You are on page 1of 13

Skripsi Analisis Penokohan Dalam Novel Pudarnya Pesona Cleopatra Karya

Habiburrahman El Shirazy Berdasarkan Teori Kepribadian Sigmund Freud -


Kajian P

||
Kategori : skripsi pendidikan bahasa dan sastra indonesia

(Kode PEND-BSI-0007) : Skripsi Analisis Penokohan Dalam Novel Pudarnya Pesona


Cleopatra Karya Habiburrahman El Shirazy Berdasarkan Teori Kepribadian Sigmund
Freud - Kajian Psikologi Sastra

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan dapat menimbulkan
kesan yang indah pada jiwa pembaca. Imaji adalah daya pikir untuk membayangkan atau
menciptakan gambar-gambar kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang.
Menurut genrenya karya sastra dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: prosa (fiksi), puisi dan drama.
Dari ketiga jenis genre sastra tersebut penulis hanya memfokuskan kajiannya pada prosa fiksi.
Supaya pemahaman kita lebih sistematis terlebih dahulu akan diuraikan pengertian prosa (fiksi)
menurut pendapat beberapa tokoh. Prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi, teks
(naratif), atau wacana naratif (Nurgiantoro, 1995: 2). Hal ini berarti prosa (fiksi) merupakan
cerita rekaan yang tidak didasarkan pada kebenaran sejarah (Abrams dalam Nurgiantoro, 1995:
2). Salah satu contoh prosa fiksi tersebut adalah novel. Novel merupakan prosa yang panjang,
mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan
menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Prosa fiksi (novel) dibangun oleh dua unsur yaitu
unsur instriksik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun prosa fiksi
(novel) dari dalam seperti alur, tema, plot, amanat dan lain-lain. Sedangkan unsur ekstrinsik
adalah unsur yang membangun sastra dari luar seperti pendidikan, agama, ekonomi, filsafat,
psikologi dan lain-lain.
Dari beberapa unsur intrinsik yang telah disebutkan, penulis hanya akan memfokuskan
penelitiannya pada penokohan dalam karya sastra, khususnya pada novel. Menganalisis
kepribadian tokoh berdasarkan teori psikologi tertentu telah banyak dilakukan oleh mahasiswa
khususnya mahasiswa program studi Bahasa dan Sastra Indonesia, untuk lebih memperbanyak
referensi mengenai sastra psikologis, peneliti mencoba melakukan penelitian mengenai
kepribadian tokoh utama dalam novel PPC karya Habiburrahman El Shirazy. Novel tersebut
dianalisis berdasarkan pendekatan psikologi kepribadian yang dikemukakan oleh Sigmund
Freud. Penulis memilih novel PPC sebagai obyek kajian karena tokoh utama (Aku) dalam novel
tersebut mempunyai kepribadian yang bersifat dinamis. Kedinamisan tingkah-laku tokoh utama
disebabkan oleh penggunaan energi ketiga sistem kepribadian yaitu id, ego, dan super ego.
Menurut Sigmund Freud, kepribadian manusia dapat dibagi menjadi tiga yaitu: struktur
kepribadian, dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian. Ketiga aspek kepribadian
tersebut tergambar dalam tingkah-laku tokoh utama dalam novel PPC karya Habiburrahman El
Shirazy.
Setelah peneliti melakukan pengamatan dan pengidentifikasian awal terhadap novel PPC
ditemukan bahwa watak tokoh utama pada novel tersebut bersifat penuh pertimbangan. Aspek
ego yang berfungsi sebagai pemberi pertimbangan dominan menguasai tokoh Aku, sehingga
tingkah-laku tokoh utama (Aku) tidak bersifat impuls. Hal ini semakin memperkuat keinginan
peneliti untuk menjadikan novel tersebut sebagai obyek kajian. Badrun (2005: 37) mengatakan
untuk mengaplikasikan teori kepribadian dalam rangka membahas sifat tokoh cerita, langkah
pertama yang harus dilakukan adalah mengamati dan mengidentifikasi perilaku dan watak tokoh.
Sebagai penulis muda yang berbakat Habiburrahman mampu mengantarkan karya-karyanya
dengan nuansa Islami yang amat kental sehingga banyak novel-novelnya sebagai media dakwah.
Novel PPC diberi sebutan sebagai novel Psikologi Islami Pembangun Jiwa, karena novel ini
mampu memberikan nafas baru bagi penggemar sastra yang ingin mendapatkan ilmu agama
sekaligus membangun kejiwaan. Karya-karya Habiburrahman banyak digemari penikmat sastra
dari kalangan remaja maupun orang tua. Selain itu Habiburrahman sering mendapat penghargaan
seperti dari Pena Award sebagai karya terpuji, The Most Favorit Book 2005, peraih penghargaa
fiksi dewasa terbaik IBF Award 2006.
Sampai saat ini teori yang paling banyak digunakan dan diacu dalam pendekatan psikologis
adalah determinismisme psikologi Sigmund Freud (1856-1939). Meskipun pada awalnya
pendekatan psikologis dianggap agak sulit berkembang, tetapi dengan makin diminatinya
pendekatan multidisiplin di satu pihak, pemahaman baru terhadap teori-teori psikologi sastra di
pihak lain, maka pendekatan psikologis diharapkan dapat menghasilkan model-model penelitian
yang lebih beragam. Menurut Miller dalam Ratna (2004: 62-63) pada dasarnya penelitian Freud
memberikan tempat yang sentral terhadap sastra, bukan sampingan seperti diduga orang.
Berpijak pada uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti salah satu karya
Habiburrahman El Shirazy yang berjudul Pudarnya Pesona Cleopatra. Novel ini lebih
menonjolkan struktur kepribadian tokoh utama yaitu bahwa watak tokoh utama pada ovel
tersebut bersifat penuh pertimbangan. Aspek ego yang berfungsi sebagai pemberi pertimbangan
dominan menguasai tokoh Aku, sehingga tingkah laku tokoh Aku tidak bersifat impuls. Hal ini
semakin memperkuat keinginan peneliti untuk menjadikan novel tersebut sebagai objek kajian.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dibahas dalam penelitian ini mengenai
kepribadian tokoh utama dalam novel PPC karya Habiburrahman El Shirazy.
Supaya lebih memudahkan peneliti dalam menganalisis kepribadian tokoh, dapat dirumuskan
sub masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana struktur kepribadian yang berkaitan dengan id tokoh utama pada novel PPC karya
Habiburrahman El Shirazy?
2. Bagaimanakah struktur kepribadian yang berkaitan dengan ego tokoh utama dalam novel PPC
karya Habiburrahman El Shirazy?
3. Bagaimana struktur kepribadian yang berkaitan dengan super ego tokoh utama dalam novel
PPC karya Habiburrahman El Shirazy?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan struktur kepribadian yang berkaitan dengan id, tokoh utama pada novel PPC
karya Habiburrahman El Shirazy.
2. Mendeskripsikan ego tokoh utama pada novel yang menjadi sasaran.
3. Mendeskripsikan super ego tokoh utama pada novel PPC karya Habiburrahman El Shirazy.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun fanfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:
1. Dapat meningkatkan pengetahuan peneliti tentang struktur kepribadian manusia khususnya
struktur kepribadian tokoh utama dalam novel PPC karya Habiburrahman El Shirazy.
2. Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dalam usaha memahami karya sastra,
khususnya sastra psikologis, dan
3. Diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi peneliti sastra selanjutnya,
khususnya penelitian yang menggunakan pendekatan psikologi.
Skripsi Analisis Atas Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy
(Sebuah Pendekatan Strukturalisme)

