You are on page 1of 9

DASAR DASAR GOOD GOVERNANCE (KEPEMERINTAHAN YANG BAIK)

Bagian I

Perubahan paradigma dalam bidang kepemerintahan dalam era pasca reformasi ini
menjadi topik utama dalam paradigma baru kepemerintahan di Indonesia. Aparatur
pemerintah merupakan unsur pelayanan masyarakat perlu lebih dahulu menghayati
serta menerapkannya sesuai tuntutan zaman yang sudah berubah. Bahwa paradigma
lama yang selama ini menjadi aspek pemerintahan dengan kecenderungan dengan
kekuasaan dan sekarang berubah menjadi kewenangan untuk pelayanan masyarakat,
pemberdayaan masyarakat. Sejalan dengan perubahan era reformasi tersebut baik
secara internal maupun perubahan lingkungan strategik yang sudah merupakan
keharusan setiap pegawai negeri (aparatur) memahami dan melaksanakan secara
baik.

Perubahan paradigma dalam bidang kepemerintahan dalam era pasca reformasi ini menjadi topik
utama dalam paradigma baru kepemerintahan di Indonesia. Aparatur pemerintah merupakan unsur
pelayanan masyarakat perlu lebih dahulu menghayati serta menerapkannya sesuai tuntutan zaman
yang sudah berubah. Bahwa paradigma lama yang selama ini menjadi aspek pemerintahan dengan
kecenderungan dengan kekuasaan dan sekarang berubah menjadi kewenangan untuk pelayanan
masyarakat, pemberdayaan masyarakat. Sejalan dengan perubahan era reformasi tersebut baik secara
internal maupun perubahan lingkungan strategik yang sudah merupakan keharusan setiap pegawai
negeri (aparatur) memahami dan melaksanakan secara baik.
 
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000, tentang Diklat Jabatan Pegawai
Negeri Sipil yang menetapkan salah satu mata diklat yaitu; Dasar-dasar Kepemerintahan Yang Baik
(Good Governance) untuk diikuti oleh calon pegawai yang akan menduduki jabatan eselon IV. Untuk
menjadikan jabatan pegawai negeri sipil pada jenjang eselon IV sebagai sumber daya manusia
aparatur negara yang mempunyai kompentensi yang bersikap dan berperilaku yang menentukan
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.   
 
Bertolak dari amanat PP tersebut di atas, dalam makalah ini penulis akan berusaha menguraikan apa
yang menjadi dasar dari kepemerintahan yang baik tersebut yang dapat diaplikasikan (diterapkan)
dalam kehidupan kepemerintahan khususnya di daerah Sumatera Barat. Hal ini mengingat banyak
factor yang mempengaruhi perubahan paradigma tersebut dari pemerintah menjadi kepemerintahan
yang mempunyai pengertian yang jauh mendalam dan memerlukan waktu untuk penerapannya.
 
Berselang waktu sekitar 10 tahun, semenjak dimulai reformasi pada tahun 1998 lalu, telah membawa
banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang mempunyai implikasi mendalam
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Indonesia umumnya dan di Sumatera
Barat khususnya. Melalui demokratisasi dan desentralisasi, keterbukaan, transparansi, akuntabilitas,
penyelenggaraan pemerintahan di daerah sebagai ciri dari Good Governance atau kepemerintahan
yang baik tersebut.
 
Sejalan dengan perubahan zaman yang dipengaruh era globalisasi yang menandai proses transformasi
dari era orde baru, secara struktural dengan demokratisasi yang berkembang dalam kehidupan
bermasyarakat. Pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat di berbagai bidang kehidupan;
penegakan supremasi hukum dan pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme dalam pemerintahan,
penghormatan hak azasi manusia serta perubahan interaksi sosial poitik dan ekonomi antara
masyarakat dan pemerintah.
 
 PENGERTIAN DAN PARADIGMA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD
GOVERNANCE)
 
Sebelum melakukan  pembahasan lebih lanjut  tentang apa  pengertian dan  menjadi  dasar dasar dan 
prinsip prinsip  Good Governance dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat, dirasa perlu
memahami  pengertian dan beberapa perbedaan antara  kepemerintahan (Governance ) dan pemerintah
(government)  yaitu antara lain  :
 
Pemerintahan (Government)
 
Dalam pengertiannya bahwa Pemerintah adalah merupakan salah satu unsur dari tiga unsur berdirinya
sebuah negara disamping rakyat dan wilayah. Selanjutnya unsur pemerintah merupakan sebuah
kekuasaan (power) untuk menjalankan pemerintahan dengan melayani kepentingan rakyat serta
bertugas/berhak menjalankan roda pemerintahan dengan peraturan perundangan serta peraturan
lainnya untuk mengatur rakyat dengan tujuan tercapainya kesejahteraan rakyat itu sendiri. Kekuasaan
yang diberikan tersebut merupakan tugas untuk mengatur dan pelaksanaan ketertiban dan keamanan
dalam masyarakat serta melakukan pungutan pajak dan retribusi serta mengatur jalannya
perekonomian dalam sebuah Negara.
 
