You are on page 1of 14

KEBUTUHAN-KEBUTUHAN

ANAK SEKOLAH DASAR

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Pendidikan Anak SD
Dosen : Ibu. Tantin,M.pd.

Disusun Oleh :

1. Maria Ulfa (2010-33-251) 6. Altin Wahayu (2010-33-256)


2. Sulistiyani (2010-33-252) 7. Lailatus Surur (2010-33-257)
3. Fitria Novita Sarie (2010-33-253) 8. Luvita Devi R (2010-33-259)
4. Nurul Hakim Al-Ghoffar (2010-33-254) 9. M.Ali Shofi’i (2010-33-260)
5. Sukirno (2010-33-255) 10.Khoirun Nisak F. (2010-33-261)

KELAS F
SEMESTER 2

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2010/2011
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan, atas segala limpahan rahmad-Nya,
sehingga penulisan makalah dalam rangka memenuhi tugas kelompok Pendidikan Anak SD
ini dapat kami selesaikan.
            Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya tidak lupa kami sampaikan kepada :
1. Ibu Tantin,M.Pd. selaku dosen mata kuliah Pendidikan Anak SD yang telah memberikan
arahan dan bimbingan.
2. Rekan-rekan sesama mahasiswa jurusan PGSD yang senantiasa mendukung kami
Akhirnya dengan disertai harapan semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca
serta dapat membantu dalam proses belajar dan memahami materi pada Pendidikan Anak SD.
Kami memohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini.

Kudus,30 Maret 2011

         Penyusun,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang………………………………………………………….
2. Rumusan Masalah………………………………………………………
3. Tujuan ………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Kebutuhan…………………………………………………
2. Aspek Kebutuhan menurut Lindgren………………………………………..
3. Aplikasi Pemenuhan Kebutuhan Anak SD……………………………..
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan……………………………………………………………
2. Saran……………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Ada beberapa kebutuhan anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru,
agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar(SD).
Seorang guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan
siswanya, maka sangat penting bagi seorang pendidik mengetahui kebutuhan siswanya.
Pemahaman terhadap kebutuhan peserta didik dan tugas-tugas perkembangan anak SD
dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD, dan untuk
menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan
perkembangan anak itu sendiri. Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkembangan diri
siswa, sekolah dan guru seyogiyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai
kebutuhan siswanya dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa. Sepeti
Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis, Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman, Pemenuhan
Kebutuhan Kasih Sayang atau Penerimaan, Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri ,
Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi Diri.
Implikasi pendidikan dapat juga bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan
kebutuhan siswa SD dapat diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas
perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari
kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa
arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara kegagalan
dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh
masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.

B. Rumusan masalah
1.Apa Pengertian kebutuhan?
2.Apa sajakah yang menjadi Aspek kebutuhan anak Menurut Lindgren?
3.Bagaimana Aplikasi Pemenuhan Kebutuhan Siswa di sekolah dasar?

