You are on page 1of 31

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PSIKOLOGI

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku. Semua perilaku


merupakan cerminan jiwa. Jiwa tidak dapat dilihat., tetapi dapat dimanifestasikan
dalam perilaku. Meski perilaku merupakan manifestasi atau wujud penampilan dari
kondisi kejiwaan, namun tidak berarti bahwa kondisi kejiwaan yang sama akan
menghasilkan perilaku yang sama.
Sebagai sebuah ilmu, psikologi berupaya mencari kebenaran ilmiah dengan
menggunakan pendekatan ilmiah, yaitu pendekatan yang didasarkan pada hasil
penelitian yang dilakukan secara sistematits, berdasarkan atas data empiris dan dapat
diuji kebenarannya.
Metode penelitian yang biasa digunakan dalam penelitian psikologi adalah:
1. Metode longitudinal
Yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data tentang
subjek yang sama secara berulang-ulang dalam rentang waktu yang panjang.
Penelitian yang menggunakan metode ini membutuhkan waktu yang lama,
kesabaran dan ketekunan.
2. Metode cross-sectional
Yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data pada satu
titik waktu dan sampel yang terdiri dari satu atau lebih kelompok yang
dibandingkan variabelnya. Penelitian ini tidak membutuhkan waktu yang lama

Metode penelitian yang biasa digunakan dalam psikologi belajar adalah:


1. Penelitian historis
Yaitu penelitian yang bertujuan mempelajari, memahami dan menjelaskan
peristiwa-peristiwa masa lalu. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk
merumuskan kesimpulan tentang sebab-sebab, efek-efek atau kecenderungan-
kecenderungan peristiwa masa lalu yang membantu untuk menjelaskan

1
kejadian saat ini atau untuk mengantisipasi peristiwa di masa yang akan
datang.
2. Penelitan deskriptif
Yaitu penelitian yang bertujuan menguji dan melaporkan segala sesuatu secara
apa adanya dalam upaya memahami dan menjelaskannya. Penelitian ini
mengumpulkan data untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang
berkaitan dengan kondisi beberapa isu atau masalah.
3. Penelitian Korelasional
Yaitu suatu pendekatan penelitian dimana peneliti berupaya untuk
menentukan ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih. Variabel-
variabel tersebut adalah rentang karakteristik manusia, seperti tinggi badan,
berat badan, jenis kelamin, inteligensi dan sebagainya. Namun jika ditemukan
adanya hubungan antara dua variabel tidak berarti bahwa satu variabel
mempengaruhi variabel yang lain. Tingkat hubungan antara dua variabel atau
lebih itu biasanya ditunjukkan dengan koefiosien korelasi (r) antara 0,00 (tidak
ada korelasi) hingga 1,00 (korelasi yang paling signifikan).
4. Penelitian Komparatif
Yaitu pendekatan penelitian dimana peneliti bertujuan mencari hubungan
langsung diantara variabel-variabel yang dibandingkan satu sama lain. Dalam
pendekatan penelitian ini, pemeliti harus berupaya membandingkan
kelompok-kelompok yang berbeda.
5. Penelitian Eksperimental
Yaitu suatu penelitian dimana peneliti secara aktif memanipulasi sebuah
variable independent untuk mengamati perubahan-perubahan pada variable
dependennya. Peneliti dengan sengaja mengenakan perlakuan atau treatment,
yang ingin diketahui akibat dari treatment tersebut. Prinsip dalam eksperimen
ialah ingin engetahui efek sesuatu perlakuan yang dikenakan oleh peneliti
terhadap keadaan yang dikenainya.

2
Objek yang tertentu dapat diuji kebenarannya, karena objek itulah yang akan
menunjukkan pokok penelitian dan pembahasan dalam bidang ilmu itu. Objek
psikologi dibedakan menjadi dua, yaitu objek material dan objek formal. Objek
material adalah objek yang dipandang secara keseluruhan . Objek material dari
psikologi adalah manusia. Manusia, disamping menjadi objek psikologi juga menjadi
objek bagi ilmu-ilmu yang lain. Sosiologi, antropologi, sejarah, biologi, ilmu
kedokteran,ilmu hukum, ilmu mendidik semua objeknya adalah manusia. Objek formal
adalah jika menurut aspek mana yang dipentingkan dalam penyelidikan psikologi itu.
Objek formal dari psikologi adalah perilaku. Perilaku adalah segala
kegiatan/tindakan/perbuatan manusia yang keliahatan maupun yang tidak kelihatan,
yang disadari maupun yang tidak disadarinya.

Sejarah Psikologi
Psikologi berkembang diawali dalam bidang filsafat yang dikenal sebagai induk
dari berbagai ilmu. Dua Filsuf ynani kuno yang sudah mempelajari siskologi adalah
Plato dan Aristoteles. Plato memandang aspek psikis manusia (Yang disebutnya
sebagai jiwa) bersifat immaterial, karena sebelum masuk kedalam tubuh manusia
sudah ada terlebih dahulu dalam alam para sensoris. Menurut Aristoteles, jiwa adalah
jumlah dari daya hidup dengan proses-prosesnya, yaitu keseluruhan prinsip vital dari
suata organisme. Fungsi jiwa ini terbagi dua yaitu kemampuan untuk mengenal
dankemampuan untuk berkehendak. Kemudian psikologi berkembang sebagai ilmu
yang berdiri sendiri pada tahun 1874. Tokoh pendiri psikologi sebagai ilmu yang berdiri
sendiri adalah Wilhelm Wundt (1832-1920). Dalam dunia islam juga terjadi upaya
pengembangan psiokolgi berdasarkan pendekatan islam, yang penting bagi
pengembangan khazanah keilmuan dalam dunia islam. Tokoh-tokoh filsafat islam yang
pernah mempelajari dan membahas tentang psikologi adalah Al-Kindi, Ibnu Sina, Ibnu
Majah, Suhrawardi Al-Magful dan Nasir Al-Din Tusi.

