You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sangat banyak unsue-unsur yang dapat ditemui di alam ini. Sampai saat ini saja
sudah 112 unsur telah ditemukan oleh para ahli. Unsur-unsur tersebut memiliki sifat dan
karakteristik yang berbeda-beda yang menyababkan sulit untuk mempelajarinya. Oleh
karena itu, untuk memudahkan dalam mempelajari unsur-unsur tersebut, para ahli telah
berupaya untuk mengelompokkan unsure-unsur tersebut berdasarkan kemiripan sifat
dan karakteristik unsure-unsur tersebut.
Berdasarkan pernyataan di atas maka penulis tertarik untuk membuat sebuah
makalah yang berjudul “ Sistem Periodik Unsur “. Dalam makalah ini terdapat sejarah
perkembangan sistem periodik unsur, sifat periodik unsur, dan pembahasan-pembahasan
lain yang dianggap perlu.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, dapat disimpulkan beberapa rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, diantaranya :
1. Apa sebenarnya sistem periodik unsur
2. Bagaimana sejarah perkembangan sistem periodik unsure
3. Bagaimana sifat-sifat periodic unsure tersebut

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalh ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
dosen mata kuliah kimia dasar tantang system periodic unsure dan untuk menjawab
rumusan masalah di atas.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Konsep unsur merupakan konsep yang sangat tua, sejak jaman Yunani, Menurut
filsuf Yunani, materi dibentuk atas empat unsur: tanah, air, api dan udara. Pandangan ini
perlahan ditinggalkan, dan akhirnya di abad 17 definisi unsur yang diberikan oleh
kimiawan Inggris Robert Boyle (16271691) menggantikan definisi lama tadi. Boyle
menyatakan bahwa unsur adalah zat yang tidak dapat diuraikan menjadi zat yang lebih
sederhana.
Lavoisier mengusulkan daftar unsur dalam bukunya “Traite Elementire de
Chemie”. Walaupun ia memasukkan cahaya dan panas dalam daftarnya, anggota lain
daftar adalah apa yang kita sebut sebagai unsur sampai saat ini. Selain itu, ia
menambahkan pada daftar unsur-unsur yang belum dideteksi tetapi ia yakini
keberadaannya. Misalnya, khlorin pada waktu itu belum diisolasi, tetapi ia
menambahkannya pada tabel sebagai radikal dari asam muriatik. Demikian juga,
natrium dan kalium ada juga dalam tabel.
Di awal abad 19, unsur-unsur ini diisolasi dengan elektrolisis, dan daftar unsur
perlahan diperluas. Di pertengahan abad 19, analisis spektroskopi, metoda bari
mendeteksi unsur dikenalkan dan mempercepat pertambahan daftar ini. Walaupun
disambut gembira oleh kimiawan, masalahmasalh baru muncul. Salah satu pertanyaan
adalah ‘Apakah jumlah unsur terbatas?’ dan pertanyaan lain adalah ‘Apakah sifat unsur-
unsur diharapkan akan mempunyai keteraturan tertentu?’
Penemuan unsu-unsur baru mengkatalisi diskusi-diskusi semacam ini. Ketika
iodin ditemukan di tahun 1826, kimiawan Jerman Johann Wolfgang Döbereiner (1780-
1849) mencatat kemiripan antara unsur ini dengan unsur yang telah dikenal khlorin dan
bromin. Ia juga mendeteksi trio unsur mirip lain. Inilah yang dikenal dengan teori triade
Döbereiner.
Triade Döbereiner
litium (Li) kalsium (Ca) Khlorin (Cl) sulfur (S) mangan (Mn)

Natrium (Na) stronsium (Sr) Bromin (Br) selenium (Se) khromium (Cr)

kalium (K) barium (Ba) iodin (I) telurium (Te) Besi (Fe)

