You are on page 1of 13

HASIL DISKUSI LBM 1

SMALL GROUP DISCUSSION 7

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
ANGKATAN 2010
LBM 1

STEP 1
Istilah-Istilah
1. Prick test: test yang dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang alergi atau tidak
dengan cara menusukkan lanset steril ke volar lengan bawah yang sudah diberi
allergen.
2. CTM: obat anti histamin atau anti alergi yang menstabilkan sistem imun dalam
tubuh. Kepanjangan dari Chlorpheniramine Tri Meleat. Menyebabkan kantuk.
3. Bengkak: adanya cairan jumlah besar yang abnormal dalam jaringan atau di ruang
intersel.

STEP 2
Menyusun Pertanyaan
1. Bagaimana patogenesis sehingga bisa terjadi bengkak, kemerahan dan gatal?
2. Bagaimana fisiologi dan morfologi kulit?
3. Mengapa jika minum CTM hanya membaik sebentar?
4. Bagaimana cara menghindari alergi?
5. Mengapa setelah makan udang dapat menyebabkan alergi? Prosesnya!
6. Apa saja faktor yang menyebabkan alergi?
7. Apakah alergi merupakan penyakit menurun?
8. Bagaimana sistem imun? (definisi, macam, patofisologi)
9. Bagaimana penatalaksanaan dan terapi untuk penderita? (pemeriksaan fisik,
laboratorium, terapi)
10. Seberapa luas pengaruh alergi? (hanya pada kulit atau organ lain)
11. Macam-macam alergi?
12. Bagaimana kelelahan, hamil, bisa menimbulkan alergi?

STEP 3
Menjawab Pertanyaan Berdasarkan Prior Knowledge
1. Bagaimana patogenesis sehingga bisa terjadi bengkak, kemerahan dan gatal?
Antigen masuk  IgE menangkap antigen secara otomatis sel mast (limfosit B) +
IgE menyerang antigen tsb terjadi granulasiyang menyebabkan komponen dari
sel mast keluar dan memberikan reaksi pada tubuh penderitaterjadi peradangan
(inflamasi)
2. Bagaimana fisiologi kulit?
Kulit itu mempunyai lapisan-lapisan, yaitu:
a. Epidermis
 Stratum korneum
 Stratum lusidum
 Stratum granulosum
 Stratum Spinosum
 Stratum basale
b. Dermis
 Pars papilari
 Pars retikular
c. Subkutis
Jaringan ikat longgar yang berisi sel lemak
3. Mengapa jika minum CTM hanya membaik sebentar?
Karena CTM itu hanya mengandung anti histamin yang menghambat reseptor hanya
4-6 jam setelah minum
4. Bagaimana cara menghindari alergi?
Dengan cara menghindari antigen
5. Mengapa setelah makan udang dapat menyebabkan alergi? Prosesnya!
Sudah dibahas sebelumnya.
6. Apa saja faktor yang menyebabkan alergi?
Karena adanya antigen dan hipersensitivitas, faktor lingkungan, faktor gen
7. Apakah alergi merupakan penyakit menurun?
Ya. Karena berhubungan dengan DNA.
8. Bagaimana sistem imun? (definisi, macam, patofisologi)
a. Definisi: sistem kekebalan tubuh yang mekanismenya digunakan untuk
melindungi tubuh dari faktor-faktor asing dari luar tubuh
b. Macam
c. patofisiologi
9. Bagaimana penatalaksanaan dan terapi untuk penderita? (pemeriksaan khusus,
laboratorium, terapi)
a. Pemeriksaan khusus: prick test,
b. Laboratorium: hitung jumlah leukosit
c. Terapi: CTM
10. Seberapa luas pengaruh alergi? (hanya pada kulit atau organ lain)
11. Macam-macam alergi?
12. Bagaimana kelelahan, hamil, bisa menimbulkan alergi?

