You are on page 1of 8
PROSES PRODUKSI re PROSES PRODUKSI Proses produksi yang biasanya dikenalkan kepada mahasiswa TI adalah proses yang berkaitan dengan perlakuan terhadap bahan logam. Apakah logam itu dibuat ulirnya, ditekan sehingga menjadi bodi mobil, apakah disambung, diputus, diratakan dan sebagainya. Hal di atas terjadi karena TI lahir dari Teknik Mesin yang banyak mempelajari bagaimana memperlakukan logam. Namun, sejalan dengan peranan industri yang semakin dominan dalam sistem ekonomi suatu bangsa, maka industri tidak bisa dan tidak mungkin dibatasi pada industri pembentukan logam. Ragam jenis industri yang sangat banyak menuntut pengenalan proses produksi dalam merancang, mengevaluasi atau meningkatkan kinerja sebuah industri. Tanpa memahami proses, daya analisis dan sintesisnya akan sangat dangkal dan tidak akurat. Maka dalam bab ini akan dicoba dibahas secara ringkas namun jelas, bidang-bidang proses produksi yang penting dan diperkirakan akan terus berkembang pada minimal 25 tahun ke depan. 4.1 PROSES PEMESINAN KONVENSIONAL Proses pemesinan konvensional adalah proses yang menggunakan mesin- mesin konvensional yang masih banyak dipakai sampai saat ini, Meskipun sedikit demi sedikit akan berkurang sejalan dengan pengembangan teknologi proses pemesinan. Namun sebagai gambaran awal aktifitas inti dalam industri, pengenalan terhadap mesin-mesin ini sangat penting agar mudah memahami mesin-mesin baru hasil pengembangan dari yang lama. 4.1.1 Transformasi Metalurgi Prosedur umum untuk hampir seluruh logam adalah berawal dari bentuk alaminya berupa bijih besi yang kemudian dibakar dalam tungku khusus untuk dihasilkannya besi tuang (pig iron). Selanjutnya besi tuang ini ditambahkan unsur carbon antara 0,1 - 3 % dengan cara dibakar di dalam tungku khusus untuk menghasilkan baja. Oleh karena bermacam logam tidak memiliki sifat yang sama, maka pilihan yang tepat terhadap suatu logam untuk dijadikan produk menjadi sangat penting. Pilihan ini berlangsung selama interaksi antara produksi dan rancangan produk. Lebih rumit lagi, logam yang dihasilkan oleh tungku-tungku khusus di atas biasanya belum mengandung sifat yang diperlukan, Sehingga diperlukan sejenis transformasi logam untuk meningkatkan sifat-sifat yang diinginkan. Dalam beberapa kasus, diperlukan penggambungan dua atau lebih unsur logam dan disebut alloy. Tujiian transformasi logam adalah didapatkannya sifat-sifat logam yang sesuai dengan fungsi produknya. Sifat-sifat ini meliputi : Kekuatan tarik - kemampuan logam ditarik oleh gaya tarik. Kekerasan - kemampuan logam menahan gaya tusuk Tabanan impak - kemampuan logam menyerap energi benturan Kekenyalan - kemampuan logam untuk dibentuk Tabanan lelah - kemampuan logam menahan gaya yang berulang Tahanan Korosi - kemampuan logam menahan karat. AwAPYHRE 4.1.2 Pengecoran Langkah pertama dalam industri logam adalah mendapatkan bentuk yang mendekati rancangan. Setelah itu dilakukan cara lain untuk penghalusan. Salah satu cara membentuk logam ini adalah pengecoran. Pengecoran adalah menuangkan logam cair kedalam suatu tuangan yang sudah sesuai dengan rancangan produk, dan membiarkan logam cair itu mendingin dan mengeras. Ini merupakan cara lama, namun sering menjadi pilihan karena paling efektif dan ekonomis. Tuangan sendiri adalah bagian terpenting dari pengecoran logam dan perancangannya harus tepat agar bentuk yang diinginkan tercapai. Tuangan yang paling banyak dipakai adalah yang dibuat dari pasir, khususnya untuk mengecor besi dan baja. 4.1.3 Pembentukan Logam Logam juga bisa dibentuk dengan cara ditekan. Penekanan bisa dilakukan ketika logam tersebut panas atau dingin. Kondisi panas biasanya bertujuan agar logam yang diperoleh lebih kuat, tekanan yang diperlukan untuk membentuknya lebih