You are on page 1of 30

Daftar isi

 Judul Hal
1. Membuat kompos dengan pupuk organik. 1
2. Pupuk 3
3. Pupuk Bokashi Versus Kompos 6
4. Dibanding Asli, EM Aktif Lebih Kuat 7
5. Menakar Komposisi Kandungan EM4 8
6. Mari membuat kompos skala rumah tangga 9
7. Petani Bantul Ciptakan Ramuan Alami Pengusir Hama 11
8. Kegunaan unsur-unsur hara bagi tanaman 12
9. Gejala Kekurangan Unsur Hara bagi Tanaman 14
10. Mengolah Sampah Skala Rumah Tangga 17
11. Membuat Kompos Dalam Pot 18
12. Keranjang ‘Ajaib’ Takakura 18
13. Fungi (Kapang) Pelarut Fosfat 19
14. Pupuk Organik Granul Premium 21
15. Pemanfaatan Jerami Padi sebagai Pupuk Organik In Situ untuk 23
Mengurangi Penggunaan Pupuk Kimia dan Subsidi Pupuk
16. TEKNOLOGI PERTANIAN ( Pupuk Ion dari Urine Manusia ) 27
1. Membuat kompos dan Pupuk Organik
KOMPOS: Dari Tanah Kembali Ke Tanah
Catatan: Bahan ini digunakan untuk menjelaskan kompos pada petani, pekebun, atau masyarakat
awam. Dibuat dengan bahasa yang lebih sederhana agar lebih mudah dipahami oleh petani. Semoga
bermanfaat.

Apa itu kompos?


Kompos atau humus adalah sisa-sisa mahluk hidup yang telah mengalami pelapukan, bentuknya
sudah berubah seperti tanah dan tidak berbau. Kompos memiliki kandungan hara NPK yang lengkap
meskipun persentasenya kecil. Kompos juga mengandung senyawa-senyawa lain yang sangat
bermanfaat bagi tanaman.

Apa manfaat kompos?


Kompos ibarat multivitamin bagi tanah dan tanaman. Kompos memperbaiki sifat fisik dan kimia
tanah. Kompos akan mengembalikan kesuburan tanah. Tanah keras akan menjadi lebih gembur.
Tanah miskin akan menjadi subur. Tanah masam akan menjadi lebih netral. Tanaman yang diberi
kompos tumbuh lebih subur dan kualitas panennya lebih baik daripada tanaman tanpa kompos.

Apa saja yang bisa dibuat kompos?


Pada prinsipnya semua bahan yang berasal dari mahluk hidup atau bahan organik dapat
dikomposkan. Seresah, daun-daunan, pangkasan rumput, ranting, dan sisa kayu dapat dikomposkan.
Kotoran ternak, binatang, bahkan kotoran manusia bisa dikomposkan. Kompos dari kotoran ternak
lebih dikenal dengan istilah pupuk kandang. Sisa makanan dan bangkai binatang bisa juga menjadi
kompos. Ada bahan yang mudah dikomposkan, ada bahan yang agak mudah, dan ada yang sulit
dikomposkan. Sebagian besar bahan organik mudah dikomposkan. Bahan yang agak mudah alias
agak sulit dikomposkan antara lain: kayu keras, batang, dan bambu. Bahan yang sulit dikomposkan
antara lain adalah kayu-kayu yang sangat keras, tulang, rambut, tanduk, dan bulu binatang.

Mengapa harus dikomposkan terlebih dahulu?


Tanaman tidak dapat menyerap hara dari bahan organik yang masih mentah, apapun bentuk dan
asalnya. Kotoran ternak yang masih segar tidak bisa diserap haranya oleh tanaman. Apalagi sisa
tanaman yang masih segar bugar juga tidak dapat diserap haranya oleh tanaman. Kompos yang
‘setengah matang’ juga tidak baik untuk tanaman. Bahan organik harus dikomposkan sampai
‘matang’ agar bisa diserap haranya oleh tanaman. Prinsipnya adalah tanaman menyerap hara dari
tanah, oleh karena itu harus dikembalikan menjadi tanah dan diberikan ke tanah lagi.

Bagaimana cara membuat kompos yang cepat, mudah, dan murah?


Membuat kompos sangat mudah. Secara alami bahan organik akan mengalami pelapukan menjadi
kompos, tetapi waktunya lama antara setengah sampai satu tahun tergantung bahan dan
kondisinya. Agar proses pengomposan dapat berlangsung lebih cepat perlu perlakuan tambahan.
Pembuatan kompos dipercepat dengan menambahkan aktivator atau inokulum atau biang kompos.
Aktivator ini adalah jasad renik (mikroba) yang bekerja mempercepat pelapukan bahan organik
menjadi kompos. Bahan organik yang lunak dan ukurannya cukup kecil dapat dikomposkan tanpa
harus dilakukan pencacahan. Tetapi bahan organik yang besar dan keras, sebaiknya dicacah terlebih
dahulu. Aktivator kompos harus dicampur merata ke seluruh bahan organik agar proses
pengomposan berlangsung lebih baik dan cepat.
Bahan yang akan dibuat kompos juga harus cukup mengandung air. Air ini sangat dibutuhkan untuk
kehidupan jasad renik di dalam aktivator kompos. Bahan yang kering lebih sulit dikomposkan. Akan
tetapi kandungan air yang terlalu banyak juga akan menghambat proses pengomposan. Jadi

1
basahnya harus cukup. Bahan juga harus cukup mengandung udara. Seperti halnya air, udara
dibutuhkan untuk kehidupan jasad renik aktivator kompos.
Untuk melindungi kompos dari lingkungan luar yang buruk, kompos perlu ditutup. Penutupan ini
bertujuan untuk melindungi bahan/jasad renik dari air hujan, cahaya matahari, penguapan, dan
perubahan suhu.
Bahan didiamkan selama beberapa waktu hingga kompos matang. Lama waktu yang dibutuhkan
antara 2 minggu sampai 6 minggu tergantung dari bahan yang dikomposkan. Bahan-bahan yang
lunak dapat dikomposkan dalam waktu yang singkat, 2 – 3 minggu. Bahan-bahan yang keras
membutuhkan waktu antara 4 – 6 minggu. Ciri kompos yang sudah matang adalah bentuknya sudah
berubah menjadi lebih lunak, warnanya coklat kehitaman, tidak berbau menyengat, dan mudah
dihancurkan/remah.

Bagaimana cara penggunaan kompos?


Kompos yang sudah matang dapat langsung digunakan untuk tanaman. Tidak ada batasan baku
berapa dosis kompos yang diberikan untuk tanaman. Secara umum lebih banyak kompos
memberikan hasil yang lebih baik. Tetapi jika kompos akan digunakan untuk pembibitan atau untuk
tanaman di dalam pot/polybag, kompos harus dicampur tanah dengan perbandingan satu bagian
kompos : tiga bagian tanah.
Kompos dapat diberikan sebagai satu-satunya sumber hara tambahan atau lebih dikenal dengan
istilah pertanian organik. Kompos yang diberikan sebaiknya dalam jumlah yang cukup, agar tanaman
dapat tumbuh lebih baik. Kompos juga bisa diberikan bersama-sama dengan pupuk kimia buatan.
Pupuk kimia dapat dikurangi sebagian dan digantikan dengan penambahan kompos.
Kompos dapat diberikan ke tanaman apa saja, mulai dari tanaman pertanian, holtikultura,
perkebunan, tanaman hias, buah-buahan, sayuran, dan kehutanan. Misalnya untuk tanaman: padi
sawah, padi gogo, jagung, ketela pohon, kacang, kol, kentang, karet, kopi, sawit, kakao, tebu,
aglonema, gelombang cinta, mangga, akasia, dan lain-lain.
link: http://isroi.wordpress.com/2008/11/1...nah/#more-1140

Kompos Jerami
Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Tanah menemukan bahwa kandungan bahan organik
di sebagian besar sawah di P Jawa menurun hingga 1% saja. Padahal kandungan bahan organik yang
ideal adalah sekitar 5%. Kondisi miskin bahan organik ini menimbulkan banyak masalah, antara lain:
efisiensi pupuk yang rendah, aktivitas mikroba tanah yang rendah, dan struktur tanah yang kurang
baik. Akibatnya produksi padi cenderung turun dan kebutuhan pupuk terus meningkat. Solusi
mengatasi permasalah ini adalah dengan menambahkan bahan organik/kompos ke lahan-lahan
sawah. Kompos harus ditambahkan dalam jumlah yang cukup hingga kandungan bahan organik
kembali ideal seperti semula. Link :

1
2. Pupuk

Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pupuk Kimia

Banyak orang yang sering salah presepsi dalam menggunakan pupuk kimia, pupuk hayati dan
pupuk organik. Pupuk organik dan pupuk hayati seringkali disamakan dengan pupuk kimia.
Padahal pupuk-pupuk ini sebenarnya berbeda sama sekali.

A. Membuat pupuk Effective Microorganisme atau EM

Pupuk EM adalah pupuk organik yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan
bakteri (microorganisme). Sampah organik dengan proses EM dapat menjadi pupuk organik
yang bermanfaat meningkatkan kualitas tanah.

Beriikut langkah-langkah pembuatan pupuk menggunakan EM :

Pembuatan bakteri penghancur (EM).

Bahan-bahan :

* Susu sapi atau susu kambing murni.


* Isi usus (ayam/kambing), yang dibutuhkan adalah bakteri di dalam usus.
* Seperempat kilogram terasi (terbuat dari kepala/kulit udang, kepala ikan) + 1 kg Gula pasir
(perasan tebu) + 1 kg bekatul + 1 buah nanas + 10 liter air bersih.

Alat-alat yang diperlukan :

Panci, kompor dan blender/parutan untuk menghaluskan nanas.

Cara pembuatan :

* Trasi, gula pasir, bekatul, nanas (yang dihaluskan dengan blender) dimasak agar bakteri
lain yang tidak diperlukan mati.
* Setelah mendidih, hasil adonannya didinginkan.
* Tambahkan susu, isi usus ayam atau kambing.
* Ditutup rapat. Setelah 12 jam timbul gelembung-gelembung.
* Bila sudah siap jadi akan menjadi kental/lengket.

