You are on page 1of 42

“EKSPLORASI MINYAK DAN GAS BUMI”

Makalah ini Disusun Berdasarkan Tugas Mata Kuliah


Ekonomi Sumber Daya Alam yang dibina Oleh Drs. Mardono, M.Si

Di susun oleh :
Manggi Parama S 108431411371
Anggun Rahayu 108431411372
Windi Soraya S 108431411373
Linda Meliana 108431411375

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Februari 2011
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan berkembangnya jumlah penduduk, perekonomian harus lebih
banyak menyediakan barang dan jasa. Peningkatan produksi barang dan jasa
menuntut lebih banyak produksi barang SDA yang harus digali dan semakin
menipisnya SDA dan pencemaran lingkungan semakin meningkat. Namun,
hal tersebut dapat diatasi dengan meningkatan cadangan dengan adanya
penemuan hasil eksplorasi, eksplorasi akan menghasilkan informasi tambahan
tentang SDA. Tujuan pengelolaan SDA untuk mencapai tingkat penggunaan
yang optimal dan lestari dan tergantung pada pemanfaatannya.
Dalam rangka meningkatkan peranan sub sektor migas dalam upaya
memulihkan perekonomian, maka pemerintah bersama Dewan Perwakilan
Rakyat telah menetapkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang
Minyak dan Gas Bumi yang merupakan landasan hukum bagi penataan atas
penyelenggaraan pembinaan, pengawasan, pengaturan, dan pelaksanaan dari
kegiatan pengusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia, sehingga tercipta
kegiatan usaha minyak dan gas bumi yang mandiri, transparan, berdaya saing,
efisien dan berwawasan lingkungan, serta mendorong perkembangan potensi
dan peranan nasional. Dalam latar belakang tersebut, kami mencoba
menjabarkan pengelolaan SDA berupa Minyak dan Gas Bumi (Migas),
termasuk didalamnya eksplorasi, eksploitasi, kerjasama pengelolaan migas di
Indonesia, dampak positif dan negatif tentang eksplorasi migas di Indonesia.

0
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Dasar tentang Migas Menurut UU


