You are on page 1of 7

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Oleh : Hamid Kamar, S.Pd., M.Pd.


Guru SMA Negeri 1 Majalengka

Untuk memenuhi agar guru berkualitas dalam proses pembelajaran, maka seorang guru
harus memiliki empat kompetensi dasar (Permen No. 16: 2007), yaitu :
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi yang diharapkan adalah sebagai berikut:
a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, social,
cultural, emosional dan intelektual.
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu
d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran
f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
h. Menyelengga-rakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi yang diharapkan adalah sebagai berikut:
a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi
peserta didik dan masyarakat
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa
d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru,
dan rasa percaya diri
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi yang diharapkan adalah sebagai berikut :
a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan
jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial-
ekonomi
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat
c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang
memiliki keragaman sosial budaya
d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan
tulisan atau bentuk lain
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi yang diharapkan adalah sebagai berikut :
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu
b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu
c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri
Penilaian terhadap mutu guru dapat dilihat dari segi kinerja dalam proses belajar mengajar
sebagaimana yang dijelaskan dalam hasil studi Balitbang Dikbud (Nanang Fatah, 2002:59) sebagai
berikut : hasil penelitian membuktikan, guru yang bermutu dapat diukur dengan lima faktor utama,
yaitu : 1) Kemampuan professional; 2) Upaya professional; 3) Keahlian dengan pekerjaannya;
4) Kesesuaian waktu yang dicurahkan untuk kegiatan professional; dan 5) Kesesuaian kesejahteraan
yang memadai.
Oleh karena itu dalam meningkatkan profesionalisme, diharapkan guru berperan aktif
dalam kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan guru. Salah satu caranya adalah
melalui kegiatan pemahaman tentang bagaimana cara membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
PTK merupakan salah satu syarat dalam kenaikan golongan.
Pengertian Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research dapat diartikan
menurut tiga kata, yaitu :
1. Penelitian (Research)
Merupakan suatu kegiatan untuk mencermati suatu obyek dengan menggunakan aturan dan
metodologi tertentu untuk memperoleh data/informasi yang bermanfaat dengan tujuan
meningkatkan mutu.
2. Tindakan (Action)
Merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu berbentuk
rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas (Classroom)
Sekelompok peserta didik yang sedang menerima proses pembelajaran baik di laboratorium,
lapangan olahraga dan lain-lain.

Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik antara lain:


1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru pada saat proses pembelajaran berlangsung;
2. Peneliti melakukan kolaborasi dengan teman sejawat atau serumpun mata pelajaran;
3. Peneliti melakukan proses refleksi;
4. Memiliki tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran;
5. Dilaksanakan dalam beberapa siklus.

Adapun prinsip-prinsip dari PTK adalah sebagai berikut :


1. Pada saat mengadakan penelitian tidak mengganggu proses pembelajaran apapun metode
yang digunakan dalan penelitian;
2. Data yang dikumpulkan tidak menuntut waktu yang berlebihan sehingga berpeluang
mengganggu proses pembelajaran;
3. Metode yang digunakan harus reliable sehingga memungkinkan guru mampu
mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan, mampu mengembangkan
strategi yang diterapkan di kelasnya;
4. Masalah yang diusulkan sebaiknya masalah yang merisaukan terhadap hasil proses
pembelajaran;
5. Peneliti hendaknya bersikap konsisten dan menaruh kedeluian yang tinggi terhadap proses
pembelajaran;
6. Pelaksanaan PTK seharusnya digunakan class room excerding perspective, artinya
permasalahan yang ditimbulkan dilihat bukan hanya terbatas dalam konteks kelas atau mata
pelajaran tertentu, melainkan perspektif visi dan misi sekolah secara keseluruhan.

Jenis-jenis Penelitian Tindakan Kelas antara lain:


1. PTK Diagnostic
Yaitu penelitian yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan
2. PTK Partisipan
Peneliti terlibat langsung dalam penelitian sejak awal sampai hasil penelitian yang berupa
laporan
3. PTK Empiris
Peneliti berupaya melaksanakan suatu tindakan dan membukukan apa yang dilakukan dan
apa yang terjadi selama penelitian itu berlangsung
4. PTK Eksperimental
Penelitian diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik/strategi secara
efektif dan efisien di dalam suatu kegiatan proses pembelajaran.

