You are on page 1of 26

BAHAN AJAR I

PENGANTAR TENTANG KEPRIBADIAN

Ditinjau dari segi ilmu bahasa, perkataan psikologi ini berasal dari kata “
Psyche “ yang diartikan jiwa, dan logos yang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan.
Karena itu, psikologi sering diartikan atau diterjemahkan dengan ilmu
pengetahuan tentang jiwa atau disingkat dengan “ilmu jiwa”.
Psikologi sebagai suatu ilmu, maka psikologi merupakan pengetahuan yang
diperoleh dengan pendekatan ilmiah, juga merupakan pengetahuan yang diperoleh
dengan penelitian-penelitian ilmiah. Karena itu salah satu ciri psikologi sebagai
salah satu ilmu adalah berdasarkan atas data empiris, disamping data tersebut
diperoleh secara sistematis (Morgan, dkk. 1984). Sesuatu teori dalam ilmu dapat
diuji (dites) dalam hal keandalannya atau validitasnya. Ini berarti jika penelitian
ulang dilakukan oleh orang atau ahli lain, menurut langkah-langkah serupa dalam
kondisi yang sama, maka akan diperoleh hasil yang konsisten, yaitu hasil yang
sama atau hampir sama dengan hasil yang terdahulu. Bila sesuatu teori atau
hipotesis tidak dapat diuji (untestable), maka akan sulit hal itu dikatakan sebagai
ilmu, dan menurut Townsend (1953) eksplanasinya akan merupakan eksplanasi
yang mistis (mystical explanation).
Jiwa sebagai kekuatan hidup (levens beginsel) atau sebabnya hidup, telah
dikemukakan oleh Aristoteles, yang memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang
mempelajari gejala-gejala kehidupan. Jiwa adalah merupakan unsur kehidupan,
karena itu tiap-tiap makhluk hidup mempunyai jiwa. Jadi baik manusia, hewan
maupun tumbu-tumbuhan, menurut Aristoteles adalah berjiwa/beranima. Karena
itu terdapatlah 3 macam anima yaitu: anima vegetativa, anima sentitiva, dan
anima intelektiva.

Pandangan Tentang Sifat Manusia


Pandangan Freudian tentang sifat manusia pada dasarnya pesimistik,
deterministik, mekanistik, dan reduksionistik. Menurut Freud, manusia
dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivasi-motivasi tak sadar,
kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah, dan oleh
peristiwa-peristiwa psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama dari
kehidupan.
Manusia dipandang sebagai sistem-sistem energi. Menurut pandangan
Freudian yang ortodoks, dinamika kepribadian terdiri dari cara-cara energi psikhis
dibagikan kepada id, ego, dan superego. Karena energi psikis itu terbatas, maka
satu sistem memegang kendali atas energi yang tersedia sambil mengorbankan
dua sistem yang lainnya. Tingkah laku dideterminasi oleh energi psikis ini. Freud
juga menekankan peran naluri-naluri. Segenap naluri bersifat bawaan dan
biologis.
1. TEORI-TEORI KEPRIBADIAN

A. Aliran Eksistensial
Persepsi terhadap lingkungan
Anda dapat memilih untuk menanggapi bahwa seseorang mencintai anda.
Itu adalah pilihan anda, berdasarkan persepsi atau tanggapan anda terhadap
prilaku seseorang. Namun hal itu tidaklah berarti bahwa orang itu pada kenyataan
mencintai anda. Anda mungkin, dan ini disayangkan, terlibat dengan artis yang
secara total tidak bermoral, tapi berbakat, yang akan menipu dan mengeksploitasi
anda. Anda juga bisa memilih untuk menanggapi bahwa seseorang tidak
mencintai anda, sedang pada kenyataannya mencintai anda. Lingkungan tidak
membuat anda harus menanggapinya dalam satu cara tertentu, lingkungan itu
hanya menghidangkan alternatif-alternatif yang dapat anda perhatikan atau
abaikan.
Kebebasan memilih
Kebebasan anda untuk memilih selalu ada. Anda tidak dapat membuat
seseorang untuk tinggal bersama anda atau meninggalkan anda, membuat agar dia
benci terhadap anda, atau mencintai anda. Anda tidak dapat membuat seseorang
menjadi sesuatu. Anda tidak dapat membuat seseorang marah jika mereka
memilih untuk tidak marah. Bahwa anda tidak dapat membuat seseorang bahagia
jika mereka memilih untuk tidak bahagia. Jika seseorang tidak bahagia, hal itu
karena dia memilih untuk tidak bahagia dan tidak karena seseorang membuat dia
tidak bahagia. Jika seseorang memilih untuk meninggalkan anda, anda tidak dapat
membuatnya untuk tetap tinggal, itu adalah pilihannya sendiri. Realisasi bahwa
hanya anda yang dapat membuat anda bahagia, sedih, marah, tertekan, atau
sesuatu emosi lainnya, untuk pertama kali memang sukar.
Tanggung jawab orang tua
Jika seseorang yang mencintai oranglain menderita dan sengsara, maka
yang dicintai itu akan bahagia. Dalil ini adalah dasar dari kontrak orangtua.
Kontrak itu biasanya sering dikemukakan dengan suatu pertanyaan utang seperti,
“karena segala sesuatu yang sudah saya lakukan atau berikan buat kau, atau
sesudah penderitaan dan pengorbanan yang saya lakukan, inilah imbalan yang
kuperoleh, inilah terima kasihmu dan penghargaanmu”. Hal yang paling bersifat
cinta dan sifat memelihara yang dapat diberikan orangtua terhadap anak anaknya,
ialah dengan menghidangkan atau memperlihatkan kepada mereka contoh dari
orangtua yang bahagia. Dengan melihat orangtua yang bahagia, anak-anak
mempunyai pengalaman atau sekurang-kurangnya dua jalan, untuk menjadi
bahagia atau berlawanan dengan cara alternative menjadi tidak bahagia. Satu-
satunya orang yang harus anda bahagiakan ialah anda sendiri.
Mengutamakan perasaan anda
Cinta ayah Untuk membuat anda sendiri bahagia, adalah perlu agar anda
memperhatikan dan mengutamakan perasaan anda lebih dulu. Aliran eksistensialis
berpendapat bahwa anda harus mempntingkan diri sendiri. Anda memberi sesuatu
sebab anda merasa senang memberikannya. Anda melindungi orang lain dari
bahaya karena anda tidak suka melihat seseorang akan menderita. Dengan
memikirkan anda lebih dulu, anda dapat menyatakan perasaan anda, bagaimana
anda berpikir, dan bagaimana keberadaan anda.
Ekspresi emosi
Ekspresi adalah efektif jika apa yang betul anda rasakan memang keluar.
Ekspresi adalah bersesuaian, jika alat atau cara berekspresi itu berterima buat
anda. Jika seseorang tidak senang dengan suatu emosi, orang itu sering memilih
untuk berpikirdari pada merasa. Emosi bukanlah pikiran, tapi perasaan.
Indahkanlah perasaan anda, ekspresikan itu, dan jadilah seperti perasaan anda.
Perasaan adalah suatu emosi, suatu pengalaman sensoris.