Perlu diperhatikan susu jangan yang sudah basi karena kemampuan bakteri sudah
berkurang. Sedangkan kegunaan nanas adalah untuk menghilangkan bau hasil proses
bakteri. Link: http://petanidesa.wordpress.com/2007...roorganism-em/

B. Cara Pembiakan Bakteri

Untuk menghemat biaya, bibit bakteri EM4 yang dibeli di toko atau koperasi Saprotan dapat
dikembangbiakkan sendiri, sehingga kebutuhan pupuk organik untuk luas lahan yang ada
dapat dipenuhi. Adapun prosedur pembiakan bakteri EM4 adalah sebagai berikut:

Bahan dan Komposisi:

1
1 liter bakteri
3 kg bekatul (minimal)
¼ kg gula merah/gula pasir/tetes tebu (pilih salah satu)
¼ kg terasi
5 liter air
Alat dan Sarana:

Ember
Pengaduk
Panci pemasak air
Botol penyimpan
Saringan (dari kain atau kawat kasa)
Cara Pembiakan:

Panaskan 5 liter air sampai mendidih.


Masukkan terasi, bekatul dan tetes tebu/gula (jika memakai gula merah harus dihancurkan
dulu), lalu aduk hingga rata.
Setelah campuran rata, dinginkan sampai betul-betul dingin! (karena kalau tidak betul-betul
dingin, adonan justru dapat membunuh bakteri yang akan dibiakkan).
Masukkan bakteri dan aduk sampai rata. Kemudian ditutup rapat selama 2 hari.
Pada hari ketiga dan selanjutnya tutup jangan terlalu rapat dan diaduk setiap hari kurang
lebih 10 menit.
Setelah 3-4 hari bakteri sudah dapat diambil dengan disaring, kemudian disimpan dalam
botol yang terbuka atau ditutup jangan terlalu rapat (agar bakteri tetap mendapatkan
oksigend ari udara).
Selanjutnya, botol-botol bakteri tersebut siap digunakan untuk membuat kompos, pupuk
cair maupun pupuk hijau dengan komposisi campuran seperti yang akan diuraikan dibawah
ini.
Catatan: Ampas hasil saringan dapat untuk membiakkan lagi dengan menyiapkan air kurang
lebih 1 liter dan menambahkan air matang dingin dan gula saja.
Link: http://petanidesa.wordpress.com/2007...iakan-bakteri/

C. Cara Membuat Pupuk Cair Organik

Bahan dan Alat:

1 liter bakteri
5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan daun dari pohon
yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba, dan yang sulit lapuk seperti
jato, bambu, dan lain-lainnya)
0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya
1 kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air
30 kg kotoran hewan
Air secukupnya
Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat
Cara Pembuatan:

Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember.


Cairan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember.

1
Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian ditutup rapat.
Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat dibuka.
Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan.
Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2 liter, tambahkan
air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama. Setelah 8-10 hari kemudian bakteri
sudah berkembang biak lagi dan siap digunakan. Demikian seterusnya.
Kegunaan:

Mempercepat pengomposan dari 3-4 bulan menjadi 30-40 hari.


Dapat digunakan langsung sebagai pupuk semprot, apabila tanah sudah diberi kompos
(subur), tetapi apabila tanah kurang subur/tandus, penggunaan langsung sebagai pupuk
tidak dianjurkan.
Pupuk cair (larutan bakteri) ini tidak diperbolehkan untuk dicampur dengan bakteri lain,
terutama bahan kimia atau bahan untuk pestisida lainnya seperti tembakau.
Link: http://petanidesa.wordpress.com/2007...-cair-organik/

D. Cara Membuat Pupuk Hijau Organik

Pupuk Hijau: adalah pupuk organik yang terbuat dari sisa tanaman atau sampah yang
diproses dengan bantuan bakteri.

Bahan dan Komposisi:

200 kg hijau daun atau sampah dapur.


10 kg dedak halus.
¼ kg gula pasir/gula merah.
¼ liter bakteri.
200 liter air atau secukupnya.
Cara Pembuatan:

Hijau daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi.


Campurkan dedak halus atau bekatul dengan hijau daun.
Cairkan gula pasir atau gula merah dengan air.
Masukkan bakteri ke dalam air. Campurkan dengan cairan gula pasir atau gula merah. Aduk
hingga rata.
Cairan bakteri dan gula disiramkan pada campuran hijau daun/sampah+bekatul. Aduk
sampai rata, kemudian digundukkan/ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm dan ditutup
rapat.
Dalam waktu 3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan.
Link: http://petanidesa.wordpress.com/2007...hijau-organik/

1
3. Pupuk Bokashi Versus Kompos
OLEH: WAYAN NITA

Sebelum dikenalnya penggunaan pupuk kimia oleh petani, kompos lebih dulu populer.
Seiring dengan perkembangan teknologi kompos pun terpinggirkan. Banyaknya permintaan hasil
produksi pertanian menuntut petani mengolah lahan lebih cepat. Petani tidak mau lagi
menggunakan kompos sebagai pupuk tanamannya. Selain lama penampakan hasil aplikasi pada
tanaman juga karena semakin sulitnya mendapatkan bahan organik.
Kompos merupakan pupuk organik yang mempunyai banyak keunggula dibanding pupuk
kimia. Setelah ditemukannya teknologi EM yang juga berbahan organik maka sempurnalah
kandungan pupuk organik Bokashi. Meskipun sama-sama menggunakan bahan organik sebagai
bahan dasar pembuatan pupuk organik. Tapi Bokashi lebih unggul dibangdingkan dengan kompos.
Karena Bokashi diolah dengan menggunakan teknologi EM sedangkan kompos tidak.
Bila kita lihat perbandingan antara Bokashi dan kompos, kandungan hara pada Bokashi lebih
tinggi, periode proses pada tanaman lebih cepat, pengaruh terhadap tanah sempurna, energi yang
hilang rendah dan populasi mikroorganisme dalam tanah lebih sempurna dibanding kompos.
Keunggulan tersebut disebabkan karena selain menggunakan bahan organik, juga ada campuran
Molasse (tetes tebu)/larutan gula merah dan kandungan mikroorganisme dalam EM4 yang lengkap.
Dalam pembuatan Bokashi, dapat dilakukan secara aerob maupun anaerob. Bahan yang
digunakan sama, yaitu Molasse(Tetes tebu), EM4 dan bahan organik (jerami, sekam padi dan dedak
halus). Yang berbeda adalah dalam proses fermentasinya. Bokashi anaerob setelah adonan (bahan
organik disiram larutan EM+Molasse+Air sampai kandungan air 40%) dicampur rata kemudian
dimasukkan kedalam drum plastik atau karung atau kantong plastik. Diamkan selama 7 hari dan di
hari ke-8 adonan telah siap ditebarkan. Bokashi siap dipakai bila tercium aroma tape. Bokashi ini
ideal digunakan sampai dengan 6 bulan bila tersimpan dalam kondisi yang baik.
Bokashi aerob setelah adonan tercampur rata kemudian dihamparkan diatas ubin yang
kering dan ditutup dengan terpal atau karung goni. Dapat pula dimasukkan Diamkan selama 4-7 hari
tetapi setiap hari diaduk agar suhu tidak melebihi 40°C. Bokashi siap dipakai jika sudah tercium
aroma bau tape. Bokashi ini dapat dibuat dengan bermacam-macam komposisi bahan organiknya.
Seperti Bokashi pupuk kandang, Bokashi jerami, Bokashi arang sekam, Bokashi super dan Bokashi
Express. Bahan baku utama menggunakan EM4, Molasse, pupuk kandang, sekam padi dan dedak.

1
4. Dibanding Asli, EM Aktif Lebih Kuat
OLEH: WAYAN NITA

Produk EM yang beredar di pasaran kebanyakan berupa EM asli. Yang tidak dapat langsung
diaplikasikan pada media. Karena kandungan mikroorganisme dalam EM asli tidur sehingga tidak
akan memberikan pengaruh yang nyata. Sama saja dengan menaburkan kotoran ayam yang baru
keluar ke tanaman. Semua membutuhkan proses agar mendapatkan hasil yang maksimal.

EM asli perlu dilarutkan menjadi EM aktif. Karena EM aktif aktivitasnya lebih tinggi daripada EM asli.
Memang, dari segi daya simpan EM asli lebih lama dari pada EM aktif, yaitu mampu bertahan hingga
lima tahun. Tetapi sebulan sesudah pembuatan EM aktif, aktivitasnya drastic menurun.
Rekomendasi penggunaan EM aktif hanya satu bulan dan aktivitas mikroorganisme paling tinggi
pada hari ke-10 sampai hari ke-17 pasca dilarutkan

Pembuatan larutan aktif dengan mencampurkan EM asli dengan molasse (tetes tebu) dan
air. Air yang cocok untuk membuat EM aktif adalah air sumur, air yang bebas dari residu kimia, air
yang bebas dari pncemaran dan air yang bersih. Molasse yang digunakan harus dibersihkan dari
kotoran, dan dipilih dari pabrik gula berkualitas. Semakin baru molasses, EM aktif yang dihasilkan
akan semakin bagus, maksimum satu tahun sejak dikeluarkan dari pabrik. Bila sulit mendapat
molasse, juga bisa digunakan gula merah atau gula pasir yang telah dilarutkan.

EM asli dicampur dengan molasse dan air kemudian dimasukkan ke dalam wadah dan
ditutup rapat, biarkan 5-10 hari dalam keadaan kedap udara. Wadah harus ditutup rapat dan
dihindarkan dari sinar matahari langsung. Tutup wadah dibuka pada hari ke lima untuk
mengeluarkan gas agar tidak meledak.

Setelah 5-10 hari kemudian EM aktif sudah dapat digunakan bila tercium bau asam manis.
PH EM aktif jadi 3,7 atau kurang, idealnya 3,5. Wadah yang baik untuk menyimpan EM aktif adalah
tangki plastik atau tangki stainless stell, tangki bersih dan tangki yang dapat mempertahankan
kondisi anaerob. Jangan gunakan bekas tempat oli atau tempat bahan kimia, yang kotor atau tangki
logam berkarat. EM aktif yang dihasilkan tidak boleh digandakan.

