You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Puisi sebagai salah satu karya sastra, menyimpan makna tersembunyi dengan
meminjam kata-kata atau ungkapan lain untuk menyampaikan makna atau pesan yang
sebenarnya. Hal ini terkadang membuat puisi tidak langsung dapat dipahami dengan
sekedar membaca secara sepintas saja, tapi juga dibutuhkan penghayatan untuk
akhirnya dapat dimengerti, serta menikmati makna sebenarnya yang terkandung di
dalamnya.
Emerson berkata “puisi mengajarkan sebanyak mungkin dengan kata-kata
yang sesedikit mungkin” (Tarigan, 1967:28). Kata puisi itu sendiri berasal dari bahasa
Yunani poiesis yang berarti penciptaan. Namun arti ini lama kelamaan dipersempit
ruang lingkupnya menjadi “ Hasil seni sastra, yang kata-katanya disusun menurut
syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kata-kata kiasan”
(Ensiklopedia Indonesia N-Z ; tanpa tahun :1147)
Padanan kata puisi dalam bahasa Inggris adalah poetry yang erat
hubungannya dengan dengan kata –poet dan kata –poem. Kata –poet sendiri berasal
dari bahasa Yunani yang berarti membuat, mencipta. Dalam bahasa Yunani kata –
poet juga berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-
hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang
yang berpenglihatan tajam, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran
yang tersembunyi. (Coulter; 1930 : 284-285)
Jika kita perhatikan, pada umumnya penyair mengatakan lebih banyak dari
apa yang dikandung oleh kata-kata yang tersurat dalam puisi mereka. Dengan kata

1
lain : Dengan sedikit kata-kata penyair ingin melukiskan atau mengatakan sesuatu
seluas dan sejelas mungkin.
Lirik merupakan sebuah puisi yang diberi melodi yang hasilnya berupa lagu.
Namun proses penciptaan sebuah puisi dan lirik lagu masing-masing melalui proses
yang berbeda karena sebuah puisi mungkin dianggap telah selesai dalam
pembuatannya apabila penulisnya merasakan ia telah sempurna, tetapi berlainan
dengan jalur yang harus dilalui oleh sebuah lirik lagu yang perlu memenuhi kehendak
komposer dan penyanyinya sebelum dianggap lengkap oleh penulisnya.
Dalam penulisan sebuah lirik diperlukan ilham atau inspirasi yang muncul
tidak tergantung dengan tempat ataupun waktu. Menurut Khir Rahman, seorang
penulis lirik lagu yang berasal dari Malaysia, ada dua proses dalam memperoleh
ilham atau inspirasi menulis lirik, bisa datang dari rasa lagu sendiri atau dari melodi
yang diberikan oleh komposer untuk dimasukkan liriknya. Kedua proses inspirasi ini
datang dari diri penciptanya yang kemudian dimelodikan. Tidak semua puisi boleh
dilagukan karena sebuah puisi mempunyai jiwanya yang tersendiri. Begitu juga
dengan lirik, belum tentu lirik boleh menjadi puisi karena sebuah lirik yang
diciptakan harus diserasikan dengan melodi dan keinginan penyanyinya. Sebuah lirik
haruslah mengikuti jalan cerita yang ingin disampaikan. Lirik lagu pun terkadang
harus sesuai dengan tuntutan dari industri musik yang selaras dengan perkembangan
jaman. (www.blogdrive.com/liriklagu/), oleh karena itu lirik yang baik mesti sesuai
dengan melodinya walaupun diksi yang dipilih oleh penulisnya adalah sesuatu yang
lumrah diucapkan sehari-hari.
Oleh karena itu yang menjadi tujuan dari penulisan analisis lirik lagu san
gatsu kokonoka berdasarkan pendekatan struktural dan semiotik ini adalah
mengetahui menangkap makna dan memberi makna kepada lirik lagu tersebut.