Bermacam-macam pernyataan emosi


Pernyataan pertama adalah suatu pernyataan cinta yang kekanakkanakan,
suatu bentuk cinta, untuk mengambil, untuk menerima. Pernyataan kedua, “aku
memerlukanmu karena aku mencintaimu”, adalah suatu ekspresi cinta yang
dewasa. Cinta yang dewasa ialah suatu cinta yang bersifat memberi. Dalam cinta
yang dewasa ada suatu kebutuhan mencintai. Aku membutuhkanmu sebagai
penerima cintaku. Aku mengetahui, bahwa jika berdekatan denganmu, aku lebih
merasakan kehangatan cintaku.
Cinta ibu
Bentuk cinta ini adalah untuk memelihara, menerima keadaan yang
dicintai,dan tanpa syarat. Tak ada sesuatu yang dapat dilakukan untuk
menghilangkan itu jika anda sudah mempunyai itu, dan barangkali lebih penting,
tak ada sesuatu yang dapat anda lakukan untuk memperoleh itu, jika anda tidak
mempunyainya. Cinta jenis ini adalah mutlak tidak bersyarat.
Cinta ayah
Cinta ayah adalah juga suatu bentuk cinta yang dapat diekspresikanoleh
seseorang yang bukan ayah yang sesungguhnya. Istilah itu hanya menyatakan
bahwa dalam bentuk cinta ini keputusan pernyataan cinta itu secara terang-
terangan didasarkan kepada apakah kondisi yang tertentu dipenuhi atau tidak.
Dalam mengajarkannya ayah mungkin menyusun dan menetapkan suatu aturan-
aturan tingkah laku, dan kondisi-kondisi tertentu.

Cinta eros
Eros adalah bentuk cinta yang bertalian dengan keunggulan persepsi, eros
juga adalah cinta erotik. Eros dapat dirasakan melalui persepsi dari keunggukan
fisik, keunggulan spiritual, atau keunggulan estetika. Tidak seperti cinta ayah
yang dapat dirasa tapi bisa diekspresikan atau tidak, cinta eros segera lenyap,
segera sesudah persepsi keunggulan itu tidak ada lagi. Eros bukan saja hanya
ditahan tapi tidak terasa lagi.
Cinta philos
Philos ialah cinta persaudaraan. Bentuk cinta ini digunakan untuk
mengkomunikasikan suatu cinta bagi teman anda. Philos adalah suatu cinta yang
bersifat tidak hendak memiliki, tidak menuntut. Cinta seperti itu didasarkan pada
anggapan, bahwa anda hanya dapat memiliki benda, bukan manusia. Dalam
merasa dan mengekspresikan philos, teman bebas untuk tinggal atau pergi
menurut pilihannya. Jika seorang sahabat kental menerima berita, bahwa dia
sudah diterima pada suatu universitas dikota lain yang jauh dengan beasiswa yang
cukup untuk biaya pendidikannya, anda mungkin merasakan suatu bentuk cinta
philos dalam menerima kabar itu: identifikasi dan empati. Suatu hubungan akan
dapat tumbuh dengan lebih baik jika ada suatu pengakuan dan usaha untuk
memperhatikan keinginan-keinginan dari partner anda, sebagaimana keinginan
anda.

