You are on page 1of 24

PROPOSAL PENELITIAN

A. Identitas Mahasiswa :

Nama : SYAMSUL BAKHTIAR ASS

Nim : 09 61201 213

Jurusan : Manajemen

Program Studi : Manajemen

Konsentrasi : Manajemen Keuangan

Alamat : Jl. Pasar Ikan Macoa Kecamatan Lau Kabupaten Maros

B. Judul :

Efektivitas Kemitraan PT. PLN (Persero) Ranting Maros dengan KUD

sebagai Payment Point dalam Penagihan Rekening Listrik.

C. Latar Belakang

Setiap perusahaan, baik perusahaan kecil maupun besar memiliki

keinginan untuk melakukan kemajuan di dalam menjalankan usahanya, baik

itu dari segi kemudahan maupun tingkat pencapaian hasil. Perkembangan

dan perluasan yang dilakukan oleh perusahaan harus didukung oleh sarana

dan prasarana yang memadai agar semua perencanaan yang dilakukan

1
dapat terlaksana dengan baik dan mendapatkan hasil yang memuaskan. Hal

ini menuntut perusahaan mencari alternatif-alternatif jitu untuk mendukung

apa yang dicita-citakan, seperti dibutuhkannya solusi, inovasi dan strategi

apa yang harus diambil oleh pimpinan manajemen (Top Management).

Seperti kita ketahui bersama bahwa PLN adalah singkatan dari

Perusahaan Listrik Negara. PLN adalah sebuah BUMN yang mengurusi

semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia terutama dalam masalah

pelayanan yang setiap cabang membawahi daerah tertentu sebagai wilayah

kerja. Dengan adanya wilayah kerja yang luas menuntut bahwa semua lini

kegiatan jasa maupun barang harus tetap bermuara kepada kepuasan

pelanggan atau dengan kata lain masyarakat.

Salah satu kebutuhan masyarakat yang pokok adalah listrik, karena

merupakan tenaga pendukung dalam menjalankan aktivitasnya. Tampa

adanya listrik maka aktivitas manusia akan terhenti karena hampir semua

sarana dan prasaran yang digunakan manusia dalam melakukan pemenuhan

kebutuhan dan melaksanakan rutinitas sehari-hari memakai listrik.

Listrik merupakan alat vital bagi masyarakat, yang dikelola oleh Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) yang dikuasakan kepada PT. Perusahaan Listrik

Negara (Persero). Oleh Karena itu, pemerintah melalui bidang jasa PT. PLN

(Persero) berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat penyediaan,

penyaluran, dan pelayanan listrik yang baik bagi pelanggan.

1
Kebutuhan pelanggan tidak hanya meliputi aspek produk saja, tetapi

juga aspek layanannya. Dengan berubahnya nilai kebutuhan pelanggan,

perlu adanya perubahan sikap dan perilaku dari perusahaan tentang

konsepsi pelayanan antara lain dengan memberikan kemudahan kepada

para pelanggan contohnya yaitu dalam masalah penagihan rekening listrik.

Salah satu cara yang dilakukan oleh PT. PLN dalam meningkatkan

pelayanannya kepada pelanggan terutama dalam masalah penagihan

rekening listrik yaitu dengan melakukan kerjasama dengan BANK, LKMD dan

KUD yang ada, sehingga pelanggan dalam melakukan pembayaran rekening

listrik lebih mudah dan efisien.

Dengan adanya hubungan kerjasama yang dilakukan oleh PT. PLN

dengan KUD sebagai Payment Point maka penulis tertarik meneliti

mengenai hubungan kerjasama tersebut dengan judul “Efektivitas Kemitraan

PT. PLN (Persero) Ranting Maros dengan KUD sebagai Payment Point

dalam Penagihan Rekening Listrik”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi

pokok permasalahan dalam proposal penelitian ini sebagai berikut “Apakah

efektif kerjasama yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) Ranting Maros

dengan KUD sebagai Payment Point dalam penagihan rekening listrik”?.