C. Tujuan
1.Untuk mengetahui Pengertian Kebutuhan
2.Untuk mengetahui Kebutuhan menurut Lindgren
3.Untuk mengetahui Aplikasi Pemenuhan kebutuhan siswa disekolah dasar
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebutuhan
Sebenarnya, sebagai makhluk psiko-fisik, anak-anak sejak bayi sudah memiliki
kebutuhan-kebutuhan dasar yaitu seperti kebutuhan fisik dan psikis. Dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan seorang anak menuju kedewasaan, terjadi perubahan-
perubahan kebutuhan seperti di atas menjadi lebih besar. Kebutuhan sosial psikologis seorang
akan semakin lebih banyak dibandingkan kebutuhan fisiknya sejalan dengan usianya.
Pertama-tama, perlu dijelaskan penggunaan beberapa istilah yang pemakaian sehari-
harinya- sering bergantian. Istilah lersebut adalah “kebutuhan”, “dorongan”, dan “motif.
Secara definisi istflah “dorongan” atau “motif adalah keadaan di dalam diri pribadi seseorang
yang merupakan pemicu dalam melakukan suatu perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan “kebutuhan” lebih sering digunakan untuk mengacu pada keadaan fisiologis
seseorang yang tidak mempunyai suatu jaringan tertentu. Dari penjelasan tadi, dapat
tergambar bahwa sebenarnya kebutuhan dan dorongan atau motif berjalan seiring namun
tidak sama. Dorongan atau motif lebih merupakan sesuntu yang merupakan akibat psikologis
dari suatu kebutuhan. (Sumadi,1970:70; I.efloiv 1982:137).
Sedangkan Thompson (1987) mendefinisikan istilah need alau kebutuhan sebagai istilah
yang sering digunakan untuk menunjuk suatu drive atau dorongan seperti contohnya manusia
membutuhkan tidur, dan kelinci butuh mcnggali liang. Sehingga di sini kata kebutuhan
tersebut menunjukkan adanya suatu kekuatan yang bersifat emotivasi yang mendorong
terbentuknya suatu ketegangan dalam diri makhluk hidup karena adanya kekurangan-
kekurangan tertentu. Jadi dari kedua jabaran definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kata
need atau kebutuhan bersifat fisik dan mendasar, sedangkan drive atau dorongan lebih
merupakan kebutuhan yang jenjangnya lebih tinggi dan bersifat psikologis; Namun demikian,
pada pembahasan materi di Kegiatan Belajar 2 ini, akan digunakan istilah kebutuhan supaya
tidak terjadi kebingungan.
Pada dasarnya, kebutuhan individu dapat dibedakan menjadi 2 kelompok besar, yaitu
kebutuhan fisiologis dan psikologis (Cole dan Bruce, 1959). Kebutuhan fisiologis adalah
kebutuhan primer seperti makan, minum, tidur, seksual, atau perlindungan diri. Sedangkan
kebutuhan psikologis yang disebut juga kebutuhan sekunder dapat mencakup kebutuhan
untuk mengembangkan kcpribadian pada seseorang. Contohnya adalah kebutuhan untuk
dicintai, kebutuhan mengaktualisasikan diri, atau kebutuhan untuk memiliki scsuatu di mana
kebutuhnn psikologis tersebut bersifat lebih rumit dan sulit diidentifikasi segera.
Sejalan dengan teori kebutuhan Maslow, pada pembahasan ini akan diambil suatu tcori
kebutuhan yang yang dikembangkan olch Lindgren (1980). Arti mendasar di sini adalah pada
umumnya. setiap individu memiliki kebutuhan ini. Teori ini bisa dianggap mewakili untuk
menjelaskan perbedaan kebutuhan pada tahapan usia anak SD, sehingga pada pembahasan
berikut akan dikaitkan dengan perbedaan individu anak usia SD.
Bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan kebutuhan siswa SD dapat
diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan adalah ”tugas-
tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika
berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa arah keberhasilan dalam
melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara kegagalan dalam melaksanakan tugas
tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam
menghadapi tugas-tugas berikutnya” .Tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari
kematangan fisik diantaranya adalah belajar berjalan, belajar melempar menangkap dan
menendang bola, belajar menerima jenis kelamin yang berbeda dengan dirinya,. Beberapa
tugas pekembangan terutama bersumber dari kebudayaan seperti belajar membaca, menulis
dan berhitung, belajar tanggung jawab sebagai warga negara. Sementara tugas-tugas
perkembangan yang bersumber dari nilai-nlai kepribadian individu diantaranya memilih dan
mempersiapkan untuk bekerja.
Anak usia SD ditandai oleh tiga dorongan ke luar yang besar yaitu (1)kepercayaan anak
untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok sebaya (2)kepercayaan anak memasuki
dunia permainan dan kegiatan yang memperlukan keterampilan fisik, dan (3) kepercayaan
mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan ligika dan simbolis dan komunikasi orang
dewasa.
Dengan demikian pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan tugas-tugas
perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di
SD, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan
kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.

