan
nutrisi) merupakan faktor predisposisi.Meskipun pengecapan (rasa) dan
pengunyahan obyek adalah normal pada bayi dan anak yang baru belajar
jalan,pika setelah umur tahun kedua memerlukan pemeriksaan.Sering ada gejala
disorganisasi keluarga,pengawasan yang jelek dan pengabaian akan kasih
sayang.Pika muncul lebih menonjol pada kelas sosioekonomi lebih rendah.Anak-
anak dengan pika menambah resiko keracuna timah dan infeksi parasit.Diagnosis
banding meliputi autisme,skizofrenia,dan gangguan fisik tertentu seperti sindrom
Kleine-Levin.
74
Gangguan Tingkah Laku
Gangguan tingkah laku berciri khas dengan adanya suatu pola tingkah laku
yang dissosial, agresif atau menentang, yang berulang dan menetap.
Penilaian adanya gangguan tingkah laku perlu memperhitungkan tingkat
perkembangan anak. Contoh perilaku yang menjadi dasar diagnosis mencakup
hal-hal berikut: perkelahian; kejam terhadap hewan atau sesama manusia;
perusakan yang hebat atas barang milik orang; membakar; mencuri; pendustaan
berulang-ulang; membolos dari sekolah; lari dari rumah; perilaku provokatif yang
berlebihan; sikap menetang yang berat. Masing-masing dari kategori ini, apabila
ditemukan, adalah cukup untuk menjadi alasan bagi diagnosis ini, namun
demikian perbuatan dissosial bukan merupakan alasan kuat.
Diagnosis ini tak dianjurkan kecuali bila tingkah laku seperti yang
diuraikan berlanjut selama 6 bulan atau lebih.
Klasifikasi gangguan tingkah laku:
1. Gangguan tingkah laku yang terbatas pada lingkungan keluarga
Pedoman diagnostiknya apabial memenuhi kriteri yang dijelaskan
pada gangguan tingkah laku secar menyeluruh. Selain itu tidak ada
gangguan tingkah laku yang signifikan diluar lingkungan keluarga dan
juga hubungan sosial ank di luar lingkungan keluarga masih berada dalam
batas-batas normal.
2. Gagguan tingkah laku tak berkelompok
Ciri khas adanya gagguan tingkah laku tak berkelompok adalah
adanya kombinasi perilaku dissosial dan agresig berkelanjutan, dengan
sifat kelainan pervasif yang bermakna dalam hubungan anak yang
bersangkutan dengan anak-anak lainnya.
Tiadanya keterpaduan yang efektif dengan kelompok sebaya merupakan
perbedaan penting dengan gangguan tingkah laku yang berkelompok dan
ini diutamakan diatas segala perbedaan lainnya.
75
Rusaknya hubungan dengan kelompok sebaya terutama dibuktikan
dengan keterkucilan atau kurang disenanginya oleh anak-anak sebayanya,
dan karena ia tak punya sahabat karib atau hubungan empatik maka
hubungan dengan orang dewasa ditandai dengan perselisihan, dendam, dan
permusuhan.
Tindak kejahatan lazim dilakukan sendirian. Perilaku yang khas
terdiri dari: tingkah laku menggertak, sering berkelahi, dan sering
melakukan pemerasan, membangkang, berbuat kasar, tak mau kerjasama,
sering menentang otoritas. Namun ada pula anak yang terisolasi, juga
dapat terlibat pada tindak kejahatan berkelompok.
3. Gagguan tingkah laku berkelompok
Kategori ini berlaku terhadap gangguan tingkah laku yang ditandai
oleh perilaku dissosial atau agresif berkelanjutan yang terjadi pada anak
yang umumnya cukup terintegrasi di dalam kelompok sebayanya.
Kunci perbedaan terpenting adalah terdapatnya ikatan persahabatan
langgeng dengan anak yang seusia. Sering kali, namun tak terlalu,
kelompok sebaya itu terdiri atas anak-anak yang juga terlibat dalam
kegiatan kejahatan atau dissosial. Namun hal ini bukan merupakan hal
yang mutlak untuk diagnosisnya; bisa saja anak itu menjadi warga
kelompok sebaya yang tidak terlibat dalam tindak kejahatan sementara
prilaku dissosialnya dilakukan di luar lingkungan kelompok itu. Bila
perilaku dissosial itu pada khususnya, merupakan penggertakan terhadap
anak lain, boleh jadi hubungan dengan korbannya atau beberapa anak lain
terganggu. Perlu ditegaskan lagi, bahwa hal ini tidak membatalkan
diagnosisnya, asal saja anak itu memang termasuk dalam kelompok sebaya
dan ia merupakan anggota yang setia dan mengadakan ikatan persahabatan
yang langgeng.
4. Gangguan sikap menentang
Ciri khas dari jenis gangguan tingkah laku ini ialah berawal pada
anak dibawah usia 9 dan 10 tahun. Ditandai oleh adanya perilaku
76
menentang, ketidakpatuhan, perilaku provokatif dan tidak adanya tindakan
dissosial dan agresif yang lebih berat yang melanggar hukum ataupun
melanggar hak asasi orang lain.
Pola perilaku nagativistk, bermusushan, menentang, provokasi, dan
merusak tersebut berlangsung secara berkelanjutan. Anak dengan
gangguan ini cenderung sering kali dan secara aktif membangkang
terhadap permintaan atau peraturan dari orang dewasa serta dengan
sengaja mengusik orang lain.
5. Gagguan tingkah laku lainnya
6. Gagguan tingkah laku YTT
Hanya digunakan untuk gangguan yang memenuhi kriteria umum
untuk Gagguan tingkah laku, namun tidak memenuhi kriteria untuk salah
satu subtipe lainnya.
77
Kombinasi dari gangguan tingkah laku pada masa kanak dengan
gejala emosional menetap dan nyata seperi anxietas, takut, obsesi,
depersonalisasi, berbagai fobia.
3. Gangguan campuran tingkah laku dan emosi YTT
78
h. Mengalami rasa susah berlebihan pada saat sebelum, selama, atau
sehabis berlangsungnya perpisahan dengan tokoh yang akrab
dengannya.
Diagnosis ini mengisyaratkan tidak adanya gangguan umum pada
perkembangan fungsi kepribadian.
2. Gangguan Anxietas Fobik Masa Kanak
Kategori ini hanya berlaku terhadap rasa takut yang khas timbul
pada suatu fase perkembangan yang spesifik pada ank.
Kriteria gangguan ini:
a. Onset pada masa usia perkembangan yang sesuai
b. Taraf anxietas itu secara klinis tidak normal
c. Anxietas itu tidak merupakan bagian dari suatu gangguan yang
menyeluruh.
3. Gangguan Anxietas Sosial Masa Kanak
Kategori ini hanya berlaku pada gangguan yang timbul sebelum usia
6 tahun, yang tak lazim derajatnya dan disertai aneka masalah berkenaan
dengan fungsi secara sosial, dan yang tidak merupakan bagian dari
gangguan emosional yang bersifat lebih menyeluruh.
Anak dengan gangguan ini senantiasa dan berulang kali mengalami
rasa waswas dan takut dan menghindari orang yang tak dikenal.
Kecenderungan menghindar atau rasa takut terhadap perpisahan sosial
melebihi batas normal bagi anak seusia itu dan berhubungan dengan
masalah fungsi sosial yang secara klinis bermakna.
4. Gangguan Persaingan Antar Saudara
Ciri khas dari gangguan ini mencakup gabungan dari:
a. Bukti adanya rasa persaingan dan iri hati terhadap saudara
b. Onset selama beberapa bulan setelah kelahiran adik
c. Gangguan emosional melampaui taraf normal dan berkelanjutan dan
berhubungan dengan masalah psikososial
79
Rasa persaingan antara saudara mungkin ditandai oleh upaya
bersaing yang nyata antar saudara untuk merebut perhatiaan orang tuanya
5. Gangguan Emosional Masa Kanak Lainnya
6. Gangguan Emosional Masa Kanak YTT
80
Retardasi Mental
Bukanlah suatu penyakit, melainkan gangguan fungsi intelek pada masa
perkembangan yang bermanifestasi pd gangguan belajar dan gangguan
penyesuaian diri dengan lingkungannya. Fungsi intelektual umum dinyatakan
sebagai IQ yang di peroleh dengan mengadakan pengkajian satu atau lebih tes
inteligensia umum secara individual. Fungsi intelektual dibawah rata-rata
dinyatakan bermakna apabila IQ sama dengan atau dibawah 70.
DIAOGNOSA
Gambaran utama terdiri dari :
1. Fungsi intelektual umum dibawah rata-rata
2. Mengakibatkan atau berhubungan dengan kekurangan atau hendaya dalam
perilaku adaptif.