Dipihak lain rakyat selama ini diartikan sebagai orang yang diperintah mempunyai hak dan kewajiban
tertentu sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah dan legislatif. Disini tampak perbedaan
antara pemerintah disuatu sisi dan rakyat disisi lainnya. Dalam pengertian tersebut pemerintah
mempunyai kedudukan lebih dominant dibanding rakyatnya sendiri.
 
Dalam kaitan dengan sejarah pemerintahan dengan mulai sejak Kemerdekaan tahun 1945, sudah
banyak terjadi perubahan sistem pemerintah termasuk didalamnya pemerintah daerah. Diawali
lahirnya istilah pemerintahan semenjak manusia belum mengenal pemerintahan, dimana manusia
hidup secara berkelompok-kelompok kecil yang bersifat bebas melakukan sesuatu sesuai kebutuhan-
kelompok masing-masing sesuka hati mereka. Mereka hidup berpindah-pindah dengan memanfaatkan
sebagian besar energi hanya untuk mempertahankan diri dari serangan kelompok lain. Belum ada
hukum yang mengatur hubungan antar kelompok tersebut yang merupakan nilai dan etika untuk
menentukan sikap dan perilaku masing masing.
 
Kemudian muncul istilah manusia memakan manusia dan manusia yang kuat akan berkuasa dan
manusia yang lemah akan dieksploitasi dan dirampas haknya oleh yang kuat (manusia yang satu
menjadi srigala terhadap manusia yang lain).          
Kondisi tersebut akan selalu mengakibatkan terjadi konflik dalam masyarakat mereka, sebagaimana
kita dengar dalam kehidupan masyarakat primitif dimanapun didunia ini.
 
Seiring dengan perjalanan waktu orang-orang yang kuat (pemimpin) tersebut lama kelamaan
mendapat suatu bisikan untuk menjadi manusia bijaksana untuk menciptakan kehidupan yang lebih
tertib, melalui kesepakatan-kesepakatan untuk mengatur kehidupan masyarakat yang lebih maju.
 
Pengertian secara Harfiah bahwa Pemerintah atau government dalam bahasa Inggris berarti “The
Authoritative direction and administration of the affairs of men/women in nation, state, city, etc”. atau
dalam bahasa Indonesia berarti “Pengarahan dan administrasi yang berwenang atas kegiatan orang
orang dalam sebuah Negara, Negara bagian, kota  dan sebagainya.
 
Atau sebagai The Governing Body of a Nation, state, city, etc. Atau sebagai lembaga/badan yang
menyelenggarakan pemerintahan Negara, Negara bagian, kota dan sebagainya.
Sedangkan istilah kepemerintahan dalam bahasa Inggris disebut Governance yang berarti “Act, fact,
manner, of governing”, jika diterjemahkan berarti tindakan, fakta, pola, dari kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan.
 
Governance merupakan suatu proses atau kegiatan, oleh Kooiman (1993) berarti merupakan
serangkaian kegiatan (proses) interaksi sosial politik antara pemerintah dengan masyarakat dalam
berbagai bidang yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat dan intervensi pemerintah atas
kepentingan-kepentingan tersebut.
 
Menurut Prof. Bintoro Tjokroamidjojo (34:2000) dalam Buku Paradigma Baru Management
Pembangunan, mengemukakan bahwa Governance berarti ; memerintah, menguasai, mengurusi,
mengelola. Kemudian kutipan pendapat Bondan Gunawan dengan istilah penyelenggaraan sebagai
terjemahan dari Governance. Begitu juga dalam pidato Presiden RI tanggal 16 Agustus 2000 istilah
Governance diterjemahkan menjadi pengelolaan.
 
Kesimpulan pengertian Governance disamping berarti kepemerintahan, juga mengandung arti
pengurusan, pengelolaan, pengarahan, pembinaan, penyelenggaraan dan bisa juga diartikan
Pemerintahan.
 
