Professional Documents
Culture Documents
SISTEM MUSCULOSKELETAL
0910723033
Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya
2011
ANATOMI DAN FISIOLOGI
1. TULANG
a. Fungsi
- pergerakan
- hematopoesis
b. Tipe
*)
- pipih / ; STERNUM melindungi organ tubuh dan sebagai tempat melekatnya otot.
*)
*)
Ada 2 tipe tulang : a. Kompaktum → kuat, tebal, padat.
b. Kankellous → lebih kopong, renggang
c. Komponen
• Diafisis
– Bagian tengah tulang yg berbentuk silinder
– Tersusun dari tulang kortikal, kekuatan besar
• Metafisis
– Bagian tulang yang melebar, dekat ujung akhir batang
– Tersusun dari tulang trabekular (spongiosa), mengandung sel
hematopoetik
• Epifisis
– Lempeng pertumbuhan
e. Susunan Tulang
Osteoblas
Pembentukan matrik tulang melalui proses osifikasi
Aktif menghasilkan jaringan osteoid, mensekresi fosfatase alkali:
mengndapkan kalsium & fosfat ke dalam matrik tulang
Osteosit
Sel tulang dewasa, sebagai lintasan pertukaran kimiawi melalui tulang yg
padat
Osteoklas
Sel besar berinti banyak, mengandung enzim proteolitik, absorpsi mineral
& matrik tulang
2. OTOT
40-50 % BB manusia.
a. Jenis
b. Fungsi
- postur tubuh
- produksi panas
c. Struktur
d. Susunan
- sel otot yang parallel (fasikuli) yang terbungkus dalam epimisum atau fasia
(pertemuan otot dengan otot)
3. SENDI
a. definisi
Sendi adalah semua persambungan tulang, baik yang memungkinkan tulang tsb dapat
bergerak satu sama lain, maupun tidak.
b. Jenis
1. SINARTROSIS
contoh : sutura
2. AMFIARTROSIS
Pada persendian ini dapat bergerak sedikit. Tulang dihubungkan dengan serat
kolagen atau kartilago.
contoh : simfisis
3. DIARTROSIS
2. engsel ; mmungkinkan pergerakan melipat hanya pada satu arah, eg siku dan lutut
3. pelana ; memungkinkan gerakan dua bidang saling tegak lurus. Sendi dasar ibu jari
4. pivot ; sendi antara radius dan ulna, memungkinkan rotasi melakukan aktivitas
seperti memutar pegagan pintu
4. TENDON
a. Definisi
g. Ca*+ menimbulkan kekuatan menarik filament aktin-miosin lalu bergeser dan jadilah
kontraksi
h. kurang 1 detik, ion CA+ dipompa kembali, untuk jika ada potensial kembali
1. . Sindrom kompartemen
Merupakan masalah yang terjadi saat perfusi jaringan dalam otot kurang dari
yang dibutuhkan untuk kehidupan jaringan. Ini bisa disebabkan karena penurunan
ukuran kompartemen otot karena fasia yang membungkus otot terlalu ketat,
penggunaan gips atau balutan yang menjerat ataupun peningkatan isi kompartemen
otot karena edema atau perdarahan sehubungan dengan berbagai masalah (misal :
iskemi, cidera remuk).
Pada saat terjadi fraktur globula lemak dapat masuk kedalam pembuluh darah
karena tekanan sumsum tulang lebih tinggi dari tekanan kapiler atau karena
katekolamin yang dilepaskan oleh reaksi stres pasien akan memobilisasi asam lemak
dan memudahkan terjadinya globula lemak dalam aliran darah.
3. e. Infeksi
System pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada trauma
orthopedic infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan masuk ke dalam. Ini biasanya
terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam
pembedahan seperti pin dan plat.
f. Avaskuler Nekrosis
Avaskuler Nekrosis (AVN) terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau
terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis tulang dan diawali dengan adanya
Volkman’s Ischemia.
