You are on page 1of 60

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan UKM Di

Wilayah Tanggulangin

Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian


Diajukan kepada: Lasman Purba, S.T., M. Eng.

Disusun Oleh:
Surya Putra Taruk Allo / 03320080009

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN SURABAYA
2010

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur, hormat, dan kemuliaan patut penulis ucapkan kepada
Yesus Kristus, karena hanya oleh kasih, hikmat, kekuatan, dan kemurahanNya
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Adapun tujuan penyusunan dari penelitian ini adalah untuk memenuhi
persyaratan menyelesaikan mata kuliah Metodologi Penelitian pada Jurusan
Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pelita Harapan
Surabaya.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan
kepada penulis selama menyusun penelitian ini.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... v

1. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................... 2
1.2. Perumusan Masalah ........................................................................... 2
1.4. Batasan Masalah ..... .............................................................. 3
1.5. Hipotesis ....... ........................................................................ 3
1.6. Metodologi Penelitian ........................................................................ 3

2. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 5
2.1. Definisi UKM...................................................................................... 5
2.1.1. Definisi Usaha Kecil................................................................. 5
2.1.2. Definisi Usaha Menengah......................................................... 6
2.2. Peranan UKM....................................................................................... 6
2.3. Perumusan karakteristik UKM di Indonesia......................................... 7
2.3.1. Hubungan Relasi ................................................................ 7
2.3.2. Modal ..................................................................................... 8
2.3.3. Bahan Baku ..................................................................... 8
2.2.4. Tenaga Kerja .................................................................. 10
2.2.5. Pengaruh luar ................................................................. 11

3. METODE PENELITIAN .......................................................................... 12


3.1. Pengumpulan Data ........................................................................ 12
3.1.1. Penyebaran Kuisioner............................................................... 13
3.2. Pengolahan Data...................................................................................13
3.2.1. Multivariate Analysis ................................................................. 13
3.2.2. Factor Analysis........................................................................... 15
3.2.3. Analisis Regresi........................................................................ 17
3.2.4. Analisis Terhadap Nilai koefisien R2..................................... . 17

4. ANALISA DATA........................................................................................ 19

3
4.1. Uji Validitas dan reliabilitas data.......................................................... 19
4.2. Analisa Deskriptif................................................................................ 21
4.3. Analisa Faktor....................................................................................... 31
4.4. Factor Score........................................................................................ 36
4.5. Multiple Linear Regression...................................................................38

5. PENUTUP................................................................................................... 43
5.1. Kesimpulan......................................................................................... 43
5.1. Saran ......................................................................................... 43

DAFTAR REFERENSI .................................................................................... 44

LAMPIRAN........................................................................................................45

4
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuisioner ...................................................................................... 45
2. Hasil Kuisioner ...................................................................................... 49
3. Data Ordinal................................................................................................. 51
4. Factor Score................................................................................................. 54

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Industri kecil di indonesia merupakan kegiatan ekonomi yang sangat besar
jumlahnya dan mampu menyediakan kesempatan kerja bagi masyarakat dengan
tingkat pendidikan dan modal yang terbatas. Disadari bahwa hingga saat ini
sumbangan industri kecil dan menengah belum cukup besar teteapi peranannya
dalam perekonomian nasional dianggap cukup penting.
Usaha Kecil Menegah (UKM) memegang peranan yang penting dalam
pertumbuhan ekonomi dan industri suatu negara (Husband and Purnendu, 1999;
Mahemba, 2003; Tambunan, 2005). UKM penting untuk dikaji karena
mempunyai peranan yang krusial dalam pertumbuhan ekonomi pada skala
nasional dan regional. Terhitung hampir 90% dari total usaha yang ada di dunia
merupakan kontribusi dari UKM ( Lin,1998). Selain itu, dapat dikatakan bahwa
UKM memiliki peranan terhadap penyerapan tenaga kerja (Tambunan, 2005).
Melalui studi empiris menunjukkan bahwa UKM merupakan barometer
dari kesehatan ekonomi suatu negara. studi ini lebih menegaskan kembali bahwa
UKM di suatu negara telah menunjukkan perannya dalam penciptaan atau
pertumbuhan kesempatan kerja dan sebagai salah satu sumber penting bagi
pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) selain itu UKM mengurangi jumlah
pengangguran karena menyediakan lapangan kerja baik di negara maju maupun di
negara berkembang, termasuk Indonesia.
Secara umum perusahaan kecil menengah di Indonesia saat ini memiliki
kelemahan - kelemahan pada hal - hal berikut sehingga menimbulkan
permasalahan dalam mengembangkan usahanya :
1) Penerapan sistem manajemen perusahaan yang kurang baik
2) Kurangnya dalam membaca peluang pasar
3) Penerapan strategi pemasaran yang kurang efektif
4) Kurangnya modal kerja untuk menunjang strategi perusahaan

6
5) Sistem produksi yang masih belum memenuhi standar
Permasalahan timbul karena umumnya tidak semua faktor yang
mempengaruhi kinerja produksi dan daya saing produk yang dihasilkan di dalam
industri kecil dan menengah dapat diidentifikasikan dengan baik. Seperti faktor
manajerial, faktor peralatan atau teknologi, faktor desain, faktor kualitas dan
masih banyak faktor lainnya.

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kinerja dan Daya Saing Industri Kecil Menengah di Surabaya.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a) Mengungkap potensi UKM yang mampu meningkatkan dan
mengembangkan pemberdayaan UKM lokal serta kewirausahaan di sektor
industri kecil dan menengah di Surabaya.
b) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Pemerintah
baik daerah maupun pusat dalam menentukan kebijakan terutama
berkaitan dengan pengembangan Industri kecil dan menengah.
c) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan manfaat bagi
pengusaha Industri kecil dan menengah dalam upaya meningkatkan hasil
produksi guna peningkatan kualitas sehingga diharapkan mempunyai
prospek pasar yang lebih besar baik di dalam dan luar negeri.

1.3 Perumusan Masalah


Dalam penelitian ini akan diteliti :
1) Bagaimana karaktereristik UKM di Indonesia?
2) Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dan daya saing produk
Industri kecil dan menengah?
3) Bagaimana Potensi UKM dalam dunia internasional?

7
1.4 Batasan Masalah
Pada penelitian ini masalah akan dibatasi pada :
a) Identifikasi karakteristik dari Industri kecil menengah melalui strategi dan
sistem manajemen khususnya industri kecil menengah di Surabaya.
b) Faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi kinerja dan daya saing
dari produk Industri kecil dan menengah Indonesia khususnya di
Surabaya.
c) Mengidentifikasikan daya saing dari produk lokal dibandingkan dengan
produk lainnya di pasar baik di dalam maupun di luar negeri.

1.5 Hipotesis
Bila dibandingkan segi kreatifitas dan keunikan Industri kecil dan
menengah memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan produk lainnya.
Eksistensi industri kecil dengan karakternya yang khas di masyarakat modern
khususnya di Surabaya dewasa ini tetap mempunyai segment dan tempat
tersendiri. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh adanya faktor-faktor tertentu yang
sangat berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan oleh industri kecil dan
menengah yakni hubungan relasi, modal, bahan baku, tenaga kerja, pendidikan,
kebijakan pemerintah.

1.6 Metodologi Penelitian


Metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari
peraturan- peraturan yang terdapat dalam penelitian dan merupakan gambaran
dan prosedur pengumpulan data yang diperlukan untuk menguji hipotesis. Dimana
di dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan :
1. Metode pengumpulan data, dimana data yang dikumpulkan adalah : Data
Primer diambil dengan melakukan wawancara mendalam (indepth
interview) terhadap salah satu Industri kecil menengah di Surabaya. Data
Sekunder, Data sekunder ini diambil dari beberapa instansi terkait seperti BPS,
Disperindag.

8
2. Studi literatur, Melakukan studi literatur untuk teori penunjang dalam
membantu melakukan proses analisa dan evaluasi.

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Usaha kecil dan menengah seperti yang kita ketahui telah menjadi tulang
punggung penopang perekonomian Indonesia saat ini, dimana lapangan kerja serta
perekonomian negara sangat bergantung pada sektor ini. Melihat fakta tersebut
maka perlu dirumuskan terlebih dahulu mengenai definisi dari usaha kecil
menengah itu sendiri, serta perumusan faktor-faktor yang diduga berpengaruh
terhadap kesuksesan UKM sebagai tahapan awal penelitian. Setelah itu
pengolahan data secara statistik dilakukan untuk mengambil kesimpulan
berdasarkan atas data-data yang telah diperoleh.

2.1 Usaha Kecil Menengah


2.1.1 Definisi Usaha Kecil
Definisi UKM tidak hanya rancu di Indonesia. Pada tingkat internasionalpun ada
banyak definisi yang digunakan untuk UKM. Demikian juga definisi UKM di
sebuah negara dengan yang lainnya tidaklah sama.
Berdasarkan UU no. 9/1995, yang dimaksud dengan usaha kecil adalah usaha
yang memenuhi kriteria :
1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha.
2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banayak Rp. 1 miliar
3) Milik WNI
4) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun
tidak langsung dengan usaha menengah atau besar.
5) Terbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan
hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.
Sedangkan berdasarkan UU no. 19 tahun 1999, usaha kecil adalah suatu unit
usaha yang memiliki nilai asset netto tidak lebih dari Rp. 200.000.000,- (tidak

10
termasuk tanah dan bangunan) atau penjualan per tahun tidak lebih dari Rp.
1.000.000.000.
Badan Pusat Statistik memiliki definisi sendiri mengenai usaha kecil, BPS
mendefinisikan usaha kecil sebagai suatu unit usaha yang memiliki pekerja
berkisar antara 5 hingga 19 orang termasuk pengusaha bersangkutan, ditinjau dari
jumlah pekerja dalam suatu unit usaha.

2.1.2 Definisi Usaha Menengah


Berdasarkan Instruksi Presiden RI no. 10 tahun 1999 maka kriteria dalam
menetapkan usaha yang masuk kelas menengah adalah jika pengusaha memiliki
kekayaan bersih minimal Rp. 200.000.000,- sampai Rp. 10 miliar maka masuk
golongan pengusaha kelas menengah. Kisaran ini tidak termasuk tanah dan
bangunan sebagai tempat usaha. Sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS)
mendefinisikan usaha menengah sebagai suatu unit usaha yang mempekerjakan
antara 20-40 orang dilihat dari sudut pandang jumlah pekerja.
Banyak definisi yang betrbeda-beda mengenai usaha kecil dan menengah.
Badan Pusat Statistik mendefinisikan hal ini dari sisi jumlah pekerja yang
dipekerjakan suatu unit usaha. Di sisi lain, Disperindag mendefinisikan UKM
melalui sudut pandang asset atau nilai investasi suatu unit usaha. Beberapa
definisi tersebut antara lain :
1. Memiliki kekayaan bersih tidak lebih dari 10 milyar (tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha)
2. Memiliki jumlah pekerja berkisar 5 sampai 99 orang
3. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai , atau berafiliasi baik langsung maupun tidak
langsung dengan usaha menengah atatu besar.

