You are on page 1of 3

Perbedaan Antara Fiqih dan Syariah

oleh Muhammad Faiz Firdaus, 1006759302

Judul : “Fiqih dan Syariah”

Penulis: Ahmad Sarwat, Lc

Syariah

Secara bahasa syariah berasal dari kata syara’ yang berarti menjelaskan dan
menyatakan sesuatu. Menurut istilah, syariah berarti aturan atau undang-undang yang
diturunkan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan
sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam semesta. Syariah mengatur hidup
manusia sebagai inividu, yaitu hamba Allah yang harus taat, tunduk, dan patuh kepada Allah.
Ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan kepada Allah dibuktikan dalam bentuk pelaksanaan
ibadah yang tata caranya diatur sedemikian rupa oleh syariah Islam.

Dewasa ini, umat Islam semakin menyadari mengenai pentingnya ilmu keislaman
atau yang lazim disebut dengan syariah. Ada beberapa faktor yang mendorong umat Islam
untuk mengetahui syariah, antara lain :

1. Syariah merupakan bagian dari identitas keislaman seseorang


Seorang muslim dengan seorang non-muslim dapat dibedakan berdasarkan apa yang
diketahuinya mengenai ajaran Islam serta diyakini keberadaannya.

2. Allah SWT mewajibkan setiap muslim belajar syariah


Seorang muslim yang telah aqil baligh memiliki kewajiban untuk mempelajari Islam beserta
seluruh komponennya.

3.Syariah adalah kunci untuk memahami Al Quran dan As Sunnah


Seorang Muslim wajib memahami dua buah perkara yang merupakan warisan dari Nabi
Muhammad SAW, yaitu Al Quran dan As Sunnah. Untuk dapat memahami kedua perkara
tersebut, maka syariah adalah kunci utamanya.

4. Menjadi umat Islam yang Kaaffah bisa tanpa syariah


Sebagai muslim yang baik, komitmen dan konsisten dalam memeluk agama Islam,
tentu kita tahu bahwa kita wajib menerima Islam secara kaaffah, tidak sepotong-potong. Tapi
bagaimanakah kita bisa menjalankan Islam secara kaaffah, kalau kita tidak bisa membedakan
manakah di antara perbuatan itu yang termasuk bagian Islam atau bukan? Oleh karena itu,
syariah sangat dibutuhkan untuk menjadi umat Islam yang Kaaffah.

Fiqih
Makna fiqih secara bahasa adalah memahami. Fiqih menurut orang Arab adalah pemahaman
dan ilmu. Setelah Islam datang nama fiqih digunakan untuk ilmu agama karena tingkat
kemuliaannya dibanding ilmu-ilmu lain. Jika kita temui istilah fiqih di masa generasi pertama
Islam maka yang dimaksud adalah ilmu agama, tidak lain. Sedangkan ilmu agama yang
dimaksud di masa itu adalah ilmu yang terkait dengan Al Quran dan Sunnah Rasulullah
SAW.

Definisi Fiqih
Ilmu yang membahas membahas hukum-hukum syariat bidang amaliyah (perbuatan nyata)
yang diambil dari dalil-dalil secara rinci.
Penjelasan definisi :
- Ilmu : Ia merupakan ilmu yang memiliki objek dan kaidah tertentu.
- Hukum-hukum syariat : hukum-hukum ini bersifat syariat yang diambil Al Quran,
sunnah, ijma’, qiyas, bukan ilmu logika, matematika, fisika.
- Amaliyah : fiqih hanya membahas hukum-hukum praktis (amal) perbuatan manusia
dari masalah ibadah, muamalah. Jadi fiqih tidak membahas masalah keyakinan atau
ilmu kalam atau ilmu aqidah.
- Yang diambil : fiqih dalah kesimpulan hukum-hukum bersifat buku hasil ijtihad
ulama yang bersumber dari Al Quran, sunnah, ijma, qiyas dan dalil-dalil yang ada.

Objek Pembahasan Fiqih


Fiqih merupakan hukum-hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Penciptanya,
Allah, antar manusia baik secara individu atau kelompok masyarakat dan antar negara. Ulama
kemudian membagi bidang garapan fiqih menjadi dua;
1. Bidang ibadah
2. Bidang muamalat.

Beberapa Keistimewaan Fiqih Islam :


1. Sumber Fiqih adalah wahyu Allah
Berbeda dengan sumber undang-undang buatan manusia (ahkam wadl’i) yang bersumber
dari akal dan nalar manusia, fiqih bersumber dan berorientasi kepada wahyu Allah, Al Quran
dan Sunnah.

2. Fiqih mencakup semua tuntutan kehidupan


Dibanding dengan hukum-hukum lain, fiqih memiliki keistimewaan bahwa ia mencakup tiga
hubungan manusia; hubungan manusia dengan Allah sebagai Tuhan satu-satunya, hubungan
dengan dirinya sendiri, dan hubungan dengan masyarakat.

3. Hukum-hukum fiqih tidak memberatkan


Sebaliknya, fiqih memberikan kemudahan dan keringanan kepada manusia. Islam hanya
mewajibkan Shalat lima kali sehari semalam. Jika tidak mampu dilakukan dengan berdiri,
boleh dilakukan dengan duduk, jika tidak mampu duduk, maka dengan berbaring. Dan
keringanan lain terkait dengan tayammum, shalat qasar, jamak, qadla, dan lain-lain. Juga ada
keringanan dalam puasa, zakat, kaffarat (denda) akibat kesalahan yang dilakukan.

Daftar Pustaka
Sarwat Lc, Ahmad. 2003. Fiqih dan Syariah (Cetakan Kedua). Jakarta: DU Center.

You might also like