You are on page 1of 36

LIPUTAN KHUSUS INFO BARU 1 Strategi Komunikasi

Membangun Nilai Tambah Menebar Infrastruktur Ditjen Cipta Karya


di Kawasan Wisata Raja Ampat 13 di Kawasan Transmigrasi 16 2010-2014

Edisi 01/Tahun IX/Januari 2011

Memastikan Program Cipta Karya


Sinergi
Dengan Daerah
daftar isi
JANUARI 2011

Berita Utama
4 Memastikan Program
Cipta Karya Sinergi dengan
http://ciptakarya.pu.go.id Daerah
10 Menuju Wajar Tanpa
Pelindung Pengecualian (WTP)
Budi Yuwono P
Penanggung Jawab 11 Jangan Kesampingkan
Danny Sutjiono Penyiapan Program 2012
Dewan Redaksi
Antonius Budiono, Tamin M. Zakaria
Amin, Susmono, Guratno Hartono,
Joessair Lubis,
Budi Hidayat
Liputan Khusus

4
Pemimpin Redaksi 13 Membangun Nilai Tambah
Dwityo A. Soeranto, Sudarwanto di Kawasan Wisata Raja
Penyunting dan Penyelaras Naskah Ampat
T.M. Hasan, Bukhori
Bagian Produksi
Djoko Karsono, Emah Sadjimah,
Radja Mulana MP. Sibuea, Info Baru
Djati Waluyo Widodo, Aulia UI Fikri,
Indah Raftiarty 16 Menebar Infrastruktur
Bagian Administrasi & Distribusi di Kawasan Transmigrasi
Sri Murni Edi K, Ilham Muhargiady,
Doddy Krispatmadi, A. Sihombing,
Ahmad Gunawan, Didik Saukat Fuadi,
Harni Widayanti, Deva Kurniawan, Inovasi
Mitha Aprini, Nurfhatiah
Kontributor
21 Strategi Komunikasi Ditjen
Panani Kesai, Rina Agustin Indriani, Cipta Karya 2010-2014
Nieke Nindyaputri, Hadi Sucahyono,
Amiruddin, Handy B. Legowo,
Endang Setyaningrum, Syamsul Hadi,
Pojok Hukum

16
Didiet. A. Akhdiat, Muhammad Abid,
Siti Bellafolijani, Djoko Mursito,
Ade Syaeful Rahman, 25 Harmonisasi Peraturan
Th. Srimulyatini Respati,Alex A.Chalik, Rumah Negara
Bambang Purwanto,
Edward Abdurahman, Alfin B. Setiawan,
Deddy Sumantri,
M. Yasin Kurdi, Lini Tambajong Gema PNPM
Alamat Redaksi
Jl. Patimura No. 20, Kebayoran Baru 29 Penantian Panjang Warga
12110 Telp/Fax. 021-72796578 Steling untuk Air Minum
Email
publikasi_djck@yahoo.com 31 PPIP Buka Isolasi Batu Tulis
Redaksi menerima artikel, berita,

29
karikatur yang terkait bidang cipta
karya dan disertai gambar/foto
serta identitas penulis. Naskah
ditulis maksimal 5 halaman A4,
Resensi
Arial 12. Naskah yang dimuat akan
mendapat insentif.
33 Pencapaian Renstra Cipta
Karya 2005-2009
editorial
Persempit Kesenjangan di Kawasan Transmigran
dan Pulau Terpencil
Pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) menjadi tonggak awal pemerataan kesejahteraan di
pelosok tanah air. Jika KTM sudah berkembang dengan dukungan infrastruktur yang mantap, maka bukan
tidak mungkin fase selanjutnya adalah mendongkrak investasi.
Saat ini memang baru berfikir bagaimana membangun dan menata infrastruktur dengan benar.
Pemerintah pusat yang terlibat juga pasti tak mau gegabah menebar anggaran di daerah tanpa sinergi
dan komitmen yang serius dari pemerintah daerah dan masyarakatnya. Percuma saja, jika semua prasarana
ada, namun masyarakat dan Pemdanya belum siap.
Pemda dan masyarakat transmigran sepatutnya bersyukur karena kegiatan KTM ini diusung bersama
oleh banyak kementerian dan lembaga, seperti Kementerian Transmigrasi dan Tenaga Kerja, Kementerian
Pekerjaan Umum, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Ke­
menterian Perdagangan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Agama, BKPM, Dinas Kehutanan,
Kantor Menteri Negara Koperasi, BPN, Kementerian Kesehatan, kementerian Pendidikan Nasional, dan
PLN.
Pembangunan KTM yang dirancang di 44 kawasan layaknya membangun kawasan transmigrasi yang
bernuansa perkotaan. Dari sini diharapkan terjadai akselerasi perekonomian perdesaan dan terwujudnya
kawasan transmigrasi yang mandiri yang memberi peluang investasi dan membuka kesempatan kerja,
yang pada akhirnya akan mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Tentang ini, kami mengulasnya
dalam Info Baru Edisi perdana tahun 2011.
Foto Cover : Karena keterbatasan infra Selamat tahun baru 2011. Semoga perubahan ke arah lebih baik tidak bosan-bosannya kita upayakan,
struktur, para siswa sekolah
seperti tampilan Buletin Cipta Karya yang akan lebih mempercantik wajahnya sedikit demi sedikit.
di Polewali Mandar Sulawesi
Barat harus menyeberangi
sungai menuju sekolahnya. Selamat membaca dan berkarya!

.....Suara Anda
Rusunawa

Yth: Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum; Kota/Kabupaten dengan melibatkan pemerintah daerah setempat,
1. Saya mohon penjelasan bagaimana pelaksanaan Rusunawa di kota- desain langsung di konsultasikan bahkan ada yang dibuat sendiri
kota yang padat? Berdasarkan survey yang saya lakukan, kondisi oleh perguruan tinggi setempat (contoh ITS yang mendesain sendiri
massa bangunan itu bentuknya hampir sama yakni blok2. Ketika bangunan Rusunawa untuk asrama mahasiswa ITS tahun 2006)
saya tanyakan di DPU Surakarta, sistem yang dilakukan dalam pem­ 3. Dengan hasil yang beraneka ragam ternyata kontrol dalam
bangunan Rusunawa adalah sistem top down alias semua de­sain menjaga mutu pada saat proses maupun pasca kontruksi menjadi
dilakukan oleh pusat? Apakah itu benar? sulit karena antara satu dan lainnya bisa sangat berbeda baik
2. Mengapa desain yang diajukan tidak melalui sayembara yang di­ cara penyelesaiannya maupun nanti pasa saat pemeliharaannya.
lakukan oleh arsitek, atau mahasiswa setempat? Bukannya itu lebih Untuk itu, mulai tahun 2007 dikembangkan desain prototype yang
bisa menunjukkan kekreatifitasan mahasiswa/arsitek dan de­sain kemudian mulai diujicobakan pada tahun 2009 dan mulai tahun
bangunan rusunawa juga bisa menandakan ciri khas kota tersebut? 2010 sudah diterapkan.
Ita Dwijayanti (Mahasiswa Teknik Arsitektur Universitas Gadjah 4. Meskipun dengan desain prototype, arsitektur lokal masih diberi
Mada, Yogyakarta) kesempatan untuk memberikan kesan pada tampak melalui aksesoris
dan warna, bahkan tampilan-tampilan spesifik lainnya yang tidak
Kepada Yth. Ita Dwijayanti memengaruhi struktur dasar prototype yang sudah ditetapkan. Perlu
1. Kementerian PU sudah memulai membangun Rusunawa sejak tahun diketahui bahwa Rusunawa Kementerian PU konstruksinya dibangun
2003, diawali dengan mangadakan sayembara desain Rusunawa, sengan sistem precast (yang sudah diverifikasi) yang dapat menjamin
hasilnya sudah dibukukan yang terbit yahun 2004, tetapi tidak bisa kekuatan struktur termasuk ke andalan dalam mengantisipasi
sepenuhnya diimplementasikan mengingat berbagai keterbatasan. bencana gempa bumi.
2. Sejak tahun 2003, desain Rusunawa dibuat untuk masing-masing Terima Kasih

Redaksi menerima saran maupun tanggapan terkait bidang Cipta Karya ke email publikasi_djck@yahoo.com atau saran dan pengaduan di www.pu.go.id

Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011  3


Berita Utama

L
Lebih dari 150 peserta Rapat Kerja ta­hu­n­­
an Ditjen Cipta Karya di awal 2011 me­nam­

Memastikan
pakkan raut muka datar. Sepertinya tidak
ada tanda-tanda mereka akan berlebihan
menyikapi informasi yang akan disampaikan
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian
Pekerjaan Umum, Budi Yuwono. Benar saja,

Program Cipta Karya atas hasil capaian Ditjen Cipta Karya Tahun
Anggaran 2010 yang berhasil menembus
angka 94 persen, para peserta tak bergeming.
Tepuk paling gemuruh hanya bersumber

Sinergi dengan Daerah dari para punggawa Program Penyediaan


Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
(PAMSIMAS) yang sempat dipuji Pak Dirjen
karena performance yang prima selama 2010.
“Masalah Cipta Karya tidak hanya menyelesaikan DIPA saja, tapi bagaimana pasca
“Masalah Cipta Karya tidak hanya menye­
DIPA selesai dengan infrastruktur terbangun, stimulan kita benar-benar bersinergi
lesaikan DIPA saja, tapi bagaimana pasca
dengan yang diprogramkan Pemerintah Daerah”.
DIPA selesai dengan infrastruktur terbangun,
stimulan kita benar-benar bersinergi dengan

4 Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011


BERITAUTAMA

Foto Kiri : Anak-anak Desa Turaiskin Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur kini bisa menikmati
air minum dari SPAM Perdesaan.
Foto Kanan : Anak-anak Desa Kumbasa, Kec. Sindue, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah harus
mengambil air dari sungai meskipun sudah tersedia air bersih dari program PAMSIMAS.
Budaya sebagian masyarakat desa masih sulit berpaling dari sungai dalam memenuhi
kebutuhan air minum.

Pelaksanaan pembangunan Ditjen Cipta agar pada 2014 outcome dapat tercapai
Karya di tahun 2010 ini merupakan yang dengan baik,” lanjut Budi.
terbaik selama ini, yaitu mencapai 94,40%
dari pagu yang mencapai Rp 8,4 triliun, terdiri Capaian MDGs
dari rupiah murni Rp 5,4 triliun dan pinjaman Data capaian MDGs bidang Cipta Karya sektor
luar negeri hampir Rp 3 triliun. Capaian itu air minum pada akhir 2009 dapat dijelaskan
diharapkan masih dapat bertambah me­ sebagai berikut; untuk akses penduduk ter­
ngingat terdapat beberapa Satker Kabu­pa­ hadap air minum yang aman mencapai 47,7%
ten/Kota yang belum melaporkan melalui (target 2015 sebesar 68,87%), dan melalui
e-Monitoring. perpipaan telah tercapai 25,56% dari target
Tahun 2010 dapat dijalani dengan baik. 2015 41%. Sedangkan di sektor sanitasi, kita
Bahkan luar biasa. Apresiasi dari Menteri sudah mencapai angka 69,55% untuk akses
yang diprogramkan Pemerintah Daerah. Mi­ Pekerjaan Umum dan Wakilnya mengiringi sanitasi yang layak di perkotaan, dan 34%
salnya bagaimana mengisi Rusunawa, me­ usaha-usaha itu. Secara konsisten, sejak untuk penduduk di perdesaan.
mastikan air minum dinikmati masyarakat oktober 2010, Cipta Karya memimpin dalam Capaian MDGs air minum dan sanitasi
setelah dibangunnya SPAM, dan seterusnya”, pen­capaian sasaran. ang­kanya sering dipaparkan. Angka-angka
papar Budi Yuwono mengawali arahan. “Renstra kita cukup besar kurang lebih RP tersebut, menurut Budi Yuwono, masih ha­
Menurutnya, DIPA hanya salah satu alat 50 Triliun, dan anggaran paling tinggi selama rus diperjuangkan dengan keras, tidak ha­
untuk mencapai sasaran. Ukurannya tetap lima tahun ke depan ada di depan mata, yaitu nya dengan tugas DIPA semata tetapi juga
Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya dan tahun 2011. Tentu saja ada maksud di balik mendorong pihak lainnya terlibat. Disini
kesepakatan internasional yang tertuang da­ ini,” kata Budi Yuwono. be­lum terasa banyak. Upaya pembinaan ter­
lam Millennium Development Goals (MDGs). Tahun 2011 adalah puncak anggaran hadap APBD, KPS, dan pelibatan masya­rakat,
Untuk mencapai sasaran tersebut tidak hanya APBN. Sebelumnya pada 2009 RP 7 Triliun, masih belum berjalan sesuai rencana.
dicapai dari APBN, tapi harus menggerakkan tahun 2010 Rp 8 Triliun, dan tahun 2011
APBD, dana luar melalui swasta, atau dengan menjadi Rp 13 Triliun, untuk selanjutnya Permasalahan
perusahaan multi nasional. Salurannya bi­sa menurun kembali pada 2012 dan sete­rus­ Faktor klasik yang memengaruhi capaian
dengan banyak program seperti yang per­ nya. “Maksudnya agar out­come Cipta Kar­ya 2010 antara lain; pertama, lemahnya per­
nah dilakukan AusAID melalui Naskah Per­ tercapai pada 2014. Jika pun­cak dilakukan siapan pelaksanaan yang mencakup, adanya
janjian Penerusan Hibah (NPPH) bidang air pada 2014, maka outcome tidak tercapai, revisi DED, adanya pemindahan lokasi, ter­
minum dan air limbah, Coorporate Social walaupun outputnya bisa saja tercapai. Tentu lambatnya penetapan lokasi, dan belum efek­
Responsibility (CSR), dll. syaratnya 2011 dapat tercapai dengan baik tifnya Loan Agreement. Kedua, masih terdapat

Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011  5


beberapa paket yang diblokir (tanda bintang)
oleh Ditjen Anggaran. Ketiga, kurangnya ko­
ordinasi dengan pihak Pemerintah Daerah.
Keempat, keterlambatan proses penyiapan
masyarakat Program Pemberdayaan dan
pe­­nye­rapan BLM baru akan dimulai secara
signifikan pada Bulan September 2010. Ke­
lima, tidak patuhnya Satker Kabupaten/
Kota dalam pengiriman laporan kemajuan
ke­­giatan melalui mekanisme e-Monitoring
(pe­riksa Lampiran Sandingan progres e-Mo­
ni­toring dan Manual). Dan keenam, tidak
ter­­sedianya dana DDUB oleh Pemda Kabu­
paten/Kota.
Ditjen Cipta Karya bukannya tidak meng­
upayakan. Mereka sudah menin­daklanjuti
permasalahan tersebut dengan upaya-upaya
antara lain; Pertama, masing-masing direk­
torat telah membuat alat kendali untuk me­
mantau pelaksanaan kegiatan per paket
kegiatan/per Satker; Kedua, dilakukan pe­
man­tauan secara ketat untuk Satker-Satker
yang penyerapan keuangannya masih di
bawah rata-rata Ditjen Cipta Karya; Ketiga,
di­la­kukan pengiriman tim pemantauan ke
daerah yang dipimpin oleh Eselon I dan
Eselon II khususnya untuk 20 provinsi yang
Satkernya masuk kategori kritis; dan keempat,
dilakukan pemantauan tengah bulanan oleh
Dirjen Cipta Karya ke masing-masing Unit
Kerja Eselon 2 Bulan Oktober dan Nopember
2010.
Yang perlu didorong adalah kemitraan.
Kemitraan masih perlu digarap karena po­
ten­sinya sangat besar. “Saya ingin menu­
gasi kemitraan khusus pada satu subdit
menjadi ujung tombaknya. Saya masih sering
mendengar bahwa kemitraan identik dengan
salah satu kementerian, misalnya Kalbe Far­
ma pada kemenkes. Maka harapan saya
2011 seluruh potensi dapat kita manfaatkan,”
pungkas Budi. Tahun 2011 adalah puncak anggaran APBN. Sebelumnya pada
2009 RP 7 Triliun, tahun 2010 Rp 8 Triliun,
Bidang Air Minum
Sekali lagi, Direktorat Pengembangan Air
dan tahun 2011 menjadi Rp 13 Triliun,
Minum diingatkan oleh Dirjen Cipta Karya untuk selanjutnya menurun kembali pada 2012 dan seterusnya
untuk terus berkoordinasi dengan Badan
Pendukung Pengembangan (BPP) SPAM un­
tuk mensinergikan program dan sasaran, oleh direktorat ini belum sesuai dengan sa­ dimana bahan untuk itu dari ada di Dit. PAM
agar implementasinya tepat sasaran dan ha­ saran Renstra. Capaian itu tidak terlepas dari yang telah merinci berdasarkan propinsi.
sil­nya menjadi lebih baik. kontribusi Pemda yang belum maksimal Seperti yang dipaparkan Dirjen Cipta
Untuk mencapai kualitas yang lebih baik, untuk memperluas distribusi pelayanan. Pe­ Karya, banyak kapasitas terbangun namun
perlu peninjauan terhadap Sertifikasi IPA yang nye­bab mendasarnya adalah ketika banyak banyak Pemda belum mendukung distri­bu­
dilakukan bersama dengan Puslitbangkim. kota yang mengusulkan bantuan air minum sinya. Dari catatan capaian sektor air mi­num,
Secara umum, untuk urusan melayani tapi belum memiliki rencana induk SPAM kapasitas terbangun selama 2010 mencapai
jum­lah jiwa untuk mengakses air minum yang dipersyaratkan. Bappenas meminta se­ 2.793 liter per detik, lebih tinggi dari target
yang layak, kinerja pengembangan SPAM tiap daerah untuk punya rencana aksi MDGs, 1.675 liter per detik. Namun dari jumlah jiwa