2.2 Peranan UKM dalam Perekonomian


Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia menempati kedudukan
strategis dalam peta pembangunan perekonomian Indonesia. UKM di Indonesia
merupakan fondasi dari perekonomian Indonesia. Oleh karena itu harus disadari

11
bahwa UKM memiliki potensi untuk lebih ditingkatkan dengan cara perbaikan,
peningkatan maupun penguatan terhadap sektor-sektor yang masih dianggap
lemah. Data saat ini menunjukkan hal-hal sebagai berikut (Noer Soetrisno, 2004) :
1. UKM tumbuh 6% sedangkan usaha besar tumbuh 5.3%
2. UKM merupakan bagian terbesar dari populasi pengusaha di Indonesia
(99.98%).
3. UKM memberi kontribusi pada pemerataan dan peningkatan pertumbuhan
perekonomian nasional (kontribusi terhadap GDP 53.3% atau sekitar Rp.
1.778,7 triliun).
4. UKM berkapasitas menyerap tenaga kerja (96.18% atau 85,4 juta orang).
5. Hasil produksi yang diekspor mencapai Rp. 122,2 triliun atau 20,1%
terhadap total ekspor nonmigas nasional.
UKM memiliki kemampuan adaptasi yang besar terhadap kondisi yang
dihadapinya (perubahan teknologi, kondisi makro ekonomi, dll.) sehingga
meskipun Indonesia mengalami krisis ekonomi, UKM bukannya berkurang,
melainkan semakin bertambah.
Dari fakta-fakta diatas maka dapat disimpulkan bahwa UKM memiliki
peran yang signifikan terhadap perekonomian suatu negara. Selain itu UKM juga
berperan serta dalam pencapaian tujuan-tujuan nasional seperti pembangunan
ekonomi, mengurangi kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, struktur ekonomi
lokal, keseimbangan antarsektor, subsektor, dan serangkaian sasaran sosial dalam
pembangunan nasional.

2.3 Perumusan Karakteristik UKM di Indonesia


Berikut ini adalah beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap kesuksesan
UKM di Indonesia :

2.3.1 Hubungan Relasi


Hubungan relasi yang dijalin oleh suatu organisasi, dalam kasus ini adalah
usaha kecil dan menengah dapat dibagi kedalam dua kelompok besar, yaitu :
hubungan internal dan hubungan eksternal. Hubungan internal adalah hubungan

12
yang berlangsung dalam suatu kelompok atau organisasi. Hubungan-hubungan
yang terjalin secara internal adalah hubungan antar pekerja dan hubungan pekerja
dengan pemilik usaha atau atasan dalam hal ini.
Sedangkan hubungan eksternal adalah hubungan yang terjalin oleh usaha
kecil dan menegah dengan pihak luar yang secara langsung maupun tidak
langsung berperan terhadap keberadaan usaha kecil dan menengah itu sendiri.
Adapun pihak luar disini contohnya : supplier, konsumen, distributor dan industri
terkait lainnya.
Dewasa ini industri-industri dan usaha-usaha yang ada ccenderung
memfokuskan diri mereka untuk menjual produk sebanyak mungkin tanpa
mempertimbangkan siapa yang membeli produk mereka. Dengan kata lain
industri-industri yang ada cenderung mengabaikan hubungan dengan konsumen
mereka. Perusahaan-perusahaan yang ada dihadapkan dengan tantangan untuk
mempertimbangkan hubungan bisnis dasar dengan konsumen (Pan & Lee, 2003).

2.3.2 Modal
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988, p. 558) modal dapat
dipahami dalam beberapa pengertian seperti :
 Uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang.
 Harta benda yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang
dapat menambah kekayaan.
 Barang yang digunakan sebagai dasar atau bekal untuk bekerja.
Menurut Abduddin (2006) “Penerimaan modal oleh UKM memberikan dampak
positif terhadap segi produktivitas UKM sehingga berimbas terhadap peningkatan
penjualan produk UKM dan pada akhirnya terjadi peningkatan pada aspek
keuntungan UKM”.

2.3.3 Bahan Baku


UKM adalah suatu baadan usaha yang mengahsilkan suatu produk.Untuk
menghasilkan produk tersebut maka dibutuhkan input berupa bahan baku.
Pemilihan bahan baku tidak dilakukan asal-asalan saja. Ada empat kriteria dasar

13
yang harus dikaji dalam faktor bahan baku, yaitu : ketersediaan, harga, kualitas
dan kuantitas. Ketersediaan bahan baku menjadi sesuatu yang penting karena jika
bahan baku tidak tersedia maka UKM tidak dapat berproduksi. Selain ketesediaan
bahan baku, hal lain yang harus diperhatikan adalah kualitas dari bahan bakyu itu
sendiri. Kualitas bahan baku menentukan apakah kulaitas produk akhir sesuai
dengan yang diinginkan atau tidak.
Sukanto Rekso Hadiprojo dan Indriyo Gito Sudarmo (1998:199)
mengatakan bahwa bahan baku merupakan salah satu faktor produksi yang sangat
penting. Kekurangan bahan dasar yang tersedia dapat berakibat terhentinya proses
produksi karena habisnya bahan baku untuk diproses. Tersedianya bahan dasar
yang cukup merupakan faktor penting guna menjamin kelancaran proses
produksi. Oleh karena itu perlu diadakan perencanaan dan pengaturan terhadap
bahan dasar ini baik mengenai kuantitas maupun kualitasnya. Dalam hal ini, cara
penyediaan bahan baku ada 2 alternatif, yaitu:
a) Dibeli sekaligus jumlah seluruh kebutuhan tersebut kemudian disimpan di
gudang, setiap kali dibutuhkan oleh proses produksi dapat diambil dari gudang..
b) Berusaha memenuhi kebutuhan bahan dasar tersebut dengan membeli
berkali-kali dalam jumlah yang kecil dalam setiap kali pembelian.
Menurut Agus Ahyari (1989:150) ada beberapa kelemahan apabila perusahaan
melakukan persediaan bahan baku yang terlalu kecil, antara lain:
 Harga beli dari bahan baku tersebut menjadi lebih tinggi apabila
dibandingkan dengan pembelian normal dari perusahaan yang bersangkutan.
 Apabila kehabisan bahan baku akan mengganggu kelancaran proses
produksi.
 Frekuensi pembelian bahan baku semakin besar mengakibatkan ongkos
semakin besar.
Lebih lanjut Agus Ahyari mengatakan bahwa beberapa kerugian yang akan
ditanggung oleh perusahaan berkaitan dengan persediaan bahan baku yang terlalu
besar, antara lain:
 Biaya penyimpanan atau pergudangan yang akan menjadi tanggungan
perusahaan yang bersangkutan akan menjadi semakin besar.

14
 Penyelenggaraan persediaan bahan baku yang terlalu besar akan berarti
perusahaan tersebut mempersiapkan dana yang cukup besar.
 Tingginya biaya persediaan bahan baku, mengakibatkan berkurangnya dana
untuk pembiayaan dan investasi pada bidang lain.
 Penyimpanan yang terlalu lama dapat menimbulkan kerusakan bahan
tersebut.
 Apabila bahan dasar tersebut terjadi penurunan harga, maka perusahaan
mengalami kerugian.

2.3.4 Tenaga Kerja


Faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor yang penting dan perlu
diperhitungkan dalam proses produksi, baik dalam kuantitas dan kualitas. Jumlah
tenaga kerja yang diperlukan harus disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat
tertentu hingga dicapai hasil yang optimal.
Menurut Undang-Undang RI No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan /atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja adalah penduduk yang
berumur 10 tahun atau lebih yang sudah atau sedang mencari pekerjaan dan
melakukan kegiatan lainnya seperti sekolah dan mengurus rumah
tangga.(Simanjuntak Payaman J, 1985: 81).
BPS (1997:52) menyatakan bahwa tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja
dan bukan angkatan kerja. Yang masuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja
(10 tahun atau lebih) yang bekerja atau punya pekerjaan sementara tidak bekerja
dan yang mencari pekerjaan. Yang termasuk bukan angkatan kerja adalah
penduduk (10 tahun atau lebih) yang kegiatannya tidak bekerja maupun mencari
pekerjaan atau penduduk usia kerja dengan kegiatan sekolah, mengurus rumah
tangga maupun lainnya (pensiunan, cacat jasmani).

15
2.3.5 Pengaruh Luar
Selain beberapa faktor internal yang telah dijabarkan sebelumnya, tidak
dapat dipungkiri bahwa setiap kegiatan yang dilakukan dalam UKM itu sendiri
tidak lepas dari pengaruh luar (faktor eksternal ). Faktor eksternal mempengaruhi
kinerja UKM baik secara positif maupun secra negatif.
Pengaruh luar tersebut dapat berupa kebijakan pemerintah, selera pasar
yang berubah-berubah, keberadaaan pesaing dan gejolak ekonomi dalam suatu
negara. Namun kebanyakan negara menyadari betapa besarnya peranan UKM
dalam pembangunan suatu negara, maka kebanyakan negara termasuk Indonesia,
memfasilitasi ataupun memberi kemudahan-kemudahan bagi UKM untuk
memacu pertumbuhan sektor usaha kecil dan menegah.
Selera pasar merupakan hal yang menjadi titik vital di dalam kegiatan
pemasaran. Kemampuan suatu usaha untuk membaca keinginan pasar adalah
suatu kunci keberhasilan usaha yang ada saat ini. Hal inilah yang merupakan letak
keunggulan UKM dibandingkan usaha besar, dimana mereka lebih fleksibel
dalam menghadapi perubahan. Lain halnya dengan perusahaan besar yang sudah
begitu sistematis dan terorganisir, sehingga membuat pengambilan keputusan
akan perubahan lebih memakan waktu dan memiliki tingkat kompleksitas yang
lebih tinggi.
Keberadaan pesaing juga seringkali memaksa suatu usaha untuk
mengambil kebijakan dalam melakukan perubahan. Seringkali persaingan harga,
promosi terjadi di dalamnya yang menyebabkan fluktuasi harga yang naik turun
dan sebagainya.