1
5. Menakar Komposisi Kandungan EM4

HORISON
OLEH: WAYAN NITA

Teknologi EM (Effective Mikroorganism) dapat digunakan dalam bidang pertanian, peternakan,


perikanan, lingkungan, kesehatan dan industri. Meski sudah banyak kalangan masyarakat yang
menggunakan tapi tidak banyak yang tahu tentang EM, komposisi kandungan, fungsi dan jenis-jenis
EM.
EM merupakan campuran dari mikroorganisme bermanfaat yang terdiri dari lima kelompok, 10
Genius 80 Spesies dan setelah di lahan menjadi 125 Spesies. EM berupa larutan coklat dengan pH
3,5-4,0. Terdiri dari mikroorganisme Aerob dan anaerob. Meski berbeda, dalam tanah memberikan
multiple efect yang secara dramatis meningkatkan mikro flora tanah. Bahan terlarut seperti asam
amino, sacharida, alkohol dapat diserap langsung oleh akar tanaman.
Kandungan EM terdiri dari bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, actinomicetes, ragi dan jamur
fermentasi. Bakteri fotosintetik membentuk zat-zat bermanfaat yang menghasilkan asam amino,
asam nukleat dan zat-zat bioaktif yang berasal dari gas berbahaya dan berfungsi untuk mengikat
nitrogen dari udara. Bakteri asam laktat berfungsi untuk fermentasi bahan organik jadi asam laktat,
percepat perombakan bahan organik, lignin dan cellulose, dan menekan pathogen dengan asam
laktat yang dihasilkan.
Actinomicetes menghasilkan zat anti mikroba dari asam amino yang dihasilkan bakteri fotosintetik.
Ragi menghasilkan zat anti biotik, menghasilkan enzim dan hormon, sekresi ragi menjadi substrat
untuk mikroorganisme effektif bakteri asam laktat actinomicetes. Cendawan fermentasi mampu
mengurai bahan organik secara cepat yang menghasilkan alkohol ester anti mikroba, menghilangkan
bau busuk, mencegah serangga dan ulat merugikan dengan menghilangkan pakan.
Fungsi EM untuk mengaktifkan bakteri pelarut, meningkatkan kandungan humus tanahlactobonillus
sehingga mampu memfermentasikan bahan organik menjadi asam amino. Bila disemprotkan di daun
mampu meningkatkan jumlah klorofil, fotosintesis meningkat dan percepat kematangan buah dan
mengurangi buah busuk. Juga berfungsi untuk mengikat nitrogen dari udara, menghasilkan senyawa
yang berfunsi antioksidan, menekan bau limbah, menggemburkan tanah, meningkatkan daya
dukung lahan, meningkatkan cita rasa produksi pangan, perpanjang daya simpan produksi pertanian,
meningkatkan kualitas daging, meningkatkan kualitas air dan mengurangi molaritas Benur.
Jenis-jenis EM yang ada seperti EM1 yang berupa media padat berbentuk butiran yang mengandung
90% actinomicetes. Berfungsi untuk mempercepat proses pembentukan kompos dalam tanah. EM2
terdiri dari 80 species yang disusun berdasarkan perbandingan tertentu.
Berbentuk kultur dalam kaldu ikan dengan pH 8,5. dalam tanah mengeluarkan antibiotik untuk
menekan patogen. EM3 terdiri dari 95% bakteri fotosintetik dengan pH 8,5 dalam kaldu ikan yang
berfungsi membantu tugas EM2. Sakarida dan asam amino disintesa oleh bakteri fotosintetik
sehingga secara langsung dapat diserap tanaman. EM4 terdiri dari 95% lactobacillus yang berfungsi
menguraikan bahan organik tanpa menimbulkan panas tinggi karena mikroorganisme anaerob
bekerja dengan kekuatan enzim. EM5 berupa pestisida organik.

1
6. Mari membuat kompos skala rumah tangga

Salah satu dari pola hidup hijau yang dapat kita laksanakan adalah mengelola sampah organic rumah
tangga, dengan membuatnya menjadi kompos.

Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah organic organic.


Pembuatannya tidak terlalu rumit, tidak memerlukan tempat luas dan tidak memerlukan banyak
peralatan dan biaya. Hanya memerlukan persiapan pendahuluan, sesudah itu kalau sudah rutin,
tidak merepotkan bahkan selain mengurangi masalah pembuangan sampah, kompos yang dihasilkan
dapat dimanfaatkan sendiri, tidak perlu membeli.

Kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah, zat makanan yang diperlukan tumbuhan akan
tersedia. Mikroba yang ada dalam kompos akan membantu penyerapan zat makanan yang
dibutuhkan tanaman. Tanah akan menjadi lebih gembur. Tanaman yang dipupuk dengan kompos
akan tumbuh lebih baik. Hasilnya bunga-bunga berkembang, halaman menjadi asri dan teduh. Hawa
menjadi segar karena oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan.

Bagaimana Kompos Terjadi

Sampah organic secara alami akan mengalami peruraian oleh berbagai jenis mikroba, binatang yang
hidup di tanah, enzim dan jamur. Proses peruraian ini memerlukan kondisi tertentu, yaitu suhu,
udara dan kelembaban. Makin cocok kondisinya, makin cepat pembentukan kompos, dalam 4 – 6
minggu sudah jadi. Apabila sampah organic ditimbun saja, baru berbulan-bulan kemudian menjadi
kompos. Dalam proses pengomposan akan timbul panas krn aktivitas mikroba. Ini pertanda mikroba
mengunyah bahan organic dan merubahnya menjadi kompos. Suhu optimal untk pengomposan dan
harus dipertahankan adalah 45-65C.Jika terlalu panas harus dibolak-balik, setidak-tidaknya setiap 7
hari.

Peralatan

Di dalam rumah ( ruang keluarga, kamar makan ) dan di depan dapur disediakan 2 tempat sampah
yang berbeda warna untuk sampah organic dan sampah non-organic. Diperlukan bak plastic atau
drum bekas untuk pembuatan kompos. Di bagian dasarnya diberi beberapa lubang untuk
mengeluarkan kelebihan air. Untuk menjaga kelembaban bagian atas dapat ditutup dengan karung
goni atau anyaman bambu. Dasar bak pengomposan dapat tanah atau paving block, sehingga
kelebihan air dapat merembes ke bawah. Bak pengomposan tidak boleh kena air hujan, harus di
bawah atap.

1
Cara Pengomposan

- Campur 1 bagian sampah hijau dan 1 bagian sampah coklat.


- Tambahkan 1 bagian kompos lama atau lapisan tanah atas (top soil) dan dicampur. Tanah atau
kompos ini mengandung mikroba aktif yang akan bekerja mengolah sampah menjadi kompos. Jika
ada kotoran ternak ( ayam atau sapi ) dapat pula dicampurkan .
- Pembuatan bisa sekaligus, atau selapis demi selapis misalnya setiap 2 hari ditambah sampah baru.
Setiap 7 hari diaduk.
- Pengomposan selesai jika campuran menjadi kehitaman, dan tidak berbau sampah. Pada minggu
ke-1 dan ke-2 mikroba mulai bekerja menguraikan membuat kompos, sehingga suhu menjadi sekitar
40C. Pada minggu ke-5 dan ke-6 suhu kembali normal, kompos sudah jadi.
- Jika perlu diayak untuk memisahkan bagian yang kasar. Kompos yang kasar bisa dicampurkan ke
dalam bak pengomposan sebagai activator.

Keberhasilan pengomposan terletak pada bagaimana kita dapat mengendalikan suhu, kelembaban
dan oksigen, agar mikroba dapat memperoleh lingkungan yang optimal untuk berkembang biak,
ialah makanan cukup (bahan organic), kelembaban (30-50%) dan udara segar (oksigen) untuk dapat
bernapas.
Sampah organic sebaiknya dicacah menjadi potongan kecil. Untuk mempercepat pengomposan,
dapat ditambahkan bio-activator berupa larutan effective microorganism (EM) yang dapat dibeli di
toko pertanian.

1
7. Petani Bantul Ciptakan Ramuan Alami Pengusir Hama

Minggu, 7 Desember 2008 | 19:05 WIB

YOGYAKARTA, MINGGU - Petani di Desa Srihardono, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY) menciptakan ramuan pengusir hama yang sederhana namun efektif.
Temuan ini menjadi alternatif murah pengganti insektisida.
"Bahan-bahannya sederhana karena terdapat di sekitar kita, seperti jamur, bambu, tanaman liar dan
lain sebagainya," kata ketua Regu Pengendali Tanaman (RPT) Srikaton, Hartoyo, saat pameran di
Kecamatan Imogiri, Minggu (7/12).
Salah satu contonya adalah ramuan pengusir lalat buah, bahannya terbuat dari daun selasih yang
ditumbuk halus, dan diberi air kelapa dan tebu. Ramuan yang tercipta khas aroma lalat buah yang
betina.

"Ramuan tersebut kita taruh di sebuah wadah, nantinya lalat buah jantan akan datang dan
mengeluarkan sperma, setelah itu lalat tersebut langsung mati di tempat," katanya.
Alat pengusir lalat buah di pasaran lumayan mahal, sekitar Rp100.000 per botol. Sedangkan ramuan
alami yang dibuat Hartoyo, jika ditotal hanya mengeluarkan dana Rp4.000 hingga Rp5.000 per botol,
dengan isi 4 kali lipat lebih banyak.

Hartoyo mengatakan temuannya yang lain adalah ramuan pengusir hama tikus dari singkong direbus
yang dicampur dengan air kelapa. Jika tikus meminumnya, dia akan kehilangan nafsu makannya dan
beberapa hari kemudian tikus akan mati.

Ia mengatakan awalnya percobaan ini dimulai dengan sembilan temannya dari pelatihan yang
diberikan oleh dinas pertanian Kabupaten Bantul. Kemudian mereka kombinasikan dengan banyak
membaca buku-buku yang terkait. Alat-alat dan ramuan yang ditemukan berlaku untuk
pengendalian hama untuk jenis apapun.

"Bahannya alami, dan mudah ditemukan di manapun, misalnya untuk jamur Beuferia bassiana
sangat mudah ditemukan atau jamur trikodona sering berada di bawah bambu, hasilnya juga sudah
diuji di laboratorium milik Provinsi DIY," katanya.

