Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
Menghadapi hal ini, Pemerintah terkadang harus turun tangan melalui
kebijakannya, karena masalah pengupahan akan membawa pengaruh juga kepada
tingkat kemakmuran masyarakat dan negara. Dalam hal ini Pemerintah lebih
banyak bersikap sebagai penengah diantara kepentingan Pengusaha dan Pekerja/
buruh yang saling berseberangan tersebut. Pemerintah harus dapat bersikap adil
dalam mengeluarkan kebijakannya terkait dengan masalah pengupahan ini.
Apabila pemerintah terlalu berpihak kepada Pengusaha, maka kebijakannya
tersebut akan membawa pengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat.
Sedangkan apabila Pemerintah terlalu berpihak kepada Pekerja/ buruh, maka
kebijakannya tersebut akan menghambat pembangunan ekonomi secara makro.
2
tersebut atau paling tidak melindungi tingkat kesejahteraanpekerja/ buruh yang
notabene merupakan warga negara butuh perlindungan dan pemenuhan
kesejahteraan. Salah satu kebijakan Pemerintah tersebut adalah penetapan standar
upah minimum pekerja/ buruh. Pemerintah berharap agar pekerja/ buruh dalam
situasi tawar yang lemah dapat terlindungi kesejahteraannya. Kelompok kami
tertarik untuk menganalisis implementasi penerapan kebijakan penetapan upah
minimum di Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang berkeadilan sosial.
3
BAB. II
KERANGKA TEORI
4
keluarganya;
e. mendorong peningkatan produktivitas baik melalui perbaikan gizi dan
kesehatan pekerja maupun melalui upaya manajemen untuk memperoleh
kompensasi atas peningkatan upah minimum;
f. meningkatkan daya beli masyarakat, yang pada gilirannya akan
mendorong pertumbuhan ekonomi secara umum;
g. menciptakan hubungan industrial yang lebih aman.
5
yang lebih menarik. Lalu, apa yang akan terjadi apabila pemerintah menarik
kebijakan penetapan upah minumum? Apakah kebijakan tersebut akan
mengacaukan proses tawar menawar antar pengusaha dan pekerja/ buruh.
Buruh akan lebih merasa aman dengan posisi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah, sebaliknya pengusaha belum tentu dapat secara finansial
mencapai kemampuan memberikan upah minimum yang ditetapkan
pemerintah. Kemudian apakah dari kekacauan proses penawaran dan
permintaan tersebut akan menghasilkan implementasi kebijakan yang
berkeadilan sosial?
6
Tingkat upah dipengaruhi oleh kondisi pekerja, kondisi perusahaan
dan berbagai faktor ekonomi dan sosial dalam masyarakat. Tingkat upah
dipengaruhi oleh kualitas atau produktivitas pekerja sebagai wujud dari
akumulasi pendidikan, latihan dan pengalaman kerjanya. Tingkat upah juga
dipengaruhi oleh kondisi perusahaan, teknologi yang digunakan dan kualitas
manajemen di perusahaan tersebut. Peran serikar pekerja, tingkat upah
diperusahaan lain dan kebijaksanaan Pemerintah dapat pula mempengaruhi
pengupahan di suatu perusahaan.
7
BAB. III
8
Untuk menjawab masalah tersebut, kelompok kali akan menganalisis
berdasarkan fakta empiris yang terjadi dan menganalisis secara yuridis mengenai
kebijakan pemberian upah di Indonesia. Dari pembahasan itulah maka dapat
diambil kesimpulan mengenai keadilan sosial kebijakan pemerintah enetapkan
upah minimum tersebut.
II. Pembahasan
9
- Dampak negatif dari upah minimum sangat dirasakan oleh kelompok yang
mempunyai kerentanan tinggi terhadap perubahan dalam kondisi pasar tenaga
kerja, seperti pekerja perempuan, pekerja muda usia, dan pekerja
berpendidikan rendah. Perlu diingat bahwa mereka ini merupakan mayoritas
dari pekerja di Indonesia, baik di sektor formal maupun sektor informal.
- Pekerja kerah putih (white colar worker) adalah satu-satunya kategori pekerja
yang mendapat keuntungan dari upah minimum dalam hal penyerapan tenaga
kerja.
10
upah minimum lebih baik daripada perusahaanperusahaan yang hanya
mengincar pasaran domestik. Namun, temuan-temuan mengenai perusahaan-
perusahaan padat modal, perusahaan asing, dan eksportir ini ternyata lebih
diakibatkan karena perusahaan-perusahaan tersebut masuk dalam kategori
sampel perusahaan skala besar. Analisis ekonometrik menunjukkan bahwa
skala perusahaan adalah penentu utama kemampuan perusahaan dalam
menerapkan peraturan upah minimum. Pekerja di perusahaan skala menengah
memiliki 21% kemungkinan lebih tinggi untuk memperoleh upah di atas upah
minimum daripada pekerja di perusahaan skala kecil. Demikian pula, pekerja
di perusahaan skala besar mempunyai 44% kemungkinan lebih tinggi untuk
menerima upah di atas upah minimum daripada pekerja di perusahaan skala
kecil.
11
Survei kualitatif menemukan bahwa jenis kontrak kerja yang
mencerminkan hubungan kerja antara perusahaan dan pekerjanya juga
mempunyai konsekuensi penting terhadap kesejahteraan pekerja. Pekerja
harian lepas menerima upah rata-rata sekitar upah minimum dan sekitar 44%
dari pekerja dalam kategori ini dibayar lebih rendah daripada upah minimum.
