You are on page 1of 60

TUGAS ANATOMI

SISTEM PERSARAFAN

KELOMPOK

ANGGOTA :
1. EDO ANUGRAH HUTAMA
(09.14201.30.12)
2. KARTIKA ELFA WAHYUNI
(09.14201.30.25)
3. PENY KUSWITA
(09.14201.30.31)
4. RIRIN SEPTINOPALINDA
(09.14201.32.39)
5. SEPTIANA
(09.14201.30.44)

PRODI/ SMT/ KELAS : PSIK / III / A1


DOSEN PENJAB : DR. YULIANDI

1
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIK BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN 2010
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan karunia-Nya jualah maka penyusun dapat menyelesaikan tugas

anatomi ini tepat pada waktunya.

Dalam menyelesaikan tugas ini penyusun menyadari bahwa tidak terlepas

dari kelemahan dan kekurangan untuk itu penyususn akan menerima saran serta

kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempuran karya tulis

ini.

Dalam kesempatan ini juga penyusun mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu, sehingga tugas dapat terwujud. Kiranya Allah

SWT yang bisa membalas dan memberi rahmat serta karunia-Nya kepada kita

semua Amien.

Akhirnya penyusun mohon maaf bila dalam penyusunan karya tulis ini

terdapat banyak kesalahan dan kepada Allah penulis mohon ampun. Mudah-

mudahan karya tulis ini akan bermanfaat dalam rangka turut mengembangkan

ilmu pengetahuan dan ilmu pendidikan khususnya.

Palembang, Desember 2010

2
Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan jaringan saraf yang kompleks,
sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. System saraf
mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan
lingkungan sekitarnya. System tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan
aktivitas system-system tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka
terjalin komunikasi antara berbagai system tubuh hingga menyebabkan tubuh
berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam system inilah berasal segala
fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi, dan gerakan. Jadi,
kemampuan untuk dapat memahami, belajar, dan memberi respon terhadap suatu
rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari system saraf yang puncaknya
dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.

Anggapan bahwa tidak sulit untuk mempelajari bangun (struktur) dan faal
Susunan Saraf Pusat (SSP) adalah tidak berdasar sama sekali. Barangkali salah
satu alasan yang dapat diajukan untuk membantah anggapan tadi ialah, karena bila
dibandingkan dengan hal-hal tentang bagian tubuh lainnya, secara relatif belum
banyak tentang SSP yang sudah diketahui. Tetapi alasan yang lebih utama ialah,
karena perkembangan SSP manusia adalah yang paling sempurna bila
dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya.

3
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM PERSARAFAN

Salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerja sama yang rapih
dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh. Dengan pertolongan saraf kita
dapat menerima suatu rangsangan dari luar pengendalian pekerjaan otot.

2.1 Pembagian susunan saraf


Susunan Saraf pusat
1. Medula Spinalis
2. Otak
a. Otak besar
b. Otak kecil
c. Batang otak
Susunan saraf perifer
1. Susunan saraf somatic

4
2. Susunan saraf otonom
a. Susunan saraf simpatis
b. Susunan saraf parasimpatis
Susunan saraf somatic adalah susunan saraf yang mempunyai peranan spesifik
untuk mengatur aktivitas otot sadar atau serat lintang. Susunan saraf otonom
adalah susunan saraf yang mempunyai peranan penting memengaruhi pekerjaan
otot involunter (otot polos) seperti jantung, hati, pancreas, jalan pencernaan,
kelenjar dan lain-lain.

Pusat sel saraf (neuron) terdiri dari sebuah badan sel yang disebut perikarion,
berisi nucleus. Di dalam sitoplasma perikarion terdapat badan-badan yang disebut
substansia nissel. Dari perikarion keluar prosesus yang menghantarkan
rangsangan perikarion yang disebut dendrit, jumlahnya lebih banyak (lebih dari
satu). Prosesus yang menghantarkan rangsangan keluar dari perikarion disebut
akson. Jumlah akson biasanya hanya satu.

Simpai myelin yang berlekuk-lekuk disebut nodus ranvier di dalam saraf perifer.
Akson dan dendrit tergabung dalam berkas-berkas jaringan ikat disebut
endoneurium. Berkas ini tergabung menjadi berkas yang lebih besar disebut
epineurium. Apabila sebuah akson terputus maka bagian yang terputus
hubungannya dengan korion akan mengalami degenerasi, akson dan simpai
mielinnya akan berdegenerasi.

5
Sel saraf menurut jenis rangsangannya meliputi sel saraf (sel ganglion) dan
serabut saraf (neurit) atau akson. Sel saraf (neuron) besarnya bermacam-macam
dilihat dari geriginya satu, dua, dan banyak. Gerigi yang banyak bercabang
menghubungkan sel itu dengan sesamanya, gerigi ini disebut dendrite. Alat
penghubung disebut neuron. Serabut saraf (neurit) atau akson adalah bagian
utama serabut saraf, yang disebut sumbu toraks, dan di bagian tengah disebut juga
benang saraf. Sumbu saraf mempunyai benang saraf terdiri dari zat lemak,
dinamakan myelin. Sumbu toraks yang tidak mempunyai selaput kehilangan
keabu-abuan atau serabut saraf gaib (saraf sulung) sekeliling serabut saraf ini ada
selaput bening, disebut selaput Schwan.

2.2 Meningen

6
Meningen (selaput otak) adalah selaput yang membungkus otak dan sumsum
tulang belakang, melindungi struktur saraf halus yang membawa pembuluh darah
dan cairan sekresi (cairan serebrospinalis), memperkecil benturan atau getaran
yang terdiri dari tiga lapisan.

Dura mater (lapisan luar) adalah selaput keras pembungkus otak yang berasal dari
jaringan ikat tebal dan kuat. Di bagian tengkorak terdiri dari selaput tulang
tengkorak dan dura mater propia di bagian dalam. Di dalam kanalis vertebralis
kedua lapisan ini terpisah. Dura mater pada tempat tertentu mengandung rongga
yang mengalirkan darah vena dari otak. Rongga ini dinamakan sinus longitudinal
superior, terletak di antara kedua hemisfer otak.

7
Arakhnoid (lapisan tengah) merupakan selaput tipis yang terdapat pada
permukaan jaringan otak. Pia mater berhubungan arakhnoid melalui struktur-
struktur jaringan ikat yang disebut trabekel. Tepi darah dari flaks serebri.
Tentorium memisahkan serebri dengan serebelum.

Sistem ventrikel terdiri dari beberapa rongga dalam otak yang berhubungan satu
sama lainnya ke dalam rongga itu. Pleksus koroid mengalirkan cairan (liquor
serebrospinalis). Pleksus koroid dibentuk oleh jaringan pembuluh darah kapiler
otak tepi, bagian pia mater membelok ke dalam ventrikel dan menyalurkannya ke
serebrospinalis. Cairan serebrospinalis adalah hasil sekresi pleksus koroid. Cairan
ini bersifat alkali bening mirip plasma. Sirkulasi cairan serebrospinalis. Cairan ini
disalurkan oleh pleksus koroid ke dalam ventrikel yang ada dalam otak, kemudian
cairan masuk ke dalam kanalis sumsum tulang belakang dank e dalam ruang
subaraknoid melalui ventrikularis.

Setelah melintasi ruangan seluruh otak dan sumsum tulang belakang maka
kembali ke sirkulasi melalui granulasi arakhnoid pada sinus (sagitalis superior).
Perjalanan cairan serebrospinalis. Setelah meninggalkan ventrikel lateralis
(ventrikel I dan III) cairan otak dan sumsum tulang belakang menuju ventrikel III
melalui foramen monroi dan terus ke ventrikel IV melalui aquaduktus silvi cairan
dialirkan ke bagian medial foramen magendi selanjutnya ke sisterna magma dan
ke kanalis spinalis. Dari sisterna magma cairan akan membasahi bagian-bagian
dari otak. Selanjutnya, cairan ini akan diabsorpsi oleh vili-vili yang terdapat pada
arakhnoid. Cairan ini jumlahnya tidak tetap, biasanya berkisar antara 80-200 cm,
mempunyai reaksi alkalis. Komposisi cairan serebrospinalis terdiri dari air,
protein, glukosa, garam, dan sedikit limfosit, dan karbon dioksida.

Fungsi cairan serebrospinalis


1. Melembapkan otak dan medulla spinalis.
2. Melindungi alat-alat dalam medula spinalis dan otak dari tekanan
3. Melicinkan alat-alat dalam medulla spinalis dan otak

8
2.3 Otak
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat
komputer dari semua alat tubuh. Bagian dari saraf sentral yang terletak di dalam
rongga tengkorak (kranium) dibungkus oleh selaput otak yang kuat. Otak terletak
dalam rongga kranium (tengkorak) berkembang dari sebuah tabung yang
mulanya memperhatikan tiga gejala pembesaran otak awal.
a. Otak depan menjadi hemisfer serebri, korpus striatum, thalamus, serta
hipotalamus.
b. Otak tengah, tegmentum, krus serebrium, korpus kuadrigeminus.
c. Otak belakang, menjadi pons varoli, medulla oblongata, dan serebelum.

Fisura dan sulkus membagi hemisfer otak menjadi beberapa daerah. Korteks
serebri terlipat sacara tidak teratur. Lekukan di antara gulungan serebri disebut
sulkus. Sulkus yang paling dalam membentuk fisura longitudinalis dan lateralis.
Daerah atau lobus letaknya sesuai dengan tualang yang berada di atasnya (lobus
frontalis, temporalis, parietalis, dan oksipitalis).

Fisura longitudinalis merupakan celah dalam pada bidang medial lateralis


memisahkan lobus temporalis dari lobus frontalis sebelah anterior dan lobus
parietalis sebelah posterior. Sulkus sentralis memisahkan lobus parietalis sebelah
posterior. Sulkus sentralis juga memisahkan lobus frontalis dari lobus parietalis.