3. Timbul sebelum usia 18 tahun.
KLASIFIKASI
1. Retardasi Mental Ringan ;
IQ sekitar 50 sampai mendekati 70 ( umur mental dewasa 8 – 9 th sampai
dibawah 12 th ). Penggunaan pengertian bahasa sering terlambat, kesulitan
berbicara sering menyebabkan kesulitan mandiri pada masa dewasa, sering
disebut golongan mampu didik. Pada usia balita, keterampilan komunikasi dan
sosial secara umum berkembang, hanya dijumpai gangguan minimal dari fungsi
sensori-motorik, baru kemudian sesudah kelas 5 atau 6 tampak nilai akademiknya
berkurang dan dijumpai kesukaran belajar. Pada saat dewasa dapat mencapai
kedudukan sosial dan kemampuan kerja minimal untuk dapat hidup secara
mandiri.
2. Retardasi Mental Sedang.
IQ sekitar 35 – 49 ( umur mental dewasa sekitar 6 sampai < 9 th ).
Kemampuan kognitif sangat bervariasi, beberapa diantaranya mempunyai
kemampuan visiospatial lebih tinggi dari kemampuan berbahasanya. Beberapa
diantaranya menunjukkan inkoordinasi motorik tetapi secara sosial masih dapat
81
melakukan pembicaraan sederhana. Perkembangan berbahasa sangat bervariasi,
dari kemampuan untuk berpartisipasi konversasi sederhana sampai kemampuan
terbatas melakukan komunikasi untuk kebutuhan dasar, atau mengerti perintah
yang sederhana atau menggunakan isyarat untuk mengkompensasikan kesukaran
bicaranya. Selain itu terdapat pula keterbatasan dalam merawat dirinya dan
keterampilan motoriknya. Kemampuan membaca,menulis, dan berhitung terbatas
setingkat dengan kelas 2 SD. Pada saat dewasa sering mendapat kesukaran
berhubungan dengan masyarakat, tetapi mereka masih dapat mengerjakan
pekerjaan praktis yang sederhana dengan pengawasan. Kehidupan mandiri pada
waktu dewasa jarang dicapai.
PENYEBAB
Retardasi Mental harus ditinjau dari 3 faktor di bawah ini :
1. Predisposisi genetik seseorang, termasuk kepekaan genetik yang unik
terhadap pengaruh ekologi.
82
2. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan organisme,
termasuk keadaan nutrisi, pengaruh bahan-bahan kimia endogen dan
eksogen, mikroorganisme, radiasi dan status psikososial.
3. Waktu yang potensial dimana bahan itu dapat memberikan pengaruh pada
pertumbuhan; misal infeksi virus rubella pada semester pertama kehamilan
sangat mempengaruhi morfogenesis janin, sedang pada akhir masa
kehamilan atau pada periode pasca natal Hanya berpengaruh sedikit pada
janin atau bayi.
PEMERIKSAAN
Pengambilan riwayat yang komperhensif dan pemeriksaan fisik yang teliti
merupakan sarana untuk mendiagnosa penyebab dari retardasi mental.
1. Pemeriksaan Fisik :
• Parameter pertumbuhan (berat, tinggi, lingkar kepala)
• Kulit (angioma, fibroma, perubahan pigmentasi)
• Rambut (tekstur, warna, distribusi)
• Mata (ukuran dan celah fissura palpebralis, lekukan epikantus bagian luar
dan dalam, hiper dan hipotelorisme, bintik Brushfields)
• Telinga (perkembangan heliks, letak daun telinga)
• Hidung (datar dan lebar batang hidung, ukuran, lubang hidung)
• Mulut (ukuran, bentuk, bibir, konfigurasi palatum, posisi dan panjang
frenulum, ukuran dan bentuk gigi)
• Leher (pendek, “webbed neck”)
• Ekstrimitas (panjang, ketebalan jari kaki dan tangan, klinodaktili,
perkembangan kuku)
• Genitalia (perkembangan dan ukuran)
• Tengkorak (ukuran dan bentuk, posisi fontanela, garis sutura)
• Bau tubuh dan urine
83
Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan darah (gula darah, asam amino dan organik, asam urat,
amoniak, laktat, piruvate, timah, tembaga, ceruloplasmin, asam lemak
rantai panjang.
• Enzim lisosomal
• Pemeriksaan urine (ketoasid,mukopolisakarida)
• Analisa kromosom, teknik genetik molekuler
TATA LAKSANA
• Penanganan Retardasi Mental seharusnya dilakukan secara komprehensif,
multi disiplin karena faktor yang menyebabkan, yang menyertai dan
mempersulit kehidupan penderita yang harus ditangani secara semestinya
(melibatkan partisipasi pemerintah dan masyarakat).
• Program pendidikan meliputi ketrampilan sosial, komunikasi, vakasional
dan adaptasi dengan tujuan mengurangi perilaku maladaptasi pada
penderita.
• Psikoterapi, hanya digunakan pada penderita dengan Retardasi Mental
yang ringan.
• Intervensi perilaku, prosedur ini dapat meningkatkan kemampuan
beradaptasi, sosialisasi, mengurangi perilaku maladaptasi dan
meningkatkan ketrampilan melalui latihan dan pendidikan
Psikofarmakologi, masih merupakan terapi yang controversial.
84
Insomnia pada anak
Sebelumnya banyak dipercaya bahwa saat tidur berbagai organ tubuh yang
penting juga istirahat. Hal lain yang diyakini bahwa saat seseorang tidur terjadi
restorasi tubuh dan fungsi homeostasis. Ternyata hal tersebt tidak sepenuhnya
benar. Menurut berbagai penelitian, justru saat tidur berbagai fungsi oragan tubuh
meningkat pesat, seperti fungsi otak, metablolisme hormon dan berbagai fungsi
tubuh lainnya. Telah dilaporkan bahwa berbagai hormon penting ternyata
meningkat pesat yang juga berakibat meningkatkan fungsi otak selama tidur.
Meski demikian sampai saat ini masih diyakini bahwa tenaga yang hilang karena
aktivitas sehari-hari dipulihkan kembali, pelemasan otot dan pelepasan
ketegangan. Keadaan tidur juga diyakini sebagai regulasi panas tubuh dan
konservasi energi.
85
Pola tidur normal
Bayi baru lahir biasanya tidur selama 16-20 jam yang dibagi menjadi 4-5 periode.
Pola tidur bayi masih belum teratur, hal ini bisa disebabkan karena banyak faktor.
Tetapi perlahan-lahan akan bergeser sehingga lebih banyak waktu tidur di malam
hari dibandingkan dengan siang hari.
Gangguan tidur pada anak ternyata cukup sering dialami oleh orangtua
tetapi sayangnya kondisi ini jarang ditangani secara serius dan dianggap biasa.
Diduuga sekitar 20-40 anak usia di bawah 3 bulan mengalami ganggan tidur.
Dalam usia 6 bulan sampai 2 tahun sekitar 30% anak diduga mengalami gangguan
tidur dan sekitar 20% anak usia 2-5 tahun mengalaminya. Bi;a gangguan ini tidak
tertangani serius ternyata dapat disertai berbagai gangguan perilaku dan gangguan
belajar di sekolah
Membedakan apakah pola tidur anak normal atau merupakan ganggan tidur
dapat ditentukan oleh berbagai hal. Untuk mengetahui tidur pada anak sudah
bukan merupakan keadaan yang normal apabila :
86
• Anak bangun selama 3 kjali atau lebih dalam satu malam atau beberapa
malam. Atau sedikitnya empat kali dalam seminggu gangguan tersebut
ada.
• Dalam aktifitas tidurnya diluar biasanya, dimana anak berpindah tidur ke
tempat tidur orang tua
• Anak menolak tidur sedikitnya 30 menit saat waktu tidur, untuk memulai
tidur diawali sedikitv tantrum, marah atau gelisah. .
• Dalam memulai tidur harus dibutuhkan bantuan orangtua padahal
sebelumnya bisa tidur sendiri.
Gangguan tidur yang sering terjadi adalah insomia adalah gangguan untuk
memulai tidur dan mempertahankan tidur yang baik. Gangguan tidur tersebut
menimbulkan penderitaan dan gangguan dalam berbagai fungsi sosial,
pertumbuhan dan perkembangan anak, maupun gangguan pada fungsi lainnya.
Terdapat berbagai jenis insomnia tergantung beberapa kondisi dan penyakit yang
melatarbelakangi gangguan tidur tersebut.
