You are on page 1of 23

MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

SISTEM TUBUH MANUSIA

Nama : Agung Jatmiko


NIM: K4308023
Prodi: P. Biologi /VI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
System tubuh manusia

Gambar gabungan anatomi lelaki dan wanita yang disediakan atas izin
www.3dscience.com
 Sistem kardiovaskular
 Sistem pencernaan
 Sistem endokrin
 Sistem kekebalan
 Sistem integumen
 Sistem limfatik
 Sistem otot
 Sistem saraf
 Sistem reproduksi
 Sistem pernafasan
 Sistem rangka
 Sistem urin
A. System Peredaran Darah / Sistem Transportasi
Transportasi ialah proses pengedaran berbagai zat yang diperlukan ke seluruh
tubuh dan pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan dari tubuh.
Alat transportasi pada manusia terutama adalah darah. Di dalam tubuh darah
beredar dengan bantuan alat peredaran darah yaitu jantung dan pembuluh darah.
Selain peredaran darah, pada manusia terdapat juga peredaran limfe (getah bening)
dan yang diedarkan melalui pembuluh limfe.
Pada hewan alat transpornya adalah cairan tubuh, dan pada hewan tingkat tinggi
alat transportasinya adalah darah dan bagian-bagiannya. Alat peredaran darah
adalah jantung dan pembuluh darah.
1. Darah
Bagian-bagian darah
Sel-sel darah (bagian yg padat)
 Eritrosit (sel darah merah)
 Leukosit (sel darah putih)
 Trombosit (keping darah)

sel-darah
Plasma Darah (bagian yg cair)
 Serum
 Fibrinogen
Fungsi Darah
Darah mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Mengedarkan sari makanan ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh plasma darah
2. Mengangkut sisa oksidasi dari sel tubuh untuk dikeluarkan dari tubuh yang dilakukan
oleh plasma darah, karbon dioksida dikeluarkan melalui paru-paru, urea dikeluarkan
melalui ginjal
3. Mengedarkan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar buntu (endokrin) yang dilakukan
oleh plasma darah.
4. Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh sel-sel darah merah
5. Membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh yang dilakukan oleh sel darah putih
6. Menutup luka yang dilakuakn oleh keping-keping darah
7. Menjaga kestabilan suhu tubuh.
2. Jantung