Ia memamerkan alat-alat dan ramuannya di tiap ada kesempatan, seperti pameran pertanian. Ia juga
mengatakan tidak akan mematenkan temuan ia dan teman-temannya itu, apalagi hingga menjual.
"Saya tidak akan menjual, namun jika ada yang tertarik, saya lebih baik mengajarkannya saja, saya
rasa hal itu lebih berguna," katanya.

1
8. Kegunaan unsur-unsur hara bagi tanaman

Menurut hasil penelitian, setiap tanaman memerlukan paling sedikit 16 unsur (ada yang
menyebutkan zat) agar pertumbuhannya normal. Dari ke-16 unsur tersebut, 3 unsur (karbon,
hidrogen, dan oksigen) diperoleh dari udara, sedangkan 13 unsur lagi disediakan oleh tanah. Jadi
tanah sebagai dapur bagi tanaman setidaknya harus tersedia 13 menu agar pertumbuhannya
normal. Ke-13 unsur tersebut adalah nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium
(Mg), sulfur atau belerang (S), klor (Cl), ferum atau besi (Fe), mangan (Mn), kuprum atau pembaga
(Cu), zink atau seng (Zn), boron (B) dan molibdenum (Mo).
Mengenai faedah atau kegunaan unsur-unsur hara tersebut bagi tanaman adalah sbb:

1. Nitrogen
Peranan utama nitrogen (N) bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara
keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu, nitrogen pun berperan penting
dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis. Fungsi lainnya
ialah membentuk protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik lainnya.

2. Fosfor
Unsur fosfor (P) bagi tanaman berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar
benih dan tanaman muda. Selain itu, fosfor berfungsi sebagai bahan mentah untuk
pembentukan sejumlah protein tertentu; membantu asimilasi dan pernapasan; serta
mempercepat pembungaan, pemasalan biji, dan buah.

3. Kalium
Fungsi utama Kalium (K) ialah membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Kalium pun
berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur.
Yang tidak bisa dilupakan ialah Kalium pun merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam
menghadapi kekeringan dan penyakit.

4. Kalsium
Bagi tanaman, Kalsium (Ca) bertugas untuk merangsang pembentukan bulu-bulu akar,
mengeraskan batang tanaman, dan merangsang pembentukan biji. Kalsium yang terdapat pada
batang dan daun ini berkhasiat untuk menetralisasikan senyawa atau suasana yang tidak
menguntungkan pada tanah.

5. Magnesium
Agar tercipta hijau daun yang sempurna dan terbentuk karbohidrat, lemak, dan minyak-minyak,
magnesiumlah biangnya. Magnesium (Mg) pun memegang peranan penting dalam transportasi
fosfat dalam tanaman. Dengan demikian, kandungan fosfat dalam tanama dapat dinaikkan
dengan jalan menambah unsur magnesium.

6. Belerang

1
Belerang (S) berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar. Sulfur ini merupakan unsur yang
penting dalam beberapa jenis protein seperti asam amino. Unsur ini pun membantu
pertumbuhan anakan. Selain itu, sulfur merupakan bagian penting pada tanaman-tanaman
penghasil minyak, sayuran seperti cabai, kubis, dan lain-lain.

7. Klor
Memperbaiki dan meninggikan hasil kering tanaman seperti tembakau, kapas, kentang, dan
tamanam sayuran umumnya adalah peran dari klor (Cl). Unsur ini pun banyak ditemukan dalam
air sel semua bagian tanaman.

8. Besi
Untuk pernapasan tanaman dan pembentukan hijau daun merupakan peran dari besi (Fe).
Kehadirannya tidak boleh dianggap enteng. Sekali tidak ada, terutama pada tanah yang
mengandung banyak kapur, tanaman akan langsung merana.

9. Mangan
Peran mangan (Mn) tak jauh beda dengan unsur besi. Selain sebagai komponen untuk
memperlancar proses asimilasi, unsur ini pun merupakan komponen penting dalam berbagai
enzim.

10. Tembaga
Fungsi tembaga (Cu) ini pun baru sedikit diketahui. Kehadirannya dapat mendorong
terbentuknya hijau daun dan dapat menjadi bahan utama dalam berbagai enzim.

11. Boron
Boron (B) berfungsi mengangkut karbohidrat ke dalam tubuh tanaman dan mengisap unsur
kalsium. Selain itu, boron berperan dalam perkembangan bagian-bagian tanaman untuk tumbuh
aktif. Pada tanaman penghasil biji, unsur ini pun berpengaruh terhadap pembagian sel. Dan,
yang paling nyata ialah perannya dalam menaikkan mutu tanaman sayuran dan tanaman buah.

12. Molibdenum
Sama halnya dengan tembaga, hingga kini diketahui masih sedikit peranan molibdenum (Mo)
bagi tanaman. Unsur ini sangat berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran. Untuk tanaman pupuk
hijau, molibdenum membantu mengikat nitrogen dari udara bebas. Ini disebabkan unsur ini
merupakan bagian dari komponen penyusun enzim-enzim pada bakteri nodula akar tanaman
pupuk hijau.

13. Seng
Seng (Zn) memberi dorongan terhadap pertumbuhan tanaman karena diduga Zn dapat berfungsi
membentuk hormon tumbuh.

1
9. Gejala Kekurangan Unsur Hara bagi Tanaman

Gejala Kekurangan Unsur Hara bagi Tanaman


By ibra76

Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak
sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau penyimpangan-penyimpangan dan banyak pula
tanaman yang mati muda.
Gejala kekurangan ini cepat atau lambat akan terlihat pada tanaman, tergantung pada jenis dan sifat
tanaman. Ada tanaman yang cepat sekali memperlihatkan tanda-tanda kekurangan atau sebaliknya
ada yang lambat. Pada umumnya pertama-tama akan terlihat pada bagian tanaman yang melakukan
kegiatan fisiologis terbesar yaitu pada bagian yang ada di atas tanah terutama pada daun-daunnya.
Bila tidak ada faktor lain yang mempengaruhi, maka tanda-tanda kekurangan unsur hara terlihat
sebagai berikut:

1. Kekurangan unsur hara Nitrogen (N)


a. Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini mulai dari ujung
daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap, sehingga seluruh
tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan. Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan
daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan.
b. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
c. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak sebelum waktunya
d. Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel
daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil
e. Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari bagian bawah terus ke
bagian atas

2. Kekurangan unsur hara Fosfor (P)


a. Terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, batang dan daun
b. Warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat
pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Pada tepi daun, cabang dan batang
terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning.
c. Hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kerdil-kerdil, nampak jelek dan
lekas matang

3. Kekurangan unsur hara Kalium (K)


Defisiensi/kekurangan Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala ini jarang
ditampakkan ketika tanaman masih muda.
a. Daun-daun berubah jadi mengerut alias keriting (untuk tanaman kentang akan menggulung) dan
kadang-kadang mengkilap terutama pada daun tua, tetapi tidak merata. Selanjutnya sejak ujung dan
tepi daun tampak menguning, warna seperti ini tampak pula di antara tulang-tulang daun pada
akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor (merah coklat), sering pula bagian yang berbercak ini
jatuh sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati
b. Batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil
c. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak tahan disimpan
d. Pada tanaman kelapa dan jeruk, buah mudah gugur
e. Bagi tanaman berumbi, hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya demikian rendah
Khusus untuk tanaman padi, gejala kekurangan unsur Kalium dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Daun

1
Daun tanaman padi yang kekurangan Kalium akan berwarna hijau gelap dengan banyaknya bintik-
bintik yang warnanya yang menyerupai karat. Bintik-bintik itu pertama-tama muncul pada bagian
atas daun yang sudah tua, ujung daun dan tepi daun menjadi seperti terbakar (necrotic), berwarna
coklat kemerahan atau coklat kuning. Daun-daun tua, khususnya di tengah hari akan terkulai dan
daun-daun muda menggulung ke arah atas dan memperlihatkan gejala-gejala kekurangan air
b. Batang
Batang tanaman padi yang kekurangan Kalium akan tumbuh pendek dan kurus. Dan kebanyakan
varietas-varietas padi yang kekurangan Kalium lebih mudah rebah
c. Akar
Pertumbuhan akar biasanya sangat terbatas, ujung akar akan tumbuh kurus dan pendek, dan akar
selalu cenderung berwarna gelam dan hitam. Akar-akar cabang dan akar rambat sangat kurus dan
selalu memperlihatkan gejala pembusukan akar.
d. Bulir dan Malai
Pertumbuhannya akan pendek dan umumnya mempunyai persentase kehampaan buah yang tinggi.
Sedang jumlah bulir yang berisi untuk setiap helainya akan rendah, bulir-bulir padi akan berukuran
kecil dan tidak teratur bentuknya, mutu dan berat 1.000 bulir akan berkurang, persentase bulir-bulir
yang tidak berkembang dan tidak dewasa bertambah.

4. Kekurangan unsur hara Kalsium (Ca)


a. Daun-daun muda selain berkeriput mengalami perubahan warna, pada ujung dan tepi-tepinya
klorosis (berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar di antara tulang-tulang daun, jaringan-
jaringan daun pada beberapa tempat mati
b. Kuncup-kuncup muda yang telah tumbuh akan mati
c. Pertumbuhan sistem perakarannya terhambat, kurang sempurna malah sering salah bentuk
d. Pertumbuhan tanaman demikian lemah dan menderita

5. Kekurangan unsur hara Magnesium (Mg)


a. Daun-daun tua mengalami klorosis (berubah menjadi kuning) dan tampak di antara tulang-tulang
daun, sedang tulang-tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau. Bagian di antara tulang-tulang
daun itu secara teratur berubah menjadi kuning dengan bercak-bercak merah kecoklatan
b. Daun-daun mudah terbakar oleh teriknya sinar matahari karena tidak mempunyai lapisan lilin,
karena itu banyak yang berubah warna menjadi coklat tua/kehitaman dan mengkerut
c. Pada tanaman biji-bijian, daya tumbuh biji kurang/lemah, malah kalau toh ia tetap tumbuh maka
ia akan nampak lemah sekali.

