You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar tidak hanya dilaksanakan di dalam ruangan tetapi juga dapat
dilaksanakan di luar ruangan. Hal ini dimaksudkan selain untuk mengurangi
kejenuhan juga berguna untuk menambah wawasan siswa terhadap segala
sesuatu yang mungkin belum mereka ketahui selama ini.
Salah satu bentuk pembelajaran luar ruangan adalah dengan mengadakan
kegiatan study tour. Dalam kegiatan ini siswa diajak untuk belajar sambil
menikmati suasana pada suatu obyek wisata, sehingga para siswa dapat
menambah pengetahuan dan pengalamannya.
MTs Negeri Sragen, tiap tahun pelajaran berusaha untuk secara rutin
mengadakan kegiatan study tour ini dengan tujuan agar kualitas keilmuan siswa-
siswinyaterus bertambah dan format yang terus diperbaharui. Pada tahun
pelajaran 2010/2011 kali ini MTs Negeri Sragen mengambil obyek pembelajaran
(wisata) Jembatan Suramadu, Kebun Binatang Wonokromo dan Jatim Park serta
dilaksanakan pada tanggal 10 – 11 Desember 2010.

B. Tujuan
Kegiatan study tour yang dilaksanakan oleh MTs Negeri Sragen pada tanggal 10 –
11 Desember 2010 mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan wawasan bagi siswa – siswi MTs Negeri Sragen
dalam bidang kepariwisataan sekaligus menumbuhkan rasa nasionalisme
terhadap Bangsa dan Negara.
2. Melaksanakan program kerja Madrasah Tsanawiyah Negeri Sragen.
3. Melaksanakan studi lapangan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), yakni melakukan
pengamatan obyek wisata antara lain : letak dan kondisi geografis obyek
wisata, sejarah perkembangan obyek wisata dan kondisi perekonomian di
obyek wisata (sektor informal).
4. Siswa dapat membuat karya tulis (laporan study tour) untuk memenuhi
tugas akhir semester genap bagi kelas VIII dan untuk syarat pencapaian
nilai mata pelajaran IPS dan Bahasa Indonesia.

1
BAB II
ISI

A. Jembatan Suramadu
1. Letak dan kondisi Geografis Jembatan Suramadu
Jembatan Nasional Suramadu adalah jembatan yang melintasi Selat
Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di
Bangkalan, tepatnya timur Kamal), Indonesia. Dengan panjang 5.438 m,
jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Jembatan
terpanjang di Asia Tenggara ialah Bang Na Expressway di Thailand (54 km).
Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway),
jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge).
Jembatan ini diresmikan awal pembangunannya oleh Presiden Megawati
Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003 dan diresmikan pembukaannya oleh
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009[2]. Pembangunan
jembatan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura,
meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di Madura, yang relatif tertinggal
dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur. Perkiraan biaya pembangunan
jembatan ini adalah 4,5 triliun rupiah.
Pembuatan jembatan ini dilakukan dari tiga sisi, baik sisi Bangkalan
maupun sisi Surabaya. Sementara itu, secara bersamaan juga dilakukan
pembangunan bentang tengah yang terdiri dari main bridge dan approach bridge.

Konstruksi
Jembatan Suramadu pada dasarnya merupakan gabungan dari tiga jenis
jembatan dengan panjang keseluruhan sepanjang 5.438 meter dengan lebar
kurang lebih 30 meter. Jembatan ini menyediakan empat lajur dua arah selebar
3,5 meter dengan dua lajur darurat selebar 2,75 meter. Jembatan ini juga
menyediakan lajur khusus bagi pengendara sepeda motor disetiap sisi luar
jembatan.

Jalan layang
Jalan layang atau Causeway dibangun untuk menghubungkan konstruksi
jembatan dengan jalan darat melalui perairan dangkal di kedua sisi. Jalan layang
ini terdiri dari 36 bentang sepanjang 1.458 meter pada sisi Surabaya dan 45
bentang sepanjang 1.818 meter pada sisi Madura.
Jalan layang ini menggunakan konstruksi penyangga PCI dengan panjang
40 meter tiap bentang yang disangga pondasi pipa baja berdiameter 60 cm.

