You are on page 1of 11

MATERI MATA KULIAH

TEKNOLOGI MEKANIK II

MESIN GERINDA

Disusun oleh:

Didi Selamet Riyadi

JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK CILACAP
2010
MESIN GERINDA

A. Pendahuluan

Mesin Gerinda adalah salah satu mesin perkakas dengan mata potong jamak, dimana mata
potongnya berjumlah sangat banyak yang digunakan untuk mengasah/memotong benda kerja
dengan tujuan tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan
dengan benda kerja sehingga terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, atau pemotongan.

B. JENIS-JENIS MESIN GERINDA


Dalam bab ini akan dibahas tentang mesin gerinda presisi. Menurut jenis benda kerja yang di
gerinda terdapat beberapa jenis mesin gerinda presisi antara lain:
a. Mesin gerinda datar / surface grinding machine
adalah mesin gerinda dengan teknik penggerindaan mengacu pada pembuatan bentuk
datar, bentuk, dan permukaan yang tidak rara pada sebuah benda kerja yang berada di
bawah batu gerinda yang berputar. Pada umumnya mesin ini di gunakan untuk
menggerinda permukaan yang meja mesinnya bergerak horizontal bolak-balik. Meja
ini dapat diopersikan manual maupun otomatis. Pencekaman benda kerja dengan cara
diikat pada kotak meja magnetik.

Menurut sumbunya, mesin ini dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:


 Mesin gerinda datar horizontal dengan gerakan meja bolak-balik. Mesin ini
digunakan untuk menggerinda benda-benda dengan permukaan rata dan
menyudut.

 Mesin gerinda datar horizontal dengan gerakan meja berputar. Mesin jenis ini
digunakan untuk menggerinda permukaan rata poros.
 Mesin gerinda datar vertikal dengan gerakan meja bolak-balik. Mesin ini
digunakan untuk menggerinda benda kerja dengan permukaan rata dan lebar
serta menyudut.

 Mesin gerinda datar vertikal dengan meja berputar, fungsi mesin ini sama
dengan mesin gerinda datar horizontal meja bolak-balik.

Bagian-bagian utama mesin gerinda datar:

Keterangan:
1) Spindel pemakanan batu gerinda
2) Pembatas gerak langkah meja mesin/ stopper
3) Sistem hidrolik mesin
4) Spindel penggerak meja mesin naik turun
5) Spindel penggerak meja memanjang
6) Tuas kontrol meja mesin
7) Panel kontrol
8) Meja mesin
9) Spindel utama batu gerinda
Untuk merk dan type terkadang letak posisi spindel, tuas dan panel kontrol mesin
berbeda.
Perlengkapan mesin gerinda datar:
1) Meja magnet listrik
2) Meja magnet permanen
3) Ragum mesin
4) Meja sinus
5) Meja sinus universal
6) Blok pencekam khusus
7) Pengasah batu gerinda/ dresser

b. Mesin gerinda silinder / cylindrical grinding machine


Adalah jenis mesin gerinda dengan benda kerja yang mampu di kerjakan adalah
benda dengan bentuk silinder. Jenis mesin ini dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
 Mesin gerinda silindris luar
 Mesin gerinda silindris dalam
 Mesin gerinda silindris universal
 Mesin gerinda silindris luar tanpa senter

Bagian –bagian mesin gerinda silinder:

Keterangan:

 Kepala utama
 Spindel utama benda kerja
 Kaki mesin
 Panel kontrol
 Meja bawah
 Meja atas
 Kepala lepas
 Perlengkapan pendingin
Perlengkapan mesin gerinda silinder :