Gangguan tidur pada anak seperti malam gelisah, tidur bolak-balik dari ujung
ke ujung, sering terbangun, rewel dan mengigau lebih sering terjadi pada usia 6
bulan sampai dengan 2 tahun. Di atas usia 3 hingga 5 tahun semkian berkurang.
Sedangkan diatas usia 7 tahun semakin jarang. Pada beberapa kasus gangguan
tidur ini menetap hingga dewasa. Parasomnia seperti ini disebut night terror,
sleep terror, pavor nocturnus atau teror malam. Penderitanya berusia antara 2 – 5
tahun, dan biasanya hilang dengan sendirinya saat berusia 7 tahun. Insomnia
adalah gangguan untuk memulai tidur dan mempertahankan kualitas tidur yang
disebabkan berbagai faktor.
87
o Tidak bisa memejamkan mata
o Menolak untuk tidur
o Rewel atau tantrum sebelum tidur
o Gangguan mempertahankan kualitas tidur
Saat tengah malam terbangun duduk kemudian tidur lagi
(seringkali dikira minta minum atau haus)
Mengigau, menangis atau berteriak saat tidur
Bolak balik tidur dari ujung kasur ke ujung yang lain
(lasak)
Mimpi buruk pada malam hari (nightmare)
Berjalan saat tidur
88
(Insomnias), sedangkan DSM IV menggolongkan dalam kelompok 780.52
sebagai Sleep Disorder Due to a General Medical Condition: Insomnia Type.
Penyebab gangguan tidur lain yang selama ini diyakini banyak orang
sebagai penyebab gangguan tidur banyak masih diragukan. Kondisi tersebut
adalah karena siang terlalu lelah bermain, terlalu keras tertawa atau bersendau
gurau, karena kehausan atau seiring minta minum. Ternyata setelah dilakukan
penghindaran makanan yang beresiko alergi maka gangguan tersebut menghilang
meskipun berbagai penyebab tersebut tidak dilakukan intervensi.
• agresifitas anak
• Emosi meningkat
• Anak sangat aktif tidak bisa diam
• gangguan konsentrasi
• gangguan belajar
• Pada penderita Autism dan ADHD, saat terjadi gangguan tidur ternyata
membuat gangguan perilaku juga meningkat
• Gangguan saluran cerna. Nyeri perut pada anak yang mengalami gangguan
saluran cerna karena alergi diduga sebagai penyebabnya. Namun
sayangnya pada usia di bawah 2 tahun keluhan ini tidak bisa diungkapkan
anak. Tetapi petunjuk klinis yang bisa diungkapkan sebagai nyeri perut,
biasanya anak dengan gangguan perut tidak nyaman sering disertai posisi
tyidur yang nungging (seperti orang sujud) atau tengkurap. Gejala saluran
cerna biasanya berupa kembung, sering buang angina, muntah, sulit
BAB(ngeden, tidak tiap hari) berak hitam, hijau, bau dan bulat.
• Gangguan saluran napas : hidung buntu, napas tersumbat, batuk dan sesak.
Keadaan ini terjadi pada anak dengan rhinitis aleri dan asma.
• Gangguan kulit. Penderita dermatitis alergi sering timbul keluhan gatal
pada malam hari.
• Nyeri otot, tulang dan fibromyalgia. Pada penderita alergi makanan sering
mengalami nyeri otot dan tulang.
• Gangguan aliran listrik di otak. Pada pemeriksaan EEG pada penderita
alergi dan asma didapatka aktifitas gelombang tertentu yang meningkat
saat malam hari.
90
• Night terror biasanya terjadi pada sepertiga awal tidur, dengan gejala tiba-
tiba terbangun tengah malam disertai teriakan, kepanikan atau menangis
disertai ketakutan dan kecemasan dengan menangis histeris dan pandangan
yang mengarah ke satu titik seolah-olah takut akan sesuatu yang tak
terlihat, pada kejadian seperti ini banyak sekali yang menghubungkan
dengan hal-hal mistis. Penderita kadang terjaga tetapi mengalami
kebingungan dan disorientasi. Pada saat serangan sulit dibangunkan atau
ditenangkan.
• Sedang nightmare adalah tidur dengan mimpi yang menakutkan. Akibat
mimpinya yang menakutkan itu penderita akan terbangun dalam keadaan
ketakutan. Mereka yang sering mengalami episode nightmare dalam
hidupnya mempunyai risiko yang lebih besar untuk mengalami gangguan
skizofrenia, namun juga mereka ini adalah orang yang kreatif dan artistik.
• Mudah Tertidur (Hipersomnia) Gangguan akibat tidur yang berlebihan
disebut hipersomnia. Yang termasuk kelompok ini antara lain sleep apnea,
narkolepsi, nocturnal myoclonus, OSA, dan sebagainya. Jika seseorang
tidak dapat tidur dalam, tahap REM pun tidak akan terjadi, ketika bangun
merasa lelah. Gejala utamanya mengantuk di siang hari.
• Narkolepsi merupakan keinginan tidur yang tidak tertahankan pada siang
hari, meski tidur malamnya cukup.Bisa menyerang laki-laki maupun
perempuan dewasa dan muda.
• Nocturnal myoclonus adalah keadaan dimana terdapat pergerakan periodik
dari tungkai ke bawah ketika tidur
PENATALAKSANAAN
92
untuk dijangkau. Karena biasanya penderita dapat mengenali pintu dan
jalan-jalan dalam rumah.
• Secara medis, parasomnia tidak memiliki standar cara pengobatan yang
baku. Namun ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari oleh penderita,
seperti porsi tidur yang kurang. Seorang anak karena asyik bermain akan
melupakan tidurnya.
• Berbagai terapi non medis dan alternative yang biasa dilakukan adalah
terapi yang dapat dilakukan seperti psikoterapi, relaksasi, hipnotis dan
meditasi.
93
Kejang
DEFINISI
Kejang merupakan respon terhadap muatan listrik abnormal di dalam otak.
Dua pertiga orang yang pernah mengalami kejang, di kemudian hari tidak pernah
mengalami kejang lagi. Sepertiganya mengalami kejang kambuhan (suatu
keadaan yang disebut epilepsi).
Secara pasti, apa yang terjadi selama kejang tergantung kepada bagian otak yang
memiliki muatan listrik abnormal.
Jika hanya melibatkan daerah yang sempit, maka penderita hanya merasakan bau
atau rasa yang aneh; jika melibatkan daerah yang luas, maka akan terjadi sentakan
dan kejang otot di seluruh tubuh.
Penderita juga bisa merasakan perubahan kesadaran, kehilangan kesadaran,
kehilangan pengendalian otot atau kandung kemih dan menjadi linglung.
Kejang seringkali didahului oleh aura, yang merupakan sensasi yang tidak biasa
dari penciuman, rasa atau penglihatan atau perasaan yang kuat bahwa akan terjadi
kejang.
Kadang sensasi ini menyenangkan dan kadang sangat tidak menyenangkan.
Sekitar 20% penderita epilepsi mengalami aura.
2 jenis kejang yang paling sering terjadi pada anak-anak adalah Kejang Infantil
94
dan Kejang Demam.
KEJANG INFANTIL
Seorang anak yang berbaring terlentang tiba-tiba bangun dan melipat lengannya,
lehernya ditekuk dan badannya membungkuk, sedangkan tungkainya lurus.
Serangan berlangsung hanya selama beberapa detik tetapi bisa terjadi beberapa
kali dalam sehari.
Kejang ini biasanya terjadi pada anak-anak berusia kurang dari 3 tahun, dan
banyak yang berkembang menjadi bentuk kejang lainnya di kemudian hari.
KEJANG DEMAM
Kejang demam terjadi karena demam pada anak-anak yang berusia 3 bulan-5
tahun.
Kejang ini terjadi pada 4% anak-anak dan cenderung diturunkan.
Biasanya berlangsung kurang dari 15 menit.
Anak-anak yang mengalami kejang demam lebih mudah menderita epilepsi.
PENYEBAB
95
2. Infeksi otak
- AIDS
- Malaria
- Meningitis
- Rabies
- Sifilis
- Tetanus
- Toksoplasmosis
- Ensefalitis karena virus
3. Kelainan metabolik
- Hipoparatiroidisme
- Kadar gula atau natrium yang tinggi di dalam darah
- Kadar gula, kalsium, magnesium atau natrium yang rendah di dalam
darah
- Gagal ginjal atau gagal hati
- Fenilketonuria
4. Otak kekurangan oksigen
- Keracunan karbon monoksida
- Berkurangnya aliran darah ke otak
- Hampir tenggelam
- Hampir tercekik
- Stroke
5. Kerusakan jaringan otak
- Tumor otak
- Cedera kepala
- Perdarahan intrakranial
- Stroke
6. Penyakit lainnya
- Eklamsi
96
- Ensefalopati hipertensif
- Lupus eritematosus
7. Pemaparan oleh obat atau bahan beracun
- Alkohol (dalam jumlah besar)
- Amfetamin
- Kapur barus
- Klorokuin
- Overdosis kokain
- Timah hitam
- Pentilenetetrazol
- Striknin
8. Gejala putus obat
- Alkohol
- Obat tidur
- Obat penenang
9. Reaksi balik terhadap obat-obat yang diresepkan
- Seftazidim
- Klorpromazin
- Imipenem
- Indometasin
- Meperidin
- Fenitoin
- Teofilin
97
Cerebral Palsy
DEFINISI
Cerebral Palsy (CP, Kelumpuhan Otak Besar) adalah suatu keadaan yang
ditandai dengan buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan dan
gangguan fungsi saraf lainnya.
