You are on page 1of 48

BAB I

SEL (Plastida dan Pati)


10 Februari 2011

I. Tujuan

Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan mampu:

1. Untuk mengamati struktur sel dan aliran sitoplasma

2. Untuk mengamati kloroplas dan kromoplas

3. Untuk mengamati struktur amilum kentang, beras dan jagung

II. Dasar Teori

Menurut Sutrian, (2004: 13), “ Sel merupakan unit struktural dan

fungsional dari kehidupan. Di dalam sel terdapat protoplasma beserta nukleus

dan protoplasma itu merupakan dasar fisik dari kehidupan”.

Menurut Vilee, (1984: 37), “ Hampir semua dinding sel tumbuhan

tebal, terdiri atas selulosa yang terletak di luar membran plasma. Dinding sel

tidak hidup dan di buat oleh zat-zat sel”.

Menurut Fahn, (1991: 19), “ Komponen utama sel tumbuhan adalah

dinding sel, sitoplasma dan nukleus. Sitoplasma meliputi retikulum endoplasma,

aparatus golgi, mitokondria, plastida, mikrotubulus, ribosom, vakuola dan zat-

zat ergastik”.

Page | 1
III. Alat dan Bahan

a. Alat

 Mikroskop

 Silet

b. Bahan

 Daun bayam (Amaranthus spinosus)

 Daun Hydrilla verticillata

 Umbi wortel (Daucus carota)

 Umbi kentang (Solanum tuberosum)

 Beras

 Cairan pati jagung (Zea mays)

IV. Cara Kerja

1. Aliran Sitoplasma

 Diamati sehelai dau Hydrilla verticillata diletakkan pada kaca

objek yang telah diberi setes air, ditutup dengan kaca penutup,

dan diamati di bawah mikroskop.

2. Mengamati koroplas

 Dibuat sayatan melintang daun bayam, diletakkan pada kaca

benda yang telah ditetesi setetes air, ditutup dengan kaca penutup

dan diamati di bawah mikroskop.

Page | 2
3. Mengamati kromoplas

 Dibuat sayatan melintang umbi wortel, diletakkan pada kaca

objek, diberi setetes air dan diamati di bawah mikroskop.

4. Mengamati amilum pada kentang

 Dipotong umbi kentang, lalu ditusuk-tusuk bagian yang

dipotong, diperas airnya dan diteteskan pada kaca objek,

kemusian ditetesi aquades ditutup dengan kaca penutup dan

diamati di bawah mikroskop.

5. Mengamati amilum pada beras

 Dikerok sebutir beras sampai halus, diletakkan pada kaca objek

diberi setes air, ditutup dengan kaca penutup, lalu diamati di

bawah mikroskop.

Page | 3
V. Hasil pengmatan

Preparat : Kentang (Solanum tuberosum) Keterangan :

Pembesaran : 10x40 1. Hillus eksentris

Mengamati : Amilum 2. Lamella

Disetujui Asisten Meja

Nova Maulida

Page | 4
Preparat : jagung (Zea mays) Keterangan :

Pembesaran : 10x40 1. Hillus konsentris

Mengamati : Amilum 2. Lamella

Disetujui Asisten Meja

Nova Maulida

Preparat : bayam (Amaranthus spinosus) Keterangan :

Pembesaran : 10x40 1. Dinding sel

Mengamati : Kloroplas 2. sitoplasma

3. Kloroplas (warna

hijau)

Disetujui Asisten Meja

Nova Maulida

Page | 5
Preparat : Wortel (Daucus carota) Keterangan:

Pembesaran :10x40 1. Dinding sel

Mengamati : Kromoplas 2. Sitoplasma

3. Kromoplas

Disetujui Asisten Meja

Nova Maulida

VI. Pembahasan

Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa sel merupakan unit

struktural dan fungsional terkecil dari kehidupan yang saling bekerja sama.

Organel sel meliputi retikulum endoplasma, aparatus golgi, mitokondria,

plastida, vakuola dan zat ergastik.

Pada praktikum kali ini yang diamati kloroplas, kromoplas dan pati.

Kloroplas adalah organel yang terdapat di dalam sel tumbuhan yang mampu

mengubah energi cahaya menjadi energi kimia berbentuk gula yang disebut

glukosa. Zat kimia dalam kloroplas yang berfungsi menangkap energi cahaya

adalah klorofil, yaitu pigmen yamg memantulkan warna sinar hijau. Pada

Amaranthus spinosus terdapat kloroplas yang di tunjukkan dengan warna hijau.

Kromoplas adalah plastida yang memiliki pigmen karoten (warna jingga)

yang terdapat pada Daucus carota. Pati merupakan cadangan makanan yang

Page | 6
terdapat pada umbi, rhizoma dan biji. Benda-benda nonprotoplasmik di dalam

sel akan membentuk plastida-plastida yaitu amiloplas dan kloroplas. Pada

Solanum tuberosum terdapat hillus dan lamella.

Hillus adalah titik permulaan terbentuknya butir tepung. Lamela adalah

garis-garis halus yang mengelilingi hillus. Hilus pada kentang berada di ujung

sehingga disebut hillus eksentrik. Pada beras terdapat hillus yang berada di

tengah sehingga disebut hillus konsentrik dan lamella yang berbentuk segi.

VII. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil penyusun makhluk

hidup.