3
Ruang Lingkup Psikologi
Ditinjau dari ruang lingkupnya, psikologi digolongkan ke dalam dua bagian,
yaitu psikologi umum dan psikologi khusus. Psikologi umum adalah psikologi yang
menyelidiki dan mempelajari perilaku manusia pada umumnya yang dewasa, normal
dan beradab. Psikologi khusus adalah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari segi-
segi kekhususan dari perilaku manusia. Psikologi khusus ini bermacam-macam, antara
lain psikologi perkembangan, psikologi pendidikan, psikologi sosial, psikologi
kepribadian, psikologi industri, psikopatologi. Dalam bidang pendidikan juga
berkembang psikologi belajar, psikologi mengajar, psikologi inteligensi, psikologi
motivasi dan sebagainya.

4
PERKEMBANGAN
.
Perkembangan adalah perubahan yang bersifat kualitatif baik pada aspek fisik
maupun psikis sebagai pengaruh dari proses pertumbuhan dan belajar.
Perkembangan individu berlangsung sepanjang hayat, dimulai sjak masa
pertemuan sel ayah dengan ibu dan berakhir pada saat kematiannya. Perkembangan
individu ini dinamis, perubahannya kadang-kadang lambat tetapi bisa juga cepat.
Perkembangan tiap individu juga tidak selalu sama, individu yang satu berbeda dengan
individu yang lainnya. Beberapa kecendrungan yang merupakan prinsip
perkembangan, antara lain:
a. Perkembangan berlangsung seumur hidup dan meliputi seluruh aspek.
b. Setiapindividu memiliki kecepatan dan kualitas perkembangan yang berbeda.
c. Perkembangan secara relative beraturan,mengikuti pola-pola tertentu.
d. Perkembangan berlangsung secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit.
e. Secara normal perkembangan individu mengikuti seluruh Fase, tetapi karena
factor-faktor khusus, fase tertentu dilewati dengan cepat atau sangat lambat.
f. Pada saat-saat tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu perkembangan pria
berbeda dengan wanita.

Proses Perkembangan
Menurut Santrock (2007) ada tiga proses yang dilibatkan dalamperkembangan,
yaitu proses biologis, kognitif, dan sosial-emosi. Proses biologis adalah perubahan
yang terjadi pada tubuh. Misalnya bayi belajar menggengam. Proses kognitif adalah
perubahan dalam pikiran, inteligensi, dan bahasa. Misalnya perkembangan cara
berbicara dan perkembangan kecerdasan seorang anak. Proses sosial-emosi adalah
perubahan dalam hubungan dengan orang lain, perubahan emosi dan perubahan
dalam kepribadian. Misalnya perkembangan seorang anak kecil dalam hubungan
pertemanan.

5
Tahap-Tahap Perkembangan
Dalam Life Span Perspective, kehidupan manusia terbagi dalam tiga masa yaitu:
masa prenatal, masa perinatal dan masa post natal. Berdasarkan sifat perkembangan
yang terjadi, masa post natal terbagi menjadi: masa progressif (0-25 th), masa statis
(25-50 th) dan masa regressif (50 th keatas)
Menurut Hurlock (1998), tahap-tahap perkembangan manusia dibagi menjadi:
masa orok, masa bayi, masa awal kanak-kanak, masa akhir kanak-kanak, masa puber,
masa remaja, masa dewasa, masa usia pertengahan dan masa usia lanjut.
Menurut Santrock (2007), tahap-tahap perkembangan dibagi menjadi: periode
kelahiran (mulai konsepsi hingga kelahiran) masa bayi (dari lahir hingga 18-24 bln),
masa kanak-kanak awal (2-5/6 th), masa kanak-kanak akhir (6-11 th) dan masa remaja
(10-12 th s.d 18-22 th).
Aristoteles membagi masa perkembangan ini dibagi tiga tahap, yaitu: masa
kanak-kanak (0-7 th), masa anak (7-14 th), masa remaja (14-21 th) setelah itu adalah
masa dewasa.
Donald B.Helms dan Jeffrey S.Turner memberikan urutan lengkap dari
perkembangan individu, yaitu: masa pranatal (sebelumlahir dari masa konsepsi sampai
lahir), masa bayi (0-2 th), masa kanak-kanak (2-3/4 th), masa anak kecil (3/4-5/6 th),
masa anak (6-12 th), masa remaja (12-19 th), masa dewasa muda (19-30 th), masa
dewasa (30-65 th) dan masa usia lanjut (65 th keatas).

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan


Sampai awal abad 20, para ahli masih percaya bahwa lingkungan merupakan
satu-satunya factor yang mempengaruhi perkembangan. Saat ini para ahli percaya
bahwa perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan. Pada saat lahir
seorang bayi telah membawa semua jenis keterampilan mental dan predisposisi
sebagai potensi awal yang sangat dibutuhkan bagiperkembangan selanjutnya.

6
 Hereditas
Hereditas adalah pewarisan atau pemindahan biologis karakteristik individu
dari pihak orang tuanya. Faktor hereditas meliputi: sifat-sifat kejasmanian,
temperamen dan bakat.
 Lingkungan
Lingkungan adalah segala materiil dan stimuli dalam dan diluar diri individu.
Lingkungan psiologis, lingkungan pesikologis dan lingkungan sosio-kultural.
Lingkungan psiologis adalah segala kondisi dan materiil didalam dan diluar tubuh.
Lingkungan pesikologis adalah stimulasi yang diterima individu sejak masa dalam
kandungan hingga meninggal. Lingkungan sosio-kultural adalah segala stimulasi
interaksi dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan atau karya
orang lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak pada saat dalam
lingkungan prenatal adalah gizi, obat-obatan, usia ibu, radiasi, infeksi dan gangguan
fungsi plasenta. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak
pada saat berada di lingkungan post natal adalah gizi, kesehatan/penyakit, keadaan
social ekonomi, suhu/musim, pendidikan dan lain-lain.
Pengaruh Hereditas dan Lingkungan.
Hereditas dan lingkungan bekarja bersama-sama atau berkolaborasi untuk
menghasilkan perkembangan individu. Seberapa besar pengaruh hereditas dan
lingkungan pada setiap aspek perkembangan berbeda-beda. Para ahli berpendapat
bahwa hereditas lebih banyak mempengaruhi inteligensi dibandingkan dengan
lingkungan. Sifat-sifat emosional seperti perasaan takut, kemauan dan tempramen
lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan dibandingkan dengan hereditas.
Jalan perkembangan manusia sedikit banyak ditentukan oleh pembawaan
(hereditas) yang turun menurun yang oleh aktivitas dan pemilihan atau penentuan
manusia sendiri yang dilakukan dengan bebas dibawa pengaruh factor-faktor
lingkungan yang tertentu berkembang menjadi sifat-sifat.
Seorang anak dapat berkata-kata karena ia mempunyai pembawaan (hereditas)
untuk berkata kata, kemudian dilatih/diajar berkata- kata (faktor lingkungan). Jika

