Professional Documents
Culture Documents
KOPLING
SASTI SASTRA M
D22109008
1
A. DEFINISI KOPLING
Kopling atau Clutch yaitu peralatan transmisi yang menghubungkan poros
engkol dengan poros roda gigi transmisi kopling suatu perangkat/ sistem yang merupakan
bagian dari sistem pemindah. Sistem pengoperasian kopling merupakan mekanisme
pengendalian fungsi kopling yang dilakukan oleh pengemudi. Si stem pengoperasian
kopling memungkinkan pengemudi dengan mudah memutus dan menghubungkan
kopling sesuai dengan yang diinginkan.Fungsi kopling adalah sebagai penghubung dan
pemutus tenaga putaran mesin dari poros engkol. Pada umumnya kopling terletak
diantara primer reduksi dan transmisi, atau untuk tipe lain yang terletak pada poros
engkol. Pada bidang otomotif, kopling digunakan untuk memindahkan tenaga motor ke
unit transmisi. Dengan menggunakan kopling, pemindahan gigi -gigi transmisi dapat
dilakukan, koling juga memingkinkan motor juga dapat berputar walaupun tidak dalam
posisi netral.
2
b. Pelat—pelat baja mengikuti gerak memutar pusat kopling (lidah-lidahnya
terkait pada spie-spie pada pusat kopling).
Agar pelat-pelat gesek dan pelat-pelat berputar bersama-sama sebagai satu
kesatuan maka ditekan bersama oleh pegas-pegas yang kuat. Dengan mengurangi tekanan
pegas arah susunan pelat-pelat gesek atau pelat baja, maka kopling akan slip, ialah
perputaran rumah kopling tidak diteruskan seluruhnya ke pusat kopling. Bila tekanan
pegas atas susunan pelat-pelat gosok/pelat-pelat baja ditiadakan, maka pusat kopling tidak
digerakkan lagi oIeh perputaran rumah kopling.
Alat yang mengatur besarnya tekanan pegas atas susunan pelat-pelat gesek pelat-
pelat baja adalah pelat pengangkat (lifter plate) yang digerakkan oleh handel kopling.
Pada saat mesin berputar stasioner (lambat), drive plat (bandul) belum bekerja,
sehingga outer clutch praktis belum berfungsi baik pada saat memindah gigi perseneling
ataupun pada saat start jalan.
3
Keterangan:
1. Roda gigi penggerak primer
2. Roda gigi yang digerakkan primer
3. Rumah kopling
4. Pelat pendorong
5. Rol pemberat
6. Pelat kopling
7. Bush kopling
8. Penutup
9. Pelat gesek
10. Rol pemberat
11. Poros utama
12. Penahan rol
13. Poros engkol
Secara lengkap dan umum cara kerja kopling dapat dijelaskan sebagai berikut: :
1. Handel kapling ditekan.
4
2. Tangkai pelepas kopling (clutch release lever) tertarik oleh kabel
kopling.
3. Nok pelepas (release cam) pada poros tangkai pelepas kopling
4. mendorong batang pengangkat (lifter rod).
5. Batang pengangkat menekan pengangkat (lifter pin) dan pelat
pengangkat (lifter plate).
6. Pelat pengangkat menekan pegas-pegas kopling dan mendorong piringan
penekan (pressure plate) sehingga menjauhi susunan pelat-pelat gesek
kopling.
7. Terjadilah jarak renggang kecil diantara pelat-pelat gesek dan pelat-pelat
baja sehingga perputaran rumah kopling tidak diterusan lagi ke pusat
kopling.
Dengan melepaskan handel kopling secara perlahan-lahan maka gaya tekan pegas
sedikit demi sedikit diteruskan kembali pada susunan pelat-pelat gesek kopling, yang
pada akhimya pelat-pelat baja beserta pusat kopling mulai mengikuti perputaran rumah
kopling secara merata.