jantung-manusia
Jantung manusia dan hewan mamalia terbagi menjadi 4 ruangan yaitu: bilik kanan, bilik
kiri, serambi kanan, serambi kiri. Pada dasarnya sistem transportasi pada manusia dan
hewan adalah sama.
3. Pembuluh Darah
Ada 3 macam pembuluh darah yaitu: arteri, vena, dan kapiler (yang merupakan pembuluh
darah halus)
Pembuluh Nadi
 Tempat Agak ke dalam
 Dinding Pembuluh Tebal, kuat, dan elastis
 Aliran darah Berasal dari jantung
 Denyut terasa
 Katup Hanya disatu tempat dekat jantung
 Bila ada luka Darah memancar keluar
Pembuluh Vena
1. Dinding Pembuluh Tipis, tidak elastis
2. Dekat dengan permukaan tubuh (tipis kebiru-biruan)
3. Aliran darah Menuju jantung
4. Denyut tidak terasa
5. Katup Disepanjang pembuluh
6. Bila ada luka Darah Tidak memancar
1. Sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda
Dalam keadaan normal darah ada didalam pembuluh darah, ujung arteri bersambung
dengan kapiler darah dan kapiler darah bertemu dengan vena terkecil (venula) sehingga
darah tetap mengalir dalam pembuluh darah walaupun terjadi pertukaran zat, hal ini
disebut sistem peredaran darah tertutup.
Peredaran darah ganda pada manusia, terdiri peredaran darah kecil (jantung –paru-paru –
kembali ke jantung) dan peredaran darah besar (jantung – seluruh tubuh dan kembali ke
jantung). Peredaran ini melewati jantung sebanyak 2 kali.
5. Getah Bening
Disamping darah sebagai alat transpor, juga terdapat cairan getah bening. Terbentuknya
cairan ini karena darah keluar melalui dinding kapiler dan melalui ruang antarsel kemudian
masuk ke pembuluh halus yang dinamakan pembuluh getah bening (limfe).
B. System Pencernaan
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut
dimulai dari
1. Rongga Mulut,
2. Esofagus
3. Lambung
4. Usus Halus
5. Usus Besar
6. Rektum
7. Anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan dan sistem pernafasan.
Bagian dalamdari mulut dilapisi oleh selaput lendir.
Saluran dari kelenjar liur di pipi, dibawah lidah dan dibawah rahang mengalirkan isinya ke
dalam mulut.
Di dasar mulut terdapat lidah, yangberfungsi untuk merasakan dan mencampur makanan.
Di belakang dan dibawah mulut terdapat tenggorokan (faring).
Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah.
Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung.
Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.
Penciuman lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan dikunyah oleh gigi belakang
(molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna.
Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan
enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.
Pada saat makan, aliran dari ludah membersihkan bakteri yang bisa menyebabkan
pembusukan gigi dan kelainan lainnya.
Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein
dan menyerang bakteri secara langsung.
Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
Epiglotis akan tertutup agar makanan tidak masuk ke dalam pipa udara (trakea) dan ke
paru-paru, sedangkan bagian atap mulut sebelah belakang (palatum mole, langit-langit
lunak) terangkat agar makanan tidak masuk ke dalam hidung.
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan dilapisi
oleh selaput lendir.
Kerongkongan menghubungkan tenggorokan dengan lambung.
Makanan didorong melalui kerongkongan bukan oleh gaya tarik bumi, tetapi oleh
gelombang kontraksi dan relaksasi otot ritmik yang disebut dengan peristaltik.

Lambung
Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai, terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfingter), yang bisa membuka dan menutup.
Dalam keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam
kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim.
Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting:
- lendir
- asam klorida
- prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein).
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan enzim.
Setiap kelainan pada lapisan lendir ini (apakah karena infeksi oleh bakteri Helicobacter
pylori atau karena aspirin), bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada
terbentuknya tukak lambung.
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein.
Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan
cara membunuh berbagai bakteri.
Pelepasan asam dirangsang oleh:
- saraf yang menuju ke lambung
- gastrin (hormon yang dilepaskan oleh lambung)
- histamin (zat yang dilepaskan oleh lambung).
Pepsin bertanggungjawab atas pemecahan sekitar 10% protein.
Pepsin merupakan satu-satunya enzim yang mencerna kolagen, yang merupakan suatu
protein dan kandungan utama dari daging.
Hanya beberapa zat yang bisa diserap langsung dari lambung (misalnya alkohol dan
aspirin) dan itupun hanya dalam jumlah yang sangat kecil.
Usus halus
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan
bagian pertama dari usus halus.
Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa
dicerna oleh usus halus.
Jika penuh, duodenum akan mengirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti
mengalirkan makanan.
Duodenum menerima enzim pankreatik dari pankreas dan empedu dari hati.
Cairan tersebut (yang masuk ke dalam duodenum melalui lubang yang disebut sfingter
Oddi) merupakan bagian yang penting dari proses pencernaan dan penyerapan.
Gerakan peristaltik juga membantu pencernaan dan penyerapan dengan cara mengaduk
dan mencampurnya dengan zat yang dihasilkan oleh usus.
Beberapa senti pertama dari lapisan duodenum adalah licin, tetapi sisanya memiliki
lipatan-lipatan, tonjolan-tonjolan kecil (vili) dan tonjolan yang lebih kecil (mikrovili).
Vili dan mikrovili menyebabkan bertambahnya permukaan dari lapisan duodenum,
sehingga menambah jumlah zat gizi yang diserap.
Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah duodenum, terdiri dari jejunum dan ileum.
Bagian ini terutama bertanggungjawab atas penyerapan lemak dan zat gizi lainnya.
Penyerapan ini diperbesar oleh permukaannya yang luas karena terdiri dari lipatan-lipatan,
vili dan mikrovili.
Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati
melalui vena porta.
Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu
melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan
sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Kepadatan dari isi usus berubah secara bertahap, seiring dengan perjalanannya melalui
usus halus.
Di dalam duodenum, air dengan cepat dipompa ke dalam isi usus untuk melarutkan
keasaman lambung.
Ketika melewati usus halus bagian bawah, isi usus menjadi lebih cair karena mengandung
air, lendir dan enzim-enzim pankreatik.