Istilah Public Governance, Private Governance, Corporate Governance, Banking Governance
kemudian berkembang secara luas secara populer dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat  dan
bisnis.
 
Sedangkan dalam praktek terbaiknya disebut Good Governance (kepemerintahan yang baik)  yang
sampaikan dalam PP nomor 101 tahun 2000 tentang Diklat Jabatan PNS.
 
Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance)
 
Pengertian istilah Good adalah Pertama; merupakan nilai-nilai yang sesuai keinginan rakyat atau nilai
yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam mencapai tujuan nasional :  kemandirian,
pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial. Kedua; aspek-aspek fungsional dari pemerintah yang
efektif dalam pelaksanakaan tugas untuk mencapai tujuan. 
 
Pendapat Pinto (1994), istilah Governance mengandung arti Praktek Penyelenggaraan Kekuasaan dan
Kewenangan oleh Pemerintah dalam mengelola urusan pemerintahan secara umum, dan
pembangunan ekonomi khususnya.
 
OECD dan World Bank mensinonimkan Good Governance dengan penyelenggaraan manajemen yang
solid dan bertanggung jawab, sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah
alokasi investasi, menghindarkan korupsi/KKN baik secara politik maupun administrasi, menjalankan
disiplin anggaran serta penciptaaan legal  and plotical framework bagi tumbuhnya wiraswasta.
 
Menurut UNDP tentang definisi Good Governance adalah sebagai hubungan yang sinergis dan
konstruktif diantara Negara, sektor swasta dan masyarakat, dalam prinsip-prinsip; partisipasi,
supremasi hukum, transparansi, cepat tanggap, membangun konsesus, kesetaraan, efektif dan efisien,
bertanggungjawab serta visi stratejik.
 
Menurut AKIP (LAN & BPKP, 2000) bahwa proses penyelenggaraan kekuasaan Negara dalam
menyediakan Public Good and Sevices di sebut Governance (pemerintah atau kepemerintahan),
sedang praktek terbaiknya disebut Good Governance (kepemerintahan yang baik). Dituntut dalam
pelaksanaan yaitu; Koordinasi (aligment) yang baik dan Integrasi, Profesionalisme serta Etos Kerja
dan Moral yang tinggi.
Mewujudkan pemerintah yang baik diperlukan komitmen dari semua pihak (pemerintah dan
masyarakat). Sedangkan Wujud Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance) adalah
Penyelenggaraan Negara yang solid dan bertanggung jawab dan efektif dan efisien dengan
mensinergikan interaksi yang konstruktif diantara domein domein Negara.    
 
Good Governance bersenyawa dengan Sistem Administrasi Negara dengan berupaya
menyempurnakan Sistem administrsi Negara tersebut. Oleh Bagir Manan (1999) menyatakan bahwa
Sangat wajar apabila tuntutan penyelengaraan pemerintahan yang baik terutama ditujukan pada
pembaharuan adinistrasi negara dan penegakan hukum. 
 
J.B.Kristiadi berpendapat bahwa Good Governance dicapai melalui pengaturan yang tepat diantara
dua fungsi pasar dan fungsi organisasi termasuk organisasi publik, sehingga tercapai transaksi
transaksi dengan biaya rendah.
 
Mustopadidjaja berpandangan bahwa kridibilitas manajemen Pemerintahan pada negara-negara
Demokratis Konstritusional dimasa mendatang akan lebih banyak ditentukan oleh kompetensinya
dalam pengelolaan kebijakan publik. Peran pemerintah melalui kebijakan-kebijakan publiknya sangat
penting dalam memfasilitasi terjadinya mekanisme pasar yang benar sehingga penyimpangan
penyimpangan terjadi di dalam pasar dapat dihindari. Oleh karena itu, upaya-upaya perwujudan
kearah Good Governance dapat dimulai dengan membangun landasan demokratisasi penyelenggaraan
Negara dan bersamaan dengan itu dilakukan upaya pembenahan terhadap penyelenggaraan
pemerintahan.
 
