You are on page 1of 5

Laporan observasi

Pendahuluan
Sebagaimana kita ketahui dalam pembelajaran ada beberapa komponen yang
mendukung kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Diantaranya Kurikulum dan
pembelajaran, peran guru, dan peran murid, dan lain-lain. Dan kita ketahui pula kurikulum
mengacu kepada standar isi dan standar proses. Turunan dari standar isi biasanya
mencangkup staandar kompetensi dan kompetensi dasar yang digunakan dalam pembuatan
silabus, kemudian dijabarkan kedalam indakator-indikator, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, instrumen penilaian, alokasi waktu, dan sumber bacaan. Dalam prateknya,
silabus tidak boleh mengurangi SK & KD yang telah ditetapkan dalam Permendiknas.
Selanjutnya kita kenal dengan Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) yaitu turunan
dari silabus yang kemudian dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Dalam pembuatan RPP
pun tidak boleh menyimpang dari silabus. Baik silabus maupun RPP adalah syarat mutlak
yang harus dibuat seorang guru sebelum pelaksaan pembelajaran berlangsung. Guru yang
baik adalah guru yang tidak asal-asalan dalam membuat silabus dan RPP.
Dalam perangkat pembelajaran tidak hanya membahas silabus dan RPP saja, tapi disini
ada peran guru sebagai evaluator dan murid sebagai yang diuji. Guru sebagai evaluator
tentunya harus memahami benar bagaimana cara pelaksaan evaluasi pembelajaran. Dari
membuat kisi-kisi soal, penggunaan intrumen penilaian yang tepat seperti apa, dan
bagaimana cara menilai siswa. Guru sebagai evaluator harus tahu benar standar penilaian
yang tertera dalam “Delapan Standar Pendidikan Nasional”, sehingga Guru tidak asal dalam
bertindak sebagai evaluator.
Untuk itulah, kami disini ingin memberi tahu ada beberapa komponen pembelajaran
itu yang kami lihat dalam keadaan yang real yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan.
Semua realita itu kami lihat di SD At-Taqwa yang mana sebagai objek penelitian kami. Dan
kita ketahui SD At-taqwa adalah SD swasta islam yang mengikuti standar pendidikan
nasional. Akhir kata, penelitian ini kami jabarkan dalam bentuk deskritif. Untuk
selengkapnya dan dapat dilihat pada bab selanjutnya mengenai hasil laporan observasinya.
Pembahasan
Umum (Profil)
Berdasarkan hasil observasi di Sekolah Islam At-Taqwa Rawamangun diketahui data sebagai
berikut:
Guru agama di Sekolah At-Taqwa Rawamangun berjumlah 2 orang, diantaranya yaitu 1
orang guru PAI dan 1 orang guru khusus mengaji Al-Qur’an
Jumlah siswa di Sekolah At-Taqwa adalah 280 orang (semua muslim) :
Laki-laki : 132 orang
Perempuan : 148 orang

Silabus Pembelajaran
Sebagaimana kita ketahui bahwa Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu
dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
Dalam penyusunan silabus, Sekolah At-Taqwa Rawamangun mengacu pada standar isi
berdasarkan Permendiknas No. 22 tahun 2006:
Menggunakan peta kompetensi 5 aspek
System pembelajaran sampai tuntas, SKM: 7 dan jika < 7 maka harus remedial
Namun dalam prakteknya dilakukan penyesuaian dengan mengimprovisasinya sesuai
kebutuhan tanpa mengurangi standar isi dari pemerintah. Adapun contoh penyesuaian yang
dimaksud adalah dengan menambahkan hafalan juz ama sebagai cirri khas sekaligus nilai
tambah dari Sekolah At-taqwa.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Sebagaimana yang telah kita pelajari bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan
dalam silabus. RPP akan membantu si pengajar dalam mengorganisasikan materi standar,
serta mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin timbul dalam
pembelajaran. Baik pengajar maupun peserta didik mengetahui dengan pasti tujuan yang
hendak dicapai dan cara mencapainya. Dengan demikian pengajar dapat mempertahankan
situasi agar peserta didik dapat memusatkan perhatian dalam pembelajaran yang telah
diprogramkannya.
Para Guru/tenaga pendidik di SD ini melaksanakan proses pembelajaran dikelas
membuat RPP yang mengacu pada Permendiknas. Menurut Pak…………, “RPP wajib dibuat
oleh setiap Guru sebab memfokuskan para guru dalam mengajar, RPP di buat oleh masing-
masing guru sesuai dengan mata pelajaran yang ia ajarkan.
Di dalam menetapkan kompetensi akhir yang akan dicapai oleh siswa melalui silabus,
Sekolah ini menerapkan system indicator yang lebih dikenal dengan TIK. Adapun dalam
pembuatan TIK/TPK pada RPP mengacu pada prinsip ABCD:
A : audiens = siswa
B : behavior = pengetahuan
C : condition = kondisi
D : degree = tingkatan

