You are on page 1of 38

DESAIN CASE STUDY

Metodologi Studi Kasus


penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan
dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subyek
yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan.
Tujuannya melakukan penyelidikan secara mendalam
mengenai subyek tertentu untuk memperoleh gambaran
yang lengkap mengenai subyek tertentu.
Subyek yang diteliti dapat berupa individu, kelompok,
komunitas, masyarakat, suatu masa atau peristiwa,
sebuah proses, atau suatu satuan kehidupan sosial
tertentu.
melibatkan pengumpulan atau perolehan informasi
secara sistematis terhadap fakta mengenai manusia,
setting sosial, peristiwa, atau kelompok untuk
memahami bagaimana subyek beroperasi dan
berfungsi.
LINGKUP PENELITIAN STUDI KASUS

Lingkup penelitian studi kasus dapat berkaitan


dengan suatu siklus kehidupan atau hanya
mencakup bagian tertentu atau unsur-unsur dari
kejadian secara keseluruhan
cenderung fokus pada deskripsi dan penjelasan
secara menyeluruh terhadap fenomena. Dengan
studi kasus akan memungkinkan bagi peneliti
Investigasi dapat dilakukan pada aspek tunggal
kehidupan individu atau kehidupan sosial dari
individu dengan keseluruhan latar belakang,
pengalaman, peran dan motivasi yang
mempengaruhi perilakunya di masyarakat.
cenderung menguji relatif banyak variabel penelitian
dengan jumlah sampel relatif sedikit.
SIFAT PENELITIAN STUDI KASUS
1. menyajikan deskripsi yang mendalam dengan bukti-bukti
lengkap
2. bersifat grounded, yang empirik sesuai dengan
konteksnya,
3. bercorak holistik atau sistemik,
4. Menyajikan informasi yang terfokus dan berisikan
pernyataan- pernyataan mengenai pola-pola atau
karakternya,
5. mempunyai kemampuan untuk bicara dengan
pembacanya karena disajikan dengan bahasa narasi dan
bukannya dengan bahasa teknis ilmiah atau angka-
angka dengan rumus-rumus statistik.
6. menuntut kesabaran dan ketekunan dari si peneliti, dan
waktu dan biaya yang relatif lebih banyak dibandingkan
dengan penelitian yang menggunakan pendekatan
kuantitatif.
Desain Penelitian Studi Kasus
rencana yang menjadi pedoman bagi peneliti
dalam proses pengumpulan, analisa dan
menginterpretasikan hasil observasi.

Desain penelitian merupakan model yang dapat


dibuktikan secara logis(logical model of proof)
yang mengijinkan bagi peneliti untuk
menggambarkan kesimpulan terhadap hubungan
kausal diantara variabel yang diinvestigasi.
Desain Jenis Penelitian Studi Kasus
Exploratory Case Study
 memahami karakteristik, menjajaki sifat dan pola
fenomena atau masalah yang diteliti, untuk
memperoleh pengetahuan yang bermanfaat untuk
penyusunan konstruksi teori.
 Pertanyaan penelitian “apakah”
Explanatory Case Study
 menjelaskan fenomena yang ada.
 Pertanyaan penelitian “bagaimana” dan “mengapa”
Deskriptif Case Study
 menjelaskan karakteristik subyek yang diteliti, dan
mengkaji berbagai aspek dalam fenomena tertentu,
dan menawarkan ide untuk masalah penelitian
selanjutnya.
 Pertanyaan “siapa” dan “dimana”
Elemen desain penelitian studi kasus

Yin(1994) dalam Berg(2004) merekomendasikan


lima elemen yaitu:
1. Pertanyaan penelitian
2. Proposisi(jika ada) atau kerangka teoritis
3. Identifikasi unit analisis
4. Hubungan logis antara data dengan
proposisi(atau teori).
5. Kriteria untuk menginterpretasikan temuan
1. Pertanyaan penelitian
Pertanyaan penelitian studi kasus secara umum
sangat cocok dengan tipe pertanyaan
“bagaimana” dan “mengapa”.
2. Proposisi
pernyataan yang merefleksikan isu-isu teoretis
yang penting, dan akan membimbing peneliti
mencari data yang relevan.
Proposisi diturunkan dari logika dan pengetahuan
umum yang akan membimbing peneliti untuk tetap
fokus pada masalah yang diteliti.
Tanpa proposisi, peneliti mungkin akan cenderung
untuk membahas “semua hal”.
3. Unit analisis

berhubungan dengan fokus masalah “apa yang


diteliti”. Unit analisis mungkin berupa ekonomi
suatu negara, industri, individu, kelompok,
peristiwa, entitas, program, aktivitas dan
sebagainya.
Untuk menentukan seberapa luas area dari
kehidupan sosial yang akan diteliti sangat
tergantung pada pertanyaan penelitian( research
question) dan sifat dari masalah riset yang
dinvestigasi.
4. Pengaitan Logis data
dengan Proposisi

Data yang dikumpulkan harus secara logis


berkaitan dengan proposisi.