Pankreas
Pankreas merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar:
- Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
- Pulau pankreas, menghasilkan hormon.
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke
dalam darah.
Enzim-enzim pencernaan dihasilkan oleh sel-sel asini dan mengalir melalui berbagai
saluran ke dalam duktus pankreatikus.
Duktus pankreatikus akan bergabung dengan saluran empedu pada sfingter Oddi, dimana
keduanya akan masuk ke dalam duodenum.
Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak.
Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan
dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran
pencernaan.
Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi
duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
3 hormon yang dihasilkan oleh pankreas adalah:
- Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah
- Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah
- Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon lainnya (insulin dan
glukagon).
Hati
Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi, beberapa
diantaranya berhubungan dengan pencernaan.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah
yang kecil-kecil (kapiler).
Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih
besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta.
Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang
masuk diolah.
Darah diolah dalam 2 cara:
- Bakteri dan partikel asing lainnya yang diserap dari usus dibuang
- Berbagai zat gizi yang diserap dari usus selanjutnya dipecah sehingga dapat digunakan
oleh tubuh.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan
zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
Hati menghasilkan sekitar separuh dari seluruh kolesterol dalam tubuh, sisanya berasal
dari makanan.
Sekitar 80% kolesterol yang dihasilkan di hati digunakan untuk membuat empedu.
Hati juga menghasilkan empedu, yang disimpan di dalam kandung empedu.
Kandung empedu & Saluran empedu
Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, yang selanjutnya
bergabung membentuk duktus hepatikus umum.
Saluran ini kemudian bergabung dengan sebuah saluran yang berasal dari kandung empedu
(duktus sistikus) untuk membentuk saluran empedu umum.
Duktus pankreatikus bergabung dengan saluran empedu umum dan masuk ke dalam
duodenum.
Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan hanya
sedikit empedu yang mengalir dari hati.
Makanan di dalam duodenum memicu serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf
sehingga kandung empedu berkontraksi.
Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan
makanan.
Empedu memiliki 2 fungsi penting:
- Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
- Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin yang
berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.
Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut:
- Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam
lemak untuk membantu proses penyerapan
- Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu
menggerakkan isinya
- Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai limbah dari sel
darah merah yang dihancurkan
- Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari tubuh
- Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam empedu.
Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan
kembali ke dalam empedu.
Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik.
Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari.
Dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu masuk ke dalam usus besar (kolon).
Di dalam kolon, bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai unsur pokok. Beberapa
dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang bersama tinja.
Usus besar
Usus besar terdiri dari:
- Kolon asendens (kanan)
- Kolon transversum
- Kolon desendens (kiri)
- Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum).
Apendiks (usus buntu) merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk seperti tabung, yang
terletak di kolon asendens, pada perbatasan kolon asendens dengan usus halus.
Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja.
Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum
bentuknya menjadi padat.
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan
dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.
Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa
menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di dalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi
yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

Rektum & Anus


Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon
sigmoid) dan berakhir di anus.
Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada
kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka
timbul keinginan untuk buang air besar.Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa
menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan
dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda buang air besar.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari
tubuh.
Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus.
Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.
Sumber Artikel : http://medicastore.com/penyakit/9/Biologi_Sistem_Pencernaan.html
C. Sistem Endokrin
Sistem endoktrin adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi hormon yang
mengatur aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar hipofisa/putuitari, kelenjar
pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi
tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh.
Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan
karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang
mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi
dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui
neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
Tidak semua kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisa; beberapa diantaranya
memberikan respon, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap konsentrasi zat-zat di
dalam darah:
# Sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula dan asam
lemak
# Sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat
# Medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon terhadap
perangsangan langsung dari sistem saraf parasimpatis.
Banyak organ yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon, tetapi biasanya tidak
disebut sebagai bagian dari sistem endokrin.