NO. 22 Tahun 2001
Minyak Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang
dalam kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat,
termasuk aspal, lilin mineral atau ozokerit, dan bitumen yang diperoleh dari
proses penambangan, tetapi tidak termasuk batubara atau endapan
hidrokarbon lain yang berbentuk padat yang diperoleh dari kegiatan yang
tidak berkaitan dengan kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi.
Gas Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam
kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa gas yang diperoleh dari
proses penambangan Minyak dan Gas Bumi. Bahan Bakar Minyak (BBM)
adalah bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari Minyak Bumi.
2.2 Jenis dan Produk Minyak dan Gas Bumi (Migas)
Secara garis besar minyak bumi dikelompokkan berdasarkan komposisi
kimianya menjadi dua jenis, yaitu:
a) Minyak bumi jenis Parafin, yaitu minyak bumi yang kandungan
utamanya berasal dari campuran hidrokarbon.
b) Minyak bumi jenis Aspaltin, yaitu minyak bumi yang kandungan
utamanya berasal dari campuran silko parafin dan aromat dalam
hidrokarbon panjang dalam minyak bumi.
Produk-produk minyak bumi dibedakan berdasarkan titik didih Gas kilang
yaitu :
a) C1 dan C2 : untuk bahan bakar di kilang
b) C3 : las propana, bahan bakar rambu laut
c) LPG : untuk bahan bakar rumah tangga
d) Kerosin : untuk bahan bakar keperluan rumah tangga
e) Naptha (Petroleum eter) : biasa digunakan dalam pelarut bahan industri
f) Aviation turbin fuel : untuk bahan bakar mesin jet (mesin turbin)
g) Aviation gasoline : untuk bahan bakar kendaraan bermotor (super,
premium, premix, TT, super TT)
h) High speed diesel fuel (minyak solar) : untuk mesin diesel
i) Industrial diesel fuel : minyak disel, untuk mesin disel berat
j) Residu : untuk bahan bakar industri petrokimia, bahan bakar
industri umum, bahan baku pelumas, dll.
Produk-produk samping yaitu: Pelarut (benzena, toluena, xilena); lilin
(membatik); dan aspal.
Produk minyak bumi yang paling banyak digunakan adalah produk LPG
(liquefied petroleum gas). Penggunaan Elpiji di Indonesia terutama adalah
sebagai bahan bakar alat dapur (terutama kompor gas). Selain sebagai bahan
bakar alat dapur, Elpiji juga cukup banyak digunakan sebagai bahan bakar
kendaraan bermotor (walaupun mesin kendaraannya harus dimodifikasi
terlebih dahulu). Bahaya elpiji Salah satu resiko penggunaan elpiji adalah
terjadinya kebocoran pada tabung atau instalasi gas sehingga bila terkena
api dapat menyebabkan kebakaran. Pada awalnya, gas elpiji tidak berbau,
tapi bila demikian akan sulit dideteksi apabila terjadi kebocoran pada tabung
gas. Menyadari itu Pertamina menambahkan gas mercaptan, yang baunya
khas dan menusuk hidung. Langkah itu sangat berguna untuk mendeteksi
bila terjadi kebocoran tabung gas. Tekanan elpiji cukup besar (tekanan uap
sekitar 120 psig), sehingga kebocoran elpiji akan membentuk gas secara
cepat dan merubah volumenya menjadi lebih besar.
Dengan semakin naiknya nilai minyak bumi, maka proses pemulihan hasil
gas makin ditingkatkan.
a) Gas tanur kokas, yaitu gas yang dihasilkan dari hasil sampingan proses
distilasi batubara. Biasanya gas jenis ini banyak digunakan dalam
industri baja.
b) Gas produser, yaitu gas yang dihasilkan dengan cara melewatkan udara
ke bahan karbon, misalnya batubara, dan dihasilkan karbon monoksida.
Gas ini biasa digunakan untuk tenaga turbin gas yang memang tidak
memerlukan bahan bakar dengan nilai kalori tinggi, namun sebelumnya
tar dari gas harus di ambil terlebih dahulu.
2.3 Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi
Menurut UU No.22 Tahun 2001, kegiatan usaha Minyak Bumi dan Gas
(migas) terdiri atas:
1) Kegiatan Usaha Hulu
Kegiatan usaha hulu adalah kegiatan usaha yang berintikan atau
bertumpu pada kegiatan usaha yaitu usaha ekplorasi dan usaha
eksploitasi.
a. Eksplorasi.
Eksplorasi adalah kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi
mengenai kondisi geologis, menemukan dan memperoleh perkiraan
cadangan migas, dan tempatnya di wilayah kerja yang ditentukan.
Wilayah kerja tertentu adalah daerah tertentu di wilayah hukum
pertambangan Indonesia untuk melaksanakan eksplorasi. Wilayah
hukum pertambangan tersebut adalah wilayah daratan, perairan,
landas kontinen Indonesia.
b. Eksploitasi.
Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk
menghasilkan Minyak dan Gas Bumi dari Wilayah Kerja yang
ditentukan, yang terdiri atas pengeboran dan penyelesaian sumur,
pembangunan sarana pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan
untuk pemisahan dan pemurnian Minyak dan Gas Bumi di lapangan
serta kegiatan lain yang mendukungnya.
Sasaran kegiatan hulu :
- Terwujudnya peran optimal dari sub sektor minyak dan gas bumi bagi
penerimaan negara guna menunjang pembangunan ekonomi dalam
kerangka pembangunan berkelanjutan.
- Terjaminnya ketersediaan minyak dan gas bumi secara
berkesinambungan.
- Terwujudnya iklim investasi yang kondusif.
- Terwujudnya pemanfaatan gas bumi nasional yang optimal.
- Terciptanya peningkatan penemuan cadangan baru melalui
peningkatan kegiatan eksplorasi.
- Terwujudnya kemandirian dalam pengusahaan minyak dan gas bumi
melalui peningkatan dan pemanfaatan produksi dan jasa dalam negeri
yang mampu bersaing di pasar global.
- Terwujudnya pengembangan masyarakat sekitar kegiatan operasi
migas, pengelolaan lindungan lingkungan, peningkatan kehandalan
keselamatan operasi dan kesehatan kerja.
- Tersedia dan terkelolanya data di bidang minyak dan gas bumi.
- Terwujudnya alih teknologi dan peningkatan kompetensi tenaga kerja
nasional di bidang minyak dan gas bumi.
Tantangan dan Hambatan :
- Belum tersedianya data di bidang minyak dan gas bumi secara
menyeluruh di wilayah Indonesia.
- Belum di eksplorasinya seluruh cekungan sedimen hidrokarbon yang
ada di Indonesia.
- Sebagian besar lapangan produksi migas di Indonesia mulai menurun
produksinya secara alamiah.
- Terbatasnya kemampuan nasional berinvestasi dalam bidang minyak
dan gas bumi.
- Terbatasnya infrastruktur pengembangan dan pemanfaatan gas bumi
untuk penggunaan dalam negeri.
- Masih terbatasnya sumber daya manusia Indonesia dalam penguasaan
teknologi di bidang minyak dan gas bumi.
- Adanya tumpang tindih pengaturan/peraturan perundang-undangan
yang diterbitkan oleh instansi lain.
- Terbatasnya kemampuan perusahaan nasional di bidang jasa
penunjang dalam kegiatan usaha migas.
- Masih rendahnya mutu dan standarisasi produk dalam negeri industri
minyak dan gas bumi.
- Belum sepenuhnya ditaati peraturan perundang-undangan di bidang
keselamatan operasi dan pengelolaan lindungan lingkungan.
2) Kegiatan Usaha Hilir
Kegiatan usaha Hilir adalah kegiatan usaha yang berintikan atau
bertumpu pada kegiatan usaha Pengolahan, Pengangkutan,
Penyimpanan, dan/atau Niaga.
a. Pengolahan
Pengolahan adalah kegiatan memurnikan, memperoleh bagian-bagian,
mempertinggi mutu, dan mempertinggi nilai tambah Minyak Bumi
dan/atau Gas Bumi, tetapi tidak termasuk pengolahan lapangan.
b. Pengangkutan
Pengangkutan adalah kegiatan pemindahan Minyak Bumi, Gas
Bumi,dan/atau hasil olahannya dari Wilayah Kerja atau dari tempat
penampungan dan Pengolahan, termasuk pengangkutan Gas Bumi
melalui pipa transmisi dan distribusi.
c. Penyimpanan
Penyimpanan adalah kegiatan penerimaan, pengumpulan,
penampungan, dan pengeluaran Minyak Bumi dan/atau Gas Bumi.
d. Niaga.
Niaga adalah kegiatan pembelian, penjualan, ekspor, impor Minyak
Bumi dan/atau hasil olahannya, termasuk Niaga Gas Bumi melalui
pipa.
Sasaran Kegiatan Hilir:
1. Tersedianya minyak bumi dan gas bumi, BBM, BBG, hasil olahan, LPG
dan/atau LNG di dalam negeri.
2. Terciptanya struktur industri hilir migas nasional yang handal.
3. Tersedianya infrastruktur yang memadai dalam menunjang terwujudnya
pembangunan sarana dan prasarana dalam industri hilir migas.
4. Terciptanya iklim investasi kegiatan usaha hilir migas yang kondusif.
5. Tersedianya data dan informasi permintaan dan penawaran minyak bumi
dan gas bumi, BBM, BBG, hasil olahan, LPG dan/atau LNG di dalam
negeri.
6. Terwujudnya pengembangan masyarakat sekitar kegiatan usaha hilir
migas, pengelolaan lindungan lingkungan, peningkatan kehandalan
keselamatan operasi dan kesehatan kerja.
7. Terjaganya ketahanan cadangan strategis minyak mentah dan stok BBM
nasional.
8. Terwujudnya kemandirian dalam pengusahaan minyak dan gas bumi
melalui peningkatan dan pemanfaatan produksi dan jasa dalam negeri
yang mampu bersaing di pasar global.
9. Terwujudnya pemanfaatan barang dan jasa dalam negeri industri hilir
migas.
Tantangan/Hambatan :
1. Beban subsidi BBM jenis tertentu dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.
2. Globalisasi dalam sistem perdagangan, informasi dan standar
manajemen mutu & lingkungan.
3. Keterbatasan kemampuan teknis ( kapasitas, teknologi, konfigurasi )
kilang minyak dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam
negeri baik dalam jumlah maupun mutunya.
4. Sebagian besar kilang di Indonesia sudah berusia tua.
5. Masih adanya ketergantungan suplai BBM dari negara lain karena
peningkatan kebutuhan BBM dalam negeri.
6. Masih rendahnya investasi di bidang pengolahan migas karena margin
kilang yang rendah.
7. Adanya tumpang tindih pengaturan/peraturan perundang-undangan yang
diterbitkan oleh instansi lain.
8. Kebijakan diversifikasi energi yang masih parsial.
9. Terbatasnya kemampuan perusahaan nasional di bidang jasa penunjang
dalam kegiatan usaha hilir migas.
10.Belum sepenuhnya ditaati peraturan perundang-undangan di bidang
keselamatan operasi dan pengelolaan lindungan lingkungan.
Kegiatan usaha hulu dilaksanakan dan dikendalikan melalui kontrak
kerjasama, sedangkan kegiatan usaha hilir dilaksanakan melalui pemberian
izin usaha. Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap yang melakukan kegiatan
usaha hulu dilarang melakukan kegiatan usaha hilir, dan sebaliknya Badan
Usaha yang melakukan kegiatan usaha hilir dilarang melakukan kegiatan
usaha hulu. Sifat dan karakteristik industri minyak dan gas bumi berbeda
dengan industri lainnya. Pencarian (exploration) minyak dan gas bumi
merupakan kegiatan yang cenderung bersifat spekulatif, karena meskipun
telah dipersiapkan secara cermat dengan biaya yang besar, tidak ada
jaminan bahwa kegiatan tersebut akan berakhir dengan penemuan cadangan
minyak. Berbeda dengan pencarian atau eksplorasi, kegiatan pengolahan
(refinery) tidak banyak berbeda dengan kegiatan pengolahan pada industri
manufaktur yang lain. Sedangkan usaha pengangkutan tidak banyak berbeda
dengan kegiatan pengolahan pada industri transportasi yang lain.
2.4 Azas dan Tujuan Usaha Minyak dan Gas Bumi (Migas)
Penyelenggaraan kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi yang diatur
dalam UU No. 22 Tahun 2001 berazaskan ekonomi kerakyatan, keterpaduan,
