You are on page 1of 25

PENANGANAN ANAK BERKELAINAN

Disusun oleh:

KELOMPOK II
SRIYAMAH; 818756 539
ROSMELI; 818756 698
DEFA RAHMAYANI; 817762 532
NENENG SRI N; 818756 514
NOPLIDA YULI; 818756 467
NURLIZAWATI 818756 616

KELOMPOK AJAR MERANGIN B


TUTOR: MARTIENIS SPd
SEMESTER: IV (S1 PAUD)
ANAK YANG RENDAH DIRI
PENGERTIAN
Anak yang memiliki perasaan rendah diri dengan sebutan MINDER, perasaan
rendah diri sendiri berkaitan dengan konsep harga diri (self esteem). Secara
sederhana HARTER menyebut self esteem sebagai pendapat anak yang
berkembang tentang dirinya sendiri.
KARAKTERISTIK
Anak yang rendah diri tidak optimis terhadap hasil dari usaha mereka. Mereka
merasa tidak mampu, pesimis, dan mudah kecill hati.
PENANGANAN
1. Meningkatkan pemahaman diri
2. Mendukung kompetensi dan kemandirian anak
3. Menyediakan kehangatan dan penerimaan
4. Fokus pada hal-hal positif yang dapat dilakukan anak
5. Menyediakan pengalaman yang konstruktif
6. Meningkatkan rasa percaya diri anak
7. Memberikan rewards (penghargaan)
ANAK YANG PEMALU
PENGERTIAN
Anak yang pemalu adalah anak yang beraksi secara negative terhadap
stimulus baru serta menarik diri terhadap stimulus tersebut (Berk, 2000).
Menurut Kagan (dalam Berk, 2000), pada anak yang pemalu, stimulus baru
secara cepat membangkitkan amygdale (struktur otak dalam atau inner brain
structure yang mengontrol reaksi menghindar) dan hubungannya dengan cerebral
cortex dan system syarat simpatis, yang membuat tubuh bersiap-siap untuk
bertindak menghadapi ancaman
KARAKTERISTIK
Anak yang pemalu sering menghindari orang lain dan biasanya mudah merasa
takut, curiga, hati-hati dan ragu-ragu untuk melakukan sesuatu. Mereka
umumnya menarik diri dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam situasi
social, mereka biasanya tidak mengambil inisiatif, sering diam, berbicara dengan
suara pelan, dan menghindari kontak mata
PENANGANAN
1. Mendukung memberi Reward Terhadap Sosialisasi yang dilakukan Anak
2. Mendukung Kepercayaan Diri dan Sikap yang Wajar
3. Menyediakan Suasana yang Hangat dan Penuh Penerimaan
4. Melatih Keterampilan Sosial pada Anak
5. Menyediakan Agen Sosialisasi untuk Anak
6. Membuat kegiatan yang Merangsang Anak untuk Berinteraksi
ANAK YANG PENCEMAS

