Professional Documents
Culture Documents
1
kejadian saat ini atau untuk mengantisipasi peristiwa di masa yang akan
datang.
2. Penelitan deskriptif
Yaitu penelitian yang bertujuan menguji dan melaporkan segala sesuatu secara
apa adanya dalam upaya memahami dan menjelaskannya. Penelitian ini
mengumpulkan data untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang
berkaitan dengan kondisi beberapa isu atau masalah.
3. Penelitian Korelasional
Yaitu suatu pendekatan penelitian dimana peneliti berupaya untuk
menentukan ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih. Variabel-
variabel tersebut adalah rentang karakteristik manusia, seperti tinggi badan,
berat badan, jenis kelamin, inteligensi dan sebagainya. Namun jika ditemukan
adanya hubungan antara dua variabel tidak berarti bahwa satu variabel
mempengaruhi variabel yang lain. Tingkat hubungan antara dua variabel atau
lebih itu biasanya ditunjukkan dengan koefiosien korelasi (r) antara 0,00 (tidak
ada korelasi) hingga 1,00 (korelasi yang paling signifikan).
4. Penelitian Komparatif
Yaitu pendekatan penelitian dimana peneliti bertujuan mencari hubungan
langsung diantara variabel-variabel yang dibandingkan satu sama lain. Dalam
pendekatan penelitian ini, pemeliti harus berupaya membandingkan
kelompok-kelompok yang berbeda.
5. Penelitian Eksperimental
Yaitu suatu penelitian dimana peneliti secara aktif memanipulasi sebuah
variable independent untuk mengamati perubahan-perubahan pada variable
dependennya. Peneliti dengan sengaja mengenakan perlakuan atau treatment,
yang ingin diketahui akibat dari treatment tersebut. Prinsip dalam eksperimen
ialah ingin engetahui efek sesuatu perlakuan yang dikenakan oleh peneliti
terhadap keadaan yang dikenainya.
2
Objek yang tertentu dapat diuji kebenarannya, karena objek itulah yang akan
menunjukkan pokok penelitian dan pembahasan dalam bidang ilmu itu. Objek
psikologi dibedakan menjadi dua, yaitu objek material dan objek formal. Objek
material adalah objek yang dipandang secara keseluruhan . Objek material dari
psikologi adalah manusia. Manusia, disamping menjadi objek psikologi juga menjadi
objek bagi ilmu-ilmu yang lain. Sosiologi, antropologi, sejarah, biologi, ilmu
kedokteran,ilmu hukum, ilmu mendidik semua objeknya adalah manusia. Objek formal
adalah jika menurut aspek mana yang dipentingkan dalam penyelidikan psikologi itu.
Objek formal dari psikologi adalah perilaku. Perilaku adalah segala
kegiatan/tindakan/perbuatan manusia yang keliahatan maupun yang tidak kelihatan,
yang disadari maupun yang tidak disadarinya.
Sejarah Psikologi
Psikologi berkembang diawali dalam bidang filsafat yang dikenal sebagai induk
dari berbagai ilmu. Dua Filsuf ynani kuno yang sudah mempelajari siskologi adalah
Plato dan Aristoteles. Plato memandang aspek psikis manusia (Yang disebutnya
sebagai jiwa) bersifat immaterial, karena sebelum masuk kedalam tubuh manusia
sudah ada terlebih dahulu dalam alam para sensoris. Menurut Aristoteles, jiwa adalah
jumlah dari daya hidup dengan proses-prosesnya, yaitu keseluruhan prinsip vital dari
suata organisme. Fungsi jiwa ini terbagi dua yaitu kemampuan untuk mengenal
dankemampuan untuk berkehendak. Kemudian psikologi berkembang sebagai ilmu
yang berdiri sendiri pada tahun 1874. Tokoh pendiri psikologi sebagai ilmu yang berdiri
sendiri adalah Wilhelm Wundt (1832-1920). Dalam dunia islam juga terjadi upaya
pengembangan psiokolgi berdasarkan pendekatan islam, yang penting bagi
pengembangan khazanah keilmuan dalam dunia islam. Tokoh-tokoh filsafat islam yang
pernah mempelajari dan membahas tentang psikologi adalah Al-Kindi, Ibnu Sina, Ibnu
Majah, Suhrawardi Al-Magful dan Nasir Al-Din Tusi.