9
Serebrum
Serebrum (otak besar) merupakan bagian yang terluas dan terbesar dari otak,
berbentuk telur, mengisi penuh bagian depan atas rongga tengkorak. Masing-
masing disebut fosa kranialis anterior atas dan fosa cranial madia. Otak
mempunyai dua permukaan, permukaan atas dan permukaan bawah. Kedua
permukaan ini dilapisi oleh lapisan kelabu (zat kelabu) yaitu pada bagian korteks
serebral dan zat putih terdapat pada bagian dalam yang mengandung serabut saraf.

Pada otak besar ditemukan beberapa lobus yaitu:


1. Lobus frontalis, adalah bagian dari serebrum yang terletak di depan sulkus
sentralis.
2. Lobus parietalis, terdapat di depan sulkus sentralis dan dibelakang oleh
korako-oksipitalis.
3. Lobus temporalis, terdapat dibawah lateral dari fisura serebralis dan di
depan lobus oksipitalis.

10
4. Oksipitalis yang mengisi bagian belakang dari serebrum.

Korteks serebri selain dibagi dalam lobus dapat juga dibagi menurut fungsi dan
banyaknya area. Campbel membagi bentuk korteks serebri menjadi 20 area.
Secara umum korteks serebri dibagi menjadi empat bagian:
1. Korteks sensoris. Pusat sensasi umum primer suatu hemisfer serebri yang
mengurus bagian badan, luas daerah korteks yang menangani suatu alat
atau bagian tubuh bergantung pada fungsi alat yang bersangkutan. Di
samping itu juga korteks sensoris bagian fisura lateralis menangani bagian
tubuh bilateral lebih dominan.
2. Korteks asosiasi. Tiap indra manusia, korteks asosiasi sendiri merupakan
kemampuan otak manusia dalam bidang intelektual, ingatan, berpikir,
rangsangan yang diterima diolah dan disimpan serta dihubungkan dengan
daya yang lain. Bagian anterior lobus temporalis mempunyai hubungan
dengan fungsi luhur dan disebut psikokorteks.
3. Korteks motoris menerima impuls dari korteks sensoris, fungsi utamanya
adalah kontribusi pada traktur piramidalis yang mengatur bagian tubuh
kontralateral.
4. Korteks pre-frontal terletak pada lobus frontalis berhubungan dengan sikap
mental dan kepribadian.

11
Pusat bicara. Kemampuan berbicara/bahasa hanya terdapat pada manusia dan
mempunyai pusat pada temporalis dan lobus parietalis. Gangguan terhadap
hubungan antara korteks berbicara sensoris dan motoris maka akan timbul
gangguan kemampuan untuk berbicara spontan.

Ganglia basalis. Kumpulan badan-badan sel saraf di dalam diensefalon dan


mesensefalon yang berfungsi pada aktivitas motorik (menghambat tonus otot,
menentukan sikap), gerakan dasar yang terjadi otomatis seperti ekspresi wajah
dan lenggang lenggok waktu berjalan.

Subtansi putih terletak lebih dalam dan terdiri dari serabut saraf milik sel-sel
pada korteks. Pada hemisfer otak terdiri dari serabut saraf yang bergerak dari
korteks dan ke dalam korteks menyambung berbagai pusat pada otak dengan
sumsum tulang belakang.

Kapsula interna terbentuk oleh berkas-berkas serabut motorik dan sensorik


yang menyambung korteks selebri dengan batang otak dan sumsum tulang

12
belakang. Pada saat melintasi subtansi kelabu, berkas saraf ini berpadu satu
sama lain dengan erat.

Fungsi serebrum
1. Mengingat pengalaman yang lalu.
2. Pusat persarafan yang menangani, aktivitas mental, akal, intelegensi,
keinginan, dan memori.
3. Pusat menangis, buang air besar, dan buang air kecil.

Batang otak
Diensefalon ke atas berhubungan dengan serebrum dan medulla oblongata ke
bawah dengan medulla spinalis. Serebrum melekat pada batang otak di bagian
medulla oblongata. Pons varoli dan mesensefalon. Hubungan serebelum dengan
medulla oblongata disebut korpus retiformi, serebelum dengan pos varoli disebut
brakium pontis, dan serebelum dengan mesensefalon disebut brakium
konjungtiva.

Batang otak terdiri dari:


1. Diensefalon, ialah bagian otak yang paling rostral, dan tertanam di antara
ke-dua belahan otak besar (haemispherium cerebri). Diantara diensefalon
dan mesencephalon, batang otak membengkok hampir sembilah puluh
derajat kearah ventral. Kumpulan dari sel saraf yang terdapat di bagian
depan lobus temporalis terdapat kapsula interna dengan sudut menghadap
kesamping. Fungsi dari diensefalon:
a. Vasokonstriktor, mengecilkan pembuluh darah
b. Respiratori, membantu proses persarafan.
c. Mengontrol kegiatan refleks.
d. Membantu kerja jantung.
2. Mesensefalon, atap dari mesensefalon terdiri dari empat bagian yang
menonjol ke atas. Dua di sebelah atas disebut korpus kuadrigeminus
superior dan dua di sebelah bawah disebut korpus kuadrigeminus inferior.
Serat saraf okulomotorius berjalan ke ventral di bagian medial. Serat

13
nervus troklearis berjalan ke arah dorsal menyilang garis tengah ke sisi
lain. Fungsinya:
a. Membantu pergerakan mata dan mengangkat kelopak mata.
b. Memutar mata dan pusat pergerakan mata.
3. Pons varoli, brakium pontis yang menghubungkan mesensefalon dengan
pons varoli dengan serebelum, terletak di depan serebelum di antara otak
tengah dan medula oblongata. Disini terdapat premotoksid yang mengatur
gerakan pernapasan dan refleks. Fungsinya:
a. Penghubung antara kedua bagian serebelum dan juga antara medula
oblongata dengan serebelum atau otak besar.
b. Pusat saraf nervus trigeminus.
4. Medula oblongata merupakan bagian dari batang otak yang paling bawah
yang menghubungkan pons varoli dengan medula spinalis. Bagian bawah
medula oblongata merupakan persambungan medula spinalis ke atas,
bagian atas medula oblongata yang melebar disebut kanalis sentralis di
daerah tengah bagian ventral medula oblongata. Fungsi medula oblongata:
a. Mengontrol kerja jantung.
b. Mengecilkan pembuluh darah (vasokonstriktor).
c. Pusat pernapasan.
d. Mengontrol kegiatan refleks.

14
Serebelum
Serebelum (aotak kecil) terletak pada bagian bawah dan belakang tengkorak
dipisahkan dengan serebrum oleh fisura transversalis dibelakangi oleh pons varoli
dan di atas medula oblongata. Organ ini banyak menerima serabut aferen sensoris,
merupakan pusat koordinasi dan integrasi.

Bentuknya oval, bagian yang mengecil pada sentral disebut vermis dan bagian
yang melebar pada lateral disebut hemisfer. Serebelum berhubungan dengan
batang otak melalui pendunkulus serebri inferior (korpus retiformi) permukaan
luar serebelum berlipat-lipat menyerupai serebelum tetapi lipatannya lebih kecil
dan lebih teratur. Permukaan serebelum ini mengandung zat kelabu.

15
Korteks serebelum dibentuk oleh subtansia grisea, terdiri dari tiga lapisan yaitu
granular luar, lapisan purkinye, lapisan granular dalam. Serabut saraf yang masuk
dan yang keluar dari serebrum harus melewati serebelum.

2.4 Fisiologi Sistem Saraf


Sistem saraf mengatur kegiatan tubuh yang cepat seperti kontraksi otot, peristiwa
viseral yang berubah dengan cepat, menerima ribuan informasi dari berbagai
organ sensoris dan kemudian mengintegrasikannya untuk menentukan reaksi yang
harus dilakukan tubuh. Membran sel bekerja sebagai suatu sekat pemisah yang
amat efektif dan selektif antara cairan ektraselular dan cairan intraselular. Di
dalam ruangan ektraselular, di sekitar neuron, terdapat cairan dengan kadar ion
natrium dan klorida. Sedangkan dalam cairan intraselular terdapat kalium dan
protein yang lebih tinggi. Perbedaan komposisi dan kadar ion-ion di dalam dan di
luar sel mengakibatkan timbulnya suatu potensial listrik dan permukaan membran
neuron yang disebut potensial membran. Dalam keadaan istirahat cairan
ekstraselular adalah elektro-positif dan cairan intraselular adalah elektro-negatif

Gelombang depolarisasi
Suatu rangsangan pada membran neuron setempat mengakibatkan perubahan
permeabilitas membran sehingga ion-ion natrium dapat mengadakan difusi masuk
kedalam neuron (akson). Masuknya ion natrium yang bermuatan listrik positif ke
dalam neuron menyebabkan membran tersebut menjadi positif di dalam dan
negatif di luar. Demikian juga sebaliknya, peristiwa ini disebut depolarisasi. Serat
saraf dapat mengantarkan impuls saraf dalam satu arah yaitu kea rah tubuh sel
(dendrit) atau menjauhi tubuh sel neuron (akson) bergantung pada tempat
rangsangan.

Segera setelah gelombang depolarisasi melintasi serat saraf, cairan intersel akan
bermuatan positif karena sejumlah besar ion-ion natrium masuk ke dalam serat
saraf. Ion kalium masih bebas berdifusi keluar sel membawa muatan listrik positif
sehingga tercipta keseimbangan listrik elektronegatif sebelah dalam dan

16
elektropositif sebelah luar, proses ini disebut repolarisasi. Apabila suatu impuls
sedang berjalan melalui suatu serat saraf maka serat tersebut tidak dapat
mengantarkan impuls lain sebelum proses repolarisasi terjadi. Serat saraf
mengalami proses repolarisasi maka ion-ion natrium yang telah bergerak masuk
ke dalam dan ion-ion kalium yang telah mengadakan difusi ke luar mambran sel
harus kembali ke sisi membran sel asalnya. Pengeluaran ion-ion natrium
selanjutnya dari dalam ke luar membran sel dilaksanakan melalui suatu
mekanisme pompa natrium. Pengeluaran ion-ion natrium ini mengakibatkan
tertariknya ion-ion kalium ke dalam serat saraf (sel) kembali.
Sebagian besar sistem saraf berasal dari reseptor sensoris baik berupa reseptor
visual, reseptor auditorius, reseptor raba pada permukaan tubuh. Pengalaman
sensoris dapat menyebabkan suatu reaksi segera atau kenangan yang dapat
disimpan di dalam otak dalam waktu yang cukup lama dan dapat menentukan
reaksi tubuh di masa yang akan datang. Dapat menghantarkan informasi sensoris
dan reseptor pada seluruh permukaan tubuh dan struktur dalam tubuh. Informasi
ini memasuki sistem saraf melalui nervus spinalis dan disampaikan ke semua
segmen susunan saraf pusat.