STEP 4
Membuat Peta Konsep

SERANGGA IgE
ANTIGEN
MENYERANG

SEL MAST
(LIMFOSIT B)

ANTI HISTAMIN
HISTAMIN

PERADANGAN VASKULER
(INFLAMSI)
STEP 5
Learning Issue
1. Bagaimana patogenesis sehingga bisa terjadi bengkak, kemerahan dan gatal?
2. Bagaimana fisiologi dan morfologi kulit?
3. Mengapa jika minum CTM hanya membaik sebentar?
4. Bagaimana cara menghindari alergi?
5. Mengapa setelah makan udang dapat menyebabkan alergi? Prosesnya!
6. Apa saja faktor yang menyebabkan alergi?
7. Apakah alergi merupakan penyakit menurun?
8. Bagaimana sistem imun? (definisi, macam, patofisologi)
9. Bagaimana penatalaksanaan dan terapi untuk penderita? (pemeriksaan fisik,
laboratorium, terapi)
10. Seberapa luas pengaruh alergi? (hanya pada kulit atau organ lain)
11. Macam-macam alergi?
12. Bagaimana kelelahan, hamil, bisa menimbulkan alergi?

STEP 6
Belajar Mandiri

STEP 7
Menjawab Learning Issue dengan Refrensi yang Valid
1. Bagaimana patogenesis sehingga bisa terjadi bengkak, kemerahan dan gatal?
 Terjadinya bengkak
Didasari oleh reaksi hipersensitifitas tipe 1. Allergen makanan yang masuk
mengakibatkan terjadinya cross linking IgE yang melekat pada permukaan sel mast
atau basofil. Akibat keadaan tersebut, terjadi pelepasan mediator, misalnya
histamine, leukotrin dan prostaglandin, yang selanjutnya akan mengakibatkan
bengkak.
ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN EDISI KELIMA.
Inflamasi
Adalah respons terhadap jaringan hidup yang bervaskularisasi yang ditimbulkan oleh infeksi
mikroba, agen fisik, zat kimia, dan reaksi imun.

Tujuan radang yaitu menyekat serta mengisolasi jejas, menghancurkan mikroorganisme


yang menginvasi tubuh, menghilangkan toksin, mempersiapkan kesembuhan jaringan.

Inflamasi ditandai :

Rubor ( merah )
Segera sesudah masuk alergen, terjadi konstriksi singkat arteriol dan diikuti dilatasi lama di
daerah radang, shg darah banyak mengalir ke dalam mikrosirkulasi. Kapiler2 yang awalnya
hanya sebagian yang meregang atau tidak aktif, secara cepat terisi penuh darah
(hiperemia/kongesti), menyebabkan kemerahan. Juga dilatasi venula dan pembuluh limfa.
Aliran darah bertambah dan semakin lambat. Sel-sel leukosit bermarginasi dan diikuti
migrasi leukosit melintasi dinding pembuluh ke jaringan di dekatnya.
Kalor ( panas )
Daerah peradangan di kulit menjdi lebih hangat dari sekitarnya karena lebih banyak darah
pada suhu 37C dialirkan dalam tubuh ke permukaan tsb.
Tumor ( bengkak)
Tekanan Hidrostatik dalam pembuluh darah , menyebabkan banyaknya air yang keluar
dan menuju jaringan. Cairan dan sel-sel yang berpindah dari aliran darah ke jaringan
interstisial karena permeabilitas  .Pembengkakan jaringan disebut oedem.
Protein yang terkumpul di ruang intersitial secara berangsur dihilangkan lewat pembuluh
limfa. Karena protein mencakup Imunoglobulin dan komplemen shg membantu
penghancuran MO disekitarnya.
Dolor ( nyeri )
Perubahan pH lokal dan konsentrasi lokal ion-ion tertentu karena reaksi radang, dapat
merangsang ujung-ujung saraf. Dan pembengkakan jaringan yang meradang dan oedem
menyebabkan penekanan pada akhir saraf sensorik dan menyebabkan nyeri. Pelepasan
Histamin menimbulkan rasa gatal, seperti pada urtikaria.
Prostaglandin dapat bekerja me tanggapan thd zat penyebab rasa nyeri dan memperkuat
pengaruh faktor penyebab rasa nyeri lain