3
Ruang Lingkup Psikologi
Ditinjau dari ruang lingkupnya, psikologi digolongkan ke dalam dua bagian,
yaitu psikologi umum dan psikologi khusus. Psikologi umum adalah psikologi yang
menyelidiki dan mempelajari perilaku manusia pada umumnya yang dewasa, normal
dan beradab. Psikologi khusus adalah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari segi-
segi kekhususan dari perilaku manusia. Psikologi khusus ini bermacam-macam, antara
lain psikologi perkembangan, psikologi pendidikan, psikologi sosial, psikologi
kepribadian, psikologi industri, psikopatologi. Dalam bidang pendidikan juga
berkembang psikologi belajar, psikologi mengajar, psikologi inteligensi, psikologi
motivasi dan sebagainya.
4
PERKEMBANGAN
.
Perkembangan adalah perubahan yang bersifat kualitatif baik pada aspek fisik
maupun psikis sebagai pengaruh dari proses pertumbuhan dan belajar.
Perkembangan individu berlangsung sepanjang hayat, dimulai sjak masa
pertemuan sel ayah dengan ibu dan berakhir pada saat kematiannya. Perkembangan
individu ini dinamis, perubahannya kadang-kadang lambat tetapi bisa juga cepat.
Perkembangan tiap individu juga tidak selalu sama, individu yang satu berbeda dengan
individu yang lainnya. Beberapa kecendrungan yang merupakan prinsip
perkembangan, antara lain:
a. Perkembangan berlangsung seumur hidup dan meliputi seluruh aspek.
b. Setiapindividu memiliki kecepatan dan kualitas perkembangan yang berbeda.
c. Perkembangan secara relative beraturan,mengikuti pola-pola tertentu.
d. Perkembangan berlangsung secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit.
e. Secara normal perkembangan individu mengikuti seluruh Fase, tetapi karena
factor-faktor khusus, fase tertentu dilewati dengan cepat atau sangat lambat.
f. Pada saat-saat tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu perkembangan pria
berbeda dengan wanita.
Proses Perkembangan
Menurut Santrock (2007) ada tiga proses yang dilibatkan dalamperkembangan,
yaitu proses biologis, kognitif, dan sosial-emosi. Proses biologis adalah perubahan
yang terjadi pada tubuh. Misalnya bayi belajar menggengam. Proses kognitif adalah
perubahan dalam pikiran, inteligensi, dan bahasa. Misalnya perkembangan cara
berbicara dan perkembangan kecerdasan seorang anak. Proses sosial-emosi adalah
perubahan dalam hubungan dengan orang lain, perubahan emosi dan perubahan
dalam kepribadian. Misalnya perkembangan seorang anak kecil dalam hubungan
pertemanan.
5
Tahap-Tahap Perkembangan
Dalam Life Span Perspective, kehidupan manusia terbagi dalam tiga masa yaitu:
masa prenatal, masa perinatal dan masa post natal. Berdasarkan sifat perkembangan
yang terjadi, masa post natal terbagi menjadi: masa progressif (0-25 th), masa statis
(25-50 th) dan masa regressif (50 th keatas)
Menurut Hurlock (1998), tahap-tahap perkembangan manusia dibagi menjadi:
masa orok, masa bayi, masa awal kanak-kanak, masa akhir kanak-kanak, masa puber,
masa remaja, masa dewasa, masa usia pertengahan dan masa usia lanjut.