B. Aliran Behavioris
Hukum Akibat Thorndike
Hukum akibat thorndike mengatakan bahwa : kekuatan dari respon dapat
dirubah oleh akibat-akibatnya. Thorndike berkata, bahwa assosiasi atau hubungan
yang anda buat antara suatu respon dan akibat-akibat dari respon itu, dapat
diperkuat ataupun diperlemah oleh akibat-akibat dari respon itu. Hal belajar
adalah suatu perubahan dalam perilaku atau perbuatan, suatu perubahan dalam
kemungkinannya, frekuensi, atau besarnya. Adalah penting untuk dicamkan
dalam pikiran bahwa jika perubahan-perubahan ini tidak terjadi, hal belajar
tidaklah terjadi.
Teknik Condisioning
Behaviorisme mempunyai dampak terbesar melalui penerapan teknik
kondisioning, yang mengacu pada kondisioning klasikal dan operant.
Kondisioning terjadi apabila pelaksana atau penerima sadar tentang terjadinya
atau tidak terjadinya, terutama dalam kejadian kondisioning klasikal.
Kondisioning klasikal didasarkan atas penciptaan suatu respon yang tidak bebas.
Proses dari kondisioning klasikal didasarkan atas dasar-dasar assosiasi, yaitu
hubungan antara suatu stimulus dengan suatu reaksi atau respon.
Generalisasi
Takut, rasa senang, cinta. Setiap dan semua reaksi atau respon emosi,
berkembang melalui kondisioning klasikal, sehingga dengan tampil atau hadirnya
stimulus yang +dikondisikan itu, akan dengan sendirinya menimbulkan suatu
respon emosi dari anda. Bukan saja stimulus yang dikondisikan itu menarik atau
menimbulkan sesuatu respon seperti itu, tapi semua perangsang yang bersamaan
atau mirip kepada perangsang berkondisi itu akan menarik atau menimbulkan
suatu respon yang sama, proses ini disebut generalisasi.
Neurosis Eksperimental
Selama anda mampu untuk menandai suatu perbedaan dari dua
perangsang, diskriminasi hanya sedikit menimbulkan problema. Jika perbedaan
antara perangsang menjadi terlalu halus, maka tingkah laku yang meurotik atau
tidak berpatutan bisa terjadi. Di suatu laboratorium ahli behavioris, gejala ini
disebut sebagai suatu neurosis eksperimental. Sebagai contoh kasus dimana
seekor orang-utan diajar untuk membedakan antara yang bulat dengan yang
lonjong. Simpanse itu mempelajari bahwa jika dia menekan tombol yang dibawah
yang lonjong, dia akan terhindar dari getaran listrik. Jika dia menekan tombol
dibawah bulatan, secara otomatis dia akan mengalami kejutan listrik.
Penguat Positif dan Penguat Negatif
Keuntungan dari penguat yang positif, ialah bahwa orang yang
dikondisikan itu hanya mengulang perilakunya terdahulu. Dan penguat mungkin
sekali akan terjadi lagi. Dia tidak perlu mempelajari semua cara-cara yang salah
dari perilaku, dia hanya perlu untuk mempelajari suatu cara bertingkah laku yang
benar. Sebagian besar dari pelatih-pelayih manusia tidak cukup berdasar kepada
penguat yang positif, tapi malah kepada penguat yang negatif. Disebut penguat
negatif jika penguat itu terjadi sebagai suatu konsekuensi dari perilaku yang tidak
dikehendaki. Penguat negatif adalah sesuatu yang terjadi sesudah prilaku yang
tidak dikehendaki itu ditunjukan.

C. Aliran Psikoanalitik
Super Ego, Ego, dan Id
Untuk menerangkan teori ini lebih jelas, Freud membentuk suatu model
deskriptif dari tiga bagian, yaitu Super Ego, Ego, dan Id. Model ini dibuat untuk
menolong menerangkan teorinya dan tidak berarti ketiga bagian itu berada secara
fisiologis. Freud menerangkan super ego sebagai suatu sistem nilai, hati nurani
anda. Super ego itu tidaklah bawaan dari lahir, tapi dipelajari, dan karena itu
berhubungan dan terikat pada kebudayaan. Freud menerangkan id sebagai bawaan
lahir, beberapa proses terjadi pada suatu tingkat kesadaran, sedangkan yang
lainnya terjadi pada tingkat yang tidak disadari. Penjelasan Freud mengenai ego
adalah sebagai suatu mediator atau pendamai dari super ego dan id. Ego anda
adalah bagian dari anda yang berhubungan kepada tuntutan dunia nyata. Super
ego anda adalah sumber motivasi utama dan juga sebagai suatu penyumbang yang
besar terhadap timbulnya pertentangan-pertentangan didalam diri. Super ego anda
adalah hati nurani anda, perangkat sistem nilai anda, yang menunjukkan kepada
anda, kesalahan dan kebenaran. Id anda terutama terlibat untuk survival atau
bertahan hidup. Dalam keadaan id, tidak ada masalah benar dan salah, tapi hanya
masalah bertahan hidup. Fungsi id dianggap sebagai suatu hasil dari evolusi
manusia, dan karena itu dibawa lahir.
Tingkat Genital
Faktor yang terutama berperan untuk mencapai kedewasaan emosi itu
adalah dengan melampaui tingkat berikutnya, tingkat genital. Tingkat genital
mulai pada permulaan pubertas dan berlangsung terus sampai dewasa. Tingkat ini
lebih lanjut dibagi kepada dua fase: fase homoseksuil (dari umur tiga belas sampai
lima belas tahun), dan fase heteroseksuil (dari umur enam belas sampai dua puluh
tahun). Istilah homoseksuil yang dipakai dalam fasa ini, tidak dimaksudkan
sebagai implikasi penyimpangan seksuil seperti akibat fiksasi pada tingkat phalik.
Tapi istilah itu bersumber dari kata “homo” (yang sama) dan seksuil (kelamin):
kelamin yang sama. Tingkat homoseksuil adalah masa geng. Masa terbaik anda,
teman terbaik yang pernah ada, dan untuk selamanya dikembangkan.
Mekanisme Pertahanan Diri
Menjadi seorang dewasa yang matang emosi tidaklah berarti bahwa anda
seorang dewasa yang sempurna, tapi hanya seorang yang matang. Ingatlah, tidak
ada orang yang melampaui tingkatan-tingkatan itu secara sempurna, hanya secara
memuaskan, yang menyediakan suatu keseimbangan yang layak antara super ego
danid anda. Suatu kepribadian yang mempunyai keseimbangan seperti itu, disebut
sebagai kepribadian yang berorientasi kepada tugas, yaitu seorang yang mampu
membedakan antara suatu tugas, suatu pekerjaan yang perlu dilaksanakan, dan
suatu ancaman, suatu ego yang perlu dipertahankan. Seorang yang berkepribadian
orientasi pada ego ialah seorang yang tidak mencapai keseimbangan, dan sebagai
akibatnya dia tidak mampu membedakan antara tugas dengan ancaman. Individu
yg berorientasi kpd ego sering menanggapi sesuatu sbg ancaman pribadi.
Penyangkalan
Suatu mekanisme pertahanan yang sukar disadari ialah penyangkalan.
Penyangkalan adalah suatu mekanisme pertahanan dimana anda berusaha lepas
dari kenyataan, dengan menolak secara sadar proses informasi, atau dengan
membuat tidak sah informasi yang sudah diproses.