16
BAB III
METODE PENELITIAN

Perencanaan penelitian faktor-faktor yang berpengaruh pada kesuksesan


UKM di wilayah Tanggulangin ditunjukkan oleh flowchart penelitian pada
gambar 3.1. dimana pada tahapan pertama akan dilakukan survei awal untuk
melihat kondisi-kondisi UKM di wilayah Tanggulangin, sehingga kemudian dapat
diketahui permasalahan-permasalahan yang ada dan dapat dirumuskan
permasalahannya. Setelah masalah tersebut dirumuskan, maka dilakukan studi
literatur dan wawancara dengan pihak terkait guna memodelkan faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap kesuksesan UKM.
Setelah model terbentuk, maka ditetapkan indikator-indikator untuk masing-
masing variabel pada model. Indikator-indikator tersebut yang akan digunakan
untuk menyusun kuisioner.
Seluruh data valid yang diperoleh dari hasil pembagian kuisioner selanjutnya akan
diolah dan dianalisa, sehingga hasil analisis dari pengolahan data ini dapat
dijadikan sebagai kesimpulan akhir penelitian.

3.1. Metode Pengumpulan Data dan Pengambilan Sampel


Data adalah informasi atau keterangan tentang suatu obyek penelitian yang
diperoleh di lokasi penelitian. Data dibagi menjadi dua yakni : data primer dan
data sekunder. Namun di dalam penelitian ini data yang akan dipakai adalah data
primer. Data primer dalah data-data yang langsung didapat berdasarkan hasil
informasi dari obyek penelitian, yang dalam hal ini yang menjadi obyek penelitian
adalah UKM-UKM di Tanggulangin. Pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner yang dibagikan
ini diisi oleh pemilik Usaha Kecil Menengah di wilayah Tanggulangin. Data yang
diperoleh kemudian diolah dan dipetakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kesuksesan UKM.

17
Pembagian kuisioner akan dilakukan secara Non Random Sampling, yaitu
Purposive Sampling. Sesuai dengan namanya, pengambilan sampel dengan
metode Purposive Sampling dilakukan dengan tujuan dan maksud tertentu.
Dengan kata lain, peneliti mengambil suatu obyek penelitian sebagai sampel
karena peneliti menganggap bahwa obyek penelitian tersebut memeiliki informasi
yang diperlukan bagi penelitiannya.

3.1.1. Penyebaran Kuisioner


Kuisioner dibagikan kepada para pemiliki UKM di wilayah Tanggulangin
yang bertindak sebagai responden di dalam penelitian ini. Dimana jumlah sampel
yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh sebanyak 50 sampel. Jumlah ini
merupakan jumlah kuisioner dengan data yang valid. Dimana data ini kemudian
akan diolah serta dianalisis secara deskriptif terlebih dahulu dan kemudian diolah
secara analisis faktor untuk mencapai tujuan penelitian. Hasil kuisioner secara
lengkap dapat dilihat pada lampiran 3.

3.2. Metode Pengolahan Data


Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode Factor Analysis dan Multiple Linear Regression Analysis.
Dimana terdapat dua jenis data yang diperoleh dari kuisioner dalam penelitian ini,
yakni: data ordinal dan data nominal. Namun, hanya data ordinal yang akan diolah
dengan menggunakan factor analysis karena data nominal merupakan data yang
bersifat kategori sehingga tidak dapat diolah dengan analisis faktor. Setelah
pengolahan data secara factor analysis dilakukan, maka langkah berikutnya dalah
memodelkan baik variabel independent maupun variabel dependent ke dalam
suatu persamaan. Dimana dalam penelitian ini data-data tersebut akan diolah
menggunakan program statistik SPSS.

3.2.1. Multivariate Analysis


Analisis multivariat adalah metode statistik yang ditujukan untuk
mengetahui hubungan lebih dari satu variabel independent dengan satu atau lebih

18
variabel dependent. Dalam hal ini analisis terhadap pengaruh antara satu variabel
dengan variabel-variabel yang lain dapat dilakukan secar bersamaan. Fakta
mencatat bahwa permasalahan yang ada tidak dapat diselesaikan hanya dengan
membandingkan satu variabel dengan variabel yang lainnya (Bivariate).
Teknik analisis multivariat pada dasarnya diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu analisis dependensi dan analisis interdependensi. Analisis dependensi adalah
suatu bentuk analisis yang digunakan untuk menerangkan atau memprediksi
variabel dependent dengan menggunakan dua atau lebih variabel independent.
Bentuk-bentuk analisis dependensi ini adalah: analisis regresi linear berganda,
analisis diskriminan, analisis varian multivariat (MANOVA), dan analisis korelasi
kanonikal. Analisis linear berganda digunakan untuk menganalisis secara
bersamaan pengaruh beberapa variabel independent terhadap satu variabel
dependent. Analisis diskriminan bertujuan untuk memprediksi probabilitas suatu
obyek-obyek atau individu-individu yang dimiliki oleh beberapa kategori yang
berbeda didasarkan pada beberapa variabel bebas.
Korelasi kanonikal adalah analisis statstik yang digunakan untuk
menentukan tingkat hubungan linear dua perangkat beberapa variabel. Sedangkan
MANOVA adalah metode statistik yang digunakan untuk melihat perbedaan
signifikan pada beberapa variabel yang terjadi secara bersamaan antara dua
tingkatan dalam satu variabel.
Sedangkan analisis interdependensi berfungsi untuk memberikan penjelasan
terhadap sekumpulan variabel atau membuat kelompok-kelompok secara
bersama-sama. Bentuk analisis yang termasuk dalam klasifikasi teknik analisis
interdependensi ini adalah : analisis faktor, analisis kluster, dan multidimensional
scaling. Analisis faktor adalah salah satu metode statistik multivariat yang
mencoba menerangkan hubungan antar sejumlah peubah-peubah yang saling
independen antara satu dengan lainnya, sehingga bisa dibuat satu atau lebih
kumpulan peubah yang lebih sedikit dari jumlah peubah awal.
Analisis kluster digunakan untuk membuat klasifikasi-klasifikasi individu-
individu atau obyek-obyek ke dalam jumlah yang lebih kecil dengan tujuan untuk
meyakinkan bahwa terdapat kesamaan dalam kelompok-kelompok tersebut.

19
Bentuk analisis yang terakhir adalah multidimensional scaling bertujuan untuk
mengukur variabel-variabel di adlam lingkup multidimensi berdasarkan atas
penilaian responden akan kemiripan obyek yang ada.

3.2.2. Factor Analysis


Analisis faktor adalah salah satu metode statistik multivariat yang
mencoba menerangkan hubungan antar sejumlah variabel yang saling independen
antara satu dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau lebih kumpulan
variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. Dalam pemahaman lain
analisis faktor dapat dimengerti sebagai alat analisis statistik yang dipergunakan
untuk mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi satu variabel menjadi
beberapa kelompok indikator saja, tanpa harus menghilangkan informasi yang
berarti. Analisis faktor juga digunakan untuk mengetahui faktor-faktor dominan
dalam menjelaskan suatu masalah.
Seperti yang telah diketahui bahwa analisis faktor adalah analisis statistika
yang bertujuan untuk mereduksi dimensin data dengan cara menyatakn variabel
asal sebagai kombinasi linear sejumlah faktor, sedemikian hingga sejumlah faktor
tersebut mampu menjelaskan sebesar mungkin keragaman data yang dijelaskan
oleh variabel asal. Sehingga melalui difinisi ini dimodelkan persamaan faktor
sebagai berikut :
X 1  c11F1  c12F2  c13F3  ...  c1m Fm  1
X 2  c21F1  c22F2  c23F3  ...  c2 m Fm   2
X 3  c31F1  c32F2  c33F3  ...  c3m Fm   3
X p  c p1F1  c p 2 F2  c p 3 F3  ...  c pm Fm   p

Bentuk persamaan ini dapat dimodelkan ke dalam matriks faktor analisis sebagai
berikut :

20
 X 1  C11 C12 C13 ... C1m   F1   1 
     
 X 2  C21 C22 C23 ... C2m   F2   2 
 X 3   C31 C32 C33 ... C3m   F3   3 
     
...  ...... ..... ...... ... ....  ...  ... 
 X  C Cpm   Fm   p 
 p   p1 C p 2 C p 3 ...
p x 1 p x m  (m x 1)

Dimana :
X1 = Variabel asal ke-1
X2 = Variabel asal ke-2
Xp = Variabel asal ke-p
F1 = Faktor bersama ke-1
F2 = Faktor bersama ke-2
Fm = Faktor bersama ke-m
cij = bobot (loading) dari variabel asal ke-i pada faktor ke-j
 p = Eror dari variabel ke-p

Terdapat 2 tujuan utama dan yang mendasari diterapkannya analisis faktor, anatar
lain :
1) Data summarization, yaitu mengidentifikasikan adanya hubungan antar
peubah dengan melakukan uji korelasi. Dimana uji korelasi dilakukan
antar peubah (variabel), analisis tersebut dinamakan R Factor Analysis.
2) Data reduction, yaitu proses membuat sebuah peubah set baru yang
dinamakan faktor untuk menggantikan sejumlah peubah tertentu.
Dilakukan setelah melakukan korelasi.\
Dalam menganalisis sejumlah variabel atau peubah, akan terlebih dahulu
dianalisis interkorelasi antar variabel untuk menetapkan apakah variasi yang
tampak dalam variabel berasal atau berdasarkan sejumlah faktor dasar yang
jumlahnya lebih sedikit dari varisai yang terdapat pada variabelnya. Jadi analisis
faktor punya karakter khusus yaitu mampu mengurai data.

21
3.2.3. Analisis Regresi
3.2.3.1. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi adalah sebuah alat statistik yang memberikan penjelasan
mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih ke dalam bentuk suatu model.
(Drapper dan Smith, 1992). Dimana dalam metode ini dikenal dua variabel yakni :
 Variabel dependent, yaitu variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh
variabel lainnya dan biasa dilambangkan dengan Y.
 Variabel independent, yaitu variabel bebas dan tidak dipengaruhi oleh
variabel lainnya, biasa dilambangkan dengan X

3.2.3.2. Analisis Regresi Linear Berganda


Multiple Linear Regression memberikan kemudahan bagi pengguna untuk
memasukkan lebih dari satu variabel independent hingga n-variabel independent.
Sehingga model regresi dapat ditunjukkan sebagai berikut :
Y  a  b1.X1  b2 .X2  ...  bn .Xn   ........................................................( 2.3. )

Dimana :
Y = Variabel Dependent
X1 =Variabel independent ke-1
X2 = Variabel independent ke-2
Xn = Variabel independent ke-n
A = Konstanta
B1 = Koefisien regresi dari variabel x ke-1
B2 = Koefisien regresi dari variabel x ke-2
Bn = Koefisien revresi dari variabel x ke-n
 = Error

3.2.4. Analisis Terhadap Nilai koefisien R2


R2 dapat diartikan sebagai suatu nilai yang mengukur proporsi atau variasi total di
sekitar nilai tengah Y yang adpat dijelaskan oleh model regresi. Koefisien R2
digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

