You are on page 1of 6

ALAT DAN MESIN PEMUPUKAN TANAMAN

Pemupukan merupakan usaha memasukkan usaha zat hara kedalam tanah dengan
maksud memberikan/menambahkan zat tersebut untuk pertumbuhan tanaman agar
didapatkan hasil (produksi) yang diharapkan. Disamping itu pupuk dapat
diberikan melalui batang atau daun sebagai larutan. Pupuk diperlukan apabila
tanah sudah miskin akan zat hara, karena telah lama diusahakan.
Cara penempatan pupuk dan pemberian pupuk dalam tanah yang tepat merupakan
hal sangat penting. Agar pupuk dapat dimanfaatkan tanaman secara baik, pupuk
harus berada dalam daerah perakaran. Pupuk tanaman dapat berbentuk padat, cair
atau gas. Pupuk tersebut dapat diberikan melalui beberapa cara. Pemberian dapat
dilakukan dengan menggunakan alat penyebar pupuk.
Alat/mesin penyebar pupuk mempunyai bentuk bermacam-macam. Konstruksi
dari alat tersebut tergantung dari macam pupuk yang akan diberikan. Beberapa
faktor yang mempengaruhi jenis dan jumlah pupuk yang diberikan antara lain
tanaman yang diusahakan, sifat fisik dan kimia tanah.
Pada prinsipnya, antara jenis alat penanam dan alat pemupuk terdapat beberapa
persamaan dalam prinsip kerja. Persamaannya antara lain adanya pembuka alur,
mekanisme penjatuhan pupuk atau benih, penutup alur dan tempat pupuk atau
benih. Dengan demikian, untuk beberapa jenis alat pemupuk yang didorong
tenaga manusia atau ditarik hewan atau traktor prinsip kerjanya sama dengan alat
penanaman. Alat/mesin pemupukan di Indonesia masih belum berkembang.
Umumnya pemupukan masih dilakukan secara tradisional oleh para petani.

Atas dasar sumber tenaga yang dipergunakan untuk menggerakkan alat,


alat pemupukan dapat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :
1. Alat pemupukan dengan sumber tenaga manusia
2. Alat pemupukan dengan sumber tenaga hewan
3. Alat pemupukan dengan sumber tenaga traktor

A.1. Alat pemupukan dengan sumber tenaga manusia


Alat pemupukan dengan sumber tenaga manusia dapat dibedakan menjadi 2
yaitu:
1. Tradisional
2. Semi Mekanis

A.1.1. Tradisional
Cara tradisional ini masih banyak dipergunakan petani di Indonesia. Pupuk
sampai ke permukaan tanah dengan cara disebar dengan menggunakan tangan.
Untuk maksud tersebut digunakan pupuk dalam bentuk butiran kering. Pupuk
diangkut ke lapangan dengan menggunakan keranjang atau karung. Sedangkan
pada pembenaman pupuk kandang dengan menggunakan cangkul.
Kapasitas kerja penyebar pupuk pada tanaman padi adalah 1 orang pria dalam
6 jam untuk 1 hektar, sedangkan pada tanaman jagung atau singkong sekitar 5
orang pria selama 6 jam untuk 1 hektar.
Kelemahan cara tradisional antara lain adalah, hanya baik untuk pupuk padat dan
kering, disamping hasil sebarannya yang kurang seragam.

A.1.2. Semi Mekanis


Alat penyebar semi mekanis biasanya dipergunakan untuk menyebarkan pupuk
butiran. Sebagai sumber tenaganya adalah manusia, dengan mendorong alat
melalui tangkai pengendali. Pergerakan peralatan pengeluaran pupuk diatur oleh
perputaran roda melalui rantai transmisi dan gigi atau belt. Dalam operasinya alat ini
dikaitkan dengan alat tanam.