manfaat, keadilan, keseimbangan, pemerataan, kemakmuran bersama dan
kesejahteraan rakyat banyak, keamanan, keselamatan, dan kepastian hukum
serta berwawasan lingkungan.
Penyelenggaraan kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi bertujuan:
a. Menjamin efektivitas pelaksanaan dan pengendalian kegiatan usaha
Eksplorasi dan Eksploitasi secara berdaya guna, berhasil guna, serta
berdaya saing tinggi dan berkelanjutan atas Minyak dan Gas Bumi
milik negara yang strategis dan tidak terbarukan melalui mekanisme
yang terbuka dan transparan;
b. Menjamin efektivitas pelaksanaan dan pengendalian usaha Pengolahan,
Pengangkutan, Penyimpanan, dan Niaga secara akuntabel yang
diselenggarakan melalui mekanisme persaingan usaha yang wajar,
sehat, dan transparan;
c. Menjamin efisiensi dan efektivitas tersedianya Minyak Bumi dan Gas
Bumi, baik sebagai sumber energi maupun sebagai bahan baku, untuk
kebutuhan dalam negeri;
d. Mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan nasional untuk
lebih mampu bersaing di tingkat nasional, regional, dan internasional;
e. Meningkatkan pendapatan negara untuk memberikan kontribusi yang
sebesar-besarnya bagi perekonomian nasional dan mengembangkan
serta memperkuat posisi industri dan perdagangan Indonesia;
f. Menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat yang adil dan merata, serta tetap menjaga
kelestarian lingkungan hidup.
2.2. Rancangan Kebijakan Energi Minyak dan Gas
Bumi
Salah satu bahasan dalam rancangan Kebijakan Energi Nasional
(KEN) 2010-2050 adalah kebijakan energi minyak dan gas bumi. Pokok-
pokok kebijakannya, antara lain mewujudkan pasar minyak mentah dan
pasar gas yang diatur secara bertahap menuju pasar kompetitif dan
menerapkan mekanisme subsidi yang tepat sasaran untuk golongan
masyarakat tertentu dengan melibatkan peran pemerintah daerah dalam
penyediaan dana subsidi. Selain itu, juga memperhitungkan nilai
keekonomian lapangan dan biaya pelestarian lingkungan (eksternalitas)
dalam pengaturan harga energi, menerapkan sistem fiskal yang lebih
rasional dengan mengurangi resiko investor sesuai dengan rasio keuntungan
yang diperoleh dan meningkatkan pemanfaatan bahan bakar gas, khususnya
di sektor transportasi dan rumah tangga, antara lain melalui percepatan
pembangunan infrastruktur gas dan pemberian keringanan fiskal.
Kebijakan migas lainnya adalah menerapkan kebijakan rasionalisasi
ekspor dan impor migas dengan mengutamakan terpenuhinya kebijakan
dalam negeri, meningkatkan kemampuan nasional di sektor migas melalui
kebijakan pemerintah pada perusahaan nasional baik swasta maupun BUMN
untuk pengelolaan migas serta meningkatkan daya saing global sehingga
memungkinkan mendapatkan sumber daya energi dari luar wilayah
Indonesia. Meningkatkan peran perbankan nasional dalam pembiayaan
kegiatan produksi migas nasional, mengalokasikan sebagian pendapatan
fiskal dari eksploitasi migas (premi pengurasan atau depletion premium)
untuk eksplorasi MIGAS dan pengembangan sumber energi baru dan
terbarukan, peningkatan kemampuan sumber daya manusia, litbang serta
pembangunan infrastruktur pendukung. Serta mendorong perbaikan sistem
kelembagaan dan layanan birokrasi pemerintah (pusat dan daerah) dan
meningkatkan koordinasi antarlembaga di sektor migas dan memutakhirkan
roadmap pengelolaan migas.
2.3. Kerjasama MIGAS
Bentuk kerjasama dan kontrak dalam industri pertambangan minyak
dan gas bumi di Indonesia berupa pemberian hak dan kewajiban kepada
investor untuk berinvestasi bersama dengan pemerintah dalam kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi. Tipe kontrak semacam itu
adalah PSC (Product Sharing Contract), TAC (Technical Assistance
Contract) dan JO (Joint Operation). Berikut ini adalah penjelasan untuk
masing-masing tipe kontrak:
1. PSC (Product Sharing Contract)
- Merupakan kontrak kerjasama untuk eksplorasi minyak dan gas bumi
antara BPMIGAS dengan investor swasta (termasuk di dalamnya
perusahaan luar maupun dalam negeri, seperti Pertamina).
- BPMIGAS bertindak sebagai supervisor atau manajer dari PSC
tersebut.
- Investor adalah pemegang hak penyertaan dan kontraktor.
- Pemerintah mendapatkan bagian berdasarkan perjanjian pembagian
produksi, dimana pemerintah dan kontraktor mendapatkan sebagian
hasil produksi yang berupa pendapatan berdasarkan persentase PSC
yang telah disetujui kedua belah pihak.
- Biaya operasi ditutup dari produksi dan penghitungannya didasarkan
pada costoil-formula yang dinyatakan dalam PSC.
- Kontraktor memiliki hak untuk mengambil dan menjual sendiri
minyak dan gas bumi yang menjadi bagiannya.
- Kepemilikan hydrocarbons jatuh ke tangan kontraktor saat terjadinya
ekspor atau saat pengiriman.
2. TAC (Technical Assistance Contract)
- Merupakan variasi dari PSC.
- Biasanya digunakan untuk area produksi yang sudah ada, sehingga
hanya meliputi kegiatan eksploitasi.
- Dalam tipe kontrak ini, yang bertindak sebagai supervisor adalah
Pertamina.
- Biaya operasi ditutup dari produksi.
- Kontraktor tidak selalu mendapatkan bagian minyak dan gas bumi
dalam semua produksi.
- TAC dapat meliputi baik kegiatan eksploitasi dan eksplorasi apabila
dilakukan di wilayah yang ditunjuk pemerintah untuk dieksplorasi.
3. JOB (Joint Operation)
- Membentuk operasi atas nama para pemegang hak penyertaan dengan
cara pembentukan entitas non-hukum, yaitu JOB, untuk melaksanakan
operasi perminyakan.
- Perwakilan dari pihak pemegang hak penyertaan menunjuk
perwakilan untuk JOB.
- JOB mempersiapkan program operasi kerja dan anggaran
melaksanakan operasi sesuai dengan kesepaatan JOB dan kontrak
kerjasama.
- Para pemegang hak penyertaan tetap bertindak sebagai kontraktor.
Bentuk kerjasama minyak dan gas bumi yang dilakukan Indonesia selain di
atas yaitu:
2.3.1 Kerjasama Dalam Negeri
Pembentukan Masyarakat Migas Indonesia (MMI) ditujukan sebagai
wadah kerjasama antar para pelaku usaha sub sektor minyak dan gas bumi,
baik dari Kontraktor KKS, asosiasi profesi, perusahaan jasa penunjang dan
semua pihak yang berhubungan langsung dengan perminyakan dan
pergasbumian nasional. Pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal
Minyak dan Gas Bumi, hanya berperan sebagai fasilitator namun tidak turut
dalam susunan keanggotaan maupun pengambilan kebijakan dalam
organisasi tersebut.
Selain secara nasional, Masyarakat Migas Indonesia juga diharapkan
dibentuk di setiap daerah-daerah penghasil minyak di Indonesia, sehingga
melalui MMI daerah tersebut didapatkan suatu masukan untuk mendorong
kinerja pengelolaan industri minyak dan gas bumi yang sesuai dengan
keadaan daerahnya masing-masing secara khusus maupun secara nasional
pada umumnya. Namun hingga saat ini, masih baru terbentuk 1 (satu)
Masyarakat Migas Daerah yakni daerah Jawa Timur dengan nama Forum
Komunitas Migas Jawa Timur pada tanggal 6 September 2006 di Surabaya.
Melalui terbentuknya Masyarakat Migas Indonesia baik secara
nasional maupun daerah, Masyarakat Migas Indonesia (MMI) diharapkan
mampu mendukung pelaksanaan agenda utama yang tertuang dalam rencana
umum perminyakan dan pergasbumian nasional.
2.3.2 Kerjasama Bilateral
Sebagai unit yang membidangi sub sektor minyak dan gas bumi,
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, berdasarkan Keputusan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 743 K/07/MEM/2003 tentang
Koordinasi antar Unit di Lingkungan Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral dalam Penanganan Dialog atau Kerjasama Luar Negeri, merupakan
unit koordinator (focal point) untuk penanganan forum dialog atau
kerjasama luar negeri untuk negara atau organisasi internasional dalam
kerjasama Bilateral yang meliputi; RI – Cina, RI – Inggris, RI – Jepang, RI –
Korea, RI – Taiwan, RI – Norwegia, RI – Jordania, RI – Irak, RI – Kuwait,
RI – Sudan, RI – Amerika Serikat, RI – Turki.
2.3.3 Kerjasama Multilateral
a) Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC)
OPEC merupakan organisasi negara-negara pengekspor minyak yang
dibentuk pada tahun 1960 yang terdiri dari 11 negara yaitu Indonesia,
Algeria, Irak, Iran, Kuwait, Libya, Nigeria, Qatar, Saudi Arabia, Uni Emirat
Arab, dan Venezuela. Indonesia sendiri menjadi anggota OPEC pada tahun
1962. Tujuan pendirian OPEC sendiri adalah :
a. Untuk mengkoordinasikan dan menyatukan kebijakan perminyakan
negara- negara anggota, dan untuk mencari solusi yang terbaik dalam
kebutuhan dalam negeri masing-masing anggota dan luar anggota.
b. Mencari solusi yang terbaik dalam hal stabilisasi harga minyak mentah
di pasar dunia dan mencegah terjadinya fluktuasi harga minyak mentah.
c. Menciptakan pasokan minyak mentah yang efisien yang mampu
memenuhi kebutuhan dunia namun memberikan keuntungan bagi
investor yang menanam modal di Industri Perminyakan.
Sebagai salah satu anggota OPEC, Indonesia mempunyai peluang
yang baik untuk menunjukkan kiprahnya pada organisasi internasional yang
cukup berpengaruh sepertihalnya OPEC dan dengan menjadi anggota OPEC
banyak manfaat yang bisa diambil seperti bisa memiliki akses jaringan dan
hubungan baik dengan pemain-pemain kunci pasar minyak dunia.
b) Association of South East Asia Nations (ASEAN)
ASEAN merupakan organisasi regional yang terdiri atas negara-
negara di wilayah Asia Tenggara yang bertujuan menciptakan percepatan
pertumbuhan ekonomi untuk memperkuat dan kebersamaan negara-negara
anggota ASEAN, dan mencapai perdamaian dan kestabilan keamanan
dilingkungan negara-negara anggota ASEAN sesuai dengan kebijakan PBB.
ASEAN memiliki badan-badan organisasi yang bergerak di berbagai
bidang. Diantaranya adalah di bidang Perdagangan dan Industri, Pariwisata,
Energi, dan Pendidikan. Untuk bidang perminyakan badan yang
membawahinya adalah ASCOPE. ASCOPE ( Asean Council on Petroleum )
merupakan sebuah badan organisasi yang di bentuk oleh ASEAN yang
menangani kerjasama industri perminyakan anggota-anggota ASEAN.
Kerjasama tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan industri
perminyakan negara-negara anggota ASEAN dalam segala aspek. Maksud
dan tujuan dari ASCOPE adalah :
a. Meningkatkan kerjasama yang aktif dalam pengembangan sumber
minyak dalam wilayah regional melalui perusahaan gabungan dalam
semangat kebersamaan.
b. Bekerjasama dalam efisiensi pemakaian bahan bakar.
c. Menyediakan bimbingan teknis dalam pelatihan tenaga kerja, fasilitas
penelitian, dan pelayanan dalam segala aspek kegiatan industri
perminyakan.
d. Memfasilitasi pertukaran informasi.
e. Menyelenggarakan konperensi dan seminar.
f. Membina kerjasama dengan organisasi internasional dan regional yang
mempunyai visi dan misi yang telah ada.
2.5 Dampak Positif Peningkatan Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi di
Indonesia
Cadangan minyak saat ini di Indonesia terbukti sangat terbatas. Oleh