Jembatan penghubung
Jembatan penghubung atau approach bridge menghubungkan jembatan
utama dengan jalan layang. Jembatan terdiri dari dua bagian dengan panjang
masing-masing 672 meter.
Jembatan ini menggunakan konstruksi penyangga beton kotak sepanjang
80 meter tiap bentang dengan 7 bentang tiap sisi yang ditopang pondasi
penopang berdiameter 180 cm.

Jembatan utama
Jembatan utama atau main bridge terdiri dari tiga bagian yaitu dua
bentang samping sepanjang 192 meter dan satu bentang utama sepanjang 434
meter.
Jembatan utama menggunakan konstruksi cable stayed yang ditopang oleh
menara kembar setinggi 140 meter. Lantai jembatan menggunakan konstruksi
komposit setebal 2,4 meter.

2
Untuk mengakomodasi pelayaran kapal laut yang melintasi Selat Madura,
jembatan ini memberikan ruang bebas setinggi 35 meter dari permukaan laut.
Pada bagian inilah yang menyebabkan pembangunannya menjadi sulit dan
terhambat, dan juga menyebabkan biaya pembangunannya membengkak.
2. Sejarah Perkembangan Jembatan Suramadu
Jembatan Suramadu terdiri dari 3 bagian yaitu causeway, approach bridge
dan main bridge. Dari total panjang jembatan sejauh 5.438 m terdiri dari
Causeway sisi Surabaya 1.458 m, Causeway sisi Madura 1.818 m. Bentang
tengah panjang keseluruhan mencapai 2.162 m terdiri dari dua Approach Bridge
masing-masing 672 m dan Main Bridge sepanjang 818 m. Panjang jalan
pendekat di sisi Surabaya mencapai 4,35 km dan di sisi Madura 11,50 km.
Jembatan Suramadu nantinya akan menyediakan akses khusus sepeda
motor. Letaknya di sisi kanan dan kiri jembatan. Lebar masing-masing 2,75
meter. Total lebar jembatan mencapai 30 meter (2 x 15 meter). Di tiap jalur (arah
Surabaya maupun arah Madura) akan ada jalur lambat masing-masing berukuran
2,2 meter. Kemudian, di tiap jalur akan ada dua jalur cepat yang masing-masing
selebar 3,5 meter.
Selain konsorsium nasional, maka yang juga memiliki peranan penting
dalam pembangunan jembatan Suramadu adalah perusahaan konstruksi dari
China. Itulah sebabnya alas jembatan yang disebut dengan steel box girder
(SBG) pembuatanya dilakukan di Tiongkok. Ternyata selain pembuatannya
harus dilakukan di Tiongkok, pengirimannya memakan waktu cukup lama.
Pengiriman dari Tiongkok dilakukan empat kali selama 30 hari. Itu pun masih
harus dirakit lagi di Gresik.
Perkiraan biaya pembangunan jembatan ini adalah Rp. 4,5 trilyun.
Besarnya biaya untuk pembangunan jembatan ini tentunya menjadi kendala
tersendiri bagi keberlanjutan penyelesaian jembatan ini. Karena itulah ketika
krisis ekonomi melanda Indonesia, sempat menunda kelanjutan pembangunan
Jembatan Suramadu.
Secara teknis pembuatan jembatan dilakukan dari tiga sisi : sisi Madura,
sisi Surabaya dan secara bersamaan juga dilakukan pembangunan bentang tengah
yang terdiri dari main bridge dan approach bridge.
B. Kebun Binatang Wonokromo
1. Letak dan kondisi geografis Kebun Binatang Wonokromo
Di tengah wajah metropolis Kota Surabaya, terdapat satu miniatur
kehidupan satwa yang terjaga dan lestari, yang ‘dijunjung’ sebagai ikon kota
pahlawan dan propinsi Jawa Timur, yakni Kebun Binatang Wonokromo
Surabaya (KBS),-berikut monumen Sura dan Buaya di depannya-, sebagai
kebanggaan dan identitas arek-arek Suroboyo. Terletak di Jl. Setail No. 1, tepat
berada pada simpul pertemuan empat jalan utama, Darmo-Wonokromo-
Joyoboyo-Diponegoro, tidak jauh dari Stasiun Wonokromo, Terminal
Bungurasih dan Bandara Juanda, sehingga memudahkan pengunjung untuk
mencapai daerah wisata ini .
Kebun binatang yang dikelola oleh Perkumpulan Taman Flora & Satwa
Surabaya (TFSS) memiliki misi dan visi sebagai kawasan konservasi alam,
pendidikan dan laboratorium penelitian berbagai jenis flora dan fauna sekaligus
sebagai sarana rekreasi edukatif. Tempatnya yang hijau rimbun, sejuk dan
rindang, ditumbuhi berbagai jenis vegetasi khas hutan hujan tropis yang telah
berusia puluhan tahun, memberikan fungsi tambahan bagi KBS sebagai paru-
paru kota terbesar kedua setelah DKI Jakarta, sedikit mereduksi hawa panas
Surabaya, dikarenakan posisi geografis ibukota Jawa Timur ini tepat berada di
pesisir utara Laut Jawa. Zat oksigen hasil respirasi daun pepohonan dari hutan
mini di kawasan KBS, berguna sebagai detergen pencuci udara kota dari polusi.

