You are on page 1of 21

TUGAS INDIVIDU

GIZI DAN BIOMOLEKULER

BIOSINTESIS PROTEIN

HARDIANTI
K 211 08 304
GIZI B

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
berkah rahmat, karunia, dan hidayah-Nyalah sehingga makalah “BIOSINTESIS
PROTEIN” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata
kuliah “GIZI DAN BIOMOLEKULER”.
Dalam makalah ini menjelaskan hal-hal yang sangat berkaitan dengan
anemia pada ibu hamil, dimulai dari pengertian, penyebab hingga upaya
penanggulannya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan
bantuan literature sehingga dalam pembuatan makalah ini penulis tidak menemui
kendala yang cukup berarti.
Terima kasih juga kami haturkan kepada dosen mata kuliah ini atas
dorongan dan bimbingannya sehingga kami mendapatkan ilmu dan pengetahuan
baru yang sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari sehingga kelak dapat
kami terapkan di lingkungan mana pun kami berada.
Tiada gading yang tak retak karena bukan gading jika tak retak, begitu pun
dengan makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari para
pembaca guna mencapai kesempurnaan makalah ini.

Wassalam
Makassar, April
2011

Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman judul
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Judul Makalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
B. Replikasi DNA
1. Hubungan antara DNA dengan Protein
2. Tahap Transkripsi
3. Tahap Translasi
4. Mekanisme Translasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan
atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka
protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam
pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Kita memperoleh protein dari makanan
yang berasal dari hewan atau tumbuhan.

B. Rumusan Makalah

1. Pengertian sintesa atau sintesis protein


2. Replikasi DNA
3. Transkripsi (sintesis RNA)

4. Translasi

C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian sintesa protein dan tahap-tahap
sintesa protein
2. Mengetahui maksud dari Replikasi DNA dan proses replikasi DNA
3. Mengetahui pengertian transkripsi, tahap-tahap transkripsi dan proses
transkripsi
4. Mengetahui pengertian Translasi, tahap-tahap translasi dan proses translasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Sintesa protein adalah penyusunan amino pada rantai polipeptida. Dalam


proses tersebut melibatkan DNA(Timin”T”, Adenine”A”, Sitosin”C”,
Guanin”G”) dan RNA (Urasil”U”,Adenin”A”,Sitosin”C”,Guanin”G”) . DNA
berfungsi sebagai bahan genetic untuk sel baik prokariot maupun eukariot,
karena prokariot tidak memiliki system internal, DNA tidak terpisahkan dari
inti sel lainnya. Pada Eukariot DNA terletak di inti dipisahkan dari sitoplasma
oleh selubung inti. Proses sintesis protein terbagi atas transkripsi dan translasi.
Seperti kita ketahui DNA sebagai media untuk proses transkripsi suatu gen
berada di kromosom dan terikat oleh protein histon. Saat menjelang proses
transkripsi berjalan, biasanya didahului signal dari luar akan kebutuhan suatu
protein atau molekul lain yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan,
perkembangan, metabolisme, dan fungsi lain di tingkat sel maupun jaringan.
Kemudian RNA polymerase II akan mendatangi daerah regulator element
dari gen yang akan ditranskripsi. Kemudian RNA polymerase ini akan
menempel (binding) di daerah promoter spesifik dari gene yang akan
disintesis proteinnya, daerah promoter ini merupakan daerah consesus
sequences, pada urutan -10 dan -35 dari titik inisiasi (+1) yang mengandung
urutan TATA-Box sebagai basal promoter. Setelah itu, polimerase ini akan
membuka titik inisiasi (kodon ATG) dari gene tersebut dan mengkopi semua
informasi secara utuh baik daerah exon maupun intron, dalam bentuk molekul
immature mRNA (messenger RNA).
Kemudian immature mRNA ini diolah pada proses splicing dengan
menggunakan smallnuclearRNA (snRNA) complex yang akan memotong
hanya daerah intron, dan semua exon akan disambungkan menjadi satu urutan
gen utuh tanpa non-coding area dan disebut sebagai mature mRNA. Pada
tahap berikutnya, mRNA ini diproses lebih lanjut pada proses translasi di
dalam ribosom, dalam tiga tahapan pokok yaitu inisiasi sebagai mengawali
sintesis polipeptida dari kodon AUG yang ditranslasi sebagai asam amino
methionine. Pertumbuhan karakter menempuh reaksi-reaksi kimia yang
kompleks. Reaksi kimia selalu dilancarkan oleh enzim dimana enzim adalah
protein. Oleh karena itu sintesa protein menentukan karakter. RNA diperlukan
dalam proses sintesa protein untuk membawa informasi yang dibawa oleh
gen ke tempat sintesis protein dalam sitoplasma. Pelaksana sintesa protein
adalah :
1. RNA duta/RNA-messenge r/RNA-m (pembawa perintah / informasi
genetis) merupakan jenis RNA yang terbesar molekulnya dalam sel.
2. RNA-ribosom/RNA-r (RNA yang membina sebagian ribosom/mesin pabrik
protein)
3. RNA-transfer/RNA-t (pengantar asam amino ke ribosom); merupakan jenis
RNA yang terkecil molekulnya dalam sel.
Tahapan sintesa protein adalah :
1. Pencetakan RNA-m melalui proses transkripsi.
2. Penterjemahan informasi genetis berupa urutan asam amino melalui
proses translasi.
Prosesnya :
1. Replikasi : yang terjadi seperti pada sel membelah waktu mitosis
2. Transkripsi :informasi genetic pada DNA, di salin oleh mRNA
3. Translasi : mRNA ke sitoplasma ke reticulum

