You are on page 1of 41

D

I
S
U
S
U
N

Oleh :
 Chandra adi adsha
 INDAH PUJI ASTUTI
 Pranda RINATA
 Rora andesmara
 Trisna januarti

Program studi ilmu keperawatan


Stik bina husada
Palembang
2010

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

1
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
, karena berkat rahmat , ridho dan hidayah dari – Nya lah sehingga pada hari ini
kami dapatmenyelesaikan makalah kami . Tak lupa sholawat beriring salam
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW , yang telah membawa kita
semua ke zaman yang terang benderang seperti sekarang.

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari betul bahwa memang makalah ini belum sempurna


seutuhnya . Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
guna untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Terakhir pesan dari kami semoga makalah ini dapat dipahami dan
selanjutnya dapat di manfaatkan di bidang pendidikan dan dunia kerja , serta
bermanfaat untuk pembangunan kesehatan bangsa ini.

Palembang , 15 Desember
2010

Tim penyusun

DAFTAR PUSTAKA

2
KATA PENGANTAR........................................................................................I
DAFTAR ISI.......................................................................................................II

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian sistem perkemihan........................................................................3
2.2 Susunan sistem perkemihan...........................................................................5
2.3 Transpor urin dari ginjal melalui ureter dan masuk ke dalam
kandungan kemih...........................................................................................26

2.4 Pengisian kandung kemih dan tonus dinding kandung kemih :

Sistometrogram...............................................................................................27

2.5 Proses miksi (rangsangan berkemih ).............................................................27

2.6 Perangsangan atau penghambatan berkemih oleh otak.................................28

2.7 Urine ( air kemih )..........................................................................................29

2.8 Ciri – ciri urine normal...................................................................................33

ii

BAB III : PENUTUP


3.1 Kesimpulan.....................................................................................................34
3.2 Saran...............................................................................................................34

3
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................35

iii

BAB I
PENDAHULUAN

4
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia, seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk mempertahankan
homeostasis, yang berarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh lainnya bekerja
sama untuk mengatur suhu tubuh, keasaman darah, ketersediaan oksigen dan
variabel lainnya. Mengingat bahwa organisme hidup harus mengambil nutrisi dan
air, satu fungsi homeostatis penting adalah eliminasi, atau kemampuan untuk
mengeluarkan bahan kimia dan cairan, sehingga dapat menjaga keseimbangan
internal. Sistem kemih memainkan peran ekskretoris dan homeostatik penting.
Kelangsungan hidup dan berfungsinya sel secara normal bergantung pada
pemeliharaan kosentrasi garam, asam, dan elektrolit lain di lingkungan cairan
internal. Kelangsungan hiduop sel juga bergantung pada pengeluaran secara terus
menerus zat-zat sisa metabolism toksik dan dihasilkan oleh sel pada saat
melakukan berbagai reaksi semi kelangsungan hidupnya.
Traktus urinarius merupakan system yang terdiri dari organ-organ dan
struktur-struktur yang menyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh. Ginjal berperan
penting mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyak
konstituen plasma, terutama elektrolit dan air dan dengan mengeliminasi semua
zat sisa metabolisme.

Sistem urin adalah bagian penting dari tubuh manusia yang terutama
bertanggung jawab untuk menyeimbangkan air dan elektrolit tertentu seperti
kalium dan natrium, membantu mengatur tekanan darah dan melepaskan produk
limbah yang disebut urea dari darah.

5
Sistem kemih terdiri terutama pada ginjal, yang menyaring darah,
sedangkan ureter, yang bergerak urin dari ginjal ke kandung kemih, kandung
kemih, yang menyimpan urin, dan saluran kencing, urin keluar melalui tubuh.

Peran dari sistem urin dengan yang biasa bagi kebanyakan orang adalah
bahwa ekskresi; melalui air seni, manusia membebaskan diri dari air tambahan
dan bahan kimia dari aliran darah. . Aspek penting lain dari sistem urin adalah
kemampuannya untuk membedakan antara senyawa dalam darah yang bermanfaat
untuk tubuh dan harus dijaga, seperti gula, dan senyawa dalam darah yang
beracun dan harus dihilangkan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Ada beberapa hal yang akan di bahas dalam makalah iniadalah sebagai
berikut :
1.Jelaskan pengertian sistem perkemihan ?
2.Apa saja susunan system perkemihan ?
3.Bagaimana proses miksi ( rangsangan berkemih ) ?
4.Jelaskan tentang urine ?

