You are on page 1of 11

KHOTBAH JUMAT

ْ ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُنَّ إِاَّل َوأَ ْنتُ ْم ُم‬


َ‫سلِ ُمون‬ َّ ‫“ يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آَ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬

Tak ada kata yang layak kita ucapkan selain daripada Puji dan syukur Ke Hadirat Allah SWT
Karena pada hari yang berbahagia ini kita masih bisa merasakan nikmat yang diberikan Allah SWT
Yang paling utama adalah nikmat iman, nikmat islam hingga nikmat waktu dan kesehatan hingga kita
bisa beribadah secara berjamaah melaksanakan ibadah yang dimuliakan Allah SWT ibadah “Shalat
Jum’at: pada hari ini di Masjid Besar Miftahul Jannah. Masjid yang dimuliakan oleh Allah SWT.

Shalawat dan salam senantiasa tercurah atas baginda Nabiullah Rasulullah Muhammad SAW
keluarga beliau, shahabat-shahabat beliau serta para pejuang islam di seluruh dunia yang sampai
dengan saat ini masih tetap berjuang menegakkan izzah islam, berjuang dengan mengorbankan
harta dan jiwa mereka.
Insya Allah dengan terus bersalawat kita akan istiqomah menegakkan risalah agung yang
ditinggalkan beliau sehingga akan tergolong sebagai umatnya dan mendapatkan syafaat dari beliau
di yaumul masyar kelak.

Pada hari ini pula saya selaku khatib mengajak kepada kita semua untuk selalu berusaha terus dan
terus memacu, meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT. Karena iman dan taqwa inilah
sebaik-baik bekal yang dapat kita bawa yang dapat kita pertanggungjawabkan kelak di akhirat nanti
Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Khotbah jum’ah yang akan saya sampaikan kali ini mengambil Judul “Fungsi Masjid Dalam
Mengatasi berbagai persoalan Umat”

Telah Kita ketahui bersama bahwa masjid kita ini adalah salah satu unsur penting dalam
mengembangkan potensi umat islam dan menjadi kunci untuk mengatasi berbagai persoalan yang
kita umat Islam alami pada saat sekarang ini. Namun, sayang seribu sayang kenyataan menunjukkan
bahwa fungsi masjid kita masih belum berjalan maksimal. Bahkan di tempat lain, Masjid tidak
berjalan sebagaimana mestinya bahkan menjadi biang masalah bagi umat islam itu sendiri.

Masyarakat Islam pada hari ini lebih mengedepankan pembangunan fisik masjid daripada
pembangunan yang lebih bersifat non-fisik. Pada hari ini telah terjadi kesalahan orientasi
kesalaham pola pikir dalam memfungsikan masjid untuk membangun umat Islam dan menjadikannya
central of solution (pusat solusi) terhadap berbagai krisis yang menimpa umat Islam saat ini.

Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Bangunan fisik masjid yang megah yang indah sering dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan dan
kemakmuran sebuah masjid. Padahal, banyak masjid yang megah yang dibangun dengan biaya yang
sangat besar tetapi sepi dari sholat berjama'ah, sepi dari kegiatan-kegiatan yang menunjukkan
syi'ar Islam, sepi terhadap ilmu islam dan lain sebagainya. Sehingga sampai dengan hari ini banyak
masjid hanya menjadi tempat singgah, tempat beristirahat dikala capek beraktivitas, bahkan ada
masjid yang hanya dijadikan sebagai simbol bahwa di tempat itu ada komunitas muslim.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Di sisi yang lain, ada satu penyakit kronis yang melanda umat Islam yang menjadikan masjid sebagai
tempat menuai popularitas. Sehingga terbangun sikap keegoan, kesombongan merasa dirinyalah yang
paling hebat, yang paling berjasa dan paling berhak untuk mengelola masjid. Praktis, tidak ada atau
kecil kemungkinan kesempatan bagi yang lain untuk ikut serta berpartisipasi memberdayakan dan
mengfungsikan masjid sebagaimana mestinya.