JICA dalam pembangunan landasan Demokratisasi Penyelenggaraan Negara dengan elemen-elemen
menyampaikan beberapa hal;
a. Legitimasi. Apa demokrasi dijunjung tinggi dan hukum semestinya mengendalikan
kekuasaan dan kedaulatan? Apa prosedur untuk mekanisme penyampaian keberatan
perbedaan pendapat dibangun dan berfungsi?
b. Accountability, Apa penyalahgunaan wewenang tidak mungkin dilakukan? Apakah ada
keterbukaan informasi dalam penyelenggaraan wewenang? Apakah tugas-tugas dan
wewenang para pejabat diuraikan secara jelas?
c. Securing Human Rights, Apakah hak azasi manusia dihormati? Apakah hak-hak minoritas
dihormati? Apakah upaya-upaya dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
d. Local Autonomy and Devolution, Apakah penyelenggaran otonomi daerah dan
pendelegasian wewenang dihormati secara institusional?
e. Civilian Control Over Excessive Arms Management and Disarmament, Apakah
pengeluaran militer dikendalikan pada proporsional tertentu dari anggaran.
 
Prinsip-Prinsip Kepemerintahan Yang baik
 
Untuk mewujudkan Good Governance tersebut adalah berbagai karakteristik dan ciri ciri  ditelaah 
dan dilaksanakan dan diikuti dengan sebenarnya dalam perwujuduan Good Governance . Sedangkan
ciri ciri Good Governance menurut  PP No.101 tahun 2000 yaitu ;
Profesionalitas, akutanbilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektifitas,
supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat.  
 
Perubahan Paradigma
 
Perubahan paradigma dari pengertian pemerintah (government) antara lain ; dimana unsure kekuasaan
(power)  dirubah menjadi unsur kewenangan (Authority) yang bertugas  melayani masyarakat Atau
Public Servise. Selanjutnya pengertian tersebut dalam Good Governance terdapat tiga unsure terkait
yaitu antara lain ; pemerintah, swasta dan masyarakat yang hidup saling terkait satu sama lain.
Sedangkan paradigma sebelumnya rakyat merupakan sisi lain yang terpisah dari pemerintah, berarti
rakyat harus mengikuti kemauan pemerintah melalui aturan dan kebijakan yang diambil. Walau
tujuannya adalah  sama  yaitu ingin  meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, serta ketertiban dalam
masyarakatnya.
 
Pemerintah dalam keberadaannya sebagai pelayan terhadap kebutuhan masyarakat di banyak bidang
kehidupan masyarakat luas. Bukan berarti rakyat atau masyarakat yang melayani pemerintah seperti
pernah terjadi dalam beberapa periode masa lalu. Perubahan paradigma tersebut memang memerlukan
waktu , mengingat kesiapan aparatur pemerintah sendiri atau kesiapan masyarakat perlu  proses dan
pentahapan yang baik. Sedangkan untuk menciptakan masyarakat madani  yang merupakan kelompok
diantara pemerintah dengan perorangan   yang  mencakup kelompok atau perorangan yang
berinteraksi secara  social , politik dan ekonomi .  Kelompok masyarakat sipil tersebut telah dirasakan
mamfaatnya oleh masyarakat , melalui fasilitas partisipasi masyarakat dengan cara mobilisasi  untuk
meningkatkan kesejahteraannya melalui berbagai bidang sebagai masyarakat yang madani atau (civil
society) .
 
Masyarakat yang madani dimaksud disini merupakan kelompok masyarakat yang telah menyadari
perbaikan kesejahteraan , tingkat pendidikan dan peradaban masyarakat secara keseluruhan yang
tujuannya terbentuk kutup kutup kekuasaan baru dalam masyarakat. Masalah ini sebagai akibat dari
semakin lemahnya  ketergantungan social , ekonomi mereka kepada kekuasaan formal  (M.Ryaas
Rasyid  Dalam Buku Berjudul  Makna Pemerintahan).
 
Transformasi  structural tersebut ditandai dengan proses demokratisasi yang semakin tumbuh dan
berkembang , pemberdayaan  dan peningkatan partisipasi  masyarakat dalam berbagai bidang ,
penegakan supremasi hukum  dan pemberantasan korupsi , kolusi dan nepotisme di lingkungan
pemerintah , penghormatan terhadap hak-hak  azasi manusia, dinamika interaksi social , politik dan
ekonomi antara pemerintah dan masyarakat.
 
Perbedaan antara Pemerintah  (Government) dan Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance)
 
         GOVERNMENT                                                  GOOD GOVERNANCE
 
1. Kekuasaan (Power) klasik                                        1. Kewenangan/Pelayanan/modern
2. Sentralisasi                                                                2. Desentralisasi (otonomi)
3. Pengerahan  masyarakat                                           3 Pemberdayaan masyarakat
4. Dominasi ekonomi                                                    4.Ekonomi Pasar
5. Pembinaan Masyarakat                                             5. Civil Society.
6. Top Down                                                                 6. Bootom Up
……………………………………………………………………………………………..
Kondisi masyarakat sekarang memang jauh berbeda dari kondisi mayarakat sewaktu kemerdekaan
lebih setengah abad lalu . Banyak kemajuan diberbagai bidang kehidupan  ; seperti ekonomi, social
budaya , politik  telah semakin meningkatkan kwalitas hidup masyarakat . Kemajuan tersebut semakin
kompleks, dinamis dan sangat beragam, walaupun ada sebagian besar masyarakat yang masih hidup
dibawah garis kemiskinan dan bahkan hidup kelaparan di negeri kaya raya ini.
 