B. Aspek Kebutuhan Menurut Lindgren


Lindgren mengklasifikasikan kebutuhan dasar ini menjadi 4 aspek yang sebenarnya ada
juga di dalam teori kebutuhan o!eh Maslow. Klasifikasi 4 aspek kebutuhan tersebut adalah
seperti berikut.
1. Jenjang ke-1 Kebutuahan Jasmaniah, keamanan dan pertahanan Berkaitan dengan
pemeliharaan dan pertahanan diri yg sifatnya individual
2. Jenjang ke-2 Kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memiliki, bisa
berupa kebutuhan untuk diperhatikan, diterima dan diakui teman
3. Jenjang ke-3 Kebutuhan yg terkait dengan mencari teman, atau pegangan pada orang
lain
4. Jenjang ke- 4 Kebutuhan yg terkait dengan pengembangan diri yg lebih rumit dan
bersifat sosial
Pembagian keempat aspek kebutuhan di atas juga bersifat hierarkis dari kebutuhan
yang mendasar yaitu jasmani hingga aktualisasi diri. Selanjutnya di bawah ini, akan
dipaparkan keempat aspek kebutuhan di atas jika dikaitkan dengan kebutuhan anak usia
SD.

1. Kebutuhan Jasmaniah pada Anak Usia SD


Sesuai dengan perkembangan fisik anak usia SD yang bersifat individual, pada masa
tumbuh kembang tersebut, kebutuhan anak akan bervariasi misalnya seperti porsi
makanan dan minuman meningkat. Karena perkembangan tubuh dan juga kognitifnya,
anak usia SD membutuhkan makna yang bcrgizi sehingga perkembangan fisik dan
intelektualnya tidak terhambat.
Berkaitan dengan kebutuhan pemeliharaan dan pertahanan diri, anak usia SD
memasuki tahapan perkembangan moral dan sosial yang mempcrhatikan pemuasan
keinginan dan kebutuhannya sendiri tanpa mcmpcrtinibangkan kebutuhan orang. Oleh
karena itu guru perlu mcmbcrikan kesadaran kepada siswa, bahwa dia dapat menghindari
hukuman dcngan memohon maaf dengan cara yang baik agar tidak terkena sanksi.
Pada masa usia SD, anak juga sudah mulai merasakan adanya kebjtuhan untuk
melindungi diri dari bahaya baik secara fisik maupun psikis dari orang lain. Contohnya:
Anak sudah mulai dapat berkelit dengan mengemukakan berbagai alasan, apabila guru
menanyakan suatu hal yang dikerjakan secara salah oleh siswa karena takut dimarahi.
Perilaku memberi bantahan atau alasan atas perbuatannya timbul sejalan dengan
perkembangan berbahasa anak yang sudah mempunyai banyak perbendaharaan kata dan
ungkapan-ungkapan.
Kebutuhan rasa aman pada siswa akan terpenuhi apabila guru dapat mcnghadirkan
suasana kelas yang tenang dan damai. berpihakan seorang guru kepada siswa-siswa
tertentu, juga dapat mengakibatkan timbulnya rasa tidak aman pada siswa. Sehingga guru
hendaknya dapat bersikap adil dan netral. Namun demikian seperti dikemukakan
sebelumnya, bahwa guru perlu memberikan stimulus-stimulus yang dapat menyadarkan
siswa bahwa disiplin dan aturan belajar yang disepakati dan dikompromikan adalah perlu.
Sehingga siswa tidak salah mengartikan dengan perilaku yang suka-suka sendiri dalam
pemenuhan rasa aman tersebut.
Sehubungan dengan pemenuhan beberapa kebutuhan melalui disiplin, Hurlock (1978)
mengemukakan bahwa disiplin berguna bagi anak untuk: Memberikan rasa aman kepada
anak, dengan memberitahukan kepada mereka secara tegas apa yang boleh dilakukan dan
tidak boleh dilakuka Dapat membantu anak untuk menghindari rasa bersalah atau malu
karena telah berbuat salah. Hal ini dapat terjadi karena disiplin memungkinkan anak
untuk hidup sesuai standar yang telah disepakati dan mendapat persetujuan oleh
kelompok sosialnya; Berusaha belajar bersikap sesuai dengan cara yang akan
mendatangkan pujian yang akan ditafsirkan sebagai tanda saya dan penerimaan. Hal ini
penting bagi anak agar tumbuh dan berkembang sccara positif; Mendorong anak
mencapai apa yang diharapkan a’ari dirinya, jika diriplin tersebut sesuai dengan
perkembangan dirinya; Membantu anak mengembnngkan hati nuraninya, dar, mengasah
intuisi dalam dirinya, sehingga dia dapat mengambil keputusan secara bertanggung jawab
dan juga dapat mengendalikan tirgkah laku.