D. Aliran Aaktualisasi Diri


Hirarki Kebutuhan Maslow:
Kebutuhan jasmani
Untuk mencapai tingkat kebutuhan jasmani secara memadai, tingkat
daerah biologis dan psikologis harus terpuaskan. Pemuasan segi-segi biologis dari
tingkat ini saja tidaklah cukup. Beberapa daerah kebutuhan jasmani adalah: lapar,
haus, latihan atau gerak jasmani, seks dan rangsangan sensoris. Menentukan
jumlah yang memadai untuk memuaskan kebutuhan lapar anda, adalah relative.
Banyak pengaruh psikologis lapar sama dengan rasa haus. Air dan banyak jenis
minuman lainnya sering menghilangkan rasa haus anda, dank arena itu
memuaskan aspek biologis dari rasa haus. Melalaikan kebutuhan fisiologis dalam
latihan dapat bersifat biologis, psikologis, atau keduanya. Kebutuhan jasmani
anda untuk pengalaman sensoris meraba, bukan hanya untuk meraba tapi juga
untuk diraba. Komponen biologis meraba adalah objektif, anda meraba untuk
merasakan lokasi dan sifat-sifat fisik dari sesuatu atau seseorang.
Kebutuhan rasa aman
Adalah penting bahwa anda menjadi sesadar mungkin mengenai
aspeksubjektif dari pengalamansensoris anda, karena dengan kesadaran ini anda
memperoleh pengetahuan yang dalam mengenai siapa anda sebenarnya, apa
keinginan anda, dan apa mepuasan memadai untuk kebutuhan-kebutuhan anda.
Bila anda sudah mencukupi kebutuhan-kebutuhan biologis anda, anda sudah siap
untuk memulai peralihan kepada tingkat kedua, yaitu kebutuhan rasa aman.
Hal objektif yang utama untuk pencukupan kebutuhan rasa aman anda,
ialah dengan mengetahui rasa takut anda. Rasa aman terletak dalam pengetahuan
bahwa anda tidak akan pernah aman secara pasti.
Kebutuhan cinta dan rasa memiliki tingkat kecukupan yang dicapai dalam
kebutuhan cinta serta rasa memiliki anda, sebagian besar ditentukan oleh tingkat
komitmen anda kepada orang lain. Tak ada orang yang dapat membuat anda
merasa memiliki. Untuk memperoleh secara cukup kebutuhan cinta anda, anda
haruslah aman secukupnya untuk mencintai tanpa tuntutan timbal balik.
Kebutuhan harga diri dalam dimensi-dimensi keberadaan, Dr. Shostrom
mengatakan bahwa perkembangan harga diri anda, dicapai melalui langkah-
langkah bertahap: menjadi memadai, mampu, berguna, penting, dan menjadi
kekuatan anda. Dalam keadaan anda terus memperbaiki keterampilan-
keterampilan, anda akan memperoleh lebih banyak kepercayaan diri.
Kebutuhan beraktualisasi diri dalam keadaan tidak memadai, anda
mengenal kemanusiaan anda. Anda tidak mengetahui segalanya, dan anda tidak
dapat menjadi segalanya. Tapi anda melakukan yang terbaik yang dapat anda
lakukan. Banyak orang yang tidak beraktualisasi diri menanggapi hal yang tidak
memadai sebagai hal yang inferior atau lebih rendah. Dipihak lain, orang yang
beraktualisasi diri menanggapi kekurangannya sebagai kesempatan untuk belajar,
jika diingininya.
3. PSIKOANALISIS (TEORI FREUDIAN DAN NEO FREUDIAN)

Adaptasi-adaptasi psikoanalisis, pra neo-freudian :


Pra neo-Freudian mempersoalkan keterbatasan Freud dan konsepnya
tentang sifat manusia yang Deterministik. Jung, Adler dan Rank adalah para
pembelot awal dari kedudukan ortodoks Freud. Mereka diikuti oleh Horney,
Fromm, dan Sullivan yang menolak orientasi biologis dan sikap Freud yang
Deterministik, dan sebaliknya mereka menekankan dimensi-dimensi social
budaya dan interpersonal dari tingkah laku manusia. Mereka juga menekankan
variabel-variabel sosial dalam pembentukan kepribadian ahli-ahli memusatkan
perhatian yang sempit pada individu sebagai mesin biologis.meskipun membentuk
reaksi melawan teori naluri dari psikoanalisis Freudian, pra neo-Freudian, tidak
melupakan utang budinya kepada Freud, dan mereka membangun konsep-konsep
tentang manusia dari landasan yang telah dibangun oleh Freud.
4. TEORI ANALITIK (CARL JUNG)