1
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas

kemitraan antara PT PLN (Persero) Ranting Maros dengan KUD sebagai

Payment Point dalam penagihan rekening listrik.

2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitan ini adalah :

a. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak PT. PLN maupun KUD

dalam mengembangkan hubungan kemitraan untuk kemajuan

perusahaan.

b. Menambah dan memperperluas wawasan ilmu pengetahuan

khususnya mengenai kemitraan dalam panagihan rekening listrik

antara PT. PLN (Persero) Ranting Maros dengan KUD.

c. Dapat menjadi salah satu literatur untuk argumen di bidang yang sama

bagi peneliti selanjutnya, media pustaka dan pembanding bagi yang

berkepentingan.

F. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pikir

1. Tinjauan pustaka

a. Pengertian efektivitas
Untuk lebih memudahkan pemahaman dalam penelitian ini, maka

penulis mencoba mendefinisikan beberapa pengertian yang menjadi hal

utama penelitian yang diambil dari beberapa sumber.

1
Pengertian efektivitas yang dari kata dasarnya efektif, dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001 : 92) menyatakan bahwa : “Efektif

itu adalah dapat membawa hasil; berhasil guna”.

Untuk lebih memahami pengertian dari efektivitas, berikut ini akan

diuraikan tentang pengertian efektivitas menurut Arens, dkk (203;738),

adalah “Effectiveness refers to the accomplishment of objectives, where

as efficiency refers to resources used to the achieve objectives”

Efektivitas dapat diartikan sebagai suatu tingkat dimana tujuan dari

perusahaan atau organisasi dapat tercapai.

Sedangkan oleh Gouzali Saydam (1997 : 95) dalam Kamus Istilah

Kepegawaian mendefenisikan efektivitas itu sebagai berikut : “Suatu

kondisi yang menggambarkan tercapainya suatu sasaran yang telah

ditetapkan dengan pengorbanan sumberdaya yang seminimal munkin.

Misalnya suatu hubungan kerjasama dikatakan efektif apabila hasil yang

dicapai sesuai target atau mendatangkan profit (keuntungan).

Dari beberapa penjelasan di atas mengenai penjelasan tentang

efektivitas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa efektivitas

merupakan suatu keadaan dimana tercapainya suatu tujuan yang

diharapkan dalam hal ini berhasil guna. Perlu ditambahkan bahwa

perbedaannya dengan efisiensi lebih berorientasi pada ketetapan cara

atau berkaitan dengan waktu, biaya, tenaga dan pengeluaran yang

minimal.

1
b.Pengertian dan Tujuan Kemitraan

Dalam sejarah perkembangan manusia tidak terdapat seorangpun

yang bisa hidup sendiri, terpisah dari kelompok lainnya kecuali dalam

keadaan terpaksa dan itupun hanya untuk sementara waktu. Aristoteles,

seorang ahli pikir Yunani Kuno menyatakan dalam ajarannya, bahwa

manusia itu adalah Zoon Politikon, artinya bahwa manusia itu sebagai

mahluk pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan

sesama manusia lainnya, jadi mahluk yang suka bermasyarakat

sehingga manusia disebut mahluk sosial. Tiap manusia mempunyai

keperluan sendiri-sendiri dan seringkali keperluan itu searah serta

sepadan satu sama lain, sehingga dengan kerjasama tujuan manusia

untuk memenuhi keperluan itu akan lebih mudah dan lekas tercapai.

Hal tersebut di atas tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada

perusahaan apabila mempunyai tujuan yang sama dan searah. Bentuk

kerjasama dari perusahaan tersebut disebut Kemitraan yang dijelaskan

dalam Ketentuan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997

terutama dalam Pasal 1 Menyatakan bahwa :

“Kemitraan adalah kerjasama usaha antara Usaha Kecil dengan Usaha

Menengah dan atau dengan Usaha Besar disertai pembinaan dan

pengembangan oleh Usaha Menengah dan atau Usaha Besar dengan

1
memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling

menguntungkan”.