1.3 TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menjawab semua
permasalahan yang ada pada rumusan masalah di atas.

BAB II
PEMBAHASAN

6
2.1 Pengertian Sistem Urinaria
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana
terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh
tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan
berupa urin (air kemih).

Sistem perkemihan atau biasa juga disebut Urinary System adalah suatu
system kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan
keseimbangan internal atau Homeostatis. Fungsi lainnya adalah untuk membuang
produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dan bayak fungsi lainnya yang
akan dijelaskan kemudian.

7
2.2 Susunan Sistem Perkemihan

8
Keterangan gambar :
1.Kemih sistem Manusia
2. Ginjal
3. pelvis ginjal
4. Ureter
5. kandung kemih
6. Uretra
7. Kelenjar adrenal
8. Renal artery and vein
9. Inferior vena cava
10. Abdominal aorta
11. Renal arteri dan vena
12. Hati
13. usus besar
14. Pelvis
1. Ginjal

9
Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium,
di depan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar transversus abdominalis,
kuadratus lumborum dan psoas mayor. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut
oleh bantalan lemak yang tebal. Disebelah posterior dilindungi oleh kosta dan
otot-otot yang meliputi kosta, sedangkan dianterior dilindungi oleh bantaan usus

10
yang tebal.
Pada orang dewasa ginjal panjangnya 12-13 cm, lebarnya 6 cm dan beratnya
antara 120-150 gram. Ukurannya tidak berbeda menurut bentuk dan ukuran tubuh.
95 % orang dewasa memiliki jarak antara katup ginjal antara 11-15 cm.
Perbedaan panjang dari kedua ginjal lebih dari 1,5 cm atau perubahan
bentuk merupakan tanda yang penting karena kebanyakan penyakit ginjal
dimanifestasikan dengan perubahan struktur. Permukaan anterior dan posterior
katup atas dan bawah serta pinggir lateral ginjal berbentuk konveks sedangkan
pinggir medialnya berbentuk konkaf karena adanya hilus.
Ada beberapa struktur yang masuk atau keluar dari ginjal melalui hilus
antara lain arteri dan vena renalis, saraf dan pembuluh getah bening. Ginjal
diliputi oleh suatu kapsula tribosa tipis mengkilat, yang beriktan longgar dengan
jaringan dibawahnya dan dapat dilepaskan dengan mudah dari permukaan ginjal.

11
a. Bagian – Bagian Ginjal
Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal
terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan
bagian rongga ginjal (pelvis renalis).

12
1. Kulit Ginjal (Korteks)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan
penyaringan darah yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini
banyak mengandung kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal
disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan
gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi
Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara
glomerolus dan simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk
kedalam simpai bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke
pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam
sumsum ginjal.

2. Sumsum Ginjal (Medula)


Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut
piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks
atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan
korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak
bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus
koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan
kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang
merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut
urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah
mengalami berbagai proses.

13
3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)

Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk


corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang
dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk
beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks
minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor,
urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam
kandung kemih (vesikula urinaria).

14
15
b. Fungsi Ginjal:
Ginjal berfungsi sebagai berikut :
1.Mengatur volume air ( cairan ) dalam tubuh .Kelebihan air dalam tubuh
akan dieksresikan oleh ginjal sebagai urine ( kemih ) yang encer dalam jumlah
besar, kekurangan air ( kelebihan keringat ) menyebabkan urine yang di eksresi
berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan
tubuh dapat dipertahankan relative normal.
2.Mengatur keseimbangan osmotic dan mempertahankan keseimbangan
ion yang optimal dalam plasma ( keseimbangan elektrolit ). Bila terjadi
pemasukan / pengeluaran yang abnormal ion –ion akibat pemasukan garam yang
berlebihan / penyakit perdarahan ( diare , muntah ) ginjal akan meningkatkan
eksresi ion – ion yangpenting ( mis. Na , K , Cl , Ca dan fosfat )

