You are on page 1of 5

DESAIN EKSPERIMENTAL SEBENARNYA

(True-Experimental Design)

Desain eksperimental yang sebenarnya melengkapi kekurangan dari dua

desain yang telah dibahas sebelumnya. Desain eksperimental yang sebenarnya

melaksanakan kelompok control maupun cara mengukur perubahan yang muncul

dalam kedua kelompok. Dalam arti ini, kita berusaha mengontrol semua variabel

yang mencampuri, atau paling tidak memerhatikan pengaruhnya, sementara berusaha

menentukan jika perlakuanlah yang benar-benar menyebabkan perubahan.

Eksperimen yang sebenarnya sering dianggap sebagai satu-satunya metode penelitian

yang dapat secara tepat mengukur hubungan sebab dan akibat. Berikut ini adalah

beberapa jenis desain true-experimental.

1. Desain Kelompok Kontrol Prates-Postes (The Pretest-Posttest Control

Group Design)

Desain ini merupakan yang paling efektif dalam istilah penunjukan

hubungan sebab akibat, tetapi yang juga paling sulit dilakukan. Desain ini

(Pretest-Posttest equivalent group design) melengkapi kelompok control maupun

pengukuran perubahan, tetapi juga menambahkan suatu prates untuk menilai

perbedaan antara kedua kelompok sebelum studi dilakukan. Untuk melaksanakan

desain ini pada studi pengalaman kerja, kita memilih mahasiswa suatu akademi

secara random kemudian menempatkan mahasiswa yang telah dipilih ke dalam

salah satu kelompok dengan menggunakan penempatan secara random.


Kemudian kita akan mengukur peringkat semester setiap kelompok sebelumnya

untuk memperoleh rata-rata peringkat. Perlakuan atau suatu pengalaman kerja

kemudian diaplikasikan pada salah satu kelompok dan suatu control diapliksikan

pada kelompok yang lain.

Adalah penting bahwa kedua kelompok diperlakukan dengan cara yang

sama untuk mengontrol seperti sebagai sosialisasi, demikian pula kita dapat

mengizinkan kelompok control kita utnuk berperan serta dalam berbagai kegiatan,

seperti liga sepak bola sementara kelompok yang lain berperan serta dalam

program pengalaman kerja. Pada akhir semester, eksperimen akan berakhir dan

selanjutnya peringkat semester akan diperoleh dan dibandingkan. Jika kita

menemukan bahwa perubahan dala, peringkat untuk kelompok eksperimen

berbeda secara signifikan dari perubahan pada kelompok control, kita dapat

mengatakan bahwa satu semester program pengalaman kerja dibandingkan satu

semester tanpa aktivitas yang berhubunganh dengan pengalaman kerja

menghasilkan perbedaan peringkat yang signifikan.

2. The Posttesst-Only Control Group Design

Randomisasi dan perbandingan kedua kelompok control dan kelompok

eksperimental digunakan dalam jenis desain ini. Setiap kelompok, yang dipilih

dan ditempatkan secara random diberi perlakuan atau beberapa jenis control.

Postes kemudian diberikan kepada setiap subjek untuk menentukan jika ada

perbedaan antara kedua kelompok. Sementara desain ini mendekati metode yang
paling baik, ia mempunyai kelemahan sedikit pada pengukuran prates. Sulit

menentukan jika perbedaan pada akhir studi merupakan perbedaan actual dari

kemungkinan perbedaan pada permulaan studi. Dengan kata lain, randomisasi

baik untuk mencampur subjek, tetapi tidak dapat menjamin kita percampuran ini

benar-benar menciptakan kesamaan antara kedua kelompok.

3. Desain Solomon Empat Kelompok (The Solomon Four-Group Design)

Desain ini melibatkan penempatan subjek secara random pada salah satu

dari empat kelompok. Dua kelompok diberi prates dan kedua kelompok tidak;

satu dari kelompok prates dan satu dari kelompok nonprates diberi perlakuan

eksperimental. Keempat kelompok diberi postes. Desain ini merupakan

kombinasi dari desain kelompok control prates-postes (the pretest-posttest

equivalent group design) dan desain kelompok control dengan hanya postes (the

posttest-only equivalent group design). Masing-masing memiliki sumber

ketidakvalidan (interaksi perlakuan-prates dan mortalitas, masing-masing).

Kombinasi dua desain ini menghasilkan desain yang mengontrol interaksi

perlakuan-prates dan mortalitas. Cara yang benar untuk menganalisis data yang

dihasilkan melalui aplikasi desain ini adalah menggunakan analisis varian

factorial 2 X 2. Dua variabel bebas adalah variabel perlakuan dan variabel prates;

dengan kata lain, apakah suatu kelompok diberikan prates atau tidak adalah

variabel bebas, hanya ia karena variabel eksperimental. Analisis vaktorial

mengatakan pada peneliti apakah perlakuan efektif dan apakah ada interaksi
antara perlakuan dan prates. Untuk meletakannya sesederhana mungkin, jika

kelompok eksperimental yang diberi prates berperilaku secara berbeda pada

postes daripada kelompok yang tidak diberi prates, maka terawatt kemungkinan

suatu interaksi prates-perlakuan. Jika tidak ditemukan interaksi, kemudian peneliti

dapat lebih percaya pada generalisasi perbedaan perlakuan.

Kesalahpahaman umum dikalangan peneliti pemula adalah bahwa karena

desain Solomon empat kelompok mengontrol banyak sumber ketidakvalidan, ia

merupakan desain yang paling baik. Ini tidak benar. Untuk suatu hal, desain ini

memerlukan dua kali lebih banyak subjek untuk desain eksperimental yang

sebenarnya, dan subjek tersebut sering sukar didapat. Oleh karena itu, jika

mortalitas tidak menjadi masalah, dan data prates tidak diperlukan, maka desain

dengan hanya postes mungkin yang terbaik; jika interaksi prates perlakuan tidak

mungkin, dan testing merupakan bagian yang normal lingkungan subjek, maka

desain kelompok control prates-postes barangkali yang terbaik. Desain mana yang

terbaik tergantung pada hakikat studi dan kondisi tempat penelitian dilakukan.

Desain penelitian eksperimental yang sebenarnya di atas dapat digambarkan

dalam diagram-diagram berikut.


Pretest Posttest Equivalent Groups
R 01 X 02
R 01 X 0 2

Posttest Equivalent Groups


R X 02
R X 02
The Solomon Four-Group Design
R 01 X 0 2
R 01 - 0 2
R - X 02
R - - 02
Keterangan:
X : Perlakuan
01 : Prates
02 : Postes
R : Randiomisasi

Gambar 3.2 Desain Eksperimental yang Sebenarnya

You might also like