||
Kategori : skripsi pendidikan bahasa dan sastra indonesia

(Kode PEND-BSI-0001) : Skripsi Analisis Atas Novel Ayat-Ayat Cinta Karya


Habiburrahman El Shirazy (Sebuah Pendekatan Strukturalisme)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada dasarnya kehidupan manusia sangatlah kompleks dengan berbagai masalah-masalah
kehidupan. Kehidupan yang kompleks tersebut dapat berupa permasalahan kehidupan yang
mencakup hubungan antara masyarakat dengan orang-seorang, antarmanusia, manusia dengan
Tuhannya, dan antarperistiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Bagi seorang pengarang yang
peka terhadap permasalahan-permasalahan tersebut, dengan hasil perenungan, penghayatan serta
imajinasinya, kemudian menuangkan gagasan atau idenya tersebut dalam karya sastra.
Membahas masalah karya sastra, ada beberapa persoalan yang muncul, antara lain: kurangnya
kemampuan pembaca dalam memahami karya sastra yang bersifat kompleks, unik, dan tidak
langsung dalam pengungkapannya. Hal inilah antara lain yang menyebabkan sulitnya pembaca
dalam menafsirkan karya sastra. Hal ini sesuai dengan pendapat Burhan Nurgiyantoro (1995: 31-
32) yang menyatakan bahwa salah satu penyebab sulitnya pembaca dalam menafsirkan karya
sastra, yaitu dikarenakan novel merupakan sebuah struktur yang komplek, unik, serta
mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu usaha
kritik terhadap karya sastra untuk menjelaskannya dengan disertai bukti-bukti hasil kerja analisis.
Mengenai peran sastra, George Santayana (dalam Suyitno, 1986: 4) memberikan penjelasan
bahwa sastra dapat berperan sebagai penuntun hidup. Hanya saja penuntun hidup itu tersublimasi
sedemikian rupa sehingga tidak mungkin bersifat mendikte tentang apa yang sebaiknya tidak
dilakukan. Sastra mampu membentuk watak-watak pribadi secara personal, dan akhirnya dapat
pula secara sosial. Sastra mampu berfungsi sebagai penyadar manusia akan kehadirannya yang
bermakna bagi kehidupan, baik di hadapan sang pencipta maupun di hadapan sesama umat.
Di dalam kehidupan, manusia tidak pernah luput dari suatu masalah/problema. Tidak jarang
manusia merasa mengalami kekosongan jiwa, kekacauan berpikir, dan bahkan stres karena tidak
mampu mengatasi masalah yang dialaminya. Dalam hal ini, karya sastra dapat berperan untuk
membantu sebagai kartarsis/pencerahan, serta sebagai sarana pembelajaran sehingga dapat
diambil manfaat dan pelajaran dalam kehidupan. Hal ini sesuai pendapat Haji Saleh dalam Atar
Semi (1993: 20) mengatakan bahwa tugas pertama sastra adalah sebagai alat penting bagi
pemikirpemikir untuk menggerakkan pembaca kepada kenyataan dan menolongnya mengambil
suatu keputusan bila mengalami masalah.
Selain itu, dewasa ini banyak masyarakat yang jauh dari sifat-sifat kemanusiaan, lupa terhadap
kewajiban-kewajiban hidupnya, bersikap masa bodoh terhadap permasalahan yang terjadi di
sekelilingnya. Dalam hal ini, melalui karya sastra (novel) diharapkan dapat digunakan untuk
menyadarkan masyarakat (pembaca) untuk kembali pada fitrahya pada jalan yang benar.
Mengingat bahwa karya sastra adalah karya seni yang mempersoalkan kehidupan manusia dari
berbagai segi kehidupan, baik sosial, ekonomi, politik, budaya, agama, dan berbagai sendi
kehidupan manusia lainnya maka dalam era globalisasi ini, peranan sastra cukup berarti.
Mengenai hal ini, Nani Tuloli (dalam Hasan Alwi dan Dendy Sugono (editor), 1999: 235)
mengemukakan, sastra dapat berperan dalam: (1) mendorong dan menumbuhkan nilai-nilai
positif manusia, seperti suka menolong, berbuat baik, beriman dan bertakwa; (2) memberi pesan
kepada manusia, khususnya pemimpin, agar berbuat sesuai dengan harapan masyarakat,
mencintai keadilan, kebenaran, dan kejujuran; (3) mengajak orang untuk bekerja keras demi
kepentingan dirinya dan kepentingan bersama; dan (4) merangsang munculnya watak-watak
pribadi yang tangguh dan kuat.
Adapun permasalahan lain, yaitu adanya pandangan bahwa suatu karya sastra tertentu adalah