16
3.Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh bergantung pada apa
yang dimakan, campuran makanan menghasilkan urine yang bersifat agak asam ,
pH kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir metabolisme protein . Apabila
banyak makan sayur – sayuran , urine akan bersifat basa. pH urine bervariasi
antara 4 , 8 – 8,2 . Ginjal menyekreksi urine sesuai dengan perubahan pH darah.
4.Eksresi sisa hasil metabolisme ( ureum , asam urat , kreatinin ) zat – zat
toksik , obat – obatan , hasil metabolisme hemoglobin dan bahan kimia asing
(pestisida ).
5. Fungsi hormonal dan metabolisme . Ginjal menyekresi hormone renin
yang mempunyai peranan penting mengatur tekanan darah (system renin
angiotensin aldesteron ) membentuk eritropoiesis mempunyai peranan penting
untuk memproses pembentukan sel darah merah (eritropoiesis ).

Peredaran Darah dan Persyarafan Ginjal

17
Peredaran Darah
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai
percabangan arteria renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang
menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri akuata, arteria interlobularis
yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan yang
disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut dengan simpai
bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan kapilerdarah yang
meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena
kava inferior.

Aorta abdominalis → ginjal



Arteria renalis
↓ Arteri arkuata
↓↑
Arteria interlobaris → glomerulus → simpai bowmen → vena renalis → vena
kava inferior

Persyarafan Ginjal
Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf
inibarjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal
(kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal yang merupakan senuah kelenjar buntu
yang menghasilkan 2(dua) macam hormon yaitu hormone adrenalin dan hormn
kortison.
Persarafan ginjal : Ginjal mendapat persarafan dari fleksus renalis (vasomotor).

SUPLAI DARAH
- Arteri Renalis ð Percabangan Aorta Abdomen yang mensuplai masing-masing
ginjal dan masuk ke Hilus melalui cabang Anterior dan Posterior.
- Cabang Anterior dan Posterior Arteri Renalis membentuk Arteri-arteri

18
Interiobaris yang mengalir diantara Piramida Ginjal.
- Arteri Arkuarta ð Berasal dari Arteri Interlobaris pada area pertemuan antara
Korteks dan Medula.
- Arteri Interlobaris ð Merupakan percabangan arteri arkuarta di sudut kanan dan
melewati Korteks.
- Arteriol Aferen ð Berasal dari Arteri Interlobaris yang membentuk Glomerulus.
- Kapiler Peritubular ð Yang mengelilingi Tubulus Proksimal dan Distal untuk
memberi Nutrien pada Tubulus.
- Kapiler Peritubuler mengalir kedalam Vena Korteks yang kemudian membentuk
Vena Interlobaris.

19
NEFRON

Unit fungsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap ginjal mengandung 1-
1,5 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama.

Dapat dibedakan dua jenis nefron:

20
1. Nefron kortikalis yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian luar
dari korteks dengan lingkungan henle yang pendek dan tetap berada pada
korteks atau mengadakan penetrasi hanya sampai ke zona luar dari
medula.
2. Nefron juxtamedullaris yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada
bagian dalam dari korteks dekat dengan cortex-medulla dengan lengkung
henle yang panjang dan turun jauh ke dalam zona dalam dari medula,
sebelum berbalik dan kembali ke cortex.

Bagian-bagian nefron:

a.  Glomerolus

21
Suatu jaringan kapiler berbentuk bola yang berasal dari arteriol afferent
yang kemudian bersatu menuju arteriol efferent, Berfungsi sebagai tempat filtrasi
sebagian air dan zat yang terlarut dari darah yang melewatinya.

b. Kapsula Bowman

Bagian dari tubulus yang melingkupi glomerolus untuk mengumpulkan


cairan yang difiltrasi oleh kapiler glomerolus.

c. Tubulus, terbagi menjadi 3 yaitu:

1.Tubulus proksimal

Tubulus proksimal berfungsi mengadakan reabsorbsi bahan-bahan dari


cairan tubuli dan mensekresikan bahan-bahan ke dalam cairan tubuli.

2.Lengkung Henle

Lengkung henle membentuk lengkungan tajam berbentuk U. Terdiri dari


pars descendens yaitu bagian yang menurun terbenam dari korteks ke medula, dan
pars ascendens yaitu bagian yang naik kembali ke korteks. Bagian bawah dari
lengkung henle mempunyai dinding yang sangat tipis sehingga disebut segmen
tipis, sedangkan bagian atas yang lebih tebal disebut segmen tebal.