Patofisiologis Price Wilson dan Dasar Patologis Penyakit/Robins & Cotran ‘’Buku Saku”

2. Bagaimana fisiologi dan morfologi kulit?


Lapisan Epidermis 
Stratum Korneum lapisan kulit yang paling luar dan
terdiri atas beberapa lapisan sel gepeng yang mati, tidak berinti dan
protoplasmanya telah berubah menjadi keratin/zat tanduk.
Stratum lusidum lapisan sel gepeng tanpa inti dengan
protoplasmanya yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin.
Lapisan tersebut tampak lebih jelas pada telapak tangan dan kaki.
Stratum granulosum merupakan 2 atau 3 lapis sel
gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti diantaranya.
Butir kasar ini terdiri dari keratohialin. Lapisan ini juga tampak pada
telapak tangan dan kaki.
Stratum spinosum terdiri atas beberapa lapis sel yang
berbentuk poligonal yang besarnya berbeda2 karena adanya proses
mitosis. Protoplasmanya jernih karena mengandung glikogen dan inti
terletak ditengah. Diantara sel stratum spinosum terdapat jembatan antar
sel yang terdiri atas protoplasma dan tonofibril atau keratin.
Stratum basale terdiri atas sel yang berbentuk kubus
yang tersusun vertikal pada perbatasan dermo-epidermal berbaris
seperti pagar
Lapisan Dermis lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal
daripada epidermis. Lapisan ini terdiri dari lapisan elastik dan fibrosa padat
dengan elemen-elemen slular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi
menjadi dua bagian yaitu:
- pars papilare terdiri dari pembuluhh darah dan ujung serabut
saraf
- pars retikulare terdiri dari serabut kolagen, retikulum dan
serabut elastin. Dasar lapisan ini terdiri atas cairan kental asam
hialuronat dan kondroitin sulfat, dibagian ini terdapat pula fibroblas.
Lapisan subkutis (hipodermis) terdiri atas jaringan ikat longgar
berisi sel-sel lemak di dalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulaat, besar,
dengan inti terdesak ke pinggir sitolplasma lemak yang bertambah. Dilapisan
ini terdapat ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening.

(Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, FKUI)

Fungsi :
 Fungsi Proteksi : Melindungi Bag.dalam tubuh terhadap gangguan fisis dan mekanis.
 Fungsi Absorpsi : Kulit sehat tidak mudah menyerap/ Semipermeabilitas air, larutan,
zat padat.tapi mudah menyerap zat-zat spt O2 dan CO2, uap air
 Fungsi Ekskresi : Utk mengeluarkan zat yg tdk diperlukan tubuh/sisa2 metabolisme
dalam tubuh berupa NaCl,urea,asam urat,ammonia.
 Fungsi pengaturan suhu tubuh(termoregulasi)
 Fungsi Persepsi : kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan
subkutan.Terhadap rangsang panas diperankan oleh badan Ruffini terletak di dermis
dan subkutan,rangsang dingin oleh krause yang terletak di dermis,badan meissner
berperan dalam rabaan
 Fungsi Pembentukan Pigmen. Sel pembentuk pigmen= melanosit.
 Fungsi pembentukan Vitamin D
 Fungsi Keratinisas
 lapisan epidermis dewasa mempunyai 3 jenis sel utama yaitu keratinosit, sel
Langerhans, melanosit.
 Fungsi pembentukan vit.D
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Prof. Dr. Dr. Adhi Djuanda. FKUI

3. Mengapa jika minum CTM hanya membaik sebentar?


Karena pada obat antihistamin ini memiliki cara kerja 4-6 jam sehingga ketika
farmakokinetik obat tersebut telah habis maka kemungkinan penyakit yang
diderita akan kambuh lagi.
Sumber: Farmakologi dan Terapi edisi 5. FKUI. 2007