bernilai rendah daripada karya sastra tertentu lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Hadi Susanto
seorang pemerhati sastra dan kandidat Doktor Twente Universiteit, Belanda (dalam
Habiburrahman El Shirazy. 2005: vi), yang menyatakan adanya anggapan dari pecinta sastra
sekuler bahwa novel islami adalah buku agama yang hanya berisi norma agama sebagai dakwah
tanpa mengindahkan segi keestetikannya.
Apakah benar novel islami adalah buku agama yang hanya berisi norma agama sebagai dakwah
tanpa mengindahkan segi keestetikannya? Novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El
Shirazy berhasil menepis anggapan para pencinta sastra sekuler tersebut yang menganggap novel
islami kehilangan nilai sastranya. Novel Ayat Ayat Cinta merupakan sebuah novel islami
sekaligus novel pembangun jiwa yang didalamnya terkandung ajaran agama yang terbungkus
rapi tanpa meninggalkan segi keestetikannya. Kisah cinta yang indah dibangun jauh dari
kevulgaran dan keerotisan. Nilai-nilai syariat agama yang terdalam sebagai alat dakwah
terbungkus secara rapi, dengan ajaran-ajaran moral yang tidak menggurui.
Tema/bahan pokok karangannya yang bermanfaat bagi penyempurnaan manusia yaitu tema cinta
dalam arti yang luas. Seperti terlihat dari judul novel yaitu Ayat Ayat Cinta (Sebuah Novel
Pembangun Jiwa), maka tema novel ini tidak hanya mengandung tema cinta manusia pada
manusia semata, tetapi juga cinta manusia kepada Tuhan dan Rasul-Nya yang diwujudkan
dengan cara teguh menjaga keimanan berdasarkan petunjuk-Nya. Selain itu, tema cinta tersebut
menyiratkan adanya pengertian cinta Tuhan kepada manusia yang diwujudkan dengan
diberikannya cobaan kehidupan dan wahyu berupa petunjuk Ayat-ayat Al-Qur’an dan Sunnah
nabi.
Selain itu, dari segi bahasanya yang mengalir indah dengan perumpamaanperumpamaan dan
majas hiperbola yang digunakan merupakan salah satu keestetikan karya sastra tersebut. Adanya
variasi bahasa yang terdapat di dalamnya dapat memberikan gambaran kepada pembacanya
tentang istilah-istilah/ungkapan kosa kata dari berbagai bahasa. Di dalamnya terdapat
penggunaan campur kode dan alih kode yang memanfaatkan bahasa Indonesia, Jawa, Arab,
Jerman, dan Inggris. Ungkapan-ungkapan para penyair dunia yang sangat indah berhasil
pengarang padukan dalam karyanya sehingga bertambahlah nilai keindahan novelnya yaitu Ayat
Ayat Cinta.
Selain itu, novel Ayat Ayat Cinta merupakan karya sastra yang sangat dalam menyentuh hakikat
pengalaman jiwa segi kehidupan manusia. Di dalam novel tersebut, menyiratkan adanya lapis
makna (neveau) yang lengkap, yang merupakan kriteria bernilai tidaknya suatu karya sastra, dari
tingkatan makna yang terendah sampai tingkatan makna yang tertinggi.
Dari berbagai keunggulan novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy tersebut,
peneliti merasa tertarik untuk mengkajinya khususnya untuk mengetahui keterjalinan antarunsur
intrinsiknya, lapis makna yang tercermin di dalamnya, serta nilai-nilai edukatif yang dapat
diambil dari cerita tersebut. Peneliti merasa perlu mengkaji keterjalinan antarunsur intrinsiknya
karena hal ini dipandang penting untuk dilakukan sebagai langkah awal untuk memahami
keutuhan makna karya sastra yang dilihat dari segi karya sastra itu sendiri. Mengenai lapis
makna, peneliti merasa perlu mengkajinya karena peneliti merasa di dalamnya terdapat lapis
makna yang lengkap, yang dapat menunjukkan keunggulan novel Ayat Ayat Cinta. Adapun
masalah nilai-nilai edukatif, peneliti merasa perlu mengkajinya karena di dalam novel tersebut
terkandung nilai-nilai ajaran yang sangat berguna bagi pembangunan watak manusia.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah keterjalinan unsur intrinsik dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman
El Shirazy?
2. Lapis makna apa sajakah yang terdapat dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El
Shirazy?
3. Nilai-nilai edukatif apa sajakah yang terdapat dalam novel Ayat Ayat Cinta karya
Habiburrahman El Shirazy?

C. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan masalah tersebut, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan :
1. Keterjalinan unsur intrinsik dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.
2. Lapis makna yang terdapat dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.
3. Nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El
Shirazy.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Menambah khazanah penelitian sastra Indonesia, khususnya penelitian novel islami sehingga
dapat bermanfaat bagi perkembangan karya sastra Indonesia.
b. Menjadi titik tolak untuk memahami dan mendalami karya sastra pada umumnya dan karya
sastra novel Ayat Ayat Cinta khususnya.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan:
a. Dapat membantu meningkatkan daya apresiasi terhadap novel Ayat Ayat Cinta karya
Habiburrahman El Shirazy.
b. Dapat menambah wawasan kepada penikmat karya sastra tentang lapis makna dan nilai-nilai
edukatif yang terkandung dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.
c. Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran sastra di sekolah, khususnya tentang apresiasi
novel.
Skripsi Analisis Penokohan Tokoh Utama Dan Tokoh Tambahan Dalam Novel
Kampung Kehormatan Karya Najib Mahfouz Dengan Pendekatan
Psikologi

||
Kategori : skripsi pendidikan bahasa dan sastra indonesia

(Kode PEND-BSI-0008) : Skripsi Analisis Penokohan Tokoh Utama Dan Tokoh Tambahan
Dalam Novel Kampung Kehormatan Karya Najib Mahfouz Dengan Pendekatan Psikologi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian pada tokoh utama serta tokoh tambahan
yang terdapat di dalam novel yang berjudul Kampung Kehormatan, karya Najib Mahfouz dengan
menggunakan pendekatan psikologi. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh adanya fenomena lebih
yang terdapat pada psikologi tokoh-tokoh dalam novel ini. Fenomena-fenomena tersebut
terpancar dari perilaku para tokohnya. Perilaku tersebut bisa berupa perilaku psikologi yang
berupa kesedihan, kegembiraan, ketakutan, keberanian, kemarahan, dan karakter-karakter lain
yang masih banyak lagi. Selain itu juga dapat berupa efek perilaku psikologi yang tergambar
melalui tindakan-tindakan fisiknya. Kesemuanya itu dituangkan oleh peneliti agar dapat
dijadikan bahan perenungan dan bahkan kontrol sosial dalam menjalani realitas kehidupan bagi
para penikmat karya Najib Mahfuoz.
Latar belakang di atas merupakan pondasi utama dalam penelitian ini meskipun terdapat peneliti
lain yang melakukan tindak penelitianya pada fokus penokohan. Sebagai pembanding, peneliti
menghadirkan bukti-bukti penelitian yang berfokus pada penokohan oleh peneliti lain. Hal
tersebut diantaranya adalah Nanik Sumarlin (2000:1) meneliti masalah akulturasi tokoh utama
wanita dalam novel yang berjudul Getaran-Getaran karya Haryati Soebadio.
Selain Nanik Sumarlin masih terdapat peneliti-peneliti lain, diantaranya M. Prasetyo Utomo
(2003:1) dengan judul penelitian Penokohan Dalam Novel Pertemuan Dua Hati Karya NH. Dini.
Abdul Mujib (2003:1) juga melakukan penelitian pada hal yang sama, yaitu Aanalisis Penokohan
Dalam Naskah Drama Sebabak Malam Jahanam Karya Motinggo Busye. Hasanatul Munawaroh
(2004:1) juga melakukan penelitian pada wilayah penokohan dengan judul Analisis Penokohan
Dalam Novel Perburuan karya Pramoedya Ananta Toer.
Latar belakang yang kedua adalah berfokus pada masalah pemilihan karya. Mengapa peneliti
memilih karya Najib Mahfouz sebagai objek penelitianya? Hal tersebut disebabkan oleh faktor
