You are on page 1of 10

BAB II

PEMBAHASAN

A. Bagian Bagian multimeter


Multimeter merupakan salah satu alat ukur listrik yang dapat digunakan untuk
mengukur tegangan dalam arus bolak balik dan dalam arus searah, tahanan, arus, dan
kapasitor dengan menggunakan jarum, skala puncak dan range. Berikut adalah bagian
bagian dari multimeter

Keterangan :
 Zero adjust screw
Berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar
sekrupnya ke kanan atau kekiri dengan menggunakan obeng minus
 Zero ohm adjust knob
Berfungsi mengatur jarum penunjuk pada posisi nol caranya : saklar pemilih
diputar pada posisi w, test lead + (merahdihubungkan ke test lead – hitam,
kemudian tombol pengatur kedudukan 0 w diputar ke kiri atau ke kanan
sehingga menunjuka pada kedudukan 0 w.
 Range selector switch
Berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukurnya. Multimeter
biasanya terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu :
- Posisi w (ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai ohmmeter yang
terdiri dari beberapa batas ukur.
- Posisi ACV berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter AC yang
terdiri dari lima batas ukur : 10, 50, 250, 500 dan 1000
- Posisi DCV berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter DC yang
terdiri dari 5 batas ukur : 10, 50, 250, 500, dan 1000
- Posisi DcmA (miliamper DC) berarti multimeter berfungsi sebagai
amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25 ; 25 dan 500.
 Lubang kutub +
Berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna merah.
 Lubang kutub –
Berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub – yang berwarna hitam
 Polarity selector switch
Berfungsi untuk memilih polaritas DC atau AC.
 Meter cover
Berfungsi sebagai tempat komponen komponen multimeter
 Knife edge pointer
Berfungsi sebagai penunjuk besaran yang diukur.
 Scale
Berfungsi sebagai skala pembacaan meter

B. Penggunaan multimeter
Multimeter, secara umum dapat digunakan untuk mengukur 3 besaran listrik yaitu
arus, tegangan, dan tahanan. Pertama tama jarum penunjuk meter diperiksa apakah sudah
tepat pada angka 0 pada skala DCmA , DCV atau ACV posisi jarum nol di bagian kanan
dan untuk ohmmeter posisi jarum nol di bagian kanan . Jika belum tepat harus diatur
dengan memutar sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk meter ke kiri atau ke kanan
dengan menggunakan obeng pipih (-) kecil.
a. Arus
Untuk mengukur arus DC dari suatu sumber arus DC, saklar pemilih pada
multimeter diputar ke posisi DCmA dengan batas ukur 500 mA. Kedua test lead
multimeter dihubungkan secara seri pada rangkaian sumber DC

Ketelitian Paling tinggi akan didapatkan bila jarum penunjuk multimeter pada
kedudukan maksimum. Untuk mendapatkan kedudukan maksimum, saklar pilih
diputar setahap demi setahap untuk mengubah batas ukurnya dari 500 mA, 250 mA,
dan 0,25 mA. Yang perlu diperhatikan adalah bila jarum sudah didapatkan
kedudukan maksimal jangan sampai batas ukurnya diperkecil lagi karena dapat
merusakkan multimeter

b. Tegangan
Untuk mengukur tegangan, dalam multimeter menggunakan Voltmeter, ada beberapa
tahap yang harus dilakukan untuk mengukur tegangan dengan menggunakan
voltmeter pada multimeter:
1.Mengukur tegangan DC
 Atur selektor pada posisi DCV
 Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan
di cek,jika tegangan yang di cek sekitar 12 volt maka atur posisi
sakala di batas ukur 50V,untuk mengukur tegangan yang tidak
diketahui besarnya maka atur batas ukur pada batas tertinggi agar
multimeter tidak rusak
 Hubungkan probe multimeter ketitik tegangan yang akan dicek, probe
warna merah pada posisi (+) probe warna hitam pada posisi (-) dengan
catatan tidak boleh terbalik
 Baca hasil ukur pada multimeter
2.Mengukur tegangan AC
 Atur selektor pada posisi ACV
 Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan
di cek,jika tegangan yang di cek sekitar 12 volt maka atur posisi
sakala di batas ukur 50V,untuk mengukur tegangan yang tidak
diketahui besarnya maka atur batas ukur pada batas tertinggi agar
multimeter tidak rusak
 Hubungkan probe multimeter ketitik tegangan yang akan dicek, probe
warna merah pada posisi (+) probe warna hitam pada posisi (-) dengan
catatan tidak boleh terbalik
 Baca hasil ukur pada multimeter.