2. Kloroplas adalah plastida yang memiliki pigmen hijau.

3. Kromoplas adalah plastida yang memiliki pigmen jingga.

4. Pati merupakan cadangan makanan yang terdapat pada umbi, rhizoma dan

biji.

5. Pada amaranthus spinosus terpat kloroplas.

6. Pada Daucus carota terdapat kromoplas.

7. Pada beras dan kentang terdapat pati yang terdiri dari hillus dan lamela.

8. Hillus adalah titik permulaan terbentuknya butir tepung dan lamela adalah

garis-garis halus yang mengelilingi hillus

Page | 7
9. Pada Solanum tuberosum terdapat hillus di ujung yang disebut hillus

eksentris.

10. Pada Oryza sativa hillusnya berada di tengah sehingga disebut hillus

konsentris.

BAB II

Sel (Kristal dan Antosianin)


17 Maret 2011

I. Tujuan

Setelah melakukan praktikum ahasiswa diharapkan mampu:

1. Mengetahui Kristal pasir, kristal drugsen dan kristal jarum

2. Mengetahui sistolit

3. Mengetahui Antosionin

II. Dasar Teori

Antosionin adalah memberikan warna yang beragam, seperti merah,

merah muda ungu dan biru. Aneka warna tersebut timbul karena antosianin

Page | 8
memiliki sifat ionic, maka intensitas dan warnanya tergantung pada PH vakuola

(Muhibbuddin, 1996: 21).

Protoplasma tersusun atas bahan hidup dalam bentuk sederhana. Pada sel

tumbuhan, protoplasma terdiri atas komponen protoplasma dan non protoplasma

(mumardi, 1994: 7).

Rafida merupakan Kristal berbentuk batang yang ramping meruncing

dikedua ujungnya membentuk titik batas, biasanya membentuk dan tekumpul

dalam berkas dam dijumpai dalam arung (Fahn, 1982: 66).

III. Alat dan Bahan

a. Alat

 Mikroskop

 Alat Tulis

 Aquadest

 Kaca benda

 Kaca Penutup

b. Bahan

 Penampang batang terong (Solanum ningrum)

 Tangkai daun papaya (Carica papaya)

 Daun Mirabillis Jalava

 Penampang melintang daun Ficus elastic

Page | 9
IV. Cara Kerja

1. Untuk Kristal Drusen dibuat sayatan melintang daun papaya, lalu

diletakkan di atas kaca yang telah ditetesi air, kemudian ditutup

dengan kaca penutup dan diamati dengan mikroskop. Begitu juga

dengan daun Mirabilis jalava, untuk Mengamati Kristal Jarum

(Rafidum).

V. Hasil Pengamatan

Preparat : Beringin (Ficus banjamina) Keterangan :

Pembesaran : 10 x 40 1. Kristal sistolit

Mengamati : kristal sistolit

Disetujui Asisten Meja

Nova Maulida

Page | 10
Preparat : Adam hawa (Rhoe dicolor) Keterangan:

Pembesaran : 10 x 40 1. Antosianin

Mengamati : Antosianin

Disetujui Asisten Meja

Nova Maulida

Page | 11
Preparat : batang terong (Solanum ningrum) Keterangan :

Pembesaran : 10 x 40 4. Dinding sel

Mengamati : kristal pasir 5. sitoplasma

6. Kloroplas (warna

hijau)

Disetujui Asisten Meja

Nova Maulida

Preparat : batang daun pepaya (Carica papaya) Keterangan:

Pembesaran : 10 x 40 1. Kristal drussen

Mengamati : Kristal Drussen

Page | 12
Disetujui Asisten Meja

Nova Maulida

VI. Pembahasan

Kristal Drusen (bentuk bintang) yang terdapat pada sayatan melintang

tangkai daun papaya (Carica papaya) dan pada Solanum ningrum yakni pada

penampang melintang batangnya terdapat Kristal pasir yang merupakan salah

satu bentuk dari Kristal garam oksalat.

Pada sayatan melintang daun Mirabillis jalava dapat diamati Kristal

jarum (rafida). Endapan bahan-bahan anorganik pada sel tumbuhan hampir

semuanya terdiri dari kalsium oksalat.

VII. Kesimpulan

Dari praktikum yang dilakuka, dapat kita ambil kesimpulan bahwa:

1. Pada Solanum ningrum dapat kita lihat bentuk Kristal pasir.

2. Pada tangkai daun Carica papaya dapat kita temukan kristal drusen.

3. Kristal drunsen berbentuk seperti bintang.

4. Pada sayatan melintang Ficus elastic dapat kita temukan juga Kristal drusen.

5. Antosianin merupakan salah satu zat warna pada tumbuhan.

Page | 13
BAB III

Jaringan Sederhana
(Kolenkim, Parenkim dan Skerenkim)
24 Maret 2011

I. Tujuan

Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan mampu:

1. Untuk mengamati bermacam-macam struktur jaringan parenkim.

2. Untuk mengamati bermacam-macam struktur jaringan kolenkim.

3. Untuk mengamati bermacam-macam struktur jaringan sklerenkim.

II. Dasar Teori

Jarinagan adalah sekelomok sel yang struktur dan fungsinya sama. Dalam

kumpulan sel dapat dibedakan kelompok sel tertentu yang berlainan strukturnya.

