You are on page 1of 45

BAB I

PENDAHULUAN

Dewasa ini promosi kesehatan (health promotion) telah


menjadi bidang yang semakin penting dari tahun ke tahun. Dalam
tiga dekade terakhir, telah terjadi perkembangan yang signifikan
dalam hal perhatian dunia mengenai masalah promosi kesehatan.
Pada 21 November 1986, World Health Organization (WHO)
menyelenggarakan Konferensi Internasional Pertama bidang
Promosi Kesehatan yang diadakan di Ottawa, Kanada. Konferensi ini
dihadiri oleh para ahli kesehatan seluruh dunia, dan menghasilkan
sebuah dokumen penting yang disebut Ottawa Charter (Piagam
Ottawa). Piagam ini menjadi rujukan bagi program promosi
kesehatan di tiap negara, termasuk Indonesia.

Dalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa promosi kesehatan


adalah proses yang memungkinkan orang-orang untuk mengontrol
dan meningkatkan kesehatan mereka (Health promotion is the
process of enabling people to increase control over, and to improve,
their health, WHO, 1986). Jadi, tujuan akhir promosi kesehatan
adalah kesadaran di dalam diri orang-orang tentang pentingnya
kesehatan bagi mereka sehingga mereka sendirilah yang akan
melakukan usaha-usaha untuk menyehatkan diri mereka.

Lebih lanjut dokumen itu menjelaskan bahwa untuk mencapai


derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun

1
sosial, individu atau kelompok harus mampu mengenal serta
mewujudkan aspirasi-aspirasinya untuk memenuhi kebutuhannya
dan agar mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya
(lingkungan fisik, sosial budaya, dan sebagainya). Kesehatan adalah
sebuah konsep positif yang menitikberatkan sumber daya pada
pribadi dan masyarakat sebagaimana halnya pada kapasitas fisik.
Untuk itu, promosi kesehatan tidak hanya merupakan tanggung
jawab dari sektor kesehatan, akan tetapi jauh melampaui gaya
hidup secara sehat untuk kesejahteraan (WHO, 1986).

Penyelenggaraan promosi kesehatan dilakukan dengan


mengombinasikan berbagai strategi yang tidak hanya melibatkan
sektor kesehatan belaka, melainkan lewat kerjasama dan koordinasi
segenap unsur dalam masyarakat. Hal ini didasari pemikiran bahwa
promosi kesehatan adalah suatu filosofi umum yang
menitikberatkan pada gagasan bahwa kesehatan yang baik
merupakan usaha individu sekaligus kolektif (Taylor, 2003).

Bagi individu, promosi kesehatan terkait dengan


pengembangan program kebiasaan kesehatan yang baik sejak
muda hingga dewasa dan lanjut usia (Taylor, 2003). Secara kolektif,
berbagai sektor, unsur, dan profesi dalam masyarakat seperti
praktisi medis, psikolog, media massa, para pembuat kebijakan
publik dan perumus perundang-undangan dapat dilibatkan dalam
program promosi kesehatan. Praktisi medis dapat mengajarkan
kepada masyarakat mengenai gaya hidup yang sehat dan
membantu mereka memantau atau menangani risiko masalah
kesehatan tertentu. Para psikolog berperan dalam promosi
kesehatan lewat pengembangan bentuk-bentuk intervensi untuk

2
membantu masyarakat memraktikkan perilaku yang sehat dan
mengubah kebiasaan yang buruk. Media massa dapat memberikan
kontribusinya dengan menginformasikan kepada masyarakat
perilaku-perilaku tertentu yang berisiko terhadap kesehatan seperti
merokok dan mengonsumsi alkohol. Para pembuat kebijakan
melakukan pendekatan secara umum lewat penyediaan informasi-
informasi yang diperlukan masyarakat untuk memelihara dan
mengembangkan gaya hidup sehat, serta penyediaan sarana-
sarana dan fasilitas yang diperlukan untuk mengubah kebiasaan
buruk masyarakat. Berikutnya, perumus perundang-undangan
dapat menerapkan aturan-aturan tertentu untuk menurunkan risiko
kecelakaan seperti misalnya aturan penggunaan sabuk pengaman
di kendaraan (Taylor, 2003).

3
BAB II

Pengertian

Promosi kesehatan adalah upaya membantu masyarakat


memberdayakan dirinya untuk memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatannya.

Menurut WHO tahun 1986, Promosi Kesehatan adalah proses


yang memberdayakan manusia untuk mengendalikan dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri.

Menurut Green dan Ottoson (1998) Promosi Kesehatan adalah


kombinasiberbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi,
kebijakan, dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan
dan perilaku yang menguntungkan kesehatan.

Menurut definisi yang selama ini dipakai Pusat Promosi


Keehatan, Promosi Kesehatan itu adalah proses memberdayakan
atau memandirikan masyarakat agar mampu memelihara,
meningkatkan, dan melindungi, kesehatannya melalui peningkatan

4
kesadaran, kemauan dan kemampuan, serta pengembangan
lingkungan sehat.

Dalam pengertian Promosi Kesehatan tersebut terkandung


beberapa pengertian operasional sebagai berikut:

- Promosi Kesehatan merupakan bagian dari upaya


kesehatan masyarakat (Public Health) secara keseluruhan,
yang fokusnya adalah: pemberdayaan masyarakat, yaitu
upaya agar masyarakat dapat memelihara, meningkatkan,
dan melindungi kesehatannya. Dengan demikian, Promosi
Kesehatan lebih bersifat upaya promotif-preventif, tanpa
mengesampingkan upaya kuratif-rehabilitatif.
- Pemberdayaan dilakukan dengan menumbuhkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat
disertai dengan mengembangkan iklim yang mendukung,
sehingga penekanan Promosi Kesehatan pada pengembangan
perilaku dan lingkungan sehat.
- Pemberdayaan tersebut merupakan upaya kemitraan
berbagai pihak dan merupakan upaya dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat, sehingga masyarakat aktif sebagai
pelaku atau subyek, bukan pasif menunggu sebagai obyek
semata.
- Pemberdayaan dilakukan sesuai dengan kondisi dan
budaya setempat, sehingga Promosi Kesehatan diwarnai oleh
suasana lokal.

