Professional Documents
Culture Documents
IZIN MENDIRIKAN
BANGUNAN
Segala sesuatu mengenai IMB
Oleh C MEDIA
Giving You the Best
Tim Penulis
Tulisan sepanjang di atas hanya diperlukan untuk memperjelas makna dari IMB.
Secara singkat, yang perlu kita ketahui adalah IMB adalah izin untuk mendirikan
bangunan. Dari artikel di atas, kita dapat mengetahui beberapa hal:
Dari tulisan di atas, dapat diketahui maksud dan tujuan dari IMB.
Pemberian IMB dimaksudkan untuk :
- Pembinaan
Jadi, mendirikan bangunan adalah segala hal yang berhubungan dengan pekerjaan
mengadakan bangunan. Sekecil apapun bangunan yang akan dijadikan, IMB tetap
harus diperoleh. Tanpa IMB, pembangunan itu dianggap ilegal dan dapat ditindak
secara hukum.
Sebagai ganti atas jasa pemerintah yang sudah menerbitkan IMB, orang pribadi atau
badan yang mengajukannya perlu membayar retribusi. Retribusi ini secara umum
berbeda-beda di tiap daerah dan biasanya dihitung berdasarkan luas bangunan
yang akan didirikan. Retribusi ini juga dimaksudkan sebagai pemasukkan daerah.
Prosedur IMB sekarang juga telah diringkas dan dipangkas sesuai SK Gubernur DKI
Jakarta No. 554 Tahun 1999 tentang Pelayanan Permohonan IMB, PBB, dan IPPB
untuk Bangunan Rumah Non Real Estate dan Non Pemugaran di DKI Jakarta.
SK Gubernur DKI Jakarta Nomor 147 Tahun 2007 tentang Pendelegasian
Kewenangan Pelayanan Penetapan Keterangan Rencana Kota (KRK) dan Penetapan
Izin Pendahuluan (IP) Mendirikan Bangunan pada Sektor P2K Kecamatan.
CARA MENGURUSNYA
Proses pembuatan IMB memakan waktu paling lama 25 hari dengan rincian sebagai
berikut:
Surat Keterangan Pengukuran Situasi Tanah (PST) 10 hari
Surat Keterangan Rencana Kota (KRK) 5 hari
Surat Keterangan Rencana Tata Letak Bangunan (RTLB) 10 hari.
Khusus bagi yang akan membangun rumah tinggal di atas tanah kurang dari
2
200m , tidak lagi harus mengurus block plannya. Tetapi cukup dengan membawa
Surat Bukti Kepemilikan Hak Tanah, sudah bisa mendapatkan Surat Keterangan
Rencana (SKR) Bagunan di Kantor Kecamatan dalam waktu 10 hari. Selanjutnya
pemohon IMB menghubungi Seksi Tata Kota di kecamatan yang sama untuk
mendapatkan Surat Izin Pendahuluan (IP) selama 5 hari. Dengan IP, pemohon sudah
bisa memulai kegiatan pembangunan sambil menunggu terbitnya IMB.
Untuk mendapatkan PST dan RTLB, serta Surat Rencana Kota, pemohon harus
melengkapi:
Salinan Surat Tanda Bukti Kepemilikan Hak Tanah yang telah
dilegalisasi oleh pejabat berwenang.
Salinan Tanda Bukti Lunas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun
berjalan
Salinan KTP pemohon
Mengisi formulir yang ditandatangani pemohon.
Tertanda,
(nama anda)
5. PELAKSANAAN BANGUNAN.
o Pelaksanaan Bangunan dapat dimulai setelah IMB
diterbitkan.
o Pelaksanaan bangunan harus sesuai dengan IMB yang telah
diterbitkan.
o Bila terdapat rencana perubahan atau penambahan, maka
sebelum dilaksanakan terlebih dahulu harus diajukan PIMB
perubahan/ penambahan.
o Dan selama pelaksanaan IMB ( copynya) harus berada di
lokasi bangunan, untuk pedoman dalam pembangunan dan
pemeriksaan dari petugas pengawasan Seksi P2B
Kecamatan.