1) Cekam rahang 3
Berfungsi untuk mencekam benda yang akan di gerinda
2) Collet
Berfungsi untuk mencekam benda yang akan di gerinda tetapi memiliki
permukaan yang halus
3) Face plat
Berfungsi mencekam benda dengan permukaan dalam yang akan digerinda
4) Pembawa / lathe dog
Untuk mencekam benda kerja dengan pencekaman beetwen senter
5) Senter ulir
Sebagai penyangga ujung benda kerja pada pencekaman beetwen senter dan
dipasang di spindel utama
6) Senter konis
Sebagai penyangga pada tail stok
7) Cekam magnet
Untuk mencekam dengan diameter lebar dan pendek. Prinsip kerjanya sama
dengan meja magnet pada mesin gerinda ratal
8) Dial indikator
Untuk mengecek kesenteran/ kelurusan meja mesin terhadap sumbu gerinda
9) Penyangga tetap
Untuk menyangga benda kerja yang panjang agar tidak terjadi defleksi pada saat
proses penggerindaan
10) Pengasah batu gerinda/ dresser
Untuk mengasah batu gerinda jika sudah tidak rata.

c. Mesin gerinda alat potong / tool grinding machine


Sesuai dengan namanya,mesin jenis ini memiliki fungsi untuk menggerida alat-alat
potong/ cutter memesin perkakas

C. BATU GERENDA
Komponen ini adalah salah satu faktor utama dalam penentuan hasil akhir penggerindaan.
Untuk mendapatkan hasil penggerindaan yang maksimal, pemilihan batu gerinda dipengaruhi
oleh beberapa hal yang akan dijelaskan di bawah., sebenarnya batu gerinda terdiri dari 2
bahan penyusun utama, yaitu butiran asah / abrasive dan perekat / bond.
a. Jenis-jenis abrasive
 oksida Alumunium (Al2O3), (A)
paling banyak di aplikasi sebagai bahan pembuatan batu gerinda. Digunakan
untuk menggerinda material dengan tegangan tarik tinggi.seperti baja karbon,
baja paduan, HSS.
 Silikon karbida (SiC), (C)
Butiran yang sangat keras dan mendekati kekerasan intan. Digunakan untuk
menggerinda material dengan tegangan tarik rendah. Seperti besi tuang
kelabu, grafit, alumunium, kuningan, dan karbida.
 Diamond/ intan (D)
Butiran sangat keras, digunakan untuk menggerinda material dengan
kekerasan sangat tinggi. Seperti carbida semen, keramik, kaca, granit,
marmer, batun permata
 Boron nitride (BN), (CBN)
Kristal bahan ini berbentuk kubus. Bahan ini digunakan untuk menggerinda
benda kerja yang sangat keras seperti karbida, baja perkakas dengan
kekerasan diatas 65 HRC.
b. Jenis-jenis bond
 Tembikar / vitrified (V)
memiliki sifat yang tidak mudah terpengaruh oleh air, minyak, ataupun
perubahan suhu.
 Silikat / silicate (S)
Digunakan untuk menggerinda material yang sensitif terhadap panas
 Bakelit/ resinoid (B)
Digunakan untuk menggerinda dengan kecepatan putar tinggi
 Karet / rubber (R)
Di gunakan pada roda gerinda yang elastis
 Embalau / shellac (E)
Digunakan untuk hasil penggerindaan yang sangat halus
 Perekat logam/ metal bond
Di gunakan untuk mengikat abrasive boron nitride dan intan.

c. Ukuran butir asahan


Ukuran butir asah dinyatakan dalam bentuk angka. Dimana semakin kecil angka
menunjukan semakin besar ukuran butir abrasive dan semakin besar angka maka
ukuran butir abrasive semakin kecil. Batu gerinda dengan butir kasar (angka kecil)
memiliki kemampuan potong yang baik tetapi hasilnya kasar sedangkan batu gerinda
dengan butir halus (angka besar) memiliki kemampuan daya bentuk yang baik dan
hasil penggerindaan yang baik.