Menurut Santrock (2007), tahap-tahap perkembangan dibagi menjadi: periode
kelahiran (mulai konsepsi hingga kelahiran) masa bayi (dari lahir hingga 18-24 bln),
masa kanak-kanak awal (2-5/6 th), masa kanak-kanak akhir (6-11 th) dan masa remaja
(10-12 th s.d 18-22 th).
Aristoteles membagi masa perkembangan ini dibagi tiga tahap, yaitu: masa
kanak-kanak (0-7 th), masa anak (7-14 th), masa remaja (14-21 th) setelah itu adalah
masa dewasa.
Donald B.Helms dan Jeffrey S.Turner memberikan urutan lengkap dari
perkembangan individu, yaitu: masa pranatal (sebelumlahir dari masa konsepsi sampai
lahir), masa bayi (0-2 th), masa kanak-kanak (2-3/4 th), masa anak kecil (3/4-5/6 th),
masa anak (6-12 th), masa remaja (12-19 th), masa dewasa muda (19-30 th), masa
dewasa (30-65 th) dan masa usia lanjut (65 th keatas).
6
Hereditas
Hereditas adalah pewarisan atau pemindahan biologis karakteristik individu
dari pihak orang tuanya. Faktor hereditas meliputi: sifat-sifat kejasmanian,
temperamen dan bakat.
Lingkungan
Lingkungan adalah segala materiil dan stimuli dalam dan diluar diri individu.
Lingkungan psiologis, lingkungan pesikologis dan lingkungan sosio-kultural.
Lingkungan psiologis adalah segala kondisi dan materiil didalam dan diluar tubuh.
Lingkungan pesikologis adalah stimulasi yang diterima individu sejak masa dalam
kandungan hingga meninggal. Lingkungan sosio-kultural adalah segala stimulasi
interaksi dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan atau karya
orang lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak pada saat dalam
lingkungan prenatal adalah gizi, obat-obatan, usia ibu, radiasi, infeksi dan gangguan
fungsi plasenta. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak
pada saat berada di lingkungan post natal adalah gizi, kesehatan/penyakit, keadaan
social ekonomi, suhu/musim, pendidikan dan lain-lain.
Pengaruh Hereditas dan Lingkungan.
Hereditas dan lingkungan bekarja bersama-sama atau berkolaborasi untuk
menghasilkan perkembangan individu. Seberapa besar pengaruh hereditas dan
lingkungan pada setiap aspek perkembangan berbeda-beda. Para ahli berpendapat
bahwa hereditas lebih banyak mempengaruhi inteligensi dibandingkan dengan
lingkungan. Sifat-sifat emosional seperti perasaan takut, kemauan dan tempramen
lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan dibandingkan dengan hereditas.
Jalan perkembangan manusia sedikit banyak ditentukan oleh pembawaan
(hereditas) yang turun menurun yang oleh aktivitas dan pemilihan atau penentuan
manusia sendiri yang dilakukan dengan bebas dibawa pengaruh factor-faktor
lingkungan yang tertentu berkembang menjadi sifat-sifat.
Seorang anak dapat berkata-kata karena ia mempunyai pembawaan (hereditas)
untuk berkata kata, kemudian dilatih/diajar berkata- kata (faktor lingkungan). Jika
7
salah satu factor itu tidak ada tidaklah mungkin kepandaian berkata-katanya dapat
berkembang. Disamping pembawaan (hereditas) untuk berkata-kata, kita dapat
mengatakan pula tentang pembawaan (hereditas) ilmu pasti, pembawaan untuk
bahasa, untuk mengambar dan lain-lain. Tiap-tiap sifat dan ciri-ciri manusia dalam
perkembangannya dan yang lebih ditentukan oleh lingkungannya dan ada pula yang
lebih ditentukan oleh pembawaannya (hereditas).
8
BELAJAR
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku. Perubahan itu dapat
mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah
kepada tingkah laku yang lebih buruk. Belajar merupakan suatu perubahan yang
terjadi melalui latihan atau pengalaman, dimana perubahan itu harus relative mantap.
