Professional Documents
Culture Documents
PERCOBAAN VII
PANCA INDERA
Disusun oleh :
Kelompok IV
2010
LAPORAN PRAKTIKUM
PERCOBAAN VII
PANCA INDERA
Disusun oleh :
Kelompok IV
Nuraisyah 0901039
2011
PERCOBAAN VII
PANCA INDERA
1) Tujuan percobaan
o Mengenal fisiologi dan sifat-sifat indera
2) Tinjauan Pustaka
Organ indera, juga dikenal sebagai ujung sensoris atau reseptor, merupakan
bagian terminal dendrite yang menerima berbagai stimulus/ rangsangan sensoris
dan mentransmisikan rangsangan tersebut ke susunan saraf pusat. Berdasarkan
sumber stimulusnya reseptor sensoris ini dikelompokkan menjadi 3 kelompok
yaitu
Pada tinjauan ini hanya akan dibahas mata yang merupakan reseptor peka
terhadap cahaya dan telinga yang merupakan reseptor peka terhadap suara.
MATA
Mata merupakan organ fotosensoris yaitu organ yang menerima rangsangan
cahaya. Cahaya masuk melintasi kornea, lensa, dan beberapa struktur refraksi di
dalam orbita. Cahaya kemudian difokuskan oleh lensa ke bagian saraf mata yang
sensitif terhadap cahaya yaitu retina. Retina mengandung sel-sel batang dan
kerucut yang akan mengubah impuls cahaya menjadi impuls saraf. Setelah
melintasi suatu rangkaian lapisan sel saraf dan sel-sel penyokong informasi
penglihatan diteruskan oleh saraf optik ke otak untuk diproses.
Dinding bola mata disusun oleh 3 tunika (lapisan) (Gb-2 dan 3) yaitu:
A. Tunika fibrosa (lapis sklera-kornea) merupakan lapisan luar bola mata terdiri
atas sklera dan kornea.
B. Tunika vaskularis (lapis uvea) merupakan lapisan tengah bola mata terdiri atas
khoroid, badan siliaris dan iris.
C. Tunika neuralis (lapis retina) merupakan lapisan dalam bola mata terdiri atas
retina.
SKLERA
Sklera merupakan bagian bola mata yang putih seolah-olah tidak mengandung
pembuluh darah. Sklera disusun oleh serat-serat kolagen tipe 1 yang diselang-
selingi oleh jala-jala serat elastin. Susunan seperti ini membentuk struktur bola
mata yang kokoh, disokong oleh tekanan intraokular yang berasal dari humor
akwaeus yang terletak di sebelah depan lensa dan badan vitreus yang terletak di
belakang lensa. Di bagian belakang sklera ditembus oleh serat-serat saraf optik
pada lamina kribrosa. Sklera mengandung pembuluh darah terutama pada limbus
(tempat pertautan sklera dan kornea).
KORNEA
1. Epitel kornea
Merupakan lanjutan dari konjungtiva disusun oleh epitel gepeng berlapis tanpa
lapisan tanduk. Lapisan ini merupakan lapisan kornea terluar yang langsung
kontak dengan dunia luar dan terdiri atas 7 lapis sel. Epitel kornea ini
mengandung banyak ujung-ujung serat saraf bebas. Sel-sel yang terletak di
permukaan cepat menjadi aus dan digantikan oleh sel-sel yang terletak di
bawahnya yang bermigrasi dengan cepat.
2. Membran Bowman
Merupakan lapisan fibrosa yang terletak di bawah epitel tersusun dari serat
kolagen tipe 1.
3. Stroma kornea
Merupakan lapisan kornea yang paling tebal tersusun dari serat-serat kolagen
tipe 1 yang berjalan secara paralel membentuk lamel kolagen. Sel-sel fibroblas
terletak di antara serat-serat kolagen.