Mekanisme kopling terdiri atas:
1. Gigi primer kopling,
2. Rumah kopling
3. Kanvas kopling (pelat gesek),
4. Pelaf kopling.
5. Pegas kepling,
6. Pengikat kopling (baut),
7. Kopling tengah
8. Pelat tutup dan pelat dasar,
9. Klep penjamin, dan
10. Batang penekan.
5
Selanjutnya, apabila kita ingin menggerakkan roda, hal ini dapat d ilakukan dengna
mengoperasikan pedal, dimana pada waktu pedal di angkat pegas -pegas kopling akan
menekan plat tekan pada roda gila. Hal ini yang menyebabkan plat kopling tersebut
terjepit diantara roda gila dengna plat tekan. Plat ini mulanya akan slip, da n bergesekan
dengan roda gila maupun plat tekan akan tetapi selanjutnya secara bertahap akan ikut
terbawa berputar dan selanjutnya akan memutar poros utama persneling. Pada saat pedal
kopling ditekan/diinjak, ujung tuas akan mendorong bantalan luncur kebel akang.
Bantalan luncur akan menarik plat tekan melawan tekanan pegas. ELEMEN MESIN II 13
Pada saat pelat tekan bergerak mundur, pelat kopling terbebas dari roda penerus dan
perpindahan daya terputus. Bila tekanan pedal kopling dilepas, pegas kopling akan
mendorong pelat tekan maju dan menjepit pelat kopling dengan roda penerus dan terjadi
perpindahan daya.
Kopling dalam pemakaian dikendaraan, harus memiliki syarat -syarat minimal
sebagai berikut :
a) Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan
lembut. Kenyamanan berkendara menuntut terjadinya pemutusan dan penghubungan
tenaga mesin berlangsung dengan lembut. Lembut berarti terjadinya proses pemutusan
dan penghubungan adalah secara bertahap.
b) Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa slip Jika kopling sudah
menghubung penuh maka antara fly wheel dan plat koping tidak boleh terjadi slip
sehingga daya dan putaran mesin terpindahkan 100%.
c) Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat. Pada saat kita
operasinalkan, kopling harus dapat memutuskan daya dan putaran dengan sempurna,
yaitu daya dan putaran harus betul -betul tidak diteruskan, sedangkan pada saat kopling
tidak dioperasionalkan, kopling harus menghubungkan daya dan putaran 100%.
6
B. Kopling Friwil
Kopling friwil adalah kopling yang dapat lepas dengan sendirinya bila poros
penggerak mulai berputar lebih lambat atau dalam arah berlawanan dari poros yang
digerakan. Bola-bola atau rol -rol dipasang dala m ruangan yang bentuknya sedemikian
rupa hingga jika poros penggerak (bagian dalam) berputar searah jarum jam, maka
gesekan yang timbul akan menyebabkan rol atau bola terjepit diantara poros penggerak
dan cincin luar, sehingga cincin luar bersama poros yang digerakan akan berputar
meneruskan daya.
Jika poros penggerak berputar Berlawanan arah jarum jam, atau jika poros yang
digerakan berputar lebih cepat dari poros penggerak, maka bola atau rol akan lepas dari
jepitan hingga terjadi penerusan momen lagi. Kopling ini sangat banyak gunanya dalam
otomatisasi mekanis.
A.Kopling Mekanik
Cara kerja kopling mekanik ialah apabila mesin dihidupkan dan perseneling
masuk, sedangkan handel kopling tidak ditarik maka kopling bekerja menghubungkan
putaran mesin sampai ke poros primer persneling,
putaran poros engkol diteruskan oleh roda gigi utama (primer) poros engkol ke roda gigi
utama (primer) kopling, sehingga rumah kopling dengan kanvasnya ikut berputar. Karena
kanvas kopling dijepit oleh pelat kopling yang mendapat tekanan dan pegas-pegasnya,
maka putaran kanvas diteruskan ke pelat-pelat tersebut, selanjutnya putaran ini diteruskan
ke poros primer persneling.Apabila pada saat mesin hidup dan persnelmg masuk, handel
kopling ditarik maka tali kopling menarik tuas dan tuas mendorong pen pendorong. Pen
pendorong menekan tutup pegas sehingga pelat dasar mundur, dengan demikian pelat-
pelat penjepit kanvas kopling merenggang, yang berarti pula putaran mesin hanya sampai
ke kanvas
kopling saja, hal inilah yang disebut kopling memutus hubungan.