5
BAB III

TUJUAN

Tujuan Umum

Tujuan umum dari upaya Promosi Kesehatan adalah


tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat
dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan
sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal, dan juga memberdayakan kemampuan
masyarakat untuk hidup lebih sehat.

Tujuan Khusus

1. Timbulnya kesadaran penduduk akan nilai kesehatan.


2. Meningkatnya pengembangan Puskesmas dan
pemanfaatannya sebagai sarana pelayanan kesehatan dan
sebagai sumber penerangan dan penyuluhan kesehatan
3. Terbantunya orang-orang dan masyarakat pada umumnya,
dalam menjaga kesehatan mereka pada tingkat yang sebaik-
baiknya. Termasuk dalam hal ini adalah penerimaan paham
kebersihan sebagai perilaku kehidupan, dan paham keluarga
kecil serta penjarangan kelahiran sebagai hal yang wajar.
Dengan demikian, tingkat kesehatan, ekonomi dan
kesejahteraan sosial dari keluarga mereka sendiri dan
masyarakat akan naik.

6
Tujuan Promosi Kesehatan secara Keseluruhan

Adalah tersosialisasinya program-program kesehatan,


terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya hidup
bersih dan sehat, serta tumbuhnya gerakan hidup sehat di
masyarakat, menuju terwujudnya kabupaten atau kota sehat,
propinsi sehat, Indonesia sehat 2010.

Tujuan PHBS

Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemauan dan


kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat, serta
meningkatnya peran serta aktif masyarakat termasuk swasta dan
dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal.

Tujuan Penyuluhan Kesehatan

Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan


masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan
lingkungan sehat serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal.

7
BAB IV

KEGIATAN

Promosi kesehatan mencakup baik kegiatan promosi


(promotif), pencegahan penyakit (preventif), pengobatan (kuratif),
maupun rehabilitasi. Dalam hal ini, orang-orang yang sehat maupun
mereka yang terkena penyakit, semuanya merupakan sasaran
kegiatan promosi kesehatan. Kemudian, promosi kesehatan dapat
dilakukan di berbagai ruang kehidupan, dalam keluarga, sekolah,
tempat kerja, tempat-tempat umum, dan tentu saja kantor-kantor
pelayanan kesehatan.

Dari paparan di atas, tampaklah bahwa lingkup promosi


kesehatan bukan semata-mata pendidikan, penyuluhan, atau
serangkaian kampanye mengenai masalah kesehatan. Menurut
Kapalawi, pendidikan atau penyuluhan kesehatan memang memiliki
sasaran yang sama, yaitu perubahan perilaku individu atau
kelompok untuk peningkatan derajat kesehatan. Namun
sebenarnya keduanya hanya merupakan bagian kecil dari promosi
kesehatan. Promosi kesehatan bersifat lebih luas atau lebih makro
lagi dan lebih menyentuh sisi advokasi pada level pembuat

8
kebijakan di mana promosi kesehatan berusaha melakukan
perubahan pada lingkungan dengan harapan terjadinya perubahan
perilaku yang lebih baik (Kapalawi, 2007). Menurut Green dan
Ottoson (dalam Iqi, 2008), promosi kesehatan adalah kombinasi
berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan,
dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan
perilaku yang menguntungkan kesehatan.

Oleh karena itu, lingkup promosi kesehatan dapat


disimpulkan sebagai berikut (Iqi, 2008):

1. Pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya


pada perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan.

2. Pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya


pada pengenalan produk/jasa melalui kampanye.

3. Upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang


tekanannya pada penyebaran informasi.

4. Upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya pada


upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

5. Upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk


memengaruhi lingkungan atau pihak lain agar
mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan
(melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan
suasana, dan lain-lain di berbagai bidang/sektor, sesuai
keadaan).

9
6. Pengorganisasian masyarakat (community organization),
pengembangan masyarakat (community development),
penggerakan masyarakat (social mobilization),
pemberdayaan masyarakat (community empowerment), dll.

Kesehatan memerlukan prasyarat-prasyarat yang terdiri dari


berbagai sumber daya dan kondisi dasar, meliputi perdamaian
(peace), perlindungan (shelter), pendidikan (education), makanan
(food), pendapatan (income), ekosistem yang stabil (a stable eco-
system), sumber daya yang berkesinambungan (a sustainable
resources), serta kesetaraan dan keadilan sosial (social justice and
equity) (WHO, 1986). Upaya-upaya peningkatan promosi kesehatan
harus memerhatikan semua prasyarat tersebut.

WHO, lewat Konferensi Internasional Pertama tentang


Promosi Kesehatan di Ottawa pada tahun 1986, telah merumuskan
sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan oleh setiap negara untuk
menyelenggarakan promosi kesehatan. Berikut akan disediakan
terjemahan dari Piagam Ottawa pada bagian yang diberi subjudul
Health Promotion Action Means. Menurut Piagam Ottawa, kegiatan-
kegiatan promosi kesehatan berarti:

1. Membangun kebijakan publik berwawasan kesehatan (build


healthy public policy)

Promosi kesehatan lebih daripada sekadar perawatan


kesehatan. Promosi kesehatan menempatkan kesehatan pada
agenda dari pembuat kebijakan di semua sektor pada semua
level, mengarahkan mereka supaya sadar akan konsekuensi

10
kesehatan dari keputusan mereka dan agar mereka
menerima tanggung jawab mereka atas kesehatan.