Terdapat adanya perbedaan pendapat dari para sarjana mengenai

pengertian kemitraan diantaranya adalah :

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :

Arti kata mitra adalah teman, kawan kerja, pasangan kerja, rekan.

Kemitraan artinya : perihal hubungan atau jalinan kerjasama sebagai

mitra.

2. Muhammad Jafar Afsah :

Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan dua pihak atau

lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama

dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan.

3. Ian Linton :

Kemitraan adalah sebuah cara melakukan bisnis di mana pemasok

dan pelanggan berniaga satu sama lain untuk mencapai tujuan bisnis

bersama.

Dalam Peraturan Pemerintah tengtang Kemitraan dijelaskan pada

BAB I Pasal I Ketentuan Umum bahwa Kemitraan adalah kerjasama

usaha antara Usaha Kecil dengan Usaha Menengah dan atau dengan

Usaha Besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh Usaha

Menengah dan atau Usaha Besar dengan memperhatikan prinsip saling

1
memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan

(UKM03PP_1997_44_KEMITRAAN.pdf). Dalam Peraturan Pemerintah

tersebut sangat jelas bahwa tujuan dari kemitraan adalah untuk saling

menguntungkan ke dua belah pihak.

Kemitraan Usaha Kecil (termasuk Usaha Mikro di dalamnya)

dengan Usaha Menengah dan Besar diatur dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 9/1995 tentang Usaha Kecil. Menurut UU

tersebut, bahwa dalam pembangunan nasional, usaha kecil sebagai

bagian integral dunia usaha yang merupakan kegiatan ekonomi rakyat

mempunyai kedudukan, potensi, dan, peran yang strategis untuk

mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin seimbang

berdasarkan demokrasi ekonomi. Untuk itu, maka usaha kecil perlu lebih

diberdayakan dalam memanfaatkan peluang usaha dan menjawab

tantangan perkembangan ekonomi di masa yang akan datang.

Pemberdayaan itu dimaksudkan agar usaha kecil mampu menumbuhkan

dan memperkuat dirinya menjadi usaha yang tangguh dan Mandiri. Salah

satu upaya yang dilakukan untuk pemberdayaan itu adalah melalui

kemitraan.

Defenisi kemitraan menurut UU Usaha Kecil No. 9/1995 adalah

kerjasama usaha antara antara Usaha Kecil dengan Usaha Menengah

atau dengan Usaha Besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh

Usaha Menengah atau Usaha Besar dengan memperhatikan prinsip

1
saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan.

Dalam UU tersebut disebutkan bahwa kedudukan hukum pihak-pihak

yang melakukan kemitraan adalah setara (pasal 26 ayat 4), dan dapat

dilaksanakan dengan pola inti-plasma, subkontrak, dagang umum,

waralaba, keagenan, dan bentuk-bentuk lain.

Demikian pula pada lingkungan BUMN (Badan Usaha Milik Negara)

juga diatur kemitraan dengan pelaku usaha kecil dalam rangka

mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi kerakyatan serta

terciptanya pemerataan pembangunan melalui perluasa lapangan kerja,

kesempatan berusaha, dan pemberdayaan masyarakat. Peraturan

kemitraan tersebut diatur dalam Keputusan Menteri Negara BUMN No.

Kep-236/BMU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang program kemitraan

BUMN dengan Usaha Kecil dan program bina lingkungan

(http://asia.groups.yahoo.com/group/ekonomi-islami/).