Jaringan sederhana adalah jaringan yang dibentuk oleh kelompok yang sederhana

strukturnya dan hanya terdiri dari satu macam sel saja (Ronald, 2006: 232).

Page | 14
Menurut Fahn (1991: 145), “Jaringan sederhana terdiri dari jaringan

parenkim, jaringan kolenkim, dan jaringan sklerenkim. Jaringan parenkim

merupakan jaringan dasar dan terdapat pada berbagai organ tumbuhan sebagai

jaringan yang sinambung seperti pada korteks dan empelur batang, korteks akar,

tangkai daun dan terdapat pada mesofil-mesofil daun”.

Hidayat (1995: 58), “Kolenkim merupakan jaringan mekanik yang

bertugas menyokong tubuh tumbuhan. Kolenkim terbentuk oleh sejumlah sel

yang menyerupai sel prokambiun dan berkembang dalam stadium awal

promeristem. Jaringan sklerenkim fungsinya untuk menyong tumbuhan dan

terkadang jaringan skerenkim juga berfungsi sebagai pelindung”.

III. Alat dan Bahan

a. Alat

 Alat tulis menulis

 Kain lap/tisu

 Mikroskop

 Kaca benda

 Kaca penutup

b. Bahan

 Empelur Ubi kayu (Manihot utilissima)

 Bayam (Amaranthus sp)

 Daun genjer (Limnocharis flava)

Page | 15
 Bunga tasbih (Canna hibrida)

 Batang cabe (Capsicum sp)

 Tempurung kelapa (Cocus nucifera)

IV. Cara Kerja

1. jaringan parenkim

a. Dibuat sayatan melintang bahan di atas, diletakkan pada kaca objek

yang telah diberi tetesan air. Lalu ditutup dengan kaca penutup dan

diamati di bawah mikroskop.

b. Digambar beberapa sel jaringan parenkim yang diamati.

c. Ditunjukkan dinding sel, ruang antar sel, protoplasma, inti sel,

noktah sederhana, sisa protoplasma.

2. Jaringan Kolenkim

a. Dibuat sayatan melintang batang cabe, diletakkan pada kaca objek

yang telah diberi tetesan air, lalu ditutup dengan kaca penutup, dan

diamati di bawah mikroskop.

b. Digambar beberapa sel jaringan kolenkim yang diamati.

c. Ditunjukkan dinding sel, penebalan sudut, penebalan papan, dan

protoplasma sel.

3. Jaringan Sklerenkim

Page | 16
a. Dibuat sayatan paradermal permukaan dalam tempurung kelapa,

diletakkan pada kaca objek yang telah diberi tetesa air, lalu ditutup

dengan kaca penutup, dan diamati di awah mikroskop.

b. Digambarkan beberapa sel jaringa sklerenkim yang diamati.

c. Ditunjukkan bagian sebagai berikut:

 Dinding sel primer

 Dinding sel sekunder

 Lumen sel

 Saluran noktah

 Saluran noktah antar sel

 Lamela tengah

V. Hasil Pengamatan

Page | 17
Preparat : Cabai (Capsicum annum) Keterangan :

Pembesaran : 10 x 40 1. Penebalan sudut

Mengamati : Jaringan kolenkim (kolenkim sudut)

Disetujui Asisten Meja

Nova Maulida

Page | 18
Preparat : kelapa (Cocos nucifera) Keterangan :

Pembesaran : 10 x 40 1. Lumen

Mengamati : Jaringan sklerenkim 2. Dinding primer

3. Noktah (celah)

Disetujui Asisten Meja

Nova Maulida

Preparat : Batang ubi kayu (Manihot utillisima) Keterangan:

Pembesaran : 10 x 40 1. Rongga udara

Mengamati : Jaringan gabus

Disetujui Asisten Meja

Nova Maulida

Page | 19
Preparat : Genjer (Lomnocharis flava) Keterangan :

Pembesaran : 10 x 40 1. Rongga udara

Mengamati : Jaringan parenkim

Disetujui Asisten Meja

Nova Maulida

VI. Pembahasan

Dari hasil pengamatan parktikum yang telah dilakukan dapat diketahui

bahwa jaringan merupakan sekelompok sel yang memiliki struktur dan fungsi

yang sama. Jaringan pada tumbuhan terdiri dari jaringan sederhana dan jaringan

komplek. Jaringan komplek adalah jaringan yang tersusun lebih dari satu tipe sel

Page | 20
dengan struktur yang lebih komplek. Sedangkan jaringan serhana adalah jaringan

yang dibentuk oleh kelompok sel yang relatif sederhana strukturnya dan terdiri

dari satu macam sel saja. Jaringan sederhana terdiri dari jaringan parenkim,

jaringan kolenkim, dan jaringan sklerenkim.

Pada praktikum ini, preparat pertama yang diamati adalah mengamati

jaringan parenkim pada penampang melintang genjer (Linocharis flava). Jaringan

parenkim merupakan bagian utama sistem jaringan dasar yang terdapat pada

berbagai organ seperti pada penampang melintang bayam ini. Jaringan parenkim

merupakan sel hidup, yang dapat membelah meskipun telah dewasa. Kebanyakan

sel paenkim berdinding tipis, umumnya jaringan parenkim berisi tanin yang

berfungsi dalam proses penyembuhan luka. Pada sel parenkim yang sudah dewasa,

selnya tersusun rapat seperti pada endosperm, sedangkan pada batang jaringannya

tersusun dengan ruang antar sel yang luas. Ruang antar sel tersebut dapat terjadi

secara sizogen dan lisigen.