LUKA TENDON
1. Definisi
-) Tendon achilles
Tendon yang kuat, besar dan tebal di tubuh manusia, yang mana
menghubungkan otot betis ( gastracnemous dan soleus ) ke tulang tumit (calcaneus)
adalah tendon Achilles. Fungsi utamanya adalah mengangkat tumit atau mendorong
pada normalnya.
Normalnya tendon Achilles dapat mengatur gaya sampai 1000pounda tau lebih.
Jika melampaui batas atau subjectnya stress, itu jadi tegang dan sakit. Kerusakan
Achilles tendon menyebabkan nyeri di kaku dan kelainan bawah kaki. Ini dinamakan
Achilles tendonitis.
Lemahnya serat kolagen pada tendon sehingga terjadinya lepas sebagian atau
retak nya tendon tumit = Achilles rupture
Fungsi utama tendon adalah menerima gaya kontraksi dari otot ke tulang.
Konsekuensinya, tendon membutuhkan kekuatan yang memadai. Tendok memiliki
bbagai bentuk, sperti lembaran di aponeurosis dari latisimus dorsi atau panjang seperti
struktur bicep brachii.
-) TENDON
Adalah Tendon adalah bagian dasar unit kontraktil. Kekuatan tendon bisa 2 kali
lebih besar daripada ototnya. Makanya ntu jarang patah. Bahkan juka otot dimana
terjadi rupture, rupturnya biasanya pada pertigaan musculotendon atau serat otot
-) Tendonosis/tendinitis
Adalah masalah umum pada tendon yang biasanya mengarah ke tendinitis tapi
paling dikenal tendinosis yang mana kondisi abnormal dari tendon. Tendinitis
manandakan inflamasi dan sebelumnya adanaya maslah kronik yaitu patahnya fiber
tendon . Penetilitian lebih lanjut menjelaskan bahwa penyebab nya malah rusaknya
matrix kolagen tendon.Periode lama dapat merusak kolagen karena stress pada tendon.
Kronik lainnya adalah aliran darah ke tendon yang berkurang
tendon adalah serat kuat yang menghubungkan otot dengan tulang. Cedera tendon bisa
terjadi tiba” tapi biasanya itu adalah hasil dari bebrapa tahun yang tela terjadi.. Ada 2
jenis gambaran tendon injury, yaitu :
- tendinitis = yaitu inflamasi pada tendon, tapi jarang menyebabkan nyeri tendon
-tendinosis = rusakan yang parah pada jaringan yang mengelilingi tendon karena terlalu
sering dipakai.
-) Thomas Groner
Patahnya tendon atau luka yang bisa terjadi secara spontan yang bisa mengakibtkan
microtrauma/tendonitis berulang
2. Etiologi
-) Achilles tendon
2. ketidaksejajaran
3. kesalahan pakai sepatu
4. efek medis
5. kecelakaan
-)
Most tendon injuries are the result of gradual wear and tear to the tendon from overuse
or aging. Anyone can have a tendon injury, but people who make the same motions over
and over in their jobs, sports, or daily activities are more likely to damage a tendon.
A tendon injury can happen suddenly or little by little. You are more likely to have a
sudden injury if the tendon has been weakened over time.
PATAH TULANG
1. DEFINISI
- Rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih
besar dari yang dapat diserap oleh tulang. (Linda Juall C, 1999)
- Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh rasa nyeri,
pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, pemendekan, dan krepitasi.
(Doenges, 2000).
2. Etiologi
1) Kekerasan langsung
Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh dari
tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian yang paling lemah
dalam jalur hantaran vektor kekerasan.
3) Kekerasan akibat tarikan otot
a. Trauma :
• Langsung (kecelakaan lalulintas)
• Tidak langsung (jatuh dari ketinggian dengan posisi berdiri/duduk sehingga
terjadi fraktur tulang belakang )
b. Patologis : Metastase dari tulang
c. Degenerasi
d. Spontan : Terjadi tarikan otot yang sangat kuat.
3. Klasifikasi
-) Klasifikasi Etiologis
• Fraktur stress terjadi karena adannya trauma yang terus menerus pada suatu
tempat tertentu atau stress yang kecil dan berulang-ulang pada daerah tulang yang
menopang berat badan. Fraktur stress jarang sekali ditemukan pada anggota gerak
atas.