Kegiatan ini secara bersama-sama disebut fungsi motorik. Sistem saraf melakukan
fungsi yang diperintah oleh isyarat saraf. Sistem saraf mengatur otot rangka
bekerja sejajar untuk mengontrol otot polos. Dan kelenjar merupakan susunan
saraf otonom yang diatur dari berbagai tingkat dalam susunan saraf pusat.
Masing-masing daerah mempunyai peranan khusus dalam mengatur gerakan
tubuh, untuk melakukan gerakan diatur oleh proses berpikir dari serebrum.

Fungsi serebelum
1. Arkhioserebelum (vestibuloserebelum), serabut aferen berasal dari telinga
dalam yang diteruskan oleh nervus VIII (auditorius) untuk keseimbangan
dan rangsangan pendengaran ke otak.
2. Paleaserebelum (spinoserebelum. Sebagai pusat penerima impuls dari
reseptor sensasi umum medula spinalis dan nervus vagus (N. trigeminus)

17
kelopak mata, rahang atas, dan bawah serta otot pengunyah.
3. Neoserebelum (pontoserebelum). Korteks serebelum menerima informasi
tentang gerakan yang sedang dan yang akan dikerjakan dan
mengaturgerakan sisi badan.

Pengolahan informasi
Informasi yang masuk sedemikian rupa sehingga terjadi reaksi motorik yang
tepat. Lebih dari 99% dari semua informasi sensoris terus dibuang Karena tidak
penting,

Tugas pokok sistem saraf


1. Kontraksi otot rangka seluruh tubuh
2. Kontraksi otot polos dalam organ internal.
3. Sekresi kelenjar eksokrin dan endokrin dalam tubuh.

Misalnya orang menyadari bagian tubuh yang bersentuhan dengan pakaian, tidak
menyadari tekanan pada tempat duduk ketika sedang duduk. Perhatian ditujukan
pada suatu objek khusus dalam lapangan penglihatan dan bunyi yang terus
menerus biasanya dipindahkan ke latar belakang. Bila informasi sensoris penting
telah dipilih, disalurkan ke dalam daerah motorik otak yang tepat untuk
menimbulkan reaksi yang diinginkan.
Peranan sinaps dalam mengolah informasi adalah sebagai tempat hubungan satu
neuron dengan neuron berikutnya untuk mengatur penghantaran isyarat dan
menentukan arah penyebaran isyarat saraf di dalam sistem saraf. Beberapa neuron
bereaksi terhadap perangsangan dengan sejumlah besar impuls sedangkan yang
lain bereaksi terhadap beberapa impuls saja. Sinaps melakukan suatu tindakan
selektif, sering menghambat isyarat lemah dan meneruskan isyarat kuat, tidak
menyalurkan isyarat ke berbagai arah tetapi hanya ke satu arah saja.

Penyimpanan informasi
Hanya berbagai kecil informasi sensoris penting yang menyebabkan reaksi
motorik segera. Sebagian besar sisa disimpan untuk mengatur kegiatan motorik di

18
masa yang akan datang dan digunakan dalam proses berpikir. Penyimpanan ini
terjadi dalam korteks serebri tetapi tidak semuanya karena daerah basal otak
medula spinalis dapat menyimpan sejumlah kecil informasi.

Penyimpanan informasi merupakan proses daya ingat dan fungsi sinaps, yaitu
setiap kali suatu saraf sensoris tertentu melalui serangkaian sinaps. Sinaps yang
bersangkutan menghantarkan isyarat yang sama pada kesempatan berikutnya,
proses ini disebut fasilitasi. Bila isyarat sensoris tersebut melalui sinaps-sinaps
berulang-ulang ia akan menjadi demikian terfasilitasi sehingga isyarat dari pusat
pengatur di otak menyebabkan hantaran impuls melalui rangkaian sinaps yang
sama.

Kita tidak dapat mengetahui dengan tepat mekanisme terjadinya fasilitasi sinaps
dalam proses daya ingat. Bila ingatan telah disimpan dalam sistem saraf akan
menjadi bagian dari mekanisme pengolahan, proses berpikir otak membandingkan
pengalamn sensoris baru dengan ingatan yang telah disimpan. Ingatan ini akan
membantu menyeleksi informasi sensoris baru yang penting dan menyalurkannya
ke dalam daerah penyimpanan yang sesuai untuk digunakan di kemudian hari atau
dalam daerah motorik untuk menimbulkan reaksi tubuh.

Tingkat utama sistem saraf


Sistem saraf manusia telah mewarisi sifat-sifat khusus dari setiap perkembangan
evolusi. Dari warisan ini terdapat tiga tingkat utama sistem saraf yang mempunyai
fungsi khusus.

Tingkat medula spinalis


Isyarat-isyarat sensoris yang dihantarkan melalui saraf spinalis dalam tiap segmen
medula spinalis dapat menimbulkan reaksi motorik setempat di dalam segmen
tubuh. Informasi diterima dari segmen-segmen yang berdekatan. Pada dasarnya
semua reaksi motorik medula spinalis bersifat otomatis sebagai reaksi terhadap
isyarat sensoris. Di samping itu terjadi pola reaksi khusus yang disebut refleks.

19
Jika sebuah otot tiba-tiba menjadi tegang, suatu reseptor saraf sensoris dalam otot
disebut berkas otot, menjadi teregang dan mengirim impuls saraf melalui sistem
saraf sensoris ke dalam medula spinalis. Serabut ini bersinaps langsung dengan
suatu neuron dalam kornu anterior substansia grisea medula spinalis. Motorik
neuron tersebut mengirim impuls kembali ke otot menyebabkan otot efektor
tersebut berkontraksi, kontraksi otot ini menimbulkan peregangan otot semula.
Refleks ini bekerja sebagai umpan balik dari suatu reseptor ke suatu efektor untuk
mencegah perubahan mendadak dalam panjang otot tersebut, proses ini disebut
refleks penarikan diri.

Tingkat otak lebih rendah


Hampir semua kegiatan bawah sadar tubuh diatur dalam daerah otak yang lebih
rendah.

2.5 Sinaps
Celah sinaps merupakan hubungan antara satu sel saraf dengan sel saraf yang lain
tempat terjadinya pemindahan impuls. Dalam susunan saraf pusat hanya ada
sinaps interneural biasa, disingkat sinaps. Hubungan antara neuron ini dijumpai
dalam berbagai bentuk keanekaragaman gelembung sinaps, morfologi membrane
dan hubungan antara membrane.

Hubungan sinaps
Sinaps interneuronal, hubungan kontak fungsional antara dua neuron.
Sinaps neuromuscular, hubungan kontak fungsional antara satu neuron dengan
satu sel otot atau satu serat otot
Sinaps neuroglandular, hubungan kontak antara satu neuron dengan satu
kelenjar.

20
Mekanisme penghantaran impuls sinaps.
Proses penghantaran secara kimiawi melibatkan serangkaian langkah-langkah:
pembentukan neurotransmitter, penyimpanan, pembebasan, reaksi dengan
reseptornya, dan penghentian pengaruhnya. Apabila hal ini terjadi pada suatu
sinaps listrik, hubungan antara sel post- dan presinaps sangat erat sehingga
potensial aksi dapat langsung memengaruhi membran sel postsinaps sehingga
potensial aksi dapat langsung terjadi.

Pada sinaps kimia hal ini tidak mungkin terjadi sebab antara sel presinaps dan
postsinaps terdapat celah yang besar sehingga tidak mungkin potensial aksi dari
presinaps dapat langsung menimbulkan potensial aksi postsinaps. Pada sinaps
kimia ini potensial aksi presinaps meningkatkan jumlah neurotransmitter yang
dilepas, hal ini akan memengaruhi membran sel postsinaps sehingga terjadi
potensial aksi hiperpolarisasi sel postsinaps.

Peran fungsional sinaps


Peranan untuk penghantaran dan modulasi impuls merupakan dasar bagi sejumlah
peristiwa yang dapat memengaruhi impuls-impuls yang melaluinya. Pada keadaan
fisiologik, setiap sinaps mengalami fluktuasi pada suatu saat tertentu. Misalnya,
beberapa sinaps dapat dilalui impuls-impuls sedangkan pada saat yang sama tidak
dapat melintasi sinaps. Pada setiap sinaps terjadi penghambatan impuls-impuls
saraf, menjalar dari satu bagian ke bagian susunan saraf pusat lain yang
bergantung pada jumlah sinaps dalam perjalanan tersebut.

2.6 Saraf otak


Susunan saraf terdapat pada bagian kepala yang keluar dari otak dan melewati
lubang yang terdapat pada tulang tengkorak, berhubungan erat dengan otot
pancaindra mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit. Di dalam kepala ada dua saraf
cranial. Beberapa di antaranya adalah serabut campuran gabungan saraf motorik
dan saraf sensorik tetapi ada yang terdiri dari saraf motorik saja atau hanya
sensorik saja (mis. Alat-alat pancaindra). Saraf kepala terdiri dari :

21
Nervus olfaktorius. Adalah serabut-serabut saraf yang menghubungkan
mukosa ruang hidung dan bulbus olfaktorius. Serabut-serabut tersebut merupakan
juluran sentral dari sel saraf bipolar di mukosa ruang hidung. Serabut-serabut itu
tak berselubung myelin, dan menyusun beberapa berkas saraf halus yang yang
menembus lamina kribrosa os etmoidalis untuk bersinaps di bulbus olfaktorius.
Sifatnya sensorik menyerupai hidung, membawa rangsangan aroma (bau-bauan)
dari rongga hidung ke otak. Saraf pembau yang keluar dari otak di bawah dahi,
disebut lobus olfaktorius. Kemudian saraf ini melalui lubang yang ada didalam
tulang tapis akan menuju rongga hidung selanjutnya menuju sel-sel pancaindra.