Pengetahuan, kemampuan dan kompetensi didapat dari proses belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Secara garis besar, Suryabrata (1989) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua yaitu:
1. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pemelajar, yang meliputi faktor-
faktor fisiologis dan faktor-faktor psikologis.
2. faktor-faktor yang berasal dari luar diri pemelajar, yang meliputi faktor-faktor
sosial dan faktor-faktor non sosial.
Faktor-faktor fisiologis yang mempengaruhi belajar mencakup dua hal, yaitu:
1. Keadaan tonus jasmani pada umumnya. Keadaan tonus jasmani berpengaruh
pada kesiapan dan aktivitas belajar. Orang yang keadaan jasmaninya segar
akan siap dan aktif dalam belajarnya, sebaliknya orang yang keadaan
jasmaninya lesu dan lelah akan mengalami kesulitan untuk menyiapkan diri dan
melakukan aktivitas belajar.
2. Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu. Keadaan fungsi-fungsi fisiologis
tertentu, terutama kesehatan panca indera akan mempengaruhi belajar.
Faktor-faktor pesikologis yang mempengaruhi belajar antara lain mencakup:
1. Minat, adanya minat terhadap objek yang di pelajari akan mendorong orang
untuk mempelajari sesuatu dan mencapai hasil belajar yang maksimal.
2. Motivasi, motivasi belajar seseorang akan menentukan hasil belajar yang
dicapainya.
9
3. Inteligensi, merupakan modal utama dalam melakukan aktivitas belajar dan
mencapai hasil belajar yang maksimal.
4. Memori, kemapuan merekam, menyimpan dan mengungkapkan kembali apa
yang telah dipelajari akan sangat membantu dalam proses belajar dan
mencapai hasil belajar yang lebih baik.
5. Emosi, emosi yang positif akan sangat membantu kerja saraf otak untuk
“merekatkan” apa yang dipelajari kedalam memori.
Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi belajar meliputi orang tua, guru dan
teman-teman atau orang-orang disekitar lingkungan belajar.
Faktor non sosial yang mempengaruhi belajar merupakan faktor-faktor luar
yang bukan faktor manusia yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, diantaranya
keadaan udara, suhu dan cuaca, waktu, tempat dan alat-alat atau perlengkapan
belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, juga dapat digolongkan menjadi tiga
macam yaitu:
Yang dimaksud dengan stimulus belajar disini yaitu segala hal diluar individu itu
untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimulus dalam hal ini mencakup
material, penugasan, serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima dipelajari
oleh pelajar.
Berikut ini hal yang berhubungan dengan factor stimulus belajar : panjangnya
bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat
ringannya tugas dan suasana lingkungan eksternal.
2. Faktor-Faktor Metode Belajar
Metode mengajar yang dipakai oleh pengajar samgat mempengaruhi metode yang
dipakai oleh pelajar. Dengan perkataan lain metode yang dipakai pengajar
menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar. Faktor – faktor metode
belajar menyangkut hal berikut : kegiatan berlatih atau praktek, overlearning dan drill,
resitasi selama belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, belajar dengan
10
keseluruhan dan dengan bagian-bagian, penggunaan modalitas indra, bimbingan
dalam belajar dan kondisi-kondisi insentif.
3. Faktor-Faktor Individual
Faktor-faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang.
Faktor-faktor tesrsebut antara lain: kematangan, faktor usia kronologis, faktor
perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi
kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani, motivasi.
11
INTELEGENSI
Definisi Intelegensi
Menurut William stern (dalam crow and crow, 1984) mengatakan bahwa
intelegensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan baru atau
kondisi baru dengan menggunakan alat –alat berfikir ssesuai dengan tujuannya.
pembawaan ditentukan oleh sifat –sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir.”batas
kesanggupan kita”, yakni dapat tidaknya memecahkan suatu permasalahan,
pertama tama ditentukan oleh pembawaan kita. meskipun menerima latihan dan
pelajaran yang sama, perbedaan perbeadaan masih tetap ada.