7
Pada saat kendaraan sedang berjalan proses pemindahan gigi adalah sebagai berikut :
Sewaktu pedal persneling (transmisi) ditekan, handel kopling akan memutar kan
pengangkat (lifter cam), sehingga posisi peluru memiliki penahan bola yang merapat
dengan kam pengangkat serta akan berpindah tempat. Hal ini akan menyebabkan kam
pengangkat terdorong dan selanjutnya akan mendorong kopling luar (outer cluth), akibat
terdorong outer cluth maka posisi pelat kopling yang sedang ditekan 0leh pemberat
bergerak menjauhinya, hal ini akan mengakibatkan pelat dan kanvas kopling kembali
merenggang sehingga pengoperan gigi dengan mudah dapat dilakukan, karena akibat
merenggangnya kanvas dan pelat kopling, hal ini berarti putaran poros engkol ke
transmisi terputus.
Kopling otomatis ialah kopling yang cara bekerjanya diatur oleh tinggi atau
rendahnya putaran mesin itu sendiri, seperti halnya dengan kopling mekanik, maka
kopling otomatis juga ada yang berkedudukan pada poros engkol dan ada juga yang
berkedudukan pada poros primer persneling. Mengenai mekanisme atau peralatan
koplingnya tidak berbeda dengan peralatan yang terdapat pada kopling mekanik, hanya
tidak terdapat perlengkapan handel dan sebagai penggantinya pada kopling atomatis ini
terdapat alat khusus yang bekerja secara otomatis
pula,yakni:
(1) Otomatis kopling, yang terdapat pada kopling tengah, untuk
kopling yang berkedudukan pada pores engkol.
(2) Rol pemberat yang berguna untuk menekan pelat dasar waktu digas.
(3) Pegas kopling yang lemah, berguna pada waktu mesin hidup lambat, koplingnya dapat
netral,
(4) Pegas pengembali untuk mengembalikan dengan cepat dari posisi
masuk ke posisi netral, bila mesin hidup dalam putaran tinggi menjadi rendah.
8
Kopling ganda terdiri dari kopling primer yang bekerja berdasarkan gaya
sentrifugal dan kopling sekunder yang bekerja secara konvensional atau disebut juga
garpu kopling (shift clutch ) Mekanisme kerja kopling ganda, yaitu: Pada saat poros
engkol putaran rendah (mesin putaran lambat),clutch shoe (sepatu kopling) belum
mengembang, karena masih tertahan oleh pegas, dengan demikian clutch drum (silinder
kopling)-pun belum berputar, pada saat putaran mesin mulai meninggi maka sepatu
kopling mulai mengembang karena adanya gaya snritrifugal. Dengan mengembangnya
sepatu kopling maka silinder kopling akan ditekan (seperti proses rem tromol) dan
berputar.
Kopling gesek adalah proses pemindahan tenaga melalui gesekan antara bagian
penggerak dengan yang akan digerakan. Konsep kopling ini banyak dipergunakan pada
12 sistem pemindah tenaga kendaraan, khususnya pada kendaraan ringan, sepeda motor,
sedan dan mobil penumpang lainnya. Kopling hidrolis banyak dipergunakan pada
kendaraan dengan transmisi otomatis. Proses kerjanya memanfaat-kan tekanan hidrolis,
dan pemindahan dari satu kopling kekopling yang lainnya, dilakukan dengan mengatur
aliran hidrolisnya.
B. Kopling Hidrolik
Sistem Pengoperasian Kopling Hidrolik Sistem Mekanik Pengoperasian unit
kopling sistem mekanik menggunakan kabel baja yang menghubungkan pedal kopling
dengan tuas pembebas kopling. Saat pedal kopling diinjak, maka akan menarik kabel
kopling yang diteruskan dengan menggerakan tuas pembebas kearah menekan pegas
kopling. Sehingga plat kopling bebas tak terjepit oleh plat tekan. Saat pedal dilepas, maka
pedal kopling akan dikembalikan pada posisi semula oleh pegas pengendali pedal.
Sementara tuas kopling akan kembali pada posisi semula oleh pegas diafragma.