2
BAB II
ISI

II.1 Tinjauan Pustaka


II.1.1 Pengertian Puisi
Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang
artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry
yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan,
1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau
mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta
melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat
suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci,
yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak
kebenaran yang tersembunyi.
Dalam buku Shi No Hon dipaparkan tentang puisi sebagai berikut; puisi
adalah tujuan dari pengharapan, saat mengungkapkan keinginan apa yang ada di hati,
saat memaparkan kata-kata, itulah yang dinamakan dengan puisi. Pada saat pertama
kali memaparkan perasaan yang bergejolak dalam bentuk kata-kata akan menjadi
keluhan, dengan kata lain ketidakpuasan lama-kelamaan akan menjadi hal yang
tersisa. Dari definisi ini penulis menyimpulkan bahwa hal yang tersisa disini adalah
puisi, sebagai perwujudan dari apa yang ingin diutarakan, melalui media kata-kata
yang tersusun penuh estetika (Fukawayousaemon, 5-2-1982).
Disebutkan juga bahwa; Puisi disebut sebagai sesuatu yang mewakili
semangat suatu bangsa. Selain itu, puisi disebut juga sebagai suatu yang bernapas dan
hidup seiring dengan jaman. Puisi dalam bahasa Inggris adalah poetry, karena sering
sekali disamakan dengan kebudayaan maka pada hakikatnya kedua dalil pernyataan
memiliki esensi kebudayaan, yang saling berkaitan dan mengandung permasalahan

3
yang penting. Dapat disimpulkan dari definisi ini bahwa pada hakikatnya puisi dan
kebudayaan mengandung esensi yang sama, dan saling berkaitan dimana puisi
sebagai bagian dari kebudayaan dan kebudayaan sebagai hal yang mendasari
terciptanya puisi.

II.1.2. Unsur-Unsur Pembentuk Puisi


Ada beberapa pendapat tentang unsur-unsur pembentuk puisi. Salah satunya
adalah pendapat I.A. Richard. Dia membedakan dua hal penting yang membangun
sebuah puisi yaitu hakikat puisi (the nature of poetry), dan metode puisi (the method
of poetry).
Hakikat puisi terdiri dari empat hal pokok, yaitu
1. Sense (tema, arti)
Sense atau tema adalah pokok persoalan (subyek matter) yang dikemukakan oleh
pengarang melalui puisinya. Pokok persoalan dikemukakan oleh pengarang baik
secara langsung maupun secara tidak langsung (pembaca harus menebak atau
mencari-cari, menafsirkan).
2. Feling (rasa)
Feeling adalah sikap penyair terhadap pokok persoalan yang dikemukakan dalam
puisinya. Setiap penyair mempunyai pandangan yang berbeda dalam menghadapi
suatu persoalan.
3. Tone (nada)
Yang dimaksud tone adalah sikap penyair terhadap pembaca atau penikmat
karyanya pada umumnya. Terhadap pembaca, penyair bisa bersikap rendah hati,
angkuh, persuatif, sugestif.
4. Intention (tujuan)
Intention adalah tujuan penyair dalam menciptakan puisi tersebut. Walaupun
kadang-kadang tujuan tersebut tidak disadari, semua orang pasti mempunyai
tujuan dalam karyanya. Tujuan atau amanat ini bergantung pada pekerjaan, cita-
cita, pandangan hidup, dan keyakinan yang dianut penyair

4
II. 1. 3. Analisis Struktural dan Semiotik
Karya sastra itu merupakan struktur makna dan struktur yang bermakna. Hal
ini mengingatkan bahwa karya sastra itu merupakan sistem tanda yang mempunyai
makna yang menggunakan medium bahasa. Untuk menganalisis sistem struktur
sistem tanda ini perlu adanya kritik struktural untuk memahami tanda-tanda yang
terjalin dalam sistem (struktur) tersebut. Ilmu pengetahuan tentang adanya ini disebut
semiotik(Preminger dkk, 1974: 980; Abrams, 1981: 170) oleh karena itu, analisis
semiotik tidak dapat dipisahkan oleh analisis struktural.
Menurut Teeuw(1983,61) analisis struktural merupakan prioritas pertama
sebelum yang lain-lain, tanpa kebulatan makna intrinsik yang hanya dapat digali dari
karya itu sendiri, tidak akan tertangkap. Makna unsur-unsur karya sastra hanya dapat
dipahami dan dinilai ssepenuhnya atas dasar pemahaman tempat dan fungsi unsur itu
dalam keselurhan karya sastra (Djoko, 2007: 141)
Puisi adalah struktur yang merupakan susunan kesatuan yang utuh. Antara
bagian-bagiannya saling berhubungan. Jadi untuk memahami suatu puisi haruslah
diperhatikan jalinan atau pertautan unsur-unsurnya sebagai bagian dari keseluruhan.
Studi sastra semiotik adalah usaha untuk menganalisis sastra sebagai suatu sistem
tanda-tanda dan menetukan konvensi-konvensi apa yang memungkinkan karya sastra
mempunyai arti (Djoko, 2007:142).
Dikemukanan Preminger lebih lanjut (1974:981) bahwa puisi adalah sistem
semiotik tingkat kedua yang menggunakan sistem semiotik tingkat pertama yang
berupa bahasa tertentu. Sistem tanda tingkat pertama itu diorganisasikan sesuai
dengan konvensi-konvensi tambahan yang memberi arti-arti dan efek-efek yang lain
dari yang dimiliki prosa biasa. Tugas semiotik puisi adalah membuat eksplisit
asumsi-asumsi implisit yang menguasai produksi arti dalam puisi.