Pandangan tentang sifat manusia. Jung menekankan peran maksud dalam


perkembangan manusia. Manusia hidup dengan sasaran-sasaran disamping
dengan sebab-sebab. Jung memiliki pandangan yang optimis dan kreativ tentang
manusia, menekankan tujuan aktualisasi diri. Masa kini tidak hanya ditentukan
oleh masa lampau, tetepi juga oleh masa mendatang.
Ketaksadaran personal. Kesadaran personal meliputi pengalaman-
pengalaman yang pada suatu saat disadari tetapi kemudian direpresi dan
terlupakan. Gagasan-gagasan yang menyakitkan dan pemikiran-pemikiran yang
tidak matang bagi kesadaran ditekan dan diabaikan.
Ketaksadaran kolektif. Ketaksadaran kolektif adalah himpunan ingatan-
ingatan terpendam yang diwariskan dari nenek moyang. Kesadaran
kolektifmerupakan warisan ingatan-ingatan rasial yang signifikan, yang
diturunkan dari satu generasi kegenerasi yang lain. Arketif-arketif (rasial) itu
dapat diungkap melalui penafsiran simbolik atas mimpi-mimpi. Ketaksadaran
kolektif mengandung kebijaksanaan dari zaman kezaman yang bertindak sebagai
pembimbing perkembangan umat manusia.
Persona. Persona adalah topeng yang digunakan dalam merespons situasi-
situasi dan tuntutan-tuntutan social. Persona merupakan peran yang dirancang
oleh masyarakat, bagian yang oleh masyarakat diharapkan dimainkan oleh
seseorang. Persona adalah diri publik, sisi yang dipertunjukkan olehseseorang
kepada dunia, atau wajah sosial.
Animus dan anima. Manusia memiliki karakteristik-karakteristik feminim
maupun maskulin. Sisi feminim yang dimiliki oleh pria adalah anima, yang
memungkinkan pria mampu memahami wanita. Sedangkan sisi maskulin yang
dimiliki oleh waita, adalah animus, yang memungkinkan wanita bisa memahami
pria.
Dua sikap : Ekstraversi dan introversi. Sikap ekstravert mengarahkan
seseorang kepada dunia eksternal dan objektif, sedangkan sikap introvert
mengarahkan seseorang kepada dunia internal dan subjektif.
Empat fungsi psikologis dasar. Meski setiap orang menggunakan keempat
fungsi psikologis dengan tingkat yang berbeda-beda, masing-masing menonjolkan
salah satu :
1. Tipe berpikir : menggunakan logika, menghadapi situasi-situasi dengan
kepala dingin, objektif dan rasional.
2. Tipe perasa : menekankan aspek-aspek dan nilai-nilai, kurang menekankan
pemikiran.
3. Tipe pengecap : mampu mempersepsi segala hal secara langsung melalui
alat-alat indera.
4. Tipe intuitif : mengetahui segenap kemungkinan dalam suatu situasi, bisa
melangkah keseberang fakta-fakta, perasaan-perasaan, dan gagasan-
gagasan, serta mampu menangkap segenap esensi kenyataan.
5. TEORI Psikososial (ALFRED ADLER)

Pandangan tentang sifat manusia. Manusia dimotivasi terutama oleh


dorongan-dorongan sosial. Pria dan wanita adalah makhluk sosial, dan masing-
masing orang dalam berelasi dengan orang lain mengembangkan gaya hidup yang
unik. Adler menekankan determinan-determinan social kepribadian, bukan
determinan-determinan seksual. Pusat kepribadian adalah kesadaran, bukan
ketidaksadaran.
Inferioritas dasar dan kompensasi. Manusia didorong oleh kebutuhan
untuk mengatasi inferioritasnya yang interen serta untuk mencapai superioritas.
Tujuan hidup adalah kesempurnaan, bukan kesenangan. Adler menekankan bahwa
setiap orang memiliki perasaan rendah diri. Anak (karena ukuran dan
ketidakberdayaannya) merasa rendah diri. Individu berusaha mengatasi
ketidakberdayaannya itu dengan berkompensasi yakni mengembangkan gaya
hidup yang memungkinkan tercapainya keberhasilan.
Usaha untuk mencapai superioritas. Orang mencoba mengatasi inferioritas
dasarnya dengan mencari kekuasaan. Dengan berusaha untuk mencapai
superioritasnya, ia ingin mengubah kelemahan dengan kekuatan atau mencoba
mencapai keunggulan pada suatu bidang sebagai kompensasi bagi kekurangannya
dibidang-bidang lain.
Gaya hidup. Konsep gaya hidup menerangkan keunikan setiap individu.
Setiap individu memiliki gaya hidupnya sendiri, dan tidak ada dua orang yang
memiliki gaya hidup yang sama persis. Dalam usahanya untuk mencapai
superioritas, sementara orang mengembangkan inteleknya, bakat seninya, bakat
olah raga, dan sebagainya. Gaya hidup individu dibentuk pada masa kanak-kanak
sebagai kompensasi bagi inferioritasnya dalam hal tertentu.
Pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Adler menekankan jenis-
jenis pengaruh awal yang menyebabkan anak mengembangkan gaya hidup yang
keliru. Susunan dalam keluarga bias memperkuat perasaan rendah diri pada anak.
Anak sulung yang diberi perhatian yang banyak sampai anak kedua lahir memiliki
kemungkinan menjadi demikian dilemahkan oleh kejatuhan dari kekuasaan
sehingga dia bisa mengembangkan kebencian pada orang lain dan merasa diri
tidak aman. Anak kedua memiliki kemungkinan berjalan dibawah bayangan
kakaknya yang ingin digantikannya. Anak bungsu cenderung menjadi manja dan
takut bersaing dengan kakak-kakaknya. Sedangkan anak tunggal cenderung
dimanjakan oleh orang tuanya, dan memiliki kemungkinan menghabiskan sisa
hidupnya dengan usaha memperoleh kembali kedudukan yang menyenangkan.
6. TEORI ERICH FROMM (TEORI SOSIAL PSIKOLOGIS)

Orientasi dasar. Fromm diidentifikasi dengan teori-teori sosial psikologis.


Fromm memusatkan perhatian pada penguraian cara-cara dimana struktur dan
dinamika-dinamika masyarakat tertentu membentukpara anggotanya sehingga
karakter para anggota tersebut sesuai dengan nilai masyarakat itu.
Tema dasar. Karena manusia telah terpisah dari alam dan dari sesamanya,
maka mereka mengalami isolasi dan alienasi. Orang-orang bisa menyatukan diri
dengan orang lain melalui bagaimana mencintai, atau bisa pula menemukan
keamanan dengan menyelaraskan keinginan dengan masyarakat yang otoriter.
Kondisi manusia. Manusia adalah untuk dalam arti bahwa dia memiliki
kesadaran diri, akal, imajinasi, dan kesanggupan-kesanggupan untuk mencintai,
mengalami kesepian, dan meninggalkan kebiasaan atau lingkungannya.