Nervus optikus. Sifatnya sensoris, mensarafi bola mata, membawa


rangsangan penglihatan ke otak. Serabut mata yang serabut-serabut sarafnya
keluar dari bukit IV dan pusat-pusat di dekat serabut-serabut tersebut, memiliki
tangkai otak dan membentuk saluran optic dan bertemu ditangkai hipofise serta
membentang sebagai saraf mata, serabut tersebut tidak semuanya bersilang.
Sebagian serabut saraf terletak disebelah sisi serabut yang berasal dari saluran
optic. Oleh sebab itu, serabut saraf yang datang dari sebelah kanan retina tiap-tiap
mata terdapat di sebelah kiri.

Nervus okulomotoris. Saraf ini bersifat motoris, mensarafi otot-otot orbital


(otot penggerak bola mata). Di dalam saraf ini terkandung serabut-serabut saraf
otonom (parasimpatis). Saraf penggerak mata keluar dari sebelah tangkai otak dan
menuju ke lekuk mata yang berfungsi mengangkat kelopak mata atas, selain itu
mempersarafi otot miring atas mata dan otot lurus sisi mata.

Nervus troklearis. Sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbital. Saraf


pemutar mata yang pusatnya terletak di belakang pusat saraf penggerak mata dan
saraf penggerak mata masuk ke dalam lekuk mata menuju orbital miring atas
mata.

22
Nervus trigeminus. Sifatnya majemuk (sensoris motoris), saraf ini
mempunyai tiga buah cabang. Fungsinya sebagai saraf kembar tiga, saraf ini
merupakan saraf otak terbesar yang mempunyai dua buah akar saraf besar yang
mengandung serabut saraf penggerak. Dan di ujung tulang belakang yang terkecil
mengandung serabut saraf penggerak. Di ujung tulang karang bagian perasa
membentuk sebuah ganglion yang dinamakan simpul saraf serta meninggalkan
rongga tengkorak.
1. Nervus oftalmikus : sifatnya sensorik, mensarafi kulit kepala bagian depan
kelopak mata atas, selaput lendir kelopak mata, dan bola mata.
2. Nervus maksilaris : sifatnya sensoris, mensarafi gigi-gigi atas, bibir atas,
palatum batang hidung rongga hidung dan sinus maksilaris.
3. Nervus mandibularis : sifatnya majemuk (sensori dan motoris). Serabut-
serabut motorisnya mensarafi otot-otot pengunyah. Serabut-serabut
sensorisnya mensarafi gigi bawah, kulit daerah temporal, dab dagu.
Serabut rongga mulut dan ludah dapat membawa rangsangan citarasa ke
otak.

Nervus abdusen. Sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbital. Fungsinya


sebagai saraf penggoyang sisi mata karena saraf ini keluar di sebelah bawah
jembatan pontis menembus selaput otak sela tursika. Sesudah sampai di lekuk
mata lalu menuju ke otot lurus sisi mata.

Nervus fasialis. Sifatnya majemuk (sensoris dan motoris), serabut-serabut


motorisnya mensarafi otot-otot lidah dan selaput lendir rongga mulut. Di dalam
saraf ini terdapat serabut-serabut saraf otonom (parasimpatis) untuk wajah dan
kulit kepala. Fungsinya sebagai mimik dan menghantarkan rasa pengecap. Saraf
ini keluar di sebelah belakang dan beriringan dengan saraf pendengar.

Nervus auditorius. Sifatnya sensoris, mensarafi alat pendengar, membawa


rangsangan dari pendengaran dan dari telinga ke otak. Fungsinya sebagai saraf
pendengar. Saraf ini mempunyai dua buah kumpulan serabut saraf yaitu rumah

23
keong (koklea), disebut akar tengah adalah saraf untuk mendengar dan pintu
halaman (vestibulum), disebut akar tengah adalah saraf untuk keseimbangan.

Nervus glosofaringeus. Sifatnya mejemuk (sensoris dan motoris), ia


mensarafi faring, tonsil, dan lidah. Saraf ini dapat membawa rangsangan citarasa
ke otak. Di dalamnya mengandung saraf-saraf otonom. Fungsinya sebagai saraf
lidah tekak karena saraf ini melewati lorong di antara tulang belakang dan karang.
Terdapat dua buah simpul saraf yang di atas sekali dinamakan ganglion jugularis
atau gangglion atas dan yang di bawah dinamakan ganglion petrosum atau
ganglion bawah. Saraf ini (saraf lidah tekak) berhubungan dengan nervus-nervus
fasialis dan saraf simpatis ranting 11 untuk ruang faring dan tekak

Nervus vagus. Sifatnya majemuk (sensoris dan motoris), mengandung


serabut-serabut saraf motorik, sensorik, parasimpatis faring, laring, paru-paru,
esophagus, gaster intestinum minor, kelenjar-kelenjar pencernaan dalam abdomen
dan lain-lain. Fungsinya sebagai saraf perasa. Saraf ini keluar dari sumsum
penyambung dan terdapat dibawah saraf lidah tekak.

Nervus asesorius. Sifatnya motoris dan mensarafi muskulus


sternokleidomastoid dan muskulus trapezius. Fungsinya sebagai saraf tambahan.
Terbagi atas dua bagian, bagian yang berasal dari otak dan bagian yang berasal
dari sumsum tulang belakang.

Nervus hipoglosus. Sifatnya motoris dan mensarafi otot-otot lidah.


Fungsinya sebagai saraf lidah. Saraf ini terdapat di dalam sumsum penyambung,
akhirnya bersatu dan melewati lubang yang terdapat di sisi foramen oksipital.
Saraf ini juga memberikan ranting-ranting pada otot yang melekat pada tulang
lidah dan otot lidah.

24
Uruta Nama Saraf Sifat Saraf Memberikan saraf untuk
n saraf dan fungsi
I Nervus olfaktorius Sensorik Hidung, sebagai alat
penciuman
II Nervus optikus Sensorik Bola mata, untuk
penglihatan
III Nervus Motorik Penggerak bola mata dan
okulomotoris mengangkat kelopak mata
IV Nervus troklearis Motorik Mata, memutar mata dan
penggerak bola mata
V Nervus trigeminus Motorik dan -
sensorik
N. Oftalmikus Motorik dan Kulit kepala dan kelopak
sensorik mata atas
N. Maksilaris Sensorik Rahang atas, palatum dan

25
hidung
N. Mandibularis Motorik dan Rahang bawah dan lidah
sensorik
VI Nervus abdusen Motorik Mata, penggoyang sisi mata
VII Nervus fasialis Motorik dan Otot lidah, menggerakkan
Sensorik lidah dan selaput lendir
rongga mulut
VIII Nervus auditorius Sensorik Telinga, rangsangan
pendengaran
IX Nervus vagus Sensorik dan Faring, tonsil, dan lidah,
motorik rangsangan citarasa
X Nervus vagus Sensorik dan Faring, laring, paru-paru
motorik dan esophagus
XI Nervus asesorius Motorik Leher, otot leher
XII Nervus hipoglosus Motorik Lidah, citarasa, dan otot
lidah

2.7 Medula Spinalis


Bagian susunan saraf pusat terletak di dalam kanalis vertebralis bersama
ganglion radiks posterior yang terdapat pada setiap foramen intervertebralis
terletak berpasangan kiri dan kanan. Oorgan ini mengurus persarafan tubuh,
anggota badan serta bagian kepala. Dimulai dari bagian bawah medulla oblongata
setinggi korpus vertebra servikalis I, memanjang sampai ke korpus vertebra
lumbalis I dan II.

26
Sama halnya dengan otak berada dalam sakus arakhnoid yang berisi cairan
otak, sakus arakhoid berakhir di dalam kanalis vertebralis dalam tulang sacrum.
Dalam medulla spinalis keluar 31 pasang saraf, terdiri dari :
Servikal : 8 pasang
Torakal : 12 pasang
Lumbal : 5 pasang
Sacral : 5 pasang
Koksigial : 1 pasang

27
Medulla spinalis mengandung zat putih dan zat kelabu yang mengecil pada
bagian atas menuju ke bagian bawah sampai servikal dan torakal. Pada bagian ini
terdapat pelebaran dari vertebra servikal IV sampai vertebra torakal II. Pada
daerah lumbal pelebaran ini semakin kecil di sebut konus medularis. Konus ini
berakhir pada vertebra lumbal I dan II. Akar saraf yang berasal dari lumbal
bersatu menembus foramen intervertebralis.
Penyebaran semua saraf medulla spinalis di mulai dari torakal I sampai lumbal
III, mempunyai cabang-cabang dalam saraf yang akan keluar membentuk pleksus
dan ini akan membentuk saraf tepi ( perifer ) terdiri dari :
1. Pleksus servikalis, di bentuk oleh cabang-cabang saraf servikalis anterior,
cabang ini bekerja sama dengan nervus vagus dan nervus asesorius
2. Pleksus brakialis, dibentuk oleh persatuan cabang-cabang anterior dari
saraf servikal 4 dan torakal 1, saraf terpenting nervus mediana. Nervus
ulnaris radialis mempersarafi anggota gerak atas.