6. Kekurangan unsur hara Belerang (S)


a. Daun-daun muda mengalami klorosis (berubah menjadi kuning), perubahan warna umumnya
terjadi pada seluruh daun muda, kadang mengkilap keputih-putihan dan kadang-kadang
perubahannya tidak merata tetapi berlangsung pada bagian daun selengkapnya
b. Perubahan warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga tanaman tampak
berdaun kuning dan hijau, seperti misalnya gejala-gejala yang tampak pada daun tanaman teh di
beberapa tempat di Kenya yang terkenal dengan sebutan”Tea Yellow” atau”Yellow Disease”
c. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus, batang tanaman berserat,
berkayu dan berdiameter kecil
d. Pada tanaman tebu yang menyebabkan rendemen gula rendah
e. Jumlah anakan terbatas.

7. Kekurangan unsur hara Besi (Fe)


Defisiensi (kekurangan) zat besi sesungguhnya jarang terjadi. Terjadinya gejala-gejala pada bagian
tanaman (terutama daun) kemudian dinyatakan sebagai kekurangan tersedianya zat besi adalah
karena tidak seimbang tersedianya zat Fe dengan zat kapur (Ca) pada tanah yang berlebihan kapur

1
dan yang bersifat alkalis. Jadi masalah ini merupakan masalah pada daerah-daerah yang tanahnya
banyak mengandung kapur.
a. Gejala-gejala yang tampak pada daun muda, mula-mula secara setempat-setempat berwarna
hijau pucat atau hijau kekuning-kuningan, sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau serta
jaringan-jaringannya tidak mati
b. Selanjutnya pada tulang daun terjadi klorosis, yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi
kuning dan ada pula yang menjadi putih
c. Gejala selanjutnya yang lebih hebat terjadi pada musim kemarau, daun-daun muda banyak yang
menjadi kering dan berjatuhan
d. Pertumbuhan tanaman seolah terhenti akibatnya daun berguguran dan akhirnya mati mulai dari
pucuk.

8. Kekurangan unsur hara Mangan (Mn)


Gejala kekurangan Mangan (Mn) hampir sama dengan gejala kekurangan Besi (Fe) pada tanaman,
yaitu:
a. Pada daun-daun muda di antara tulang-tulang dan secara setempat-setempat terjadi klorosis dari
warna hijau menjadi warna kuning yang selanjutnya menjadi putih
b. Tulang-tulang daunnya tetap berwarna hijau, ada yang sampai kebagian sisi-sisi dari tulang
c. Jaringan-jaringan pada bagian daun yang klorosis mati sehingga praktis bagian-bagian tersebut
mati, mengering, ada kalanya yang terus mengeriput dan ada pula yang jatuh sehingga daun tampak
menggerigi
d. Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, terutama pada tanaman sayuran tomat, seledri, kentang
dan lain-lain, begitu juga pada tanaman jeruk, tembakau dan kedelai
e. Pada tanaman gandum, bagian tengah helai daun berwarna coklat, kemudian patah
f. Pembentukan biji-bijian kurang baik (jelek).

9. Kekurangan unsur hara Tembaga/Cuprum(Cu)


Kekurangan unsur hara Tembaga (Cu) acapkali ditemukan pada tanah-tanah organik yang agak asam,
tanda-tandanya dapat dilihat sebagai berikut:
a. Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda tampak layu dan kemudian mati (die
back), sedang ranting-rantingnya berubah warna pula menjadi coklat dan mati pula
b. Ujung daun secara tidak merata sering ditemukan layu, malah kadang-kadang klorosis, sekalipun
jaringan-jaringannya tidak ada yang mati
c. Pada tanaman jeruk kekurangan unsur hara tembaga ini menyebabkan daun berwarna hijau gelap
dan berukuran besar, ranting berwarna coklat dan mati, buah kecil dan berwarna coklat
d. Pada bagian buah, buah-buahan tanaman pada umumnya kecil-kecil warna coklat dan bagian
dalamnya didapatkan sejenis perekat (gum).

10. Kekurangan unsur hara Seng/Zincum (Zn)


a. Terjadi penyimpangan pertumbuhan pada bagian daun-daun yang tua, yaitu:
* Bentuknya lebih kecil dan sempit daripada bentuk umumnya
* Klorosis terjadi di antara tulang-tulang daun
* Daun mati sebelum waktunya, kemudian berguguran dimulai dari daun-daun yang ada di bagian
bawah menuju ke puncak
b. Pada padi sawah gejala terlihat 2 - 4 minggu setelah tanam, yaitu adanya pemutihan di bagian
tengah daun. Kekurangan yang parah menyebabkan daun tidak mau terbuka
c. Pada tanaman jagung gejala terlihat 1 - 2 minggu setelah bibit muncul di permukaan tanah, daun-
daun muda menunjukkan garis-garis kuning dan terus menguning sampai ke dasar daun, sedang tepi
daun tetap hijau
d. Pada kacang tanah gejala terlihat setelah tanaman berumur 1 bulan, mula-mula jaringan di antara
urat-urat dan nampak menguning dan akhirnya hanya pada urat-urat daun saja akan tetap hijau.

1
Tanaman kerdil dan polong sedikit.

11. Kekurangan unsur hara Molibden (Mo)


a. Secara umum daun-daun mengalami perubahan, kadang-kadang mengalami pengkerutan terlebih
dahulu sebelum mengering dan mati. Mati pucuk (die back) biasa pula terjadi pada tanaman yang
kekurangan unsur hara Mo
b. Pertumbuhan tanaman tidak normal, terutama pada tanaman sayuran. Daun keriput dan
mengering.

12. Kekurangan unsur hara Borium (Bo)


Walaupun unsur hara Bo hanya sedikit saja yang diperlukan tanaman bagi pertumbuhannya, tetapi
kalau unsur ini tidak tersedia bagi tanaman gejalanya cukup serius.
a. Daun-daun yang masih muda terjadi klorosis, secara setempat-setempat pada permukaan daun
bawah yang selanjutnya menjalar kebagian tepi-tepinya. Jaringan daun mati
b. Daun yang baru muncul tumbuh kerdil, kuncup-kuncup mati dan berwarna kehitaman atau coklat
c. Dapat menimbulkan penyakir fisiologis, khususnya pada tanaman sayuran, tembakau dan apel.
Malah pada jagung bisa menimbulkan tongkol tanpa biji sama sekali
d. Pada umbi-umbian pertumbuhannya kerdil, terdapat bercak-bercak atau lubang berwarna hitam
pada umbi
e. Pada tanaman bayam dan selada pucuk tanaman tumbuh tidak sempurna dan berwarna hitam
d. Tangkai daun seledri membentuk celah-celah dan garis-garis tak teratur berwarna coklat. Anak-
anak daun seledri berbercak-bercak coklat.

13. Kekurangan unsur hara Klorida (Cl)


a. Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama pada tanaman
sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga
b. Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas menunjukkan gejala seperti di
atas. [bp]

10. Mengolah Sampah Skala Rumah Tangga


Alhamdulillah saya mendapatkan ilmu dari pengunjung blog ini.
Dari bung Emmanuel Erwin Her Purwanto (emmanuel.erwin@gmail.com). Berikut

Maaf baru kali ini. info soal mini komposter sederhana saja. Prinsip dasarnya sbg berikut :

1. ambil ember / galon bekas cat tembok ukuran 20 liter.


2. bagian dasarnya dilobangi beberapa lobang ukuran 0,5 cm.
3. masukkan bahan kompos beberapa kali sampai penuh.
4. bikin pipa udara dari paralon ukuran 3/4 in dilobangi kirikanan sepanjang ember / galon.
5. Terakhir tusukkan pipa paralon kekompos tersebut, dan ember ditutup.

Kompos tidak perlu diaduk aduk, sampai kompos matang, waktunya tergantung bahan komposnya.
Sekitar 5 - 10 hari. Jangan lupa setiap memasukkan bahan kompos sudah disemprot aktivator / EM4.
Bila Kompos masih bau artinya pemberian/ penyemprotan aktivator tidak rata atau kurang.

Sederhana kan. Semoga informasi ini bermanfaat. Salam sejahtera.

1
11. Membuat Kompos Dalam Pot

Membuat Kompos Dalam Pot

Setelah beberapa saat yang lalu menampilkan posting pembuatan kompos dengan metode
karung dan keranjang takakura, posting kali ini akan membahas metode yang berbeda.
Mudahnya, cara ini disebut metode pot.
Pada prinsipnya pembuatan kompos dengan metode pot mirip dengan kompos metode lain.
Prosesnya tetap melibatkan aktivitas mikroorganisme secara aerobik yang memanfaatkan
limbah padat organik sebagai sumber energi.
Sesuai dengan namanya, cara ini membutuhkan pot. Pot yang dipakai paling tidak
berdiameter 25 cm. Pota dapat terbuat dari bahan plastik atau pun gerabah. Yang penting,
pada bagian dasar pot terdapat lubang-lubang kecil yangbberfungsi sebagai tempat sirkulasi
udara. Jika pot tersebut tidak memiliki lubang, maka pembuatan lubang harus dibuat sendiri
menggunakan bor atau alat lain.
Alat dan bahan yang dibutuhkan, antara lain:
a) Pot, dasarnya diberi lubang-lubang kecil.
b) Kerikil
c) Pasir
d) Kapur
e) Sampah organik yang telah dipilah, dibersihkan dan dicacah.
f) Tanah
g) Sekop kecil
Cara pengerjaan:
a) Masukkan kerikil ± 4 cm ke dalam pot.
b) Masukkan pasir ± 3 cm pasir di atas kerikil.
c) Masukkan tanah 5 cm.
d) Masukkan sampah organik, jangan terlalu tebal.
e) Tutup dengan kapur dan kotoran ternak jika ada.
f) Tutup atasnya dengan tanah lagi.
Mudah kan? Jika ingin menambahkan sampah lagi tinggal letakkan saja diatasnya dan ulangi
langkah c sampai f. Penambahan sampah dapat dilakukan sampai pot penuh. Jangan lupa,
selama proses kompos berlangsung tanahnya harus dijaga agar kelembabannya tetap. Tidak
boleh terlalu kering atau basah dan diaduk beberapa kali.
Happy composting!

12. Keranjang ‘Ajaib’ Takakura

Keranjang ‘Ajaib’ Takakura

Hello!
Ternyata kompos dapat sambutan lebih di blog ini. So, untuk beberapa orang bertanya
bagaimana cara buat kompos sederhana selain metode karung, mungkin bisa mencoba yang
ini.