Teknik perjodohan pola(pattern matching)


merupakan salah satu cara untuk mengaitkan
data dengan proposisinya.
Contoh

TOPIK
Merger beberapa bank menjadi satu bank besar
berhubungan dengan fokus masalah “apa yang
diteliti”.
PERTANYAAN RISET
Mengapa bank-bank tersebut merger?
PROPOSISI
Merger meningkatkan kinerja bank(menurut teori)
DATA APA YANG PERLU DIKUMPULKAN?
4. Hubungan Data dengan Proposisi

Pertanyaan Proposisi Data yang


Dikumpulkan

Mengapa Bank- Merger akan -Informasi


bank merger? meningkatkan Keuangan
kinerja bank sebelum dan
sesudah merger
-Informasi Non
keuangan
Keterkaitan Logis antara Data dengan
metode pengumpulan data

Data yang Dikumpulkan Metode Pengumpulan


Data

Informasi Keuangan sebelum Observasi


dan sesudah merger

Informasi Non Keuangan Wawancara


Dokumentasi
Catatan Arsip
5. Kriteria untuk
menginterpretasikan Temuan

Tidak ada kriteria tunggal yang dibuat dapat


cocok untuk semua masalah.

Kriteria harus cocok dan berkaitan dengan


proposisi, sekaligus pertanyaan penelitiannya
Contoh

Data yang Dikumpulkan Kriteria untuk


menginterpretasikan
temuan
Informasi Keuangan sebelum Rasio Keuangan
dan sesudah merger CAR, BOPO, ATMR dll

Informasi Non Keuangan Customer Growth


Jumlah Cabang dll
Kualitas Desain Penelitian

Lincoln dan Guba(1985) dalam Moleong(2006):


Kualitas desain penelitian dapat diuji dengan
logical test tertentu, yaitu:
- credibility
- transferability
- dependability
- confirmability
Analogi logical test
Kuantitatif vs Kualitatif

Obyektivitas Confirmability

Validitas Internal Credibility

Validitas eksternal Transferability

Reliabilitas Dependability
Comfirmability
Kriteria untuk mengetahui kepastian adalah
dengan audit kepastian terhadap catatan-catatan
pelaksanaan penelitian keseluruhan proses dan
hasil studi kasus.

Pengujian obyektivitas pada studi kasus dapat


dilakukan dengan tiga langkah.
 Pertama, menggunakan multi sumber bukti
(triangulasi),
 Kedua dengan membentuk rantai bukti
(chain of evidence),
 Ketiga membuat draf laporan studi kasus.
Credibility
dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik
perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan,
observasi yang diperdalam, triangulasi
(menggunakan beberapa sumber, metode,
peneliti, teori), pembahasan dengan
kolega/sejawat, analisis kasus negatif,
pelacakan kesesuaian hasil, dan pengecekan
anggota.

Pengujian dengan menggunakan hubungan


kausalitas dimana sebuah kondisi akan
menyebabkan terjadinya kondisi yang lain.
Transferability
Untuk melakukan pengecekan dapat tidaknya
ditransfer ke latar lain, dimana peneliti mencari
dan mengumpulkan kejadian empiris tentang
kesamaan konteks.

Tes ini berkaitan dengan apakah temuan


penelitian dapat digeneralisir. Generalisasi
dalam case study berupa analytical
generalization dan bukan stastistical
generalization.
Dependability
menunjukkan bahwa prosedur pengumpulan
data dapat diulang dengan hasil yang sama, ,
penekanan kebergantungan bukan pada
orangnya tetapi pada datanya pada konteksnya

Tujuan dari test kebergantungan adalah


meminimalkan kesalahan dan bias yang terjadi
dalam penelitian.
Pengumpulan Bukti-bukti
SUMBER BUKTI :  
Dokumentasi
Catatan arsip
Wawancara
Observasi langsung
Observasi partisipan
Artifak fisik
Dokumentasi
Informasi berupa dokumen merupakan bukti
relevan untuk setiap topik studi kasus.

Jenis dokumen antara lain meliputi surat-surat,


memorandum, agenda, pengumuman, notulen
rapat dan laporan tertulis lainnya, proposal,
laporan kemajuan, kliping surat kabar, artikel di
media massa.
Catatan Arsip
catatan jasa: jumlah klien yang dilayani
dalam periode tertentu
catatan organisasional: budget periode
tertentu, struktur organisasi
peta dan bagan dari karakteristik geografis
daftar nama dan hal lain yang relevan
data catatan sensus
catatan pribadi: buku harian, jadwal
kegiatan
Wawancara
Wawancara merupakan sumber bukti studi
kasus yang esensial, karena sebagian besar
studi kasus berhubungan dengan aktivitas
manusia.

Wawancara dapat bersifat in-depth interview,


atau open-ended interview.

Untuk mendapatkan wawancara yang akurat


diperbolehkan menggunakan alat perekam
Observasi Langsung
Pengamatan langsung dapat dilakukan dengan
membuat kunjungan ke lapangan atau situs
penelitian.

Bukti observasi langsung dapat diperoleh jika


fenomena yang diteliti dapat diobservasi dan
bukan merupakan fenomena masa lampau.