2
Banyak ide pengelompokan unsur yang lain yang diajukan tetapi tidak
memuaskan masyarakat ilmiah waktu itu. Namun, teori yang diusulkan oleh kimiawan
Rusia Dmitrij Ivanovich Mendeleev (1834-1907), dan secara independen oleh kimiawan
Jerman Julius Lothar Meyer (1830-1895) berbeda dengan usulan-usulan lain dan lebih
persuasif. Keduanya mempunyai pandangan sama sebagai berikut:
Pandangan Mendeleev dan Meyer
1. Daftar unsur yang ada waktu itu mungkin belum lengkap.
2. Diharapkan sifat unsur bervariasi secara sistematik. Jadi sifat unsur yang belum
diketahui dapat diprediksi.
Awalnya teori Mendeleev gagal menarik perhatian. Namun, di tahun 1875,
ditunjukkan bahwa unsur baru galium ditemukan oleh kimiawan Perancis Paul Emile
Lecoq de Boisbaudran (18381912) ternyata bukan lain adalah eka-aluminum yang
keberadaan dan sifatnya telah diprediksikan oleh Mendeleev. Jadi, signifikansi teori
Mendeleev dan Meyer secara perlahan diterima. Tabel 5.2 memberikan sifat yang
diprediksi oleh Mendeleev untuk unsur yang saat itu belum diketahui ekasilikon dan
sifat germanium yang ditemukan oleh kimiawan Jerman Clemens Alexander Winkler
(1838-1904).
Prediksi sifat unsu eka-silikon oleh Mendeleev dan perbandingannya dengan
sifat yang kemudian ditemukan.
Sifat eka-silicon germanium
Massa atom relatif 72 72,32
Rapat massa 5,5 5,47
Volume atom 13 13,22
Valensi 4 4
Kalor jenis 0,073 0,076
Rapat jenis 4,7 4,703
dioksida
Titik didih <100 86
tetrakhlorida (°C)
Mendeleev mempublikasikan tabel yang dapat dianggap sebagai asal mula tabel
periodik modern. Dalam menyiapkan tabelnya, Mendeleev awalnya menyusun unsur
berdasarkan urutan massa atomnya, sebagaimana pendahulunya. Namun, ia menyatakan

3
keperiodikan sifat, dan kadang menyusun ulang unsur-unsur, yang berakibat
membalikkan urutan massa atom.
Lebih lanjut, situasinya diperumit sebab prosedur menentukan massa atom
belum distandarkan, dan kadang kimiawan mungkin menggunakan massa atom yang
berbeda untuk unsur yang sama. Dilema ini secara perlahan diatasi setelah International
Chemical Congress (Kongres ini diadakan di tahun 1860 di Karlsruhe, Jerman. Tujuan
kongres ini untuk mendiskusikan masalah penyatuan massa atom. Dalam kesempatan
ini Cannizzaro mengenalkan teori Avogadro.) pertama yang dihadiri oleh Mendeleev,
namun kesukaran-kesukaran tetap ada.

BAB III
PEMBAHASAN

4
A. Perkembanga Sistem Periodik Unsur

1. Sistem Periodik Triad Dobereiner


Johann  Wolfgang  Dobereiner  pada  tahun  1829  menjelaskan hasil 
penelitiannya  yang  menemukan  kenyataan  bahwa  massa  atom relatif stronsium
berdekatan dengan massa rata-rata dua unsur lain yang  mirip  dengan  stronsium  yaitu 
kalsium  dan  barium.  Hasil penelitiannya  juga  menunjukkan  bahwa  beberapa  unsur 
yang  lain menunjukkan    kecenderungan    yang    sama.    Berdasarkan    hasil
penelitiannya,  Dobereiner  selanjutnya  mengelompokkan  unsur-unsur dalam
kelompok-kelompok tiga unsur yang lebih dikenal sebagai triad. Triad yang ditunjukkan
oleh Dobereiner tidak begitu banyak sehingga berpengaruh terhadap penggunaannya.
Sistem triad ini ternyata ada kelemahannya. Kelemahan dari teori ini adalah
pengelompokan unsur ini kurang efisian dengan adanya beberapa unsur lain dan tidak
termasuk dalam kelompok triad padahal sifatnya sama dengan unsur dalam kelompok
triefd tersebut. Kelebihan dari teori ini adalah adanya keteraturan setiap unsur yang
sifatnya mirip massa Atom (Ar) unsure yang kedua (tengah) merupakan massa atom
rata-rata di massa atom unsur pertama dan ketiga.

2. Sistem Periodik Newlands


J. Newlands merupakan orang pertama yang mengelompokan unsur-unsur
berdasarkan kenaikan massa atom relative pada tahun 1864 . Newlands mengumumkan
penemuanya yang di sebut hukum oktaf. Ia menyatakan bahwa sifat-sifat unsur berubah
secara teratur.. Unsur pertama mirip dengan unsur kedelapan, unsur kedua mirip dengan
unsur kesembilan, dan seterusnya. Daftar unsur yang disusun oleh Newlands
berdasarkan hukum oktaf. Di sebut hokum Oktaf karena beliau mendapati bahwa sifat-
sifat yang sama berulang pada setiap unsure ke delapan dalam susunan selanjutnya dan
pola ini menyurapi oktaf music.

