Professional Documents
Culture Documents
KONSTITUSI
Disusun Oleh :
Mukti Cholil
Johar Nurdin
M. Fajar
Norman Husein
Selain dari pada itu, penyusun pun tidak lupa umtuk mrnguaspkan rasa terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas
ini. Khususnya, kepada dosen mata kuliah, dan teman-teman sekalian yang telah
memberikan masukan kepada kami sehingga tersusunnya makalah ini dengan
semaksimal mungkin.
Kami pun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnan. Oleh karena itu, kami sangat berharap kepada dosen mata kuliah
maupun teman-teman sekalian sudi kirannya untuk memberikan kritik dan saran
yang membangun guna memperbaiki kesalahan dalam pembuatan makalah
selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
B. Tujuan Pembahasan
B. Konstitusi di Filipina
C. Konstitusi di Malaysia
D. Konstitusi di Kanada
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Pembahasan
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Konsep Dasar dan Pengertian
Konstitusi dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum
bentukan pada pemerintahan negara biasanya dikodifikasikan sebagai
dokumen tertulis. Dalam kasus bentukan negara, konstitusi memuat aturan
dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum, istilah ini merujuk secara
khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar
politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan struktur,
prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya,
Konstitusi umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada warga
masyarakatnya. Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum
yang mendefinisikan fungsi pemerintahan negara. Dalam bentukan organisasi
konstitusi menjelaskan bentuk, struktur, aktivitas, karakter, dan aturan dasar
organisasi tersebut.
a. Nilai Normatif
c. Nilai Semantic
Flexible atau rigid adlah sutau sifat Konstitusi, yang dalam bahasa
Indonesia dapat diterjemahkan dengan luwes atau kaku. Menentukan
suatu Konstitusi bersifat Flexible atau rigid dapat dipakai ukuran sebagai
berikut :
Menentukan sifat flexible atau rigid suatu Konstitusi dari segi cara
meriobah Konstitusi, tidak seluruhnya tepat. Sebab dapat saja suatu
Konstitusi sifatnya rigid, tetapi dalam kenyataannya dapat dirobah tanpa
melalui prosedur yang ditentukan oleh Konstitusi yang bersangkutan
yaitu dengan Convention. Pada akhirnya yang menentukan perlu atau
tidaknya suatu Konstitusi dirobah adalah kekuatan politik yang berkuasa
pada suatu waktu. Betapapun rigidnya suatu Konstitusi, namun apabila
lkekuatan politik yang berkuasa pada waktu itu menghendaki Konstitusi
itu perlu dirobah maka Konstitusi itu akan dirobah, Begitupun sebaliknya.
Jadi diukur dari segi yang pertama, apakah suatu Konstitusi itu flexible
atau rigid, tidak dapat ditentukan dengan pasti. Karena itu untuk
menentukan sifat tersebut, dapat pula dipakai ukuran yamh kedua taitu
dengan mengajukam pertanyaan apakah Konstitusi itu mudah atau atau
tidak muda mengikuti perkembangan zaman? Kalau Konstiusi itu mudah
mengikuti itu mudah mengikuti perkembangan zaman maka Konstitusi
itu nersifat flexible, dan sebaliknya kalau tidak mudah mengikuti
perkembangan zaman maka Konstitusi itu sifatnya rigid. Suatu Konstitusi
yang hanya mengatur hal-hal yang pokok tersebut diserahkan kepada
peraturan perundangan yang lebih rendah, yang lebih mudah dibuat dan
dirobahnya. Sebaliknya suatu Konstitusi tidak hanya memuat hal-hal
yang pokok saja, tetapi adakalanya memuat juga hal-hal yang penting,
sehingga Konstitusi itu akan terdiri dari banyak pasal-pasalnya yang
mengatur hal-hal yang penting , sedangkan yang penting belum tentu
yang pokok, tetapi yang pokok adalah selalu yang penting. Yang penting
untuk sekarang mungkin lusa sudah tidak penting lagi dan jika hal ini
sering terjadi maka suatu Konstitusi yang memuat hal-hal yang yang
penting itu akan seringkali mengalami perobahan. Selain sulit untuk
merobak Konstitusi, juga terlalu seringnya perobahan yang dialami oleh
suatu Konstitusi akan membawa akibat kemrosptan pada kewibawaan
Konstitusi itu sendiri, lagi pula setiap perobahan yang dikehendaki oleh
rakyat tidak dapat segera dilaksanakan, karena untuk itu perlu dirobah
Konstitusinya terlebih dahulu.
BAB III
Konstitusi ini mulai berlaku pada tahun 1789 dan menjadi model
konstitusi untuk banyak negara lain. Konstitusi Amerika Serikat ini
merupakan konstitusi nasional tertua yang masih dipergunakan sampai
sekarang.
2. Adanya ketentuan hak asasi yang dimiliki oleh warga negara yang
diakui dan dilindungi oleh pemerintah.
Tidak semua lembaga-lembaga pemerintahan dapat diatur dalam poin 1
dan tidak semua hak-hak warga negara diatur dalam poin 2. Seperti
halnya di negara Inggris. Dokumen-dokumen yang tertulis hanya
mengatur beberapa lembaga negara dan beberapa hak asasi yang dimiliki
oleh rakyat, satu dokumen dengan dokumen lainya tidak sama. Ada
konstitusi yang materi muatannya sangat panjang dan sangat pendek.
