You are on page 1of 130

LAPORAN

RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SCL


Matakuliah: EKOLOGI UMUM

Oleh:

Ir. N U R M AN, MP.

PROGRAM STUDI AGRONOMI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2008
67
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SCL
MATAKULIAH: EKOLOGI UMUM

Angkatan IV

Telah diperiksa dan disetujui


Oleh Coash Clinic SCL
Universitas Hasanuddin

Makassar, 30 Agustus 2007

Coach, Coachee,

Dr.Ir. Yunus Musa, MSc Ir. Nurman, MP.


NIP. 131 287 796 NIP. 131 803 219

Mengetahui,
Ketua LKPP-Unhas
ub.Kepala PKPAI-Unhas

Ir. Machmud Syam, DEA


NIP. 131 637 597

68
Daftar Isi

No Hal.aman
1. Halaman Pengesahan ............................................................................................................... 1
2. Daftar Isi .................................................................................................................................. 2
4. Kompetensi Lulusan Kurikulum PS ......................................................................................... 3
5. Rencana Pembelajaran Matakuliah .......................................................................................... 5
6. Tabel Rencana Penilaian Kinerja Mahasiswa .......................................................................... 16
7. Kontrak Pembelajaran .............................................................................................................. 36
8. Lembar Konsultasi.................................................................................................................... 42

69
KOMPETENSI Lulusan Program Studi

KELOMPOK
KOMPETENSI NO RUMUSAN KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
a b c d e
1. a. Menjungjung tinggi norma, tata nilai, moral,
agama, etika, dan tanggung jawab √
profesional. Mampu berkomunikasi secara
efektif. √
b. Mampu berkomunikasi secara efektif
2. a. Mengerti dan memahami sain dasar √ √
b. Mengerti dan memahami tentang interaksi
tanaman dan lingkungan √ √
KOMPETENSI UTAMA c. Mengerti dan memahami tentang hubungan
anatara tanaman dan iklim √ √
3. a. Menguasai penerapan sain dasar dalam √ √
bidang pertanian
b. Menguasai penerapan teknik-teknik √ √
budidaya tanaman
c. Menguasai penerapan teknik-teknik √ √
pemuliaan tanaman
d. Menguasai penerapan teknik-teknik produksi √ √
benih dan pengelolaannya untuk
menghasilkan benih bermutu
e. Menguasai penerapan teknik-teknik √ √
perencanaan, desain, dan perencanaan
pengelolaan lanskap
f. Menguasai penerapan teknik-teknik pengaturan √ √
tanaman untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan
g. Menguasai penerapan teknik-teknik perlindungan
tanaman yang berorientasi ramah lingkungan √ √

4. Menguasai secara aktif pengoperasian komputer √

70
5. a. Mampu bekerja sama dan menyesuaikan diri
dengan cepat dilingkungan kerja
b. Mampu untuk mengembangkan diri dan mampu √
berfikir logis dan analisis untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi secara profesional
6. Kemampuan dalam penguasaan bahasa Inggeris √ √
7. Kemampuan dalam penguasaan sofware dan hardware √ √
KOMPETENSI computer
PENDUKUNG 8. Kemampuan bekerjasama, baik sebagai pimpinan
maupun sebagai anggota dalam tim kerja
9. Kemampuan berkomunikasi dan beradaptasi dalam
lingkungan kerja
10. Kemampuan untuk terlibat dalam kehidupan sosial √ √ √
11. Kemampuan mengevaluasi perubahan lingkungan
(iklim dan tanah) √ √
12. Kemampuan mengembangkan diri berdasarkan
KOMPETENSI pengetahuan dan pengelaman yang diperoleh selama √
LAINNYA menempuh studi

ELEMEN KOMPETENSI:
a. landasan kepribadian;
b. penguasaan ilmu dan keterampilan;
c. kemampuan berkarya;
d. sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai;
e. pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya

71
RENCANA PEMBELAJARAN BERBASIS KBK
NAMA MATAKULIAH: EKOLOGI UMUM

Kompetensi Utama : Mengerti dan memahami sain dasar

Kompensi Pendukung : Kemampuan mengevaluasi perubahan lingkungan (iklim dan tanah)

Kompetensi lainnya : Kemampuan mengembangkan diri berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang
diperoleh selama menempuh studi

Minggu Materi Pembelajaran Bentuk Kompetensi Akhir Sesi Bobot


Ke: Pembelajaran Pembelajaran Indikator Penilaian Nilai
(%)
1 Kontrak perkuliahan Kuliah, dan Tata tertib perkuliahan,
dan rencana Diskusi terbentuknya kelompok dan -
pembelajaran memilih ketua kelompok
2. Pengertian Ekologi; Kuliah + Tugas Dapat Menjelaskan pengertian - Ketepatan penjelasan tentang
Ruang Lingkup, dan Kajian Pustaka, ekologi dan ekonomi. Dapat pengertian ekologi dan 5%
Cara-cara pendekatan DL menyebutkan satu contoh disertai contoh, dan
Ekologis penerapan ekologi dalam kemutakhiran bahan
bidang pertanian. pustaka
- Menyebutkan dngan tepat satu
contoh penerapan ekologi
dalam bidang pertanian

72
Minggu Materi Pembelajaran Bentuk Kompetensi Akhir Sesi Bobot
Ke: Pembelajaran Pembelajaran Indikator Penilaian Nilai
(%)
3-4. Konsep Sistem dan Kuliah + Memahami konsep sistem dan - Mendefinisikan dengan tepat
Ekosistem; Komponen Presentase + ekosistem, Komponen ekosistem, konsep sistem dan ekosistem dan
Ekosistem; Struktur SGD, dan CL, Struktur ekosistem darat dan air, menyebutkan komponen ekosistem
Ekosistem; Proses Proses produksi, Dekomposisi, baik dari segi stratum maupun segi
Produksi dan Manfaat dekomposisi di dalam biologis
Dekomposisi dalam ekosistem dan mengenal organisme - Membedakan struktur ekosistem 12%
Ekosistem yang terlibat dalam dekomposisi darat dan ekosistem perairan
biologis disertai contoh
- Menjelaskan dengan tepat proses
Produksi, dekomposisi, organisme
yang terlibat dalam dekomposisi
bahan organik dan manfaatnya
dalam ekosistem disertai contoh

73
Bentuk Kemampuan Akhir sesi
Minggu Materi Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Indikator Penilaian Bobot
Ke Nilai (%)
5-6 Pengertian Energi; Kuliah + Dapat mendefinisikan tentang - Mendefinisikan dengan tepat
Lingkungan Energi; Presentasi + Energi; Dapat menjelaskan tentang energi disertai contoh
Pengertian Produktivitas SGD, DL, CL perilaku energi menurut hukum - Dapat memberikan contoh
Primer, Bruto, Netto, dan thermodinamika dalam tentang perubahan bentuk
Sekunder; Rantai Makanan, ekosistem; dapat membedakan energi
Jaring Makanan, dan
produktivitas primer, bruto, netto, - Ketepatan dalam menjelaskan
Tingkat Trofik; Kualitas
Energi; Struktur Trofik dan dan sekunder; Dapat menjelaskan pengertian produktivitas
Piramida Ekologi; mekanisme rantai makanan dalam primer, bruto, netto, dan
ekosistem; Dapat mendefinisikan sekunder dan disertai contoh
kualitas energi; Dapat - Dapat memberikan contoh
mengklasifikasi ekosistem menurut mekanisme rantai makanan 16%
energi; Dapat menerangkan struktur dalam ekosistem
ekologis dan piramida ekologis - Mendefinisikan dengan tepat
dalam ekosistem. kualitas energi
- Menerangkan dengan tepat
struktur ekologis dan piramida
ekologi dalam ekosistem
- Memberikan satu contoh
untuk menjelaskan konsep
daya dukung
- Membuat klasifikasi ekosistem
berdasarkan energi

74
Minggu Materi Pembelajaran Bentuk Kemampuan Akhir sesi Indikator Penilaian Bobot
Ke Pembelajaran Pembelajaran Nilai (%)
7-8 Faktor pembatas dalam Kuliah + Dapat menyebut hukum minimum - Menyebut dengan
ekosistem; Hukum Presentasi + Leibig dan hukum toleransi Shelford tepat hukum minimum
minimum Leibig dan SGD, , CL, dan dilengkapi dengan contoh; Dapat Leibig dan hukum toleransi
hukum toleransi Shelford; CS menerangkan adanya azas tambahan Shelford dan dilengkapi
Taraf toleransi nisbi suatu hukum toleransi; Dapat menyatakan dengan contoh-contoh
organisme; Faktor taraf toleransi nisbi dari suatu - Menerangkan dengan tepat
lingkungan, hubungan organisme dengan mempergunakan 5 azas tambahan hukum
lingkungan dan awalan steno dan eury disertai contoh: toleransi Shelford disertai
organisme Dapat menerangkan minimal minimal 4 contoh
faktor lingkungan (iklim dan tanah) - Menyatakan taraf toleransi 12 %
yang mempengaruhi pertumbuhan dan nisbi suatu organisme
perkembangan organisme; Dapat terhadap lingkungan atau
menerangkan hubungan organisme dan makanan dengan
lingkungannya; Dapat menyebut semua mempergunakan kata
unsur hara makro dan mikro yang awalan steno dan eury dan
diperlukan oleh organisme. disertai contoh
- Menyebut dengan tepat
minimal 4 faktor
lingkungan yang
mempengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan organosme
- Menerangkan dengan jelas
disertai contoh hubungan
organisme dan lingkungannya
- Dapat menyebut 9 unsur
hara makro dan 6 unsur hara
mikro serta fungsinya untuk
pertumbuhan organisme

75
Minggu Bentuk Kemampuan Akhir sesi Bobot
Ke Materi Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Indikator Penilaian Nilai (%)
9 Siklus biogeokimia; Kuliah + Dapat memahami pengertian siklus - Ketepatan menjelaskan
Pencemaran udara; siklus presentasi, CL, biogeokimia; Dapat memahami pengertian siklus
air dan karbon, siklus SGD, pencemaran udara; Dapat memahami biogeokimia disertai
Nitrogen, siklus fosfat, siklus karbon dan air, siklus nitrogen, contoh
siklus sulfur siklus fosfat, siklus sulfur dan Dapat - Ketepatan menjelaskan
memahami peran mikroorganisme komposisi udara yang
dalam siklus biogeokimia dianggap sudah 8%
tercemar disertai contoh
- Membuat sketsa/bagam
dengan tepat dan menjelaskan
siklus karbon, air, fosfat,
dan sulfur dari sunber
pustaka yang mutakhir
- Menyebutkan dengan tepat
jenis mikroba yang
berperan dalam siklus
karbon, fosfat, nitrogen dan
sulfur

76
Minggu Bentuk Kemampuan Akhir sesi Bobot
Ke Materi Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Indikator Penilaian Nilai (%)
10 Sifat populasi; Kepadatan Kuliah + Dapat mendefinisikan populasi; Dapat - Mendefinisikan dengan
populasi; Natalitas; presentasi, CL, menyebutkan sifat-sifat populasi; Dapat tepat pengertian populasi
Mortalitas; Konsep laju; SGD, DL, PBL membedakan kerapatan kotor dan disertai contoh
Laju instrinsik; kerapatan ekologis; Dapat menjelaskan - Membedakan dengan
Penyebaran umur dan 5 metode yang dipakai untuk mengukur jelas kerapatan kotor dan
pertumbuhan alami; kepadatan populasi; Dapat menghitung kerapatan ekologis disertai
fluktuasi dan tingkat natalitas dan mortalitas; Dapat contoh
Pertumbuhan populasi menjelaskan perkembangan populasi; - Mempraktekkan dan
Dapat memahami fluktuasi dan menjelaskan 5 metode
pertumbuhan populasi; Dapat dengan tepat untuk
memahami konsep laju instrissik, mengukur kepadatan
penyebaran umur dan pertumbuhan populasi
populasi - Menghitung tingkat 10,5%
natalitas dan mortalitas
dengan rumus dan contoh
- Menjelaskan dengan tepat
faktor yang mempengaruhi
berkembangnya populasi
- Menjelaskan dengan tepat
disertai rumus tentang
konsep laju instrinsik,
penyebaran umur dan
pertumbuhan populasi
- Menjelaskan dengan tepat
tentang fluktuasi populasi
pada ekosistem.

77
Bobot
Minggu Materi Pembelajaran Bentuk Kemampuan Akhir sesi Indikator Penilaian Nilai (%)
Ke Pembelajaran Pembelajaran
11 Aksi densitas independen Kuliah + Dapat menjelaskan dentitas populasi; - Menerangkan dengan jelas
dan densitas dependen; presentasi, CL, Dapat menjelakan metode untuk aksi dentitas independen
Pola-pola penyebaran; SGD, DL, dan menentukan tipe tata ruang dan derajat - Menyebutkan dan
Pengumpulan agregasi dan PBL penggerombolan populasi; Dapat menggambar pola-pola
asas Allee; isolasi dan menerangkan penyebab pengelompokan penyebaran populasi
teritorialitas; Pembagian dan memahami azas Allee; Dapat - Menjelaskan dengan tepat
energi, sifat dan cara hidup menyebutkan sebab-sebab terjadinya metode untuk menentukan 9%
isolasi dan klasifikasi teritorial; Dapat tipe tata ruang dan derajat
menjelaskan pentingnya estimasi energi penggorombolan populasi
serta penambahan waktu untuk - Menerangkan dengan tepat
reproduksi penyebab pengolompokan
populasi dan memahami
asaz Allee disertai contoh
- Meyebutkan dengan tepat
sebab-sebab terjadinya
isolasi dan klasifikasi
teritorial organisme
misalanya burung menurut
niche
- Menjelaskan dengan benar
pentingnya optimasi energi
serta penambahan waktu
untuk reproduksi

78
Bobot
Minggu Materi Pembelajaran Bentuk Kemampuan Akhir sesi Indikator Penilaian Nilai
Ke Pembelajaran Pembelajaran (%)
12 Tipe-tipe interaksi antara 2 Kuliah + Dapat menyebutkan 9 tipe interaksi - Menyebutkan dengan tepat
jenis organisme; Kompetisi presentasi, CL, antara jenis; Dapat membedakan tipe- 9 tipe interaksi antara jenis
interspesifik dan SGD, DL tipe interaksi antara jenis; Dapat disertai contoh
koeksistensi; Peranan menjelaskan secara singkat tentang - Membedakan dengan jelas
allelopati, predasi, kompetisi interspesifik dan setiap tipe-tipe interaksi
herbivori, dan parasitisme; koeksistensi; Dapat menjelasskan antara jenis
Peranan komensalisme, peranan alelopati, predasi, - Menjelaskan secara singkat 9%
koperasi, dan mutualiasme parasisitisme, dan herbivori; Dapat dan tepat tentang kompetisi
menjelaskan peranan komensalisme, interspesifik dan koeksistensi
koperasi, dan mutualisme disertai contoh
- Membedakan dengan tepat
predasi dan parasitisme
disertai contoh
- Menjelaskan dengan tepat
dan lancar peranan tipe
interaksi alelopati, predasi,
parasitissme dan herbivori
dalam ekosistem disertai
contoh.
- Menjelaskan dengan tepat dan
lancar peranan tipe interaksi
komensalisme, koperasi, dan
mutualisme

79
Minggu Materi Pembelajaran Bentuk Kemampuan Akhir sesi Indikator Penilaian Bobot
Ke Pembelajaran Pembelajaran Nilai (%)
13. Konsep habitat, niche Kuliah + Dapat membedakan konsep habitat, - Membedakan konsep dengan
ekologi, dan guild; presentasi, CL, niche ekologi, dan guild; Dapat tepat tentang habitat, niche
Keanekaragaman jenis dan SGD, DL, PBL menyebutkan 2 konsep keanekaragaman ekologi, dan guild disertai
polanya di dalam jenis; Dapat menyebutkan 8 contoh.
komunitas; Hubungan keanekaragaman pola di dalam - Menyebutkan dengan tepat 2
populasi dan komunitas komunitas, Dapat menjelaskan komponen konsep
terhadap gradien geografik; hubungan komunitas terhadap gradien keanekaragaman jenis 10,5 %
Pengetian dan peranan geografik; Dapat menjelaskan peranan - Menyebutkan dengan tepat 8
ekotone; Pengertian dan genetik dalam komunitas; Dapat keanekaragaman pola di
peranan edge effect; membedakan ekotone dan edge effect; dalam komunitas dalam
Struktur ekosistem dalam Dapat menjelaskan struktur komunitas waktu yang singkat.
abad-abad yang silam; dalam abad-abad yang silam; - Menjelaskan secara singkat
Kajian populasi, komunitas dan tepat mengenai
di dalam ekosistem yang hubungan komunitas
utuh,memadukan biologi terhadap gradien geografik
populasi dan - Menjelaskan secara singkat
pengetahuan ekosistem dan tepat mengenai peranan
genetik dalam komunitas
- Membedakan secara tepat
ekotone dan edge effect
- Menjelaskan secara singkat
dan tepat mengenai struktur
komunitas pada abad yang
silam

80
Minggu Materi Pembelajaran Bentuk Kemampuan Akhir sesi Indikator Penilaian Bobot
Ke Pembelajaran Pembelajaran Nilai (%)
14. Suksesi; Konsep klimaks; Kuliah + Dapat mendefinisikan suksesi, sere, - Mendefinisikan dengan tepat
Allogenik dan Autogeneik; presentasi, CL, dan klimaks; Dapat membedakan istilah suksesi, sere, dan
Suksesi heterotropik; SGD, DL, PBL suksesi allogenik dan suksesi autogenik; klimaks disertai contoh
Seleksi kualitatif dan Dapat membedakan suksesi primer dan - Membedakan dengan tepat
kuantitatif; sekunder; Dapat menerangkan jenis- dan lancar suksesi allogenik
jenis klimaks dan faktor-faktor yang dan suksesi autogenik
mempengaruhinya. disertai contoh 4%
- Membedakan dengan tepat
suksesi primer dan suksesi
sekunder disertai contoh
- Menerangkan dengan tepat
dan lancar jenis-jenis
klimaks dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya

81
Minggu Materi Pembelajaran Bentuk Kemampuan Akhir sesi Indikator Penilaian Bobot
Ke Pembelajaran Pembelajaran Nilai (%)
15 Evolusi biosfir; Seleksi Kuliah + Dapat menerangkan terjadinya evolusi - Menerangkan dengan tepat
alamiah dan seleksi presentasi, CL, biosfir; Dapat menjelaskan seleksi terjadinya evolusi biosfir
buatan; Koevolusi, SGD, buatan dan seleksi alami; Dapat disertai contoh
Relevansi perkembangan menerangkan koevolusi; Dapat - Menjelaskan dengan tepat
ekosistem dan teori membedakan tipe hutan hujan tropika dan lancar tentang seleksi
evolusi biosfer terhadap dan hutan musim tropika; Dapat buatan dan seleksi alami dan
ekologi manusia; menjelaskan pengaruh altitude terhadap disertai contoh 4%
Membedakan tipe hutan komposisi vegetasi; Dapat menjelaskan - Membedakan dengan tepat
tropika dan hutan musim sifat-sifat khas wilayah estuaria tipe hutan hujan tropika dan
tropika; Komposisi hutan musim tropika
vegetasi pada berbagai - Menjelaskan dengan tepat
ketinggian; Sifat khas pengaruh altitude terhadap
wilayah estuaria komposisi vegetasi disertai
contoh
- Menjelaskan dengan tepat
sifat-sifat khas wilayah
estuaria-
-

82
NAMA MATAKULIAH : EKOLOGI UMUM
KODE/NAMA DOSEN : Ir. Nurman, MP.
JUMLAH PESERTA : 26 orang

(2-4) RENCANA EVALUASI KOMPETENSI AKHIR SESI PEMBELAJARAN


Dapat Menjelaskan pengertian ekologi dan dapat
Memahami konsep sistem dan ekosistem;
membedakan istilah ekologi dan ekonomi. Dapat
Sruktur ekosistem darat dan air; Proses
menyebutkan satu contoh penerapan ekologi dalam
produksi, dekomposisi, manfaat dekomposisi di
bidang pertanian. (5 %) dalam eksistem dan mengenal organisme yang
terlibat dalam dekomposisi (12 %)
Ketepatan Menyebutkan Kemutakhiran Mendefinisikan Membedakan Menjelaskan
penjelasan dengan tepat daftar pustaka dengan tepat struktur dengan tepat
No NIM Nama tentang satu contoh (2%) konsep sistem ekosistem proses
Mahasiswa pengertian penerapan
dan ekosistem darat dan Produksi,
dan ekosistem dekomposisi,
ekologi dan ekologi menyebutkan perairan organisme
membedakan dalam bidang komponen disertai yang terlibat
dengan tepat pertanian ekosistem contoh (2%) dalam
istilah (1%) baik dari segi dekomposisi
ekonomi dan stratum bahan
ekologi maupun segi organik dan
biologis manfaatnya
(2 %)
(5 %) dalam
ekosistem
disertai
contoh
(5 %)
1. G111 04 015 Erwin Indrajit
2. G111 04 059 Sulaik Abd. H
3. G111 04 060 Idar Badaruddin
4. G111 05 035 Muh Taufik
5. G111 05 043 Hendarto Rahady
6. G111 05 047 Dewi Untari

