You are on page 1of 14

MAKALAH SISTEM INFORMASI (SI)

Pengaruh Implementasi Total Quality Management


(TQM)
Terhadap Budaya Kualitas
(Studi pada PT. BADAK NGL Co. - Bontang)

Disusun Oleh : Tirta Rachmandiri W.


NPM : 10 120 100
Kelas :B
BAB 1
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG :
Pada era persaingan pasar global dewasa ini, tuntutan konsumen atas peningkatan
kualitas produk dan jasa bertambah. Terjadi pula peningkatan penawaran produk dan jasa
dengan harga lebih bersaing dari negara dengan biaya tenaga kerja rendah seperti halnya
negara-negara di kawasan timur: China, Vietnam, dan India. Satu hal yang sangat berarti
dalam meningkatkan kinerja menghadapi tantangan persaingan tersebut adalah melalui
perbaikan berkelanjutan pada aktivitas bisnis yang terfokus pada konsumen, meliputi
keseluruhan organisasi dan penekanan pada fleksibilitas dan kualitas.

Oleh karena itu, kualitas dan pengelolaannya dikaitkan dengan perbaikan


berkelanjutan dilakukan oleh banyak perusahaan agar dapat mendorong peningkatan pasar
dan memenangkan persaingan. Perusahaan yang tidak mengelola perubahan tersebut akan
ketinggalan. Sejalan dengan pergeseran paradigma organisasi dari ‘market oriented’ke
‘resources oriented’, maka salah satu cara yang bisa ditempuh oleh perusahaan adalah
dengan membenahi sumber daya yang dimilikinya agar bisa bertahan dalam persaingan
jangka panjang. Salah satu cara yang tepat adalah dengan mengimplementasikan Total
Quality Management

Agak berbeda dengan penelitian sebelumnya, temuan utama penelitian Terziovski,


Samson, dan Dow (2003) menyimpulkan bahwa sertifikasi ISO 9000 tidak menunjukkan
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja organisasi. Hal ini mendukung pandangan bahwa
sertifikasi ISO 9000 sedikit atau tidak menjelaskan kekuatan kinerja organisasi. Demikian
pula dengan temuan Prajogo dan Brown (2004) yang menyimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan kinerja kualitas yang signifikan antara organisasi yang menerapkan program
TQM secara formal dengan organisasi yang mengadopsi praktek TQM secara non formal,
menunjukkan bahwa adopsi praktek kualitas adalah hal yang lebih penting daripada
sekedar program formal.

Studi tentang implementasi TQM terutama jika dikaitkan dengan faktor budaya
organisasi di Indonesia dewasa ini juga masih terbatas, Oleh karena itu menarik untuk
diketahui apakah implementasi TQM mempunyai pengaruh signifikan terhadap budaya
kualitas sebagai bagian dari budaya organisasi jika dterapkan organisasi di Indonesia,
mengingat karakteristik budaya yang berbeda. Persaingan dan perubahan yang menantang
juga telah memacu dunia industri Indonesia untuk bisa beradaptasi dengan
mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kompetensi mereka sehingga
mampu bersaing dengan efektif.

Demikian pula PT. BADAK NGL, Co., suatu industri manufaktur produsen gas alam cair dalam
negeri (PMDN) telah lama mengimplementasikan TQM. Perusahaan juga memperoleh
sertifikat Sistem Manajemen Mutu Standar ISO 9002:1994 sejak tahun 1996, diperbarui
menjadi ISO 9001:2000 pada tahun 2003, dan Sistem Manajemen Lingkungan sesuai Standar
ISO 14001:2004 sejak tahun 2005. Sistem Manajemen Mutu di PT. BADAK NGL, Co.
diterapkan sejak awal proses produksi, yaitu: penentuan supplier, seleksi yang ketat bahan
baku dan bahan penolong, dan proses monitoring pada setiap tahapan produksi sampai
proses akhir produksi. Perusahaan mengutamakan kepuasan konsumen dengan
memproduksi LNG berkualitas.