kecil, dan bentuk-bentuk sulit bisa dibuat. Kondisi panas adalah logam dipanaskan di atas suhu re- kristalisasinya. Sedangkan pada kondisi dingin yaitu dibawah suhu rekritalisasi, tujuannya agar bisa diupayakan toleransi yang lebih kecil/lebih teliti, dihasilkannya tampilan permukaan yang lebih halus, dan sifat-sifat fisik lainnya. Cara-cara pembentukan logam diantaranya adalah : 1. Rolling yaitu melewatkan logam diantara dua atau lebih silinder yang berputar pada sumbunya masing-masing, dimana permukaan silinder berlubang membentuk suatu bentuk tertentu sesuai rancangan. 2. Penarikan kawat yaitu logam panjang dengan diameter tertentu dilewatkan suatu lubang berdiameter tertentu sesuai dengan keinginan/rancangan. Maka terjadi pengecilan penampang. 3. Penempaan yaitu pengenaan tekanan terputus-putus terhadap logam, tidak seperti rolling yang kontinyu. Pembuatan sepatu kuda dengan palu dipukulkan ke logamnya yang dipanaskan adalah salah satu contoh. 4. Ekstrusi yaitu penekanan logam melebihi batas elastisnya dan melewatkan tekanan itu pada suatu lubang sesuai bentuk rancangan, sehinga memaksa logam itu membentuk diri sesuai yang diinginkan. 5. Pembengkokan yaitu menekan logam menjadi bengkok sesuai rancangan. Kelima macam pembentukan logam di atas diperjelas oleh gambar 4.1 berikut : Gaya vekan (1) Tolling (2) Penarikan kawat (3) Ekstrusi OF (4) Pembengkokan lembaran logam Gambar 4.1 Macam-macam Cara Pembentukan Logam 4.1.4 Pemotongan Logam Setelah logam dibentuk dengan cara-cara di atas biasanya ada keperluan untuk penghalusan permukaan, pengakuratan toleransi, atau penambahan bentuk-bentuk lain pada logam tersebut. Dalam hal ini logam tersebut bisa dipotong dengan menggunakan pahat yang bervariasi. Macam-macam pemotongan logam adalah : | 1. Pengguntingan yakni menggunting logam dengan alat gunting mengikuti pola guntingan | tertentu. Logam yang digunting biasanya berbentuk lembaran. 2. Pembubutan yaitu memutar benda kerja yang bersentuhan dengan mata pahat mesin bubut, sehingga terjadi pengikisan logam /benda kerja oleh pahat yang kekerasannya lebih besar daripada benda kerja. 31 3. Pemboran yaitu memutar pahat berupa bor yang ditusukkan pada benda kerja yang diam, sehingga diperoleh lubang dengan diameter dan kedalaman tertentu sesuai rancangan. 4. Milling yaitu mata pahat berbentuk roda gigi diputar oleh mesin-mesin dan dikenakan pada benda kerja sehingga dihasilkan bentuk sesuai rancangan. Benda kerja digeser sementara pahat berputar dan tetap ditempat. Atau bisa juga pahat bergeser sambil berputar dan benda kerja diam. 5. Broaching yaitu pahat bergerigi digesekkan pada benda kerja yang diam. Disini pemotongan oleh gigi-gigi pahat bukan dengan diputar, tetapi digeser/ digesekkan saja. 6. Penggergajian 7. Gerinda yaitu penggesekan benda kerja ke pahat yang berbentuk lempengan bulat dan abrasif (permukaan kasar). Penggesekan ini terjadi dengan berputarnya pahat, sementara benda kerja dipegang oleh operator. 4.1.5 Pengelasan Yaitu proses pengikatan dua logam dengan menggunakan panas atau tekanan atau keduanya. Proses ini betul-betul meleburkan kedua logam menjadi satu bisa dengan menambahkan logam pengisi atau keduanya dipaksa bersatu. Macam-macam pengelasan adalah sebagai berikut : 1. Pengelasan listrik yaitu pengelasan dengan menggunakan listrik sebagai sumber panas. Panas disalurkan ke mata las lalu disentuhkan ke kedua logam yang akan diikat. 2. Pengelasan resistensi yaitu dua Jogam yang akan disambungkan ditekan pada titik sambungan sambil disalurkan arus listrik pada kedua ujung alat penekan. 3. Pengelasan gas yaitu pemakaian gas sebagai bahan bakar untuk menghasilkan panas lalu disentuhkan pada titik pertemuan dua logam yang akan disambungkan. 