Pengmatan kedua yang dilakukan adalah mengamati jaringan kolenkim

pada penampang melintang batang cabe (Capsicum sp). Jaringan kolenkim

merupakan jaringan mekanik yang berfungsi untuk menyokong tumbuhan.

Kolenkim terdiri dari sel-sel yang sama dengan parenkim tapi pada kolenkim

terjadi penebalan pada sel primernya dan tidak mengandung lignin. Pada batang

cabe ini, kolenkim bisa membentuk silinder penuh atau tesusun menjadi berkas

yang memanjang sejajar dengan sumbu batang. Menurut penebalan dindingnya

kolenkim dibedakan menjadi tiga yaitu kolenkim sudut, kolenkim papan, dan

kolenkim lakuna. Jadi, pada penampang melintang cabe ini, jenis kolenkimnya

Page | 21
merupakan kolenkim sudut, karena penebalan-penebalannya terdapat pada sudut-

sudut selnya.

Pengamatn ketiga yang dilakukan adalah mengamati sklerenkim pada

penampang paredermal dalam tempurung kelapa (Cocus nucifera). Jaringan

sklerenkim merupakan jaringan mekanik yang terdiri dari sel dengan dinding

sekunder yang tebal, yang dapat berlignin atau tidak. Fungsi jaringan sklerenkim

adalah untuk meyokong tumbuhan dan juga terkadang sebagai pelindung. Sel

sklerenkim bersifat kenyal.

Sklerenkim dibagi menjadi serat dan sklereid. Jaringan sklerenkim ini

hanya terdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan

dan perkembangan, contohnya tempurung kelapa tersebut. Pada tempurung kelapa

tersebut disusun oleh sklereid yang berjenis makrosklereid. Pada tempurung

kelapa ini juga terdapat dinding sel, lumen sel (ruang sel) yang berungsi sebagai

tempat siklus udara, serta terdapat juga plasmodesmata yang dilindungi oleh

noktah-noktah. Noktah tersebut berfungsu untuk mengantur keluar masuknya

udara. Dan jaringan parenki gabus pada batang ubi kayu (Minihot utillisima).

Page | 22
VII. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan praktikum yang telah dilakukan dapat diambil

beberapa kesimpulan bahwa:

1. Jaringan adalah kelompok sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama.

2. Jaringan komplek merupakan jaringan yang tersusun lebih dari satu tipe sel

dengan bentuk dan struktur yang lebih komplek.

3. Jaringan sederhana adalah jaringan yang terdiri hanya satu macam sel saja

dengan bentuk struktur yang sedrhana.

4. Jaringan sederhana dibagi menjadi tiga yaitu jaringan parenkim, jaringan

kolenkim, jaringan sklerenkim.

5. Jaringan parenkim adalah jaringan dasar pada tumbuhan yang terdapat pada

berbagai organ. Parenkim merupakan sel hidup yang dapat membelah.

6. Jaringan kolenkim merupakan jaringan mekanik yang fungsinya untuk

menyokong tubuh tumbuhan.

7. Jaringan sklerenkim merupakan jaringan mekanik yang funsinya untuk

menyokong tubuh tumbuhan juga dan terkadang juga berfungsi sebagai

pelindung.

8. Sklerenkim dibagi menjadi dua yaitu serat dan sklereid.

9. Lumen (ruang sel) pada sel berfungsi sebagai tempat siklus udara.

10. Plasmodesta dilindungi oleh noktah-noktah. Noktah berfungsi untuk mengatur

masuknya udara.

Page | 23
BAB IV

Derivat Epidermis (Rambut dan Papila)


31 Maret 2011

I. Tujuan

Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan mampu:

1. Mengamati tipe-tipe rambut dan papila

II. Dasar Teori

Menurut Muhibbidin, (1996: 71), “pada sejumlah kecil tumbuhan-

tumbuhan seperti pada tumbuhan monokotil yang tidak mengalami pertumbuhan

sekunder. Epidermis diganti oleh jaringan gabus ketika organ tanaman tersebut

menjadi tua”

“sistem jaringan dermal (dermal tissue sistem), atau epidermis, umumnya


adalah suatu lapisan tunggal. Sel-sel yang terbungkus rapat yang
menutupi dan melindungi semua bagian muda tumbuhan, selain fungsi
umumnya sebagai pelindung , epidermis memiliki karakteristik tetap
yang lebih terspesialisasi dengan fungsi organ tertentu yang ia tutupi”.
Dikatakan oleh Campbell, (2003: 303).

Menurut Hidayat, (1989: 67), “Epidermis biasanya terdiri dari satu

lapisan sel. Pada beberapa tumbuhan , sel protoderm pada daun membelah

dengan bidang pembelahan sejajar dengan permukaan (prikinal) dan turunannya

dapat membelah lagi sehingga terjadi epidermis berlapis banyak”.