Endoplasma (ribosom)

Sintesis protein

Berbagai fungsi

Motilitas Biosintesis Kerja


kemiosmotik dll
B. Replikasi DNA

Sebelum sel membelah, DNA harus direplikasi dalam fase S dari siklus
sel. Proses replikasi melibatkan enzim polymerase. Proses ini melibatkan
pembukaan utas ganda DNA, sehingga memungkinkan terjadinya perpasangan
basa untuk membentuk utas baru. Pembentukan utas komplementer terjadi
melalui perpasangan basa antara A dengan T dan G dengan C. Dalam replikasi
DNA, setiap utas DNA lama berperan sebagai cetakan untuk membentuk DNA
baru.
Atau Proses penyalinan urutan basa-basa nukleotida purin dan pirimidin
dalam untai ganda DNA inang ke sel turunan (replikasi semikonservatif :
setengah untai asli setengah sintesis baru). Diawali dari pelepasan untai ganda
oleh enzim DNA gyrase Terbentuk garpu repliakasi (replication fork) Garpu
bergerak dalam 2 arah berlawanan sampai kedua ujung bertemu menghasilkan
DNA baru Masing untai DNA induk berperan sebagai cetakan Untai baru
dijamin komplementer dengan untai lama oleh DNA polymerase Untai baru
memiliki polaritas berlawanan dengan untai induk
Model DNA Watson dan Crick menyatakan bahwa saat double heliks
bereplikasi, masing-masing dari kedua molekul anak akan mempunyai satu
untai lama yang erasal dari satu molekul induk dan satu untai yang baru.
Model replikasi ini disebut model semikonservatif. Model lainnya adalah
model konservatif dimana molekul induk tetap dan molekul baru disintesis
sejak awal. Model ketiga disebut model dispersif yaitu bahwa keempat untai
DNA, setelah replikasi double heliks, mempunyai campuran anatara DNA baru
dan DNA lama. Pengujian yang dilakukan oleh Meselson dan Stahl
menunjukkan bahwa replikasi DNA terjadi secara semikonservatif. Daerah
penggandaan bergerak sepanjang DNA induk membentuk replication fork.
Pada daerah ini, kedua utas DNA yang baru, disintesis dengan bantuan
sekelompok enzim, salah satunya adalah DNA polimerase.
Sintesis DNA tidaklah berjalan secara kontinu pada kedua utas cetakan.
Hal ini karena kedua utas DNA tersusun sejajar berlawanan arah atau
antiparalel. Maka utas DNA baru akan tumbuh dari 5′ - 3′ sedang yang lainnya
dari 3′ - 5′ pada cetakan. Sintesis dari 3′ - 5′ tidak mungkin dilakukan karena
tidak ada DNA polymerase untuk arah 3′ - 5′. Replikasi DNA pada cetakan 3′ -
5′ terjadi seutas demi seutas dengan arah 5′ - 3′ yang berarti replikasi berjalan
meninggalkan replication fork. Utas-utas pendek tersebut kemudian
dihubungkan oleh enzim ligase DNA.
Dalam replikasi DNA terdapat utas DNA yang disintesis secara kontinu
yang terjadi pada cetakan 5′ - 3′. Utas DNA yang disintesis secara kontinu ini
disebut utas utama atau leading strand. Sedangkan utas DNA baru yang
disintesis pendek-pendek seutas-demi seutas disebut utas lambat atau lagging
strand. Utas-utas pendek atau fragmen-fragmen pendek yang terbentuk disebut
fragmen Okazaki. Sintesis pada leading strand memerlukan molekul primer
pada permulaan replikasi Setelah replication fork terbentuk, polymerase akan
bekerja secara kontinu sampai utas DNA baru selesai direplikasi. Pada sintesis
lagging strand, diperlukan enzim lain primase DNA. Setelah utas DNA
terbuka untuk melakukan replikasi, dan setelah terbuka pada lagging strand,
utas harus dijaga agar tetap terbuka. Jadi dalam proses replikasi DNA
melibatkan beberapa protein baik berupa enzim maupun non-enzim yaitu :
1) Polimerase DNA : enzim yang berfungsi mempolimerisasi nukleotida-
nukleotida
2) Ligase DNA : enzim yang berperan menyambung DNA utas lagging
3) Primase DNA : enzim yang digunakan untuk memulai polimerisasi DNA
pada lagging strand
4) Helikase DNA : enzim yang berfungsi membuka jalinan DNA double
heliks
5) Single strand DNA-binding protein : mestabilkan DNA induk yang
terbuka
Replication fork berasal dari struktur yang disebut replication bubble yaitu
daerah menggelembung tempat pilinan DNA induk terpisah untuk berfungsi
sebagi cetakan pada sintesis DNA.
Kemungkinan pola replikasi DNA