Adapun sistematika PTK dapat digambarkan sebagai berikut :


1. Judul
Judul PTK hendaknya dinyatakan dengan akurat dan padat permasalahan serta bentuk tindakan
yang dilakukan peneliti sebagai upaya pemecahan masalah. Formulasi judul hendaknya singkat,
jelas, dan sederhana namun secara tersirat telah menampilkan sosok PTK bukan sosok
penelitian formal. Judul ditulis dalam halaman judul yang dilengkapi dengan identitas peneliti
(nama dan NIP guru), lembaga/satuan pendidikan tempat guru bekerja, dan bulan dan tahun
penulisan PTK.
2. Kata Pengantar
Berisi tentang pengantar dalam melakukan PTK di mana bapak/ibu guru bekerja.
3. Halaman Persetujuan
PTK ini diketahui dan ditandatangani oleh Kepala Sekolah dan Koordinator Perpustakaan
sebagai Dokumen Bacaan di Perpustakaan dan disyahkan oleh Ketua Persatuan Guru Republik
Indonesia dan atau Kepala Dinas Pendidikan.
4. Daftar Isi
Menguatarakan isi dari PTK
5. Daftar Lampiran (tabel, gambar, dan data pendukung lainnya)
6. Abstrak
(Berisi judul, nama peneliti, uraian singkat PTK. Ditulis satu spasi dengan jumlah kata kurang
lebih 250 kata. Disertai kata kunci)

7. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam latar belakang permasalahan ini hendaknya diuraikan urgensi penanganan
permasalahan yang diajukan itu melalui PTK. Untuk itu, harus ditunjukkkan fakta – fakta
yang mendukung, baik yang berasal dari pengamatan guru selama ini maupun dari kajian
pustaka. Dukungan berupa hasil penelitian –penelitian terdahulu, apabila ada juga akan lebih
mengokohkan argumentasi mengenai urgensi serta signifikansi permasalahan yang akan
ditangani melalui PTK yang diusulkan itu. Karakteristik khas PTK yang berbeda dari
penelitian formal hendaknya tercermin dalam uraian di bagian ini.
B. Perumusan Masalah
Permasalahan yang diusulkan untuk ditangani melalui PTK itu dijabarkan secara lebih rinci
dalam bagian ini. Masalah hendaknya benar – benar di angkat dari masalah keseharian di
sekolah yang memang layak dan perlu diselesaikan melalui PTK. Sebaliknya permasalahan
yang dimaksud seyogyanya bukan permasalahan yang secara teknis metodologik di luar
jangkauan PTK. Uraian permasalahan yang ada hendaknya didahului oleh identifikasi
masalah, yang dilanjutkan dengan analisis masalah serta diikuti dengan refleksi awal
sehingga gambaran permasalahan yang perlu di tangani itu nampak menjadi perumusan
masalah tersebut. Dalam bagian ini dikunci dengan perumusan masalah tersebut. Dalam
bagian inipun, sosok PTK harus secara konsisten tertampilkan.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan PTK hendaknya dirumuskan secara jelas.paparkan sasaran antara dan akhir tindakan
perbaikan.perumusan tujuan harus konsisten dengan hakekat permasalahan yang
dikemukakan dalam bagian – bagian sebelumnya. Dengan sendirinya,artikulasi tujuan PTK
berbeda dari tujuan formal. Sebagai contoh dapat dikemukakan PTK di bidang IPA yang
bertujuan meningkatkan prestasi peserta didik dalam mata pelajaran kimia, fisika atau bologi
melalaui penerapan strategi proses beajar mengajar yang baru, pemanfaatan lingkungan
sebagai sumber belajar mengajar dan sebagainya. Pengujian dan/atau pengembangan strategi
proses belajar mengajar yang baru bukan merupakan rumusan tujuan PTK. Selanjutnya
ketercapaian tujuan hendaknya dapat diverifikasi secara obyektif. Syukur apabila juga dapat
dikuantifikasikan. Disamping tujuan PTK, juga perlu diuraikan kemungkinan kemanfaatan
penelitian. Dalam hubungan ini, perlu dipaparkan secara spesifik keuntungan – keuntungan
yang dijanjikan, khususnya bagi peserta didik sebagai pewaris langsung (direct
beneficiaries) hasil PTK, di samping bagi guru pelaksana PTK, bagi rekan – rekan guru
lainnya. Berbeda dari konteks penelitian formal, kemanfaatan bagi pengembangan ilmu.
teknologi dan seni tidak merupakan prioritas dalam konteks PTK, meskipun kemungkinan
kehadirannya tidak ditolak
D. Manfaat Penelitian
Menjelaskan manfaat penelitian ini untuk penambahan/pengembangan wawasan, manfaat
aplikasi hasil penelitian bagi keberhasilan pembelajaran peserta didik, bagi guru, sekolah
dan mungkin pihak lain yang relevan dengan pemanfaatan hasil penelitian ini.

8. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS


A. Tinjauan Pustaka
Pada bagian ini diuraikan landasan substantive dalam arti teoritik dan/atau metodologik
yang dipergunakan peneliti dalam menentukan alternative, yang akan diimplementasikan.
Untuk keperluan itu, dalam bagian ini diuraikan kajian baik pengalaman peneliti pelakju
PTK sendiri nyang relevan maupun pelaku – pelaku PTK lain disamping terhadap teori –
teori yang lazim termuat dalam berbagai kepustakaan. Argumentasi logic dan teoretik
diperlukan guna menyusun kerangka konseptual. Aras kerangka konseptual yang disusun
itu, hipotesis tindakan dirumuskan.
B. Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis Tindakan

9. BAB III METODE PENELITIAN (CARA PENELITIAN)


A. Setting Penelitian
Pada bagian ini disebutkan di mana penelitian tersebut dilakukan, di kelas berapa dan
bagaimana karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi siswa pria dan wanita, latar
belakang kemampuan akademik, kesulitan-kesulitan/kendala-kendala yang dihadapi peserta
didik dalam pembelajaran, latarbelakang sosial dan ekonomi yang mungkin relevan dengan
permasalahan dan lain sebagainya. Aspek substantive kompetensi dan permasalahan yang
dihadapi peserta didik dalam mata pelajaran pada kelas yang diteliti seperti Kimia, Fisika,
Biologi atau sosiologi, geografi, ekonomi atau Matematika kelas X, XI baik IPA maupun
IPS atau kelas XII baik IPA maupun IPS juga dikemukakan pada bagian ini.
B. Subyek Penelitian
Pada bagian ini dijelaskan jumlah dan deskripsi peserta didik
C. Variabel Penelitian (faktor yang diteliti)
Pada bagian ini ditentukan variabel – variabel penelitian yang dijadikan titik – titik incar
untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Variabel tersebut dapat berupa (1) variabel
input yang terkait dengan peserta didik, guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur
evaluasi, lingkungan belajar, dan lain sebagainya; (2) variabel proses penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar seperti interaksi belajar-mengajar, keterampilan bertanya, guru,
gaya mengajar guru, cara belajar peserta didik, implementasi berbagai metode mengajar di
kelas, dan sebagainya, dan (3) varaibel output seperti rasa keingintahuan peserta didik,
kemampuan peserta didik mengaplikasikan pengetahuan, motivasi peserta didik, hasil
belajar peserta didik, sikap terhadap pengalaman belajar yang telah digelar melalui tindakan
perbaikan dan sebagainya.
D. Teknik Pengumpulan Data dan Cara Pengambilannya
Pada bagian ini ditunjukkan dengan jelas jenis data yang akan dikumpulkan yang berkenaan
dengan baik proses maupun dampak tindakan perbaikan yang di gelar, yang akan digunakan
sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kekurangberhasilan tindakan perbaikan
pembelajaran yang diujicobakan. Format data dapat bersifat kualitatif, kuantitatif, atau
kombinasi keduanya. Di samping itu teknik pengumpilan data yang diperlukan juga harus
diuraikan dengan jelas seperti melalui pengamatan partisipatif, pembuatan jurnal harian,
observasi aktivitas di kelas (termasuk berbagai kemungkinan format dan alat bantu rekam
yang akan digunakan) penggambaran interaksi dalam kelas (analisis sosiometrik),
pengukuran hasil belajar dengan berbagai prosedur asesmen dan sebagainya.selanjutnya
dalam prosedur pengumpulan data PTK ini tidak boleh dilupakan bahwa sebagai pelaku