PENYEBAB
CP bisa disebabkan oleh cedera otak yang terjadi pada saat:
- bayi masih berada dalam kandungan
- proses persalinan berlangsung
- bayi baru lahir
- anak berumur kurang dari 5 tahun.
Tetapi kebanyakkan penyebabnya tidak diketahui.
10-15% kasus terjadi akibat cedera lahir dan berkurangnya aliran darah ke otak
sebelum, selama dan segera setelah bayi lahir.
Bayi prematur sangat rentan terhadap CP, kemungkinan karena pembuluh darah
ke otak belum berkembang secara sempurna dan mudah mengalami perdarahan
atau karena tidak dapat mengalirkan oksigen dalam jumlah yang memadai ke
otak.
Kadar bilirubin yang tinggi di dalam darah (sering ditemukan pada bayi baru
98
lahir), bisa menyebabkan kernikterus dan kerusakan otak
Penyakit berat pada tahun pertama kehidupan bayi (misalnya ensefalitis,
meningitis, sepsis, trauma dan dehidrasi berat)
Cedera kepala karena hematom subdural
Cedera pembuluh darah.
GEJALA
Gejala biasanya timbul sebelum anak berumur 2 tahun dan pada kasus yang berat,
bisa muncul pada saat anak berumur 3 bulan.
Gejalanya bervariasi, mulai dari kejanggalan yang tidak tampak nyata sampai
kekakuan yang berat, yang menyebabkan perubahan bentuk lengan dan tungkai
sehingga anak harus memakai kursi roda.
1. Tipe Spastik (50% dari semua kasus CP), otot-otot menjadi kaku dan
lemah.
Kekakuan yang terjadi bisa berupa:
- Kuadriplegia (kedua lengan dan kedua tungkai)
- Diplegia (kedua tungkai)
- Hemiplegia (lengan dan tungkai pada satu sisi tubuh)
2. Tipe Diskinetik (Koreoatetoid, 20% dari semua kasus CP), otot lengan,
tungkai dan badan secara spontan bergerak perlahan, menggeliat dan tak
terkendali; tetapi bisa juga timbul gerakan yang kasar dan mengejang.
Luapan emosi menyebabkan keadaan semakin memburuk, gerakan akan
menghilang jika anak tidur
3. Tipe Ataksik, (10% dari semua kasus CP), terdiri dari tremor, langkah
yang goyah dengan kedua tungkai terpisah jauh, gangguan koordinasi dan
gerakan abnormal.
4. Tipe Campuran (20% dari semua kasus CP), merupakan gabungan dari 2
jenis diatas, yang sering ditemukan adalah gabungan dari tipe spastik dan
99
koreoatetoid.
DIAGNOSA
Pada pemeriksaan akan ditemukan tertundanya perkembangan kemampuan
motorik.
Refleks infantil (misalnya menghisap dan terkejut) tetap ada meskipun seharusnya
sudah menghilang.
Tremor otot atau kekakuan tampak dengan jelas, dan anak cenderung melipat
lengannya ke arah samping, tungkainya bergerak seperti gunting atau gerakan
abnormal lainnya.
100
Pemeriksaan pendengaran (untuk menentukan status fungsi pendengaran)
Pemeriksaan penglihatan (untuk menentukan status fungsi penglihatan)
EEG
Biopsi otot.
PENGOBATAN
CP tidak dapat disembuhkan dan merupakan kelainan yang berlangsung seumur
hidup. Tetapi banyak hal yang dapat dilakukan agar anak bisa hidup semandiri
mungkin.
Pengobatan yang dilakukan biasanya tergantung kepada gejala dan bisa berupa:
- terapi fisik
- braces (penyangga)
- kaca mata
- alat bantu dengar
- pendidikan dan sekolah khusus
- obat anti-kejang
- obat pengendur otot (untuk mengurangi tremor dan kekakuan)
- terapi okupasional
- bedah ortopedik
- terapi wicara bisa memperjelas pembicaraan anak dan membantu mengatasi
masalah makan
- perawatan (untuk kasus yang berat).
Jika tidak terdapat gangguan fisik dan kecerdasan yang berat, banyak anak dengan
CP yang tumbuh secara normal dan masuk ke sekolah biasa.
Anak lainnya memerlukan terapi fisik yang luas, pendidikan khusus dan selalu
memerlukan bantuan dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari.
PROGNOSIS
102
Epilepsi
DEFINISI
Epilepsi adalah suatu penyakit yang ditandai dengan kecenderungan untuk
mengalami kejang berulang.
PENYEBAB
Epilepsi adalah suatu penyakit yang ditandai dengan kecenderungan untuk
mengalami kejang berulang.
GEJALA
Kejang parsial simplek dimulai dengan muatan listrik di bagian otak tertentu dan
muatan ini tetap terbatas di daerah tersebut.
Penderita mengalami sensasi, gerakan atau kelainan psikis yang abnormal,
tergantung kepada daerah otak yang terkena.
Jika terjadi di bagian otak yang mengendalikan gerakan otot lengan kanan, maka
lengan kanan akan bergoyang dan mengalami sentakan; jika terjadi pada lobus
temporalis anterior sebelah dalam, maka penderita akan mencium bau yang
sangat menyenangkan atau sangat tidak menyenangkan.
Pada penderita yang mengalami kelainan psikis bisa mengalami déjà vu (merasa
pernah mengalami keadaan sekarang di masa yang lalu).
Kejang Jacksonian gejalanya dimulai pada satu bagian tubuh tertentu (misalnya
tangan atau kaki) dan kemudian menjalar ke anggota gerak, sejalan dengan
penyebaran aktivitas listrik di otak.
103
Kejang parsial (psikomotor) kompleks dimulai dengan hilangnya kontak
penderita dengan lingkungan sekitarnya selama 1-2 menit.
Penderita menjadi goyah, menggerakkan lengan dan tungkainya dengan cara yang
aneh dan tanpa tujuan, mengeluarkan suara-suara yang tak berarti, tidak mampu
memahami apa yang orang lain katakan dan menolak bantuan.
Kebingungan berlangsung selama beberapa menit, dan diikuti dengan
penyembuhan total.
104
Kejang petit mal dimulai pada masa kanak-kanak, biasanya sebelum usia 5
tahun.
Tidak terjadi kejang dan gejala dramatis lainnya dari grand mal.
Penderita hanya menatap, kelopak matanya bergetar atau otot wajahnya berkedut-
kedut selama 10-30 detik.
Penderita tidak memberikan respon terhadap sekitarnya tetapi tidak terjatuh,
pingsan maupun menyentak-nyentak.
Status epileptikus merupakan kejang yang paling serius, dimana kejang terjadi
terus menerus, tidak berhenti.
Kontraksi otot sangat kuat, tidak mampu bernafas sebagaimana mestinya dan
muatan listrik di dalam otaknya menyebar luas.
Jika tidak segera ditangani, bisa terjadi kerusakan jantung dan otak yang menetap
dan penderita bisa meninggal.
105
Sisi otak yg terkena Gejala
Lobus frontalis Kedutan pada otot tertentu
Lobus oksipitalis Halusinasi kilauan cahaya
Mati rasa atau kesemutan di bagian tubuh
Lobus parietalis
tertentu
Halusinasi gambaran dan perilaku repetitif
Lobus temporalis yang kompleks
misalnya berjalan berputar-putar
Lobus temporalis anterior Gerakan mengunyah, gerakan bibir mencium
Lobus temporalis anterior Halusinasi bau, baik yg menyenangkan
sebelah dalam maupun yg tidak menyenangkan
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala yang disampaikan oleh orang lain
yang menyaksikan terjadinya serangan epilepsi pada penderita.
106
EKG (elektrokardiogram) dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan irama
jantung sebagai akibat dari tidak adekuatnya aliran darah ke otak, yang bisa
menyebabkan seseorang mengalami pingsan.