1. Hubungan antara DNA (Gen) dengan Protein (Enzim)


• DNA berada di inti sel (nukleus) dan tidak dijumpai di sitoplasma
• Protein yang berperan dalam metabolisme ada di sitoplasma dan tidak
ada di inti.
Perlu adanya penghubung antara DNA dengan Protein, yaitu molekul yang
dijumpai di inti maupun di sitoplasma

Penghubung antara DNA dengan Protein adalah RNA

Fungsi Asam Nukleat dalam sintesa :


 DNA sense sebagai pemberi perintah berupa urutan basa nitrogen
(Kodogen)
 DNA AntiSense, pasangan dari sense.
 dRNA berfungsi menyampaikan perintah dari DNA (Kodon)
 tRNA pasangan dari kodon juga bertugas sebagai pembawa jenis asam
amino yang sesuai dengan kodonnya. protein
2. Tahap Transkripsi
Transkripsi adalah proses penyalinan kode-kode genetic yang ada
pada urutan DNA menjadi molekul RNA. Transkripsi adalah proses
yang mengawali ekspresi sifat-sifat genetic yang nantinya akan muncul
sebagai fenotipe. Urutan nukleotida pada salah satu untaian molekul
DNA digunakan sebagai cetakan (template) untuk sintesis molekul
RNA yang komplementer. Molekul RNA yang disintesis dalam proses
transkripsi pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi tiga kelompok
molekul RNA,yaitu :
1) mRNA (messenger RNA)
2) tRNA (transfer RNA)
3) rRNA (ribosomal RNA)
Molekul mRNA adalah RNA yang merupakan salinan kode-kode
genetic pada DNA yang dalam proses selanjutnya (yaitu proses
translasi) akan diterjemahkan menjadi urutan asam-asam amino yang
menyusun suatu polipeptida atau protein tertentu. Molekul tRNA adalah
RNA yang berperan membawa asam-asam amino spesifik yang akan
digabungkan dalam proses sintesa protein (translasi). Molekul rRNA
dan RNA yang digunakan untuk menyusun ribosom, yaitu suatu
partikel di dalam sel yang digunakan sebagai tempat sintesis protein.
Molekul tRNA dan rRNA tidak pernah ditranslasi karena molekul yang
digunakan adalah RNA-nya itu sendiri.