3
Merunut sejarah, rintisan berdirinya KBS dimulai pada tahun 1916.
Adalah HFK. Kommer dan JP. Moymaan, dua orang wartawan Belanda pecinta
satwa, yang awalnya memelihara dan merawat beberapa satwa langka di
kediamannya di daerah Kaliondo. Pada 31 Agustus 1917, mereka pindah tempat
tinggal ke Jl. Tamanrindelan, Grudo (Pandegiling sekarang), yang pemindahan
satwa-satwanya dilaksanakan pada Bulan April 1918. Pada tahun 1920
Perusahaan Kereta Api Uap Jawa Timur, -Oost Java Stoomtram Matschappiy
(OJS)-, mengusahakan sebidang tanah seluas 8 Ha di sebelah Stasiun Trem
Wonokromo sebagai area kebun binatang yang kemudian dinamai Soerabaiasche
Dierentuin – Kebun Binatang Surabaya. Dan pada perkembangannya selanjutnya
tempatnya diperluas hingga wilayah Darmo, seperti lokasinya sampai saat ini.
Dibanding kebun binatang lain di wilayah Indonesia, KBS terhitung
memiliki koleksi hewan satwa paling lengkap. Tak kurang dari 350 spesies
dengan jumlah individu sekitar 4000 ekor, baik kelas Mamalia (menyusui),
Reptilia (melata), Aves (burung) dan Pisches (ikan), berhasil dikonversi dan
dipelihara di areal seluas 15 Ha ini. Di bidang penangkaran satwa liar , pun
berhasil dikembangbiakkan pelbagai jenis satwa langka asli ‘pribumi’ tanah air,
antara lain Komodo, Jalak Bali, Anoa, Harimau Sumatra, Bekantan, Orang Utang
dan Babi Rusa. Bahkan KBS juga ditetapkan sebagai Sentral Breeding
International, yang hasil penangkarannya telah tersebar ke berbagai suaka
margasatwa di dunia. Jenis binatang yang sukses pem’breeding’an adalah
Pelikan Australia, Harimau Benggala (putih), Onta dan Singa Afrika.
Selain sebagai tujuan wisata edukatif dan informatif, oleh pengelola KBS,
juga disediakan fasilitas penunjang yang bersifat entertain bagi wisatawan. Bila
kita jelajahi setiap sudut KBS, banyak wahana tambahan seperti atraksi
menunggang gajah, onta dan kuda, pentas satwa, perpustakaan dan taman
bacaan, dongeng satwa, feeding time hewan komodo, arena bermain anak dan
berlayar naik perahu mengitari pulau yang dihuni bekantan, owa jawa dan
beberapa jenis satwa lainnya yang dibiarkan hidup di alam bebas.
Dengan Harga Tiket Masuk (HTM) senilai Rp10.000,00 per kepala,
terhitung tidak mahal dibanding dengan pesona dan keindahan yang disuguhkan.
Sayang, momen mengisi waktu senggang kami dengan berwisata di Surabaya
bertepatan dengan kalender hari libur pendidikan di Jawa Timur, sehingga KBS
dijubeli melimpahnya pengunjung, sehingga mengurangi kenyamanan dan
keleluasaan kami menjelajahi setiap daya tarik yang dimiliki oleh kompleks
wisata yang selalu siap menyambut tamu pengunjung setiap hari mulai pukul
08.00 sampai dengan pukul 17.00.
Di saat dunia mengalami degradasi kualitas lingkungan, berjuang
melawan pemanasan global, menyempitnya lahan hutan, aksi liar perburuan
satwa, kerusakan ekosistem dan putusnya mata rantai makanan jejaring
kehidupan, serta eksploitasi alam yang tanpa kenal batas, melihat dan menikmati
koleksi flora dan fauna di KBS, serasa menjadi obat dahaga kerinduan
menyaksikan keanekaragaman satwa langka dan mengagungkan rasa syukur
kepada-Nya karena kita masih diijinkan untuk menatap puing-puing kehidupan
margasatwa yang masih tersisa di muka bumi ini.
2. Sejarah Kebun Binatang Wonokromo
Falsafah KBS
Aneka Binatang yang bertebaran hidup dibumi adalah anugerah Tuhan
Yang Maha Esa dan bermanfaat bagi manusia dan keseimbangan alam sebagai
sifat pengejahwantahan sifat Maha Pemurah dan Maha Pengasih dari Tuhan
Yang Maha Esa kepada seluruh ciptaanNya.
Sejarah KBS
Didirikan berdasar SK Gubernur Jenderal Belanda tanggal 31 Agustus
1916 No. 40, dengan nama “Soerabaiasche Planten-en Dierentuin” (Kebun