PENGERTIAN
Beberapa orang melihat kecemasan sebagai sebuah perasaan gelisah. Di
dalam kamus, kecemasan sering disama artikan dengan kekuatiran (Schaefer &
Millman, 1981). Dengan demikian kecemasan atau kekuatiran diartikan sebagai
kesukaran, kesedihan, ketakutan dan kegelisahan tentang masalah atau perasaan
sakit yang sudah diantisipasi atau akan yang akan dialami dimasa mendatang.
KARAKTERISTIK
Anak yang cemas mudah dihinggapi perasaan takut dan sering nampak
mencari-cari hal yang membuat cemas. Mereka sering merasa kuatir dan cemas
terhadap situasi sehari-hari, yang orang lain mungkin tidak begitu mempedulikan
situasi tersebut.
Anak dengan kecemasan yang tinggi seringkali kurang popular, kurang
kreatif, dan kurang fleksibel jika dibandingkan dengan anak yang memiliki
kecemasan rendah. Mereka lebih suka bersugesti, ragu-ragu, hati-hati dan kaku.
PENANGANAN
1. menerima anak dan menenangkan hatinya
2. menggunakan bermacam-macam strategi untuk mengatasi kecemasan
3. mendorong anak untuk mengekspresikan perasaannya.
4. meningkatkan pemahaman dan pemecahan masalah
5. meminta bantuan kepada professional
MACAM-MACAM GANGGUAN KECEMASAN
PENGERTIAN FOBIA
Reaksi fobi merupakan ketakutan yang intens dan tidak rasional terhadap
objek atau kejadian tertentu, ketakutan tersebut bersifat mengganggu dan objek
atau peristiwa yang ditakuti relatif juga tidak berbahaya (Weiner, 1982)
PENANGANAN
Sebagai guru salah satu bentuk penanganan yang dapat anda lakukan
adalah menjadi model yang baik untuk anak. Dengan modeling, anak mengamati
bagaimana anda berinteraksi secara adaptif dengan objek yang ditakutinya. Yang
paling efektif adalah participatory modeling, artinya, anak bergabung dengan
model untuk mendekati objek yang ditakuti secara perlahan setelah melalui
proses mengamati.
Macam fobia lainnya adalah Fobia sekolah, gangguan kecemasan akan
perpisahan, gangguan kecemasan yang berlebihan dan gangguan obsesif
kompulsif.
GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIF.
PENGERTIAN
Obsesi adalah pikiran atau bayangan yang tidak dapat dicegah dan terus
ada dalam kesadaran seseorang sekalipun ia memandang hal itu sebagai sesuatu
yang tidak menyenangkan dan ingin menghindarinya. Adapun kompulsi adalah
tindakan stereotipi yang mendorong seseorang untuk mengulanginya lagi dan
lagi, meskipun ia tidak ingin melakukannya lagi (Weiner, 1982; Alloy, 1999).
Orang-orang yang menderita obsesi, kompulsi atau keduanya dikatakan
mengalami gangguan obsesif kompulsif.
KARAKTERISTIK
Anak-anak yang memiliki gangguan obsesif kompulsif cenderung
memiliki intelegensi di atas rata-rata, memiliki pandangan moral yang kaku
disertai dengan perasaan bersalah, serta mempunyai kehidupan fantasi yang
aktif. Masalah-masalah seperti ketakutan dan agresi terhadap orang tua juga ada
bersamaan dengan meningkatnya penyakit fisik (Schwartz & Johnson dalam
Weinar, 1994)
PENANGANAN
Intervensi tingkah laku dalam bentuk pencegahan respons, yaitu mencegah
munculnya tingkah laku ritualistic, dilaporkan cukup berhasil untuk menangani
anak dengan gangguan obsesif kompulsif. Pelatihan terhadap orang tua
merupakan komponen penting dalam penanganan karena pencegahan respons
sering dilakukan oleh orang tua. Penanganan yang bersifat medis dapat pula
diberikan untuk membantu anak yang mengalami gangguan obsesif kompulsif
(Gadow dalam Wenar, 1994).
ANAK DENGAN PERILAKU ANTI SOSIAL
PENGERTIAN ANAK YANG TIDAK PATUH
Kepatuhan adalah melakukan apa yang diminta oleh orang lain (dalam hal
ini adalah orang tua dan guru) dengan tepat dan sesuai. Kebanyakan anak
menunjukkan ketidak petuhan terhadap perintah orang tua (atau mungkin
gurunya, bahkan dimulai saat anak masih sangat muda, yaitu usia 2 – 3 tahun.
KARAKTERISTIK
1. The passive Resistant Type, yaitu anak menjadi diam atau menghindari