1
Keranjang Takakura
Oke, yang ini adalah teknologi pembuatan kompos yang ditemukan Bapak Takaura dari
Jepang. Metode ini diperoleh dari hasil penelitian, dan sudah diuji coba dengan hasil
memuaskan.
Keranjang Takakura punya beberapa kelebihan dibandingkan dengan komposter lain.
1. Tidak bau dan mengundang lalat.
2. Dapat ditempatkan didalam rumah (tapi sebaiknya nggak ditempatkan di ruang makan
atau kamar tidur, ya…).
3. Dapat digunakan selama beberapa minggu tanpa mengeluarkan isinya sampai dengan
kompos matang. Dengan keranjang ajaib ini, komposter akan lebih lama penuh karena
sampah organik cepat susut.
4. Mudah, bersih dan praktis.
Untuk memulainya ita memang butuh ekstra modal untuk alat dan bahan. Tapi jangan
khawatir, kalau kita reatif, semuanya akan jadi mudah. Setuju?!
Nah, bahan dan alat yang dibutkan untuk membuat “Keranjang Ajaib” ini adalah
- keranjang plastik yang tepinya berlubang (maksudnya mempunyai rongga-rongga udara di
sekelilingnya). Buat lubang-lubang kecil di bagian dasarnya sebagai rongga udara.
- kardus bekas untuk menutup dasar, dan sisi-sisi keranjang.
- sekam atau sabut kelapa. Sekam/sabut tersebut dimasukkan ke dalam kain berpori seperti
kain untuk mengukus nasi dan bentuk seperti bantal sesuai ukuran dasar keranjang. Buat
dua buah.
- kompos yang sudah jadi 1/5 tinggi keranjang, untuk starter.
- sampah dapur/sampah halaman yang sudah dipilah dan dipotong kecil-kecil.
Cara membuatnya
- Masukkan kardus bekas di dasar dan sekeliling keranjang plastik.
- Masukkan satu bantal sekam/sabut kelapa (dasar keranjang-kardus-bantal sekam).
- Kemudian masukkan kompos yang sudah jadi.
- Masukkan sampah organik yang telah dipilah dan dipotong kecil-kecil di atas kompos.
- Aduk setiap penambahan sampah organik di hari berikutnya.
Mudah kan? Oh ya, ada hal yang harus diingat. Sampah tulang, daging dan yang berbau
menyengat tidak boleh dimasukkan dalam Keranjang Takakura, soalnya bisa bikin bau dan
timbul lalat/belatung.

13. Fungi (Kapang) Pelarut Fosfat

Pikovskaya, seorang peneliti Rusia, pada tahun 1948 mengisolasi bakteri yang dapat
melarutkan fosfat. Bakteri ini kemudian diberi nama bakteri P (Bacillus megaterium var.
phosphaticum). Penelitian-penelitian selanjutnya banyak menemukan mikroba pelarut
fosfat dari kelompok bakteri, aktinomicetes, dan fungi. Fungi pelarut fosfat yang ditemukan
adalah dari genus Aspergillus dan Penicillium. Sedangkan dari bakteri dan aktinomicetes
yang dominan melarutkan fosfat dari genus Bacillus, Pseudomonas dan Streptomyces.
Daftar fungi yang dilaporkan dapat melarutkan fosfat dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

1
Tabel 1. Daftar Fungi Pelarut Fosfat yang Pernah Dilaporkan

Fungi Referensi

Penicillium, Aspergillus
Speber, 1959

Acrotecium, Aspergillus, Cephalosporium, Fusarium,


Paecilomyces, Penicillium, Phoma, Rhizoctonia
Subba Rao, 1983

Aspergillus niger, A. candidus, A. flavus, A. ustus,


Cyndrocladium sp, Fusarium solani, F. oxysporum, Gliocladium sp,
Mortierella nana, M. longicollis, Penicillium sp, P. janthinellus,
Pythium iregulose, Rhizoctonia solani, R. praticola, Sclerotium
rolfsii, Trichoderma viridae, Verticillium alba-atrum
Agnihotri, 1970

Aspergillus awamori
Goyal, 1983

Cylindrocarpon abtusisporum, Spegazzinia tessarthra,


Scopulariopsis brumtii, Phoma exigua, Eladia roccula, Curvularia
lunata, Myrothecium roridum, Humicola fuscoartra, Robillardo
sessilis, Gliomastrix murorum, Syncepholastrum racemosum,
Peniconia cambrensis, Cladosporium sphaerospermum, Scolecobasidium
viriable
Surange, 1985

Aspergillus, Penicillium, Phialotubus


Thomas et al, 1985

A. niger, A. fumigatus, A. regulosus, A. terreus, Penicillium,


Acrophialophora, Alternaria
Tarafdar et al. 1992

P. bilaji
Goos et al 1994

A. niger, P. citrinum
Omar, 1998

Trichoderma harzianum Rifai


Altomare et al, 1999

1
A. asculeatus
Narsian & Patel, 2000

P. variabile P16
Fenice et al, 2000

Habitat Fungi Pelarut Fosfat

Sampai saat ini fungi pelarut fosfat yang berhasil diisolasi berasal dari tanah, tetapi tidak
menutup kemungkinan diisolasi dari habitat lain. Beberapa peneliti telah mengisolasi fungi
pelarut fosfat dari daerah rizosfer (daerah sekitar perakaran), rishoplen (daerah permukaan
akar), dan nonrizosfer (Premono et al, 1994; Katznelson dan Bose, 1959). Premono et al
(1994) mengemukakan bahea dari 219 isolat mikroba pelarut fosfat yang ditemukan 80%-
nya terdapat di daerah rizosfer sedangkan sisanya dari rizoplen. Di daerah rizosfer fungi
pelarut fosfat lebih banyak ditemukan daripada bakteri, sebaliknya di daerah rizoplen
bakteri pelarut fosfat lebih banyak ditemukan daripada fungi. Hasil yang sama diperoleh
oleh Kucey (1983), bahwa 60% dari isolat mikroba pelarut fosfat didapatkan di daerah
rizosfer adalah fungi dan 0,1% dari jumlah total fungi tanah dapat melarutkan fosfat.
Thomas et al 91985) mengemukakan bahwa tanah lateritik, aluvial, dan lempung lebih
banyak mengandung fungi pelaruf fosfat daripada tanah pasir. Salih et al (1989) menduga
bahwa perbedaan jumlah fungi pelafut fosfat di dalam tanah yang berbeda berhubungan
dengan kandungan bahan organik yang ada di dalam tanah tersebut.
Mekanisme Pelarutan Fosfat

Mikroba pelarut fosfat (P) di dalam aktivitasnya akan membebaskan sejumlah asam-asam
organik. Asam-asam organik yang dihasilkan antara lain adalah asam sitrat, glutamat,
suksinat, laktat, oksalat, gioksalat, malat, fumarat, tartarat, a-ketobutirat, 2-ketoglutarat
(Rao, 1983; Kucey, 1983). Asam-asam tersebut, terutama sitrat dan oksalat dihasilkan dalam
jumlah besar pada medium pertumbuhan fungi pelarut fosfat (Banik dan Day, 1982;
Cunningham dan Kuiack, 1992). Meningkatnya asam-asam organik tersebut biasanya diikuti
dengan penurunan pH yang tajam, sehingga diikuti dengan pelarutan P dari sumber-sumber
yang sukar larut. Di samping karena penurunan pH, maka kecenderungan Ca2+, Mg2+, Fe2+,
dan Al2+ yang membentuk kelat dengan asam-asam organik akan membebaskan P menjadi
ion fosfat (Rao, 1982).

14. Pupuk Organik Granul Premium

Pupuk organik granul (POG) memang sedang ‘naik daun’ beberapa waktu ini. Salah satu
sebabnya adalah dukungan pemerintah untuk memberikan subsidi POG. Banyak sisi
positifnya, tetapi sisi negatifnya ada juga. Salah satu sisi negatifnya adalah banyak POG yang
dibuat asal-asalan, yang penting memenuhi spek, dapat untung, ngak peduli dengan
kualitasnya. Broker-broker POG berkeliaran di mana-mana, pengusaha POG skala kecil yang

1
tidak paham bisa kena getahnya. Yang dapat PO-pun yang penting memenuhi komitmennya,
yang kadang-kadang tidak peduli dengan kualitas POG.

Lupakan saja POG itu, sekarang mencoba untuk berangan-angan untuk membuat POG
kualitas premium. Bagi pengusaha yang memiliki visi jangka panjang POG Premium adalah
kunci untuk sukses di bisnis POG.

POG Premium yang saya maksud di sini adalah POG yang memiliki kualitas sangat baik,
komposisi lengkap, kualitas terjamin dan terbukti di lapangan. POG Premium bisa dibuat
dengan beberapa cara:

1. Menggunakan Bahan Baku Kompos Grade A


Banyak POG dibuat dengan kompos abal-abal, alias kompos mentah. Kompos yang baik
adalah kompos yang dibuat dengan proses pengomposan yang sempurna, menggunakan
dekomposer yang bagus, dan waktunya cukup. Bahan untuk membuat kompos pun adalah
bahan organik yang terjamin tidak terkontaminasi oleh bahan B3. Misalnya, kompos yang
dipakai bukan dari TPA, sampah kota, sampah rumah tangga, atau sampah industri yang
menggunakan bahan berbahaya. Sebaiknya kompos dibuat dari sampah daun, limbah
agroindustri, atau pupuk kandang sapi, kambing, dll.
Salah satu parameter kualitas kompos adalah rasio C/N yang cukup rendah. Selain itu,
kompos yang baik memiliki kandungan asam humat dan asam fulvat yang cukup tinggi.
Kandungan unsur haranya lengkap, baik unsur makro maupun unsur mikro. Kompos bisa
juga dibuat dengan mencampurkan kompos dari beberapa bahan, misalkan kompos dari
kotoran sapi dikombinasikan dengan kompos dari limbah padat organik pertanian.
Kompos yang baik juga tidak mengandung mikroba-mikroba patogen untuk tanaman,
maupun benih-benih gulma.
POG juga bisa dikombinasikan dengan bahan-bahan lain yang kaya hara, seperti: fosfat
alam, dolomit, zeolit, atau bahan-bahan lain.