Beberapa organ ini menghasilkan zat-zat yang hanya beraksi di tempat pelepasannya,
sedangkan yang lainnya tidak melepaskan produknya ke dalam aliran darah.

Contohnya, otak menghasilkan berbagai hormon yang efeknya terutama terbatas pada
sistem saraf.

Sistem Endokrin

HORMON

Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ,
yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. Sebagian besar hormon merupakan protein
yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya
merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam
jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas.

Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara hormon
dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada akhirnya
hormon mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan:
# Hormon mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-
ciri seksual
# Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energi
# Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah.

Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon yang lainnya
mempengaruhi seluruh tubuh.

Misalnya, TSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid.
Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini mempengaruhi
sel-sel di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau pankreas dan mempengaruhi
metabolisme gula, protein serta lemak di seluruh tubuh.
PENGENDALIAN ENDOKRIN

Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah bisa
menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk mengendalikan
fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas-batas yang tepat.
Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih
sedikit hormon.

Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka merasakan bahwa
kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar
target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka hipotalamus dan
kelenjar hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan mereka
berhenti melepaskan hormon.

Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada dibawah kendali hipofisa.

Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi yang memiliki
jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan peningkatan sekresi
LH dan FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron
pada indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya.

Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap bioritmik ini
masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ memberikan respon
terhadap semacam jam biologis.

Faktor-faktor lainnya juga merangsang pembentukan hormon.

Prolaktin (hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa) menyebabkan kelenjar susu di
payudara menghasilkan susu. Isapan bayi pada puting susu merangsang hipofisa untuk
menghasilkan lebih banyak prolaktin. Isapan bayi juga meningkatkan pelepasan oksitosin
yang menyebabkan mengkerutnya saluran susu sehingga susu bisa dialirkan ke mulut bayi.

Kelenjar semacam pulau pakreas dan kelenjar paratiroid, tidak berada dibawah kendali
hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri untuk merasakan apakah tubuh memerlukan
lebih banyak atau lebih sedikit hormon.