4. Mengapa setelah makan udang dapat menyebabkan alergi? Prosesnya!


 Karena pada jenis makanan udang ( kelompok crustacea )ada allergen yang
berupa protein. dan protein itu dapat menginduksi produksi IgE dan adanya
intoleransi makanan ( reaksi non-imunologis ) yang diakibatkan zat yang
terdapat pada makanan tersebut
 Secara imunologis, antigen protein utuh masuk ke dalam sirkulasi dan
disebarkan di seluruh tubuh
 Untuk mencegah respon imun terhadap makanan yang dicerna  diperlukan
respon yang ditekan secara selektif yang disebut toleransi atau
hiposensitisasi
 Kegagalan untuk melakukan toleransi oral ini memicu produksi berlebihan
antibody immunoglobulin E yang spesifik terhadap epitop yang terdapat
pada alergi makanan
 Ketika protein makanan melewati sawar mukosa , terikat dan bereaksi silang
dengan antibody tersebut memacu IgE nempel pada basofil dan sel mast
 Sel mast mengeluarkan berbagai mediator ( histamine, prostaglandin, dan
leukotrien  vasodilatasi  gatal dan bentol
Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,Jilid II, Edisi 5

Makanan merupakan salah satu penyebab reaksi alergi yang berbahaya. Seperti alergen
lain, alergi terhadap makanan dapat bermanifestasi pada salah satu atau berbagai organ
target: kulit (urtikaria, angiodema, dermatitis atopik), saluran nafas (rinitis, asma),
saluran cerna (nyeri abdomen, muntah, diare), dan sistem kardiovaskular (syok
anafilaktik) (Rengganis dan Yunihastuti, 2007). Urtikaria akibat alergi makanan biasanya
timbul setelah 30-90 menit setelah makan dan biasa disertai gejala lain seperti diare,
mual, kejang perut, hidung buntu, bronkospasme, hingga gangguan vaskular. Semua
gejala ini diperantarai oleh IgE (Baskoro et.al, 2007).
Hampir setiap jenis makanan memiliki potensi untuk menimbulkan reaksi alergi. Alergen
dalam makanan terutama berupa protein yang terdapat di dalamnya. Namun, tidak
semua protein dalam makanan mampu menginduksi produksi IgE. Penyebab tersering
alergi pada orang dewasa adalah kacang-kacangan, ikan, dan kerang. Sedangkan
penyebab alergi tersering pada anak adalah susu, telur, kacang-kacangan, ikan, dan
gandum. Sebagian besar alergi hilang setelah pasien menghindari makanan tersebut,
dan melakukan eliminasi makanan, kecuali terhadap kacang-kacangan, ikan, dan kerang
cenderung menetap atau menghilang setelah jangka waktu yang sangat lama.
Ikan dapat menimbulkan sejumlah reaksi. Alergen utama dalam codfish adalah Gad c1
telah diisolasi dari fraksi miogen. Udang mengandung beberapa alergen. Antigen II
dianggap sebagai alergen utama. Otot udang mengandung glikoprotein otot yang
mengandung Pen a1 (tropomiosin).
Gambaran klinis reaksi alergi terhadap makanan terjadi melalui IgE dan menunjukkan
manifestasi terbatas: gastrointestinal, kulit dan saluran nafas. Tanda dan gejalanya
disebabkan oleh pelepasan histamine, leukotrien, prostaglandin, dan sitokin. Alergen
yang dimakan dapat menimbulkan efek luas, berupa respon urtikaria di seluruh tubuh,
karena distribusi random IgE pada sel mast yang tersebar di seluruh tubuh (Rengganis
dan Yunihastuti, 2007). .
Baskoro, Ari. Soegiarto, Gatot. Effendi, Chairul. Konthen, P.G. 2007. Urtikaria dan Angiodema dalam Sudoyo, Aru W.
Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata K, Marcellus. Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi
IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Rengganis, Iris. Yunihastuti, Evy. 2007. Alergi Makanan dalam Sudoyo, Aru W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus.
Simadibrata K, Marcellus. Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Hapten ?
5. Apa saja faktor yang menyebabkan alergi?
a. Allergen ingestan
Penyebab alergi yg masuk melalui saluran pencernaan. Contohnya pada alergi
makanan.
b. Allergen inhalan
Penyebab alergi yg masuk melalui pernafasan.contohnya pada alergi debu.
c. Allergen injektan
Penyebab alergi yg masuk melalui suntikan. Biasanya berasal dari obat2an.
Contohnya antibiotic penisilin, sulvanamid, anti konvulsan.
d. Allergen kontakan
Penyebab alergi yg menyerang karena adanya kontak dengan kulit. Contohnya
pada alergi kulit.
http://www.anneahira.com/penyebab-alergi.htm
L.I