dengan cara yang pasif, mengikuti perintah tetapi dengan setengah hati.
2. The Openly, yaitu anak secara langsung menolak perintah secara verbal,
“saya tidak akan melakukannya” atau dengan peri laku temper tantrum.
3. The Siteful Type of Noncompliance, yaitu anak melakukan hal yang
sebaliknya dari yang diperintah, misalnya diminta untuk diam, anak malah
berteriak.
PENANGANAN
Anak yang tidak patuh berarti tidak dapat menjalin kerjasama yang baik
dengan anda kerena setiap kali anda memintanya melakukan sesuatu. Walaupun
demikian kita juga tidak dapat melepaskan anak begitu saja untuk melakukan
semua keinginannya.
Jadi apa yang harus dilakukan: ialah mencoba menempatkan diri berada
ditengah-tengah. Anda dapat menciptakan pola asuh authoritative, yaitu
menciptakan aturan yang dikombinasikan dengan cinta dan alasan yang jelas dan
cara penyampaiannya dapat diterima oleh anak. Hal lain penting dalam
membangun hubungan kerjasama yang baik dengan seorang anak adalah
menciptakan hubungan yang akrab dengan anak.
PERILAKU TEMPER TANTRUM
PENGERTIAN
Suatu ledakan emosi yang kuat sekali,, disertai rasa marah, serangan
agresif, menangis, menjerit-jerit serta menghentak-hentakkan kaki dan tangan
pada tanah dan atau pada lantai dan dinding. Temperamental tantrum terjadi
ketika tingkat frustasi anak mencapai tahap yang sangat tinggi, dan anak menjadi
sangat tidak terkontrol, sangat emosional.
Jenis-Jenis Temper Tantrum: Manipulative Tantrum, Verbal Frustration
Tantrum dan Temperamental Tantrum.
KARAKTERISTIK
Menurut Shaefer dan Milman (1981), perilaku temper tantrum yang
ditunjukkan seorang anak dapat muncul dalam bentuk yang bermacam-macam,
diantaranya adalah perilaku berteriak, memecahkan benda-benda, atau
bergulingan di lantai. Temper tantrum biasanya mudah diprovokasi dan
intensitasnya besar.
PENANGANAN
1. Mencoba mengerti dan memahami jenis tantrum apa yang terjadi pada saat

itu
2. Mencoba mencatat tentang hal-hal yang dapat menyebabkan anak berlaku
Temper tantrum
3. Mencoba untuk mengendalikan diri
4. Jangan berargumentasi atau mencoba menjelaskan tindakan anda kepada
anak prasekolah yang sedang tantrum
5. Jangan memberikan reward terhadap perilaku tantrum
6. Hindari penggunaan obat
7. Mengantisipasi peristiwa rawan konflik dan menghindarkan diri dari
kondisi tersebut
8. Mengendalikan diri, todak terpancing oleh perilaku Temper tantrum anak
yang menyebabkan orang tua menjadi lepas kontrol.
ANAK DENGAN RETARDASI MENTAL
PENGERTIAN
Berdasarkan definisi dari Asosiasi Retardasi Mental di Amerika, anak
dengan keterbelakangan mental menunjukkan keterlambatan perkembangan
dihampir seluruh aspek fungsi akademik dan fungsi sosialnya, cirinya: memiliki
taraf kecerdasan yang secara signifikan berada dibawah rata-rata kecerdasan
umumnya anak sebayanya dengan IQ di bawah 70; dan tidak dikuasai perilaku
adaptif, yaitu perilaku yang berkaitan dengan keterampilan kegiatan harian.
KARAKTERISTIK
1. Menunjukkan adanya kendala pada aspek rentang perhatian, daya ingat
dan cara belajar.
2. Aktivitas bermain yang dilakukan anak dengan retardasi mental serupa
dengan anak yang seusianya jauh lebih kecil dari pada mereka.
PENANGANAN
1. Kenalkan materi pelajaran yang baru dengan perlahan-lahan. k
kesempatan untuk berlatih secara langsung. Ulangi materi beberapa kali.
2. Dalam memberikan instruksi atau keterangan, hendaknya guru membantu
anak untuk memusatkan perhatiannya terlabih dahulu pada apa yang akan
disampaikan oleh guru.
3. Keterangan yang disampaikan hendaknya diterangkan dalam bentuk yang
nyata dan secara bertahap.
ANAK DENGAN GANGGUAN DOWN SYNDROM
PENGERTIAN
Down Syndrome adalah suatu keadaan fisik yang disebabkan oleh mutasi
gen ketika anak masih berada dalam kandungan. Ahli pertamanya adalah John
Langdon Down. Berdasarkan penelitiannya terjadi mutasi gen pada kromosom
21, dimana terdapat tambahan bagian pada kromosom tersebut. Mutasi gen ini
memiliki kemungkinan paling besar terjadi pada kelahiran dimana usia ibu
antara 40-50 tahun. Persentasenya sekitar 1,5 per 1000 kelahiran.
KARAKTERISTIK
Akibat dari mutasi gen pada kromosom 21, bayi yang dilahirkan biasanya
memiliki cirri-ciri fisik yang khas, terutama pada bagian wajah. Ukuran kepala
terlihat kecil bila dibandingkan dengan anak seusiannya. Lidah anak tergolong
besar jika dibandingkan dengan ukuran mulutnya yang kecil, bentuk mata yang
khas dengan kelopak mata yang seakan-akan sulit untuk membuka, batang
hidung yang datar, serta leher yang pendek. Bentuk jari-jari tangan juga spesifik,
dimana biasanya ukuran jari-jari tangan cenderung pendek dan melengkung
PENANGANAN
Sampai saat ini belum ada pengobatannya.
ANAK BERBAKAT