GAMBAR TRANSKRIPSI
Salah satu pita DNA tunggal mencetak mRNA. Pita tersebut
dinamakan pita sense, sedangkan pita yang tidak mencetak mRNA
disebut pita antisense. mRNA yang telah dicetak kemudian keluar dari
inti sel melalui pori-pori nukleus masuk ke dalam sitoplasma ,Susunan
tiga basa mRNA komplementer dengan susunan tiga buah pita sense
DNA. Sintesis RNA ini selalu terjadi menurut arah 5’ ke 3’. Transkripsi
akan berakhir jika RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA
terminator yang berfungsi sebagai sinyal terminasi.
Dalam proses transkripsi, beberapa komponen utama yang terlibat
adalah :
1) urutan DNA yang akan ditranskripsi (cetakan/template)
2) enzim RNA polymerase
3) factor-faktor transkripsi
4) precursor untuk sintesis RNA
Urutan DNA yang ditranskripsi adalah gen yang diekspresikan.
Secara garis besar gen dapat diberi batasan sebagai suatu urutan DNA
yang mengkode urutan lengkap asam amino suatu polipeptida atau
molekul RNA tertentu. Gen yang lengkap terdiri atas tiga bagian utama,
yaitu (1) daerah pengendali (regulatory region) yang secara umum
disebut promoter, (2) bagian structural, dan (3) terminator. Promoter
adalah bagian gen yang berperanan dalam mengendalikan proses
transkripsi dan terletak pada ujung 5’. Bagian structural adalah bagian
gen yang terletak di sebelah hilir (downstream) dari promoter. Bagian
inilah yang mengandung urutan DNA spesifik (kode-kode genetic) yang
akan ditranskripsi. Terminator adalah bagian gen yang terletak di
sebelah hilir dari bagian structural yang berperanan dalam pengakhiran
(terminasi) proses transkripsi.
Model transkripsi Pada prokariota transkripsi berlangsung secara
polisistronik. (poli = banyak ) artinya bisa terjadi lebih dari satu tempat
kodon start (memulai transkripsi ) dan tentu tempat kodon mengakhiri
transkripsi (kodon stop =kodon terminal). Model transkripsi eukariota
Pada Eukariota transkripsi berlangsung secara Monosistronik
(mono=satu) Sistim mengacu pada satu tempat (site ) start atau kodon
memulai (AUG) dan satu kodon terminasi (UGA ,UAG atau UAA).

2.1. Mekanisme dasar transkripsi (sintesis RNA)

Transkripsi (sintesis RNA) dilakukan melalui beberapa


tahapan yaitu :
1) Faktor-faktor yang mengendalikan transkripsi menempel
pada bagian promoter.
2) Penempelan factor-faktor pengendali transkripsi
menyebabkan terbentuknya kompleks promoter yang terbuka
(open promoter complex).
3) RNA polymerase membaca cetakan (DNA template) dan
mulai melakukan pengikatan nukleotida yang komplementer
dengan cetakannya.
4) Setelah terjadi proses pemanjangan untaian RNA hasil
sintesis, selanjutnya diikuti dengan proses pengakhiran
(terminasi) transkripsi yang ditandai dengan pelepasan RNA
polymerase dari DNA yang ditranskripsi.