2. Diperkaya dengan mikroba biofertilizer.


Saat ini ada kecenderungan untuk mengkombinasikan pupuk organik dengan pupuk bio
(biofertilizer). Secara teori memang memungkinkan untuk memperkaya pupuk organik
dengan biofertilizer. Banyak mikroba yang bisa perperan sebagai biofertilizer. Kelompok
umum mikroba ini adalah: mikroba penambat N (simbiotik maupun non simbiotik), pelarut
P, pelarut K, mikoriza, PGPR, biocontrol, dll. Mikroba yang dipakai untuk biofertilizer harus
mikroba unggul. Mikroba yang telah melewati serangkaian seleksi dan ujicoba dengan
metode yang sahih, sehingga ketika ditambahkan ke dalam POG mikroba-mikroba ini benar-
benar bisa berfungsi dengan maksimal.
Penambahan mikroba juga akan menambah biaya. Apalagi jika ada banyak mikroba yang
ditambahkan akan semakin meningkatkan biaya. Jadi penambahan mikroba harus benar-
benar selektif.
Salah satu kesulitan penambahan mikroba yang lain adalah kompatibilitas antar mikroba.
Dalam penambahan mikroba tidak berlaku rumus matematika 1 + 1 = 2, bahkan kadang-
kadang 1 + 1 = – 2. Ini tantangan tersendiri.

3. Penambahan Hormon Nabati


Saat ini banyak beredar hormon tanaman yang berasal dari ekstrak tanaman, fermentasi

1
ekstrak tanaman, sari hewan atau yang lainnya. Banyak sekali beredar di pasaran pupuk
organik cair yang dibuat dengan cara ini dan terbukti di lapangan. Mungkin ada manfaatnya
mengabungkan hormon nabati dengan POG. Dengan konsentrasi yang pas, penambahan
POC bisa meningkatkan kualtias POG. Siapa tahu?

***
Formula POG Premium harus sudah teruji di lapangan. Penambahan bahan-bahan di atas
secara serampangan bisa berakibat sebaliknya, bukan POG Premium tetapi POG Dodol.
Biarlah tanaman yang menjadi jurinya. POG Premium yang benar-benar premium akan
menunjukkan efek positif pada tanaman. Seberapa besar efek positif itu, sebesar itu pula
kualitas POG Premium ini. Selamat meramu POG Premium.

15. Pemanfaatan Jerami Padi sebagai Pupuk Organik In Situ untuk


Mengurangi Penggunaan Pupuk Kimia dan Subsidi Pupuk

jerami dari sisa panen padijerami dari sisa panen padi


Makalah disampaikan pada diskusi dengan Sekretaris Menteri Pertanian, Dr. Abdul Munif, di
Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta, Kamis, 7 Mei 2009

Pendahuluan

Permasalahan pupuk hampir selalu muncul setiap tahun di negeri ini. Permasalahan
tersebut antara lain adalah kelangkaan pupuk di musim tanam, harga pupuk yang
cenderung meningkat, beredarnya pupuk palsu, dan beban subsidi pemerintah yang
semakin meningkat. Beberapa upaya dan program telah digulirkan oleh pemerintah melalui
Departemen Pertanian RI. Sebagai contoh, subsidi pupuk kimia untuk petani, namun
implementasi di lapangan masih banyak penyelewengan yang merugikan petani dan
pemerintah.

Alternatif pupuk kimia adalah pupuk organik. Petani di dorong untuk menggunakan pupuk
organik sebagai penganti/alternatif pupuk kimia. Baru-baru ini Deptan juga mengeluarkan
kebijakan untuk memberikan subsidi pupuk organik. Penyediaan pupuk organik diserahkan
kepada BUMN atau perusahaan pupuk besar dengan mekanisme penyediaan yang mirip
dengan pupuk kimia. Dikawatirkan masalah yang terjadi pada pupuk kimia akan terulang
pada penyediaan pupuk organik granul ini apabila masih melibatkan perusahaan-
perusahaan pupuk kimia. Beberapa tahun sebelumnya pemerintah juga pernah
mengeluarkan program GO ORGANIK 2010, tetapi gaung program ini seperti kurang
terdengar.

Penggunaan pupuk kimia secara intensif oleh petani selama beberapa dekade ini

1
menyebabkan petani sangat tergantung pada pupuk kimia. Di sisi lain, penggunaan pupuk
kimia juga menyebabkan kesuburan tanah dan kandungan bahan organik tanah menurun.
Petani melupakan salah satu sumber daya yang dapat mempertahankan kesuburan dan
bahan organik tanah, yaitu: JERAMI. Pemanfaatkan jerami sisa panen padi untuk kompos
secara bertahap dapat mengembalikan kesuburan tanah dan meningkatkan produktivitas
padi.

Diperkirakan kandungan bahan organik di sebagian besar sawah di P Jawa menurun hingga
1% saja. Padahal kandungan bahan organik yang ideal adalah sekitar 5%. Kondisi miskin
bahan organik ini menimbulkan banyak masalah, antara lain: efisiensi pupuk yang rendah,
aktivitas mikroba tanah yang rendah, dan struktur tanah yang kurang baik. Akibatnya
produksi padi cenderung turun dan kebutuhan pupuk terus meningkat. Solusi mengatasi
permasalah ini adalah dengan menambahkan bahan organik/kompos ke lahan-lahan sawah.
Kompos harus ditambahkan dalam jumlah yang cukup hingga kandungan bahan organik
kembali ideal seperti semula

Nilai Hara dan Nilai Ekonomi Kompos dari Jerami Padi

Menurut Kim dan Dale (20041) potensi jerami kurang lebih 1,4 kali dari hasil panen. Rata-
rata produktivitas padi nasional adalah 48,95 ku/ha, sehingga jumlah jerami yang dihasilkan
kurang lebih 68,53 ku/ha. Produksi padi nasional tahun 2008 sebesar 57,157 juta ton
(Deptan, 20092), dengan demikian produksi jerami nasional diperkirakan mencapai 80,02
juta ton. Potensi jerami yang sangat besar ini sebagian besar masih disia-siakan oleh petani.
Sebagian besar jerami hanya dibakar menjadi abu, sebagian kecil dimanfaatkan untuk pakan
ternak dan media jamur merang.

Pemanfaatan jerami dalam kaitannya untuk menyediakan hara dan bahan organik tanah
adalah merombaknya menjadi kompos. Rendemen kompos yang dibuat dari jerami kurang
lebih 60% dari bobot awal jerami, sehingga kompos jerami yang bisa dihasilkan dalam satu
ha lahan sawah adalah sebesar 4,11 ton/ha. Andaikan semua jerami dibuat kompos akan
dihasilkan kompos sebanyak 48,01 juta ton secara nasional.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia
(BPBPI) kandungan hara kompos jerami adalah sebagai berikut:
Rasio C/N 18.88
C- organik (%) 35.11
N (%) 1.86
P2O5 (%) 0.21
K2O (%) 5.35
Kadar air (%) 55%

*) data kandungan hara berdasarkan berat kering kompos

Dari data analisa di atas, kompos jerami memiliki kandungan hara setara dengan 41,3 kg
Urea, 5.8 kg SP36, dan 89,17 kg KCl per ton kompos atau total 136,27 kg NPK per ton
kompos kering. Jumlah hara ini kurang lebih dapat memenuhi lebih dari setengah
kebutuhan pupuk kimia petani. Di tingkat nasional, potensi nilai hara dari kompos jerami

1
adalah setara dengan 1,09 juta ton Urea, 0,15 juta ton SP36, dan 2,35 juta ton KCl atau total
3,6 juta ton NPK. Jumlah ini kurang lebih 45% dari konsumsi pupuk nasional yang mencapai
7,9 juta ton tahun 2007 (APPI, 20093). Jika kandungan hara ini dinilai dengan harga pupuk
kimia (HET4), maka kompos jerami secara nasional bernilai Rp. 5,42 Trilyun.

Kompos jerami memiliki potensi hara dan nilai ekonomi yang sangat besar. Pemanfaatan
kompos jerami ini oleh petani dapat menghemat pengeluaran negara untuk subsidi pupuk
dan mengurangi konsumsi pupuk kimia nasional. Namun, potensi ini sepertinya kurang
mendapatkan perhatian dari pemerintah, khususnya Departemen Pertanian.
Strategi Pemanfaatan Jerami Padi sebagai Pupuk Organik

Beberapa waktu sebelumnya pengomposan jerami pernah digalakkan, namun program ini
kurang berjalan dengan baik karena beberapa hal. Salah satunya adalah teknik
pengomposan yang tidak sederhana dan menyulitkan petani. Misal, anjuran untuk
mencacah jerami sebelum dibuat kompos dengan mesin cacah. Cara ini mudah dilakukan
apabila tersedia mesin cacah dan lokasinya dekat. Apabila lokasi sawah jauh dari jalan,
seperti di Kerawang atau Karanganyar, petani tidak mungkin membawa mesin cacah ke
tengah sawah. Akhirnya petani tidak mau untuk membuat kompos jerami.

Pembuatan kompos jerami dianjurkan untuk menambahkan pupuk kandang atau beberapa
bahan tambahan lain, seperti: kapur, molasses, dan lain-lain. Pupuk kandang tidak selalu
tersedia dalam jumlah cukup, demikian pula molasses yang tidak tersedia di sebagian besar
wilayah pertanian. Ketidak tersediaan bahan-bahan tambahan tersebut juga membuat
petani tidak mau untuk membuat kompos jerami.

Berdasarkan beberapa pengalaman tersebut di atas, pembuatan kompos jerami harus dapat
dilakukan dengan cara yang sederhana, murah, dan mudah, seperti:

1.Pengomposan jerami dibuat di lokasi di mana jerami di panen.

2.Pengomposan jerami dilakukan tanpa pencacahan dan tanpa penambahan bahan-bahan


lain yang sulit diperoleh oleh petani.

3.Pengomposan jerami dapat dibuat dengan biaya yang semurah mungkin dan tidak
membutuhkan banyak tenaga kerja.

4.Pengomposan jerami tidak memerlukan mesin atau alat yang rumit dan mahal.
Pengomposan jerami harus bisa dibuat dengan peralatan sederhana yang tersedia di sekitar
sawah atau mudah diperoleh oleh petani.