PT. BADAK NGL, Co. juga menerapkan Safety Environmental Policy yang ketat dengan tujuan
untuk mencegah pencemaran udara, air, maupun tanah sesuai dengan ambang batas
kesehatan lingkungan yang ditetapkan oleh pemerintah. Untuk dapat diterima dengan baik
oleh konsumen, LNG sebagai suatu produk harus memenuhi kebutuhan konsumen seperti
halnya: mutu yang prima, harga yang kompetitif, citra produk yang tinggi, serta
mencerminkan nilai etika yang tinggi dari perusahaan pembuatnya. Berdasarkan beberapa
aspek kualitas tersebut, PT. BADAK NGL, Co. menerapkan falsafah dan prinsip bisnis
operasional perusahaan sebagai berikut:

 Hanya memproduksi produk-produk bermutu.


 Menjalankan usaha secara baik dan fair dengan memegang teguh kaidah-kaidah
etika bisnis.
 Mentaati dan menerapkan undang-undang pemerintah.
 Menjadikan karyawan sebagai aset utama perusahaan.
 Memberikan kesempatan yang sama bagi semua karyawan untuk mengembangkan
karir mereka sesuai dengan kemampuan dan kecakapannya.
 Menerapkan program meningkatkan perbaikan secara berkelanjutan untuk
memenuhi kepuasan pelanggan.

Falsafah bisnis yang selama ini diterapkan oleh perusahaan terbukti menjadikan perusahaan
berkembang dari waktu ke waktu.

Atas dasar perbedaan teori maupun temuan hasil penelitian tentang implementasi
TQM dan masih terbatasnya penelitian tentang implementasi TQM di negara berkembang
jika dikaitkan dengan budaya kualitas, maka peneliti tertarik untuk meneliti efektifitas
implementasi TQM dalam membentuk budaya kualitas yang akhirnya dapat meningkatkan
daya saing, khususnya pada PT. BADAK NGL, Co. dengan judul penelitian: Pengaruh
Implementasi Total Quality Management (TQM) Terhadap Budaya Kualitas (Studi pada PT.
BADAK NGL Co. - Bontang)

PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada, maka dikemukakan perumusan
masalah sebagai berikut:

1. Apakah variabel-variabel dalam implementasi Total Quality Management yang


terdiri dari: fokus pada konsumen, perbaikan berkelanjutan, komitmen manajemen,
pelatihan, pemberdayaan karyawan, perbandingan kinerja, dan penggunaan piranti
statistik berpengaruh signifikan secara simultan terhadap budaya kualitas ?

2. Apakah variabel-variabel dalam implementasi Total Quality Management yang


terdiri dari: fokus pada konsumen, perbaikan berkelanjutan, komitmen manajemen,
pelatihan, pemberdayaan karyawan, perbandingan kinerja, dan penggunaan piranti
statistik berpengaruh signifikan secara parsial terhadap budaya kualitas ?

3. Variabel dalam implementasi Total Quality Management manakah yang mempunyai


pengaruh dominan terhadap budaya kualitas ?

TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel dalam implementasi


Total Quality Management yang terdiri dari: fokus pada konsumen, perbaikan
berkelanjutan, komitmen manajemen, pelatihan, pemberdayaan karyawan,
perbandingan kinerja, dan penggunaan piranti statistik secara simultan terhadap
budaya kualitas.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel dalam implementasi


Total Quality Management yang terdiri dari: fokus pada konsumen, perbaikan
berkelanjutan, komitmen manajemen, pelatihan, pemberdayaan karyawan,
perbandingan kinerja, dan penggunaan piranti statistik secara parsial terhadap
budaya kualitas.

3. Untuk mengetahui variabel dalam implementasi Total Quality Management yang


mempunyai pengaruh dominan terhadap budaya kualitas.

MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain :
a. Bagi Perusahaan:

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pihak manajemen perusahaan
untuk menilai variabel-variabel dalam implementasi TQM yang telah dilakukan oleh
perusahaan dan berpengaruh terhadap budaya kualitas. Hal ini penting dilakukan
agar perusahaan dapat meningkatkan kinerja dan daya saingnya.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi PT. BADAK NGL, Co. Industry untuk
menentukan strategi kebijakan implementasi TQM yang mendukung keberhasilan
organisasi.