karena itu setiap pihak diminta mendukung kegiatan eksplorasi hulu migas,
sehingga cadangan terbukti dapat ditingkatkan dan rakyat Indonesia
mendapat kepastian cadangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
terutama di masa mendatang. Indonesia bukanlah Negara yang kaya minyak
lagi, hal ini sudah terbukti dengan hutang negara Indonesia akan minyak
yang dari tahun ke tahun meningkat karena kebutuhan bahan bakar minyak
lebih besar dari hasil produksi. Agar kekurangan ini tidak semakin parah,
kita harus berhemat energi, melakukan subtitusi energi dan terus melakukan
kegiatan eksplorasi agar cadangan yang ada dapat ditingkatkan.
Di Indonesia saat ini sudah ada 203 wilayah kerja migas yang sudah
dikerjasamakan pengeloaannya ke KKKS. Sebanyak 54 wilayah kerja
berada di Kalimantan dan Sulawesi, dimana sebagian diantaranya sedang
melakukan eksplorasi di bagian barat Sulawesi. Dukungan terhadap
kegiatan eksplorasi ini, diharapkan dapat merealisasikan rencana investasi di
kawasan ini.
2.6 Dampak Negatif Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi di Indonesia
Aktifitas pertambangan minyak bumi dan gas alam dinilai tak
membawa kesejahteraan bagi rakyat di sekitar lokasi tambang. Kegiatan
tambang migas justru mendatangkan kesengsaraan bagi rakyat. Menurut
Bambang Catur Nusantara, Direktur Eksekutif Eksekutif Daerah (WALHI)
Jawa Timur, aktifitas pertambangan seolah-olah akan mendatangkan banyak
keuntungan bagi warga di daerah. Namun, berdasarkan fakta dari beberapa
daerah yang menjadi area pertambangan, wilayah yang menjadi area
eksplorasi migas justru sengsara. Mereka tetap miskin dan janji keuntungan
melimpah atas eksplorasi migas tak pernah dirasakan.
Sebut saja eksplorasi migas di Blok Cepu, Bojonegoro, apa yang
didapatkan masyarakat sana? Faktanya masyarakat disana tetap miskin.
Selain Blok Cepu, eksplorasi migas di wilayah Kangean Madura juga tak
banyak membantu kehidupan masyarakat setempat. Fakta lain, lanjut Catur,
adalah terpuruknya warga Porong Sidoarjo akibat semburan lumpur
Lapindo yang hingga kini tak kunjung berhenti. Belum lagi, kondisi
masyarakat Papua yang kunjung membaik meski di wilayah tersebut ada
aktifitas pertambangan oleh PT Freepot. Dari fakta-fakta yang terjadi
didaerah lain, kita bisa mengatakan bahwa industri tambang tidak akan
membawa rakyat sejahtera.
Disisi lain, Vasta C Choesin, Exsploration Public and Goverment
Affairs Manager, PT.Exxon mobil Indonesia (EMI) mengatakan,
kesejahteraan rakyat di sekitar area pertambangan yang terabaikan bukan
menjadi kewenangan perusahaan pertambangan. Perusahaan pertambangan
hanya melakukan eksplorasi migas dan hasilnya akan dibagi dengan negara.
Selama melakukan aktifitas pertambangan di Indonesia, PT EMI
menerima prosentase bagi hasil yang lebih kecil daripada pemerintah
Indonesia. Dari kegiatan Eksplorasi Migas di Indonesia, Exxon Mobil
menerima jatah keuntungan 15 persen, sedangan negara mendapatkan jatah
85 persen. Prosentase (keuntungan) yang di dapatkan justru lebih kecil
daripada Negara.
Menanggapi protes atas pelaksanaan uji seismik di wilayah Jombang
yang dilalukan oleh PT Sari Pari Gosains, kontraktor pelaksana yang
ditunjuk oleh Exxon Mobil Indonesia untuk melakukan Survei Seismik di
wilayah Blok Gunting (Mojokerto, Kediri, Jombang, Sidoarjo, Pasuruan dan
Probolinggo), Vasta C Choesen mengatakan, proses uji seismik seharusnya
tak perlu memunculkan kekhawatiran berlebihan di masyarakat. Uji seismik
merupakan tahap paling awal dari proses eksplorasi migas.
Namun, survei seismik yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana harus
sesuai prosedur yang ditetapkan. Apabila terdapat protes dari warga,
kemungkinan ada prosedur yang tidak dilakukan kontraktor pelaksana di
Jombang (PT Saripari Geosains) ini. Survei Siesmik yang dilalukan oleh PT
Sari Pari Gosains, kontraktor pelaksana yang ditunjuk oleh Exxon Mobil
Indonesia untuk melakukan Survei Seismik di wilayah Blok Gunting
(Mojokerto, Kediri, Jombang, Sidoarjo, Pasuruan dan Probolinggo).
Kelayakan pelaksanaan eksplorasi migas di blok gunting di wilayah
Jombang, Mojokerto dan Nganjuk belum bisa dipastikan sebelum proses uji
seismik selesai dilakukan. Seismik itu tahap yang paling awal. Kita belum
bisa memastikan apakah akan dilakukan eksplorasi migas di blok gunting
ini atau tidak.
Daftar Pustaka
http://www.migas.esdm.go.id
http://www.zimbo.com
http://id.wikipedia.org/wiki/elpiji
Pradono, 1997, Ekonomi Sumber Daya alam dan Energi, BPFE, Jogyakarta.
2.4 Data Produksi Minyak Bumi
PRODUKSI MINYAK BUMI DAN KONDENSAT INDONESIA TAHUN 2006
Jumlah Produksi dalam Setahun Produksi Harian Rata-Rata
Perusahaan Wilayah
Minyak Kondesnsat Total Minyak Kondensat Total
I. PERTAMINA (Daratan)
1. DOH Nad + Sumbagut Sumut 1.172.226 66.404 1.238.630 3.212 182 3.394
2. DOH – Sumbagsel Sumsel 4.419.970 0 4.419.970 12.110 0 12.110
3. DOH – Sumbagteng Jambi 1.027.924 0 1.027.924 2.816 0 2.816
4. DOH –Jawa Bagian Barat Jabar 7.860.646 0 7.860.646 21.526 0 21.536
5. DOH – Jawa Bagian Timur Jatim 2.754.015 0 2.754.015 7.545 0 7.545
6. DOH – Kalimantan Kaltim 1.371.081 0 1.371.081 3.756 0 3.756
7. DOH – Irian Jaya Irian Jaya 233.621 0 233.621 640 0 640
Sub Jumlah Pertamina (Daratan) 18.839.483 66.404 18.905.887 51.615 182 51.797
II. A. PERTAMINA-JOB (Daratan)
1. UBPEP Jambi Jambi 1.131.298 0 1.131.298 3.099 0 3.099
2. UBPEP Limau Sumsel 2.151.828 0 2.151.828 5.895 0 5.895
3. Talisman (OK) Ltd *) Sumsel 1.190.091 99.991 1.290.082 3.261 247 3.535
4. Golden Spike Ltd Sumsel 426.801 5.227 432.028 1.169 14 1.183
5. PLP (Lirik Petroleum Ltd) Riau 505.666 0 505.666 1.385 0 1.385
*) Sumsel 623.879 0 623.879 1.709 0 1.709
6. Lekom Maras Sumsel 755.543 0 755.543 2.070 0 2.070
7. Indelberg Indonesia Kaltim 2.147.685 0 2.147.685 5.884 0 5.884
8. UBPEP Tanjung Jatim 3.787.219 0 3.787.2.19 10.376 0 10.376
9. Petrochina East Java Irian Jaya 1.823.836 0 1.823.836 4.997 0 4.997
10. Petrochina Kepala Burung Sulawesi 514.773 0 514.773 1.410 0 1.410
11. PT. Medco E&P Tomori 15.058.619 105.218 15.163.837 41.256 288 41.545
Sub Jumlah JOB (Daratan)
B. PERTAMINA-JOB (Lepas Pantai) Sumut 35.600 0 35.600 98 0 98
1. Costa Internasional 15.094.219 105.218 15.199.437 41.354 288 41.642
Sub Jumlah JOB (Daratan + Lepas Pantai)
III. A. PERTAMINA-TAC (Daratan) Sumsel 1.700.249 0 1.700.249 4.658 0 4.658
1. Conoco Philips (Ramba) Jambi 997.878 0 997.878 2.734 0 2.734
Ltd Kaltim 1.672.828 0 1.672.828 4.583 0 4.583
2. PT Binawahara Petrindo Kaltim 1.375.007 0 1.375.007 3.767 0 3.767
Meruap Irian Jaya 125.746 0 125.746 345 0 345
3. Medco Kalimantan Sumsel 269.216 0 269.216 738 0 738
4. Medco Sembakung Irian Jaya 26.350 0 26.350 72 0 72
5. Intermega Sabaku Irian Jaya 46.533 0 46.533 127 0 127
6. P-Retko Prima Jambi 21.743 0 21.743 60 0 60
7. PT. Patrindo Persada Maju Sumsel 354.133 0 354.133 970 0 970
8. Intermega Sele Jambi 21.003 0 21.003 58 0 58
9. Babat Kukui Energi Jambi 22.900 0 22.900 63 0 63
10. Pilona Tanjung Lontar Jambi 37.279 0 37.279 102 0 102
11. Binatek Kruh Jambi 118.245 0 118.245 324 0 324
12. Betung Meruo Senami Jambi 403 0 403 1 0 1
13. Radian Ramok Senabing Kaltim 175.068 0 175.068 480 0 480
14. Insani Mitra Gelam Jambi Sumut 1.104 0 1.104 3 0 3
15. Akar Golindo Jabar 186 0 186 1 0 1
16. Semberah (Semco) Jabar 2.314 0 2.314 6 0 6
17. Eksindo Telaga Said Jabar 2.750 0 2.750 8 0 8
18. Heur Geulis Jabar 1.194 0 1.194 3 0 3
19. Rainbouw 6.970.935 6.970.935 19.098 0 19.098
20. Bangadua
21. Ellipse Energy Jatim 549.854 0 549.854 1.506 0 1.506
Sub Jumlah-TAC (Daratan) Sumut 174.167 0 174.167 477 0 477
B. PERTAMINA-TAC (Lepas Pantai) Sumut 515.658 0 515.658 1.413 0 1.413
1. Kodeco (Poleng) 1.239.679 0 1.239.679 3.396 0 3.396
2. Medco Moeco 8.210.614 0 8.210.614 22.495 0 22.495
Langsa 42.144.316 171.622 42.315.938 115.464 470 115.934
3. Pertalahan Natuna
Sub Jumlah-TAC (Lepas Pantai)
Sum Jumlah-TAC (Daratan+Lepas Pantai) Aceh 0 3.871.702 3.871.702 0 10.607 10.607
Sub Jumlah (I + II + III) Sumut 0 0 0 0 0 0
IV. KONTRAKTOR PROD. SHARING Riau 9.369.993 0 9.369.993 25.671 0 25.671
A. DARATAN Riau 158.419.18 3.741.569 162.160.749 434.025 10.251 444.276
Exxon Mobil Riau 0 0 159.693 438 0 438
Conoco Philiphs (Aceh) Ltd Riau 159.693 0 746.129 2.044 0 2.044
BOB Pertamina Bumi Siak Pusako Riau 746.129 0 7.749 21 0 21
PT. Cevron Pacific Indonesia **) Sumsel 7.749 1.896.364 2.639.250 2.035 5.196 7.231
C & T (MFK) Jambi 742.886 124.769 124.769 0 342 342
C & T (Siak) Sumsel 0 0 11.869 33 0 33
PT. Petroselat Sumsel+Riau 11.869 359.415 3.649.265 9.013 985 9.998
Conoco Philiphs (Grissik) Ltd/Asamera Sumsel 3.289.850 0 11.623.750 31.846 0 31.846
Conoco Philiphs South Jambi Jatim 11.623.750 199.771 199.771 0 547 547
10. Medco Maluku 0 0 1.731.828 4.745 0 4.745
Lematang Amerada Hess/Energy Equity Kaltim 1.731.828 3.318.771 7.566.790 11.611 9.092 20.703
11. Medco Kaltim 4.238.073 0 711.449 1.949 0 1.949
(ss+cs)/Exspan Sumatera/PT.SI (ss+cs) 711.449
12. Medco Jambi 0 615.213 1.686 0 1.686
Sumatera (Rimau)/Exspan Sumatera Maluku 615.213 0 129.549 355 0 355
13. Energy Irian Jaya 129.549 139.470 2.327.362 5.994 382 6.376
Mega Persada/bp-ARBNI Jambi 2.187.892 3.098.030 7.889.400 13.127 8.488 21.615
14. Kuffpec Jawa Timur 4.791.370 0 5.211 14 0 14
(Indonesia) Jambi 5.211 0 69.218 190 0 190
15. Vico 69.218 16.749.807 215.600.709 544.797 45.890 590.687
16. Medco 198.850.90
Kalimantan/Exspan Kalimantan (PT. Eksita.P) Riau/Natuna 2 288.120 942.208 1.792 789 2.581
17. Pearl Oil Riau/Natuna 0 20.616.494 59.484 0 56.484
(Tungkal) Riau/Natuna 654.088 287.180 2.548.885 6.196 787 6.983
18. Kalrez Riau/Malaka 20.616.494 0 3.351.536 9.182 0 9.182
Petroleum/Santos Petroleum Jabar/L. Jawa 2.261.705 1.281.077 9.718.009 23.115 3.510 26.625
19. PetroChi Jabar/L. Jawa 3.351.536 0 20.806.116 57.003 0 57.003
na Bermuda Jatim 8.436.932 13.616 3.752.874 10.245 37 10.282
20. PetroChi Kaltim 20.806.116 999.076 9.145.417 22.319 2.737 25.056
na Jabung Kaltim 3.739.258 115.708 5.081.829 13.606 317 13.923
21. Lapindo Kaltim 8.146.341 24.859.323 33.169.186 22.767 68.108 90.875
Brantas 4.966.121 27.844.100 109.132.554 222.708 76.285 298.993
22. PetroChi 8.309.863 44.593.907 324.733.263 767.505 122.175 889.680
na Bangko 81.288.454
Sub Jumlah Kontraktor Prod.Sharing (Daratan) 280.139.35 19.921.429 256.641.368 656.766 46.360 703.127
B. LEPAS PANTAI 6 27.844.100 110.407.833 226.202 76.285 302.487
1. Premier Oil 44.765.529 367.049.201 882.968 122.645 1.005.614
2. Conoco Philip (BLD-SBL) 239.719.93
3. Star Energy (Kakap) 9
4. Kondur Petroleum S.A 82.563.733
5. bp-ONWJ 322.283.67
6. CNOOC S.E.S. **) 2
7. Kodeco
8. Chevron Indonesia Company
9. Chevron Makasar
10. Total Indonesia E&P
Sub Jumlah Kont.Prod.Sharing (Lepas Pantai)
Sub Jumlah Kont.Prod.Sharing
(Daratan+L.Pantai)
Sub Jumlah Daratan
Sub Jumlah Lepas Pantai
Jumlah Indonesia

Catatan:
*) NSO (Non Share Able Oil)
**) Termasuk Own Use Sebesar
2.5 PT. Caltex 69.117 (Barrel) 189 (BOPD)
2.6 Petro Bermuda 37.868 (Barrel) 104 (BOPD)
2.7 Medco E&P 43.705 (Barrel) 120 (BOPD)
2.8 CNOOC 413.664 (Barrel) 1.133 (BOPD)
2.9 BOB PB-BSP 1.490 (Barrel) 4 (BOPD)
2.10 Pertamina 16.267 (Barrel) 45 (BOPD)
Jumlah 582.111 (Barrel) 1.595 (BOPD)
PRODUKSI MINYAK MENTAH DAN KONDENSAT INDONESIA TAHUN 2007
Jumlah Produksi dalam Setahun Produksi Harian Rata-Rata
Perusahaan Wilayah Minya Konden
Minyak Kondensat Total Total
k sat
I. PERTAMINA DAN MITRA 39.505.119 0 39.505.119 108.233 0 108.233
II. PERTAMINA
Onshore
1. JOB PERTAMINA- Sumsel 1.325.126 64.195 1.399.321 3.630 203 3.834
TALISMAN (OK) Ltd Sumsel 647.698 15.409 663.107 1.775 42 1.817
2. JOB PERTAMINA- Jatim 2.427.733 0 2.427.733 6.651 0 6.651
GOLDEN SPIKE Irian Jaya 2.668.756 0 2.668.756 7.312 0 7.312
3. JOB PERTAMINA- Sulteng 1.207.962 0 1.207.962 3.309 0 3.309
PETROCHINA EAST JAVA 8.277.275 89.604 8.366.879 22.677 245 22.923
4. JOB PERTAMINA-
PETROCHINA SALAWATI Sumut 20.339 0 1.207.962 56 0 56
5. JOB PERTAMINA- 8.297.614 89.604 8.387.218 267.655 2.890 270.555
MEDCO TOMORI Ltd
Sub Total
Offshore NAD 0 3.169.150 3.169.150 0 8.683 8.683
1. Costa Internasional Ltd RIAU 151.769.28 2.915.800 154.685.085 415.806 7.988 423.795
Total Pertamina JOB RIAU 5 0 152.106 417 0 417
III. PRODUCTION SHARING CONTRACTS RIAU 152.106 0 462.214 1.266 0 1.266
Onshore Maluku 462.214 0 1.497.456 4.103 0 4.103
1. Exxon Mobil Oil Sumsel 1.497.456 3.166.931 3.697.229 1.453 8.677 10.129
Indonesia Ltd Jambi 530.298 95.164 95.164 0 261 261
2. PT Chevron Pacific Riau 0 0 78.898 216 0 216
Indonesia Jambi 78.898 0 209.397 574 0 574
3. PT Chevron Pasific Jambi 209.397 0 42.664 117 0 117
Indonesia C & T (MFK) Jambi Sumsel 42.664 0 10.732 29 0 29
4. PT Chevron Pasific S&C Sumatera, Sumsel 10.732 329.310 3.451.510 8.554 902 9.456
Indonesia C & T (SIAK) Sumsel 3.122.200 0 9.914.805 27.164 0 27.164
5. Citic Seram Energy Lmd Jatim 9.914.805 99.358 488.786 1.067 272 1.339
6. Conoco Philips (Grissik) Kaltim 389.428 2.706.641 5.692.863 8.181 7.415 15.597
Ltd Kaltim 2.986.222 0 608.157 1.666 0 1.666
7. Conoco Philips South Kaltim 608.157 0 148.090 406 0 406
Jambi Irian Jaya 148.090 133.567 2.229.645 5.743 366 6.109
8. Petroselat Jambi 1.096.083 2.768.567 6.785.998 11.007 7.585 18.592
9. Pearl Oil (Tungkal) Ltd Riau 4.017.431 0 8.605.270 23.576 0 23.576
10. Petrochina Bangko Ltd Jatim 8.605.270 0 2.382 7 0 7
11. PT Medco Lematang 2.385 15.384.483 202.027.604 511.351 42.149 553.500
12. PT Medco E&P Tarakan 186.643.12
13. PT.Medco E&P Natuna Sea Blok A 1 238.916 1.080.501 2.306 655 2.960
Indonesia SouthtunaSea Block A 0 14.730.419 40.357 0 40.357
14. Energy Mega Perkasa Natuna Sea Block B 841.585 532.113 2.754.019 6.087 1.458 7.545
Kangean Ltd Malacca Strait 14.730.419 0 3.069.347 8.409 0 8.409
15. PT. Vico Indonesia Block a off 2.221.906 1.057.938 8.070.225 19.212 2.898 22.110
16. PT. Medco E&P Tarakan South East Sumatera 3.069.435 0 18.658.347 51.119 0 51.119
17. Kalrez Petroleum West Madura Jatim 7.012.287 1.704 3.307.471 9.057 5 9.062
(Seram) Ltd Bawean Lock Jatim 18.658.347 0 168.476 462 0 462
18. Petrochina International Kaltim 3.305.767 979.281 9.835.266 24.263 2.683 26.946
Bermuda Ltd KaltimMakasar Strait 168.476 110.011 3.410.847 9.043 301 9.345
19. Petrochina International Se Madura Offshore 8.855.985 0 719.357 1.971 0 1.971
Jabung Ltd Sampang Jawa Timur 3.300.836 314.920 314.920 0 863 863
20. BOB Pertamina Bumi Mahakam Block, Kaltim 719.357 24.501.619 32.308.733 21.389 67.128 88.517
Siak Pusako 0 27.736.502 98.428.016 193.675 75.990 269.666
21. Lapindo Brantas INC 7.807.114 43.120.985 300.455.620 705.026 118.140 822.166
Sub Total 70.691.514 43.210.589 348.347.957 835.993 118.385 954.378
Offshore 257.334.63
1. Premier Oil 5
Natuna Sea B.V 305.137.36
2. Conoco Philips 8
Indonesia Ltd
3. Star Energy
(Kakap) Ltd
4. Kondur
Petroleum S.A
5. BP Weast Java
Ltd
6. CNOOC S.E.S.
Ltd
7. Kodeco Energy
CO. Ltd
8. Camar
Resources Canada
9. Chevron
Indonesia Canada
10. Chevron
Indonesia Company
11. Chevron Makasar
12. Amerada Hess
(Indonesia-Pangkah) Ltd
13. Total E&P
Indoneia
Sub Total
Total Production Sharing Cont.
Grang Total