PTK, para guru juga harus aktif sebagai pengumpul data, bukan semata – mata sebagai
sumber data. Akhirnya semua teknologi pengumpulan data yang digunakan harus mendapat
penilaian kelaikan yang cermat dalam konteks PTK yang khas itu. Sebab meskipun
mungkin saja memang menjanjikan mutu rekaman yang jauh lebih baik. Penggunaan
teknologi perekaman data yang canggih dapat saja terganjal keras pada tahap tayang ulang
dalam rangka analisis dan interpretasi data.
E. Indikator Kinerja
Pada bagaian ini tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara eksplisit
sehingga memudahkan verifikasinya untuk tindak perbaikan melalui PTK yang bertujuan
mengurangi kesalahan konsep peserta didik misalnya perlu ditetapkan kriteria keberhasilan
dalam bentuk pengurangan (jumlah, jenis dan atau tingkat kegawatan) miskonsepsi yang
tertampilkan yang patut diduga sebagai dampak dari implementasi tindakan perbaikan yang
dimaksud.
F. Analisis Data
Pada bagian ini menjelaskan teknik, tata cara/prosedur dalam menganalisis data, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Bentuk/jenis data dan uji statistic yang digunakan juga
dijelaskan, misalnya rumus uji statistic dan lain-lainnya
G. Prosedur Penelitian / Langkah-langkah PTK
Pada bagian ini digambarkan rencana tindakan untuk meningkatkan pembelajaran, seperti :
(1) Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan PTK yang diprakarsai
seperti penetapan entry behavior. Pelancaran tes diagnostic untuk menspesifikasi masalah.
Pembuatan skenario pembelajaran, pengadaan alat–alat dalam rangka implementasi PTK,
dan lain–lain yang terkait dengan pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Disamping itu juga diuraikan alternatif solusi yang akan dicobakan dalam
rangka perbaikan masalah, (2) Implementasi Tindakan yaitu deskripsi tindakan yang akan di
gelar. Skenario kerja tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan, (3)
Observasi dan Interpretasi yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan penafsiran data
mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan perbaikan yang dirancang, dan (4)
Analisis dan Refleksi yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan
refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan digelar,
personel yang akan dilibatkan serta kriteria dan rencana bagi tindakan siklus/daur
berikutnya. Siklus keempat langkah di atas digambar sebagai berikut :

Strategi pembelajaranMenyusun rencana dan skenario


Pengumpulan data Observasi

Melakukan tindakan selanjutnya


Refleksi

10. BAB IV HASIL PENLITIAN


A. Siklus I
B. Siklus II
C. Siklus III
D. Siklus berikutnya (jika ada)
E. Pembahasan antar siklus
Uraian tiap siklus meliputi: (a) Perencanaan tindakan (Skenario pembelajaran), (b)
Pelaksanaan tindakan (deskripsi proses pembelajaran), (c) Pelaksanaan observasi (sajian
hasil analisis data), dan (d) Refleksi (kajian terhadap indikator kinerja terhadap hasil dan
proses pembelajaran dan analisis kritis hasil tiap siklus). Alur Berfikir dalam PTK dapat
dilihat melalui diagram berikut :

F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.
M.
N.
O.
P.
Q.
R.
S.
T.
U.
V.
W.
X.
Y.
Z.
AA.

11. BAB V SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Bahan Referensi :
1. Metode Penelitian Tindakan Kelas oleh Prof.Dr. Rochiati Wiriaatmadja
2. Penelitian Tindakan Kelas oleh Zainal Aqib

You might also like