3. Lebih meyakinkan para manajer dalam mempertimbangkan maupun mengambil


keputusan dengan memiliki informasi yang memadai.

b. Bagi Ilmu Pengetahuan:

1. Memberi kontribusi dalam pengembangan khasanah ilmu pengetahuan sehingga


dapat memperkuat teori-teori tentang telaah TQM dan budaya kualitas.

2. Menambah referensi dan pengetahuan bagi penelitian selanjutnya, baik secara


teoritis maupun empiris sesuai dengan variabel-variabel yang diamati.

BAB II
PEMBAHASAN

Dalam persaingan global, agar perusahaan/organisasi dapat berkembang dan tentu


saja untuk  bertahan hidup, perusahaan harus mampu menghasilkan produk barang dan jasa
dengan mutu yang lebih baik, harga yang bersaing dan pelayanan yang lebih baik pula
dibanding dengan pesaing-pesaingnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan
perbaikan mutu dalam semua spek yang berkaitan dengan produk tersebut, yaitu material,
tenaga kerja, promosi yang efektif dan layanan yang memuaskan pelanggan, sehingga
mampu memikat konsumen yang akhirnya akan meningkatkan jumlah konsumen dan
menjadi pelanggan yang setia. Kondisi mutu yang seperti inilah yang disebut pengendalian
mutu secara menyeluruh (Total Quality).

Terdapat hubungan yang erat antara kualitas produk (barang/jasa), kepuasan


pelanggan dan profit perusahaan, semakin tinggi kualitas suatu produk, makin tinggi pula
kepuasan pelanggan dan dengan waktu yang bersamaan akan mendukung harga yang tinggi
dengan cost yang rendah. Oleh karena itu sistem perbaikan kualitas bertujuan untuk
menaikkan laba perusahaan. Sistem TQM merupakan dasar dari manajemen didalam
menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 series(1994) dan ISO 9001(2000) dan juga
dasar penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001(1996).

Suatu perusahaan/organisasi yang sedang menerapkan sistem TQM bila ingin


mendapat sertifikasi untuk Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 atau ISO 14001 akan lebih
mudah dalam proses sertifikasinya dibandingkan dengan perusahaan yang belum
menerapkan sistem TQM, hal ini akan menjadi nilai tambah yang positif karena terjadi
penghematan biaya dalam pengelolaan administrasian manajemennya. Sudah sangat pasti
bahwa Teknologi Informasi tidak dapat berjalan sendiri, haruslahdigabungkan dengan
aspek-aspek yang berkaitan. Adapun konsep dasar dari total quality :

1. Tujuan : Perbaikan proses secaraterus-menerus. Artinya kualitas selalu


diperbaiki dan disesuaikan dengan perubahan yang menyangkut kebutuhan dan
keinginan para pelanggan
2. Prinsip : Difokuskan pada pelanggan, perbaikan proses dan keterlibatan total.
3. Elemen : Kepemimpinan, pendidikan dan pelatihan, struktur pendukung,
Komunikasi, ganjaran dan pengakuan serta pengukuran.

Tiga prinsip mutu yaitu :

1. Fokus pada pelanggan mutu :


Berdasarkan pada konsep bahwa setiap orang mempunyai pelanggan dan bahwa
kebutuhan dan harapan pelanggan harus dipenuhi setiap saat kalau
organisasi/perusahaan secara keseluruhan bermaksud memenuhi kebutuhan pelanggan
eksternal (pembeli).

