Professional Documents
Culture Documents
Elektroda bersalut dapat dipakai pada msin-mesin AC dan DC. Untuk mengelas
pekerjaan berkwalitet tinggi.
MENYALAKAN ELEKTRODA
Pertama ialah elektroda diturunkan lurus sampai menyentuh benda kerja dan
langsung diangkat (cepat) sampai jarak kira-kira 1x diameter elektroda.
Kemudian diturunkan sampai terjadi tinggi busur yang diinginkan (kira-kira 0,8 x
diameter elektroda)
Kedua ialah seperti menggoreskan korek api. Setelah busur
terjadi tinggi nyala dipertahankan kira-kira 0,8 kali diameter elektroda diatas
bidang kerja.
TANG ELEKTRODA
Agar ujung akhir rigi-rigi las tidak keropos dan tidak terlalu rendah, maka untuk memutuskan
atau melepaskan busur nyala dari benda kerja dibutuhkan cara menurut gambar a atau gambar
b.
Pada cara a, elektroda diangkat, lalu sedikit diturunkan, baru diayun keluar.
Pada cara b, elektroda diangkat sedikit lalu diturunkan kembali sambil dilepas dengan
mengayunkan kekiri atas.
BAHAN
Pegangan tang dibungkus dengan baju isolasi yang tahan panas dan listrik,
misalnya ebonite
Mulut tang harus selalu bersih supaya hambatan rendah. Bersihkanlah mulut
tang dengan sikat baja, kikir, amplas dan sebagainya.
MESIN LAS
Tenaga listrik tegangan tinggi dialihkan kebengkel las melalui beberapa transformator.
Tegangan yang diperlukan oleh mesin las biasanya:
- 110 Volt
- 220 Volt
- 380 Volt
Antara jaringan dengan mesin las pada bengkel, terdapat saklar pemutus.
Mesin las yang digerakkan dengan motor, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau pada
bengkel yang tidak mempunyai jaringan listrik.
Busur nyala las ditimbulkan oleh arus listrik yang diperoleh dari
mesin las.
Busur nyala terjadi apabila dibuat jarak tertentu antara elektroda dengan benda kerja dan
kabel masa dijepitkan kebenda kerja.
Pemasangan kabel skunder, pada mesin las D.C dapat diatur / dibuat menjadi DCSP atau
DCRP.
- bila kabel elektroda dihubungkan kekutub negative mesin, dan kabel masa dihubungkan
kekutub positif maka disebut hubungan polaritas lurus (D.C.S.P)
- pada hubungan D.C.S.P, panas yang timbul, sepertiga memanaskan elektroda dan dua
pertiga memanaskan benda kerja.
catatan:
DCSP = direct current straight polarity
DCRP = direct current revers polarity
- pada hubungan D.C.R.P, panas yang timbul, dua pertiga memanaskan elektroda dan
sepertiga memanaskan benda kerja. Berarti elektroda menerima panas yang lebih banyak dari
benda kerja
- kapan dipergunakan D.C.R.P, tersebut?
Ini tergantung pada :
- bahan benda kerja
- posisi pengelasan
- bahan dan salutan elektroda
- penembusan yang diinginkan
Pada mesin las A.C, kabel masa dan kabel elektroda dapat dipertukarkan tanpa
mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur nyala.
Besar arus dalam pengelasan dapat diatur dengan alat penyetel, dengan jalan memutar handle
menarik atau menekan, tergantung pada konstruksinya.
Besar ampere yang dihasilkan mesin dapat dilihat pada skala
ampere.
Posisi Pengelasan
-Pengelasan turun
Biasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak serta gas bumi. Alasan
penggunaan las turun lebih menguntungkan dikarenakan lebih cepat dan lebih ekonomis.