pengarang dan faktor karya. Dari sisi pengarang, Najib Mahfouz merupakan salah seorang dari
pengarang besar di dunia sastra. Ia merupakan selah seorang sastrawan yang berhasil
mengantongi penghargaan tertinggi dalam bidang sastra, yaitu Nobel Sastra yang diterimanya
pada 13 Oktober 1988, dari Akademi Sastra Internasional di Swedia (Mahfouz, 2003:198).
Dari sisi karya, karya-karya Najib Mahfouz termasuk karya yang bertaraf internasional (sastra
internasional). Sebagai bukti keinternasionalanya adalah karya-karya Najib Mahfouz banyak
diterjemahkan ke berbagai bahasa asing dan dikaji peneliti lokal maupun asing. Sembilan
karyanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, tujuh karya ke dalam bahasa Rusia, dua
dalam bahasa Perancis, dua ke dalam bahasa Ibrani, sebuah karya ke dalam bahasa Malaysia, dan
sekitar lima karya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia (Mahfouz, 2003:197). Tidak
hanya itu, karya-karyanya juga banyak yang diangkat ke dunia perfilman dan diedarkan ke
seluruh Negara yang memakai bahasa Arab (Soetrisno, 2003:68).
Di dalam novel Kampung Kehormatan karya Najib Mahfouz ini terdapat cukup banyak tokoh
dengan karakter-karakternya yang ditampilkan. Di dalamnya lebih dari sepuluh tokoh dengan
karakter-karakter pribadinya yang cukup bervariasi antara tokoh satu dengan tokoh-tokoh lainya.
Tokoh-tokoh tersebut adalah Irfah, Hanasy, Awatif, Santuri, Kodri, Sa’dullah, Syukron,
Jabalawi, Yusuf, Ujaj, Hasany, Ummu Zanful, tukang sampah, Fadhil, anak buah Santuri,
Yunus, anak buah Kodri, anak buah Ujaj, anak buah Sa’dullah, pembantu Jabalawi, anak-anak
kecil, penduduk kempung, perempuan, dan penyair.
Dari sekian banyak tokoh yang ada, peneliti hanya mengambil enam karakter tokoh untuk
dijadikan objek kajian penelitian ini. Tokoh-tokoh tersebut adalah Irfah, Hanasy, Awatif, Santuri,
Kodri dan Hasany. Mengapa tokoh Irfah, Hanasy, Awatif, Santuri, Kodri dan Hasany yang
dijadikan fokus penelitian? Penentuan pilihan tersebut disebabkan oleh pengaruh keenam tokoh
itu sangatlah besar dalam membangun alur cerita. Tokoh-tokoh itulah yang menjadikan alur
cerita menjadi berkembang. Hal itulah yang kiranya memotivasi dan menjadi latar belakang
peneliti untuk melakukan penelitian terhadap karya Najib Mahfouz yang berjudul Kampung
Kehormatan.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan pandangan tersebut di atas, identifikasi masalah secara luas dalam novel ini
mengarah pada satu objek, yaitu unsur intrinsik karya sastra yang berhubungan dengan jiwa dan
perilaku tokohnya. Adapun identifikasi masalah secara khususnya, meliputi jiwa dan perilaku
tokoh Irfah, Hanasy, Awatif, Santuri, Kodri, Sa’dullah, Syukron, Jabalawi, Yusuf, Ujaj, Hasany,
Ummu Zanful, tukang sampah, Fadhil, anak buah Santuri, Yunus, anak buah Kodri, anak buah
Ujaj, anak buah Sa’dullah, pembantu Jabalawi, anak-anak kecil, penduduk kempung, perempuan,
dan penyair.

1.3 Batasan Masalah


Agar lebih terarah dan lebih memberi gambaran penelitian yang lebih jelas, penelitian ini perlu
dibatasi. Adapun batasannya sesuai dengan identifikasi masalah yang telah tersebut di atas.
Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada masalah-masalah yang berhubungan dengan
jiwa dan perilaku tokoh utama dan tokoh tambahan.
Di dalam novel tersebut terdapat satu tokoh utama dan beberapa tokoh tambahan. Tokoh utama
dalam novel tersebut adalah Irfah. Selain tokoh Irfah merupakan tokoh tanbahan. Adapun tokoh
tambahan yang dijadikan objek kajian adalah Hanasy, Awatif, Santuri, Kodri dan Hasany.