6 Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011


BERITAUTAMA

cairan oleh Kementerian Keuangan ka­rena


Perdanya tidak sesuai dengan aturan Ke­men­
keu.
Pemerintah juga telah memfasilitasi 15
PDAM untuk merealisasikan kerjasama de­
ngan perbankan. Lima PDAM diantaranya
sudah maju ke Kemenkeu, yaitu PDAM Lom­
bok Timur, PDAM Kudus, PDAM Tasikmalaya,
PDAM Ciamis, dan PDAM Kota Malang. Tapi
10 lainnya masih terkendala persetujuan
DPRD, dan bahkan ada yang mengundurkan
diri. Tahun 2011 ini pula sebanyak 80 PDAM
didorong melalui Kerjasama Pemerintah
Swa­s­ta (KPS) agar lebih sehat.
Di tahun 2011, Dit. Pengembangan Air
Minum memiliki kegiatan prioritas antara
lain; Pembangunan SPAM untuk MBR di 171
kawasan, Pembangunan SPAM IKK di 164
kawasan, Pembangunan SPAM di 57 ka­
wasan Khusus (perbatasan, pemekaran, KA­
PET), Pembangunan SPAM di 10 kawasan
Pelabuhan perikanan, Pembangunan SPAM
di 1.530 desa, dan Pembinaan 98 PDAM
dalam rangka penyehatan PDAM.

Bidang Pengembangan PLP


Beban berat harus dipanggul direktorat ini.
Anggarannya pada 2011 meningkat hampir
200%, yaitu sebesar Rp 3 triliun, sedangkan
tahun sebelumnya (2010) sebesar Rp 1,5
triliun. Ancang-ancang langsung disiapkan
diantaranya dengan peningkatan kualitas
dan penambahan jumlah SDM, perbaikan
dan peningkatan sarana kerja, peningkatan
sis­tem monev, peningkatan pemantauan dan
pengawasan kualitas pekerjaan, dan pe­ngen­
dalian progres fisik dan keuangan secara
ketat.
Beberapa permasalahan tahun 2010 an­­
tara lain seputar lokasi lahan yang dibe­bas­
kan tidak sesuai dengan lokasi rencana se­
Rusunawa Menteng Asri, Bogor.
perti kasus TPA Tapanuli Tengah dan IPAL
RSH Sukabumi akan diupayakan dengan
yang terlayani masih belum mengejar angka PDAM sampai dengan 2010. Namun upaya Pe­rencanaan Program Pem­bangu­nan me­
target 2.077.400, sinergi Cipta Karya dan ini baru mengangkat 50 PDAM menjadi me­nuhi Readiness criteria. Lokasi yang ber­
Pemda hanya mampu melayani 1.783.775 sehat, yang lain karena keterbatasan dana masalah di IPAL Manado perlu penge­cekan
jiwa, terdiri dari 254.520 jiwa di perkotaan, masih berkutat dengan penyakitnya, se­per­ kesiapan lahan dan Surat Kepu­tusan Bupati/
dan 1.529.255 jiwa di perdesaan. ti tarif yang tidak full recovery, masih ting­ Walikota, perlu sosialisasi, Rencana Tata Ru­
Dari fakta tersebut bisa dimaknai bahwa ginya tingkat kebocoran, belum mampu me­ ang Kota (RTRW).
bantuan stimulan Cipta Karya melalui APBN nyiapkan business plan yang baik, dan tentu Dengan anggaran Rp 3 triliun dan tam­
kepada Pemda/PDAM hanya mampu dikem­ saja kurangnya komitmen Pemda. bahan dari Pinjaman Luar Negeri (PLN),
bangkan untuk melayani sekitar 254 ribu jiwa. Upaya lain dengan mencari sumber pen­ PLP memiiki kegiatan strategis antara lain
Sedangkan program air minum di perdesaan danaan alternatif seperti hibah luar negeri pembangunan drainase di Banda Aceh (ex.
melesat mencapai 1,5 juta jiwa. dan pinjaman perbankan. Pada 2011 sudah BRR NAD-NIAS), Metropolitan Sanitation
Upaya terus dilakukan Ditjen Cipta Karya tercatat 35 PDAM menjalankan program and Health Management Project (MSMHP) –
melalui program penyehatan PDAM dengan hibah air minum, beberapa kendala di dae­rah Loan ADB DI Medan dan Yogyakarta, Jakarta
memberikan Bantek (Bantuan Teknis) di 261 seperti Pekalongan adalah ditolaknya pen­ Urgent Flood and Mitigation Project (JUFMP)

Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011  7


– Loan World Bank, Dredging untuk Lower (Januari – Maret), Penajaman TOR SPPIP dan
Angke & Cideng (PLN), Semarang Urban RPKPP untuk mendapatkan hasil penyusunan
Drainage – Loan JICA, dan Regional Solid dengan standar yang sama antara Kab/Kota,
Waste Management for Mamminasata – Loan penyempurnaan dan penyederhanaan pan­
JICA. duan pelaksanaan, penyiapan sosialisasi dan
PLP juga harus berjibaku dengan pem­ pelaksanaan di 3 wilayah, dan penyiapan ma­
bangunan TPA Mamminasata (PLN), Den­ nagement koordinasi di pusat (dibantu kon­
pasar Sewerage Develoment Project (DSDP) sultan).
Jilid II – Loan JICA, Indonesia Water Sanitation Untuk tahun 2011 ini Direktorat Bangkim
Sub Program D (WASAB.D) – Grant Belanda menetapkan program prioritas antar alain;
– World Bank di Pusat dan 6 Kota (HIBAH Pembangunan Rusunawa sebanyak 70 Twin
LN), Persiapan Greater Bandung, MP per­ Block, Pengembangan infrastruktur per­mu­
sampahan/air limbah Kab. Bandung Barat, kim­an di 112 Kws. Kumuh, Pengem­ba­ngan
Kab. Bandung, Kota Bandung (RM=Rupiah infrastruktur permukiman Perdesaan (PPIP)
Murni), TPA Nambo (RM), dan TPA Legok di 2.000 desa yang terdiri dari 1.000 desa
Nang­ka (RM). PPIP dan 1.000 desa untuk mendukung
Di tahun 2011, Dit. Pengembangan PLP Daerah Tertinggal, serta pengembangan
mematok kegiatan prioritas yang harus di­ infrastruktur permukiman perdesaan yang
se­lesaikan antara lain; Peningkatan TPA di dibiayai ADB (RIS PNPM) di 1.987 desa, Pe­
130 kab/kota, Pengembangan persampahan ngembangan Kawasan Agropolitan, Mina­
ter­padu 3R di 92 lokasi, Pembangunan Air politan, KTM, serta kawasan Perbatasan dan
limbah sistem off site dan sistem on site di 160 pulau kecil terluar di 115 kawasan.
Kawasan, dan Pembangunan drainase di 78
kabupaten/kota. Bidang PBL
Inilah direktorat yang berhasil mendongkrak
Bidang Bangkim capaian penyerapan Ditjen Cipta Karya,
Direktorat Pengembangan Permukiman agak­­­ pada akhir Desember 2010 lalu Dit. Penataan
n­ya masih berkutat seputar upaya me­na­ngani Bangunan dan Lingkungan berhasil menem­
kekumuhan dengan Prog­ram Rusu­nawanya. bus angka 95,32%. Namun tidak usah jumawa
Rendahnya komit­men Pem­da da­­­­lam peman- dulu, karena permasalahan masih banyak
­faatan Rusu­nawa me­mer­lukan Me­mo­randum menanti, seperti fasilitasi peraturan terkait
of Agreement yang lebih jelas dan lebih Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
mengi­kat. Bangkim juga men­dam­pingi Pem­ (RTBL) di daerah masih jauh dari harapan. Pun
da dalam penyusunan SPPIP dan RPKPP, dan demikian dengan Peraturan Daerah tentang
hampir sepertiga pagu bang­kim, yaitu sekitar Bangunan Gedung, diharapkan tahun 2012
Rp 500 miliar difo­kuskan untuk Program semua Pemda sudah memilikinya.
Infrastruktur So­sial Eko­nomi Wilayah (PISEW). Catatan dari pimpinan agar pemanfaatan
Rusunawa saja ha­nya dialokasikan Rp 300 gedung Pusat Informasi Pengembangan
miliar, dan berhasil penuhi target 40 Twin Per­mukiman dan Bangunan (PIP2B) yang te­ Kemisikinan di Perko­taan melalui PNPM Per­
Block. lah dibangun perlu ditinjau kembali sesuai kotaan (P2KP) di 10.948 Kel/desa.
Tahun 2011 Dit. Bangkim mendapatkan rencana dan cita-cita semula sebagai Center
tugas baru menjalankan Program Pem­ba­ of Excelent Cipta Karya di propinsi. Untuk itu Bidang Bina Program
ngunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) yang perlu penguatan peran PIP2B di kota-kota Direktorat Bina Program diharapkan tidak
semula dilaksanakan oleh Dit. Bina Program. Jogja, Bali, Makassar, Semarang sebagai les­ hanya berfokus pada APBN saja, tetapi ha­
PPIP akan dilaksanakan oleh Dit Bangkim, son learned pada lokasi lain. rus menggali sumber dana lain melalui ke­
bersama dengan program-program pemba­ “Konsolidasikan, mana yang bisa difung­ mitraan, hibah, CSR, dan masyarakat mela­
ngunan in­­fra­­struktur perdesaan, seperti ag­ sikan segera. Termasuk kelembagaan, ter­ma­ lui peningkatan kualitas RPIJM. Dengan
ropolitan, pengembangan kawasan ter­pen­cil, suk isinya (perabotan). Perlu ada ke­lompok- le­­­pas­nya PPIP ke Bangkim, penguatan Ran­
per­ba­tasan, dan pulau terpencil di Bangkim. kelompok yang nyata, jangan ber­ambisi dal Pusat dan Propinsi perlu dilakukan agar
Sebanyak 63 SPPIP dan 54 RPKPP berusaha se­mua berfungsi, tapi selesaikan 1,2 atau 3. tugas-tugas pembinaan program baik me­
diwujudkan di tahun 2011, sehingga RPIJM Mungkin diawali dari Yogyakarta, Ba­li, Se­ lalui monitoring pelaksanaan maupun pe­
yang disusun di daerah sudah dapat me­ marang, dan Makassar,” pesan Budi Yu­wono. nyusunan RPIJM lebih baik lagi.
masukkan hasil SPPIP. Upayanya dengan Masih ada kegiatan prioritas yang menan­ Tahun 2011 ini Dit. Bina Program mes­
pe­nguatan Tim Korwil dan anggotanya, me­ tang PBL di tahun 2011, yaitu Pem­binaan tinya tidak lagi menemui masalah kua­litas
la­lui diskusi intensif tentang pemahaman Bangunan Gedung di 65 kabu­paten/kota, dokumen RPIJM dan memusingkan komit­
SPPIP dan RPKPP, pendampingan intensif Peningkatan kualitas kawa­san/revitalisasi dan men kabupaten/kota serta kemampuan Sat­
untuk optimalisasi hasil SPPIP/ RPKPP 2010 RTH di 240 kawasan, dan Penanggulangan gas Kabupaten/Kota dan Propinsi karena

8 Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011


BERITAUTAMA

Revitalisasi kawasan Kota Lama Singaraja, Bali.


berbagai alasan. Belum semua kab/kota
me­miliki komitmen untuk menyediakan
DDUB, kedepan hal ini harus didorong agar
ko­mitmen DDUB bisa dipenuhi, ka­re­na Yang perlu didorong adalah kemitraan. Kemitraan
didukung Randal yang makin solid. Tu­gas
masih perlu digarap karena potensinya sangat besar.
Randal harus memfasilitasi ke­giatan pe­
rencanaan program bidang Cip­ta Karya TA.
2012 dengan program jangka menengah;
mengkoordinasi pemantauan pe­­laksanaan kualitas) dengan mulai diterapkan Reformasi solusinya. Diharapkan perangkat yang telah
kegiatan Randal propinsi; mem­fasilitasi per­ Birokrasi untuk menuju DJCK sebagai kantor dibangun dapat berfungsi cepat. Setditjen
kuatan tim pemantauan pelak­sa­na­an prog­ modern dengan WTP (pengurusan aset & juga harus mengatur kebijakan pimpinan
ram bidang Cipta Karya TA. 2011 se­cara efek­ pertanggungjawaban harus baik, wajar tan­ untuk menyebarluaskan tenaga baru (234
tif dan efisien; dan memfasilitasi ke­giatan pa pengecualian). CPNS) maupun PNS yang sebelumnya ke
evaluasi program bidang Cipta Kar­ya TA. Reformasi birokrasi memerlukan manajer Satker Wilayah yang sangat membutuhkan,
2010. perubahan di tiap ditrektorat, dan harus khususnya daerah yang mendapatkan dana
sudah ditentukan para direktur. Reformasi Cipta Karya paling besar. Dengan demikian
Bidang Setditjen ini juga harus berdampak agar komunkiasi harus segera dirancang satker wilayah mana
Untuk meningkatkan kinerja DJCK, harus di­ antar unit, antar subdit, antar direktorat saja yang membutuhkan tenaga CPNS baru.
siapkan personil secara baik (kuantitas dan yang selama ini masih lemah bisa ada (bcr)

Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011  9


BERITAUTAMA

asset Rusunawa dengan Kementerian


Ke­uangan, hingga di­
tetapkan status akhir
sesuai aturan yang
berlaku.
D i r e k t u r
Pengembangan
Permukiman, Amwazi
Idrus menerangkan, me­
nin­daklanjuti amanah
pe­raturan tersebut,
saat ini sebanyak 164,5
twin block (TB) rumah
susun sederhana sewa
(rusunawa) di 112 lokasi
(meliputi 55 kabupaten/
kota) milik PU sedang
dalam proses untuk bisa
segera diserahterimakan
kepada pemerintah daerah
(pemda). Selain itu, sebanyak
22 TB rusunawa di 11 lokasi
akan di-alih status-kan kepada
Perguruan Tinggi Negeri (PTN)

Menuju Wajar
melalui kuasa pengguna ba­
rang Kementerian Pendidikan Nasional.
Untuk itu, Dirjen Cipta Karya mentargetkan
di tahun 2011 ini, sebagian rusunawa da­
pat segera diserahterimakan agar dapat

Tanpa Pengecualian (WTP) difungsikan secara optimal.


Berdasarkan hasil verifikasi Kemen­te­
rian PU dan Kementerian Ke­uangan (Ke­
menkeu), terdapat 15 TB rusunawa yang
Kinerja yang semakin membaik ditandai dengan opini atas laporan keuangan
telah memiliki dokumen pendukung leng­
Ditjen Cipta Karya dari status disclaimer pada tahun 2008 menjadi Wajar
kap, 37 TB yang hampir lengkap dan 134,5
Dengan Pengecualian (WDP) pada tahun 2009. Tekad 2010 ini memiliki predikat
TB yang belum memiliki dokumen leng­
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan melakukan sinkronisasi antara Sistem

U
kap. Untuk dokumen yang telah lengkap
Akuntansi Keuangan (SAK) dan SIMAK BMN.
dan hampir lengkap, tahun 2011 ini di­
targetkan bisa dilakukan serah terima.
“Untuk menuju wajar tanpa pengecualian menangani SAI pada tingkat Satker/Wilayah Budi Yuwono mengakui, serah terima
ada banyak faktor, selain laporan ke­ (untuk Satker yang berada di kabupaten/ Rusunawa ini memang menghadapi ba­
uangan yang harus mantap ternyata harus kota). nyak permasalahan. Hal ini juga men­
diperkuat pencatatan dan penataan nilai “Membiarkan aset tidak optimal meru­pa­ jadi salah satu penyebab yang mem­
asset riil yang semula tidak ada nilainya. kan suatu kesalahan. Saya harapkan segera buat Kementerian PU masih men­da­pat
Laporan keuangan sudah kita perkuat selesai dalam waktu yang tidak terlalu lama,” penilaian Wajar Dengan Pengecua­lian dari
dengan peran Satker Randal yang mulai kata Budi Yuwono saat memberi arahan da­ Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Masalah
tahun 2011 ini semua Satker sektoral tiap lam “Workshop Penyelesaian Alih Status/ prosedur dan administrasi dalam serah
propinsi harus melaporkan dahulu ke Sat­ Hibah Aset BMN Rusunawa” di Jakarta per­ terima rusunawa yang belum dilakukan
ker Randal baru kemudian ke pusat,” tegas tengahan Januari lalu. secara tertib menjadi beberapa per­
Budi Yuwono. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 masalahan dalam penilaian BPK. “Saya
Selain upaya itu, perlu juga menye­ tentang Perbendaharaan Negara dan PP No. harap tahun ini masalah tersebut bisa
lesaikan kasus/masalah, baik di bidang 6/2006 tentang Pengelolaan Barang Milik diatasi dan Kementerian PU dapat naik
ke­uangan maupun asset dan semakin di­ Ne­gara menjadi pijakan selanjutnya untuk peringkatnya menjadi Wajar Tanpa Penge­
per­kuatnya kelembagaan/personil yang Kementerian PU untuk memproses status cualiaan (WTP),” tambahnya. (bcr)

10 Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011


BERITAUTAMA

Jangan Kesampingkan
Penyiapan Program 2012
Djuang Fadjar Sodikin *)

Pada awal tahun seperti saat ini, sebagian besar perhatian kita tertuju pada
penyiapan pelaksanaan kegiatan tahun 2011 dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
tahun 2010. Barangkali tidak terlalu populer bila kita membicarakan penyiapan
program untuk tahun anggaran 2012. Namun demikian, belajar dari pengalaman
tahun-tahun sebelumnya, penyiapan program yang layak didanai semestinya
dilakukan jauh hari sebelum pelaksanaan kegiatan, bahkan sebelum proses
penganggaran dilakukan.

P
Pengalaman memperlihatkan bahwa proses teknis dalam input data aplikasi anggaran satu penopang utamanya adalah belanja
penyiapan kegiatan, beserta penyusunan sampai pada pemindahan lokasi kegiatan (investasi dan konsumsi) Pemerintah. (Lihat
anggarannya, seringkali dilakukan dengan yang dirasa tidak siap, yang bahkan beberapa kurva S ).
kurang matang. Indikasi ini dapat terlihat dari di antaranya diusulkan pada awal tahun
banyaknya usulan revisi dokumen anggaran, anggaran. Penyiapan Program 2012
baik Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Banyaknya revisi anggaran tersebut ber­ “Program” berbeda dengan apa yang dahulu
(DIPA) maupun di level Petunjuk Operasional dampak pada terhambatnya pelaksanaan diistilahkan sebagai “proyek”. Mengacu pada
Kegiatan (POK). Pada tahun 2010 lebih kegiatan yang berujung pada tertundanya struktur anggaran yang baru, istilah proyek
dari 120 Satuan Kerja mengusulkan revisi penyerapan anggaran. Pada akhirnya k­e­ dapat disamakan dengan rincian pekerjaan.
anggaran, dengan jumlah total sebanyak 200 te­rlambatan penyerapan anggaran ini ber­ Program pembangunan Direktorat Jende­
usulan. Usulan revisi tersebut disampaikan kontribusi terhadap terhambatnya laju per­ ral Cipta Karya, yaitu Program Pem­binaan dan
dengan berbagai alasan mulai dari kesalahan tumbuhan ekonomi nasional, yang salah Pengembangan Infrastruktur Permukiman,

Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011  11


BERITAUTAMA

dituangkan kedalam suatu kesepakatan (me­


RENCANA DAN REALISASI PENYERAPAN KEUANGAN
DITJEN CIPTA KARYA morandum) program antara Ditjen Cipta
TAHUN ANGGARAN 2010 Kar­ya, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
9000000 Kabupaten/Kota.
8292881.689 8372544.304
7873440.857
8016249.2578046649.257 8178407.386 Idealnya, kegiatan-kegiatan yang akan
8000000 7702730 8036257.48

7279774.675
7934017.942 di­­­anggarkan adalah kegiatan yang sudah
7000000
6867517.705 7069971.058 di­nilai benar-benar layak untuk didanai, baik
7094854.839
6553753.179
6546277.035
dilihat dari sisi perencanaan, pelaksanaan
5937388.952
6000000 6037535.301 kegiatan, maupun pemanfaatannya. Kegiatan
5780277.625
5490273.678 penyusunan program semestinya dilakukan
DALAM JUTAAN RUPIAH

5000000 4795415.714
4943012.0565129813.967
PAGU
2 tahun sebelum pelaksanaan kegiatan (T-2),
4339388.72 4439214.572 sehingga dapat siap dianggarkan pada tahun
RENCANA
4000000 3649233.469
3862903.717 REALISASI berikutnya.
3406432.324
PERCEPATAN
3000000 3080912.872
2624127.158
2905370.33
Proses Penganggaran
2361626.303
2000000 2131543.703 Untuk menjamin terlaksananya kegiatan
1243900.657 1690925.636
1127994.96
yang diprioritaskan, proses penganggaran
1000000 697205.9676

128771.8217
302098.2298 per­lu dilakukan secara tertib. Setiap rincian
10552.68117 660024.8107
0 271230.4907
46845.43893
pekerjaan harus diterjemahkan dengan be­
27140.70288
JANF EB MARA PR MEIJ UN JULA GT SEPO KT NOPD ES
nar kedalam aplikasi anggaran.
BULAN
Sudah menjadi rahasia umum bahwa
penyusunan dan penelaahan anggaran kita
masih dilakukan dengan kurang matang dan
memiliki tujuan meningkatkan kualitas ling­ Untuk menghindari intervensi Pemerintah cenderung tergesa-gesa, sehingga waktu
kungan permukiman dan cakupan pelayanan yang dilakukan secara sporadis dan men­ yang diperlukan untuk kontrol kualitas do­
(dasar) infrastruktur permukiman untuk me­ cegah kemanfaatan infrastruktur yang tidak ku­men anggaran menjadi tidak memadai.
ningkatkan kesejahteraan masyarakat. berkelanjutan, penyusunan program harus Pekerjaan penyusunan aplikasi Rencana Ke­
Penyusunan Program dapat didefinisikan dilakukan dalam kerangka jangka me­ giatan Anggaran Kementerian/Lembaga
sebagai suatu rangkaian aktivitas penyiapan nengah, yang kita kenal dengan Rencana (RKA-KL) lebih sering menumpuk pada bulan
kegiatan berupa identifikasi permasalahan Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) November, padahal Peraturan Pemerintah
dan kebutuhan, formulasi operasionalisasi Bidang PU/Cipta Karya. Penyusunan rencana No. 90 tahun 2010 tentang Penyusunan
ke­bijakan dan strategi, serta sinkronisasi antar program pembangunan infrastruktur per­ RKA-KL mengatur agar penyiapan (aplikasi)
komponen output kegiatan, termasuk sin­ mu­kiman ini sudah semestinya berawal dari RKA-KL sudah dilakukan pada bulan Juni-Juli
kronisasi multi-pihak, multi-pendanaan, dan inisiatif Pemerintah Kabupaten/Kota se­ba­ se­telah menerima Pagu Sementara, sebagai
waktu pelaksanaan. Penyusunan program gai pengemban tanggung jawab utama, bahan lampiran nota keuangan.
harus dilakukan dalam suatu kerangka me­ se­­bagaimana diamanatkan dalam Undang- Rincian pekerjaan untuk semua kegiatan
nyeluruh dengan mempertimbangkan latar undang No. 32 tahun 2004 tentang Peme­ yang layak didanai seharusnya sudah siap
belakang dan kondisi eksisting daerah, sin­ rintah Daerah. pa­ling lambat pada awal Januari di tahun
kro­nisasi dengan strategi pembangunan Guna menerjemahkan rencana program penganggaran, sehingga masih cukup wak­
ke­wilayahan yang lebih luas, dan analisa jangka menengah kedalam program dan ang­ tu untuk melakukan konsolidasi dalam pe­
kapasitas keuangan Pemerintah, Pemerintah garan tahunan, perlu dilakukan sinkro­nisasi ngisian aplikasi dan penelaahan dokumen
Daerah, dan sumber pendanaan lainnya yang kebutuhan program dan indikasi alokasi ang­ RKA-KL. Dengan demikian diharapkan dapat
dilakukan dengan cermat. garan tiap tahunnya. Penyusunan tingkat menghasilkan dokumen anggaran yang le­
Agar program yang disusun dapat tuntas pri­oritas rincian dan lokasi kegiatan akan bih baik, sehingga dapat meminimalisir ke­
menyelesaikan masalah dan memenuhi ke­ menjadi referensi penting dalam memberikan butuhan revisi anggaran yang dapat meng­
butuhan pelayanan infrastruktur permu­ki­ justifikasi rencana pengalokasian anggaran hambat peningkatan pelayanan infra­struktur
man yang dihadapi, hendaknya komponen dan waktu pelaksanaan kegiatannya. permukiman.
waktu atau berapa lama waktu pelaksanaan Penyusunan prioritas rincian kegiatan Penyusunan program dan anggaran yang
kegiatan beserta alokasi anggarannya tidak di­­­­dasarkan pada urgensi output kegiatan, dilakukan secara tertib dan akuntabel me­
menjadi batasan terlebih dulu. Dengan jumlah penduduk pemanfaat, luas wila­yah rupakan perwujudan penerapan tata pe­me­
de­mikian, para perencana dan penyusun yang tertangani, tingkat kesiapan pelaksa­ rintahan yang baik (good governance), dan
program dapat secara leluasa dan tajam naan kegiatan, kesesuaian perun­tukan lo­ salah satu bentuk respon terhadap tuntutan
me­rancang desain program yang sesuai. kasi dalam Rencana Tata Ruang, perhatian reformasi birokrasi yang saat ini semakin me­
Namun demikian efisiensi dan efektifitas Pemerintah Daerah setempat, kebutuhan nguat.
pe­­manfaatan sumber daya, termasuk pen­ ang­garan, serta dampak positif ikutannya.
danaan, tetap menjadi prinsip yang harus Penyusunan kegiatan prioritas ini perlu di­ *) Staf Subdit Program dan Anggaran,
diacu. lakukan dan disepakati secara bersama, serta Direktorat Bina Program, DJCK

12 Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011


LIPUTANKHUSUS

Liputan Khusus Membangun Nilai Tambah


di Kawasan Wisata Raja Ampat
Heri Supriyanta *)

Seperti halnya dengan kondisi infrastruktur di kawasan wisata potensial di tanah


air ini, Raja Ampat masih mendambakan sentuhan ekstra dari Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah. Namun sedikit demi sedikit kawasan Raja Ampat sudah
mendapatkan sentuhan infrastruktur dari Kementerian Pekerjaan Umum berupa jalan
poros desa, pasar desa, dan MCK Umum. Dua hal ini minimal bermanfaat untuk
meningkatkan akses masyarakat, menggeliatkan perekonomian, dan memperbaiki
derajat kesehatan.

K
Kabupaten Raja Ampat dikenal dengan transportasi antar pulau dan penunjang kepulauan ini. Perjalanan dimulai dari Kota
perairannya yang menakjubkan. Kabupaten kegiatan masyarakat Raja Ampat adalah Sorong, ujung barat kepala burung Papua
ini terletak di kepala burung Papua, jika kita ang­kutan laut. Demikian juga untuk men­ di Provinsi Papua Barat, yang sebenarnya
sepakat mengibaratkan pulau paling timur jangkau Waisai, ibu kota kabupaten. Bila ber-ibukota di Manokwari. Perjalanan kali ini
wilayah Indonesia ini mirip seekor burung. meng­gunakan pesawat udara, lebih dulu dilaksanakan untuk mengunjungi Kabupaten
Kabupaten Raja Ampat memiliki 610 pulau. menuju Kota Sorong. Setelah itu, dari Sorong Raja Ampat dalam rangka pengawasan dan
Empat di antaranya, yakni Pulau Misool, perjalanan ke Waisai dilanjutkan dengan pengendalian terhadap pembangunan in­
Salawati, Batanta dan Waigeo, merupakan trans­portasi laut. Sarana yang tersedia adalah fra­struktur TA. 2010 untuk mendukung Mi­
pulau-pulau besar. Dari seluruh pulau hanya kapal cepat berkapasitas 10, 15 atau 30 orang. napolitan Kawasan Selat Segawin, yang di­
35 pulau yang berpenghuni sedangkan pulau Dengan biaya sekitar Rp. 2 juta, Waisai dapat laksanakan di Pulou Batanta, dengan Distrik
lainnya tidak berpenghuni dan sebagian dijangkau dalam waktu 1,5 hingga 2 jam. Yenanas.
besar belum memiliki nama. Medio Nopember 2010 lalu, penulis ber­ Di lokasi ini telah terbangun infrastruktur
Sebagai daerah kepulauan, satu-satunya kesempatan menjejakkan kaki di kabu­paten berupa Jalan Poros Desa dan satu unit Pasar

Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011  13


bahwa produksi sayur maupun ikan hasil
tangkapan sudah habis sebelum mencapai
pantai. Bahkan sebelum sempat mendarat,
para nelayan sudah dihampiri para pe­ngum­
pul ditengah laut.
Namun kini, tidak hanya ikan dan sayur,
Kunjungan ke Kabupaten Raja Ampat dalam rangka pasar desa ini juga sudah ramai dengan para
pengawasan dan pengendalian terhadap pembangunan penjual kebutuhan rumah tangga seperti
infrastruktur TA. 2010 untuk mendukung Minapolitan Kawasan peralatan dapur, pakaian dan lain-lain. Si­
Selat Segawin. lah­kan perhatikan foto-foto berikut ini. Be­
berapa foto kondisi pasar Desa Yenanas,
di Distrik Batanta, Kawasan Selat Segawin,
Kabupaten Raja Ampat, dan kualitas kayu
yang dipergunakan untuk struktur, dan ma­
syarakat yang memanfaatkan untuk ber­
jualan kebutuhan-kebutuhan rumah tang­ga,
seperti peralatan dapur dan pakaian/ba­ju/
kaos,dll.
Desa, dimana pada saat kunjungan kami ke di pinggir pantai disebelah dermaga perahu/
lokasi ini, kedua infrastruktur tersebut telah speedboat. Jalan Poros Desa
terbangun dan sudah dimanfaatkan oleh Dari hasil pengamatan di lapangan, jalan
war­ga disekitar kawasan. Sesuai informasi pegawai Distrik Batan­­ yang dibangun di kawasan ini menggunakan
ta setempat yang menemani kami da­lam konstruksi rigit semen beton, dengan lebar 3
Pasar Desa berkeliling kawasan ini, lokasi pemba­­ngunan M dan tebal 20 cm sepanjang 532,51 m. Biaya
Desa Yenanas, di Distrik Batanta, Kawasan memang di tepi pantai yang di­­setujui ber­ pembangunannya lebih dari Rp 885 juta.
Selat Segawin, Kabupaten Raja Ampat ber­ bagai pihak. Sehingga dalam pe­­ren­ca­naan Dari aspek kualitas sudah cukup baik.
untung mendapatkan prasarana bantuan dan pembangunannya memer­lukan pe­nye­ Terbukti dengan kualitas beton di pinggiran
be­rupa satu unit Pasar Desa dan bangunan lesaian secara teknis, paling tidak peil lan­tai cukup keras dan tidak mudah pecah. Namun
Kamar Mandi (toilet dua pintu). Kedua pra­ harus mengantisipasi air pasang laut ter­ting- demikian, di beberapa titik masih ditemukan
sarana dan sarana tersebut bernilai lebih gi, atau ombak musim angin utara. Mereka kondisi beton yang patah memanjang dan
hampir Rp 700 juta. memang kemudian mengusulkan ada­nya lebar, sehingga diperlukan penanganan lebih
Dilihat dari aspek kualitas, bangunan Pa­ ba­ngunan talud disepanjang bangu­nan ge­ lanjut.
sar Desa dinilai cukup baik, yaitu dengan dung Pasar Desa ini. Sementara itu draninase kawasan yang
konstruksi kayu, atap seng, dan lantai rabat Perlu diketahui, pasar ini adalah satu- berada di sepanjang jalan ini dibangun
beton di aci. Hanya saja di beberapa tempat satunya pasar desa yang ada di kawasan ini, dengan menggunakan alokasi perdesaan
masih terlihat adanya genangan air. Setelah dan pasar saat ini dimanfaatkan oleh para skala kawasan (APBN) sehingga terlihat ka­
dikonfirmasi ternyata akibat angin laut yang pedagang kelontong (meskipun belum pe­ wasan ini menjadi semakin baik. Masya­rakat
besar sehingga naik ke lantai pasar. Tidak nuh), bukan para penjual jual sayur mayur pun sangat senang dengan pem­ba­ngunan
mengherankan karena lokasi pasar ini berada atau ikan hasil tangkapan. Hal ini di­sebabkan jalan ini, terlihat semakin banyak masyarakat

14 Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011


LIPUTANKHUSUS

yang mulai membangun atau merenovasi


rumah mereka.
Satu catatan, untuk jalan poros desa
ini dibangun pada kawasan permukiman
masyarakat nelayan. Namun kalau dilihat
perbedaan peil antara jalan dan drainase,
nampak bahu jalan tidak diisi dengan tanah
lagi, sehingga berpeluang untuk rusak/patah.
Diharapkan masyarakat di sekitar kawasan
melakukan gotong royong mengisi bahu
jalan itu dengan tanah atau pasir setempat
sehingga memperpanjang umur konstruksi.
Untuk tahun ketiga kawasan Selat Se­
gawin ini, pada TA.2011 akan dialokasikan
pembangunan jalan poros lanjutan untuk
menuntaskaan kawasan ini. Selain itu ada
beberapa titik kawasan, di mana masyarakat
menghendaki dibangunnya talud penahan
badan jalan.
Dilihat dari kondisi eksisting, rencana
pem­­bangunan jalan cukup baik dan lurus,
sehingga kemungkinan memudahkan dalam
pelaksanaan. Hanya saja, menurut catatan
Ke­pala Satker PKP Provinsi Papua Barat,
Abdul Halil Kastella, kendala pelaksanaan
ha­nya dalam proses mobilisasi material dari
Sorong ke lokasi ini membutuhkan waktu
tempuh laut selama 2-3 jam perjalanan
dengan menggunakan perahu atau ponton.
Tak pelak biaya menjadi relatif lebih tinggi.
Namun demikian, lagi-lagi Kementerian
Pe­kerjaan Umum, melalui Direktorat Jenderal
Cipta Karya terus berupaya meningkatkan
infrastruktur perdesaan berpotensi ini. Se­
hingga di masa yang akan datang ma­sya­rakat
di sekitar kawasan ini mampu melaksanakan
kehidupan ekonominya de­ngan baik, dan
memiliki infrastruktur per­mukiman yang le­
bih lengkap.

Sharing APBD
Dari pemantauan di lapangan juga ditemui
adanya bangunan talud penahan pantai
yang dibangun pada TA. 2010 dari APBD Kab.
Raja Ampat. Namun secara teknis bangunan
ini kurang tahan terhadap ombak, sehingga
didapatkan di satu titik yang sudah roboh/
ambruk karena konstruksinya tak didukung
dengan struktur yang memadai.
Demikian catatan perjalanan kami, se­mo­
ga dapat menjadikan masukan dalam pe­
ngambilan putusan pimpinan di masa yang
akan datang.

*) Asisten Perencanaan Program


Pengembangan Kawasan Agropolitan,
Ditjen Cipta Karya

Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011  15


Info Baru 1

Menebar Infrastruktur
di Kawasan Transmigrasi
Penyebaran penduduk Indonesia melalui program transmigrasi bukan urusan
gampang. Kawasan transmigrasi harus didukung infrastruktur yang mantap
agar geliat ekonomi berjalan lancar. Tantangan ini dengan serius didukung oleh
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum bekerjasama dengan
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui pengembangan Kawasan
Terpadu Mandiri (KTM).

16 Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011


K
INFOBARU 1

Komitmen ini diperkuat dengan penan­


da­ta­nganan Nota Kesepahaman tentang
pengembangan ekonomi lokal dan per­de­
saan melalui pembangunan infra­struktur di
kawasan KTM. Dalam 2-3 tahun ke depan,
dua kementerian tersebut ditargetkan mam­
pu mengembangkan 44 kawasan Kota Ter­
padu Mandiri (KTM) yang sudah dite­tapkan
dengan Keputusan Mena­kertrans No­mor
Kep.293/MEN/IX/2009.
Penandatanganan tersebut menyambung
upaya yang sudah dilakukan sejak 2007.
Selama empat tahun, dua kementerian ini
ber­hasil membangun infrastruktur di 32
ka­­wasan transmigrasi. Beberapa kawasan
itu antara lain KTM Mesuji Lampung, KTM
Rambutan Parit, KTM Belitang dan KTM Te­
lang Sumatera Selatan.
Menurut Djoko, upaya ini akan terus
berlanjut, dan untuk 2011 Kementerian PU
telah mengalokasikan program pendukung
KTM untuk lokasi di KTM Kawasan Way Tuba
Lampung dan KTM Cahaya Baru Kalimantan
Selatan.
“Pusat-pusat pertumbuhan ini berperan
penting sebagai motor penggerak ekonomi
wilayah, karena fungsinya sebagai pusat
pelayanan pengolahan, dan pemasaran pro­
duk. Upaya itu perlu didorong terus dengan
dukungan infrastruktur,” ujar Djoko Kir­manto.
Menakertrans Muhaimin Iskandar me­
nam­­bahkan, nota kesepahaman dan perjan­
jian kerjasama itu dimaksudkan untuk me­
ngembangkan infrastruktur permukiman di
kawasan KTM agar terpelihara dan tetap ber­
fungsi sesuai dengan standar pelayanan yang
dibutuhkan.
“Nantinya, secara teknis, Kementerian PU
akan mengkaji usulan rencana (masterplan)
pembangunan kawasan, pembangunan in­
fra­struktur permukiman di kawasan trans­
migrasi, pendampingan dan pembinaan
tek­­nis serta pelatihan operasional dan pe­me­­­­
li­ha­raan infrastruktur,” kata Muhaimin.

Integrasi KTM dan RPIJM


Sementara itu Dirjen Cipta Karya Budi Yu­
wono menjelaskan, Ditjen Cipta Karya akan
mengintegrasikan slot program yang ada
dalam dukungan untuk KTM dengan Ren­
cana Program dan Investasi Jangka Me­
nengah daerah yang bersangkutan. Prog­
ram yang bisa didukung oleh Ditjen Cipta
Karya seperti penyediaan air minum, sanitasi,
jalan lingkungan, penataan bangunan dan
lingkungan tetap melalui RPIJM agar pasca
program ada yang mengurus infrastruktur

Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011  17


yang sudah dibangun. “Jika MoU ini sudah berjalan, maka aset- sektor terkait, yang memberi dukungan
“Jangan sampai kita meninggalkan aset prasarana dan sarana yang sudah di­ sesuai kewenangan dan tupoksinya masing-
dae­rah. Ini menjadi bagian penting dari bangun bisa didukung dengan operational masing. Instansi lintas sektor yang terkait
pembelajaran pembangunan di daerah agar dan maintenance (OM) oleh Ditjen Cipta diantaranya Pemerintah Kabupaten dan
mam­pu menyusun program dengan baik Karya agar pemeliharaannya tidak tersendat. Propinsi, Kementerian Dalam Negeri, Ke­
dan bertanggung jawab. Jangan ada lagi Kesepakatan bersama (MoU0 ini akan ber­ menterian Pekerjaan Umum, Kementerian
infrastruktur terbangun tidak terurus, ter­ laku untuk jangka waktu 4 tahun, dan untuk Pertanian, Kementerian Perindustrian, Ke­
masuk dalam rangka dukungan untuk KTM ,” mengawasi pelaksanaan kesepakatan ini men­terian Perdagangan, Kementerian Per­hu­
tegasnya. akan dilakukan monitoring dan evaluasi se­ca­ bungan, Kementerian Agama, BKPM, Dinas
Direktur Pengembangan Permukiman,Am­­ ra terpadu setiap tahun,” ujarnya. Kehutanan, Kantor Menteri Negara Koperasi,
wazi Idrus menyatakan, dengan penanda­ BPN, Kementerian Kesehatan, kementerian
ta­ngan MoU antara dua menteri ini di­ha­ Tujuan KTM Pendidikan Nasional, PLN, dan Perusahaan
rapkan bantuan Ditjen Cipta Karya lebih Kota Terpadu Mandiri adalah desa atau ka­ Daerah Air Minum (PDAM).
tepat sasaran karena ada penekanan harus wasan yang tumbuh dan berkembang Tujuan umum KTM di kawasan transmigrasi
masuk dalam Rencana Program dan Investasi sebagai pusat koleksi, pengolahan hasil, dis­ adalah; pertama, meningkatkan kemudahan
Jangka Menengah (RPIJM) masing-masing tri­busi dan jasa dari WPT (Wilayah Pengem­ dalam memenuhi berbagai kebutuhan da­
daerah. Ada 44 lokasi KTM yang diusulkan bangan Transmigrasi) yang didesain sebagai sar yang memungkinkan terbukanya ke­
Kemenakertrans dan akan dipelajari oleh arahan pengembangan terstruktur dari un­ sempatan pertumbuhan ekonomi lokal dan
Cipta Karya agar dapat dimasukkan ke RPIJM. it-unit permukiman transmigrasi dan de­ sosbud daerah transmigrasi. Kedua, men­
Pernyataan Amwazi tentang kesiapan Pem­ sa-desa sekitar dalam satu satuan jaringan ciptakan sentra-sentra aktifitas bisnis yang
da didukung oleh Dirjen Pembinaan Pe­ng­ in­fra­struktur dan satuan ekonomi wilayah menarik Investor sebagai upaya menumbuh
embangan Masyarakat dan Kawasan Trans­ yang dalam operasionalnya dibangun secara kembangkan kegiatan ekonomi transmigran
migrasi (PPMKT) Kemenakertrans, Djo­ko terencana dan terpadu dengan melibatkan dan masyarakat sekitarnya.
Sidiq Pramono. Dia mengatakan bah­wa lintas sektor dan multidisiplin baik pusat, Sedangkan sasarannya antara lain; per­
Pemda me­miliki keterbatasan dalam peme­ provinsi maupun kabupaten. tama, tersedianya sarana sosial, ekonomi
liharaan aset yang dibangun di kawasan KTM. Sehingga dalam pelaksanaannya membu­ dan pemerintahan untuk melayani kebu­
Ka­rena itu diharapkan tidak saja dari Pem­da, tuhkan koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi tuhan dasar para transmigran dan desa
masyarakat juga perlu terlibat. yang sangat intensif dengan instansi lintas sekitar. Kedua, tersedianya prasarana dan

Peta sebaran KTM

KTM Samar Kilang


Bener Meriah, NAD
KTM Semanggaris KTM Sebatik
Nunukan, Kal-Tim Nunukan, Kal-Tim

KTM Rupat
KTM Air Tenang KTM Pasonsari
Bengkalis,Riau
Buci, Sul-Teng Boalemo, Gorontalo
KTM Subah KTM Morotai
KTM Peuh Mandiangin
Sambas, Kal-Bar KTM Parimo Morotai, Maluku Utara
Sarolangun, Jambi
Parimo, Sul-Teng
KTM Ketagang Nusantara
Aceh Tengah, NAD KTM Geragai KTM Salim Batu
Tanjung Jabung, Jambi Bulungan, Kal-Tim

KTM Lunang Silaut KTM Telang KTM Labanan KTM Senggi


Pesisir Selatan, Sumbar Banyu Asin, Sum-Sel Berau, Kal-Tim Keenom, Papua
KTM Pada Joyo
KTM Tampolore Tojo Uma-uma, Sul-Teng
KTM Kalorang Poso, Sul-Teng
KTM Lagita Kutai Timur, Kal-Tim KTM Bungku
Bengkulu Utara, Bengkulu Morowali, Sul-Teng
KTM Rasau Jaya KTM Tobudak KTM Muting
Kubu Raya, Kal-Bar Mamuju, Sul-Teng KTM Mahalona Merauke, Papua
Luwu Timur, Sul-Sel
KTM Parit Rambutan
Ogan Ilir, Sum-Sel KTM Batu Belumpang KTM Kobisonta
Bangka Selatan, Ba-Bel KTM Malu/Lamonae Maluku Tengah, Maluku
KTM Way Tube Konawe Utara, Sul-Tra
Way Kanan, Lampung KTM Lamuni KTM Cahaya Baru KTM Punaga
Kapuas, Kal-Teng Bakola, Kal-Sel Takalar, Sul-Sel KTM Karnisa
KTM Belitang Muna, Sul-Tra
Oku Timur, Sum-Sel

KTM Mesuji KTM Salor


Tulang Bawang, Lampung KTM Sarudu Baros KTM Labangka KTM Tambora Merauke, Papua
Mamuju Utara, Sul-Teng SUmbawa, NTB Bima, NTB
Keterangan :
KTM Nageleo KTM Penu
Nageleo, NTT Tim-Teng Utara, NTT

Lokasi Kota Terpadu Mandiri Kawasan Kota Terpadu Mandiri Generasi I Generasi II Generasi II Rencana Program 2009

18 Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011


INFOBARU 1

terdiri dari transmigran dan penduduk


sekitar;
d. WPT terdiri dari 4-5 SKP (Satuan Kawasan
Pengembangan) yang memiliki Pusat/
Desa Utama. Setiap SKP terdiri dari 4 — 6
SP (Satuan Permukiman) yang memiliki
Pusat Desa;
e. KTM membawahi Desa Utama dan Desa
Utama membawahi Pusat Desa;
f. Usulan pembangunan dan pengem­ba­
ngan KTM merupakan kesepakatan ber­
sama antara pemerintah Kabupaten/Kota,
dikoordinasikan oleh pemerintah Propinsi,
serta lolos seleksi Tim pemerintah;
g. Kebutuhan lahan yang diperlukan untuk
pem­bangunan dan pengembangan KTM
ada­lah untuk pusat benih/bibit dan
dem­­farm 230 ha, pembangunan sara­
na dan prasarana pusat KTM 120 ha, pe­
ngembangan permukiman transmigrasi
baru minimal 1000 ha, pengembangan
trans­migrasi swakarsa mandiri minimal
500 ha.

Setelah dipenuhinya kriteria di atas, Ke­


sa­rana untuk mendukung kegiatan usaha men­­tah sampai setengah jadi, tempat men­terian PU melalui Direktorat Jenderal
para transmigran dan desa sekitar. Ketiga, sampah hasil olahan, industri rumah Cip­ta Karya membantu dana stimulan tiap
terbangunnya sentra-sentra kegiatan bisnis tangga), Kios Tani, Gudang Saprotan, usulan dari Bupati/Pemda dengan telah ma­
untuk menumbuhkan kegiatan ekonomi di Gudang Penyimpanan, Bengkel, Toko, Pa­ suk dalam RPIJM, mempunyai Master Plan,
daerah transmigrasi. sar, Penginapan, Puskesmas/Pustu, TK, SD, DED dan lahan dalam penguasaan Pemda
SLTP, Rumah Ibadah, Sarana Olah Raga dan juga menyediakan dana pendamping
Struktur tata ruang KTM Kantor Pos Pembantu, Listrik, Telepon, Air serta sesuai RTRW Kabupaten dan Provinsi.
Secara garis besar tata ruang KTM akan Bersih, Perkantoran dan Balai Pertemuan.
dibentuk melalui tiga hirarki pusat pela­yanan, = Ketiga, Pusat Desa terdiri dari ; Gudang Landasan Hukum
yaitu Pusat KTM, Desa Utama dan Pusat Desa. Pengumpul, Kios Tani, Lantai Jemur Dem­ Penyelanggaraan pengembangan kawasan
Ketiga pusat-pusat pertumbuhan tersebut plot, KUD, Warung/Kios/Toko, TK, SD, KTM dilandasi oleh beberapa hukum dan
akan dibentuk dan berfungsi sesuai dengan Balai Pengobatan Rumah Ibadah, Listrik, peraturan sebagai berikut;
hirarkinya. Pusat-pusat ter­se­but di­lengkapi Telepon, Air Bersih, Kotak Pos dan RTH. = Pertama, Surat Keputusan Bersama (SKB)

berbagai fasilitas yang men­du­kungnya yaitu: Kriteria yang ditetapkan Kementerian Tenaga tiga Menteri mengenai KTM, yaitu No.03/
= Pertama, Pusat KTM terdiri dari; Pusat Kerja dan Transmigrasi untuk suatu Kawasan SKB/M/2006; No. KEP-135/MEN/III/2006;
Penjualan Produk, Pusat Informasi, Galeri, transmigrasi akan dikembangkan melalui No. 02/PKS/M/2006 tentang Pengadaan
Ruang Pamer, Perbankan, Terminal Umum pembangunan dan pengembangan Kota Pe­­ru­mahan dan Pengembangan Permu­
dan Terminal Agribisnis, Industri Pengo­ Ter­padu Mandiri (KTM) apabila memenuhi kiman Pekerja/ Buruh, Tenaga Kerja Indo­
lahan, Packaging, Labelling, Pergu­dangan, persyaratan sebagai berikut: nesia (TKI) dan Transmigrasi.
Tempat Pembuangan Limbah Sementara, a. Masuk ke dalam Kawasan budidaya non = Kedua, Surat Keputusan Bersama (SKB)

Perbengkelan, Show Room (elektronik, au­ kehutanan atau termasuk ke dalam Areal tiga Menteri tersebut diperbaharui de­
tomotif), Super Mar­ket, Pertokoan, Gro­ Penggunaan Lain (APL) dan Hutan Pro­ ngan dilaksanakan penandatanganan No­­
sir, Pasar Induk, Hotel, Puskesmas/Rumah duksi yang dapat dikonversi (HPK) serta ta Ke­sepahaman (NK) antara kedua Men­­­­­
Sakit Tipe C, TK, SD, SLTP, SMU, Balai sesuai dengan yang diperuntukkan oleh teri (Kementerian Nakertrans dan Ke­­men-
Latihan dan Perpustakaan Umum, Listrik, RTRWP dan RTRWK; teri­an PU) tentang Pengembangan Eko­­
Telepon, Rumah Ibadah, Air Bersih, Sarana b. Luas wilayah KIM minimal ± 18.000 ha, nomi Lokal dan Perdesaan Melalui Pem­­
Olah Raga dan RTH, Perkantoran, Ruang yang diasumsikan berdaya tampung bangu­nan Infrastruktur di Kawasan Trans­
Rapat dan Balai Pertemuan. 10.000 jiwa yang terdiri dari transmigran mig­rasi, dan penandatangan PKS antara
= Kedua, Pusat Desa Utama terdiri dari ; dan penduduk sekitar; Dirjen. P2MKT dengan Ditjen. Cipta Karya
Fasilitas Perbankan, Test Farm, Seed Farm, c. Luas WPT (Wilayah Pengembangan Trans­ tentang Pengembangan Infra­struktur Per­
Pasar Pengumpul, Koperasi dan Sub Ter­ migrasi) ± 50.000 ha, yang di­asumsikan mu­kiman di Kawasan Kota Terpadu Man­
minal, Pergudangan/Pabrikasi (barang berdaya tampung ± 9.000 KK / 50.000 jiwa, diri, pada tanggal 23 Desem­ber 2010.

Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011  19


INFOBARU 1

= Ketiga, Keputusan Menakertrans No. 214 Secara garis besar tata ruang KTM akan dibentuk melalui tiga
tahun 2007, tentang Pedoman Umum hirarki pusat pela­yanan, yaitu Pusat KTM, Desa Utama dan Pusat
Pembangunan dan Pengembangan KTM
Desa.
di Kawasan eks transmigrasi.
= Keempat, sebagai instrumen untuk ke­ pun stimulan pengadaan fisik bidang Prasa­ pembanguan pusat-pusat pertumbuhan ka­
lancaran koordinasi, sinkronisasi dan in­ rana dan Sarana Dasar PU pada Kawasan KTM. wa­san transmigrasi dan dapat mewu­judkan
tegrasi, Kementerian Tenaga Kerja dan Stimulan tersebut meliputi; jaringan sirkulasi KTM dalam 15 – 20 tahun ke depan, bahkan
Transmigrasi telah membuat Keputusan meliputi jalan produksi/poros dalam kawa­ bisa lebih cepat lagi. Upaya itu semua di­
Menteri Nomor Kep. 110/MEN/II/2007 san; Sistem Penyediaan Air Minum ka­­­wa­ persembahkan untuk mengangkat per­eko­
ten­tang Pembentukan Kelompok Kerja san, dengan fasilitasi penyediaan air ba­ku, nomian masyarakat transmigran yang ma­sih
Pembangunan dan Pengembangan Kota unit produksi dan perpipaan distribusi uta­ berkubang keterbatasan.
Terpadu Mandiri. ma; dan sistem sanitasi lingkungan yang
dilaksanakan secara pemberdayaan ma­sya­ Lokasi Sasaran
Lingkup Kegiatan rakat berupa penyediaan prasarana penye­ Lokasi kegiatan yang menjadi sasaran ban­
Kegiatan dalam mendukung KTM memiliki hatan lingkungan permukiman berba­sis ma­ tuan stimulan pada KTM eks transmigrasi
ruang lingkup sebagai berikut, antara lain sya­rakat (IPAL, MCK, pola sampah 3R, sistem yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Kota
yang dilakukan Kementerian Pekerjaan drainase berwawasan lingkungan). Terpadu Mandiri sejak Tahun Anggaran 2007
Umum melalui Direktorat Jenderal Cipta Dengan adanya sinergitas dan dukungan – 2010 (lihat di peta) dan mengacu kepada
Kar­ya dengan memberikan fasilitasi berupa lintas sektoral, terutama Kementerian Peker­ Keputusan Menakertrans Nomor Kep.293/
bantuan teknis, sosialisasi pelaksanaan mau­­ jaan Umum, diharapkan dapat mem­per­cepat MEN/IX/2009. (bcr)

Contoh Lokasi KTM Mesuji sampai dengan Tahun 2009


mengalami kemajuan seperti berikut:

20 Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011


INOVASI 1

Inovasi 1

H
Strategi Komunikasi Cipta Karya memanfaatkan anak-anak sekolah sebagai duta sanitasi.

Humas atau biasa disebut PR (Public Relation)


memiliki peran penting dalam mengelola
sebuah informasi dalam suatu institusi pe­
merintah. Seperti layaknya di perusahaan,

Strategi Komunikasi da­lam pemerintahan pun humas sangat di­


perlukan karena pemerintah memiliki ke­
pen­tingan dan tujuan yang bahkan lebih
Ditjen Cipta Karya 2010-2014 kompleks dari sebuah perusahaan. Fungsi
hu­mas tidak hanya sekadar menjaga citra
Dwityo A. Soeranto *) baik pemerintahan, tapi juga untuk men­so­
sialisasikan kebijakan maupun prog­ram yang
dijalankan.
Di era globalisasi, keterbukaan informasi yang cepat dan akurat sangat dibutuhkan Sebagai institusi pemerintah, Kemen­te­
oleh seluruh komponen masyarakat. Kecepatan dan keakuratan informasi rian Pekerjaan Umum sudah tentu memiliki
merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi. Tuntutan masyarakat akan tanggung jawab untuk menja­lankan fungsi
transparansi informasi dan akuntabilitas semakin tinggi dari penyelenggara negara. kehumasan. Sebagai kementerian teknis,
Semakin cepat dan akurat berita diterima masyarakat, akan dapat mengurangi citra dengan ribuan pembangunan infrastruktur
buruk pelayanan birokrasi yang berkembang saat ini. yang dilakukan, peran humas menjadi sa­
ngat vital dalam mengawal maupun me­nye­
bar­luaskan infor­masi kepada masya­rakat.
Dengan peran humas yang handal maka

Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011  21


citra institusi dan juga pembangunan yang mengakui, pembangunan bidang Cipta Karya memang masih kurang mendapat apresiasi
dilakukan dapat mengena, diterima, serta dari masyarakat. Masyarakat masih menganggap pembangunan sanitasi, sampah maupun
dipa­hami oleh masyarakat. Alhasil, citra mau­ air minum kurang menarik dibandingkan jalan maupun jembatan. Meskipun demikian,
pun keberhasilan institusi yang positif akan menurutnya, komitmen pemerintah daerah sangatlah penting dalam mengkampanyekan
terangkat. Cipta Karya. Untuk itu Cipta Karya harus secara kontinyu dan berksesinambungan mengedukasi
Dalam menjalankan fungsi kehumasan, masyarakat, khususnya dalam hal pembangunan Bidang Cipta Karya, dengan begitu persepsi
saat ini Kementerian PU memiliki Pusat masyarakat akan bergerak dengan sendirinya.
Komukasi Publik (PuskomPU) di bawah Sek­
retariat Jenderal sebagai ‘corong’ kemen­ Permasalahan Lingkup Ditjen Cipta Karya
te­rian. Puskompu didukung juga oleh ba­ Dalam menyusun strategi komunikasi publik Ditjen Cipta Karya, dilakukan penelitian dengan
gian kehumasan di tiap satminkal ataupun metodologi eksploratif, baik secara internal maupun eksternal. Secara internal dilakukan
direktorat jenderal dalam menjalankan fung­ dengan mengadakan diskusi dengan seluruh sektor di Ditjen Cipta Karya dan “indepth
si kehumasan. Dalam menjalankan fung­ interview” dengan pejabat eselon 1 dan 2 di lingkungan Ditjen Cipta Karya. Eksplorasi internal
si kehumasan, tiap-tiap satminkal dalam ini digunakan untuk mendapat gambaran organisasi dan permasalahan Ditjen Cipta Karya dari
KemenPU tentunya memiliki tantangan dan internal organisasi.
ken­dalanya masing-masing, termasuk di Dit­ Selain itu juga dilakukan eksplorasi secara eksternal. Eksplorasi eksternal dilakukan dengan
jen Cipta Karya. melakukan interview terhadap para stakeholder Ditjen Cipta Karya seperti walikota, akademisi
Dalam menjalankan fungsi kehumasan, maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), utamanya yang berprestasi dan peduli akan
Ditjen Cipta Karya sebagai bagian dari Ke­ masalah ke-CiptaKarya-an. Masukan dan pandangan dari para stakeholder ini diharapkan dapat
menterian PU memiliki tantangan dan ham­ memetakan permasalahan organisasi Ditjen Cipta Karya. Dari hasil eksplorasi tersebut dapat
batan yang lebih kompleks daripada satminkal dirumuskan permasalahan yang dihadapi oleh Ditjen Cipta Karya seperti bagan dibawah ini:
lain di KemenPU. Bagaimana ti­dak, sebagai 1. Pemahaman yang rendah akan manfaat
satminkal yang memiliki ratu­san satuan kerja, Persepsi
Permukiman Layak huni terhadap
peningkatan kualitas hidup
lingkup tugas kompleks (persampahan, air terhadap nilai
produk 2. Membutuhkan waktu untuk merasakan
limbah, air minum, drainase, permukiman ke Cipta Karyaan manfaat
belum maksimal 3. Konsep permukiman layak huni masih
dan penataan bangunan), pembangunan merupakan konsep abstrak bagi banyak
‘abs­­trak’ (pemberdayaan masyarakat, fasi­li­ orang
4. Belum menganggap permukiman layak
tasi program, fasiltasi pemda) dan lain-lain huni sebagai hak dasar
membuat Ditjen Cipta Karya sulit untuk me­
ngenalkan pembangunan bidang Cipta Karya DJCK
kepada masyarakat luas. Kerjasama Komitmen
antar pemimpin
Untuk itu, dibutuhkan suatu strategi ko­ stakeholders yang masih
yang masih lemah
mu­nikasi yang handal. Tanpa adanya strategi rendah

komunikasi yang handal maka pembangunan


maupun kebijakan yang dilakukan oleh Ditjen
1. Lebih mengutamakan pembangunan sektor2 yang
Cipta Karya tidak akan dikenal dan mengena 1. Kualitas hidup di-klaim oleh banyak sektor
manfaat ekonomis dan sosialnya terasa langsung
kesehatan, perumahan, cipta karya
2. Pemimpin belum merasakan demand/tuntutan atas
kepada masyarakat. Untuk menghadapi hal 2. Perbedaan kepentingan stakeholder dalam
ke Cipta Karyaan
tersebut, segala upaya pun dilakukan. Saat bekerjasama 3. Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap
3. Pemahaman dan komitmen peran dan
tanggung jawab pemda dalam menyediakan
ini Ditjen Cipta telah menyusun strategi ko­ tanggung jawab antar stakeholders pusat infrastruktur Permukiman Layak Huni
daerah
munikasi untuk lima tahun ke depan (2010- 4. Belum memahami pentingnya
4. Belum dapat menggali manfaat ekonomis, politis
dan sosial dari pembangunan ke cipta karyaan
2014). permukiman layak huni bagi kesejahteraan
5. Keterbatasan sumber daya finansial dan manusia
masyarakat
Beberapa hal yang menjadi fokus utama dalam membangun Permukiman Layak Huni

ke depan adalah penguatan komitmen pe­


merintah daerah untuk menempatkan pem­
bangunan prasarana dan sarana bidang Cip­
ta Karya sebagai salah satu prioritas utama Berdasarkan hasil pemetaan permasalahan tersebut, maka terdapat tiga fokus utama yang
dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat, harus dilakukan Ditjen Cipta Karya dalam strategi komunikasi 2010 – 2014-nya: yaitu value
memperkuat kerjasama dan pemahaman enhancement (meningkatkan nilai Ditjen Cipta Karya), commitment building (mendorong
akan pentingnya pembangunan bidang komitmen pemimpin) dan cooperation strengthening (memperkuat kerjasama).
Cipta Karya, serta partisipasi unsur-unsur
lintas sektoral dan antar stakeholders dalam Meningkatkan Nilai Produk Ditjen Cipta Karya
menciptakan infrastruktur permukiman yang Infrastruktur bidang cipta karya saat ini memang masih kurang mendapat apresiasi dari
layak huni. masyarakat. Pembangunan bidang Cipta Karya masih dianggap kurang “seksi” dibanding
Fakta di lapangan memang menunjukkan infrastruktur bidang lainnya. Upaya peningkatan nilai jual produk Cipta Karya mutlak dilakukan.
bahwa bidang ke-Cipta Karya-an kurang Caranya tentu saja dengan edukasi yang dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan.
dikenal oleh masyarakat. Dalam suatu kesem­ Edukasi ini dilakukan untuk menyadarkan dan juga memberitahu tokoh maupun masyarakat
patan, Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono akan manfaat dari pembangunan bidang Cipta Karya. Salah satu aksi yang akan dilakukan

22 Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011


INOVASI 1

Roadmap Strategi Komunikasi Ditjen Cipta Karya 2010-2014

1
VALUE NO PROGRAM/KEGIATAN 2010 2011 2012 2013 2014
ENHACEMENT
I II I II I II I II I II
2 1 Periklanan TV
COMMITMENT
BUILDING 2 CK Resource Center
3 Publikasi PKPD PU
3
4 Lomba liputan media daerah
COOPERATION
STRENGTHENING 5 CSR for quality of life

Keterangan:
Warna muda : Conditioning (persiapan)
Warna sedang : Pelaksanaan (intensitas tinggi)
Warna pekat : Pemeliharaan (maintenance)

adalah dengan membuat iklan tentang DJCK sebagai mitra dan nara­sumber dalam nya. Aksi yang dilakukan adalah dengan
manfaat dan hasil pembangunan Cipta Karya me­ningkatkan kualitas hidup. memberikan apresiasi kepada kepala daerah
yang dipublikasikan di media elektronik yang berprestasi yang kemudian dipub­lika­
mau­pun cetak secara berkelanjutan dan te­ Mendorong Komitmen Pemimpin sikan ke media agar menjadi pemicu sema­
r­atur. Dengan komunikasi yang dilakukan Membangun komitmen memang bukan ngat kepada kepala daerah lainnya.
secara intens maka diharapkan image Cipta per­kara mudah. Bisa dibilang masalah ko­ Implementasi lainnya yaitu dengan me­
Karya dapat dikenal baik di mata masyarakat, mitmen, dalam hal ini komitmen peme­ ngadakan lomba liputan media daerah.
sehingga paling tidak masyarakat tahu apa rintah daerah merupakan masalah uta­ma Tujuannya adalah memberi ego insentif ba­gi
itu Cipta Karya. pembangunan bidang Cipta Karya. Perlu kepala daerah yang berprestasi dalam bi­
Selain itu, untuk lebih mengenalkan ma­ diingat bahwa pembangunan bidang Cipta dang CK dan public opinion pressure bagi
syarakat perlu dibentuk sebuah Cipta Karya karya merupakan tanggung jawab Pe­me­ setiap kepala daerah untuk memprioritaskan
Information Center. Information Center ini rintah Daerah. Perhatian para pe­mang­ku pemenuhan permukiman layak huni sebagai
me­­ru­pakan sarana yang memungkinkan ak­ kepentingan di daerah dalam bidang Cipta hak dasar setiap warga negara.
ses data yang lebih mudah bagi masya­rakat. Karya seperti sampah, air minum maupun
Sarana ini bisa diwujudkan dengan kerja sa­ permukiman masih kurang. Dalam berbagai Memperkuat Kerjasama
ma antara pemerintah dae­rah de­ngan Dit­jen kesempatan baik workshop, seminar mau­ Tugas pemerintah tidak akan berjalan de­
Cipta Karya. pun rapat koordinasi, Dirjen Cipta Karya ngan efektif tanpa adanya dukungan dari
Dalam Cipta Karya Information Center Budi Yuwono selalu mengingatkan akan pi­hak lain, dalam hal ini swasta. Dengan
akan tersedia bahan-bahan mengenai CK, pentingnya penguatan komitmen pe­me­ semakin berkembangnya perusahaan di In­
baik berupa buku petunjuk pelaksanaan, rin­tah daerah terhadap bidang Cipta Kar­ donesia, semakin besar pula potensi kepe­
modul pelatihan, sampai dengan bahan siap ya. Ia juga selalu menghimbau kepada pa­ra dulian mereka dalam wadah Corporate Social
cetak untuk flyer atau brosur. Diharapkan pemangku kepentingan di daerah agar ma­ Responsibility (CSR) yang bisa dibe­rikan.
melalui Cipta Karya Information Center ini salah ke-Cipta Karya-an mendapat porsi yang Cipta Karya adalah masalah bersama dan
juga memungkinkan adanya akses internet. lebih. membutuhkan kerjasama dalam menga­
Sehingga ke depannya, Cipta Karya Reso­ Untuk itu perlu adanya sebuah upaya tasinya. Fakta saat ini, bidang Cipta Karya
urce Center ini merupakan pusat infor­masi memacu kepala daerah di kabupaten/kota ,yaitu permukiman sebagai hak dasar yang
segala sesuatu yang berkaitan dengan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup ma­ harus dipenuhi, belum menjadi prioritas CSR.
meningkatkan kualitas hidup masyarakat sya­rakat dengan memprioritaskan pemba­­ Kerjasama ini masuk dalam strategi ko­
yang dampaknya akan me­ngu­atkan image ngunan bidang Cipta Karya di dae­rah­ munikasi, untuk menjadikan permukiman

Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011  23


INOVASI 1

layak huni sebagai salah satu bidang yang


diminati program CSR. Selain itu juga untuk
Dalam berbagai kesempatan baik workshop, seminar maupun menggali potensi program CSR swasta da­
rapat koordinasi, Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono selalu lam mengembangkan prasarana dan sa­rana
mengingatkan akan pentingnya penguatan komitmen bidang Cipta Karya.
Dalam strategi komunikasi ke depan
pemerintah daerah terhadap bidang Cipta Karya.
akan dilakukan upaya “pemasaran” kegiatan
pengembangan sarana ke-Cipta Karya-an.
Hal ini dilakukan dengan mapping, mem­
buat pemetaan potensi CSR dan ke­giatan
pengembangan sarana ke-Cipta Karya-an di
berbagai daerah. Selain itu, juga dilakukan
dengan membuat branding, design dan
packaging, seperti program “CSR for Quality of
Life”. Untuk lebih mengenalkan kepada pihak
swasta nantinya Ditjen Cipta Karya akan
menyediakan pusat informasi bagi pihak
swasta mengenai proyek-proyek pengem­
bangan CK yang dapat didanai.
Untuk melihat sejauh mana keberhasilan
strategi yang dijalankan, terdapat indikator
pencapaian yang digunakan, dimana dari
3 tahap pengelompokan ditargetkan me­
nga­­lami kenaikan sebesar 5 % tiap tahun.
Misalnya dari value enhancement (pening­
katan nilai ditjen cipta karya), outputnya
adalah pemahaman masyarakat tentang Cip­
ta Karya yang dinilai meningkat 5% tiap ta­
hunnya, begitu juga dengan tahap lainnya.
www.bp.blogspot.com

Dengan adanya Strategi Komunikasi


Cipta Karya 2010-2014, diharapkan kegiatan
yang dilakukan akan lebih fokus dan terarah.
Bidang ke-Cipta Karya-an seperti persam­
pahan, air minum, pemberdayaan, penataan
bangunan dan lingkungan maupun permu­
kiman dapat dikenal dan mengena oleh
ma­syarakat luas. Ironis memang, ratusan
program pemberdayaan yang menyasar ri­
buan desa di seluruh Indonesia, bantuan
air minum yang telah dimaanfaatkan oleh
ribuan bahkan jutaan rakyat indonesia dan
segala pembangunan bidang ke Cipta Kar­
yaan yang bersentuhan langsung dengan
mayarakat akar rumput justru malah kurang
mendapat apresiasi masyarakat, media dan
stakeholder lainnya.
Dengan adanya komunikasi yang handal,
nama cipta karya yang kurang dikenal dan
masih dianggap sebagai sebuah pe­ru­saha­
an, bengkel las, dan sebagainya se­cara
ber­angsur-angsur dapat hilang di ma­­sya­
Contoh: Apresiasi yang diberikan kepada pemerintah daerah melalui publikasi rakat. Tentunya hal ini juga menjadi pe­­­micu
di media cetak. semangat para “pekerja” Ditjen Cipta Karya
agar lebih bekerja keras lagi. Semoga.

*) Kasubdit Data dan Informasi, Dit. Bina


Program

24 Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011


POJOKHUKUM

Pojok HUkum

www.bp.blogspot.com

K
Perumahan Griya Mutiara Asri di Cibarusah, Cikarang, Bekasi yang diperuntukan untuk Prajurit TNI/POLRI
dan Pegawai Negeri Sipil.

Harmonisasi
Kementerian Keuangan menganggap ada­
nya kekosongan hukum yang mengatur
secara rinci mengenai Barang Milik Negara
(BMN) berupa Rumah Negara, sedangkan

Peraturan Rumah Negara


Kementerian Pekerjaan Umum sebagai ins­
tansi yang secara khusus memiliki kewe­
nangan dan sebagai Pembina rumah negara
sesuai yang dituangkan dalam Hierarki Per­
Andry Marulitua *) aturan tentang Rumah Negara memiliki tugas
sebagai pelaksana penjualan rumah negara
kepada pegawainya untuk membantu Pega­
Setelah disahkannya PMK 138 / 2010, proses pembelian Rumah Negara Golongan wai Negeri, khususnya Pegawai Negeri Sipil
III oleh Pegawai Negeri menjadi tersendat. Terdapat 110 proses pengalihan Rumah untuk bisa memiliki rumah sebagai tempat
Negara Golongan III tertunda karena menunggu persetujuan dari Kementerian tinggal.
Keuangan. Kementerian Keuangan kemudian mene­­

Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011  25


tapkan Peraturan Menteri Keuangan No­ Berikut penjelasan mengenai peraturan rumah negara yang diatur dalam Permen PU No. 22
mor 138/PMK.06/2010 tentang Penge­lola­­an / 2008 serta PMK 138 / 2010:
BMN berupa Rumah Negara, dimana per­
atu­­ran ini memerlukan harmonisasi de­ Family Tree Pengaturan Rumah Negara
ngan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
UU No. 72/1957 Ttg Penetapan UU Drt No. 19/1955
Nomor 22/PRT/M/2008 tentang Pedoman Ttg Penjualan Rumah-Rumah Negeri kepada
Teknis Pengadaan, Pendaftaran, Penetapan Pegawai Negeri sebagai UU

Status, Penghunian, Pengalihan Status, dan UU No. 4/1992 Ttg Perumahan dan Permukiman
Pengalihan Hak Atas Rumah Negara. Kedua
peraturan ini mengatur tentang objek yang
sama yaitu Rumah Negara. PP No. 31/2005 Ttg Perubahan
PP No. 40/1994 Ttg Rumah Negara
Setelah disahkannya PMK 138 / 2010, Atas PP No. 40/1994

proses pembelian Rumah Negara Golongan


III oleh Pegawai Negeri menjadi tersendat. Perpres No. 11/2008 Ttg Tata Cara
Pengadaan, Penetapan Status, Pengalihan
Terdapat 110 proses pengalihan Rumah Status, dan Pengalihan hak atas Rumah Negara
Negara Golongan III tertunda prosesnya
me­nunggu persetujuan dari Kementerian
Permen PU No. 22/PRT/M/2008 Ttg Pedoman Kepmen Agraria/Kep BPN No. 2 th 1998 Ttg
Keuangan. Kepmen Kimpraswil
Pemberian Hak Milik Tanah Untuk Rumah
No. 373/KPTS/M/2001 Teknis Pengadaan, Pendaftaran, Penetapan
Dengan adanya artikel ini penulis ber­ Ttg Sewa Rumah Negara Status, Penghunian, Pengalihan Status, dan Tinggal yang Telah dibeli oleh Pegawai Negeri
Pengalihan Hak Atas Rumah Negara dan Pemerintah
harap untuk bisa memperbaiki proses peng­
alihan hak Rumah Negara Golongan III agar
bisa kembali berjalan dengan baik sehingga Materi yang diatur dalam hierarki peraturan ini adalah proses pengelolaan Rumah Negara,
bisa mengakhiri adanya hambatan dalam mulai dari proses pengadaan, pendaftaran, penetapan status, penghunian, pengalihan status,
pelaksanaan peraturan mengenai rumah sampai dengan pengalihan hak atas rumah negara serta penghapusan.
negara yang sangat merugikan Pegawai Dalam hierarki peraturan ini, yang mempunyai wewenang dalam bidang pengelolaan
Negeri dalam usaha memenuhi kebutuhan Rumah Negara adalah Menteri Pekerjaan Umum, seperti tercantum pada :
dasarnya untuk memiliki rumah sebagai 1. Pasal 1 Undang-Undang Nomor 72 Tahun 1957 : Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga
tempat tinggal. dengan persetujuan Menteri Keuangan dapat menjual rumah‐rumah Negeri termasuk
Satu hal utama yang menjadi perma­ golongan III, dst.
salahan adalah mengenai persetujuan yang 2. Pasal 1 angka (4) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 : Menteri adalah menteri yang
diberikan Kementerian Keuangan dalam bertanggung jawab dalam bidang pekerjaan umum.
me­­nindaklanjuti permohonan pembelian Hubungan antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Keuangan dalam
Ru­­mah Negara Golongan III oleh Pegawai hal kewenangan mengenai pengelolaan rumah negara adalah dalam hal persetujuan
Negeri. permohonan penjualan Rumah Negara Golongan III (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 72
Jiwa dari UU No. 72 / 1957 yaitu ingin Tahun 1957).
memberikan kemudahan bagi Pegawai Ne­ Bentuk persetujuan ini juga telah diatur dalam Perpres No. 11 / 2008 dan Permen PU No. 22 /
geri untuk memiliki rumah adalah cukup 2008, yaitu :
dengan menerima rekapitulasi Rumah Ne­ 1. Menurut Perpres No. 11 / 2008 BAB V Pasal 13 bentuk persetujuan dari Menteri Keuangan
gara Golongan III yang telah di data oleh adalah :
Kementerian Pekerjaan Umum yang selan­ (3) Menteri mengajukan permintaan persetujuan Pengalihan Hak Rumah Negara Golongan
jutnya Kementerian Keuangan akan me­ III sebagaimana dimaksud pada ayat (2) beserta atau tidak beserta tanahnya baik yang
ner­bitkan persetujuan pengalihan Rumah berdiri sendiri dan/atau berupa Satuan Rumah Susun kepada Menteri Keuangan dengan
Ne­gara Golongan III. Sedangkan dalam melampirkan daftar rekapitulasi Rumah Negara Golongan III yang diusulkan untuk dialihkan
PMK 138 / 2010 memiliki kebijakan yang haknya kepada penghuni.
berbeda dan cenderung menyulitkan pihak (4) Menteri Keuangan memberikan persetujuan Pengalihan Hak Rumah Negara Golongan III
yang ingin mengajukan permohonan untuk sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
membeli Rumah Negara Golongan III, karena 2. Dalam Permen PU No. 22 / 2008 dijabarkan format surat permohonan persetujuan
masing-masing proses Rumah Negara, baik pengalihan hak Rumah Negara Golongan III kepada Menteri Keuangan.
Golongan I, II, maupun III dokumennya
secara fisik dibawa ke Instansi Kementerian Perpres 11 / 2008 memberikan wewenang kepada Menteri Pekerjaan Umum selaku Pembina
Keuangan untuk diperiksa lagi. Karena hal Rumah Negara.
ini merupakan hal yang baru di Kementerian Inti dari hierarki peraturan ini adalah memberikan kemudahan bagi Pegawai Negeri untuk
Keuangan, masih banyak permasalahan dan bisa memiliki rumah. Jadi untuk pegawai ne­geri yang memiliki masa kerja minimal 10 tahun
pandangan yang berbeda dalam memproses bisa mengajukan permohonan sewa beli rumah, yang mana diberikan kemudahan mencicil
dokumen permohonan Rumah Negara ini. selama jangka waktu minimal 5 tahun dan maksimal 20 tahun serta harga rumah yang akan
Akibatnya, banyak Pegawai Negeri yang dibayarkan oleh pegawai negeri tersebut dikenakan potongan harga yaitu sebesar 50% dari
dirugikan akibat adanya peristiwa ini. nilai jual objek pajak (NJOP).

26 Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011


POJOKHUKUM

www.mariarina.files.wordpress.com
Pembangunan Unit Perumahan di komplek Perumahan CItra Asri Magelang. Perumahan diperuntukan untuk Pegawai Negeri Sipil.