Misalnya kadar insulin meningkat segera setelah makan karena tubuh harus mengolah gula
dari makanan. Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula darah akan turun sampai sangat
rendah.
tags: gudang ilmu pengetahuan
D. Sistem Kekebalan
Setiap makhluk hidup dibekali suatu sistem kekebalan (imunitas) tubuh. Tingkat kekebalan
tubuh ini bervariasi, dari yang sangat sederhana sampai yang kompleks, seperti pada
manusia.
Sistem kekebalan tubuh manusia dibagi 2, yaitu kekebalan tubuh tidak spesifik dan
kekebalan tubuh spesifik. Kekebalan tidak spesifik ditujukan untuk menangkal masuknya
segala macam zat dari luar yang asing bagi tubuh, yang dapat menimbulkan kerusakan
tubuh (penyakit). Contohnya berbagai bakteri, virus, parasit, atau zat-zat yang berbahaya
bagi tubuh.
Yang termasuk sistem kekebalan tubuh tidak spesifik misalnya pertahanan fisik (kulit,
selaput lendir), kimiawi (enzim, keasaman lambung), mekanik (gerakan usus, rambut getar
selaput lendir), fagositosis (penelanan kuman atau zat asing oleh sel darah putih), serta zat
komplemen yang berfungsi pada berbagai proses pemusnahan kuman atau zat asing.
Kerusakan pada sistem pertahanan ini akan memudahkan masuknya kuman atau zat asing
ke dalam tubuh. Misalnya, kulit yang luka, gangguan keasaman lambung, gangguan
gerakan usus, atau gangguan proses penelanan kuman atau zat asing oleh sel darah putih
(leukosit).
Bila masuknya kuman atau zat asing tidak dapat ditangkal oleh daya tahan tubuh tidak
spesifik, maka diperlukan sistem kekebalan tubuh dengan tingkat yang lebih tinggi atau
spesifik. Kekebalan ini hanya berperan pada kuman atau zat asing yang sudah dikenal,
artinya bila jenis kuman atau zat asing tersebut sudah pernah atau lebih dari satu kali
masuk ke dalam tubuh manusia.
Sistem kekebalan tubuh harus selalu dalam keadaan seimbang.Jika tidak, akan terganggu.
Penyebab gangguan sistem kekebalan tubuh ada yang tidak diketahui dan telah ada sejak
lahir (primer). Ada juga gangguan kekebalan sekunder karena faktor lain, misalnya infeksi
(AIDS, campak dan lain-lain), gizi buruk, serta penyakit ganas misalnya kanker, leukemia,
obat-obatan misalnya obat yang mengandung hormon kortikosteroid, obat untuk kanker,
dan lain-lain.
Sebetulnya, tubuh memiliki zat yang secara otomatis akan menormalkan sistem
imun.Kalau imunnya kurang maka ditingkatkan, kalau terlalu tinggi diturunkan.Di dalam
tubuh, ada zat yang mempunyai sifat seperti itu. Namun, ada kalanya tubuh tak berhasil
menormalkan sistem imunnya sendiri. Akhirnya, dicarilah cara menormalkan sistem imun
tubuh dari luar dengan imunomodulator.
Imunomodulator adalah zat yang dapat memodulasi (mengubah atau memengaruhi) sistem
imun tubuh menjadi ke arah normal. Produk imunomodulator berperan menguatkan sistem
imun tubuh (imuno stimulator) atau menekan reaksi sistem imun yang berlebihan (imuno
suppressan).Misalnya,diberikan bersama antibiotic.Selain sintetik, produk imunomodulator
kini juga dibuat dari tanaman. Ternyata, ada tanaman tertentu yang memiliki efek
meningkatkan kekebalan tubuh. Misalnya, daun meniran. Setelah diteliti, daun ini punya
efek meningkatkan sistem imun tubuh. Sekarang sudah dibuat dalam bentuk obat. Yang
harus diketahui, imunomodulator adalah obat, dan bukan suplemen yang bisa dikonsumsi
sehari-hari. Fungsinya pun hanya membantu meningkatkan kekebalan.
Konsumsi imunomodulator pada orang normal tidak ada gunanya, karena tubuh masih bisa
menyeimbangkan sistem imun.. Sistem imun tubuh itu, kan, sama seperti organ tubuh lain,
memerlukan energi. Oleh karenanya, agar sistem imun tubuh baik, gizi pun harus
seimbang. Sel-sel kekebalan itu bisa bergerak, butuh makanan (energi) juga. Jadi, makan
cukup protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Sama seperti fungsi organ lain.
E. Sistem Integumen
1. Muka
Pada kedua belah pipi dan hidung menyerupai topeng (topeng kehamilan)
Cloasma gravidarum / zwangerschapmasker.

2. Areola Mamae dan Putting susu


Areola Mamae daerah yang warnanya hitam disekitar putting susu, pada
kehamilan warnanya akan lebih hitam, daerah sekitar yang biasanya tidak
berwarna, sekarang berwarna hitam (secundair areola mamae). Puting susu
juga menghitam dam membesar, lebih menonjol.
Payudara secara bertahap mengalami pembesaran Karena peningkatan
pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah. Pada awal kehamilan,
keluar cairan jernih (kolostrum). Pigmen disekitar puting (areola) tumbuh
lebih gelap Kelenjar Montgomery menonjol keluar.