Dengan demikian, pelaku usaha menengah dan besar, baik swasta

maupun BUMN, menurut perundangan yang berlaku mempunyai

kewajiban untuk membina dan mengembangkan pelaku usaha kecil

(termasuk mikro di dalamnya) melalui lembaga kemitraan yang saling

memperkuat dan menguntungkan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka untuk menghasilkan

tingkat efisiensi dan produktivitas yang optimal diperlukan sinergi antara

1
pihak yang memiliki modal kuat, teknologi maju, manajemen modern

dengan pihak yang memiliki bahan baku tenaga kerja dan lahan. Sinergi

ini dikenal dengan kemitraan. Kemitraan yang dihasilkan merupakan

suatu proses yang dibutuhkan bersama oleh pihak yang bermitra dengan

tujuan memperoleh nilai tambah. Hanya dengan kemitraan yang saling

menguntungkan, saling membutuhkan dan saling memperkuat, dunia

usaha baik kecil maupun menengah akan mampu bersaing. Adapun

secara lebih rinci tujuan kemitraan meliputi beberapa aspek, antara lain

yaitu :

1. Tujuan dari aspek ekonomi

Dalam kondisi yang ideal, tujuan yang ingin dicapai dalam

pelaksanaan kemitraan secara lebih kongkrit yaitu :

a. Meningkatkan pendapataan usaha kecil dan masyarakat;

b. Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan

c. Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat dan

usaha kecil;

d. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan

nasional;

e. Memperluas kesempatan kerja;

f. Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional

2. Tujuan dari aspek sosial dan budaya

1
Kemitraan usaha dirancang sebagai bagian dari upaya

pemberdayaan usaha kecil. Pengusaha besar berperan sebagai faktor

percepatan pemberdayaan usaha kecil sesuai kemampuan dan

kompetensinya dalam mendukung mitra usahanya menuju kemandirian

usaha, atau dengan kata lain kemitraan usaha yang dilakukan oleh

pengusaha besar yang telah mapan dengan pengusaha kecil sekaligus

sebagai tanggung jawab sosial pengusaha besar untuk ikut

memberdayakan usaha kecil agar tumbuh menjadi pengusaha yang

tangguh dan mandiri.

Adapun sebagai wujud tanggung jawab sosial itu dapat berupa

pemberian pembinaan dan pembimbingan kepada pengusaha kecil,

dengan pembinaan dan bimbingan yang terus menerus diharapkan

pengusaha kecil dapat tumbuh dan berkembang sebagai komponen

ekonomi yang tangguh dan mandiri. Dipihak lain, dengan tumbuh

berkembangnya kemitraan usaha ini diharapkan akan disertai dengan

tumbuhnya pusat-pusat ekonomi baru yang semakin berkembang

sehingga sekaligus dapat merupkan upaya pemerataan pendapatan

sehingga dapat mencegah kesenjangan sosial. Kesenjangan itu

diakibatkan oleh pemilikan sumberdaya produksi dan produktivitas yang

tidak sama di antara pelaku ekonomi. Oleh karena itu, kelompok

masyarakat dengan kepemilikan faktor produksi terbatas dan

1
produktivitas rendah biasanya akan menghasilkan tingkat kesejahteraan

yang rendah pula.

3. Tujuan dari aspek teknologi

Secara faktual, usaha kecil biasanya mempunyai skala usaha yang

kecil dari sisi modal, penggunaan tenaga kerja, maupun orientasi

pasarnya. Demikian pula dengan status usahanya yang bersifat pribadi

atau kekeluargaan; tenaga kerja berasal dari lingkungan setempat;

kemampuan mengadopsi teknologi, manajemen, dan adiministratif

sangat sederhana; dan struktur permodalannya sangat bergantung pada

modal tetap. Sehubungan dengan keterbatasan khususnya teknologi

pada usaha kecil, maka pengusaha besar dalam melaksanakan

pembinaan dan pengembangan terhadap pengusaha kecil meliputi juga

memberikan bimbingan teknologi. Teknologi dilihat dari arti kata

bahasanya adalah ilmu yang berkenaan dengan teknik. Oleh karenaitu

bimbingan teknologi yang dimaksud adalah berkenaan dengan teknik

berproduksi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

4. Tujuan dari aspek manajemen

Manajemen merupakan proses yang dilakukan oleh satu atau lebih

individu untuk mengkoordinasikan berbagai aktivitas lain untuk mencapai

hasil-hasil yang tidak bisa dicapai apabila satu individu bertindak sendiri.