28
3. Pleksus lumbalis,di buat oleh serabut saraf dalam torakal 12, saraf terbesar
yaitu nervus femoralis dan nervus obturator
4. Di bentuk oleh saraf dari lumbal dan sacral, saraf skiatik yang merupakan
saraf terbesar keluar mempersarafi otot anggota gerak bawah

Sumsum belakang dibungkus oleh tiga selaput yaitu dur meter (selaput luar),
arakhoid (selaput jaringan), dan pia meter (selaput dalam). Diantaranya dura
meter dan arakhoid terdapat lubang di sebut kandung dura meter.
Sumsum tulang belakang ada dua macam zat yaitu zat putih sebelah luar dan
zatkelabu sebelah dalam. Zat kelabu di bentuk oleh saraf(ganglio) berkatup
banyak. Didalamnyaterdapat jaringan penunjang (monoglia). Sebelah kiri-kanan
terdapat tiang depan (tanduk depan) dan tiang belakang (tanduk belakang).
Kanalis sentralis (saluran pusat) merupakan saluran sempit berhubungan dengan

Fungsi medulla spinalis


1. Pusat gerakan otot-otot tubuh terbesar di komu motorik dan komu
ventralis
2. Mengurus kegiatan reflex lutut,
3. Mengantarkan rangsangan koordinasi dan otot dan sendi ke sereblum.
4. Sebagai penghubung antar segmen medula spinalis.
5. Mengadakan komunikasi antara otak dan semua bagian tubuh

Lubang yang terdapat di tengah otak. Zat putih (tukal) terdapat di antara berkas
depan kiri dan kanan dari selaput benang saraf.
Akar saraf sumsum tulang dibentuk oleh akar depan dan akar belakang.
Akar depan berasal dari sel ganglion, di dalam tanduk depan masuk ke dalam alur
sisi depan. Akar belakang mulai dari simpul saraf sumsum belakang masuk ke
dalam alur sisi belakang.

29
2.8 Mekanisme Gerak Refleks
Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi secara
tiba-tiba di luar kesadaran kita. Refleks fleksor, penarikan kembali tangan secara
refleks dari rangsangan yang berbahaya , merupakan suatu reaksi perlindungan.

Refleks Ekstensor (polisinaps), rangsangan dari reseptor perifer yang mulai dari
fleksi pada anggota badan dan juga berkaitan dengan ekstensi anggota badan.
Gerak refleks merupakan begian dari mekanisme pertahanan pada tubuh dan
terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar. Misalnya, menutup mata pada saat
terkena debu.

Untuk terjadinya gerak refleks maka dibutuhkan struktur sebagai berikut: organ
sensorik yang menerima impuls misalnya kulit. Serabut saraf sensorik yang
menghantarkan impuls tersebut menuju sel-sel ganglion radiks posterior dan

30
selanjutnya serabut sel-sel akan meneruskan impuls-impuls menuju substansi pada
kornu posterior medula spinalis. Sumsum tulang belakang menghubungkan antara
impuls menuju kornu anterior medulla spinalis. Sel saraf motorik menerima
impuls dan menghantar impuls-impuls ini melalui serabut motorik. Organ motorik
melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh impuls saraf motorik.

Kegiatan system saraf pusat ditampilkan dalam bentuk kegiatan refleks. Dengan
kegiatan refleks dimungkinkan terjadinya hubungan kerja yang baik dan tepat
antara berbagai organ yang terdapat dalam tubuh manusia dan hubungan dengan
keadaan sekelilingnya. Refleks adalah respons yang tidak berubah terhadap
perangsangan yang terjadi di luar kehendak. Rangsangan ini merupakan reaksi
organisme terhadap perubahan lingkungan baik di dalam maupun di luar organism
yang melibatkan system saraf pusat dalam memberikan jembatan (respons)
terhadap rangsangan. Refleks dapat berupa peningkatan maupun penurunan
kegiatan, misalnya kontraksi atau relaksasi otot, kontraksi atau dilatasi
Penyebab timbulnya gerak refleks
1. Terkena benda yang panas
2. Tersentuh benda-benda yang panas
3. Karena suatu peristiwa
4. Terkena benda tajam

Pembuluh darah. Dengan adanya kegiatan refleks, tubuh mampu mengadakan


reaksi yang cepat terhadap berbagai perubahan di luar maupun di dalam tubuh di
sertai adaptasi terhadap perubahan tersebut. Dengan demikian seberapa besar
peran system saraf pusat dapat mengatur kehidupan organisme.

Lengkung refleks
Proses yang terjadi pada refleks melalui jalan tertentu disebut lengkung
refleks. Komponen-komponen yang dilalui refleks :
a. Reseptor rangsangan sensoris yang peka terhadap suatu rangsangan
misalnya kulit.

31
b. Neuron aferen (sensoris) yang dapat menghantarkan impuls menuju ke
susunan saraf pusat (medulla spinalis-batang otak)
c. Pusat saraf (pusat sinaps) tempat integrasi masuknya sensoris dan
dianalisis kembali ke neuron eferen.
d. Neuron eferen (motorik) menghantarkan impuls ke perifer.
e. Alat efektor merupakan tempat terjadinya reaksi yang di wakili oleh suatu
serat otot atau kelenjar

Reseptor adalah suatu struktur khusus yang peka terhadap suatu bentuk
energy tertentu dan dapat mengubah bentuk energy menjadi aksi-aksi potensial
listrik atau impuls-impuls saraf, efektor, percabangan akhir serat-serat eferen
(motorik) di dalam otot serat lintang, otot polos, dan kelenjar (alat efektor)
Refleks dapat di kelompokkan dalam berbagai tujuan, refleks dikelompokkan
berdasarkan :
A. Letak reseptor yang menerima rangsangan:
 Refleks ekstroseptif,timbul karena rangsangan pada reseptor
permukaan tubuh.
 Refleks interoreseptif (viseroreseptif),timbul karena rangsangan
pada alat-alat dalam atau pembuluh darah misalnya dinding
kandung kemih dan lambung
 Refleks proreseptif, timbul karena rangsangan pada reseptor otot
rangka, tendon, dan sendi untuk keseimbangan sikap.
B. Bagian saraf pusat yang terlibat :
 Refleks spinal, melibatkan neuron di medulla spinalis
 Refleks bulbar, melibatkan neuron di medulla oblongata
 Refleks kortikal, melibatkan neuron korteks serebri. Sering terjadi
refleks yang melibatkan berbagai bagian pada saraf pusat. Dengan
demikian pembagian di atas tidak dapat di gunakan

32
C. Jenis atau cirri jawaban
 Refleks motorik,efektornya berupa otot dengan jawaban berupa
relaksasi atau kontraksi otot.
 Refleks sekretorik, efektornya berupa kelenjar dengan jawaban
berupa peningkatan/ penurunan sekresi kelenjar
 Refleks vasomotor, efektornya berupa pembuluh darah dengan
jawaban berupa vasodilatasi/ vasokontriksi
D. Timbulnya refleks. Refleks telah timbul sejak lahir, ada juga muncul
setelah memenuhi persarafan yang di perlukan, dan refleks yang terakhir

di dapat selama mahluk berkembang berupa pengalaman hidup. Berdasarkan


hal tersabut di atas refleks dibagi dalam :
 Refleks tidak bersyarat, refleks yang di bawa sejak lahir, bersifat
mantap tidak pernah berubah, dan dapat ditimbulkan bila ada
rangsangan yang cocok misalnya mengisap jari pada bayi
 Refleks bersyarat didapat selama pertumbuhan berdasarkan
pengalaman hidup, memerlukan proses belajar. Mempunyai cirri-
ciri : bersifat individual (seseorang memiliki tetapi orang lain
belum tentu), tidak mantap (dapat di perkuat dan bias hilang),

33
dapat timbul oleh berbagai jenis rangsangan pada beberapa jenis
reseptor asal disusuli oleh ransangn bersyarat
E. Jumlah neuron yang terlibat
 Refleks monosinaps melalui satu sinaps dan dua neuron (satu
neuron aferen, satu neuron eferen) yang langsung berhubungan
pada saraf pusat. Contohnya refleks regang
 Refleks polisinaps melalui beberapa sinaps, terdapat beberapa
interneuron yang menghubungkan neuron aferen dengan neuron
aferen, semua refleks lebih dari satu sinaps kecuali refleks regang
otot

Waktu refleks
Penghantaran kegiatan sejak pemberian rangsangan pada reseptor
sampai timbul jawaban di efektor, atau masa pemberian rangsangan hingga timbul
jawaban. Waktu refleks ini ditentukan oleh perlambatan pusat yang dialami
terutama bila melalui sinaps, gangguan pada masing-masing bagian lengkung
refleks dapat memengaruhi waktu refleks.
Sering terjadi jawaban refleks terus berlangsung meskipun rangsangan
sudah lama dihentikan. Hal ini disebut lama refleks atau aksi ikutan refleks. Hal
ini karena adanya susunan hubungan neuron berupa rantai tertutup atau rantai
terbuka impuls yang berputar-putar antar-neuron tersebut, meskipun rangsangan
sudah dihentikan serat eferen terus mendapat rangsangan dari interneuron
sehingga menyebabkan jawaban refleks akan tetap terjadi.

Kekuatan refleks
Ditentukan oleh kekuatan rangsangan serta lama pemberian rangsangan.
Bila diberikan dengan kekuatan yang lebih besar maka lebih banyak reseptor yang
terlihat. Bila lebih banyak serta aferen yang meneruskan ke saraf pusat akan lebih
banyak saraf eferen terlihat meneruskan kegiatan ke efektor yang akan
mengakibatkan peningkatan jawaban efektor.

34
Saraf spinalis
Ada 31 pasang saraf sumsum belakang yang muncul dari segmen-
segmen medulla spinalis melalui dua akar yaitu akar anterior dan akar posterior.
Serabut saraf motorik membentuk akar anterior yang berpadu dengan serabut
saraf sensorik pada akar posterior bersama membentuk saraf spinalis
gabungan.penyatuan ini terjadi sebelum serabut saraf itu meliintasi foramen
intervertebralis, segera setelah itu membagi diri lagi menjadi serabut primer
anterior dan serabut primer posterior. Serabut primer posterior melayani kulit dan
otot punggung. Sedangkan serabut primer anterior membentuk berbagai cabang
yang menjadi pleksus saraf anggota gerak dan membentuk saraf interkostalis pada
daerah toraks.