4. Membran Descemet
5. Endotel kornea
Lapisan ini merupakan lapisan kornea yang paling dalam tersusun dari epitel
selapis gepeng atau kuboid rendah. Sel-sel ini mensintesa protein yang mungkin
diperlukan untuk memelihara membran Descement. Sel-sel ini mempunyai
banyak vesikel dan dinding selnya mempunyai pompa natrium yang akan
mengeluarkan kelebihan ion-ion natrium ke dalam kamera okuli anterior. Ion-ion
klorida dan air akan mengikuti secara pasif. Kelebihan cairan di dalam stroma
akan diserap oleh endotel sehingga stroma tetap dipertahankan dalam keadaan
sedikit dehidrasi (kurang cairan), suatu faktor yang diperlukan untuk
mempertahankan kualitas refraksi kornea.
Kornea bersifat avaskular (tak berpembuluh darah) sehingga nutrisi didapatkan
dengan cara difusi dari pembuluh darah perifer di dalam limbus dan dari humor
akweus di bagian tengah. Kornea menjadi buram bila endotel kornea gagal
mengeluarkan kelebihan cairan di stroma.
Limbus
Limbus merupakan tempat pertemuan antara tepian kornea dengan sklera. Pada
tempat ini terdapat lekukan atau sudut akibat perbedaan kelengkungan kornea dan
sklera. Bagian luarnya diliputi epitel konjungtiva bulbi yang merupakan epitel
berlapis silindris dengan lamina propria di bawahnya. Stromanya merupakan
tepian sklera yang menyatu dengan kornea. Stroma ini tersusun dari jaringan ikat
fibrosa. Di bagian dalam stroma ini membentuk taji sklera (scleral spur). Pada
bagian anterior taji ini terdapat jaringan trabekula (trabecula sheet) dengan jalinan
ruang-ruang di antaranya dikenal sebagai ruang trabekula (trabecular spaces/
space of Fontana). Di atas trabekula terdapat suatu saluran lebar dan panjang
disebut kanal Schlemm.
Kanal Schlemm
Tunika vaskulosa terdiri atas 3 bagian yaitu khoroid, badan siliaris dan iris.
Khoroid (choroid)
Korpus siliaris dilapisi oleh 2 lapis epitel kuboid (Gb-8). Lapisan luar kaya
akan pigmen dan merupakan lanjutan lapisan epitel pigmen retina. Lapisan dalam
yang tidak berpigmen merupakan lanjutan lapisan reseptor retina, tetapi tidak
sensitif terhadap cahaya. Sel-sel di lapisan ini akan mengeluarkan cairan filtrasi
plasma yang rendah protein ke dalam bilik mata belakang (kamera okuli
posterior).
Humor akweus mengalir dari bilik mata belakang (kamera okuli posterior) ke
bilik mata depan (kamera okuli anterior) melewati celah pupil (celah di antara iris
dan lensa), lalu masuk ke dalam jaringan trabekula di dekat limbus dan akhirnya
masuk ke dalam kanal Schlemm. Dari kanal Schlemm humor akweus masuk ke
pleksus sklera dan akhirnya bermuara ke sistem vena.
Korpus siliar mengandung 3 berkas otot polos yang dikenal sebagai muskulus
siliaris. Satu berkas karena orientasinya akan menarik khoroid sehingga membuka
kanal Schlemm untuk aliran humor akweus. Dua berkas lain yang menempel pada
skleral spur berfungsi untuk mengurangi tekanan pada zonula Zinii sehingga lensa
menjadi lebih tebal dan konveks. Fungsi ini disebut akomodasi.
Glaukoma merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai oleh peningkatan
tekanan intraokuler yang tinggi dalam waktu lama akibat kegagalan penyaluran
humor akweus dari bilik mata depan. Bila keadaan ini dibiarkan dapat
menyebabkan kebutaan.
Iris merupakan bagian yang paling depan dari lapisan uvea. Struktur ini
muncul dari badan siliar dan membentuk sebuah diafragma di depan lensa. Iris
juga memisahkan bilik mata depan dan belakang. Celah di antara iris kiri dan
kanan dikenal sebagai pupil (pupil, gadis kecil).
Iris disusun oleh jaringan ikat longgar yang mengandung pigmen dan kaya
akan pembuluh darah. Permukaan depan iris yang menghadap bilik mata depan
(kamera okuli anterior) berbentuk tak teratur dengan lapisan pigmen yang tak
lengkap dan sel-sel fibroblas. Permukaan posterior iris tampak halus dan ditutupi
oleh lanjutan 2 lapisan epitel yang menutupi permukaan korpus siliaris.