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap
organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai
kesanggupan menjalankan fungsinya. Kematangan berhubungan erat dengan umur.
12
e. Pengaruh faktor pembentukan
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi
perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang
mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.
g. Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu
dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih
metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.
Semua faktor tersebut di atas bersangkutan satu sama lain. Untuk menentukan
intelegensi atau tidaknya seorang anak, kita tidak dapat hanya berpedoman kepada
salah satu faktor tersebut, karena intelegensi adalah faktor total. Keseluruhan pribadi
turut serta menentukan dalam perbuatan intelegensi seseorang.
Teori-teori Intelegensi
13
3. Teori Structure of Intellect dari Guilford
Guilford menyarankan bangunan perpaduan berbagai unsur kecerdasan dalam
bentuk kubus matriks yang dinamakan Structure of Intellect (SOI). Model SOI ini
mengklasifikasikan kemampuan intelektual menjadi tiga dimensi, yaitu:
a. Dimensi Operasi
b. Dimensi Isi
c. Dimensi Produk
14
5. Triarchic Theory of Intelegence dari Sternberg
Sternberg memandang intelegensi manusia dapat dipisahkan kedalam proses-
proses komponen yang mempengaruhi cara individu berpikir dan memecahkan
masalah.
a. Faktor yang ada pada diri individu itu sendiri yang kita sebut faktor individual.
b. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk faktor
itu antara lain :
1) Kematangan/pertumbuhan
Mengajarkan sesuatu yang baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi
telah memungkinkannya ; potensi-potensi jasmani atau rohaninya telah matang
untuk itu.
2) Intelegensi
4) Motivasi
15
5) Sifat-sifat pribadi seseorang
Sifat-sifat keperibadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyaknya turut pula
mempengaruhi sampai di manakah hasil belajarnya dapat dicapai (termasuk hal
ini adalah faktor fisik kesehatan dan kondisi badan).
6) Keadaan keluarga
Termasuk dalam keluarga ini ada tidaknya atau tersedia tidaknya fasilitas-fasilitas
yang diperlukan dalam belajar turut memegang peranan yang penting .
Terutama dalam belajar di lembaga formal, faktor guru dan cara mengajarnya
merupakan faktor yang menentukan bagaimana hasil belajar yang akan dicapai
anak didiknya.
8) Alat-alat pelajaran
Alat-alat pengajaran yang tersedia lengkap ditambah cara mengajar yang baik
dan guru-gurunya akan mempermudah dan mempercepat proses pembelajaran
bagi anak didik.
Pengaruh lingkungan yang buruk dan negatif serta faktor-faktor lain terjadi di
luar kemampuannya. Faktor lingkungan dan kesempatan ini lebih-lebih lagi
berlaku bagi cara belajar pada orang-orang dewasa.
16
yang dimiliki. Meski demikian, intelegensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang. Seperti telah dikemukakan bahwa
banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhinya. Yang terpenting dalam hal ini
adalah guru harus bijaksana dalam menyingkapi perbedaan tersebut. Salah satu cara
untuk mengukur intelegensi seseorang yaitu dengan mengunakan tes IQ.
17
MOTIVASI
Motivasi adalah suatu tenaga (dorongan) dari dalam yang menyebabkan kita
berbuat/bertindak yang mana tindakan itu diarahkan kepada tujuan tertentu yang
hendak dicapai. Tiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh
sesuatu kekuatan dari dalam dirinya sendiri, kekuatan pendorong inilah yang kita
sebut motif.
Teori-teori Motivasi
Menurut Elliot, dkk ada empat teori motivasi yang saat ini banyak dianut, yaitu:
1) Teori Hirarki Kebutuhan Maslow
Menurut teori ini, orang termotivasi terhadap suatu prilaku karena ia
memperoleh pemuasan kebutuhannya. Ada lima kebutuhan dalam teori Maslow,
yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan memiliki,
kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan aktualisasi diri (self actualization).