5
Kemiripan  sifat ditunjukkan  oleh  unsur  yang  berseliih satu oktaf yakni unsur
ke-1 dan unsur ke-8 serta unsur ke-2 dan unsur ke-9. Daftar unsur yang berhasil
dikelompokkan berdasarkan hukum oktaf oleh Newlands ditunjukkan pada tabel
berikut.

Hukum oktaf newlands ternyata hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan. Jika
diteruskan, teryata kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Ti mempunya sifat
yang cukup berbeda dengan Al maupun B.
Kelemahan dari teori ini adalah dalam kenyataanya mesih di ketemukan
beberapa oktaf yang isinya lebih dari delapan unsur. Dan penggolonganya ini tidak
cocok untuk unsur yang massa atomnya sangat besar.

3. Sistem Periodik Mendeleev


Dmitri  Ivanovich  Mendeleev  pada  tahun 1869  melakukan pengamatan
terhadap 63 unsur yang sudah dikenal dan mendapatkan hasil bahwa sifat unsur
merupakan fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Sifat tertentu akan berulang
secara periodik apabila unsurunsur   disusun   berdasarkan   kenaikan   massa   atom  
relatifnya. Mendeleev selanjutnya menempatkan unsur-unsur dengan kemiripan sifat
pada satu lajur vertikal yang disebut golongan. Unsur-unsur juga disusun berdasarkan
kenaikan massa atom relatifnya dan ditempatkan dalam satu lajur yang disebut periode.

Sistem periodik yang disusun Mendeleev dapat dilihat pada tabel berikut:
Period Gol.I Gol.II Gol.III Gol.IV Gol.V Gol.VI Gol.VII Gol.VIII

6
e
1 H1
2 Li 7 Be 9,4 B 11 C 12 N 14F 19 O 16
3 Na 23 Mg 24 Al 27,3 Si 28 P 31 S 32
C 35,5
4 K 39 Ca 40 ? (44) Ti 48 V 51 Cr 52
Mn 55 Fe 56, Co 59
Ni 59, Cu 63
5 Cu 63 Zn 65 ? (68) ? (72) As 75 Se 78 Br 80
Ru 104, Rh
6 Rb 86 Sr 87 ?Yt 88 Zr 90 Nb 94 Mo 96 ? (100)
104
Pd 106, Ag 108
7 Ag 108 Cd 112 In 115 Sn 118 Sb 122 Te 125 I 127
8 Cs 133 Ba 137 ?Di 138 ?Ce 140 ? ? ? ?
9 ? ? ? ? ? ? ?
10 ? ? ?Er 178 ?La 180 Ta 182 W 184 ? Os 195, Ir 197
11 Au 199 Hg 200 Tl 204 Pb 207 Bi 208 ? ? Pt 198, Au 199
12 ? ? ? Th 231 ? U 240 ?

Mendeleev    sengaja    mengosong-kan    beberapa    tempat    untuk


menetapkan  kemiripan  sifat  dalam  golongan.  Beberapa  kotak  juga sengaja 
dikosongkan  karena  Mendeleev  yakin masih  ada  unsur yang belum dikenal karena
belum ditemukan. Salah satu unsur baru yang sesuai   dengan   ramalan   Mendeleev  
adalah   germanium   yang sebelumnya diberi nama ekasilikon oleh Mendeleev.
Hal penting yang terdapat dalam sistem periodik Mendeleev antara lain sebagai berikut:
a) Dua unsur yang berdekatan, massa atom relatifnya mempunyai selisih paling
kurang dua atau satu satuan;
b) terdapat kotak kosong untuk unsur yang belum ditemukan, seperti 44, 68, 72,
dan 100;
c) dapat meramalkan sifat unsur yang belum dikenal seperti ekasilikon;
d) dapat mengoreksi kesalahan pengukuran massa atom relatif beberapa unsur,
contohnya Cr = 52,0 bukan 43,3.

a. Kelebihan sistem periodik Mendeleev


1) Sifat kimia dan fisika unsur dalam satu golongan mirip dan berubah secara
teratur.
2) Valensi tertinggi suatu unsur sama dengan nomor golongannya.