Permukaan yang menghadap ke arah lensa mengandung banyak sel-sel pigmen
yang akan mencegah cahaya melintas melewati iris. Dengan demikian cahaya
akan terfokus masuk melalui pupil.
Pada iris terdapat 2 jenis otot polos yaitu otot dilatator pupil dan otot
sfingter/konstriktor pupil. Kedua otot ini akan merubah diameter pupil. Otot
dilatator pupil yang dipersarafi oleh persarafan simpatis akan melebarkan pupil,
sementara otot sfingter pupil yang dipersarafi oleh persarafan parasimpatis (N. III)
akan memperkecil diameter pupil.
Jumlah sel-sel melanosit yang terdapat pada epitel dan stroma iris akan
mempengaruhi warna mata. Bila jumlah melanosit banyak mata tampak hitam,
sebaliknya bila melanosit sedikit mata tampak bewarna biru.
Lensa Mata
Lensa terdiri atas 3 lapisan yaitu kapsul lensa, epitel subkapsul dan serat-serat
lensa. Kapsul lensa merupakan lamina basal yang umumnya disusun oleh serat-
serat kolagen tipe IV dan glikoprotein. Kapsul ini elastik, jernih dan kompak.
Epitel subkapsul hanya terdapat pada permukaan anterior lensa tepat di bawah
kapsul lensa. Epitelnya terdiri atas selapis sel kuboid. Di sebelah dalam dari epitel
subkapsul terdapat serat-serat lensa yang di bentuk dari sel-sel yang kehilangan
inti dan organel sel lainnya. Serat-serat ini kemudian diisi dengan protein lensa
kristalin (crystallins). Adanya kristalin ini akan meningkatkan index refraksi
lensa.
Lensa sama sekali tidak mengandung pembuluh darah. Nutrisi untuk lensa
diperoleh dari humor akweus dan korpus vitreus. Lensa bersifat impermeabel,
tetapi dapat ditembus cahaya dengan mudah.
Pada orang tua sering dijumpai kekeruhan pada lensa yang menyebabkan
menurunnya kemampuan untuk melihat. Keadaan ini dikenal sebagai katarak.
Kondisi mungkin disebabkan oleh bertumpuknya pigmen atau substansi lain dan
keterpaparan sinar ultra violet secara berlebihan. Di samping itu pada orang tua
terjadi suatu keadaan yang dikenal sebagai presbiopia yaitu ketidakmampuan mata
untuk melihat benda-benda dalam jarak dekat yang disebabkan karena
menurunnya elastisitas lensa akibat proses penuaan. Sebagai akibatnya lensa tidak
dapat mencembung guna memfokuskan bayangan benda secara tepat pada retina.
Keadaan ini dapat diatasi dengan pemakaian kaca mata.
Korpus Vitreus
Korpus vitreus merupakan suatu agar-agar jernih yang mengisi ruang vitreus
(ruang antara lensa dan retina). Korpus vitreus disusun hampir seluruhnya oleh air
(99%) dan mengandung elektrolit, serat-serat kolagen dan asam hialuronat.
Korpus vitreus melekat pada seluruh permukaan retina. Di tengah korpus vitreus
berjalan sisa suatu saluran yang berisi cairan dikenal sebagai kanal hialoidea, yang
semula mengandung arteri hialodea pada masa janin. Badan vitreus berfungsi
untuk memelihara bentuk dan kekenyalan bola mata.
