Professional Documents
Culture Documents
Keutuhannya
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NO 19 TAHUN 2002
TENTANG HAK CIPTA
PASAL 72
KETENTUAN PIDANA
SAKSI PELANGGARAN
Penerbit
Universitas Negeri Padang Press
Padang , Sumatera Barat, Indonesia
Rusli,
Silat Kumango/ Rusli;
editor, Arif Yusadly
Penerbit UNP Press. Padang 2008
1 (satu) jilid ; 14,8 x 21 cm (A5)
133 hal.
ISBN : 978-979-8587-45-0
1. Olahraga 2. Silat .3. Minangkabau
1.UNP Press
SILAT KUMANGO
dalam Kemurnian dan Keutuhannya
Hak Cipta © 2008 dilidungi oleh undang-undang pada penulis
Hak penerbitan pada UNP Press
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan dan kesempatan kepada penulis
untuk menyelesaikan penulisan buku ini. Solawat dan salam
semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa umat manusia dari alam jahiliyah
ke alam peradaban sekarang ini. Buku ini merupakan
manifestasi dari rasa cinta dan tanggung jawab penulis
terhadap pengembangan, pelestarian dan pemurnian salah
satu bentuk budaya bangsa yaitu pencak silat, khususnya
silat Kumango.
Terima kasih
Padang, April 2007
Penulis
Ucapan Terima Kasih
Padang 2007
Prof. Dr. Phil. H. Yanuar Kiram
Guru Besar pada Fak. Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang
Sambutan Bupati KabupatenTanah Datar
Sumatera Barat
Kata Pengantar...................................................................... i
Ucapan Terima Kasih........................................................... ix
Sambutan Guru Besar Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang .................................................xi
Sambutan Bupati Tanah Datar........................................... xiii
Sambutan Presiden Persilat................................................ xvi
Daftar Isi ................................................................................xviii
Bab 1. Pendahuluan............................................................ 1
Bab 2. Asal Usul dan Perkembangan Silat Kumango..... 5
Bab 3. Dasar dan Tujuan Silat.............................................22
Bab 4. Beberapa Istilah Teknis dalam Silat.......................44
Bab 6. Gerak Silat Kumango...............................................56
Bab 7. Penutup......................................................................22
Lampiran 1. Riwayat Hidup Penulis.................................123
Lampiran 2. Bagan................................................................126
Lampiran 3. Foto-Foto..........................................................127
Bab 1
Pendahuluan
B
uku ini diberi judul “Silat Kumango dalam
Kemurnian dan Keutuhannya”. Yang
dimaksud dengan kemurnian di sini adalah
sesuai dengan apa adanya seperti yang diterima dari yang
mewariskannya. Utuh maksudnya lengkap/ menyeluruh
baik sejarah atau asal usulnya, falsafah (dasar dan tujuan
silat) yang merupakan unsur kebathinan, serta gerak-gerak
pisik yang merupakan unsur lahiriah silat.
Kita patut bergembira dan berbangga hati melihat
kenyataaan sekarang ini, bahwa silat sebagai hasil budaya
bangsa telah berkembang dengan pesatnya. Silat tidak
hanya dipelajari oleh generasi muda bangsa tetapi juga
oleh pemuda-pemuda mancanegara. Kiranya tidaklah
berlebihan kalau dikatakan bahwa silat dewasa ini telah
mendunia. Namun dibalik kegembiraan dan kebanggaan itu
kita juga prihatin dan khawatir bahwa silat akan kehilangan
jati dirinya. Sebagai hasil budaya yang ditentukan oleh
ruang dan waktu, silat akan mengalami perobahan sesuai
dengan perobahan ruang dan waktu itu sendiri. Ini adalah
suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri dan harus
kita terima. Tetapi tentu saja kita tidak menginginkan kalau
perubahan itu akan merombak atau menghilangkan sendi-
sendi asli, kemurnian dan keutuhan unsur-unsur silat itu
sendiri.
Silat sebagaimana yang diwariskan dan diajarkan
pendahulu kita mengandung dua unsur, yaitu unsur ke-
2 Pendahuluan
M
engawali tulisan ini penulis akan
mengungkapkan terlebih dahulu asal
usul silat Kumango. Hal ini perlu guna
menjawab dan meluruskan pandangan atau pendapat
yang berkembang dalam masyarakat tentang asal usul serta
hakekat silat ini. Ada beberapa pendapat atau pandangan
yang terdapat dalam masayarakat. Antara lain bahwa
silat Kumango berasal dari silat Lintau yang dibawa ke
Batusangkar dan di Batusangkar ditambah dengan ilmu
kebatinan. Pendapat lain mengasosiasikan nama silat ini
dengan istilah barang kumango, barang dagangan yang
terdiri dari bermacam-macam barang. Mereka berpendapat
bahwa silat ini berasal dari bermacam-macam silat yang
ada di Minang Kabau yang digabungkan menjadi satu.