3. Linea alba
Garis hitam yg terbentang dr atas symphisis – pusat. Warna lebih hitam,
kecuali akan timbul garis baru yg terbentang di tengah-tengah atas pusat ke
atas (linea nigra). Pada bagian badan ini kecuali ada hiperpigmentasi
adapula yang mirip garis-garis pada kulit (Striae Gravidarum).

Dua macam striae gravidarum :


a. Striae Livide
Garis-garis yang warnanya biru pada kulit (pada primigravida). Striae
terjadi karena : ada H yang berlebihan dan ada pembesaran/ peregangan
pada jaringan yang menimbulkan perdarahan pada kapiler halus di bawah
kulit warna biru. Peregangan kulit ini dapat sembuh dan menimbulkan
bekas seperti parut yang berwarna putih, jadi garis yang warnanya biru
menjadi putih, karena sudah mengalami peregangan

Striae albicans (pada multigravida).


Biasanya terdapat pada buah dada, perut dan paha. Striae ini kadang-kadang
menimbulkan perasaan gatal pada penderita, yang disebabkan adanya
peregangan jaringan yang menyebabkan

4. Hiperpigmentasi.
Hiperpigmentasi terjadi karena kelenjar pituitari yang memingkat dan
mengeluarkan hormon melanotropin yang dipengaruhi oleh MSH
(Melanotropin Stimulating Hormon).
F. Sistem Limfatik
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan
limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal dari plasma
darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan
ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam
kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi.
Sistem limfa berfungsi untuk:
a. memberikan pertahanan tubuh melawan penyakit.
b. mengembalikan cairan yang berlebih dari jaringan tubuh ke dalam darah.
c. menyerap lemak yang berada di dalam usus halus untuk diangkut ke dalam
darah. Sistem limfatik terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut.
a). Pembuluh Limfa
Pembuluh limfa berfungsi untuk mengangkut cairan untuk kembali ke peredaran
darah. Limfa sebenarnya merupakan cairan plasma darah yang merembes keluar
dari pembuluh kapiler di sistem peredaran darah dan kemudian menjadi cairan
intersisial ruang antarsel pada jaringan.
Pembuluh limfa dibedakan menjadi:
1). Pembuluh Limfa Kanan ( Duktus Limfatikus Dekster )
Pembuluh limfa kanan terbentuk dari cairan limfa yang berasal dari daerah kepala
dan leher bagian kanan, dada kanan, lengan kanan, jantung dan paru-paru yang
terkumpul dalam pembuluh limfa. Pembuluh limfa kanan bermuara di pembuluh
balik (vena) di bawah selangka kanan.
2). Pembuluh Limfa Kiri ( Duktus Toraksitus )
Pembuluh limfa kiri disebut juga pembuluh dada. Pembuluh limfa kiri terbentuk
dari cairan limfa yang berasal dari kepala dan leher bagian kiri dan dada kiri,
lengan kiri, dan tubuh bagian bawah. Pembuluh limfa ini bermuara di vena bagian
bawah selangka kiri. Peredaran limfa merupakan peredaran yang terbuka.
Peredaran ini dimulai dari jaringan tubuh dalam bentuk cairan jaringan. Cairan
jaringan ini selanjutnya akan masuk ke dalam kapiler limfa. Kemudian kapiler
limfa akan bergabung dengan kapiler limfa yang membentuk pembuluh limfa yang
lebih besar dan akhirnya bergabung menjadi pembuluh limfa besar yaitu pembuluh
limfa kanan dan kiri. Kurang lebih 100 mil cairan limfa akan dialirkan oleh
pembuluh limfa menuju vena dan dikembalikan ke dalam darah.
b. Organ-Organ Limfoid
Organ-organ limfoid berperan sebagai tempat hidup sel fagositik. Organ-organ
limfoid terdiri atas limpa, nodus limfa, sumsum tulang, timus, dan tonsil.
1). Limfa
Limpa merupakan organ limfoid yang paling besar. Kelenjar yang dihasilkan dari
limpa berwarna ungu tua. Limpa terletak di belakang lambung. Fungsi limpa antara