Retina optikal atau neural melapisi khoroid mulai dari papila saraf optik di bagian
posterior hingga ora serrata di anterior. Pada irisan histologik (Gb-14 dan 15)
terdapat 10 lapisan retina dari luar ke dalam yaitu:
1. Epitel pigmen
2. Lapisan batang dan kerucut
3. Membran limitans luar
4. Lapisan inti luar
5. Lapisan pleksiform luar
6. Lapisan inti dalam
7. Lapisan pleksiform dalam
8. Lapisan sel ganglion
9. Lapisan serat saraf
10. Membran limitans dalam
Epitel pigmen adalah suatu lapisan sel poligonal yang teratur, ke arah ora
serrata bentuk selnya menjadi lebih gepeng. Inti sel berbentuk kuboid dengan
sitoplasmanya kaya akan butir-butir melanin. Fungsi epitel pigmen adalah
Lapisan batang dan kerucut mengandung 2 jenis sel fotoreseptor yaitu sel
batang dan sel kerucut yang merupakan modifikasi sel saraf. Lapisan ini
mengandung badan sel batang dan kerucut. Sel batang merupakan sel khusus yang
ramping dengan segmen luar berbentuk silindris dengan panjang 28 mikrometer
mengandung fotopigmen rhodopsin dan suatu segmen dalam yang sedikit lebih
panjang yaitu sekitar 32 mikrometer. Keduanya mempunyai ketebalan 1,5
mikrometer. Inti selnya terletak di dalam lapisan inti luar. Ujung segmen luar
tertanam dalam
epitel pigmen. Segmen luar dan dalam dihubungkan oleh suatu leher yang sempit.
Dengan mikroskop electron segmen luar tampak mengandung banyak lamel-lamel
membran dengan diameter yang seragam dan tersusun seperti tumpukan kue
dadar. Sel batang ini di sebelah dalam membentuk suatu simpul akhir yang
mengecil pada bagian akhirnya pada lapisan pleksiform luar yang disebut sferul
batang (rod spherule). Sel batang yang hanya teraktivasi dalam keadaan cahaya
redup (dim light) sangat sensitive terhadap cahaya. Sel ini dapat menghasilkan
suatu sinyal dari satu photon cahaya. Tetapi sel ini tidak dapat menghasilkan
sinyal dalam cahaya terang (bright light) dan juga tidak peka terhadap warna.
TELINGA
Gelombang suara yang diterima oleh telinga luar di ubah menjadi getaran mekanis
oleh membran timpani. Getaran ini kemudian di perkuat oleh tulang-tulang padat
di ruang telinga tengah (tympanic cavity) dan diteruskan ke telinga dalam. Telinga
dalam merupakan ruangan labirin tulang yang diisi oleh cairan perilimf yang
berakhir pada rumah siput / koklea (cochlea). Di dalam labirin tulang terdapat
labirin membran tempat terjadinya mekanisme vestibular yang bertanggung jawab
untuk pendengaran dan pemeliharaan keseimbangan. Rangsang sensorik yang
masuk ke dalam seluruh alat-alat vestibular diteruskan ke dalam otak oleh saraf
akustik (N.VIII).
TELINGA LUAR
Telinga luar terdiri atas daun telinga (auricle/pinna), liang telinga luar (meatus
accus-ticus externus) dan gendang telinga (membran timpani)
Daun telinga /aurikula disusun oleh tulang rawan elastin yang ditutupi oleh kulit
tipis yang melekat erat pada tulang rawan. Dalam lapisan subkutis terdapat
beberapa lembar otot lurik yang pada manusia rudimenter (sisa perkembangan),
akan tetapi pada binatang yang lebih rendah yang mampu menggerakan daun
telinganya, otot lurik ini lebih menonjol.
Liang telinga luar merupakan suatu saluran yang terbentang dari daun telinga
melintasi tulang timpani hingga permukaan luar membran timpani. Bagian
permukaannya mengandung tulang rawan elastin dan ditutupi oleh kulit yang
mengandung folikel rambut, kelenjar sebasea dan modifikasi kelenjar keringat
yang dikenal sebagai kelenjar serumen. Sekret kelenjar sebacea bersama sekret
kelenjar serumen merupakan komponen penyusun serumen. Serumen merupakan
materi bewarna coklat seperti lilin dengan rasa pahit dan berfungsi sebagai
pelindung.
TELINGA TENGAH
Telinga tengah atau rongga telinga adalah suatu ruang yang terisi udara yang
terletak di bagian petrosum tulang pendengaran. Ruang ini berbatasan di sebelah
posterior dengan ruang-ruang udara mastoid dan disebelah anterior dengan faring
melalui saluran (tuba auditiva) Eustachius.
Di bagian dalam rongga ini terdapat 3 jenis tulang pendengaran yaitu tulang
maleus, inkus dan stapes. Ketiga tulang ini merupakan tulang kompak tanpa
rongga sumsum tulang. Tulang maleus melekat pada membran timpani. Tulang
maleus dan inkus tergantung pada ligamen tipis di atap ruang timpani. Lempeng
dasar stapes melekat pada tingkap celah oval (fenestra ovalis) pada dinding dalam.