7
3) Dapat meramalkan sifat unsur yang belum ditemukan pada saat itu dan telah
mempunyai tempat yang kosong.
b.Kekurangan sistem periodik Mendeleev
1) Panjang periode tidak sama dan sebabnya tidak dijelaskan.
2) Beberapa unsur tidak disusun berdasarkan kenaikan massa atomnya, contoh : Te
(128) sebelum I (127).
3) Selisih massa unsur yang berurutan tidak selalu 2, tetapi berkisar antara 1 dan 4
sehingga sukar meramalkan massa unsur yang belum diketahui secara tepat.
4) Valensi unsur yang lebih dari satu sulit diramalkan dari golongannya.
5) Anomali (penyimpangan) unsur hidrogen dari unsur yang lain tidak dijelaskan.

4. Sistem Periodik Moseley (Sistem Periodik Modern)


Pada tahun 1914, Henry G. J. Moseley menemukan bahwa urutan unsur dalam
tabel periodik sesuai dengan kenaikan nomor atom unsur. Moseley berhasil menemukan
kesalahan dalam tabel periodik Mendeleev, yaitu ada unsur yang terbalik letaknya.
Penempatan Telurium dan Iodin yang tidak sesuai dengan kenaikan massa atom
relatifnya, ternyata sesuai dengan kenaikan nomor atom.
Henry Moseley melakukan eksperimen pengukuran panjang gelombang unsur
menggunakan sinar-X. Berdasarkan hasil eksperimenya tersebut, diperolehkesimpulan
bahwasifat dasar atom bukan didasari oleh massa atom relative, melainkan berdasarkan
kenaikan jumlah proton. Ha tersebut diakibatkan adanya unsur-unsur yang memiliki
massa atom berbeda, tetapi memiliki jumlah proton sama atau disebut isotop.
Kenaikan jumlah proton ini mencerminkan kenaikan nonor atom unsur tersebut.
Pengelompokan unsur-unsur sisitem periodik modern merupakan penyempurnaan
hukum periodik Mendeleev, yang di sebut juga sistem periodik bentuk panjang.
Sistem periodik modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan
kemiripan sifat. Lajur-lajur horizontal, yang disebut periode disusun berdasarkan
kenaikan nomor atom ; sedangkan lajur-lajur vertikal, yang disebut golongan, disusun
berdasarkan kemiripan sifat. Sistem periodik modern terdriri atas 7 periode dan 8
golongan. Setiap golongan dibagi lagi menjadi 8 golongan A( IA-VIIIA ) dan 8
golongan B (IB – VIIIB).

8
Unsur-unsur golongan A disebut golongan utama, sedangkan golongan B
disebut golongan transisi. Golongan-golongan juga dapat ditandai dengn bilangan 1
sampai dengan 18 secara berurutan dari kiri ke kanan. Dengan cara ini maka unsur
transisi terletak pada golongan 3 sampai golongan 12. Pada periode 6 dan 7 terdapat
masing-masing 14 unsur yang disebut unsur-unsur transisi dalam, yaitu unsur-unsur
antanida dan aktinida. Unsur-unsur transisi dalam semua termasuk golongan IIIB.
Unsur-unsur lantanida pada periode 6 golongan IIIB, dan unsur-unsur aktinida pada
periode 7 golongan IIIB. Penempatan unsur-unsur tersebut di bagian bawah tabel
periodik adalah untuk alasan teknis, sehingga daftar tidak terlalu panjang.
Periode
Periode ditempatkan pada lajur horizontal dalam sistem periodik modern. Periode
suatu unsur menunjukan suatu nomor kulit yang sudah terisi elektron (n terbesar)
berdasarkan konfigurasi elektron. Konfiguration elektron adalah persebaran elektron
dalam kulit-kulit atomnya.
Dalam sistem periodik modern terdapat 7 periode, yaitu :
periode ke-1: terdiri atas 2 unsur;
periode ke-2: terdiri atas 8 unsur;
periode ke-3: terdiri atas 8 unsur;
periode ke-4: terdiri atas 18 unsur;
periode ke-5: terdiri atas 18 unsur;
periode ke-6: terdiri atas 32 unsur yaitu, 18 unsur seperti pada periode 4 atau ke-5,
dan 14 unsur lagi merupakan deret lantanida; dan periode ke-7: merupakan periode
unsur yang belum lengkap. Pada periode ini terdapat deret aktinida.
Golongan
Golongan unsur pada sistem periodik unsur modern disusun berdasarkan jumlah
elektron valensi (elektron yang terletak pada kulit terluar). Unsur dalam satu golongan
mempunyai sifat yang cenderung sama dan ditempatkan dalam arah vertikal (kolom).
Pada sistem periodik unsur modern, golongan dibagi menjadi 18 berdasarkan
aturan IUPAC. Berdasarkan aturan Amerika, sistem periodik unsur modern dibagi dua
golongan yaitu golongan A dan B. Jadi, golongan unsur dari kiri ke kanan ialah IA, IIA,
11113, IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB, IB, 1113, IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA.
Umumnya, digunakan pembagian golongan menjadi A dan B.

