Professional Documents
Culture Documents
Untuk memenuhi pembuatan tugas kelompok ini, kami mencari bahan dari berbagai
Dalam makalah ini kami membahas tentang seluk beluk kalimat. Kata-kata di dalam
kalimat ada yang menyendiri dan ada yang berkelompok dengan kata-kata lain. Masing-
Masing kelompok tersebut disebut kesatuan sintaksis. Kesatuan sintaksis itu ditentukan oleh
permutasi atau pemindahan. Kata atau kelompok kata yang dapat dipindahkan tempatnya
tanpa mengubah arti merupakan kesatuan sintaksis. Kata-kata tersebut disebut gatra. Untuk
mencari gatra tersebut perlu adanya prinsip-prinsip,untuk itu kami akan membahasnya dalam
makalah ini.
Didalam kalimat, ada yang disebut kalimat analitis dan kailmat sintesis.Untuk
menambah wawasan kita, kami pun akan membahasnya dalam makalah ini.
2. Rumusan Masalah
a. Apa saja prinsip-prinsip dalam mencari gatra kalimat dan macam-macam
keterangan kalimat.
b. Apakah yang dimaksud kalimat analitis dan sintesis serta bagaimana variasi
susunannya.
3. Tujuan Penulisan.
susunannya.
c c
c
KALIMAT
Kata - kata di dalam kalimat ada yang menyendiri dan ada yang berkelompok dengan
kata lain. Masing - masing kelompok kata tersebut disebut kesatuan sintaksis. Jadi hubungan
antara kata satu dengan kata yang lain tidaklah sama eratnya.
Kesatuan sintaksis itu ditentukan oleh permutasi atau pemindahan. Kata atau kelompok kata
yang dapat dipindahkan tempatnya tanpa mengubah arti merupakan suatu kesatuan sintaksis.
Kata atau kelompok kata tersebut disebut gatra. Jadi, gatra ialah kesatuan sintaksis di dalam
kalimat yang dapat diubah-ubah letaknya tanpa mengubah arti kalimat tersebut. Gatra - gatra
tersebut disebut fungsi atau jabatannya. Fungsi-fungsi tersebut adalah subyek (S), predikat
(P), objek (O) dan keterangan (K). Gatra subyek dan predikat dianggap sebagai gatra mutlak
yang harus ada jika suatu ujaran mau disebut kalimat. Tetapi apabila sudah diketahui oleh
kedua belah pihak yang berbicara, salah satu atau keduanya dapat juga tidak tidak disebutkan.
1.2 Analisis Unsur Bawahan Langsung
Untuk menentukan gatra - gatra dalam sebuah kalimat dapat dilakukan dengan teknik
analisis unsur bawahan (UBL). Prosedurnya sangat sederhana, yaitu dengan menganalisis
unsur - unsur pembentuknya, yaitu unsur segmental (tidak bisa dianalisis lagi) dan unsur
Kalimat yang akan dianalisis : Ia sudah mengerjakan soal itu dengan sungguh-sungguh.
UBL 3, yang masih bisa dianalisis dari kalimat di atas yaitu (a) sudah mengerjakan soal itu
Sehingga menjadi:
UBL 5, yang masih bisa dianalisis berikutnya adalah ³soal itu´. Sehingga menjadi:
Soal Itu
(sampai tingkat tertentu, analisis UBL dapat digunakan sebagai dasar penentuan gatra).
a. Subyek merupakan gatra inti yang tidak bisa dihilangkan atau dihapus.
Jika dihapus maka struktur kalimat akan kacau atau tak sempurna atau bahkan
b. Berdasarkan intonasinya, pada gatra subyek suara makin naik disertai nada
tertahan (jeda).
e. Gatra subyek berjenis kata benda (berupa kata atau frasa). Sebenarnya, secara
f. Karena gatra subyek termasuk kelas benda, subyek cocok untuk pertanyaan
³apa´ atau ³siapa´ didepan gatra predikat. Jika berupa klausa, bisa didahului
a. Karena gatra predikat merupakan gatra inti, gatra predikat tidak bisa
dihilangkan atau dihapuskan. Jika dihapus maka struktur kalimat akan kacau.
b. Berdasarkan intonasinya, suara makin merendah pada akhir gatra predikat dan
diikuti kesenyapan.
d. Dapat dipertegas dengan melekatkan partikel ³lah´ pada akhir gatra predikat
lebih ± lebih bila predikat berjenis bukan kata/frasa kerja. Terutama bila berada
di depan subyek/inversi..
Objek merupakan gatra tambahan. Ada empat macam objek yaitu objek penderita, objek
Sebenarnya masih ada satu objek lagi yaitu objek semu atau sering disebut pula pelengkap.