2.2. Tahap pembentukan RNA

Pembentukan RNA dilakukan oleh enzim RNA


polymerase. Proses transkripsi terdiri dari 3 tahap yaitu :
1) Inisiasi
Enzim RNA polymerase menyalin gen, sehingga
pengikatan RNA polymerase terjadi pada tempat tertentu yaitu
tepat didepan gen yang akan ditranskripsi. Tempat pertemuan
antara gen (DNA) dengan RNA polymerase disebut promoter.
Kemudian RNA polymerase membuka double heliks DNA.
Salah satu utas DNA berfungsi sebagai cetakan.
Nukleotida promoter pada eukariot adalah 5′-
GNNCAATCT-3′ dan 5′- TATAAAT-3′. Simbul N
menunjukkan nukleotida (bisa berupa A, T, G, C). Pada
prokariot, urutan promotornya adalah 5′-TTGACA-3′ dan 5′-
TATAAT-3′.
2) Elongasi
Enzim RNA polymerase bergerak sepanjang molekul DNA,
membuka double heliks dan merangkai ribonukleotida ke
ujung 3′ dari RNA yang sedang tumbuh.
3) Terminasi
Terjadi pada tempat tertentu. Proses terminasi transkripsi
ditandai dengan terdisosiasinya enzim RNA polymerase dari
DNA dan RNA dilepaskan.
mRNA pada eukariota mengalami modifikasi sebelum
ditranslasi, sedangkan pada prokariota misalnya pada bakteri,
mRNA merupakan transkripsi akhir gen. mRNA yang baru
ditranskrip ujung 5′nya adalah pppNpN, dimana N adalah
komponen basa-gula nukleotida, p adalah fosfat. mRNA yang
masak memiliki struktur 7mGpppNpN, dimana 7mG adalah
nukleotida yang membawa 7 metil guanine yang ditambahkan
setelah transkripsi. Pada ujung 3′ terdapat pNpNpA(pA)npA.
Ekor poli A ini ditambahkan berkat bantuan polymerase poli (A).
tetapi mRNA yang menyandikan histon, tidak memiliki poli A.
Hasil transkripsi merupakan hasil yang memiliki intron
(segmen DNA yang tidak menyandikan informasi biologi) dan
harus dihilangkan, serta memiliki ekson yaitu ruas yang
membawa informasi biologis. Intron dihilangkan melalui proses
yang disebut splicing. Proses splicing terjadi di nukleus.
Splicing dimulai dengan terjadinya pemutusan pada ujung
5′, selanjutnya ujung 5′ yang bebas menempelkan diri pada suatu
tempat pada intron dan membentuk struktur seperti laso yang
terjadi karena ikatan 5′-2′fosfodiester. Selanjutnya tempat
pemotongan pada ujung 3 terputus sehingga dua buah ekson
menjadi bersatu. rRNA dan tRNA merupakan hasil akhir dari
proses transkrips, sedangkan mRNA akan mengalami translasi.
tRNA adalah molekul adaptor yang membaca urutan nukleotida
pada mRNA dan mengubahnya menjadi asam amino. Struktur
molekul tRNA adalah seperti daun semanggi yang terdiri dari 5
komponen yaitu :
1. Lengan aseptor : merupakan tempat menempelnya asam
amino,
2. Lengan D atau DHU : terdapat dihidrourasil pirimidin,
3. Lengan antikodon : memiliki antikodon yang basanya
komplementer dengan basa pada mRNA
4. Lengan tambahan
5. Lengan TUU : mengandung T, U dan C

Proses Transkripsi

Gen merupakan fragmen DNA yg


Menyandikan protein/enzim.
Dalam proses Transkripsi
melibatkan RNA polimerase,DNA
promotor, dan DNA terminator.

Kode Genetik
 Pesan yang disalin ke mRNA Æ Kode Genetik (kodon)
• Teridiri atas 3 pasangan basa (kombinasi A,G,C,U)
• Kombinasi ini (64) menentukan sintesis asam amino oleh
ribosom
(e.g. UGG : Triptofan)
3. Tahap Translasi