Sehingga ada 2 (dua) hal yang menjadi pusat perhatia yaitu : Pertama,

1
peningkatan produktivitas individu yang melaksnakan kerja, dan Kedua,

peningkatan produktivitas organisasi di dalam kerja yang dilaksanakan.

Pengusaha kecil yang umumnya tingkat manajemen usaha rendah,

dengan kemitraan usaha diharapkan ada pembenahan manajemen,

peningkatan kualitas sumber daya manusia serta pemantapan

organisasi.

c. Pengertian koperasi

Koperasi berasal dari kata “Co” yang berarti bersama dan

“Operation” yang berarti bekerja. Jadi, secara bahasa koperasi berarti

suatu perkumpulan yang beranggotakan orang ataupun badan yang

melakukan kerjasama.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas pengertian koperasi yang

dikemukakan oleh Chaniago (1982), bahwa koperasi adalah suatu

perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan dan

yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan

bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk

mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.

Pendapat lain yang dikemukakan oleh B. Sarwono dan B. Djoko

Parasojo (1981), bahwa koperasi dalah suatu perkumpulan dari orang-

orang yang atas persamaan derajat sebagai manusia dengan tidak

membedakan suku dan agama, sukarela masuk dan berusaha bersama

1
demi memenuhi kebutuhan untuk mencapai tingkat ekonomi yang lebih

baik melalui sistem dan control orang, usaha yang demokratis disamping

pengumpulan uang simpanan yang adil dan membentuk keadilan

bersama, kearifan dan kejujuran.

Sedangkan pengertian koperasi yang dikemukakan oleh

Mohammad Hatta (1971), bahwa koperasi sebagai organisasi daripada

usaha bersama untuk memperbaiki nasib atau penghidupan ekonomi

berdasarkan self help, menolong diri sendiri, dan tolong menolong dari

anggotanya.

Sedangkan menurut UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang

perkoprasian bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan

orang seorang atau badan hokum koperasi dengan melandaskan

kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan

ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Dari

pengertian tersebut, koperasi mempunyai peranan yang sangat penting

dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Adapun beberapa jenis koperasi yag dikelompokkan menurut sektor

usahanya yaitu :

1.) Koperasi Simpan Pinjam yaitu koperasi yang bergerak di bidang

simpanan dan pinjaman

1
2.) Koperasi Konsumen yaitu koperasi yang beranggotakan para

konsumen dengan menjalankan kegiatannya jual beli menjual

barang komsumsi.

3.) Koperasi Produsen yaitu koperasi yang beranggotakan para

pengusaha kecil (UKM) dengah menjalankan kegiatan pengadaan

bahan baku dan penolong untuk anggotanya.

4.) Koperasi Pemasaran yaitu Koperasi yang menjalankan kegiatan

penjualan produk/jasa koperasinya atau anggotanya.

5.) Koperasi Jasa yaitu koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa

lainnya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi"Kategori: Artikel yang

perlu dirapikan dari segi cakupan definisi atau isi Koperasi.

d. Pengertian payment point

Payment point yaitu kegiatan dalam bentuk pelayanan pembayaran

atau penerimaan pembayaran melalui kerjasama antar Bank dengan

pihak lain pada suatu lokasi tertentu, seperti untuk pembayaran tagihan

telepon, tagihan listrik, gaji pegawai dan/atau penerimaan setoran dari

pihak ke tiga (kartika. Staff. gunadarma. ac .id /

…/AP+M2b+Ak+Sumber+Dana+Lanjutan.pdf).

Sedangkan menurut sumber lain dijelaskan bahwa Payment Point –

Rekening Titipan adalah pembayaran dari masyarakat yang ditujukan

untuk keuntungan pihak tertentu seperti, rekening listrik PLN, rekening

1
telepon dari TELKOM, uang sekolah suatu universitas, pajak televise dan

sebagainya. (http://baak.gunadarma.ac.id)

2. Kerangka pikir

Kerangka pikir dibuat untuk mengetahui gambaran tentang alur

proses penagihan rekening listrik dari PT. PLN hingga sampai ke

pelanggan melalui perantara KUD sebagai Payment Point sehingga terjadi

kemitraan antara PT. PLN dengan KUD (Payment Point).