Jumlah pengamat(observer) yang lebih dari satu


akan meningkatkan reliabilitas bukti observasi.
Observasi Partisipan

Pada model ini, peneliti bukan hanya observer


yang pasif

peneliti harus berpartisipasi atau terlibat


langsung dalam sesuatu yang sedang diteliti.
Artifak Fisik

Bukti berupa artifak fisik umumnya banyak


digunakan dalam penelitian antropologi.

Artifak dikumpulkan sebagai bagian dari


kunjungan lapangan

jenis bukti tidak begitu relevan dalam banyak


studi kasus.
Prinsip Pengumpulan Data
1. Penggunaan multi sumber data(triangulation)
Triangulasi dapat dilakukan dengan cara:
-Data triangulation merupakan triangulasi dari
sumber data.
- Investigator triangulation merupakan triangulasi
diantara peneliti yang berbeda.
-Theory triangulation merupakan triangulasi dari
perspektif atas data yang sama.
- methodological triangulation merupakan
triangulasi dari metode.
Prinsip Pengumpulan Data

2. Membuat database studi kasus


Prinsip ini berkaitan dengan cara mengorganisir
atau mendokumentasikan bukti atau data yang
dikumpulkan dengan baik.
Database studi kasus berisi: catatan-catatan studi
kasus, dokumen studi kasus, tabulasi dan narasi.
Prinsip Pengumpulan Data

3. Membangun rangkaian bukti(chain of evidence)


Rangkaian bukti menunjukkan urutan dan
hubungan daari bukti-bukti yang dikumpulkan
yang mencerminkan nuansa, karakter dan pola
sebagai sebuah kasus.
Rangkaian bukti(chain of evidence) berguna
untuk meningkatkan reliabilitas informasi.
ANALISIS BUKTI STUDI KASUS

Analisis bukti studi kasus merupakan bagian yang


paling sulit dalam pendekatan studi kasus.

Analisis bukti terdiri dari aktivitas memeriksa,


mengelompokkan, membuat tabulasi,
membandingkan bukti kuantitatif dan kualitatif
dalam rangka menguji proposisi.

Strategi Umum dan Teknik Analisis


STRATEGI ANALISIS UMUM
1. Mendasarkan pada proposisi teoritis
Strategi utama dan paling penting adalah berdasarkan
pada proposisi teoritis.
proposisi yang dibuat akan “membentuk” data yang
dikumpulkan
proposisi merupakan panduan teoritis dalam melakukan
analisis studi kasus.
2. Memikirkan penjelasan tandingan(rival explanation)
Sangat mungkin bagi peneliti dalam menyusun proposisi
juga memikirkan tentang proposisi tandingan.
Semakin banyak proposisi tandingan yang terbukti
tertolak, semakin kuat justifikasi temuan penelitian studi
kasus.
TEKNIK ANALISIS

1. Penjodohan Pola(Pattern-Matching)
adalah membandingkan pola empiris dengan
pola yang diprediksikan atau dengan
beberapa alternatif prediksi.
Apabila polanya cocok, maka hasilnya akan
dapat menguatkan validitas internal.
TEKNIK ANALISIS
2. Membangun Penjelasan Naratif(Explanation Building)
Tujuan adalah untuk menganalisis studi kasus dengan
menjelaskan pemikiran logis dari kasus yang diteliti
secara naratif.
Penjelasan yang merefleksikan proposisi teoritis,
membuat penjelasan suatu kasus menjadi semakin kuat
dan semakin menyakinkan pembaca akan “kebenaran”
penelitian studi kasus tersebut
3. Analisis Runtut Waktu
Melakukan analisis data secara kronologis dari kasus
yang diteliti
4. Logic Model
Kerangka pemikiran dari kasus yang dianalisis
LAPORAN STUDI KASUS
Laporan studi kasus hendaknya ditulis secara
komunikatif, mudah dibaca, dan mendeskripsikan
suatu fenomena atau kesatuan sosial secara jelas,
sehingga memudahkan pembaca untuk memahami
seluruh informasi penting dari kasus yang diteliti.
memperhatikan kriteria struktur sebagai berikut:
-Kronologis
-Keterkaitan logis(logical coherence)
-Tujuan riset
-Pertanyaan penelitian
-Timbulnya teori /penjelasan sesuai topik yang diteliti
Manfaat Ilmiah studi Kasus

Manfaat ilmiah dari studi kasus terletak pada


kemampuannya membuka jalan bagi penemuan,
yaitu menghasilkan dasar bagi wawasan dan
pengembangan teoritis yang mungkin berguna
bagi penelitian mendatang.
Gillham(2000) menyatakan bahwa kekuatan dari
riset studi kasus sebagai proses dari perubahan,
keruntuhan atau perbaikan dari perilaku, sikap,
individu, organisasi, atau tatanan realitas sosial
menjadi lebih baik.
Perdebatan “Nilai Ilmiah” Studi Kasus

Prosedur yang digunakan melibatkan terlalu


banyak keputusan subyektif yang dibuat peneliti,
jadi apakah obyektif?

Apakah metode studi kasus ini memberikan


informasi yang dapat berguna?

Dapatkan temuan digeneralisasi?

You might also like