II. 1. 4. Lagu Pop Jepang

5
Pop adalah kependekan dari populer yang berarti terkenal. Di Jepang lagu pop
dikenal dengan istilah J-Pop. Kata J-Pop diambil dari sebuah acara stasiun radio J-
Wave yang mengindikasikan musik yang berbeda dan musik yang berasal dan untuk
rakyat. J-Pop merupakan pop musik dalam konteks perasaan murni, musik yang
berasal dari rakyat, untuk rakyat, dan bagi masyarakat, yang biasa dinyanyikan oleh
orang Jepang. Kata J-Pop digunakan untuk membedakan musik modern dengan
musik klasik Jepang enka (musik tradisional Jepang dengan jenis musik ballad)
(www.encyclopedia.J-pop.com)
J-Pop merupakan bagian dari budaya populer Jepang yang meliputi anime,
drama Jepang, iklan, film, acara radio, acara televisi, dan video games. Bahkan
beberapa program berita di televisi pun ikut menayangkan lagu J-Pop di akhir
acaranya. Lagu J-Pop juga sering diputar secara keras-keras di toko-toko. Dengan
segala keunikan yang terdapat di dalamnya membuat musik J-Pop banyak dipakai
sebagai sountrack anime, dorama, film, atau iklan televisi di Jepang. Dengan mengisi
soundtrack sebuah drama atau film maka musik J-Pop lebih mudah dikenal.
Pemakaian lagu J-Pop dalam penayangan drama dan anime disesuaikan dengan masa
tayang drama dan anime tersebut sehingga dapat terjadi empat atau lebih lagu
digunakan dalam satu tahun karena dalam satu acara biasanya memiliki lagu
pembuka dan penutup.

6
II. 1. 5. Remioromen
Remioromen dibentuk pada tahun 2000. Ketiga personilnya berasal dari
Prefektur Yamanashi. Nama Remioromen sebenarnya tidak memiliki arti khusus
melainkan dari gabungan kata kesukaan mereka yang ditentukan lewat permainan
janken (gunting, batu, kertas). Masing-masing personil boleh memasukkan kata
kesukaan mereka setiap kali memenangkan janken. Fujimaki senang dengan grup
band Radiohead yang dalam bahasa Jepang disebut "rediohedo", sehingga ia
memasukkan kata "re"; Jinguji memasukkan "mi" dan "o". Mi adalah nama pacarnya
dan O adalah huruf depan namanya; Maeda senang dengan trem, sehingga
memasukkan kata romen (dari bahasa Jepang, romendensha yang berarti "trem").
Setelah singel mereka yang berjudul "Sangatsu Kokonoka" dirilis, mereka kembali ke
Yamanashi untuk melaksanakan konser di sekolah lama mereka.
Pada tahun 2005, Remioromen merilis singel mereka yang berjudul "Konayuki".
Pada tahun itu juga, Konayuki digunakan sebagai insert song untuk serial TV Ichi
Rittoru no Namida (1 Liter of Tears). Lagu "Sangatsu Kokonoka" pun dijadikan
sebagai lagu paduan suara dalam film itu. Remioromen dikenal di Indonesia berkat
lagu "Konayuki" dan "Sangatsu Kokonoka".

II.2. Metode Puisi


Berdasarkan pendapat Richards, Siswanto dan Roekhan (1991:55-65)
menjelaskan metode puisi sebagai berikut.