6. Apakah alergi merupakan penyakit menurun?


Menurut definisi American Academy of Pediatrics atau AAP, bayi dengan
risiko tinggi alergi adalah bayi dengan riwayat alergi yang kuat dalam
keluarga, yaitu 5-15% berisiko terkena alergi, bila kedua orangtua tidak
memiliki riwayat alergi. 20-40% berisiko terkena alergi, bila salah satu
orangtua memiliki riwayat alergi. Dan 40-60% berisiko terkena alergi, bila
kedua orangtua menderita alergi.

Aberg N et al. Prevalence of allergic diseases in school children in relation


to family history, upper respiratory infections and residential
characteristics. Allergy 1996 Apr; 51(4): 232-7
2. Makalah presentasi Dr. Zakiudin Munasir, SpA(K). Divisi Alergi-Imunologi,
Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM Jakarta. Apakah alergi
diturunkan? 2008

Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum


diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan
penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita
penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah
terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus.
Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.

Menurut Mengatas dkk, terdapat berbagai kelainan kromosom pada


patogenesis , antara lain pada:

a. Kromosom penyebab kerentanan alergi yaitu kromosom 6q, yang


mengkode human leucocyte antigen (HLA) kelas II dengan subset
HLA-DQ, HLA-DP dan HLA-DR, yang berfungsi mempermudah
pengenalan dan presentasi antigen.

b. Kromosom pengatur produksi berbagai sitokin yang terlibat dalam


patogenesis asma, yaitu kromosom 5q.Sebagai contoh gen 5q31-
33 mengatur produksi interleukin (IL) 4, yang berperan penting
dalam terjadinya asma. Kromosom 1, 12, 13, 14, 19 juga
berperan dalam produksi berbagai sitokin pada asma.

c. Kromosom pengatur produksi reseptor sel T yaitu kromosom 14q.

Sistem Imun Humoral  alergi. Studi di RS Philadelphia : meneliti bahwa


adanya hubungan gangguan sel-T (delesi kromosom 22q11.2 atau sindrom
DiGeorge/sindrom Velocardiofacial) dengan penyakit asma, eksim, dan
rinitis.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15853951

Atopi (alergi) adalah kelas kelainan sistem kekebalan tubuh yang masih
misterius dalam banyak hal. Pada alergi, sistem kekebalan tubuh terhadap
zat berbahaya overreacts disebut alergen, kadang begitu sangat bahwa
kualitas hidup pasien secara drastis berdampak. Reaksi alergi bahkan bisa
menyebabkan kematian.

kerentanan seseorang untuk alergi berkembang sangat ditentukan oleh


gen. Alergi dalam keluarga, dan sejumlah lokus telah dikaitkan dengan
penyakit alergi.

Gen Berkontribusi Alergi

Hal ini juga diketahui bahwa faktor genetik berkontribusi terhadap


alergi. Sampai dengan 40% orang di negara-negara Barat memiliki
kecenderungan untuk reaksi IgE cenderung berlebihan dan karena itu rentan
terhadap penyakit atopik (Janewya et al 2001.). (IgE adalah jenis antibodi
yang terlibat dalam respon alergi.)