Khusus dibidang perekonomian Indonesia sempat mengalami fluktuasi ekonomi beberapa dasawarsa
sebelum  akhir tahun 1990 an. Era orde baru hanya sempat bertahan pada tahun 1998 setelah
gelombang politik besar dari  reformasi muncul setelah kegagalan orde ini dalam mempertahankan
kekuasaannya . Diawali dengan krisis ekonomi dan berlanjut menjadi krisis multi dimensional
sebelum lahirnya reformasi , menyebabkan Negara besar ini masih belum bisa bangkit untuk
melepaskan diri dari berbagai krisis tersebut sampai sekarang.
 
Dari kegagalan tersebut di ataslah muncul dan menguatnya tuntutan aktualisasi peranan masyarakat
aktif dalam pembangunan. Dominasi peran pemerintah dalam pembangunan mulai dipertanyakan dan
semakin menguatnya kesadaran  akan nilai nilai demokrasi  yang ditandai dengan kebebasan
masyarakat dalam proses penyusunan kebijakan , mulai dari perencanaan dan pelaksanaan dan
evaluasi      .
 
Dibidang penyelenggaraan pemerintah banyak negara yang sudah menemukan pola pola baru melalui
pendekatan pendekatan pembangunan dengan melibatkan peran aktif msyarakat termasuk
didalamnya dunia usaha serta LSM secara lebih besar.   
Pola tersebut kemudian berubah menjadi format baru kepemerintahan yang mengubah pandangan
klasik yang pemerintah selama ini lebih dominant dalam pembangunan masyarakat.
 
Konsepsi Kepemerintahan (Governance)
 
Karakteristik masyarakat post modern dewasa ini bersifat ;  kompleks, dinamis, dan beraneka ragam.
Kemajuan pembangunan msyarakat selama ini telah mendorong terbentuknya kondisi mayarakat
seperti yang dimaksud di atas yang mempunyai pola interaksi social piltik antara pemerintah dengan
masyarakat cenderung berubah sejalan dengan kompleksitas, dinamika, dan keragaman permasalahan
yang dihadapi.
 
Dalam perjalanan sejarah pembangunan bangsa bangsa di Negara berkembang di dunia termasuk di
Indonesia  pada era orde baru , telah menunjukan dominasi yang begitu kuat  yang menentukan
kondisi social –ekonomi dan politik dalam kehidupan masyarakat. Monopoli pemerintah semakin kuat
dalam akses terhadap sumber –sumber dan informasi statistic   yang menempatkan pemerintah sebagai
agen pembaharu (agent of development) yang dewasa ini mulai ditinggalkan di era kepemerintahan
yang baik (Good Governance).
 
Konsepsi Penyelenggaraan Pemerintahan (Governing)
Kontek masyarakat dalam masyarakat kontemporer yang dinamis , kompleks dam aneka ragam 
(Koinman ; 1993 : 255-259) . Sedangkan dalam dunia  dengan karekteristik masyarakat seperti
tersebut di atas yaitu :
-          Permasalahan social dalam masyarakat umumnya disebabkan interaksi berbagai factor dan
tidak bisa  dibatasi oleh sebab munculnya suatu factor tertentu secara terisolir.
-          Pengetahuan politis maupun tehnis tentang permasalahan dan kemungkinan pemecahannya
diantara banyak factor.
-          Tujuan kebijakan public tidak mudah untuk dirumuskan bahwa lebih sering menjadi bahan
untuk disempurnakan ketidak pastian menjadi aturan dan bukan sebagai pengecualian.
 
Kegiatan dalam rangka kepemerintahan dapat didefinisikan sebagai berikut  “, proses interaksi
antara berbagai actor dalam pemerintahan dengan kelompok sasaran atau berbagai individu
masyarakat (Kooiman ; 255)”.
 
