You are on page 1of 12

Elektroda polos hanya dapat dipakai pada mesin DC untuk mengelas pekerjaan

kwalitet rendah, misalnya pagar-pagar.

Elektroda bersalut dapat dipakai pada msin-mesin AC dan DC. Untuk mengelas
pekerjaan berkwalitet tinggi.

MENYALAKAN ELEKTRODA

Elektroda dapat dinyalakan dengan dua cara, yaitu:


1. cara sentakan
2. cara goresan

Pertama ialah elektroda diturunkan lurus sampai menyentuh benda kerja dan
langsung diangkat (cepat) sampai jarak kira-kira 1x diameter elektroda.
Kemudian diturunkan sampai terjadi tinggi busur yang diinginkan (kira-kira 0,8 x
diameter elektroda)
Kedua ialah seperti menggoreskan korek api. Setelah busur
terjadi tinggi nyala dipertahankan kira-kira 0,8 kali diameter elektroda diatas
bidang kerja.

Arah penggoresan dapat kekiri maupun kekanan

Pasanglah tameng, sebelum elektroda menyala.


Perpendekan elektroda, harus diikuti dengan penurunan tangan, agar sudut
elektroda dan tinggi busur tetap dapat dipertahankan
MENJEPIT ELEKTRODA

Sebelum bekerja, semua kelengkapan keselamatan kerja harus disiapkan.


Jepitlah ujung elektroda pada bagian yang tidak bersalut.
Elektroda harus dijepit dengan kuat pada tang.

TANG ELEKTRODA
Agar ujung akhir rigi-rigi las tidak keropos dan tidak terlalu rendah, maka untuk memutuskan
atau melepaskan busur nyala dari benda kerja dibutuhkan cara menurut gambar a atau gambar
b.

Pada cara a, elektroda diangkat, lalu sedikit diturunkan, baru diayun keluar.

Pada cara b, elektroda diangkat sedikit lalu diturunkan kembali sambil dilepas dengan
mengayunkan kekiri atas.

Pada cara c, diperlihatkan cara pelepasan elektroda yang salah.

BAHAN

Elektroda dibuat dari logam ferro dan non ferro misalnya:


- baja karbon rendah
- baja paduan
- aluminium
- kuningan
- tembaga dan sebagainya
Waktu pengelasan, elektroda dan benda kerja mencair secara bersamaan.

Berdasarkan salutannya, elektroda dibedakan atas:


- tanpa salut (polos)
- bersalut tipis (fluks)
- bersalut tebal
Untuk memelihara busur nyala elektroda polos lebih sukar, dibandingkan dengan
elektroda bersalut.
Guna salutan elektroda, selain mempermudah pemeliharaan busur nyala, juga
untuk mengikat kotoran-kotoran dan melindungi cairan las dari pengaruh
oksidasi dan nitrogen. Juga dapat menyempurnakan komposisi cairan las

Dalam ruang las terdapat macam-macam perlengkapan yaitu:


- tang elektroda
- tang masa
- palu terak
- sikat baja
- tang panas

Tang baja dijepit dengan tang elektroda

Tang elektroda terbuat dari kuningan

Pegangan tang dibungkus dengan baju isolasi yang tahan panas dan listrik,
misalnya ebonite
Mulut tang harus selalu bersih supaya hambatan rendah. Bersihkanlah mulut
tang dengan sikat baja, kikir, amplas dan sebagainya.

MESIN LAS

Sumber tenaga mesin las dapat diperoleh dari:


- motor bensin atau diesel
- gardu induk

Tenaga listrik tegangan tinggi dialihkan kebengkel las melalui beberapa transformator.
Tegangan yang diperlukan oleh mesin las biasanya:
- 110 Volt
- 220 Volt
- 380 Volt

Antara jaringan dengan mesin las pada bengkel, terdapat saklar pemutus.
Mesin las yang digerakkan dengan motor, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau pada
bengkel yang tidak mempunyai jaringan listrik.

Busur nyala las ditimbulkan oleh arus listrik yang diperoleh dari
mesin las.

Busur nyala terjadi apabila dibuat jarak tertentu antara elektroda dengan benda kerja dan
kabel masa dijepitkan kebenda kerja.

Mesin las ada dua macam, yaitu:


- mesin las D.C (direct current – mesin las arus searah)
- mesin las A.C (alternating current – mesin las arus bolak-balik)

Pemasangan kabel skunder, pada mesin las D.C dapat diatur / dibuat menjadi DCSP atau
DCRP.
- bila kabel elektroda dihubungkan kekutub negative mesin, dan kabel masa dihubungkan
kekutub positif maka disebut hubungan polaritas lurus (D.C.S.P)
- pada hubungan D.C.S.P, panas yang timbul, sepertiga memanaskan elektroda dan dua
pertiga memanaskan benda kerja.

Berarti benda kerja menerima panas lebih banyak dari elektroda.