Sejumlah gen yang berbeda telah terlibat sebagai kontributor terhadap


perkembangan penyakit alergi. Banyak dari mereka adalah HLA-kelas II alel
(Movahedi et al 2008.).HLA merupakan singkatan dari Human Leukosit
Antigen, dan HLA gen ditemukan pada kromosom 6. Mereka dikenal untuk
terlibat dengan sistem kekebalan tubuh, sehingga tidak mengherankan
untuk menemukan bahwa mereka memiliki keterlibatan dalam gangguan
kekebalan tubuh seperti alergi.

Gen pada kromosom 5q dan 11q juga telah terlibat dalam jalur IgE sehingga
berpengaruh juga terhadap dalam pengembangan alergi (Janewya et al.
2001). Gen-gen pada kromosom 5 terdiri dari sekelompok gen yang
menghasilkan beberapa sistem kekebalan tubuh sebagai sinyal molekul yang
disebut sitokin. Gen pada kromosom 11 merupakan kode untuk sebuah
protein reseptor IgE.
http://www.brighthub.com/health/allergies-asthma/articles/20843.aspx

 Dreskin, S. C., 2006. "The genetics of food allergy." Current Allergy and


Asthma Reports 6(1):58-64.
 Finkelman, F. D., and D. Vercelli, 2007. "Advances in asthma, allergy
mechanisms, and genetics in 2006." Journal of Allergy and Clinical
Immunology 120(3):544-550.
 Janewya, Charles; Travers, Paul; Walport, Mark; and Shlomchik, Mark,
2001. Immunobiology: Fifth Edition. New York and London: Garland Science.
 Movahedi, M.; M. Moin, M. Gharagozlou, A. Aghamohammadi, S. Dianat, B.
Moradi, M. H. Nicknam, B. Nikbin, A. Amirzargar, 2008. "Association of HLA
class II Alleles with Childhood Asthma and Total IgE Levels." Iranian Journal
of Asthma, Allergy, and Immunology 7(4):215-20.

7. Bagaimana sistem imun? (definisi, macam, patofisologi)


Sistem yang berfungsi untuk mencegah terjadinya kerusakan tubuh atau timbulnya
penyakit ( Imunologi Dasar, Karen Garna B, Iris Rengganis. FKUI )

Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi
(Imunologi Dasar, Karen Garna B, Iris Rengganis. FKUI )
Klasifikasi dan fungsi

( www.unsoed.ac.id/cmsfak/UserFiles/File/PSKp/.../Respon imun.ppt )

Klas Tempat Fungsi

IgG Bentuk antibodi utama di Mengikat patogen, mengaktifkan


sirkulasi komplemen, meningkatkan fagositosis

IgM Di sirkulasi, antibodi Aktifkan komplemen, menggumpalkan sel


terbesar

IgA Di saliva dan susu Mencegah patogen menyerang sel epitel


traktus digestivus dan respiratori.

Ig D Di sirkulasi dan jumlahnya Menandai kematuran sel B


paling rendah
Ig E Membran berikatan Bertanggung jawab dalam respon alergi dan
dengan reseptor basofil melindungi dari serangan parasit cacing
dan sel mast dalam
jaringan

http://staff.ui.ac.id/internal/132206698/material/DASAR-DASARIMUNOBIOLOGI.ppt

Perbedaan spesifik dan non spesifik

Imunitas Nonspesifik :

 Positif
 Selalu siap
 Respons cepat
 Tidak perlu ada pajanan sebelumnya
 Negatif
 Dapat berlebihan
 Kekurangan memori

Imunitas Spesifik

 Negatif
 Tidak siap sampai terpajan allergen
 Respons lambat
 Positif
 Responsintens
 Perlindungan lebih baik pada pajanan berikut

( Imunologi Dasar, Karen Garna B, Iris Rengganis. FKUI )

Mekanisme

Antige  menyerang tubuh  menginfasi jaringan limfiod


makrofag menfagosit antigen memakan dan mesekresi ke sitosol
sel (di bawa ke limfosit T,selain itu makrofag juga melepaska IL 1
untuk memaksimalkan kinerja limfosit T untuk mengaktifkan limfosit
B)limfosit B kontak dengan antigenberdiferensiasi jadi
limfoblasberdiferensiasi jadi plasma blas (sel blas yang
mengandung iminoglobulin).