Kebijakan promosi kesehatan mengombinasikan


pendekatan yang berbeda namun dapat saling mengisi
termasuk legislasi, perhitungan fiskal, perpajakan, dan
perubahan organisasi. Ini adalah kegiatan yang terkoordinasi
yang membawa kepada kesehatan, pendapatan, dan
kebijakan sosial yang menghasilkan kesamaan yang lebih
besar. Kegiatan terpadu memberikan kontribusi untuk
memastikan barang dan jasa yang lebih aman dan lebih
sehat, pelayanan jasa publik yang lebih sehat dan lebih
bersih, dan lingkungan yang lebih menyenangkan.

Kebijakan promosi kesehatan memerlukan identifikasi


hambatan untuk diadopsi pada kebijakan publik di luar sektor
kesehatan, serta cara menghilangkannya. Hal ini
dimaksudkan agar dapat membuat pilihan yang lebih sehat
dan lebih mudah untuk pembuat keputusan.

2. Menciptakan lingkungan yang mendukung (create supportive


environments)

Masyarakat kita kompleks dan saling berhubungan.


Kesehatan tidak dapat dipisahkan dari tujuan-tujuan lain.
Kaitan yang tak terpisahkan antara manusia dan
lingkungannya menjadikan basis untuk sebuah pendekatan
sosio-ekologis bagi kesehatan. Prinsip panduan keseluruhan

11
bagi dunia, bangsa, kawasan, dan komunitas yang serupa,
adalah kebutuhan untuk memberi semangat pemeliharaan
yang timbal-balik —untuk memelihara satu sama lain,
komunitas, dan lingkungan alam kita. Konservasi sumber
daya alam di seluruh dunia harus ditekankan sebagai
tanggung jawab global.

Perubahan pola hidup, pekerjaan, dan waktu luang


memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan. Pekerjaan
dan waktu luang harus menjadi sumber kesehatan untuk
manusia. Cara masyarakat mengatur kerja harus dapat
membantu menciptakan masyarakat yang sehat. Promosi
kesehatan menciptakan kondisi hidup dan kondisi kerja yang
aman, yang menstimulasi, memuaskan, dan menyenangkan.

Penjajakan sistematis dampak kesehatan dari


lingkungan yang berubah pesat.—terutama di daerah
teknologi, daerah kerja, produksi energi dan urbanisasi–-
sangat esensial dan harus diikuti dengan kegiatan untuk
memastikan keuntungan yang positif bagi kesehatan
masyarakat. Perlindungan alam dan lingkungan yang
dibangun serta konservasi dari sumber daya alam harus
ditujukan untuk promosi kesehatan apa saja.

3. Memerkuat kegiatan-kegiatan komunitas (strengthen


community actions)

Promosi kesehatan bekerja melalui kegiatan komunitas


yang konkret dan efisien dalam mengatur prioritas, membuat

12
keputusan, merencanakan strategi dan melaksanakannya
untuk mencapai kesehatan yang lebih baik. Inti dari proses ini
adalah memberdayakan komunitas –-kepemilikan mereka dan
kontrol akan usaha dan nasib mereka.

Pengembangan komunitas menekankan pengadaan


sumber daya manusia dan material dalam komunitas untuk
mengembangkan kemandirian dan dukungan sosial, dan
untuk mengembangkan sistem yang fleksibel untuk
memerkuat partisipasi publik dalam masalah kesehatan. Hal
ini memerlukan akses yang penuh serta terus menerus akan
informasi, memelajari kesempatan untuk kesehatan,
sebagaimana penggalangan dukungan.

4. Mengembangkan keterampilan individu (develop personal


skills)

Promosi kesehatan mendukung pengembangan


personal dan sosial melalui penyediaan informasi, pendidikan
kesehatan, dan pengembangan keterampilan hidup. Dengan
demikian, hal ini meningkatkan pilihan yang tersedia bagi
masyarakat untuk melatih dalam mengontrol kesehatan dan
lingkungan mereka, dan untuk membuat pilihan yang
kondusif bagi kesehatan.

Memungkinkan masyarakat untuk belajar melalui


kehidupan dalam menyiapkan diri mereka untuk semua
tingkatannya dan untuk menangani penyakit dan kecelakaan

13
sangatlah penting. Hal ini harus difasilitasi dalam sekolah,
rumah, tempat kerja, dan semua lingkungan komunitas.

5. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health services)

Tanggung jawab untuk promosi kesehatan pada


pelayanan kesehatan dibagi di antara individu, kelompok
komunitas, profesional kesehatan, institusi pelayanan
kesehatan, dan pemerintah.

Mereka harus bekerja sama melalui suatu sistem


perawatan kesehatan yang berkontribusi untuk pencapaian
kesehatan. Peran sektor kesehatan harus bergerak meningkat
pada arah promosi kesehatan, di samping tanggung jawabnya
dalam menyediakan pelayanan klinis dan pengobatan.
Pelayanan kesehatan harus memegang mandat yang meluas
yang merupakan hal sensitif dan ia juga harus menghormati
kebutuhan kultural. Mandat ini harus mendukung kebutuhan
individu dan komunitas untuk kehidupan yang lebih sehat,
dan membuka saluran antara sektor kesehatan dan
komponen sosial, politik, ekonomi, dan lingkungan fisik yang
lebih luas.

Reorientasi pelayanan kesehatan juga memerlukan


perhatian yang kuat untuk penelitian kesehatan sebagaimana
perubahan pada pelatihan dan pendidikan profesional. Hal ini
harus membawa kepada perubahan sikap dan
pengorganisasian pelayanan kesehatan dengan memfokuskan

14
ulang kepada kebutuhan total dari individu sebagai manusia
seutuhnya.