7
salah satu factor itu tidak ada tidaklah mungkin kepandaian berkata-katanya dapat
berkembang. Disamping pembawaan (hereditas) untuk berkata-kata, kita dapat
mengatakan pula tentang pembawaan (hereditas) ilmu pasti, pembawaan untuk
bahasa, untuk mengambar dan lain-lain. Tiap-tiap sifat dan ciri-ciri manusia dalam
perkembangannya dan yang lebih ditentukan oleh lingkungannya dan ada pula yang
lebih ditentukan oleh pembawaannya (hereditas).

8
BELAJAR

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku. Perubahan itu dapat
mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah
kepada tingkah laku yang lebih buruk. Belajar merupakan suatu perubahan yang
terjadi melalui latihan atau pengalaman, dimana perubahan itu harus relative mantap.
Pengetahuan, kemampuan dan kompetensi didapat dari proses belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Secara garis besar, Suryabrata (1989) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua yaitu:
1. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pemelajar, yang meliputi faktor-
faktor fisiologis dan faktor-faktor psikologis.
2. faktor-faktor yang berasal dari luar diri pemelajar, yang meliputi faktor-faktor
sosial dan faktor-faktor non sosial.
Faktor-faktor fisiologis yang mempengaruhi belajar mencakup dua hal, yaitu:
1. Keadaan tonus jasmani pada umumnya. Keadaan tonus jasmani berpengaruh
pada kesiapan dan aktivitas belajar. Orang yang keadaan jasmaninya segar
akan siap dan aktif dalam belajarnya, sebaliknya orang yang keadaan
jasmaninya lesu dan lelah akan mengalami kesulitan untuk menyiapkan diri dan
melakukan aktivitas belajar.
2. Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu. Keadaan fungsi-fungsi fisiologis
tertentu, terutama kesehatan panca indera akan mempengaruhi belajar.
Faktor-faktor pesikologis yang mempengaruhi belajar antara lain mencakup:
1. Minat, adanya minat terhadap objek yang di pelajari akan mendorong orang
untuk mempelajari sesuatu dan mencapai hasil belajar yang maksimal.
2. Motivasi, motivasi belajar seseorang akan menentukan hasil belajar yang
dicapainya.

9
3. Inteligensi, merupakan modal utama dalam melakukan aktivitas belajar dan
mencapai hasil belajar yang maksimal.
4. Memori, kemapuan merekam, menyimpan dan mengungkapkan kembali apa
yang telah dipelajari akan sangat membantu dalam proses belajar dan
mencapai hasil belajar yang lebih baik.
5. Emosi, emosi yang positif akan sangat membantu kerja saraf otak untuk
“merekatkan” apa yang dipelajari kedalam memori.

Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi belajar meliputi orang tua, guru dan
teman-teman atau orang-orang disekitar lingkungan belajar.
Faktor non sosial yang mempengaruhi belajar merupakan faktor-faktor luar
yang bukan faktor manusia yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, diantaranya
keadaan udara, suhu dan cuaca, waktu, tempat dan alat-alat atau perlengkapan
belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, juga dapat digolongkan menjadi tiga
macam yaitu:

1. Faktor-Faktor Stimulus Belajar

Yang dimaksud dengan stimulus belajar disini yaitu segala hal diluar individu itu
untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimulus dalam hal ini mencakup
material, penugasan, serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima dipelajari
oleh pelajar.
Berikut ini hal yang berhubungan dengan factor stimulus belajar : panjangnya
bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat
ringannya tugas dan suasana lingkungan eksternal.
2. Faktor-Faktor Metode Belajar
Metode mengajar yang dipakai oleh pengajar samgat mempengaruhi metode yang
dipakai oleh pelajar. Dengan perkataan lain metode yang dipakai pengajar
menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar. Faktor – faktor metode
belajar menyangkut hal berikut : kegiatan berlatih atau praktek, overlearning dan drill,
resitasi selama belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, belajar dengan

10
keseluruhan dan dengan bagian-bagian, penggunaan modalitas indra, bimbingan
dalam belajar dan kondisi-kondisi insentif.
3. Faktor-Faktor Individual
Faktor-faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang.
Faktor-faktor tesrsebut antara lain: kematangan, faktor usia kronologis, faktor
perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi
kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani, motivasi.

Teori-teori tentang belajar


Dalam perkembangannya, peristiwa belajar dapat ditinjau dari perspektif yang
berbeda-beda. Peristiwa belajar tersebut dibedakan menurut teori belajar,
diantaranya teori belajar behavioristik, teori belajar kognitif dan teori belajar
humanistic.
1. Teori behavioristik
Teori behavioristik mengemukakan bahwa manusia akan belajar dan
mengalami proses belajar apabila proses pembelajaran tersebut dikondisikan. Teori
belajar behavioristik di kemukakan oleh E.L. Thordike, Ivan Pavlov dan B.F.Skinner
2. Teori belajar kognitif
Ahli-ahli teori belajar kognitif berpendapat bahwa belajar adalah hasil dari
usaha untuk dapat mengerti dunia. Caranya kita berfikir tentang situasi, sama baiknya
kita berfikir tentang kepercayaan, harapan,m dan perasaan yang akan mempengaruhi
bagaimana dan apa yang kita pelajari. Teori belajar kognitif di kemukakan oleh Jerome
Bruner, David Ausubel dan Robert Gagne.
3. Teori belajar humanistic
Ahli-ahli teori belajar humanistic berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh
bagaimana para peserta didik berfikir dan bertindak, teori tersebut juga dipengaruhi
dan diarahkan oleh arti pribadi dan perasaan-perasaan mereka ambil dari pengalaman
belajar mereka. Teori belajar humanistic di kemukakan oleh Maslow dan Rogers.