Lengkung henle berfungsi reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubulus dan


sekresi bahan-bahan ke dalam cairan tubulus. Selain itu, berperan penting dalam
mekanisme konsentrasi dan dilusi urin.

3.Tubulus distal

Berfungsi dalam reabsorbsi dan sekresi zat-zat tertentu.

d. Duktus pengumpul (duktus kolektifus)

22
Satu duktus pengumpul mungkin menerima cairan dari delapan nefron yang
berlainan. Setiap duktus pengumpul terbenam ke dalam medula untuk
mengosongkan cairan isinya (urin) ke dalam pelvis ginjal.

Ada 3 hormon utama yang diproduksi oleh ginjal, yaitu :

1. Renin – yaitu hormon yang terkait dengan tekanan darah.


2. Erythropoetin – yaitu hormon yang membantu pembuatan sel darah
merah. Penderita gagal ginjal biasanya kekurangan sel darah merah
(anemia) yang menyebabkan keletihan serta dapat merusak hati,
sehingga penderita biasanya membutuhkan injeksi erythropoetin.
3. Calcitriol – yaitu hormon yang membantu tubuh menyerap kalsium
pada makanan. Tanpa bantuan hormon tersebut, tubuh akan

23
mengambil kalsium dari tulang yang mana untuk jangka panjang hal
tersebut dapat menyebabkan penyakit tulang.

2. Ureter
Ureter adalah tabung/saluran yang menghubungkan ginjal dengan
kandung kemih. Ureter merupakan lanjutan pelvis renis, menuju distal &
bermuara pada vesica urinaria. Panjangnya 25 – 30 cm. Persarafan ureter oleh
plexus hypogastricus inferior T11- L2 melalui neuron² simpatis.
Terdiri dari dua bagian :
– pars abdominalis
– pars pelvina
Tiga tempat penyempitan pada ureter :
– uretero- pelvic junction
– tempat penyilangan ureter dengan vassa iliaca sama dengan flexura marginalis
– muara ureter ke dalam vesica urinaria

Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke


kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ±
0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak
dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5
menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih
(vesika urinaria).
Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh
ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk
ke dalam kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas

24
dan dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter
terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan
pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
Ureter pada laki – laki dan perempuan

Ureter pada pria terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh
duktus deferens dan dikelilingi oleh leksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan
oblique sepanjang 2 cm di dalam dinding vesika urinarai pada sudut lateral dari
trigonum vesika. Sewaktu menembus vesika urineria, dinding atas dan dinding
bawah ureter akan tertutup dan pada waktu vesika urinaria penuh akan
membentuk katup (valvula) dan mencegah pengambilan urine dan vesika urinaria.
Ureter pada wanita terdapat di belakang fossa ovarika dan berjalan ke
bagian medial ddan ke dapan bagian lateral serviks uteri bagian atas , vagina

25
untuk mencapai fundus vesika urinaria. Dalam perjalanannya, ureter didampingi
oleh arteri iterina sepanjang 2,5 cm dan sellanjutnya arteri ini menyilang ureter
dan mmenuju ke atas di antara lapisan ligamentum. Ureter mempuunyai 2 cm dari
sisi.
Pembuluh darah ureter:
a. Arteri renalis
b. Arteri spermatika interna
c. Arteri hipogastrika
d. Arteri vesikalis inferior
Persarafan Ureter
Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior,
fleksus spermatikus, dan pleksus pelvis sepertiga dari nervus vagus rantai eferens
dan nervus vagus rantai eferens dari nervus torakali ke-11 dan ke-12, nervus
lumbalis ke-1,dan nervuus vagus mempunyai rantai eferens untuk ureter .
3. Vesica Urinaria
Disebut juga bladder/ kandung kemih. Vesica urinaria merupakan
kantung berongga yang dapat diregangkan dasn volumenya dapat disesuaikan
dengan mengubah status kontraktil otot polos di dindingnya. Secara berkala urin
dikososngkan dari kandung kemih ke luar tubuh melalui ureter. Organ ini
mempunyai fungsi sebagai reservoir urine (200 - 400 cc). Dindingnya mempunyai
lapisan otot yang kuat. Letaknya di belakang os pubis. Bentuk bila penuh seperti
telur ( ovoid ). Apabila kosong seperti limas. Apex ( puncak ) vesica urinaria
terletak di belakang symphysis pubis.