2. Perbaikan proses Konsep perbaikan :


Terus menerus dibentuk berdasarkan pada premisi suatu seri (urutan) langkah-
langkah kegiatan yang berkaitan dengan menghasilkan output seperti produk berupa
barang dan jasa. Perhatian secara terus menerus bagi setiap langkah dalam proses kerja
sangat penting untuk mengurangi keragaman dari output dan memperbaiki keandalan.
Tujuan pertama perbaikan secara terus menerus ialah proses yang handal, dalam arti
bahwa dapat diproduksi yang diinginkan setiap saat tanpa variasi yang diminimumkan.
Apabila keragaman telah dibuat minimum dan hasilnya belum dapat diterima maka
tujuan kedua dari perbaikan proses ialah merancang kembali proses tersebut untuk
memproduksi output yang lebih dapat memenuhi kebutuhan pelanggan, agar pelanggan
puas.

3. Keterlibatan total Pendekatan :


Ini dimulai dengan kepemimpinan manajemen senior yang aktif dan mencakup
usaha yang memanfaatkan bakat semua karyawan dalam suatu organisasi untuk
mencapai suatu keunggulan kompetitif (competitive advantage) di pasar yang dimasuki.
Karyawan pada semua tingkatan diberi wewenang/kuasa untuk memperbaiki output
melalui kerjasama dalam struktur kerja baru yang luwes (fleksibel) untuk memecahkan
persoalan, memperbaiki proses dan memuaskan pelanggan. Pemasok juga dilibatkan dan
dari waktu ke waktu menjadi mitra melalui kerjasama dengan para karyawan yang telah
diberi wewenang/kuasa yang dapat menguntungkan organisasi/perusahaan. Pada waktu
yang sama keterlibatan pimpinan bekerjasama dengan karyawan yang telah diberi kuasa
tersebut.

ELEMEN PENDUKUNG DALAM TQM

Kepemimpinan :

Manajer senior harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan dengan memberikan,


menggunakan alat dan bahan yang komunikatif, menggunakan data dan menggali siapa-
siapa yang berhasil menerapkan konsep manajemen mutu terpadu. Ketika memutuskan
untuk menggunakan TQM sebagai kunci proses manajemen, peranan manajer senior
sebagai penasihat, guru dan pimpinan tidak bisa diremehkan. Pimpinan Senior suatu
organisasi harus sepenuhnya menghayati implikasi manajemen di dalam suatu ekonomi
internasional di mana manajer yang paling berhasil, paling mampu dan paling hebat
pendidikannya di dunia, harus diperebutkan melalui persaingan yang ketat. Kenyataan
hidup yang berat ini akan menyadarkan manajer senior mengakui bahwa mereka harus
mengembangkan secara partisipatif, baik misi dan visi mereka maupun proses manajemen,
yang dapat mereka pergunakan untuk mencapai keduanya. Pimpinan bisnis harus mengerti
bahwa TQM adalah suatu proses yang terdiri dari tiga prinsip dan elemen-elemen
pendukung yang harus mereka kelola agar mencapai perbaikan mutu yang
berkesinambungan sebagai kunci keunggulan bersaing.

Pendidikan dan Pelatih dan Mutu :

Didasarkan pada ketrampilan setiap karyawan yang pengertiannya tentang apa yang
dibutuhkan oleh pelanggan ini mencakup mendidik dan melatih semua karyawan,
memberikan baik informasi yang mereka butuhkan untuk menjamin perbaikan mutu dan
memecahkan persoalan. Pelatihan inti ini memastikan bahwa suatu bahasa dan suatu set
alat yang sama akan diperbaiki di seluruh perusahaan. Pelatihan tambahan pada bench
marking, statistik dan teknik lainnya juga dipergunakan dalam rangka mencapai kepuasan
pelanggan yang paripurna.

Struktur Pendukung :

Manajer senior mungkin memerlukan dukungan untuk melakukan perubahan yang


dianggap perlu melaksanakan strategi pencapaian mutu. Dukungan semacam ini mungkin
diperoleh dari luar melalui konsultan, akan tetapi lebih baik kalau diperoleh dari dalam
organisasi itu sendiri. Suatu staf pendukung yang kecil dapat membantu tim manajemen
senior untuk mengartikan konsep mengenai mutu, membantu melalui "network" dengan
manajer mutu di bagian lain dalam organisasi dan membantu sebagai narasumber mengenai
topik-topik yang berhubungan dengan mutu bagi tim manajer senior.