2. Kebutuhan akan Kasih Sayang


Pada tahap perkembangan sosial anak usia SD tcrutama yang dudnk di kelas tirggi
SD, sudah ingin meniiliki teman-teman tetap. Perkembangan tersebut juga sejalan dengan
kebutuhan untuk disayangi dan menyayangi teman. Tidak hanya rasa kasih kepada teman
saja, tetapi juga sudah ada kebutuhan untuk memberikan rasa omta terhadap suatu benda.
Misalnya anak usia SD sudah sadar akan niengoleksi sesuatu yang mcrupakan
kesenangannya bisa berupa perangko, komik, kartu, dan sebagainya dan koleksi tersebut
dirawat dengan hati-haci serta rasa sayang. Oleh karena itii, guru perlu peka untuk
mengarahkan anak-anak agar rasa kasih sayang yang sudah muncul dapat tcrpelihara dan
menjadikan anak-anak bersikap penuh kasih terhadap sesuatu seperti mcnunjukkan minat
siswa yang sudah dipunyainya, memupuk scrta memelihan minat atau hobi para siswa.
Pada anak-anak yang duduk di kelas tinggi (4, 5 atau 6) di SD yang memasuki masa
bersosialisasi dan meninggalkan keakuannya, dapat menerima suatu otoritas orang tlia
dan guru sebagai sesuatu yang wajar. Sehingga anak-anak tersebut juga membutuhkan
perlakuan yang objcktif dari orang tua atau guru sebagai pemegang otoritas. Pada masa
ini, anak-anak sangat sensitif dan mudah mengenali sikap pilih kasih dan ketidakadilan.
Sehingga di sini guru harus bertindak bijaksana dan propcrsional dalam memutuskan
suatu tindakan.

3. Kebutuhan untuk Memiliki


Pada masa usia di kelas-kelas rendah di SD, anak-anak sudah mulai meninggalkan
dirinya sebagai pusat perhatian.. Namun demikian, anak-anak di kelas rendah di SD
masih suka memuji diri sendiri, dan membanding bandingkan dirinya dengan teman.
Sehingga kebutuban untuk memiliki dan dimiliki masih dominan. Artinya, segala sesuatu
baik teman-teman di sekolah maupun guru dipandang sebagai punya dirinya sendiri,
sehingga kadang kadang anak usia ini suka meremehkan atau mengacuhkan pendapat
teman atau guru. Seperti pada kebutuhan-kebutuhan yang lainnya, kebutuhan untuk
memiliki pada setiap anak akan berbeda tergantung dari perkembangannya Sedangkan
kebutuhan untuk dimiliki adalah berhubungan dengan mulainya masa membentuk gang
atau kelompok bermain. Anak-anak ini akan cenderung mengikuti aturan dari kelompok
bermainnya setia, dan juga menggantungkan dirinya kepada kelompok tersebut.
Kebutuhan untuk memiliki ini tidak terbatas pada pemilikan teman saja, tetapi juga pada
benda-benda miliknya dan milik teman sekelompoknya. Dia akan menjaga dengan
sepenuh hati benda-benda yang menjadi kebanggaannya atau teman gangnya.
Namun demikian, pada masa ini, anak masih menggantungkan dirinya kepada orang
yang dirasa mempunyai keunggulan atau kekuatan apabila i kelompok bermainnya, atau
tergantung pada pemegang otoritas yang discnangi seperti guru di kelas. Oleh karena itu
banyak kasus para siswa kelas rendah di SD lebih menuruti kata teman dekatnya atau
gurunya dibandingkan dengan orang tua sendiri, karena mungkin bukan merupakan sosok
yang dikaguminya. Sehingga jika anak-a.iak dapat menemukan kelompok teman yang
positif maka mereka akan positif pula. Dalam pemenuhan kebutuhan untuk memiliki,
guru perlu memberikan dorongan kearah yang positif tentang bagaimana membentuk
kelompok yang dapat bermanfaat misalnya dalam kegiatan pramuka. Guru juga harus
memberikan orientasi kepada anak-anak di usia ini, agar tidak begitu saja melakukan
berbagai hal yang kadang-kadang berbahaya dan negatif, hanya karena disuruh oleh
teman kelompoknya.
4. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan ini relatif lebih abstrak dan kompleks, dan merupakan kebutuhan tingkat
tinggi yang pada dasarnya merupakan perkemba’igan dari kebutuhan-kebutuhan
sebelumnya. Kebutuhan ini terasa mulai dominan pada anak-anak usia kelas tinggi di SD.
Pada usia tersebut, anak-anak mulai ingin merealisasikan potensi-potensi yang
dimilikinya sehingga anak berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan sikap
persaingan, atai: berusaha . mewujudkan keinginannya yang biasanya terdengar sangat
tinggi dan muluk seperti ingin jadijuara tinju, pembalap formula, astronot dan sebagainya.
Salah satu kebutuhan yang terkait dengan kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan
berprestc.si atau reefl for achievement. Karena anak-anak SD di kelas tinggi sudah timbul
keinginan untuk mcnjadi tcrhcbat, maka mereka berusaha semaksimal mungkin untuk
mencapai prestasi. Semua sikap dan tindakan anak-anak tersebut juga dalam rangka
pcmenuhan kebutuhan untuk diakui. Di sinilah guru berfungsi untuk memotivasi sikap
kompetisi pada anak-anak menjadi kompetisi yang sehat dan terarah.
Dari uraian keempat aspek kebutuhan tersebut, dapat disimpulkan bahwa semua
kebutuhan di atas .bisa saling mengisi dan berbeda satu dengan yang lain terhadap setiap
masing-masing anak dan sejalan dengan perbedaan perkembar.gan mereka. Peran guru
dalam memenuhi kebutuhan anak adalah dengan memberikan dan meningkatkan motivasi
kepada siswanya agar sikap mereka
berkembang positif dalam memenuhi kebutuhan seperti di atas.