1.4 Rumusan Masalah


Agar pembahasan ini lebih terfokus, penelitian ini perlu merumuskan rumusan masalah. Adapun
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Bagaimana jiwa dan perilaku tokoh utama Irfah dalam novel Kampung Kehormatan?
b. Bagaimana gambaran jiwa dan perilaku tokoh tambahan Hanasy dalam novel Kampung
Kehormatan?
c. Bagaimana gambaran jiwa dan perilaku tokoh tambahan Awatif dalam novel Kampung
Kehormatan?
d. Bagaimana gambaran jiwa dan perilaku tokoh tambahan Santuri dalam novel Kampung
Kehormatan?
e. Bagaimana gambaran jiwa dan perilaku tokoh tambahan Kodri dalam novel Kampung
Kehormatan?
f. Bagaimana gambaran jiwa dan perilaku tokoh tambahan Hasany dalam novel Kampunh
Kehormatan?

1.5 Tujuan Penelitian


Dari rumusan masalah tersebut di atas, peneliti merumuskan tujuan pembahasan dalam penelitian
ini. Adapun tujuan pembahasan dalam penelitian ini meliputi:
a. Mendeskripsikan jiwa dan perilaku tokoh utama Irfah dalam novel Kampung Kehormatan.
b. Mendeskripsikan jiwa dan perilaku tokoh tambahan Hanasy dalam novel Kampung
Kehormatan.
c. Mendeskripsikan jiwa dan perilaku tokoh tambahan Awatif dalam novel Kampung
Kehormatan.
d. Mendeskripsikan jiwa dan perilaku tokoh tambahan Santuri dalam Novel Kampung
Kehormatan.
e. Mendeskripsikan jiwa dan perilaku tokoh tambahan Kodri dalam novel Kampung
Kehormatan.
f. Mendeskripsikan jiwa dan perilaku tokoh tambahan Hasany dalam novel Kampung
Kehormatan.

1.6 Manfaat Penelitian


a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat bagi bidang kesusastraan khususnya ilmu sastra. Dengan
penelitian ini, dunia kesusastraan akan mendapat masukan pemikiran dari sisi intrinsik karya
sastra. Sisi intrinsik tersebut berupa kajian jiwa dan perilaku tokoh yang meliputi gambaran
karakternya. Adapun gambaran karakter tersebut merujuk pada tokoh-tokoh yang terdapat di
dalam novel Kampung Kehormatan karya Najib Mahfouz.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat (a) bagi peneliti sesudahnya, untuk dapat
dijadikan referensi dalam penyusunan skripsi, khususnya yang berkaitan dengan jiwa dan
perilaku tokoh utama dan tambahan, (b) bagi peminat karya sastra, penelitian ini dapat dijadikan
motifasi untuk meneliti novel Kampung Kehormatan karya Najib mahfouz dengan pendekatan
yang lain, (c) bagi guru, penelitian ini akan memberi gambaran mengenai wujud intrinsik dalam
novel Kampung Kehormatan karya Najib Mahfouz kepada para siswa peminat sastra serta
menjadi jembatan pemahaman antara peminat karya sastra dengan pengarang, (4) bagi
masyarakat secara umum, hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai salah satu sarana
untuk memasyarakatkan karya sastra, khususnya novel yang berjudul Kampung Kehormatan
karya Najib Mahfouz.

1.7 Penjelasan Judul


Agar tidak terjadi kesalapahaman dalam memahami judul penelitian ini, maka perlu peneliti
definisikan secara operasional istilah-istilah di bawah ini.
a. Analisis adalah usaha menyelidiki atau memeriksa suatu pokok persoalan (dalam hal ini karya
sastra) untuk memperoleh gambaran pemahaman dan penjelasan secukupnya yang tepat dan
menyeluruh (Ratna, 2004:53).
b. Penokohan sering disamaartikan dengan karakter atau perwatakan, yakni mengacu pada
penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak tertentu. Sehingga penokohan dapat diartikan
sebagai pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita
(Nurgiantoro, 1995:176).
c. Pendekatan psikologi yaitu suatu cara menghampiri objek penelitian dengan penekanan pada
aspek atau pokok-pokok perilaku manusia (Siswantoro, 2005:26).
d. Novel merupakan jenis prosa yang mengandung unsur tokoh, alur, latar rekaan, yang
menggelarkan kehidupan manusia atas dasar sudut pandang pengarang dan mengandung nilai
hidup, diolah dengan tekhnik kisahan dan ragaan yang menjadi dasar konvensi penulis, serta di
tulis lebih panjang dari cerpen maupun novelette (Zaidan, dkk, 1994:136)
e. Kampung Kehormatan adalah judul novel yang dikarang oleh Najib Mahfouz yang berjudul
asli Irfah yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Kuswaidi Syafi’i yang diterbitkan
oleh penerbit Tarawang Yogyakarta.pada Mei 2003 dengan tebal halaman 200 hal + xii; 1 cm.
f. Najib Mahfouz adalah seorang sastrawan besar yang bernama lengkap Najib Mahfouz Abdul
Aziz Ibrahim al-Basya yang lahir pada tanggal 15 Desember 1911, di Bandar Gamalia daerah
pinggiran Cairo, Mesir. Ia merupakan selah seorang sastrawan yang berhasil mengantongi
penghargaan tertinggi dalam bidang sastra, yaitu Nobel Sastra yang diterimanya pada 13 Oktober
1988, dari Akademi Sastra Internasional di Swedia (Mahfouz, 2003:195-198).
Skripsi Analisis Atas Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy
(Sebuah Pendekatan Strukturalisme)