22
variasi variabel dependent (Drapper and Smith, 1992). Nilai R2 sendiri berkisar
antara 0 hingga 1. Nilai R2 mendekati 0 menunjukkan bahwa persamaan yang
terbentuk berdasarkan variabel-variabel independent kurang dapat menerangkan
variabel dependent. Sedangkan sebaliknya nilai R2 mendekati 1 menunjukkan
bahwa persamaan yang terbentuk berdasarkan variabel-variabel independent
sudah dapat menerangkan variabel dependent sebesar koefisien R2. Dimana nilai
R2 dapat dirumuskan sebagai berikut :
2
b' X' Y - n Y
R 
2
2
Y 'Y  nY
Dimana :
R2 = Nilai variansi Model
B = Koefisien
X’ = Nilai transpose matriks variabel X
Y = Nilai matriks variabel Y
Y’ = Nilai transpose matriks variabel Y
2
Y = Nilai kuadrat dari rata-rata variabel Y

23
BAB IV
ANALISIS DATA

Dalam penyebaran kuisioner yang dilakukan didapatkan dua jenis data


yaitu data nominal dan data ordinal. Data nominal tidak akan bisa diolah
menggunakan faktor analisis, tetapi data ini hanya akan dideskriptifkan saja untuk
menambah/melengkapi informasi yang dibutuhkan dalam membangun UKM.
Sedangkan data yang diolah dengan menggunakan faktor analisis adalah data
ordinal. Data ordinal terdiri atas : usia pengusaha, pendidikan pengusaha, usia
karyawan, pendidikan karyawan, modal awal, total produksi, ketersediaan bahan
baku, frekuensi promosi, komplain, lokasi usaha, daerah pemasaran, harga
produk, discount, budaya kerja dan kerja sama.
Untuk data nominal terdiri dari : jenis kelamin, pengalaman kerja sumber
modal, jenis produk, harga yang ditawarkan supplier, kualitas bahan baku, lokasi
bahan baku, dasar pemilihan supplier, media promosi, inovasi produk, dan
rencana jangka panjang. Sedangkan indikator (alat ukur) kesuksesan UKM di
Tanggulangin dapat dilihat dari omset usaha pertahun, peningkatan karyawan dan
lama usaha berdiri.

4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Data


4.1.1. Uji Validitas Data
Validitas menunjukkan sejauh mana skor/ nilai/ ukuran yang diperoleh
benar-benar menyatakan hasil pengukuran/ pengamatan yang ingin diukur. Pada
penelitian ini akan dibahas hal menyangkut validitas untuk menguji apakah
pertanyaan-pertanyaan itu telah mengukur aspek yang sama. Untuk itu
dipergunakan validitas konstruk.
Uji validitas dilakukan dengan cara mengukur korelasi antara variabel/
item dengan skor total variabel. Setelah semua korelasi untuk setiap pertanyaan
dengan skor toatal diperoleh, nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan nilai kritik.
Selanjutnya jika nilai koefisien korelasi berada diatas nilai tabel, maka pertanyaan

24
tersebut signifikan atau valid. Berikut adalah hasil validitas data menggunakan
software SPSS.

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

Usia_p 95.94 53.282 .466 .720

Pend_Pngsh 95.88 54.149 .398 .725

PK 95.86 53.756 .435 .723

Pend_Kary 96.70 53.276 .386 .730

Usia_kary 96.38 52.812 .391 .729

Mod_Usaha 95.94 53.853 .359 .727

Sumber_Mod 96.08 55.340 .428 .733

Omzet 96.00 52.816 .447 .720

Jenis_Prod 96.12 54.108 .353 .726

Lama_Berdri 95.54 52.947 .509 .718

Tot_prod 95.46 52.417 .550 .715

Tekno 96.24 54.472 .377 .730

Jlh_supl 95.72 54.042 .372 .725

Ketrsdiaan_BB 96.14 54.204 .382 .729

Q_BB 96.48 53.193 .375 .727

Lokasi_BB 95.66 53.086 .422 .721

Dsr_plhsupl 96.40 50.980 .503 .713

Promosi 95.76 52.472 .434 .720

Frekuen_Prom 95.96 52.202 .392 .722

Quality_prod 98.10 58.133 .350 .739

Komplain 98.20 56.204 .327 .756

Daerah_Pmsrn 98.68 58.957 .419 .755

Hrga_Prod 96.58 56.861 .341 .746

Diskon 97.92 56.728 .353 .745

Budaya_kerja 96.22 54.787 .240 .732

Kerja_sama 95.96 58.243 .458 .750

LU 96.68 56.793 .524 .750

25
Dengan membandingkan nilai kolom Corrected Item-Total Correlation dengan
nilai r-tabel sebesar 0.3061, karena nilai kolom Corrected Item-Total Correlation
untuk masing-masing variabel lebih besar dari nilai r-tabel, maka dapat
disimpulkan bahwa data sudah valid.

4.1.2. Uji Reliabilitas Data


Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diaxndalkan. Setiap alat pengukur
seharusnya memberikan hasil pengukuran relatif konsisten dari waktu ke waktu.
Berikut adalah hasil uji reliability menggunakan software SPSS.
Tabel 4.2. Uji Reliabititas Data

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.734 28

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa asumsi data reliabel


telah terpenuhi yaitu dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.734 pada
output SPSS.

4.2. Analisis Deskriptif


4.2.1. Jenis Kelamin, usia dan Pendidikan Terakhir Pengusaha
Berdasarkan survei yang telah dilakukan terhadap 50 orang responden
yang memiliki UKM di wilayah Tanggulangin, didapatkan bahwa pengusaha atau
pengrajin di Tanggulangin dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada
perempuan dalam hal ini dapat dilihat dari prosentase pengusaha laki-laki sebesar
60% atau sekitar 30 orang dari 50 responden berjenis kelamin laki-laki dan sekitar
40% berjenis kelamin wanita. Untuk usia rata-rata pengusaha UKM di
Tanggulangin berusia sekitar 35-40 tahun dengann total persentase 56%.

26
Sedangkan bila dilihat dari segi pendidikannya banyak pengusaha UKM memiliki
pendidikan terakhir paling banyak S1 ini dapat dilihat dari prosentasenya
sebanyak 58%. Kondisi demografi hasil survei dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Demografi Responden

Gambar4.1 Jenis Kelamin, usia dan pendidikan terakhir pengusaha

27
4.2.2. Peningkatan, pendidikan dan usia karyawan
Berdasarkan histogram di bawah ini sebagian besar pengusaha UKM
mendrikan usaha ini paling banyak mengalami peningkatan karyawan sebesar 90-
120%. Hal ini dapat dilihat dari prosentasenya sebesar 56%. Jika dilihat dari segi
pendidikan karyawannya, pengusaha UKM rata-rata memiliki karyawan paling
banyak berpendidikan hanya setingkat SMP, hal ini dapat dilihat dari
persentasenya sebesar 44%. Sedangkan rata-rata usia karyawan yang dimiliki
pengusaha UKM di Tanggulangi adalah berkisar 35-40 tahun dengan persentase
40%.

Gambar4.2 Peningkatan, pendidikan dan usia karyawan

28
4.2.3. Modal usaha, sumber modal, lama usaha dan omset usaha
Berdasarkan histogram dibawah ini sebagian besar pengusaha UKM di
wilayah Tanggulangin mendirikan usahanya dengan modal awal sebesar 21-25
juta dengan prosentase sebesar 52%. Untuk sumber modal kebanyakan pengusaha
UKM menggunakan tabungan pribadinya (54%) daripada menggunakan pinjaman
bank dan tabungan keluarga. Dilihat dari omsetnya, kebanyakan pengusaha UKM
di wilayah Tanggulangin omsetnya meningkat sekitar 10-25% pertahunnya, ini
dapat dilihat dari persentasenya sebesar 46%. Dilihat dari lama berdirinya,
kebanyakan UKM di wilayah Tanggulangin sudah berdiri sekitar lebih dari 10
tahun dengan total persentase sebesar 62%.

Gambar 4.3. Modal usaha, sumber modal, lama usaha, dan omset usaha

29
4.2.4. Jenis produk, teknologi, total produksi, ketersediaan bahan baku
Berdasarkan histogram dibawah ini sebagian besar produk yang dihasilkan
UKM di wilayah Tanggulangin adalah tas dengan persentase sebesar 60% dan
teknologi yang digunakan adalah teknologi manual, hal ini dapat dilihat dari
persentasenya sebesar 42%. Total produk yang dihasilkan selama 1 bulan rata-rata
sekitar 500-1000 produk dengan jumlah persentase sebesar 72%. Dalam hal
ketersediaan bahan baku, banyak pengusaha UKM di Tanggulangin mengatakan
bahwa bahan baku yang disediakan oleh supplier selalu tersedia sesuai kebutuhan
dengan persentase sebesar 50%.

Gambar 4.4. Jenis produk, teknologi, total produksi dan ketersediaan bahan baku

30
4.2.5. Jumlah supplier, kualitas bahan baku, lokasi bahan baku, dasar
pemilihan supplier
Berdasarkan histogram di bawah ini sebagian besar pengusaha UKM di
Tanggulangin memiliki 5 supplier, hal ini dapat dilihat dengan persentasenya
sebesar 48% dan lokasi suppliernya kebanyakan berada di sekitar wilayah
Tanggulangin (52%). Kualitas bahan baku yang disediakan supplier sudah cukup
bagus dengan persentase sebesar 44%. Dalam hal pemilihan suppliernya, banyak
pengusaha UKM di tanggulangin lebih mementingkan lokasi bahan baku (48%)
jika dibandingkan dengan yang lainnya.

Gambar 4.5. Jumlah supplier, kualitas bahan baku, lokasi bahan baku dan dasar
pemilihan supplier

31
4.2.6. Promosi
Berdasarkan histogram dibawah ini sebagian besar pengusaha UKM kulit
di Tanggulangin menganggap promosi sangat tidak penting dengan persentase
sebesar 54%.. Untuk frekuensi melakukan promosi diperoleh data bahwa
pengusaha UKM di Tanggulangi paling banyak tidak pernah melakukan promosi
dengan persentase sebesar 42%.

Gambar 4.6. Promosi

32
4.2.7. Komplain konsumen dan lokasi usaha
Berdasarkan histogram dibawah ini sebagian besar produk yang dihasilkan
UKM di wilayah Tanggulangin memiliki kualitas yang baik, hal ini ditunjukkan
dengan besarnya jumlah pengusaha yang menjawab jawaban 1 yakni sebesar
60%. Untuk lokasi usaha kebanyakan dari pengusaha UKM membangun usahanya
di lokasi yang sangat dekat dengan rumah mereka hal ini ditunjukkan dengan
persentasenya sebesar 46%.