9
Golongan unsur pada sistem periodik unsur modern mempunyai nama khusus
yaitu sebagai berikut :
Golongan Nama Unsur-unsur
Khusus
IA 1 Alkali Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr
IIA 2 Alkali Tanah Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra
IIIA 13 Boron B, Al, Ga, In, dan Tl
IVA 14 Karbon C, Si, Ge, Sn, dan Pb
VA 15 Nitrogen N, P, As, Sb, dan Bi
VIA 16 Oksigen O, S, Se, Te, dan Po
VIIA 17 Halogen F, Cl, Br, I, dan At
VIIIA 18 Gas Mulia He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn

Penetapan Golongan dan Periode


Golongan dan periode dapat ditentukan dengan cara menuliskan konfigurasi
elektron. Konfigurasi elektron adalah penataan elektron dalarn atom yang ditentukan
berdasarkan jumlah elektron. Pada konfigurasi elektron, jumlah elektron valensi
menunjukkan nomor golongan, sedangkan jumlah kulit yang sudah terisi elektron (n
terbesar) menunjukkan periode.

B. Sifat periodik unsur


1. Energi Ionisasi
Bila unsur-unsur disusun sesuai dengan massa atomnya, sifat unsur atau
senyawa menunjukkan keperiodikan, dan pengamatan ini berujung pada penemuan
hukum periodik. Konfigurasi elektron unsur menentukan tidak hanya sifat kimia unsur
tetapi juga sifat fisiknya. Keperiodikan jelas ditunjukkan sebab energi ionisasi atom
secara langsung ditentukan oleh konfigurasi elektron. Energi minimum yang dibutuhkan
untuk melepas elektron atom netral dalam wujud gas pada kulit terluar dan terikat
paling lemah disebut energi ionisasi. Nomor atom dan jari-jari atom mempengaruhi
besarnya energi ionisasi. Semakin besar jari-jari atom maka gaya tarik antara inti
dengan elektron pada kulit terluar semakin lemah. Hal ini berarti elektron pada kulit
terluar semakin mudah lepas dan energi yang dibutuhkan untuk melepaskan elektron
tersebut semakin kecil. Akibatnya, dalam satu golongan, energi ionisasi semakin kecil
dari atas ke bawah. Sedagkan dalam satu periode, energi ionisasi semakin besar dari kiri
ke kanan. Hal ini disebabkan dari kiri ke kanan muatan iti semakin besar yang

10
mengakibatkan gaya tarik antara inti dengan elektron terluar semakin besar sehingga
dibutuhkan energi yang besar pula untuk melepaskan elektron pada kulit terluar.

Hubungan energi ionisasi dengan nomor atom


Energi ionisasi pertama, energi yang diperlukan untuk memindahkan elektron
pertama, menunjukkan keperodikan. Untuk periode manapun, energi ionisasi meningkat
dengan meningkatnya nomor atom dan mencapai maksium pada gas mulia. Energi
ionisasi semakin besar apabila makin banyak elektron yang dilepaskan oleh suatu
atom.Dalam golongan yang sama energi ionisasi menurun dengan naiknya nomor atom.
Kecenderungan seperti ini dapat dijelaskan dengan jumlah elektron valensi, muatan inti,
dan jumlah elektron dalam. Kurva tersebut menunjukkan unsur golongan 8A berada di
puncak grafik yang mengindikasikan bahwa energi ionisasinya besar. Hal sebaliknya
terjadi untuk unsur golongan 1A yang berada di dasar kurva yang menunjukkan bahwa
energi ionisasinya kecil. Atom suatu unsur dapat melepaskan elektronnya lebih dari satu
buah. Energi yang dibutuhkan untuk melepaskan elektron kedua disebut energi ionisasi
kedua dan tentu saja diperlukan energi yang lebih besar. Energi ionisasi kedua dan

11
ketiga didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk memindahkan elektron kedua
dan ketiga.