83
7. G111 05 054 Apriani
8. G111 06 001 Lasni Betria
9. G111 06 002 Pipin Surati
10. G111 06 003 Andi Arminingsih
11. G111 06 005 M. Darmawan
12. G111 06 006 Ihsan Arhan
13. G111 06 008 Risqa Andika
14. G111 06 009 A.Moh. Rifki Z
15. G111 06 010 Rifka Mutiara K
16. G111 06 011 Devi Sumarlik
17. G111 06 012 Rezal M. Shaleh
18. G111 06 014 Mardhiyah
19. G111 06 015 Reski Ramadhany
20. G111 06 016 Walies Monica S
21. G111 06 017 Ary Muhammad
22. G111 06 018 Riska Dewi Sari
23. G111 06 019 Fera Afriyandika
24. G211 06 005 Jumriani Azra
25. G211 06 006 Dian Ekawaty
26. G411 03 018 Akbar

84
(5-6) RENCANA EVALUASI KOMPETENSI AKHIR SESI PEMBELAJARAN
Dapat mendefinisikan tentang Energi; Dapat menjelaskan prilaku energi menurut hukum
Nama thermodinamika dalam ekosistem; dapat membedakan produktivitas primer, bruto, netto, dan sekunder; Dapat
No. NIM Mahasiswa menjelaskan mekanisme rantai makanan dalam ekosistem; Dapat mendefinisikan kualitas energi; Dapat
mengklasifikasi ekosistem menurut energi; Dapat menerangkan struktur ekologis dan piramida ekologis
dalam ekosistem; dan Dapat menjelaskan konsep daya dukung. (16 %)
Mendefinisikan Dapat Ketepatan Dapat Mende Menerang Memberi Membuat
dengan tepat memberikan dalam memberikan finisika kan dengan kan satu klasifikasi
tentang contoh menjelaskan contoh n tepat contoh ekosistem
energi tentang pengertian rantai dengan struktur untuk berdasarkan
disertai perubahan produktivitas makanan tepat ekologis menjelas energi
contoh (2 %) bentuk primer, dalam kualitas dan kan (2 %)
energi bruto, netto, ekosistem energi piramida konsep
(2 %) dan sekunder (2 %) (2%) ekologi daya
dan disertai dalam dukung
contoh (2 %) ekosistem (2%)
(2 %)

1. G111 04 015 Erwin Indrajit


2. G111 04 059 Sulaik Abd. H
3. G111 04 060 Idar B.
4. G111 05 035 Muh Taufik
5. G111 05 043 Hendarto Rahady
6. G111 05 047 Dewi Untari
7. G111 05 054 Apriani
8. G111 06 001 Lasni Betria
9. G111 06 002 Pipin Surati
10. G111 06 003 Andi A.
11. G111 06 005 M. Darmawan
12. G111 06 006 Ihsan Arhan
13. G111 06 008 Risqa Andika
14. G111 06 009 A.Moh. Rifki Z

85
15. G111 06 010 Rifka Mutiara K
16. G111 06 011 Devi Sumarlik
17. G111 06 012 Rezal M. Shaleh
18. G111 06 014 Mardhiyah
19. G111 06 015 Reski R.
20. G111 06 016 Walies Monica S
21. G111 06 017 Ary Muhammad
22. G111 06 018 Riska Dewi Sari
23. G111 06 019 Fera Afriyandika
24. G211 06 005 Jumriani Azra
25. G211 06 006 Dian Ekawaty
26. G411 03 018 Akbar

86
(7-8) RENCANA EVALUASI KOMPETENSI AKHIR SESI PEMBELAJARAN
Dapat menyebut hukum minimum Leibig dan hukum toleransi Shelford dilengkapi dengan contoh;
Dapat menerangkan adanya azas tambahan hukum toleransi; Dapat menyatakan taraf toleransi nisbi
dari suatu organisme dengan mempergunakan awalan steno dan eury disertai contoh: Dapat
menerangkan minimal minimal 4 faktor lingkungan (iklim dan tanah) yang mempengaruhi
No. NIM Nama pertumbuhan dan perkembangan organisme; Dapat menerangkan hubungan organisme dan
Mahasiswa lingkungannya; Dapat menyebut semua unsur hara makro dan mikro yang diperlukan oleh
organisme (12 %)
Menyebut Menerangkan Menyatakan Menyebut Menerangkan Menyebut 9
dengan dengan tepat taraf toleransi dengan tepat dengan jelas unsur
tepat hukum 5 azas nisbi suatu minimal 4 disertai contoh hara makro
minimum tambahan organisme faktor hubungan dan 6 unsur
organisme dan hara
Leibig dan hukum terhadap lingkungan
lingkungannya mikro serta
hukum toleransi lingkungan atau yang fungsinya
toleransi Shelford makanan mempengaruhi (2 %) untuk
Shelford dan disertai dengan pertumbuhan pertumbuhan
dilengkapi contoh (2 %) mempergunakan dan organisme
dengan kata awalan perkembangan (2 %)
contoh- steno dan eury organosme
contoh (2 %) dan disertai (2%)
contoh (2 %)

1. G111 04 015 Erwin Indrajit


2. G111 04 059 Sulaik Abd. H
3. G111 04 060 Idar B.
4. G111 05 035 Muh Taufik
5. G111 05 043 Hendarto Rahady
6. G111 05 047 Dewi Untari
7. G111 05 054 Apriani
8. G111 06 001 Lasni Betria
9. G111 06 002 Pipin Surati
10. G111 06 003 Andi A.
11. G111 06 005 M. Darmawan

87
12. G111 06 006 Ihsan Arhan
13. G111 06 008 Risqa Andika
14. G111 06 009 A.Moh. Rifki Z
15. G111 06 010 Rifka Mutiara K
16. G111 06 011 Devi Sumarlik
17. G111 06 012 Rezal M. Shaleh
18. G111 06 014 Mardhiyah
19. G111 06 015 Reski R.
20. G111 06 016 Walies Monica S
21. G111 06 017 Ary Muhammad
22. G111 06 018 Riska Dewi Sari
23. G111 06 019 Fera Afriyandika
24. G211 06 005 Jumriani Azra
25. G211 06 006 Dian Ekawaty
26. G411 03 018 Akbar

88
9) RENCANA EVALUASI KOMPETENSI AKHIR SESI PEMBELAJARAN

Dapat memahami pengertian siklus biogeokimia; Dapat memahami pencemaran udara;


Dapat memahami siklus karbon dan air, siklus nitrogen, siklus fosfat, siklus sulfur dan
Dapat memahami peran mikroorganisme dalam siklus biogeokimia (8 %)
Ketepatan Ketepatan Membuat Menyebutkan dengan tepat
menjelaskan menjelaskan sketsa/bagam jenis mikroba yang
pengertian siklus komposisi udara dengan tepat dan berperan dalam siklus
No. NIM Nama Mahasiswa biogeokimia yang dianggap menjelaskan karbon, fosfat, nitrogen dan
disertai sudah tercemar siklus karbon, air, sulfur (2,5 %)
contoh (1,5 %) disertai contoh fosfat,
(1,5 %) dan sulfur dari
sunber pustaka
yang mutakhir
(2,5 %)

1. G111 04 015 Erwin Indrajit


2. G111 04 059 Sulaik Abd. H
3. G111 04 060 Idar B.
4. G111 05 035 Muh Taufik
5. G111 05 043 Hendarto Rahady
6. G111 05 047 Dewi Untari
7. G111 05 054 Apriani
8. G111 06 001 Lasni Betria
9. G111 06 002 Pipin Surati
10. G111 06 003 Andi A.
11. G111 06 005 M. Darmawan
12. G111 06 006 Ihsan Arhan
13. G111 06 008 Risqa Andika
14. G111 06 009 A.Moh. Rifki Z
15. G111 06 010 Rifka Mutiara K
16. G111 06 011 Devi Sumarlik

89
17. G111 06 012 Rezal M. Shaleh
18. G111 06 014 Mardhiyah
19. G111 06 015 Reski R.
20. G111 06 016 Walies Monica S
21. G111 06 017 Ary Muhammad
22. G111 06 018 Riska Dewi Sari
23. G111 06 019 Fera Afriyandika
24. G211 06 005 Jumriani Azra
25. G211 06 006 Dian Ekawaty
26. G411 03 018 Akbar

90
(10) RENCANA EVALUASI KOMPETENSI AKHIR SESI PEMBELAJARAN

Dapat mendefinisikan populasi; Dapat menyebutkan sifat-sifat populasi; Dapat membedakan kerapatan kotor dan
kerapatan ekologis; Dapat menjelaskan 5 metode yang dipakai untuk mengukur kepadatan populasi; Dapat
menghitung tingkat natalitas dan mortalitas; Dapat menjelaskan perkembangan populasi; Dapat memahami
fluktuasi dan pertumbuhan populasi; Dapat memahami konsep laju instrissik, penyebaran umur dan pertumbuhan
populasi (10,5 %)
Mendefinisikan Membedakan Mempraktekkan Menghitung Menjelaskan Menjelaskan Menjelaskan
dengan tepat dengan jelas dan tingkat dengan tepat dengan tepat dengan tepat
No. NIM Nama pengertian kerapatan menjelaskan 5 natalitas dan faktor yang disertai tentang
Mahasiswa populasi dan kotor dan metode dengan mortalitas mempengaruhi rumus fluktuasi
berkembangn tentang populasi
disertai contoh kerapatan tepat untuk dengan
ya populasi pada
(1 %) ekologis mengukur rumus dan konsep laju
ekosistem.
disertai kepadatan contoh (1,5 %) instrinsik,
penyebaran (1 %)
contoh (2 %) populasi (2 %) (1 %)
umur dan
pertumbuhan
populasi
(1,5 %)

1. G111 04 015 Erwin Indrajit


2. G111 04 059 Sulaik Abd. H
3. G111 04 060 Idar B.
4. G111 05 035 Muh Taufik
5. G111 05 043 Hendarto Rahady
6. G111 05 047 Dewi Untari
7. G111 05 054 Apriani
8. G111 06 001 Lasni Betria
9. G111 06 002 Pipin Surati
10. G111 06 003 Andi A.
11. G111 06 005 M. Darmawan
12. G111 06 006 Ihsan Arhan
13. G111 06 008 Risqa Andika

91
14. G111 06 009 A.Moh. Rifki Z
15. G111 06 010 Rifka Mutiara K
16. G111 06 011 Devi Sumarlik
17. G111 06 012 Rezal M. Shaleh
18. G111 06 014 Mardhiyah
19. G111 06 015 Reski R.
20. G111 06 016 Walies Monica S
21. G111 06 017 Ary Muhammad
22. G111 06 018 Riska Dewi Sari
23. G111 06 019 Fera Afriyandika
24. G211 06 005 Jumriani Azra
25. G211 06 006 Dian Ekawaty
26. G411 03 018 Akbar

92
(11) RENCANA EVALUASI KOMPETENSI AKHIR SESI PEMBELAJARAN

Dapat menjelaskan dentitas populasi; Dapat menjelakan metode untuk menentukan tipe tata ruang
dan derajat penggerombolan populasi; Dapat menerangkan penyebab pengelompokan dan memahami
azas Allee; Dapat menyebutkan sebab-sebab terjadinya isolasi dan klasifikasi teritorial; Dapat
menjelaskan pentingnya estimasi energi serta penambahan waktu untuk reproduksi (9 %)
Menerangkan Menyebutkan Menjelaskan Menerangkan Meyebutkan Menjelaskan
No. NIM Nama dengan jelas dan dengan tepat dengan tepat dengan tepat dengan benar
Mahasiswa aksi dentitas menggambar metode untuk penyebab sebab-sebab pentingnya
independen pola-pola menentukan pengolompokan terjadinya optimasi
(1,5 %) penyebaran tipe tata ruang populasi dan isolasi dan energi
populasi dan derajat memahami klasifikasi serta
dengan tepat penggorombolan asaz Allee teritorial penambahan
(1,5 %) populasi disertai contoh organisme waktu
(1,5 %) (1,5 %) misalnya untuk
burung reproduksi
menurut (1 %)
niche (2 %)

1. G111 04 015 Erwin Indrajit


2. G111 04 059 Sulaik Abd. H
3. G111 04 060 Idar B.
4. G111 05 035 Muh Taufik
5. G111 05 043 Hendarto Rahady
6. G111 05 047 Dewi Untari
7. G111 05 054 Apriani
8. G111 06 001 Lasni Betria
9. G111 06 002 Pipin Surati
10. G111 06 003 Andi A.
11. G111 06 005 M. Darmawan
12. G111 06 006 Ihsan Arhan
13. G111 06 008 Risqa Andika
14. G111 06 009 A.Moh. Rifki Z

93
15. G111 06 010 Rifka Mutiara K
16. G111 06 011 Devi Sumarlik
17. G111 06 012 Rezal M. Shaleh
18. G111 06 014 Mardhiyah
19. G111 06 015 Reski R.
20. G111 06 016 Walies Monica S
21. G111 06 017 Ary Muhammad
22. G111 06 018 Riska Dewi Sari
23. G111 06 019 Fera Afriyandika
24. G211 06 005 Jumriani Azra
25. G211 06 006 Dian Ekawaty
26. G411 03 018 Akbar

94
(12) RENCANA EVALUASI KOMPETENSI AKHIR SESI PEMBELAJARAN
Dapat menyebutkan 9 tipe interaksi antara jenis; Dapat membedakan tipe-tipe interaksi antara
jenis; Dapat menjelaskan secara singkat tentang kompetisi interspesifik dan koeksistensi; Dapat
menjelaskan peranan alelopati, predasi, parasisitisme, dan herbivori; Dapat menjelaskan peranan
komensalisme, koperasi, dan mutualisme (9 %)
Menyebutkan Membedakan Menjelaskan Membedakan Menjelaskan Menjelaskan
dengan tepat dengan jelas secara singkat dengan tepat dengan tepat dengan tepat
Nama 9 tipe setiap tipe- dan tepat predasi dan dan lancar dan lancar
No. NIM Mahasiswa interaksi tipe interaksi tentang parasitisme peranan tipe peranan tipe
antara jenis antara jenis kompetisi disertai interaksi interaksi
disertai (1,5 %) interspesifik contoh (1 %) alelopati, komensalisme,
contoh dan predasi, koperasi, dan
(1,5 %) koeksistensi parasitisme mutualisme
disertai dan herbivori (1,5 %)
contoh dalam
(1,5 %) ekosistem
disertai
contoh. (2 %)
1. G111 04 015 Erwin I
2. G111 04 059 Sulaik Abd. H
3. G111 04 060 Idar B.
4. G111 05 035 Muh Taufik
5. G111 05 043 Hendarto R.
6. G111 05 047 Dewi Untari
7. G111 05 054 Apriani
8. G111 06 001 Lasni Betria
9. G111 06 002 Pipin Surati
10. G111 06 003 Andi A.
11. G111 06 005 M. Darmawan
12. G111 06 006 Ihsan Arhan
13. G111 06 008 Risqa A.
14. G111 06 009 A.Moh. Rifki

95
15. G111 06 010 Rifka M.K
16. G111 06 011 Devi Sumarlik
17. G111 06 012 Rezal M. S.
18. G111 06 014 Mardhiyah
19. G111 06 015 Reski R.
20. G111 06 016 Walies M S
21. G111 06 017 Ary M
22. G111 06 018 Riska D Sari
23. G111 06 019 Fera A
24. G211 06 005 Jumriani A
25. G211 06 006 Dian Ekawaty
26. G411 03 018 Akbar

96
(13) RENCANA EVALUASI KOMPETENSI AKHIR SESI PEMBELAJARAN

Dapat membedakan konsep habitat, niche ekologi, dan guild; Dapat menyebutkan 2 konsep keanekaragaman
jenis; Dapat menyebutkan 8 keanekaragaman pola di dalam komunitas, Dapat menjelaskan hubungan komunitas
terhadap gradien geografik; Dapat menjelaskan peranan genetik dalam komunitas; Dapat membedakan ekotone
dan edge effect; Dapat menjelaskan struktur komunitas dalam abad-abad yang silam; (10,5 %)
Membedakan Menyebutkan Menyebutkan Menjelaskan Menjelaskan Membedakan Menjelaskan
konsep dengan tepat 2 dengan tepat 8 secara secara secara tepat secara
No NIM Nama dengan tepat komponen keanekaragaman singkat dan singkat dan ekotone dan singkat dan
. Mahasiswa tentang konsep pola di dalam tepat tepat edge effect tepat
habitat, niche keanekaragaman komunitas mengenai mengenai (1%) mengenai
ekologi, dan jenis (1,5 %) dalam waktu hubungan peranan struktur
guild disertai yang singkat. komunitas genetik komunitas
contoh. (1,5 %) terhadap dalam pada abad
(1,5 %) gradien komunitas yang silam
geografik (1,5 %) (2 %)
(1,5 %)
1. G111 04 015 Erwin I
2. G111 04 059 Sulaik H
3. G111 04 060 Idar B.
4. G111 05 035 Muh Taufik
5. G111 05 043 Hendarto R.
6. G111 05 047 Dewi Untari
7. G111 05 054 Apriani
8. G111 06 001 Lasni Betria
9. G111 06 002 Pipin Surati
10. G111 06 003 Andi A.
11. G111 06 005 M. Darmawan

12. G111 06 006 Ihsan A


13. G111 06 008 Risqa A.
14. G111 06 009 A.Moh. Rifki
15. G111 06 010 Rifka M.K
16. G111 06 011 Devi S.

97
17. G111 06 012 Rezal M. S.
18. G111 06 014 Mardhiyah
19. G111 06 015 Reski R.
20. G111 06 016 Walies M S
21. G111 06 017 Ary M
22. G111 06 018 Riska D S
23. G111 06 019 Fera A
24. G211 06 005 Jumriani A
25. G211 06 006 Dian E
26. G411 03 018 Akbar

98
(14) RENCANA EVALUASI KOMPETENSI AKHIR SESI PEMBELAJARAN

Dapat mendefinisikan suksesi, sere, dan klimaks; Dapat membedakan suksesi allogenik dan
suksesi autogenik; Dapat membedakan suksesi primer dan sekunder; Dapat menerangkan jenis-
jenis klimaks dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.(4 %)
Mendefinisikan Membedakan Membedakan Menerangkan dengan tepat dan
dengan tepat dengan tepat dan dengan tepat lancar jenis-jenis klimaks dan
istilah suksesi, lancar suksesi suksesi primer dan faktor-faktor yang
No. NIM Nama Mahasiswa
sere, dan klimaks allogenik dan suksesi sekunder mempengaruhinya (1 %)
disertai contoh suksesi autogenik disertai contoh
(1 %) disertai contoh (1 %)
(1 %)

1. G111 04 015 Erwin I


2. G111 04 059 Sulaik H
3. G111 04 060 Idar B.
4. G111 05 035 Muh Taufik
5. G111 05 043 Hendarto R.
6. G111 05 047 Dewi Untari
7. G111 05 054 Apriani
8. G111 06 001 Lasni Betria
9. G111 06 002 Pipin Surati
10. G111 06 003 Andi A.
11. G111 06 005 M. Darmawan

12. G111 06 006 Ihsan A


13. G111 06 008 Risqa A.
14. G111 06 009 A.Moh. Rifki
15. G111 06 010 Rifka M.K
16. G111 06 011 Devi S.
17. G111 06 012 Rezal M. S.
18. G111 06 014 Mardhiyah
19. G111 06 015 Reski R.

99
20. G111 06 016 Walies M S
21. G111 06 017 Ary M
22. G111 06 018 Riska D S
23. G111 06 019 Fera A
24. G211 06 005 Jumriani A
25. G211 06 006 Dian E
26. G411 03 018 Akbar

100
(15) RENCANA EVALUASI KOMPETENSI AKHIR SESI PEMBELAJARAN

Dapat menerangkan terjadinya evolusi biosfir; Dapat menjelaskan seleksi buatan dan
seleksi alami; Dapat menerangkan koevolusi; Dapat membedakan tipe hutan hujan tropika
dan hutan musim tropika; Dapat menjelaskan pengaruh altitude terhadap komposisi
vegetasi; Dapat menjelaskan sifat-sifat khas wilayah estuaria (4 %)
Menerangkan Menjelaskan Membedakan Menjelaskan Menjelaskan
dengan tepat denga tepat dan dengan tepat dengan tepat dengan tepat
No. NIM Nama Mahasiswa
terjadinya lancar tentang tipe hutan hujan pengaruh sifat-sifat khas
evolusi biosfir seleksi buatan tropika dan altitude wilayah estuaria
disertai contoh dan seleksi hutan musim terhadap (0,5 %)
(1%) alami dan tropika (1%) komposisi
disertai contoh vegetasi disertai
(1 %) contoh (1,5 %)
1. G111 04 015 Erwin I
2. G111 04 059 Sulaik H
3. G111 04 060 Idar B.
4. G111 05 035 Muh Taufik
5. G111 05 043 Hendarto R.
6. G111 05 047 Dewi Untari
7. G111 05 054 Apriani
8. G111 06 001 Lasni Betria
9. G111 06 002 Pipin Surati
10. G111 06 003 Andi A.
11. G111 06 005 M. Darmawan

12. G111 06 006 Ihsan A


13. G111 06 008 Risqa A.
14. G111 06 009 A.Moh. Rifki
15. G111 06 010 Rifka M.K
16. G111 06 011 Devi S.
17. G111 06 012 Rezal M. S.
18. G111 06 014 Mardhiyah

101
19. G111 06 015 Reski R.
20. G111 06 016 Walies M S
21. G111 06 017 Ary M
22. G111 06 018 Riska D S
23. G111 06 019 Fera A
24. G211 06 005 Jumriani A
25. G211 06 006 Dian E
26. G411 03 018 Akbar

102
KONTRAK PEMBELAJARAN

Nama Matakuliah : Ekologi Umum


Kode Matakuliah : 206 G113
Pembelajar : Ir. Nurman, MP.
Semester : III
Hari Pertemuan/Jam : Kamis/11.20 – 13.00
Tempat : PB 523

1. MANFAAT MATAKULIAH

Matakuliah ini merupakan matakuliah dasar sebagai prasyarat matakuliah ekologi tanaman. Matakuliah ekolgi umum membantu
mahasiswa dalam memahami konsep-konsep ekologi dan ekosistem dalam bidang pertanian, mempelajari hubungan organisme dan
lingkungannya.
2. DESKRIPSI MATAKULIAH
Pengetahuan dasar mengenai ekologi yang bersifat umum, ekosistem, energi dalam ekosistem, produksi ekosistem, proses dekomposisi, faktor
pembatas pertumbuhan, siklus biogeokimia, faktor lingkungan, dinamika populasi dalam komunitas, dan perkembangan ekosistem.

3. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mampu menjelaskan pengertian ekologi dan penerapan ekologi dalam bidang pertanian
2. Mampu memahami konsep sistem dan ekosistem, struktur ekosistem darat dan air, proses produksi dan dekomposisi dalam
ekosistem
3. Mampu mendefinisikan energi, kualitas energi, produktivitas dan menjelaskan perilaku energi sesuai penerapan hukum
Thermodinamika I dan II dalam ekosisstem
4. Mampu menjelaskan mekanisme rantai makanan dalam ekosistem dan mengkasifikasi ekosistem menurut energi.
5. Mampu menerangkan struktur dan piramida ekologi, dan konsep daya dukung dalam ekosistem.
6. Mampu menyebut hukum minimum Leibig dan hukum toleransi Shelford serta taraf toleransi nisbi dari suatu organisme

103
7. Mampu menjelaskan 4 faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme
8. Mampu menerangkan hubungan organisme dan lingkungannya
9. Mampu memahami pencemaran udara, pengertian siklus biogeokimia, siklus hara, siklus karbon dan air.
10. Mampu memahami peran mikroorganisme dalam siklus biogeokimia
11. Mampu mendefinisikan dan menjelaskan sifat-sifat populasi, pertumbuhan dan perkembangan populasi, laju intrinsik, dan
penyebaran umur populasi.
12. Mampu menjelaskan dentitas populasi, tipe tata ruang, penggerombolan populasi, azas Allee, sebab-sebab terjadinya isolasi dan
kalsifikasi teritorial serta pentingnya estimasi energi untuk reproduksi.
13. Mampu menyebutkan 9 tipe interaksi antar jenis organisme dan fungsinya serta membedakan sifat antar jenis tersebut.
14. Mampu menjelaskan konsep habitat, niche ekologi, dan guild, peranan genetik dalam komunitas
15. Mampu menjelaskan pengertian suksesi, sere, klimaks, dan fakror-faktor yang mempengaruhinya
16. Mampu menerangkan terjadinya evolusi biosfir dan hubungan altitude dengan komposisi vegetasi

Dosen : Matakuliah ini terdiri atas 2 kelas paralel (A dan B)


Kelas A : 1. Prof.Dr.Ir.H. Ambo Ala, MS = AA 4. Dr.Ir. Laode Asrul, MP = LA
2. Prof.Dr.Ir.Hj. Dahliana D, MS = DD 5. Dr.Ir. Kaimuddin, Msi = KD
3. Ir. Nurman, MP. = NM
Kelas B : 1. Prof.Dr.Ir. Hj. Nadira R. Sennang, MS. = NS
2. Dr.Ir. Hj. Hernusye C. L.,MSc. = HC
3. Ir. Rafiuddin, MP = RF
4. Ir.Amirullah Dachlan, MP = AD
5. Hari Iswoyo, SP, MA = HI

104
4. PETA KEDUDUKAN MODUL

13. Suksesi dan Konsep Klimak 14. Evolusi Biosfir dan Komposisi Vegetasi

12. Konsep habitat, niche ekologi, dan Guild, hubungan populasi dan komunitas

11. Populasi Dalam Komunitas, Tipe-tipe interaksi antar 2 Organisme

10. Aksi densitas, Pola Penyebaran, Agregasi,


Azas Allee, Isolasi dan Teritorialitas

9. Sifat Populasi, Pertumbuhan dan Penyebaran Populasi

08. Siklus Biogeokimia, Siklus Air, CO2, N2, S dan P

06. Faktor Pembatas Ekosistem 07. Faktor Lingkungan

04. Pengertian Energi dalam 05. Rantai Makanan, dan Tingkat


Ekosistem Trofik,

02. Konsep Sistem 03. Produksi dan Dekomposisi


dan Ekosistem Dalam ekosistem

01. Pengertian ekologi,

105
5. STRATEGI PEMBELAJARAN

Matakuliah ini menggunakan metode ceramah yang interaktif, dipadu dengan metode Collaborative/ Cooperative Learning (CL), ,
Small Group Discussion (SGD), Discovery Learning (DL) dan Problem Based Learning (PBL) atau Case Study (CS) dengan
pemberian tugas-tugas pada setiap topik yang memerlukan pemahaman yang lebih mendalam. Sedang tugas-tugas perorangan
digunakan metode kombinasi kuliah interaktif dan metode PBL. Perkembangan kemajuan peserta dipantau melalui aktivitas tutorial dan
presentase di depan kelas. Dokumen pengalaman belajar mahasiswa, baik dari kuliah, kajian pustaka, dan presentasi dituliskan dalam
dokumen fortofolio matakuliah ini.

6. MATERI/BAHAN BACAAN
1. Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. Saunders College Publishing, London
2. Riyanto; B. Nurkin; J.L. Palenewan; H. Jodjo; Suwondo; A. Delmi; Jan Renwarin; P. Kleden; M. Nur Rahman; dan G.M. Hatta. 1985. Ekologi
Dasar 1. Badan Kerja Sama PTN Indonesia Bagian Timur. Lephas Unhas. Ujung Pandang
3. Riyanto; B. Nurkin; J.L. Palenewan; H. Jodjo; Suwondo; A. Delmi; Jan Renwarin; P. Kleden; M. Nur Rahman; dan G.M. Hatta. 1985. Ekologi
Dasar 2. Badan Kerja Sama PTN Indonesia Bagian Timur. Lephas Unhas. Ujung Pandang
4. Wiltaker, R.H. 1970. Communities and Ecosystem. Mac.Millan Publiching Co.Inc.New York.
5. Dan lain-lain

7. TUGAS
1. Buku bacaan materi kuliah telah dibaca oleh mahasiswa sebelum mengikuti perkuliahan.
2. Mahasiswa diwajibkan menyelesaikan tuga-tugas yang diberikan dan dikumpul sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

106
8. KRITERIA PENILAIAN
Kriteria yang dinilai pada matakuliah ini adalah:
1. Ketepatan pemakaian konsep dan disertai contoh, penjelasan/uraian yang tepat dan kemutakhiran bahan pustaka (20 %)
2. Kreativitas dan kerja sama tim pada prsentasi (25 %)
3. Kelengkapan isi dari tugas-tugas yang diberikan dan kemampuan menyelesaikan Problem Set dan disiplin (30 %)
4. Kejelasan pemakaian contoh-contoh, ketelitian, dan kemampuan analogi (25 %)

Penentuan nilai akhir (A, B, C, D, dan E) berdasarkan PAP


A = > 85
B = > 70 – 85
C = > 60 – 70
D = > 50 – 60
E = < 50

9. NORMA AKADEMIK

1. Mahasiswa harus berpakaian rapih dan pakai sepatu (tidak pakai baju kaos bundar leher)
2. Mahasiswa wajib membawa minimal satu buku teks Ekologi Umum yang relevan

107
10. JADWAL PEMBELAJARAN

Minggu Topik Bahasan Metode SCL Dosen


1. Kontrak pembelajaran Kuliah Interaktif DD/Tim
2. Ekologi, Ruang Lingkup, dan Cara pendekatan Ekologi Kuliah Interaktif dan Presentasi DD
kelompok
3. Konsep Sistem dan Ekosistem, Komponen dan Struktur Ekosistem, Klh Interaktif + Tutorial NM
4. Produksi dan Dekomposisi dalam Ekosistem Klh Interaktif + SGD/CL NM
5. Energi, Lingkungan Energi, dan Produktivitas Ekosistem Klh Interkatif + Presentasi/SGD DD
6. Rantai Makanan, Tingkat Trofik, dan Piramida Ekologi Klh Interaktif + Presentasi/SGD/CL NM
7. Faktor Pembatas, Hukum Leibig dan Shelford dalam Ekosistem Klh Interaktif + Presentasi/CS/SGD DD
8. Faktor Lingkungan dan hubungan Organisme dengan Lingkungan Klh Interaktif + Presentasi/CS/SGD NM
9. Siklus Biogeokimia, Siklus CO2, Air, N, P, dan S Klh Interaktif + SGD/CL LA
10. Sifat Populasi, Konsep Laju Pertumbuhan dan Penyebaran Populasi Klh Interaktif + SGD/PBL LA
11. Aksi Dentitas, Pengumpulan, Isolasi, dan Teritorialitas Klh Interaktif +Presentasi + SGD?DL LA
12. Tipe-tipe Interaksi antara 2 Jenis Organisme/Populasi Klh Interaktif + CL LA
13. Konsep Habitat, Niche, Guild dan Komunitas Klh Interaktif+ Presentasi + SGD/PBL KD
14. Suksesi dan Konsep Klimaks Klh Interaktif + Presentasi + SGD KD
15. Evolusi Biosfir, Perkembangan Ekosistem, dan Komposisi Vegetasi Klh Interaktif + Presentasi + SGD/CL KD
16. Uji Kompetensi dan Remedial Problem Solving TIM

108
LEMBAR KONSULTASI

Nama Coach : Dr. Ir. Yunus Musa, MSc.


Nama Coachy : Ir. N u r m a n, MP.

No. Tanggal Rekomendasi/Catatan TTD Coach


1. 15 - 08 - 2007 Pemilihan versi format pembelajaran dan penjelasan model-model
pembelajaran MK. Ekologi Umum
2. 03 – 09 - 2007 Konsep awal laporan dan penjelasan tentang kompetensi lulusan program
studi Agronomi
3 10 – 09 - 2007 Perbaikan laporan, format pembelajaran SCL disesuaikan dengan format
baru
4. 14 – 09 - 2007 Perbaikan format pembelajaran SCL dengan format baru atau versi baru

5. 22 – 09 - 2007 Perbaikan laporan akhir

6.

7.

Makassar, ……………………..2007
Mengetahui,
Konsultan Coaching Clinic SCL

…………………………………….
NIP.

109
Deskripsi Singkat: atakuliah : Ekologi Umum, Kode : 206 G11 3, Kelas Paralel : 2 atau 3 kelas pada setiap tahun ajaran
DOSEN:
Prof.Dr.Ir. Hj. Dahliana Dahlan, MS.; Prof.Dr.Ir.H. Ambo Ala, MS.; Prof.Dr.Ir. Hj. Nadira R. Sennang, MS.;
Dr.Ir. Hj. Hernusye, MSc.; Ir. Amirullah Dachlan, MP.; Ir. Rafiuddin, MP.; Dr.Ir. Laode Asrul, MP.; Ir. Nurman, MP.

BENTUK TUGAS

MATAKULIAH : EKOLOGI UMUM


SEMESTER : III SKS : 3

1. Tujuan Tugas: untuk membantu mahasiswa dalam penyerapan materi pembelajaran Ekologi Umum
2. URAIAN TUGAS:
a. Obyek garapan: Ekosistem
b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan: Menjawab soal-soal berikut
(1). Tuliskan definisi ekosistem dengan tepat
(2). Sebutkan semua komponen-komponen ekosistem yang harus ada sehingga ekosistem tersebut dapat berfungsi.
Jelaskan pula perbedaan energi dan materi dan peranannya masing-masing
(3). Berikan satu contoh ekosistem dan bagian-bagiannya yang berada di sekitar Anda (dapat beupa pekarangan, kolam,
kebun, akuarium, dan sebagainya)
(4). Terangkan apa yang diebut hipotesis Gaia dan apakah manfaat yang diperoleh dari hipotesis tersebut
d. Kriteria luaranapa
(5). Jelaskan yang
yangdihasilkan/ dikerjakan: Dijawab dengan penjelasan yang tepat dan diserahkan sesuai dengan waktu
dimaksud produksi
yang
(6). disepakati
Tuliskan persamaan-persamaan reaksi fotosintesis, baik pada tumbuhan tingkat tinggi maupaun pada mikro organisme
(7). Jelaskan perbedaan tumbuhan C3 dan C4
3. Kriteria Penilaian:
(8). Terangkan keunggulan tanaman C3 dibandingkan tanaman C4
a. Menggunakan sumber atau pustaka yang terbaru lebih dari 2 sumber
c. b. Pekerjaannyapengerjaan,
Metodologi/cara tidak samaacuan
dengan
yangteman yang Mengerjakan
digunakan: lain sendiri dengan menggunakan berbagai sumber
pustaka
c. Seriusyang terbaru dengan pekerjaan rapi
ditunjukkan

110
MATA KULIAH : EKOLOGI UMUM
SEMESTER : III SKS: 3

Sasaran KOMPETENSI Profil Lulusan yang akan DICAPAI OLEH PESERTA melalui Matakuliah ini:

1. Dapat memahami batasan umum tentang ekologi dan dapat memberikan contoh penerapan ekologi dalam bidang pertanian, kehutanan,
perikanan, peternakan, dan kesehatan.
2. Mendefinisikan dengan tepat konsep ekosistem, dapat menjelaskan komponen-komponen penyusun ekosistem dengan tepat, membedakan
struktur ekosistem darat dan ekosistem perairan, dan mendefinisikan dengan jelas proses produksi di dalam ekosistem.
3. Menjelaskan proses dekomposisi bahan organik dan organisme-organisme yang terlibat, menyebutkan manfaat dari proses dekomposisi, dan
dapat memberikan satu contoh ekosistem alam dan ekosistem buatan.
4. Menjelaskan definisi tentang energi, perubahan atau pengalihan energi dalam ekosistem berdasarkan hukum thermodinamika, dan bentuk-bentuk
energi di alam; membedakan produktivitas primer, bruto, netto, dan sekunder; menjelaskan mekanisme rantai makanan secara umum dalam
ekosistem dan dapat mendefinisikan dengan tepat kaualitas energi.
5. Menerangkan dengan tepat struktur ekologis dan piramoda ekologis dalam ekosistem dan memberi satu contoh untuk menjelaskan daya dukung,
serta membuat klasifikasi ekosistem berdasarkan energi.
6. Menyebutkan dengan tepat hukum minimum Leibig dan hukum toleransi Shelford, menyatakan taraf toleransi nisbi dari suatu organisme dengan
menggunakan awalan steno dan eury, pentingnya faktor lingkungan fisik sebagai faktor pembatas.
7. Memahami siklus biogeokimia, yaitu siklus karbon dan air, aiklus hara N, P, S, di dalam ekosistem.
8. Memahami sifat-sifat populasi, pertumbuhan dan perkembangannya natalitas, mortalitas, dan kerapatan populasi.
9. Menyebutkan 9 tipe interaksi antara jenis organisme, menjelaskan kompetisi interspesifik dan koeksistensi, dapat menjelaskan peranan allelopaty
pada ekosistem
10. Dapat mendefinisikan suksesi dan klimaks, membedakan suksesi allogenik dan autogeneik, primer dan sekunder

111
Nama : N u r m an

ARPS 2006-2010 Kegiatan Penelitian PS Out Put Target


Sub Kegiatan/sub PS
2006 2007 2008 2009 2007 2008 2009 2010
Program Kegiatan
Teknologi Identifikasi Agronomi 1. Karakterisasi Mengetahui
Budidaya Varietas morfologi varietas lada
Tanaman tananan lada yang
Lada yang dikembangkan
dikembangkan di
di Sulsel
Sulsel

Lada Sambung Mengetahui


Pemupukan Agronomi produktivitas
dengan batang
bawah dari dan ketahanan
tanaman lada tanaman lada
asal biji dan terhadap
lada liar penyakit akar

Respon Rekomendasi
tanaman Lada kombinasi
(panjatan) pupuk organik
terhadap dan anorganik
kombinasi
pupuk orgnik
dan pupuk
angorganik

112
Ekologi Agronomi Pertumbuhan Mengetahui
Lada Perdu di karakter
bawah naungan morfologi
dan tempat lada perdu
terbuka yang tumbuh
di bawah
naungan dan
tempat
terbuka

Tinjauan
ekologi daerah Mengetahui
pertanaman kesesuaian
lada di Sulsel ekologi untuk
per tanaman
lada di
daearah Sulsel

Pengaruh CH Mengetahui
tahunan kesesuaian
terhadap CH untuk
pertumbuhan pertumbuhan
dan produksi. dan produksi
tanaman lada

113
MODUL I

JUDUL : Pengertian Ekologi

BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup Isi
C. Kaitan Modul
D. Sasaran Pembelajaran Modul

BAB II Pembahasan
A. Isi/Materi
B. Indikator Penilaian

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

114
BAB I
PENGERTIAN EKOLOGI

A. Latar Belakang
Sesungguhnya ekologi merupakan proses alam yang telah dikenal sejak lama, sesuai sejarah manusia. Umpamanya, manusia
mencari ikan di sungai atau di laut, mencari makanan dan kayu di hutan, tumbuhan memerlukan sinar matahari, tanah, dan air.
Tumbuhan menjadi makanan hewan. Ada pula hewan menjadi makanan hewan lain. Demikian pula proses kelahiran, kehidupan
pergantian generasi, dan kematian, semua aktivitas manusia selalu berinteraksi dengan alam atau lingkungannya.
Proses interaksi mansusia dengan alam terus berkesinambungan mengikuti apa yang disebut ”Hukum Alam”. Ekologi
pemahaman kuantitatif relatif masih baru. Umpamanya berapa jumlah energi sinar matahari, jumlah air hujan yang jatuh, dan luas
tanah untuk satu pohon kelapa misalnya. Ekologi yang baru, bukan hanya mencari pola kehidupan secara kualitatif, tapi juga berusaha
mencari jawaban atas masalah kuantitatif seperti tersebut di atas.

B. Ruang Lingkup Isi/Materi


a. Istilah ekologi, hubungannya dengan ilmu-ilmu lain
b. Tingkatan Organisasi Makhluk Hidup
c. Asas Sifat Emergen
d. Model Sistem ekologi (ekosistem)
e. Pembagian Ekologi
f. Hubungan Ekologi dengan Ilmu Lainnya.

C. Kaitan Modul
Modul I ini merupakan modul awal pendahuluan, menjelaskan pengetahuan dasar tentang pengertian ekologi, komponen-
komponen ekologi, ruang lingkup ekologi dan pembagian ekologi serta menjelaskan kondisi ekologi saat ini secara umum dan

115
kaitannya dengan bidang pertanian atau kehidupan organisme (manusia, tumbuhan, ternak dan organisme lainnya seperti serangga dan
mikroorganisme.

116
D. Sasaran Pembelajaran Modul
Setelah mengikuti materi ini, mahasiswa dapat menjelaskan pengertian ekologi dan ekonomi, asas sifat emergen dalam ekologi,
model sistem ekologi, pembagian ekologi, dan hungan ekologi dengan ilmu lainnya, dapat menerapkan sistem ekologi dalam bidang
pertanian.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Isi/Materi
a. Istilah ekologi, hubungan dengan ilmu-ilmu lain
Kata ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernst Heackel, ahli biologi Jerman pada tahun 1869. Kata ”ekologi” berasal dari
Yunani, yaitu Oikos yang berarti ”rumah” atau ”rumah tangga” atau ”tempat tinggal” dan logos yang berarti ”ilmu” atau ”studi”. Jadi
ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang rumah atau tempat tinggal makhluk hidup (Resosoedarmo , et al. 1990) atau ekologi
adalah ilmu yang mempelajari rumah tangga lingkungan, tempat hidup semua organisme (makhluk hidup) serta seluruh proses-proses
fungsional yang menyebabkan tempat hidup itu cocok untuk didiami. Secara harfah ekologi adalah ilmu yang mempelajari ”organisme
di tempat hidupnya” dengan mengutamakan ”pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya”.
Manusia yang didukung oleh naluri dan fitrahnya selalu ingin berkarya dan berproduksi, tentunya mengubah sumberdaya alam
menjadi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang pernah dimotori oleh suatu ilmu yang hingga sekarang pun masih
populer yaitu ilmu ekonomi. Ilmu ekologi dan ilmu ekonomi sebenarnya berasal dari suku kata awal yang sama, yaitu ”eko”. Kata
”ekonomi” berasal pula dari bahasa Yunani yaitu ”Oikos” berarti rumah atau tempat tinggal dan ”nomein” atau ”nomos” yang berarti
mengatur atau mengelola. Jadi ekonomi adalah pengelolaan rumah tangga atau tempat hidup (riyanto , 1985). Atau ilmu yang
mempelajari upaya mengatur keperluan hidup (manusia) dalam rumah tangga atau wilayah dalam arti luas, bahkan negara dalam arti
makro (Deshmukh, 1992).