Pemeriksaan CT scan dan MRI dilakukan untuk menilai adanya tumor atau kanker
otak, stroke, jaringan parut dan kerusakan karena cedera kepala.
Kadang dilakukan pungsi lumbal utnuk mengetahui apakah telah terjadi infeksi
otak.
PENGOBATAN
Jika penyebabnya adalah tumor, infeksi atau kadar gula maupun natrium yang
abnormal, maka keadaan tersebut harus diobati terlebih dahulu.
Jika keadaan tersebut sudah teratasi, maka kejangnya sendiri tidak memerlukan
pengobatan.
Jika penyebabnya tidak dapat disembuhkan atau dikendalikan secara total, maka
diperlukan obat anti-kejang untuk mencegah terjadinya kejang lanjutan.
Sekitar sepertiga penderita mengalami kejang kambuhan, sisanya biasanya hanya
mengalami 1 kali serangan. Obat-obatan biasanya diberikan kepada penderita
yang mengalami kejang kambuhan.
Obat anti-kejang sangat efektif, tetapi juga bisa menimbulkan efek samping.
Salah satu diantaranya adalah menimbulkan kantuk, sedangkan pada anak-anak
menyebabkan hiperaktivitas.
Dilakukan pemeriksaan darah secara rutin untuk memantau fungsi ginjal, hati dan
sel -sel darah.
107
Obat anti-kejang diminum berdasarkan resep dari dokter.
Pemakaian obat lain bersamaan dengan obat anti-kejang harus seizin dan
sepengetahuan dokter, karena bisa merubah jumlah obat anti-kejang di dalam
darah.
108
parsial
Generalisata,
Fenobarbital Tenang
parsial
Generalisata,
Fenitoin Pembengkakan gusi
parsial
Generalisata,
Primidon Tenang
parsial
Kejang infantil, Penambahan berat badan, rambut
Valproat
petit mal rontok
PENCEGAHAN
Obat anti-kejang bisa sepenuhnya mencegah terjadinya grand mal pada lebih dari
separuh penderita epilepsi.
109
A. Kern Ikterus
Adalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada
otak. Kern Ikterus ialah ensefalopati bilirubin yang biasanya
ditemukan pada neonatus cukup bulan dengan ikterus berat (bilirubin
lebih dari 20 mg %) dan disertai penyakit hemolitik berat dan pada
autopsy ditemukan bercak bilirubin pada otak. Kern ikterus secara
klinis berbentuk kelainan syaraf spatis yang terjadi secara kronik.
B. Jenis Bilirubin
Menuru Klous dan Fanaraft (1998) bilirubin dibedakan menjad dua jenis
yaitu:
1. Bilirubin tidak terkonjugasi atau bilirubin indirek atau bilirubin bebas
yaitu bilirubin tidak larut dalam air, berikatan dengan albumin untuk
transport dan komponen bebas larut dalam lemak serta bersifat toksik
untuk otak karena bisa melewati sawar darah otak.
2. bilirubin terkonjugasi atau bilirubin direk atau bilirubin terikat yaitu
bilirubin larut dalam air dan tidak toksik untuk otak.
C. Etiologi
Etiologi hiperbilirubin antara lain :
1. Peningkatan produksi
• Hemolisis, misalnya pada inkompalibilitas yang terjadi bila terdapat
ketidaksesuaian golongan darah dan anak pada penggolongan rhesus dan
ABO.
• Perdarahan tertutup misalnya pada trauma kelahiran
• Ikatan bilirubin dengan protein terganggu seperti gangguan metabolic
yang terdapat pada bayi hipoksia atau asidosis
• Defisiensi G6PD (Glukosa 6 Phostat Dehidrogenase)
• Breast milk jaundice yang disebabkan oleh kekurangannya pregnan 3
110
(alfa), 20 (beta), diol (steroid)
• Kurangnya enzim glukoronil transferase, sehingga kadar bilirubin indirek
meningkat misalnya pada BBLR
• Kelainan congenital
2. Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan
misalnya hipoalbuminemia atau karena pengaruh obat-obat tertentu
misalnya sulfadiazine.
3. Gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme
atau toksin yang dapat langsung merusak sel hati dan darah merah seperti
infeksi, toksoplasmasiss, syphilis.
4. Gangguan ekskresi yang terjadi intra atau ektra hepatic.
5. Peningkatan sirkulasi enterohepatik, misalnya pada ileus obstruktif.
D. Patofisiologi
Peningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan.
Keadaan yang sering ditemukan adalah apabila terdapat penambahan
beban bilirubin pada sel hepar yang berlebihan. Hal ini dapat ditemukan
bila terdapat peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia.
Gangguan pemecahan bilirubin plasma juga dapat menimbulkan
peningkatan kadar bilirubin tubuh. Hal ini dapat terjadi apabila kadar
protein Y dan Z berkurang, atau pada bayi hipoksia, asidosis. Keadaan lain
yang memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin adalah apabila
ditemukan gangguan konjugasi hepar atau neonatus yang mengalami
gangguan ekskresi misalnya sumbatan saluran empedu.
Pada derajat tertentu bilirubin ini akan bersifat toksik dan merusak
jaringan tubuh. Toksisitas terutama ditemukan ada bilirubin indirek yang
bersifat sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam lemak. Sifat ini
memungkinkan terjadinya efek patologis pada sel otak apabilabilirubin
tadi dapat menembus darah otak. Kelainan yang terjadi pada otak disebut
Kernikterus. Pada umumnya dianggap bahwa kelainan pada syaraf pusat
tersebut mungkin akan timbul apabila kadarbilirubin indirek lebih dari 20
111
mg/dl.
Mudah tidaknya kadar bilirubin melewati darah otak ternyata tidak hanya
tergantung pada keadaan neonatus. Bilirubin indirek akan mudak melewati
darah otak apabila bayi terdapat keadaan Berat Badan Lahir Rendah,
hipoksia, dan hipolikemia.
F. Komplikasi
Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin
indirek pada otak. Pada kern ikterus gejala klinik pada permulaan tidak
jelas antara lain : bayi tidak mau menghisap, letargi, mata berputar-
putar, gerakan tidak menentu (involuntary movements), kejang tonus
otot meninggi, leher kaku, dn akhirnya opistotonus.
G. Pemeriksaan Penunjang
Bila tersedia fasilitas, maka dapat dilakukan pemeriksaan penunjang
sebagai berikut :
• Pemeriksaan golongan darah ibu pada saat kehamilan dan bayi pada saat
kelahiran
112
• Bila ibu mempunyai golongan darah O dianjurkan untuk menyimpan
darah tali pusat pada setiap persalinan untuk pemeriksaan lanjutan yang
dibutuhkan
• Kadar bilirubin serum total diperlukan bila ditemukan ikterus pada 24
jam pertama kelahiran
113
• Riwayat penyakit keluarga: ikterus, anemia, pembesaran hati,
pengangkatan limfa, defisiensi G6PD Sangat ikterus
Sangat pucat
Hb<13 g/dl, Ht<39% Bilirubin>8 mg/dl pada hari ke-1 atau kadar
Bilirubin>13 mg/dl pada hari ke-2 ikterus/kadar bilirubin cepat
Bila ada fasilitas: Coombs tes positif
Defisiensi G6PD
Inkompatibilitas golongan darah ABO atau Rh Ikterus hemolitik akibat
inkompatibilitas darah
• Timbul saat lahir sampai dengan hari ke2 atau lebih
• Riwayat infeksi maternal Sangat ikterus
Tanda infeksi/sepsis: malas minum, kurang aktif, tangis lemah, suhu
tubuh abnormal Lekositosis, leukopeni, trombositopenia Ikterus diduga
karena infeksi berat/sepsis
• Timbul pada hari 1
• Riwayat ibu hamil pengguna obat
• Ikterus hebat timbul pada hari ke2
• Ensefalopati timbul pada hari ke 3-7
• Ikterus hebat yang tidak atau terlambat diobati
• Ikterus menetap setelah usia 2 minggu
Ikterus berlangsung > 2 minggu pada bayi cukup bulan dan > 3
minggu pada bayi kurang bulan
Ensefalopati
J. Penatalaksanaan
Berdasarkan pada penyebabnya maka manajemen bayi dengan
hiperbilirubinemia diarahkan untuk mencegah anemia dan membatasi
efek dari hiperbilirubinemia. Pengobatan mempunyai tujuan :
1. Menghilangkan anemia
2. Menghilangkan antibody maternal dan eritrosit teresensitisasi
3. Meningkatkan badan serum albumin
4. Menurunkan serum bilirubin
Metode terapi hiperbilirubinemia meliputi : fototerapi, transfuse
pangganti, infuse albumin dan therapi obat.
a. Fototherapi
Fototerapi dapat digunakan sendiri atau dikombinasi dengan transfuse
pengganti untuk menurunkan bilirubin. Memaparkan neonatus pada
cahaya dengan intensitas yang tinggi ( a bound of fluorescent light
bulbs or bulbs in the blue light spectrum) akan menurunkan bilirubin
dalam kulit. Fototerapi menurunkan kadar bilirubin dengan cara
memfasilitasi ekskresi bilirubin tak terkonjugasi. Hal ini terjadi jika
cahaya yang diabsorpsi jaringan merubah bilirubin tak terkonjugasi
menjadi dua isomer yang disebut fotobilirubin. Fotobilirubin bergerak
dari jaringan ke pembuluh darah melalui mekanisme difusi. Di dalam
darah fotobilirubin berikatan dengan albumin dan di kirim ke hati.