Page | 24
III. Alat dan Bahan

a. Alat

- Mikroskop

- Kaca objek

- Kaca penutup

- Silet

- Pipet tetes

b. Bahan

- Durio zubethinus (durian)

- Hibiscus tilaceus (waru)

IV. Cara Kerja

1. Dibuat sayatan paradermal permukaan bawah daun Hibiscus

tilaceus (waru) dan Durio zubethinus (durian), ditempelkan pada

kaca benda yang telah ditetesi air, lalu ditutup dengan kaca penutup

dan diamati di bawah mikroskop.

Page | 25
V. Hasil Pengamatan

Preparat : Hibiscus tilaceus (waru) Keterangan :

Pembesaran : 10 x 40 1. Lengan

Mengamati : Rambut bintang 2. Lumen

Disetujui Asisten Meja

Nova Maulida

Page | 26
Preparat : Persea americana (Durian) Keterangan :

Pembesaran : 10 x 40 1. Lengan

Mengamati : Rambut sisik 2. Lumen

Disetujui Asisten Meja

Nova Maulida

VI. Pembahasan

Dalam kegiatan praktikum kali ini kita akan mengamati beberapa jenis

derivat epidermis. Derivat epidermis adalah perubahan struktur epidermis

dimana fungsinya juga ikut berubah. Beberapa derivat dari epidermis adalaha

stomata, trikoma, silikat, dan gabus serta sel kipas. Namun hanya satu jenis

derivat epidermis saja yang akan diamati pada kesempatan kali ini.

Trikoma adalah alat tambahan pada epidermis yang berupa tonjolan atau

rambut . dijumpai pada seluruh organ tumbuhan , terutama pada bagian daun.

Trikoma berfungsi untuk mengurangi besarnya penguapan , mengurangi

gangguan hewan atau manusia, dan meneruskan rangsangan. Trikoma kaya akan

plasma.

Page | 27
Trikoma dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu rambut bintang dan

rambut sisik. Preparat yang digunakan pada kegiatan praktikum ini adalah Durio

zubethinus (daun durian) dan Hibiscus tilaceus (daun waru). Pada daun Durio

zubethinus terdapat rambut yang menyerupai sisik, memiliki bagian berupa

lengan dan lumen. Dan pada daun Hibiscus tilaceus terdapat rambut yang

menyerupai bintang, yang juga mempunyai bagian yang sama seperti pada

rambut sisik.

VII. Kesimpulan

Setelah melakukan pengamatan maka dapat kita ambil kesimpulan:

1. Derivat epidermis adalah perubahan struktur epidermis dimana fungsinya

juga ikut berubah.

2. Beberapa derivat dari epidermis adalaha stomata, trikoma, silikat, dan gabus

serta sel kipas.

3. Trikoma adalah alat tambahan pada epidermis yang berupa tonjolan atau

rambut .

4. Trikoma berfungsi untuk mengurangi besarnya penguapan , mengurangi

gangguan hewan atau manusia, dan meneruskan rangsangan.

5. Trikoma kaya akan plasma.

Page | 28
6. Trikoma dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu rambut bintang dan rambut

sisik.

7. Pada daun Durio zubethinus terdapat rambut yang menyerupai sisik dan pada

daun Hibiscus tilaceus terdapat rambut yang menyerupai bintang.

8. Pada trikoma rambut bintang dan sisik terdapat bagian berupa lengan dan

lumen.

BAB V
Stomata
31 Maret 2011

I. Tujuan

Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan mampu:

1. Untuk mengenal bermacam-macam derivate epidermis

2. Untuk mengenal bermacam-macam bentuk stomata

II. Dasar teori

Page | 29
Stomata merupakan derivate epidermis dengan struktus khusus yang

berfungsi sebaga tempat sirkulasi udara antara jaringan dengan udara luar.

stomata banyak terdapat pada daun dan juga dijumpai pada batang yang masih

muda (Nawangsari, 1990: 138).

Stomata memiliki struktur khusus yang sesuai dengan fungsinya yaitu

memiliki celah stomata yang diapit oleh dua sel penutup dan satu sel penutup

dikelilingi oleh sel tetangga, dilihat dari sel tetangga stomata dibagi menjadi

empat (Loveless, 1991: 55).

Epidermis merupakan jaringan terluar yang menutupi permukaan organ

tumbuhan seperti daun, bunga, dan akar, fungsi utama jaringan epidermis adalah

sebagai pelindung jaringan yang ada dibagian sebelah dalam (Pratiwi, 2004: 55).

III. Alat dan Bahan

a. Alat

 Mikroskop

 Kaca benda

 Kaca penutup

 Silet

b. Bahan

 Daun Allamanda chatartica (alamanda)

 Daun persea americana (alpukat)

 Daun Pnisetum purpureum (rumput gajah)

Page | 30
IV. Cara kerja

1. Sayatlah bagian bawah daun Persea americana, Allamanda

chatartica dan Pnisetum purpureum. Lalu letakkan pada kaca objek

kemudian tetesi dengan air. Tutup dengan kaca penutup dan amati

dibawah mikroskop

2. Gambar dan beri keterangan.

V. Hasil Pengamatan

Page | 31
Preparat : Persea americana (Alpukat) Keterangan :

Pembesaran : 10 x 40 1. Celah stomta

Mengamati : Stomata nisositik 2. Sel tetangga

3. Sel penutup

4. Kloroplas

Disetujui Asisten Meja

Nova Maulida

Preparat : Allamanda chatartica (Alamanda) Keterangan :

Pembesaran : 10 x 40 1. Celah stomta

Mengamati : Stomata anomostik 2. Sel tetangga

3. Sel penutup

4. Kloroplas

Disetujui Asisten Meja

Nova Maulida

VI. Pembahasan

Page | 32
Dari hasil kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan kita tahu bahwa

lapisan epidermis adalah jaringan terluar dari organ tanaman. pada jaringan ini

seringkali terdapat derivate-derivate epidermis, seperti rambut, papila, emergen

dan stomata. struktur deivate tersebut sangat bervariasi dan memiliki bagian-

bagian tertentu.