6. Bergerak ke masa depan (moving into the future)

Kesehatan diciptakan dan dijalani oleh manusia di


antara pengaturan dari kehidupan mereka sehari-hari di mana
mereka belajar, bekerja, bermain, dan mencintai. Kesehatan
diciptakan dengan memelihara satu sama lain dengan
kemampuan untuk membuat keputusan dan membuat kontrol
terhadap kondisi kehidupan seseorang, dan dengan
memastikan bahwa masyarakat yag didiami seseorang
menciptakan kondisi yang memungkinkan pencapaian
kesehatan oleh semua anggotanya.

Merawat, kebersamaan, dan ekologi adalah isu-isu yang


penting dalam mengembangkan strategi untuk promosi
kesehatan. Untuk itu, semua yang terlibat harus menjadikan
setiap fase perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan
promosi kesehatan serta kesetaraan antara pria dan wanita
sebagai acuan utama.

Dari enam hal di atas, setidaknya dapat disimpulkan


dua kata kunci kegiatan promosi kesehatan, yakni advokasi
(advocacy) dan pemberdayaan (empowerment).

15
Advokasi

Advokasi terhadap kesehatan merupakan sebuah upaya yang


dilakukan orang-orang di bidang kesehatan, utamanya promosi
kesehatan, sebagai bentuk pengawalan terhadap kesehatan.
Advokasi ini lebih menyentuh pada level pembuat kebijakan,
bagaimana orang-orang yang bergerak di bidang kesehatan bisa
memengaruhi para pembuat kebijakan untuk lebih tahu dan
memerhatikan kesehatan. Advokasi dapat dilakukan dengan
memengaruhi para pembuat kebijakan untuk membuat peraturan-
peraturan yang bisa berpihak pada kesehatan dan peraturan
tersebut dapat menciptakan lingkungan yang dapat mempengaruhi
perilaku sehat dapat terwujud di masyarakat (Kapalawi, 2007).
Advokasi bergerak secara top-down (dari atas ke bawah). Melalui
advokasi, promosi kesehatan masuk ke wilayah politik.

Pemberdayaan

Di samping advokasi kesehatan, strategi lain dari promosi


kesehatan adalah pemberdayaan masyarakat di dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kesehatan lebih kepada untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam bidang kesehatan. Jadi sifatnya bottom-up (dari bawah ke
atas). Partisipasi masyarakat adalah kegiatan pelibatan masyarakat
dalam suatu program. Diharapkan dengan tingginya partisipasi dari
masyarakat maka suatu program kesehatan dapat lebih tepat
sasaran dan memiliki daya ungkit yang lebih besar bagi perubahan

16
perilaku karena dapat menimbulkan suatu nilai di dalam
masyarakat bahwa kegiatan-kegiatan kesehatan tersebut itu dari
kita dan untuk kita (Kapalawi, 2007).

Dengan pemberdayaan masyarakat, diharapkan masyarakat


dapat berperan aktif atau berpartisipasi dalam setiap kegiatan.
Sebagai unsur dasar dalam pemberdayaan, partisipasi masyarakat
harus ditumbuhkan. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kesehatan pada dasarnya tidak berbeda dengan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang-bidang lainnya.

Partisipasi dapat terwujud dengan syarat (Tawi, 2008):

1. Adanya saling percaya antaranggota masyarakat

2. Adanya ajakan dan kesempatan untuk berperan aktif

3. Adanya manfaat yang dapat dan segera dapat dirasakan oleh


masyarakat

4. Adanya contoh dan keteladanan dari tokoh/pemimpin


masyarakat.

Partisipasi itu harus didukung oleh adanya kesadaran dan


pemahaman tentang bidang yang diberdayakan, disertai kemauan
dari kelompok sasaran yang akan menempuh proses
pemberdayaan. Dengan begitu, kegiatan promosi kesehatan akan
berlangsung dengan sukses.

17
BAB V

PELAKSANAAN KEGIATAN PROMKES DI


PUSKESMAS
Kegiatan Promkes yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Tebet
meliputi kegiatan:

1. Advokasi kesehatan, misalnya adanya kebijakan gerakan PSN-


3M selama 30 menit setiap hari jumat
2. Gerakan masyarakat, berupa pengenalan masalah kesehatan
oleh masyarakat dan melaksanakan para kader atau tenaga
pelaksana yang terlatih, misalnya dengan adanya Jumantik
(Juru Pemantau Jentik) di tingkat RT.
3. Bina suasana, misalnya melalui berbagai kegiatan
penyuluhan (penyuluhan di Posyandu balita setiap bulan di
hari Rabu minggu pertama, Posyandu Lansia setiap hari
Selasa setiap minggu), pelatihan kader-kader Posyandu untuk
imunisasi Mopping Up Polio, dan lokakarya.
Berdasarkan kegiatan di lapangan (dalam hal ini di
Puskesmas kecamatan Tebet), baik yang dilakukan di dalam
maupun di luar gedung Puskesmas, hasilnya adalah cukup
baik. Namun, petugas yang tersedia masih terbatas.
Tanggapan masyarakat terhadap kegiatan yang diikutinya
cukup baik.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

18
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat.

PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga


ber PHBS yang melakukan 10 PHBS yaitu :

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan


2. Memberi ASI ekslusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik dd rumah sekali seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah

PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk


memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar
tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan Institusi
Kesehatan Sehat dan mencegah penularan penyakit di institusi
kesehatan.