Alat penyebar pupuk semi mekanis dapat menyebar pupuk sebanyak 100 kg
sampai 1.400 kg setiap hektar dengan jarak alur 30 cm. Kapasitas dari corong
pemasukan (Hopper) antara 14 kg sampai 30 kg.
Hasil pengujian yang dilakukan di beberapa daerah transmigrasi didapatkan
kapasitas pemupukan antara 12 sampai 13 jam setiap hektar pada lahan kering,
dan 15 jam sampai 16 jam setiap hektar pada lahan sawah. Alat tersebut buatan
IRRI, dan alat dengan jenis yang sama telah diproduksi Tegal-Jawa Tengah
Dibandingkan dengan cara tradisional, cara ini memperoleh hasil yang lebih baik.
Bagian-bagian penting dari alat terdiri dari :
1. Tangkai kendali
2. Corong pemasukan (hopper)
3. Roda penggerak
4. Pengatur penjatuhan pupuk
5. Pembuka alur
6. Penutup alur
7. Saluran pupuk
Kegunaan dari tiap-tiap alat adalah:
1. Tangkai kendali : gunanya untuk mengendalikan alat supaya jalannya
lurus
2. Corong Pemasukan : berguna untuk menyalurkan pupuk tanah.
3. Roda penggerak : berguna untuk memudahkan jalannya alat dan
sebagai sumber tenaga pemutar bagian ”pengatur” jatuhnya pupuk.
4. Pengatur penjatuhan pupuk : berguna untuk menentukan jumlah
pupuk yang dikeluarkan/dijatuhkan ke atas tanah.
5. Pembuka alur : berguna untuk membuka tanah yang akan ditempati
pupuk.
6. Saluran pupuk : berguna untuk menyalurkan pupuk agar diperoleh
ketepatan penjatuhan pupuk diatas tanah.

A.2. Alat pemupukan dengan sumber tenaga hewan


Pupuk padatan banyak dipergunakan pada peralatan yang ditarik oleh hewan. Pada
alat penyebar pupuk butiran bisanya dilengkapi roda 2 buah, sedangkan pada alat
penyebar pupuk kandang beroda 4. Pergerakan alat dari alat penyebar pupuk tersebut
berasal dari perputaran roda.
Dalam operasinya, biasanya alat dikaitkan dengan alat penanam benih. Untuk
menyebarkan pupuk, alat dapat dikendalikan oleh 2 atau 1 orang. Pada alat yang
memerlukan 2 orang, masing-masing orang mengawasi pengeluaran jalannya pupuk
dan jalannya ternak atau alat.
Lebar dari alat penyebar pupuk ini mencapai 2.50 m, sedangkan beratnya dapat
mencapai 110 kg. Keutuhan dari alat-alat tersusun dari bagian-bagian :
1. Corong pemasukan (hopper)
2. Tangkai kendali
1. Roda
2. Pengatur penjatuhan pupuk
3. Belt/rantai transmisi
4. Pembuka alur
5. Penutup alur
6. Saluran pupuk

Kegunaan dari masing-masing bagian adalah :


1. Corong pemasukan : berguna menyalulurkan pupuk kedalam tanah.
2. Tangkai kendali : berguna untuk mengendalikan jalannya alat.
3. Roda : berguna untuk memperlancar jalannya alat.
4. Pengatur penjatuhan pupuk : berguna menentukan jumlah pupuk yang
diperlukan
Belt/rantai : berguna untuk menyalurkan tenaga yang berhubungan dengan
alat penyaluran pupuk.
5. Pembuka alur : berguna untuk membongkar tanah yang akan diisi pupuk
6. Penutup alur : berguna untuk menutup tanah yang diisi pupuk.
7. Saluran pupuk : berguna untuk memperoleh ketepatan penjatuhan pupuk.

Semua alat penyebar pupuk dapat digolongkan kedalam alat semi-mekanis.

A.3. Alat pemupukan dengan sumber tenaga traktor


Alat pemupukan yang digerakkan traktor mempunyai bentuk bermcam-macam, dan
tergolong peratan mekanis. Atas dasar pupuk yang dipergunakan, maka mesin dapat
digolongkan menjadi 3, yaitu :
1. Alat penyebar pabuk (pupuk kandang)
2. Alat penyebar pupuk butiran
3. Alat penyebar pupuk cair dan gas
A.3.1. Alat penyebar rabuk (pupuk kandang)
Cara penempatan dan pemberian pupuk sangat erat hubungannya dengan
tanaman yang diusahakan. Pupuk kandang merupakan salah satu hasil sampingan
pertanian yang banyak bermanfaat. Penyebaran yang seragam dan halus dapat
dilakukan dengan alat penyebar pupuk.
Fungsi alat ini membawa pupuk kandang ke lapang, menghancurkan dan
menyebarkannya diatas tanah secara seragam. Penyebaran biasanya dilakukan
sebelum pengolahan tanah pertama. Dengan pengolahan tanah pupuk diharapkan
bercampur dengan tanah.
Dalam operasinya alat berada dibelakang traktor. Biasanya alat beroda dua, tetapi
ada juga yang beroda empat sehingga dapat ditarik oleh traktor dan hewan.
Tenaga untuk operasi peralatan penyebaran pupuk berasal dari perputaran roda
bagian belakang melalui transmisi rantai atau ”Power Take Off” (PTO) traktor.
Kapasitas alat penyebar pupuk antara 40 sampai 150 busel, dan ukuran yang banyak
digunakan antara 60 sampai 80 busel. Dibandingkan dengan menggunakan
tangan maka alat ini lebih cepat dan lebih seragam hasil sebarannya, serta
menghemat tenaga kerja.
Bagian-bagian penting dari alat ini adalah
1. Kerangka (frame)
2. Konveyor (conveyor)
3. Penghancur (beater)
4. Widespread device
5. Kotak (box)
Kegunaan dari masing-masing bagian adalah :
1. Kerangka : berguna untuk menahan beban, pada umumnya rabuk sangat berat
sehingga diperlukan suatu kerangka yang kuat, tetapi bahannya sangat ringan
sehingga tidak memberikan tambahan beban.
2. Konveyor : berguna untuk mengangkut rabuk ke bagian kotak. Gerakan konveyor
antara 2.54 sampai 7.62 cm untuk setiap menit. Kecepatan konveyor dapat diatur
melalui pengungkit.
3. Beater : berfungsi menghancurkan bongkahan-bongkahan rabuk menjadi
bagian-bagian yang lebih halus, dan selanjutnya menyalurkannya ke ”Widespread
device”.
4. Widespread device : berfungsi menyebarkan rabuk yang sudah halus
kepermukaan tanah secara seragam. Alat ini terletak dibelakang bagian bawah pada
kotak.