Orang memiliki lima kebutuhan yang muncul dari kondisi manusia :


Kebutuhan akan keberhubungan : secara aktif dan produktif mencintai
orang lain, dengan demikian menyiratkan pengetahuan, pemahaman,
pemeliharaan, rasa hormat, dan tanggung jawab.
Kebutuhan akan transendensi : tampil mengungguli alam hewan dengan
menjadi makhluk yang kreatif.
Kebutuhan akan kemantapan : ingin memiliki rasa bertaut dengan dunia,
alam, dan otang lain.
Kebutuhan akan identitas : berusaha untuk memiliki rasa identitas personal
dan keunikan guna menciptakan rasa yang terlepas dari dunia.
Kebutuhan akan kerangka orientasi : suatu cara yang untuk menciptakan
rasa yang terlepas dari dunia.
Lima tipe karakter. Fromm mengenali lima tipe karakter dengan orientasi masing-
masing sebagai berikut :
1. Orientasi reseptif : menggantungkan diri pada orang lain untuk mencari
dukungan.
2. Orientasi eksploatatif : mengambil berbagai hal dari orang lain dan
memanipulasi orang.
3. Orientasi menimbun : menemukan keamanan dengan mempertahankan
apa yang dimiliki.
4. Orientasi pasar : memandang orang lain sebagai objek atau semata-mata
sebagai komodi yang bisa diperjual-belikan.
5. Orientasi produktif : mengimplikasikan perkembangan potensi-potensi
manusiawi yang diungkapkan oleh kreativitas dan mencintai.
7. TEORI HORNEY (PSIKOLOGI SOSIAL) DAN SULLIVAN
(TEORI INTERPERSONAL)

Teori Karen horney :


Orientasi dasar. Horney diidentifikasi dengan teori-teori social psikologis yang
dikembangkan sebagai reaksi melawan orientasi yang mekanistik dan biologis
dari freud. Horney percaya bahwa psikoanalisis perlu dikembangkan keluar dari
keterbatasan- keterbatasan psikologi yang berlandaskan naluri-naluri.
Tema dasar. Konsep utama dari Horney adalah kecemasan dasar, yakni perasaan
terisolasi dan tak berdaya yang dialami oleh anak didalam dunia yang secara
potensial bersifat bermusuhan. Sepuluh kebutuhan neurotik yang dikembangkan
sebagai cara menangani kecemasan dasar yang dihasilkan dari hubungan yang
terganggu antara orang tua dan anak :
Kebutuhan neurotic akan efeksi dan persetujuan,
Kebutuhan neurotic akan orang yang menanggung hidup,
Kebutuhan neurotic untuk membatasi hidup dalam batas-batas yang sempit,
Kebutuhan neurotic akan kekuasaan,
Kebutuhan neurotic untuk mengeksploitasi orang lain,
Kebutuhan neurotic akan prestasi,
Kebutuhan neurotic untuk dikagumi,
Kebutuhan neurotic akan prestasi sendiri,
Kebutuhan neurotik akan kecukupan diri dan kemandirian,dan
Kebutuhan neurotic akan perlindungan dan kekebalan.
Horney mengenali tiga tipe karakter :
Tipe penurut : bergerak kearah orang lain sebagai akibat kebutuhan yang
kuat akan cinta dan persetujuan serta bertingkah laku dengan cara yang sangat
dependen.
Tipe memisahkan diri : bergerak menjauhi orang lain sebagai akibat dari
kebutuhan yang berlebihan untuk mandiri, mempertahankan jarak emosional
dengan orang lain.
Tipe agresif : bergerak melawan orang lain, memiliki kebutuhan akan
kekuasaan yang tak pernah terpuaskandan kebutuhan-kebutuhan untuk
mengendalikan orang lain, memandang hidup sebagai perjuangan untuk tetap
bertahan.
Teori harry stack Sullivan :
Teori interpersonal. Titik pandang sullivan diidentifikasikan dengan teori-teori
sosial-psikologis. Ia menekankan peran hubungan-hubungan personal dan studi
tentang manusia dalam hubungan dengan orang-orang lain yang berpengaruh.
Jadi, unit studinya adalah situasi interpersonal, bukan hanya individu itu semata-
mata.
Sistem diri. Sistem diri terbentuk sebagai akibat ancaman-ancaman terhadap rasa
aman. Sumbangan unik. Sullivan menekankan peran proses-proses kognitif dalam
perkembangan kepribadian. Tiga corak pengalaman terlibat dalam pembentukan
ego : corak protaksis, corak parataksis, corak sintaksis.
Tahap-tahap perkembangan. Sullivan menekankan bahwa kepribadian tidak
ditetapkan pada usia dini, dan kepribadian itu bias berubah dikemudian hari
sejalan dengan berkembangnya hubungan-hubungan interpersonal baru.
8. TEORI PERSON CENTERED (CARL .R. ROGERS)