4.1.6 Perakitan Yaitu penggabungan berbagai komponen untuk membentuk suatu produk. Mobil, misalnya adalah hasil dari perakitan dari ribuan jenis komponen dari terkecil sampai terbesar. Komponen-komponennya ada yang mengalami pembenkokan, pembentukan, pengelasan dan sebagainya. Cara-cara merakit termasuk pengelasan, penyambungan dengan mur atau baut, paku keling, pengeleman dan sebagainya. 4.1.7 Finishing Yaitu perlakuan terhadap produk logam dengan tujuan penghalusan hasil- hasil kerja sebelumnya. Apakah berupa pengetokan, pemolesan dempul, pengecatan, pelapisan logam anti karat pada permukaan produk dan sebagainya. Demikianlah jenis-jenis perlakuan terhadap logam yang berlaku dalam industri. Setiap perlakuan menggunakan mesin tersendiri. Meskipun ada mesin yang bisa mengerjakan lebih dari satu macam proses. Pengenalan terhadap cara kerja mesin di atas sangat membantu dalam analisis perancangan kerja dan ergonomi (Bab V) karena interaksi antara manusia dan mesin merupakan fokus perhatian insinyur industri, demi merancang sistem produksi yang efisien, efektif dan produktif. 4.2 PROSES PEMESINAN NON-KONVENSIONAL Disamping proses pemesinan konvensional, terdapat beberapa cara perlakuan terhadap logam yang lebih baru, sebagai hasil pengembangan teknologi khususnya di bidang material, listrik dan komputer. Diantara jenis-jenis pemesinan non-konvensional adalah : 1. Blectrodischarge Machining (EDM) yaitu penggunaan energi listrik untuk memotong logam. 2. Electrochemical Machining (ECM) yaitu penggunaan elektrolit untuk memotong logam. 3. Electrolitic Grinding yaitu menggerinda dengan elektrolit 4. Photoetching 5. Chemical Milling yaitu milling dengan cara proses reaksi kimia. 6. Numerically Controlled Machine yaitu mesin bubut, atau milling atau yang lain yang dikendalikan oleh program komputer. Bukan lagi dijalankan dan dikendalikan oleh manusia. 7. Robot yaitu suatu alat yang mampu bekerja mirip manusia, karena dirancang khusus memiliki tangan-tangan dengan enam arah gerakan. Robot bisa dipasangi tangan untuk mengelas, atau membubut atau menggerinda, menggergaji dan sebagainya. Robot dikendalikan lewat program komputer. 4.3 INDUSTRI PROSES Istilah “Industri Proses” dimaksudkan untuk industri manufaktur yang menggunakan proses kimiawi dalam transformasi bahan baku menjadi barang jadi. Peristiwa berubahnya bahan baku menjadi barang jadi mengikuti tahap- tahap yang satu sama lain tidak bisa diputus/dihentikan. Jadi harus kontinyu. Inilah yang disebut sebagai industri proses kontinyu atau dipersingkat menjadi industri proses. Contoh industri proses adalah pabrik cat, semen, kertas, kain, pupuk, bensin, gas alam, plastik dan sebagainya.Mesin-mesin yang terlibat pada umumnya berupa reaktor atau wadah/tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia dari berbagai bahan baku. Dan antara mesin/ reaktor dihubungkan dengan saluran-saluran bahan berupa pipa-pipa/tabung-tabung. Yang perlu diperhatikan secara khusus oleh insinyur industri dalam proses kontinyu ini adalah : 1. Cara kerja operator terhadap mesin-mesin yang bekerja 2. Pengendalian produksi 3. Analisis input-output suatu proses/tahap dari produksi 4. Mengukur kapasitas produksi, keselamatan kerja dan mutu produk. Sebab secara tradisional, industri proses merupakan bidang garapan insinyur teknik kimia. Dan insinyur industri lebih terkait dengan insinyur mesin, bukan teknik kimia. Meskipun begitu, karena industri tidak hanya menyangkut proses diskrit (tidak kontinyu), maka insinyur industri pun harus bisa menerjemahkan konsep-konsepnya ke dalam proses industri proses. La bisa banyak belajar dari insinyur kimia tentang masalah ini. Tapi ia juga bisa memberikan sudut pandang berbeda dari insinyur kimia yang justru bisa meningkatkan unjuk kerja dari industri proses tersebut.

You might also like