II.2.1 Struktur Fisik Puisi


Adapun struktur fisik puisi dijelaskan sebagai berikut.
(1)   Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak
dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak
selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut

7
sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi. Pada lirik lagu ini perwajahan
puisinya berbentuk konvensional.
(2)   Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya.
Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan
banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata
dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
Geoffrey (dalam Waluyo, 19987:68-69) menjelaskan bahwa bahasa puisi mengalami
9 (sembilan) aspek penyimpangan, yaitu penyimpangan leksikal, penyimpangan
semantis, penyimpangan fonologis, penyimpangan sintaksis, penggunaan dialek,
penggunaan register (ragam bahasa tertentu oleh kelompok/profesi tertentu),
penyimpangan historis (penggunaan kata-kata kuno), dan penyimpangan grafologis
(penggunaan kapital hingga titik)
Misalkan pada bait ke-1 dan bait ke-3 dimana bunyi bunyi syair baris kedua
berbunyi sama dengan baris ke 2 bait ke-3
かん

…ふと日の長さを感じます…
…futohi no nagasa o kanjimasu
…Tiba-tiba aku merasakan panjangnya hari-hari
Bait ke-1 baris ke 2
すこ あさ あたた
…少しずつ朝を 暖 めます
….sukoshizutsu asa o atatamemasu
… Perlahan-lahan mengahangatkan pagi
Bait ke-3 baris ke 2
Keduanya menggunakan bentuk -masu.

(3)   Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman
indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi
tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh
(imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar,

8
dan merasakan seperti apa yang dialami penyair. Seperti imaji taktil yang muncul
pada baris berikut ini :
あふ だす ひかり つぶ

溢れ出す 光の粒が
すこ あさ あたた
少しずつ朝を 暖 めます
Afuredasu hikari no tsubu ga
Sukoshizutsu asa o atatamemasu
Butiran-butiran cahaya yang meluap
Perlahan-lahan mengahangatkan pagi

(4)   Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang
memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau
lambang. Misal kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan
hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor,
tempat hidup, bumi, kehidupan, dll. Pada lirik lagu ini ada juga kata 「桜」sakura
yang merupakan lambang awal sesuatu yang baru dan semangat baru bagi orang
Jepang.

(5)   Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan


efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif
menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya
akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun
macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi,
sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks,
antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks. Misal :
ひとみ と

瞳を閉じればあなたが
まぶた うら
瞼 の裏にいることで
Hitomo o tojireba anataga

9
Mabuta no ura ni iru koto de
Jika kututup mataku
Kamu berada dibelakang kelopak mataku

てん あお ちい

…天を仰げばそれさえ小さくて
…ten o aogeba soresae chiisakute
Begitu aku melihat langit, bahkan itu pun bukan apa-apa
(simile)
がつ かぜ おも   の

3月の風に想いを乗せて
さくら つぼみ はる つづ

桜の 蕾は春へと続きます
Sangatsu no kazeni omoi o nosete
Sakura no tsubomi wa haru eto tsuzukimasu.
Bersama perasaan aku di angin bulan maret
Kuncup-kuncup bunga sakura yang terus bermekaran pada musim semi

あお そ ら り ん す

碧い空は凜と澄んで
ひつじ く も せ い し ず ゆ

羊 雲は静かに揺れる
Aoisora wa rinto sunde
Hitsuji kumo wa shizuka ni yureru
Langit biru itu dingin dan bersih
Awan berbentuk domba mengambang dengan tenang

(Personifikasi)

10
(6)   Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan
bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1)
onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi
Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir,
persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata],
dan sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3) pengulangan kata/ungkapan. Ritma
merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma sangat
menonjol dalam pembacaan puisi.

II.2.1 Struktur Batin Puisi


Adapun struktur batin puisi akan dijelaskan sebagai berikut.
(1)   Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah
hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata,
baris, bait, maupun makna keseluruhan.
(2)   Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat
dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang
sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis
kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan
psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam
menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-
kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada
wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar
belakang sosiologis dan psikologisnya.
(3)   Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan
dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui,
mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan
masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan
rendah pembaca, dll.

11
(4)   Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang
mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari  sebelum penyair
menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.