Translasi merupakan pemindahan informasi genetik dari RNA dan


membentuk protein yang sesuai. Pada proses ini terjadi penerjemahan
informasi genetik yang berupa serangkaian kodon di sepanjang molekul
mRNA oleh tRNA menjadi asam amino. Setiap molekul tRNA
menghubungkan kodon tRNA tertentu dengan asam amino tertentu. tRNA
akan terus datang membawa asam amino ke ribosom dan menyatukan
asam aminonya sehingga terbentuk polipeptida yang makin panjang.
Setiap molekul tRNA akan dilepaskan dari ribosom setelah memberikan
asam aminonya. Peristiwa ini berlanjut hingga kodon “stop” mencapai
ribosom. Kodon “stop” berfungsi sebagai sinyal untuk menghentikan
translasi. Selanjutnya protein dan ribosom akan pisah dari mRNA. Perlu
dipahami bahwa hanya molekul mRNA yang ditranslasi, sedangkan rRNA
dan tRNA tidak di translasi.
Molekul mRNA merupakan transkripsi (salinan) urutan DNA yang
menyusun suatu gen dalam bentuk ORF (open reading frame=kerangka
baca terbuka). Molekul rRNA adalah salah satu molekul penyusun
ribosom, yakni organel tempat berlangsungnya sintesis protein, sedangkan
tRNA adalah pembawa asam-asam amino yang akan disambungkan
menjadi rantai polipeptida. Suatu ORF dicirikan oleh :
1) Kodon inisiasi translasi, yaitu urutan ATG (pada DNA) atau AUG
(pada mRNA)
2) Serangkaian urutan nukleotida yang menyusun banyak kodon
3) Kodon terminasi translasi, yaitu TAA (UAA pada mRNA), TAG
(UAG pada mRNA), atau TGA (UGA pada mRNA).
Perlu diingat bahwa pada RNA tidak ada basa thymine (T) melainkan
dalam bentuk uracil (U)
Kodon (kode genetic) adalah urutan nukleotida yang terdiri atas tiga
nukleotida berurutan (sehingga sering disebut sebagai triplet codon) yang
menyandi suatu asam amino tertentu, misalnya urutan ATG (AUG pada
mRNA) mengkode asam amino metionin. Kodon inisiasi translasi
merupakan kodon untuk asam amino metionin yang mengawali struktur
suatu polipeptida (protein). Pada prokaryot , asam amino awal tidak
berupa metionin tetapi formil metionin (fMet). Kodon pertama (kodon
inisiasi) pada E coli dapat berupa AUG (90 % kemungkinan), GUG (8%),
atau UUG (1%). Meskipun demikian, pada bagian transkripsi sebelah
dalam (setelah kodon inisiasi), kodon GUG dan UUG masing-masing
mengkode valin dan leusin. Dalam proses translasi, rangkaian nukleotida
pada mRNA akan dibaca tiap nukleotida sebagai satu kodon untuk satu
asam amino, dan pembacaan dimulai dari urutan kodon metionin (ATG
pada DNA atau AUG pada mRNA).

Tabel Kodon (triplet mRNA)

Huruf kedua
U C A G
UUU Phe
UCU AUA Tyr
UGU Cys U
U UUC UCC AUC UGC C
Ser
UUA UCA UAA UGA Nonsense A
UUG
Leu
UCG UAG
Nonsense
UGG Trp G
CUU CCU CAU His CGU
U
CUC CCC CAC CGC Arg C
C Leu Pro
A
Huruf CUA CCA CAA CGA Huruf
Gln G
pertam CUG CCG CAG CGG ketiga
a AUU ACU AAU Asn AGU Ser
U
AUC Ile ACC AAC AGC C
A Thr
A
AUA ACA AAA Lys
AGA Arg
AUG Met ACG AAG AGG G
GUU GCU GAU Asp GGU
U
GUC GCC GAC GGC Gly C
G Val Ala
A
GUA GCA GAA Glu
GGA
GUG GCG GAG GGG G
Translasi berlangsung di dalam ribosom. Ribosom disusun
oleh molekul-molekul rRNA dan beberapa macam protein.
Ribosom tersusun atas dua subunit, yaitu subunit kecil dan
subunit besar. Pada jasad prokaryot, subunit kecil mempunyai
koofisien sedimentasi sebesar 30S (unit Svedberg) sedangkan
subunit besar berukuran 50S, tetapi pada saat kedua unit tersebut
bergabung, koofisien sedimentasinya adalah 70S.pada jasad
eukaryote, subunit kecil berukuran 40S, sedangkan subunit besar
berukuran 60S, tetapi sebagai suatu kesatuan, ribosom eukaryote
mempinyai koofisien sedimentasi sebesar 80S.

4. Mekanisme Translasi

Proses translasi terdiri dari tiga tahap yaitu :