Lebih lanjut dapat digambarkan pada skema sebagai berikut :

PT. PLN (Persero) KUD (Payment Point)

Penagihan rekening listik


(Pelanggan)

Efektif

1
3. Hipotesis

Sehubungan dengan masalah yang telah dikemukakan, maka

hipotesisnya adalah: “Kerjasama yang dilakukan oleh PT. PLN Ranting

Maros dengan dengan KUD sebagai Payment Point dalam penagihan

rekening listrik di Kabupaten Maros efektif.”

G. Metode Penelitian

1. Lokasi dan waktu penelitian

Untuk lebih menfokuskan kegiatan penelitian dalam memperoleh

data yang dibutuhkan dalam penelitian nantinya, maka penulis memilih

lokasi dan objek yaitu pada PT PLN (Persero) Wilayah Sulsel dan Sultra

Cabang Makassar Ranting Maros di Jl. Jendral Sudirman No. 5 Kabupaten

Maros. Sedangkan waktu yang dipergunakan dalam penelitian

diperkirakan kurang lebih 2 (dua) bulan yaitu bulan Mei sampai dengan

Juni 2010.

2. Metode pengumpulan data

Untuk mendapatkan informasi mengenai data yang relevan dengan

asumsi penulisan proposal ini dengan lebih baik, maka penulis

menggunakan dua metode pengumpulan data yaitu :

a. Penelitian lapangan (field research), yaitu dengan melakukan penelitian

langsung ke objek penelitian dengan tujuan menggambarkan semua fakta

1
yang terjadi pada objek penelitian, agar permasalahan dapat diselesaikan.

Pada penelitian lapangan ini penulis menggunakan dua teknik penelitian yaitu

1) Teknik observasi, yaitu dilakukan dengan mengadakan

pengamatan langsung pada objek penelitian.

2) Teknik interview, yaitu dilakukan dengan wawancara langsung

dengan sumber teknik yaitu pimpinan dan karyawan perusahaan.

b. Penelitian pustaka (library research), yaitu dengan mempelajari beberapa

literature yang ada hubungannya dengan penulisan proposal ini untuk

melengkapi data yang diperoleh di lapangan serta untuk mendapatkan suatu

kerangka teori yang akan dipakai sebagai bahan acuan.

3. Jenis dan sumber data

Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. Jenis data :

1). Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara

berupa gambaran umum perusahaan dan kebijakan-kebijakan

perusahaan yang memerlukan pengolahan.

1
2). Data kuantitaf, yaitu data yang berupa angka-angka yang diperoleh

dari dokumen-dokumen perusahaan yang berkaitan serta hasil

analisis data

b. Sumber data

Sumber data atau informasi yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah :

1). Data primer, yaitu data yang dikumpulkan melalui pengamatan dan

wawancara langsung dengan pimpinan atau karyawan PT. PLN

(Persero) Ranting Maros yang berhubungan dengan masalah yang

akan dibahas.

2). Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen perusahaan

serta informasi-informasi yang tertulis lainnya yang berasal dari

pihak yang erat kaitannya dengan pembahasan ini.

4. Metode analisis

Untuk mengetahui efektivitas kemitraan PT. PLN (Persero) Ranting

Maros dengan KUD Allepolea dalam penagihan rekening listrik maka

penulis menggunakan rumus efektivitas menurut Veithzal Rivai (2005 : 20)

yaitu :

Realisasi Penerimaan
Efektifitas = ——————————— x 100%
Target

1
5. Sistematika penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi yang penulis rencanakan

adalah sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah dan

Tujuan dan Manfaat Penelitian.