Pada penampang melintang daun alpokat (Persea americana) yang

diamati adalah stomata. stomata merupakat derivate epidermis dengan struktur

khusus yang berfungsi sebagai tempat sirkulasi udara antara jaringan dan udara

luar. stomata terdapat banyak pada daun dan juga pada batang yang masih muda.

Misalnya pada daun Ficus elastica, pada daun ini terdapat stomata

kriptorfor, stomata kriptopor yaitu stomata dengan sel penutupnya lebih rendah

dari sel epidermis. pada daun ini juga terdapat sel penutup, sel tetangga, celah

stomata sedangkan pada daun Alamanda chatartica terdapat stomata anomostik

dan memiliki sel tetangga dan sel penutup. pada daun Persea americana bentuk

stomatanya adalah stomata nisositik yaitu stomata yang sel-sel tetangganya tidak

beraturan. bila dilihat dari sel tetangga maka tumbuhan dikotil stomatanya dibagi

4 bagian yaitu stomata kriptopor, stomata parasitikel, stomata nisostik, dan

stomata anomostik.

VII. Kesimpulan

Page | 33
Dari hasil kegiatan yang telah dipratikumkan dapat kita ambil beberapa

kesimpulan bahwa :

1. Epidermis merupakan jaringan terluar dari organ tumbuhan.

2. Epidermis memiliki empat derivate yaitu : rambut, papila, emergen dan

stomata.Pada daun Hibiscus tilaceus terdapat rambut bintang.

3. Stomata adalah derivate epidermis dengan struktur khusus yang berfungsi

sebagai tempat sirkulasi udara antara jaringan dasar dengan udara luar.

4. Stomata banyak terdapat pada daun dan juga pada batang yang masih muda.

5. Dilihat dari letak sel tetangga stomata dibedakan menjadi stomata

parasitikel, stomata nisostik, stomata anomostik, stomata diasistik.

6. Berdasarkan letak sel epidermis stomat dibedakan menjadi dua yaitu stomata

kriptofor, dan stomata fenorofor.Stomata kriptofor adalah stomata yang sel

penutupnya lebuh rendah dari sel epidermis.

Page | 34
BAB VI

Jaringan Sekresi dan Periderm


8 April 2011

I. Tujuan
Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan mampu:

1. Mengamati struktur kelenjar lisigen

2. Mengamati struktur periderm

3. Mengamati struktur lentisel

II. Dasar Teori :

Sekresi adalah peristiwa pemisahan sejumlah zat dari protoplas atau

isolasinya dalam sebagian protoplas. Zat yang disekresikan dapat berupa ion

berlebihan yang dipisahkan dalam bentuk garam, kelebihan asimilasi yang

dikeluarkan sebagai gula (Hidayat, 1995: 121).

Karta, (1992: 53), “Menyatakan periderm merupakan jaringan pelindung

dan biasanya terletak pada bagian terluar batang dan akar yang mengalami

penebalan skunder, dibentuk oleh meristem lateral yang disebut felogen atau

kambium gabus”.

Kelenjar adalah sel atau sel-sel yang menghasilkan suatu zat, zat mana

sekaligus dikeluarkan dari sel, sel-sel kelenjar ini ada yang dapat hidup yang

dewasa umumnya plasma yang mengisi selalu penuh (Sutrian, 2004: 243).

Page | 35
III. Alat dan Bahan

a. Alat

 Mikroskop

 Kaca benda

 Kaca penutup

 Silet

b. Bahan

 Jeruk (Citrus maxima)

 Kentang (Solanum tuberosum)

 Kembang sepatu (Hibiscus rossa sinensis)

IV. Cara kerja

1. Dibuat sayatan melintang kulit jeruk, diletakkan pada kaca objek

yang telah ditetesi air, lalu ditutup dengan kaca penutup dan diamati

dibawah mikroskop. Dilakukan hal yang sama untuk mengamati

periderm pada umbi kentang, serta lentisel pada tangkai bunga

alamanda.