C. Aplikasi Pemenuhan Kebutuhan Siswa di Sekolah Dasar


1. Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis
a) Menyediakan program makan siang yang murah atau bahkan gratis,
b) Menyediakan ruangan kelas dengan kapasitas yang memadai dan temperatur yang
tepat,
c) Menyediakan kamar mandi/toilet dalam jumlah yang seimbang.
d) Menyediakan ruangan dan lahan untuk istirahat bagi siswa yang representatif
2. Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman:
a) Sikap guru menyenangkan, mampu menunjukkan penerimaan terhadap siswanya,
dan tidak menunjukkan ancaman atau bersifat menghakimi.
b) Adanya ekspektasi yang konsisten
c) Mengendalikan perilaku siswa di kelas/sekolah dengan menerapkan sistem
pendisiplinan siswa secara adil.
d) Lebih banyak memberikan penguatan perilaku (reinforcement) melalui pujian/
ganjaran atas segala perilaku positif siswa dari pada pemberian hukuman atas
perilaku negatif siswa.
3. Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang atau Penerimaan:
a. Hubungan Guru dengan Siswa:
1) Guru dapat menampilkan ciri-ciri kepribadian : empatik, peduli dan intereres
terhadap siswa, sabar, adil, terbuka serta dapat menjadi pendengar yang baik.
2) Guru dapat menerapkan pembelajaran individu dan dapat memahami siswanya
(kebutuhan, potensi, minat, karakteristik kepribadian dan latar belakangnya)
3) Guru lebih banyak memberikan komentar dan umpan balik yang positif dari
pada yang negatif.
4) Guru dapat menghargai dan menghormati setiap pemikiran, pendapat dan
keputusan setiap siswanya.
5) Guru dapat menjadi penolong yang bisa diandalkan dan memberikan
kepercayaan terhadap siswanya.
b. Hubungan Siswa dengan Siswa:
1) Sekolah mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kerja sama
mutualistik dan saling percaya di antara siswa
2) Sekolah dapat menyelenggarakan class meeting, melalui berbagai forum,
seperti olah raga atau kesenian.
3) Sekolah mengembangkan diskusi kelas yang tidak hanya untuk kepentingan
pembelajaran.
4) Sekolah mengembangkan bentuk-bentuk ekstra kurikuler yang beragam.
4. Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri:
a. Mengembangkan Harga Diri Siswa
1) Mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan latar pengetahuan yang
dimiliki siswanya (scaffolding)
2) Mengembangkan sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa
3) Memfokuskan pada kekuatan dan aset yang dimiliki setiap siswa
4) Mengembangkan strategi pembelajaran yang bervariasi
5) Selalu siap memberikan bantuan apabila para siswa mengalami kesulitan
6) Melibatkan seluruh siswa di kelas untuk berpartisipai dan bertanggung jawab.
7) Ketika harus mendisiplinkan siswa, sedapat mengkin dilakukan secara pribadi,
tidak di depan umum.
b. Penghargaan dari pihak lain
1) Mengembangkan iklim kelas dan pembelajaran kooperatif dimana setiap siswa
dapat saling menghormati dan mempercayai, tidak saling mencemoohkan.
2) Mengembangkan program “star of the week”
3) Mengembangkan program penghargaan atas pekerjaan, usaha dan prestasi yang
diperoleh siswa.
4) Mengembangkan kurikulum yang dapat mengantarkan setiap sisiwa untuk
memiliki sikap empatik dan menjadi pendengar yang baik.
5) Berusaha melibatkan para siswa dalam setiap pengambilan keputusan yang
terkait dengan kepentingan para siswa itu sendiri.
c. Pengetahuan dan Pemahaman
1) Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengeksplorasi bidang-
bidang yang ingin diketahuinya.