Komunikasi :

Komunikasi dalam suatu lingkungan mutu mungkin perlu ditempuh dengan cara
berbeda-beda agar dapat berkomunimasi kepada seluruh karyawan mengenai suatu
komitmen yang sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan dalam usaha peningkatan
mutu. Secara ideal manajer harus bertemu pribadi dengan para karyawan untuk
menyampaikan informasi, memberikan pengarahan, dan menjawab pertanyaan dari setiap
karyawan.
Ganjaran dan Pengakuan :

Tim individu yang berhasil menerapkan proses mutu harus diakui dan mungkin
diberi ganjaran, sehingga karyawan lainnya sebagai anggota organisasi akan mengetahui apa
yang diharapkan. Gagal mengenali seseorang mencapai sukses dengan menggunakan proses
menejemen mutu terpadu akan memberikan kesan bahwa ini bukan arah menuju pekerjaan
yang sukses, dan menungkinkan promosi atau sukses individu secara menyeluruh. Jadi pada
dasarnya karyawan yang berhasil mencapai mutu tertentu harus diakui dan
diberi ganjaran agar dapat menjadi panutan/contoh bagi karyawan lainnya.

Pengukuran :

Penggunaan data hasil pengukuran menjadi sangat penting di dalam menetapkan


proses manajemen mutu. Jelaskan, pendapat harus diganti dengan data dan setiap
orang harus diberitahu bahwa yang penting bukan yang dipikirkan akan tetapi yang
diketahuinya berdasarkan data. Di dalam menentukan penggunaan data, kepuasan
pelanggan eksternal harus diukur untuk menentukan seberapa jauh pengetahuan pelanggan
bahwa kebutuhan mereka benar-benar dipenuhi. Pengumpulan data pelanggan
memberikan suatu tujuan dan penilaian kinerja yang realistis serta sangat berguna di
dalam memotivasi setiap orang/karyawan untuk mengetahui persoalan yang sebenarnya.

Prinsip dari sistem TQM adalah melibatkan semua elemen karyawan mulai dari " Top
Management" sampai dengan pelaksana teknis " Button Up Management". Sistem TQM
harus dimengerti, dipahami dan diterapkan dengan efisien dam efektif dalam semua
aktifitas di lingkungan perusahaan untuk mencapai tujuan, sasaran dan target produktivitas
sesuai dengan kebijakan top management, yang dapat membantu perusahaan mewujudkan
hasil yang berpotensi dari teknologi informasi.

Beberapa prinsip dalam penerapan TQM adalah sebagai berikut :

a. Pertama adalah merupakan komitmen pucak (Top Management)


b. Pengertian dari "Total" yaitu terpadu yang berarti manajemen yang diterapkan
melibatkan seluruh aparat di lingkungan perusahaan.
c. Merupakan factor penting, artinya apabila terjadi kekurangan atau kesalahan baik
secara sengaja atau tidak sengaja yang sangat berdampak pada menurunnya efisiensi
dan efektivitas produksi, secara seruis hal ini harus di cermati dan ditangani secara
tuntas serta segera dicari   titik permasalahannya dan di lakukan tindakan perbaikan
( Continous Improvement) yang berkelanjutan, misalnya : meningkatkan kelompok
diskusi tingkat supervisor untuk membahas dan menyelesaikan data-data statistik pada
sore hari (statistical activities and monitoring), pemecahan masalah yang di peroleh
(problems solving), pendidikan dan pelatihan teknis langsung kepada staf yang
berkepentingan menangani permasalahan di lapangan ( training and education).
d. Ditetapkan aturan-aturan kesepakatan yang dijadikan sebagai kebijakan tertulis dan
merupakan alat atau "tool" dalam operasional sistem TQM.

Informasi dalam TQM

Saat ini permasalahan keuangan dan kompetisi global mengharuskan perusahaan


mengevaluasi kembali investasinya dalam teknologi informasi, perbaikan produktivitas yang
tidak tercapai akibat dari penggunaan teknologi yang kurang tepat menyebabkan
keuntungan yang berkurang (lost profit), konsumen yang tidak puas dan kecemasan posisi
persaingan.