11
INTELEGENSI

Definisi Intelegensi

Menurut William stern (dalam crow and crow, 1984) mengatakan bahwa
intelegensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan baru atau
kondisi baru dengan menggunakan alat –alat berfikir ssesuai dengan tujuannya.

Sternberg (dalam eggen dan kauchak 1997), mendefinikasikan intelegansi


sebagai tiga dimensi, yaitu;(a) kapasitas untuk memperoleh pengetahuan, (b)
kemampuan untuk berfikir dan logika dalam bentuk abstrak, dan (C) kappabilitas untuk
memecahkan masalah.

David Wechster (1986). Definisinya mengenai intelegensi mula-mula sebagai


kapasitas untuk mengerti ungkapan dan kemauan akal budi untuk mengatasi
tantangan-tantangannya. Namun di lain kesempatan ia mengatakan bahwa intelegensi
adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional dan
menghadapi lingkungannya secara efektif.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intelegensi

a. Pengaruh faktor bawaan

pembawaan ditentukan oleh sifat –sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir.”batas
kesanggupan kita”, yakni dapat tidaknya memecahkan suatu permasalahan,
pertama tama ditentukan oleh pembawaan kita. meskipun menerima latihan dan
pelajaran yang sama, perbedaan perbeadaan masih tetap ada.

d. Pengaruh faktor kematangan

Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap
organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai
kesanggupan menjalankan fungsinya. Kematangan berhubungan erat dengan umur.

12
e. Pengaruh faktor pembentukan

Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi


perkembangan intelegensi.

f. Minat dan pembawaan yang khas

Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi
perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang
mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.

g. Kebebasan

Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu
dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih
metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.

Semua faktor tersebut di atas bersangkutan satu sama lain. Untuk menentukan
intelegensi atau tidaknya seorang anak, kita tidak dapat hanya berpedoman kepada
salah satu faktor tersebut, karena intelegensi adalah faktor total. Keseluruhan pribadi
turut serta menentukan dalam perbuatan intelegensi seseorang.

Teori-teori Intelegensi

1. Teori General Intelegence dari Spearman


Menurut Spearman, intelegensi adalah kemampuan umum yang terutama
berkaitan dengan induksi hubungan atau saling hubungan. Teori dari Spearman ini
dinamai teori dua faktor (two factor theory).

2. Teori Intelegensi dari Cattel


Raymond b. Cattell menyarankan teori yang banyak mempengaruhi teori struktur
intelegensi. Ada dua macam unsure kecerdasan umum, yaitu Intelegensi yang fluid dan
intelegensi yang Kristal.

13
3. Teori Structure of Intellect dari Guilford
Guilford menyarankan bangunan perpaduan berbagai unsur kecerdasan dalam
bentuk kubus matriks yang dinamakan Structure of Intellect (SOI). Model SOI ini
mengklasifikasikan kemampuan intelektual menjadi tiga dimensi, yaitu:

a. Dimensi Operasi
b. Dimensi Isi
c. Dimensi Produk

4. Teori Multiple Intelegence dari Gardner


Menurut Gardner, intelegensi manusia memiliki delapan dimensi, yaitu :

a. Kecerdasan Linguistik, yaitu sesitivitas terhadapmakna dan susunan kata-kata


dan penggunaan bahasa yang bervariasi.
b. Kecerdasan Matematika-Logis, yaitu kemampuan untuk mengerjakan rangkaian
logika yang panjang dan mengenali pola dan susunan realitas.

c. Kecerdasan Spasial, yaitu kemampuan untuk merasakan dunia visual secara


akurat dan menciptakan kembali, mentransformasi atau memodifikasi aspek-
aspek realita atasdasar persepsi.

d. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani, yaitu kemampuan mengunakan tubuh dengan


baik dan menghandle objek.

e. Kecerdasan Musikal, yaitu kemampuan untuk merasakan dan memahami dunia


musik.

f. Kecerdasan Interpersonal, yaitu kemampuan untuk menjalin hubungan baik


dengan orang lain.

g. Kecerdasan Intrapersonal, yaitu kemampuan untuk mengakses kehidupan


internal sendiri.

Kecerdasan Naturalis, yaitu kemampuan untuk memahami, menikmati,


memanfaatkan alam dan menyatu dengan alam.

14
5. Triarchic Theory of Intelegence dari Sternberg
Sternberg memandang intelegensi manusia dapat dipisahkan kedalam proses-
proses komponen yang mempengaruhi cara individu berpikir dan memecahkan
masalah.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Peserta didik

Faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Belajar Peserta didik belajar seseorang


bisa dibagi 2 yaitu :

a. Faktor yang ada pada diri individu itu sendiri yang kita sebut faktor individual.

b. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk faktor
itu antara lain :

1) Kematangan/pertumbuhan

Mengajarkan sesuatu yang baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi
telah memungkinkannya ; potensi-potensi jasmani atau rohaninya telah matang
untuk itu.

2) Intelegensi

Di samping pematangan, dapat tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dengan


berhasil baik ditentukan /dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasannya.

3) Latihan dan Pengulangan

Karena terlatih, karena seringkali mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan


pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi meningkat dan mendalam.

4) Motivasi

Motif merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu.

15
5) Sifat-sifat pribadi seseorang

Sifat-sifat keperibadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyaknya turut pula
mempengaruhi sampai di manakah hasil belajarnya dapat dicapai (termasuk hal
ini adalah faktor fisik kesehatan dan kondisi badan).