2. Afinitas elektron
Afinitas elektron merupakan energi yang dilepaskan atau diserap oleh atom
netral dalam bentuk gas apabila terjadi penangkapan satu elektron yang ditempatkan
pada kulit terluarnya dan atom menjadi ion negatif. Afinitas elektron dapat berharga
positif dan negatif. Afinitas elektron berharga negatif apabila dalam proses
penangkapan satu elektron, energi dilepaskan. Ion negatif yang terbentuk akibat proses
tersebut bersifat stabil. Hal sebaliknya terjadi apabila dalam proses penangkapan satu
elektron, energi diserap. Penyerapan energi menyebabkan ion yang terbentuk bersifat
tidak stabil. Semakin negatif harga afinitas lektron suatu atom unsur maka ion yang ter
bentuk semakin stabil.

Afinitas elektron golongan 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7


Afinitas elektron terbesar dimiliki oleh unsur golongan halogen karena unsur
golongan ini paling mudah menangkap elektron. Jadi secara umum dapat dikatakan
bahwa afinitas elektron, dalam satu periode, dari kiri ke kanan semakin negatif dan
dalam satu golongan dari atas ke bawah, semakin positif. Afinitas elektron didefinisikan
sebagai kalor reaksi saat elektron ditambahkan kepada atom netral gas, yakni dalam
reaksi.
F(g) + e¯ → F¯(g) (5.2)

12
Nilai positif mengindikasikan reaksi eksoterm, negatif menunjukkan reaksi
endoterm. Karena tidak terlalu banyak atom yang dapat ditambahi elektron pada fasa
gas, data yang ada terbatas jumlahnya dibandingkan jumlah data untuk energi ionisasi.
Tabel berikut menunjukkan bahwa afinitas elektron lebih besar untuk non logam
daripada untuk logam.

3. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah skala yang dapat menjelaskan kecenderungan atom
suatu unsur untuk menarik elektron menuju kepadanya dalam suatu ikatan.
Keelektronegatifan secara umum, dalam satu periode, dari kiri ke kanan semakin
bertambah dan dalam satu golongan, dari atas ke bawah keelekrnegatifan semakin
berkurang. Hal ini dapat dimengerti karena dalam satu periode, dari kiri ke kanan,
muatan inti atom semakin bertambah yang mengakibatkan gaya tarik antara inti atom
dengan elektron terluar juga semakin bertambah. Fenomena ini menyebabkan jari-jari
atom semakin kecil, energi ionisasi semakin besar, afinitas elektron makin besar dan
makin negatif dan akibatnya kecenderungan untuk menarik elektron semakin besar.

Terlihat dari gambar bahwa untuk unsur gas mulia tidak mempunyai harga
keelektronegatifan karena konfigurasi elektronnya yang stabil. Stabilitas gas mulia
menyebabkan gas mulia sukar untuk menarik dan melepas elektron. Keelektronegatifan
skala pauling memberikan nilai keelektronegatifan untuk gas mulia sebesar nol.

13
Apapun skala keelektronegativan yang dipilih, jelas bahwa keelektronegativan
meningkat dari kiri ke kanan dan menurun dari atas ke bawah. Keelketroegativan sangat
bermanfaat untuk memahami sifat kimia unsur.
Perbedaan keelektronegativan antara dua atom yang berikatan, walaupun hanya
semi kuantitatif, berhubungan erat dengan sifat ikatan kimia seperti momen dipol dan
energi ikatan. Misalnya ada distribusi muatan yang tidak sama dalam ikatan A-B (x A >
xB). Pasangan muatan positif dan negatif ±q yang dipisahkan dengan jarak r akan
membentuk dipol (listrik).

Arah dipol dapat direpresentasikan dengan panah yang mengarah ke pusat


muatan negatif dengan awal panah berpusat di pusat muatan positif. Besarnya dipol, rq,
disebut momen dipol. Momen dipol adalah besaran vektor dan besarnya adalah µ dan
memiliki arah.
Besarnya momen dipol dapat ditentukan dengan percobaan tetapi arahnya tidak
dapat. Momen dipol suatu molekul (momen dipol molekul) adalah resultan vektor

14
momen dipol ikatan-ikatan yang ada dalam molekul. Bila ada simetri dalam molekul,
momen dipol ikatan yang besar dapat menghilangkan satu sama lain sehingga momen
dipol molekul akan kecil atau bahkan nol.

4. Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak elektron di kulit terluar dari inti atom. Jari-jari atom
sulit untuk ditentukan apabila unsur berdiri sendiri tanpa bersenyawa dengan unsur lain.
Jari-jari atom secara lazim ditentukan dengan mengukur jarak dua inti atom yang
identik yang terikat secara kovalen. Pada penentuan jari-jari atom ini, jari- jari kovalen
adalah setengah jarak antara inti dua atom identik yang terikat secara kovalen.

Penentuan jari-jari atom

Kurva hubungan jari-jari atom dengan nomor atom memperlihatkan bahwa jari-
jari atom dalam satu golongan akan semakin besar dari atas ke bawah. Hal ini terjadi
karena dari atas ke bawah jumlah kulit bertambah sehingga jari-jari atom juga
bertambah.

15
Unsur-unsur dalam satu periode (dari kiri ke kanan) berjumlah kulit sama tetapi
jumlah proton bertambah sehingga jari-jari atom juga berubah. Karena jumlah proton
bertambah maka muatan inti juga bertambah yang mengakibatkan gaya tarik menarik
antara inti dengan elektron pada kulit terluar semakin kuat. Kekuatan gaya tarik yang
semakin meningkat menyebabkan jari-jari atom semakin kecil. Sehingga untuk unsur
dalam satu periode, jari-jari atom semakin kecil dari kiri ke kanan.
Jari-jari ion digambarkan sebagai berikut:

5. Kereaktifan
Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada sistem periodik, makin
ke bawah makin reaktif, karena makin mudah melepaskan elektron. Unsur-unsur bukan
logam pada sistem periodik, makin ke bawah makin kurang reakatif, karena makin

16
sukar menangkap elektron. Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya
melepas atau menarik elektron. Jadi, unsur logam yang paling reatif adalah golongan
VIIA (halogen). Dari kiri ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun
kemudian bertambah hingga golongan VIIA. Golongan VIIA tidak rekatif.

6. Titik Didih dan Titik Leleh


Dalam satu periode, titik cair dan titik didih naik dari kiri ke kanan sampai
golongan IVA, kemudian turun drastis. Titik cair dan titik didih terendah dimiliki oleh
unsur golongan VIIIA.
Dalam satu golongan, ternyata ada dua jenis kecenderungan:
a) Unsur-unsur golongan IA – IVA, titik cair dan titik didih makin rendah dari
atas ke bawah
b) Unsur-unsur golongan VA – VIIIA, titik cair dan titik didihnya makin tinggi.

C. Tabel Periodik Unsur-unsur Kimia

17
18
BAB IV
KESIMPULAN

Berbagai usaha yang dilakukan oleh para ahli untuk mengelompokkan unsur-
unsur yang telah ditemukan adalah hal yang melatar belakangi perumusan system
periodic unsur yang tediri berdasrkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Lajur-
lajur horizontal, yang disebut periode disusun berdasarkan kenaikan nomor atom ;
sedangkan lajur-lajur vertikal, yang disebut golongan, disusun berdasarkan kemiripan
sifat. Sistem periodik modern terdriri atas 7 periode dan 8 golongan. Setiap golongan
dibagi lagi menjadi 8 golongan A( IA-VIIIA ) dan 8 golongan B (IB – VIIIB).
Sifat unsur yang dapat menjelaskan kereaktifan suatu unsur diantaranya adalah
jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelktromagnetifan. Sifat-sifat unsur
tersebut erat hubungannya dengan konfigurasi elektron unsur sehingga berhubungan
langsung dengan periode dan golongan unsur dalam sistem periodik.

19
DAFTAR PUSTAKA

http:/ www.chem-is-try.org/kategori/materi_kimia/kimia.../sistem_periodik/
http:/www.chem-is-try.org/sistem_periodik_unsur
http:/ www.chem-is-try.org/materi...x/perkembangan-pengelompokan-unsur/
http:/www.chem-is-try.org/materi_kimia/.../sistem_periodik/sifat-periodik-unsur/
http:/www.findtoyou.com/pariodik_unsur
http:/www. wikipedia.org/wiki/tabel_periodik

20

You might also like