Contohnya sederhananya:

Ketika kita pergi ke stasiun kereta api Surabaya Gubeng dan ingin reservasi tiket kereta api,
maka harus antri di loket penjualan tiket yang sudah menggunakan komputer. Pada suatu
saat sistem ini tidak dapat berfungsi karena kerusakan, sehingga tiket kereta api dijual tanpa
menggunakan nomor tempat duduk, dapat dibayangkan apa yang terjadi diatas kereta api
saat proses pemberangkatan, timbul kekacauan.

Disebabkan ada yang sudah pesan tempat sebelumnya dan mendapat nomor tempat duduk.
Informasi tentang nomor-nomor tempat duduk kereta api ini tidak dapat diakses oleh
penjual tiket, sehingga terjadi kekacauan yang tidak diharapkan.

Dilihat dari contoh diatas, adalam era informasi sekarang ini, kepemilikan informasi
merupakan hal yang sangat penting dan berharga, namun jika digunakan dengan tidak
bijaksana akan menimbulkan masalah. Suatu teknologi tidak dapat berjalan dengan
sendirinya dalam setiap permasalahan, seringkali seorang Staf IT mengevaluasi proyeknya
hanya dari sisi teknologinya dan melalaikan lingkungan proses yang lain seperti pelayanan
pada pelanggan, waktu proses dan cost dari seluruh sumber daya.

TQM dapat diterapkan dalam Teknologi Informasi dan juga Sistem Informasi di Indonesia
apabila dipenuhi syarat-syarat berikut :

a. Setiap perusahaan/organisasi harus secara terus menerus melakukan perbaikan


proses pada mutu produk dan layanan, sehingga dapat memuaskan konsumen.
b. Memberikan kepuasan kepada pemilik, supplier, karyawan dan para pemegang
saham.
c. Memiliki wawasan dan pandangan jauh kedepan dalam meningkatkan profit dari
penjualan     produk atau layanan.
d. Fokus utama ditujukan pada proses, baru kemudian hasil.
e. Menciptakan kondisi di mana para karyawan dapat aktif berpartisipasi dalam
menciptakan  keunggulan mutu.
f. Menjadikan kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan dan berperan secara
aktif memotivasi karyawan bukan dengan cara otoriter, sehingga di peroleh suasana
kondusifuntuk mengembangkan ide-ide baru.
g. Rela memberikan ganjaran, pengakuan bagi yang sukses dan mudah memberikan
maaf  bagi yang belum berhasil/berbuat salah.
h. Setiap ada keputusan harus berdasarkan pada data, baru berdasarkan pengalaman /
pendapat.
i. Setiap kegiatan harus selalu terencana, terukur dan terarah dengan jelas, sehingga 
pengawasan dapat lebih mudah.
j. Program pendidikan dan pelatihan hendaknya menjadi urutan utama dalam upaya
peningkatan mutu dan kinerja perusahaan.

Untuk itu penggunaan IT bagi perusahaan Indonesia harus disesuaikan dengan kondisi
Indonesia. Berikut ini adalah beberapa penggunaan IT yang dapat diterapkan untuk
Perusahaan di Indonesia.

a. Menggunakan IT untuk meningkatkan jumlah client / customer dengan


memperbesar market melalui Internet. Cara yang paling mudah adalah membuat
web site untuk perusahaan atau bisnis anda. Banyak tempat yang menyediakan
homepage secara gratis. Selain itu program-program komputer untuk memudahkan
membuat website sudah banyak tersedia. Demikian murahnya dan mudahnya
membuat sebuah website sehingga tidak alasan sebuah perusahaan untuk tidak
memiliki website. Memiliki website hampir dapat disamakan dengan memiliki
telepon dan fax dalam bisnis, yaitu menjadi komponen   yang sangat esensial.

b. Menggunakan IT untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan perusahaan.