Ciri pokok objek semu adalah selalu berada di belakang kalimat aktif intrasitif tetapi tidak
bisa dipindah/dipermutasikan dan tak dapat pula dipasifkan kalimatnya. Yang khas dari
semua objek adalah bahwa objek hanya ada dalam kalimat verbal (kalimat yang predikatnya
kata kerja) karena pengertian objek erat hubungannya dengan masalah aktif -pasif , transitif-
(4) Selalu berada dibelakang predikat dalam keadaan aktifnya (tidak bisa
(5) Karena hubungan dengan predikatnya sangat erat, kalimat belum lengkap
tanpa objek ini. Namun demikian kalimat ini bukan gatra inti.
(5) Bila bukan klausa, tak pernah didahului /diawali kata tugas (kata depan, kata
hubung, dsb).
(7) Bila objek berupa klausa, biasanya didahului kata hubung ³bahwa´.
b. Objek Pelaku
(2) Selalu mengikuti predikat kalimat pasif (jadi hanya ada dalam bentuk pasif ).
(4) Bila bisa diaktifkan (predikatnya berawalan ³di´), objek pelaku akan
(2) Selalu ada bersama objek lain. Jadi tak pernah sebuah kalimat atau klausa
hanya memiliki objek penyerta saja . Inilah sebabnya objek penyerta disebut
e. Objek Semu
Ciri-ciri objek semu antara lain:
(2) Selalu mengikuti predikat yang berjenis kata kerja aktif intransitif.
Baik objek maupun keterangan merupakan keterangan predikat. Bedanya, objek merupakan
keterangan yang sifatnya erat. Inilah sebabnya letak objek yang ideal adalah hubungannya
dengan predikat. Inilah sebabnya keterangan kalimat lebih bebas dipindah posisinya .
Baik objek maupun keterangan kalimat merupakan gatra tambahan (bukan gatra inti). Oleh
karena itu, bisa dihapus tanpa mengurangi makna inti, terutama keterangan. Sedikit berbeda
dengan objek, objek memang akan mengakibatkan sedikit janggal bunyi / nada kalimat bila
objek dihapus. Hal ini dikarenakan sifat hubungan objek yang erat dengan predikat, terutama
objek penderita
Keterangan ini tak pernah berupa klausa. Jadi tidak akan pernah ada klausa anak/anak
kalimat menjabat keterangan tempat.
Misal :
dengan kata tugas ³dengan´. Keterangan ini tidak pernah berupa klausa.
Misal :
tersebut dalam predikat. Keterangan ini tidak pernah berupa klausa. Biasanya
Misal :
Misal :
dengan kata tugas ³dengan´ disertai kata/frasa sifat. Keterangan ini tidak
Misal:
Misal:
peristiwa/tindakan yang tersebut dalam predikat. Jadi keterangan ini bersifat subyektif.
Menyatakan keraguan pembicara atas peristiwa predikat (tak pernah berupa klausa)
Misal:
Kalau berdekatan dengan predikat, bisa pula disatukan dengan predikat (tak pernah
berupa klausa).
Misal:
Menjelaskan bahwa tindakan dalam predikat mungkin terjadi. Keterangan ini dinyatakan
oleh kata ³mungkin´, atau ³agaknya´. Karena keterangan ini sulit dibedakan dengan
keterangan keraguan, maka sering dikategorikan keterangan keraguan (tak pernah berupa
klausa.)
Misal:
Menjelaskan bahwa suatu peristiwa yang tersebut dalam predikat diharapkan/ diinginkan
Misal:
predikat. Yang termasuk keterangan ini adalah kata-kata ajakan separti ³mari´, ³ayo´,
Misal:
Keterangan yang menjelaskan syarat tertentu jika suatu perbuatan yang tersebut dalam
predikat akan terjadi. Bila keterangan ini berupa klausa, biasanya didahului katahubung
Keterangan yang menjelaskan kapan atau waktu mana peristiwa dalam predikat
berlangsung/terjadi. Bila keterangan ini berupa klausa, biasanya didahului kata hubung
dsb.
Misal:
Misal:
Menjelaskan akibat yang terjadi karena perbuatan yang tersebut dalam predikat. Secara
logika, keterangan ini tak bisa mendahului predikatnya. Jika berupa klausa, biasanya
Menjelaskan hasil perbuatan yang dilakukan dengan sengaja dikehendaki atau ingin
dicapai. Jika berupa klausa, didahului kata hubung ³supaya´, ³guna´, ³agar´.
Misal:
dikehendaki pembicara. Bila berupa klausa, didahului kata hubung ³meski´, ³walau´,
Misal:
m. Keterangan Pembatasan
Keterangan ini jarang berupa klausa, tetapi masih ada kemungkinan berupa klausa.