Ada 2 otot kecil yang berhubungan dengan ketiga tulang pendengaran. Otot tensor
timpani terletak dalam saluran di atas tuba auditiva, tendonya berjalan mula-mula
ke arah posterior kemudian mengait sekeliling sebuah tonjol tulang kecil untuk
melintasi rongga timpani dari dinding medial ke lateral untuk berinsersi ke dalam
gagang maleus. Tendo otot stapedius berjalan dari tonjolan tulang berbentuk
piramid dalam dinding posterior dan berjalan anterior untuk berinsersi ke dalam
leher stapes. Otot-otot ini berfungsi protektif dengan cara meredam getaran-
getaran berfrekuensi tinggi
TELINGA DALAM
Telinga dalam adalah suatu sistem saluran dan rongga di dalam pars petrosum
tulang temporalis. Telinga tengah di bentuk oleh labirin tulang (labirin oseosa)
yang di da-lamnya terdapat labirin membranasea. Labirin tulang berisi cairan
perilimf sedangkan labirin membranasea berisi cairan endolimf.
1. Epitel olfaktorius yang terdiri atas sel reseptor penghidu (sel olfaktorius),
sel penyokong (sel sustentakular) dan sel basal. Epitel ini pada keadaan hidup
tampak bewarna kekuningan.
Sel basal merupakan sel kecil, basofilik, berbentuk piramid yang bagian
apikalnya tidak mencapai permukaan epitel. Inti sel terletak lebih ke arah basal.
Sel basal diyakini sebagai sel induk (stem cells) untuk sel olfaktorius dan sel
sustentakular.
B. RESEPTOR PENGECAP
melalui lubang pengecap (taste pore). Ada 4 macam sel pengecap yaitu sel basal
(basal cell, sel tipe IV), sel gelap (dark cell, sel tipe I), sel terang (light cell, sel
tipe II), dan sel
pertengahan (intermediate cell, sel tipe III). Sel basal diyakini merupakan sel
awal yang akan berubah menjadi sel gelap yang kemudian menjadi matang
sebagai sel terang, lalu berubah menjadi sel pertengahan dan akhirnya akan mati.
Serat-serat saraf akan masuk kedalam kuncup kecap dan bersinap dengan sel tipe
I, II dan III.
Saraf kranial ke VII akan mempersarafi kuncup kecap yang terdapat pada
2/3 anterior lidah, dari akar lidah hingga ke garis papila sirkumvalata. Papila
sirkumvalata dan 1/3 posterior lidah akan dipersarafi oleh saraf otak ke IX. Saraf
otak ke X akan mempersarafi kuncup kecap yang tersebar pada permukaan
epiglotis. Serat saraf sensorik afferent dari saraf –saraf kranial ini akan bersinap
di nukleus solitarius di medula oblongata. Akson dari sel saraf di nuleus solitarius
akan berjalanmemasuki lemniskus medialis selanjutnya menuju ke talamus dan
akhirnya informasi akan diproyeksikan ke korteks sensoris primer.
Fisiologi Penglihatan
a. refleks akomodasi
b. titik dekat
c. bintik buta
Objek (titik hitam) tak
Objek Nampak kembali
nampak
Jarak (cm) ±14 ±6
Kecap (Rasa)
1. Distribusi reseptor Kecap
Fisiologi Pendengaran
1. Ketajaman Pendengaran
Telinga
Bunyi alarm
Kanan Kiri
Jarak (m) 15 13
2. Uji weber
Kondisi normal
3. Lengkapi table
30 sekon balance
Penciuman
1. Adaptasi penciuman
Bau yang masuk kedalam rongga hidung akan merangsang saraf (nervus
olfaktorius) dari bulbus olfaktori. Indra bau bergerak melalui traktus olfaktorius
dengan perantaraan stasiun penghubung hingga mencapai daerah penerima akhir
dalam pusat olfaktorius pada lobus temporalis di otak besar tempat perasaan
ditafsirkan. Rasa penciuman dirangsang oleh gas yang diisap dan kepekaan akan
rasa tersebut mudah hilang bila dihadapkan pada suatu bau yang sama untuk
waktu yang cukup lama. Contoh, orang yang berada dalam suatu ruangan yang
sesak dan pengap, tidak merasakan bau yang tidak enak sementara di lain pihak
bau segera menyengat hidung orang yang baru datang dari lingkungan udara
segar.
