Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pengemasan merupakan salah satu perlakuan terhadap produk pasca panen dan
olahannya dengan tujuan untuk melindungi produk dan memperpanjang masa simpan.
Pengemasan adalah wadah atau pembungkus yang dapat membantu mencegah atau
mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang dikemas atau dibungkusnya.
Ada beberapa jenis kemasan yang digunakan untuk mengemas bahan pangan, yaitu
kemasan kertas, kemasan gelas, kemasan logam, dan kemasan plastik. Masing-masing
memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda. Dalam penggunaanya pun disesuaikan dengan
jenis bahan yang akan dikemas. Pada praktikum kali ini akan diuji sifat ketahanan beberapa
jenis kertas terhadap minyak. Kertas yang digunakan adalah kertas roti, kertas minyak, dan
kertas nasi.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap
untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau
pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk
yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan,
benturan, getaran). Di samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil
pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam
penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau pembungkus
berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi
dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya.
Persyaratan Bahan Kemas
Dengan adanya persyaratan yang harus dipenuhi kemasan tersebut maka kesalahan dalam hal
memilih bahan baku kemasan, kesalahan memilih desain kemasan dan kesalahan dalam
memilih jenis kemasan, dapat diminimalisasi. Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan
tersebut maka kemasan harus memiliki sifat-sifat :
Cara-cara pengemasan sangat erat berhubungan dengan kondisi komoditas atau produk yang
dikemas serta cara transportasinya. Pada prinsipnya pengemas harus memberikan suatu
kondisi yang sesuai dan berperan sebagai pelindung bagi kemungkinan perubahan keadaan
yang dapat memengaruhi kualitas isi kemasan maupun bahan kemasan itu sendiri. Kemasan
dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal antara lain:
1. Frekuensi Pemakaian
Kemasan Sekali Pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah
satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik es, bungkus permen, bungkus daun, karton
dus, makanan kaleng.
Kemasan yang Dapat Dipakai Berulang Kali (Multi Trip), seperti beberapa jenis botol
minuman (limun, bir) dan botol kecap. Wadah-wadah tersebut umumnya tidak
dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk
kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik.
2. Struktur Sistem Kemas Berdasarkan letak atau kedudukan suatu bahan kemas di dalam
sistem kemasan keseluruhan dapat dibedakan atas :
Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu,
botol minuman, bungkus tempe)
Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan, misalnya plastik,
kertas, foil.
Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan,
patah bila dipaksa dibengkokkan. Misalnya kayu, gelas, dan logam.
Kemasan semi kaku/semi fleksibel, yaitu bahan kemas yang memiliki sifat-sifat
antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku, seperti botol plastik (susu, kecap, saus)
dan wadah bahan yang berbentuk pasta.
Kemasan Hermetis, yaitu wadah yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas,
misalnya kaleng dan botol gelas.
Kemasan Tahan Cahaya, yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya
kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang
mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan yang difermentasi.
Kemasan Tahan Suhu Tinggi, jenis ini digunakan untuk bahan pangan yang
memerlukan proses pemanasan, sterilisasi, atau pasteurisasi.
Wadah Siap Pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah
sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan
sebagainya.
Wadah Siap Dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu kemasan yang masih
memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk
lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.
Kemasan Fleksibel
Di samping jenis-jenis kemasan di atas, dewasa ini telah berkembang pesat sistem
pengemasan secara fleksibel, yaitu sistem pengemasan yang dapat melentur mengikuti bentuk
bahan yang dikemas. Bahan pengemas fleksibel terdiri dari berbagai jenis kertas, cellulose
films, film plastik, kertas timah coatings, bonding adhesives, dan kombinasi dari bahan-bahan
tersebut. Pengemas fleksibel ini banyak digunakan dalam pembungkusan berbagai komoditas
dan produk olahannya seperti buah-buahan (manisan, pisang sale, durian, nangka), daging
(abon, dendeng, sosis), ikan (dendeng ikan, krupuk ikan, ikan teri goreng), makanan lengkap
(mie, bihun, sambal goreng), bumbu lengkap (gule, opor, rawon, dan sup), rempah-rempah
(cabai giling, kunyit, pala, vanili), makanan lainnya (biskuit, kembang gula, dodol, coklat).