Benarkah demikian?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, perlu
dijelaskan terlebih dahulu bahwa dari segi umurnya Silat
Kumango dibanding dengan silat-silat lainnya seperti Silat
Lintau dan Silat Tuo memang relatif lebih muda. Pertama
6 Asal -usul dan Perkembangan Silat Kumango
pergi.
Ancaman Datuk Majoindo akan menampar itu
mendapat reaksi atau jawaban yang mengejutkan dari
pakiah. Saya memang menunggu tamparan dari Datuk,
ujarnya. Kemudian dilanjutkannya bahwa tamparan itu
tidak akan diterimanya saat itu tetapi berjanji tujuh hari
lagi, pada saat ia akan datang lagi ke Padang. Yang lebih
mengejutkan lagi adalah bahwa pakiah menyuruh Datuk
Majoindo dalam masa tujuh hari itu untuk pergi menemui
guru-guru atau teman-teman beliau guna menambah
ilmu dalam menghadapi pakiah nantinya. Selesai berucap
pakiahpun pergi.
Peristiwa pagi itu membuat Datuk Majoindo tidak
habis pikir, lebih-lebih lagi mengingat ucapan pakiah
yang menyuruh beliau menambah ilmu lagi. Betapa tidak,
Datuk Majoindo bukanlah orang sembarangan. Beliau telah
menuntut ilmu ke mana-mana dalam Luhak Nan Tigo ini.
Di mana saja ada guru-guru yang berilmu tinggi beliau
datangi, sehingga beliau juga memiliki ilmu yang tinggi
pula. Selama kurang lebih sepuluh tahun beliau menjadi
parewa (preman) malang melintang dalam dunia judi, tidak
seorangpun yang berani melawan atau menantang beliau.
Sekarang tiba-tiba datang seorang pakiah yang kalau dilihat
dari lahiriahnya atau penampilan secara fisik tidak ada apa-
apanya dibandingkan dengan Datuk Majoindo, menantang
untuk menguji ilmu.
Hampir semalaman Datuk Majoindo tidak tidur
memikirkan peristiwa itu. Dalam benaknya Datuk
Majoindo bertanya-tanya siapa pakiah itu sebenarnya,
dan apakah perintah pakiah untuk menemui guru-guru
atau kawan-kawan guna menambah ilmu lagi akan
dituruti atau tidak. Akhirnya sampailah Datuk Majoindo
kepada suatu kesimpulan bahwa mungkin saja pakiah itu
seorang yang berilmu tinggi, kalau tidak tentu saja tidak
mungkin dia mengeluarkan ucapan yang menantang itu.
Karenanya perintahnya perlu pula dipertimbangkan untuk
dilaksanakan.
Rusli 9
D
alam bab ini akan disajikan dasar-dasar
kerohanian dan tujuan silat Kumango.
Dasar dan tujuan iu tersimpul dalam
rumusan falsafah berikut ini:
“Bagantuang ka tali nan indak ka putuih, bapagang ka raso
nan indak kahilang, jago tali jan putuih, awasi raso jan hilang,
basiang sabalun tumbuah, malantai sabalun luluih, lahia silek
mancari kawan batin silek mancari tuhan”
(Bergantung kepada tali yang tidak akan putus
berpegang kepada rasa yang tidak akan hilang, jaga tali
jangan putus, awasi rasa jangan hilang, bersiang sebelum
tumbuh, melantai sebelum roboh, dhohir silat mencari
kawan, bathin silat mencari Tuhan).
A. Dasar-dasar silat.
Dalam rumusan falsafah di atas terkandung tiga hal
pokok yang merupakan dasar atau sandaran fundamental
dari silat.
Rusli 23
Baqarah : 12)
B. Tujuan Silat.
Sesuai dengan rumusan dasar falsafah di atas maka
tujuan dari silat ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Mendidik para pesilat yang selalu menggunakan akal
sehatnya, berfikir logis efektif dan efisien yang dilandasi
oleh iman dan taqwa kepada Allah serta kasih sayang
sesama manusia”
Untuk mencapai tujuan tersebut pesilat dituntut untuk
memiliki sikap diri sebagai berikut:
1. Selalu memelihara ketaatan kepadaNya, menjalankan
segala perintah dan menjauhi semua laranganNya. Allah
berfirman dalam surat Ali ‘Imron ayat 32:
berfirman: