You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin pesat
mendorong kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar
mengajar (pendidikan) berbasis TI menjadi tidak terelakkan lagi.
Konsep yang kemudian terkenal dengan sebutan e-Learning ini
membawa pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan
konvensional ke dalam bentuk digital, baik secara konten dan sistemnya.
Saat ini konsep e-Learning sudah banyak diterima oleh masyarakat
dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-Learning di lembaga
pendidikan (sekolah, training dan universitas).
Proses penyelenggaraan e‐Learning (Electronic Learning)
membutuhkan sebuah Learning Management System (LMS) yang
berfungsi untuk mendukung implementasi pembelajaran elektronik (e-
learning) dengan menyediakan materi pembelajaran, instruksi-instruksi
proses belajar yang dilakukan oleh siswa, materi evaluasi, dan
penampilan hasil proses belajar..
Secara umum aplikasi LMS yang sering digunakan di setiap
institusi pendidikan tinggi adalah Modular Object Oriented Dynamic
Learning Environment yang lebih dikenal dengan istilah Moodle.
Aplikasi ini memungkinkan siswa untuk masuk ke dalam ruang kelas
digital untuk mengakses materi-materi pembelajaran. Dengan
menggunakan Moodle, kita dapat membuat materi pembelajaran, kuis,
jurnal elektronik dan lain-lain. Umumnya setiap aplikasi tersebut
dikembangkan secara berbeda sehingga sangat sulit untuk
mengintegrasikannya agar dapat saling melengkapi satu sama lain. Di
lain pihak, masing-masing aplikasi LMS tersebut berpotensi untuk dapat
saling melengkapi. Oleh karena itu, perlu dilakukan sistem sinkronisasi
agar dapat memanfaatkan obyek-obyek pembelajaran yang sama.
Terdapat dua metode sistem sinkronisasi yang dapat
diaplikasikan yaitu uni-direksional dan bi-direksional. Sistem
sinkronisasi uni-direksional melakukan sinkronisasi obyek-obyek
pembelajaran dari sejumlah LMS client dengan LMS server, mata
kuliah demi mata kuliah (pelajaran), sementara informasi personal siswa
tidak disinkronkan antar LMS agar menyediakan operasi terpisah untuk
setiap institusi pendidikan.
Sinkronisasi LMS telah dapat dilakukan pada jaringan dengan
bandwidth yang besar. Sedangkan beberapa intitusi pendidikan yang ada
dipisahkan oleh jarak yang cukup jauh dan tidak terjangkau oleh
1
infrastruktur yang mendukung untuk jaringan dengan bandwidth yang
besar. Untuk itu diperlukan teknologi komunikasi yang mampu
menjangkau jarak yang jauh dan memiliki infrastruktur yang mudah
dibangun.
Komunikasi radio merupakan salah satu teknologi yang mampu
menjangkau jarak jauh dan infrstrukturnya mudah dibangun. Secara
umum, frekuensi yang digunakan pada komunikasi radio adalah VHF
(Very High Frequency). Komunikasi radio VHF bekerja pada frekuensi
30-100 MHz. Jarak transmisi sinyal VHF dapat mencapai jarak diatas
40 Km. Penggunaan umum untuk VHF adalah penyiaran radio FM,
pemancar telepon genggam darat (darurat, bisnis, dan militer), Radio
Amatir, komunikasi laut, sistem navigasi udara dan lainnya.
Salah satu teknologi yang memanfaatkan komunikasi VHF
adalah sistem komunikasi radio paket. Sistem komunikasi radio paket
merupakan suatu teknik komunikasi yang menggunakan kanal radio
bersama. Dengan teknologi ini, data dapat dikirimkan melalui jariangan
radio. Komunikasi radio paket juga dimaksudkan untuk mendukung
komunikasi antara pengguna (user) dalam suatu wilayah yang sangat
luas dan sangat sulit dijangkau oleh jaringan fisik.

1.2 Perumusan Masalah


Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana membangun
sistem sinkronisasi uni-direksional pada LMS pad jaringan paket radio
dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu :
1. Bagaimana mendesain dan mengimplementasikan sinkronisasi uni-
direksional pada LMS pada jaringan radio paket?
2. Bagaimana kinerja sinkronisasi uni-direksional pada LMS pada
jaringan radio paket?

1.3 Batasan Masalah


Dalam tugas akhir ini, penulis akan menganalisa performansi
sistem sinkronisasi antar LMS menggunakan metode uni-direksional
dengan batasan permasalahan sebagai berikut :
1. LMS yang digunakan adalah Moodle 1.9.4
2. Sistem operasi LMS server dan LMS client yang digunakan adalah
Linux - Ubuntu 8.10.
3. Database yang digunakan adalah MySQL, Web server yang dipakai
ialah Apache, dan bahasa pemrograman yang digunakan PHP.
4. Bahasa pemrograman untuk pembutan GUI pengiriman file
sinkronisasi adalah Delphi7.
5. Konfigurasi yang digunakan terdiri dari satu komputer server
2
sebagai LMS server dan satu komputer server sebagai LMS client.
6. Jaringan radio paket dibangun menggunakan topologi point to
point yang terdiri dari dua komputer sebagai gateway radio yang
terdiri dari PC Desktop, modem radio dan transceiver VHF.
7. Modem radio yang digunakan ada dua jenis yaitu Modem FSK
dengan IC-TCM3105 dan Modem MFJ-1278B.
8. Mode Modem MFJ-1278B yang digunakan adalah mode HP dan
mode VP.
9. Frekuensi yang digunakan untuk komunikasi radio adalah VHF
pada frekuensi 160 MHz.
10. Transceiver VHF yang digunakan ada dua tipe yaitu ALINCO DR-
135 dan KENWOOD TM-241A.
11. File yang akan disinkronkan hanya file history chat saja.

1.4 Metodologi
Metodologi yang digunakan pada penelitian tugas akhir ini
adalah sebagai berikut:
1. Studi Literatur
a) Mencari dan mempelajari pustaka mengenai sistem
sinkronisasi khususnya pada Moodle sebagai LMS.
b) Mencari dan mempelajari teknik pemrogaman Delphi,
PHP, MySQL dan database pada Moodle.
c) Mencari dan mempelajari pustaka mengenai sistem
komunikasi pada jaringan radio paket.
2. Perencanaan Jaringan
a) Membuat pemodelan jaringan untuk sinkronisasi LMS pad
jaringan radio paket
b) Melakukan pengujian terhadap unjuk kerja jaringan radio
paket pada sinkronisasi antar LMS.
3. Pembuatan program sinkronisasi dengan bahasa pemrogaman
PHP dan MySQL di bawah sistem operasi Ubuntu 9.04.
4. Pembuatan program pengiriman file sinkronisasi dengan
bahasa pemrograman Delphi.
5. Implementasi Jaringan
Berdasarkan perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya
dibuat model jaringan radio paket dengan topologi point to
point yang dibangun dengan dua komputer sebagai gateway
yang terdiri dari PC, modem radio dan transceiver VHF.
6. Pengumpulan dan Analisa Data
• Analisa ukuran maksimum file sinkronisasi
• Analisa waktu sinkronisasi
3
• Analisa pergeseran frekuensi
7. Penyusunan laporan penelitian, meliputi:
• BAB I : Pendahuluan
• BAB II : Dasar Teori
• BAB III : Perancangan Jaringan, Pembuatan
Program, dan Metodologi Pengambilan Data
• BAB IV : Analisa Data dan Pembahasan
a) Pengumpulan Data
b) Pengolahan dan Analisa Data
• BAB V : Penutup
a) Kesimpulan
b) Saran

1.5 Sistematika Penulisan


Untuk pembahasan lebih lanjut, laporan tugas akhir ini disusun
dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang, perumusan
masalah, batasan masalah, metodologi, sistematika penulisan,
tujuan dan relevansi dari tugas akhir yang disusun.
BAB II Pada bab ini berisi dasar teori mengenai konsep sistem
pembelajaran elektronik (e-learning), sistem sinkronisasi,
Moodle, MySQL, PHP, modem radio dan jaringan radio
paket.
BAB III Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan model dan
instalasi jaringan serta sistem sinkronisasi secara uni-
direksional sehingga dapat terciptanya integrasi sistem antar
LMS di setiap institusi pendidikan beserta penjelasan
mengenai metodologi pengambilan data.
BAB IV Pada bab ini berisikan data hasil pengukuran uji sistem
sinkronisasi antar LMS dari BAB III, kemudian akan
dilakukan analisa performansinya.
BAB V Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran, berdasarkan
analisa hasil pada BAB IV.

1.6 Tujuan
Penelitian pada tugas akhir ini memiliki maksud dan tujuan
sebagai berikut :
1) Membangun sistem sinkronisasi LMS pada jaringan radio
paket.
4
2) Melakukan implementasi sistem sinkronisasi secara uni-
direksional antar LMS pada jaringan radio paket.
3) Melakukan pengukuran terhadap sistem sinkronisasi antar LMS
khususnya secara uni-direksional untuk menganalisa
performansinya.

1.7 Relevansi
Hasil yang diperoleh dari tugas akhir ini diharapkan dapat
memberikan manfaat berikut :
1) Membangun pondasi lingkungan e-learning terdistribusi di
antara institusi-institusi pendidikan.
2) Menjadi solusi dalam tiap institusi pendidikan untuk melakukan
proses sinkronisasi konten atau obyek pembelajaran antar LMS
di institusi pendidikan.
3) Menjadikan referensi perencanaan dan desain untuk sistem
sinkronisasi LMS dengan pendekatan yang lainnya,
sinkronisasi bi-direksional misalnya.

5
(Halaman ini sengaja dikosongkan)

You might also like