Hal ini banyak kita temui di tengah-tengah masyarakat muslim hari ini. Sehingga sampai
memunculkan perpecahan di antara jama'ah masjid. Ketika ada satu kelompok yang menjadi
pengelola masjid maka kelompok yang lain memboikot bahkan sampai dengan tidak mau
melaksanakan shalat berjama'ah di masjid tersebut. Demikian pula sebaliknya.

Kondisi seperti ini menambah ketidaknormalan fungsi masjid dalam membangun umat agar mampu
menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi.

Mulai dari masalah lingkungan yang semakin hari semakin tidak bersahabat seperti : ancaman akan
terjadinya tsunami, gempa sampai dengan wabah yang meresahkan masyarakat seperti Wabah ulat
bulu bahkan wabah penyakit flu burung yang sudah menjalar sampai ke beberapa kabupaten di
provinsi Sulawesi Utara.
Padahal Allah SWT telah berfirman dalam Al Quran :
Dari ayat ini maka telah nyatalah akibat-akibat kerusakan dan ketidakseimbangan Alam yang
semuanya disebabkan oleh kerakusan nafsu manusia dan kemajuan teknologi yang tidak dilandaskan
prinsip menjaga keseimbangan alam ketidakseimbangan bumi yang menjadi tempat tinggal kita
semua. Sehingga timbullah cuaca ekstrim, global warning sampai dengan ketidakseimbangan stuktur
geologi bumi yang semuanya telah menimbulkan dampak yang telah sama-sama kita rasakan saat ini.

Ditambah dengan masalah ekonomi yang tidak menentu, kenaikan harga barang secara
terus-menerus sampai dengan akan adanya kenaikan harga BBM dalam beberapa waktu dekat ini
sehingga kenaikan harga kebutuhan pokok yang tidak diimbangi dengan pendapatan masyarakat
hanya akan menambah daftar panjang jumlah kemiskinan, jumlah pengangguran dan ujung-ujungnya
menambah tingkat kejahatan yang terjadi dimasyarakat.
Padahal telah kita ketahui bersama bahwa Negara kita adalah Negara yang kaya akan berbagai
sumber daya alam, sumber minyak dan gas. Namun semuanya seperti hampa, semua karena
pengelolaan pemerintah kita yang sangat minim lebih banyak mengurus urusan politik daripada
urusan ekonomi rakyatnya.

Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Oleh karena itu, perlu adanya usaha maksimal dari kita semua untuk kembali menormalkan fungsi
masjid sebagaimana dengan melakukan berbagai tindakan praktis dan nyata. Sehingga fungsi masjid
akan benar-benar terberdayakan dalam mengatasi berbagai persoalan umat islam.

Dari segi etimologi atau dari segi harfiyah atau bahasa, masjid bermakna tempat sujud atau tempat
Shalat. Asal katanya adalah sajada. Isim ini kemudian berubah bentuk menjadi masjidu (masjid).
Tetapi kalau kita berbicara tentang sebuah bangunan yang diistilahkan masjid dalam agama Islam,
pengertian "tempat Shalat" sangatlah sempit dan sederhana sekali. Logika berpikirnya: "bukankah
Tuhan telah menjadikan seluruh jagat ini sebagai masjid (tempat bersujud) ? Jadi, apa bedanya
bangunan kokoh dan mewah sebagai masjid dengan seluruh jagat raya sebagai masjid ?".
Seluruh jagat adalah masjid (tempat sujud kepada Allah). Ini berarti bahwa seluruh bumi adalah
tempat untuk memperhamba diri pada Allah, tempat meluhurkan Allah SWT.

Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Hakikinya, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat sujud belaka. Namun, masjid masih
memiliki fungsi lain yang sangat banyak. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa sebenarnya
masjid adalah tempat ibadah sekaligus pusat bagi umat untuk mengembangkan Islam itu sendiri dan
sebagai pusat dalam mengatasi berbagai persoalan yang dialami umat islam.

Sebagai ilustrasi, kita bisa melihat orientasi awal dari Rasulullah SAW dalam mendirikan masjid
Quba (at-Taqwa) yang letaknya 5 km/3 mil dari Madinah sebagai masjid yang pertama kali dibangun
dalam sejarah Islam.