Gambar 4.7. Komplain konsumen dan lokasi usaha

33
4.2.8. Daerah pemasaran, harga produk dan diskon
Berdasarkan histogram dibawah ini sebagian besar pengusaha UKM di
Tanggulangin melakukan pemasarannya kebanyakan di daerah Surabaya dan di
luar kota Surabaya dengan persentase masing-masing sebesar 72% dan 20%.
Untuk masalah harga yang ditawarkan ke konsumen, rata-rata pengusaha UKM
memberikan harga yang hampir sama dengan kompetitornya (54%). Para
pengusaha UKM juga sering memberi diskon kepada konsumen sebesar 10% dari
harga yang ditawarkan dengan persentase 56% dari total responden.

Gambar 4.8. Daerah pemasaran, harga produk dan diskon

34
4.2.9. Budaya kerja, kerja sama karyawan, dan kualitas produk
Berdasarkan histogram dibawah ini sebagian besar pengusaha UKM di
Tanggulangin mempunyai disiplin yang tinggi dan memiliki kerja sama yang
tinggi dalam bekerja hal ini ditunjukkan dengan besarnya persentase masing-
masing sebesar 40% dan 46%. Sedangkan untuk kualitas produk rata-rata para
pengusaha UKM mengatakan bahwa produk mereka telah memenuhi kualitas
yang diinginkan konsumen dengan presentase sebesar 100%.

Gambar 4.9. Kualitas, budaya kerja dan kerja sama karyawan

35
4.3. Analisis Faktor
Terdapat dua jenis data yang diperoleh dari penyebaran kusioner yakni
data ordinal dan data nominal, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya baik data
ordinal dan nominal telah diolah dan dianalisa secara deskriptif. Namun untuk
pengolahan data secara faktor analisis, hanya data ordinal yang dapat diolah
secara faktor analisis. Hal ini dikarenakan data nominal bersifat kategori sehingga
tidak dapat diolah secara faktor analisis. Berikut adalah variabel dan indikator
yang digunakan pada framework (ordinal data) :
Y = Kesuksesan UKM
LB = lama Usaha berdiri ( indikator kesuksesan UKM)
O = Omset pertahun ( indikator kesuksesan UKM)
PK = Peningkatan karyawan ( indikator kesuksesan UKM)
HK = Harga Produk
PKT = Pendidikan Karyawan
KBB = Ketersediaan Bahan Baku
FP = Frekuensi Promosi
LU = Lokasi Usaha
DP = Daerah Pemasaran
PPT = Pendidikan Pengusaha
MU = Modal Usaha
K = Komplain Konsumen
BK = Budaya Kerja
KK = Kerja Sama Karyawan
UK = Usia Karyawan
TP = Total Produksi
U = Usia pengusaha
D = Diskon

Setelah model dibuat maka data yang didapatkan berdasarkan variabel


diatas akan dolah menggunakan SPSS. Data ordinal dapat dilihat pada lampiran 3.
Setelah data diolah maka akan didapatkan output berupa faktor loading variabel

36
dependent (Y) dan faktor loading variabel independent dan pengelompokan
faktor.
4.3.1. Analisis Faktor Alat Ukur Kesuksesan UKM (Faktor Y)
Melalui program statistik SPSS dapat diperoleh faktor loading faktor-
faktor yang dianggap sebagai alat ukur kesuksesan UKM dimana dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4.1. faktor loading Y

a
Component Matrix

Component

1 2 3

PK .722 -.453 .522

Omzet .611 .777 .152

Lama_Berdri .765 -.192 -.615

Extraction Method: Principal Component Analysis.

a. 3 components extracted.

Indikator kesuksesan (Y) diwakili oleh komponen yang kedua pada tabel faktor
loading diatas sebagai komponen pengali factor score. Hal ini dikarenakan komponen I
menangkap nilai variansi terbesar akan indikator (Y). Sehingga dengan menetapkan
komponen I sebagai pengali untuk factor score indikator kesuksesan (Y) maka
keyakinan akan keakuratan model akan lebih besar jika dibandingkan dengan
penggunaan komponen II dan III secara berurutan.

4.3.2. Analisis Faktor untuk Faktor-Faktor X

Penentuan Banyak Faktor dan Pengelompokan Variabel Berdasarkan


Loading Faktor
Dengan menggunakan empat macam software statistika yaitu SPSS,
Minitab, SAS dan R, dapat diperoleh komponen jumlah faktor. Keputusan
pengambilan jumlah faktor sebanyak didasarkan pada nilai eigenvalue dari
matriks korelasi antar variabel dan pengelompokan variabel dilakukan dengan

37
membandingkan nilai loading faktor secara mutlak diantara faktor-faktor yang
terbentuk. Dimana pada penelitian ini digunakan software SPSS.

Penentuan Banyak Faktor Dengan Eigenvalue


Seperti yang dijelaskan di atas penentuan banyak faktor di dasarkan pada
nilai eigenvalue dari matriks korelasi antar variabel. Dengan software SPSS
diperoleh output nilai eigenvalue seperti yang ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 4.3. Eigenvalue

Nilai eigenvalue yang diambil untuk menentukan berapa banyaknya faktor


yang terbentuk adalah nilai eigenvalue yang lebih besar dari satu (Subhash
Sharma, 1996). Jika mengacu pada tabel 4.3. maka jumlah faktor yang terbentuk
sebanyak enam faktor. Sedangkan Untuk software minitab dan R tidak terdapat
output nilai eigenvalue matriks korelasi. Mereduksi variabel ke dalam enam faktor
tentu akan mengurangi informasi dari variabel-variabel utama, namun dengan
terbentuknya enam faktor tersebut memudahkan peneliti untuk
mengklasifikasikan variabel dan dapat mengukur variabel yang tidak dapat diukur
secara langsung berdasarkan enam faktor tersebut.

38
Pada tabel dapat dilihat pada prosentase kumulatif sebesar 68.508 %. Nilai
ini menunjukkan bahwa total varians atau informasi yang dapat digali dari empat
faktor yang terbentuk tersebut adalah sebesar 68.508 %.

Penentuan Banyak Faktor Dengan Scree Plot


Scree plot adalah grafik yang menggambarkan plot nilai eigenvalue dari
masing-masing variabel. Software yang menyediakan output scree plot adalah
SPSS, Minitab dan SAS. Dibawah ini adalah output scree plot dari SPSS.

Gambar 4.10. Screepolt eigenvalue

Seperti pada pembahasan sebelumnya, untuk menentukan banyak faktor


yang terbentuk dapat dilihat pada nilai eigenvalue yang lebih dari satu. Pada
gambar, dapat dilihat bahwa ada enam variabel yang mempunyai nilai eigenvalue
lebih dari satu, jadi ada enam faktor yang terbentuk.

Pengelompokan Variabel Kedalam Faktor 1, 2, 3, 4, 5, dan 6


Pada software SPSS metode ekstraksi yang digunakan untuk pembagian
variabel adalah principal componen faktoring analysis. Pembagian variabel-
variabel ke dalam kelompok faktor tertentu didasarkan pada perbandingan nilai
loading faktor secara mutlak mana yang lebih besar antar loading faktor. Pada

39
tabel 4 di bawah ini merupakan output SPSS yang telah melalui proses rotasi
varimax dan nilai loading faktor yang dibawah atau sama dengan 0.5 tidak
ditampilkan. Apabila belum melalui proses rotasi varimax terdapat nilai loading
faktor variabel yang terletak pada faktor 1,2,3 dan 4.
Tabel 4.4. loading factor X

Hasil pada tabel diatas adalah hasil pengelompokan variabel-variabel


kedalam masing-masing faktor setelah dirotasi varimax, sehingga dengan jelas
dapat diketahui anggota variabel-variabel pada masing-masing faktor. Nilai
loading faktor pada masing-masing faktor yang bernilai dibawah 0.5 dihapuskan.
Seperti yang dapat dilihat pada tabel dapat disimpulkan bahwa pada
masing-masing faktor telah mempunyai anggota variabelnya masing-masing dan
dari ke 15 variabel terdapat 2 variabel yang nilainya berada dibawah 0.5 yakni
variabel usia karyawan dan diskon, sehingga kedua variabel tersebut dibuang.
Pada faktor 1 variabel-variabel yang ada adalah modal usaha, total produksi dan
frekuensi promosi peneliti menamakan faktor 1 sebagai faktor usaha. Faktor 2
mempunyai anggota variabel usia pengusaha, dan pendidikan pengusaha, untuk
faktor kedua ini peneliti menamakan sebagai faktor pengusaha. Faktor 3 memiliki

40
anggota variabel pendidikan karyawan, budaya kerja dan kerja sama karyawan,
peneliti mendefinisikannya sebagai faktor hubungan internal usaha. Faktor 4
memiliki variabel anggota daerah pemasaran dan harga produk, peneliti
mendefiniskan sebagai faktor market. Faktor 5 beranggotakan variabel
ketersediaan bahan baku dan komplain, peneliti mendefinisikannya sebagai faktor
hubungan eksternal usaha. Sedangkan faktor 6 memiliki anggota variabel lokasi
usaha, peneliti mendefinisikan sebagai faktor lokasi. Dimana pemberian nama
faktor merupakan ketentuan dari peneliti, pemberian nama tersebut berdasarkan
variabel yang dapat diukur langsung untuk menggambarkan faktor yang
merupakan variabel yang tidak dapat diukur secara langsung.

4.4. Faktor Skore


Setelah dikelompokkan maka faktor yang sudah dikelompokkan maka
akan dihitung faktor skorenya yang kemudian akan digunakan untuk membuat
persamaan atau model faktor kesuksesan UKM. Persamaan matematis untuk
menghitung faktor skore adalah :
Yi  (( y2.1 * y1i )  ( y2.2 * y 2 i )  ( y2.3 * y3i ))................................. (4.1)
ai  ((x1.9 * x9 i )  (x1.11* x11i )  (x1.12 * x12 i )).............................(4.2)
bi  ((x2.6 * x6 i )  (x2.8 * x8i )  (x2.13 * x13i )) ...............................(4.3)
ci  ((x3.2 * x 2 i )  (x3.4 * x 4 i )  (x3.7 * x7 i )) ..................................(4.4)
di  ((x4.14 * x14 i )  (x4.15 * x15i )) .................................................(4.5)
ei  ((x5.3 * x3i )  (x5.5 * x5i ))......................................................... (4.6)
fi  ((x6.1 * x1i )  (x6.10 * x10 i )) ...................................................... (4.7)
Dimana :
i = Responden ke i (1,2,3........)
Yi = Indeks kesuksesan UKM
ai = Indeks faktor usaha
bi = Indeks faktor pengusaha
ci = Indeks faktor hubungan internal
di = Indeks faktor market

41
ei = Indeks faktor hubungan eksternal

fi = Indeks faktor lokasi


3 3

 
j 1 k 1
yj .k = Faktor Loading Y untuk komponen ke-j dan indikator ke-k

6 15

 
j 1 k 1
xj .k = Faktor Loading X untuk komponen ke-j dan variabel ke-k

y1i = Data indikator y1 responden ke-i

y2i = Data indikator y2 responden ke-i

y3i = Data indikator y3 responden ke-i

y4i = Data indikator y4 responden ke-i

x1i = Data indikator x1 responden ke-i

x2i = Data indikator x2 responden ke-i

x3i = Data indikator x3 responden ke-i

x4i = Data indikator x4 responden ke-i

x5i = Data indikator x5 responden ke-i

x6i = Data indikator x6 responden ke-i

x7i = Data indikator x7 responden ke-i

x8i = Data indikator x8 responden ke-i

x9i = Data indikator x9 responden ke-i

x10i = Data indikator x10 responden ke-i

x11i = Data indikator x11 responden ke-i

x12i = Data indikator x12 responden ke-i

x13i = Data indikator x13 responden ke-i

x14i = Data indikator x14 responden ke-i

x15i = Data indikator x15 responden ke-i


Dari persamaan matematis diatas kemudian dihasilkan faktor skor. Dimana hasil
faktor score yang terbentuk dapat dilihat pada lampiran 4.