c. Tahanan
Untuk pengukuran hambatan, dalam multimeter menggunakan ohmmeter, ada
beberapa tahap yang harus dilakukan untuk mengukur hambatan dengan
menggunakan ohmmeter pada multimeter :
1. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan melihat terlebih dahulu
keadaan multimeter, baik atau rusak.
2. Nolkan jarum multimeter pada posisi sebelah kiri dengan menggunakan ohm
zero correction dengan cara memutar kekiri atau kekanan agar jarum tersebut
benar benar ke angka nol di sebelah kiri.
3. Posisikan range range selector pada x1 Ω, x10 Ω, x100 Ω, x1k Ω, atau x10k
selanjutnya tempelkan ujung kabel positif dan negatif. Nolkan jarum
multimeter tepat pada angka nol di sebelah kanan menggunakan ohm adjust.
4. Pada dasarnya untuk pengukuran, range selector ohm meter harus betul betul
diperhatikan, yaitu setiap memindahkan range selector ke masing masing nilai
ohm terlebih dahulu ujung tapisnya disatukan / dihubungkan. Sambil melihat
jarum multimeter menunjukkan kurang atau lebih dari angka nol di sebelah
kanan. Kurang atau lebihnya jarum tersebut kita atur dengan tombol ohm
adjusting knop ke arah kiri atau kanan sehingga jarum multimeter tersebut
benar benar ke posisi nol.
5. Setiap akan mengukur posisi ohm sebaiknya letakkan range selector pada
skala yang paling kecil.

C. Cara merangkai Multimeter Dalam Rangkaian Listrik


a. Arus
Pada multimeter, dalam mengukur arus, kita sering menggunakan istilah
amperemeter, sebenarnya amperemeter adalah bagian dari multimeter, hanya
spesifikasinya saja yang digunakan dalam mengukur arus saja. Dalam suatu
rangkaian, pemasangan amperemeter tidak boleh dilakukan secara sembarangan, ada
aturan dalam pemasangan amperemeter agar dapat terbaca. Dalam pemasangannya
pada suatu rangkaian, amperemeter harus diseri dengan beban, sehingga besarnya
arus dapat terlihat. Berikut adalah gambar dari rangkaian amperemeter.
b. Tegangan
Selain arus, dalam multimeter juga terdapat suatu bagian yang dapat
digunakan untuk mengukur suatu tegangan beban yang sering kita sebut dengan
voltmeter. Sama dengan halnya pada amperemeter, pemasangan voltmeter juga tidak
bisa di pasang secara sembarangan, namun ada aturan dalam pemasangannya. Untuk
pemasangan voltmeter dalam suatu rangkaian harus diparalelkan dengan beban yang
akan dihitung tegangannya, sehingga dapat terbaca.
c. Tahanan
- Tahanan rangkaian paralel
- Tahanan rangkaian seri