BAB II Tinjauan Pustaka, terdiri dari Pengertian Efektivitas, Pengertian

Kemitraan, Pengertian Koperasi, Fungsi dan Peranan Koperasi,

Jenis-Jenis Koperasi dan Pengertian Payment Point.

BAB III Metodologi Penelitian, terdiri dari Tempat dan Waktu Penelitian,

Metode Pengumpulan Data, Jenis-Jenis dan Sumber Data,

Metode Analisis.

BAB IV Gambaran Umum Perusahaan, terdiri dari Sejarah Berdirinya

PT. PLN (Persero) Ranting Maros, Struktur Organisasi,

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

BAB V Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri dari Bentuk Pelayanan

Jasa Listrik PT. PLN (Persero) Ranting Maros, Golongan Tarif

Dasar Listrik (TDL), Prosedur Penagihan Rekening Listrik dan

Efektivitas Penagihan Rekening Listrik.

BAB VI Kesimpulan dan Saran, terdiri dari Kesimpulan dan Saran.

1
6. Alokasi waktu penelitian

Waktu yang dipergunakan dalam penelitian diperkirakan kurang

lebih dua (dua) bulan yaitu bulan Mei sampai dengan Juni 2010.

1
DAFTAR PUSTAKA

C. S. T. Kansil. 1984. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia.


Jakarta. PN Balai Pustaka.
H. S. M. Serad. 1997. Pola Kemitraan PT. Djarum dengan Petani Tembakau.
Semarang. Fakultas Hukum Universitas Diponegoro.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Depdikbud. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai
Pustaka,
Rivai, veithzal. 2005. Performance Apraisal. Sistem yang Tepat untuk Menilai
Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan.
Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Hafsah. M. J. 1999. Kemitraan Usaha. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan.
Chaniago. Arifina. 1973. Pendidikan Perkoprasian Indonesia. Penerbit
Angkasa, Bandung.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25,
1992, Tentang Perkoprasian. Penerbit Arkola, Surabaya.
Sarwono. B. dan Prasojo, Joko. B. 1981. Petunjuk Praktis Berkoperasi.
Jakarta. Penerbit PT. Penebar Swadaya.
Undang-undang Republik Indonesia No. 25. 1992. Tentang Perkoperasian.
Surabaya. Penerbit Arloka.
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi" Kategori: Artikel yang
perlu dirapikan dari segi cakupan definisi atau isi | Koperasi.
(Tanggal 18 April 2010).

Diperoleh dari“http://asia.groups.yahoo.com/group/ekonomi-islami/”. (Tanggal


18 April 2010).

Diperoleh dari “kartika.Staf.gunadarma.ac.id/.../AP+M2b+Ak+Sumber+Dana+


Lanjutan.pdf”. (Tanggal 18 April 2010).

Diperoleh dari http://baak.gunadarma.ac.id. (Tanggal 18 April 2010).

Diperoleh dari “Artikel yang perlu dirapikan dari segi cakupan definisi atau isi
Koperasi”. (http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi"Kategori: (Tanggal
19 April 2010).

1
JADWALPENELITIAN

Waktu Pelaksanaan
No jenis kegiartan Mar-10 Apr-10 May-10 Jun-10 Jul-10 Aug-10
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Proposal
a.pengajuan judul
b.penyusunan proposal
c.seminar proposal
d.perbaikan proposal
2 pelaksanaan
a.pengumpulan data
b.Anlisis data
3 penyelesaian
a.seminar/ujian skripsi
b.perbaikan hasil ujian
c.Pemasukan skripsi

RENCANA BIAYA PENELITIAN

1. Biaya persiapan…………………………………………… Rp. 300.000

2. Biaya pengumpulan data……………………..…………. Rp. 250.000

3. Biaya pengolahan dan analisis data…………………. . Rp. 700.000

4. Biaya penyusunan skripsi……………………………… Rp. 1.000.000

5. Biaya seminar hasil……………………………………… RP. 300.000

6. Biaya perbaikan dan penggandaan………………….. Rp. 500.000

Jumlah Rp. 3.050.000

1
1

You might also like