Peristiwa mendirikan masjid yang pertama ini memberikan kita makna yang sesungguhnya dikandung
oleh masjid. Setelah kira-kira 12 tahun beliau menjalankan tugas sebagai rasul di kota Makkah,
Allah menyuruh Nabi Muhammad hijrah ke Madinah. Hijrah merupakan taktik dan strategi
Rasulullah dalam mengembangkan agama dan mengislamkan umat.
Hijrah merupakan titik awal kebangkitan umat Islam,
Dan langkah pertama yang dilakukan oleh Rasulullah SAW pertama adalah membangun masjid.
Beliau secara gotong royong dengan kaum muslimin yang berada disekitarnya mendirikan masjid.
Mereka bekerja bersama-sama bergotong royong membangun masjid dengan penuh keikhlasan.
Semua bekerjasama untuk semua. Mereka yang membangun masjid bekerja dengan dasar takwa.
Bahkan Allah SWT berfirman :

"Sesungguhnya masjid yang berdasarkan takwa pada hari-hari permulaan berdirinya, lebih patut
engkau mendirikan Shalat di dalamnya. Di dalam masjid itu ada beberapa orang laki-laki yang suka
dirinya bersih, dan Allah menyukai orang-orang yang bersih. (QS. Al-Baraah: 108).
Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Dari masjidlah Rasulullah SAW mengatur umat Islam sehingga menjadi komunitas yang besar dan
disegani oleh bangsa lain. Ini berarti, masjid sebagai pusat strategis membangun umat dan
mengatasi berbagai persoalan yang melanda umat Islam. Masjid bukan hanya menjadi tempat sholat
akan tetapi juga pusat ekonomi, pusat pendidikan, pusat sosial-budaya, bahkan sampai dengan pusat
politik. Artinya Masjid memiliki fungsi yang kompleks bagi umat Islam dan memiliki fungsi solusi
menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi pada umat Islam.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Kesimpulan yang dapat kita tarik dari semua ini adalah bahwa sumber dari masalah kehidupan dan
masyarakat Islam dewasa ini ialah masjid yang kehilangan fungsi dan maknanya.

Ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan bersama dalam rangka menormalkan kembali fungsi
masjid, antara lain adalah :

Pertama, memperbaiki kondisi internal masjid. Perbaikan ini meliputi aspek fisik dan juga non fisik.
Fisik masjid yang bagus ditambah sarana pelengkap yang memadai akan menumbuhkan semangat
jamaah dan kekhusyu'an dalam beribadah.

Dengan demikian, masjid harus senantiasa diperhatikan kebersihan, kenyamanan, dan keamanannya.
Aspek non-fisik dari kondisi internal masjid salah satunya adalah perbaikan administrasi dalam
pengelolaan masjid. Masjid membutuhkan pengelolaan secara profesional.

Selama ini masih sering terjadi tumpang tindih dalam pengelolaan sehingga memunculkan konflik
di tengah-tengah masyarakat. Tidak terjalin kerjasama yang baik antara pengurus masjid sebagai
pengelola organisasi, dengan jamaah masjid sebagai anggota organisasi. Dengan terjalinnya
koordinasi yang baik antara Pengelolah dengan Jamaah masjid maka masjid dengan komponen di
dalamnya akan mampu maksimal menjawab krisis yang dihadapi bersamaan dalam bingkai kesatuan
umat Islam.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Kedua, menumbuhkan (rasa memiliki) dan (rasa tanggung jawab) bagi masyarakat di sekitar masjid
untuk mengisi dan memakmurkan masjid dengan berbagai kegiatan agama.

Hal ini akan terwujud ketika telah terbangun kepercayaan dari masyarakat terhadap transparansi
pengelolaan masjid.

Menawarkan berbagai kegiatan yang bisa menarik masyarakat untuk datang ke masjid secara
kontinu atau berlanjut mutlak diperlukan. Seperti, pengajian rutin, perayaan hari besar Islam dan
lain sebagainya.

Ketiga, setelah terjadi kontak yang baik antara masjid dan masyarakat maka dilakukan pendidikan
masjid, terutama pada angkatan generasi muda.