Fotobilirubin kemudian bergerak ke empedu dan di ekskresikan
kedalam duodenum untuk di buang bersama feses tanpa proses
115
konjugasi oleh hati. Hasil fotodegradasi terbentuk ketika sinar
mengoksidasi bilirubin dapat dikeluarkan melalui urine.
Fototerapi mempunyai peranan dalam pencegahan peningkatan kadar
bilirubin, tetapi tidak dapat mengubah penyebab kekuningan dan
hemolisis dapat menyebabkan anemia.
Secara umum fototerapi harus diberikan pada kadar bilirubin indirek 4-
5 mg/dl. Noenatus yang sakit dengan berat badan kurang dari 1000
gram harus difototerapi dengan konsentrasi bilirubin 5 mg/dl.
Beberapa ilmuwan mengarahkan untuk memberikan fototerapi
profilaksasi pada 24 jam pertama pada bayi resiko tinggi dan berat
badan lahir rendah.
Tabel Terapi
Berikut tabel yang menggambarkan kapan bayi perlu menjalani
fototerapi dan penanganan medis lainnya, sesuai The American
Academy of Pediaatrics (AAP) tahun 1994
Bayi lahir cukup bulan (38 – 42 minggu)
Usia bayi (jam) Pertimbangan terapi sinar Terapi sinar Transfuse tukar
bila terapi sinar intensif gagal Transfuse tukar dan terapi sinar intensif
Kadar bilirubin Indirek serum Mg/dl
<24
25 -48 >9 >12 >20 >25
49 – 72 >12 >15 >25 >30
>72 >15 >17 >25 >30
b. Transfusi Pengganti
Transfuse pengganti atau imediat didindikasikan adanya faktor-faktor :
1. Titer anti Rh lebih dari 1 : 16 pada ibu
2. Penyakit hemolisis berat pada bayi baru lahir
3. Penyakit hemolisis pada bayi saat lahir perdarahan atau 24 jam
pertama
4. Kadar bilirubin direk labih besar 3,5 mg/dl di minggu pertama
5. Serum bilirubin indirek lebih dari 20 mg/dl pada 48 jam pertama
6. Hemoglobin kurang dari 12 gr/dl
7. Bayi pada resiko terjadi kern Ikterus
Transfusi pengganti digunkan untuk:
1. Mengatasi anemia sel darah merah yang tidak susceptible (rentan)
terhadap sel darah merah terhadap antibody maternal
2. Menghilangkan sel darah merah untuk yang tersensitisasi
(kepekaan)
3. Menghilangkan serum ilirubin
4. Meningkatkan albumin bebas bilirubin dan meningkatkan
keterikatan dangan bilirubin
Pada Rh Inkomptabilitas diperlukan transfuse darah golongan O segera
(kurang dari 2 hari), Rh negative whole blood. Darah yang dipilih
tidak mengandung antigen A dan antigen B. setiap 4 -8 jam kadar
bilirubin harus di cek. Hemoglobin harus diperiksa setiap hari sampai
stabil
117
c. Therapi Obat
Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang
meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya. Obat ini
efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai
beberapa minggu sebelum melahirkan. Penggunaan Phenobarbital
pada post natal masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya
(letargi). Coloistrin dapat mengurangi bilirubin dengan
mengeluarkannya lewat urine sehingga menurunkan siklus
enterohepatika
118
Meningitis
Infeksi pada sistem saraf pusat (SSP) dapat terjadi di beberapa tempat.
Bagian SSP yang sering terinfeksi adalah otak (encephalitis), membran yang
membungkus otak dan medula spinalis (meningitis), rongga-rongga di otak
(ventriculitis) serta peradangan kombinasi pada medula spinalis dan otak(
myeloencephalitis).Kerusakan sistem saraf pusat sebenarnya tidak hanya karena
adanya mikroorganisme, tetapi lebih diakibatkan oleh proses inflamasi sebagai
respon adanya mikroorganisme tersebut. Penyakit meningitis dapat terjadi pada
semua tingkat, usia,namun kalangan usia muda lebih rentan terserang penyakit ini.
A.Definisi
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi
otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ
jamur(Smeltzer, 2001).
Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan
oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok,
Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal
dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat
(Suriadi & Rita, 2001).
B.Etiologi
1.Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae
(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus
haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia
coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa
2.Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia
3.Faktor predisposisi : jenis kelamin lakilaki lebih sering dibandingkan
dengan wanita
4.Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu
119
terakhir kehamilan
5.Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.
6.Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan
dengan sistem persarafan
C.Klasifikasi
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada
cairan otak, yaitu :
1.Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan
otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa.
Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
2.Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan
medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae
(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss,
Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella
pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.
C.Patofisiologi
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan
septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media,
mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf
baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui
nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan
dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong
perkembangan bakteri.
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi
radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan
trombus dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami
120
gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi.
Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang
juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri
dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari
peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema
serebral dan peningkatan TIK.
Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi
meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps
sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada
sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel
dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.
D.Manifestasi klinis
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
1.Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
2.Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan
koma.
3.Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb:
a)Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami
kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.
b)Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam
keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.
c)Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan
fleksi lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada
salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang
berlawanan.
4.Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
5.Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat
eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik
tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak
teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat kesadaran.
121
6.Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
7.Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba
muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler
diseminata
E.Pemeriksaan Diagnostik
1.Analisis CSS dari fungsi lumbal :
a)Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel
darah putih dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap
beberapa jenis bakteri.
b)Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah
putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif,
kultur virus biasanya dengan prosedur khusus.
2.Glukosa serum : meningkat ( meningitis )
3.LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )
4.Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil ( infeksi
bakteri )
5.Elektrolit darah : Abnormal .
6.ESR/LED : meningkat pada meningitis
7.Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat
infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi
8.MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak
ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor
9.Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial.
F.Komplikasi
1.Hidrosefalus obstruktif
2.MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
3.Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)
4.SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )
5.Efusi subdural
122
6.Kejang
7.Edema dan herniasi serebral
8.Cerebral palsy
9.Gangguan mental
10.Gangguan belajar
11.Attention deficit disorder
123
Ensefalitis
I. Infeksi langsung
A. Antar manusia
1. Virus RNA
Mumps, Morbili, Rubella, Enterovirus
2. Virus DNA
Herpes virus, Varisella-zooster, CMV, Virus EP
B. Melalui serangga
1. Arbovirus
2. Flafivirus
C. Melalui mamalia
Rabies, Virus B Limpositik, Kloriomeningitis
124
A. SSPE
B. Progresif multifokal lekoensepalopati
PATOGENESIS
PATOGENE
125
Perjalanan penyakit bergantung dari :
1. Virus
2. Lokalisasi lesi
3. Luas lesi
4. Faktor imunitas
5. Faktor umur
R
6. Gangguan metabolik
7. Penyakit penyerta
• Panas mendadak
• Hiperpireksia
• Sakit kepala
• Mual
• Muntah
126
GEJALA NEUROLOGIK
Focal/umum, lama
LABORATORIUM
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING/DD:
1. Ensefalitis Non-virus
2. Penyakit metabolik, hipoglikemia, uremia ensefalopati
127
3. Intoksikasi – Reye sindrom
4. Tumor / Abses otak
5. Perdarahan subaraknoid
6. Multipel sklerosis akut
7. Status epileptikus
PENGOBATAN
Simptomatik
1. Membrantas kejang
Rektal Dosis : 5 – 10 mg
Penobarbital
2. Hiperpireksia
Surface cooling
Khlorpromazine 2-4 mg/kgbb/hari
Prometazine 4-6 mg/kgbb/hari
3. Edema otak
Manitol
Gliserol
6. Infeksi sekunder
Antibiotik
PENGOBATAN ETIOLOGIK
2. Acyclovir (ACV)
PROGNOSIS
PENCEGAHAN
129
Vaksinasi : a. morbili b. mump c. rubella
Meningocele
Definisi
- Menurut spina bifida Association of America, spina bifida adalah kedua yang
paling umum dan cacat tabung saraf yang paling sering mengakibatkan cacat lahir
cacat tetap. Diperkirakan bahwa sekitar 40% dari Amerika telah spina bifida
occulta. Namun, beberapa orang yang memiliki hal itu mungkin karena tidak ada
gejala dan karenanya mungkin tidak menyadari kondisi mereka, sehingga
persentase adalah sebuah perkiraan. Meningocele dan myelomeningocele yang
terlihat pada saat kelahiran dan dipasangkan bersama sebagai spina bifida
manifesta. Spina bifida manifesta terjadi pada sekitar satu dalam 1.000 kelahiran,
dengan 4-5% menjadi 95-96% meningocele dan menjadi myelomeningocele
- Meningocele adalah suatu istilah yang dapat digunakan untuk merujuk pada
lebih dari satu syarat. Spina bifida adalah suatu cacat lahir tabung saraf yang
melibatkan pembukaan yang abnormal di tulang belakang. Hal ini terjadi ketika
janin tulang belakang tidak menutup dengan benar selama bulan pertama
130
perkembangan janin. Dalam spina bifida occulta pembuka tulang di tulang
belakang ada, tapi jaringan saraf dan membran yang menutupi tulang belakang
(meninges) tidak terekspos. Karena tidak ada pembukaan, cacat mungkin muncul
sebagai sebuah lesung pipi, atau depresi, di dasar tulang punggung (sakrum).