2) Teori Kognitif Bruner
Kunci untuk membangkitkan motivasi Bruner adalah discovery learning. Siswa
dapat melihat makna pengetahuan, keterampilan, dan sikap bila mereka
menemukan semua itu sendiri.
3) Teori Kebutuhan Berprestasi (need Achievementtheory)
Mc. Clelland menyatakan bahwa individu yang memiliki kebutuhan untuk
berprestasi adalah mereka yang berupaya mencari tantangan, tugas-tugas yang
cukup sulit, dan ia bisa melakukan dengan baik.
4) Teori Atribusi
Teori ini bersandar pada tiga asumsi dasar (petri, dalam elliot, dkk, 1996),
yaitu :Orang ingin tahu penyebab prilakunya dan prilaku orang lain, terutama
prilaku yang penting bagi mereka;
(1) Mereka tidak menetapkan penyebab perilaku mereka secara random;
18
(2) Penyebab perilaku yang di tetapkan individu mempengaruhi perilaku
berikutnya.
5) Teori Operant Conditioning Skinner
Menurut Skinner, perilaku dibentuk dan dipertahankan oleh konsikuensi dari
perilaku sebelumnya mempengaruhi perilaku yang sama. Konsikuensi yang
dimaksudkan ada 2 macam, yaitu :
(1) Konsikuensi Positif (Reward)
(2) Konsikuensi Negatif (Punishment)
6) Teori Social Kognitif Learning
Menurut Bandura, orang belajar berperilaku dengan cara mencontoh. Perilaku
orang lain yang dianggap berkompeten disebut model. Observasi terhadap model
dapat menghasilkan sebagian perubahan yang signifikan pada perilaku seseorang.
Prinsip-prinsip Motivasi
Beberapa prinsip motivasi menurut Kennet H. Hover yaitu: prinsip kompetisi,
prinsip pemacu, prinsip ganjaran dan hukuman, kejelasan dan kedekatan tujuan,
pemahaman hasil, pengembangan minat, lingkungan yang kondusif, keteladanan
Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai suatu tujuan. Motivasi ini
timbul karena adanya kebutuhan yang mendorong individu atau untuk melakukan
tindakan yang terarah kepada suatu tujuan, sehingga dalam bentuk yang sederhana.
19
1) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang timbul karena ada rangsangan atau
bantuan dari orang lain. Ada peristiwa diluar individu yang mempengaruhi
individu. Sehubungan dengan motivasi eksterinsik ini ada motivasi sosial, yang
timbul dalam interaksi dengan lingkungan.
2) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang timbul dari diri orang yang
bersangkutan tanpa rangsangan atau bantuan dari orang lain. Dalam hal ini ada
thubungan tindakan dan tujuan, bersifat fungsional dan organik.
20
Hal-hal yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi adalah sebagai berikut :
1) Faktor fisiologis, antara lain yaitu kelelahan baik kelelahan mental maupun
fisik;
2) Emosi atau yang disebut dengan kondisi yang termotivasi. Emosi meningkatkan
keinginan seseorang melakukan sesuatu;
3) Kebiasaan yang bisa menjadi motivator;
4) Mental sets, nilai dan sikap individu;
5) Faktor lingkungan dan insensif.
21
MEMORI
22
ketika masih segar (fresh) kemudian menuliskan sebelum terjadi gangguan
(interference), meminimalisir interference dan melakukan ujian (test) terhadap diri
sendiri tentang apa yang mungkin membuat kita lupa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi memori antara lain kondisi fisik dan usia.
Kondisi yang sangat berpengaruh dalam mengingat adalah kelelahan, kurang tidur dan
sakit. Seseorang yang dalam kondisi lelah, kurang tidur dan sakit akan mengalami
kesulitan untuk mengingat sesuatu. Hal ini disebabkan karena pada kondisi seperti itu
individu mengalami kemunduran kemampuan metal yang disebabkan oleh gangguan
fisik tadi. Ingatan yang paling kuat terjadi pada masa anak-anak, yaitu pada usia 10-14
tahun. Orang yang sudah lanjut usia akan mengalami kesulitan jika diminta untuk
mengingat kembali apa yang sudah dipelajari ataupun dialaminya, karenanya gejala
yang paling umum ditemui pada masa ini adalah pikun.
