Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
kesehatan yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara
bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air limbah) dan sebagainya.
Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk
media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang
udara dan tanah akan menyebabkan merosotnya kualitas air, udara dan tanah
menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak diharapkan, baik yang bersifat fisik,
optimal dipengaruhi oleh 4 faktor utama yaitu faktor lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan (hereditas). Dari keempat faktor tersebut, lingkungan dan
(Kusnoputranto, 2000).
Faktor lingkungan (fisik, biologi dan sosio kultural) mempunyai kaitan yang
erat dengan faktor perilaku misalnya kebiasaan atau perilaku dalam menggunakan air
bersih, buang air besar serta membuang sampah di sembarang tempat, termasuk
pembuangan limbah. Hal ini akan menyebabkan terjadinya pencemaran air tersebut
dan penduduk menjadi rawan terhadap penyakit menular bawaan air, seperti penyakit
manusia berupaya memperoleh air yang cukup bagi dirinya, Namun dalam banyak
hal air yang digunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan, sering ditemukan
air tersebut mengandung bibit penyakit atau pun zat-zat tertentu yang dapat
(Depkes, 1992).
1992, yang dimaksud dengan penyehatan air meliputi pengamanan dan penetapan
kualitas air untuk berbagai kebutuhan manusia. Oleh sebab itu seharusnya air yang
harus memenuhi persyaratan kualitas fisik, kimia dan bakeriologis (Depkes, 1992).
Secara epidemiologis ada keterkaitan yang erat antara masalah air bersih
dengan penyakit kulit, maka oleh sebab itu dengan adanya tingkat cakupan air bersih
yang tinggi dapat menurunkan angka penyakit kulit. Dalam kaitan dengan hal
tersebut maka seharusnya air bersih yang digunakan harus memenuhi persyaratan
kualitas yang telah ditetapkan. Persyaratan kualitas tersebut telah tertuang dalam
Permenkes No 416/1999 tentang syarat-syarat dan kualitas air bersih (Depkes RI,
1990).
Perbesi menggunakan air sungai Lau Gerbong untuk mandi, mencuci pakaian
membersihkan ternak seperti kerbau atau lembu. Selain itu, pembuangan akhir
saluran limbah rumah tangga dialirkan ke sungai tersebut. Hal ini menyebabkan air
sungai Lau Gerbong secara fisik bewarna keruh, berbau dan terdapat sampah yang
terapung bahkan terdapat tumpukan sampah di pinggiran sungai yang ternyata tempat
penyakit kulit sebesar 12,5% . Penyakit kulit paling banyak adalah bintik merah
kemungkinan hanya disebabkan oleh penggunaan air bersih saja, tetapi terdapat
sanitasi terutama dalam hal penyediaan dan penggunaan air bersih dapat menurunkan
penyakit kulit. Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk mengetahui perilaku
masyarakat dalam penggunaan air sungai Lau Gerbong dan keluhan kesehatan kulit
Gerbong sebagai sumber air bersih untuk MCK, bahkan ada yang memandikan
sungai tersebut tercemar dan berwarna keruh. Namun demikian, masyarakat tetap
masyarakat yang memiliki keluhan penyakit kulit sebesar 12,5 %. Dengan demikian
pengetahuan, sikap dan tindakan dalam penggunaan air sungai Lau Gerbong dan
keluhan kesehatan kulit di Desa Perbesi Kecamatan Tiga Binanga Kabupaten Karo.
Adapun yang menjadi tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk
sungai Lau Gerbong di Desa Perbesi Kecamatan Tiga Binanga Kabupaten Karo
1. Sebagai informasi dan bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Karo
dan instansi yang terkait guna mencegah timbulnya keluhan kesehatan kulit