4
Botani dan Binatang Surabaya) atas jasa seorang jurnalis bernama H.F.K.
Kommer yang memiliki hobi mengumpulkan binatang. Dari segi finansial
H.F.K Kommer mendapat bantuan dari beberapa orang yang mempunyai modal
cukup.
Lokasi Berdiri KBS
Lokasi KBS yang pertama di Kaliondo, pada tahun 1916, kemudian pada
tanggal 28 September 1917 pindah di jalan Groedo. Dan pada tahun 1920
pindah ke daerah Darmo untuk areal kebun binatang yang baru atas jasa OOST-
JAVA STOOMTRAM MAATSCHAPPIJ atau Maskapai Kereta Api yang
mengusahakan lokasi seluas 30.500 m2.
C. Jawa Timur Park
1. Letak dan kondisi geografis Jawa Timur Park
Jawa Timur Park (JTP) merupakan objek wisata yang memadukan secara
serasi konsep pendidikan (Education) dan konsep pariwisata (Tourism) dalam
satu ruang dan satu waktu, sehingga mampu menjadi sarana penyebaran
informasi tentang khasanah ilmu pengetahuan dan teknologi (Biologi/ Kimia /
Matematika / Fisika), Stadium Galeri Belajar yang mampu menampung 300
siswa, lembar Panduan Belajar Siswa dan kelengkapan alat peraga ilmu terapan
(Indoor & Outdoor) yang diantaranya didukung oleh PLN, Telkom, Rimba Raya
dan sejumlah Universitas Terkemuka (Negeri maupun Swasta) di Jawa Timur.
Serta dapat menjadi pemandu untuk memperdalam wawasan tentang ragam
budaya bangsa dengan keberadaan Galeri Etnik Nusantara dan Anjungan Jawa
Timur.
Dengan suguhan (One Stop Service) Jawa Timur Park menyambut
kedatangan anda mulai 08.30 - 16.00 WIB setiap harinya. Selain itu tersedia pula
fasilitas pendukung berupa outlet Makanan, Minuman, Pasar Wisata, Pasar Buah,
Pasar Sayur dan Galeri Bung. Serta fasilitas umum yang tak kalah pentingnya
yaitu Mushola, Klinik, Wartel, Nursery Room, Toilet dan Tempat Parkir yang
representatif.
Jawa Timur Park juga dilengkapi dengan Club Bunga Butik Resort &
Pondok Penginapan Jatim Park yang akan membuat acara wisata anda terasa
nyaman, tenang, menyenangkan dan tidak terburu-buru karena lokasinya yang
relative dekat dengan Jawa Timur Park.
2. Sejarah Jawa Timur Park
Jatim Park adalah sebuah tempat rekreasi dan taman belajar yang terdapat
di Kota Batu, Jawa Timur. Obyek wisata ini berada sekitar 20 km barat Kota
Malang, dan kini menjadi salah satu icon wisata Jawa Timur. Obyek wisata ini
memiliki 36 wahana, diantaranya kolam renang raksasa (dengan latar belakang
patung Ken Dedes, Ken Arok, dan Mpu Gandring), spinning coaster, dan drop
zone. Wahana pendidikan yang menjadi pusat perhatian diantaranya adalah
Volcano dan Galeri Nusantara yang juga terdapat tanaman agro, diorama
binatang langka, dan miniatur candi-candi.
Terletak di lereng timur gunung Panderman, dalam area ± 11 hektar dan
ketinggian 850m diatas permukaan laut, serta didukung hadirnya 3 wahana baru
setiap tahunnya yang lebih menghibur dan mengasyikan, pengunjung dapat
merasakan kesejukan, kenyamanan dan keindahan panorama pegunungan yang