Konstitusi yang terpanjang adalah India dengan 394 pasal. Kemudian
Amerika Latin seperti uruguay 332 pasal, Nicaragua 328 pasal, Cuba 286
pasal, Panama 271 pasal, Peru 236 pasal, Brazil dan Columbia 218 pasal,
selanjutnya di Asia, Burma 234 pasal, di Eropa, belanda 210 pasal.
Konstitusi terpendek adalah Spanyol dengan 36 pasal, Indonesia 37 pasal,
Laos 44 pasal, Guatemala 45 pasal, Nepal 46 pasal, Ethiopia 55 pasal,
Ceylon 91 pasal dan Finlandia 95 pasal.
b) Klasifikasi Konstitusi.
Pembukaan berbunyi:
d) Sejarah konstitusi
Pembukaan berbunyi :
Pembukaan berbunyi:
Pembukaan berbunyi:
Presiden juga akan menjadi Perdana Menteri dan dia akan terus
melaksanakan kekuasaan legislatif sampai darurat militer
seharusnya sudah diangkat.
Tahun 1973 telah diadakan perubahan Konstitusi pada tahun 1980 dan
1981. Dalam amandemen tahun 1980, usia pensiun anggota Peradilan
diperpanjang hingga 70 tahun. Pada tahun 1981 amandemen, sistem
parlemen telah dimodifikasi:
c. Konstitusi di Malaysia
Oleh karena itu, Komisi Reid, yang terdiri dari para ahli konstitusi dari
sesama Commonwealth negara dan dipimpin oleh Lord (William) Reid, Tuhan
yang terhormat-of-Banding-in-Biasa, diangkat oleh Ratu dan Penguasa Melayu.
d. Konstitusi di Kanada
"Konstitusi lebih dari teks tertulis. Ini mencakup sistem global seluruh aturan
dan prinsip-prinsip yang mengatur pelaksanaan kewenangan
konstitusional. Pembacaan dangkal ketentuan dipilih berlakunya konstitusi
tertulis, tanpa lebih, mungkin menyesatkan. "
Dalam prakteknya, ada tiga sumber hukum konstitusi tidak tertulis:
1) Konvensi
Konstitusi konvensi merupakan bagian dari konstitusi, tetapi mereka
tidak memiliki kekuatan hukum tetap. Mereka terdiri dari adanya seorang
Perdana Menteri dan Kabinet, fakta bahwa Gubernur Jenderal harus
memberikan persetujuan Royal untuk tagihan diadopsi oleh kedua Gedung
Parlemen, dan persyaratan bahwa Perdana Menteri baik mengundurkan diri
atau meminta pemilihan umum baru pada kehilangan suara non-kepercayaan
di House of Commons.
2) Royal hak prerogatif
Cadangan kekuasaan Crown Kanada ; sisa-sisa kesejahteraan kekuasaan
pernah dipegang oleh Kerajaan Inggris, berkurang dari waktu ke waktu oleh
sistem parlementer. Terutama, ini adalah perintah-in-dewan yang
memberikan pemerintah wewenang untuk menyatakan perang, membuat
perjanjian internasional, paspor masalah, membuat janji, membuat peraturan,
menggabungkan, dan menerima tanah yang escheat ke Crown.
3) Prinsip tidak tertulis
Prinsip yang dimasukkan ke dalam konstitusi Kanada dengan referensi
dari Pembukaan Undang-Undang Konstitusi, 1867 . Tidak seperti konvensi,
mereka mengikat secara hukum. Di antara prinsip-prinsip Konstitusional
yang diakui federalisme, demokrasi, Konstitusionalisme dan aturan hukum,
dan penghormatan terhadap minoritas. Prinsip-prinsip lain termasuk
pemerintah yang bertanggung jawab, representasi populasi, independensi
peradilan, supermasi Parlemen dan tersirat tagihan hak Dalam satu
kasus,Provinsi Referensi Hakim (1997), ditemukan hukum dapat
diselenggarakan tidak valid untuk bertentangan prinsip-prinsip tidak tertulis,
dalam hal ini peradilan kasus kemerdekaan.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Konstitusi adalah hukum tertingi yang berada di suatu negara karena konstitusi
adalah keseluruhan sistem ketaatanegaraaan suatu negara yang berupa kumpulan
peraturan yang berbentuk mengatur /memerintah dalam pemerintahan suatu negara,
dan konstitusi mempunyai arti yang lebih luas dari pada Undang-Undang Dasar.
Konstitusi tidak hanya bersifat yuridis tetapi juga bersifat sosiologis dan politis
hubungan antara kekuasaaan yang terdapat didalam masyarakat seperti golongan
yang mempunyai kedudukan nyata didalam masyarakat misalnya kepala negara,
angkatan perang, partai politik, dll. Konstitusi juga memuat baik peraturan tertulis
maupun peraturan yang tak tertulis. Sehingga dibentuklah sebuah lembaga negara
yaitu Mahkamanh Konstiusi dengan maksud mengawal dan menjaga agar Konstitusi
sebagai Hukum tertinggi (the supreme law of the land ) benar-benar dijalankan atau
ditegakan dalam penyelenggaran kehidupan kenegaraan sesuai dengan prinsip-
prinsip negara Hukum modern, dimana Hukumlah yang menjadi faktor penentu bagi
keseluruhan dinamika kehidupan sosial, ekonomi, dan politik suatu bangsa. Karena
hukum harus bersifat adil kepada seluruh warga negara tanpa membedakan jabatan,
kekayaan, ataupun status.
B. SARAN
http://marsaja.wordpress.com/2008/08/24/konstitusi-di-indonesia/