Tanda lain dari spina bifida occulta adalah keberadaan gumpalan rambut di
sakrum. Ada kemungkinan bahwa sementara tidak ada pembukaan, vertebra
hilang dan ada kerusakan pada jaringan saraf.
- meningocele adalah kantung menonjol dari kolom tulang belakang, yang berisi
beberapa cairan tulang belakang dan meninges. Kantung tersebut dapat
dilindungi dengan kulit atau dengan meninges, dan tidak mengandung jaringan
saraf. Ini mungkin terletak di dekat otak atau di sepanjang tulang belakang.
Hydrocephalus jarang hadir, dan pemeriksaan neurologis mungkin saja normal.
Karena jaringan saraf tetap utuh, dapat diperbaiki oleh ahli bedah saraf yang
berpengalaman, dengan hasil yang sangat baik.
- myelomeningocele adalah jenis yang paling parah spina bifida karena sumsum
tulang belakang yang menonjol herniated ke dalam kantung. Jaringan saraf dan
saraf mungkin terkena. Sekitar 80% dari myelomeningoceles terjadi pada
punggung bagian bawah, di mana daerah lumbalis dan sakral bergabung.
Beberapa orang menyebut myelomeningocele spina bifida. Karena jaringan saraf
terkena, gejala penting hadir.
Karena risiko kerusakan jaringan saraf, pembengkakan, dan infeksi dalam cairan
tulang belakang dan otak dengan sebuah lubang di tulang belakang, pembedahan
131
untuk memperbaiki meningocele atau myelomeningocele biasanya dilakukan
dalam waktu 24 jam setelah kelahiran. Namun, meskipun pembukaan ditutup,
kerusakan apa pun yang telah dilakukan ke jaringan saraf permanen. Jika
hidrosefalus adalah berkembang, yang meningocele dapat dilakukan perbaikan
terlebih dahulu. Kemudian, beberapa hari kemudian, shunt dapat dimasukkan
untuk menyelesaikan hidrosefalus.
Jika hidrosefalus hadir pada saat lahir, kedua operasi dapat dilakukan pada waktu
yang sama untuk mengurangi risiko yang terkait dengan peningkatan tekanan
pada otak. Untuk mencegah pengeringan dari kantung, hal itu mungkin akan terus
basah dengan perban steril sampai operasi dimulai. Setelah anestesi telah
meletakkan bayi tidur dan operasi bebas rasa sakit, sebuah sayatan bedah dibuat
ke dalam kantung. Kelebihan fluida dikeringkan, dan meninges dibungkus di
sekitar tulang belakang untuk melindunginya.. Pembukaan, kemudian ditutup
dengan jahitan
Kondisi ini sering dikaitkan dengan gangguan dari jalur cairan serebrospinal
dengan akibat hidrosefalus. Tingkat defisit neurologis secara langsung
berhubungan dengan tingkat cacat sumsum tulang belakang dan sejauh mana.
Kalau saja bagian bawah tulang belakang yang terlibat (Conus), mungkin ada
hanya disfungsi usus dan kandung kemih, sedangkan yang paling luas lesi dapat
mengakibatkan total kelumpuhan kaki disertai disfungsi usus dan kandung kemih
Epidemiologi KARAKTERISTIK
INSIDEN 1 / 1000 kelahiran hidup
Patogenesis Karakterisasi
Embrio cacat Dimulai sebelum minggu ke-4 kehamilan sejak
neurulation (proses penutupan normal janin otak dan
sumsum tulang belakang) biasanya lengkap pada saat itu
132
neurulation di dasar tulang belakang, atau pecah di sana
setelah neurulation telah menjadi lengkap
133
Amerika Serikat. dengan cacat lahir yang dipastikan di wilayah
metropolitan yang lebih besar dari Boston, Philadelphia,
dan Toronto selama 1993-1996. Ibu yang diwawancarai
dalam waktu 6 bulan setelah melahirkan mengenai
berbagai faktor, termasuk rincian tentang penggunaan
vitamin. Delapan kelompok kasus disertakan: bibir
sumbing dengan atau tanpa langit-langit sumbing,
sumbing langit-langit mulut saja, conotruncal cacat, cacat
septum ventrikel, cacat saluran kemih, cacat reduksi
tungkai, hidrosefalus kongenital, dan stenosis pilorus (n's
berkisar 31-186). Kontrol adalah 521 bayi lahir tanpa
cacat (nonmalformed kontrol) dan 442 bayi dengan cacat
selain yang dari kasus (cacat kontrol).
134
sumbing saja dan cacat saluran kemih.
Diagnosis
Jika seseorang mempunyai spina bifida occulta, tanpa tanda-tanda luar dari cacat
tabung saraf dan tidak ada gejala, kondisi mungkin tak terdeteksi. Kantong yang
menonjol keluar yang terkait dengan meningocele dan myelomeningocele cukup
terlihat saat lahir. Untuk memahami sejauh mana cacat x ray, ultrasound,
computed tomography (CT) scan, atau Magnetic Resonance Imaging (MRI)
tulang belakang dapat diambil.
Spina bifida dapat didiagnosis pada masa ibu masih hamil, melalui penyaringan
pralahir. Jika spina bifida ditunjukkan, tes darah akan menunjukkan peningkatan
fetoprotein alfa. Namun, peningkatan kadar dapat hadir tanpa spina bifida,
sehingga tes lebih lanjut harus dilakukan jika tes positif. Ada peningkatan
fetoprotein alfa tingkat di sekitar 85% dari perempuan dengan janin dengan spina
bifida. USG dapat diandalkan mengungkapkan struktur tulang belakang janin.
Seorang bisa dilakukan amniosentesis untuk memeriksa kelainan kromosom.
Dalam amniosentesis, jarum suntik yang panjang digunakan untuk menarik cairan
ketuban keluar dari rahim melalui perut ibu. Karena kantung menonjol dari
meningocele dan myelomeningocele bisa terlihat sama di luar, penting untuk
diagnosis yang jelas, sebagai hasil yang diantisipasi dari dua kondisi ini sangat
berbeda
135
Alternatif Penatalaksanaan
Ada alternatif untuk bedah perbaikan. Risiko infeksi dan kerusakan pada tulang
belakang dan otak tinggi dengan bukaan ke tulang belakang, sehingga diperlukan
pembedahan untuk menutup pembukaan dan menguras kelebihan cairan yang
dapat memberikan tekanan pada otak. Spina bifida the Association of America
merekomendasikan bahwa semua wanita usia subur mengambil 0,4 mg asam folat
setiap hari, karena jumlah ini telah terbukti mengurangi kemungkinan cacat
tabung saraf. Sekali seorang wanita menyadari sedang hamil, kritis bulan pertama
tabung saraf pembangunan sudah masa lalu, dan asam folat tidak dapat
menyembuhkan kerusakan apapun yang telah dilakukan.
136
Hydrocephalus
Definisi
- Hidrosefalus adalah keadaan saat cairan otak (cairan jernih yang mengelilingi
otak dan susunan saraf dan sebagai bantalan) tidak dapat dialirkan keluar dari
otak. Cairan tersebut menumpuk di dalam otak.