- bila kabel elektroda dihubungkan kekutub positif mesin, dan kabel masa dihubungkan
kekutub negative maka disebut hubungan polaritas terbaik (D.C.R.P)

catatan:
DCSP = direct current straight polarity
DCRP = direct current revers polarity

- pada hubungan D.C.R.P, panas yang timbul, dua pertiga memanaskan elektroda dan
sepertiga memanaskan benda kerja. Berarti elektroda menerima panas yang lebih banyak dari
benda kerja
- kapan dipergunakan D.C.R.P, tersebut?
Ini tergantung pada :
- bahan benda kerja
- posisi pengelasan
- bahan dan salutan elektroda
- penembusan yang diinginkan

Pada mesin las A.C, kabel masa dan kabel elektroda dapat dipertukarkan tanpa
mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur nyala.

Keuntungan-keuntungan pada mesin D.C antara lain:


- busur nyala stabil
- dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut
- dapat mengelas pelat tipis dalam hubungan DCRP
- dapat dipakai untuk mengelas pada tempat-tempat yang lembab dan sempit

Keuntungan-keuntungan pada mesin A.C, antara lain:


- busur nyala kecil, sehingga memperkecil kemungkinan timbunya keropos pada rigi-rigi las
- perlengkapan dan perawatan lebih murah

Besar arus dalam pengelasan dapat diatur dengan alat penyetel, dengan jalan memutar handle
menarik atau menekan, tergantung pada konstruksinya.
Besar ampere yang dihasilkan mesin dapat dilihat pada skala
ampere.

Posisi Pengelasan

Posisi Di Bawah Tangan


Kemiringan elektroda 10 derajat – 20 derajat terhadap garis vertical kearah jalan elektroda
dan 70 derajat-80 derajat terhadap benda kerja.

Posisi Tegak (vertical)


Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya keatas atau ke bawah.
Dengan kemiringan elektroda sekitar 10 derajat-15 derajat terhadapvertikal dan 70 derajat-85
derajat terhadap benda kerja.

Posisi Datar (horizontal)


Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga mengelas merata dimana kedudukan benda
kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horizontal. Sewaktu mengelas elektroda
dibuat miring sekitar 5 derajat – 10 derajat terhadap garis vertical dan 70 derajat – 80 derajat
kearah benda kerja.

Posisi Di Atas Kepala (Overhead)


Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak pada bagian atas juru las dan kedudukan
elektroda sekitar 5 derajat – 20 derajat terhadap garis vertical dan 75 derajat-85 derajat
terhadap benda kerja.

Posisi Datar (1G)


Pada posisi ini sebaiknya menggunakan metode weaving yaitu zigzag dan setengah bulan
Untuk jenis sambungan ini dapat dilakukan penetrasi pada kedua sisi, tetapi dapat juga
dilakukan penetrasi pada satu sisi saja. Type posisi datar (1G) didalam pelaksanaannya sangat
mudah. Dapat diapplikasikan pada material pipa dengan jalan pipa diputar.

Posisi Horizontal (2G)


Pengelasan pipa 2G adalah pengelasan posisi horizontal, yaitu pipa pada posisi tegak dan
pengelasan dilakukan secara horizontal mengelilingi pipa. posisi sudut electrode pengelasan
pipa 2G yaitu 90º Panjang gerakan elektrode antara 1-2 kali diameter elektrode. Bila terlalu
panjang dapat mengakibatkan kurang baiknya mutu las. Panjang busur diusahakan sependek
mungkin yaitu ½ kali diameter elektrode las. Untuk pengelasan pengisian dilakukan dengan
gerakan melingkar dan diusahakan dapat membakar dengan baik pada kedua sisi kampuh
agar tidak terjadi cacat. Gerakan seperti ini diulangi untuk pengisian berikutnya.

Posisi vertikal (3G)


Pengelasan posisi 3G dilakukan pada material plate. Posisi 3G ini dilaksanakan pada plate
dan elektrode vertikal.

Posisi Horizontal Pipa (5G)


Pada pengelasan posisi 5G dibagi menjadi 2, yaitu :
-Pengelasan naik
Biasanya dilakukan pada pipa yang mempunyai dinding teal karena membutuhkan panas
yang tinggi. Pengelasan arah naik kecepatannya lebih rendah dibandingkan pengelasan
dengan arah turun, sehingga panas masukan tiap satuan luas lebih tinggi dibanding dengan
pengelasan turun.Posisi pengelasan 5G pipa diletakkan pada posisi horizontal tetap dan
pengelasan dilakukan mengelilingi pipa tersebut. Supaya hasil pengelasan baik, maka
diperlukan las kancing (tack weld) pada posisi jam 5-8-11 dan 2. Mulai pengelasan pada jam
5.30 ke jam 12.00 melalui jam 6 dan kemudian dilanjutkan dengan posisi jam 5.30 ke jam
12.00 melalui jam 3. Gerakan elektrode untuk posisi root pass (las akar) adalah berbentuk
segitiga teratur dengan jarak busur ½ kali diameter elektrode.

-Pengelasan turun
Biasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak serta gas bumi. Alasan
penggunaan las turun lebih menguntungkan dikarenakan lebih cepat dan lebih ekonomis.

You might also like