-) Klasifikasi Klinis
• Fraktur tertutup (simple fracture) adalah suatu fraktur yang tidak mempunyai
hubungan dengan dunia luar.
• Fraktur terbuka (compound fracture) adalah fraktur yang mempunyai hubungan
dengan dunia luar sehingga terjadi kontaminasi bakteri sehingga timbul komplikasi
berupa infeksi.
Luka pada kulit yang dapat berupa tusukan tulang yang tajam keluar menembus kulit
(from within) atau dari luar oleh karena tertembus misalnya oleh karena peluru atau
trauma langsung (from without).
Fraktur terbuka merupakan suatu keadaan darurat yang memerlukan penanganan
terstandar untuk mengurangi resiko infeksi. Selain untuk mencegah infeksi juga
diharapkan terjadi penyembuhan fraktur dan restorasi fungsi anggota gerak.
• Fraktur dengan komplikasi (complicated fracture) adalah fraktur yang disertai
dengan komplikasi misalnya malunion, delayed union, nonunion, infeksi tulang
-) Klasifikasi Radiologis
• Fraktur tertutupðfraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh tulang tidak
menonjol malalui kulit.
• Fraktur terbuka ð fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya
hubungan dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi
infeksi
-) Patah tulang terbuka terdiri dari 3 derajat
Grade I : luka kulit <1 cm, kerusakan jaringan lunak sedikit,fraktur sederhana,
kontaminasi minimal
Grade II : luka kulit > 1 cm, kerusakan jaringan lunak, fraktur komunutif
sedang,kontaminasi sedang
Grade III : luka lebar Luka sebesar 6-8 cm dengan kerusakan pembuluh
darah, syaraf otot dan kulit.
1. tipe IIIA : jaringan lunak cukup menutup tulang yang patah
2. tipe IIIB : disertai kerusakan dan kehilangan janingan lunak, tulang tidak
dapat do cover soft tissue
Green Stick ðpada sebelah sisi dari tulang, sering terjadi pada anak-anak
dengan tulang lembek
Transverse ð patah melintang
Longitudinal ð patah memanjang
Oblique ð garis patah miring
Spiral ð patah melingkar
-) Black dan Matassarin (1993) mengklasifikasi lagi fraktur berdasarkan
kedudukan fragmen
4. Manifestasi
-)
1. Nyeri
2. bengkak/ edema
3. memar/ ekimosis
4. Spasme otot
5. Penurunan sensasi
6. Gangguan fungsi
7. Paralysis
8. Deformitas
9. Syok hipovolemik
10. Mobilitas abnormal
Menurut Smelter & Bare, 2002, tanda dan gejala dari fraktur antara lain
• Nyeri
• Deformitas (kelainan bentuk)
• Krepitasi (suara berderik)
• Bengkak
• Peningkatan temperatur lokal
• Pergerakan abnormal
• Echymosis (perdarahan subkutan)
• Kehilangan fungsi
A.
Nyeri dirasakan langsung setelah terjadi trauma. Hal ini dikarenakan adanya spasme
otot, tekanan dari patahan tulang atau kerusakan jaringan sekitarnya.
a. Bengkak/edama
Edema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa yang terlokalisir pada
daerah fraktur dan extravasi daerah di jaringan sekitarnya.
b. Memar/ekimosis
Merupakan perubahan warna kulit sebagai akibat dari extravasi daerah di
jaringan sekitarnya.
c. Spame otot
Merupakan kontraksi otot involunter yang terjadu disekitar fraktur.
d. Penurunan sensasi
Terjadi karena kerusakan syaraf, terkenanya syaraf karena edema.
e. f. Gangguan fungsi
Terjadi karena ketidakstabilan tulang yang frkatur, nyeri atau spasme otot.
paralysis dapat terjadi karena kerusakan syaraf.
f. g. Mobilitas abnormal
Adalah pergerakan yang terjadi pada bagian-bagian yang pada kondisi
normalnya tidak terjadi pergerakan. Ini terjadi pada fraktur tulang panjang.