menjadi background Jawa Timur park dan kota Batu.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah kami mengikuti kegiatan study tour ke Jembatan Suramadu,
Kebun Binatang Wonokromo, dan Jatim Park, kami mendapat banyak
pengalaman. Pada akhirnya kami menyadari bahwa obyek-obyek wisata yang
kami datangi sangat menarik serta banyak hal yang dapat kami pelajari dari dan
di lokasi-lokasi tersebut. Di obyek wisata Jembatan Suramadu kita dapat melihat
bahwa perkemabngan kemajuan bangsa Indonesia ini tampak dengan berdirinya
jembatan yang membentang antar pulau tersebut sebagai bukti bahwa teknologi
yang berkembang di Indonesia sudah bisa dilihat dengan jelas buktinya secara
fisik. Bahkan diketahui bahwa jembatan tersebut adalah yang terpanjang di Asia
Tenggara tentu akan bisa membawa nama bangsa Indonesia di Luar Negeri dan
kita harus bangga dengan hal itu.
Setelah kami melanjutkan perjalanan menuju Kebun Binatang
Wonokromo, setelah sampai dilokasi kami sendiri mengalami bahwa perjalanan
untuk menuju tempat wisata ini sangat memprihatinkan. Padahal ini adalah jalan
menuju tempat wisata, namun kondisi jalan menuju ke wonokromo
memprihatinkan. Meski kami ketahui dari warga sekitar yang sempat kami tanyai
bahwa jalan tersebut sudah beberapa kali diperbaiki namun berkali-kali pula
jalan itu mengalami kerusakan. Agaknya, perbaikan yang dilakukan Pemkot
Surabaya masih belum maksimal dan tidak tahan lama.
Kondisi yang berbeda kami alami saat kami sampai di Jatim Park.
Ditempat ini sesuai dengan namanya jadi apa yang terdapat dalam lokasi ini
benar-benar menggambarkan kota Jawa Timur dengan suguhan hiburan yang
tidak kalah dengan hiburan luar dan sudah berstandar Internasional. Karena
banyaknya hiburan disana maka tidak salah jika tempat ini menjadi salah satu
tujuan wisata, dan tidak segan untuk berkunjung untuk kedua kalinya atau
beberapa kali lagi.
B. Saran
1. Sebaiknya pemerintah baik pusat maupun daerah terus melaksanakan
pembangunan dan pengembangan di obyek-obyek wisata agar dapat
mendatangkan pengunjung sebanyak-banyaknya sehingga pendapatan
masyarakat yang bekerja di sektor informal makin bertambah selain itu
juga dapat menambah pendapatan asli daerah setempat.
2. Bagi pengelola obyek wisata, jagalah kebersihan dolokasi wisata baik
dari sampah maupun dari corat-coret di dinding, tingkatkan keamanan
dan kenyamanan pengunjung dengan cara menambah pepohonan yang
rindang dan menambah petugas keamanan disana.
3. Bagi pengunjung, ikutlah melestarikan keberadaan obyek wisata agar
anak cucu kita nanti juga ikut merasakan keberadaan obyek wisata
tersebut dengan cara menjaga kebersihan lokasi (membuang sampah pada
tempatnya – contoh), tidak corat-coret di dinding serta ceritakan tentang
keindahan obyek-obyek wisata pada teman dan kerabat anda agar mereka
juga berkunjung kesana.

6
Lampiran 1.

FOTO – FOTO

Jembatan Suramadu Kebun Binatang Wonokromo

Jawa Timur Park

You might also like