Page | 36
V. Hasil Pengamatan

Preparat : Kulit jeruk (Citrus maxima) Keterangan :

Pembesaran : 10 x 40 1. Epidermis atas

Mengamati : Jaringan lisigen 2. Parenkim

3. Kolenkim

4. Kelenjar lisigen

5. Epidermis

bawah

Disetujui Asisten Meja

Nova Maulida

Page | 37
Preparat : Kentang ( Solanum tuberosum) Keterangan :

Pembesaran : 10 x 40 1. Epidermis

Mengamati : Periderm 2. Kambium gabus

3. Felem

4. Felogen

5. Parenkim

6. Feloderm

Disetujui Asisten Meja

Nova Maulida

Preparat : Kembang sepatu (Hibiscus archery) Keterangan :

Pembesaran : 10 x 40 1. Epidermis

Mengamati : Lentisel 2. Kambium gabus

3. Felem

4. Felogen

5. Parenkim

6. Feloderm

7. Lentisel

Disetujui Asisten Meja

Nova Maulida

Page | 38
VI. Pebahasan :

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat diketahui

bahwa tumbuhan terdapat zat-zat yang mungkin tidak digunakan lagi dan

dipisahkan dari sitoplasma atau dikeluarkan dari dalam tumbuhan. Tempat-

tempat zat tersebut berkumpul atau dikeluarkan dari dalam tumbuhan disebut

struktur sekresi dan jaringan adalah jaringan sekresi. Jaringan sekresi disebut

juga dengan kelenjar dan biasa terdapat didalam atau dipermukaan organ

tumbuhan.

Pada kulit jeruk (Citrus maxima) dapat kita lihat jaringan sekresinya

terdiri dari lesigen dan jaringan parenkim. Pada umbi kentang (Solanum

tuberosum) mengamati struktr periderm, periderm ini merupakan jaringan

pelindung pengganti epidermis yang biasanya terdapat pada tumbuhan yang

memiliki pertumbuhan skunder, umumnya terjadi pada batang dan akar,

fungsinya untuk menjaga hubungan udara luar dengan jaringan dibawahnya,

dibentuk oleh struktur khusus yang disebut dengan lentisel.

Pada kentang jaringan terluar dilindungi oleh jaringan felem, kemudian

felogen, dibawah jaringan-jaringan periderm tersebut terdapat jaringan parenkim

yang mengandung amilum didalamnya. Pada tangkai kembang sepatu terdapat

lentisel, epidermis, felogen, feloderm, dan felem.

VII. Kesimpulan :

Page | 39
Berdasarkan hasil praktikum yang telah kita lakukan dapat kita ambil

beberapa kesimpulan yaitu :

1. Jaringan atau kelenjar sekresi adalah tempat berkumpulnya zat dan

dikeluarkan nya zat-zat yang tidak digunakan lagi oleh tumbuhan.

2. Kelenjar sekresi terdapat pada permukaan atau didalam organ tumbuhan.

3. Pada kulit jeruk (Citrus maxima) terdiri atas lesigen dan jaringan parenkim.

4. Periderm merupakan jaringan pelindung pengganti epidermis, contoh

kentang (Solanum tuberosum) dan tangkai kembang sepatu (Hibiscus rossa

sinensis).

5. Fungsi periderm untuk menjaga hubungan udara luar jaringan dengan

jaringan dibawahnya yang disebut oleh struktur khusus yang disebut dengan

lentisel.

6. Pada jaringan terluar dilindungi oleh jaringan felem, felogen, dan dibawah

jaringan periderm tersebut terdapat jaringan parenkim yang mengandung

amilum.

7. Pada tangkai kembang sepatu terdapat lentisel, epidermis felogen, feloderm,

dan felem.

Page | 40
BAB VII

ORGAN (Monocotil dan Dikotil)


14 April 2011

I. Tujuan

Setelah melakukan praktikum diharapkan mampu :

1. Mengamati struktur akar primer tumbuhan dicotyledon

2. Mengamati struktur akar tumbuhan monocotyledon

3. Mengamati struktur batang tumbuhan dicotyledon dan monocotyledon

4. Mengamati struktur daun tumbuhan dicotyledon dan monocotyledon

5. Mengamati struktur daun tumbuhan Gymnospermae

II. Dasar Teori

Page | 41
Susunan internal akar juga beragam, namun lebih sederhana dan dari segi

filogeni lebih primitive dibandingkan dengan batang. Pada ujung akar tampak

adanya tudung akar atau kaliptra. Penampang melintang melalui akar primer

akan menunjukkan dari luar ke dalam adanya jaringan epidermis, jaringan

korteks, endodermis, perisikel, dan stele (Hidayat, 1995: 134).

Lebih lanjut Fahn (1991: 421) menyatakan, “Daun rerumputan


mempunyai helaian daun bergaris-garis dan pangkal seludang
mengelilingi batangnya. Daun Gymnospermae dan dicotyledon berkayu
biasanya gugr sebagai akibat perubahan yang terjadi dalam jaringan
pangkal daun sebelum daunnya mati. Pada pangkal daun meranggas yang
matang ada zona sempit, yaitu zona absisi atau daerah absisi”.
Sutrian (2004: 150) menyatakan, “Batang merupakan sumbu dengan

daun yang melekat. Di ujung sumbu titik tumbuhnya, batang dikelilingi daun

muda dan menjadi tunas terminal. Di bagian batang yang lebih tua, yang

daunnya saling berjauhan. Batang atang memiliki fungsi salah satunya tempat

pengangkutan air dan garam mineral dari akar ke daun”.