II. 3 Analisis Lirik Lagu Sangatsu Kokonoka

3月9日  レミオロメン Romaji Lyric


なが     き せ つ ま なか

流れる季節の真ん かん
中で Nagareru kisetsu no mannaka de
ふと日の長さを 感じます
す ひ び なか Futo hi no nagasa wo kanjimasu
せわしく 過ぎる 日々の 中に
Sewashiku sugiru hibi no naka ni
わたし ゆめ えが

私とあなたで がつ
夢を
かぜ
描く
おも   の

3 月の 風に 想いを 乗せて Watashi to anata de yume wo egaku


さくら つぼみ はる つづ

桜の 蕾は春へと続きます
あふ だす ひかり つぶ

溢れ出す 光の粒が Sangatsu no kaze ni omoi wo nosete


すこ あさ あたた
少しずつ 朝を 暖 めます
おお あ く び あと
Sakura no tsubomi wa haru e to
大きな
すこ て
欠伸をした 後に よこ

少し照れてるあなたの 横で tsuzukimasu
あら せ か い いりぐち た

新たな 世界の 入口に 立ち Afuredasu hikari no tsubu ga


き づ ひ と り

ひとみ と
気付いたことは 一人じゃないってこと Sukoshi zutsu asa wo atatamemasu
瞳を閉じればあなたが
まぶた うら Ookina akubi wo shita ato ni
瞼 の裏にいることで
つよ Sukoshi tereteru anata no yoko de
どれほど強くなれたでしょう
わたし
あなたにとって 私 もそうでありたい
すな ぼこり は こ つじかぜ
砂 埃 運ぶ旋風 Arata na sekai no iriguchi ni tachi
せんたくもの から

洗濯物に 絡まりますが Kizuita koto wa hitori ja naitte koto


ひるまえ そら しろ つき

昼前の
なん
空の
き れ い
白い み
月は

Hitomi wo tojireba anata ga
何だか 綺麗で 見惚れました
う ま こと Mabuta no ura ni iru koto de
巧くはいかぬ 事もあるけれど
てん あお ちい
Dore hodo tsuyoku nareta deshou
天を仰げばそれさえ
あお そら
小さくて

りん

碧い空は凜と澄んで Anata ni totte watashi mo sou de aritai


ひつじ く も せ い し ず ゆ

羊 雲
は な さ
は 静かに ま
揺れる
よろこ

花咲くを待つ歓びを Sunabokori hakobu tsumujikaze


わ あ しあわ
分かち合えるのであればそれは 幸 せ
Sentakumono ni karamarimasu ga

12
となり ほほえ
この未来も 隣 でそっと微笑んで Hirumae no sora no shiroi tsuki wa
ひとみ と
瞳 を閉じればあなたが Nandaka kirei de mitoremashita
まぶた うら
瞼 の裏にいることで
どれほど強くなれたでしょう
あなたにとって私もそうでありたい Umaku wa ikanu koto mo aru keredo
Ten wo aogeba sore sae chiisakute
Aoi sora wa rin to sunde
Hitsujigumo wa shizuka ni yureru
Hanasaku wo matsu yorokobi wo
Wakachiaeru no de areba sore wa
shiawase

Kono saki mo tonari de sotto hohoende

Terjemahan
Sangatsu kokonoka
Remiomeron

Ditengah-tengah musim yang berlaju


Tiba-tiba aku merasakan panjangnya hari-hari
Didalam hari-hari yang sangat sibuk
Aku dan kamu mengambar mimpi

Bersama perasaan aku di angin bulan maret


Kuncup-kuncup bunga sakura yang terus bermekaran pada musim semi

Butiran-butiran cahaya yang meluap


Perlahan-lahan menghangatkan pagi
Disampingmu, aku merasa malu
Setelah menguap

Berdiri di ambang pintu dunia yang baru


Yang kusadari bahwa aku tidak sendirian

Jika kututup mataku


Kamu berada dibelakang kelopak mataku

13
Bagaimanapun aku bisa bertambah kuat
Bagimu aku ingin seperti itu

Debu-debu yang terbawa angin


Menyangkut di cucian
Bulan butih yang ada dilangit pagi
Demikian indahnya aku terpaku

Terkadang ada hal yang tidak sesuai dengan yang kita rencanakan
Begitu aku melihat langit, bahkan itu pun bukan apa-apa