6) Keadaan keluarga

Termasuk dalam keluarga ini ada tidaknya atau tersedia tidaknya fasilitas-fasilitas
yang diperlukan dalam belajar turut memegang peranan yang penting .

7) Guru dan cara mengajar

Terutama dalam belajar di lembaga formal, faktor guru dan cara mengajarnya
merupakan faktor yang menentukan bagaimana hasil belajar yang akan dicapai
anak didiknya.

8) Alat-alat pelajaran

Alat-alat pengajaran yang tersedia lengkap ditambah cara mengajar yang baik
dan guru-gurunya akan mempermudah dan mempercepat proses pembelajaran
bagi anak didik.

9) Lingkungan dan kesempatan

Pengaruh lingkungan yang buruk dan negatif serta faktor-faktor lain terjadi di
luar kemampuannya. Faktor lingkungan dan kesempatan ini lebih-lebih lagi
berlaku bagi cara belajar pada orang-orang dewasa.

Pengaruh Intelegensi Terhadap Keberhasilan Peserta Didik

Intelegensi seseorang diyakini sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar


yang dicapainya. Berdasarkan hasil penelitian, prestasi belajar biasanya berkolerasi
searah dengan tingkat intelegensi. Artinya, semakin tinggi tingkat intelegensi
seseorang, maka semakin tinggi prestasi belajar yang dicapainya. Tinggi rendahnya
hasil belajar yang dicapai oleh siswa bergantung pada tinggi rendahnya intelegensi

16
yang dimiliki. Meski demikian, intelegensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang. Seperti telah dikemukakan bahwa
banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhinya. Yang terpenting dalam hal ini
adalah guru harus bijaksana dalam menyingkapi perbedaan tersebut. Salah satu cara
untuk mengukur intelegensi seseorang yaitu dengan mengunakan tes IQ.

17
MOTIVASI

Motivasi adalah suatu tenaga (dorongan) dari dalam yang menyebabkan kita
berbuat/bertindak yang mana tindakan itu diarahkan kepada tujuan tertentu yang
hendak dicapai. Tiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh
sesuatu kekuatan dari dalam dirinya sendiri, kekuatan pendorong inilah yang kita
sebut motif.

Teori-teori Motivasi
Menurut Elliot, dkk ada empat teori motivasi yang saat ini banyak dianut, yaitu:
1) Teori Hirarki Kebutuhan Maslow
Menurut teori ini, orang termotivasi terhadap suatu prilaku karena ia
memperoleh pemuasan kebutuhannya. Ada lima kebutuhan dalam teori Maslow,
yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan memiliki,
kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan aktualisasi diri (self actualization).
2) Teori Kognitif Bruner
Kunci untuk membangkitkan motivasi Bruner adalah discovery learning. Siswa
dapat melihat makna pengetahuan, keterampilan, dan sikap bila mereka
menemukan semua itu sendiri.
3) Teori Kebutuhan Berprestasi (need Achievementtheory)
Mc. Clelland menyatakan bahwa individu yang memiliki kebutuhan untuk
berprestasi adalah mereka yang berupaya mencari tantangan, tugas-tugas yang
cukup sulit, dan ia bisa melakukan dengan baik.
4) Teori Atribusi
Teori ini bersandar pada tiga asumsi dasar (petri, dalam elliot, dkk, 1996),
yaitu :Orang ingin tahu penyebab prilakunya dan prilaku orang lain, terutama
prilaku yang penting bagi mereka;
(1) Mereka tidak menetapkan penyebab perilaku mereka secara random;

18
(2) Penyebab perilaku yang di tetapkan individu mempengaruhi perilaku
berikutnya.
5) Teori Operant Conditioning Skinner
Menurut Skinner, perilaku dibentuk dan dipertahankan oleh konsikuensi dari
perilaku sebelumnya mempengaruhi perilaku yang sama. Konsikuensi yang
dimaksudkan ada 2 macam, yaitu :
(1) Konsikuensi Positif (Reward)
(2) Konsikuensi Negatif (Punishment)
6) Teori Social Kognitif Learning
Menurut Bandura, orang belajar berperilaku dengan cara mencontoh. Perilaku
orang lain yang dianggap berkompeten disebut model. Observasi terhadap model
dapat menghasilkan sebagian perubahan yang signifikan pada perilaku seseorang.

Prinsip-prinsip Motivasi
Beberapa prinsip motivasi menurut Kennet H. Hover yaitu: prinsip kompetisi,
prinsip pemacu, prinsip ganjaran dan hukuman, kejelasan dan kedekatan tujuan,
pemahaman hasil, pengembangan minat, lingkungan yang kondusif, keteladanan

Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai suatu tujuan. Motivasi ini
timbul karena adanya kebutuhan yang mendorong individu atau untuk melakukan
tindakan yang terarah kepada suatu tujuan, sehingga dalam bentuk yang sederhana.

Jenis-jenis Motivasi Belajar


Menurut Winkel berdasarkan sumbernya motivasi belajar dapat dibedakan blom
menjadi dua jenis yaitu :

19
1) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang timbul karena ada rangsangan atau
bantuan dari orang lain. Ada peristiwa diluar individu yang mempengaruhi
individu. Sehubungan dengan motivasi eksterinsik ini ada motivasi sosial, yang
timbul dalam interaksi dengan lingkungan.
2) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang timbul dari diri orang yang
bersangkutan tanpa rangsangan atau bantuan dari orang lain. Dalam hal ini ada
thubungan tindakan dan tujuan, bersifat fungsional dan organik.

Ciri-ciri Motivasi Belajar


Beberapa ciri motivasi yaitu :
1) Tekun menghadapi tugas, artinya dapat bekerja terus menerus dalam waktu
yang lama, tidak berhenti sebelum selesai;
2) Ulet menghadapi kesulitan, artinya tidak lekas putus asa;
3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah;
4) Lebih senang bekerja sendiri;
5) Cepat bosan terhadap tugas rutin;
6) Dapat mempertahankan pendapatnya jika sudah yakin akan sesuatu;
7) Tidak mudah melepaskan hal-hal yang sudah diyakini;
8) Suka mencari dan menyelesaikan masalah.