Pandangan client-centered tentang sifat manusia menolak konsep tentang


kecenderungan-kecenderungan negative dasar. Sementara beberapa pendekatan
beranggapan bahwa manusia menurut kodratnya adalah irasional
berkecenderungan merusak terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain
kecuali jika telah menjalani sosialisasi, rogers menunjukkan kepercayaan yang
mendalam pada manusia. Ia memandang manusia sebagai makhluk yang
tersosialisasi dan bergerak kemuka, yang berjuang untuk berfungsi penuh, serta
memiliki kebaikan yang positif pada intinya yang terdalam. Pendek kata, manusia
dipercayai dank arena pada dasarnya kooperatif dan konstruktif, tidak perlu
diadakan pengendalian terhadap dorongan-dorongan agresifnya.
Pandangan tentang manusia yang positif ini memiliki implikasi-implikasi
yang berarti bagi praktek terapi client-centered. Berkat pandangan filosofis bahwa
individu memiliki kesanggupan yang interen untuk menjauhi maladjustment
menuju keadaan psikologis yang sehat, terapis meletakkan tanggung jawab
utamanya bagi proses terapi pada klien. Model client-centered menolak konsep
yang memandang terapis sebagai otoritas yang mengetahui yang terbaik dan yang
memandang klien sebagai manusia pasif yang hanya mengikuti perintah-perintah
terapis. Oleh karena itu, terapi client-centered berakar pada kesanggupan klien
untuk sadar dan membuat putusan-putusan.
Rogers tidak mengemukakan teori client-centered sebagai suatu
pendekatan terapi yang tetap dan tuntas. Ia mengharapkan orang lain akan
memandang teorinya sebagai sekumpulan prinsip percobaan yang berkaitan
dengan perkembangan proses terapi, dan bukan sebagai suatu dogma. Rogers
(1974) menguraikan cirri-ciri yang membedakan pendekatan client-centered dari
pendekatan-pendekatan lain. Berikut ini adaptasi dari uraian Rogers :
Pendekatan client-centered difokuskan pada tanggung jawab dan
kesanggupan klien untuk menemukan cara-cara menghadapi kenyataan secara
lebih penuh. Klien, sebagai orang yang paling mengetahui dirinya sendiri, adalah
orang yang harus menemukan tingkah laku yang lebih pantas bagi dirinya.
Pendekatan client-centered menekankan dunia fenomenal klien. Dengan
empati yang cermat dan dengan usaha untuk memahami klien, sehingga kerangka
acuan internal klien, terapis memberikan perhatian terutama pada persepsi diri
klien dan persepsinya terhadap dunia.
Prinsip-prinsip psikoterapi yang sama diterapkan pada semua orang yang
normal, yang neurotic, dan yang psikotik. Berdasarkan konsep bahwa hasrat untuk
bergerak menuju kematangan psikologis berakar pada manusia, prinsip-prinsip
terapi client-centered diterapkan pada individu yang fungsi psikologisnya berada
pada taraf yang relative normal maupun pada individu yang derajat penyimpangan
psikologisnya lebih besar.
Tujuan dasar terapi client-centered adalah menciptakan iklim yang
kondusif sebagai usaha membantu klien untuk menjadi seorang yang berfungsi
penuh. Guna mencapai tujuan terapi tersebut, terapis perlu mengusahakan agar
klien bias memahami hal-hal yang ada dibalik topeng yang dikenakannya. Klien
mengembangkan kepura-puraan dan bertopeng sebagai pertahanan terhadap
ancaman.
9. PSIKOLOGI EKSISTENSIAL-HUMANISTIK (BUGENTAL, ROGERS,
MAY, FRANK, JOURARD, MASLOW, DAN ARBUCKLE)

Pandangan Tentang Sifat Manusia


Psikologi eksistansial-humanistik berfokus pada kondisi manusia.
Pendekatan ini terutama adalah suatu sikap yang menekankan kepada pemahaman
atas manusia, ahli-ahli suatu sistem teknik-teknik yang digunakan untuk
mempengaruhi klien. Oleh karena itu pendekatan eksistensial-humanistik bukan
suatu aliran terapi, bukan pula suatu teori tunggal yang sistematik. Pendekatan
terapi eksistensial juga bukan suatu pendekatan terapi tunggal, melainkan suatu
pendekatan yang mencakup terapi-terapi yang berlainan, yang kesemuanya
berlandaskan konsep-konsep dan asumsi-asumsi tentang manusia. Yang akan
diungkap berikut ini adalah konsep-konsep utama dari pendekatan eksistensial
yang membentik landasan bagi praktek terapeutik:
Kesadaran Diri
Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu
kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu berpikir
dan memutuskan. Semakin kuat kesadaran diri itu pada diri seseorang, maka akan
semakin besar pula kebebasan yang ada pada orang itu. Kesanggupan untuk
memilih alternatif-alternatif yang memutuskan secara bebas didalam kerangka
pembatasnya adalah suatu aspek yang esensial pada manusia. Kebebasan memilih
dan bertindak itu disertai tanggung jawab. Para eksistensialis menekankan bahwa
manusia bertanggung jawab atas keberadaan dan nasibnya. Manusia bukanlah
budak dari kekuatan-kekuatan yang deterministik dari pengondisian.
Kebebasan, Tanggung jawab, dan Kecemasan
Kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab bias menimbulkan
kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia. Kecemasan eksistensial jiga
bias diakibatkan oleh kesadaran atas keterbatasannya dan atas kemungkinan yang
tak terhindarkan.
Penciptaan Makna
Manusia itu unik, dalam arti bahwa dia berusaha untuk menemukan tujuan
hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan.
Menjadi manusia juga berarti menghadapi kesendirian : manusia lahir kedunia
sendirian dan mati sendirian pula. Walaupun pada hakikatnya sendirian, manusia
memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang
bermakna, sebab manusia adalah makhluk rasional. Kegagalan dalam
menciptakan hubungan yang bermakna bisa menimbulkan kondisi-kondisi isolasi,
depersonalisasi, alineasi, keterasingan, dan kesepian. Manusia juga berusaha
untuk mengaktualkan diri yakni mengungkapkan potensi-potensi manusiawinya.
Sampai taraf tertentu, jika tidak bisa mengaktualisasikan diri, ia bisa menjadi
sakit. Patologi dipandang sebagai kegagalan menggunakan kebebasan untuk
mewujudkan potensi-potensi seseorang.
Terapi eksistensial bertujuan agar klien mengalami keberadaannya secara
otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan potensi-potensi serta sadar
bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya. Pada
dasarnya tujuan terapi eksistensial adalah meluaskan kesadaran diri klien, dan
meningkatkan kesanggupan pilihannya, yakni menjadi bebas dan bertanggung
jawab atas arah hidupnya.
10. PSIKOLOGI MEDAN (KURT LEWIN)

Kurt Lewin bapak psikologi medan, dilahirkan di Prusia pada tahun 1980.
dia belajar di Universitas Freiberg, Munich, Berlin, dan mendapat gelar dokter di
Universitas Berlin pada tahun 1914. setelah ikut perang dunia I, dia kembali ke
Berlin dan bekerja sebagai instruktur dan asisten research pada lembaga psikologi,
bekerja sama dengan Wertheimer dan Kohler. Pada tahun 1926 diangkat menjadi
guru besar dalam ilmu filsafat dan psikologi. Pada waktu kekuasaan Hitler
meningkat dia pindah ke A.S, dan menetap disana sampai akhir hidupnya (1947).
Dia menjadi guru besar psikologi kanak-kanak di UniversitasCornell dan
selanjutnya di Lowa, kemudian memimpin pusat research, yang menyelidiki
dinamika kelompok.