8. Bagaimana penatalaksanaan dan terapi untuk penderita? (pemeriksaan fisik,


laboratorium, terapi)
a. Pengukuran kadar IgE
b. Uji Kulit
c. Hitung Eosinofil
d. Pengukuran kadar histamine dalam darah dan urin
(Imunologi, Siti Boedina Kresno)

a. Pemeriksaan bakteriologik
b. Pemeriksaan mikologik
c. Pemeriksaan histopatologi
d. Pemeriksaan darah
e. Pemeriksaan urin
f. Pemeriksaan immunologic (antara lain serologic, tes temple,
imunofluoresensi)
(Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, FK UI)

9. Seberapa luas pengaruh alergi? (hanya pada kulit atau organ lain)
sistemik
10. Macam-macam alergi?
a. Alergi makanan
Merupakan respon tubuh yang tidak wajar terhadap suatu makanan yg
diakibatkan oleh reaksi spesifik pada system imun dengan gejala yg spesifik
pula. Zat penyebabnya bias berupa protein yang tidak rusak ketika proses
memasak atau saat berada di keasaman lambung. Akibatnya allergen dapat
masuk ke peredaran darah hingga mencapai organ tertentu dan
menimbulkan reaksi alergi. Indikasi seseorang alergi makanan diantaranya
terdapat tanda2 seperti lidah dan tenggorokan terasa kering dan gatal, sesak
nafas, perut mual, kembung, nyeri ulu hati,diare dan atau muntah, kulit gatal,
mata merah perih, batuk, bibir dan tenggorokan bengkak, hidung berair dan
tersumbat.
b. Alergi debu
Debu yg tersebar di berbagai tempat akan memicu terjadinya alergi.
Gejalanya bersin2 dgn frekuensi yg sering, pilek, hidung berair, rasa gatal
pada hitung, hidung tersumbat.
c. Alergi kulit
Penderita alergi kulit sangat rentan terhadap zat2 atau bahan kimia tertentu
yg biasa terkandung dalam kosmetik, detergen, sabun mandi, karet,
perhiasan imitasi,dll yg dapat menyebabkan iritasi kulit. Alergi kulit
cenderung penyakit turunan. Gejalanya gatal2 pada kulit, kulit
kemerahan,bengkak dan lecet.
d. Alergi udara dingin
Merupakan peradangan disekitar saluran hidung(mukosa) yg ditimbulkan
oleh allergen berupa udara dingin. Udara dingin menyerang system
kekebalan tubuh. Pada penderita alergi udara dingn tidak menunjukkan
gejala demam. Namun penderita sering bersin2, tenggorokan terasa gatal,
dan biasanya disertai mata merah dan berair.
http://www.anneahira.com/macam-macam-alergi.htm
a. Alergi yg disebabkan oleh sel T teraktivasi: Alergi Reaksi
lambat
Dapat menyebabkan erupsi kulit sbg respon terhadap obat-obatan/
bahan kimia tertentu terutama bahan kosmetik atau bahan kimia
Rumah tangga dimana kulit seseorang sering berkontak.

Alergi Rx lambat disebabkan oleh sel T teraktivasi dan bukan oleh


Ab.

b. Alergi pada orang yang alergik dgn Ab IgE yg berlebihan


Keadaan alerginya disebut alergi atopik karena disebabkan oleh
respon sistem imun yg tak lazim. Diturunkan secara genetis dari
orang tua ke anak-anaknya dan ditandai dengan adanya sejumlah
besar Ab IgE.

(Fisiologi Kedokteran, Guyton)

You might also like