PENGERTIAN
Bila menggunakan konsep kecerdasan tradisional, yang dimaksud anak
berbakat adalah individu dengan kecerdasan yang berfungsi sangat jauh di atas
rata-rata anak sebayanya. Biasanya digunakan standar nilai IQ diatas 130.
batasan ini sangat sempit sifatnya. Tidak memperhitungkan kreativitas atau
potensi anak yang biasanya tidak tercakup dalam nilai IQ

KARAKTERISTIK ANAK BERBAKAT


Karakteristik umum yang dimiliki anak bebakat dapat diuraikan sebagai
berikut
1. Biasanya anak berbakat memiliki kemampuan untuk menguasai pelajaran
atau keterampilan tertentu dengan cepat dan mudah sesuai
keberbakatannya
2. Sebagian besar anak berbakat memiliki harga diri yang lebih tinggi dan
terampil dalam kehidupan social, dan memiliki penyesuaian emosional
yang diatas rata-rata kemampuan anak seusianya
3. Meski demikian, beberapa anak berbakat justru mengalami masalah emosi
dan social karena mereka beranggapan dan diperlakukan berbeda dengan
anak sebayanya
4. Banyak anak berbakat yang mengalami kebosanan atau bahkan frustasi
dengan kegiatan di sekolah yang dirasakannya terlalu mudah
5. Dampak dari kebosanan dan frustasi yang berlebihan, anak berbakat
menjadi tidak tertarik dengan tugas-tugas di sekolah dan
menyelesaikannya secara asal-asalan sehingga nilai yang dicapai tidak
sesuai dengan kemampuannya yang sebenarnya
MAU MENANG SENDIRI
PENGERTIAN MAU MENANG SENDIRI
Mau menang sendiri, adalah perilaku anak yang tidak mau dan tidak bias
menerima ‘kekalahan’ Maksud dengan ‘kekalahan’ disini adalah keadaan yang
menyebabkan ia merasa tidak berhasil mencapai apa yang diinginkan, meliputi
hal-hal yang bersifat materi maupun non-materi
Pada anak prasekolah yang dunianya adalah dunia bermain maka
permainan biasanya menjadi sebab munculnya perilaku mau menang sendiri

PENANGANAN ANAK YANG MAU MENANG SENDIRI

1. Bila sebabnya karena kasih saying yang berlebih atau justru kurang
sehingga orang tua cenderung permisif terhadap anak atau anak
mengalami deprivasi emosi maka perlu ada perubahan perilaku orang tua.
Kerja sama antara orang tua dan guru dalam hal ini amat perlu. Di rumah
dan di sekolah anak perlu mendapat perhatian dan kasih saying yang
cukup. Disini lain penanaman disiplin dan moral juga perlu diterapkan
secara konsisten
2. Cegah perilaku anak yang mau menang sendiri dengan memberi alas an
yang logis dan dipahami anak mengapa hal tersebut tidak boleh
dilakukannya. Bantu anak agar ia menumbuhkan empati dan control diri
tanpa kehilangan perhatian dan kasih saying yangt juga menjadi
kebutuhannya. Pujian perlu segera diberikan bila nak berhasil mencegah
perilaku mau menang sendiri muncul, anak tidak mendapatkan apa yang
diinginkan , latih anak untuk menunda atau menerima kekecewaan. Secara
konsisten perlakuan semacam ini terus dilakukan sampai anak berhasil
mengurangi atau menghilangkan perilaku mau menang sendiri
DEPENDEN (Ketergantungan/Tidak mandiri)