23
Lupa
Perkembangan Memori
Terdapat hubungan yang berat antara memori dan belajar. Dalam proses
belajar akan melibatkan pengolahan dan penyimpanan informasi. Hasil belajar bisa
diketahui melalui proses pengungkapan kembali apa yang telah diketahui siswa. Jadi,
dalam belajar dibutuhkan pemanfaatan kemampuan memori oleh siswa guna
menyerap informasi yang diterima, menyimpannya dan memunculkannya kembali
pada saat menjawab soal ulangan atau ujian.
24
EMOSI
Emosi adalah suatu kondisi biologi, psikologi dan fisiologi dan serangkaian
kecenderungan untuk bertindak. Emosi seringkali disamakan dengan perasaan, namun
keduanya dapat dibedakan. Emosi bersifat lebih intens dibanding dengan perasaan,
sehingga perubahan jasmaniah yang ditimbulkan oleh emosi lebih jelas dibandingkan
perasaan. Perasaan menunjukan suasana batin yang lebih tenang dan tertutup ibarat
riak air atau hembusan angin sepoy-sepoy. Emosi sebagai suatu peristiwa psikologis
mengandung ciri- ciri sebagai berikut: Pengalaman emosional bersifat pribadi, adanya
perubahan aspek jasmaniah, emosi diekspresikan prilaku dan emosi sebagai motif.
Fungsi Emosi.
Secara garis besar emosi manusia dibedakan dalam dua bagian yaitu, emosi
yang menyenangkan atau emosi positif, dan emosi yang tidak menyenangkan atau
emosi negative. Emosi yang menyenangkan adalah emosi yang menimbulkan perasaan
positif pada orang yang mengalaminya, diantaranya adalah cinta, sayang, gembira,
kagum dan sebagainya. Sedang emosi yang tidak menyenangkan adalah emosi yang
menimbulkan perasaan negatif pada orang yang mengalaminya, diantaranya adalah
sedih, marah,benci, takut dan sebagainya. Manusia mempunyai empat jenis emosi
dasar yang telah dibawa sejak lahir dan akan berkembang sesuai dengan pengaruh
lingkungan yaitu emosi takut, marah, sedih dan senang. Semakin bertambah usia
seseorang maka akan semakin bertambah jumlah/jenis emosi. Ekspresi emosi akan
25
ditampakan dalamperilaku. Misalnya: Emosi sedih akan diekspresikan dalam bentuk
menangis. Perkembangan emosi ditandai dengan perkembangan ekspresi. Jika
ekspresi emosi berkembang maka akan semakin baik.
Teori-teori Emosi
Walgito mengemukakan tga teori emosi yaitu: Teori sentral, teori periferal dan
teori kepribadian.
1. Teori sentral ,
Menurut teori ini, gajala kejasmanian merupakan akibat dari emosi yang
dialami oleh individu; jadi individu mengalami emosi terlebih dahulu baru kemudian
mengalami perubahan- perubahan dalam kejasmanian. Teori ini dikemukakan oleh
Cannon.
2. Teori Periferal
Menurut teori ini, gejala-gejala kejasmanian bukanlah merupakan akibat dari
emosi yang dialami oleh individu, tetapi emosi yang dialami oleh individu merupakan
akibat dari gejala-gejala kejasmanian. Teori ini dikemukakan oleh William James(1842-
1910) dari amerika Serikat, yang bersamaan waktunya juga dikemukan oleh Carl Lange
yang barasal dari Denmark.
3. Teori Kepribadian
Menurut teori ini, emosi merupakan suatu aktifitas pribadi, dimana pribadi
tidak dapat dipisahkan dalam jasmani dan psikis sebagai dua substansi yang terpisah.