Analisa terhadap Peraturan Menteri Ke­ Dalam peraturan tersebut di atas tidak sa­ Bahwa sejak mulai dilaksanakannya pen­
uangan Nomor 138/PMK.06/2010 ten­tang tu­­pun yang memberikan kewenangan pe­­ jualan Rumah Negara Golongan III tahun
Pengelolaan Barang Milik Negara Berupa ng­aturan mengenai Rumah Negara ke­pa­­da 1955 sampai dengan sekarang (kurang lebih
Rumah Negara. Kementerian Keuangan, karena we­we­­nang telah berlangsung selama 55 tahun), pen­
Dasar hukum dalam PMK 138 / 2010 dalam untuk itu sudah diberikan kepada Kemen­ jualan Rumah Negara Golongan III yang
konsideran ‘Mengingat’ yang mencantumkan terian Pekerjaan Umum. dilakukan dibawah pembinaan Kementerian
antara lain : Bahkan dalam PP No. 6 / 2006 pada Pekerjaan Umum telah berjalan dengan
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 penjelasan pasal 51 ayat (3) huruf (a) : baik, dimana keikutsertaan Kementerian Ke­
tentang Perbendaharaan Negara; “Yang termasuk barang milik negara/daerah uangan sebagai instansi yang memberikan
2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun yang bersifat khusus adalah barang-barang per­setujuan diatur secara lebih lanjut dalam
1994 tentang Rumah Negara jo. Peraturan yang diatur secara khusus sesuai dengan SKB.
Pemerintah Nomor 31 Tahun 2005 tentang peraturan perundangan yang berlaku; mi­ Dalam proses penyusunan Permen PU
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah salnya, rumah negara golongan III yang No. 22 / 2008 sudah ikut serta pihak interdep
Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah dijual kepada penghuni, dan kendaraan di­ yang salah satunya adalah perwakilan dari
Negara; nas perorangan pejabat negara yang dijual Kementerian Keuangan, dan pada saat itu
3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun kepada pejabat negara.” telah disepakati bahwa yang dimaksud de­
2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Dari dua analisa terhadap dua peraturan ngan persetujuan pembelian rumah ne­gara
Negara/Daerah jo. Peraturan Pemerintah menteri tersebut dapat disimpulkan oleh Kementerian Keuangan diwu­judkan
Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan bahwa hubungan antara UU No. 1 / 2004 dalam bentuk surat persetujuan per­mohonan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 dengan UU No. 72 / 1957 dan UU No. 4 / pembelian Rumah Negara Go­lo­ngan III dan
Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang 1992 adalah lex spesialis dan lex generalis lampirannnya.
Milik Negara/Daerah; yang mana sesuai asas hukum dinyatakan Dalam membuat suatu peraturan per­
4. Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2008 bahwa lex spesialis derogate legi generalis. undang-undangan di Indonesia ber­pe­do­
tentang Tata Cara Pengadaan, Penetapan Itu artinya, peraturan yang mengatur secara man kepada Undang-Undang Nomor 10
Status, Pengalihan Status, dan Pengalihan khusus mengesampingkan peraturan yang Tahun 2004 tentang Pembentukan Per­aturan
Hak Atas Rumah Negara. mengatur secara umum. Perundang-Undangan, pada Bab II yang

Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011  27


POJOKHUKUM

berbunyi sebagai berikut : undangan adalah sebagai Umum adalah Pembina Rumah Negara, hal
berikut : ini juga sekaligus menyatakan bahwa PMK
ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN a. Undang-Undang Dasar Negara 138 bertentangan dengan hierarki peraturan
1. Pasal 5 Republik Indonesia Tahun 1945; diatasnya.
Dalam membentuk Peraturan Perundang- b. Undang-Undang/Peraturan Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, me­
undangan harus berdasarkan pada asas Pemerintah Pengganti Undang- nurut kesimpulan saya perlu diadakan har­
Pembentukan Peraturan Perundang-un­ Undang; monisasi PMK 138 dengan Permen PU No. 22
dangan yang baik yang meliputi : c. Peraturan Pemerintah; tahun 2008, tiap stakeholder harus berkumpul
a. kejelasan tujuan; d. Peraturan Presiden; dan duduk bersama dan me­la­kukan focus
b. kelembagaan atau organ pembentuk e. Peraturan Daerah. group discussion.
yang tepat; *) Staff Subdit Pengelolaan Gedung dan
c. kesesuaian antara jenis dan materi Berdasarkan ketentuan di atas pada Pasal 5 Rumah Negara, Dit. Penataan Bangunan
muatan; huruf (b), tidak tepat bagi Instansi Kemen­ dan Lingkungan, Ditjen. Cipta Karya,
d. dapat dilaksanakan; terian Keuangan untuk mengatur ten­tang Kementerian Pekerjaan Umum.
e. kedayagunaan dan kehasilgunaan; Rumah Negara karena kelembagaan atau (Tulisan ini telah dikonsultasikan dengan
f. kejelasan rumusan; dan organ pembentuk yang tepat adalah Ke­ Sri Hastuti, SH dan D. Sitorus, SH sebagai
g. keterbukaan. menterian Pekerjaan Umum, yang mana hal bahan dalam rapat kasus-kasus rumah
2. Pasal 7 ini secara jelas dinyatakan dalam Perpres negara Direktorat Penataan Bangunan dan
(1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang- No. 11 / 2008 bahwa Kementerian Pekerjaan Lingkungan,Direktorat Jenderal Cipta
Karya, 11 Januari 2011)

Pokok-pokok Pengaturan PMK Rumah Negara

RN Golongan I RN Golongan II RN Golongan III


K/L K/L K/L
- Pengadaan, Penetapan - Pengadaan, Penetapan - Mengajukan penetapan
Status dan izin Penghunian Status dan izin Penghunian pengalihan status RN gol II ke
- Pendaftaran dan - Pendaftaran dan gol III
Pengawasan Pengawasan - Persetujuan tertulis pengalihan
- Penetapan besaran nilai sewa - Penetapan besaran nilai sewa status RN gol II ke gol III
- Melakukan penghapusan RN gol II
PU PU
- Pendaftaran rumah negara - Pendaftaran rumah negara PU
- Penetapan formula sewa - Penetapan formula sewa - Penetapan status RN gol III
- Penetapan formula sewa
MK MK - Penetapan Nilai jual (sewa beli)
- Pengawasan Pemungutan - Pengawasan Pemungutan - Mengajukan Persetujuan
formula sewa sewa (DJPB) Pengalihan Hak ke Menkeu
- Pengawasan Pemungutan - Pelaksanaan pengalihan Hak
MK/DJKN (PMK) formula sewa
- Penetapan status MK
penggunaan MK/DJKN (PMK) - Pengawasan Pemungutan sewa
- Persetujuan alih Status BMN - Penetapan status (DJPB)
- Persetujuan penggunaan - Persetujuan Pengalihan Hak
pemindahtanganan - Persetujuan alih Status BMN (perpres 11/2008)
- Persetujuan penghapusan - Persetujuan
- Penatausahaan pemindahtanganan MK/DJKN (PMK)
- Persetujuan penghapusan - Alih statsus dan penetapan status
- Penatausahaan RN gol III di PU
- Persetujuan penjualan
- Persetujuan penghapusan
- Penatausahaan

28 Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011


D
GEMAPNPM 1

Gema PNPM 1 Desa ini hampir separuh wilayahnya tertutup


pohon mahoni, menjadikan desa ini masuk
sebagai kawasan hutan lindung yang dimiliki
oleh pemerintah. Tetapi, masyarakat juga
memiliki lahan garapan yang sebagian besar
ditanami durian, pisang, manggis dll. Inilah
yang menjadi sumber penghasilan mereka.
Di samping tidak tersedianya lahan pe­
kerjaan yang memadai sebagai penyebab
kemiskinan di desa ini, hal lain yang lebih
krusial adalah tidak tersedianya infrastruktur
yang memadai. Salah satunya adalah pra­
sarana air minum. Desa ini tergolong rawan
air, walaupun desa ini sebagian besar
wilayahnya merupaka kawasan hutan lin­
dung dan memiliki banyak sumber mata
air. Ada yang berjarak sekitar 7 kilometer,
ada yang berjarak 5 km dan ada pula yang
berjarak hanya 2 kmr dari permukimannya,
tetapi untuk membuat sumur gali di sekitar
rumahnya, baru dapat ditemukan mata air
pada jarak lebih dari 120 m.
“Sejak saya lahir, untuk memenuhi kebu­
tuhan air minumnya, masyarakat disini harus
memikul air dari mata air yang berjarak 2 km,
dan harus turun dan naik bukit karena mata
air tersebut terletak di bawah bukit,” ungkap
Imran, Kepala Dusun Lingkuk Lima yang juga
dipercaya oleh masyarakat sebagai Ketua
OMS.
Selama berpuluh-puluh tahun masyarakat
desa steling memanggul air dengan jeri­
gen atau ember. Dalam kesehariannya, ma­
syarakat desa ini bisa menghabiskan wak­tu
setengah hari hanya untuk mengambil air
untuk kebutuhan minum dan memasak.
Baru pada tahun 1995, masyarakat mem­
punyai ide untuk membangun sistem air
Warga Desa Steling kini bisa mendapatkan air minum yang memadai. minum dari sumber yang berjarak 7 km.
Karena sumber inilah yang mempunyai ke­
tinggian yang cukup, agar air dapat me­ngalir

Penantian Panjang Warga Steling secara gravitasi. Dengan sukarela masyarakat


mengumpulkan uang untuk mem­beli semen.
Setiap ada upah untuk pe­ng­angkutan kayu

untuk Air Minum sampai ke truk-truk pe­ngangkut, masyarakat


kumpulkan untuk membeli semen dan pasir.
Semen ini mereka gunakan untuk membuat
M.Supriaddin *) pipa semen.
Dengan telaten dan sabar masyarakat
mem­buat pipa-pipa semen, karena jika harus
Desa Steling berada di wilayah Kecamatan Keliang Utara, kabupaten Lombok membeli pipa yang didatangkan dari kota,
Tengah ini, merupakan desa miskin yang dihuni oleh 5.000 jiwa penduduk. Desa ini biayanya cukup mahal. Masyarakat juga
terdiri 9 dusun. Dari Jumlah penduduk tersebut, 60%nya adalah penduduk miskin. mem­bangun bak penangkap air dan bak-bak
Kemiskinan di desa ini ditandai dengan pendapatan masyarakatnya yang kurang pengumpulnya. Tetapi sangat disayangkan,
dari Rp.10.000 per hari. Mayoritas masyarakat adalah buruh tani dan dengan masyarakat pun gagal mengalirkan air mi­
mengandalkan lahan garapan yang tidak seberapa luas, mereka terkadang hanya num tersebut, karena air yang mengalir ter­
mampu makan sekali dalam sehari. sebut habis di tengah jalan sebelum sampai

Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011  29


GEMAPNPM 1

Warga Desa Steling bergotong royong membangun sarana air minum untuk keperluan mereka sehari-hari.

ke permukiman warga. Pipa semen yang


dimungkinkan berpori-pori telah menelan
air tersebut. Dengan rasa sesal yang sangat Keresahan masyarakat memudar, ketika pemerintah Kabupaten
dalam, masyarakat pun kembali harus me­ Lombok Tengah akan membangun sistem air minum di desa ini.
mikul air dari jauh.
Keresahan masyarakat memudar, ketika
pemerintah Kabupaten Lombok Tengah mukiman warga tetapi hanya dapat di­ Masayarakat tidak ingin gagal lagi. Oleh
akan membangun sistem air minum di desa nikmati di sebagian kecil warga saja. Hal karena itu, segenap masyarakat sangat
ini. Pada tahun 2004, melalui dana DAK yang ini disebabkan oleh debit air yang tidak mendukung kegiatan pembangunan air
di­terima kabupaten ini, sebagian dananya mencukupi. Sedangkan untuk 3 dusun yaitu minum ini. Dengan berbondong-bondong
di­gunakan untuk membangun sistem air mi­ Dusun Lingkuk Lima, Dusun Umbak Dalam, masyarakat di tiga dusun membawa pipa,
num di Desa Steling. dan Dusun Sakedek yang seluruhnya dihuni menggali dan memasang pipa dengan ti­
Namun upaya pemerintah pun belum oleh 458 KK belum dapat menikmati air dak diberi upah serupiah pun. Dalam pe­ren­
dapat dirasakan manfaatnya oleh warga. minumnya. canaannya, pembangunan ini tidak diper­
Ka­rena keterbatasan dana, sistem tersebut Alhamdulilah, kini keberuntungan telah hitungkan untuk upah, hal ini dilakukan
tidak dibangun dengan tuntas. Pemerintah berpihak kepada masyarakat Desa Ste­ agar dana PPIP bisa mencukupi untuk pe­
kabupaten baru membangun pipa sepanjang ling, karena menjadi desa sasaran PPIP ta­ masangan pipa sepanjang 1.200 meter dan
3,5 km dari 7 km pipa yang dibutuhkan. hun 2010. Dari dana Rp. 250 juta yang di­ pembangunan bak penangkap air.
Akhirnya, setelah lima tahun kemudian, yaitu terimanya, masyarakat memutuskan untuk Alhamdulillah, rasa syukur pun tak hen­
pada tahun 2009, pembangunan sistem mengoptimalkan sistem air minum yang su­ ti-hentinya diucapkan warga, ketika air mi­
air minum ini dilanjutkan oleh pemerintah dah ada, disamping juga untuk mem­ba­ngun num ini telah berhasil sampai ke rumah-
kabupaten hingga selesai sepanjang 7 km. jalan lingkungan sepanjang 1.370 m. rumah warga desa. Bahkan ada warga yang
Tetapi sangat disayangkan, keberuntungan Optimalisasi sistem air minum yang di­ menyumbangkan se-ekor kambingnya untuk
belum berpihak kepada masyarakat desa laksanakan adalah dengan menambah ka­ diselenggarakan doa bersama masyarakat.
secara keseluruhan. Rumah yang jauh dari pa­sitas air yang ada di bak penampung. Akhirnya, dari penantian yang panjang ini,
pipa jaringan harus membangun sambungan Hal ini dilakukan dengan cara melakukan pada tahun 2010 setelah mendapatkan PPIP
ke rumahnya masing-masing. pe­masangan pipa sepanjang 1.200 m dari masyarakat Desa Steling benar-benar dapat
Dengan semangat yang menggebu, se­ sumber air lainnya ke bak penampung yang menikmati air bersih secara langsung sampai
luruh warga pun berantusias untuk menye­ sudah ada. ke rumahnya.
diakan pipa-pipa sampai ke rumahnya. Air Kali ini masyarakat tiga dusun ini tidak *) Staf Teknis Bidang Cipta Karya, Dinas PU
pun telah berhasil mengalir ke area per­ ingin pengalaman buruknya terjadinya lagi. Kabupaten Lombok Tengah

30 Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011


GEMAPNPM 2

Gema PNPM 2 PPIP


Buka Isolasi Batu Tulis
Yudi Gatot *)

Batu Tulis adalah desa yang terletak di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok
Tengah. Desa ini tidak mendapatkan akses langsung ke kecamatan yang berada di
Desa Ubung karena terpisah oleh Sungai Tiwu Galih. Padahal, Desa Ubung, selain
merupakan pusat dari kota kecamatan Jonggat, juga merupakan pusat ekonomi

H
(pemasaran), pendidikan dan kegiatan lainnya.

Hamparan hijau terlihat begitu menyejukkan meter dan jalan yang dilalaui masih berupa
mata ketika menuju lokasi Desa Batu Tulis. Hal jalan setapak.
ini tidak mengherankan mengingat mayoritas Fajaruddin, salah seorang masyarakat De­
masyarakat Desa Batu Tulis menggantungkan sa Batu Tulis mengatakan untuk menuju ke
kehidupannya pada sektor pertanian. Na­ kantor kecamatan, pasar, Puskesmas, dan
mun sangat sangat disayangkan, potensi sekolah harus memutar dengan jarak 10 km
pertanian yang cukup tinggi tersebut tidak dengan melintasi desa-desa lain terlebih
dapat memberikan nilai tambah bagi ma­ dahulu, baru sampai ke pusat kota.
syarakatnya karena hasil-hasil pertanian Sejak tahun 1972, masyarakat Batu
tidak dapat dipasarkan dengan mudah. Hal Tulis telah berusaha untuk mengatasi per­
ini disebabkan karena akses menuju pusat masalahan transportasi ini dengan me­rintis
pemasaran belum tersedia. Satu-satunya ja­ jalan tembus menuju Desa Ubung. Setiap
lan akses desa menuju Desa Ubung sebagai tahun jalan ini terus diperbaiki melalui swa­
pusat pemasaran terputus oleh Sungai Tiwu daya masyarakat secara bertahap. Sampai
Galih yang lebarnya mencapai lebih dari 20 tahun 1985, dengan adanya ABRI Masuk Desa

Jembatan Desa Batu Tulis.

Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011  31


GEMAPNPM 2

pengecoran, hampir 70 warga masya­ra­kat


baik laki-laki dan perempuan tu­rut mem­
bantu.
Kerja keras masyarakat selama tiga bu­
lan telah membuahkan hasil seperti yang
diharapkan. Kini telah terbangun jembatan
sepanjang 35 meter dengan lebar 7 meter
dan jalan tembus yang menghubungkan
Desa Batutulis dan Desa Ubung.
Keberhasilan pelaksanaan PPIP tahun
2009 di desa ini telah menggugah pemerintah
pu­sat, sehingga pada tahun 2010 desa ini
diberikan bantuan dana PPIP yang ke-dua
sebagai apresiasi atas keberhasilannya.
Dana bantuan PPIP tahun 2010 ini digu­
nakan untuk membangun jalan aspal se­
panjang 1000 meter. Jalan ini pun telah
selesai dilaksanakan. Sehingga keterisolasian
Desa Batu Tulis dan desa-desa sekitarnya
se­perti Desa Ubung dan beberapa desa di
Kuripan.
Sungguh luar biasa manfaat dari pelak­
sanaan Program Pembangunan Infra­struk­
Warga Desa Batu Tulis sedang bergotong royong membangun sarana jalan.
tur Perdesaan (PPIP) ini, hanya dengan
mem­berikan dana dua kali bantuan telah
memberikan dorongan kepada masyarakat
untuk membangun desanya. Ber­sa­­ma kita
Semangat masyarakat yang menggebu dan dengan diiringi oleh bisa, itulah slogan yang cocok un­­tuk pelak­
doa-doa para sesepuh desa, akhirnya pelaksanaan pem­bukaan sanaan program ini. Dengan ke­ber­sa­maan,
jalan dan jembatan dapat ter­lak­sanakan dengan baik. masyarakat dapat menye­lesaikan ber­bagai
permasalahan yang selama ini tidak sanggup
dilaksanakan.
Selayaknya, program-program pember­da­
yaan ini tetap terus dilaksanakan, minimal 2
(AMD), jalan ini dapat terselesaikan. Namun sudah disusun dan mendapatkan verifikasi tahun berturut-turut, sehingga permasalahan
jalan ini tetap tidak dapat menembus Desa dari Tenaga Ahli Konsultan dan Satker di prioritas terutama terkait infrastruktur ini
Ubung karena memerlukan jembatan yang tingkat kabupaten, ternyata membutuhkan dapat diselesaikan. Selanjutnya, keberlang­
cukup panjang dengan biaya yang sangat biaya yang melebihi dari dana bantuan se­ sungan dan pengembangan infra­struktur
tinggi. besar Rp. 250 juta, yaitu mencapai lebih dari ini dapat diteruskan oleh masya­rakat sen­
Selama lima periode pergantian kepe­ 350 juta. diri. Terlalu berat, jika masya­rakat harus me­
mimpinan desa, kepala desanya selalu Dengan optimis, jembatan ini dapat dise­ ngemban tugas untuk mengatasi masa­lah
mengusulkan pembangunan jembatan ter­ lesaikan asalkan dukungan masyarakat dapat infrastrukturnya sendiri. Sementara, kemam­
sebut ke tingkat kabupaten dan provinsi dilaksanakan secara optimal. Keku­rangan puan PAD Kabupaten yang tidak mampu
serta melalui Musrenbangdes. Namun upaya biaya tersebut dapat didukung dengan ada­ menyokong pengentasan kemis­kinan sam­
tersebut belum dapat terealisasi. nya swadaya masyarakat melalui gotong pai ke desa-desa.
Sampai akhirnya di tahun 2009, desa ini royong, dan bersama-sama mengumpulkan Kini masyarakat telah memperlihatkan
mendapatkan alokasi dana bantuan Program bahan material yang ada di desa, seperti batu, manfaatnya jalan ini, pada saat panen
Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), kayu/bambu perancah dan tenaga kerja. tiba, sudah banyak mobil angkutan yang
barulah jembatan tersebut dapat direa­li­ Disisi lain, perencanaan jembatan dilakukan masuk. Aktifitas masyarakat pun kian ramai.
sasikan. Dengan dana sebesar Rp 250 juta pengurangan ketinggiannya namun masih Mudahan-mudahan dengan terbukanya ke­
yang diberikan dari PPIP, masyarakat Desa dalam batas aman terhadap muka air banjir te­risolasian desa ini akan mendorong per­
Batu Tulis secara bergotong-royong untuk maksimal. tumbuhan ekonomi masyarakatnya, yang
dapat melakukan pembangunan jembatan Semangat masyarakat yang menggebu juga akan mendorong pertumbuhan eko­
yang telah lama mereka impikan dengan baik dan dengan diiringi oleh doa-doa para nomi lokal bahkan nasional.
dan tepat waktu. sesepuh desa, akhirnya pelaksanaan pem­ *) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Program
Pelaksanaan pembangunan jembatan ini bukaan jalan dan jembatan dapat ter­lak­ Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
bukanlah hal yang mudah. Perencanaan yang sanakan dengan baik. Bahkan pada saat (PPIP) Provinsi NTB

32 Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011


RESENSI

Resensi Pencapaian
Renstra Cipta Karya
2005-2009

ini dikarenakan berbagai kendala, baik teknis maupun


nonteknis, yang kerap terjadi saat pelaksanaan di
lapangan seperti keterbatasan anggaran dan lahan yang
tersedia.
Kendati demikian, ketidakberhasilan tersebut
diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi
keberlangsungan program-program DJCK
selanjutnya. Semoga, program-program DJCK
dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya
kepada masyarakat Indonesia secara luas. Yang
pada akhirnya, akan meningkatkan kesejahteraan
dan kualitas hidup bangsa ini, sesuai dengan
Millenium Developments Goals (MDGs).
Pencapaian-pencapaian selama kurun waktu
tersebut dijabarkan secara terperinci dalam
buku ini. Semua sektor bidang Cipta Karya
baik persampahan, penataan bangunan dan
lingkungan, air minum maupun permukiman.
Buku setebal 253 halaman ini dilengkapi dengan berbagai foto,
grafik, tabel dan juga data-data lengkap pembangunan Cipta Karya
selama periode 2005-2009.
Kebehasilan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

S
masyarakat secara tepat sasaran. Diharapkan pula, masyarakat
elama periode 2005-2009, bidang pengembangan dapat menjaga kelangsungan infrastruktur terbangun dan
permukiman Ditjen Cipta Karya (DJCK) Kementerian menjaga keberlanjutan dari setiap program yang telah terlaksana
Pekerjaan Umum telah menetapkan rumusan sasaran selama ini. Kendala-kendala yang ditemui selama periode lalu dapat
dalam Renstra, berikut program-program utama menjadi bekal dan pembelajaran pada periode berikutnya.
yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan Meski mengatasnamakan Ditjen Cipta Karya, keberhasilan
masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan berpenghasilan ini bukan semata-mata Ditjen Cipta Karya. Berkat dukungan
rendah, melalui peningkatan kualitas dan penyediaan perumahan stakeholder, mulai dari pemerintah pusat, propinsi dan daerah serta
dan permukiman yang layak. kalangan swasta hingga masyarakat setempat yang dilibatkan
Selama periode itu pula, DJCK telah berhasil mencapai target- secara langsung maupun tidak program-program ini dapat berjalan
target yang ditetapkan. Bahkan, pada sebagian program berhasil dengan baik.
melebihi angka-angka yang telah ditargetkan sebelumnya. Buku ini wajib dimiliki oleh seluruh pemangku kepentingan
Sebagian lainnya, meskipun telah menunjukkan adanya di lingkungan Ditjen Cipta Karya sebagai bahan referensi
peningkatan, masih belum mencapai target yang ditetapkan. Hal pembangunan Cipta Karya yang telah dilakukan selama ini. (dvt)

Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011  33


SEPUTARKITA

Wamen PU
Seputar Kita Buka IWWEF 2011
hari ini diikuti oleh 66 peserta, terdiri dari para pabrikan (supplier)
perusahaan pelaku air minum perpipaan (dalam dan luar negeri),
pemerintah dan Universitas. Pameran tersebut diselenggarakan oleh
Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI) dan
Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia (IATPI)
yang didukung oleh Kementerian PU, Kementerian Dalam Negeri,
Bappenas dan Kementerian Keuangan.
Selain pameran, IWWEF akan mengusung agenda utama yakni forum
(konferensi dan seminar). Selain itu, ajang ini juga mempertemukan
para Direktur Utama PDAM seluruh Indonesia dalam acara temu mitra
Dana Pensiun Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (DAPENMA-
Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak PAMSI).
membuka expo dan forum terbesar di bidang air “Saya harap pameran ini dapat menjadi ajang tukar menukar
minum dan air limbah yang diberi nama Indonesia informasi para pemangku kepentingan bidang air minum maupun
Water and Wastewater Expo and Forum (IWWEF) di air limbah. Pemerintah akan selalu mendukung badan usaha dalam
Birawa Assembly Hall Bidakara, Jakarta, Selasa pengembangan SPAM dengan prinsip yang sehat dan transparan,” kata
(18/1). Pameran yang berlangsung selama tiga Hermanto Dardak. (dvt)

Sertijab Eselon III


di Lingkungan
Ditjen Cipta Karya
2011, Peran Satker Randal
Sehari setelah pelantikan eselon III oleh Menteri Pekerjaan Umum
Djoko Kirmanto, dilanjutkan dengan serah terima jabatan pejabat Cipta Karya
(sertijab) eselon III di Lingkungan Ditjen Cipta Karya, Kamis (20/1). Sangat Vital
Sertijab dipimpin oleh Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono di Ruang
Sapta Taruna Kementerian Pekerjaan Umum di Jakarta. Dalam Sebagai kepanjangan tangan Ditjen Cipta Karya untuk memperpendek
arahannya, Budi Yuwono mengatakan, dengan anggaran Cipta jangkauan koordinasi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota, peran
Karya yang meningkat hampir 60% tantangan Ditjen Cipta Karya Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian (Satker Randal) tahun
tahun 2011 ini sangat besar. Untuk itu diperlukan kerja keras, sinergi 2011 ini sangat vital. Berbeda dengan tahun 2010 yang mengandalkan
dan koordinasi dengan baik. sakter sektoral di propinsi dalam berkoordinasi, mulai 2011 ini semua
“Beban berat ada di pundak bapak ibu sekalian, meskipun satker sektoral tiap propinsi harus melaporkan dahulu ke Satker Randal
demikian, beban tersebut harus dilaksanakan dengan kaidah- baru kemudian ke pusat.
kaidah good governance, tidak seenaknya. Untuk masalah koordinasi Demikian disampaikan Direktur Bina Program Antonius Budiono
disini perlu digarisbawahi, koordinasi penting baik koordinasi ke pada saat membuka acara Rapat Koordinasi Persiapan dan Pelaksanaan
atas maupun koordinasi ke bawah,” katanya. Kegiatan Perencanaan dan Pengendalian Tahun 2011 di Jakarta, Kamis
Beberapa pejabat yang dirotasi antara lain, Kun Hidayat Soeratno (13/1). Rapat tersebut diikuti oleh PPK Randal dan Kasatker Propinsi
Kabag Keuangan, Deddy Sumantri Kabag Hukum, Raja Mulana Cipta Karya di 27 propinsi.
Mangiring sebagai Kasubdit PA, Dwityo Akoro Soeranto Kasubdit “Dengan kenaikan anggaran Cipta Karya yang meningkat 60%,
KLN, Di lingkungan Dit. PBL; Adjar Prayudi Kasubdit Rentek, Eko peran randal akan menjadi tumpuan. Kenaikan anggaran tersebut
Djuli Sasongko Kasubdit Gedung dan Rumah Negara, Dedy Permadi menjadikan tugas dan tanggungjawab semakin besar. Minimal
Kasubdit Wilayah I, Didiet Arief Akhdiat Kasubdit Wilayah II, Rina penyerapan anggaran Cipta Karya tahun 2011 ini sama dengan tahun
Farida Kasubdit Pengaturan dan Pembinaan Kelembagaan. (dvt) lalu yaitu sekitar 94%,” katanya. (dvt)

34 Buletin Cipta Karya - 01/Tahun IX/Januari 2011


Redaksi Buletin Cipta K arya Mengucapk an

Selamat atas Dilantiknya par a Pejabat Eselon III dan IV


di Lingkungan Ditjen Cipta K arya

Nama Jabatan Baru


Kun Hidayat Soeratno Kabag Keuangan, Setditjen CK
Deddy Sumantri Kabag Hukum, Setditjen CK
Sudarwanto Kabag Umum, Setditjen CK
Bambang Sudiatmo Kepala Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah I
Djoko Murwanto Kepala Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II
Hadi Sucahyono Kasubdit Kebijakan dan Strategi, Dit. Bina Program
R. Mulana MP. Sibuea Kasubdit Program dan Anggaran, Dit. Bina Program
Dwityo Akoro Soeranto Kasubdit Kerjasama Luar Negeri, Dit. Bina Program
Dian Irawati Kasubdit Data dan Informasi, Dit. Bina Program
Nieke Nindyaputri Kasubdit Evaluasi Kinerja, Dit. Bina Program
Adjar Prayudi Kasubdit Perencanaan Teknis, Dit. PBL
Eko Djuli Sasongko Kasubdit Gedung dan Rumah Negara, Dit. PBL
Dedy Permadi Kasubdit Wilayah I, Dit. PBL
Didiet Arief Akhdiat Kasubdit Wilayah II, Dit. PBL
Rina Farida Pengaturan dan Pembinaan Kelembagaan, Dit. PBL
Theresia Sri Mulyatini Respati Kasubdit Perencanaan Teknis, Dit. Bangkim
Joerni Makmoerniati Kasubdit Bangkim Baru, Dit. Bangkim
Syamsul Hadi Kasubdit Wilayah I, Dit. Bangkim
Hendarko Rudi Susanto Kasbudit Wilayah II, Dit. Bangkim
Iwan Dharma Setiawan Kasubdit Pengaturan Kelembagaan, Dit. Bangkim
Rina Agustin Kasubdit Perencanaan Teknis, Dit. PPLP
Handy Bambang Legowo Kasubdit Air Limbah, Dit. PPLP
Dodi Krispatmadi Kasbudit Kasubdit Drainase, Dit. PPLP
Rudi Arifin Kasubdit Persampahan, Dit. PPLP
Endang Setyaningrum Kasubdit Pengaturan dan Pembinaan Kelembagaan, Dit. PPLP
Alex A. Chalik Kasubdit Perencanaan Teknis, Dit. PAM
Djoko Mursito Kasubdit Investasi, Dit. PAM
Oloan M. Simatupang Kasubdit Wilayah I, Dit. PAM
Ngatiman Sardjiono Kasubdit Wilayah II, Dit. PAM
Hilwan Kasubdit Pengaturan dan Pembinaan Kelembagaan, Dit. PAM

Lain-lain:
Sitti Bellafolijani Adimihardja Kepala Bidang Kajian Kebijakan dan Program, BPPSPAM
Adi Susetyo Kabid Pemantauan dan Evaluasi Kinerja, BPPSPAM
Setio Djuwono Kabid Analisa Keuangan, Promosi dan Investasi, BPPSPAM
Panani Kesai Kabag Program dan Anggaran Biro Perencanaan, Setjen
Savitri Rusdyanti Kabag Tata Usaha, Puskompu, Setjen
Dewi Chomistriana Kabid Konstrusi Berkelanjutan, Badan Pembinaan Konstruksi
Selamat dan Sukses

International Water and Waste Water Expo


and Forum (IWWEF) 2011

Jak arta, 18 - 20 Januari 2011

You might also like