2) Menyediakan pembelajaran yang memberikan tantangan intelektual melalui
pendekatan discovery-inquiry
3) Menyediakan topik-topik pembelajaran dengan sudut pandang yang beragam
d. Estetik
1) Menata ruangan kelas secara rapi dan menarik
2) Menempelkan hal-hal yang menarik dalam dinding ruangan, termasuk di
dalamnya memampangkan karya-karya seni siswa yang dianggap menarik.
3) Ruangan dicat dengan warna-warna yang menyenangkan
4) Memelihara sarana dan pra sarana yang ada di sekeliling sekolah
5) Ruangan yang bersih dan wangi
6) Tersedia taman kelas dan sekolah yang tertata indah
5. Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi Diri
1) Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk melakukan hal yang terbaiknya
2) Memberikan kebebasan kepada siswa untuk menggali dan menjelajah kemampuan
dan potensi yang dimilikinya
3) Menciptakan pembelajaran yang bermakna dikaitkan dengan kehidupan nyata.
4) Perencanaan dan proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas meta kognitif
siswa.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
1) Pengertian Kebutuhan adalah keadaan di dalam diri pribadi seseorang yang
merupakan pemicu dalam melakukan suatu perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
2) Aspek Kebutuhan anak SD menurut Lindgren meliputi: Kebutuhan
Jasmaniah,Kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan untuk memiliki,Kebutuhan
aktualisasi diri.
3. Aplikasi pemenuhan kebutuhan anak SD meliputi:
a) Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis
b) Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman:
c) Kebutuhan Kasih Sayang atau Penerimaan
d) Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri
e) Kebutuhan Akatualisasi Diri

B. SARAN
Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa, sekolah dan guru
seyogiyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya dalam
rangka pencapaian perkembangan diri siswa. Sepeti Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis,
Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman, Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang atau
Penerimaan, Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri , Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi
Diri.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan Nursidik,”karakteristik dan kebutuhan pendidikan anak usia Sekolah dasar”,
15 oktober 2007 : http://nhowitzer.multiply.com/journal/item/3
Puerwadarminta, kamus umum bahasa indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1984),
Purwanto M. Ngalim, psikologi pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya,2007)
Sudrajat, Ahmad ”Aplikasi Teori Kebutuhan Maslow di Sekolah”, psikologi
pendidikan,24 Maret 2008:http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/24/aplikasi-
teori-kebutuhan-maslow-di-sekolah/
Puerwadarminta, kamus umum bahasa indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1984),
hlm.445
M. Ngalim purwanto, psikologi pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,2007),
hlm.145
Nursidik Kurniawan,”karakteristik dan kebutuhan pendidikan anak usia Sekolah dasar”,
15 oktober 2007 :http://nhowitzer.multiply.com/journal/item/3 (diakses 2 juni 2009 )
Ibid, Nursidik Kurniawan,”karakteristik dan kebutuhan
Ahmad sudrajat, ”Aplikasi Teori Kebutuhan Maslow di Sekolah”, psikologi pendidikan,
24 Maret 2008: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/24/aplikasi-teori-
kebutuhan-maslow-di-sekolah/ (diakses 2 juni 2009

You might also like