Langit biru itu dingin dan bersih


Awan berbentuk domba mengambang dengan tenang
Jika aku bisa berbagi kesenangan bersamamu
Menunggu mekarnya bunga sakura, aku pasti bahagia

Mulai saat ini aku ingin kamu berada di samping ku dan tersenyum

Jika kututup mataku


Kamu berada dibelakang kelopak mataku
Bagaimanapun aku menjadi kuat
Bagimu aku tidak seperti itu

Lirik lagu ini mengutarakan tentang perpisahan. Sangatsukokonoka pada


awalnya ini dibuat sebagai hadiah pernikahan(pada tanggal 9 bulan maret). Namun
menjadi lagu perpisahan karena bertepatan dengan kelulusan sekolah (tanggal 9 bulan
3). Lirik ini mengemukakan perasaan teman yang ditinggalkan. Sedangkan dahulu
pada saat masih bersama ditengah kesibukan masih bisa menceritakan mimpi-mimpi,
menceritakan cita-cita bersama. Sering melakukan kegiatan bersama sahabat
bersama, hingga pada saatnya berpisah, semuanya hanyalah kenangan.
Dalam lirik lagu ini ada koherensi atau pertautan yang erat antara unsur-
unsurnya, satuan-satuan yang bermaknanya. Ada kesatuan imaji. Sesuai dengan
す ひ び なか わたし

suasana persahaban ada Imaji persahabatan: せわしく 過ぎる 日々の 中に 私とあなた


ゆめ えが

で 夢を 描く Sewashiku sugiru hibi no naka ni Watashi to anata de yume wo egaku


き づ

(Didalam hari-hari yang sangat sibuk Aku dan kamu mengambar mimpi), 気付いた

14
ひ と り

こ とは 一人じ ゃな いっ てこと Kizuita koto wa hitori ja naitte koto (Yang kusadari


わ あ しあわ
bahwa aku tidak sendirian), 分かち合えるのであればそれは 幸 せ Wakachiaeru no
de areba sore wa shiawase (Jika aku bisa berbagi kesenangan bersamamu). Imaji
おお あ く び あ と す こ て よ こ

romantik 大きな 欠伸をした 後に 少し 照れてるあなたの 横で Ookina akubi wo


shita ato ni
Sukoshi tereteru anata no yoko de(Disampingmu, aku merasa malu Setelah
ひとみ と まぶた うら
menguap), 瞳を閉じればあなたが 瞼 の裏にいることで Hitomi wo tojireba anata
ga Mabuta no ura ni iru koto de (Jika kututup mataku kamu berada dibelakang
つよ わたし
kelopak mataku), どれほど強くなれたでしょう あなたにとって 私 もそうでありたい
Dore hodo tsuyoku nareta deshou Anata ni totte watashi mo sou de aritai
(Bagaimanapun aku bisa bertambah kuat Bagimu aku ingin seperti itu). Latarnya
あふ だす ひかり つぶ すこ あさ あたた
pagi hari pada bulan maret 溢れ 出す 光の 粒が 少しずつ 朝を 暖 めます Afuredasu
hikari no tsubu ga
Sukoshi zutsu asa wo atatamemasu (Butiran-butiran cahaya yang meluap Perlahan-
がつ かぜ おも   の さくら つぼみ

lahan menghangatkan pagi), selain itu ada juga 3月の風に想いを乗せて 桜の 蕾は


はる つづ

春へと続きます Sangatsu no kaze ni omoi wo nosete sakura no tsubomi wa haru e to


tsuzukimasu (Bersama perasaan aku di angin bulan maret Kuncup-kuncup bunga
せんたくもの から

sakura yang terus bermekaran pada musim semi) 洗濯物に 絡ま り ま す が


ひるまえ そ ら し ろ つき

Sentakumono ni karamarimasu ga(Menyangkut di cucian) 昼前の 空の 白い 月は


Hirumae no sora no shiroi tsuki(Bulan butih yang ada dilangit pagi).
Pemilihan kata-kata dan bunyi katanya saling memperkuat makna.
Kesamaan bunyi –masu pada bait ke-1 dan bait ke-2 memberikan makna
menyenangkan, tehadap kenangan yang telah di lalui oleh pengarang dan temannya.
Pada bait pertama mengacu pada keadaan dimana pengarang pernah mengabiskan
waktu bersama temannya. Masih di bait ke-1 baris ke-2 dan ke-3 merupakan kegiatan