PENGERTIAN DEPENDEN/KETERGANTUNAGN
Dependen/ketergantungan adalah sikap dan perilaku anak yang selalu
ingin dibantu dalam melakukan berbagai hal yang sebenarnya sudah dapat
dilakukannya sendiri

PENANGANAN ANAK YANG DEPENDEN


1. Berikan kesempatan dan latihan pada anak untuk melakukan hal-hal yang
sebenarnya dapat dilakukan, dengan selalu disertai dukungan dan
penghargaan sekecil apapun prestasi/hasil kerjanya
2. Tanamkan disiplin, rutinitas dan batasan-batasan yang realistis. Hal ini
aklan membantu anak untuk meramalkan apa yang akan dihadapi. Orang
tua perlu mengatur jadwal kegiatan anak mulai dari bangun pagi hingga
tidur malam. Tentukan batasan berapa lama dan kapan boleh main, nonton
film/TV dan lain-lain
3. Hindarkan/minimalkan situasi yang dapat menyebabkan anak merasa
tertekan, terancam sehingga timbul kecemasan dan rasa takut, yang akan
menghambat gerak dan langkahnya
4. Beri kesempatan anak untuk mengambil keputusan dan menentukan apa
yang akan dilakukan atau dipilihnya, beri penghargaan bila ia mau dan
dapat melakukannya
ANAK DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN

PENGERTIAN
MENURUT Hallahan dan Kauffman (1988), terdapat dua cara yang
sangat umum untuk mendefinisikan gangguan penglihatan (kebutaan), yaitu
definisi menurut hukum merupakan definisi secara edukasional. Definisi
menurut hukum merupakan definisi yang sering digunakan oleh orang awam
maupun orang-orang yang berkecimpung dalam profesi medis. Adapun definisi
secara edukasional umumnya digunakan oleh para pendidik

KARAKTERISTIK
1. Perkembangan Motorik
2. Faktor Bahasa
3. Kemampuan Konseptual
4. Kegiatan Bermain
5. Faktor Personal dan Sosial

PENANGANAN
1. Memberdayakan anak yang dapat melihat untuk bertindak sebagai
pembimbing tetapi jangan sampai membuat anak yang mengalami
gangguan penglihatan menjadi tergantung kepada mereka
2. Memperlakukan anak yang mengalami gangguan penglihatan secara sama
dengan teman mereka yang dapat melihat
3. Mendukung interaksi interpersonal. Agar dapat diterima oleh teman-
temannya, anak perlu diajari sejumlah keterampilan sosial
4. Mendukung anak yang mengalami gangguan penglihatan untuk
berpartisipasi dalam sejumlah kegiatan. Kegiatan alternatif harus dibuat
jika tidak memungkinkan bagi mereka untuk bergabung dengan teman
sekelasnya
5. Sedapat mungkin memberikan jenis tugas yang sama kepada mereka,
seperti tugas yang diberikan kepada teman-temannya yang dapat melihat,
misalnya, tugas menyiram tanaman
ANAK DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN

PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI

Dua definisi yang umum, yaitu: tuli dan kesulitan mendengar (hard of
Hearing), sering dilihat secara fisik dengan sudut pandang yang berorientasi
fisiologis dan sudut pandang yang berorientasi edukasional (Hallahan dan
Kauffman, 1988)
KARAKTERISTIK
1. Faktor Bahasa
2. Kemampuan Konseptual dan prestasi pendidikan
3. Kegiatan Bermain
4. Faktor Personal dan Sosial

PENANGANAN
1. Memberikan perhatian khusus pada kualitas dan kuantitas interaksi sosial.
Ajak anak yang lain untuk membantu masalah yang dihadapi oleh anak
dengan gangguan pendengaran
2. mengatur tempat duduk sehingga anak yang mengalami gangguan
pendengaran dapat mengambil sebanyak mungkin manfaat dari tanda
(clue) visual dan auditori
3. gangguan visual dan auditori seharusnya dibuat seminim mungki
4. speech reading akan berguna jika guru berbicara secara wajar.
5. mengajak anak agar perhatiannya focus pada wajah anda
6. mengikutsertakan anak pada kegiatan kelas, kelompok
7. mendorong anak untuk mengajukan pertanyaan
8. perlu membuat alat bantu visual yang beragam
ANAK CEREBRAL PALSY