117
118
Perbedaan ilmu ekologi dan ilmu ekonomi
No. EKOLOGI EKONOMI
1. Tempat hidup (habitat) berbagai Tempat hidup manusia (rumah tinggal)
makhluk hidup yang berhubungan
secara timbal balik dengan
lingkungannya (biosfer).
2. Sumber energi : Sinar matahari Sumber energi : Uang
3. Pertukaran energi : melalui organisme Pertukaran energi : melalui bank
(makan dan dimakan)
4. Makhluk hidup dari mikroorganisme Ekonomi berkembang dari manusia, oleh
sampai manusia sebagai subyek. manusia dan untuk manusia. Manusia
Ketergantungan dan keseimbangan sebagai subyek, makhluk lainnya sebagai
antar makhluk hidup, itulah garapan obyek. Ilmu pengetahuan dan teknologi
utama ekologi. Manusia adalah menjadi motor penggerak pembangunan
komponen hayati yang memiliki dalam rangka manusia meningkatkan
keterkaitan dengan makhluk lainnya paraf hidupnya.
tumbuhan maupun hewan.
5. Ekologi menerangkan jaring-jaring Ekonomi menerangkan keadaan tenaga
makanan, toleransi terhadap faktor kerja, pasar, pendekatan dan lain-lain.
lingkungan, siklus hara, mekanisme
penyebaran, dan sebagainya.
Kedua ilmu ekologi dan ekonomi mempelajari tempat hidup yang sama yaitu planet bumi
Sebelum istilah ekologi dikemukakan oleh Ernt Haeckel pada tahun 1969 telah berkembang pengetahuan yang memberikan
sumbangan pikiran dalam bidang ekologi, walaupun kata ekologi belum digunakan, misalnya :
1) Anton Van Leeuwenhoek (ahli mikroskop) pada tahun 1700-an mempelopori pengkajian rantai makanan dan pengaturan
populasi.
2) Richard Bradley (tahun 1700-an) memahami produktivitas biologis. Rantai makanan, pengaturan populasi, dan
produktivitas biologis merupakan kajian penting dalam ekologi muthir.
3) F.E. Clement dan V.E. shelford (tahun 1900) memahami atau mengemukakan tentang komunitas biotik.

119
4) Roymond Lindeman dan G.E. Hutchinson (tahun 1900-an), memahami atau mengemukakan rantai makanan dan siklus materi.
5) E.A. Birge dan Chauncy Juday (tahun 1900-an), mengkaji ssitem danau

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Yang dimaksud
dengan makhluk hidup disini adalah ”kelompok” makhluk hidup. Ekologi sebagai ilmu berkembang pesat setelah tahun 1900.
Lingkungan Hidup (Enviromental Science) dan Biologi Lingkungan (Envromental Biology), yang merupakan ilmu tersendiri.
Ekologi adalah bagian kecil dari biologi. Ilmu biologi murni dapat dibagi dua, yakni pembagian berdasarkan ”lapisan vertikal”
dan pembagian berdasarkan ”keratan” taksonomi, yaitu :
1) Lapisan Vertikal
Morfologi : ilmu tentang bentuk luar
Anatomi : ilmu tentang bagian dalam
Hisyologi : ilmu tentang jaringan mikroskopis
Fisiologi : ilmu tentang faal
Genetika : ilmu tentang keturunan
Ekologi : ilmu tentang ”rumah” organisme

2) Kerataan taksonomi
Mikologi : ilmu tentang jamur
Milrobiologi : ilmu tentang jasad renik
Entomologi : ilmu tentang serangga
Ornitologi : ilmu tentang burung
Botani : ilmu tentang tumbuhan
Dan lain-lain

120
Untuk memudahkan pemahaman, dapat dilukiskan sebagai ”kue lapis” tiga dimensi (Gambar 1).

121
Gambar 1. Biologi ”Kue Lapis” Menggambarkan Pembagian ”Dasar” (Horisontal) dan Taksonomi ”(Vertikal)” (Odum, 1966 dalam
Resosoedarmo, et al. 1990).

b. Tingkatan Organisasi Makhluk Hidup


Makhluk hidup atau organisme memiliki tingkat organisasi yang berkisar dari tingkat paling sederhana ke tingkat organisasi
paling kompleks. Ruang lingkup ekologi mutakhir dapat dimengerti dengan memahami pengertian tingkat organisasi makhluk hidup.
Bila dideratkan dalam pemahaman ekologis akan terlihat suatu deretan organisasi biologi yang disebut ”SPEKTRUM BIOLOGIS”
seperti tampak pada Gambar 2. Gen (protoplasma), sel, jaringan, organ, organisme, populasi, dan komunitas.
Tingkatan (hirarki) berartu suatu penataan menurut skala dari yang terkecil ke yang terbesar atau sebaliknya. Interaksi dengan
lingkungan fisik (energi dan materi/benda) pada setiap tingkat menghasilkan sistem-sistem dengan fungsi yang khas. Suatu sistem
terdiri dari komponen-komponen (sub sistem) yang secara teratur berinteraksi dan berketergantungan, yang keseluruhannya membentuk
suatu kesatuan. Atau dari sudut pandang lain, sistem merupakan suatu himpunan hubungan timbal balik yang menyusun suatu kesatuan
yang dapat diidentifikasi dengan nyata atau secara postulat. Misalnya, suatu sistem inang dan atau sistem dua spesies yang terdiri dari

122
organisme-organisme yang saling berketergantungan secara timbal balik, merupakan tingkat-tingkat yang ada di antara populasi dan
komunitas.

Komponen Biotik Gen Sel Organ Organisme Populasi Komuniatas


Dan ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓

Komponen Abiotik MATERI -------------------------------------------------ENERGI


Menjadi
⏐⏐ ⏐⏐ ⏐⏐ ⏐⏐ ⏐⏐ ⏐⏐
Bosistem Gen Sel Organ Organisme Populasi Komunitas
Sistem sistem sistem sistem sistem sistem

Gambar 2. Spektrum Biologis. Ruang Lingkup Ekologi adalah Sistem populasi dan Sistem Komunitas atau Ekosistem

Komunitas bersama-sama dengan lingkungan abiotik berfungsi bersama membentuk suatu sistem ekologi atau ekosistem.
Perintis ekologi dari Rusia, Dokuchaev (1846-1903) dan muridnya F.G. Morozov, ahli ekologi hutan menekankan pengertian
biocoenosis (komunitas), suatu istilah yang kemudian dikembangkan menjadi geobiocoenosis (ekosistem). Biocoenosis dan
geobiocoenosis (secara harfiah mempunyai arti kehidupan dan bumi berfungsi bersama-sama) merupakan istilah yang sering dipakai
dalam pustaka-pustaka Rusia dan Eropa, yang masing-masing bermakna komunitas dan ekositem. Bioma adalah tingkat organisme
yang lebih tinggi dari ekosistem, yaitu suatu biosistem yang lebih luas, misalnya Asia Tenggara terdapat Bioma hutan hujan tropika.
Biosfer adalah sistem biologis yang terbesar, mencakup semua makhluk hidup di bumi dan berinteraksi dengan lingkungan fisik secara

123
keseluruhan sehingga terpelihara suatu keseimbangan yang tunak (steady state) dalam aliran energi dengan sinar matahari sebagai
masukan dan ruang angka sebagai penerima panas. Keadaan keseimbangan yang tunak yaitu keadaan keseimbangan, yaitu tahan
terhadap gangguan-gangguan yang berskala kecil.

c. Asas Sifat Emergen


Emergen (emergency) : kejadian yang tiba-tiba
Suatu konsekuensi penting dari tingkatan organisasi makhluk hidup bahwa komponen-komponen (subsistem) atau bagian-
bagian yang bergabung menghasilkan keseluruhan fungsional yang lebih besar, yaitu sifat-sifat baru akan timbul yang sebelumnya tidak
tampak pada tingkat organisasi sebelum penggabungan berlangsung. Maka suatu sifat emergen dari suatu tingkat organisasi atau unit
tertentu tidak dapat diramalkan dengan mempelajari sifat komponen dari unit yang bersangkutan.
Jadi emergen adalah sifat baru dari keseluruhan komponen sistem yang tidak dapat disamakan dengan jumlah sifat-sifat unit
atau komponen sistem yagn bergabung tadi...... Contoh emergen adalah :
(1.) Sistem karang, apabila gangguan tertentu dan hewan kolentrata berkembang bersama di dalam laut membentuk karang, maka
terjadi suatu mekanisme siklus hara yang efisien yang memungkinkan sistem kombinasi terebut menghasilkan produktivitas tinggi di
perairan yang kadar haranya rendah; (2) Sistem air, komponen hidrogen dan komponen oksigen akan membentuk air, mempunyai sifat
yang berbeda dengan sifat-sifat penyusun semula yang berbentuk gas.

d. Model-model Sistem Ekologi (ekosistem)


Suatu sistem ekologi (ekosistem) terdiri dari organisasi (komponen biotik) dan lingkungan abiotik yang mempunyai ciri struktur
dan fungsi yang khas, seperti kerapatan biomas, siklus unsur-unsur hara, energi, dan faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang
mencirikan sebuah sistem ekologi (ekosistem). Untuk memahami tsebuah sistem ekologi telah dikembangkan suatu rumusan yang
memberikan gambaran tentang hubungan antara komponen-komponen (sub sistem) pada suatu sistem serta fungsinya. Hal ini disebut
MODEL.

124
Suatu model merupakan suatu rumusan yang menggambarkan kejadian yang sebenarnya, dan dengan model tersebut dapat
dibuat ramalan-ramalan. Model dapat berbentuk gambar atau lisan. Penyusunan suatu model didahului dengan merancang suatu
diagram atau model gambar yang seringkali berbentuk diagram kotak (Gambar 3). Di dalam gambar tersebut terdapat sifat, masing-
masing P1 dan P2 sebagai variabel yang berinteraksi satu sama lain sebagai I untuk menghasilkan sifat ketiga, P3. apabila sistem
tersebut digerakkan oleh suatu sumber energi. E. Secara keseluruhan terdapat 6 jalur aliran, F, dimana F1 adalah menggambarkan
masukan dan F6 adalah keluaran.
Jika gambar 3, merupakan suatu sistem ekologi (ekosistem), dimana P1 adalah tumbuhan (produsen), yang mampu mengubah
energi matahari (E) menjadi bahan makanan melalui proses fotosintesia. P2 menggambarkan herbivora (hewan pemakan tumbuhan)
dan P3 adalah hewan omnivora yang dapat memakan tumbuhan maupun herbivora. Dalam teladan ini fungsi interaksi I dapat
menggambarkan beberapa kemungkinan, I dapat merupakan suatu pintu pembagi yang selalu terbuka penuh sehingga omnivora P3
selalu memakan P1 atau P2 tergantung pada kesediaannya di alam.

P1

1 P3
E

P2

Gambar 3. Diagram komponen dasar dalam pemodelan sistem ekologis (ekosistem) jadi sekurang-kurangnya terdapat empat
komponen utama pada suatu model ekologis, yaitu :

125
1) Sumber energi, atau fungsi penentu (forcing function) yang datang dari luas sistem
2) Sifat-sifat yang disebut perubah keadaan (state variables)
3) Jalan aliran (flow pathways) menggambarkan bagaimana aliran energi atau aliran materi yang menghubungkan komponen-
komponen sistem.
4) Interaksi atau fungsi interaksi dimaan tenaga dan sifat berinteraksi untuk mengubah, memperbesar atau mengendalikan aliran dan
membentuk sifat emergen baru.
Suatu model yang baik akan mencakup tiga dimensi (1) ruang dan batas sistem, (2) subsistem atau komponen yang dianggap sangat
berperan terhadap keseluruhan sistem, dan (3) interval waktu.

e. Pembagian Ekologi
Ekologi masa kini menjadi sangat luas cakupannya, namun dapat digolongkan menurut bidang kajiannya.
a. Autekologi, ekologi yang mempelajari suatu jenis (spesies) organisme yang berinteraksi dengan lingkungannya. Biaya ditekankan
pada aspek siklus hidup, adaptasi terhadap lingkungan, sifat parasitis atau non-parasitis, dan lain-lain.
b. Sinekologi, ekologi yang mengkaji berbagai kelompok organisme sebagai suatu kesatuan yang saling berinteraksi dalam suatu
daerah tertentu.

Pembagian ekologi menurut habitat, menurut habitat atau tempat suatu jenis atau kelompok tertentu, misalnya :
- Ekologi laut
- Ekologi air tawar
- Ekologi estuaria
- Ekologi darat (terestrial)
- Ekologi padang rumput
- Dan lain-lain

126
Pembagian menurut taksonomi, sesuai sistematika makhluk hidup, misalnya :
- Ekologi tumbuhan
- Ekologi serangga
- Ekologi burung
- Ekologi mikroba
- Dan sebagainya.

f. Hubungan Ekologi dengan Ilmu Lainnya


Telah disebutkan bahwa ekologi adalah bagian dari biologi, namun ilmu ekologi tidak dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu lainnya.

Hubungan Ekologi dengan ilmu alam lainnya


1) Ilmu Fisika, berperan karena dalam ekologi faktor fisik seperti sinar matahari, perubahan suhu, daya serap tanah, hujan, dan lain-
lain terlibat.
2) Ilmu kimia, berperan karena dalam ekologi proses kimia seperti pendauran unsur-unsur C, N, CO2, P dan sebagainya merupakan
bagian yang penting.
3) Ilmu bumi dan antariksa, karena ekologi berkaitan dengan berbagai proses yang dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa siang malam,
musim kemarau, dan musim hujan, gravitasi, erosi, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain.
4) Ilmu sosial, karena manusia adalah bagian dari ekosistem, mempelajari peran ekosistem terhadap kehidupan manusia.

B. Indikator Penilaian
- Ketepatan penjelasan tentang pengertian ekologi dan disertai contoh,
- Kemutakhiran bahan pustaka
- Menjelaskan dan memberikan satu contoh yang tepat, bahwa manusia telah terlibat dalam kajian kologi sebelum istilah ekologi
dikemukakan oleh Ernt Heackel tahun 1869.

127
- Menjelaskan tingkat organisasi makhluk hidup dengan tepat.
- Menjelaskan sifat-sifat emergen dalam sistem ekologi dengan tepat disertai satu contoh.
- Menerangkan dengan rapat pembagian ekologi berdasarkan bidang kajian, taksonomi, dan habitat.
- Menyebutkan dengan tepat satu contoh penerapan ekologi dalam bidang pertanian.

BAB III
PENUTUP

Ekologi adalah ilmu tentang interaksi organisme-organisme dan lingkungannya, Lingkungan mempunyai arti luas, mencakup
semua hal di luar organisme bersangkutan. Tidak saja termasuk cahaya, suhu, curah hujan, kelembaban, dan topografi, tetapi juga
parasit, predator, an kompetitor. Ini semua adalah bagian dari organisme tersebut.
Ekologi berkaitan dengan berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan manusia, Seorang yang belajar ekologi
sebenarnya bertanya tentang berbagai hal seperti, (1) bagaimana alam bekerja, (2) bagaimana suatu spesies beradaptasi dengan
habitatnya, (3) apa yang mereka perlukan dari habitatnya untuk dapat dimanfaatkan guna melanjutkan kehidupan, (4) bagaimana
mereka mencakupi kebutuhannya akan unsur hara (materi) dan energi, (5) bagaimana mereka berinteraksi dengan spesies lainnya, (6)
bagiamana individu-individu alam spesies itu diatur dan berfungsi sebagai populasi dan (7) bagaimana keindahan ekosistem tercipta.
Dengan adanya gerakan kesadaran lingkungan di negara maju pada tahun 1968 dan di Indonesia sejak tahun 1972, dimana setiap
orang mulai memikirkan masalah pencemaran, perkembangan penduduk, masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi
atau pemanasan global dan lainnya telah memberikan efek yang mendalam atas teori ekologi.

128
DAFTAR PUSTAKA

Deshmukh, I. 1992. Ekologi dan Biologi Tropika. Yayasan Obor indonesia. Jakarta.

Heddy , S., S.B. Soemitro, dan S. Soekartomo. 1989. Pengantar Ekologi. Rajawali Press. Jakarta.

Irwan, Z.D. 1997. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem, Kominitas, dan Lingkungan. Bumi Aksara. Jakarta.

Kormondy, E.J. 1989. Concepts Of Ecology. Prentice Hall,. New Delhi.

Resosoedarmo, S.; K. Kartawinata; dan A. Soegiarto. 1990. Pengantar Ekologi. PT : Remaja Rosdakarya. Bandung.

Riyanto; B. Nurkin; J.L. Palenewan; N.H. Jodjo; Suwondo; A. Delmi; J. Renwarin; P. Kleden; M.N. Rahman; G.M. Hatta. 1985.
Ekologi Dasar. Badan kerjasama PTN Indonesia Bagian Timur. Lembaga Penerbitan. Universitas Hasanuddin.

129
MODUL II

JUDUL : EKOSISTEM

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup Isi
C. Kaitan Modul
D. Sasaran Pembelajaran Modul

BAB II PEMBAHASAN
A. Materi/Isi
B. Indikator Penilaian

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

130
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekologi biasanya didefinisikan sebagai ilmu tentang itneraksi antara organisme-organisme dan lingkungannya. Lingkungan di
sini mempunyai arti luas, mencakup semua hal di luar organisme (biotik) yang bersangkutan. Tidak saja termasuk cahaya, suhu, curah
hujan, kelembaban, dan tofografi (lingkungan fisik/abiotik), tetapi juga parasit, predator, dan kompetitor (lingkungan biotik).
Sistem adalah suatu obyek yang di dalamnya terdiri dari beberapa komponen (subsistem) yang sering berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan. Menurut Manetsch dan Park (1979 dalam Eryatno 2003), sistem adalah suatu gugus yang terdiri dari elemen
yang saling berhubungan dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan. Organisme atau makhluk hidup (biotik) dan lingkungannya
yang tidak hidup (abiotik) seperti radiasi matahari, suhu, air, udara, dan sebagainya selalu saling berhubungan dan berinteraksi satu
sama lain. Ekosistem merupakan unit dasar dalam ekologi karena terdiri dari organisme (biotik) dan lingkungannya (abiotik). Jadi
ekosistem (sistem ekologi) dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan di dalam alam yang terdiri dari semua organisme yang berfungsi
bersama-sama di suatu tempat yang berinteraksi dengan lingkungan fisiknya yang memungkinkan terjadinya aliran energi dan siklus
materi dan membentuk suatu struktur biotik yang jelas di antara komponen-komponen hidup dan tak hidup (Riyanto, et. al. 1985).
Pada materi ini akan membahas struktur ekosistem atau komponen-komponen penyusun ekosistem darat dan air, memberikan
contoh-contoh ekosistem yang mendekati keadaan seimbang (stabil) di bidang pertanian, proses produksi dan dekomposisi sehingga
terbentuk kehidupan baru dalam ekosistem. Materi ini pula merupakan pengetahuan dasar bagi mahasiswa tentang bagaimana
mengelola sumberdaya alam (ekosistem lahan) agar dapat berkelanjutan.

B. Ruang Lingkup Isi


a. Konsep Ekosistem
b. Struktur Ekosistem

131
c. Sifat Sibernetik, Stabilitas Ekosistem dan Agroekosistem

C. Kaitan Modul
Materi ekosistem merupakan satuan fundsional dasar dalam ekologi, terdiri dari lingkungan biotik dan lingkungan abiotik yang
saling berinteraksi, saling mempengaruhi dan saling membutuhkan. Di dalam ekosistem terjadi aliran/arus energi dan siklus materi
antara komponen penyusun sistem, yaitu biotik dan abiotik.