42
4.5. Multiple Linear Regression
Multiple Linear Regression dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor-
faktor yang ada terhadap kesuksesan sebuah UKM. Untuk mengolah data
digunakan alat bantu komputer dengan program SPSS 16.0. dari pengolahan data
tersebut maka diperoleh hasil-hasil seperti persamaan regresi, koefisien korelasi
(R2), uji hipotesis F-test, dan uji hipotesis t-test.
4.5.1. Persamaan Regresi
Berikut ini adalah nilai estimasi koefisien regresi :
Tabel 4.5 Hasil Estimasi Koefisien regresi

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .671 .657 1.021 .313

X1 .371 .081 .430 4.598 .000

X2 .589 .114 .498 5.156 .000

X3 .106 .088 .105 1.210 .233

X4 .098 .106 .068 .927 .359

X5 .017 .105 .012 .159 .875

X6 -.114 .140 -.064 -.816 .419

a. Dependent Variable: Y

Sehingga persamaan regresi yang terbentuk adalah :


Y  0.671  0.371a  0.589b  0.106c  0.098d  0.017e - 0.114 f
Dari persamaan regresi diatas dapat dijelaskan bahwa B bernilai 0.671
yang artinya nilai kesuksesan sebuah UKM adalah sebesar 0.671, apabila
pengaruh dari faktor-faktor diatas dianggap tidak berubah atau konstan.

43
Tanda negatif pada nilai koefisien regresi menandakan hubungan yang
berlawanan antara masing-masing faktor dengan kesuksesan UKM (Y). X1
memiliki nilai koefisien sebesar 0.371 artinya jika X1 (modal usaha, total
produksi dan frekuensi promosi) berubah satu satuan, mak Y akan berubah
sebesar 0.371 dengan anggapan variabel lainnya tetap. Tanda positif menandakan
hubungan yang searah antara X1 dengan Y, artinya adalah apabila modal usaha,
total produksi dan frekuensi promosi (X1) semakin meningkat, maka kesuksesan
UKM juga akan mengalami peningkatan sebesar 0.371.
X2 memiliki nilai koefisien sebesar 0.589 artinya jika X2 (usia pengusaha
dan pendidikan pengusaha) berubah satu satuan, maka Y akan berubah sebesar
0.589 dengan anggapan variabel lainnya tetap. Tanda positif menandakan
hubungan yang searah antara X2 dengan Y, artinya adalah apabila usia pengusaha
dan pendidikan pengusaha (X2) semakin meningkat, maka kesuksesan UKM juga
akan mengalami peningkatan sebesar 0.589.
X3 memiliki nilai koefisien sebesar 0.106 artinya jika X3 (pendidikan
karyawan, budaya kerja dan kerja sama) berubah satu satuan, maka Y akan
berubah sebesar 0.106 dengan anggapan variabel lainnya tetap. Tanda positif
menandakan hubungan yang berlawanan arah antara X3 dengan Y, artinya adalah
apabila pendidikan karyawan, budaya kerja dan kerja sama (X3) semakin
meningkat, maka kesuksesan UKM juga akan mengalami peningkatan sebesar
0.106.
X4 memiliki nilai koefisien sebesar 0.098 artinya jika X4 (daerah
pemasaran dan harga produk) berubah satu satuan, maka Y akan berubah sebesar
0.098 dengan anggapan variabel lainnya tetap. Tanda positif menandakan
hubungan yang searah antara X4 dengan Y, artinya adalah apabila daerah
pemasaran dan harga produk (X4) semakin meningkat, maka kesuksesan UKM
juga akan mengalami peningkatan sebesar 0.177.
X5 memiliki nilai koefisien sebesar 0.017 artinya jika X5 (ketersediaan
bahan baku dan komplain) berubah satu satuan, maka Y akan berubah sebesar
0.017 dengan anggapan variabel lainnya tetap. Tanda positif menandakan
hubungan yang searah antara X5 dengan Y, artinya adalah apabila ketersediaan

44
bahan baku dan komplain (X5) semakin meningkat, maka kesuksesan UKM juga
akan mengalami peningkatan sebesar 0.017.
X6 memiliki nilai koefisien sebesar -0.114 artinya jika X6 (lokasi usaha)
berubah satu satuan, maka Y akan berubah sebesar 0.114 dengan anggapan
variabel lainnya tetap. Tanda negatif menandakan hubungan yang berlawanan
arah antara X6 dengan Y, artinya adalah apabila lokasi usaha (X6) semakin
meningkat, maka kesuksesan UKM juga akan mengalami penurunan sebesar
0.114.

4.5.2. Koefisien Korelasi (R2)


R-square menunjukkan prosentase seberapa besar pengaruh variabel bebas
terhadap perubahan variabel dependent. Berikut adalah nilai uji korelasi data
dengan menggunakan software SPSS dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6. uji korelasi R2

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .895a .801 .774 .766799

a. Predictors: (Constant), X6, X3, X4, X5, X1, X2

Koefisien korelasi R2 sebesar 0.801, memiliki arti bahwa pengaruh variabel


independent a, b, c, d, e, dan f terhadap perubahan variabel dependent Y adalah
sebesar 80.1% dan sisanya 19.9 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar
variabel independent yang digunakan dalam penelitian ini.

45
4.5.3. Uji Hipotesis F-Test
Pengujian pengaruh secara keseluruhan variabel independent terhadap
variabel dependent menggunakan uji F-test. Hipotesis yang diuji adalah :
 Ho : X1, X2, X3, X4, X5 dan X6 tidak berpengaruh terhadap kesuksesan
UKM.
 Ho : X1, X2, X3, X4, X5 dan X6 berpengaruh terhadap kesuksesan UKM.
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
 Jika signifikansi Uji F > α=0.2, maka terima Ho
 Jika signifikansi F < α=0.2, maka tolak Ho
Berikut adalah tabel uji F-test hasil pengolahan dengan software SPSS :
Tabel 4.7. Uji F-test

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 101.921 6 16.987 28.890 .000a

Residual 25.283 43 .588

Total 127.204 49

a. Predictors: (Constant), X6, X3, X4, X5, X1, X2

b. Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel 4.7. diperoleh nilai probabilitas (sig) uji F adalah lebih
kecil dari tingkat signifikansi 0.2. maka kesimpulan diambil tolak Ho, sehingga
dengan kata lain X1, X2, X3, X4, X5 dan X6 berpengaruh terhadap kesuksesan
sebuah UKM.

4.5.4. Uji t-test


Hasil pengolahan data secara multiple linear regression yang dapat dilihat
pada tabel 4.5. juga menjadi dasar di dalam uji t-test dilakukan untuk mengetahui
hubungan antara masing-masing variabel independent dengan variabel dependent.
Dikarenakan penelitian ini sifatnya penelitian sosial maka ditetapkan tingkat

46
signifikansi sebesar 0.2. Adapun hasil dari t-test berdasarkan tabel xx adalah
sebagai berikut:
1. Pengujian pengaruh faktor X1 terhadap kesuksesan UKM menghasilkan nilai
probabilitas (sig) sebesar 0.000 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0.20
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
modal, total produksi dan promosi terhadap kesuksesan suatu UKM.
2. Pengujian pengaruh faktor X2 terhadap kesuksesan UKM menghasilkan nilai
probabilitas (sig) sebesar 0.000 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0.20
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan usia
pengusaha dan pendidikan pengusaha terhadap kesuksesan UKM.
3. Pengujian pengaruh faktor X3 terhadap kesuksesan UKM menghasilkan nilai
probabilitas (sig) sebesar 0.233 lebih besar dari tingkat signifikansi 0.20 maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan pendidikan
karyawan, budaya kerja dan kerja sama terhadap kesuksesan UKM.
4. Pengujian pengaruh faktor X4 terhadap kesuksesan UKM menghasilkan nilai
probabilitas (sig) sebesar 0.359 lebih besar dari tingkat signifikansi 0.20
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
faktor market (daerah pemasaran dan harga produk) terhadap kesuksesan
UKM.
5. Pengujian pengaruh faktor X5 terhadap kesuksesan UKM menghasilkan nilai
probabilitas (sig) sebesar 0.875 lebih besar dari tingkat signifikansi 0.20
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
faktor hubungan eksternal usaha (ketersediaan bahan baku dan komplain )
terhadap kesuksesan UKM.
6. Pengujian pengaruh faktor X6 terhadap kesuksesan UKM menghasilkan nilai
probabilitas (sig) sebesar 0.419 lebih besar dari tingkat signifikansi 0.20
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan lokasi
usaha terhadap kesuksesan UKM.

47
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa, ada 6 faktor yang mempengaruhi suatu UKM
yakni, faktor usaha (modal usaha, total produksi dan frekuensi promosi).
Pengusaha (usia pengusaha, dan pendidikan pengusaha). Faktor hubungan internal
usaha (pendidikan karyawan, budaya kerja dan kerja sama karyawan). Faktor
market (daerah pemasaran dan harga produk). Faktor hubungan eksternal usaha
(ketersediaan bahan baku dan komplain) dan faktor lokasi usaha. Namun dari
keenam faktor diatas hanya faktor usaha dan faktor pengusaha yang berpengaruh
secara signifikan terhadap kesuksesan UKM berdasarkan uji T, faktor usaaha
misalnya yang terdiri dari variabel modal, total produksi dan frekuensi promosi.
Semakin besar modal yang digunakan maka semakin besar pula peluang suatu
UKM akan sukses, semakin besar jumlah produksinya maka menandakan bahwa
usaha tersebut sukses.

5.2. Saran
Peneliti menyadari bahwa model dibuat berdasarkan faktor yang
mempengaruhi kesuksesan UKM di wilayah Tanggulangin hanya bisa
menjelaskan 80.1 %, sedangkan 19.9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. oleh
karena itu, ada beberapa saran jika ada peneliti lain yang ingin melanjutkan
penelitian ini yaitu mengambil jumlah sampel yang lebih banyak, data yang
digunakan berupa data kuantitatif, dan menambahkan variabel-variabel baru yang
bisa mempengaruh kesuksesan suatu UKM.