Instrumen Penilaian
Sebagaimana kita ketahui bahwa Instrumen penilaian adalah suatu alat untuk mengukur
tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah diberikan sebelumnya Instrumen
penilaian tersebut bisa dalam bentuk tes obejektif ataupun non objektif. Dan umumnya pada
sekolah-sekolah, teknik penilaian yang diberikan selalu bervariasi, seperti pilihan ganda,
menjodohkan, dan uraian serta portolio.
Dalam hasil observasi yang telah kami lakukakan di SD At-Taqwa, disana didapati
bahwa Teknik evaluasi melalui quis serta Tanya jawab sebelum memulai pelajaran. Tanya
jawab sebelum memulai pelajaran bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
siswa dalam menyerap pelajaran sebelumnya. Dengan demikian guru mendapat gambaran
sekaligus akan mempermudah dalam melakukan proses pembelajaran selanjutnya. Evaluasi
dilakukan setelah indicator dan SK selesai. Teknik evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan siswa maka dilakukan ulangan harian, mid test, serta ujian akhir
semester.
Baik ulangan harian, ujian mid semester, maupun ujian akhir semester variasi soalnya
cenderung sama. Yaitu:
Multiple choice
Essay
Uraian

Pembuatan soal evaluasi tersebut cukup variatif, selain dengan menggunakan essay,
multiple choice, ada juga teknik matching dalam bentuk games interaktif. ( contoh-contoh
soal terlampir )
Guru mata pelajaran agama di Sekolah At-Taqwa menyusun sendiri soal untuk ujian
akhir semester, karena di sekolah ni tidak ada persaruan guru agama (tim MGMP) dalam
menyusun soal. Selain itu guru mata pelajaran lebih mengetahui sejauh mana kemampuan
siswa di dalam menyerap pelajaran sehingga akan lebih mudah (tepat sasaran) dalam
menyusun sendiri soal untuk ujian akhir semester.
Mekanisme pembuatan soal untuk ujian akhir semester menggunakan kisi-kisi, kartu,
dan lain sebagainya. ( terlampir ). Fungsi dari masing-masing evaluasi yang diuraikan di atas
( ulangan harian, mid semester, dan ujian semester ) untuk menguji kemampuan indicator,
semuanya dijumlahkan kemudian dibagi rata tiga. Maka dari situlah diketahui hasil evaluasi.
Instrument (alat test) yang digunakan dalam menilai perilaku dan praktek ibadah dilakukan
dengan 2 cara:
Pengamatan oleh guru mata pelajaran secara langsung di kelas
Mengamati perilaku siswa di kelas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan kognitif siswa. Tidak hanya itu, perilaku siswa di dalam kelas juga
merupakan cerminan dari kepribadian dan akhlak terpuji yang secara tidak langsung
adalah pengamalan dari ibadah.
Pengamatan di lapangan pada waktu diluar jam pelajaran, dalam hal ini lebih difokuskan
ketika jam sholat. tentu saja mutlak dilakukan guru mata pelajaran karena di dalam
pengamalan atau praktek di lapangan seringkali berbeda dengan apa yang didapatkan
di kelas. Tugas guru disini adalah memastikan siswa benar-benar paham serta
menjalankan praktek ibadah dengan benar sesuai tuntunan. Adapun jika terjadi
ketidaksesuaian dalam praktek, maka guru akan mengarahkan secara langsung agar
siswa benar-benar dapat melakukan praktek ibadah dengan benar.

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil hasil Observasi di SD At-Taqwa adalah sebagai berikut:
SD At-taqwa adalah SD swasta islam yang mempunyai guru PAI hanya satu dan
tetap mengunakan standar kompetensi dan kompotensi tanpa mengurangi, serta
dalam pembuat RPP mengacu pada prinsip ABCD
Dalam pembuat soal, tidak mengenal tentng MGMP. Sehingga pembuatan soal
dibuat oleh guru masing-masing bidangnya.
Guru sebagai evaluator harus benar-benar paham akan kegiatan evaluasi
pembelajaran
Teknik instrument tesnya bervariasi, contonnya ada soal pilihan berganda dan soal
isian. Namun ketika dimintai contoh portofolio tidak diberi, hanya dijelaskan
secara garis besar.

SARAN
Alangkah baiknya, hasil observasi ini dapat menjadi masukan dan dapat dipahami oleh
kita semua sebagai calon guru. Sebagai calon guru kelak, harus mengetahui bahwa
komponen-komponen pembelajaran tidak dapat dipisahkan dan sebagai guru yang
professional, harus mengikuti aturan-atruran yang telah tertera dalam Permendiknas.

You might also like