Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
KEBANGSAAN INDONESIA.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Dan dengan selesainya makalah KEBANGSAAN INDONESIA ini,
dapat memberi manfaat bagi pembaca maupun teman-teman. Amin…
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Manfaat
BAB II SUBSTANSI
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tanggung jawab saya
sebagai pelajar dalam mengerjakan tugas mata pelajaran kewarganegaraan.
Manfaat
3. F. Ratzel (Jerman)
Bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu timbul
karena adanya rasa kesatuan antara manusia dan tempat tinggalnya (paham
geopolitik).
4. Hans Kohn (Jerman)
Bangsa adalah buah hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah. Suatu
bangsa merupakan golongan yang beraneka ragam dan tidak bias dirumuskan
secara pasti. Kebanyakan bangsa memiliki faktor-faktor obyektif tertentu
yang membedakannya dengan bangsa lain.
6. Teori Rudolf Kjellen
Rudolf Kjellen membuat suatu analogi/membandingkan bangsa dengan
suatu organisme biotis dan menyamakan jiwa bangsa dengan nafsu hidup dari
organisme termaksud. Suatu bangsa mempunyai dorongan kehendak untuk
hidup, mempertahankan dirinya dan kehendak untuk berkuasa (Rustam E.
Tamburaka, 1999 : 84-85).
Kesadaran kebangsaan Indonesia yang telah lahir pada 20 Mei 1908 tersebut
dipertegas lagi dengan lahirnya sumpah pemuda 28 Oktober 1928 yang antara lain
menyatakan satu bangsa yaitu bangsa Indonesia. Tidak cukup sampai situ saja
kebabgsaan Indonesia juga dinyatakan lagi dalam proklamasi 17 Agustus 1945
yakni : Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia,
dan hal tersebut dinyatakan atas nama bangsa Indonesia.
Berdasarkan hal ini para pemuda bangkit untuk menyusun kekuatam
melawan penindasan dan kekejaman yang dipraktikan oleh colonial belanda.
Sedemikian kuatnya keinginan untuk bersatu melawan penjajah demi kemerdekaan
bangsa, tidak heran kalau pada 1 Juni 1945 Soekarno menawarkan Pancasila
sebagai dasar Negara dengan mendudukan sila pertama adalah nasionalisme atau
persatuan Indonesia. Jadi jelas sudah terlihat ada benang meah yang saling
berhubungan antara tahun 1908, 1928 dengan proklamasi Kemerdekaan Indonesia
tahun 1945 yakni lahirnya suatu Negara kebangsaan, yang sekarang ini disebut
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Pada masa kini control social yang semakin luas menggeser persoalan lain
yang dihadapi masyarakat secara nyata, seperti keadilan, kebebasan, dan
kesejahteraan, kemudian muncul pertanyaan apakah nasionalisme tidak lagi
penting untuk dipahami dan dijadikan sebagai pengikat bangsa ? Untuk mengatasi
permasalahan itu sangat dibutuhkan rasa kebangsaan yang akan menjadi perekat
kehidupan nasional dan menjadi bagian penting dalam kehidupan bernegara.
Rasa kebangsaan adalah kesadaran untuk bersatu sebagai suatu bangsa yang
lahir secara alamiah karena sejarah, aspirasi masa lampau, persamaan kepentingan,
rasa senasib dan sepenanggungan dalam menghadapi masa lalu dan masa kini,
serta kesamaan pandangan, harapan dan tujuan dalam merumuskan cita – cita
bangsa untuk waktu yang akan datang. Dengan demikian paham kebangsaan
bersifat sangat dinamis tergantung pada bagaimana suatu bangsa memiliki persepsi
tentang bangsanya. Kebangkitan nasional yang bertujuan untuk menempatkan
negara dan bangsa Indonesia ini sejajar dengan negara dan bangsa lain yang lebih
maju menyadarkan kita untuk memperkuat persatuan untuk menjadi bangsa yang
lebih bermartabat di mata bangsa lain yang sudah maju.
Akan tetapi untuk mencapai hal tersebut tidaklah mudah karena banyak hal
yang dialami bangsa Indonesia yang sering mengarah pada perpecahan bangsa,
terutama dengan muncuulnya berbagai pemberontakan dan keinginan untuk
memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ). Sesuatu
yang sangat ironis sekali bagi bangsa Indonesia, disatu sisi ingin persatuan lebuh
kuat, teapi di sisi lain timbul pula niat untuk memisahkan diri. Sekarang rasa
nasionalisme dan kebangsaan kita sedang diuji melaui campur tangan asing dalam
bidang politik dan ekonomi juga melaluigerakan separatis yang belum kunjung
padam.
Dan pada akhirnya kebangsaan Indonesia di masa depan sangat tergantung pada
beberapa hal pokok yaitu:
1. Bagaimana kita memperlakukan kebangsaan Indonesia sekarang ini.
2. Bagaimana perwujudan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan.
3. Bagaimana sikap bangsa Indonesia menghadapi globalisasi dan menangkap
arus informasi yang makin kuat.
4. Bagaimana komitmen bangsa untuk meningkatkan peranan pendidikan dan
media masa untuk menanamkan wawasan kebangsaan terutama bagi
generasi muda.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Untuk mewujudkan cita – cita bangsa Indonesia yang tidak mudah ini lah
kita perlu meneliti perkembangan kebangsaan Indonesia dari waktu ke waktu, dan
memperbaiki setiap kesalahan atau kekurangan dalam system pemerintahan
Indonesia pada masa lampau. Selain itu kita sebagai masyarakat Indonesia atau
lebih tepat bila dikatakan kita sebagai Rakyat Indonesia membantu pembangunan
dan perkembangan juga membantu memperbaiki kesalahan atau kekurangan dalam
system pemerintahan yang ada di Indonesia, tetapi bukan dengan pemberontakan
atau demonstrasi yang berlebihan.
SARAN
Gunakan pengalaman atau kejadian di masa lampau sebagai pelajaran agar
bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik lagi dan dapat meraih cita – cita
bangsa yang jauh dari kemelaratan dan kesengsaraan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik. 2001. Nasionalisme dan Sejarah. Bandung : Satya Historika
Abdulgani, Roeslan. (tanpa tahun) . Nasionalisme Asia. Jakarta : Prapanca
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/02/pengertian-bangsa-menurut-para-ahli.html