26
Bagian Vesica Urinaria :
• Apex: Dihubungkan ke cranial oleh urachus (sisa kantong allantois ) sampai ke
umbilicus membentuk ligamentum vesico umbilicale mediale. Bagian ini tertutup
peritoneum dan berbatasan dengan ileum & colon sigmoideum
• Corpus
• Fundus
Vesica urinaria dipersarafi oleh cabang-cabang plexus hypogastricus inferior
yaitu:
• Serabut-serabut post ganglioner simpatis glandula para vertebralis L1-2.
• Serabut-serabut preganglioner parasimpatis N. S2,3,4 melalui N. splancnicus &
plexus hypogastricus inferior mencapai dinding vesica urinaria. Disini terjadi
sinapsis dengan serabut-serabut post ganglioner.
• Serabut-serabut sensoris visceral afferent: N. splancnicus menuju SSP
• Serabut-serabut afferen mengikuti serabut simpatis pada plexus hypogastricus
menuju medulla spinalis L1-2.

27
Fungsi vesica urinaria: (1) Sebagai tempat penyimpanan urine, dan (2)
mendorong urine keluar dari tubuh.

 PERSARAFAN KANDUNG KEMIH.

Persarafan utama kandung kemih ialah nervus pelvikus, yang berhubungan


dengan medulla spinalis melalui pleksus sakralis, terutama berhunbungan dengan
medulla spinalis segmen S2 dan S3. Berjalan melalui nervus pelvikus ini adalah
serat saraf motoik. Serat sensorik mendeteksi derajat regangan pada dinding
kandung kemih. Tanda – tanda regangan dari uretra posterior bersifat sangat kuat
dan terutama bertanggung jawab untuk mencetuskan refleks yang menyebabkan
kandung kemih.

Saraf motorik yang menjalar  dalam nervus pelvikus adalah serat para
simpatis. Serat ini berakhir pada sel ganglion yang terletak  dalam dinding
kandung kemih, saraf postganglion pendek kemudian mempersarafi otot detrusor.

Selain nervus pelvikus, terdapat dua tipe persarafan lain yang penting
untuk fungsi kandumg kemih. Yang terpenting adalah serat otot lurik yang

28
berjalan melalui nervus pudendal menuju sfingter eksternus kandung kemih, yang
mempersarafi dan mengontrol otot lurik pada sfingter. Selain itu kandung kemih
juga menerima saraf simpatis dari rangkaian simpatis  melalui nervus
hipogastrikus, terutama hubungan dengan segmen L2 medula spinalis. Serat
simpatis ini mungkin terutama merangsang pembuluh darah dan sedikit
mempengaruhi kontraksi kandung kemih. Beberapa serat saraf sensorik juga
berjalan melalui saraf simpatis dan mungkin penting dalam menimbulkan sensai
rasa penuh  dan pada beberapa keadaan rasa nyeri.

4. Urethra
Merupakan saluran keluar dari urin yang diekskresikan oleh tubuh
melalui ginjal, ureter, vesica urinaria.

Uretra adalah saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah
prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia
penis panjangnya ± 20 cm.

29
Uretra pada laki – laki terdiri dari :
1. Uretra Prostaria
2. Uretra membranosa
3. Uretra kavernosa

Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling
dalam), dan lapisan submukosa.
Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring
sedikit kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari
Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena
– vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita
terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya
sebagai saluran ekskresi.

30
2.3 Transpor urin dari ginjal melalui ureter dan masuk
ke dalam kandungan kemih

Urin yang keluar dari kandungan kemih mempunyai komposisi utama


yang sama dengan cairan yang keluar dari duktus koligentes; tidak ada perubahan
yang berarti pada komposisi urin tersebut sejak mengalir melalui kaliks renalis
dan ureter sampai kandung kemih.

Urin mengalir dari duktus koligentes masuk ke kaliks renalis,


meregangkan kaliks renalis dan meningkatkan aktivitas pacemakernya, yang
kemudian mencetuskan kontraksi peristaltik yang menyebar ke pelvis renalis dan
kemudian turun sepanjang ureter dangan demikian mendorong urin dari pelvis
renalis ke arah kandung kemih. Dinding ureter terdiri dari otot polos dan
dipersafari oleh saraf simpatis dan parasimpatis seperti juga neuron-neuron pada
pleksus intramular dan serat-saraf yang meluas diseluruh panjang ureter. Seperti
hanya otot polos pada organ viscera yang lain, kontraksi perislaltik pada ureter
ditingkatkan oleh perangsangan parasimpatis dan dihambat oleh perangsangan
simpatis.