g. h. Krepitasi
Merupakan rasa gemeretak yang terjadi jika bagian-bagaian tulang
digerakkan.
h. I. Defirmitas
Abnormalnya posisi dari tulang sebagai hasil dari kecelakaan atau trauma
dan pergerakan otot yang mendorong fragmen tulang ke posisi abnormal,
akan menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya.
i. j. Shock hipouolemik
j. Shock terjadi sebagai kompensasi jika terjadi perdarahan hebat.
k. K. Gambaran X-ray menentukan fraktur
Gambara ini akan menentukan lokasi dan tipe fraktur
5. Faktor Resiko
Cedera Traumatik :
a. cedera langsung
b. tidak langsung
Fraktur Patologik
Fraktur Spontan
Fraktur Degenarasi
6. Penatalaksanaan
. Fraktur terbuka
1. pembersihan luka
2. exici
3. hecting situasi
4. antibiotik
Pemeriksaan Fisik :
1. Inspeksi (look)
2. Palpasi (feel)
3. Gerakan (moving)
Pemeriksaan Penunjang :
Darah rutin,
Faktor pembekuan darah,
Golongan darah (terutama jika akan dilakukan tindakan operasi),
Urinalisa,
Kreatinin (trauma otot dapat meningkatkan beban kreatinin untuk kliren
ginjal).
3. Pemeriksaan arteriografi
• Penatalaksanaan umum
1. Fraktur biasanya menyertai trauma,penting thd pemeriksaan airway,breathing
n sirculation
2. Bila tak ada masalah lagi, lakukan anamnesa, dan pemeriksaan secara
terperinci
3. Waktu terjadinya kecelakaan penting ditanyaakan untuk mengetahui berapa
lama sampaidi RS, mengingat golden period (1-6 jam)
4. Bila > 6 jam, komplikasi infeksi semakin >, anamnesis dan pemeriksaafisis
secarasingkat, lengkap.
5. Lakukan foto radiologi, pemesangan bidai untuk menurunkan rasa sakit,dan
memepermudah prosess pembutan foto
Penatalaksaan Kedaruratan
• Penatalaksanaan lanjut
Prisip penatalaksaan ada 4 :
Pemasangan gips
Tepung gips terdiri dari garam kapur sulfat berupa bubuk halus berwarna
putih dan mempunyai sifat mudah menarik air (hygroskopis). Bila diberi air,
tepung gips akan membentuk semacam bubur yang beberapa saat kemudian
akan mengeras dengan mengeluarkan panas.
Untuk fiksasi luar patah tulang dipasang gips spalk atau gips sirkulair. Perban
gips spalk biasanya dipakai pada patah tulang tungkai bawah karena
biasanya akan terjadi oedema. Setelah edema menghilang baru diganti
dengan gips sirkulair.
Biasanya gips baru dibuka setelah terjadi kalus (bersambung), untuk lengan
memerlukan waktu 4 – 6 minggu sedangkan tungkai 6 – 10 minggu.Makin
muda umur pasien makin cepat penyembuhannya
Traksi
Traksi adalah usaha untuk menarik tulang yang patah untuk mempertahankan
keadaan reposisi secara umum traksi didapatkan dengan penempatan beban
berat sehingga arah tarikan segaris dengan sumbu panjang tulang fraktur.
Biasanya lebih disukai traksi rangka dengan dengan baja steril dimasukkan
melalui fragmen distal atau tulang yang lebih distal melalui pembedahan
dibanding dengan traksi kulit.
Callus yg diisi jar. Fibrosa dan kartilago makin lama makin mengeras karena
osteoblas è sebagian digantikan oleh tulang immatur / belum dewasaè
pergerakan tulang yg patah tidak terjadi lagi è pasien tidak nyeri saat tulang
digerakkan
• Usia
• Lokalisasi & konfigurasi fraktur
• Pergeseran awal fraktur
• Vaskularisasi pada kedua fragmen
• Reduksi & imobilisasi
• Ruangan diantara kedua fragmen serta interposisi oleh jaringan lunak
• Faktor adanya infeksi & keganasan lokal
• Cairan sinovial
• Gerakan aktif & pasif pada anggota gerak