D. Sasaran Pembelajaran
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan konsep sistem dan ekosistem, komponen ekosistem, struktur
ekosistem darat dan air.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Isi/Materi

a. Konsep Ekosistem

Sistem adalah suatu obyek, dimana di dalamnya terdiri dari beberapa komponen penyusunan sistem (sub sistem) yang saling
berinteraksi antara satu dengan lainnya untuk mencapai suatu tujuan atau produk. Menurut Manetch dan Park, (1979 dalam Eryatno,
2003). Sistem adalah suatu gugus atau himpunan dimana elemen atau anggota gugus saling berhubungan dan terorganisasi untuk
mencapai tujuan.
Ekossitem adalah hubungan timbal balik antara organisme atau makhluk hidup (biotik) dan lingkungannya yang tak hidup
(abiotik) selalu saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain disuatu tempat yang memungkinkan terjadinya aliran energi dan

132
siklus materi (hara) di antara komponen hidup dan tak hidup. Ekosistem merupakan unit fungsi dasar dalam EKOLOGI karena terdiri
dari organisme (biotik) dan lingkungan abiotik.
Istilah ekosistem perama kali diusulkan pada tahun 1935 oleh A.G. Transley, seorang ahli ekologi bangsa Inggeris.
Ekosistem = Oikos : rumah (lingkungan) (terdiri dari biotik dan abiotik). Biotik semua organisme misalnya tumbuhan/tanaman
dan organisme lainnya. Abiotik : terdiri dari iklim dan tanah. Iklim seperti CH (air), CM, Suhu, RH, Udara. Sistem suatu gugus yang
elemennya atau komponennya (sub sistem) saling berinteraksi.
Sebelum ekosisten diperkenalkan 1935, telah berkembang pengetahuan tentang konsep EKOSISTEM. Contoh tahun 1877 Karl
Mablus di jerman telah menulis tentang ”Komonitas organisme di dalam terumbu karang sebangai suatu biocoenosis/komunitas”. Juga
perintis ekologi dari Rusia Dokuchaev (1846-1903) dan muridnya F. G. Morosov ahli oleh ahli ekologi hutan yang menekankan
pengertian ”biocoenosis” yang kemudina dikembangkan oleh ahli ekologi Rusia menjadi GEOBIOCOENOSIS (ekosistem).

b. Struktur Ekosistem
Ditinjau dari struktur trofik (fungsinya), ekosistem terdiri dari 2 lapisan/komponen, yaitu :
1. Stratum atas (komponen autotrofik) atau lapisan hijau terdiri dari tumbuhan yang berhijau daun yang dapat mengikat energi
matahari, dengan menggunakan bahan-bahan anorganik sederhana dan membentuk zat-zat atau senyawa organik yang lebih
kompleks. Autos = terdiri, Trofikos = menyediakan makanan. Lapisan autotrofik adalah organisme (TUMBUHAN/TANAMAN)
yang mampu menyediakan makanannya sendiri berupa bahan organik (hasil fotosintesis), dari bahan-bahan anorganik dengan
bantuan energi matahari dan klorofoli. Karena itu semua organisme yang mengandung klorofil di sebut organisme Autotrofik.
SM
CO2 + H2O Æ C6H1206 + 02
Klorofil

Senyawa Glukosa/KH
Anorganik Senyawa
Sederhana Kompleks

133
2. Stratum bawah (Stratum heterotrofik), yaitu kelompok organisme yang mampu memanfaatkan bahan organik (hasil dari
autotrofik/hasil fotosintesis) sebagai bahan makanannya. Organisme Heterotrofik seperti hewan/binatang (makroorganisme) dan
jamur, bakteri, virus, protozoa, nematoda disebut jasad renik (mikroorganisme). Komponen heterotrofik atau disebut lapisan warna
coklat, termasuk juga tanah atau sedimen, bahan-bahan organik yang dapat dirombak, sisa perakaran tanaman. Pada lapisan ini
terjadi proses pemakaian, penyusunan, perombakan zat-zat atau senyawa kompleks

Ditinjau dari segi biologis suatu ekosistem dapat dibagi atas beberapa komponen:
- Abiotik (komponen tidak hidup), yaitu :
1. Senyawa-senyawa atau bahan-bahan anorganik yang terlibat dalam siklus materi, misalnya H2O, CO2, C, N, suhu, cahaya
matahari, tanah (unsur hara), dan lain-lain.
2. Senyawa-senyawa organik, seperti protein , lemak, karbohidrat, dan sebagainya yang tersimpan dalam organisme itu sendiri.
Bahan-bahan ini menghubungkan bagian biotik dan abiotik dari ekosistem.
3. Keadaan iklim dan faktor fisik lainnya.

- Biotik (Komponen hidup), yaitu :


(1). PROSEDUR, Semua organisme autotrofik yang sebagian besar terdiri dari tumbuhan berhijau daun, (2). KONSUMER, yaitu
a. Makro konsumer atau fagotrof atau baufag, yaitu organisme heterotrofik yang sebagian besar adalah binatang yang memangsa
organisme lain. b. Mikro konsumer atau Saprotrof, yaitu dekomposer atau osmotrof. Kelompok ini adalah organisme heterotrof
yang sebagian besar adalah berupa mikro organisme (jazad renik) seperti jamur, bakteri, dan sebagainya. Mikroorganisme atau
dekomposer memperoleh makanan atau energinya dengan merombak jaringan tubuh yang telah mati atau mengabsorpsi bahan
organik terlarut yang dikeluarkan dari tumbuh-tumbuhan atau organisme lain.
Dekomposer unsur hara sehingga dapat digunakan kembali oleh produsen (tumbuhan). Dekomposer juga mengeluarkan
zat-zat seperti antibiotik, hormon yang bisa mengstimulir atau menghambat biotik lainnya dalam ekosistem. Dekomposer
memegang peranan penting dalam proses daur ulang (Recyling) dalam ekosistem. Biofag = Organisme yang memangsa atau

134
organisme yang memperoleh energinya dengan memangsa organisme lainnya yang masih hidup (PREDATOR). Saprofag =
Organisme yang memperoleh makanan atau energinya dari bahan-bahan organik atau organisme yang sudah mati (PARASIT).
Sketsa interaksi antar komponen ekosistem dapat dilihat pada Gambar 1.

Matahari

PRODUSEN KONSUMEN I KONSUMEN II KONSUMEN III


Tumbuhan herbivora Karmivora Kecil Karnivora besar
berklorofil

SAMPAH ORGANIK
Berasal dari tumbuhan
dan hewan mati

Pembusukan
oleh mikroba tanah
menjadi humus

135
Bahan mineral Pembusukan
siap diserap oleh mikroba tanah
tumbuhan menjadi humus

Siklus mineral
Aliran energi

Gambar 1. Sketsa interaksi antara komponen penyusun ekosistem.

c. Sifat Sibernetik dan Stabilitas Ekosistem


- Sifat Sibernetik Ekosistem
Di samping adanya eliaran energi dan siklus materi/hara, ekosistem juga mempunyai jaringan informasi yang terdiri dari arus
komunikasi fisik dan kimia yang menghubungkan semua bagian-bagian atau komponen yang dapat mengendalikan atau mengatur
sistem.
Ekosistem memiliki sifat sibernetik yaitu mengendalikan diri secara internal. Di alam terdapat beberapa spesies yang dapat
melaksanakan suatu fungsi yang memungkinkan terciptanya stabilitas ekosistem. Pada keadaan manapun, pengendalian tergantugng
pada umpan balik (feed back) yang terjadi bilamana dari ”keluaran” dikembalikan sebagai ”masukan”. Misalnya, untuk
menghindarkan pertumbuhan yang berlebihan dari populasi maka harus ada umpan balik yang negatif atau masukan yang menantang.
Contoh ini, pada pengendalian ekosistem adalah : mekanisme pengendalian pada ekosistem, dimana sub sistem mikroba (bakter/jamur)
yang mengatur penyimpanan dan pembebasan unsur-unsur hara. Demikian pula adanya pemasangan (predator) pada ekosistem
bertujuan untuk mengendalikan kepadatan populasi.

136
Meskipun suatu ekosistem mempunyai daya tahan yang besar terhadap perubahan, tetapi biasanya batas mekanisme homeostatis
dengan mudah dapat diterobos oleh kegiatan manusia. Misalnya, sungai yang dikotori oleh pembuangan sampah yang tidak terlalu
banyak, sungai dapat dijernihkan kembali airnya secara alami, sehingga keseluruhan sungai itu dianggap tidak tercemar. Tetapi apabila
sampah terlalu banyak apalagi mengandung zat beracun maka batas homeostatis alami sungai itu akan terlampaui, mungkin saja sistem
dalam sungai itu tidak mempunyai lagi mekanisme homeostatis, sehingga air sungai itu secara permanen berubah atau bahkan rusak
sama sekali.
Pengetahuan sibernitika dipelopori oleh Heabert Wiemer (1948) yang mencakup pengendalian pada sistem hidup maupun tidak
hidup. Mekanisme umpan baliknya disebut HEMEOSTATIS. Homeostatis adalah kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai
perubahan dalam sistem secara keseluruhan. Dalam ekosistem terdapat suatu keseimbangan, diatur oleh berbagai faktor termasuk
mekanisme mengatur penyimpanan dan pelepasan hara, pertumbuhan organisme, dan dekomposisi bahan organik.

- Stabilitas Ekosistem
Derajat stabilitas ekosistem yang dapat dicapai sangat bervariasi, tergantung pada kerasnya tantangan lingkungan dan efisiensi
pengendalian di dalam ekosistem. Ada 2 jenis stabilitas :
a. Stabilitas resistensi, adalah kemampuan ekosistem bertahan menghadapi tekanan Contoh, ekosistem tahan terhadap adanya
kekeringan.
b. Stabilitas resiliensi, adalah kemampuan ekosistem untuk cepat pulih. Contoh, ekosistem hutan yang terbakar dapat pulih kembali
menjadi hutan baru atau vegetasinya tumbuh kembali.

- Agroekosistem
Agroekosistem atau ekosistem pertanian mempunyai komponen autotrofik atau jalur hijau sebagai suatu bagian yang integral.
Ada 3 perbedaan pokok antara ekosistem pertanian dan ekosistem hutan (alami/hutan primer), yaitu :
1. Pada agroekosistem, ada energi tambahan dari luar seperti tenaga kerja hewan, mesing mengolah, pupuk, pestisida, dan air
irigasi dan sebagainya. Ekosistem alami (hutan primer), energinya hanya berasal dari cahaya matahari.

137
2. Pada agroekosistem, diversitas organisme sangat diperkecil untuk memaksimalkan bahan makanan atau produksi lainnya.
Pada ekosistem alami, organisme variasinya sangat besar.
3. Pada agroekosistem, tumbuhan dan hewan yang unggul adalah hasil seleksi buatan. Pada ekosistem alami (hutan primer),
organisme unggul adalah hasil seleksi alami.
Contoh Ekosistem : KOLAM
Komponen abiotik, air, O2, CO2, Ca, N, dan unsur hara lainnya, cahaya matahari Komponen biotik, organisme produser (fitoplankton),
herbivora (zooplankton) dan bentos organisme yang hidup di dasar kolam, konsumer kecil (ikan kecil), Konsumer besar (ikan besar).

B. Indikator Penilaian
1. Mendefinisikan dengan tepat konsep sistem dan ekosistem dan menyebutkan komponen ekosistem baik dari segi stratum maupun
segi biologis.
2. Membedakan struktur ekosistem dartat dan ekosistem perairan disertai contoh.
3. Menjelaskan fugnsi masing-masing komponen (subsistem) dalam sebuah wilayah Ekosistem dengan tepat dan diberi contoh.

138
BAB III
PENUTUP

Di alam terdapat organisme (makhluk hidup/biotik) dengan lingkungannya yang tidak hidup (abiotik) saling berinteraksi,
berhubungan erat tak terpisahkan dan saling penaruh mempengaruhi satu sama lain yang merupakan suatu sistem. Di dalam sistem
tersebut terdapat dua aspek penting yaitu arus energi (aliran energi) dan daur materi atau juga disebut daur mineral/hara di samping
adanya sistem informasi. Aliran energi dapat dilihat pada struktur makanan, keragaman biotik, dan pertukaran bahan-bahan (materi dan
aliran energi) antara bagian yang hidup dan tidak hidup.

139
DAFTAR PUSTAKA

Deshmukh, I. 1992. Ekologi dan Biologi Tropika. Yayasan Obor. Indonesia.

Eryanto, 2004. Ilmu Sistem, Meningkatkan Mutu dan Efektifitas Manajemen. IPB Press. Bogor.

Heddy, S.; S.B. Soemitro, dan S. Soekartomo. 1989. Pengantar Ekologi. Rajawali Press. Jakarta.

Irwan, Z.D. 1997. Prinsip-Prinsip Ekologi dan Organisme Ekosistem, Komunitas, dan Lingkungan. Bumi aksara. Jakarta.

Kormondy, E.J. 1989. Concepts of Ecology. Prentice Hall. New Delhi.

Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. W.B. Saunders Company. London.

Resosoedarmo, S.; K. Kartawinata; dan A. Soegiarto. 1990. Pengantar Ekologi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Riyanto; B. Nurkin; J.L. Palenewan; N.H. Jodjo; Suwondo; A. Delmi; J. Renwari; P. Kleden; M. N. Rahman; G. M. Hatta 1985.
Ekologi Dasar. Badan Kerja Sama PTN Indonesia Timur. Lembaga Penerbitan. Universitas Hasanuddin.

140
LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
(LKPP)
-------------------------------------------------------------------------------------------
LAPORAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS SCL

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Mata Kuliah


EKOLOGI UMUM Melalui Modul Ajar

OLEH :

NURMAN

141
Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Hasanuddin
Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan
Nomor : 469/H4.23/PM.05/2008 Tanggal 04 Januari 2008

JURUSAN BUDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
FEBRUARI 2008

142
i

LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN


Lantai Dasar Gedung Perpustakaan Universitas Hasanuddin
==============================================================

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN MODUL PEMBELAJARAN


PROGRAM TRANSFORMASI DARI TEACHING KE LEARNING
UNIVERSITAS HASANUDDIN 2008

Judul : Peningkatan Kualitas Pembelajaran Mata Kuliah Ekologi Umum melalui Modul Ajar.

Nama Lengkap : Ir. N u r m a n, MP.

NIP : 131 803 219

Pangkat/Golongan : Pembina/IV a (Lektor Kepala)

Jurusan : Budidaya Pertanian

Fakultas/Universitas : Pertanian/Hasanuddin

Jangka Waktu Kegiatan : 1 Bulan

Mulai 04 Januari s/d Februari 2008

Biaya : Rp. 4.000.000,- (Empat Juta Rupiah)


Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Hasanuddin
Sesuai Dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan
Nomor : 469/H4.23/PM.05/2008, tanggal 04 Januari 2008

143
Mengetahui :
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Makassar, 04 Februari 2008
Dekan, Pembuat Modul
u.b. Pembantu Dekan I

Dr. Ir. Yunus Musa, M.Sc. Ir. N u r m a n, MP.


NIP. 131 287 796 NIP. 131 803 219

144
ii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah dipanjatkan kehadirat Ilahi karena penulis berhasil menyusun modul ini. Materi modul matakuliah
Ekologi Umum telah disajikan pada setiap semester ganjil kepaa mahasiswa pertanian semester III dan pada setiap semester dilakukan
perbaikan-perbaikan atau penyempurnaan materi dengan pengadaan bahan bacaan yang terbaru, tetapi belum dibuat dalam bentuk buku
atau modul ajar. Alhamudlillah, dengan Pengembangan Pendidikan, kami dari Tim pengajar termotivasi untuk menuangkan materi
kuliah ini ke dalam bentuk buku atau modul ajar untuk membantu mahasiswa dalam pencapaian kompetensi pembelajaran, khususnya
matakuliah Ekologi Umum.
Disiplin ilmu ekologi bukan hanya mendapat sorotan dari cabang disiplin ilmu dalam biologi atu ilmu pengetahuan alam
lainnya, melainkan juga dari cabang disiplin ilmu di luar itu. Misalnya ilmu ekonomi, hukum, kerekayasaan, bahkan
keruangangkasaan juga dihiasi oleh perbincangan dan permasalahan yang bersifat ekologi.
Kalangan masyarakat yang mencoba memahami disiplin ilmu ekologiini juga tidak terbatas hanya pada ilmuan biologi dan
pengetahuan alam belaka, melainkan juga dari politkus hingga wartawan, dan dari kaum cendikiawan hingga masyarakat awam. Di
beberapa perguruan tinggi semula hanya diberikan sebagai matakuliah di jurusan biologi. Sekarang diajarkan juga di jurusan non-
hayati seperti jurusan arsitktur, ilmu perencanaan kota dan pengembangan wilayah, teknik lingkungan, geofisika dan meteorologi dan
bidang ilmu lainnya di luar biologi. Mengapa ekologi begitu populer? Sebab manusia yang didukung oleh naluri dan fitrahnya untuk
berkarya dan berproduksi, mengubah sumberdaya alam menjadi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Peningkatan
perhatian masyarakat terhadap permasalahan lingkungan hidup memberi pengaruh yang kuat terhadap perkembangan ekologi dalam
pengetahuan.
Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih kepada LKPP Unhas dan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
modul ini dapat terwujud. Mudah-mudahan modul ini dapat bermanfaat. Untuk penyempurnaannya dengan segala kerendahan hati
penulis menerima saran dan kritik yang membangun.

Penulis

145
MODUL
I

146
MODUL III

JUDUL: PRODUKSI DAN DEKOMPOSISI DALAM EKOSISTEM

BAB I. PENDAHULIUAN
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup Isi
C. Kaitan Modul
D. Sasaran Pembelajaran Modul

BAB II. PEMBAHASAN


A. Materi/Isi
B. Indikator Penilaian

BAB. III. PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

147
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertanian pada dasarnya merupakan sistem pemanfaatan energi matahari melalui proses fotosintesis. Sebagai sumber energi
utama bagi manusia, fotosintesis telah memasok energi untuk makanan dan bahan bakar fosil yang memberikan tenaga untuk
pemnbangkit tenaga listrik dan banyakm mesin lainnya. Produksi tumbuhan atau tanaman budidaya pada dasarnya tergantung pada
ukuran dan efisiensi sistem fotosintesis.
Fotosintesis adalah pemanfaatan energi cahaya untuk membentuk molekul karbohidrat, dengan bahan baku CO2 (karbon
dioksida) dan H2O (air) disebut senyawa anorganik dengan bantuan energi cahaya matahari dan zat hijau daun (klorofil) membentuk
gula atau karbohidarat (senyawa organik). Molekul karbohidrat disebut juga sebagai cadangan makanan untuk tumbuhan itu sendiri
atau untuk organisme lain karena mengandung energi. Pembentukan karbohidrat atau cadangan makanan melalui proses fotosintsis
disebut produksi
Sebaliknya, jika karbohidrat atau cadangan makanan dirombak atau dioksidasi akan melepaskan energi. Energi ini oleh
tumbuhan ddimanfaatkan untuk tumbuh dan berkembang Apabila tumbuhan memasuki fase berbuah atau berumbi maka cadangan
makanan disimpan pada buah atau pada umbi, Apabila tanaman tidak menghasilkan buah, maka cadangan makanan tersebut disimpan
pada organ batang, daun, akar, dan bunga. Jika cadangan makanan ini dikonsumsi oleh organisme lain misalnya manusia, hewan,
makro dan mikro organisme maka cadangan makanan itu dirombak menjadi CO2, H2O, dan membentuk energi. Perombakan

148
karbohidrat/cadangan makanan menjadi energi disebut dekomposisi. Perombakan senyawa organik lain misalnya protein dan lemak
akan menghasilkan hara/mineral makro dan mikro yang sangat penting dalam mendukung kestabilan ekosistem.

B. Ruang Lingkup isi.


a. Produksi dalam ekosistem, fotosintesis dan organisme produser
b. Dekomposisi dan dekomposer dalam ekosistem
C. Kaitan Modul
Manusia dan hewan (makro dan mikro) mendapatkan makanan dalam bentuk yang sudah jadi, yaitu terdiri dari senyawa organik
yang berasal dari tumbuhan (nabati) dan hewani. Manusia dan herbivora mendapatkan makanannya dari tumbuhan, sedangkan hewan
karnivora mendapatkan makanannya yang sudah jadi dari herbivora yang memakan tumbuhan. Di sini terlihat bahwa tidak satupun
makhluk hidup di dunia ini yang tidak tergantung pada tumbuhan. Dalam hal ini tumbuh-tumbuhan benar-benar merupakan produsen
sejati, sedangkan manusia dan hewan hanyalah sebagai konsumen.
Pada Modul I membahas tentang pengertian ekologi, yaitu hubungan timbal balik atau interaksi antara organisme dan
lingkungannnya sehingga terbentuk suatu sistem hidup (biosistem). Pada Modul II membahas tentang ekosistem, dimana pada saat
terjadi interaksi antar organisme serta organisme dan lingkungannya terjadi aliran energi dan siklus materi antara organisme satu
dengan organisme lainnya yang berlangsung secara berkesinambungan. Pada Modul III ini membahas tentang produksi dan
dekomposisi, adanya aliran energi dan siklus materi/hara dalam ekosistem berawal dari terjadinya proses produksi atau fotosintesis oleh
tumbuhan dan dekomposisi produk fotosintesis (karbohidrat) atau dekomposisi senyawa organic lain seperti lemak dan protein dari
organisme yang telah mati sehingga menghasilkan hara/mineral yang lepas ke dalam ekosistem.