Rongga hidung terdiri atas vestibulum dan fosa nasalis. Pada vestibulum di sekitar
nares terdapat kelenjar sebasea dan vibrisa (bulu hidung). Epitel di dalam
vestibulum merupakan epitel respirasi sebelum memasuki fosa nasalis. Pada fosa
nasalis (cavum nasi) yang dibagi dua oleh septum nasi pada garis medial, terdapat
konka (superior, media, inferior) pada masing-masing dinding lateralnya. Konka
media dan inferior ditutupi oleh epitel respirasi, sedangkan konka superior
ditutupi oleh epitel olfaktorius yang khusus untuk fungsi menghidu/membaui.
Epitel olfaktorius tersebut terdiri atas sel penyokong/sel sustentakuler, sel
olfaktorius (neuron bipolar dengan dendrit yang melebar di permukaan epitel
olfaktorius dan bersilia, berfungsi sebagai reseptor dan memiliki akson yang
bersinaps dengan neuron olfaktorius otak), sel basal (berbentuk piramid) dan
kelenjar Bowman pada lamina propria. Kelenjar Bowman menghasilkan sekret
yang membersihkan silia sel olfaktorius sehingga memudahkan akses neuron
untuk membaui zat-zat. Adanya vibrisa, konka dan vaskularisasi yang khas pada
rongga hidung membuat setiap udara yang masuk mengalami pembersihan,
pelembapan dan penghangatan sebelum masuk lebih jauh.
3. Uji air es
Pada mula akan memasukan air ke dalam telinga terasa nervous. Air terasa dingin
saat berada di luar (daun telinga) hingga masuk ke dalam telinga, namun air
menjadi hangat setelah ke luar dari telinga.
Gambar :
6) Kesimpulan
Mata
Saraf indra penglihatan, saraf optikus (urat saraf cranial kedua) muncul dari sel-
sel ganglion dalam retina, bergabung untuk membentuk saraf optikus.
Telinga
Hidung
Pada neonatus, daerah ini merupakan suatu lembar neural yang padat, namun pada
anak-anak dan dewasa terbentuk interdigitasi antara jaringan respiratorius dan
olfaktorius.Dengan bertambahnya usia seseorang, jumlah neuron olfaktorius ini
lambat laun akan berkurang. Selain neuron olfaktorius, epitel ini juga tersusun
oleh sel-sel penopang yaitu duktus dan glandula Bowman yang sifatnya unik pada
epitel olfaktorius dan sel basal yang berfungsi pada regenerasi epitel.
Sensasi pembauan diperantarai oleh stimulasi sel reseptor olfaktorius oleh bahan-
bahan kimia yang mudah menguap. Untuk dapat menstimulasi reseptor
olfaktorius, molekul yang terdapat dalam udara harus mengalir melalui rongga
hidung dengan arus udara yang cukup turbulen dan bersentuhan dengan reseptor.
Faktor-faktor yang menentukan efektivitas stimulasi bau meliputi durasi, volume
dan kecepatan menghirup. Tiap sel reseptor olfaktorius merupakan neuron bipolar
sensorik utama.
Dalam rongga hidung rata-rata terdapat lebih dari 100 juta reseptor. Neuron
olfaktorius bersifat unik karena secara terus menerus dihasilkan oleh sel-sel basal
yang terletak dibawahnya. Sel-sel reseptor baru dihasilkan kurang lebih setiap 30-
60 hari.
Pengecap
Fungsi untuk merasakan arti makanan yang enak atau tidak enak dan sebagai alat
reflex. Dengan adanya rasa asam, asin, pahit, manis dan sebagainya, maka getah
cerna akan keluar.
7) Daftar Pustaka
http://www.scribd.com/doc/26807882/Anatomi-Sistem-Panca-Indra
http://nissasukavanilla.wordpress.com/2009/10/16/fungsi-dr-bagian-telinga/