I.PENGERTIAN :
Izin Penggunaan Bangunan (IPB) adalah izin yang diterbitkan
untuk menggunakan bangunan, setelah bangunan dimaksud
selesai dilaksanakan dan telah dinilai layak dari segi teknis dan
sesuai ketentuan dalam klausul-klausul IMB.
a) IPB harus dimiliki pemilik bangunan sebelum bangunan
tersebut digunakan. IPB diterbitkan dengan masa
berlaku 5 Tahun untuk bangunan umum dan 10 Tahun
untuk bangunan rumah tinggal. Bila masa IPB habis,
maka pemilik harus mengajukan PKMB (Permohonan
Kelayakan Menggunakan Bangunan). Dalam proses
tersebut petugas akan memeriksa kelayakan bangunan
tersebut, terutama dari segi struktur dan konstruksinya.
b) Untuk bangunan yang pelaksanaannya belum selesai
secara keseluruhan dan akan digunakan sebagian
bangunan (yang telah selesai dilaksanakan), apabila
bagian bangunan dimaksud dinilai dari segi teknis
bangunan dapat memenuhi persyaratan penggunaan
dan tidak menyimpang dari ketentuan IMB, maka dapat
diberikan izin pendahuluan penggunaan bangunan
dengan masa berlaku paling lama 6 bulan.
Catatan
Kepala UPPT: XXXX XXXXX, sepertinya tidak pernah ada ditempat.
Kepala Dinas PU: sepertinya juga tidak pernah ada ditempat.
Bupati: Ismet Iskandar, mungkin tidak pernah ditempat juga.
XXXXXXXXX (0813.1730.6999)
Rp 10.000 untuk penambahan /M2
Rp 1.000.000 untuk BAPL
Rp 800.000 untuk biaya proses
Rp 500.000 untuk biaya camat (bahkan untuk sekedar renovasi)
Rp 350.000 untuk biaya gambar
XXXX XX
Rp 980.000 untuk penambahan / M2
Tarif IMB
Normal
Tidak pernah
tercantum untuk
publik, yang
tercantum
hanyalah rumus
Rp 750.000 untuk
BAPL
Retribusi dihitung
dengan formula,
permeter sekitar
10-15rb, dihitung
dari lokasi dan
ukuran
Biaya murah selisih 2-3
juta dari oknum
PS:
www.kabtangerang.go.id
tidak bisa diakses
Tambahan foto dari Dinda
perjalanan dijumpai
adanya penjualan formulir
kami tidak bertanggung
Drs.
H. XXXXXXXX ini tidak
pernah ada ditempat
Marut Tat
Christovita Wiloto & Co.
Tumbuh liarnya Jakarta karena rencana tata ruang wilayah
yang tidak konsisten. Pada RTRW DKI Jakarta 40 tahun lalu, ada
kebijakan penetapan ruang terbuka hijau (RTH) berupa sabuk hutan
kota mengelilingi Ibu Kota. Pengembangan kota sendiri pada saat
itu hanya dalam radius 15 kilometer dari pusat kota atau Taman
Monas.
Pada tahun 1980-1990, program sabuk hijau mendadak
lenyap dari RTRW seiring pengembangan kota ke arah poros timur
dan barat. Saat ini, dengan pengembangan kota hampir ke semua
sudut merangsek hingga ke perbatasan dengan kota-kota lain,
Gunawan.
Menurut Prof Gunawan, ada banyak variabel untuk
mengukur sebuah kota, antara lain vitalitas yang mencakup
ketercukupan air, sandang, pangan, perumahan, dan udara bersih.
Kota juga wajib menjamin keselamatan dan ketenteraman warga,
kemudahan akses pendidikan, kesehatan ataupun pendidikan, serta
ada kesesuaian antara lahan yang diperuntukkan dan realisasinya.
Kondisi Jakarta kini, tambah Prof Gunawan, jauh dari standar ukuran-
ukuran tersebut.
Lawan obesitas
Yayat menambahkan, layaknya orang yang kegemukan
sehingga sejumlah penyakit pun diidapnya, Jakarta juga demikian.
-tiba disuruh berhenti pembangunannya atau
dilakukan moratorium, tidak akan bisa. Sifat kota selalu berubah dan
berkembang. Satu-satunya cara dengan pengetatan perizinan
pembangunan kawasan. Diperlukan komitmen banyak pihak,
peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan kebijakan yang
saya lihat bahwa jumlah orang yang ahli dalam tata kota di instansi
terkait di pemerintahan saat ini amat sedikit dibanding pada masa
unawan.
Perizinan, ujar Yayat, juga diduga menjadi ajang korupsi dan
hal ini berdampak pada menjamurnya alih fungsi lahan liar.