Oleh karenanya, Generasi yang lebih tua harus mampu mengayomi generasi mudanya dengan
memberikan didikan untuk turut andil dalam memakmurkan masjid.
Sehingga masjid akan terbangun dan berkembang di atas bingkai kesatuan jamaah sehingga kuat
dan potensial untuk mengatasi berbagai masalah umat.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Keempat, maksimalisasi fungsi masjid. Setelah semuanya telah berjalan dengan baik maka fungsi
masjid lebih diluaskan lagi. Salah satu aspek misalnya pemberdayaan ekonomi umat yang berpusat di
masjid. Sehingga pada akhirnya, masjid betul-betul menjadi pusat kegiatan umat dan mampu
mengatasi persoalan yang sedang melanda umat kita hari ini.

Jamaah Sholat Jum’ah yang dimuliakan Allah SWT


Kita menyaksikan bahwa hari ini banyak masjid di tengah-tengah kita telah kehilangan fungsi dan
maknanya. Masjid hanya dijadikan sebagai tempat singgah sementara setelah lelah dalam bekerja.
Setelah itu, masjid ibarat patung yang tidak bisa berbuat apa-apa ketika ada bahaya datang
menghantamnya.

Umat Islam harus disadarkan akan fungsi dan makna masjid yang sebenarnya, sehingga masjid akan
menjadi sebuah kekuatan dan inspirator kebangkitan umat Islam. Oleh karena itu perlu dilakukan
tindakan konkrit dalam rangka mensosialisasikan di tengah-tengah masyarakat muslim akan makna
dan fungsi masjid yang sebenarnya.

Mudah-mudahan dengan Khotbah ini, akan menjadi langkah maju bagi kita semua untuk menormalkan
kembali masjid kita sebagai pusat umat Islam dalam menyelesaikan berbagai masalah yang dialami
oleh umat hari ini. Sehingga ke depan masjid akan benar-benar berfungsi secara maksimal dan
sesuai dengan harapan Rasulullah SAW, harapan umat Islam seluruhnya.
‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‪ .‬أَقُوْ ُل قَوْ لِ ْي هَ َذا َوأَ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ْال َع ِظ ْي َم ِل ْي َولَ ُك ْم َولِ َسائِ ِر ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ‬
‫آن ْال َع ِظي ِْم‪َ ،‬ونَفَ َعنِ ْي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ْاآليَا ِ‬
‫بَا َركَ هللاُ ِل ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ ِ‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ّ‬
‫ت فا ْستَغفِرُوْ هُ إِنهُ ه َُو ال َغفوْ ُر الر ِ‬
‫ّحي ِْم‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫َوال ُم ْسلِ َما ِ‬

‫‪Khotbah Kedua‬‬

‫ُصلُّوْ نَ َعلَى النَّبِ ِّي‪ ،‬يَا أَيُّها َ الَّ ِذ ْينَ َءا َمنُوْ ا َ‬
‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‬ ‫إِ َّن هللاَ َو َمالَئِ َكتَهُ ي َ‬ ‫‪.‬‬
‫اَللَّهُ َّم ا ْغ ِ‬
‫ف‬

‫ت‬‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال ّدع ََوا ِ‬ ‫ت‪ ،‬إِنَّ َ‬‫ت ْاألَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َو ْاألَ ْم َوا ِ‬
‫ت‪َ ،‬و ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬ ‫‪.‬‬
‫رْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫ان َواَل تَجْ َعلْ فِي قُ ُل‬ ‫َربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا وَإِل ِ ْخ َوانِنَا الَّ ِذينَ َسبَقُونَا بِاإْل ِ ي َم ِ‬
‫وبِنَا ِغاّل ً لِّلَّ ِذينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنكَ َرؤُوف َّر ِحي ٌم‬
‫ٌ‬ ‫َّ‬
‫ظلَ ْمنَا أَنفُ َسنَا َوإِن لَّ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكون ََّن ِمنَ ْالخ ِ‬
‫َاس ِرينَ‬ ‫َربَّنَا َ‬
‫اب ال‬ ‫َ‬ ‫ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ً‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ّ‬
‫َربَنَا َءاتِنَا فِي الدنيَا َح َسنة َوفِي األ ِخ َر ِة َح َسنة َوقِنَا َعذ َ‬

‫نّ ِ‬
‫ار‬ ‫‪.‬‬
‫َو ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمينَ‬ ‫‪.‬‬

You might also like