Note :*) NSO (Non Shareable Oil)


**) Own Use Included : 1. PT.CPI 70.210 (Barrel) 192 (BOPD)
2. PETROCHINA BMD 37.152 (Barrel) 102 (BOPD)
3. MEDCO E&P 28.383 (Barrel) 78 (BOPD)
4. PERTAMINA 60.877 (Barrel) 167 (BOPD)
5. CNOOC 255.801 (Barrel) 701 (BOPD)
6. BOB PN BSP 1.242 (Barrel) 3 (BOPD)
7. CONOCO 310 (Barrel) 1 (BOPD)
8. TOTAL E&P 210 (Barrel) 1 (BOPD)
9. CITIC 6.188 (Barrel) 17 (BOPD)
Jumlah 460.373 (Barrel) 1.262 (BOPD)

PRODUKSI MINYAK BUMI DAN KONDENSAT INDONESIA TAHUN 2008


Jumlah Produksi dalam Setahun Produksi Harian Rata-Rata
Perusahaan Wilayah
Minyak Kondesnsat Total Minyak Kondensat Total
I. PERTAMINA DAN MITRA 42.068.796 0 42.068.796 114.942 0 114.942
JOB PSC
A. JOB PSC (DARATAN)
1. JOB Pertamina- Organ Komering, Sumsel 1.297.155 62.515 1.359.670 3.544 3.544 3.715
Talisman (OK) Ltd Pendopo & Raja Block, Sumsel 839.667 5.454 845.121 2.294 2.294 2.309
2. JOB Pertamin-Golden Tuban, Jatim 2.799.210 0 2.799.210 7.648 7.648 7.648
Spike Salawati Kepala Burung, Irjabar 1.725.957 0 1.725.957 4.716 4.716 4.716
3. JOB Pertamina- Toili Block, Sulteng 957.869 0 957.869 2.617 2.617 2.617
Petrochina East Java 7.619.858 67.969 7.687.827 20.819 20.819 21.005
4. JOB Pertamina- 21.612 0 21.612 59 59 59
Petrochina Slawati Pantai Gading, Sumut 21.612 0 21.612 59 59 59
5. JOB Pertamina-Medco 7.641.470 67.969 7.709.439 20.878 20.878 21.064
Tomori Ltd
Sub Jumlah JOB PSC Daratan
B. JOB PSC (LEPAS PANTAI) NAD 0 2.521.127 2.521.127 0 0 6.888
1. JOB Pertamina- Rokan, Riau 146.192.20 2.028.781 148.220.981 399.432 399.432 404.975
Costa International Ltd Mountain Front Kuantan,Riau 0 0 140.456 384 384 384
Sub Jumlah JOB PSC Lepas Pantai Siak Block, Riau 140.456 0 771.156 2.107 2.107 2.107
II. KKKS Seram Non Bula, Maluku 771.156 0 1.378.028 3.765 3.765 3.765
A. KKKS (Daratan) Corridor, Sumsel 1.378.028 3.645.602 4.193.182 1.496 1.496 11.457
1. Exxonmobi South Jambi Block B, Jambi 547.580 65.402 65.402 0 0 179
l Oil Indonesia Ltd Selat Panjang, Riau 0 0 115.032 314 314 314
2. Pt Cevron Tungkal, Jambi 115.032 0 260.390 711 711 711
Pacific Indonesia Bangko, Jambi 260.390 0 98.518 269 269 269
3. PT Cevron Lematang, Sumsel 98.518 0 6.353 17 17 17
Pacifik Indonesia C&T (MFK) South & Sentral Sumatera,Sumsel 6.353 140.236 3.319.647 8.687 8.687 9.070
4. PT Cevron Rimau, Sumsel 3.179.411 0 8.270.924 22.598 22.598 22.598
Pacifik Indonesia C&T(SIAK) Kangean Block Off.Ons, Jatim 8.270.924 107.826 118.880 30 30 325
5. Citic Sanga-Sanga, Kaltim 11.054 2.810.269 6.346.346 9.661 9.661 17.340
Seram Energy Lmd Mamburunga, Kaltim 3.536.077 0 749.160 2.047 2.047 2.047
6. CONOCO Block Bula Seram, Kaltim 749.160 0 175.037 478 478 478
Philips (Grisik) Ltd Kepala Burung, IRJABAR 175.037 155.182 2.439.043 6.240 6.240 6.664
7. CONOCO Jabung, Jambi 2.283.861 3.066.498 7.190.222 11.267 11.267 19.645
Philips South Jambi Coastal Plains&Pekan Baru, Riau 4.123.724 0 7.790.036 21.284 21.284 21.284
8. Petroselat Brantas, Jatim 7.790.036 0 2.126 6 6 6
9. Pearl Oil Cepu, Jatim 2.126 0 1.202 3 3 3
(Tungkal) Ltd 1.202 14.540.923 194.173.248 490.799 490.799 530.528
10. Petrochina 179.632.32
Bangko Ltd Natuna Sea Block A, KEPRI 5 215.425 809.478 1.623 1.623 2.212
11. PT Medco South Natuna Sea Block A, KEPRI 250.119 28.472.855 77.111 77.111 77.795
Lematang Natuna Sea Block B, KEPRI 594.053 524.348 2.196.132 4.568 4.568 6.000
12. PT Medco Malacca Strait, Riau 28.222.736 0 3.281.427 8.966 8.966 8.966
E & P Indonesia Block A Offs, Laut Jawa 1.671.784 1.019.022 8.539.866 20.549 20.549 23.333
13. PT Medco South East Sumatera, Laut Jawa 3.281.427 0 16.989.204 46.419 46.419 46.419
E & P Indonesia Weast Madura, Jatim 7.520.844 2.637 2.539.744 6.932 6.932 6.939
14. Kangean Kutai, Kaltim 16.989.204 1.188.097 9.482.792 22.663 22.663 25.909
Energy Indonesia Ltd Makassar Strait 2.537.107 31.347 2.851.132 7.704 7.704 7.709
15. PT. Vico Mahakam Block, Kaltim 8.294.695 26.348.514 35.127.854 23.987 23.987 95.978
Indonesia Bawean, Jatim 2.819.785 0 119.153 326 326 326
16. PT. Medco Gresik, Jatim 8.779.340 827.778 827.778 0 0 2.262
E & P Tarakan Madura Offshore 119.153 0 2.311.735 6.316 6.316 6.316
17. Kalrez 0 30.407.287 113.549.150 227.164 227.164 310.244
Petroleum (Seram) Ltd 2.311.735 44.948.210 307.722.398 717.962 717.962 840.772
18. Petrochina 83.141.863 45.016.179 357.500.633 853.783 853.783 976.778
International Bermuda Ltd 262.774.18
19. Petrochina 8
International Jabung Ltd 312.484.45
20. BOB 4
Pertamina Bumi Siak Pusako
21. Lapindo
Brantas INC
22. Mobil
Cepu Ltd
Sub Jumlah KKKS (Daratan)
B. KKKS (Lepas Pantai)
1. P
remier Oil Natuna Sea B.V
2. C
onoco Philips Indonesia Ltd
3. S
tar Energy (Kakap) Ltd
4. K
ondur Petroleum S.A
5. B
P weast Java Ltd
6. C
NOOC S.E.S Ltd
7. K
odeco Energy CO Ltd
8. C
hevron Indonesia Company
9. C
hevron Makasar Ltd
10. T
otal E & P Indonesie
11. C
amar Resources Canada
12. H
ess (Indonesia Pangkah) Ltd
13. S
antos (Madura OFFS) PTY. Ltd
Sub Jumlah KKKS (Lepas Pantai)
Sub Jumlah KKKS (Daratan+Lepas Pantai)
Jumlah Indonesia