Jalur saraf motorik


Impuls berjalan dari korteks serebri menuju sumsum belakang melalui
jalur traktus serebrospinalis atau traktus piramidalis. Neuron pertama yaitu neuron
motorik atas memiliki baadan sel dalam daerah prerolandi pada korteks serebri.
Serabut-serabutnya berpadu erat pada saat melintasi antara nucleus kaudatus dan
lentiformis dalam kapsula interna. Neuron motorik bawah yang bermula sebagai
badan sel dalam kornu anterior sumsum tulang belakang keluar dan masuk ke akar
anterior saraf spinalis lalu didistribusikan ke perifer dan berakhir pada organ
motorik.

Fisiologi pengaturan motorik


Kegiatan motorik bawah sadar yang di integrasikan dalam medulla
spinalis dan batang otak terutama betanggung jawab untuk daya gerakan. Gerakan
volunteer sederhana atau kompleks dapat di laksanakan oleh struktur motor di
otak besar terutama area korteks di depan sulkus sentralis.

Jika seorang menderita kecelakaan trauma berat pada korda spinalis maka
terliat gangguan kendali motorik otot yang diinervasi oleh segmen saraf di tempat
yang mengalami kerusakan : kehilangan kemampuan menggerakaan anggota

35
tubuh atas dan bawah secara volunteer, meskipun gerak kepala lidah dan mata
masih di kendalikan oleh saraf cranial dan batang otak.

Puncak peranan dari system saraf adalah pengendalian berbagai aktivitas


tubuh. Kemampuan ini dapaat dicapai melalui pengendalian :
a. Kontraksi otot rangka seluruh tubuh
b. Kontraksi otot polos visceral
c. Sekresi kelenjar eksokrin dan endokrin

Seluruh aktivitas pengendalian ini disebut fungsi motorik system saraf. Sedangkan
otot dan kelenjar adalah efektor karena ia melakukan fungsi yang di tetapkan oleh
isyarat saraf.

36
Korteks motorik primer. Perkiraan otak manusia memperlihatkan titik-titik
di dalam korteks motorik primer yang menyebabkan kontraksi otot didalam
berbagai bagian tubuh bila di rangsang. Rangsangan korteks motorik paling lateral
menyebabkan kontraksi otot yang berhubungan dengan gerakan
menelan,mengunyah, dan gerakan-gerakn wajah. Perangsangan bagian tengah
garis korteks motorik membengkok kedalam fisura longitudinal menyebabkan
kontraksi tungkai,kaki, dan jari kaki.

Korteks motorik asosiasi ( premotorik ). Korteks ini terletak tepat di


depan korteks motorik primer yang bertugas membuat program gerakan volunteer
kompleks, mengaktifkan otot-otot yang di perlukan untuk gerakan. Rangsangan
listrik pada kortek serebri di depan korteks motorik primer menimbulkan
kontraksi kompleks dari kelempok otot atau gerakan berirama seperti mengayun
tungkai ke depan dank e belakang, gerakan mata berkoordinasi, gerakan
mengunyah, menelan dan posisi sikap
Korteks premotorik melukiskan kemampuan khusus mengatur gerakan
terkoordinasi yang meliputi banyak otot secara serentak. Hal ini terjadi karena :
a. Mempunyai hubungan nuron subkortikal yang panjang dengan daerah
asosiasi sensoris lobus pariental
b. Mempunyai hubungan subskortikal langsung dengan korteks motorik
primer.
c. Berhubungan dengan daerah-daerah dalam thalamus yang bersebelahan
dengan daerah talamikus, berhubungan dengan korteks motorik primer.
d. Daerah primotorik mempunyai banyak hubungan langsung dengan ganglia
basalis

Daerah broca dan bicara


Tepat bagian depan korteks motorik primer bagian atas visura silvii ada suatu
daerah pembentukan kata yang di namakan broca. Kerusakan daerah ini orang
tidak bias mengucapkan seluruh kata. Daerah ini berhubungan erat dengan fungsi

37
pernapasan sehingga pita suara di giatkan tidak serentak mulut dan lidah selama
bicara.

Daerah anterior korteks motorik primer dapat menimbulkan gerakan-gerakan


terkoordinasi yang kompleks seperti bicara,gerakan mata, gerakan kepala,dan
keterampilan tangan. Semua daerah ini berhubungan erat dalam korteks motorik
primer, thalamus, dan ganglia basalis. Gerakan terkoordinasi yang kompleks di
sebabkan oleh suatu usaha kerjja sama semu struktur.

Efek lesi dalam korteks motorik


Korteks motorik sering rusak akibat kelainan umum yang di sebabkan stroke-
hilangnya suplai darah ke korteks. Korteks motorik memberikan jaras-jaras yang
turun ke medulla spinalis melalui traktus piramidalis dan traktus
ekstrapiramidalis. Kedua traaktus ini mempunyai efek yang berlawanan atas tonus
otot tubuh. Traktus piramidalis menyebabkan fasilitasi kontinu meningkatkan
tonus otot seluruh tubuh dan system ektrapiramdalis mengirim isyarat inhibisi
melalui ganglia basalis dan formasioretikularis batang otak dengan akibat inhibisi
kegiatan otot.

Kegiatan yang berhubungan dengan broca


Gerakan mata volunter : tepat di atas daerah broca suatu tempat yang
mengatur gerakan mata
Daerah rotasi kepala : dalam daerah premotorik rangsangan motorik
menimbulkan rotsai kepala behunungan dengan
gerakan mata pengarahan kepala ke berbagai
benda
Daerah keterampilan mata : dalam daerah frontalis anterior korteks untuk
pergerakan tangan dan jari
Bila korteks motorik rusak, keseimbangan diantara efek yang bertentangan ini
dapat berubah. Hilangnya inhibisi ekstrapiramidalis menimbulkan spasme otot
(kejang otot). Jika lesi (gangguan fungsi) mengenal ganglia basalis dan korteks

38
motorik, spasme lebih hebat karena ganglia basalis bias memberikan inhibisi
tambahan yang sangat kuat pada system pengaturan sikap formasioretikularis
sehingga spasme sangat kuat terjadi otot-otot sisi tubuh yang berlawanan.

Fungsi motorik ganglia basalis


Ganglia basalis merupakan bagian yang terpisah dari system motorik,
disebut ektrapiraamidal yang bertugas mengendalikan gerakan motorik kasar dan
tidak trampil. Peran ganglia basalis akan lebih jelas jika ada kerusakan atau
gangguan.
Kendali motorik gerakan volunteer kasar misalnya gerakan selama
berdiri, berjalan, lambaian tangan dan kaki. Kendali ini dilakukan dengan
mengubah tegangan otot danaktivitas umoan balik kinestetik, fungsi lainnya
memulai gerakan motorik volunteer saat di komando.

fungsi motorik sereblum


Sereblum sangat penting untuk mengatur kegiatan otot yang sangat cepat
seperti berlari, mengetik, main piano, dan berbicara. Sereblum membandingkan
status fisik sebenarnya dari tubuh yang dilukiskan oleh informasi sensoris dengan
status yang dimaksud oleh system motorik. Membuat koreksi utama dengan
sangat cepat selama rangkaian gerakan motorik. Sistem masukan ke sereblum
bekerja dengan cepat dan system pengeluaran memberikan informasi sama
cepatnya ke dalam system motorik untuk memberikan koreksi pada isyarat
motorik.

Jalur saraf sensorik


Impuls saraf sensorik bergerak melintasi traktus asendens terdiri dari tiga neuron :
1. Neuron yang paling tepi memiliki badan sel dalam ganglion sensorik. Pada
ekor posterior sebuah saraf spinalis,cabang sebuah dendrite bergerak
menuju perifer dan berakhir dalm sebuah organ sensorik,misalnya kulit.
Sementara akson yang merupakan cabangnya yang lain masuk ke dalam

39
sumsum tulang belakang, selanjutnya naik menuju kolumna anterior dan
berakhir pada sekeliling nucleus dalam medulla oblongata.
2. Sel neuron yang kedua timbul dalam nucleus tersebut melintasi garis
tengah dengan cara yang sama seperti jalur motorik desendens untuk
membentuk dekusatio. Sensorik naik melalui pons varoli dan diensefalon
guna mencapai thalamus.
3. Neuron yang ketiga (terakhir), bermula dalam thalamus, bergerak melalui
kapsula interna untuk mencapai daerah sensorik korteks serebri. Traktus
asendens menghantarkan impuls, sentuhan kedudukan sendi-sendi dan
getaran sementara yang lainnya menghantarkan impuls sentuhan rasa sakit
dan suhu.

Saraf sensorik tepi akan menghantarkan beberapa impuls aferen untuk


ditafsirkan olehh daerah sensorik dalm korteks serebri sebai sentuhan rasa sakit,
gatal, suhu, rasa panas dan dingin yang berasal dari struktur tepi. Sementara
impuls aferen lain timbul dari struktur yang lebih dalam sebagai rasa sakit,
tekanan, dan sebagainya.

Jalur persarafan sensoris


Pada umunnya perjalanan impuls dari impuls zari perifer sampai kepusat
melalui tiga neuron . pasangan reseptor menimbulkan pontensial aksi pada neuron
I, kemudian bersinaps dengan II, mendulla spinalis , mendula oblongata atau
daerah otak , jalur kedua bernipas dengan neuron III di nuklei talamus dan neuron
III berakhir di korteks serebri.
Jalur somatosensoris (rasa somntik)dihantarkan oleh dua sistem :
a. Spinotalamikus . menyalurkan impuls sensorik dari kulit (supersial)
 Jaras spinotalkus, menyalurkan impuls sensorik dari kulit
(superfisial). Bersinaps ke kornu posterior kemudian
menyebarang ke kontralateral masuk ke trakus spinotalakus
ventaralis. Neuron II bernipas dengan neuron II di neuklos

40
ventrapostero-lateral , talamus berakhir didaerah 1,2,3
brodman.
 Jaras spinatalmikus lateralis menyalurkan rasa sakit dan suhu.
Neuron I bernipas di subtansi gelatinosa. Neuron II
menyebarang kesisi kontralateral dan masuk ke traktus
spinotalamikus lateralis bernipas dengan neuron III di nuklei ,
ventropostero-lateral talamus berakhir didaerah area 1,2,3
brodman.
b. Sistem kolurma dorsalis menyalurkan impuls sensorik motorik bagian
dalam dari otot dan tendo, menyalurkan rasa somatik berupa rasa gerak
,sikap ,diskriminasi dua titik dan getaran . terdiri dari dua sistem yaitu:
 Fasikulas grasilis: aferan asuk melalui segmen sakral dan
lumbal membawa impuls dari tubuh dan ekstermitas bagian
bawah. Neuron I besinaps dengan neuron II didaerah medula
oblongata . kemudian neuron II meyebrang kesisi kontelateral
dan berjalan kedalam lemmedialis, neuron II dineuklos
ventrolateral talamus bersinaps dengan neuron III berakhir
pada area 3,1,2 brodmann.
 Fasikulus guneatus : aferen masuk melalui segmen torakal dan
servikal . neuron I bersinaps dengan neuron II dimedula
oblongata . neuron kedua menyebrang ke sisi kontraletaral
berjalan dalam lemnikus medialis selanjutnya sama dengan
fasikulus grasilis.