Teori Kepribadian Kurt Lewin


1. Struktur Kepribadian
A. Pribadi
Selaras dengan prinsip Gestalt cara menggambarkan pribadi itu secara
structural ialah dengan cara melukiskan pribadi itu sebagai keseluruhan yang
terpisah dari hal-hal lainnya yang didunia ini. Penggambaran ini dapat dilakukan
dengan bermacam-macam cara.
B. Lingkungan Psikologis
Ketika orang hanya mempersoalkan sifat-sifat pribadi maka dia cukup
menggambarkan p sebagai kesatuan yang tertutup itu. Tetapi apabila dia berbuat
demikian, maka dia melupakan betapa penting hubungan pribadi itu dengan
sekitarnya, dia melepaskan pribadi dari dunianya. Maka langkah selanjutnya
untuk menggambarkan kenyataan psikologis itu ialah dengan cara melukiskan
gambaran-gambaran tertutup lagi yang lebih besar dari dan melingkupi gambaran
p tadi.
C. Ruang Hidup
Ruang hidup adalah totalitas realitas psikologis yang berisikan semua fakta
yang dapat mempengaruhi tingkah laku individu pada sesuatu saat. Dengan kata
lain, tingkah laku adalah fungsi dari pada ruang hidup. Dan ruang hidup itu adalah
hasil interaksi antara pribadi dan lingkungan psikologis, karena itu pernyataan
diatas dapat digambarkan TI=F(RH)=F(P,Lp).
D. Diferensiasi Ruang Hidup
Penggambaran ruang hidup (pribadi dalam lingkungan psikologisnya)
seperti yang telah diberikan dimuka itu tidak cukup menggambarkan keadaan
yang sebenarnya, sebab dalam kenyataannya baik pribadi maupun lingkungan
psikologisnya itu tidak pernah merupakan unitas yang mutlak, tetapi mempunyai
diferensiasi. Struktur ruang hidup tak homogen, tetapi heterogen,terdiri atas
bagian-bagian yg satu sama lainnya saling berhubungan dan saling bergantungan.

2. Dinamika Kepribadian
Didalam membahas dinamika kepribadian, lewin mengemukakan konsepsi
yang istilah-istilahnya diambil dari ilmu pengetahuan alam. Pengertian-pengertian
pokok yang dipengaruhi oleh Lewin disini ialah : energy, tension, need, valence,
dan force/vector.
Energy (energi)
Lewin berpendapat bahwa tiap gerak atau kerja itu pasti mempergunakan
energi. Pribadi dipandangnya sebagai system energi. Energi yang menyebabkan
kerja psikologis disebutnya energi psikis.
Tension (tegangan)
Tension atau tegangan adalah keadaan pribadi, keadaan relative daerah
dalam pribadi yang satu terhadap daerah yang lain (dalam hal ini Lewin menyebut
daerah itu sebagai system).
Need (kebutuhan)
Kebutuhan adalah keadaan atau sifat pribadi yang menyebabkan
meningkatnya Tension. Hal tersebut dapat berupa :
1. Keadaan fisiologis, seperti haus, lapar dan sebagainya.
2. Keinginan akan sesuatu, seperti baju, mobil dan sebagainya.
3. Keinginan mengerjakan sesuatu, seperti bermain bola, nonton dan
sebagainya.
Dengan demikian nyata bahwa kebutuhan itu merupakan motif, keinginan atau
dorongan.
Valance (valensi)
Valensi adalah pengertian yang dipakai oleh Lewin untuk menggambarkan
sifat daripada lingkungan psikologis, yaitu nilai lingkungan psikologis itu bagi
pribadi. Force atau Vector Valensi bukanlah hal yang mendorong pribadi untuk
bergerak dalam lingkungan Psikologisnya, tetapi hanya memberi arah gerakan itu.
Yang mendorong adalah force dan Vector. Sesuatu gerakan yang terjadi apabila
ada kekuatan yang cukup besar mendorong pribadi. Locomotion (gerakan)
Bagaimanakah cara menggambarkan gerakan itu. Untuk menjelaskan soal ini akan
diberikan contoh konkret sebagai ilustrasi. Misalnya seorang anak melewati
sebuah toko, dan melihat dietalase toko itu sebuah boneka yang sangat bagus dan
dia ingin memiliki. Jadi melihat boneka menimbulkan kebutuhan akan boneka.
Misalnya anak itu harus masuk ketoko itu untuk membeli boneka itu. Tetapi
andaikata anak itu tidak mempunyai uang, maka situasinya akan lain, batas antara
anak itu dan boneka lalu merupakan rintangan yang tak tertembus.
Pengubahan atau perubahan struktur dinamika kepribadian itu juga
nampak pada pengubahan atau perubahan struktur lingkungan psikologis.
Menurut Lewin inti belajar dan pemecahan suatu masalah itu terletak didalam
pengubahan struktur itu. Tujuan proses psikologis Lewin berpegang pada
prinsip psychological homeostatif dan menganggap tujuan semua proses
psikologis itu adalah kembali kekeseimbangan jiwa, yaitu keadaan tanpa
tegangan.

3. Perkembangan Kepribadian
Walaupun Lewin tidak menentang pendapat bahwa keturunan penting
peranannya dalam perkembangan individu, namun dia tidak membahas soal
tersebut, karena hakikat perkembangan itu menurut Lewin adalah perubahan-
perubahan tingkah laku.

You might also like