Termasuk Own Use sebesar:


1. PT. CPI = 58.061 (BARREL) : 159 (BOPD)
2. PETROCHINA BMD = 50.180 (BARREL) : 137 (BOPD)
3. MEDCO E&P = 21.634 (BARREL) : 59 (BOPD)
4. PERTAMINA = 65.736 (BARREL) : 180 (BOPD)
5. CNOOC = 1.860 (BARREL) : 5 (BOPD)
6. BOB PN BSP = 554 (BARREL) : 2 (BOPD)
7. KALREZ = 31 (BAREL) : 0 (BOPD)
8. CITIC = 2.523 (BAREL) : 7 (BOPD)
9. TOTAL E&P = 5.504 (BAREL) : 15 (BOPD)
JUMLAH = 206.083 (BARREL) : 563 (BOPD)

PRODUKSI MINYAK BUMI DAN KONDENSAT INDONESIA TAHUN 2009


Jumlah Produksi dalam Setahun Produksi Harian Rata-Rata
Perusahaan Wilayah
Minyak Kondesnsat Total Minyak Kondensat Total
I. PERTAMINA DAN MITRA 45.758.325 0 45.758.325 125.365 0 125.365
JOB PSC
A. JOB PSC (DARATAN)
1 JOB Pertamina-Talisman Organ Komering, Sumsel 1.388.053 60.363 1.448.416 3.803 165 3.968
(OK) Ltd Pendopo & Raja Block, Sumsel 570.251 5.005 575.256 1.562 14 1.576
2 JOB Pertamin-Golden Tuban, Jatim 3.306.671 0 3.306.671 9.059 0 9.059
Spike Salawati Kepala Burung, Irjabar 1.455.690 0 1.455.690 3.988 0 3.988
3 JOB Pertamina- Toili Block, Sulteng 790.250 0 790.250 2.165 0 2.165
Petrochina East Java 7.510.915 65.368 7.576.283 20.578 179 20.757
4 JOB Pertamina-
Petrochina Slawati Pantai Gading, Sumut 17.205 0 17.205 47 0 47
5 JOB Pertamina-Medco 17.205 0 17.205 47 0 47
Tomori Ltd 7.528.120 65.368 7.593.488 20.625 179 20.804
Sub Jumlah JOB PSC Daratan
B. JOB PSC (LEPAS PANTAI)
1. JOB Pertamina- NAD 0 2.072.902 2.072.3902 0 5.679 5.679
Costa International Ltd Rokan, Riau 136.982.798 2.438.574 139.421.372 375.295 6.681 381.976
Sub Jumlah JOB PSC Lepas Pantai Mountain Front Kuantan,Riau 163.832 0 163.832 449 0 449
Sub Jumlah JOB PSC Daratan*Lepas Pantai Siak Block, Riau 684.457 0 684.457 1.875 0 1.875
III. KKKS Seram Non Bula, Maluku 871.642 0 871.642 2.388 0 2.388
A KKKS (Daratan) Corridor, Sumsel 476.113 3.666.962 4.143.075 1.304 10.046 11.351
1 Exxonmob South Jambi Block B, Jambi 0 42.171 42.171 0 116 116
il Oil Indonesia Ltd Selat Panjang, Riau 121.540 0 121.540 333 0 333
2 Pt Cevron Tungkal, Jambi 241.588 0 241.588 662 0 662
Pacific Indonesia Bangko, Jambi 36.315 0 36.315 99 0 99
3 PT Cevron Lematang, Sumsel 5.953 0 5.953 16 0 16
Pacifik Indonesia C&T (MFK) South & Sentral Sumatera,Sumsel 3.139.673 7.870 3.147.543 8.602 22 8.623
4 PT Cevron Rimau, Sumsel 7.363.086 0 7.363.086 20.173 0 20.173
Pacifik Indonesia C&T(SIAK) Kangean Block Off.Ons, Jatim 680.369 97.050 777.419 1.864 266 2.130
5 Citic Sanga-Sanga, Kaltim 3.478.422 2.853.347 6.331.769 9.530 7.817 17.347
Seram Energy Lmd Mamburunga, Kaltim 703.366 0 703.366 1.927 0 1.927
6 CONOCO Block Bula Seram, Kaltim 163.389 0 163.389 448 0 448
Philips (Grisik) Ltd Kepala Burung, IRJABAR 2.618.316 161.094 2.779.410 7.173 441 7.615
7 CONOCO Jabung, Jambi 3.711.765 3.155.973 6.867.738 10.169 8.647 18.816
Philips South Jambi Coastal Plains&Pekan Baru, Riau 7.253.043 0 7.253.043 19.871 0 19.871
8 Petroselat Brantas, Jatim 655 0 655 2 0 2
9 Pearl Oil Cepu, Jatim 1.206.589 0 1.206.589 3.306 0 3.306
(Tungkal) Ltd 169.902.911 14.495.943 184.398.854 465.487 39.715 505.202
10 Petrochina
Bangko Ltd Natuna Sea Block A, KEPRI 454.854 246.049 700.903 1.246 674 1.920
11 PT Medco South Natuna Sea Block A, KEPRI 21.863.769 0 21.863.769 59.901 0 59.901
Lematang Natuna Sea Block B, KEPRI 977.679 312.737 1.290.416 2.679 857 3.535
12 PT Medco Malacca Strait, Riau 3.347.752 0 3.347.752 9.172 0 9.172
E & P Indonesia Block A Offs, Laut Jawa 7.381.667 1.037.591 8.419.258 20.224 2.843 23.066
13 PT Medco South East Sumatera, Laut Jawa 15.826.461 0 15.826.461 43.360 0 43.360
E & P Indonesia Weast Madura, Jatim 5.447.138 11.058 5.458.196 14.924 30 14.954
14 Kangean Kutai, Kaltim 8.168.118 809.422 8.977.540 22.378 2.218 24.596
Energy Indonesia Ltd Makassar Strait 2.511.332 55.876 20.567.208 6.880 153 7.033
15 PT. Vico Mahakam Block, Kaltim 9.438.765 27.118.096 36.556.861 25.860 74.296 100.156
Indonesia Bawean, Jatim 225.269 0 225.269 617 0 617
16 PT. Medco Gresik, Jatim 1.460.742 176.318 1.637.060 4.002 483 4.485
E & P Tarakan Madura Offshore 1.370.524 0 1.370.524 3.755 0 3.755
17 Kalrez Tangguh, IRJABAR 0 321.105 321.105 0 880 880
Petroleum (Seram) Ltd 78.474.070 30.088.252 108.562.322 214.997 82.434 297.431
18 Petrochina 248.376.981 44.584.195 292.961.176 680.485 122.148 802.633
International Bermuda Ltd 301.669.426 44.649.563 346.312.989 826.475 122.328 948.803
19 Petrochina
International Jabung Ltd
20 BOB
Pertamina Bumi Siak Pusako
21 Lapindo
Brantas INC
22 Mobil
Cepu Ltd
Sub Jumlah KKKS (Daratan)
B KKKS (Lepas Pantai)
1 Premier Oil
Natuna Sea B.V
2 Conoco
Philips Indonesia Ltd
3 Star
Energy (Kakap) Ltd
4 Kondur
Petroleum S.A
5 BP weast
Java Ltd
6 CNOOC
S.E.S Ltd
7 Kodeco
Energy CO Ltd
8 Chevron
Indonesia Company
9 Chevron
Makasar Ltd
10 Total E &
P Indonesie
11 Camar
Resources Canada
12 Hess
(Indonesia Pangkah) Ltd
13 Santos
(Madura OFFS) PTY. Ltd
14 BP
Tangguh
Sub Jumlah KKKS (Lepas Pantai)
Sub Jumlah KKKS (Daratan+Lepas Pantai)
Jumlah Indonesia