19
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai
PHBS di Institusi Kesehatan yaitu :

1. Menggunakan air bersih


2. Menggunakan Jamban
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Tidak merokok di institusi kesehatan
5. Tidak meludah sembarangan
6. Memberantas jentik nyamuk

PHBS di Tempat - tempat Umum adalah upaya untuk


memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat -
tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan
PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat - tempat
Umum Sehat.

Tempat - tempat Umum adalah sarana yang diselenggarakan


oleh pemerintah/swasta, atau perorangan yang digunakan untuk
kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi,
• sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan
sarana sosial lainnya.

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai


PHBS di Tempat - Tempat Umum yaitu :

1. Menggunakan air bersih


2. Menggunakan jamban
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Tidak merokok di tempat umum

20
5. Tidak meludah sembarangan
6. Memberantas jentik nyamuk

PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang


dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan
sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga
secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan
sehat.

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai


PHBS di sekolah yaitu :

1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan


sabun
2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok di sekolah
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6
bulan
8. Membuang sampah pada tempatnya

PHBS di Tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan


para pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan

21
Tempat Kerja Sehat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat kerja antara lain :

1. Tidak merokok di tempat kerja


2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja
3. Melakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisik
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan
sesudah buang air besar dan buang air kecil
5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
6. Menggunakan air bersih
7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar
8. Membuang sampah pada tempatnya
9. Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan

SASARAN
Digolongkan atas masyarakat yang sudah ada dalam suatu system
tertentu yang disebut sebagai tatanan/pranata

Tatanan Sasaran Primer Sasaran Sasaran Tersier


Sekunder
Rumah Anggota Ibu Kepala keluarga
tangga keluarga
Institusi Seluruh siswa Guru,karyawan, Kepala sekolah
pendidikan OSIS
Tempat Seluruh Pengurus/sarikat Direksi/pemilik
kerja karyawan pekerja
Tempat pengunjung Pegawai/karyaw Direksi/pemilik
umum an
Institusi Pasien/pengunju Petugas Pimpinan/direkt

22
kesehatan ng kesehatan ur

Strategi dan manajemen PKM puskesmas

Strategi PKM puskesmas

Dalam management PKM, dikenal 3 strategi, yaitu pemberdayaan


masyarakat (empowerment), pembinaan dukungan suasana (social
support), dan pendekatan pimpinan/kelompok (advocacy). Ketiga
strrrategi tersebut harus dilakukan secara bersamaan, saling
mengisi, dan melengkapi. Secara lebih jelas ketiga strategi tersebut
dapat dilihat dibawah ini :

strategi sasaran Tujuan Cara


Pemberdayaaan primer Peningkatan Penyuluhan
(empowerment) pengetahuan perorangan,
sikap dan kelompok dan
perilaku (PHBS) masal,
pelatihan,
distribusi
bahan
penyuluhan
Pembinaan sekunder Pengembangan Pendekatan
suasana (social pendapat peroramngan
support) umum,opini, dan kelompok
norma
Pendekatan Tersier Persetujuan, Konsultasi,
pimpinan dukungan pertemuan
(advocacy)

Manajemen PKM di puskesmas

23
Manajemen PKM di puskesmas dilaksanakan melalui 4 fungsi
tahapan, yaitu :

Pengkajian

Pemantauan dan
Perencanaan

Penilaian

Penggerakan dan

Pelaksanaan

Secara singkat, tahapan manajemen PKM dapat dilihat dalam table


berikut:

Tahapan manajemen Luaran


a. Pengkajian
(i) Pengkajian masalah 10 penyakit terbanyak,factor
kesehatan pendorong
(ii) Pengkajian masalah Pemetaan masalah PHBS
PHBS Masalah strata kesehatan
(iii) Pemetaan wilayah wilayah
(iv) Pengkajian sumber Ketersediaan SDM
daya
b. Perencanaan Rumusan
tujuan,kegiatan,intervensi dan
jadwal kegiatan
c. Penggerakan dan Daftar kegiatan dan penanggung
pelaksanaan jawab masing-masing kegiatan

24
yang telah disepakati
d. Pemantauan dan penilaian Rencana pertemuan/supervisi
berkala
Rencana evaluasi akhir tahun

Kebijaksanaan Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut,kegiatan promosi


kesehatan masyarakat dilaksanakan sebagai berikut :

a. Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian


integral dari setiap program kesehatan dan berfungsi sebagai
katalisator program-program tersebut.

b. Peningkatan perilaku penduduk dalam membina hidup sehat


juga diarahkan untuk meningkatkan peran sertanya
mewujudkan masyarakat yang mandiri dalam membina
derajat kesehatan yang dimulai dalam keluarganya.

c. Penyuluhan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan


baik oleh pemerintah secar a lintas program dan lintas
sektoral, maupun oleh masyarakat termasuk pihak LSM.

d. Puskesmas dimanfaatkan sebagai pusat pengembangan dan


pembinaan kesadaran dan peran serta masyarakat di bidang
kesehatan di wilayahnya.

e. Sikap mental petugas kesehatan, terutama yang akan


dikembangkan dan diarahkan kea rah sikap mental yang
partisipatif dan lebih berorientasi pada aspek pencegahan
dan peningkatan.

25
f. Peningkatan penyuluhan kesehatan pada lembaga-lembaga
pendidikan dasar, pemerintah, dan swasta agar kesadaran
dan perilaku hidup sehat dapat ditumbuhkan dan
dibudidayakan sedini mungkin.

PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS DAN


WILAYAH KERJA MASYARAKAT

Agar dapat mencapai tujuan penyuluhan kesehatan


masyarakat , maka upaya kegiatan penyuluhan perlu diselaraskan
dengan fungsi dan tugas puskesmas serta kemampuan daripada
sumber tenaga, dana, serta sarana yang dimiliki.