Tingkat kekasaran Ukuran butir (mesh)


Kasar 12, 14,16,20,24
Sedang 30,36,46,56,60
Halus 70,80,90,100,120
Sangat halus 150,180,220,240
tepung 280,320,400,500,800,1200

Angka-angka ini di dapat dari proses penyaringan, dimana saringan tersebut memiliki
lubang-lubang. Dimana Ukuran lubang didapat dari banyaknya lubang dalam
saringan seluas 1 inchi2 , ukuran lubang dinamakan dengan mesh.
Sebagai contoh:
1. jika dalam 1 inchi2 terdapat 120 lubang, berarti butiran yang dapat melewati/
lolos berukuran 120 mesh atau lebih kecil lagi.
2. Jika dalam 1 inchi terdapat 56 lubang, berarti butiran yang dapat melewati/
lolos berukuran 56 mesh atau lebih kecil lagi.
Dan jika butiran yang tertahan diatas saringan berarti memiliki besar butir 1 step lebih
tinggi ( ukuran butir yang lebih kecil).

d. Struktur batu gerinda


Struktur batu gerinda di pengaruhi dan di tentukan oleh perbandingan 2 faktor, yaitu
ukuran butiran dan perekat yang digunakan. Perbandingan perekat dengan butir asah
dalam batu gerinda berkisar antara 10-30 % dari volume total batu gerinda.
Dilihat dari perbandingan tersebut, terdapat 2 jenis batu gerinda, yaitu:
1. Struktur terbuka/ batu gerinda lunak
Jenis ini memiliki sifat mudah melepaskan butir asah dalam tekanan tertentu
karena memiliki Jumlah perekat sedikit. Jenis ini di gunakan untuk menggerinda
benda yang keras, karena sifat yang mudah melepas butir asah, maka permukaan
benda kerja selalu mendapatkan butiran asah yang baru dan massih tajam.
Percikan bunga api yang dihasilkan banyak karena selain partikel benda kerja,
gesekan yang terjadi juga melepaskan butiran asah.
2. Struktur tertutup/ batu gerinda keras
Jenis ini memiliki sifat yang sulit melepaskan butir asah dalam tekanan tertentu
karena memiliki perekat yang banyak. Jenis ini cocok di gunakan untuk
menggerinda benda yang lunak, karena sifat benda kerja yang lunak, maka mata
asah dapat lebih awet karena partikel benda kerja akan terkikis terlebih dahulu
dari pada terlepasnya butiran asah. Percikan bunga api yang dihasilkan oleh
penggerindaan sedikit.

e. Kekerasan batu gerenda


Tingkat kekerasan tidak dilihat dari kerasnya butiran abrasive yang digunakan tetapi
dilihat dari kuatnya bond (perekat) untuk mengikat butiran abrasive dari tekanan
tertentu ketika melakukan proses penggerindaan.
Tingkat kekerasan dinyatakan dalam simbol huruf alfabet. Kekerasan batu gerinda
dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tingkat kekerasan simbol


Sangat lunak E,F,G
Lunak H,I,J
Sedang L,M,N,O
Keras P,Q,R,S
Sangat keras T,U,V,W

f. Kecepatan potong batu gerenda


Kecepatan potong batu gerinda didapat dari persamaan:
Vc × 1000 ×60
n=
π×d
Dimana:
n : kecepatan putar (rpm)
Vc : kecepatan potong (m/s)
d : diameter batu gerinda (mm)
π ×d×n
Vc :
60.000

Contoh:

Sebuah batu gerinda berdiameter 120 mm, akan bekerja dengan kecepatan potong 20
m/det. Hitung berapa kecepatan putar batu gerinda mesin tersebut!
Jawab:
Vc × 1000 ×60
n=
π×d