||
Kategori : skripsi pendidikan bahasa dan sastra indonesia

(Kode PEND-BSI-0001) : Skripsi Analisis Atas Novel Ayat-Ayat Cinta Karya


Habiburrahman El Shirazy (Sebuah Pendekatan Strukturalisme)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada dasarnya kehidupan manusia sangatlah kompleks dengan berbagai masalah-masalah
kehidupan. Kehidupan yang kompleks tersebut dapat berupa permasalahan kehidupan yang
mencakup hubungan antara masyarakat dengan orang-seorang, antarmanusia, manusia dengan
Tuhannya, dan antarperistiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Bagi seorang pengarang yang
peka terhadap permasalahan-permasalahan tersebut, dengan hasil perenungan, penghayatan serta
imajinasinya, kemudian menuangkan gagasan atau idenya tersebut dalam karya sastra.
Membahas masalah karya sastra, ada beberapa persoalan yang muncul, antara lain: kurangnya
kemampuan pembaca dalam memahami karya sastra yang bersifat kompleks, unik, dan tidak
langsung dalam pengungkapannya. Hal inilah antara lain yang menyebabkan sulitnya pembaca
dalam menafsirkan karya sastra. Hal ini sesuai dengan pendapat Burhan Nurgiyantoro (1995: 31-
32) yang menyatakan bahwa salah satu penyebab sulitnya pembaca dalam menafsirkan karya
sastra, yaitu dikarenakan novel merupakan sebuah struktur yang komplek, unik, serta
mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu usaha
kritik terhadap karya sastra untuk menjelaskannya dengan disertai bukti-bukti hasil kerja analisis.
Mengenai peran sastra, George Santayana (dalam Suyitno, 1986: 4) memberikan penjelasan
bahwa sastra dapat berperan sebagai penuntun hidup. Hanya saja penuntun hidup itu tersublimasi
sedemikian rupa sehingga tidak mungkin bersifat mendikte tentang apa yang sebaiknya tidak
dilakukan. Sastra mampu membentuk watak-watak pribadi secara personal, dan akhirnya dapat
pula secara sosial. Sastra mampu berfungsi sebagai penyadar manusia akan kehadirannya yang
bermakna bagi kehidupan, baik di hadapan sang pencipta maupun di hadapan sesama umat.
Di dalam kehidupan, manusia tidak pernah luput dari suatu masalah/problema. Tidak jarang
manusia merasa mengalami kekosongan jiwa, kekacauan berpikir, dan bahkan stres karena tidak
mampu mengatasi masalah yang dialaminya. Dalam hal ini, karya sastra dapat berperan untuk
membantu sebagai kartarsis/pencerahan, serta sebagai sarana pembelajaran sehingga dapat
diambil manfaat dan pelajaran dalam kehidupan. Hal ini sesuai pendapat Haji Saleh dalam Atar
Semi (1993: 20) mengatakan bahwa tugas pertama sastra adalah sebagai alat penting bagi
pemikirpemikir untuk menggerakkan pembaca kepada kenyataan dan menolongnya mengambil
suatu keputusan bila mengalami masalah.
Selain itu, dewasa ini banyak masyarakat yang jauh dari sifat-sifat kemanusiaan, lupa terhadap
kewajiban-kewajiban hidupnya, bersikap masa bodoh terhadap permasalahan yang terjadi di
sekelilingnya. Dalam hal ini, melalui karya sastra (novel) diharapkan dapat digunakan untuk
menyadarkan masyarakat (pembaca) untuk kembali pada fitrahya pada jalan yang benar.
Mengingat bahwa karya sastra adalah karya seni yang mempersoalkan kehidupan manusia dari
berbagai segi kehidupan, baik sosial, ekonomi, politik, budaya, agama, dan berbagai sendi
kehidupan manusia lainnya maka dalam era globalisasi ini, peranan sastra cukup berarti.
Mengenai hal ini, Nani Tuloli (dalam Hasan Alwi dan Dendy Sugono (editor), 1999: 235)
mengemukakan, sastra dapat berperan dalam: (1) mendorong dan menumbuhkan nilai-nilai
positif manusia, seperti suka menolong, berbuat baik, beriman dan bertakwa; (2) memberi pesan
kepada manusia, khususnya pemimpin, agar berbuat sesuai dengan harapan masyarakat,
mencintai keadilan, kebenaran, dan kejujuran; (3) mengajak orang untuk bekerja keras demi
kepentingan dirinya dan kepentingan bersama; dan (4) merangsang munculnya watak-watak
pribadi yang tangguh dan kuat.
Adapun permasalahan lain, yaitu adanya pandangan bahwa suatu karya sastra tertentu adalah
bernilai rendah daripada karya sastra tertentu lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Hadi Susanto
seorang pemerhati sastra dan kandidat Doktor Twente Universiteit, Belanda (dalam
Habiburrahman El Shirazy. 2005: vi), yang menyatakan adanya anggapan dari pecinta sastra
sekuler bahwa novel islami adalah buku agama yang hanya berisi norma agama sebagai dakwah
tanpa mengindahkan segi keestetikannya.
Apakah benar novel islami adalah buku agama yang hanya berisi norma agama sebagai dakwah
tanpa mengindahkan segi keestetikannya? Novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El