PENGERTIAN
Cerebral Palsy mengacu pada perubahan yang bersifat nonprogresif
dari gerakan atau fungsi motorik sebagai hasil dari kerusakan
intrakranial, luka, atau penyakit, yang muncul sebelum, selama,atau
segera sesudah kelahiran (Bakwin & Bakwin, 1972). Cerebral Palsi
sering disertai dengan deficit sensori (gangguan pendengaran dan
penglihatan) dan perceptual (anggapan terhadap sesuatu), kesulitan
belajar, gangguan emosional dan kepribadian yang parah, serta
retardasi mental.

KARATERISTIK
1. Fungsi intektual dan bahasa
2. Kemampuan membaca
3. Prestasi akademik
4. Faktor personal dan social
a. Reaksi masyarakat
b. Reaksi keluarga

PENANGANAN
Karakteristik yang ada pada anak cerebral palsy, khususnya
faktor personal dan sosial. Kondisi yang menyenangkan perlu
diciptakan untuk perkembangan kepribadian yang dapat diterima
secara social
Anak cerebral palsy membutuhkan waktu yang lama untuk
melakukan fungsi-fungsi (kegiatan) sederhana. Oleh karena itu
rutinitas dan beberapa jadwal kegiatan, penting untuk dibuat.
Beberapa kegiatan bermain dapat membantu anak cerebral palsy
untuk mengurangi masalahnya. Bermain pasir dapat menolong mereka
mengontrol jari dan tangan. Kegiatan melukis dengan jari dapat
mengurangi ketegangan yang mereka rasakan. Menguntai atau
meronce manik-manik, bermain papan pasak (peg board), dan puzzle
bentuk (form board) dapat membantu gerakan mereka menjadi lebih
berkoordinasi. Sebagai gurunya, anda harus mempertimbangkan
kondisi-kondisi tertentu yang memiliki anak sehingga kegiatan yang
diberikan menjadi bermanfaat untuk anak
ANAK YANG SAKIT

PENGERTIAN
Ketika kita berbicara mengenai anak yang sakit, berarti kita sedang
membahas kondisi medis. Pertama adalah kondisi medis akut (acute medical
conditions) kondisi tersebut berlangsung dalam jangka pendek, sekali-sekali, dan
umum terjadi, seperti infeksi dan alergi. Kedua adalah kondisi medis kronis
(chronic medical conditions). Kondisi tersebut dapat meliputi kondisi fisik,
perkembangan, perilaku, dan atau emosional yang membutuhkan pelayanan
kesehatan khusus (Papalia, Olds, & Feldman, 2004)

KARAKTERISTIK
Salah satu penetu kepribadian yang berkembang pada anak-anak dengan
penyakit kronis adalah bagaimana sikap lingkungan terhadap mereka. Apabila
orang tua memberi perhatian secara berlebihan, bersikap memanjakan, serta
selalu merasa cemas dan kawatir terhadap anak, maka anak cenderung
berkembang menjadi pribadi yang dependen (tergantung pada orang lain) dan
memiliki sikap demanding (suka menuntut) (Bakwin & Bakwin, 1972), anak
juga akan menjadi manja secara berlebihan, mudah marah dan menikamati
perhatian khusus yang diberikan oleh orang lain, khususnya orang tuannya.
Selanjutnya hal tersebut dapat menghambat pertumbuhan kepribadian yang
matang

PENANGANAN
1. Penanganan untuk anak sakit
a. Bersikap tegas namun hangat
b. Beri tahu alas an untuk setiap larangan
c. Beri kegiatan alternative
d. Tingkatkan harga diri anak
e. Lakukan tindakan pencegahan
2. Penanganan untuk menghindari luka dan kecelakaan
a. Menyediakan alas/permukaan yang lembut
b. Jika mungkin menggunakan alat bantu perlindungan diri
MASALAH SERTA KARAKTERISTIK ADD/ADHD PADA ANAK