20 × 1000× 60
n=
3.14 × 120

= 3185 rpm

g. Identifikasi batu gerenda


Pada setiap batu gerinda pasti terdapat simbol/ tanda yang menyebutkan identitas batu
gerinda tersebut. Indentitas batu berisi informasi, antara lain:
1. Jenis bahan asah
2. Ukuran butiran asah
3. Tingkat kekerasan
4. Susunan butiran asah
5. Jenis bahan perekat
Sebagai contoh:
RG 38 A 36 L 5 BE,
Artinya:
38 : kode pabrik
A : jenis abrasive
36 : ukuran abrasive
L : tingkat kekerasan
5 : susunan abrasive
V : jenis bond
Cara membaca kode diatas adalah, batu gerinda dengan bahan abrasive oksida
alumunium dengan ukuran 36 mesh dengan susunan sedang dan menggunakan
perekat tembikar.

h. Pemilihan batu gerenda

Pemilihan roda gerinda biasanya berdasarkan pada,

- Bahan dan kekerasan benda yang digerinda, untuk bahan dengan kekuatan tarik
tinggi, digunakan roda gerinda dari Aluminium oksida. Bahan tersebut antara
lain, Baja karbon, Besi tempa, Perunggu kenyal, Tungsten, Baja campuran , dll.
- Untuk bahan dengan kekuatan tarik rendah, yaitu Besi kelabu, Kuningan,
Perunggu, Aluminium, tembaga, granite, dll. Gunakan roda gerinda Silicon
carbida. Selain itu, gunakan roda gerinda keras untuk bahan yang lunak, dan roda
gerinda lunak untuk bahan yang keras.
- Volume bahan yang digerinda, untuk volume bahan buangan yang besar gunakan
roda gerinda yang berbutir besar dan kasar, termasuk bahan yang liat. Sedangkan
roda gerinda berbutir halus digunakan untuk volume sedikit (tipis untuk
finishing), termasuk bahan yang keras.
- Besarnya busur singgung antara roda gerinda dan benda kerja, busur singgungan
besar berarti luasan gesekan juga luas, maka roda gerinda cepat aus. Untuk itu
gunakan roda gerinda lunak dengan butiran yang besar. Sedangkan untuk busur
singgungan kecil atau sedikit, gunakan roda gerinda yang keras dengan butiran
halus.

i. Penyetimbangan batu gerinda


Sebelum batu gerinda dipasang dan digunakan atau setelah pemakaian dalam jangka
waktu tertentu, sebaiknya batu gerinda di cek keseimbangannya agar saat berputar
tidak goyang. Hal ini perlu dilakukan karena pada setiap batu gerinda tidak memiliki
kerapatan yang sama pada setiap titiknya. Batu gerinda dapat dikatakan setimbang
apabila jika diputar akan berhenti dititik mana saja, tidak pada titik tertentu.
Metode penyetimbangan batu gerinda adalah:
1. Gantung batu gerinda dengan menggunakan tali
2. Putar batu gerinda hingga diam, tandai bagian atas dengan kapur
3. Putar kembali batu gerinda hingga diam, jika berhenti pada titik yang sama
berarti batu gerinda tidak setimbang. Pasang bobot penyetimbang pada titik yang
ditandai.
4. Putar kembali batu gerinda, tandai kembali seperti pada poin 1.
5. Putar kembali hingga berhenti pada titik tertentu. Pasang bobot penyetimbang
pada bagian yang ditandai.
6. Ulangi hingga batu gerinda berhenti di sembarang titik.
7. Pemasangan penyetimbang maksimal 3 titik

Beberapa metode penyetimbangan batu gerinda:

1. Mengurangi bagian tertentu, dilakukan oleh pabrik


2. Dengan menggunakan 2 buah bobot penyeimbang
3. Dengan menggunakan 3 buah bobot penyeimbang

Batu gerinda yang tidak setimbang di sebabkan beberapa faktor, antara lain:

a) Campuran antara abrasive dan bond yang tidak merata


b) Batu gerinda tidak sentris karena pemakaian
c) Bagian dari batu basah terkena air atau minyak
d) Lubang poros yang tidak sesuai dengan porosnya yang menyebabkan
kelonggaran.
Kondisi batu seperti diatas akan menyebabkan :
a) Kualitas hasil penggerindaan yang buruk.
b) Getaran yang terjadi akan mempengaruhi mesin
c) Rusaknya bantalan poros.