Shirazy berhasil menepis anggapan para pencinta sastra sekuler tersebut yang menganggap novel
islami kehilangan nilai sastranya. Novel Ayat Ayat Cinta merupakan sebuah novel islami
sekaligus novel pembangun jiwa yang didalamnya terkandung ajaran agama yang terbungkus
rapi tanpa meninggalkan segi keestetikannya. Kisah cinta yang indah dibangun jauh dari
kevulgaran dan keerotisan. Nilai-nilai syariat agama yang terdalam sebagai alat dakwah
terbungkus secara rapi, dengan ajaran-ajaran moral yang tidak menggurui.
Tema/bahan pokok karangannya yang bermanfaat bagi penyempurnaan manusia yaitu tema cinta
dalam arti yang luas. Seperti terlihat dari judul novel yaitu Ayat Ayat Cinta (Sebuah Novel
Pembangun Jiwa), maka tema novel ini tidak hanya mengandung tema cinta manusia pada
manusia semata, tetapi juga cinta manusia kepada Tuhan dan Rasul-Nya yang diwujudkan
dengan cara teguh menjaga keimanan berdasarkan petunjuk-Nya. Selain itu, tema cinta tersebut
menyiratkan adanya pengertian cinta Tuhan kepada manusia yang diwujudkan dengan
diberikannya cobaan kehidupan dan wahyu berupa petunjuk Ayat-ayat Al-Qur’an dan Sunnah
nabi.
Selain itu, dari segi bahasanya yang mengalir indah dengan perumpamaanperumpamaan dan
majas hiperbola yang digunakan merupakan salah satu keestetikan karya sastra tersebut. Adanya
variasi bahasa yang terdapat di dalamnya dapat memberikan gambaran kepada pembacanya
tentang istilah-istilah/ungkapan kosa kata dari berbagai bahasa. Di dalamnya terdapat
penggunaan campur kode dan alih kode yang memanfaatkan bahasa Indonesia, Jawa, Arab,
Jerman, dan Inggris. Ungkapan-ungkapan para penyair dunia yang sangat indah berhasil
pengarang padukan dalam karyanya sehingga bertambahlah nilai keindahan novelnya yaitu Ayat
Ayat Cinta.
Selain itu, novel Ayat Ayat Cinta merupakan karya sastra yang sangat dalam menyentuh hakikat
pengalaman jiwa segi kehidupan manusia. Di dalam novel tersebut, menyiratkan adanya lapis
makna (neveau) yang lengkap, yang merupakan kriteria bernilai tidaknya suatu karya sastra, dari
tingkatan makna yang terendah sampai tingkatan makna yang tertinggi.
Dari berbagai keunggulan novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy tersebut,
peneliti merasa tertarik untuk mengkajinya khususnya untuk mengetahui keterjalinan antarunsur
intrinsiknya, lapis makna yang tercermin di dalamnya, serta nilai-nilai edukatif yang dapat
diambil dari cerita tersebut. Peneliti merasa perlu mengkaji keterjalinan antarunsur intrinsiknya
karena hal ini dipandang penting untuk dilakukan sebagai langkah awal untuk memahami
keutuhan makna karya sastra yang dilihat dari segi karya sastra itu sendiri. Mengenai lapis
makna, peneliti merasa perlu mengkajinya karena peneliti merasa di dalamnya terdapat lapis
makna yang lengkap, yang dapat menunjukkan keunggulan novel Ayat Ayat Cinta. Adapun
masalah nilai-nilai edukatif, peneliti merasa perlu mengkajinya karena di dalam novel tersebut
terkandung nilai-nilai ajaran yang sangat berguna bagi pembangunan watak manusia.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah keterjalinan unsur intrinsik dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman
El Shirazy?
2. Lapis makna apa sajakah yang terdapat dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El
Shirazy?
3. Nilai-nilai edukatif apa sajakah yang terdapat dalam novel Ayat Ayat Cinta karya
Habiburrahman El Shirazy?

C. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan masalah tersebut, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan :
1. Keterjalinan unsur intrinsik dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.
2. Lapis makna yang terdapat dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.
3. Nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El
Shirazy.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Menambah khazanah penelitian sastra Indonesia, khususnya penelitian novel islami sehingga
dapat bermanfaat bagi perkembangan karya sastra Indonesia.
b. Menjadi titik tolak untuk memahami dan mendalami karya sastra pada umumnya dan karya
sastra novel Ayat Ayat Cinta khususnya.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan:
a. Dapat membantu meningkatkan daya apresiasi terhadap novel Ayat Ayat Cinta karya
Habiburrahman El Shirazy.
b. Dapat menambah wawasan kepada penikmat karya sastra tentang lapis makna dan nilai-nilai
edukatif yang terkandung dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.
c. Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran sastra di sekolah, khususnya tentang apresiasi
novel.

You might also like