- Hidrosefalus dapat menyebabkan kepala bayi dan anak kecil membesar karena
cairan otak yang berlebih. Pada anak besar yang ubun-ubun sudah tertutup,
hidrosefalus dapat menyebabkan sakit yang amat sangat di kepala karena
peningkatan tekanan dalam rongga kepala.
- Jika tidak dilakukan tindakan maka hidrosefalus dapat menyebabkan kerusakan
otak, gangguan fisik dan mental bahkan kematian. Dengan diagnosis dini dan
pengobatan yang tepat maka anak dengan hidrosefalus dapat pulih kembali.
Etiologi hidrosefalus
Cairan otak normalnya akan mengalir melalui saluran (ventrikel) dan keluar
melalui penampungan kecil (sisterna) yang berada di dasar otak. Cairan otak
berfungsi mengalirkan makanan dan membuang hasil metabolisme dari otak dan
disalurkan ke dalam pembuluh darah.
Jika ada sumbatan di ventrikel maka cairan otak akan menumpuk mengakibatkan
hidrosefalus. Penumpukan cairan otak juga bisa terjadi jika pleksus
koroidales/korodeus (penghasil cairan otak) memproduksi cairan otak secara
berlebihan atau cairan otak tidak dapat disalurkan ke pembuluh darah.
Manifestasi klinis
Tanda dari hidrosefalus tergantung dari usia bayi atau anak.
Bayi di bawah 1 tahun akan memberikan gejala pembesaran kepala karena tulang
tengkorak belum bersatu (ubun-ubun belum menutup). Selain kepala yang
membesar, tanda lainnya :
137
• Ubun-ubun membonjol
• Ada celah antara tulang tengkorak
• Peningkatan lingkar kepala
• Pembuluh darah yang membesar di kulit
• Mata yang turun ke dalam kelopak mata bawah (sehingga tidak terlihat
seluruhnya)
Bayi/anak dapat juga mengalami muntah, kejang, tidur terus-menerus, rewel. Pada
kasus yang berat anak dapat gagal tumbuh atau tidak berkembang sesuai usianya.
- Pada anak yang sudah tertutup ubun-ubunnya maka tidak mudah mengenali
pembesaran kepala karena penumpukan cairan di dalamnya. Pada keadaan ini
peningkatan tekanan pada otak menyebabkan sakit kepala berat pada tengah
malam atau pagi hari. Sakit kepala dapat disertai :
• Mual dan muntah
• Tidur terus menerus
• Gangguan keseimbangan dan motorik
• Pandangan ganda
• Juling
• Kejang
Perubahan perilaku, kehilangan kemampuan seperti berjalan atau berbicara dan
gangguan ingatan dapat muncul pada keadaan yang sudah lanjut.
Diagnosis
Anak yang menunjukkan tanda dan gejala di atas sebaiknya diperiksa oleh dokter
sesegera mungkin. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan pemeriksaan
tambahan seperti USG (bila ubun-ubun kepala belum tertutup), CT scan dan MRI
untuk mendapat gambaran di kepala.
Proses USG dan CT scan memancarkan frekuensi atau radiasi atau gelombang
suara yang sangat rendah dan tidak berbahaya.
138
Penatalaksaan
2. Ventrikulektomi
Pembedahan minimal dengan membuat saluran/lubang pengeluaran cairan otak
yang baru di ventrikel. Langkah ini sebagai pilihan pada anak >6 bulan dengan
angka keberhasilan yang lebih tinggi dan angka infeksi yang lebih rendah.
Dengan tatalaksana yang tepat maka anak dengan hidrosefalus dapat hidup
dengan normal. Pada anak dengan masalah kesehatan yang kompleks seperti spina
bifida atau perdarahan dalam otak pada prematuritas dapat mengalami komplikasi
139
karena penyakit yang mendasarinya. Pada anak-anak dengan kondisi kesehatan
tersebut tatalaksana dini dapat meningkatkan kemungkinan pemulihan.
140
MIKROSEFALUS
DEFINISI
ETIOLOGI
Penyebab utama:
141
• Sindroma Down
• Sindroma cri du chat
• Sindroma Seckel
• Sindroma Rubinstein-Taybi
• Trisomi 13
• Trisomi 18
• Sindroma Smith-Lemli-Opitz
• Sindroma Cornelia de Lange
Penyebab sekunder:
TERAPI
Perawatan pada mikrosefalus tergantung kepada penyebabnya. Bayi yang
menderita mikrosefalus seringkali bisa bertahan hidup tetapi cenderung
mengalami keterbelakangan mental, gangguan koordinasi otot dan kejang.
142
SINDROM ASPERGER
DEFINISI
INSIDENSI
Sindrom ini lebih banyak diderita pria. Sering terjadi, penderita sindrom
Asperger s tampak janggal dalam lingkungannya. Tapi saat dites, banyak
penderita yang memiliki tingkat intelektual di atas rata-rata dan mereka sering
sukses dalam bidang-bidang sains, membuat program komputer, dan musik.
Tidak ada indikasi dari retardasi bahasa atau retardasi dalam rasa ingin
tahu yang tipikal pada usianya.
144
SINDROMA RETT
DEFINISI
ETIOLOGI
145
Gangguan tersebut merupakan kemunduran dalam perkembangan, bayi
dengan gangguan Rett pada awalnya terlihat normal layaknya bayi-bayi normal
lainnya, gangguan tersebut mulai terlihat nyata ketika usia mencapai 5 bulan dan
tahun-tahun berikutnya. Bentuk-bentuk kemunduran dapat berupa gerakan tangan
menjadi tak terkendali, gerakan yang terarah hilang, disertai dengan gangguan
komunikasi dan penarikan diri secara sosial. Gerakan-gerakan otot tampak makin
tidak terkoordinasi.
MANIFESTASI KLINIS
Gangguan Rett atau Rett sindrom terdiri dari beberapa tahap gangguan :
Stage I
Gejala gangguan ini dimulai pada usia 6 sampai 18 bulan usia bayi.
Pada tahap ini bayi mulai menghindari kontak mata dan kehilangan minat
pada benda-benda mainan. Pada tahap ini bayi mengalami keterlambatan
dalam merangkak dan duduk.
Stage II
Stage III
Stage IV
Banyak pasien dengan gangguan Rett meninggal secara tiba-tiba pada saat
tidur. Diperkirakan adanya kerusakan syaraf otak yang berhubungan dengan
sistem pernafasan., kondisi ini disebut dengan sudden infant death syndrome
147
(SIDS). Rata-rata usia pasien dengan sindrom Rett dapat bertahan hidup 40-50
tahun. Hampir keseluruhan hidup pasien membutuhkan pertolongan dari orang
lain.
KOMPLIKASI
ETIOLOGI
Penyebab utama gangguan ini tidak diketahui secara pasti, namun banyak
kasus yang terdeteksi disebabkan oleh mutasi dari gen MECP2, merupakan gen
yang terlibat dalam pembuatan protein untuk perkembangan otak secara normal.
Gen MECP2 terbentuk dari kromosom X, satu dari dua kromosom sebagai
pembeda jenis kelamin seseorang.
148
Menurut penelitian ditemukan perbedaan dalam setiap sel yang ada. Perbedaan
antar sel ini masih dalam penelitian para ahli.
Beberapa anak laki-laki dengan gangguan Rett yang dapat bertahan hidup
karena memiliki mutasi gen MECP2 dengan kromosom X lebih. Sangat sedikit
dari anak laki-laki dapat memutasikan gen tersebut hanya beberapa sel saja,
diantaranya dapat bertahan hingga usia dewasa.
149
Anak yang diduga mengidap RS juga perlu mengikuti tes darah dan urin,
pemetaan susunan syaraf dan uji imajinasi anak dengan CT scan (computerized
tomography) atau MRI (magnetic resonance imaging) serta beberapa tes lainnya
untuk diagnosa yang lebih tepat.
TREATMENT
Dibutuhkan biaya sangat besar untuk perawatan anak dengan sindrom Rett
sehingga kebanyak anak dengan RS lebih banyak dirawat di rumah. Orangtua
haruslah memonitor anak secara lengkap dengan bantuan para ahli; dokter anak,
ahli syaraf dan ahli perkembangan anak.
150
Sampai saat ini tidak ada obat-obatan yang dapat menyembuhkan sindrom
Rett, oleh karenanya tidak ada obat-obatan khusus untuk penderita gangguan ini,
dokter hanya memberikan obat-obatan terntentu dari simtom yang muncul.
Terapi bahasa dan bicara dilatih pada anak dengan RS bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan berbahasa dan mengenal komunikasi nonverbal.
151
Daftar Pustaka
Soetjiningsih.1998. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
152