48
REFERENSI :

 Husband, S. and Purnendu, M. (1999), “A Conceptual Model for Quality


Inetgrated Management in Small and Medium Size Enterprise”, International
Journal of Quality & Reliability Management, Vol. 16 No. 7, pp. 699-713.
 Sharma, S. 1996. Applied Multivariate Techniques, New-York: John Wiley &
Sons, Inc.
 Lin, C.Y. (1998), “Success Factors of Small-and-Medium-Sized Entreprises in
Taiwan : An Analysis of Cases”, Journal of Small Business Management,
Vol. 36, No,4, pp. 43-65
 Tambunan, T. (2005), “Promoting Small and Medium Enterprises with a
Clustering Approach: A Policy Experience from Indonesia”, Journal of Small
Business Management, Vol 43 No. 2, pp.138-154.
 Hair, J.F., Anderson, R.E., Tatham, R.L. and Black, W.C. 2006. Multivariate
Data Analysis, Sixth Edition, Prentice Hall International: UK.
 Sadono Sukirno, 2002, Pengantar Teori Mikroekonomi, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
 Sukanto Rekso Hadiprojo dan Indriyo Gito Sudarmo. 1998, Manajemen
Produksi Edisi 4, BPFE, Yogyakarta.
 UU RI Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
 Pengendalian Proses Pengendalian Bahan Baku Pengendalian Tenaga Kerja,
Edisi 4, Yogyakarta : BPFE.

49
Lampiran I : Kuisioner
Responden yang terhormat
Saya Surya Putra mahasiswa Fakultas Teknik Industri Universitas Pelita
Harapan Surabaya, sedang mengadakan penelitian tentang karakteristik Usaha
Kecil dan Menengah dan Analisis faktor yang mempengaruhi kesuksesan UKM di
wilayah Tanggulangin.
Survey ini saya lakukan untuk memperoleh data yang akan digunakan
dalam penelitian ini. Oleh sebab itu mohon kesediaan dan kerja samanya untuk
mengisi kuisioner penelitian ini, kelengkapan serta kejujuran Anda juga sangat
saya harapkan agar hasil penelitian ini memiliki kredibilitas yang tinggi. Semua
informasi yang nantinya Saudara berikan akan bersifat rahasia. Atas partisipasi
Anda dalam pengisian kuisioner ini saya ucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya.

Beri tanda (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan kondisi anda dan
isilah titik-titik kosong!
Nama Pengusaha :
Gender : L/P

Faktor Pengusaha :
1. Usia : 4. Berapa jumlah karyawan Anda
a. 20–25 tahun d. 36-40 tahun saat ini?(.....................)
b. 26-30 tahun e. >40 tahun 5. Apa rata-rata pendidikan
c. 30-35 tahun karyawan yang Anda pekerjakan?
2. Pendidikan terakhir : a. > S1 d.
a. SD d. S1 SMP/sederajat
b.SMP/sederajat e. > S1 b. S1 e. SD
c. SMA/sederajat c. SMA/sederajat
Faktor Karyawan :
3. Berapa Jumlah karyawan yang 6. Berapa rata-rata usia karyawan
Anda miliki saat awal usaha? Anda?
(....................) a. <=20 tahun d. 31-35 tahun

50
b.21-25 tahun e. >35 tahun 11. Berapa total produksi Anda
c. 26-30 tahun dalam satu
Faktor Perusahaan/UKM: bulan?....................Produk
7. Berapa modal untuk mendirikan 12. Teknologi yang Anda gunakan
usaha Anda ini? saat ini?
a. 5-10 juta d. 21-25 juta a. Tradisional d.Manual
b.11-15 juta e. > 25 juta b.Mesin e. Lainnya..........
c. 16-20 juta c. Mesin Modern
8. Sumber modal yang Anda Faktor Lain:
gunakan? 13. Bagaimana dengan ketersediaan
a. Tabungan keluarga d. Tabungan bahan baku yang disediakan oleh
pribadi supplier yang Anda miliki?
b. Dari teman e. Lainnya... a. Selalu kosong tiap waktu
c. Pinjaman bank b.Kosong beberapa hari
9. Bagaimana dengan omzet Anda c. Jarang tersedia
pertahunnya? d.Tersedia sesuai kebutuhan
a. Sangat menurun tiap tahun e. Selalu tersedia jumlah banyak
(>25%) 14. Kualitas Bahan baku yang Anda
b.Menurun tiap tahun (10-25%) beli?
c. Cukup menurun tiap tahun (0- a. Sangat buruk
10%) b.Buruk
d.Meningkat tiap tahun (10-25%) c. Biasa
e. Sangat meningkat tiap tahun d.Bagus
(>25%) e. Sangat baik
10. Berapa lama usaha ini telah 15. Bagaimana dengan lokasi bahan
berdiri? baku yang Anda beli?
a. 2 - 4 tahun d. >10 tahun a. Dalam kota
b. 5 - 7 tahun b.Luar pulau Jawa
c. 8 – 10 tahun c. Luar kota Surabaya
d.Surabaya
e. Sekitar Tanggulangin

51
16. Apakah yang menjadi dasar 22. Dimana lokasi usaha Anda saat
pemilihan supplier Anda saat ini? ini?
a. Pelayanan yang baik a. Sangat jauh dari rumah Anda
b.Harga b.Jauh dari rumah Anda
c. Kualitas c. Di rumah Anda
d.Lokasi d.Dekat dengan rumah Anda
e. Ketersediaan bahan baku e. Sangat dekat dengan rumah
Faktor Promosi : Anda
17. Apakah promosi penting? 23. Area pemasaran produk Anda?
a. Sangat penting a. Surabaya
b.Penting b.Luar kota
c. Biasa c. Luar pulau Jawa
d.Tidak penting d.Luar negeri
e. Sangat tidak penting e. Lain-lain........................
18. Dalam waktu 1 tahun berapa kali Profil Harga :
Anda melakukan 24. Bagaimana dengan harga yang
promosi?.............................. Anda tawarkan ke konsumen
Profil Produk : dibandingkan dengan UKM yang
19. Apakah kualitas produk yang bergerak di bidang yang sama?
dihasilkan sesuai dengan keinginan a. Lebih murah
konsumen Anda? b.Murah
a. Tidak c. Rata-rata sama
b.Ya d.Mahal
20. Produk yang Anda jual ke e. Lebih mahal
konsumen apakah sering mengalami 25. Apakah Anda sering memberikan
banyak komplain? discount kepada konsumen?
a. Tidak (lanjut ke no.23) a. Tidak (lanjut ke no.28)
b.Ya b.Ya
21. Berapa rata-rata komplain yang 26. Berapa banyak discount yang
terjadi dalam kurun waktu 1 Anda berikan?
bulan?............... a. 5%

52
b.10% 28. Bagaimana dengan kerja sama di
c. 15% UKM yang Anda pimpin?
d.Lain-lain a. Sangat rendah (tidak ada
Profil Budaya : komunikasi antar pekerja)
27. Bagaimana dengan budaya kerja b.Rendah (jarang komunikasi
UKM yang Anda pimpin? antar pekerja)
a. Memiliki disiplin yang sangat c. Rata-rata/stabil
rendah d.Tinggi (komunikasi cuma antar
b.Memiliki disiplin yang rendah beberapa pekerja saja)
c. Rata-rata e. Sangat tinggi (komunikasi baik
d.Memiliki disiplin tinggi antar seluruh pekerja)
e. Memiliki disiplin yang sangat
tinggi

53
Lampiran II : Hasil Kuisioner
JK UP PPT PK PKT UK MU SM O JP LB TP Tekno JLS KBB QBB LBB DSP P FP QP K DP HP D BK KK LU
1 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 2 4 1 3 2 5 3 4
1 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 1 3 2 4 5 4
1 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 4 2 5 4 4
1 4 5 5 1 3 4 5 3 4 5 4 5 5 4 4 5 4 3 5 2 1 2 3 2 3 3 5
1 5 5 5 3 5 5 5 3 4 5 5 4 5 4 3 4 4 5 4 2 1 2 3 1 3 3 5
1 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 3 2 1 3 4 2
1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 2 1 2 3 2 3 4 4
1 4 4 4 3 3 2 5 4 3 5 4 4 5 4 2 4 4 3 3 2 4 1 3 4 4 4 4
1 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 2 3 1 3 2 4 4 4
1 4 5 4 3 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 2 3 2 5 4 4 5 3
1 4 5 4 4 4 5 3 4 4 5 5 3 5 5 3 4 3 5 4 2 2 1 3 2 4 5 4
1 4 4 4 2 1 5 4 4 5 5 5 4 5 5 3 4 3 3 3 2 2 1 4 2 3 4 3
1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 1 3 3 3 4 2
1 5 4 5 4 4 3 4 5 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 2 1 1 5 2 3 4 4
1 4 4 4 3 2 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 3 2 1 1 3 2 3 3 3
1 4 5 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 1 2 4 1 5 3 4 4 5
1 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 5 4 3 4 3 3 3 2 3 1 3 4 3 5 3
1 4 5 4 3 4 4 4 3 4 5 5 3 4 3 2 4 2 3 3 2 1 2 3 1 4 4 2
1 5 4 4 4 5 4 5 3 4 5 4 4 5 4 3 5 3 4 4 2 3 2 3 2 4 5 4
1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 4 1 2 1 4 5 3
1 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 2 5 3 3 3 1 1 3 5 2 1 1 5 1 3 5 4
1 3 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 3 5 3 5 5 4 5 4 2 1 1 4 2 4 5 4
1 4 4 5 1 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 1 5 4 5 4 2 1 1 4 2 3 4 4
1 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 5 3 5 5 3 5 3 5 5 2 1 1 3 1 4 5 4
1 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 1 4 2 4 3 3
1 4 3 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 2 3 1 4 1 5 4 4
1 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 2 1 1 5 2 4 3 2
1 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 3 5 4 5 4 4 2 3 4 3 2 5 4 1
1 4 5 5 2 4 5 4 4 4 5 5 3 5 4 3 5 3 5 4 2 4 1 5 4 3 4 2
1 3 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 5 2 1 1 4 2 4 4 4
2 5 5 5 3 3 4 3 4 4 4 5 3 5 3 3 5 4 5 5 2 1 4 2 3 5 5 3
2 5 5 5 3 1 5 3 3 3 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 2 4 1 3 2 4 4 5
2 4 4 5 3 3 4 4 5 4 5 5 3 4 4 4 5 2 5 4 2 1 1 3 2 5 4 4
2 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 5 4 4 3 4 5 4 5 4 2 1 1 5 2 3 3 3
2 4 4 4 5 3 4 4 5 3 5 5 5 3 2 5 4 5 4 5 2 1 1 3 2 5 5 4
2 3 4 3 3 5 4 4 5 4 5 5 3 5 4 4 5 5 5 4 2 1 1 3 3 5 5 2
2 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 2 1 1 5 3 3 3 4
2 5 5 5 2 4 4 3 3 4 5 5 5 4 5 3 4 4 5 5 2 1 1 5 2 3 5 4
2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 5 5 3 5 4 2 5 2 5 5 2 1 2 3 1 3 3 4
2 5 5 5 2 4 2 3 4 2 4 5 3 4 4 4 5 4 5 3 2 1 4 3 3 4 5 4
2 5 5 5 5 4 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 2 1 1 3 3 5 4 2
2 4 4 5 3 3 4 4 3 3 4 5 3 5 5 3 5 3 4 3 2 1 1 4 2 4 4 5
2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 1 1 3 4 4 4 2
2 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 2 1 1 4 2 3 5 3
2 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 5 3 2 4 2 3 2 5 5 2
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 1 4 2 4 4 4
2 3 3 3 3 5 4 3 4 3 3 5 4 3 3 3 5 3 5 5 2 1 1 3 1 4 4 3
2 4 3 4 3 4 5 3 5 5 5 5 3 3 4 3 5 4 5 5 2 2 2 3 2 3 3 3
2 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 3 5 4 5 5 5 2 3 1 4 3 5 5 4
2 5 4 5 3 4 5 3 5 4 4 5 3 4 3 3 5 3 5 5 2 1 2 3 2 5 4 2