Fungsi Motivasi Belajar


Fungsi motivasi belajar menurut Mosely adalah sebagai berikut :
1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan (tanpa motivasi maka
tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar);
2) Motivasi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian
tujuan yang diinginkan;
3) Motivasi sebagai penggerak, berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Artinya besar
kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

20
Hal-hal yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi adalah sebagai berikut :
1) Faktor fisiologis, antara lain yaitu kelelahan baik kelelahan mental maupun
fisik;
2) Emosi atau yang disebut dengan kondisi yang termotivasi. Emosi meningkatkan
keinginan seseorang melakukan sesuatu;
3) Kebiasaan yang bisa menjadi motivator;
4) Mental sets, nilai dan sikap individu;
5) Faktor lingkungan dan insensif.

Peran Motivasi dalam Mencapai Keberhasilan Belajar


Agar perannya lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam aktivitas belajar
harus dijalankan. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1) Motivasi sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar;
2) Motivasi instrinsik lebih utama dari pada motivasi ekstrinsik dalam belajar;
3) Motivasi berupa pujian lebih baik dari pada hukuman;
4) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar;
5) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar;
6) Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.
Memperkuat Motif untuk Mencapai Belajar
Motif sangat penting dalam belajar, oleh karena itu sangat perlu diusahakan agar motif
itu semakin kuat, antara lain:
1. Memperpadukian motif-motif kuat yang sudah ada.
2. Memperjelas tujuan yang hendak dicapai.
3. Merumuskan tujuan sementara.
4. Merangsang pencapaian kegiatan.
5. Membuat situasi persaingan.
6. Persaingan dengan diri sendiri.
7. Beritahukan hasil yang dicapai.
8. Beri contoh hal yang positif.

21
MEMORI

Memori adalah kemampuan jiwa untukmemasukan (learning), menyimpan


(retention) dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang telah lampau.
Dengan adanya kemampuan untuk mengingat, manusia mampumenyimpan dan
menimbulkan kembali apa yang telah pernah dialaminya.

Memori mempunyai tiga fungsi/proses, yaitu: memberi kode/sandi,


menyimpan dan menimbulkan kembali. Pada proses penyimpanan, informasi yang
telah diberi kode tersebut diletakkan dalam struktur memori. Pada proses penimbulan
kembali informasi yang tersimpan berusaha diakses kembali pada saat dibutuhkan.
Proses memunculkan kembali memori (record) yang tersimpan dalam memori
permanent meliputi tiga cara, yaitu: recall, recognition dan rekonstruksi inferensial.

Sistem memori manusia tersusun dari tiga komponen storage (penyimpanan).


Informasi (yaitu stimulus dari lingkungan) terlebih dahulu melalui sensory storage, lalu
melawati short-term memory dan pada akhirnya berakhir dalam long term memory.

Stimuli beragam yang akan mengaktifkan seorang pembelajar dalam


memproses suatu memori dapat berupa data atau elemen psikologi, persepsi, fisiologi,
lingkungan, emosi dan sosial. Dengan bimbingan seorang guru maka seorang
pembelajar atau pelajar akan mampu menyimpan memori yang di-encoded dengan
baik. Memori yang disimpan dalam encoding yang baik akan lebih mudah diakses
kembali dan lebih mudah digunakan untuk membuat suatu konsep atau memecahkan
suatu masalah.

Peningkatan memori dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya:


Mempelajari sesuatu berulang-ulang, menyediakan waktu lebih banyak untuk
rehearsing atau mengulang encoding data tertentu, membuat bahan/materi yang
memiliki arti atau kesan spesifik/tertentu, menggunakan mnemonic devices seperti
cerita, akronim, mengaktifkan retrieval cues- rekreasi mental, me-recall peristiwa

22
ketika masih segar (fresh) kemudian menuliskan sebelum terjadi gangguan
(interference), meminimalisir interference dan melakukan ujian (test) terhadap diri
sendiri tentang apa yang mungkin membuat kita lupa.

Pembentukan memori secara biologi, merupakan hal yang sangat kompleks


yang terutama diperankan oleh sistem saraf yang berpusat di otak. Pusat dari proses
mengingat di otak terletak pada area hippocampus. Secara sederhana, proses
pembentukan memori atau proses terbentuknya ingatan dimulai dari adanya stimuli
berupa audio, visual dan taktil (sentuhan) yang akan ditangkap oleh indra kita.
Sebagian dari stimuli tersebut akan di-encoded dan sebagian tidak. Stimuli atau data
yang di-encoded akan disimpan dalam bentuk short term memory atau immediate
memory atau serupa pada RAM komputer. Selanjuitnya data akan di-encoded untuk
kedua kalinya dan kemungkinan diperkaya dengan pengalaman atau memori yang
telah ada sebelumnya atau nilai/kepercayaan yang telah ada untuk disimpan dalam
bentuk long term memory atau setara disimpan dalam hard disc komputer. Proses
pengayaan dengan nilai tertentu tersebut setara dengan penamaan atau notasi file
pada komputer.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Memori

Faktor-faktor yang mempengaruhi memori antara lain kondisi fisik dan usia.
Kondisi yang sangat berpengaruh dalam mengingat adalah kelelahan, kurang tidur dan
sakit. Seseorang yang dalam kondisi lelah, kurang tidur dan sakit akan mengalami
kesulitan untuk mengingat sesuatu. Hal ini disebabkan karena pada kondisi seperti itu
individu mengalami kemunduran kemampuan metal yang disebabkan oleh gangguan
fisik tadi. Ingatan yang paling kuat terjadi pada masa anak-anak, yaitu pada usia 10-14
tahun. Orang yang sudah lanjut usia akan mengalami kesulitan jika diminta untuk
mengingat kembali apa yang sudah dipelajari ataupun dialaminya, karenanya gejala
yang paling umum ditemui pada masa ini adalah pikun.