D. Sasaran pembelajaran modul


Setelah mengikuti materi ini, mahasiswa dapat:

149
1. Menjelaskan proses produksi dan dekomposisi dalam ekosistem
2. Menjelaskan manfaat produksi dan dekomposisi dalam ekosistem

BAB II. PEMBAHASAN


A. MATERI/ISI
a. Produksi dalam ekosistem, fotosintesis dan organisme produser
1). Produksi dalam ekosistem
Produksi dalam ekosistem adalah produk bahan organik melalui proses fotosintesis
Setiap tahun ditaksir 1017 gram kurang lebih 100 milyar bahan organik diproduksi di seluruh dunia melalui proses fotosintesis, kira-
kira sejumlah yang sama dioksidasi kembali menjadi CO2 dan H2O melalui proses respirasi
Selama masa geologi sekitar 600 juta tahun yang lalu, terjadi penimbunan dari sebagian bahan organic yang dihasilkan.
Timbunan ini berada dalam sedimen (endapan) anaerobic atau terpendam dan selanjutnya menjadi fosil tanpa mengalami respirasi atau
dekomposisi. Di masa itu produksi bahan organik (O2) lebih besar dari respirasi. CO2 rendah dan O2 meningkat, CO2 < O2. Adanya
kelebihan produksi bahan organik sehingga membentuk bahan fosil minyak berlangsung kurang lebih 300 juta tahun yang lalu.
Selama 60 juta tahun yang lalu, terjadi pergeseran dalam keseimbangan biologis diiringi berbagai variasi kegiatan vulakanik,
pelapukan batuan sedimentasi, dan variasi masukan sinar matahari mengakibatkan terjadinya keseimbangan CO2 = O2 di atmosfir.
Selanjutnya selama setengah abad terakhir kegiatan industri pertanian dan industri lainnya menyebabkan meningkatnya kadar CO2

150
meningkat di atmosfir, CO2 > O2, hal ini yang menyebabkan terjadinya perubahan temperatur di bumi, yaitu temperatur menjadi tinggi,
menyebabkan perubahan iklim seperti yang dirasakan saat ini.
Tumbuh-tumbuhan menggunakan senyawa anorganik yang diambilnya dari atmosfir dan dari dalam bumi, dijadikannya
senyawa organic dengan bantuan sinar matahari yang berlangsung di dalam zat hijau daun (klorofil/kloroplas), disebut proses
fotosintesis. Pada awalnya dihasilkan glukosa, kemudian terbentuk karbohidrat, protein, lemak, vitamin-vitamin, dan lainnya. Pada
peristiwa ini juga dilepaskan oksigen (O2) ke atmosfir. Setiap tahun tumbuh-tumbuhan di atas bola bumi mempersenyawakan sekitar
150.000 juta ton CO2 dan 25.000 juta ton hydrogen dengan membebaskan 400.000 juta ton oksigen ke atmosfir, serta menghasilkan
450.000 juta senyawa organic. Jadi setiap jam 1 ha daun-daunan yang menghijau menyerap 8 kg CO2 setara dengan CO2 yang
dikeluarkan oleh sekitar 200 orang dalam waktu yang sama sebagai hasil pernafasannya (Irwan, 1997).

2) Jenis fotosisntesis dan organisme produser


Secara kimiwai proses fotosintesis meliputi penyimpanan sebagian energi matahari sebagai energi potensial atau energi terikat
dalam bentuk makanan. Persamaan umum dari reaksi oksidasi-reduksi dalam fotosintesis dapat dituliskan sebagai berikut:
CM dan klorofil
CO2 + H2A --------------------→ (CH2O)n + 2A + H2O

Reaksi oksidasinya: 2H2A ----------→ 4 H + 2A


Reaksi reduksinya: 4H + CO2 -----→ (CH2O) + H2O

CO2 + H2A ---------→ (CH2O)n + A + H2O


Pada tumbuhan hijau (tumbuhan dan ganggang atau Fitoplankton), A adalah Oksigen (O2) dan CO2 direduksi menjadi Karbohidrat =
(CH2O)n atau C6H12O6 (gula)

151
CM/klorofil
CO2 + H2O -----------------→ C6H12O6 + O2

CO2 + H2A ---------→ (CH2O)n + A


Pada tumbuhan tingkat tinggi dan fitoplankton A adalah Oksigen (O2), sebaliknya proses fotosintesis yang dilakukan oleh bakteri,
reaksi fotosintesanya tidak menggunakan air, tetapi menggunakan H2S, misalnya pada bakteri sulfur (misalnya bakteri sulfur hijau dan
bakteri sulfur ungu), A adalah Sulfur (S), yaitu:
CO2 + H2S ---------→ (C6H12O6) + S2
Hanya memegang peranan yang kecil dalam produksi bahan organic dan tidak melepaskan oksigen (O2).
Penelitian di danau-danau di Jepang, Takahshi dan Ichimura (1968) menemukan bahwa fotosintesis bakteri sulfur hanya
menyumbangkan 3-5% dari produksi bahan organik total tahunan kebanyakan danau. Tetapi di danau yang tidak mengalir dan kaya
dengan H2S, bakteri ini menyumbang sampai 25 % dari produksi total bahan organik tahunan. Bakteri yang berfotosintesis sebagian
besar hidup di air laut dan air tawar dan kebanyakan hanya memegang peranan kecil dalam produksi bahan organik, tetapi dapat
berfungsi dimana tumbuhan hijau tidak sesuai untuk hidup. Bakteri sulfur ini berfungsi dalam siklus hara belerang (sulfur). Fotosintesis
bakteri bermanfaat dalam perairan yang mengalami pencemaran atau eutrofikasi. Bakteri non sulfur, umumnya adalah anaerob
fakultatif dapat berfungsi dalam kondisi ada atau tidak ada oksigen. Mereka juga dapat berfungsi sebagai heterotrof dalam keadaan
tanpa cahaya seperti kebanyakan ganggang.

- Tanaman C3 dan C4

Tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi adalah tumbuhan yang memiliki organ yang lengkap (akar, batang, daun, bunga, dan buah).
Tumbuhan tingkat tinggi ini terdiri dari tanaman C3 dan C4. Tanaman C3 dan C4 menunjukkan perbedaan dalam mengikat atau
mereduksi CO2. Tanaman C3 dan C4 mempunyai tanggap yang berbeda terhadap cahaya, suhu, dan air. Pada Tanaman C3, CO2

152
diikat oleh senyawa RUBP ( Ribulosa Bifosfat) melalui siklus Calvin. Daur Calvin, suatu model pengikatan CO2 yang terjadi dalam
kloroplas pada tumbuhan C3 yang sedang melakukan fotosintesis (Gambar 1).

Gambar 1 Daur cal vin, modul pengikatan CO2 yang terjadi dalam kloroplas tumbuhan C3.
Tumbuhan/tanaman C3 cenderung mencapai puncak tingkat fotosintesis (persatuan permukaan daun) pada intensitas cahaya
dan temperatur sedang dan terhambat atau cenderung menurun pada temperatur dan intensitas cahaya tinggi dan terjadi fotorespirasi,
yaitu perombakan kembali gula atau karbohidrat yang telah terbentuk menjadi CO2 dan H2O dan melepaskan eneri dalam bentuk
panas.. Tanaman C3 membutuhkan 400 – 1000 gram air untuk menghasilkan 1 gram bahan kering. Contoh tanaman kacang-kacangan
(tan. Kedelei, Kacang Tanah, dan sebagainya),
Pada tahun 1960-an, terutama Hatch dan Slack di Australia menemukan tumbuhan yang mempunyai cara mereduksi CO2
dengan siklus asam dikarboksilat (C4). Perpindahan dan fiksasi CO2 dalam tanaman C4 yang sedang berfotosintesis (Gambar 2).

153
Gambar 2 Perpindahan dan fiksasi CO2 pada tanaman C4

154
Pada tumbuhan/tanaman C4, CO2 diikat oleh senyawa PEP (Phospho Enol Piruvat) melalui siklus Asam Karboksilat.
Tumbuhan/tanaman C4 dapat beradaptasi pada temperatur dan intensitas cahaya yang tinggi dan tidak terjadi fotorespirasi. Pada
tanaman/tumbuhan C4 menggunakan air lebih efisien, hanya menggunakan kurang dari 400 gram air untuk memproduksi 1 gram bahan
kering. Contoh tanaman Jagung, Tebu, Sorgum. Tanaman C4 mendominasi vegetasi di gurung-gurung di daerah tropika. Tanaman C4
tidak terhambat oleh kandungan oksigen yang tinggi dibandingkan C3. Perbandingan tanggap fotosintsis tanaman C3 dan C4 terhadap
peningkatan intensitas cahaya dan temperatur (Gambar 3)..

155
Gambar 3 Perbandingan tanggap fotosintesis dari tanaman C3 dan C4 terhadap kenaikan intensitas cahaya dan temperatur.

- Fotosintesis CAM (Crassulacean Acid Metabolism)


CAM adalah bentuk fotosintesis yang khusus dapat beradaptasi di daerah kering. Beberapa jenis tumbuhan sekulen di daerah
gurun seperti Kaktus, menutup stomanya pada siang hari yang panas dan membuka kembali pada malam hari. CO2 yang diabsorsi
disimpan dalam asam-asam organik hingga keesokan harinya. Penundaan fotosintesa ini mengurangi kehilangan air pada siang hari.
Hal ini memungkinkan tumbuhan sekulen mampu mempertahankan keseimbangan dan penyimpanan air.

b. Dekomposisi dan decomposer dalam ekosistem


Di seluruh dunia proses dekomposisi yang dilakukan oleh kelompok organisme Heterotrof (Dekomposer) diperkirakan
seimbang dengan proses metabolisme yang dilakukan oleh Autotrof. Dekomposisi atau perombakan ada 2, yaitu (1) secara fisik
misalnya dibakar atau dipotong-potong dan (2) secara biologis atau oksidasi biotic. Dekomposisi diartiak secara luas sebagai oksidasi
biotic yang menghasilkan energi.

Dekomposisi (respirasi) tediri dari:


1. Respirasi aerobik, gas oksigen (O2) sebagai penerima elektron (Oksidan). Merupakan kebalikan dari proses fotosintesis, disini
bahan organik (C6H12O6). dirombak kembali menjadi CO2 dan H2O dengan pembebasan energi.
2. Respirasi anerobik (tanpa oksigen), satu senyawa anorganik selain oksigen atau senyawa organik sebagai penerima elektron
(oksidan). Respirasi anaerobik ini umumnya dilakukan oleh kelompok saprofag yaitu pemakan organisme mati seperti bakteri, ragi,
protozoa dsb. Contoh Bakteri metan yang dapat merombak senyawa organik dan menghasilkan metan (CH4) atau gas alam. Bakteri

156
metan dapat dipelihara untuk menghasilkan gas metan (biogas) secara besar-besaran dari bahan baku kotoran ternak atau bahan organik
lainnya. Dari segi ekologi, Bakteri Desulfovibrio mempunyai peranan penting dalam respirasi anaerobik. Bakteri ini mereduksi Sulfat
(SO4) menjadi sulfida (H2S) pada sedimen yang dalam dan perairan yang tak mengandung oksigen. Gas H2S yang naik ke sedimen
dangkal dan ke permukaan air dimanfaatkan oleh organisme lain misalnya oleh bakteri fotosintesis.
3. Fermentasi, juga anaerobik tetapi senyawa organik yang dioksidasi juga sebagai penerima electron, Ragi merupakan contoh yang
sangat dikenal dalam fermentasi. Ragipun banyak terdapat dalam tanah dan membantu proses perombakan sisa-sisa tumbuhan.
- Penyebab dekomposisi, ada 2 yaitu:
I. Pengaruh faktor fisik (non biotik), yaitu (a) pengaruh api atau pembakaran, membebaskan gas-gas CO2 dan gas-gas
lainnya ke atmosfir serta melepaskan sejumlah unsur-unsur hara ke dalam tanah. (b). peristiwa pembekuan dan pencairan
karena pengaruh suhu tinggi dan suhu rendah saling berganti.
II. Pengaruh biotik,•Proses dekomposisi yang terbesar adalah yang melibatkan mikroorganisme heterotrofik atau saprofag,
yaitu organisme yang memakan tubuh binatang atau tumbuhan yang telah mati, misalnya bakteri dan jamur serta
mikroorganisme lainnya. Dekomposisi terjadi melalui transformasi energi antara organisme dan ini merupakan fungsi yang
mutlak diperlukan.

- Zat/senyawa asam humik


Bila proses dekomposisi tidak terjadi maka semua unsur-unsur hara akan tetap terikat pada organisme yang mati itu. Ini berarti tidak
ada kehidupan baru yang muncul
Bagian-bagian tubuh dari bangkai hewan/ binatang atau tumbuhan tidak mengalami penghancuran pada saat yang sama. Lemak,
karbohidrat, dan protein didekomposisi dengan cepat, tetapi sellulosa, lignin, rambut, tulang, dsb sangat lambat hancur karena ikatan
karbonnya sangat kuat. Hasil dari proses dekomposisi yang resisten atau tahan (tidak mudah melapuk) akan menghasilkan Zat humik.
Zat ini merupakan komponen universal dalam ekosistem.
- Dekomposisi mempunyai 3 tahap:

157
1. Pembentukan butiran-butiran destritus oleh proses fisik dan biologis yang diikuti dengan pembebasan bahan
organik yang terlarut.
2. Produksi yang relatif cepat untuk menghasikan humus dan pembebasan bahan-bahan organik tambahan yang terlarut
oleh saprotrop
3. Mineralisasi humus yang berlangsung lambat
Lambatnya dekomposisi humus menyebabkan menumpuknya oksigen. Humus berwarna gelap, seingkali coklat kekuningan,
merupakan koloid yang sukar ditentukan susunan kimianya. Humus atau senyawa humik merupakan kondensasi dari senyawa-senyawa
aromatik (fenol) digabung dengan hasil dekomposisi dari protein (Nitrogen) dan poliskarida/KH (C,H,O). Banyak zat-zat beracun yang
dibuang atau ditambahkan oleh manusia ke lingkungan seperti herbisida, pestisida, dan zat-zat buangan industri adalah senyawa-
senyawa turunan benzena yang berbahaya karena daya degradibilitas (daya mengurai) yang rendah.. Model molekul asam humik
(Gambar 4). Cincin benzena dan ikatan rantai samping membuat senyawa ini rekalsitran terhadap perombakan oleh mikro organisme.
Untuk memecahkan struktur ini diperlukan enzim dioksigenase yang mungkin tidak terdapat pada saftotrof tanah dan air.

- Bahan organik
Senyawa asam humik dan bahan organic lainnya yang mengalami dekomposisi sangat bermanfaat bagi kesuburan tanah. Dalam
jumlah yang cukup bahan organik dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang menguntungkan pertumbuhan tanaman.
Dekomposisi bahan organik menghasilkan senyawa asam organik, misalnya asam amino glisin dapat membentuk senyawa kompleks
dengan logam Al, Cu, atau Fe yang disebut dengan celat (Chelation) sehingga logam tersebut tidak beracun bagi tanaman dan
melepaskan hara esensial yang diikatnya.

- Ada dua tahap yang dilalui oleh bahan organic untuk dapat menjadi fosil:

158
(1). Humifikasi, umumnya terjadi dalam suasana aerobik dan berlangsung relatif cepat. (2) Karbonifikasi, umumnya terjadi kondisi
anaerobik dan berlangsung sangat lambat, proses ke dua ini merupakan perubahan dari gambut ke lignin lalu ke batubara keras dengan
kadar karbon yang meningkat pada setiap tahap.

- Organisme tanah
Beberapa studi membuktikan bahawa fagotrop misalnya binatang-binatang kecil seperti Cacing, Keong, Tungau Tanah, dan
sebagainya mempunyai peran penting dalam dekomposisi. Kelompok organisme ini mempercepat dekomposisi dengan beberapa cara:
1. Menghancurkan bahan organik menjadi bagian-bagian kecil berarti memperluas permukaan sehingga dapat tersedia bagi
mikroorganisme
2. Menambah zat tumbuh yang mengstimulasi pertumbuhan mikroba dan aktivitas metabolisme populasi mikroba

Dekomposisi bahan organic merupakan proses yang panjang dan kompleks, tetapi proses ini berperan penting dalam ekosistem,
yaitu:
1. Memungkinkan siklus hara melalui mineralisasi bahan-bahan organik yang telah mati
2. Membentuk celat dan menyediakan hara kembali untuk tanaman
3. Dengan bantuan mikroba, dapat mengembalikan hara dan energi
4. Menghasilkan energi (makanan) untuk organisme lain pada rantai makanan
5. Menghasilkan zat-zat metabolit sekunder yang dapat menghambat (inhibitor) contoh Penisilin yaitu antibiotik yang dihasilkan oleh
cendawan dan menghasilkan stimulator seperti vitamin dan zat pengatur tumbuh(hormon tumbuh).

B. Indikator Penilaian
1. Menjelaskan dengan tepat berlansungnya proses produksi yang dimulai dari tumbuhan, fitoplankton, dan bakteri fotosintesis disertai
contoh, misalnya proses produksi pada tanaman C3, C4, dan CAM,

159
2. Menjelaskan proses dekomposisi bahan organic disertai contoh dan manfaatnya pada kestabilan ekosistem.

160
BAB III PENUTUP
Sistem produksi dalam ekosistem erat hubungannya dengan daur materi dan aliran energi. Produksi merupakan istilah umum
bagi para ahli ekologi yang digunakan untuk proses pemasukan dan penyimpanan energi dalam ekosistem. Produksi diawali dari
pemindahan energi cahaya menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis oleh produser (tumbuhan/tanaman). Energi kimia (energi
potensial) yang terbentuk digunakan oleh organisme lain sebagai sumber energi seperti manusia, hewan/binatang, dan mikroorganisme.
Sebagaian dari cadangan makanan yang dibentuk dalam proses fotosintesis dipakai oleh produsen sendiri. Kelebihannya kemudian
digunakan oleh konsumen.
Proses dekomposisi menghasilkan materi atau mineral. Proses ini dimulai dari adanya tumbuhan atau hewan yang telah mati.
Tubuh makhluk hidup diuraikan menjadi patahan-patahan kecil oleh rayap, semut, kecoa, serangga dan mikro organisme seperti jamur,
bakteri, dan sebagainya. Materi atau mineral dari penguraian organisme yang mati dimanfaatkan kembali oleh produser.

161
BAB III DAFTAR PUSTAKA

Deshmukh, I. 1992. Ekologi dan Biologi Tropika. Yayasan Obor. Indonesia

Irwan, ZD. 1997. Prinsip-Prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem, Komunitas, dan Lingkungan. Bumi Aksara. Jakarta.

Kormondy, E.J. 1989. Conceps of Ecology. Prentice Hall. New Delhi.

Odum, P.E. 1971. Fundamental of Ecology. W.B. Saunders. Company. London.

Riyanto; B. Nurkin; J.L. Palenewan; N.H. Jodjo; Siwondo; A. Delmi; J. Renwarin’ P. Kleden; M.N. Rahman; G.M. Hatta. 1985. Ekolgi
Dasar. Badan Kerja sama PTN Indonesia Timur. Lembaga penerbitan. Universitas Hasanuddin

162
MODUL
V

163
MODUL IV.

JUDUL: ENERGI DALAM EKOSISTEM

BAB I. PENDAHULIUAN
E. Latar Belakang
F. Ruang Lingkup Isi
G. Kaitan Modul
H. Sasaran Pembelajaran Modul

BAB II. PEMBAHASAN


C. Materi/Isi
D. Indikator Penilaian

BAB. III. PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

164
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan serta benda-benda lain tersusun oleh materi (mineral). Materi
terdiri dari unsur kimia yaitu C (karbon), H (hydrogen), O (oksigen), N (Nitrogen), P (fosfor) dan sebagainya. Unsur-unsur kimia
tersebut berkombinasi membentuk molekul. Hidrogen dan Oksigen berkombinasi membentuk molekul air (H2O). Ada pula molekul
yang lebih kompleks misalnya glukosa yang terdiri dari C6H12O6. Di dalam tubuh makhluk hidup selain terdapat mataeri juga terdapat
energi. Untuk melakukan kerja diperlukan energi. Energi dapat dikatakan sebagai kemampuan untuk melakukan pekerjaan. Seperti
melakukan perjalanan memerlukan energi. Belajar memerlukan energi. Makanpun memerlukan energi. Pada perkembangan dan
pertumbuhan tanaman tersusunlah materi menjadi pohon. Demikian juga pertumbuhan anak-anak menjadi dewasa itupun merupakan
kerja.
Energi tidak dapat dilihat, yang dapat dilihat adalah efek dari energi. Misalnya tanaman menjadi menjadi besar, energi dari
bahan baku bensin dapat dilihat jika terjadi peembakaran dalam mesin mobil dan mobil tersebut dapat berjalan. Jika pada tumbuhan,
dalam proses fotosintesis, dengan sumber enrgi dari sinar matahari maka hasil dari proses fotosintesis tersimpan dalam bentuk buah
atau bunga. Jadi jika energi tidak ada, maka buah atau bunga tidak akan ada, Dalam bidang ekonomi, uang merupakan sumber energi.

165
Jika tidak ada uang maka perekonomian negara tidak akan berjalan. Begitu pula dalam ekologi, jika tidak ada energi kehidupan tidak
akan terjadi.
Dalam kehidupan sumber energi adalah sinar matahari. Energi matahari diubah menjadi energi kimia melalui proses
fotosintesis. Energi kimia tersimpan dalam bentuk molekul glukosa selanjutnya diubah menjadi karbohidrat/pati tersimpan dalam tubuh
tumbuh-tumbuhan pada akar, batang, daun, buah atau bunga. Dalam kondisi tertentu tumbuhan atau hewan yang mati tetapi tidak
melapuk kemudiaN akan menjadi fosil. Fosil menjadi batubara atau minyak bumi yang banyak mengandung energi.

B. Ruang Lingkup Isi


a. Tinjauan tentang pengertian dasar energi
b. Lingkungan energi
c. Konsep Produktivitas ekosistem

C. Kaitan Modul
Modul ini terkait erat dengan modul I. II, dan III. Sebagian besar materi ini mengcakup sisstem ekologi, yaitu membahas
tentang perilaku-perilaku energi dalam ekosistem.

D. Sasararan pembelajaran modul


Setelah mengikuti materi ini, mahasiswa dapat:
1. Mendefinisikan pengertian energi dan menjelaskan perilaku energi menurut hukum termodinamika I dan II dalam ekosistem.
2. Menjelaskan asas-asas energi dalam lingkungan dan kehidupan..