j. Pemasangan batu gerinda


Pemasangan batu gerinda pada mesin akan mempengaruhi kualitas penggerindaan.
Pemasangan yang salah akan berakibat fatal baik pada hasil penggerindaan, mesin
gerinda dan operatornya. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,dalam
pemasangan batu gerinda harus mengikuti langkah-langkah yang sudah ditentukan.
Pemasangan batu gerinda ada 2 macam, langsung dan tak langsung. Pada
pemasangan langsung, batu gerinda langsung di pasang pada poros. Ini berlaku di
mesin gerinda meja. Pemasangan batu gerinda tak langsung harus melalui langkah-
langkah dibawah ini:

1. Periksa batu gerinda.


Cek fisik dari batu gerinda dari keretakan dan pastikan batu gerinda setimbang.
2. Pastikan kertas pelapis masih menempel pada kedua sisi batu dengan baik.
3. Cek permukaan batu. Pastikan tidak cacat, bebas dari oli/gemuk
4. Masukan batu gerinda pada poros. Pastikan tidak terlalu longgar/ terlalu sempit.
5. Kondisikan seluruh permukaan ring pelapis, flens dan batu gerinda benar-benar
rapat, tidak ada celah. Tebal ring pelapis maksimal 0,5 jika terbuaat dari kertas,
dan maksimal 3,2 jika terbuat dari kulit. Diameter flens minimal 1/3 diameter
batu gerinda , harus memiliki pembatas dan diameter lubang harus sesuai
dengan diameter poros mesin gerinda.
6. Pastikan putaran ulir pada poros memiliki arah yang berlawanan dengan
putaran sumbu mesin.
7. Ikat dengan kuat mur/ baut pengikat. Baut bersinggungan dan menekan flens.
Tidak pada permukaan batu gerinda. Pengencangan jangan terlalu kencang atau
terlalu kendor, karena akan membuat cacat batu gerinda.

D. Macam-macam penggerindaan
Selain penggerindaan datar dan silindris, terdapat juga penggerindaan jenis yang lain yang
disesuaikan dengan bentuk yang akan di gerinda/ bentuk kontur. Antara lain:
a. Penggerindaan keliling.
Metode ini cocok untuk penggerindaan permukaan, alur, dan pasak. Metode ini
memerlukan pengaturan langkah pergerakan mesin.
b. Penggerindaan muka
Penggerindaan ini memiliki keuntungan lebih jika dibandingkan dengan
penggerindaan keliling. Karena memiliki efisiensi waktu yang lebih besar
dibandingkan penggerindaan keliling.

E. Waktu penggerendaan
Terdapat 2 macam waktu penggerindaan, yaitu untuk sekali langkah pemakanan dan multi
pemakanan/ penggerindaan.
1. Sekali langkah.
2× L×i
Tm =
v ×1000

2. Multi langkah
2× L× B ×i
Tm =
v ×1000 × s
Dimana:

Tm = waktu penggerindaan (menit)


l = panjang benda kerja (mm)
L = panjang penggerindaan (mm)
i = jumlah pemakanan
v = kecepatan gerak meja (m/menit)
b = tebal benda kerja (mm)
B = tebal penggerindaan/B = b (mm)
s = pemakanan menyamping (mm/langkah)

Contoh:

Sebuah besi kotak, panjang 190 mm dan lebar 150 mm yang akan digerinda. Dengan jumlah
pemakanan 4 kali, lebar batu gerinda 20 mm, pemakanan ke samping 6 mm/langkah,
kecepatan gerak meja 2 m/menit. Hitung waktu penggerindaan!

Jawab :

B = b = 150 mm;
L = l + 2 X 5 mm = 190 + 10 mm
= 200 mm
2× L× B ×i
Tm =
v ×1000 × s

2× 200× 150× 4
Tm =
2 ×1000 ×6

= 20 menit

You might also like