15
yang dirasakan dan dilakukan pengarang terslihat pada penggunaan partikel を .
Kemudian pada bait ke-2 kebersamaan itu sudah terlewati dan sekarang bersamaan
dengan bermekaran bunga sakura di bulan maret, namun pengarang mengingat semua
kejadian sewaktu bersama-sama.
Perasaan hangat dari perteman, terlihat dari bait ke-3, yang dikiaskan kepada
pancaran cahaya pagi yang mengangatkan juga pada bait ke-3 baris ke-4, pengarang
merasa malu ketika berada di samping temannya dan menguap. Bait ke-4 perasaan
sadar bahwa pengarang tidak hidup sendiri di dunia ini. Bait berukutnya masih
mempunyai hubungan makna yang menggambarkan bahwa pertemanan itu bisa
membuat seseorang berubah dan menjadi lebih kuat menghadapi cobaan hidup,
walaupun teman kita jauh kita masih bisa mengingatnya.
Pada bait ke-5, pada saat bulan belum mengilang dari pandangan di pagi hari
pemandangan menang indah. Pada bait ini menggambarkan keadaan pagi hari saat
berpisah. Bait ke-6 pengarang menyadari bahwa setiap hal yang direncanakan tidak
semuanya bisa berjalan lancar. Pada saat itu terjadi pengarang berusaha mengalihkan
perhatian dan mengambil hikmah dari perpisahan ini. Pada bait berikutnya yaitu bait
ke-7 menceritakan kebahagian. Kebahagian pada saat salng mengerti dan berjalan
bersama sahabat.
Amanat yang terkandung pada lirik lagu ini adalah setiap pertemuan pasti
akan berujung pada perpisahan, setiap waktu yang telah dilalui bersama merupakan
hal yang patut kita syukuri. Mencoba menghargai hal yang kita punya sekarang
merupakan hal terbijak yang bisa kita lakukan dan bisa membawa kita pada
kebahagiaan. Selama mempunyai teman kita tidak perlu merasakan kesepian dan
kesendirian.

16
17
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

III. 1. Kesimpulan
Lirik lagu merupakan sebuah syair puisi yang diberi nada. Setiap puisi
mempunyai makna yang dalam yang tak bisa dilihat dari luarnya saja. Semiotik
tingat dua pada puisi menyebabkan kita menganalisis makna yang sebenarnya pada
puisi. Pada lirik lagu Jepang biasanya pada tema apapun pasti memberikan gambaran
yang puitis melalui struktur dan latarnya. Begitu juga dengan keadaan lingkungan
Alam akan selalu masuk pada bagian-bagian lirik lagu. Karena bagi orang Jepang
Alam bersatu dengan Alam merupakan cara hidup mereka.
Bunga sakura yang bermekaran menjadi pencitraan keindahan negara Jepang
pada saat musim semi tiba, banyak puisi dan haiku yang tercipta karena keadaan
tersebut. Cara pandang orang Jepang terhadap kehidupan yang singkat, terlihat dari
filosofi mereka pada mekar dan gugurnya bunga sakura.

III. 2. Saran
Pengembangan Analisa pada lirik-lirik lagu Jepang sangat bermanfaat untuk
mengetahui apa yang tersirat dari setiap lirik lagu tersebut. Dengan mengetahui itu
bisa digunakan sebagai bahan ajar kebudayaan Jepang. Selain itu memanalisis
sebuah puisi mengkayakan hati kita tentang makna kehidupan dan kejadian dari sudut
pandang kita dan pengarang

18
DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin(2002) Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung. PT Sinar Baru


Algesindo
Nababan, Erika F(2006) Analisis Ragam Bahasa Jepang yang Terefleksikan dalam
Lagu Pop Jepang(Skripsi). Bandung. UPI
Pradopo, Rahmat Djoko (2007) Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan
Penerapannya. Yogjakarta : PT. Pustaka Pelajar
Sutyatin, Annie (2006) Analisis Penggunaan Majas dalam Puisi Bahasa
Jepang(Skripsi).Bandung.UPI
www.Sastra-Indonesia.com
www.wikipedia.com
(www.encyclopedia.J-pop.com)
(www.blogdrive.com/liriklagu/)

19

You might also like