PENGERTIAN ANAK DENGAN ADD/ADHD


Belakangan ini istilah ADD/ADHD sering kali digunakan untuk
mengidentifikasi suatu masalah perilaku yang banyak dialami oleh anak-anak,
terutama mereka yang berusia pra-sekolah sampai sekitar umur 12 tahun.
Tampaknya gangguan ini memang makin dikenali dan ditemukan pada banyak
anak sehingga mendapat perhatian tidak hanya dari kalangan professional
(dokter atau psikolog), tetapi juga dari orang tua dan pendidik (guru)

KARAKTERISTIK ANAK DENGAN ADD/ADHD


1. Inattention (Gangguan pemusatan perhatian)
2. Impulsivitas
3. Hiperaktivitas
4. Disorganisasi
5. Reaksi social
6. Perilaku agresif
7. Konsep diri
8. Perilaku mencari sensasi
9. Melamun
10.Kordinasi motorik
11.Daya ingat
12.Pola piker yang Obsesif

PENANGANAN SISWA DENGAN ADD/ADHD


Pertama, guru sebagai professional yang sehari-hari terlibat langsung
dengan anak, memiliki mkemampuan untuk mengamati apakah seorang anak
menunjukkan cirri-ciri perilaku yang mengarah pada gangguan ADD/ADHD
atau tidak
Kedua, bila memang ada anak yang mengalami gangguan ADD/ADHD,
guru diharapkan mampu memenuhi kebutuhan anak tersebut dibidang
pendidikan, tentunya dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan mengajar
khusus yang sesuai dengan gangguan yang dihadapi anak
Kerja sama yang baik antara orang tua, guru, dan professional, akan sangat
menentukan keberhasilan penanganan terhadap anak yang bergangguan
ADD/ADHD. Hendaknya guru juga mendapatkan informasi mengenai tindakan
yang disarankan oleh dokter atau psikolog sebagai professional dalam
menangani anak tersebut
GANGGUAN AUTISM
PENGERTIAN ANAK AUTISM
Suatu gangguan mendasar dimana anak-anak tersebut sejak awal
kehidupan tidak mampu melakukan interaksi social terhadap orang lain atau
situasi tertentu seperti halnya anak yang normal (Neale, 1996). Selain itu,
ditemukan pula adanya kegagalan dalam membangun kemampuan
berkomunikasi atau (terjadinya) keterbatasan dalam berbahasa.
KARAKTERISTIK ANAK AUTISM
Gangguan autism ditandai dengan adanya keterlambatan perkembangan
baik dalam bidang komunikasi, perkembangan motorik yang tidak seimbang,
maupun dalam interaksi sosial. Namun tidak semua anak yang memperlihatkan
keterlambatan perkembangan diusianya yang dini akan didiagnosis sebagai
penyandang autism
1. Perkembangan terlambat
2. Lebih tertarik pada benda dibandingkan manusia
3. Tak mau dipeluk
4. Kelainan sensoris
5. Menunjukkan adanya suatu pola tertentu yang dipertahankan dan
diulang-ulang (Stereotyped dan Repetitive) dalam hal perilaku,
minat, dan kegiatan
PENANGANAN ANAK DENGAN GANGGUAN AUTISM
A. PENANGANAN ANAK AUTISM
a. Metode Lopaas atau Applied Behavioral Analisis
b. Sensory Integration Therapy
B. TERAPI DAN KESEMBUHAN
Nakita (2002) menulis bahwa autism adalah masalah individual
sehingga setiap anak harus ditangani secara individual.
C. PENANGANAN ANAK AUTISM OLEH GURU
1. Belajar menyelami emosi anak
2. Harus terus memberi stimulasi
3. Melatih insting sosial

4. Mengembangkan potensi anak


ANAK DENGAN PERILAKU AGRESIF
Perilaku agresif dianggap sebagai suatu gangguan perilaku jika:
1. bentuk perilaku luar biasa, bukan hanya berbeda sedikit dari perilaku
temannya yang biasa.
2. masalah ini bersifat kronis, menetap dan terus menerus dilakukan
3. perilaku tidak dapat diterima karena tidak sesuai dengan norma yang
ada
Menurut buku panduan

You might also like