23
Lupa

Lupa adalah hilangnya kemampuan untuk menyebutkan atau memunculkan


kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari. Tidak berarti apa yang sudah
kita pelajari akan hilang, hanya saja informasi tersebut terlalu lemah untuk
ditimbulkan kembali.

Perkembangan Memori

Kemampuan memori manusia berkembang sejalan dengan pertambahan usia.


Pada bayi yang baru lahir baru dimiliki kemampuan rekognisi, sedangkan kemampuan
recall baru dicapai pada usia satu tahun. Anak-anak yang masih kecil dan bayi memiliki
kapasitas memori, tetapi masih diragukan bahwa memori yang dibentuk dapat
dipercaya atau dapat diakses kembali sebelum berusia dua tahun. Orang dewasa lebih
bersandar pada representasi semantik, sementara anak-anak lebih bersandar pada
representasi berbasis persepsi (yaitu imagery). Dalam hal menggunakan strategi
memori seiring bertambah usia maka strategi memori seseorang semakin meningkat.
Anak-anak yang sudah cukup besar dan orang dewasa lebih cepat mengingat informasi
dibandingkan dengan anak-anak yang masih kecil.

Hubungan Memori dan Belajar

Terdapat hubungan yang berat antara memori dan belajar. Dalam proses
belajar akan melibatkan pengolahan dan penyimpanan informasi. Hasil belajar bisa
diketahui melalui proses pengungkapan kembali apa yang telah diketahui siswa. Jadi,
dalam belajar dibutuhkan pemanfaatan kemampuan memori oleh siswa guna
menyerap informasi yang diterima, menyimpannya dan memunculkannya kembali
pada saat menjawab soal ulangan atau ujian.

24
EMOSI

Emosi adalah suatu kondisi biologi, psikologi dan fisiologi dan serangkaian
kecenderungan untuk bertindak. Emosi seringkali disamakan dengan perasaan, namun
keduanya dapat dibedakan. Emosi bersifat lebih intens dibanding dengan perasaan,
sehingga perubahan jasmaniah yang ditimbulkan oleh emosi lebih jelas dibandingkan
perasaan. Perasaan menunjukan suasana batin yang lebih tenang dan tertutup ibarat
riak air atau hembusan angin sepoy-sepoy. Emosi sebagai suatu peristiwa psikologis
mengandung ciri- ciri sebagai berikut: Pengalaman emosional bersifat pribadi, adanya
perubahan aspek jasmaniah, emosi diekspresikan prilaku dan emosi sebagai motif.

Fungsi Emosi.

Emosi tidak hanya berfungsi untuk survival, atau sekedar untuk


mempertahankan hidup, Akan tetapi emosi juga berfungsi sebagai energizer atau
pembangkit energy yang memberikan kegairahan dalam kehidupan manusia. Selain
itu, emosi juga merupakan messenger atau pembawa pesan.

Jenis dan Pengelompokan Emosi

Secara garis besar emosi manusia dibedakan dalam dua bagian yaitu, emosi
yang menyenangkan atau emosi positif, dan emosi yang tidak menyenangkan atau
emosi negative. Emosi yang menyenangkan adalah emosi yang menimbulkan perasaan
positif pada orang yang mengalaminya, diantaranya adalah cinta, sayang, gembira,
kagum dan sebagainya. Sedang emosi yang tidak menyenangkan adalah emosi yang
menimbulkan perasaan negatif pada orang yang mengalaminya, diantaranya adalah
sedih, marah,benci, takut dan sebagainya. Manusia mempunyai empat jenis emosi
dasar yang telah dibawa sejak lahir dan akan berkembang sesuai dengan pengaruh
lingkungan yaitu emosi takut, marah, sedih dan senang. Semakin bertambah usia
seseorang maka akan semakin bertambah jumlah/jenis emosi. Ekspresi emosi akan

25
ditampakan dalamperilaku. Misalnya: Emosi sedih akan diekspresikan dalam bentuk
menangis. Perkembangan emosi ditandai dengan perkembangan ekspresi. Jika
ekspresi emosi berkembang maka akan semakin baik.

Teori-teori Emosi

Walgito mengemukakan tga teori emosi yaitu: Teori sentral, teori periferal dan
teori kepribadian.

1. Teori sentral ,

Menurut teori ini, gajala kejasmanian merupakan akibat dari emosi yang
dialami oleh individu; jadi individu mengalami emosi terlebih dahulu baru kemudian
mengalami perubahan- perubahan dalam kejasmanian. Teori ini dikemukakan oleh
Cannon.

2. Teori Periferal
Menurut teori ini, gejala-gejala kejasmanian bukanlah merupakan akibat dari
emosi yang dialami oleh individu, tetapi emosi yang dialami oleh individu merupakan
akibat dari gejala-gejala kejasmanian. Teori ini dikemukakan oleh William James(1842-
1910) dari amerika Serikat, yang bersamaan waktunya juga dikemukan oleh Carl Lange
yang barasal dari Denmark.
3. Teori Kepribadian
Menurut teori ini, emosi merupakan suatu aktifitas pribadi, dimana pribadi
tidak dapat dipisahkan dalam jasmani dan psikis sebagai dua substansi yang terpisah.
Karena itu maka emosi meliputi pula perubahan-perubahan kejasmanian masalnya apa
yang dikemukakan oleh J.Linchoten.

Memelihara Emosi yang Konstruktif


Beberapa usaha untuk memelihara emosi-emosi yang konstruktif adalah:
1. Bangkitkan rasa humor
2. Periharalah selalu emosi-emosi yang positif, jauhkanlah emosi negative.
3. Berorientasi kepada kenyataan.

26
4. Kurangi dan hilangkan emosi yang negative.
Beberapa cara menekan emosi negatif dalam kegiatan belajar mengajar adalah
guru memberikan perhatian kepada siswa. Jangan menimbulkan perasaan yang tidak
menyenangkan, mengalihkan emosi negatif siswa menjadi emosi positif.
Emosi marah (emosi negative) sebaiknya dikeluarkan jangan ditahan dengan
jalan marah yang sehat. Beberapa cara marah yang sehat yaitu: marah pada orang
yang tepat, marah pada waktu yang tepat, marah dengan kadar yang tepat
(disesuaikan) dan dengan kesalahan yang tepat.