2.5 Produksi Gas


2.6 Produksi LPG
PRODUKSI LPG TAHUN 2006
Butane Propane Mix Total
Refinery
Barrels M. Ton Barrels M. Ton Barrels M. Ton Barrels M. Ton
A. Oil Refinery
1. Dumai 748.899,00 69.665,02 0,00 0,00 0,00 0,00 748.899,00 69.665,02
2. Musi 1.152.424,00 107.202.,23 0,00 0,00 0,00 0,00 1.152.424,00 107.202,23
3. Cilacap 1.619.387,00 150.640,65 0,00 0,00 0,00 0,00 1.619.387,00 150.640,65
4. Balikpapan 1.025.798,00 95.432,07 0,00 0,00 0,00 0,00 1.025.798,00 95.423,07
5. Balongan 4.649.011,00 432.466,14 0,00 0,00 0,00 0,00 4.649.011,00 432.466,14
Sub Total 9.195.519,00 855.397,11 0,00 0,00 0,00 0,00 9.195.519,00 855.397,11
B. Gas Refinery
1. Santan 342.865,45 31.894,46 593.171,19 47.628,97 0,00 0,00 936.036,64 79.523,43
2. Mundu 0,00 0,00 0,00 0,00 19.995,00 1.860,00 19.995,00 1.860,00
3. Sumbagut 0,00 0,00 0,00 0,00 60.221,50 5.602,00 60.221,50 5.602,00
4. Arar 0,00 0,00 0,00 0,00 29.974,09 2.471,13 29.974,09 2.471,13
5. Jabung 0,00 0,00 0,00 0,00 5.218.788,09 419.045,13 5.218.788,09 419.045,13
6. Maruta 0,00 0,00 0,00 0,00 134.026,21 10.761,70 134.026,21 10.761,70
7. Medco Kaji 0,00 0,00 0,00 0,00 454.693,42 36.509,83 454.693,42 36.509,83
8. Titis Sampurna 0,00 0,00 0,00 0,00 187.472,55 15.053,20 187.472,55 15.053,20
9. Sumber D. Kelola 0,00 0,00 0,00 0,00 29.477,25 2.366,89 29.477,25 2.366,89
Sub Total 342.865,45 31.894,46 593.171,19 47.628,97 6.134.648,11 493.669,88 7.070.684,75 573.193,31
Total 9.538.384,00 887.291,57 593.171,19 47.628,97 6.134.648,11 493.669,88 16.266.203,75 1.428.590,42

PRODUKSI LPG TAHUN 2007


Butane Propane Mix Total
Refinery
Barrels M. Ton Barrels M. Ton Barrels M. Ton Barrels M. Ton
A Oil Refinery
1. Dumai 667.510,50 62.094,00 0,00 0,00 0,00 0,00 667.510,50 62.094,00
2. Musi 1.529.660,50 142.294,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1.529.660,50 142.294,00
3. Cilacap 1.675.806,75 155.889,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1.675.806,75 155.889,00
4. Balikpa 827.599,50 76.986,00 0,00 0,00 0,00 0,00 827.599,50 76.966,00
pan 4.573.404,75 425.433,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4.573.404,75 425.433,00
5. Balonga 9.273.982,00 862.696,00 0,00 0,00 0,00 0,00 9.273.982,00 862.696,00
n
Sub Total 267.688,00 24.411,80 432.566,00 35.003,00 0,00 0,00 700.254,00 59.414,80
B Gas Refinery 0,00 0,00 0,00 0,00 45.633,75 4.245,00 45.633,75 4.245,00
1. Santan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2. Mundu 0,00 0,00 0,00 0,00 16.449,00 1.247,18 16.449,00 1.247,18
3. Sumbagut 1.843.109,54 171.452,05 3.157.504,03 253.533,33 0,00 0,00 5.000.613,57 424.985,38
4. Arar 0,00 0,00 0,00 0,00 112.612,26 9.495,52 112.612,26 9.495,52
5. Jabung 0,00 0,00 0,00 0,00 334.371,97 26.848,56 334.371,97 26.848,56
6. Maruta 0,00 0,00 0,00 0,00 228.609,11 18.356,28 228.609,11 18.356,28
7. Medco Kaji 0,00 0,00 0,00 0,00 26.666,31 2.141,18 26.666,31 2.141,18
8. Titis 2.110.797,54 195.863,85 3.590.070,03 288.536,33 764.342,40 62.333,72 6.465.209,97 546.733,90
Sampurna
9. Sumber D.
Kelola
Sub Total

Total 11.384.779,54 1.058.559,85 3.590.070,03 288.536,33 764.342,40 62.333,72 15.739.191,97 1.409.429,90


Catatan : - Arar stop produksi sampai dengan September karena trouble
- Sumbagut sudah tidak berproduksi dari tahun 2006

PRODUKSI LPG TAHUN 2008


Butane Propane Mix Total
Refinery
Barrels M. Ton Barrels M. Ton Barrels M. Ton Barrels M. Ton
A Oil Refinery
1. Du 712.617,50 66.290,00 0,00 0,00 0,00 0,00 712.617,50 66.290,00
mai 1.498.980,00 139.440,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1.498.980,00 139.440,00
2. Mu 1.458.667,50 135.690,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1.458.667,50 135.690,00
si 1.088.179,50 101.226,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1.088.179,50 101.226,00
3. Cil 3.627.662,75 337.457,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3.627.662,75 337.457,00
acap 8.986.107,25 780.103,00 0,00 0,00 0,00 0,00 8.386.107,25 780.103,00
4. Bal
ikpapan 256.654,00 23.344,10 394.620,47 31.745,80 0,00 0,00 651.274,47 55.089,90
5. Bal 2.383.104,00 191.352,50 3.590.891,20 288.332,36 0,00 0,00 5.973.995,20 479.684,86
ongan 0,00 0,00 0,00 0,00 37.950,60 3.047,26 37.950,60 3.047,26
Sub Total 0,00 0,00 0,00 0,00 112.716,80 9.050,65 112.716,80 9.050,65
B Gas Refinery 0,00 0,00 0,00 0,00 207.778,68 16.683,69 207.778,68 16.683,69
1 0,00 0,00 0,00 0,00 248.738,76 19.972,60 248.738,76 19.972,60
Santan 0,00 0,00 0,00 0,00 26.149,91 2.099,72 26.149,91 2.099,72
2 0,00 0,00 0,00 0,00 384.236,46 30.852,42 384.236,04 30.852,42
Jabung 0,00 0,00 0,00 0,00 318.636,46 25.585,07 318.636,46 25.585,07
3 0,00 0,00 0,00 0,00 87.202,91 7.002,00 87.202,91 7.002,00
Arar 1.463.681,26 117.527,00 1.791.047,10 143.813,00 0,00 0,00 3.254.728,36 261.340,00
4 2.639.758,00 214.696,60 3.985.511,67 320.078,15 1.423.410,16 114.293,41 11.303.408,19 910.408.17
Langkat
5
Kaji
6
Prabumulih
7
Tugu Barat
8
Tambun
9
Lembak
10
Mundu
11
Belanak
Sub Total
Total 11.025.865,25 994.799,60 3.985.511,67 320.078,16 1.423.410,16 114.293,41 19.689.515,44 1.690.511,17

PRODUKSI LPG TAHUN 2009


Butane Propane Mix Total
Refinery
Barrels M. Ton Barrels M. Ton Barrels M. Ton Barrels M. Ton
A Oil Refinery
6. Du
mai
7. Mu
si
8. Cil
acap
9. Bal
ikpapan
10. Bal
ongan
Sub Total
B Gas Refinery
1
Santan
2
Jabung
3
Arar
4
Langkat
5
Kaji
6
Prabumulih
7
Tugu Barat
8
Tambun
9
Lembak
10
Mundu
11
Belanak
Sub Total
Total

2.7 Produksi LNG

You might also like