Ureter memasuki kandung kemih menembus otot detrusor di daerah


trigonum kandung kemih. Normalnya ureter berjalan secara oblique sepanjang

31
beberapa sentimeter menembus kandung kemih. Tonus normal dari otot detrusor
pada dinding kandung kemih cenderung menekan ureter, dengan demikian
mencegah aliran balik urin dari kandung kemih waktu tekanan di kandung kemih.
Setiap gelombang peristaltic yang terjadi sepanjang ureter akan meningkatkan
tekanan dalam ureter sehingga bagian yang menembus kandung kemih membuka
dan memberi kesempatan kandung urin mengalir ke dalam kandung kemih.

Panjang ureter yang menembus kandung kemih kurang dari normal,


sehingga kontraksi kandung kemih tidak selalu menimbulkan penutupan ureter
secara sempurna. Akibatnya, sejumlah urin dalam kandung kemih terdorong
kembali ke dalam ureter ini disebut refluks vesikoureteral. Refluks semacam ini
dapat menyebabkan pembesaran ureter dan jika parah dapat meningkatkan
tekanan kaliks renalis dan struktur – struktur dan di medula renalis,
mengakibatkan kerusakan daerah ini.

2.4 Pengisian kandung kemih dan tonus dinding kandung


kemih : Sistometrogram

Perubahan tekanan intravesikular sewaktu kandung kemih terisi dengan urin.pada


saat tidak ada urin di dalam kandung kemih ,tekanan intravesikuler,sekitar 0,tetapi
setela terisi urin sebanyak 30 sampai 50 mililiter,tekanan meningkat menjadi
5sampai 10 sentimeter air.tambahan urin sebanyak 200 sampai 300 mililiter hanya
sedikit menambah peningkatan tekanan,nilai tekanan yang konstan ini di sebabkan
oleh tonus intrinsic pada dinding kandung kemih sendii.bila urin yang terkumpul
di dalam kandung kemih lebih banyak dari 300 sampai 400 mililiter,akan
menyebabkan peningkatan tekanan secara cepat.

Punak tekanan dapat meningkat hanya beberapa sentimeter air,atau mungkin


meningkat hingga lebih dari 100 sentimeter air.puncak tekanan ini disebut
gelombang mikturisi

32
2.5 Proses Miksi (Rangsangan Berkemih).
Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor
yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup
untuk merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek
kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi
spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi
pengosongan kandung kemih.

Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi


spinter interus dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis. Kontraksi
sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan
miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf – saraf yang menangani
kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.

Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi
inkontinensia urin (kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi
urine (kencing tertahan).
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar
dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk
relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna.
Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter
masuk kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan
menjadi lurus apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri
vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk
anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus
limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.

Jadi,reflex mikturisi merupakan sebuah sikus yang lengkap yang terdiri dari:

1. Kenaikan tekanan secara cepat dan progresif


2. Periode tekanan menetap

33
3. Kembalinya tekanan kandung kemih ke nilai tonus basal.

2.6 Perangsangan atau penghambatan berkemih oleh


otak.

Pusat – pusat ini antara lain:

1. Pusat perangsang dan penghambat kuat dalam batang otak, terutama


terletak di ponds, dan
2. beberapa pusat yang terletak korteks serebral yang terutama bekerja
penghambat tetapi dapat menjadi perangsang.

Refleks berkemih merupakan dasar penyebab terjadinya berkemih, tetapi pusat


yang lebih tinggi normalnya memegang peranan sebagai pengendali akhir dari
berkenmih sebangai berikut:

1. Pusat yang lebih tinggi menjaga secara parsial penghambatan refleks


berkemih kecuali jika peristiwa berkemih dikehendaki.
2. apusat yang lebih tinggi dapat mecegah berkemih, bahkan jika refleks
berkemih timbul, dengan membuat kontraksi tonik terus menerus pada
sfingter eksternus kandung kemih sampai mendapatkan waktu yang baik
untuk berkemih.
3. Jika tiba waktu berkemih, pusat kortikal dapat merangsang pusat berkemih
sacral untuk membantu untuk mencetuskan refleks berkemih dan dalam
waktu bersamaan menghambat sfingter eksternus kandung kemih sehingga
peristiwa berkemih dapat terjadi.