54
Lampiran II : Hasil Kuisioner (sambungan)

Keterangan :

JK Jenis Kelamin KBB Ketersediaan Bahan baku


UP Usia Pengusaha QBB Kualitas Bahan Baku
PPT Pendidikan Pengusaha LBB Lokasi Bahan Baku
JKA Jumlah Karyawan Awal DPS Dasar Pemilihan Suplier
JKS Jumlah Karyawan Saat ini P Promosi
PKT Pendidikan Karyawan FP Frekuensi Promosi
UK Usia Karyawan QP Kualitas Produk
MU Modal Usaha K Komplain
SM Sumber Modal DP Daerah Pemasaran
O Omset pertahun HP Harga Produk
JP Jenis Produk D Diskon
LB Lama Berdiri (usaha) BK Budaya Kerja
TP Total Produksi KK Kerja Sama
Tekno Teknologi
JLS Jumlah Suplier

55
Lampiran III : Data ordinal
PK O LB U PPT PKT MU TP
4 4 5 4 4 5 5 5
4 4 5 5 4 4 4 5
4 4 5 5 4 4 4 5
5 3 5 4 5 1 4 4
5 3 5 5 5 3 5 5
4 4 4 4 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5
4 4 5 4 4 3 2 4
5 5 5 5 5 4 5 5
4 5 5 4 5 3 4 5
4 4 5 4 5 4 5 5
4 4 5 4 4 2 5 5
4 4 4 4 4 3 4 4
5 5 4 5 4 4 3 5
4 4 5 4 4 3 4 5
4 3 4 4 5 3 3 3
3 3 4 4 4 3 4 4
4 3 5 4 5 3 4 5
4 3 5 5 4 4 4 4
3 3 4 3 3 3 4 4
3 3 2 3 3 4 4 2
4 5 5 3 4 5 5 4
5 4 5 4 4 1 4 5
5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 3 4 3 3 4
4 5 5 4 3 4 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
4 5 5 4 4 4 4 5
5 4 5 4 5 2 5 5
4 4 5 3 4 4 5 5
5 4 4 5 5 3 4 5
5 3 5 5 5 3 5 5
5 5 5 4 4 3 4 5
4 4 5 4 4 3 4 5
4 5 5 4 4 5 4 5
3 5 5 3 4 3 4 5
4 5 4 4 4 4 5 5
5 3 5 5 5 2 4 5
4 4 5 4 4 4 4 5
5 4 4 5 5 2 2 5
5 5 5 5 5 5 3 5
5 3 4 4 4 3 4 5
4 4 4 4 4 3 3 3
4 4 5 4 4 4 5 5
4 4 4 4 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 3 3 3 3 4 5
4 5 5 4 3 3 5 5
5 5 4 5 5 4 5 5
5 5 4 5 4 3 5 5

56
Lampiran III : Data ordinal (sambungan)

KBB FP K DP BK KS LU HK
5 5 4 1 5 3 4 3
4 4 3 1 4 5 4 3
4 4 4 1 5 4 4 4
4 5 1 2 3 3 5 3
4 4 1 2 3 3 5 3
4 4 1 3 3 4 2 2
4 5 1 2 3 4 4 3
4 3 4 1 4 4 4 3
5 5 3 1 4 4 4 3
5 5 3 2 4 5 3 5
5 4 2 1 4 5 4 3
5 3 2 1 3 4 3 4
3 3 3 1 3 4 2 3
4 4 1 1 3 4 4 5
4 3 1 1 3 3 3 3
3 1 4 1 4 4 5 5
4 3 3 1 3 5 3 3
3 3 1 2 4 4 2 3
4 4 3 2 4 5 4 3
4 3 4 1 4 5 3 2
3 5 1 1 3 5 4 5
3 4 1 1 4 5 4 4
4 4 1 1 3 4 4 4
5 5 1 1 4 5 4 3
4 4 1 1 4 3 3 4
5 5 3 1 5 4 4 4
4 5 1 1 4 3 2 5
3 4 3 4 5 4 1 3
4 4 4 1 3 4 2 5
4 5 1 1 4 4 4 4
3 5 1 4 5 5 3 2
5 5 4 1 4 4 5 3
4 4 1 1 5 4 4 3
3 4 1 1 3 3 3 5
2 5 1 1 5 5 4 3
4 4 1 1 5 5 2 3
4 5 1 1 3 3 4 5
5 5 1 1 3 5 4 5
4 5 1 2 3 3 4 3
4 3 1 4 4 5 4 3
5 5 1 1 5 4 2 3
5 3 1 1 4 4 5 4
3 3 1 1 4 4 2 3
5 4 1 1 3 5 3 4
4 3 4 2 5 5 2 3
4 4 1 1 4 4 4 4
3 5 1 1 4 4 3 3
4 5 2 2 3 3 3 3
3 5 3 1 5 5 4 4
3 5 1 2 5 4 2 3

57
Lampiran III : Data ordinal (sambungan)

Keterangan :

LB Lama Usaha Berdiri


O Omset pertahun
PK Peningkatan Karyawan
U Usia Pengusaha
PPT Pendidikan Pengusaha
UK Usia Karyawan
MU Modal Usaha
TP Total produksi
FP Frekuensi promosi
K Komplain Konsumen
LU Lokasi Usaha
HK Kharga Produk
D Diskon
PKT Pendidikan Karyawan
KBB Ketersediaan Bahan Baku
DP Daerah Pemasaran
BK Budaya Kerja
KK Kerja Sama Karyawan

58
Lampiran IV : Factor Score

Y X1 X2 X3 X4 X5 X6
9.157 10.93 6.68 8.929 1.894 5.819 3.296
9.157 9.447 7.484 8.698 1.894 4.49 3.296
9.157 9.447 7.484 8.833 2.748 5.316 3.296
9.268 9.45 7.546 4.687 1.226 2.838 4.12
9.268 10.224 8.35 6.075 1.226 2.838 4.12
8.392 8.744 6.68 6.673 -0.296 2.838 1.648
8.392 10.153 6.68 7.367 1.226 2.838 3.296
9.157 6.484 6.68 7.406 1.894 5.316 3.296
10.49 10.93 8.35 8.1 1.894 4.993 3.296
9.768 10.153 7.546 8.004 2.934 4.993 2.472
9.157 10.224 7.546 8.698 1.894 4.167 3.296
9.157 9.518 6.68 5.979 2.748 4.167 2.472
8.392 8.038 6.68 6.673 1.894 3.987 1.648
9.725 8.67 7.484 7.367 3.602 2.838 3.296
9.157 8.741 6.68 6.075 1.894 2.838 2.472
7.781 5.146 7.546 7.406 3.602 4.813 4.12
7.059 8.038 6.68 7.271 1.894 4.49 2.472
8.546 8.741 7.546 7.406 1.226 2.335 1.648
8.546 8.744 7.484 8.698 1.226 4.49 3.296
7.059 8.038 5.01 8.004 1.04 5.316 2.472
5.529 8.044 5.01 7.965 3.602 2.335 3.296
9.768 9.521 5.876 9.392 2.748 2.335 3.296
9.879 9.447 6.68 5.285 2.748 2.838 3.296
10.49 10.93 8.35 9.392 1.894 3.341 3.296
8.392 7.967 5.876 6.808 2.748 2.838 2.472
9.768 10.93 5.814 8.833 2.748 4.993 3.296
10.49 10.93 8.35 8.196 3.602 2.838 1.648
9.768 9.447 6.68 8.833 -0.11 3.987 0.824
9.879 10.224 7.546 5.979 3.602 5.316 1.648
9.157 10.93 5.876 8.1 2.748 2.838 3.296
9.114 10.153 8.35 8.737 -0.964 2.335 2.472
9.268 10.93 8.35 7.406 1.894 5.819 4.12
10.49 9.447 6.68 8.139 1.894 2.838 3.296
9.157 9.447 6.68 6.075 3.602 2.335 2.472
9.768 10.153 6.68 10.125 1.894 1.832 3.296
9.046 9.447 5.876 8.737 1.894 2.838 1.648
9.003 10.93 6.68 6.769 3.602 2.838 3.296
9.268 10.153 8.35 6.577 3.602 3.341 3.296
9.157 10.153 6.68 6.769 1.226 2.838 3.296
9.114 7.187 8.35 7.31 -0.11 2.838 3.296
10.49 9.376 8.35 9.527 1.894 3.341 1.648
8.503 8.741 6.68 7.406 2.748 3.341 4.12
8.392 6.558 6.68 7.406 1.894 2.335 1.648
9.157 10.224 6.68 7.965 2.748 3.341 2.472
8.392 8.038 6.68 8.737 1.226 5.316 1.648
8.392 8.744 6.68 8.1 2.748 2.838 3.296
6.905 10.153 5.01 7.406 1.894 2.335 2.472
9.768 10.93 5.814 6.075 1.226 3.664 2.472
9.725 10.93 8.35 9.431 2.748 3.987 3.296
9.725 10.93 7.484 8.139 1.226 2.335 1.648

59
Lampiran IV : Factor Score (sambungan)

Keterangan :

Y Indeks Kesuksesan UKM


X1 Faktor X1
X2 Faktor X2
X3 Faktor X3
X4 Faktor X4
X5 Faktor X5
X6 Faktor X6

60

You might also like