Pelaksanaaan kegiatan puskesmas yang biasa dilaksanakan ialah :

a. Penyuluhan institusi : kegiatan penyuluhan yang dilakukan di


institusi bersangkutan seperti puskesmas, ataupun di rumah
tinggal para dokter dan paramedic.

Secara tidak langsung Secar a langsung


Memberi tauladan serta Dialog do kamar periksa
contoh dari para dokter atau antara dokter dan pasien
paramedik
Penampilan yang rapih dan Dialog dokter, paramedik, dan
sehat dari bangunan keluarga pasien tentang hal
puskesmas yang bias dilakukan pasien
atau keluarga pasien
Menggunakan media Melakukan penyuluhan
penyuluhan, seperti poster dll kelompok di puskes yang
sudah direncanakan.

26
b. Penyuluhan di masyarakat (di luar gedung puskesmas) :
pelaksanaannya dilaksanakan berdasarkan “ pendekatan
edukatif “ melalui tahap-tahap berikut:

1. Pertemuan tingkat kecamatan : tujuannya ialah


memeperoleh kesepakatan dan dukungan dari pimpinan
wilayah

2. Pertemuan tingkat desa : tujuannya ialah memeperoleh


kesepakatan dan dukungan dari kepala desa bererta
aparatnya

3. Melakukan survey mawas diri : mendapatkan data dari


msyarakat tentang idea tau program promosi kesehatan
yang akan diterapkan kepada mereka.

4. Perencanaan: membuat rencana penyuluhan kesehatan

5. Pelaksanaan penyuluhan : dalam pelaksaan, perlu


dilibatkan masyarakat dan petugas harus mampu
menerapkan metode dan tehnik penyuluhan

6. Evaluasi kegiatan penyuluhan : evaluasi dilakukan sesuai


dengan tehnik penyuluhan yang dilakukan.

Metode dan tehnik penyuluhan masyarakat

Metode

27
Secara sederhana pengertiannya adalah cara untuk
melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat.

Untuk mengetahui metode apa yang dipilih perlu ditentukan


terlebih dahulu tahapan perubahan perilaku yang ingin dicapai :

Metode untuk Metode untuk Metode untuk


merubah merubah sikap merubah tindakan
pengetahuan
- Ceramah - Diskusi - Latihan sendiri
- Kuliah kelompok - bengKel kerja
- Presentasi - Tanya jawab - demonstrasi
- Wisata karya - Role playing - experiment
- Curah - Pemutaran film
pendapat - Video
- Seminar - Tape recorder
- Studi kasus - Simulasi
- Tugas baca
- Symposium
- Panel
- Konferensi

Menentukan sasaran

Karena keterbatasan sumber daya, maka metode penyuluhan yang


paling sering dilakukan puskesmas adalah ceramah yang disertai
Tanya jawab, wawancara dan demonstrasi.

Teknik penyampaian

Ceramah

28
Ceramah adalah salah satu cara menerangkan atau
menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisn kepada
suatu kelompok pendengar yang disertai diskusi dan Tanya jawab,
serta dibantu oleh alat peraga.

a. Ciri-ciri ceramah

- ada sekelompok pendengar yang dipersiapkan

- ada suatu pesan yang disampaikan

- ada kesempatan bertanya bagi pendengar

- ada alat peraga yang digunakan

b. langkah langkah melakukan ceramah

- persiapan

-menentukan maksud dan tujuan ceramah

- menentukan sasaran pendengar

- mempersiapkan materi

- topic yang dikemukakan hanya satu

- mempersiapkan alat peraga

- mempersiapkan waktu dan tempat yang tepat

-mempersiapkan undangan

- mempersiapkan bahan bacaan

- pelaksanaan

29
- perkenalan diri

- mengemukakan maksud dan tujuan

- menjelaskan sistematika ceramah

- men yampaikan ceramah dengan suara jelas

- ciptakan suasana santai

- sediakan waktu untuk Tanya jawab

-menyimpulkan ceramah

- penilaian

Suatu ceramah akan terlihat berhasil bila :

-ada respon dari pendengar

- ada minat pendengar

- ada jawaban pada pengisian angket

Wawancara

Adalah suatu metode penyuluhan kesehatan dengan jalan


Tanya jawab yang diarahkan kepada pencapaian tujuan yang telah
ditentukan.

a. Cirri –ciri wawancara

- Ada pihak yang bertanya

- Ada pihak yang ditanya

- Seluruh percakapan dikendalikan oleh pihak interviewer

30
b. Langkah-langkah melakukan wawancara

- Persiapan

1. Menentukan tujuan wawancara

2. Menentukan isi pesan yang akan disampaikan

3. Menentukan sasaran

4. Menentukan waktu

5. Menentukan pokok-pokok pertanyaan

- Pelaksanaan

1. Memperkenalkan diri

2. Rumuskan pertanyaan dengan sederhana

3. Diarahkan kepada persoalan pokok

4. Gunakan alat peraga

5. Catat jawaban yang dianggap perlu

- Penilaian

1. Suasana menyenangkan

2. Kelancaran wawancara

Demonstrasi

31
Adalah suatu cara penyajian yang dipersiapkan dengan teliti
untuk memperlihatkan bagaimana cara melakukan suatu tindakan ,
adegan atau menggunakan suatu proedur. Penyajian ini disertai
penggunaan alat peraga dan Tanya jawab. Biasanya hanya
diberikan pada individu yang terbatas jumlahnya.