Dengan menggunakan IT, perusahaan dapat lebih mudah dalam mencari informasi
yang dapat membantu meningkatkan produknya.

Salah satu contoh :


Menggunakan search engine untuk melihat paten yang sudah atau hampir habis
masanya, atau menggunakan email untuk menghubungi pakar untuk tukar informasi
atau konsultasi. Hal ini sangat bermanfaat bila konsultan tersebut secara fisik
berlokasi jauh, sehingga mahal untuk mendatangkan atau mendatangi konsultan
tersebut.
c. Menggunakan IT untuk meningkatkan kinerja perusahaan/organisasi.

Sebagai contoh : LAN , intranet dapat dipasang di perusahaan / organisasi untuk


mempercepat proses pertukaran informasi dalam bentuk email, file sharring,
internet telephony dan lainnya. Hal ini tidak terbatas pada perusahaan saja. Institusi
pemerintah pun juga memerlukan IT.
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
a. Terdapat pengaruh yang signifikan antara tindakan - tindakan dalam implementasi
Total Quality Management yang terdiri dari:

fokus pada konsumen, perbaikan berkelanjutan, komitmen manajemen, pelatihan,


pemberdayaan karyawan, perbandingan kinerja, dan penggunaan piranti tatistik
secara simultan terhadap budaya kualitas. Dengan demikian peningkatan perforam
kerja perusahaan meningkat.

b. Dapat dicapainya TQM yang sesuai harapan dengan terbuktinya banyak


penghargaan yang telah diraih oleh perusahaan.

Saran

a. PT. Hari Terang Industry diharapkan mempertimbangkan tindakan - tindakan dalam


implementasi TQM yang berpengaruh signifikan, yaitu:

fokus pada konsumen, komitmen manajemen, pelatihan, pemberdayaan karyawan,


dan penggunaan piranti statistik atau software pendukung kinerja, untuk
meningkatkan budaya kualitas sebagai penunjang daya saing perusahaan dalam
jangka panjang.

b. Perhatian khusus dan pembenahan perlu difokuskan pada variabel dan item
pernyataan yang mempunyai rata-rata terendah pada setiap variabel dalam
implementasi TQM, yaitu:

perusahaan diharapkan menyebarluaskan kebutuhan konsumen kepada seluruh


karyawan, mengembangkan komunikasi dengan pemasok untuk meningkatkan
semua aspek kualitas, manajemen memberi pengakuan dan penghargaan atas
prestasi karyawan dalam bidang kualitas, semua karyawan hendaknya dilatih lintas
bagian agar dapat saling melengkapi, karyawan diberi kewenangan dalam
pengambilan keputusan secara proporsional, perusahaan melakukan studi banding
terhadap kualitas proses kerja, semua peralatan dan proses kerja diharapkan
berlangsung di bawah kendali statistik (Statistic Processing control) untuk
meningkatkan budaya kualitas di PT. BADAK NGL Co. – Bontang.

c. Perhatian khusus dan pembenahan juga perlu diberikan pada variabel perbaikan
berkelanjutan dan perbandingan kinerja yang tidak berpengaruh signifikan terhadap
budaya kualitas agar lebih efektif membentuk budaya kualitas di PT. BADAK NGL Co.,
karena secara teoritis maupun empiris kedua variabel tersebut merupakan elemen
kunci keberhasilan implementasi TQM. Beberapa aktivitas perbaikan berkelanjutan
yang diyakini dapat membangun proses kesadaran karyawan antara lain melalui:

Penerapan siklus Plan-Do-Ceck-Action, pendekatan inkremental (Kaizen), dan


pembenahan tata graha melalui five S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke).

Pengelolaan perbandingan kinerja (benchmarking) hendaknya lebih sistematis


melalui lima tahap, yaitu: tahap pengambilan keputusan obyek yang akan
diperbandingkan, identifikasi obyek, pengumpulan informasi, analisis, dan
implementasi.

d. Diharapkan saran dan kritik dari pembaca agar penelitian atau penyusunan makalah
yang akan datang lebih baik lagi.

You might also like