166
3. Membedakan pengertian produktivitas primer bruto, produktivitas netto, dan produktivitas sekunder dalam ekosistem.

BAB II. PEMBAHASAN


A. Materi/Isi
a. Tinjauan tentang pengertian dasar energi
Energi berasal dari bahasa Yunani, en = dalam, ergon = kerja
Energi dapat didefinisikan kemampuan atau suatu kesanggupan untuk melaksanakan kerja. Atau Kemampuan untuk memberikan
pengaruh atau akibat, baik berupa panas yang ditimbulkan maupaun akibat mekanik/kerja.
Perilaku energi di alam (ekosistem) mengikuti hokum termodinamika:

167
1. Hukum termodinamika I atau Hukum Kekekalan Energi, yang berbunyi:
“Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain, tetapi tidak pernah diciptakan atau dihancurkan”. Misalnya
energi cahaya dapat diubah menjadi energi kimia (energi potemnsial) atau energi panas. Ini juga berarti jumlah total energi harus tetap
sebelum dan setelah transformasi. Produksi = Konsumsi + Produk Limbah + Respirasi.

2. Hukum termodinamika II atau Hukum Entropi, yang berbunyi:


“Setiap terjadi perubahan energi pasti terjadi drgradasi energi atau penguraian energi dari bentuk energi terpusat
menjadi energi terpencar”. Misalnya benda panas pasti menyebarkan panas ke lingkungan yang lebih rendah suhunya. Tidak ada
perubahan/transformasi energi yang betul-betul efisien 100% karena selalu ada energi yang terpencar sebagai energi panas yang tak
dapat digunakan.
Kedua hokum tersebut dapat dinyatakan pada Gambar 1 berikut:

168
Gambar 1. Gambaran dari dua hukum termodinamika, perubahan energi cahaya matahari ke energi kimia (makanan/gula) lewat proses
fotosintesis, A = Sinar/cahaya Matahari, bentuk energi yang lemah (100 unit), B = Panas, bentuk energi yang sangat lemah
(98 unit), C = gula, bentuk energi yang dipadatkan (2 unit). A = B + C (hukum termodinamika I); C selalu lebih kecil
dari A, disebabkan karena ada yang hilang sebagai panas pada waktu terjadi transformasi (perubahan).

Berbagai bentuk kehidupan selalu diikuti oleh perubahan-perubahan energi. Energi yang sampai di permukaan bumi sebagai
cahaya diimbangi dengan energi yang keluar dari permukaan bumi sebagai radiasi panas yang tak tampak dan hanya sebagian kecil dari
energi cahaya yang diserap`oleh tumbuhan hijau dan mengubah energi cahaya menjadi energi potensial. Energi potensial ini
dimanfaatkan untuk pertumbuhan, penggandaan diri dan sintesis berbagai materi. Tanpa adanya pengalihan energi yang mengikuti
semua perubahan, tidak akan ada kehidupan dan sistem-sitem ekologis.
Cahaya atau sinar matahari mempunyai hubungan dengan sistem-sistem ekologis dan bagaimana energi digunakan dalam sistem
itu. Hubungan tumbuhan/produser dan hewan konsumer, anatara hewan predator dengan hewan mangsa, jumlah dan jenis organisme

169
dalam lingkungan tertentu, kesemuanya dibatasi oleh aliran energi. Demikian pula, absorpsi cahaya/sinar matahari oleh daratan dan air
menyebabkan terjadinya daerah-daerah panas dan dingin, yang akhirnya menyebabkan terjadinya aliran angin, yang dapat
menggerakkan kincir angin sehingga dapat menggerakkan pabrik penggilingan. Jadi dalam hal ini energi cahaya berubah menjadi eneri
panas di daratan, lalu menjadi energi kinetik dari angin yang dapat melakukan pekerjaan memompa air.
Hewan/binatang (makro dan mikro) dan manusia memperoleh energi kimia (energi potensial) dari hasil fotosintesis tumbuhan
tingkat tinggi dan khemosintesis dari dari mikroba (bakteri sulfur), tetapi sebagian besar menjadi panas dan sebagian kecil energi
potensil ini diubah menjadi protoplasma baru atau sel baru. Dalam ekosistem, energi mengalir masuk melalui fotosintesis dan mengalir
keluar melalui respirasi.

b. Lingkungan energi
Organisme yang berada di atau dekat permukaan bumi secara terus menerus disinari oleh (1) radiasi matahari dan (2) radiasi
panas bergelombang panjang dari permukaan-permukaan di sekitarnya. Kedua-duanya mempengaruhi lingkungan (iklim) yaitu
temperatur, penguapan air, gerakan udara dan air, tetapi hanya sebagian kecil dari cahaya matahari dapat diubah oleh proses fotosintesis
menjadi energi yang berguna untuk komponen biotik ekosistem.
Pada lapisan teratas atmosfir, besarnya radiasi atau energi cahaya matahari kurang lebih 2 g kalori/cm2/detik. Jumlah ini akan
berkurang sebesar 67% apabila melewati atmosfir (melewati awan, air, atau vegetasi) (hanya 1,34 g calori/cm2/detik) yang dapat
mencapai permukaan bumi pada tengah hari di musim panas. Radiasi matahari pada lapisan atmosfir adalah konstan dibandingkan
dengan (1) radiasi/energi cahaya matahari yang mencapai permukaan laut pada hari cerah, (2) sinar matahari yang menembus mendung
sempurna, dan (3) cahaya yang menembus vegetasi. Keadaan ini terjadi pada daerah yang horizontal (datar). Di daerah perbukitan
atau daerah pegunungan, permukaan lereng di bagian selatan menerima radiasi lebih besar dan lereng bagian utara lebih kecil dari yang
diperoleh permukaan datar. Hal ini menyebabkan perbedaan dalam iklim stempat dan vegetasi. Dalam sehari masukan radiasi/energi
cahaya matahari ke lapisan autotropik (tumbuhan/vegetasi) sekitar 100-800 kalori g kalori/cm2. Radiasi yang menembus atmosfir akan
berkurrang intesitasnya karena tersaring gas atmosfir, ozon (O3), CO2, O2, dan debu.

170
Berdasarkan peranannya bagi pertumbuhan tumbuhan/tanaman, sinar matahari dibagi 3 unsur:
1. Intensitas sinar matahari
Intensitas cahaya adalah jumlah energi cahaya matahari yang sampai pada permukaan bumi pada luasan dan waktu tertentu.
Satuannya kalori/cm2, J/m2, watt/m2. 1 Joule = 0,239 kalori.
2. Kualitas sinar matahari
Kualitas sinar matahari adalah spectrum cahaya yang dipancarkan oleh sinar matahari yang terdiri dari berbagai panjang
gelombang. Terbagi atas 3 kualitas sinar matahari berdasarkan panjang gelombang, (a). Sinar ultra violet (0,3 – 0,4 µm) = 9%; (b).
Sinar Tampak (Vesible light) (0,4 – 0,7 µm) = 45%; (c) Infra merah (> 0.7 µm) = 46%. 1 µm = 10-4 cm.
3. Panjang hari
Panjang hari adalah lamanya matahari memanjarkan sinaranya ke permukaan bumi sangat tergantung pada altitude dan latitude

Radiasi ultra violet (gelombang pendek) 0,3 – 0,4 µm diserap habis oleh lapisan ozon (O3) dibagian luar atmosfir kira-kira
pada ketinggian 25 km. Cahaya tampak sedikit sekali berkurangnya jika melewati awan tebal dan air, artinya fotosintesis dapat terus
berlangsung pada hari yang berawan dan beberapa kedalaman air yang jernih. Cahaya tampak ((0,4 – 0,7 µm) memiliki banyak warna
bergantung pada panjang gelombangnya, yaitu: merah (0,625 – 0,750 µm); orange (0,595 – 0,625 µm); kuning (0,574 –0,595 µm); hijau
(0,490 – 0,574 µm); biru (0,435 –0,480 µm); ungu (0,400 – 0,435 µm). Dari semua warna sinar tampak ini, vegetasi/klorofil menyerap
gelombang cahaya tampak yang berwarna merah dan biru untuk kegiatan fotosintesis. Infra merah (> 0.7 µm), tidak dapat dilihat
tetapi dapat dirasakan sebagai radiasi panas, kurang kuat merangsang reaksi kimia tumbuhan. Pengaruhnya secara ekologis penting
dalam memberikan efek pemanasan, selain itu juga dapat berpenagruh pada proses perkecambahan dan pertumbuhan batang.
Cahaya hijau dari cahaya tampak dan infra merah pendek (near infra red) dipantulkan oleh tumbuh-tumbuhan,. Pantulan
cahaya ini dipergunakan didalam pengindraan jauh baik dengan foto udara maupun citra satelit untuk menetukan pola vegetasi alam,
keadaan tanaman (perkebunan), memantau serangan hama dan penyakit tanaman, dan sebagainya.

171
Naungan yang sejuk dan teduh di dalam hutan (vegetasi) disebabkan oleh absorpsi cajhaya tampak dan infra merah panjang oleh
daun-daun bagian atas. Air di dalam daun dan uapa air di sekelilingnya menyerap energi panas infra merah panjang.
Kendatipun perubahan radiasi total menentukan kondisi keberadaan organisme, namun keterpaduan radiasi matahari langsung
yang memasuki stratum autotrofik, yaitu energi sinar matahari yang diterima oleh tumbuh-tumbuhan hijau setiap hari, bulan, dan tahun
adalah amat penting bagi produktivitas dan pertukaran hara mineral dalam ekosistem. Masukan energi primer itu menggerakkan semua
sistem biologis. Di samping garis lintang (latitude), altitude, dan musim, penutupan awan adalah suatu factor pokok dalam penerimaan
radiasi matahari. Radiasi sebanyak 100 – 800 g kalori/cm2/hari, mungkin diterima sebagian besar dunia pada hampir setiap saat,
terkecuali di daerah kutub atau daerah tropis yang beriklim kering. Di sana keadaannya begitu ekstrim, sehingga hanya sedikit keluaran
biologis yang dapat dihasilkan. Oleh karena itu sebagian besar biosfir, masukan energi radiasi adalah kira-kira 3000 – 4000
kilokalori/m2/hari dan 1,1 – 1,5 juta kilokalori/m2/tahun.
Penggunaan energi radiasi matahari dalam setahun diringkaskan pada Tabel 1. Radiasi netto di permukaan bumi yaitu
perbedaan antara semua arus radiasi yang turun dikurangi dengan semua arus radiasi yang naik. Antara garis lintang 40o LU dan LS
radiasi netto tahunan adalah 1 juta kilokalori/m2/tahun di atas samudra dan 0,6 kilokalori/m2/tahun di atas daratan.

172
Tabel 1. Penggunaan radiasi matahari sebagai persentase dari masukan tahunan ke dalam biosfir
Penggunaan Persen (%)
Dipantulkan 30
Konversi langsung menjadi panas 46
Evaporasi, precipitasi (hujan) 23
Angin, gelombang, arus 0,2
Fotosintesis 0,8
Energi pasang surut lebih kurang 0,0017
Panas terestria lebih kurang 0,5
Sumber: Hubert, 1971 dalam Riyanto et al. (1985)

Hanya lebih kurang 1% saja energi matahari diubah menjadi energi kimia dan lebih kurang 70% digunakan untuk memanaskan bumi,
evaporasi, hujan, angin dan sebagainya. Karena energi panas ini menyebabkan adanya temperatur yang sesuai untuk hidup dan
menggerakkan sistem cuaca dan siklus air yang kesemuanya diperlukan untu kehidupan di bumi.

c. Konsep produktivitas ekosistem


Produktivitas adalah laju produksi senyawa organic dalam suatu ekosistem, yang dimulai dengan konversi energi cahaya
matahari menjadi senyawa organic melalui fotosintesis pada tumbuhan hijau. Beberapa definisi penting, yaitu:
1) Produktivitas primer dari suatu ekosistem adalah laju konversi energi cahaya menjadi senyawa organic melalui fotosintesis dan
khemosintesis oleh organisme produser (terutama tumbuhan hijau).
2) Produktivitas primer bruto adalah laju fotosintesis total termasuk senyawa organic yang dipakai untuk pernafasan selama masa
pengukuran, juga disebut asimilasi total.

173
3) Produktivitas primer netto adalah laju penyimpanan senyawa organic di dalam jaringan tumbuh-tumbuhan setelah dikurangi
pemakaian untuk pernafasan selama masa pengukuran, disebut juga fotosintesis nyata atau asimilasi netto

4) Produktivitas komunitas netto adalah laju penyimpanan senywa organic yang tidak digunakan heterotrop atau produktivitas
primer netto dikurangi konsumsi oleh heterotrop selama waktu pengukuran, biasanya selam musim tumbuh atau setahun.
Heterotrop adalah organisme yang tidak bisa membuat makanannya sendiri misalnya hewan/binatang dan manusia.
5) Produktivitas sekunder adalah laju penyimpanan energi pada tingkat konsumer atau decomposer. Contoh Sapi makan rumput,
sebagian yang rumput yang dimakan tersimpan dalam tubuh sapi sebagai sumber energi, sebagian lagi hilang dalam bentuk panas
dan kotoran. Energi yang tersimpan dalam tubuh sapi yang berasal dari rumput itu disebut produktivitas sekunder

Laju produksi (produktivitas) yang tinggi baik pada ekosistem alami (hutan primer) maupun ekosistem budidaya terjadi apabila :
(1). Faktor fisik yang menunjang sesuai (iklim, tanah, dan varietas tanaman), (2). Ada subsidi energi dari luar sistem, misalnya hasil
kerja angin, hujan, energi pasang surut di daerah estuary untuk ekosistem alami. Untuk ekosistem budidaya, ada tenaga kerja manusia,
alat-alat pertanian, pupuk, pestisida, dan sebagainya. Dalam mengevaluasi produktivitas ekosistem perlu dipertimbangkan (1). Sifat
dan besarnya kehilangan energi karena gangguan iklim, panen, polusi, dan kekeringan, (2). Adanya subsidi energi yang dapat
menambah produksi dengan mengurangi kehilangan panas untuk pernafasan.
Produktivitas dapat dijadikan ukuran dari kekayaan kesuburan suatu ekosistem. Sebagai contoh suatu padang rumput yang
subur tapi dirumputi oleh ternak/hewan herbivora akan mempunyai biomas yang lebih kecil dari pada padang rumput yang kurang
subur yang tak mengalami perumputan. Biomas adalah jumlah bahan organic pada saat pengukuran. Produktivitas primer netto
tahunan pada ekosistem pertanian dan ekosistem alam (Tabel 2)

174
Tabel 2. Produktivitas primer bersih tahunan pada ekosistem pertanian dan ekosistem alam (hutan primer)

Produktivitas primer bersih (g/m2)


EKOSISTEM
Per tahun Per hari
Tanaman Budidaya
(rata-rata dunia)
Gandum 344 0,94
Jagung 412 1,13
Padi 497 1,36
Tebu 1723 4,23
Hutan primer
Hutan tropika (Malaysia) 2200 6,03
Hutan iklim sedang (Inggris) 1500 3,00
Padang rumput (Oklahoma dan 446 1,22
nebraska)
Gurun pasir (Nevda) 40 0,11
Sumbe : Odum, 1966 dalam Resosoedarmo, et.al, 1990.

Subsidi energi
Sumber energi yang mengurangi penggunaan energi yang ada pada ekosistem untuk memelihara kondisinya dan dapat
meningkatkan penggunaan energi yang ada untuk dikonversikan menjadi produksi disebut aliran energi tambahan atau subsidi
energi
Temperatur yang tinggi dan ketegangan air yang tinggi umumnya memaksa tumbuhan untuk menggunakan lebih banyak energi
produksi bruto untuk respirasi. Ini berarti bahwa akan lebih banyak biaya energi untuk mempertahankan struktur tumbuhan pada iklim
yang panas, meskipun tumbuhan C4, yaitu tanaman yang memiliki tipe fotosintesis yang mampu mengalami hambatan yang
ditimbulkan oleh iklim yang panas. Hubungan umum antara produksi bruto dan netto sebagai fungsi garis lintang (latitude), (Gambar
2). Pada vegetasi alami, kecenderungan bagi rasio Pn/Pg (produksi netto/produksi bruto) menjadi lebih rendah di daerah tropika dari
pada di daerah temperatur sedang juga berlaku bagi tumbuhan C3 seperti padi.

175
176
Gambar 2. Persentase (%) rasio produksi (netto/kotor) atau (Pn/Pg) untuk vegetasi alami bervariasi dengan letak tempat (latitude).
Kecenderungan yang terjadi di daearah tropik yaitu rasio Pn/Pg kurang dari 50% dan meningkat menjadi 60-70% bila letak
tempat semakin jauh dari daerah tropik.

B. Indikator Penilaian
1. Mendefinisikan dengan tepat pengertian energi dalam ekosistem disertai contoh
2. Menjelaskan perilaku energi dalam ekosistem disertai contoh nyata yang terjadi di lapangan baik pada ekosistem pertanian maupun
pada ekosistem alami (hutan)
3. Menjelaskan pengertian produktivitas dalam ekosistem, produktivitas primer, produktivitas primer bruto dan netto, produktivitas
sekunder diseratai contoh-contoh nyata yang terjadi dibidang budidaya pertanian saat ini

177
4. Menjelaskan dengan tepat penggunaan subsidi energi pada ekosistem pertanian yang ramah lingkungan dan produktivitas tanaman
meningkat

178
BAB III. PENUTUP

Semua organisme memelukan energi, untuk bergerak, tumbuh dan berkembang, dan melaksanakan fungsi-fungsi badaniahnya.
Sumber energi sebagian besar berasal dari cahaya matahari, yang diubah menjadi energi kimia oleh proses fotosintesis dalam tumbuhan
hijau. Energi cahaya yang diubah menjadi energi kimia dan bersama dengan unsur-unsur hara dari dalam tanah, diperlukan untuk
pembentukan jaringan-jaringan baru tumbuhan/tanaman atau organisme
Tranformasi energi dalam ekosistem mengikuti hukum termodinamika I dan II. Hukum termodinamika I menunjukkan bahwa
jumlah total energi harus tetap sebelum dan setelah transformasi. Sedangkan Hukum termodinamika II, setiap terjadi transformasi
energi pasti terjadi degradasi energi dalam bentuk panas.
Peningkatan produktivitas dipengaruhi oleh kesesuaian/keadaan lingkungan (iklim dan tanah) bagi komoditi yang
dikembangkan serta kesesuaian altitude dan latitude. Pada ekositem buatan diperlukan subsidi energi yang tepat agar produktivitas
ekosistem meningkat dan ramah lingkungan.

179
DAFTAR PUSTAKA

Deshmukh, I. 1992. Ekologi dan Biologi Tropika. Yayasan Obor. Indonesia

Irwan, ZD. 1997. Prinsip-Prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem, Komunitas, dan Lingkungan. Bumi Aksara. Jakarta.

Kormondy, E.J. 1989. Conceps of Ecology. Prentice Hall. New Delhi.

Odum, P.E. 1971. Fundamental of Ecology. W.B. Saunders. Company. London.

Riyanto; B. Nurkin; J.L. Palenewan; N.H. Jodjo; Siwondo; A. Delmi; J. Renwarin’ P. Kleden; M.N. Rahman; G.M. Hatta. 1985. Ekolgi
Dasar. Badan Kerja sama PTN Indonesia Timur. Lembaga penerbitan. Universitas Hasanuddin

180
MODUL V

JUDUL: RANTAI MAKANAN DAN TINGKAT TROFIK

BAB I. PENDAHULIUAN
I. Latar Belakang
J. Ruang Lingkup Isi
K. Kaitan Modul
L. Sasaran Pembelajaran Modul

BAB II. PEMBAHASAN


E. Materi/Isi
F. Indikator Penilaian

BAB. III. PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

181
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dunia kehidupsan sebenarnya jauh lebih rumit daripada yang dilihat sepintas lalu. Misalnya jika melihat hubungan antara tikus
dan padi, dimana tikus adalah hewan yang dapat berpindah tempat, sedangkang padi adalah tumbuhan yang tidak dapat berpindah
tempat sendiri. Energi dan materi merupakan landasan dunia organisme (makhluk hidup). Tidak ada satu organismepun di dunia ini
yang dapat hidup sendiri. Suatu organisme, baru berarti jika ada organisme lainnya.
Tumbuhan, hewan/binatang dan organisme lainnya (biotic) pada tempat dan waktu tertentu bersama-sama dengan lingkungan
abiotiknya membentuk suatu sistem ekologi (ekosistem). Antara organisme yang satu dengan organisme lainnya terjadi pengalihan
energi dengan cara memakan dan dimakan. Sebagai contoh tikus memakan padi dan tanaman-tanaman lain seperti ubi jalar, jagung,
dan sebagainya. Tetapi tumbuhan hijau seperti padi, dapat membentuk senyawa organic dengan menggunakan energi matahari. Hidup
tumbuhan itu sendiri dan hidup organisme lainnya bergantung pada senyawa organic yang dibentuk oleh tumbuhan. Tumbuhan disebut
sebagai produser.
Tikus disebut konsumen atau pemakai. Karena tikus langsung memakan tumbuhan hijau maka disebut konsumen tingkat
pertama. Selanjutnya kucing, elang, ular memakan tikus sehingga organisme ini disebut konsumen kedua . Jika pada kucing ada
kutunya, maka kutu disebut konsumen ketiga. Setiap tingkat lebih tinggi, hubungan konsumen selangkah lebih jauh dari produen.