Cara mengemas komoditas pertanian dan produk olahan dalam pengemas fleksibel dapat
dilakukan dengan cara:
Pemasaran kemasan ini akhir-akhir ini menjadi populer untuk mengemas berbagai produk
baik padat maupun cair. Dipakai sebagai pengganti kemasan rigid maupun kemas kaleng atas
pertimbangan ekonomis kemudahan dalam penanganan
Kemasan kertas
Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel yang pertama sebelum ditemukannya plastik
dan aluminium foil. Saat ini kemasan kertas masih banyak digunakan dan mampu bersaing
dengan kemasan lain seperti plastik dan logam karena harganya yang murah, mudah
diperoleh dan penggunaannya yang luas. Selain sebagai kemasan, kertas juga berfungsi
sebagai media komunikator dan media cetak. Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas
bahan pangan adalah sifanya yang sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh
kelembaban udara lingkungan. Sifat-sifat kemasan kertas sangat tergantung pada proses
pembuatan dan perlakuan tambahan pada proses pembuatannya. Kemasan kertas dapat
berupa kemasan fleksibel atau kemasan kaku. Beberapa jenis kertas yang dapat digunakan
sebagai kemasan fleksibel adalah kertas kraft, kertas tahan lemak (grease proof). Glassin dan
kertas lilin (waxed paper) atau kertas yang dibuat dari modifikasi kertas-kertas ini. Wadah-
wadah kertas yang kaku terdapat dalam bentuk karton, kotak, kaleng fiber, drum, cawan-
cawan yang tahan air, kemasan tetrahedral dan lain-lain, yang dapat dibuat dari paper board,
kertas laminasi, corrugated board dan berbagai jenis board dari kertas khusus. Wadah kertas
biasanya dibungkus lagi dengan bahan-bahan kemasan lain seperti plastik dan foil logam
yang lebih bersifat protektif.
Kertas Roti
Kertas Minyak
Kertas Coklat / Nasi
Minyak
Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organik yang tidak larut/bercampur dalam
air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Ada sifat tambahan lain yang dikenal
awam: terasa licin apabila dipegang. Dalam arti sempit, kata 'minyak' biasanya mengacu ke
minyak bumi (petroleum) atau produk olahannya: minyak tanah (kerosena). Namun
demikian, kata ini sebenarnya berlaku luas, baik untuk minyak sebagai bagian dari menu
makanan (misalnya minyak goreng), sebagai bahan bakar (misalnya minyak tanah), sebagai
pelumas (misalnya minyak rem), sebagai medium pemindahan energi, maupun sebagai
wangi-wangian (misalnya minyak nilam).
Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa
organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon
lainnya yang polaritasnya sama.
Minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti “triester dari
gliserol”. Jadi minyak juga merupakan senyawaan ester. Hasil hidrolisis minyak adalah asam
karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai
rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang.
Jenis-jenis minyak
Dilihat dari asalnya terdapat dua golongan besar minyak: minyak yang dihasilkan tumbuh-
tumbuhan (minyak nabati) dan hewan (minyak hewani).
Minyak tumbuhan dan hewan semuanya merupakan lipid. Dari sudut pandang kimia, minyak
kelompok ini sama saja dengan lemak. Minyak dibedakan dari lemak berdasarkan sifat
fisiknya pada suhu ruang: minyak berwujud cair sedangkan lemak berwujud padat.
Penyusunnya bermacam-macam, tetapi yang banyak dimanfaatkan orang hanya yang
tersusun dari dua golongan saja:
Gliserida dan atau asam lemak, yang mencakup minyak makanan (minyak masak atau
minyak sayur serta minyak ikan), bahan baku industri sabun, bahan campuran minyak
pelumas, dan bahan baku biodiesel. Golongan ini biasanya berwujud padat atau cair
pada suhu ruang tetapi tidak mudah menguap.
Terpena dan terpenoid, yang dikenal sebagai minyak atsiri, atau minyak eteris, atau
minyak esensial (bukan asam lemak esensial!) dan merupakan bahan dasar wangi-
wangian (parfum) dan minyak gosok. Golongan ini praktis semuanya berasal dari
tumbuhan, dan dianggap memiliki khasiat penyembuhan (aromaterapi). Kelompok
minyak ini memiliki aroma yang kuat karena sifatnya yang mudah menguap pada
suhu ruang (sehingga disebut juga minyak "aromatik").
Pasir
Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran antara 0,0625
sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi di beberapa pantai
tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur.
BAB III
Bahan :
Kertas roti
Kertas minyak
Kertas nasi
Kertas stensil (kertas buram)
Minyak goreng
Pasir halus
Alat :
Plat kaca
Gunting
Pipet 1 ml
Stopwatch
Penggaris
Cara kerja :