Secara alami proses pengomposan jerami akan berlangsung dengan sendirinya apabila
kondisinya ideal, seperti kadar air yang cukup (kurang lebih 60%) dan aerasi yang lancar.
Proses alami pengomposan jerami kurang lebih dua hingga tiga bulan. Untuk mempercepat
proses pengomposan jerami dapat ditambahkan aktivator pengomposan. Penambahan
aktivator pengomposan dapat mengurangi lama pengomposan hingga tiga sampai empat
minggu. Waktu pengomposan ini kurang lebih sama dengan waktu jeda antara panen
dengan waktu tanam berikutnya.

1
Multimanfaat Pemanfaatan Jerami Padi sebagai Pupuk Organik

Manfaat kompos jerami tidak hanya dilihat dari sisi kandungan hara saja. Kompos juga
memiliki kandungan C-organik yang tinggi. Penambahan kompos jerami akan menambah
kandungan bahan organik tanah. Pemakaian kompos jerami yang konsisten dalam jangka
panjang akan dapat menaikkan kandungan bahan organik tanah dan mengembalikan
kesuburan tanah.

Bahan organik tanah menjadi salah satu indikator kesehatan tanah karena memiliki beberapa
peranan kunci di tanah. Peranan-peranan kunci bahan organik tanah dapat dikelompokkan menjadi
tiga kelompok5, yaitu:

A. Fungsi Biologi:
menyediakan makanan dan tempat hidup (habitat) untuk organisme (termasuk mikroba)
tanah
menyediakan energi untuk proses-proses biologi tanah
memberikan kontribusi pada daya pulih (resiliansi) tanah

B. Fungsi Kimia:
merupakan ukuran kapasitas retensi hara tanah
penting untuk daya pulih tanah akibat perubahan pH tanah
menyimpan cadangan hara penting, khususnya N dan K

C. Fungsi Fisika:
mengikat partikel-partikel tanah menjadi lebih remah untuk meningkatkan stabilitas struktur
tanah
meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air
perubahahan moderate terhadap suhu tanah
Fungsi-fungsi bahan organik tanah ini saling berkaitan satu dengan yang lain. Sebagai contoh
bahan organik tanah menyediakan nutrisi untuk aktivitas mikroba yang juga dapat
meningkatkan dekomposisi bahan organik, meningkatkan stabilitas agregat tanah, dan
meningkatkan daya pulih tanah.

Penggunaan kompos jerami secara rutin dapat menurunkan penggunaan pupuk kimia,
seperti yang telah dibuktikan oleh Bp. H. Zakaria, KTNA Kab. Bogor. Bertahun-tahun
sebelumnya Pak H. Zaka menggunakan pupuk kimia sebanyak 150 – 200 kg NPK/ha. Setelah
menggunakan kompos jerami selama kurang lebih 5 – 6 kali musim tanam dosis pupuk kimia
dapat dikurangi hingga dosis 75 kg NPK/ha. Produksi padi cenderung tetap, tetapi kualitas
padi yang dihasilkan meningkat, seperti: padi lebih pulen dan tidak cepat basi.
Tantangan-tantangan Pemanfaatan Jerami oleh Petani

Petani Indonesia memiliki kebiasaan membakar jerami sisa-sisa panen. Alasannya adalah

1
lebih cepat dan murah untuk membersihkan sisa panen tersebut. Kebiasaan ini tidak mudah
dirubah. Petani juga memiliki karakter untuk melihat bukti terlebih dahulu kemudian baru
mengikuti.

Menggalakkan kompos jerami ke petani memerlukan usaha yang komprehensif dan


berkesinambungan. HMP menyarankan Departemen Pertanian (Deptan) untuk membuat
sebuah program penggalakkan penggunaan kompos jerami. Program ini meliputi semua
aspek antara lain: perangkat kebijakan, diseminasi, transfer teknologi, penyediaan sarana,
dan pendampingan petani untuk membuat kompos jerami.

16. TEKNOLOGI PERTANIAN


Pupuk Ion dari Urine Manusia

Jumat, 22 Januari 2010 | 05:17 WIB

Nawa tunggal

Penamaan jenis pupuk cair organik ini tergolong unik. Namanya, Pupuk Ion Organik 200
Watt. Pupuk ini berupa pupuk cair berbahan dasar urine manusia dicampur dengan cairan
glukosa dan bakteri fermentor yang kemudian memiliki daya hantar listrik tinggi sampai 200
watt.

Semakin tinggi daya hantar listriknya semakin baik karena makin mudah diserap tumbuhan,”
ujar

penemu pupuk tersebut, Soelaiman Budi Sunarto (47), Kamis (21/1) di Jakarta.

Pengembangan jenis pupuk ini menjadi

satu di antara 101 inovasi terpilih pada tahun 2009 oleh lembaga intermediasi Business
Innovation Center (BIC). Pengembangan pupuk itu sendiri dimulai Budi sekitar tahun 2006 di
Desa Doplang, Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah.

Pengembangannya menggunakan bahan-bahan organik yang mudah ditemui di pedesaan.


Pupuk ini sudah diuji coba di laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
(UNS) Surakarta, terbukti memiliki kandungan nitrogen yang tinggi.

Manfaatnya, tanaman akan tumbuh dengan akar yang kuat sehingga menunjang
pertumbuhan dengan baik. Budi mengatakan, pupuk ini sangat baik untuk segala jenis
tanaman, termasuk umbi-umbian, seperti wortel, kentang, ubi-ubian, dan bawang.

Pupuk ion organik ini mengandung bakteri pengurai yang juga bermanfaat untuk
pencernaan ternak. Menurut Budi, pupuk cair ini pun baik dipakai untuk penggemukan sapi.

1
”Bakteri pengurai yang ’mati suri’ itu akan hidup pada saat masuk ke alat pencernaan
binatang yang hangat. Bakteri akan bekerja membantu mempercepat penguraian zat
makanan yang masuk,” ujar Budi.

Cara pembuatan

Bahan dasar urine manusia dipilih untuk pupuk Ion Organik 200 Watt. Urine, dikatakan Budi,
memiliki unsur nutrisi yang paling baik karena makanan yang dikonsumsi manusia termasuk
paling lengkap, sebagai pemakan daging sekaligus tumbuh-tumbuhan.

Untuk mengoptimalkan hasil pun dipilih urine pagi hari selepas bangun tidur ketika kalori
belum banyak dilepaskan. Tetapi, untuk memperoleh kuantitas makin banyak pada
prinsipnya bisa menggunakan urine apa saja, termasuk urine hewan-hewan ternak.

Cara pembuatannya sangat sederhana. Dengan komposisi urine dan cairan mengandung
glukosa masing-masing 50 persen, lalu ditambahkan fermentor. Kemudian diaduk selama 30
menit.

Cairan yang mengandung glukosa itu bisa diperoleh dari air kelapa atau air limbah tahu.
Kalau tidak, cairan itu bisa dibuat dengan gula merah.

Hasil adukan urine, cairan glukosa, dan fermentor selama 30 menit itu kemudian dikemas
dalam wadah yang tertutup rapat, kemudian didiamkan. Setelah didiamkan satu minggu,
dibuka sebentar lalu diaduk satu kali saja. Setelah itu ditutup lagi rapat-rapat selama tiga
minggu.

Setelah tiga minggu itu pupuk Ion Organik 200 Watt pun jadi dan siap dikemas.
Pengemasannya pun harus dalam wadah yang tertutup rapat-rapat.

Cara menguji kemampuan menghantar listriknya, yaitu dengan mengalirkan listrik ke dalam
cairan pupuk untuk menyalakan beberapa lampu, misalnya lima lampu dengan masing-
masing daya 40 watt. Lampu itu akan menyala dengan sempurna. Jika hanya meredup,
kualitas pupuk kurang bagus.

Pemakaian pupuk Ion Organik 200 Watt dengan cara disemprotkan ke tanaman supaya
mudah diserap daun. Komposisi volume pupuk 1 mililiter untuk 1 liter air bersih.

Fermentor mengandung organisme bakteri pengurai mudah diperoleh di toko-toko


pertanian. Tetapi, Budi menyarankan, untuk menghemat biaya lebih baik membuat sendiri.

Caranya tidak terlalu rumit. Pembuatan fermentor pertama kali dengan mengambil kotoran
sapi yang masih berada di dalam usus sapi bagian tengah.

”Kotoran itu belum sepenuhnya menjadi kotoran yang akan dikeluarkan dari dalam tubuh
sapi. Ini dipilih karena memiliki kandungan bakteri pengurai yang paling banyak,” ujar Budi.

Kotoran pada usus sapi kemudian dicampuradukkan dengan serbuk gergajian kayu atau

1
sekam padi yang sudah digiling atau bekatul. Proses pencampuran di udara terbuka, tetapi
tidak boleh terkena sinar matahari langsung.

Setelah tercampur, didiamkan selama 21 hari. Tetapi, setiap tujuh hari harus dibolak-balik.
Setelah 21 hari sudah menjadi biang fermentor yang mengandung bakteri pengurai yang
siap dicampurkan dengan cairan glukosa dan urine.

”Bagian biang fermentor cukup 20 persen saja,” kata Budi. Cairan urine dan cairan glukosa
masing-masing 50 persen itu kemudian ditambah fermentor, lalu diaduk-aduk cukup lama
sampai 30 menit. Selesai diaduk, ditutup rapat-rapat dan didiamkan. ”Jika kurang rapat,
akan tumbuh belatung yang ukurannya bisa sampai ukuran jari kelingking orang dewasa.
Saya pernah menggoreng dan memakannya. Enak,” ujar Budi.

Setelah didiamkan satu minggu, dibuka untuk diaduk satu kali saja. Kemudian ditutup rapat-
rapat lagi dan diamkan selama tiga minggu dan siap dikemas.

Pupuk Ion Organik 200 Watt harus dikemas rapat agar bisa dipakai sampai tiga tahun
kemudian. Aromanya tak lagi pesing. Budi juga memproduksi pupuk ini dengan campuran
delapan jenis rempah meliputi jahe, lengkuas, daun pepaya, merica, kemiri, cabai, bawang
merah, dan bawang putih.

You might also like