lain:
a) membunuh kuman penyakit;
b) membentuk sel darah putih (leukosit) dan antibodi;
c) menghancurkan sel darah merah yang sudah tua.
2). Nodus limfa
Nodus limfa terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil yang disebut nodulus.
Nodulus terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil lagi yang disebut sinus. Di
dalam sinus terdapat limfosit dan makrofag. Fungsi nodus limfa adalah untuk
menyaring mikroorganisme yang ada di dalam limfa.
3). Sumsum tulang
Sumsum tulang merupakan jaringan penghasil limfosit. Sel-sel limfosit yang
dihasilkan tersebut akan mengalami perkembangan. Limfosit yang berkembang di
dalam sumsum tulang akan menjadi limfosit B. Sedangkan limfosit yang
berkembang di dalam kelenjar timus akan menjadi limfosit T. Limfosit-limfosit ini
berperan penting untuk melawan penyakit.
4). Timus
Timus memiliki fungsi spesifik, yaitu tempat perkembangan limfosit yang
dihasilkan dari sumsum merah untuk menjadi limfosit T. Timus tidak berperan
dalam memerangi antigen secara langsung seperti pada organ-organ limfoid yang
lain. Untuk memberikan kekebalan pada limfosit T ini, maka timus mensekresikan
hormon tipopoietin.
5). Tonsil
Tonsil disebut juga amandel. Tonsil terletak di bagian kiri dan kanan pangkal
tenggorokan. Tonsil mensekresikan kelenjar yang banyak mengandung limfosit,
sehingga tonsil dapat berfungsi untuk membunuh bibit penyakit dan melawan
infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dan faring.
G. Sistem Otot
Otot merupakan alat gerak aktif. Pada umumnya hewan mempunyai kemampuan untuk
bergerak. Gerakan tersebut disebabkan karena kerja sama antara otot dan tulang.
Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika tidak digerakan oleh otot. Otot
mampu menggerakan tulang karena mempunyai kemampuan berkontraksi.
Otot memiliki tiga kemampuan khusus yaitu :
1. kontraktibilitas : kemampuan untuk berkontraksi / memendek
2. Ekstensibilitas : kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan yang
ditimbulkan saat kontraksi
3. Elastisitas : kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah berkontraksi.
Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan relaksasi
Menurut letaknya, otot dibedakan menjadi otot-otot batang badan, otot-otot anggota
gerak dan otot-otot kepala. Otot-otot batang badan terdiri dari otot-otot perut, otot-otot
punggung, otot-otot dada dan otot-otot leher. Otot punggung tidak terlihat dari
permukaan tubuh. Otot punggung berfungsi untuk gerak-gerik tulang belakang. Otot
perut terentang antara gelang panggul dan rangka dada. Otot-otot tersebut dapat
memendek secara aktif.
Sedangkan Menurut jenis dasarnya otot terdiri dari :
A. Bagian-bagian otot:
1. Sarkolema
Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung
otot
2. Sarkoplasma
Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana miofibril dan
miofilamen berada
3. Miofibril
Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
4. Miofilamen
Miofilamen adalah benang-benang/filamen halus yang berasal dari miofibril.Miofibril
terbagi atas 2 macam, yakni :
a. miofilamen homogen (terdapat pada otot polos)
b. miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada otot rangka/otot
lurik).
Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut aktomiosin (aktin dan
miosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika otot kita berkontraksi (memendek)maka protein
aktin yang sedang bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi (memanjang) maka
miosin yang sedang bekerja.
 