182
Jika konsumen mati atau menjadi bangkai, maka akan mengalami proses pembusukan atau dekomposisi oleh mikro organisme
(decomposer) menjadi unsure-unsur hara yang kemudian diserap kembali oleh organisme produser di dalam suatu ekosistem.
Adanya pengalihan energi dan materi/hara dari organisme yang satu ke organisme yang lain melalui makan dimakan, juga untuk
menjaga keseimbangan ekosistem. Misalnya jika tikus dapat berkembang terus tanpa ada pengendalian, maka akan mengakibatkan
tikus-tikus itu akan kehabisan makanan dan akan mati kelaparan. Namun karena adanya kucing atau hewan lain yang memakan tikus,
maka hal tersebut tidak akan terjadi..
B. RUANG LINGKUP ISI

a. Rantai makanan, jaring makanan, dan tingkat-tingkat trofik


b. Metabolisme dan ukuran individu
c. Struktur trofik dan piramida ekologis
d. Klasifikasi ekosistem berdasarkan energi

C. Kaitan Modul
Modul V ini membhasa tentang rantai makanan dalam ekosistem. Rantai makanan
Adalah pengalihan energi dari sumbernya yaitu tumbuhan (produser) ke organisme lain melalui sederetan organisme yang memakan
dan dimakan, didalamnya terjadi arus energi dan suklus materi merupakan landasan dasar pada suatu ekoistem. Kestabilan ekosistem
hanya dapat dicapai dengan pengalihan energi dan siklus materi/hara melalui rantai makanan. Modul V ini masih sangat terkait dengan
materi modul I, II, III, dan IV
D. Sasaran pembelajaran modul
Setelah mengikuti materi ini, mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan rantai makanan atau jaring makanan pada ekosistem darat dan ekosistem air, dan menyebutkan tingkat trofiknya pada

setiap ekosistem tersebut.

183
2. Menerangkan dan memberikan contoh struktur trofik dan piramida ekologis dalam ekosistem darat dan air
3. Menerangkan empat klasifikasi ekosistem berdasarkan energi

BAB II. PEMBAHASAN


A. Materi/Isi
a. Rantai makanan, jarring makanan, dan tingkat-tingkat trofik
Rantai makanan (food chain) adalah pemindahan (transfer) energi makanan dari sumbernya (tumbuh-tumbuhan) melalui
serangkaian organisme yang memakan dan dimakan. Pada setiap pemindahan (transfer) sebagian (80-90 %) dari energi potensial
(makanan) hilang sebagai panas. Oleh karena itu, makin pendek rantai makanan ini, atau makin dekat konsumer dengan permulaan
rantai makanan (tumbuhan), makin besar energi yang tersedia bagi populasi itu, yang dapat diubah menjadi biomas, yaitu berat hidup,
termasuk persediaan makanan dan untuk digunakan untuk bernafas.
Rantai makanan terdiri dari dua tipe dasar, yaitu:
1. Rantai makanan perumputan (grazing food chain), dimulai dari tumbuhan/tanaman sebagai dasar lalu ke herbivora yang
merumput (organisme yang memakan tumbuhan/tanaman hidup) dan terus ke karnivora kecil kemudian dimakan karnovora besar
(pemakan binatang).

184
2. Rantai makanan perombakan (detritus food chain), dimulai dari bahan-bahan yang mati lalu ke mikro organisme pemakan detritus
(bahan organicyang hancur) dan predaornya.
Menurut Resosoedarmo, et al. (1990), rantai makanan dibagi atas tiga macan, yaitu:
1. Rantai pemangsa, dimulai dari hewan kecil sebagai mata rantai pertama, kepada hewan yang lebih besar dan terakhir pada hewan
yang terbesar. Landasan permulaan adalah tumbuhan sebagai produsen.
2. Rantai parasit, dimulai dari organisme besar kepada organisme kecil, yang hidup sebagai parasit.
3. Rantai saprofit, berjalan dari organisme mati ke mikro organisme.

Rantai makanan tidak berjalan sendiri-sendiri, tapi saling berkaitan yang satu dengan lainnya sehingga membentuk jaring-
jaring makanan. Contoh jaring-jaring makanan yang sederhana (Gambar 1)

Gambar 1

Gambar 1. Jaring-jaring makanan, hubungan antara produsen, konsumen, dan perombak dalam suatu daur materi dan energi.

185
Tumbuhan hijau daun adalah produsen primer. Dalam proses daur materi dan energi seterusnya, produsen primer ini
merupakan makanan konsumer primer (herbivora) ialah hewan pemakan tumbuhan seperti burung, kelelawar, kupu-kupu, lebah, sapi,
dan lainnya. Selanjutnya konsumer primer akan menjadi mangsa dari konsumer sekunder yaitu predator (karnivora). Baik produser,
herbivora, dan karnivora atau predator apabila telah tua atau mati akan mengalami pembusukan, dan perombakan oleh decomposer
(mikro organisme, misalnya bakteri atau jamur) menjadi bahan organic yang lebih sederhana, sampai akhirnya menjadi unsure-
unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan organisme produser (tumbuhan/tanaman).
Suatu komunitas alamiah, seekor pemangsa (predator) sangat funsional dalam mamaelihahara keseimbangan dengan populasi
binatang yang dimangsa. Dalam keseimbangan seperti itu misalnya populasi kijang yang lamban dengan mudah menjadi mangsa
harimau sehingga yang tinggal hidup adalah kijang-kijang yang sehat. Populasi kijang hanya ada yang sehat justru karena adanya
populasi harimau (pemangsa). Begitu pula padang rumput akan berada dalam dalam pertumbuhan yang sehat karena terbatasnya
populasi kijang yang memakan rumput tersebut. Harimau yang lamban akan mati kelaparan karena kijang yang masih hidup hanyalah
kijang-kijang yang sehat dan gesit serta tidak akan tertangkap atau dimangsa oleh harimau yang lamban atau lemah. Akhirnya harimau
yang dapat bertahan hidup hanyalah populasi harimau yang sehat. Sehingga yang ada dalam komunitas alamiah hanyalah populasi
harimau yang sehat. Komponen yang sehat-sehat memberikan situasi dan serasi antara satu dengan yang lainnya.

Transfer energi dan materi pada setiap komponen biotik:

MATAHARI
(Sumber energi)

PRODUSER
(R dan D) = R : Energi hilang karena respirasi dalam bentuk panas
D : Karena organismenya mati

186
HERBIVORA R : Energi hilang karena respirasi dalam bentuk panas
(R, D, F) D : Energi hilang karena organismenya mati
F : Energi hilang dalam bentuk kotoran

KARNIVORA I
(R,D,F) R : Energi hilang karena respirasi dalam bentuk panas
D : Energi hilang karena organismenya mati
↓ F : Energi hilang dalam bentuk kotoran
KARNIVORA II
(R, D, F) R ; energi hilang karena respirasi dalam bentuk panas
D : Energi hilang karena organismenya mati
F : Energi hilang dalam bentuk kotoran

Di dalam komunitas-komunitas yang kompleks, organisme-organisme yang makanannya dari konversi energi matahari dengan
jumlah langkah yang sama dikatakan termasuk kedalam tingkat trofik yang sama. Aliran energi berdasarkan trofik dalam suatu
ekosistem mempunyai jarak transfer makanan tertentu dari sumber energi, menempati suatu tingkat trofik tertentu, sebagai berikut:
Tingkat Trofik I, adalah tumbuhan hijau, yaitu menangkap cahaya matahari untuk proses fotosintesis dan di sebut PRODUSER.

Tingkat Trofik II, HERBIVORA, organisme yang mencernakan bahan-bahan tumbuhan hidup sebagai makanannya untuk
mendapatkan energi. Terdidri dari jamur parasit pada tumbuh-tumbuhan hingga seekor gajah.

Tingkat Trofik III, KARNIVORA KECIL (I), yaitu binatang yang memperoleh energi dari memakan herbivora. Bisa terdidri dari
serangga, laba-laba sampai elang, tikus

187
Tingkat Trofik IV, KARNIVORA BESAR (II), organisme memperoleh energi dengan memakan karnivora-karnivora kecil, yang
dimulai dari ular, burung hantu sampai harimau dan singa.

Jadi energi dipindahkan selangkah demi selangkah lebih jauh dari sumber semula, yaitu energi cahaya matahari. Beberapa binatang,
seperti beruang dan juga manusia adalah omnivora kadang-kadang memakan tumbuhan dan kadang-kadang memakan binatang lain.
Bakteri, protozoa, jamur, dan binatang-binatang kecil lainnya, menggunakan tumbuhan dan hewan yang mati sebagai
makanannya disebut Dekomposer atau perombak. Dekomposer yang menguraikan bahan dan senyawa organic menjadi senyawa
yang sederhana hingga menjadi unsure hara dan kembali ke lingkungan, juga menggunakan energi dan membawanya ke langkah yang
lebih jauh dari sumbernya.
Pada ekosistem darat, kebanyakan decomposer hidup dipermukaan atau di lapisan atas tanah, mengubah bahan mati menjadi
humus dan akhirnya menjadi mineral, gas-gas, dan air untukm selanjutnya diserap oleh akar tanaman. Pentingnya decomposer tidaklah
diragukan. Tanpa mereka, bahan-bahan mati akan tertumpuk, unsur-unsur hara akan terikat pada organismenya yang telah mati atau
menjadi bangkai (sisa tanaman dan hewan). Dekomposer memegang peranan penting dalam proses daur ulang hara (Recyvling) hara
dalam ekosistem.
Kualitas sumberdaya (ekosistem) dapat ditingkatkan dengan melibatkan konsumer yang dapat menyalurkan unsur hara dan
memproduksi hormon-hormon yang menguntungkan pertumbuhan. Sebagai contoh penggunaan mikroba seperti jamur mikoriza yang
menyalurkan hara P kepada akar pohon sebagai penukar makanan berkualitas tinggi yang diperoleh dari tumbuhan. Demikiaan juga
penggunaan bakteri rizhobium pada tanaman kacang-kacangan, dapat menfiksasi N dari udara yang menguntungkan pertumbuhan
tanaman. Produser dan konsumer mendapatkan keuntungan dari pembagian ini. Interaksi tumbuhan/tanaman dengan mikroba disebut
mutualisme.
Beberapa zat makanan terkonsentrasi pada tiap tingkat trofik di dalam rantai makanan. Pengkonsentrasian zat atau senyawa
pada rantai makanan sering disebut magnifukasi biologis atau pembesaran biologis. Contoh adanya unsure rsdioaktif, logam berat dan

188
pestisida dalam rantai makanan. Contoh kasus, pestisida DDT (pembunuh serangga) sering disebut insektisida DDT untuk
mengendalikan nyamuk selama beberapa tahun di rawa-rawa, secara tidak langsung menyebabkan kematian ikan dan margasatwa. Sifat
racun berjangka panjang dari residu DDT, diperkirakan tercuci ke laut, ternyata residu yang beracun itu diserap`oleh detritus (bahan
organic) dan menjadi terkonsentrasi dalam jaringan-jaringan hewan pemakan detritus yaitu pada ikan-ikan kecil, lalu terkonsentrasi lagi
pada burung pemakan ikan. Pada akhirnya melenyapkan populasi burung predator seperti elang, rajawali, dan sebagainya,

b. Metabolisme dan ukuran individu


Biomas dinyatakan sebagai jumlah berat kering atau jumlah nilai kalori organisme yang terdapat pada suatu waktu tertentu yang
dapat ditopang oleh arus tetap dari energi di dalam rantai makanan amat tergantung pada pada ukuran organisme masing-masing.
Makin kecil organismenya, makin besar metabolisme per gram (per kalori) biomassanya. Akibatnya makin kecil biomassanya yang
dapat ditopangnya pada suatu tingkat trofik tertentu di dalam ekosistem. Sebaliknya makin besar organismenya, makin besar pula
biomassanya. Jadi jumlah bakteri yang terdapat pda suatu saat akan jauh lebih kecil akan jauh lebih kecil daripada biomassa ikan atau
mamalia sekalipun penggunaan energi untuk kedua golongan itu sama.
Kuantitas energi menurun melalui rantai transfer, tetapi kualitas energi untuk menjalankan pekerjaan meningkat dengan tiap-tiap
konversi. Pada Gambar 2. menunjukkan bahwa dalam satu rantai makanan alami penurunan energi melalui tiap-tiap tingkat dari 106
kilokalori/m2 masukan matahari hingga 100 atau kurang pada tingkat predator, tetapi kualitas energi dalam jumlah kalori energi
matahari yang digunakan meningkat dari 1-10.000. Sepuluh ribu cahaya matahari diperlukan untuk menghasilkan 1 kilokalori energi
predator. Jadi, satu biomas kecil predator mempunyai kualitas energi 100 kali dari satu biomas kecil herbivora. Menurut Riyanto, et
ala. (1985), bahwa bahan bakar fosil memiliki kualitas atau potensi kerja 2000 kali dari cahaya matahari..

Gambar 2///////

189
Gambar 2. Peningkatan kualitas dengan penurunan kuantitas yang terjadi pada dua rantai aliran energi yang dimulai dari matahari. A =
Rantai makanan, B = Rantai energi
Metabolisme per gram biomas tumbuhan dan binatang kecil seperti ganggang, bakteri, dan protozoa jauh lebih besar daripada
laju metabolic organisme-organisme besar seperti pohon atau binatang vertebrata. Hal tersebut berlaku untuk fotosintesis dan
respirasinya. Di dalam banyak hal, dari segi metabolisme, bagian-bagian yang penting dari satu komunitas bukan organisme-organisme
yang besar tetapi sedikit, tetapi justru organisme kecil yang banyak yang seringkali tidak tampak oleh mata. Jadi ganggang kecil

190
(fitoplankton) di dalam kolam yang beratnya hanya seberapa pada setiapsaat dapat memiliki metabolisme yang sama besar dengan
pohon-pohon yang bervolume lebih besar di dalam hutan-hutan atau jerami di padang rumput. Demikian juga crustaceae kecil
(zooplankton) yang memakan ganggang dapat memiliki respirasi total yang sama dengan apa yang dimiliki oleh sapi yang berlipat
ganda beratnya di padang penggembalaan. Ukuran individu menentukan besarnya metabolisme suatu organisme. Semakin kecil
ukuran suatu organisme semakin besar metabolimenya per gram biomassa.

c. Struktur trofik dan piramida ekologis


Fenomena interaksi antara rantai makanan dan hubungan metabolisme dan ukuran organisme menyebabkan berbagai komunitas
memiliki struktur trofik tertentu yang seringkali khas untuk tipe ekosistem tertentu. Contoh danau, hutan, lapangan penggembalaan,
terumbu karang dan sebagainya.
Struktur trofik dan fungsi trofik dapat diperlihatkan dengan menggunakan “Piramida Ekologis”, dimana tingkat pertama atau
tingkat produser merupakan dasar dari tingkat-tingkat berikutnya yang membentuk puncaknya. Piramida-piramida ekologis terdiri atas
tiga tipe, yaitu:
1. Piramida jumlah, berdasarkan jumlah individu peratuan luas. (a). Piramida jumlah sangat bervariasi pada komunitas berlainan,
(b). Memberikan gambran kasar tentang efek hubungan rantai makanan, (c). Biomassa bersifat kualitatif.

2. Piramida biomassa, didasarkan pada jumlah berat kering, nilai kalori atau ukuran lain dari jumlah total bahan hidup. Piramida
biomas dapat memberikan gambaran yang lenbih baik tentang hubungan tingkat-tingkat trofik pada rantai makanan.
3. Piramida energi, berdasarkan kecepatan arus energi dan produktivitas tingkat-tingakat trofik yang berurutan. Memberikan
gambaran menyeluruh tentang sifat-sifat fungsional komunitas yang terjadi pada komonen biotic suatu ekosistem karena
sesungguhnya jumlah dan berat organisme yang dapat ditunjang pada setiap tingkat trofik tergantung pada energi yang digunakan
dan dihasilkan.

191
d. Klasifikasi ekosistem berdasarkan energi

Sumber dan kualitas energi yang tersedia menentukan jenis dan jumlah organisme, pola fungsional dan proses pertumbuhan, dan
pola hidup manusia. Karena energi adalah suatu penyebut umum dan factor penentu terakhir di dalam semua ekosistem. Atas dasar ini,
dibedakan 4 kelas dasar ekositem.
a. Ekosistem alam, tanpa subsidi dan hanya ditunjang oleh energi cahaya matahari, tanpa subsidi energi. Contoh laut terbuka, hutan-
hutan di dataran tinggi. Arus energi tahunan 1000 – 10.000 kilokalori/m2
b. Ekosistem alam yang ditunjang energi matahari dan dibantu oleh energi alam lainnya. Contoh, Estuaria pasang surut,
beberapa hutan hujan, menghasilkan kelebihan bahan organic. Arus energi tahunan 10.000 – 40.000 kilokalori/m2
c. Ekosistem yang ditunjang oleh energi matahari dan dibantu oleh manusia. Contoh ekosisstem pertanian, akuakultur, Sistem ini
memproduksi makanan dan serat dengan dukungan energi tambahan seperti minyak bumi atau energi lain yang ditambahkan oleh
manusia. Arus energi tahunan 10.000 – 40.000 kilkalori/m2
d. Sistem-sistem industri perkotaan yang ditunjang oleh tenaga bahan bakar fosil atau bahan bakar organic atau bahan bakar nuklir.
Sistem ini merupakan pencetus kemakmuran, namun juga merupakan sumber pencemaran. Pada sistem-sistem ini sumber energi
utama adalah minyak bumi. Arus energi tahunan100.000 – 3000.000 kilokalori/m2

B. Indikator Penilaian
a. Memberikan satu contoh rantai makanan atau jaring makanan pada ekosistem darat dan ekosistem air, dan menyebutkan tingkat
trofiknya dengan tepat.
b. Menerangkan dengan tepat struktur trofik dan piramida ekologis dalam ekosistem dan memberikan contoh. Pada ekosistem darat
dan ekosistem air.
c. Menerangkan dengan tepat empat klasifikasi ekosistem berdasarkan energi

192
193
BAB III. PENUTUP
Rantai makanan adalah perpindahan energi dari sumbernya (tumbuhan) melalui serangkaian organisme dengan saling makan
memakan. Rantai makanan tersebut tidaklah berjalan sendiri dan terpisah, tetapi berhubungan satu sama lainnya membentuk jarring-
jaring makanan. Dalam perpindahan energi dari organisme satu ke organisme lain, sebagian besar energi terpencar sebagai energi
panas. Semakin pendek rantai makanan itu semakin dekat jarak antara organisme dari permulaan dan organisme pada ujung rantai,
maka semakin besar pula energi yang dapat disimpan dalam tubuh organisme di ujung akhir rantai serta dapat menghilang melalui
proses respirasi oleh organisme tersebut.
Jaring-jaring makanan adalah satuan dasar ekosistem, sebab pada jarring-jaring makananlah terjadi alih energi dan alih
materi/hara. Pada pertukaran energi antar organisme, juga dijumpai pertukaran hara antar organisme dengan lingkungan abiotik.
Herbivora dan karnivora digabungkan menjadi konsumen (consumer) atau biofag (biophage) yang memakan organisme hidup.
Dekomposer (decomposer) atau safrofag yang makan bahan organic mati. Aliran energi dan siklus hara mempunyai pola hubungan
dengan lingkungan abiotik pada suatu ekosistem. Energi mengalir di dalam ekosistem yang dimulai dari luar yaitu energi dari cahaya
matahari dan sebagian juga energi itu hilang dari ekosistem sebagai panas melalui respirasi. Sebagian besar hara berputar dalam
ekosistem. Tumbuh-tumbuhan memperoleh hara dari lingkungan anorganik dalam atmosfir, air, tanah, atau endapan di dalam tanah.
Hara-hara ini ada melalui jaring-jaring atau rantai makanan yang sebagian besar kembali ke lingkungan dalam bentuk anorganik
dengan melapuknya bahan organic yang mati.
Rantai makanan atau jaring-jaring makanan/hara biasanya memiliki ratusan jenis yang saling di pertautkan oleh kebiasaan
makan. Produser, herbivora, karnivora kecil, karnivora besar, dan decomposer menunjukkan tingkat-tingkat trofik. Satu populasi
tertentu dapat berada sekaligus pada lebih dari satu tingkat trofik. Misalnya rayap mungkin sebagai konsumer kecil sekaligus
merupakan perombak yang memakan organisme mati

194
DAFTAR PUSTAKA
Deshmukh, I. 1992. Ekologi dan Biologi Tropika. Yayasan Obor. Indonesia

Irwan, ZD. 1997. Prinsip-Prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem, Komunitas, dan Lingkungan. Bumi Aksara. Jakarta.

Kormondy, E.J. 1989. Conceps of Ecology. Prentice Hall. New Delhi.

Odum, P.E. 1971. Fundamental of Ecology. W.B. Saunders. Company. London.

Riyanto; B. Nurkin; J.L. Palenewan; N.H. Jodjo; Siwondo; A. Delmi; J. Renwarin’ P. Kleden; M.N. Rahman; G.M. Hatta. 1985. Ekolgi
Dasar. Badan Kerja sama PTN Indonesia Timur. Lembaga penerbitan. Universitas Hasanuddin

195

You might also like