1) Inisiasi.
Proses ini dimulai dari menempelnya ribosom sub unit kecil ke
mRNA. Penempelan terjadi pada tempat tertentu yaitu pada 5′-
AGGAGGU-3′, sedang pada eukariot terjadi pada struktur tudung
(7mGpppNpN). Selanjutnya ribosom bergeser ke arah 3′ sampai
bertemu dengan kodon AUG. Kodon ini menjadi kodon awal. Asam
amino yang dibawa oleh tRNA awal adalah metionin. Metionin
adalah asam amino yang disandi oleh AUG. pada bakteri, metionin
diubah menjadi Nformil metionin. Struktur gabungan antara mRNA,
ribosom sub unit kecil dan tRNA-Nformil metionin disebut kompleks
inisiasi. Pada eukariot, kompleks inisiasi terbentuk dengan cara yang
lebih rumit yang melibatkan banyak protein initiation factor.
2) Elongation.
Tahap selanjutnya adalah penempelan sub unit besar pada
sub unit kecil menghasilkan dua tempat yang terpisah . Tempat
pertama adalah tempat P (peptidil) yang ditempati oleh tRNA-
Nformil metionin. Tempat kedua adalah tempat A (aminoasil) yang
terletak pada kodon ke dua dan kosong. Proses elongasi terjadi saat
tRNA dengan antikodon dan asam amino yang tepat masuk ke tempat
A. Akibatnya kedua tempat di ribosom terisi, lalu terjadi ikatan
peptide antara kedua asam amino. Ikatan tRNA dengan Nformil
metionin lalu lepas, sehingga kedua asam amino yang berangkai
berada pada tempat A. Ribosom kemudian bergeser sehingga asam
amino-asam amino-tRNA berada pada tempat P dan tempat A
menjadi kosong. Selanjutnya tRNA dengan antikodon yang tepat
dengan kodon ketiga akan masuk ke tempat A, dan proses berlanjut
seperti sebelumnya.
3) Terminasi.
Proses translasi akan berhenti bila tempat A bertemu kodon
akhir yaitu UAA, UAG, UGA. Kodon-kodon ini tidak memiliki
tRNA yang membawa antikodon yang sesuai. Selanjutnya masuklah
release factor (RF) ke tempat A dan melepaska rantai polipeptida
yang terbentuk dari tRNA yang terakhir. Kemudian ribosom berubah
menjadi sub unit kecil dan besar.
Proses Translasi

PROSES SINTESIS PROTEIN


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Proses sintesis protein terbagi atas transkripsi dan translasi. Seperti kita
ketahui DNA sebagai media untuk proses transkripsi suatu gen berada di
kromosom dan terikat oleh protein histon. Saat menjelang proses
transkripsi berjalan, biasanya didahului signal dari luar akan kebutuhan
suatu protein atau molekul lain yang dibutuhkan untuk proses
pertumbuhan, perkembangan, metabolisme, dan fungsi lain di tingkat sel
maupun jaringan.
2. DNA terdiri dari dua sulur/utas polinukleotida yang bersifat antiparalel.
Antar sulur/utas nukleotida berikatan pada basa N: Ikatan H.
3. Agar dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi, DNA harus
melakukan replikasi atau penggandaan DNA.
4. Gen merupakan fragmen DNA yang menyandikan protein/enzim.
Ekspresi gen meliputi proses transkripsi dan translasi.
5. Informasi dalam gen dicetak ke dalam molekul messenger Ribo Nucleic
Acid (mRNA) melalui proses trankripsi, mRNA membawa cetakan
informasi ke ribosom dalam sitoplasma, Ribosom kemudian melakukan
proses penerjemahan (translation) dengan menggunakan informasi cetakan
tersebut untuk mensintesis protein.

B. SARAN

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa sintesis protein sangat erat
kaitannya, dengan pembawaan sifat pada keturunan .
Oleh karena itu,melalui makalah ini kami sebagai penyusun mengajak para
pembaca dan pendengar untuk dapat mengambil pengetahuan dari materi yang
telah kami sampaikan tadi .
DAFTAR PUSTAKA

1. Albert, B., D. Bray, J. lewis, M. Raff, K. Roberts, J.D. Watson. 1994.


Molecular Biology of the cell. Garland Publishing, Inc, New York.

2. Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2002. Biologi. Alih bahasa
lestari, R. et al. safitri, A., Simarmata, L., Hardani, H.W. (eds). Erlangga,
Jakarta.

3. Reksoatmodjo, S.M.I. 1993. Biologi Sel. Departemen Pendidikan dan


kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pembinaan
Tenaga Kependidikan, Pendidikan Tinggi.

4. Watson, J.D., T.A. Baker, S.P. Bell, A. Gann, M. Levine, R. Losick. 2008.
Molecular Biology of The Gene. Pearson Education, Inc, San Francisco.

You might also like