1. Tujuan

- Memperlihatkan kepada kelompok bagaimana cara membuat


sesuatu dengan prosedur yang benar

- Meyakinkan kelompok bahwa ide tersebut bias dilaksanakan

- Meningkatkan minat orang untuk belajar

2. Langkah-langkah melakukan demonstrasi

- Persiapan

a. Menentukan maksut dan tujuan

b. Menentukan materi

c. Menentukan sasaran dengan latar belakang sosioekonomi

d. Menentukan perkiraan lamanya

e. Menentukan alat atau peraga

- Pelaksanaan

a. Memperkenalkan diri

b. Menciptakan suasana nyaman

c. Memberi materi

32
d. Member kesempatan Tanya jawab

- Penilaian

a. Banyaknya pertanyaan

b. Adanya permintaan melakukan demonstrasi

c. Hasil pengisian angket

Alat peraga penyuluhan kesehatan masyarakat

- kemudahan bagi pihak penyuluh

a. memiliki bahan nyata

b. dapat menambah percaya diri

c. menghindari kejenuhan

- kemudahan bagi pihak yang disuluh

a. melihat nyata inti materi

b. menghindari kejenuhan

beberapa alat bantu peraga yang dapat digunakan adalah :

a. papan tulis

b. OHP

c. Kertas flipchart

d. Poster

e. Flash card

33
f. Model

g. Leflet, dll

Pemantauan dan penilaian

Pemantauan kegiatan dilakukan secara berkala. Pemantauan


dapat juga dilakukan dengan kunjungan lapangan ke tiap tatanan
untuk melakukan perkembangan strata bersih dan sehat (PHBS)
setelah dilakukan intervensi kesehatan masyarakat. Penilaian
dilakukan pada akhir tahun dengan cara pengkajian kembali seperti
pada tahap pertama manajemen PKM. Hasil pengkajian tiap tahun
dibandingkan hasil pengkajian awal tahun, keberhasilan dapat
dilihat dari strata PHBS tiap tahun. Evaluasi dapat dilakukan dengan
menilai :

a. Kegiatan yang dapat terlaksana dibandingkan dengan


perencanaan

b. Indicator masing-masing program yang menjadi topic


penyuluhan

c. Strata PHBS di wilayah kerja

Indikator PKM

Dalam kegiatan penilaian, digunakan indikator-indikator


tertentu, yaitu petunjuk yang membatasi focus perhatian suatu
penilaian. Indikator yang digunakan adalah sebagai berikut :

34
Indikator Tatanan Rumah Tangga

a. Ibu :

- pemeriksaan kehamilan oleh petugas minimal 4 kali

- proses melahirkan dibantu oleh petugas kesehatan

- ikut KB bag wanita usia subur

- sudah imunisasi TT, bagi ibu muda yang belum punya anak

b. bayi : sudah diimunisasi

c. balita : ditimbang setiap bulan

d. seluruh keluarga buang air besar di jamban

e. tidak ada sampah berserakan

f. seluruh keluarga menggunakan air bersih

g. kuku anggota keluarga pendek dan bersih

h. keluarga biasa makan makanan yang beraneka ragam

i. semua anggota keluarga tidak merokok

j. pernah mendengar AIDS

k. keluarga menjadi anggota dana sehat (JPKM)

Indikator Tatanaan Institusi Pendidikan

Tatanan pendidikan adalah Sekolah Dasar Negeri, Swasta termasuk


Madrasah Ibtidaiyah

35
a. Tersedia jamban yang bersih

b. Tersedia air yang bersih

c. Tidak ada sampah berserakan

d. Ketersediaan UKS

e. Menjadi anggota dana sehat (JPKM)

f. Siswa pada umumnya (60%) kukunya pendek dan bersih

g. Guru tidak merokok

h. Siswa ada yang menjadi dokter kecil

Kesehatan Anak Sekolah dan Remaja

Tatanan istitusi pendidikan adalah Puskesmas atau Puskesmas


Pembantu

a. Tatanana air bersih

b. Tersedia jamban yang bersih

c. Tidak ada sampah yang berserakan

d. Tertata poster kesehatan

e. Radio kaset penyuluhan berfungi setiap hari

f. Penyuluhan kelompok teratur dilaksanakan

g. Semua petugas tidak merokok

h. Semua petugas kukunya pendek dan bersih

36
Indikator Tatanan Umum

a. Indikator warung makan

- Makanan dan minuman tidak menggunakan bahan kimia


berbahaya

- Makanan dan minuman terhindar dari serangga berbahaya

- Tersedia jamban yang bersih

- Tersedia air yang bersih

- Tidak ada sampah berserakan

- Kuku pengelola makanan pendek dan bersih

- Menjadi anggota dana sehat

b. Indikator tempat ibadah

- Sekeliling tempat ibadah dalam keadaan bersih

- Tersedia air bersih

- Tersedia jamban yang bersih

- Tersedia pembuangan air limbah (SPAL)

- Kuku pengelola pendek dan bersih

- Semua pengelola dan pengunjung tidak merokok

- Pernah mendengan AIDS

- Tersedia media penyuluhan

c. Indikator pasar

37
- Sekeliling pasar dalam keadaan bersih

- Tersedia air bersih

- Tersedia jamban yang bersih

- Tersedia pembuangan air limbah (SPAL)

- Cukup pencahayaan dan ada penghawaan

- Kuku pengelola pendek dan bersih

- Semua pengelola dan pengunjung tidak merokok

- Pernah mendengan AIDS

- Tersedia media penyuluhan

1. Kajian PHBS
- Sasaran : ibu-ibu balita

- Jumlah sasaran : 50 orang

- Kajian kuantitatif : dengan kuisioner

2. Indikator PHBS
- Perilaku tentang KIA

- Perilaku tentang gizi

- Perilaku tentang kesehatan lingkungan

- Perilaku tentang gaya hidup

38
3. Pengelolaan Program PHBS
1. Tahap persiapan:
a. Sosialisasi dan advokasi kesehatan
b. Persiapan sarana
c. Persiapan administrasi
d. Persiapan pelaksanaan
2. Tahap pengkajian:
a. Pengkajian
3. Tahap perencanaan:
a. Menentukan prioritas
b. Menentukan tujuan
c. Menentukan jenis kegiatan/intervensi
d. Jadwal kegiatan
4. Tahap pergerakan pelaksanaan
5. Pemantauan dan penilaian

Tahap Persiapan

No. Kegiatan Tujuan Luaran


- Dukungan dana/
kebijakan politis/
Agas LS/LP/LSM/ kemitraan
Sosialisasi dan
1. Mitra mengetahui - Sepakat
advokasi
program PHBS melaksanakan PHBS
- Peran dan fungsi
masing-masing jelas
2. Persiapan sarana Identifikasi - Daftar jenis dan
kebutuhan sarana jumlah sarana yang
dibutuhkan

39
- Kuisioner
- Daftar surat yang
Persiapan Identifikasi diperlukan
3.
administrasi lapangan - Format pencatatan
dan pelaporan
- Daftar penanggung
Persiapan Identifikasi, siapa
4. jawab masing-masing
pelaksanaan melakukan apa
kegiatan

Tahap Pengkajian

No. Kegiatan Tujuan Luaran


Untuk mengetahui
10 penyakit - Daftar 10 penyakit
Pengkajian masalah terbanyak, terbanyak
1.
kesehatan penyebab, sifat, - Daftar penyebab sifat,
epidemiologi epidemiologi masalah
masalah
Identifikasi sarana, - Daftar tenaga,
Pengkajian sumber
2. tenaga, dana yang sarana, dan dana yang
daya
tersedia tersedia
Untuk mengetahui
perilaku keluarga - Adanya klasifikasi
3. Pengkajian PHBS
pada tatanan PHBS di setiap RT
rumah tangga
4. Pengkajian wilayah Untuk mengetahui - Adanya klasifikasi

40
klasifikasi PHBS di wilayah sehat atau
setiap wilayah tidak sehat

Tahap Perencanaan

No. Kegiatan Tujuan Luaran


Untuk membuat
Adanya target yang
1. Rumusan tujuan target yang ingin
bisa diukur
dicapai
Adanya rencana
Untuk kegiatan entervensi
Rumusan rencana mengembangkan yang menyeluruh,
2.
kegiatan intervensi berbagai alternatif meliputi penyluhan
intervensi massa/ terpadu dan
rancangan media
Untuk
Pembuatan jadwal menetapkan Adanya jadwal
3.
kegiatan waktu bagi setiap kegiatan intervensi
kegiatan

Tahap Pergerakan dan Pelaksanaan

No. Kegiatan Tujuan Luaran


1. Advokasi - Untuk - Adanya dukungan
mempengaruhi politik dari
peraturan dan pengambilan
kebijakan yang keputusan
mendukung - Adanya kepedulian
pemberdayaan LSM terhadap PHBS
PHBS - Adanya anggaran

41
- Mempengaruhi
pihak lain agar
mendukung PHBS
- Meningkatkan
rutin yang dinamis
kerjasama antara
- Fasilitas umum
masyarakat dan
simakin merata
pemerintah
terutama di daerah
- menggalang
kumuh
dukungan lewat
pendapat umum
melalui media
massa
Untuk
menciptakan
berbagai opini Terciptanya opini,
yang ada di etika, norma, dan
2. Bina suasana
masyarakat yang kondisi masyarakat
mendukung ber-PHBS
tercapainya PHBS
di semua tatanan
Untuk
menumbuhkemba
- Mengungkapkan
Pemberdayaan atau ngkan potensi
UKBM
3. gerakan masyarakat untuk
- Meningkatkan peserta
masyarakat mendukung dan
dana sehat (JPKM)
membudayakan
PHBS

Pemantauan dan Penilaian

42
No. Kegiatan Tujuan Luaran
Untuk mengetahui
seberapa jauh
suatu program adanya laporan
1. Pemantauan PHBS berjalan, bulanan/triwulan/tenga
mengacu kepada h tahun
perncanaan dan
penjadwalan
Untuk mengetahi
adanya hasil
seberapa jauh
pencapaian program
2. Penilaian target yang
PHBS dalam kurun
ditetapkan
waktu tertentu
tercapai

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Promosi kesehatan adalah proses memberdayakan atau


memandirikan masyarakat agar mampu memelihara,
meningkatkan, dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan, serta pengembangan
lingkungan sehat. Dengan demikian kegiatan promosi kesehatan

43
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari setiap program yang
ada di Puskesmas. Kegiatan yang dilakukan berupa advokasi
kesehatan, bina suasana, dan gerakan masyarakat.

Saran

Untuk lebih meningkatkan upaya promosi kesehatan pada


masyarakat maka sebaiknya para petugas kesehatan, terutama
pada bagian promosi kesehatan, ditambah. Selain itu para petugas
kesehatan terus berupaya untuk memberikan masukan kepada
masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan.

44
DAFTAR PUSTAKA

Dachroni, Drs, MPH. Buku Panduan Straegi Promosi Kesehatan di


Indonesia. Jakarta Selatan: Sudin Kesehatan Masyarakat 2003

Dachroni, Drs, MPH. Seri PHBS: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Untuk Petugas Puskesmas. Jakarta Selatan: Sudin Kesehatan
Masyarakat 2003

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Kerja


Puskesmas 2009

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Promosi Kesehatan


Online.htm

Sudin Kesehatan Masyarakat. Surat Keputusan Direktur Jenderal


Kesehatan Masyarakat No: HK.00.06.1.7.1570 tentang Kebijakan
Teknis Promosi Kesehatan 2003

UU RI no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan

45

You might also like