A.3.2. Alat penyebar pupuk butiran


Penggunaan pupuk komersial butiran hampir meningkat setiap tahunnya. Karena
hasil yang tinggi dapat diharapkan dari tanah yang memperoleh pemupukan yang
benar. Hasil penelitian di Amerika menunjukkan bahwa penempatan pupuk
adalah 5.08 sampai 7.62 cm disamping alur dan 7.62 sampai 10.16 cm
dibawah permukaan tanah. Lokasi pupuk akan tergantung pada jumlah pupuk
dan macam serta jarak tanam.
Untuk mengurangi biaya operasi, alat pemupukan dapat digandengkan dengan alat
penanaman dan penyiangan. Banyak alat penyebar benih dan pupuk
menggunakan alat yang sama, dan ini akan menyebabkan kontak antara benih
dan pupuk.
Kontak antara benih dan pupuk sedapat mungkin dihindarkan, terutama yang
berkonsentrasi tinggi, karena dapat terjadi kerusakan akibat garam.
Agar didapatkan pemupukan yang baik, karakteristik yang dipunyai pupuk
butiran kering adalah :
1. Mudah dibersihkan
2. Memberikan tingkat pemakaian yang luas
3. Peka terhadap daya egitasi mekanis
4. Mempunyai tingkat korosi yang kecil
Peralatan penggunaan pupuk kering dapat digolongkan menjadi 2, yaitu :
1. Band Aplicator
2. Broadcast Aplicator
Peralatan dari ”Band Aplicator” terdiri dari bagian-bagian :
1. Corong pemasukan (hopper)
2. Pengatur (matering device)
3. Tabung pengeluaran (drop tubes)
4. Pembuka alur (opener)
5. Saluran pupuk
Fungsi dari masing-masing bagian adalah :
1. Corong pemasukan : berfungsi untuk menyalurkan dari alat ke tanah.
2. Pengatur : berfungsi untuk mengatur jumlah pupuk yang
dikeluarkan/diperlukan
3. Tabung pengeluaran : berfungsi membawa pupuk yang keluar dari corong
pemasukan kedalam tanah.
4. Pembuka alur : berfungsi membuka tanah yang akan ditempati oleh
pupuk. Alat pembuka ini dapat berupa pahat (chisel), pisau ataupun
piring.
5. Saluran pupuk : berfungsi untuk menyalurkan pupuk dan untuk memperoleh
ketepatan penjatuhan pupuk diatas tanah.
Bagian-bagian dari alat penyebar pupuk secara baris yang digunakan dengan
penanaman sekaligus, bagaimana pupuk ditempatkan diatas benih.