Adaptasi reseptor
Suatu sifat khusus dari semua reseptor sensoris dapat beradaptasi sebagaian
/keselurahan terhadap rangasang . bila suatu rangsang sensoris kontinu bekerja,
pertama reseptor beraksi pada suatu kecepatan impuls yang sabgat tinggi
kemudian secra progresif makin lambat sampai tidak beraksi lagi . sebagai
adaptasi disebabakan oleh penyesuaian kembali didalam stuktur reseptor sendiri
dan sebagaian akibat penyesuaian diri dalam serabut saraf terminal.

41
Reseptor yang beradapatasi buruk perlahan buruk terus menerus mengirim impuls
keotak selama berjam jam , disebut reseptor tonik , jika intensitas rangsanag tetap
konstan keadaan tubuh selalu berubah dan tidak pernah mencapai suatu keadaan
aaptasi yang sempurna. Reseptor beradaptasi cepat tidak dapat digunakan
untukmengirim suatu isyarat kontinu karena reseptor hanya terangsang unuk
waktu singkat telah kekuatan rangsang berubah.

Tekanan tiba tiba yabg bekerja pada kuluit merangsang reseptor beberapa
milidetik kemudian eksentinya berakhir meskipun tekana tersebut terus bekerja.
Perubahan epat dalam tekana pada tubuh tetapi tidak berguna dalam mengirim
informasi mengenai tekanan konstan yang bekerja pada tubuh.

Interprestasi psikis kekuatan rangsang


Tujuan akhir perangsangan sensoris adalah untuk menafsirkan jiwa, keadaan
tubuh dan sekitarnya . misalnya , sistem audiotoris dapat mendeteksi bisikan
paling lemah tetapi dapat jarak jauh . mata dapat melihat bayangan visual dengan
intensitas cahaya yang bervariasi dan mendeteksi perbedaan tekanan , hubungan
pontensial reseptor yang ihasilkan oleh korpuskulus pacini dengan kekuatan
impuls.

Plekus Saraf Utama


Serabut saraf primer anterior pada saraf spinalis tersusun dalam empat jalinan
plekus dibentuk oleh empat servikal pertama letaknya dalam leher dibawah otot
sternomastoid. Dari sini timbul cabang yang berfungsi untuk mempersarafi
bebrapa otot leher , saraf frenikus yang mempersarafi beberapa otot leher , sarafi
diafgrama.plekus lumbosakaralis menyalurkan saraf yang utama untuk anggota
gerak bawah . plekus sakralis terdiri saraf lumbal ke-4 dan ke-5 dan saraf sakralis
yang berhubungan untuk membentuk nerus isiadikus yang besar , masuk kedalam
paha melalui celah dan lateralis ; mempersarafi otot sebelah belakang paha dan
depan bawah lutut . pleksus lumbalis berasal dari keempat saraf lumbal yang

42
pertama terletak dalam otot . plekus ini menyalurkan nervus femoralis yang
bergerak ke bawah ligamentum ingualis melalui segitga karpal mensarafi otot
sebelah depan paha dan nervus obturatorius masuk kedalam otot paha melalui
foramen obsturatum untuk mempersrafi disebelah dalam.

43
Saraf Ekstermitas Atas

Pleksus brakialis terdapat diatas rongga toraks , merupakan saraf saraf segmen
servikal IV hingga toraks I membentuk jala saraf yang mempersarafi lengan .
sarafservikal membentuk nervus medianus , mensarafi antara lain otot fleksor
lengan bawah yang berfungsi mengetulkan lengan dan jari. Cabang sensoris
nervus medianus mempersarafi kulit tampak mulai dari ibu jari sampai tangan
setengah bagian radial jari ke-4

Saraf servikal IV dan torakal I membentuk nervus ulnaris mempersarafi otot


tangan didaerah hipotenar (telapak tangan)dari jari ke-5 dan setengah bagian ulna
jari manis.

Saraf servikal V dan VI bagian dorsal membentuk nervus aksilaris yang


mempersarafi muskluss deltoid , saraf servikal V dan VII membentuk nervus
radialis yang mempersarafi otot otot ekstensor , kulit lengan dan tengah bagian
dorsal.

44
45
Saraf Ekstermitas Bawah
plekus lumbosarkalis , sraf saraf spinal hingga sakral V membentuk jala saraf
yang mensarafi tungkai jala, tersusun dalam dua bagian dorsal yang lebih ventral.
Saraf lumbal I dan II membentuk nervus genitofemoralis yang mengurus
persarafan kulit daerah genital dan paha atas bagian medial . saraf lumbal II-IV
bagian ventral membentuk nervus obturatoris yang mensarafi otot obturatori dan
abdukator paha, bagian sensoris mengurus sendi paha.

Saraf lumbal II-IV bagian dorsal membentuk nervus femoralis mensarafi


muskulus quadriceps femoris . lumbal II dan III bagian dorsal juga membentuk
saraf quadratus femoralis lateralis yang mensarafi kulit paha bagian lateral . saraf
lumbal IV-sakral III bagian ventral membentuk nervus tibialis . saraf lumbal IV
sacral bagian III bagian dorsal bersatu menjadi nervus peroneus atau fibularis
komunis .

Nervus tibialis nervus peroneus komunis menjadi satu bentuk nervus iskiadikus.
Saraf ini baru terpisah baru setinggi lutut . nervus tibialis mensarafi otot otot
fleksor ditungkai bawah kulit didaerah ini dan kulit didaerah telapak kaki. Nervus
fibularis kamunis (n. peroneus komunis) , bercabang tiga yaitu:
1. Nervus fibularis superfisialis mensarafi otot ekstensor ditungkai bawah
yang berfungsi mengentulkan kaki kearah dorsal , cabang sensoris
mempersarafi kulit tungkai .
2. Nervus fibularis profundus fungsinnya sama dengan nervus fibularis
superfisisalis.
3. Nervus rekurens artikularis mempersarafi sendi lutut.

46
2.9 Saraf Otonom

Saraf – saraf yang bekerjanya tidak dapat disadari dan bekerja secara
otomatis. Oleh karena itu, disebut juga saraf tak sadar. Susunan saraf motorik
yang mensarafi organ visceral umum, mengatur, menyelaraskan, dan
mengoordinasikan aktivitas visceral vital termasuk pencernaan, suhu badan,
tekanan darah, dan segi perilaku emosionil lainnya.
Sistem saraf otonom bergantung pada system saraf pusat dan antara
keduanya dihubungkan oleh urat- urat saraf eferen dan saraf eferen ini seolah –

47
olah berfungsi sebagai system saraf pusat. Saraf otonom terutama berkenaan
dengan organ – organ dalam. Menurut fungsinya susunan saraf otonom terdiri
dari 2 bagian.

48
49
50
Saraf Simpatis

Saraf ini terletak di depan kolumna vertebra dan berhubungan dengan sumsum
tulang belakang melalui serabut – serabut saraf. Sistem simpatis terdiri dari 3
bagian, yaitu :
1. Kornu anterior segmen torakalis ke – 1 sampai ke-12 dan segmen lumbalis
1-3 terdapat nucleus vegetative yang berisi kumpulan – kumpulan sel saraf
simpatis. Sel saraf simpatis ini mempunyai serabut – serabut preganglion
yang keluar dari kornu anterior bersama- sama dengan radiks anterior dan
nucleus spinalis. Setelah keluar dari foramen intervertebralis, serabut –
serabut preganglion ini segera memusnahkan diri dari nucleus spinalis dan

51
masuk ke trunkus simpatikus serabut. Serabut preganglion ini membentuk
sinap terhadap sel – sel simpatis yang ada dalam trunkus simpatikus.
Tetapi ada pula serabut – serabut preganglion setelah berada di dalam
trunkus simpatikus terus keluar lagi dengan terlebih dahulu membentuk
sinaps menuju ganglion – ganglion / pleksus simpatikus.

2. Trunkus simpatikus beserta cabang – cabangnya. Di sebelah kiri dan


kanan vertebra terdapat barisan ganglion saraf simpatikus yang membujur
di sepanjang vertebra. Barisan ganglion – ganglion saraf simpatikus ini
disebut trunkus simpatikus. Ganglion – ganglion ini berisi sel saraf
simpatis. Antara ganglion satu dengan ganglion lainnya, atas, bawah, kiri,
kanan, dihubungkan oleh saraf simpatis yang keluar masuk ke dalam
ganglion – ganglion itu. Hali ini menyebabkan sepasang trunkus
simpatikus juga menerima serabut – serabut saraf yang datang dari kornu
anterior. Trunkus simpatikus di bagi menjadi 4 bagian yaitu :

a. Trunkus simpatikus servikalis.


Terdiri dari 3 pasang ganglion. Dari ganglion – ganglion ini keluar
cabang – cabang saraf simpatis yang menuju ke jantung dari arteri
karotis. Disekitar arteri karotis membentuk pleksus. Dari pleksus ini
keluar cabang – cabang yang menuju ke atas cabang lain mempersarafi
pembuluh darah serta organ – organ yang terletak di kepala. Misalnya
faring, kelenjar ludah, kelenjar lakrimalis, otot – otot dilatators, pupil
mata, dan sebagainya.
b. Trunkus simpatikus torakalis.
Terdiri dari 10-11 ganglion, dari ganglion ini keluar cabang – cabang
simpatis seperti cabang yang mensarafi organ – organ di dalam toraks (
mis, orta, paru – paru, bronkus, esophagus, dsb ) dan cabang – cabang
yang menembus diafragma dan masuk ke dalam abdomen, Cabang ini
dalam rongga abdomen mensarafi organ – organ di dalamnya.