III. Alat dan Bahan

a. Alat

 Mikroskop

 Kaca benda

 Kaca penutup

 Silet

b. Bahan

 Akar kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus)

Page | 42
 Batang (hipokotil) kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus)

 Batang rumput gajah (Pnisetum purpureum)

 Daun rumput gajah (Pnisetum purpureum)

IV. Cara Kerja

1. Akar Tumbuhan Dicotyledon

a. Dibuat sayatan melintang akar kecambah kacang hijau,

diletakkan di kaca objek lalu ditutup dengan kaca penutup,

diamati di bawah mikroskop. Diamati dan digambar struktur

akar yang diamati.

b. Ditunjukkan bagian-bagiannya, yaitu epidermis, eksodermis,

korteks, endodermis, perisikel, metaxilem, floem, dan butir

amilum pada korteks

2. Batang Tumbuhan Dicotyledon

a. Dibuat sayatan melintang batang (hipokotil) kecambah kacang

hijau, diletakkan di kaca objek lalu ditutup dengan kaca

penutup, diamati di bawah mikroskop. Digambarkan preparat

yang diamati secara detail.

b. Ditunjukkan bagian-bagiannya, yaitu epidermis, kolenkim,

parenkim korteks, parenkim empelur, berkas pembuluh,

parenkim antar tukal, xylem dan floem.

3. Batang Tumbuhan Monocotyledon

Page | 43
a. Diamati dan digambar struktur batang rumput gajah dan

diamati di bawah mikroskop.

b. Ditunjukkan bagian-bagiannya, yaitu seludang sklerenkum,

xylem, floem, kolenkim, jaringan parenkim dasar, seludang

sklerenkim ikatan pembuluh, dan rongga protoxilem (resigen).

4. Daun Tumbuhan Monocotyledon

a. Diamati dan digambar struktur daun rumput gajah secara

detail.

b. ditunjukkan bagian-bagiannya seperti di atas.

V. Hasil Pengamatan

Preparat : akar Phaseolus radiatus Keterangan :

Pembesaran : 10 x 10 1. Epidermis
2. Eksodermis
Mengamati : Susunan xilem dan floem
3. Kortek
4. Endodermis
5. Perisikel
6. Metaxilem
7. Floem

Disetujui Asisten Meja

Nova Maulida

Page | 44
Preparat : Batang Phaseolus radiatus Keterangan :
Pembesaran : 10 x 10
1. Epidermis
Mengamati : Susunan xilem dan floem 2. Korteks
3. Xylem
4. Floem
5. Kambium
6. Empelur

Disetujui Asisten Meja

Nova Maulida

Preparat : Batang Pnisetum purpureum Keterangan :


Pembesaran : 10 x 10
1. Epidermis
Mengamati : Susunan xilem dan floem 2. Korteks
3. Xylem
4. Floem
5. Kambium
6. Empelur

Disetujui Asisten Meja

Nova Maulida

Page | 45
Preparat : Daun Pnisetum purpureum Keterangan :
Pembesaran : 10 x 10
1. Kloroplas
Mengamati : Sel kipas
2. Sel kipas

Disetujui Asisten Meja

Nova Maulida

VI. Pembahasan

Setelah melakukan praktikum dapat dilihat macam-macam jaringan yang

terdapat pada organ tumbuhan. Organ-organ pada tumbuhan yaitu, akar, batang

dan daun. Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tanaman dan biasanya

berkembang di bawah permukaan tanah. Pada monokotil, akar primer tidak lama

bertahan dalam kehidupan tanaman dan segera mongering. Dari dekat

pangkalnya akan muncul akar baru yang disebut akar adventif. Keseluruhan akar

adventif dinamakan susunan akar serabut. Sedangkan pada dikotil, akar

berkembang dan membesar dan menjadi akar primer dengan cabang yang

Page | 46
berukuran lebih kecil yang disebut akar tunggang. Contoh dari akar dikotil yaitu

akar Phaseolus radiatus (kacang hijau).

Batang pada tumbuhan monokotil contohnya rumput gajah (Pnisetum

purpureum) letak ikatan pembuluhnya tersebar sedangkan pada tumbuhan

dikotil yaitu kacang hijau (Phaseolus radiatus) jaaringan pembuluhnya tampak

seperti silindris berongga yang dibatasi di sebelah luar oleh korteks dan di

sebelah dalam oleh empelur.

Baik dari segi morfologi maupun anatomi, daun merupakan organ yang

amat beragam. Struktur jaringan pembuluh dalam tulang daun utama biasanya

mirip dengan dalam batang. Pada Pnisetum purpureum dapat diilihat adanya sel

kipas pada daun yang berfungsi untuk mengurangi penguapan pada daun.

VII. Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Organ tersusun dari kumpulan jaringan yang memiliki struktur dan fungsi

yang berbeda.

2. Organ pada tumbuhan terdiri dari akar, batang dan daun.

3. Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tanaman dan biasanya

berkembang di bawah permukaan tanah.

4. Pada monokotil, akar primer tidak lama bertahan dalam kehidupan tanaman,

dari pangkal akan muncul akar baru yang disebut akar serabut.

Page | 47
5. Pada dikotil, akar berkembang dan membesar menjadi akar primer dengan

cabang yang berukuran lebih kecil yang disebut akar tunggang.

6. Batang monokotil memiliki pembuluh vaskuler yang letaknya tersebar.

7. Batang dikotil memiliki jaringan pembuluh vaskuler yang tampak seperti

silinder berongga yang dibatasi di sebelah luar oleh korteks dan di sebelah

dalam oleh empelur.

8. Daun pada tumbuhan monokotil terdapat sel kipas yang berfun gsi untuk

mengurangi penguapan pada daun.

9. Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai dan tulang daun utama biasanya

mirip dengan batang.

Page | 48

You might also like