Karena itu maka emosi meliputi pula perubahan-perubahan kejasmanian masalnya apa
yang dikemukakan oleh J.Linchoten.
26
4. Kurangi dan hilangkan emosi yang negative.
Beberapa cara menekan emosi negatif dalam kegiatan belajar mengajar adalah
guru memberikan perhatian kepada siswa. Jangan menimbulkan perasaan yang tidak
menyenangkan, mengalihkan emosi negatif siswa menjadi emosi positif.
Emosi marah (emosi negative) sebaiknya dikeluarkan jangan ditahan dengan
jalan marah yang sehat. Beberapa cara marah yang sehat yaitu: marah pada orang
yang tepat, marah pada waktu yang tepat, marah dengan kadar yang tepat
(disesuaikan) dan dengan kesalahan yang tepat.
Kecerdasan Emosi
kecerdasan emosi (emotional intelligence) adalah kemampuan untuk
mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri
sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik, pada diri sendiri dan dalam
hubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosi mencakup kemampuan-kemampuan
yang berbeda tetapi saling melengkapi dengan kecerdasan akademik (academic
intelligence), yaitu kemampuan-kemampuan kognitif murni yang diukur dengan IQ.
27
Meskipun IQ tinggi, tetapi bila kecerdasan emosi rendah tidak banyak membantu.
Banyak orang cerdas dalam arti terpelajar tetapi tidak mempunyai kecerdasan emosi,
ternyata bekerja menjadi bawahan orang yang IQ nya blebih rendah, tetapi unggul
dalam kecerdasan emosi.
Kecerdasan umum semata-mata hanya dapat memprediksi kesuksesan hidup
sesorang sebanyak 20 % saja, sedangkan 80 % lainnya adalah apa yang disebut
Emotional Intelligence. Bila tidak ditunjang dengan pengolahan emosi yang sehat,
kecerdasan saja tidak akan menghasilkan seorang yang sukses hidupnya dimasa yang
akan datang . Kecerdasan emosi jelas mempengaruhi kesuksesan hidup tetapi dalam
konteks belajar disekolah kecerdasan intelektual (intelegensi) adalah modal utama
dalam keberhasilan belajar. Kecerdasan emosi perlu ditumbuhkan semenjak anak
masih kecil melalui naskah emosi yang sehat.
28
BERFIKIR
Jenis Berpikir
1. Berpikir deduktif adalah berpikir dari yang umum menuju yang umum.
2. Berpikir induktif adalah berpikir menarik kesimpulan dari berbagai kejadian
dengan observasi.
3. Berpikir Evaluatif adalah berpikir kritis.
Menurut Khodijah (2006), pikiran sendiri ada dua macam yaitu pikiran sadar dan
bawah sadar. Sedang manusia hanya memanfaatkan 12% kekuatan pikiranya,
sementara 88% ada pada kekuatan bawah sadar, yg semacam "perasaan". Diantara
29
pikiran sadar dan bawah sadar ada Reticular Activating System (RAS) atau filter, yang
untuk membuka, pintu otak kita mesti berada pada gelombang Alfa. Pikiran bawah
sadar (yang 88% tadi) menyimpan: Memori, Self-image, Personality & Habits
(kebiasaan).
Proses Berpikir
Menurut Suryabrata (2004), proses atau jalannya berpikir itu pada pokonya ada
tiga langkah yaitu :
a. Pembentukan pengertian
pengertian dibentuk melalui tiga tingkatan, sebagai berikut :
30
Keputusan ialah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru
berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada tiga macam keputusan
adalah sebagai berikut :
1. Keputusan induktif
Adalah keputusan yang diambil dari pendapat-pendapat khusus menuju
kesatu pendapat yang umum.
2. Keputusan deduktif
Keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus, jadi
berlawanan dengan keputusan induktif.
3. Keputusan analogis
Adalah keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan atau
menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada.
31