D. Cara menghitung arus, tegangan, dan tahanan pada multimeter.


a. Menghitung arus
Dalam menghitung arus, terdapat rumus dan cara yang dapat digunakan ketika
jarum pada multimeter menunjukkan pada salah satu angka, berikut adalah
rumusnya
Jarum yang ditunjuk
x range
Skalamaksimum
Berikut adalah contoh yang dapat di ambil saat menghitung arus yang tertera
pada multimeter.
Bisa kita lihat bahwa di sini adalah gambar contoh cara pembacaan dari
multimeter yang digunakan untuk menghitung arus DC dengan permisalan range
250 mA, pada gambar skala tersebut, jarum menunjukkan ke angka , 22, ataupun
4.2, untuk menghitung, kita gunakan salah satu dari kedua angka yang ditunjukkan
oleh jarum multimeter tersebut, kita misalkan yang kita ambil adalah angka 22 saja.
Maka hasil pembacaan yang sebenarnya menurut rumus di atas adalah.
Jarum yang ditunjuk
x range
Skalamaksimum
Berdasarkan data yang di peroleh, Jarum menunjukkan angka 22, maka skala
maksimum yang digunakan adalah 50. (skala maksimum yang di ambil berdasarkan
dari angka yang dipilih dari kedua angka yang ditunjukkan oleh jarum multimeter,
jika memakai 22 maka skala maksimumnya 50, jika memakai 4.2 maka skala
maksimumnya 10). Data yang diperoleh dimasukkan ke dalam rumus tersebut,
sehingga diperoleh.
22
x 250 mA =110 mA
50
Jadi, besar arus yang kita ukur dari benda tersebut adalah 110 mA
b. Menghitung besaran tegangan
Untuk menghitung besaran tegangan, cara yang digunakan sama dengan saat
mencari besar arus pada suatu benda. Hanya bedanya, pada range Voltmeter, dapat
digunakan untuk mengukur tegangan DC dan tegangan AC.
- Mengukur tegangan DC
Untuk mengukur tegangan DC, pertama tama range harus disetkan pada
range area yang bertuliskan DCV. Untuk penghitungan tegangan,
menggunakan rumus yang sama yaitu
Jarum yang ditunjuk
x range
Skalamaksimum
Dan untuk pemilihan skala maksimum pun juga sama dengan pemilihan
skala maksimum saat mengukur arus tadi. Berikut adalah contoh yang
dapat di ambil saat menghitung Tegangan yang tertera pada multimeter.
Dari, gambar tersebut, jarum pada multimeter menunjukkan angka 4.2,
ataupun 22, dan kita umpamakan range yang kita pilih adalah 50 V
(pemilihan range tergantung dari kebutuhan pengguna). Maka tegangan
dapat kita hitung berdasarkan dengan rumus tadi
Jarum yang ditunjuk
x range
Skalamaksimum
Dari data yang kita peroleh, jarum pada multimeter menunjukkan angka
4.2 dan 22, kita gunakan salah satu, kita gunakan 4.2, maka skala
maksimum yang di ambil adalah 10. Lalu kita masukkan ke rumus tadi
4.2
x 50V =21V
10
Dari perhitungan tersebut, maka tegangan DC dari tegangan tersebut
adalah 21 V.
- Mengukur tegangan AC
Untuk mengukur tegangan AC, sebenarnya sama dengan mengukur
tegangan DC, menggunakan rumus yang sama, hanya saja untuk
mengukur tegangan AC, biasanya menggunakan range 250 atau 1000
karena kebanyakan untuk tegangan AC, biasanya menggunakan tegangan
PLN, yaitu 220V. Berikut contoh dari penghitungan dari pengukuran
tegangan AC.
Dari gambar tersebut, jarum menunjukkan angka 110 dan range yang kita
pakai adalah 250. Maka kita dapat menghitung dengan rumus berikut
Jarum yang ditunjuk
x range
Skalamaksimum
Berdasarkan data yang diperoleh, jarum yang ditunjukkan adalah 110 dan
skala maksimumnya adalah 250 V dan skala yang kita gunakan adalah
250 V, maka berdasarkan rumus tersebut dapat dihitung
110
x 250 V =110 V
250
Maka dapat kita peroleh bahwa tegangan AC dari benda tersebut adalah
110 V.
c. Mengukur hambatan
Untuk mengukur hambatan dengan multimeter, rumus yang digunakan berbeda
dengan rumus yang digunakan saat menghitung arus ataupun tegangan pada benda.
Rumus yang digunakan yaitu
Jarum penunjuk x range ohm
Untuk range disesuaikan dengan hambatan dari benda yang kita ukur, jika kita
mengukur benda yang punya hambatan 200 ohm, maka range yang kita gunakan
sebaiknya 100 Ω. Berikut contohnya.
Dari gambar tersebut, dapat kita lihat bahwa jarum menunjukkan angka 26 dan
rangenya kita umpamakan x1Ω, maka besar hambatan dapat kita lihat dan hitung
dengan rumus tadi
Jarum penunjuk x range ohm
Berdasarkan data yang kita dapatkan, jarum multimeter menunjukkan angka 26, dan
range yang kita gunakan adalah x 1Ω, maka dapat kita hitung
26 x 1Ω = 26 Ω


BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan yng dapat diambil dari makalah tersebt adalah bahwa dalam multimeter
terdapat 3 bagian yang dapat digunakan untuk mengukur arus, tegangan, dan tahanan dengan
menyetel range masing masing. Untuk mengukur arus, dalam multimeter digunakan
amperemeter, sedangkan untuk mengukur tegangan dapat menggunakan voltmeter, dan
tahanan digunakan dengan menggunakan ohmmeter. Secara teknis, perbedaan nama hanya
terdapat pada skala yang tertera pada multimeter dan range. Untuk skala ohmmeter ada pada
skala yang angka nolnya ada di sebelah kanan. Sedangkan untuk voltmeter dan amperemeter,
skalanya terdapat pada skala yang sama, yang membedakan hanya range selectornya saja.

You might also like