Berkemih di bawah keinginan biasanya tercetus dengan cara berikut: Pertama,


seseorang secara sadar mengkontraksikan otot – otot abdomennya,  yang
meningkatkan tekanan dalam kandung kemih dan mengakibatkan urin ekstra
memasuki leher kandung kemih dan uretra posterior di bawah tekanan, sehingga
meregangkan dindingnya.

34
2.7 Urine (Air Kemih)
Mikturisi ( berkemih ) merupakan refleks yang dapat dikendalikan dan
dapat ditahan oleh pusat persarafan yang lebih tinggi dari manusia. Gerakannya
oleh kontraksi otot abdominal yang menambah tekanan di dalam rongga dan
berbagai organ yang menekan kandung kemih membantu mengosongkannya.
Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tetapi berbeda sesuai dengan jumlah cairan
yang masuk. Warnanya bening oranye, pucat tanpa endapan, baunya tajam,
reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.

1. Sifat – sifat air kemih


- Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake)
cairan serta faktor lainnya.
- Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
- Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya.
- Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.
- Baerat jenis 1.015 – 1.020.
- Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur
menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).

2. Komposisi air kemih


Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan
oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses
urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam
darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana
komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju
kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme
(seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk
urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang
proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap

35
kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa
mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih
atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di
dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin
dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan
untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang
dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung
gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Komposisi air kemih :
- Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air
- Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan
kreatinin
- Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat
- Pigmen (bilirubin, urobilin)
- Toksin
- Hormon
3. Mekanisme Pembentukan Urine
Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk
120 – 125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat
terbentuk 150 – 180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang
akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali.

4. Tahap – tahap Pembentukan Urine


a. Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih
besar dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan
sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan
yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa,
air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginja.
b. Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida,

36
fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang
dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan
pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium
dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus
bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan
reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.
c. Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus
pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+,
Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya.
Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa
ke ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung
kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika
kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

37
2.8 Ciri-Ciri Urin Normal

1. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah
cairan yang masuk.

2. Warnanya bening oranye tanpa ada endapan.

3. Baunya tajam.

4. Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata

38
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem urinal (urinary tract) adalah sistem saluran dalam tubuh manusia,
meliputi ginjal dan saluran keluarnya yang berfungsi untuk membersihkan tubuh
dari zat-zatyang tidak diperlukan. Zat yang diolah oleh sistem ini selalu berupa
sesuatu yang larut dalam air.
Sistem ini terdiri dari sepasang ginjal (ren,kidney) dengan saluran keluar
urine berupa ureter dari setiap ginjal. Ureter itu bermuara pada sebuah kandung

39
kemih (urinary bladder, vesica urinaria) di perut bagian bawah di belakang
tulang kemaluan (pubic bone). Urine selanjutnya dialihkan keluar melalui sebuah
urethra.

3.2 Saran
Kepada yang membaca makalah sederhana ini, harapan kami semoga
dapat memahami betul sehingga penyakit – penyakit yang berhubungan dengan
system perkemihan ini dapat di hindari.

DAFTAR PUSTAKA

Pearce , Evelyn C.2006. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis .


Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Sander , Mochamad Aleq . 2004. Patologi Anatomi . Jakarta : Rajawali
Pers.
Sobotta.Atlas Anatomi Manusia Ed.1.Jakarta : EGC.
Syaifuddin . 2003 . Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan.
Jakarta : EGC.

40
Wibowo , Daniel S . 2005 . Anatomi Tubuh Manusia . Jakarta : Gramedia
Widiasarana Indonesia.
http://totonrofiunsri.wordpress.com/2009/01/28/anatomi-dan-fisiologi-
sistem-perkemihan/
http://nurad1k.blogspot.com/2010/02/anatomi-fisiologi-sistem-
perkemihan.html
http://bertousman.blogspot.com/2009/02/traktus-urinarius.html
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/02/tugas-kuliah-sistem-
perkemihan.html
http://zakirroshan.blogspot.com/2010/05/urinaria.html

41

You might also like