Misal:
n. Keterangan Perbandingan
Menjelaskan perbuatan lain dibandingkan dengan perbuatan yang tersebut dalam predikat
kalimat. Kata tugas yang biasa dipakai untuk menyatakan ini adalah ³sama´, ³bak´,
³bagai´, ³seperti´, ³laksana´, ³umpama´, ³sebagai´, dsb. Keterangan ini jarang berupa
Misal:
o. Keterangan Aspek
Yaitu keterangan yang menjelaskan terjadinya suatu proses obyektif. Keterangan aspek
ini sebenarnya merupakan bagian dari predikat. Jadi bukan merupakan gatra. Sebagai
bandingan, dalam bahasa Inggris lebih dikenal dengan ´tensis´. Jadi keterangan aspek
Menjelaskan suatu peristiwa telah selesai atau telah berakhir. Kata-kata yang dipakai
Misal:
Menjelaskan suatu proses belum selesai atau masih berlangsung. Kata-kata yang dipakai
untuk ini adalah ³sedang´ dan ³tengah´, ³lagi´, ³baru´.
Misal:
Menjelaskan bahwa suatu perbuatan akan terjadi. Kata-kata yang dipakai untuk
Misal:
dinyatakan oleh kata ³mulai´, ³lalu´, gabungan ³pun+lah´, dan gabungan ³maka+lah´.
Misal:
Masih ada sebuah keterangan lagi yaitu keterangan kata. Keterangan kata ini memiliki
banyak nama/istilah lain misalnya keterangan subjek (bila kata/unsur yang diterangkan
menjabat subjek), keterangan objek (bila yang diterangkan menjabat objek), atau aposisi
Keterangan kata bukan merupakan gatra tersendiri. Jadi tak bisa dipindah posisinya,
melainkan selalu berada di belakang kata yang diterangkan. Jika kata yang diterangkan
berpindah tempat/posisi, keterangan kata ini ikut berpindah. (tetap berada di belakang
Misal:
Kalimat Analitis Adalah kalimat yang di dalamnya terkandung kebenaran yang umum
Kalimat Sintesis Adalah kalimat yang kebenarannya didasarkan pada hasil observasi dan
pengamatan.
Contoh Kalimat Sintesis
Untuk menentukan kalimat analitis dan sintesis harus mendefinisikan dahulu kata kunci
Sebagai mana kita ketahui bahwa setiap kalimat mempunyai bagian ± bagian yang
a.S ± P
b.S ± P ± O
c.S ± P ± O1 ± O2
Bila kita hendak menambahkan K, maka letaknya pada akhir kalimat, sehingga
urutannya menjadi :
a.S ± P ± K
b.S ± P ± O ± K
c.S ± P ± O ± K ± K
d.S ± P ± O1 ± O2 ± K
Contoh kalimat mantap: Ia mengajak ayah .
S P O
Ayah mengajak ia
Jadi dalam kalimat mantap kedudukan tiap gatra tidak dapat dipindahkan tempatnya,
Kalimat bervariasi adalah kebalikan dari kalimat mantap. Sebuah kalimat yang urutan
gatra-gatranya diubah terjadilah variasi susunan tanpa mengubah makna kalimat tersebut,
Kalimat diatas bervariasi susunan gatranya, tetapi tidak berubah makna kalimatnya
Dari contoh di atas maka kini jelaslah bahwa kalimat bervariasi ialah kalimat mantap
Kalimat asal tersebut kita ubah urutan gatranya secara bebas asal tidak mengubah makna
kalimat. Kita tidak boleh mendahulukan predikatnya sehingga susunan kalimat bervariasi
menjadi
Bila kita hendak mendahulukan salah satu keterangan, maka kalimat tersebut susunannya
Demikianlah seterusnya kita dapat mendahulukan salah satu bagian kalimat yang lain
1. Simpulan
Sebagaimana kita telah ketahui behwa setiap kalimat mempunyai bagian-bagian yang
membentuknya. Unsur-unsur pembentuk tersebut disebut gatra. Gatra-gatra itu terdiri dari
gatra subjek, gatra predikat, gatra objek, dan gatra keterangan. Gatra-gatra tersebut dapat
diketahui dengan cara analisis unsur bawahan. Gatra subjek dan predikat termasuk gatra
inti yang mutlak harus ada jika suatu ujaran ingin disebut kalimat. Sedangkan gatra objek
dan keterangan hanya berupa gatra tambahan saja. Keterangan kalimat terbagi menjadi
beberapa macam,antara laian: keterangan tempat, keterangan alat, keterangan kesertaan,
keterangan kata.
Kalimat analitis adalah kalimat yang didalamnya terkandung kebenaran yang umum dan
didasarkan pada hasil observasi dan pengamatan. Variasi susunan kalimat bisa didapat
2. Saran
Termotivasi dalam percakapan sehari-hari, tidak sedikit orang, baik masyarkat awam
kalimat yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Makin rumit
masalah yang menjadi bahan pembicaraan, makin rumit pula kalimat yang digunakan.
Maka kami harapkan agar pembaca lebih menekankan dari segi komunikatif
(keterampilan berbahasa) daripada segi teoritis (tentang bahasa), karena yang kami
Penulis sadari sepenuhnya, bahwa penulisan makalah in masih jauh dari sempurna.
Akhirnya urun pendapat dan saran yang bersi fat membangun akn kami terima dengan
senang hati, Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca yang budiman.