Mekanisme pengaturan pengeluaran pupuk dapat dilakukan dengan menggunakan


3 cara :
1. Star Wheel : mekanisme pengeluaran pupuk disebabkan putaran roda
bintang. Kecepatan pengeluaran tergantung dari kecepatan putaran dan
lebar pembukaan. Corong pemasukan biasanya berkapasitas 45.4 kg
2. Auger : untuk mengatur pupuk pada corong horizontal. Tipe auger sangat
menentukan kecepatan pengeluaran pupuk.
3. Feed wheel : digunakan pada corong pemasukan yang panjang

Efisiensi alat “Broadcast aplication” tergantung dari pengangkutan dan mekanisme


pengisian. Beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi pengisian adalah :
1. Kondisi iklim (Temperatur dan curah hujan)
2. Jumlah pupuk
3. Sifat kimia dan kondisi dari pupuk

Alat penyebar pupuk dapat dibedakan menjadi :


1. Drop Tipe Distributor : Alat ini biasnya digandengkan dengan traktor secara
mounted, corong pemasukannya mempunyai satu set lubang pengeluaran pada
bagian bawah. Lubang-lubang tersebut dikontrol malalui lubang penggerak.
Kapasitas pengeluaran pupuk biasanya antara 454 sampai 908 kg dengan lebar
pengeluaran antara 2,44 sampai 3,66 m. Sumbu pemasukan dikendalikan oleh
roda, dan kecepatan sumbu dipengaruhi pengeluaran pupuk.
2. Spin spreader : Alat ini mempunyai piringan untuk penyebaran pupuk.
Pupuk diatur diatas piringan oleh rantai penahan melalui dasar corong
pemasukan. Kecepatan pengeluaran pupuk tergantung dari kecepatan pemasukan
pupuk, lebar penyebaran dan kecepatan alat. Pola penyebaran dipengaruhi oleh
perputaran piringan. Kapasitas corong pemasukan dapat mencapai 10 ton, dengan
sebaran dapat mencapai 18,29 m.

A.3.3. Alat penyebar pupuk cair dan gas


Penggunaan pupuk cair dan gas di Indonesia masih belum banyak
dikenal. Penggunaan pupuk cair sudah mulai dipergunakan beberapa petani
di Amerika pada tahun 1947. Pupuk cair dapat disebarkan dengan tanpa
tekanan, tekanan rendah dan tekanan tinggi (17,50 kg/cm2). Pupuk cair
dengan tekanan tinggi misalnya andhyrous ammonia, tekanan rendah
misalnya aqua ammonia dan pupuk tanpa tekanan misalnya pupuk larutan
urea.
Penempatan pupuk cair dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
1. Penempatan di bawah permukaan tanah : penempatan pupuk dibawah
permukaan tanah memerlukan peralatan khusus. Anhydrous ammonia biasanya
disebarkan antara 12,7 sampai 15,24 cm di bawah permukaan tanah. Anhydrous
ammonia mengandung 82% nitrogen. Yang harus diperhatikan dalam penggunaan
pupuk ini adalah sifat yang tidak menyenangkan dari zat tersebut antara lain adalah
:
a. Bersifat korosi terhadap tembaga, campuran tembaga dan campuran
aluminium .
b. Uap ammina kurang memberi warna, menyebabkan mati lemas, buta
dan pada konsentrasi tinggi mudah terbakar.
c. Tekanan naik dengan cepat karena perubahan suhu, pada suhu 10 0C
tekanannya 5,22 kg/cm2, 37,78 0C tekanannya 13,50 kg/cm2, dan pada
51,67 0C tekanannya 20, 51 kg/cm.
2. Penempatan pada permukaan tanah : pada cara ini penyebaran pupuk
dapat dilakukan dengan tanpa tekanan. Alat penyebar pupuk ini serupa
dengan sprayer. Pupuk dapat disemprotkan bersama-sama insektisida.
Bagian-bagian penting dari alat penyebar anhydrous ammonia adalah :
1. Tangki
2. Pipa-pipa
3. Pisau
4. Pengatur
Kegunaan dari masing-masing bagian adalah:
1. Tangki : berguna untuk membawa pupuk
2. Pipa : berguna untuk menyalurkan pupuk dari tangki ketanah
3. Pisau : berguna untuk membuka tanah
4. Pengatur : berguna untuk mengatur tekanan sesuai dengan keperluan.
Bentuk dari alat penyebaran pupuk anhydrous ammonia dapat dilihat pada
Melalui daun atau langsung ketanah. Pemberian urea pada daun sudah sering
dilakukan.
3. Penempatan dalam air irigasi : pupuk cair juga dapat disebarkan melalui
air irigasi. Pemberian bersamaan dengan air irigasi sehingga dapat menghemat
tenaga kerja dan alat. Kekurangan cara ini antara lain, hanya mungkin dilakukan
bila tanaman memerlukan air dan kemungkinan penguapan pupuk melalui air.
Ada 3 macam cara sistem pengaliran pupuk cair dari tangki ke bagian
distribusi, yaitu
1. Gravitasi (gaya berat)
2. Pompa
3. Tekanan udara

You might also like