Pengaruh Emosi pada Belajar


Emosi berpengaruh besar pada kualitas dan kuantitas belajar. Emosi yang
positif dapat mempercepat proses belajar dan mencapai hasil belajar yang lebih baik,
sebaliknya emosi yang negatif dapat memperlambat belajar atau bahkan
menghentikannya sama sekali. Pembelajaran yang berhasil haruslah dimulai
dengan menciptakan emosi positif pada diri pembelajar. Jika siswa mengalami emosi
positif, mereka dapat menggunakan neokorteks untuk tugas-tugas belajar. Untuk
menciptakan emosi positif pada diri siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya adalah dengan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik dan lingkungan psikologis.
Lingkungan fisik mencakup penataan ruang kelas dan penggunaan alat bantu belajar,
sedangkan lingkungan psikologis mencakup penggunaan music untuk meningkatkan
hasil belajar.

Kecerdasan Emosi
kecerdasan emosi (emotional intelligence) adalah kemampuan untuk
mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri
sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik, pada diri sendiri dan dalam
hubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosi mencakup kemampuan-kemampuan
yang berbeda tetapi saling melengkapi dengan kecerdasan akademik (academic
intelligence), yaitu kemampuan-kemampuan kognitif murni yang diukur dengan IQ.

27
Meskipun IQ tinggi, tetapi bila kecerdasan emosi rendah tidak banyak membantu.
Banyak orang cerdas dalam arti terpelajar tetapi tidak mempunyai kecerdasan emosi,
ternyata bekerja menjadi bawahan orang yang IQ nya blebih rendah, tetapi unggul
dalam kecerdasan emosi.
Kecerdasan umum semata-mata hanya dapat memprediksi kesuksesan hidup
sesorang sebanyak 20 % saja, sedangkan 80 % lainnya adalah apa yang disebut
Emotional Intelligence. Bila tidak ditunjang dengan pengolahan emosi yang sehat,
kecerdasan saja tidak akan menghasilkan seorang yang sukses hidupnya dimasa yang
akan datang . Kecerdasan emosi jelas mempengaruhi kesuksesan hidup tetapi dalam
konteks belajar disekolah kecerdasan intelektual (intelegensi) adalah modal utama
dalam keberhasilan belajar. Kecerdasan emosi perlu ditumbuhkan semenjak anak
masih kecil melalui naskah emosi yang sehat.

28
BERFIKIR

Menurut Khodijah ( 2006:117 ) mengatakan bahwa berpikir adalah sebuah


representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item. Sedangkan menurut Drever
dalam Khodijah (2006:117) berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan
seksama yang dimulai dengan adanya masalah. Jadi berpikir adalah satu keatipan
pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan.
Kita berpikir untuk menemukan pemahaman / pengertian yang kita kehendaki.

Beberapa pendapat aliran psikologi tentang berfikir, yaitu :

a. Psikologi asosiasi, mengemukakan bahwa berfikir merupakan jalannya atau


bekerjanya tenggapan – tanggapan.

b. Aliran Behaviorisme, berpendapat berfikir bahwa berfikir adalah gerakan –


gerakan reaksi yang dilakukakan oleh urat syaraf dan otot – otot bicara seperti
halnya bila kita mengucapkan ”buah pikiran”.

c. Psikologi Gestalt, berfikir merupakan keaktifan psikis yang absrak, yang


prosesnya tidak dapat kita amati dengan alat indera kita.

Jenis Berpikir

Menurut Floyd L. Ruch, berpikir ada tiga macam yaitu:

1. Berpikir deduktif adalah berpikir dari yang umum menuju yang umum.
2. Berpikir induktif adalah berpikir menarik kesimpulan dari berbagai kejadian
dengan observasi.
3. Berpikir Evaluatif adalah berpikir kritis.
Menurut Khodijah (2006), pikiran sendiri ada dua macam yaitu pikiran sadar dan
bawah sadar. Sedang manusia hanya memanfaatkan 12% kekuatan pikiranya,
sementara 88% ada pada kekuatan bawah sadar, yg semacam "perasaan". Diantara

29
pikiran sadar dan bawah sadar ada Reticular Activating System (RAS) atau filter, yang
untuk membuka, pintu otak kita mesti berada pada gelombang Alfa. Pikiran bawah
sadar (yang 88% tadi) menyimpan: Memori, Self-image, Personality & Habits
(kebiasaan).

Proses Berpikir

Menurut Suryabrata (2004), proses atau jalannya berpikir itu pada pokonya ada
tiga langkah yaitu :

a. Pembentukan pengertian
pengertian dibentuk melalui tiga tingkatan, sebagai berikut :

1. Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah objek yang sejenis.


2. Membandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri-ciri mana yang sama,
mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu
ada.
3. Mengabstrasikan.
b. Pembentukan pendapat

Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah


pengertian atau lebih. Pendapat dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu

1. Pendapat afirmatif atau positif adalah pendapat yang menyatakan keadaan


sesuatu.
2. Pendapat negatif adalah pendapat yang menidakkan, yang secara tegas
menerangkan tentang adanya sesuatu sifat pada sesuatu hal.
3. Pendapat modalitas atau kebarangkalian adalah pendapat yang
menerangkan keberangkalian, kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu hal.
c. Penarikan kesimpulan atau pembentukan keputusan

30
Keputusan ialah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru
berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada tiga macam keputusan
adalah sebagai berikut :

1. Keputusan induktif
Adalah keputusan yang diambil dari pendapat-pendapat khusus menuju
kesatu pendapat yang umum.

2. Keputusan deduktif
Keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus, jadi
berlawanan dengan keputusan induktif.

3. Keputusan analogis
Adalah keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan atau
menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada.

31

You might also like