B. Jaringan otot terdiri dari:
1. Otot Polos (otot volunter)
* Nama lain : otot alat-alat dalam / visceral / musculus nonstriated / otot involunter
* Struktur : bentuk serabut panjang seperti kumparan, dengan ujung runcing, dengan inti
berjumlah satu terletak dibagiann tengah.
* Kontraksi : tidak menurut kehendaK atau diluar kendali sistem saraf pusat, gerakan
lambat, ritmis dan tidak mudah lelah.
Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan bergelondong.
Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) / invontary, memiliki satu nukleus
yang terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada saluran pencernaan
seperti:lambung dan usus.
2. Otot Lurik (otot rangka)
* Nama lain: otot rangka, otot serat lintang (musculus striated) atau otot involunter
* Struktur : serabut panjang, berwarna/lurik dengan garis terang dan gelap, memiliki inti
dalam jumlah banyak dan terletak dipinggir
* Kontraksi: menurut kehendak kita (dibawah kendali sistem syaraf pusat), gerakan cepat,
kuat, mudah lelah dan tidak beraturan
Otot rangka merupakan jenis otot yang melekat pada seluruh rangka, cara kerjanya
disadari (sesuai kehendak), bentuknya memanjang dengan banyak lurik-lurik, memiliki
nukleus banyak yang terletak di tepi sel. Contoh otot pada lengan
3. Otot Jantung (otot cardiak)
* Nama lain: Myocardium atau musculus cardiata atau otot involunter
* struktur : Bentuk serabutnya memanjang, silindris, bercabang. Tampak adanya garis
terang dan gelap. memiliki satu inti yang terletak di tengah
* Kontraksi: tidak menurut kehendak, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah
Otot jantung hanya terdapat pada jantung. Otot ini merupakan otot paling istimewa karena
memiliki bentuk yang hampir sama dengan otot lurik, yakni mempunyai lurik-lurik tapi
bedanya dengan otot lurik yaitu bahwa otot lirik memiliki satu atau dua nukleus yang
terletak di tengah/tepi sel. Dan otot jantung adalah satu-satunya otot yang memiliki
percabangan yang disebut duskus interkalaris. Otot ini juga memiliki kesamaan dengan
otot polos dalam hal cara kerjanya yakni involuntary (tidak disadari).
Pada anggota gerak atas kita terdapat otot bahu, otot lengan atas, otot lengan bawah dan
otot tangan. Sedangkan otot-otot anggota gerak bawah dapat dibedakan atas otot pangkal
paha, otot tungkai atas, otot tungkai bawah dan otot kaki.
Otot kepala terdiri dari otot-otot wajah dan otot kunyah. Otot wajah pada satu atau kedua
ujungnya menempel pada kulit sehingga kita dapat menggerakkan kulit wajah (muka) kita.
Otot ini disebut juga otot mimik. Otot mimik terkumpul di sekitar mulut, hidung, mata dan
telinga, sebagian ke daerah leher dan ke daerah kepala. Otot kunyah melekat pada rahang
bawah, diantaranya yaitu otot lidah yang berpangkal pada tulang lidah, rahang bawah dan
tengkorak. Otot ini menentukan gerakan lidah kita.
H. Sistem syaraf
Sistem syaraf adalah sebuah sistem organ yang mengandung jaringan sel-sel khusus yang disebut
neuron yang mengkoordinasikan tindakan binatang dan mengirimkan sinyal antara berbagai
bagian tubuhnya. Pada kebanyakan hewan sistem saraf terdiri dari dua bagian, pusat dan perifer.
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer terdiri dari
neuron sensorik, kelompok neuron yang disebut ganglia, dan saraf menghubungkan mereka satu
sama lain dan sistem saraf pusat. Daerah ini semua saling berhubungan melalui jalur saraf yang
kompleks. Di sistem saraf enterik, suatu subsistem dari sistem saraf perifer, memiliki kapasitas,
bahkan ketika dipisahkan dari sisa dari sistem saraf melalui sambungan primer oleh saraf vagus,
untuk berfungsi dengan mandiri dalam mengendalikan sistem gastrointestinal.

You might also like