52
c. Trunkus simpatikus lumbalis.
Bercabang – cabang menuju ke dalam abdomen, juga ikut membentuk
pleksus solare yang bercabang – cabang ke dalam pelvis untuk turut
membentuk pleksus pelvini.
d. Trunkus simpatikus pelvis. Bercabang – cabang ke dalam pelvis untuk
membentuk pleksus pelvini.
3. Pleksus simpatikus beserta cabang – cabangnya. Di dalam abdomen,
pelvis, toraks, serta di dekat organ – organ yang dipersarafi oleh saraf
simpatis ( otonom ).
Umumnya terdapat pleksus – pleksus yang dibentuk oleh saraf simpatis /
ganglion yaitu pleksus/ganglion simpatikus.

Juga terdapat sel –sel saraf simpatikus yang serabut- serabutnya akan keluar dari
pleksus itu untuk mensarafi organ – organ di dalam tubuh. Pleksus serabut
simpatikus mempersarafi otot – otot jantung, otot tak sadar dan semua pembuluh
darah serta alat – alat dalam seperti lambung, pancreas, dan usus, dan
mempertahankan semua otot, termasuk tonus otot sadar, melayani serabut motorik
opada otot tak sadar dalam kulit ( mis. Erector Pilli ).

Ganglion lainnya ( simpatis ) berhubungan dengan rangkaian dua ganglion


besar, ini bersama serabutnya membentuk pleksus – pleksus simpatis :
1. Pleksus kardio, terletak dekat dasar jantung serta mengarahkan
cabangnya ke daerah tersebut dan paru – paru
2. Pleksus seliaka, terletak di sebelah belakang lambung dan
mempersarafi organ – organ dalam rongga abdomen
3. Pleksus mesentrikus ( pleksus higratrikus ), terletak depan sacrum dan
mencapai organ – organ pelvis

53
Tabel 10-2 Organ tubuh dan system pengendalian ganda
Organ Rangsangan simpatis Rangsangan
parasimpatis
Jantung Denyut dipercepat Denyut dipercepat
Arteri koronari Dilatasi Konstriksi
Pembuluh darah perifer Vasokonstriksi Vasodilatasi
Tekanan darah Naik Turun
Bronkus Dilatasi Konstriksi
Kelenjar ludah Sekresi berkurang Sekresi bertambah
Kelenjar lakrimalis Sekresi berkurang Sekresi bertambah
Pupil mata Dilatasi Konstriksi
Sistem pencernaan Peristaltik berkurang Peristaltik bertambah
makanan (SPM)
Kelenjar – kelenjar SPM Sekresi berkurang Sekresi bertambah
Kelenjar keringat Ekskresi bertambah Ekskresi berkurang

Fungsi serabut saraf simpatis


1. Mensarafi otot jantung
2. Mensarafi pembuluh darah dan otot tak sadar
3. Mempersarafi semua alat dalam seperti lambung, pancreas dan
usus
4. Melayani serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat
5. Serabut motorik pada otot tak sadar dalam kulit
6. Mempertahankan tonus semua otot sadar.

Sistem simpatis terdiri dari serangkaian urat kembar yang bermuatan


ganglion, urat – urat itu bergerak dari dasar tengkorak yang terletak di depan
koksi sebagai ganglion koksi. Ganglion – ganglion itu berpasangan dan
disebarkan dari daerah – daerah berikut : daerah leher tiga pasanag ganglion
servikal, daerah dada 11 pasang ganglion torakal, daerah pinggang 4 pasang
ganglion lumbal, daerah pelvis 4 pasang ganglion sacral, dan di depan koksi 1
pasang ganglion koksigis.

54
Sistem Parasimpatis

Saraf cranial otonom adalah saraf cranial 3, 7, 9, dan 10. Saraf ini
merupakan penghubung, melalui serabut – serabut parasimpatis dalam perjalanan
keluar dari otak menuju organ – organ sebagian dikendalikan oleh serabut –
serabut menuju iris. Dan dengan demikian merangsang gerakan – gerakan saraf ke
-3 yaitu saraf okulomotorik.

55
Saraf simpatis sacral keluar dari sumsum tulang belakang melalui daerah
sacral. Saraf – saraf ini membentuk urat saraf pada alat – alat dalam pelvis dan
bersama saraf – saraf simpatis membentuk pleksus yang mempersarafi kolon
rectum dan kandung kemih.
Refleks miksi juga menghilang bila saraf sensorik kandung kemih
mengalami gangguan. System pengendalian ganda ( simpatis dan parasimpatis ).
Sebagian kecil organ dan kelenjar memiliki satu sumber persarafan yaitu simpatis
atau parasimpatis. Sebagian besar organ memiliki persarafan ganda yaitu :
menerima beberapa serabut dari saraf otonom sacral atau cranial. Kelenjar organ
dirangsang oleh sekelompok urat saraf ( masing – masing bekerja berlawanan ).
Dengan demikian penyesuaian antara aktivitas dan tempat istirahat tetap
dipertahankan. Demikian pula jantung menerima serabut – serabut ekselevator
dari saraf simpatis dan serabut inhibitor dari nervus vagus. Saluran pencernaan
memiliki urat saraf ekselevator dan inhibitor yang mempercepaT dan
memperlambat peristaltic berturut – turut.

Fungsi serabut parasimpatis :


1. Merangsang sekresi kelenjar air mata, kelenjar sublingualis,
submandibularis, dan kelenjar – kelenjar dalam mukosa rongga hidung.
2. Mmepersarafi kelenjar air mata dan mukosa rongga hidung, berpusat di
nuclei lakrimalis, saraf – sarafnya keluar bersama nervus fasialis.
3. Mempersarafi kelenjar ludah ( sublingualis dan submandibularis ),
berpusat di nucleus salivatorius superior, saraf – saraf ini mengikuti nervus
VII
4. Mempersarafi parotis yang berpusat di nucleus salivatoris inferior di
dalam medulla oblongata, saraf ini mengikuti nervus IX
5. Mempersarafi sebagian besar alat tubuh yaitu jantung, paru – paru,
gastrointestinum, ginjal, pancreas, limfa, hepar, dan kelenjar suprarenalis
yang berpusat pada nucleus dorsalis nervus X
6. Mempersarafi kolon desendens, sigmoid, rectum, vesika urinaria dan alat
kelamin, berpusat di sacral II, III, IV.

56
7. Miksi dan defekasi pada dasarnya adalah suatu reflex yang berpusat di
kornu lateralis medulla spinalis bagian sacral. Bila kandung kemih dan
rectum tegang miksi dan defekasi secara reflex. Pada orang dewasa reflex
ini dapat dikendalikan oleh kehendak. Saraf yang berpengaruh
menghambat ini berasal dari korteks di daerah lotus parasentralis yang
berjalan dalam traktus piramidalis.

57
BAB. III
PENUTUP

Kesimpulan

Pembagian susunan saraf


Susunan Saraf pusat
1. Medula Spinalis
2. Otak
a. Otak besar
b. Otak kecil
c. Batang otak
Susunan saraf perifer
1. Susunan saraf somatic
2. Susunan saraf otonom
a. Susunan saraf simpatis
b. Susunan saraf parasimpatis

Otak terdiri dari


 Serebrum (otak besar)
 Batang otak
a. Diensefalon
b. Mesensefalon
c. Pons varoli
d. Medulla oblongata
 Serebelum (otak kecil)

58
Daftar pustaka

Prof. DR Mardjono, Mahar & Prof. DR. Sidharta, Priguna. 2008. Neurologi
Klinik Dasar.
Jakarta: Dian rakyat.

Bowsher, David. 1974. Susunan saraf. Jakarta : PT. Dian Rakyat.

Syaifuddin. 2010. Atlas berwarna tiga bahasa anatomi tubuh manusia. Jakarta :
Salemba Medika

Sobotta. Atlas Anatomi Sobotta Ed.1 & 2. Jakarta : EGC.

BAILEY P,. & VON BONIN G. The Isocortex of Man. University of Illinois
Press, Urbana, III, 1951.

ECCLES J. C,. ITO M. &SZENTAFOTHAI J. The Cerebellum as a Neuronal


Mchine.
Springer, Berlin, 1967.

http://kiosar-rumbekasi.blogspot.com/2009/09/anatomi-fisiologi-persyarafan.html

http://www.e-dukasi.net/file_storage/materi_pokok/MP_246/Image/hal21.jpg

http://www.otsuka.co.id/files/Image/Mengapa-tidak-nafsu-makan.jpg

http://grandmall10.wordpress.com/2010/03/02/sistem-saraf-manusia/

www.braintumoursurgery.co.uk/ anatomy.html

59
http://www.braintumoursurgery.co.uk/images/cerebrum_1.gif

http://www.buzzle.com/images/diagrams/labeled-brain-diagrams/brain-lobes-
diagram.jpg

http://syifanux.files.wordpress.com/2008/08/picture-of-brain.jpg

http://triewolz.files.wordpress.com/2010/05/brain-area.jpg

http://sst.nsu.edu/bio110/exams/Brain_Structure.jpg

http://huehueteotl.files.wordpress.com/2007/07/cerebrum.jpg

http://bedahunmuh.files.wordpress.com/2010/05/cervical-plexus-in-situ.jpg

http://1.bp.blogspot.com/_tXhkHo6fM5M/TEVzq9YGX2I/AAAAAAAAANE/A
DRjbQrammU/s1600/brain-picture.jpg

http://smpmuh4.ictjogja.net/kgi/smp/smp/biologi/klas_9/2_Sistem%20Saraf
%20pada%20Manusia/images/hal8a.jpg

60

You might also like