Sedangkan menurut Offe  (1985; 310) menyatakan bahwa “, hasil dari tindakan administrative 
dalam berbagai bidang adalah bukan merupakan hasil dari pelaksanaan tugas pemerintah
berdasarkan  peraturan perundang undang yang ditetapkan sebelumnya , tetapi  lebih merupakan
hasil dari kegiatan produksi bersama (coproduction) antara lembaga pemerintah dengan klien
masing masing”.
 
Penyelenggaraan Pemerintahan (governing) dalam masyarakat dewasa ini pada intinya
merupakan proses koordinasi , pengendalian (steering) , pemengaruhan (influence) dan
penyeimbangan (balancing) dari setiap hubungan (interaksi) terebut.
 
Artinya format pemerintahan yang baru diperlukan untuk dapat memenuhi tuntutan perubahan pola
interaksi social politik antara pemerintah dan masyarakat.
Untuk menghindari pola tradisional seperti top down atau pola pendekatan aturan pusat dan daerah
selama ini terjadi.
 
Format interaksi antara pemerintah dengan masyarakat dari semula “,sarwa negara”,  atau
pemerintahan (government) sebagai paradigma klasik pemerintahan negara dan penyelenggaraan
pembangunan maupun pelayanan public , telah bergeser menjadi format baru kepemerintahan yang
lebih dikenal dengan istilah Governance. 
 
Aktor Dalam Kepemerintahan
 
Negara dan  Pemerintahan
Konsepsi kepemerintahan pada dasarnya adalah kegiatan kenegaraan , tetapi lebih jauh dari itu
melibatkan sector swasta dan kelembagaan  masyarakat madani (civil society).Pengertian Negara
/pemerintahan mencakup keseluruhan lembaga politik dan sector public . Peranan dan tanggung jawab
Negara atau pemerintah adalah meliputi ; penyelenggaraan pelayanan public , penyelenggaraan
kekuasaan untuk memerintah , dan membangun lingkungan yang kondusif bagi tercapainya tujuan
pembangunan baik local , nasional dan global.
  
 
Sektor Swasta, sebagai pelaku (actor)
Mencakup perusahaan swasta yang aktif dalam interaksi dalam system pasar, industri manufacturing
(pengelolaan), perdagangan , perbankan, koperasi dan sector informal lainnya dalam beberapa
kegiatan yang bersifat ; penyerapan tenaga kerja, peningkatan produksi, investasi , pengembangan
usaha, sumber penerimaan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.
 
Masyarakat madani (sivil society)
Merupakan kelompok masyarakat dalam kontek kenegaraan pada dasarnya berada diantara
pemerintah dan perseorangan . mencakup baik perseorangan maupun kelompok tersebut yang
berinteraksi secara social ,politik, ekonomi. Kelembagaan masyarakat sipil tersebut dirasakan oleh
masyarakat melalui fasilitas partisipasi masyarakat dengan mobilisasi. 
 
Prinsip Prinsip Kepemerintahan
 
Prinsip mendasar dalam melandasi perbedaan antra konsepsi kepemerintahan (Governance) dengan
pola pemerintahan yang tradisionil adalah terletak pada adanya tuntutan yang kuat agar peranan
pemerintah dikurangi  dan  peran  masyarakat termasuk lembaga dunia usaha dan LSM/ornop
semakin ditingkatkan dan terbuka aksesnya.
 
Menurut Duclaud Williems  dan Kooiman (1993; 251) antara lain ;
1. Selama ini struktur  kekuasaan pemerintah , metode, dan instrument pemerintahan tradsionil
menunjukkan kegagalan.
2. Ruang lingkup kegiatan interaksi social politik yang baru telah muncul, tetapi format
kelembagaan dan pola tindakan mediasi berbagai kepentingan yang berbeda pada
kenyataannya masih belum tersedia.
3. Terdapat isyu baru yang strategis menjadi pusat perhatian seluruh actor dalam interaksi
sospol dalam lingkungan pemerintah dan masyarakat.
4. Diperlukan konvergensi atau kesearahan tujuan dan kepentingan untuk menghasilkan
dampak yang bersifat sinergis atau situasi win win solution.
 
Kondisi objektif tersebut telah mendorong terjadinya format baru kepemerintahan sospol
(Social Political Governance ) baru dalam masyarakat modern.   
 
Isi Good Governance meliputi ; responsible, accountable, controlble, tranparancy, limitable dan
lainnnya.
 
Ciri Good Governance meliputi ;  profisional, akutanbilitas, transparan, pelayanan prima,
demokrasi, efisiensi, efektifitas, supremasi hokum dan dapat diterima masyarakat.

You might also like