Sebaliknya, pekerja bulanan tetap umumnya menerima upah lebih tinggi
daripada kategori pekerja-pekerja lainnya. Menurut responden dari
perusahaan, cara penetapan kebijakan upah minimum akhirakhir ini telah
menghambat perkembangan sejumlah perusahaan, sehingga menghambat
peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor moderen.
12
lebih produktif. Akhirnya, hal ini dapat menyebabkan penurunan
produktivitas secara keseluruhan di perusahaanperusahaan tersebut.
13
Terdapat hal-hal yang menjadi kendala untuk dapat terwujudnya
tujuan yang ideal dari undang-undang No. 13 tahun 2003 tersebut karena
masih terdapat aturan-aturan dalam pasal-pasalnya yang belum jelas dan
kontradiktif dengan peraturan-peraturan pelaksanaannya.
14
Penetapan UMR sendiri sebenarnya sangat bermasalah dilihat dari
realitas terbentuknya kesepakatan upah dari pihak pengusaha dan buruh.
Dalam kondisi normal dan dalam sudut pandang keadilan ekonomi,
seharusnya nilai upah sebanding dengan besarnya peran jasa buruh dalam
mewujudkan hasil usaha dari perusahaan yang bersangkutan. Penetapan
UMR dan UMD di satu sisi dimanfaatkan buruh-buruh malas untuk
memaksa pengusaha memberikan gaji minimal, meski perannya dalam
kerja perusahaan sangat sedikit (meskipun ini sangat jarang terjadi). Di sisi
lain UMR dan UMD skerap digunakan pengusaha untuk menekan besaran
gaji agar tidak terlalu tinggi, meskipun si buruh telah mengorbankan
tenaga dan jam kerjanya yang sangat banyak dalam proses produksi suatu
perusahaan. Bila diteliti lebih jauh, penetapan UMR dan UMD ternyata
tidak serta merta menghilangkan masalah gaji/ upah ini. Hal ini terjadi
disebabkan oleh:
b). Pihak pengusaha sendiri sering merasa keberatan dengan batasan UMR
mengingat meskipun pekerja tersebut bekerja sedikit dan mudah,
pengusaha tetap harus membayar sesuai dengan batas tersebut.
c). Posisi tawar yang rendah dari para buruh semakin memprihatinkan
dengan tidak adanya pembinaan dan peningkatan kualitas buruh oleh
pemerintah, baik terhadap kualitas keterampilan dan pengetahuan para
buruh terhadap berbagai regulasi perburuhan.
d). Kebutuhan hidup yang juga memang bervariasi dan bertambah tetap
saja tidak dapat dipenuhi dengan gaji sesuai UMR. Pangkal dari
masalah ini adalah pemasukan dalam memenuhi berbagai kebutuhan
dasar kehidupan masyarakat.
15
2. Pengecualian Asas No Work No Pay
16
dilakukan atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang
yang ditetapkan menurut suatu persetujuan atau peraturan perundang-
undangan, dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha
dengan buruh, termasuk tunjangan baik untuk buruh sendiri maupun
keluarganya.
Dari uraian diatas jelas upah diberikan dalam bentuk uang, namun
secara normatif masih ada kelonggaran bahwa upah dapat diberikan dalam
bentuk lain berdasarkan perjanjuan atau peraturan perundang-undangan,
dengan batasan nilainya tidak boleh melebihi 25 % (dua puluh lima persen)
dari nilai upah yang seharusnya diterima (Pasal 12 Peraturan Pemerintah
No. 8 Tahun 1981).
17
BAB. IV
PEMECAHAN MASALAH
1. Sebagai mediator
18
Langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah dalam mewujudkan
perannya sebagai mediator dilakukan dengan :
2. Sebagai Regulator
19
Selain berperan sebagai mediator dan regulator dalam bidang
ketenagakerjaan pada khususnya, pemerintah pun seharusnya dapat
memberikan jaminan kesejahteraan yang layak bagi pekerja , karena saat ini
terdapat kecenderungan pemahaman bahwa kesejahteraan pekerja adalah
tanggung jawab pengusaha. Negara dalam hal ini seolah-olah lepas tangan
sama sekali. Sektor kesehatan yang harus dipenuhi oleh Negara. Sebab,
kedua sektor tersebut termasuk dalam kategori pemeliharaan kemaslahatan
umum. Negaralah yang harus menjamin seluruh fasilitas kesehatan dan
pendidikan yang memadai sehingga dapat dinikmati oleh seluruh warga
negara, tidak terkecuali para buruh.
Dengan demikian, tidak akan terjadi lagi tarik ulur antara pengusaha dengan
buruhnya mengenai masalah tersebut. Para buruh bisa bekerja dengan
kenang, karena kebutuhan primernya sudah terpenuhi sambil menunggu
upahnya untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan tersiernya. Dengan
lancarnya pekerjaan para buruh maka pengusaha pun akan senang karena
berarti produksi berjalan baik maka keuntungan dapat diraih. Negara pun
akan memperoleh bagian dengan lancarnya perniagaan para pengusaha yaitu
melalui pajak yang disetorkan untuk dikelola demi kepentingan seluruh
rakyat.
20
BAB. V
A. KESIMPULAN
21
mendorong penciptaan kesempatan kerja yang lebih besar daripada yang
hilang karena kebijakan upah minimum.
B. SARAN
22
DAFTAR PUSTAKA
23